bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4 -...
TRANSCRIPT
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Papringan 03 dan alamat sekolahan
berada di desa papringan, Kecamatan kaliwungu, Kabupaten Semarang. Mengenai
kondisi fisik SD Negeri Papringan 03, secara umum gedung SD Negeri Papringan 03
sudah sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Dengan halaman yang luas
sehingga dapat dijadikan sebagai tempat bermain siswa, dan dilengkapi dengan pagar
yang mengelilingi sekolah agar para siswa berada di lingkungan yang aman selama
pembelajaran. Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Papringan
03. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah 6 siswa dan siswa
perempuan adalah 9siswi. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 63.67 % siswa
belum lulus KKM pada mata pelajaran IPA, oleh karena itu diperlukan sebuah
penelitian tindakan untuk mengubah kondisi tersebut.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1. Kondisi Awal
Kondisi sebelum tindakan di mana konsisi tersebut belum diberikan tindakan
menggunakan penerapan modem pembelajaran inkuiri berbantuan multimedia
intraktif. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Papringan 03 ini
dikarenakan, kurangnya penerapan Model pembelajaran yang inovatif dalam
pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran dimana pada saat proses
pembelajaran peran guru lebih dominan dan masih menggunakan model
pembelajaran konvensional. Sehingga dari 15 siswa pada kelas V SDN
Kutowinangun 04 hanya 5 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sedangkan 10 siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri
Papringan 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016, penulis akan melakukan sebuah
penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan
62
model pembelajaran inkuiri berbantuan multimedia interaktif guna meningkatkan
hasil belajar siswa yang dilakukan dalam dua siklus. Hasil belajar dan ketuntasan
belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal
No Distribusi Nilai Siklus 1
Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%)
1 < 50 1 6,7 Belum tuntas
2 50-59 6 40 Belum tuntas
3 60-69 3 20 Belum tuntas
4 70-79 2 13,3 Tuntas
5 80-89 2 13,3 Tuntas
6 90-100 1 6,7 Tuntas
Jumlah 15 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 nilai hasil belajar kondisi awal nilai ulangan mata
pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran
IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), sebagian besar siswa masih
memperoleh nilai dibawah KKM 70. Sebanyak 10 siswa dari total keseluruhan 15
siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 5 siswa yang berhasil
tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui
perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara < 50 sejumlah 1 siswa dengan
persentase 6,7% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 50-59 sejumlah 6 siswa
dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah
3 siswa dengan persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara
70-79 sejumlah 2 siswa dengan persentase 13,3 % dari jumlah keseluruhan siswa,
rentang nilai 80-89 sejumlah 2 orang siswa dengan persentase 13,2% dari jumlah
keseluruhan siswa dan rentang nilai 90-100 sejumlah 1 orang siswa dengan
persentase 6,7% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal
(PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendah 45.
(Untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai
63
kondisi awal). Rekapitulasi perolehan nilai berdasarkan interval nilai disajikan
dengan diagram batang berikut ini :
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal
Sedangkan ketuntasan belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal
No Nilai Sebelum Tindakan
Keterangan Jumlah siswa Persentase (%)
1 < 70 10 63,67% Belum tuntas
2 > 70 5 33,33% Tuntas
Jumlah 15 100
Rata-rata 66
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 40
Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini:
64
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal
Berdasarkan pada diagram batang dan diagram lingkaran diketahui bahwa
siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan adalah 10 siswa dengan persentase
63.67% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 33,33%.
Nilai tertinggi 95, nilai terendah 40, serta nilai rata-ratanya yaitu 66. Disamping itu
dengan menghitung rata-rata kelas, diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria
ketuntasan yang ditetapkan yaitu 70. Pada kondisi awal ini proses belajar mengajar
guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa
hanya mendengarkan, menunggu ditunjuk guru sehingga pembelajaran menjadi
membosankan dan banyak siswa yang gaduh menggangu teman-temanya yang lain.
Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan belajar belajar IPA siswa sebelum
tindakan inilah direncanakan untuk dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki
kondisi tersebut.
4.3 Siklus 1
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan
dengna rincian sebagai berikut :
Pertemuan 1
65
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi
dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat
yang digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya membuat RPP
dengan materi tentang gaya, menyiapkan alat peraga berupa karet, bola, sepeda, meja,
kursi dan sebagainya, serta menyiapkan LCD dan laptop untuk menampilkan
multimedia interaktif, ruang lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran
berlangsung yang akan dilaksanakan dikelas V. Selain itu juga menyiapkan lembar
observasi guru dan murid saat pelaksanaan pembelajaran siklus 1.
Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1
dengan pokok bahasan gaya disekitar kita, kemudian menentukan tujuan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbantuan
multimedia interaktif. Setelah menentukan tujuan pembelajran kemudian
menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan
dengan model inkuiri dengan memyampaikan materi pembelajaran terlebih dahulu
lalu melakukan tanya jawab untuk mengetahui kemampuan dasar siswa terlebih
dahulu, juga bertujuan supaya mengetahui kemampuan siswa dalam menanggapi
pertanyaan dan memberi tanggapan, setelah itu guru membagi siswa menjadi 4
kelompok. Pembelajran dilanjutkan dengan siswa melakukan tugas dengan apyang
diintruksikan guru. Setelah akhir pembelajaran guru memberikan pemantapan dan
memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan kepada siswa secara lisan.
Pertemuan 2
Pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 tetapi dengan
materi yang berbeda yaitu tentang macam macam gaya dalam kehidupan sehari –
hari. Sebelum mengajar maka peneliti menyiapkan segala sesuatu untuk menunjang
pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 2
mengan materi macam macam gaya, lembar soal evaluasi siklus 1, lembar observasi,
buku penunjang pembelajran dan media pembelajran, serta laptop dan LCDserta
menentukan alokasi dan ruang kelas yang dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran.
66
Peneliti merancang Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan 2
dengan pokok bahasan macam – macam gaya dalam kehidupan sehari hari, kemudian
menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru
menyampaikan pembelajran berbantuan multimedia lalu dilanjutkan dengna tanya
jawab dengan siswa guna mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung. Guru membagi kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya
lalu guru memberikan tugas dan siswa mengaerjakan tugas kelompok sesuai dengna
perintah guru. Setelah siswa mengerjakan tugas bersama – sama menarik kesimpulan
dan guru memberikan pemantapan dan tindak lanjut dengan memberikan soal
evaluasi kepada siswa.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan bertempat di SD Negeri papringan 03
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten semarang. Peneliti melaksanakana pembelajaran
sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kegiatan pelaksanaan pada siklus I dilaksanakn dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
4.3.2.1 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
Pertemuan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2016. Pada kegiatan
awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang gaya yang berhubungan
dengan kehidupan sehari – hari lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Pada kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab tentang pengaruh gaya
terhadap benda dalam kehidupan sehari – hari. Guru dibantu peneliti meniapkan alat-
alat yang akan digunakan. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, pembagian
kelompok dilakukan dengan cara berhitung. Setelah kelompok terbentuk guru
memberikan tugas kepada setiap kelompok setiap kelompok melakukan tugas dan
satu diantara mereka mencatat hasil – hasil sesuai dengna temuan temuan yang
didapatkan. Setelah setiap kelompok menyelesaikan tugas dari guru masing masing
67
perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasilnya siswa lain bertanya
atau menanggapi. guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan guru
memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan secara lisan.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016. Pada kegiatan awal
guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang pohon jatuh dari pohonnya.
Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab tentang pengaruh gaya
terhadap benda dalam kehidupan sehari – hari. Guru dibantu peneliti meniapkan alat-
alat yang akan digunakan. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sama seperti
dengna kelompok sebelumnya , pembagian kelompok dilakukan dengan cara
berhitung. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas kepada setiap
kelompok dilanjutkan setiap kelompok melakukan tugas seperti melakukan
percobaan magnet, melempar bola keatas, melihat proses pengereman sepeda dan
satu diantara mereka mencatat hasil – hasil sesuai dengna temuan temuan yang
didapatkan. Setelah setiap kelompok menyelesaikan tugas dari guru masing masing
perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasilnya siswa lain bertanya
atau menanggapi. guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan guru
memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan secara lisan. Dan pada akhir
pembelajaran siswa mengerjakan soal siklus 1.
4.3.2.2 Observasi
Pada saat pembelajaran berlangsung siklus 1 berlangsung peneliti mengamati
dengan cermat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir dengan cara mengisi
lembar observasi guru (Terlampir) yang telah disediakan. Hasil observasi yang telah
dilakukan sebagai berikut :
Pertemuan 1
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1, tampak
adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukan ketertarikan terhadap
multimedia interaktif, karena dalam pembelajaran ini tidak seperti biasanya saat guru
68
mengajar yang hanya mengguanakn media buku paket serta ceramah. Dengan media
yang digunakan siswa cenderung antuasias dan termotivasi pada saat melihat
tampilan menarik dalam multimedia interaktif, bahkan tidak sedikit siwa yang
belajar untuk mengoprasikan sendiri. Dalam pembelajaran ini siswa kurang mampu
menerima meteri pelajran dengan baik karena kurangnya bimbingan dari guru, dan
dalam melaksanakan RPP belum terlaksana dengan baik. Dari hasil observasi guru
melaksanakan pembelajran dalam kategori cukup karena langkah – langkah
pembelajran belum sesuai dengan RPP.
Pertemuan 2
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1,
pembelajaran pada pertemuan 2, maka pembelajaran dilanjutkan seperti halnya pada
pertemuan 1 tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukan
ketertarikan karena media yang digunakna ini sangat merangsang respon siswa,
hampir semua siswa terdian saat memperhatikan multimedia ini karena tampilan, efek
suara, gambar yang sangat menarik perhatian dan minat. Siswa sangan antusias dan
termotivasi dalam pembelajaran ini, namun dalam diskusi kelompok siswa masih
kebingungan dalam melaksanakan tugas dari guru, kare kurangnya bimbingan yang
tidak bisa maksimal. Dalam kegiatan ini rencana pelaksanaan pembelajaran belum
terlaksana dengan baik masih banyak yang harus dievaluasi.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajran pada siklus 1 sudah baik meskipun
belum optimal dalam pelaksanaannya. Hal itu dibuktikan ketertarikan dan antusias
pembelajran siswa meningkat dari pembelajran sebelumnya. Pembelajaran ini
melibatkan siswa aktif belajran menemukan sendiri hal hal baru, dan mencoba
mengkajinya sehingga guru bertindak sebagai fasilitator.
Hasil Tindakan
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian
mengginakan soal evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran dan diperoleh hasil
belajar silus 1 pada siswa kelas V SD Negeri Papringan 03 Semester 2 Tahun
pelajaran 2015/2016 dapat disajikan pada tabel dibawah ini :
69
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1
Siswa Kelas V SD Negeri Papringan 03
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Kelas Interval Frekuensi Persentase
1 45 – 55 1 6,7%
2 56 – 66 3 20%
3 67 – 77 1 6,7 %
4 78 – 88 3 20%
Jumlah 15 100%
Rata – Rata Nilai IPA 80
Nilai Tertinggi IPA 100
Nilai Terendah IPA 45
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa untuk siswa dengan nilai 45 – 55 sebesar 1
siswa (6,7%), siswa yang mendapat nilai 56 – 66 sebanyak 3 siswa ( 20 % ), untuk
siswa yang mendapat nilai 67 – 77 sebanyak 1 siswa ( 6,7 % ), siswa yang mendapat
nilai 78 – 88 ( 20 % ), dan siswa yang mendapat nilai 89 – 100 sebanyak 7 siswa (
46,6 %). Dengan rata – rata 80, dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah
adalah 45. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut :
70
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 1
Tabel 4.4
Distribusi Ketuntasan belajar siswa siklus 1
No Kategori ketuntasan belajar siswa Nilai Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas 70 11 73,3 %
2 Tidak Tuntas 70 4 26,7 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes evaluasi pada
siklus 1 terdapat 4 siswa ( 26,7 %) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas
belajar terdapat 11 siswa (73,3 %). Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan
diagram lingkaran dibawah ini:
71
Gambar 4.4 Diagram Distribusi ketuntasan belajar IPA Siklus 1
Berdasarkan Distribusi nilai tes evaluasi ketuntasan belajar menunjukan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan
model inkuiri berbantuan multimedia interaktif. Terbukti pada siklus 1 hasil belajar
siswa sebesar 11 (73,3%), dengan nilai rata rata siswa 80 serta nilai tertinggi 100
.sedangkan nilai terendah 45. Walaupun demikian sudah terjadi peningkatan hasil
belajar pada siklus 1 tetapi masih ada kekurangna – kekurangan pada saat
pembelajarn yang harus dieprbaiki. Untuk meningkatkan hasil belajar siklus 1 sebagai
penguat bahwa dengan penggunaan model inkuiri berbantuan media interaktif dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4.3.3 Refleksi Siklus 1
Setelah melaksanakan kegiatan pada siklus 1, Selanjutnya diadakan refleksi
terhadap pembelajran yang telah dilakukan. Dari hasil test evaluasi diketahui pada
siklus 1 terdapat 4 siswa( 26,7% ) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas
belajar terdapat 11 siswa (73,3%). Hasil refleksi yang diperoleh pada proses
pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut :
a. Kekurangan
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kekurangan sehingga mengganggu
kegiatan pembelajaran hal – hal tersebut yaitu :
72
1. Dalam pembagian kelompok dengan cara berhitung belum efektif karena
kelompook tidak homogen.
2. Dalam menjelaskan pembelajran dengan multimedia interaktif belum maksimal
karena fokusnya terbagi – bagi dalam pembelajarna.
3. Guru belum melakukan langkah – langkah pembelajaran dengna optimal.
4. Dalam pembelajran ini siswa masih banyak yang bermain sendiri, karena
kurang dipantau gurunya.
b. Penyelesaian
Untuk mengatasi hambatan yang terjadi maka melakukan penyelesaian
hambatan tersebut pada siklus 1, diantaranya sebagai berikut:
1. Pembagian kelompok dengan guru memilih dahulu ketua kelompok terlebih
dahulu yang berkompeten lalu kelompok dilakukan dengan cara berhitung.
2. Peneliti membantu mengoprasikan laptop supaya guru bisa fokus menjelaskan
pelajaran dengan baik.
3. Guru lebih memperhatikan lagnkah – langkah pembelajran supaya langkah
pembelajaran dapat dilakukan dengan sistematis.
4. Peneliti ikut membantu ssiwa dalam berdiskusi dan mengawasi ssiwa yang
masih gaduh.
Hasil refleksi siklus 1 tersebut akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran
pada siklus 2 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
4.4 Siklus 2
4.4.1 Perencanaan
Praktek pembelajaran siklus 2 dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan dengan
rincian sebagai berikut :
Setelah diperoleh informasi pada tahap refleksi, maka dilakukan diskusi dengan
guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat yang
digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang mendukung proses pembelajaran , diantaranya RPP, Menyiapkan
Multimedia interaktid yang sesuai dengan pembelajaran, buku pembelajaran, serta
73
ruang/lokasi yang akan digunkaan saat pembelajran berlangusng yang akan
dilaksanakan dikelas V, Selain itu juga menyap instrumen lain diantaranya lembar
observasi siswa, lembar observasi guru pada saat pembelajaran.
Pertemuan 1
Peneliti merancang Rencana pembelajaran (RPP) Peertemuan 1 dengan pokok
bahasan tentang pesawat sederhana kemudian menentukan tujuan pembelajaran
dengan menerapkan model inkuiri berbantuan multimedia interaktif pada materi
tentang pesawat sederhana. Setelah menentukan tujuan pembelajran kemudian
menetapkan lamanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan
penyampaian materi dengan menggunakan bantuan multimedia interaktif, kemudian
dilakukan tanya jawab guna mengetahui informasi tentang respon siswa terhadap
pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan dibagi kelompok kecil, kemudian guru
memberikan tuagas kepada siswa untuk menemukan permasalahan , mencatat,
mengkaji dan menyimpulkn hasilnya. Setelah diakhir pembelajaran guru memberikan
pemantaban memberikan tindak lanjut dengna memberi pertanyaan siswa secara
lisnya serta memberi kesimpulan.
Pertemuan 2
Pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 tetapi
dengan materi yang berbeda yaitu penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan
sehari hari. Sebelum mengajar maak peneliti menyiapkan segala sesuatu untuk
menunjang pembelajaran, diantaranya Rencana pelaksanaan Pembelajran (RPP)
Pertemuan 2, Lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi, lembar kerja diskusi
kelompok, buku pelajaran, multimedia yang menarik, serta ruang kelas yang
digunakan untuk pmbelajaran.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II
dengan pokok bahasan penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari hari.
Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi menggunakan bantuan multimedia
interaktif , dilanjutkan dengan tanya jawab antara guru dan siswa tentang contoh
penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari hari. Kemudia guru
74
membagi kelompok dengan cara memilih ketua yang berkompeten lalu yang lain
dengan berhitung, setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas dalam
kelompok,bereksperimen,menemukan, mencatat temuan temua yang didapat dari
pengalaman disimpulkan lalu mengkomunikasikan. Pada siklus 2 pertemuan 2 ini
pembelajran sangat aktif, dan antusia ssiwa meningkat. Setelah pembelajaran ssiwa
guru memberikan penguatan dan bersama sama ssiwa menyimpulkan pembelajaran
secara lisan. Dan pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal individu.
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
4.4.2.1 Pelaksanaan Tindakan
Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Papringan 03
kecamatan kaliwungu kabupaten semarang. Peneliti melaksanakan pembelajran
sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kegiatan pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan mulai dari kegiatan awal , kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016. Dalam pembelajran
ini diawal kegiatan guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang contoh
pesawat dalam kehidupan sehari hari, lalu melakukan penguatan sebagai motivasi
awal dalam pembelajaran, dalam rangka menyiapkan fisik dan mental siswa dalam
melakukan pembelajaran siswa diajak bernyanyi dan yeal – yeal.
Pada kegiatan inti diawali dengan guru melakukan tanya jawab dan
menyampaikan materi dengan bantuan multimedia interaktif, siswa sangat aktif dan
antusias dalam memperhatikan pembelajaran karena efek gambar,suara,animasi yang
menarik siswa. Lalu siswa dibagi kelompok kecil dengan cara memilih ketua
kelompok terlebih dahulu yang dianggap berkompeten, kelompok dilakukan dengna
cara berhitung. Setelah kelompok terbentuk siswa disajikan beberapa gambar dengan
bantuan laptop, siswa diminta menganalisa, menemukan dengan bimbingan dan
arahan guru, setiap kelompok dibagikan lembar kerja untuk bekerja. Siswa diminta
untuk mencatat temuan temuan baru. Setelah siswa mengelompokan pesawat
75
sederhana sesuai golongananya setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
kedepan kelas, dan kelompok lain menanggapi. Setelah pembelajran selesai guru
memberikan penguatan kesimpulan dari pembelajaran hari secara lisan.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada 1 April 2016. Pada kegiatan awal guru
mengkondisikan kelas, menyiapkan mental dan fisik siswa, lalu guru melakukan
tanya jawab sebagai apersepsi tentang siapa yang pernah menimba air disumur dan
yang pernah menggunting kertas . Setelah melakukan apersepi guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memaparkan materi tentang pesawat sederhana yang
telah disampai pada pertemuan sebelumnya menggunakan bantuan multimedia
interaktif. Guru melakukan tanya jawab tentang tentang materi yang telah dipaparkan,
memancing siswa untuk menemukan masalah, serta memfasilitasi siswa yang
bertanya materi yang belum di mengerti. Pada pertemuan ini kegiatan dilakukan
diruang kelas, dengan alat peraga yang sudah tersedia. Guru membagi siswa menjadi
4 kelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setelah kelompok
terbentuk guru menyampaikan tugas yang harus dilakasanakan disertai pembagian
lembar kerja siswa dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok melakukan percobaan
dengan bimbingan guru hal hal yang berhubugnan dengan pesawat sederhana seperti
menyekrup bermain katrol, dan roda berporos, setiap kelompok diarahkan untuk
menuliskan temuan temuan baru dilembar kerja siswa, siswa menganalisis masalah
dan menyimpulkan dengan bantuan guru dan peneliti juga ikut membantunya, setelah
itu setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya kedepan kelas diikuti yang lain,
bagi siswa yang berpendapat tentang presentasi kelompok lain memerikan tanggapan,
pertanyaan, diakhir pembelajaran siswa mengerjakan soal test evalausi siklus 2 secara
individu dengan penuh tanggung jawab. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi
bersama dengan guru siswa memberi simpulan secara lisan , dan guru memberi
penguatan tentang pelajaran hari ini. Pada pembelajaran hari ini ssiwa sangat aktifm
76
antusias dalam memperhatikan, melakukan percobaan, menemukan setiap masalah,
serta dalm mengerjakan soal evaluasi siswa sangat tanggung jawab.
4.4.1.2 Observasi
Pada saat pembelajaran siklus 2 berlangsung peneliti mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi guru (
Terlampir yang telah disediakan. Hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
Pertemuan 1
Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1, tampak
adanya peningkatan keaktifan siswa, siswa menunjukan ketertarikan dengna media
yang digunakna dengan animasi gambar di padukan dengan video serta aniamsi yang
menarik meningkatkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Antuasias siswa dalam
pembelajran memacu siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran . Penguasaan
materi yang diterima siswa sudah lebih baik, hal ini ditunjukan karena guru dalam
pembelajran sudah melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajran secara optimal.
Pada pertemuan 1 ini siswa sudah nampak berani berbicara mengungkapkan
pendaatnya didepan teman temannya. Pada pertemuanini siswa lebih leluasa dan tidak
grogi seperti pembelajran sebelumny yang terlihat kaku dan canggung, tetapi pada
siklus 2 ini siswa menunjukan sikap tanggung jawab disiplin dalam pembelajran.
Guru sudah membimbing siswa dengna baik dan sudanh sesuai dengan langkah
langkah pembelajran. Dari hasil observasi dapat dikatakan guru sudah melakukan
pembelajran dengan kategori baik.
Pertemuan 2
Setelah melaksanakan proses pembelajran siklus 2 pertemuan 1, maka pembeljran
dilanjutkan denga pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan terakhir, maka pembelajran
dilanjutkan seperti halnya pada pertemuan 1. Pada pertemuan 2 ini tampak adanya
peningkatan keaktifan siswa yang sangat signifikan. Antusias siswa dalm mengikuti
pembelajaran serta riuh semangat yang menunjukan pertemuan dua ini semakin
bervariasi dan termotivasi dari pertemuan sebelumnya. Ada siswa yang ingin menciba
77
untuk mengoprasikan multimedia tetapi dengna bimbignan guru, mereka sangat
terpusat pada satu titik yaitu pada multimedia interaktif, karena sangat menarik dan
sangat disenangi oleh siswa, pembelajran menggunakan media interaktif sangat
efektif dilakukan karena dapat merangsang siswa, kemampuan menerima pelajran
menjadi tidak membosankan, apalagi seiring berkembangnya jaman teknologi
semakin maju. Guru menyampaikan pelajran dengna baik, dapat memancing siswa
untuk aktif, serta membrikan arahan diskosi kelompok, mendampingi siswa dalam
percobaan dan menemukanjuga sudah terlihat baik. Penguasaa materi juga sudah
terlihat sangat baik. Dapat dikatakan rencana pelaksanaan pembelajran sudah
dilakukan secara optimal guru juga banyak memotivasi siswa. Pada akhir
pembelajran guru memberikan penguatan, motivasi serta simpulan sehingga
pembelajran kali ini sangat terkesan kepada setiap siswa. Dari hasil observasi dapat
dikatakan pebmelajran ini dalam katero sangat baik dan berhasil.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajran siklus 2 sangat baik. Hal ini
dibuktikan keterkatikan dan antusia dalam pembelajran sudah meningkat serta
kebranian dan antusia dalam pembelajaran sudah meningkat serta keberanian siswa
berbicara mengungkapkan pendapat didepan teman temannya. Pembelajran ini sudah
melibatkan siswa seara aktif dan guru bertindak sebagai fasilitator dengan baik.
Hasil tindakan
Pada pelaksanaan pembealajaran siklus 2 guru melakukan penilaian dengan
menggunakan soal evaluasi tertulis diakhir pembelajran dan diperoleh hasil belajar
siklus 2 pada siswa kelas V SD Negeri Papringan 03 semester 2 tahun pelajaran
2015.2016 dapat disajikan seperti tabel dibawah ini :
78
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2
Siswa Kelas V SD Negeri Papringan 03
Tahun Pelajaran 2015/ 2016
No Interval Frekuensi Presentase
1 70 - 75 2 13,3 %
2 76 - 81 4 26,7 %
3 82 - 87 1 6,6 %
4 88 - 93 3 20 %
5 94 - 100 5 33,4 %
Jumlah 15 100 %
KKM 70
Rata - Rata Nilai IPA 88
Nilai Tertinggi IPA 100
Nilai Terendah IPA 75
Dari tabel 10 menunjukan bahwa untuk siswa dengan nilai 70 – 75 terdapat 2
siswa ( 13,3 %), Sedangkan siswa dengna nilai 76 – 81 terdapat 4 siswa ( 26,7%),
Siswa yang mendapatkan nilai 82 -87 terdapat 1 siswa ( 6,6%), siswa yang mendapat
nilai 88 – 93 Sebanyak 3 siswa ( 20% ), dan siswa yang mendapat nilai 94 - 100
terdapat 5 siswa (33,4%), Dengan rata – rata 88 dan nilai tertinggi adalah 100
sedangkan nilai terendah adalah 75 berdasarkan tabel 10 dapat digambarkan diagram
sebagai berikut:
79
Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus 2
Tabel 4.6
Distribusi Ketuntasan Belajar IPA siklus 2
No Kategori ketuntasan belajar siswa Nilai Jumlah siswa Persentase
1 Tuntas 70 15 100 %
2 Tidak Tuntas 70 0 0 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes evaluasi pada
siklus 2 bahwa sebanyak 15 siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan (100%). Dan
tidak ada siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran siklus 2. Keterangan tabel
diatas diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini :
80
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2
Berdasarkan distribusi nilai tes evaluasi ketuntasan belajar menunjukan
terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan
menerapkan modem pembelajaran inkuri berbantuan multimedia interaktif. Hal itu
terbukti pada siklus 2 hasil belajar siswa tuntas sebesar 100% dengan rata rata nilai
88 serta nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 75 Hal itu membuktikan bahwa
ada peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2.
4.4.3 Refleksi siklus 2
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya
diadakan refleksi dan analisis hasil tes pada siklus 2 dari semua jumlah siswa 15
semua dinyatakan tuntas. Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada siklus 2 ini
yaitu sebagai berikut :
1. Pada kegiatan pembelajran sudah melibatkan siswa secara aktif.
2. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
3. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah lebih membimbing siswa dalam
pelaksanaan percobaan, menemukan yang membuat siswa menjadi antusia dan
termotivasi.
81
Guru juga sudah dapat memberikan motivasi, memberikan penguatan juga
meembimbing jalannya pembelajran dengna baik dan terstruktur. Berdasarkan hasil
observasi terlihat bahwa siswa antusias dalam pembelajaran. Hal itu dibuktikan
bahwa siswa merasa senang dan seluruh siswa sudah berperan aktif dalam
pebmelajaran maupun dalam kerja kelompok.
Dari pembelajran ini yang telah dilakukan bahwa dengan menggunakan model
inkuiri berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA
khususnya pada kelas V dan telah dibuktikan 15 siswa sudah sesuaidengna kriteria
kelulusan yaitu 100%
4.5 Analisis Data
4.5.1 Sebelum tindakan
Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran kelas V SD Negeri
Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang sebelum tindakan terlihat
bahwa siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa atau dengan persentase
63,67 %. Sedangkan siswa yang mampu mencapai KKM berjumlah 5 siswa dengan
presentase 33,33 %. Nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai
minimunya 40, Nilai rata – rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 66.
4.5.2 Siklus 1
Berdasarkan dari analisis data, kegiatan pembelajran di kelas V SD Negeri
Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, bahwa ada peningkatan
nilai siswa setelah pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran inkuiri
berbantuan multimedia interaktif dengan nilai rata – rata 66 sebelum diadakan
tindakan. Dan setelah diadakan tindakan pada siklu 1 nilai rata – rata menjadi 80 ,
Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan indikator keberhasilan 75% yaitu jumlah siswa yang mencapai
KKM terdapat 11 siswa atau 73,3 %. Dan jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM masih 4 siswa atau 26,7 %. dengan nilai minimum 45 dan nilai maksimum 100
dengan jumlah siswa kelas V sebanyak 15 siswa. Dalam pembelajaran siklus 1 masih
terdapat kekurangan – kekurangan sehingga masih diperlukan perbaikan mulai hal
82
yang terkecil maupun hal yang besar, sehingga dalam diskusi antara guru dengan
peneliti lebih ditingkatkan supaya dalam pembelajran siklus 2 bisa tercapai secara
maksimal. Kekurangan – kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan dikaji dan akan
diperbaiki pada siklus yang ke 2. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah
tuntas tetapi kegiatan siklus pada penerapan pembealjran modem inkuiri berbantuan
media interaktif masih memiliki kekurangan antara lain :
a. Dalam pembagian kelompok dengan cara berhitung belum efektif karena
kelompook tidak homogen.
b. Dalam menjelaskan pembelajran dengan multimedia interaktif belum maksimal
karena fokusnya terbagi – bagi dalam pembelajarna.
c. Guru belum melakukan langkah – langkah pembelajaran dengna optimal.
d. Dalam pembelajaran ini siswa masih banyak yang bermain sendiri, karena kurang
dipantau gurunya.
Untuk kelebihan pada siklus ini terbukti hasil belajar siswa sudah mengalami
peningkatan diatas KKM : 70. Selain itu siswa lebih antusias, termotivasi asik kalau
diajak bermain, dan pembelajran menjadi tidak membosankan. Keberanian siswa
dalam bertanya, menanggapi pertanyaan, serta dalam melakukan percobaan
menjadikan pembelajran dan menjadi ebuah pengalaman yang berharga bagi siswa.
4.5.3 Siklus II
Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 telah diperbaiki pada siklu 2. Hasil
siklus 1, Siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai mata pelajaran IPA tentang
Gaya disekitar kita dengan nilai rata – rata 88 nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100
Siswa yang sudah mencapai ketuntasan KKM 70 ada 100 siswa atau 100% dari
jumlah seluruh siswa. Jadi, pembelajaran siklus II ini seluruh siswa sudah mencapai
KKM . Kekurangan pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada siklus II. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model inkuiri
berbantuan multimedia ineraktif yang dlakukan pada materi gaya dan pesawat
sederhana di kelas V SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Semarang berhasil dan sesuai tujuan yang diharapkan.
83
Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar
siswa pada saat pra siklus, siklus I dan siklus II dapat ditunjukan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.7
Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus,Siklus 1, Siklus 2
Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frek Persentase Frek Persentase Frek Persentase
Tuntas ≥70 5 33,33% 11 73,30% 15 100%
Tidak Tuntas <70 10 63,67% 4 26,70% 0 0%
Jumlah 15 100% 15 100 15 100%
Dari Tabel diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar pada prasiklus ke silus 1
dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya
dicapai 5 siswa atau 33,33% dari jumlah siswa yaitu 15, sedangakn pada siklus 1
ketuntasan belajar dapat dicapai 11 siswa atau 73,30% dari jumlah siswa yaitu 15.
Hal itu menunjukan peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa, sama halnya
pada siklus 2 ketuntasan belajar dicapai 15 siswa atau 100 % atau dapat dikatakan
semua siswa tuntas.
Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus 1 , dan siklus 2 dapat
dieperjelas dengan diagram batang dibawah ini :
84
Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus,
Siklus 1, dan Sikus 2
Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor minimal
hasil belajar IPA juga mengalami peningkatan dari hasil pra siklus 40 ke siklus 1
menjadi 45 dan pada siklus 2 menjadi 75 Hasil tersebut dapat dilihat dari grafik
perbandingan nilai minimal hasil belajar IPA tentang energi berikut ini :
Gambar 4.8 Perbandingan Skor Nilai Minimal Pra siklus, Siklus 1, dan Sikus 2
85
Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil
prasiklus sebesar 95 meningkat menjadi 100 pada siklus 1 dapat dipertahankan pada
silus 2 sebesar 100 Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik perbandingan Nilai
maksimal berikut ini :
Gambar 4.9
Perbandingan Skor Nilai Maksimal Pra siklus, Siklus 1, dan Sikus 2
Pada Perolehan nilai rata – rata juga mengalami peningkatan dari hasil
prasiklus 66, pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 80 dan mengalami
peningkatan kembali pada siklus 2 menajdi 88 Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik
perbandingan skor rata – rata berikut ini :
Gambar 4.10 Grafik Nilai Rata - Rata Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2
86
4.6 Pembahasan
Terdapat 15 siswa kelas V di SD Negeri Papringan 03, diantaranya 9 Siswa
perempuan dan 6 siswa laki laki. Pada penelitian ini, Pembelajaran IPA pada siswa
kelas V diterapkan dengan menerapkan pendekatan inkuiri berbantuan multimedia
pembelajaran.
Hasil belajar IPA pada kondisi awal sangat kurang memuaskan, terdapat >50%
nilai siswa yang berada dibawah nilai 70. Hal itu dikarenakan metode pembealjran
yang masih bersifat monoton, kurang inovatif, yang membuat siswa menjadi malas
belaja dan jenuh dlam mengikuti pembelajaran. Dari hal itu maka guru dapat
menggunkaan model pembelajaran dan media yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yaitu penerapan model inkuri
berbantuan multimedia ineraktif.
Dalam kegiatan ini pembelajaran dengna menerapkan model inkuri berbantuan
multimedia interaktif aada beberapa langkah – langkah diantaranya Apersepsi,
penyampaian materi pembealajaran menggunakan multimedia interaktif, membentuk
kelompok secara heterogen, meyampaikan tugas diskusi kelompok, membantu siswa
menganalisa ,menemukan hal hal baru dalam penyelidikan. Semua dirancang dengan
sistematis dan terstruktur supaya hasil yang diharapkan bisa tercapai secara optimal,
untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan jga ada evaluasi pada akhir
pembelajaran yaitu dengna mengerjaakn soal evaluasi.
Model inkuiri berbantuan dengan multimedia interaktif ini dapat diterapkan
pada pelajaran IPA, hal itu dikarenakan dapat merangsang respon siswa menjadi aktif
dalam pembelajaran. Dalam pembealajaran IPA siswa diharapkan untuk dapat
menemukan masalah,merumuskan masalah, mengumpulkan data mengkajinya
menjadi sebuah kesimpulan yang kongkrit. Pada penelitian ini pembelajaran pada
materi tentang gaya dan pesawat sederhana, media yang digunakjan berupa alat
peraga nyata dalam kehidupan sehari – hari sesuai dengan prinsip pembelajaran IPA.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model inkuiri berbantuan dengan
multimedia intraktif dan menunjukan bahwa hasil belajar IPA pada setiap siklusnya
87
mengalami peningkatan. Presentase ketuntasan belajar pada kondisi awal adalah
33,33 %setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 presentase ketuntasan belajar
meningkat menjadi 73,3 %, sedangkan pada presentase ketuntasan bealajar pada
siklus 2 semakin meningkat lagi yakni menjadi 100 %.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuri berbantuan
multimedia interaktif terlihat antusias siswa semakin meningkat serta menyenangkan
bagi siswa. Hal itu karena masa SD merupakan masa yang suka dengan efect,
animasi, gambar, video yang lucu dengan hal itu pembelajaran dimodifiaksi dengan
memanfaatkan telnologi yang semakin maju, dikemas menjadi sebuah bahan ajar
yang menarik minat dan respon siswa. Dengan menggunakan media interaktif
pembelajaran juga semakin mudah menjadikan siswa aktif, pusat da perhatian siswa
menjadi terfokus pada multimedia. Hal ini menunjukan bahwa penelitian ini
dikatakan berhasil sesuai target yang diharapkan, menjadikan siswa aktif dan guru
mendampingi,memfasilitasi membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran.