bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 ...4.3 deskripsi hasil penelitian pada sub bab hasil...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perumahan PandauJaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar
Pandau Jaya adalah salah satu perumahan yang ada di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Perumahan
Pandau Jaya ini terletak di jalan Kapling Bencah Limbat, Kelurahan Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten
Kampar Riau. Perumahan Pandau Jayadi dalamnya terbagi lagi ataslimaperumahanyaitu terdiri dari
perumahanmutiara hati, perumahan gading,perumahan pandau indah, perumahan bafanda cluster, perumahan griya.
Penlitian ini dilakukan dilokasi perumahan mutiara hati yang terletak di jalan raya pandau permaiperumahan
mutiara hati RT 002 / RW 004 kode pos 28452.Perumahan mutiara hati memiliki jumlah kepala keluarga berjumlah
149 kepala keluarga.Perumahan mutiara hati sangat strategis dan tidak jauh dari jalan masuk perumahan.
Perumahaninilah terdapat aktivitas keseharian anak dalamkegiatan keseharian dan bermain.Beberapa keluarga
di perumahanPandau Jaya ini terdapat orang tua anak yang membolehkan anak menggunakan gadget.Kegiatan
keseharian penggunaan gadgetoleh anak di perumahanPandau Jaya ini banyak disebabkan dari lingkungan
perumahan sendiri dikarenakan zaman teknologi yang semakin canggihmembuat gadget sudah tidak asing lagi bagi
anak. Berikut tampilan gambar keadaan di Perumahan Pandau Jaya Kelurahan Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu,
Kabupaten Kampar Riau.
Gambar 4.1
4.2 Deskripsi Informan Penelitian
Deskripsi informan adalah gambaran orang-orang yang memberikan informasi atau data di Perumahan
PandauJaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Terdapat beberapa informan penelitiandiantaranya:
1)Informan Pertama yaitu IbuIndriani merupakan seorang IRT.Ibu Indriani adalah seorangIbu yang berusia 37
tahun, Ibu yang beralamat di jalan raya pandau permai.Ibu yang memiliki anak bernama fadhil berusia 8 tahun ini
mengaku anaknya yang sudah menggunakan gadgetmulaiumur 7 tahun.
2)Informan Kedua yaitu Ibu Nur merupakan seorang Guru SD. Ibu Nur adalah seorang Ibu yang berusia 51 tahun
dan memiliki anak bernama Rifa berusia 10 tahun yang sudah menggunakan gadgetmulaiumur 10tahuninidengan
intensitas menggunakan gadgetcukup tinggi hampir disetiap harinya tanpa ada pembagian waktu tertentudari orang
tua dalam menggunakan gadget.
3)Informan Ketiga yaitu Ibu Desmawati yang merupakan seorang koki yangbekerja di salah satu Hotel Pekanbaru.
IbuDesmawati adalah seorang Ibuyang berusia 42 tahun, dan memiliki anak bernama Adam berusia 10 tahun sudah
menggunakan gadgetdari umur 7 tahun dengan intensitas menggunakan gadget sedang karena ada pembagian
waktudihari sabtudan minggudari orang tua dalam menggunakan gadget.
4) Informan keempat yaitu Ibu Kurniati yang merupakan seorang ibu rumah tangga disalah satu perumahan pandau
jaya, yang berusia 36 tahun dan memiliki 1 orang anak perempuan yang bernama Zahra berumur 10 tahun. Yang
dalam kehidupan sehari- hari anak nya adalah sekolah dan bermain.
5) Informan kelima yaitu Ibu Afrina yang merupakan seorang ibu berusia 38 tahun dan memiliki 1 orang anak
perempuan yang bernama Nayla berumur 9 tahun. Yang dalam kehidupan sehari- hari anak nya adalah sekolah dan
bermain.
6) Informan tambahanpendapat dari Bapak Santoso, Dosen psikologi agama Universitas Muhammadiyah Riau
dengan pertanyaan yang diajukan peneliti yaitu Bagaimanakah pandangan Bapak dalam menangani anak-anak yang
sudah menggunakan gadget?.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub bab hasil penelitian ini, peneliti memaparkan data dari hasil wawancara peneliti dengan kelima
orang informan yang terdiri dari: pertama Ibu Indriani, kedua Ibu Nur, ketiga Ibu Desmawati, keempat Ibu Kurniati,
kelima Ibu Afrina. Data yang peneliti gali dari setiap informan terkait dengan indikator menganalisis perilaku anak
sebagai efek penggunaan media gadget dengan indikator yaitu lingkungan sosial, lingkungan keluarga, dan
lingkungan sekolah Sehingga peneliti bisa mengetahui bentuk perubahan perilaku anak.
4.3.1 Lingkungan keluarga
Pada ilmu pendidikan, keluarga menjadi lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dengan demikian,
dapatlah dikatakan lingkungan keluarga memiliki peran yang utama dalam menentukan perkembangan sosial dan
emosi anak usia dini dikemudian hari dan untuk kehidupan selanjutnya yang akan mereka jalani, dan dilingkungan
keluarga ini lah anak pertama kalinya menerima pendidikan dari orang tuanya atau orang terdekatnya. Orang tua
mereka merupakan pendidik bagi mereka pola asuh orang tua, sikap, serta situasi dan kondisi yang sedang
melingkupi orang tua dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosial dan emosi anak.
Berikut 6 pertanyaan diajukan peneliti:
1. Bagaimana Pengawasan Orang Tua Ketika Anak Menggunakan Gadget?
Informan pertama, Ibu Indriani mengatakan bahwa upaya pengawasan dari orangtua ketika anak
menggunakan gadget adalah dengan memberikan batas waktu bermain gadget. Biasanya saya memberikan waktu
bermain gadget pada anak tidak lebih dari 30 menit sehari.
Menurut Ibu Indriani, Informan Pertama menjelaskan, bahwa:
“Saya sangat ketat untuk menjaga dan mengawasi anak-anak bermain gadget, karna
pengaruh gadget tersebut sangat luar biasa bahkan bisa mempengaruhi tingkah laku
anak” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Pengawasan ketika anak menggunakan gadget seperti melihat apa yang dimainkan
oleh anak” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Memerhatikan anak setiap apa yang dimainkan dari gadget oleh anak” (Wawancara
Peneliti dengan Ibu Desmawati pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa:
“Saya melihat dan mengawasi anak saya ketika bermain gadget dirumah, agar
pengaruhi gadget tidak mempengaruhi perilaku anak” (Wawancara Peneliti dengan
Ibu Kurniati pada tanggal 8 februari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“Saya selalu mengawasi anak saya ketika bermain gadget bila dirumah” (Wawancara
Peneliti dengan Ibu Afrina pada tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dapat berbagai penjelasan mengenai pengawasan orangtua
ketika anak menggunakan gadget. Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa orangtua selalu mengawasi anak
seperti melihat apa yang dimainkan oleh anak ketika anak akan mulai menggunakan gadget.
2. Mengapa Orang Tua Membolehkan Anak Menggunakan Gadget?
Untuk mengetahui jawaban orang tua, peneliti menagajukan pertanyaan“Mengapa orang tua membolehkan anak
menggunakan gadget?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Anak dibolehkan menggunakan gadget karena untuk pengetahuan si
anak.”(Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Membolehkan Anak karena mengikuti perkembangan zaman saat ini yang lebih banyak
menggunakan gadget”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Karena mengikuti perkembangan zaman saat ini membolehkan anak menggunakan
gadget” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Desmawati pada tanggal 27 Desember
2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa :
“Saya mengizinkan anak-anak menggunakan gadget untuk mempermudah
meningkatkan proses dalam pembelajaran” (Wawancara peneliti dengan Ibu Kurniati
pada tanggal 8 Febuari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“Karna bila tidak diberi gadget anak saya gampang marah” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Afrina pada tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa hal dampak positif maupun negatif dari
perilaku anak-anak ibu tersebut terhadap lingkungan keluarganya. Analisa Peneliti dapat menganalisa bahwasannya
efek positif pada anak tersebut adalah untuk mempermudah meningkatkan proses dalam pembelajaran. Efek negatif
adalah Perilaku anak bila tidak diberi gadget anak gampang marah.
3. Adakah Perubahan Perilaku Yang Terjadi Pada Diri Anak Setelah Menggunakan Gadget? (Jika ada, apa
saja contohnya?) (Jika tidak ada, Mengapa?)
Untuk mengetahui penjelasan dari orang tua, Peneliti menagajukan pertanyaan “Adakah Perubahan Perilaku yang
terjadi pada diri Anak setelah menggunakan gadget?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Perubahan perilaku yang khusus tidak ada, ya paling perubahannya cuma bila
dipanggil anak susah merespon atau tidak mendengar bila dipanggil karena terlalu
fokus terhadap gadgetnya” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal
27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Ada sedikit perubahan perilaku, Seperti meniru gaya penyanyi tayangan dari
youtube dan juga suka malas belajar akibat terlalu asik menggunakan gadget”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, informan ketiga, menjelaskan bahwa:
“Perubahan perilaku anak hanya saja pintar mengoperasikan gadget” (Wawancara
Peneliti dengan Ibu Desmawanti pada tangal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa :
“Perubahan perilaku pada diri anak saya jadi pemalas kalau sudah menggunakan gadget
lupa waktu karna terlalu asik menggunakan gadget” (Wawancara Peneliti dengan Ibu
Kurniati pada tanggal 8 febuari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“Perilaku anak saya suka meniru penari akibat dari aplikasi tiktok dari menggunakan
gadget.” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Afrina pada tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa hal dampak positif maupun negatif dari perilaku
anak-anak ibu tersebut setelah bermain dengan gadget terhadap lingkungan keluarganya. Analisa Peneliti dapat
menganalisa bahwasannya efek positif pada anak tersebut adalah anak hanya saja pintar mengoperasikan gadget.
Efek negatif adalah Perilaku anak bila dipanggil anak susah merespon atau tidak mendengar bila dipanggil karena
terlalu fokus terhadap gadgetnya, Perilaku pada anak setelah menggunakan gadget juga suka meniru penyanyi
youtube, dan ada pula yang suka meniru penari dari aplikasi tiktok dari gadget dan ada anak yang juga mulai malas
belajar, Jadi pemalas, dan juga lupa waktu karna terlalu asik menggunakan gadget.
4. Apakah Ada Pembagian Waktu Menggunakan Gadget oleh Anak?
Untuk mengetahui penjelasan dari orang tua, Peneliti menagajukan pertanyaan “Apakah ada pembagian waktu
menggunakan gadget oleh anak?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Pembagian waktu menggunakan gadget oleh anak tidak ada” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Indriani pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Tidak ada Pembagian waktu menggunakan gadget oleh anak” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Nur pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Ada Pembagian waktu menggunakan gadget dihari sabtu dan minggu” (Wawancara
Peneliti dengan Ibu Desmawati 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa :
”Pembagian waktu menggunakan gadget tidak ada” (Wawancara Peneliti dengan Ibu
Kurniati pada tanggal 8 febuari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“untuk menggunakan gadget tidak ada pembagian waktu” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Afrina pada tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat berbagai penjelasan. Berdasarkan hasil wawancara
tersebut dapat diketahui bahwa ada anak diberi pembagian waktu menggunakan gadget dan ada yang tidak diberi
pembagian waktu menggunakan gadget tersebut.
5. Aplikasi Apa Sajakah Yang Digunakan Anak Dari Menggunakan Gadget?
Untuk mengetahui penjelasan dari orang tua, Peneliti menagajukan pertanyaan “Aplikasi Apa sajakah yang
digunakan anak dari menggunakan gadget?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Aplikasi yang digunakan anak dari menggunakan gadget aplikasi games dan
youtube, Internet” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal 27
Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Applikasi game, youtube, Internet” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada
tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Aplikasi game, youtube, Whatsapp, Internet” (Wawancara Peneliti dengan Ibu
Desmawati pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa :
”Aplikasinya Youtube, Internet, games. (Wawancara Peneliti dengan Ibu Kurniati
pada tanggal 8 febuari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“Aplikasi games, youtube, tiktok” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Afrina pada
tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat penjelasan dari orang tua anak. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi apa sajakah yang digunakan anak dari menggunakan gadget
yaitu aplikasi Internet, games, tiktok, WhatsApp dan youtube.
6. Apa Saja Dampak Kognitif/ Pengetahuan Pada Diri Anak Setelah Menggunakan Gadget?
Untuk mengetahui penjelasan dari orang tua, Peneliti menagajukan pertanyaan “Apa saja dampak kognitif /
pengetahuan pada diri Anak setelah?
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Pengetahuan anak ada pengetahuan pendidikan seperti pembahasan pembelajaran
sekolah” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan bahwa:
“Pengetahuan pembelajaran nyanyi-nyanyian islam dan ayat-ayat pendek al-quran”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa::
“Pengetahuan anak mulai pintar mengoperasikan gadget tersebut tanpa diberitahu
oleh orang tua” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Desmawati pada tanggal 27
Desember 2019)
Menurut Ibu Kurniati Informan keempat menjelaskan, bahwa :
”Pengetahuan anak dalam membahas pelajaran sekolah” (Wawancara Peneliti dengan Ibu
Kurniati pada tanggal 8 febuari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“Anak mudah mengakses Internet” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Afrina pada
tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat kita ketahui apa saja dampak kognitif/ pengetahuan pada diri anak setelah
menggunakan gadget Seperti pembahasan pembelajaran sekolah, pembelajaran nyanyi-nyanyian islam dan ayat-ayat
pendek al-quran, dan pengetahuan anak mulai pintar mengoperasikan gadget dan mengakses Internet tanpa
diberitahu oleh orang tua.
4.3.2 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. Kegiatan yang berkaitan dengan
pihak lain yang memerlukan dalam bersosialisasi dalam hal tingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain,
belajar memainkan peran sosial yang dapat diterima oleh orang lain, serta mengembangkan sikap sosial yang layak
diterima oleh orang lain. Bar-Tal (Susanto,2011:138) mengungkapkan perilaku sosial sebagai perilaku yang
dilakukan secara suka rela (voluntary), yang dapat menguntungkan atau menyenangkan orang lain tanpa antisipasi
reward external. Perilaku sosial ini di lakukan dengan tujuan yang baik, seperti menolong, membantu, berbagi, dan
menyumbang.
Secara spesifik, Hurlock (Susanto,2011:139) mengklasifikasikan pola perilaku sosial pada anak kedalam
pola-pola perilaku sebagai berikut yaitu, meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, dukungan sosial, membagi
dan prilaku akrab. Adapun yang dimaksudkan dengan delapan pola prilaku tersebut yaitu: meniru, persaingan,
kerjasama, simpati, empati, dukungan sosial, membagi dan prilaku akrab. Kemampuan sosial anak adalah
kemampuan anak untuk mengelola emosi dirinya dengan orang lain yang berkenaan dengan hati dan kepedulian
antar sesama manusia serta kemampuan untuk mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain sehingga ia bisa
berinteraksi dengan baik dengan teman-teman sebaya atau dengan orang dewasa di lingkungan sekitarnya.
Hurlock(Susanto,2011:131)menjelaskan bahwa masa periode perkembangan anak di bagi menjadi dua, yaitu
masa awal dan akhir anak. Periode awal anak berlangsung dari usia dua tahun sampai dengan enam tahun maka
disebutlah anak usia dini, adapun masa anak akhir yaitu dari usia enam tahun sampai si anak matang. Banyak
sebutan untuk menyebut anak usia dini saat berkembang, ada yang menyebut “masa sulit, masa tumbuh kembang,
dan masa pencarian jati diri.”
Teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta
melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Jadi lingkungan teman sebaya ini yang memiliki peran
penting untuk anak bisa membedakan baik buruk prilaku dan mengasah tingkat kematangan dalam dirinya dengan
membandingkan antara teman satu dengan yang lainya. Berikut 3 pertanyaan diajukan peneliti:
1. Apa Dampak dari Anak Ibu Bermain Gadget Terhadap Lingkungan Sosialnya?
Untuk mengetahui jawaban orang tua, peneliti mengajukan pertanyaan “Apa dampak dari anak-anak anda bermain
Gadget terhadap lingkungan sosialnya?
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Ya setahu saya anak saya masih kayak biasanya palingan uang jajan saja yang
bertambah karena buat beli paket” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada
tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Pengeluaran ibu bertambah buat beli paket anak tapi ketimbang dia sama kawan-
kawannya berbuat jahat” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada tanggal 8
Februari 2020)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Pengeluaran bertambah buat beli paket kuota buat gadget” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Desmawati pada tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa:
“anak saya jarang bermain dengan teman-temannya lebih suka bermain gadget
dirumah setelah menggunakan gadget” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Kurniati
pada tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“anak saya suka joget-joget sendiri sambil merekam-rekam gitu tapi ibu jarang lihat
dia mau main keluar” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Afrina pada tanggal 8
Februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa hal dampak positif maupun negatif dari
perilaku anak-anak ibu tersebut setelah bermain dengan gadget terhadap lingkungan sosialnya. Analisa Peneliti
dapat menganalisa bahwasannya efek positif pada anak tersebut adalah anak-anak mengikuti perkembangan
teknologi dan mereka tidak terlibat pergaulan yang jahat dan merusak. Efek negatif adalah ada anak yang menutup
diri dari lingkungan sosialnya dan pengeluaran orang tua bertambah buat membeli paket.
2. Faktor Lingkungan Yang Bagaimana Anak-Anak Bisa Mengetahui Gadget?
Untuk mengetahui jawaban orang tua, peneliti menagajukan pertanyaan “Faktor Lingkungan Yang BagaimanaAnak-
Anak Bisa Mengetahui Gadget?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Penggunaan gadget terhadap anak disebabkan oleh lingkungan perumahan”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Lingkungan teman-teman perumahan” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada
tanggal 27 Desember2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Lingkungan teman perumahan karena untuk bermain game dari penggunaan
gadget” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Desmawati pada tanggal 27 Desember
2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa:
“Faktor lingkungan keluarga” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Kurniati pada
tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Afriani, Informan kelima menjelaskan, bahwa:
“Faktor lingkungan keluarga” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Afriani pada tanggal
8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat penjelasan dari orang tua anak. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat diketahui apakah penggunaan gadget terhadap anak disebabkan orang tua anak
menjelaskan ada dilingkungan perumahan dan lingkungan keluarga.
3. Bagaimanakah Perilaku Anak di Lingkungan Sosial Setelah Menggunakan Gadget ?
Untuk mengetahui penjelasan dari orang tua, Peneliti menagajukan pertanyaan “Bagaimanakah Perilaku Sosial Anak
setelah menggunakan gadget?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Anak saya lingkungan sosialnya seperti biasa bermain dengan teman-temannya”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Perilaku lingkungan sosial anak saya bermain dengan teman-temannya”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Anak saya seperti biasa bermain dengan temannya” (Wawancara Peneliti dengan
Ibu Desmawati pada tanggal 27 Desember 2019)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa :
“Setelah keseringan bermain gadget anak saya tidak sering untuk bermain dengan
temannya karena, lebih sering bermain gadget dirumah” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Kurniati pada tanggal 8 febuari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan keempat menjelaskan, bahwa:
“Perilaku anak saya setelah menggunakan gadget jadi malas keluar rumah untuk
bermain dengan teman-teman di perumahan” (Wawancara Peneliti dengan Ibu Afrina
pada tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa hal dampak positif maupun negatif dari
perilaku anak-anak ibu tersebut setelah bermain dengan gadget terhadap lingkungan sosialnya. Analisa Peneliti
dapat menganalisa bahwasannya ada anak yang perilaku nya menutup diri karna sering bermain gadget dirumah.
4.3.3 Lingkungan Sekolah
1. Bagaimanakah Perilaku dan Prestasi Anak pada Lingkungan Sekolah Setelah Menggunakan Gadget?
Untuk mengetahui penjelasan dari orang tua, Peneliti menagajukan pertanyaan “Bagaimanakah Perilaku dan Prestasi
Anak pada Lingkungan Sekolah Setelah Menggunakan Gadget?”
Menurut Ibu Indriani, Informan pertama menjelaskan, bahwa:
“Anak saya perilakunya masih biasa-biasa saja dan prestasi sekolahnya biasa saja”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Indriani pada tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Nur, Informan kedua menjelaskan, bahwa:
“Perilaku anak saya kurang konsentrasi dalam belajar dilingkungan sekolah
sehingga nilai prestasi sekolahnya agak menurun setelah menggunakan gadget”
(Wawancara Peneliti dengan Ibu Nur Pada tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Desmawati, Informan ketiga menjelaskan, bahwa:
“Perilaku anak saya disekolah biasa saja” (Wawancara Peneliti dengan Ibu
Desmawati pada tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Kurniati, Informan keempat menjelaskan, bahwa :
”Perilaku anak seperti biasa berteman dengan temannya” (Wawancara Peneliti
dengan Ibu Kurniati pada tanggal 8 Februari 2020)
Menurut Ibu Afrina, Informan kelimamenjelaskan, bahwa:
“Perilaku anak saya disekolah biasa berteman dengan temannya” (Wawancara
Peneliti dengan Ibu Afrina pada tanggal 8 februari 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa hal dampak positif maupun negatif dari
perilaku anak-anak ibu tersebut setelah bermain dengan gadget terhadap lingkungan sekolahnya. Analisa Peneliti
dapat menganalisa bahwasannya efek positif pada anak tersebut adalah Anak terdapat anak kurag konsentrasi dalam
belajar dilingkungan sekolahmya. Efek negatif adalah sehinnga ada anak yang nilai prestasi sekolahnya agak
menurun setelah menggunakan gadget.
4.4 Pembahasan
Setelah melakukan analisis penelitian dari hasil wawancara kepada informan yang merupakan orang tua, maka
pada pembahasan penelitian, peneliti menguraikan pada fokus penelitian yaitu “Gadget dan Perilaku Anak Usia
Dini” yang dijabarkan menjadi tiga subfokus, yaitu: 1)Lingkungan sosial, 2)Lingkungan keluarga, 3)Lingkungan
Sekolah.
4.4.1 Lingkungan Keluarga Anak di Perumahan Pandau Jaya
Pada ilmu pendidikan, keluarga menjadi lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dengan demikian,
dapatlah dikatakan lingkungan keluarga memiliki peran yang utama dalam menentukan perkembangan sosial dan
emosi anak usia dini dikemudian hari dan untuk kehidupan selanjutnya yang akan mereka jalani, dan dilingkungan
keluarga ini lah anak pertama kalinya menerima pendidikan dari orang tuanya atau orang terdekatnya. Orang tua
mereka merupakan pendidik bagi mereka pola asuh orang tua, sikap, serta situasi dan kondisi yang sedang
melingkupi orang tua dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sosial dan emosi anak.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa penjelasan dari orang tua mengenai khususnya perilaku anak
dilingkungan keluarga. Salah satu penjelasan dari orang tua adalah penggunaan gadget selalu dalam pengawasan
orang tua ketika anak menggunakan gadget. Dan mengapa orang tua membolehkan anak menggunakan gadget pun
karena mengikuti perkembangan zaman saat ini yang lebih banyak menggunakan gadget. Mengenai perubahan
perilaku yang terjadi pada diri anak setelah menggunakan gadget apabila dipanggil anak susah menyaut karena
terlalu fokus terhadap gadget, Ada juga perubahan perilaku, Seperti meniru gaya nyanyian penyanyi tayangan
youtube dan tiktok dari gadget yang digunakan dan juga malas belajar akibat terlalu asik menggunakan gadget.
Membolehkan anak menggunakan gadget seharusnya memang sangat tergantung pada kesiapan orangtua dalam
mengenalkan gadget dan mengawasi anak saat bermain gadget. Karena itu kepada semua orangtua perlu diingatkan
peran penting mereka dalam pemanfaatan gadget pada anak. Orang tua perlu menerapkan sejumlah aturan kepada
anak-anaknya dalam menggunakan gadget. Untuk bisa memanfaatkan gadget dengan efektif. Berikut tampilan
keadaan anak sedang menggunakan gadgetnya.
Gambar 4.2
Anak Menggunakan Gadget
Perubahan perilaku terhadap anak yang terjadi pada anak diperumahan pandau jaya yang sebelumnya anak
hanya konsentrasi terhadap mengerjakan tugas dari sekolah dan disiplin terhadap lingkungan keluraga dalam
mengerjakan tugas dirumah kini setelah menggunakan gadget anak lebih fokus untuk menggunakan gadget dan
menjadi pemalas setelah menggunakan gadget karna dampaknya anak tidak fokus dan tidak disiplin bila
mengerjakan tugas dirumah dan berdampak pada kemalasan mengerjakan tugas dari sekolah karena anak-anak lebih
mementingkan gadget nya sehingga anak lupa akan waktunya dan ada anak yang marah bila tidak diberikan gadget
tersebut.
Menurut pendapat pakar Psikolog Bapak Santoso, Dosen Psikologi agama Universitas Muhammadiyah Riau.
Dengan pertanyaan yang peneliti ajukan, Bagaimanakah pandangan Bapak dalam menangani anak-anak yang sudah
menggunakan gadget?
Bapak Santoso Berpendapat bahwa “Anak dalam menggunakan gadget sekarang bermacam-macam, ada anak
menggunakan gadget karena membutuhkan gadget sebagai sarana belajar, sarana komunikasi dan sebagainya, tetapi
ada anak menggunakan gadget tersebut anak mengalami suatu bentuk penyimpangan perkembangan seperti perilaku
anak yang ketergantungan terhadap gadget dan anak-anak yang menggunakan gadget tersebut sudah terdampak efek
negative gadget seperti radiasi dari gadget, dan juga emosi anak yang tidak stabil karena dipengaruhi oleh games-
games dari gadget dan menangani anak-anak yang sudah menggunakan gadget bagi orang tua sebaiknya harus
memerhatikan untuk anak yang menggunakan gadget supaya gadget tersebut tidak memiliki dampak negative
terhadap perkembangan anak sehingga orang tua wajib membuat ketentuan-ketentuan dan penjadwalan dalam
penggunaan gadget terhadap anak”.
4.4.2 Lingkungan Sosial Anak di Perumahan Pandau Jaya
Lingkungan merupakan alam dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal
dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula,
ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata maka perilaku sosialnya
seolah lembut pula. Pada aspek ini lingkungan sangat mendukung dan berpengaruh terhadap perilaku sosial anak,
baik dalam perumahan dan luar perumahan seperti anak tidak hanya di perumahan saja akan tetapi juga berada di
luar perumahan ketika kuliah, sekolah dan lain-lain.
Penggunaan gadget terhadap anak disebabkan oleh pengaruh lingkungan perumahan yang faktor utama anak
diperumahan pandau jaya. Akibatnya anak dengan mudahnya meminta gadget dari orang tua. Penggunaan gadget
mulai dari anak usia dibawah 12 tahun ini orang tua harus memahami dan menjelaskan mengenai penggunaan yang
ada pada gadget. Dari pembagian waktu penggunaan gadget dan lamanya waktu penggunaan gadget oleh anak
sehingga adanya pendampingan dari orangtua penggunaan gadget tidak akan melenceng dari apa yang orangtua
ajarkan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan gadget merupakan hal yang dibutuhkan juga oleh anak,
karena sebagai pengetahauan untuk anak akan tetapi penggunaan gadget baiknya bagi anak jangan terlalu sering
penggunaannya dengan beri jadwal waktu itupun harus selalu dalam pengawasan orang tua ketika anak akan
menggunakan gadget tersebut agar tidak terjerumus pada hal-hal yang buruk. Dalam penjelasan dari orang tua
perubahan perilaku anak yang terjadi pada anak dilingkungan sosial anak sebelumnya anak bermain dengan
teman sebayanya dan setelah menggunakan gadget peilaku sosial anak menjadi kurang karna jarang bermain
dilingkungan sosialnya dan penambahan pengeluran bagi orangtua dalam membeli paket kuota untuk gadget
tersebut.
4.4.2 Lingkungan Sekolah Anak
Lingkungan sekolah adalah Sebagai tempat mengajar dan belajar sebagai suatu lembaga yang
menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan belajar harus memenuhi bermacam-macam persyaratan anatara lain:
murid, guru, program pendidikan, asrama, dan fasilitas. (Hamalik, 2009:6)
Dari wawancara terhadap orangtua dapat diketahui bahwa ada beberapa hal dampak dari perilaku anak-anak
ibu tersebut setelah bermain dengan gadget terhadap lingkungan sekolahnya. Analisa Peneliti dapat menganalisa
bahwasannya pada anak tersebut adalah Anak tidak konsetrasi belajar disekolah sehinggaa ada anak yang nilai
prestasi sekolahnya agak menurun setelah menggunakan gadget.