bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4 -...

27
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Papringan 03 dan alamat sekolahan berada di desa papringan, Kecamatan kaliwungu, Kabupaten Semarang. Mengenai kondisi fisik SD Negeri Papringan 03, secara umum gedung SD Negeri Papringan 03 sudah sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Dengan halaman yang luas sehingga dapat dijadikan sebagai tempat bermain siswa, dan dilengkapi dengan pagar yang mengelilingi sekolah agar para siswa berada di lingkungan yang aman selama pembelajaran. Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Papringan 03. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah 6 siswa dan siswa perempuan adalah 9siswi. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 63.67 % siswa belum lulus KKM pada mata pelajaran IPA, oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian tindakan untuk mengubah kondisi tersebut. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Awal Kondisi sebelum tindakan di mana konsisi tersebut belum diberikan tindakan menggunakan penerapan modem pembelajaran inkuiri berbantuan multimedia intraktif. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Papringan 03 ini dikarenakan, kurangnya penerapan Model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran dimana pada saat proses pembelajaran peran guru lebih dominan dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga dari 15 siswa pada kelas V SDN Kutowinangun 04 hanya 5 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 10 siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri Papringan 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016, penulis akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan

Upload: hoangkiet

Post on 03-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Papringan 03 dan alamat sekolahan

berada di desa papringan, Kecamatan kaliwungu, Kabupaten Semarang. Mengenai

kondisi fisik SD Negeri Papringan 03, secara umum gedung SD Negeri Papringan 03

sudah sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Dengan halaman yang luas

sehingga dapat dijadikan sebagai tempat bermain siswa, dan dilengkapi dengan pagar

yang mengelilingi sekolah agar para siswa berada di lingkungan yang aman selama

pembelajaran. Penelitian ini di laksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Papringan

03. Jumlah siswa adalah 15 siswa, dimana siswa laki-laki adalah 6 siswa dan siswa

perempuan adalah 9siswi. Berdasarkan data awal, diketahui bahwa 63.67 % siswa

belum lulus KKM pada mata pelajaran IPA, oleh karena itu diperlukan sebuah

penelitian tindakan untuk mengubah kondisi tersebut.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1. Kondisi Awal

Kondisi sebelum tindakan di mana konsisi tersebut belum diberikan tindakan

menggunakan penerapan modem pembelajaran inkuiri berbantuan multimedia

intraktif. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Papringan 03 ini

dikarenakan, kurangnya penerapan Model pembelajaran yang inovatif dalam

pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran dimana pada saat proses

pembelajaran peran guru lebih dominan dan masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Sehingga dari 15 siswa pada kelas V SDN

Kutowinangun 04 hanya 5 siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sedangkan 10 siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri

Papringan 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016, penulis akan melakukan sebuah

penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan

62

model pembelajaran inkuiri berbantuan multimedia interaktif guna meningkatkan

hasil belajar siswa yang dilakukan dalam dua siklus. Hasil belajar dan ketuntasan

belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal

No Distribusi Nilai Siklus 1

Keterangan Jumlah Siswa Persentase (%)

1 < 50 1 6,7 Belum tuntas

2 50-59 6 40 Belum tuntas

3 60-69 3 20 Belum tuntas

4 70-79 2 13,3 Tuntas

5 80-89 2 13,3 Tuntas

6 90-100 1 6,7 Tuntas

Jumlah 15 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 nilai hasil belajar kondisi awal nilai ulangan mata

pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran

IPA masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70), sebagian besar siswa masih

memperoleh nilai dibawah KKM 70. Sebanyak 10 siswa dari total keseluruhan 15

siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 5 siswa yang berhasil

tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui

perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara < 50 sejumlah 1 siswa dengan

persentase 6,7% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 50-59 sejumlah 6 siswa

dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah

3 siswa dengan persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara

70-79 sejumlah 2 siswa dengan persentase 13,3 % dari jumlah keseluruhan siswa,

rentang nilai 80-89 sejumlah 2 orang siswa dengan persentase 13,2% dari jumlah

keseluruhan siswa dan rentang nilai 90-100 sejumlah 1 orang siswa dengan

persentase 6,7% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal

(PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendah 45.

(Untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai

63

kondisi awal). Rekapitulasi perolehan nilai berdasarkan interval nilai disajikan

dengan diagram batang berikut ini :

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal

Sedangkan ketuntasan belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal

No Nilai Sebelum Tindakan

Keterangan Jumlah siswa Persentase (%)

1 < 70 10 63,67% Belum tuntas

2 > 70 5 33,33% Tuntas

Jumlah 15 100

Rata-rata 66

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 40

Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini:

64

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal

Berdasarkan pada diagram batang dan diagram lingkaran diketahui bahwa

siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan adalah 10 siswa dengan persentase

63.67% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 33,33%.

Nilai tertinggi 95, nilai terendah 40, serta nilai rata-ratanya yaitu 66. Disamping itu

dengan menghitung rata-rata kelas, diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria

ketuntasan yang ditetapkan yaitu 70. Pada kondisi awal ini proses belajar mengajar

guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa

hanya mendengarkan, menunggu ditunjuk guru sehingga pembelajaran menjadi

membosankan dan banyak siswa yang gaduh menggangu teman-temanya yang lain.

Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan belajar belajar IPA siswa sebelum

tindakan inilah direncanakan untuk dilakukan tindakan dalam rangka memperbaiki

kondisi tersebut.

4.3 Siklus 1

4.3.1 Perencanaan Tindakan

Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan

dengna rincian sebagai berikut :

Pertemuan 1

65

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi

dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat

yang digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan

segala sesuatu yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya membuat RPP

dengan materi tentang gaya, menyiapkan alat peraga berupa karet, bola, sepeda, meja,

kursi dan sebagainya, serta menyiapkan LCD dan laptop untuk menampilkan

multimedia interaktif, ruang lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran

berlangsung yang akan dilaksanakan dikelas V. Selain itu juga menyiapkan lembar

observasi guru dan murid saat pelaksanaan pembelajaran siklus 1.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1

dengan pokok bahasan gaya disekitar kita, kemudian menentukan tujuan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbantuan

multimedia interaktif. Setelah menentukan tujuan pembelajran kemudian

menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan

dengan model inkuiri dengan memyampaikan materi pembelajaran terlebih dahulu

lalu melakukan tanya jawab untuk mengetahui kemampuan dasar siswa terlebih

dahulu, juga bertujuan supaya mengetahui kemampuan siswa dalam menanggapi

pertanyaan dan memberi tanggapan, setelah itu guru membagi siswa menjadi 4

kelompok. Pembelajran dilanjutkan dengan siswa melakukan tugas dengan apyang

diintruksikan guru. Setelah akhir pembelajaran guru memberikan pemantapan dan

memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan kepada siswa secara lisan.

Pertemuan 2

Pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 tetapi dengan

materi yang berbeda yaitu tentang macam macam gaya dalam kehidupan sehari –

hari. Sebelum mengajar maka peneliti menyiapkan segala sesuatu untuk menunjang

pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 2

mengan materi macam macam gaya, lembar soal evaluasi siklus 1, lembar observasi,

buku penunjang pembelajran dan media pembelajran, serta laptop dan LCDserta

menentukan alokasi dan ruang kelas yang dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran.

66

Peneliti merancang Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan 2

dengan pokok bahasan macam – macam gaya dalam kehidupan sehari hari, kemudian

menentukan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru

menyampaikan pembelajran berbantuan multimedia lalu dilanjutkan dengna tanya

jawab dengan siswa guna mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang

sedang berlangsung. Guru membagi kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya

lalu guru memberikan tugas dan siswa mengaerjakan tugas kelompok sesuai dengna

perintah guru. Setelah siswa mengerjakan tugas bersama – sama menarik kesimpulan

dan guru memberikan pemantapan dan tindak lanjut dengan memberikan soal

evaluasi kepada siswa.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan bertempat di SD Negeri papringan 03

Kecamatan Kaliwungu Kabupaten semarang. Peneliti melaksanakana pembelajaran

sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Kegiatan pelaksanaan pada siklus I dilaksanakn dari kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

4.3.2.1 Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan 1

Pertemuan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2016. Pada kegiatan

awal guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang gaya yang berhubungan

dengan kehidupan sehari – hari lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

Pada kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab tentang pengaruh gaya

terhadap benda dalam kehidupan sehari – hari. Guru dibantu peneliti meniapkan alat-

alat yang akan digunakan. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, pembagian

kelompok dilakukan dengan cara berhitung. Setelah kelompok terbentuk guru

memberikan tugas kepada setiap kelompok setiap kelompok melakukan tugas dan

satu diantara mereka mencatat hasil – hasil sesuai dengna temuan temuan yang

didapatkan. Setelah setiap kelompok menyelesaikan tugas dari guru masing masing

67

perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasilnya siswa lain bertanya

atau menanggapi. guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan guru

memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan secara lisan.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016. Pada kegiatan awal

guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang pohon jatuh dari pohonnya.

Lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti diawali dengan bertanya jawab tentang pengaruh gaya

terhadap benda dalam kehidupan sehari – hari. Guru dibantu peneliti meniapkan alat-

alat yang akan digunakan. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok sama seperti

dengna kelompok sebelumnya , pembagian kelompok dilakukan dengan cara

berhitung. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas kepada setiap

kelompok dilanjutkan setiap kelompok melakukan tugas seperti melakukan

percobaan magnet, melempar bola keatas, melihat proses pengereman sepeda dan

satu diantara mereka mencatat hasil – hasil sesuai dengna temuan temuan yang

didapatkan. Setelah setiap kelompok menyelesaikan tugas dari guru masing masing

perwakilan kelompok untuk maju mempresentasikan hasilnya siswa lain bertanya

atau menanggapi. guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dan guru

memberikan tindak lanjut dengan memberi pertanyaan secara lisan. Dan pada akhir

pembelajaran siswa mengerjakan soal siklus 1.

4.3.2.2 Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung siklus 1 berlangsung peneliti mengamati

dengan cermat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir dengan cara mengisi

lembar observasi guru (Terlampir) yang telah disediakan. Hasil observasi yang telah

dilakukan sebagai berikut :

Pertemuan 1

Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1, tampak

adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukan ketertarikan terhadap

multimedia interaktif, karena dalam pembelajaran ini tidak seperti biasanya saat guru

68

mengajar yang hanya mengguanakn media buku paket serta ceramah. Dengan media

yang digunakan siswa cenderung antuasias dan termotivasi pada saat melihat

tampilan menarik dalam multimedia interaktif, bahkan tidak sedikit siwa yang

belajar untuk mengoprasikan sendiri. Dalam pembelajaran ini siswa kurang mampu

menerima meteri pelajran dengan baik karena kurangnya bimbingan dari guru, dan

dalam melaksanakan RPP belum terlaksana dengan baik. Dari hasil observasi guru

melaksanakan pembelajran dalam kategori cukup karena langkah – langkah

pembelajran belum sesuai dengan RPP.

Pertemuan 2

Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 1,

pembelajaran pada pertemuan 2, maka pembelajaran dilanjutkan seperti halnya pada

pertemuan 1 tampak adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa menunjukan

ketertarikan karena media yang digunakna ini sangat merangsang respon siswa,

hampir semua siswa terdian saat memperhatikan multimedia ini karena tampilan, efek

suara, gambar yang sangat menarik perhatian dan minat. Siswa sangan antusias dan

termotivasi dalam pembelajaran ini, namun dalam diskusi kelompok siswa masih

kebingungan dalam melaksanakan tugas dari guru, kare kurangnya bimbingan yang

tidak bisa maksimal. Dalam kegiatan ini rencana pelaksanaan pembelajaran belum

terlaksana dengan baik masih banyak yang harus dievaluasi.

Secara keseluruhan kegiatan pembelajran pada siklus 1 sudah baik meskipun

belum optimal dalam pelaksanaannya. Hal itu dibuktikan ketertarikan dan antusias

pembelajran siswa meningkat dari pembelajran sebelumnya. Pembelajaran ini

melibatkan siswa aktif belajran menemukan sendiri hal hal baru, dan mencoba

mengkajinya sehingga guru bertindak sebagai fasilitator.

Hasil Tindakan

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus 1 guru melakukan penilaian

mengginakan soal evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran dan diperoleh hasil

belajar silus 1 pada siswa kelas V SD Negeri Papringan 03 Semester 2 Tahun

pelajaran 2015/2016 dapat disajikan pada tabel dibawah ini :

69

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1

Siswa Kelas V SD Negeri Papringan 03

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 45 – 55 1 6,7%

2 56 – 66 3 20%

3 67 – 77 1 6,7 %

4 78 – 88 3 20%

Jumlah 15 100%

Rata – Rata Nilai IPA 80

Nilai Tertinggi IPA 100

Nilai Terendah IPA 45

Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa untuk siswa dengan nilai 45 – 55 sebesar 1

siswa (6,7%), siswa yang mendapat nilai 56 – 66 sebanyak 3 siswa ( 20 % ), untuk

siswa yang mendapat nilai 67 – 77 sebanyak 1 siswa ( 6,7 % ), siswa yang mendapat

nilai 78 – 88 ( 20 % ), dan siswa yang mendapat nilai 89 – 100 sebanyak 7 siswa (

46,6 %). Dengan rata – rata 80, dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah

adalah 45. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut :

70

Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 1

Tabel 4.4

Distribusi Ketuntasan belajar siswa siklus 1

No Kategori ketuntasan belajar siswa Nilai Jumlah siswa Persentase

1 Tuntas 70 11 73,3 %

2 Tidak Tuntas 70 4 26,7 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes evaluasi pada

siklus 1 terdapat 4 siswa ( 26,7 %) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas

belajar terdapat 11 siswa (73,3 %). Keterangan tabel diatas dapat diperjelas dengan

diagram lingkaran dibawah ini:

71

Gambar 4.4 Diagram Distribusi ketuntasan belajar IPA Siklus 1

Berdasarkan Distribusi nilai tes evaluasi ketuntasan belajar menunjukan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan

model inkuiri berbantuan multimedia interaktif. Terbukti pada siklus 1 hasil belajar

siswa sebesar 11 (73,3%), dengan nilai rata rata siswa 80 serta nilai tertinggi 100

.sedangkan nilai terendah 45. Walaupun demikian sudah terjadi peningkatan hasil

belajar pada siklus 1 tetapi masih ada kekurangna – kekurangan pada saat

pembelajarn yang harus dieprbaiki. Untuk meningkatkan hasil belajar siklus 1 sebagai

penguat bahwa dengan penggunaan model inkuiri berbantuan media interaktif dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4.3.3 Refleksi Siklus 1

Setelah melaksanakan kegiatan pada siklus 1, Selanjutnya diadakan refleksi

terhadap pembelajran yang telah dilakukan. Dari hasil test evaluasi diketahui pada

siklus 1 terdapat 4 siswa( 26,7% ) yang belum tuntas belajar, sedangkan yang tuntas

belajar terdapat 11 siswa (73,3%). Hasil refleksi yang diperoleh pada proses

pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut :

a. Kekurangan

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kekurangan sehingga mengganggu

kegiatan pembelajaran hal – hal tersebut yaitu :

72

1. Dalam pembagian kelompok dengan cara berhitung belum efektif karena

kelompook tidak homogen.

2. Dalam menjelaskan pembelajran dengan multimedia interaktif belum maksimal

karena fokusnya terbagi – bagi dalam pembelajarna.

3. Guru belum melakukan langkah – langkah pembelajaran dengna optimal.

4. Dalam pembelajran ini siswa masih banyak yang bermain sendiri, karena

kurang dipantau gurunya.

b. Penyelesaian

Untuk mengatasi hambatan yang terjadi maka melakukan penyelesaian

hambatan tersebut pada siklus 1, diantaranya sebagai berikut:

1. Pembagian kelompok dengan guru memilih dahulu ketua kelompok terlebih

dahulu yang berkompeten lalu kelompok dilakukan dengan cara berhitung.

2. Peneliti membantu mengoprasikan laptop supaya guru bisa fokus menjelaskan

pelajaran dengan baik.

3. Guru lebih memperhatikan lagnkah – langkah pembelajran supaya langkah

pembelajaran dapat dilakukan dengan sistematis.

4. Peneliti ikut membantu ssiwa dalam berdiskusi dan mengawasi ssiwa yang

masih gaduh.

Hasil refleksi siklus 1 tersebut akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran

pada siklus 2 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

4.4 Siklus 2

4.4.1 Perencanaan

Praktek pembelajaran siklus 2 dilaksanakan melalui 2 kali pertemuan dengan

rincian sebagai berikut :

Setelah diperoleh informasi pada tahap refleksi, maka dilakukan diskusi dengan

guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat yang

digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan 1, maka peneliti menyiapkan segala

sesuatu yang mendukung proses pembelajaran , diantaranya RPP, Menyiapkan

Multimedia interaktid yang sesuai dengan pembelajaran, buku pembelajaran, serta

73

ruang/lokasi yang akan digunkaan saat pembelajran berlangusng yang akan

dilaksanakan dikelas V, Selain itu juga menyap instrumen lain diantaranya lembar

observasi siswa, lembar observasi guru pada saat pembelajaran.

Pertemuan 1

Peneliti merancang Rencana pembelajaran (RPP) Peertemuan 1 dengan pokok

bahasan tentang pesawat sederhana kemudian menentukan tujuan pembelajaran

dengan menerapkan model inkuiri berbantuan multimedia interaktif pada materi

tentang pesawat sederhana. Setelah menentukan tujuan pembelajran kemudian

menetapkan lamanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan

penyampaian materi dengan menggunakan bantuan multimedia interaktif, kemudian

dilakukan tanya jawab guna mengetahui informasi tentang respon siswa terhadap

pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan dibagi kelompok kecil, kemudian guru

memberikan tuagas kepada siswa untuk menemukan permasalahan , mencatat,

mengkaji dan menyimpulkn hasilnya. Setelah diakhir pembelajaran guru memberikan

pemantaban memberikan tindak lanjut dengna memberi pertanyaan siswa secara

lisnya serta memberi kesimpulan.

Pertemuan 2

Pada perencanaan pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 tetapi

dengan materi yang berbeda yaitu penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan

sehari hari. Sebelum mengajar maak peneliti menyiapkan segala sesuatu untuk

menunjang pembelajaran, diantaranya Rencana pelaksanaan Pembelajran (RPP)

Pertemuan 2, Lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi, lembar kerja diskusi

kelompok, buku pelajaran, multimedia yang menarik, serta ruang kelas yang

digunakan untuk pmbelajaran.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II

dengan pokok bahasan penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari hari.

Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi menggunakan bantuan multimedia

interaktif , dilanjutkan dengan tanya jawab antara guru dan siswa tentang contoh

penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari hari. Kemudia guru

74

membagi kelompok dengan cara memilih ketua yang berkompeten lalu yang lain

dengan berhitung, setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas dalam

kelompok,bereksperimen,menemukan, mencatat temuan temua yang didapat dari

pengalaman disimpulkan lalu mengkomunikasikan. Pada siklus 2 pertemuan 2 ini

pembelajran sangat aktif, dan antusia ssiwa meningkat. Setelah pembelajaran ssiwa

guru memberikan penguatan dan bersama sama ssiwa menyimpulkan pembelajaran

secara lisan. Dan pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal individu.

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

4.4.2.1 Pelaksanaan Tindakan

Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan bertempat di SD Negeri Papringan 03

kecamatan kaliwungu kabupaten semarang. Peneliti melaksanakan pembelajran

sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Kegiatan pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan mulai dari kegiatan awal , kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan.

Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016. Dalam pembelajran

ini diawal kegiatan guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang contoh

pesawat dalam kehidupan sehari hari, lalu melakukan penguatan sebagai motivasi

awal dalam pembelajaran, dalam rangka menyiapkan fisik dan mental siswa dalam

melakukan pembelajaran siswa diajak bernyanyi dan yeal – yeal.

Pada kegiatan inti diawali dengan guru melakukan tanya jawab dan

menyampaikan materi dengan bantuan multimedia interaktif, siswa sangat aktif dan

antusias dalam memperhatikan pembelajaran karena efek gambar,suara,animasi yang

menarik siswa. Lalu siswa dibagi kelompok kecil dengan cara memilih ketua

kelompok terlebih dahulu yang dianggap berkompeten, kelompok dilakukan dengna

cara berhitung. Setelah kelompok terbentuk siswa disajikan beberapa gambar dengan

bantuan laptop, siswa diminta menganalisa, menemukan dengan bimbingan dan

arahan guru, setiap kelompok dibagikan lembar kerja untuk bekerja. Siswa diminta

untuk mencatat temuan temuan baru. Setelah siswa mengelompokan pesawat

75

sederhana sesuai golongananya setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan

kedepan kelas, dan kelompok lain menanggapi. Setelah pembelajran selesai guru

memberikan penguatan kesimpulan dari pembelajaran hari secara lisan.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada 1 April 2016. Pada kegiatan awal guru

mengkondisikan kelas, menyiapkan mental dan fisik siswa, lalu guru melakukan

tanya jawab sebagai apersepsi tentang siapa yang pernah menimba air disumur dan

yang pernah menggunting kertas . Setelah melakukan apersepi guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru memaparkan materi tentang pesawat sederhana yang

telah disampai pada pertemuan sebelumnya menggunakan bantuan multimedia

interaktif. Guru melakukan tanya jawab tentang tentang materi yang telah dipaparkan,

memancing siswa untuk menemukan masalah, serta memfasilitasi siswa yang

bertanya materi yang belum di mengerti. Pada pertemuan ini kegiatan dilakukan

diruang kelas, dengan alat peraga yang sudah tersedia. Guru membagi siswa menjadi

4 kelompok sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setelah kelompok

terbentuk guru menyampaikan tugas yang harus dilakasanakan disertai pembagian

lembar kerja siswa dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok melakukan percobaan

dengan bimbingan guru hal hal yang berhubugnan dengan pesawat sederhana seperti

menyekrup bermain katrol, dan roda berporos, setiap kelompok diarahkan untuk

menuliskan temuan temuan baru dilembar kerja siswa, siswa menganalisis masalah

dan menyimpulkan dengan bantuan guru dan peneliti juga ikut membantunya, setelah

itu setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya kedepan kelas diikuti yang lain,

bagi siswa yang berpendapat tentang presentasi kelompok lain memerikan tanggapan,

pertanyaan, diakhir pembelajaran siswa mengerjakan soal test evalausi siklus 2 secara

individu dengan penuh tanggung jawab. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi

bersama dengan guru siswa memberi simpulan secara lisan , dan guru memberi

penguatan tentang pelajaran hari ini. Pada pembelajaran hari ini ssiwa sangat aktifm

76

antusias dalam memperhatikan, melakukan percobaan, menemukan setiap masalah,

serta dalm mengerjakan soal evaluasi siswa sangat tanggung jawab.

4.4.1.2 Observasi

Pada saat pembelajaran siklus 2 berlangsung peneliti mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir dengan cara mengisi lembar observasi guru (

Terlampir yang telah disediakan. Hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai

berikut :

Pertemuan 1

Setelah melaksanakan proses pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1, tampak

adanya peningkatan keaktifan siswa, siswa menunjukan ketertarikan dengna media

yang digunakna dengan animasi gambar di padukan dengan video serta aniamsi yang

menarik meningkatkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Antuasias siswa dalam

pembelajran memacu siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran . Penguasaan

materi yang diterima siswa sudah lebih baik, hal ini ditunjukan karena guru dalam

pembelajran sudah melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajran secara optimal.

Pada pertemuan 1 ini siswa sudah nampak berani berbicara mengungkapkan

pendaatnya didepan teman temannya. Pada pertemuanini siswa lebih leluasa dan tidak

grogi seperti pembelajran sebelumny yang terlihat kaku dan canggung, tetapi pada

siklus 2 ini siswa menunjukan sikap tanggung jawab disiplin dalam pembelajran.

Guru sudah membimbing siswa dengna baik dan sudanh sesuai dengan langkah

langkah pembelajran. Dari hasil observasi dapat dikatakan guru sudah melakukan

pembelajran dengan kategori baik.

Pertemuan 2

Setelah melaksanakan proses pembelajran siklus 2 pertemuan 1, maka pembeljran

dilanjutkan denga pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan terakhir, maka pembelajran

dilanjutkan seperti halnya pada pertemuan 1. Pada pertemuan 2 ini tampak adanya

peningkatan keaktifan siswa yang sangat signifikan. Antusias siswa dalm mengikuti

pembelajaran serta riuh semangat yang menunjukan pertemuan dua ini semakin

bervariasi dan termotivasi dari pertemuan sebelumnya. Ada siswa yang ingin menciba

77

untuk mengoprasikan multimedia tetapi dengna bimbignan guru, mereka sangat

terpusat pada satu titik yaitu pada multimedia interaktif, karena sangat menarik dan

sangat disenangi oleh siswa, pembelajran menggunakan media interaktif sangat

efektif dilakukan karena dapat merangsang siswa, kemampuan menerima pelajran

menjadi tidak membosankan, apalagi seiring berkembangnya jaman teknologi

semakin maju. Guru menyampaikan pelajran dengna baik, dapat memancing siswa

untuk aktif, serta membrikan arahan diskosi kelompok, mendampingi siswa dalam

percobaan dan menemukanjuga sudah terlihat baik. Penguasaa materi juga sudah

terlihat sangat baik. Dapat dikatakan rencana pelaksanaan pembelajran sudah

dilakukan secara optimal guru juga banyak memotivasi siswa. Pada akhir

pembelajran guru memberikan penguatan, motivasi serta simpulan sehingga

pembelajran kali ini sangat terkesan kepada setiap siswa. Dari hasil observasi dapat

dikatakan pebmelajran ini dalam katero sangat baik dan berhasil.

Secara keseluruhan kegiatan pembelajran siklus 2 sangat baik. Hal ini

dibuktikan keterkatikan dan antusia dalam pembelajran sudah meningkat serta

kebranian dan antusia dalam pembelajaran sudah meningkat serta keberanian siswa

berbicara mengungkapkan pendapat didepan teman temannya. Pembelajran ini sudah

melibatkan siswa seara aktif dan guru bertindak sebagai fasilitator dengan baik.

Hasil tindakan

Pada pelaksanaan pembealajaran siklus 2 guru melakukan penilaian dengan

menggunakan soal evaluasi tertulis diakhir pembelajran dan diperoleh hasil belajar

siklus 2 pada siswa kelas V SD Negeri Papringan 03 semester 2 tahun pelajaran

2015.2016 dapat disajikan seperti tabel dibawah ini :

78

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2

Siswa Kelas V SD Negeri Papringan 03

Tahun Pelajaran 2015/ 2016

No Interval Frekuensi Presentase

1 70 - 75 2 13,3 %

2 76 - 81 4 26,7 %

3 82 - 87 1 6,6 %

4 88 - 93 3 20 %

5 94 - 100 5 33,4 %

Jumlah 15 100 %

KKM 70

Rata - Rata Nilai IPA 88

Nilai Tertinggi IPA 100

Nilai Terendah IPA 75

Dari tabel 10 menunjukan bahwa untuk siswa dengan nilai 70 – 75 terdapat 2

siswa ( 13,3 %), Sedangkan siswa dengna nilai 76 – 81 terdapat 4 siswa ( 26,7%),

Siswa yang mendapatkan nilai 82 -87 terdapat 1 siswa ( 6,6%), siswa yang mendapat

nilai 88 – 93 Sebanyak 3 siswa ( 20% ), dan siswa yang mendapat nilai 94 - 100

terdapat 5 siswa (33,4%), Dengan rata – rata 88 dan nilai tertinggi adalah 100

sedangkan nilai terendah adalah 75 berdasarkan tabel 10 dapat digambarkan diagram

sebagai berikut:

79

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus 2

Tabel 4.6

Distribusi Ketuntasan Belajar IPA siklus 2

No Kategori ketuntasan belajar siswa Nilai Jumlah siswa Persentase

1 Tuntas 70 15 100 %

2 Tidak Tuntas 70 0 0 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perolehan nilai tes evaluasi pada

siklus 2 bahwa sebanyak 15 siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan (100%). Dan

tidak ada siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran siklus 2. Keterangan tabel

diatas diperjelas dengan diagram lingkaran dibawah ini :

80

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2

Berdasarkan distribusi nilai tes evaluasi ketuntasan belajar menunjukan

terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan

menerapkan modem pembelajaran inkuri berbantuan multimedia interaktif. Hal itu

terbukti pada siklus 2 hasil belajar siswa tuntas sebesar 100% dengan rata rata nilai

88 serta nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 75 Hal itu membuktikan bahwa

ada peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2.

4.4.3 Refleksi siklus 2

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya

diadakan refleksi dan analisis hasil tes pada siklus 2 dari semua jumlah siswa 15

semua dinyatakan tuntas. Hasil observasi kinerja guru sangat baik pada siklus 2 ini

yaitu sebagai berikut :

1. Pada kegiatan pembelajran sudah melibatkan siswa secara aktif.

2. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

3. Pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah lebih membimbing siswa dalam

pelaksanaan percobaan, menemukan yang membuat siswa menjadi antusia dan

termotivasi.

81

Guru juga sudah dapat memberikan motivasi, memberikan penguatan juga

meembimbing jalannya pembelajran dengna baik dan terstruktur. Berdasarkan hasil

observasi terlihat bahwa siswa antusias dalam pembelajaran. Hal itu dibuktikan

bahwa siswa merasa senang dan seluruh siswa sudah berperan aktif dalam

pebmelajaran maupun dalam kerja kelompok.

Dari pembelajran ini yang telah dilakukan bahwa dengan menggunakan model

inkuiri berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan hasil belajar IPA

khususnya pada kelas V dan telah dibuktikan 15 siswa sudah sesuaidengna kriteria

kelulusan yaitu 100%

4.5 Analisis Data

4.5.1 Sebelum tindakan

Berdasarkan hasil analisis data, kegiatan pembelajaran kelas V SD Negeri

Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang sebelum tindakan terlihat

bahwa siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa atau dengan persentase

63,67 %. Sedangkan siswa yang mampu mencapai KKM berjumlah 5 siswa dengan

presentase 33,33 %. Nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 95 dan nilai

minimunya 40, Nilai rata – rata yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 66.

4.5.2 Siklus 1

Berdasarkan dari analisis data, kegiatan pembelajran di kelas V SD Negeri

Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, bahwa ada peningkatan

nilai siswa setelah pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran inkuiri

berbantuan multimedia interaktif dengan nilai rata – rata 66 sebelum diadakan

tindakan. Dan setelah diadakan tindakan pada siklu 1 nilai rata – rata menjadi 80 ,

Berarti pembelajaran telah berhasil dan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan indikator keberhasilan 75% yaitu jumlah siswa yang mencapai

KKM terdapat 11 siswa atau 73,3 %. Dan jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah

KKM masih 4 siswa atau 26,7 %. dengan nilai minimum 45 dan nilai maksimum 100

dengan jumlah siswa kelas V sebanyak 15 siswa. Dalam pembelajaran siklus 1 masih

terdapat kekurangan – kekurangan sehingga masih diperlukan perbaikan mulai hal

82

yang terkecil maupun hal yang besar, sehingga dalam diskusi antara guru dengan

peneliti lebih ditingkatkan supaya dalam pembelajran siklus 2 bisa tercapai secara

maksimal. Kekurangan – kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan dikaji dan akan

diperbaiki pada siklus yang ke 2. Meskipun sebagian besar hasil belajar siswa sudah

tuntas tetapi kegiatan siklus pada penerapan pembealjran modem inkuiri berbantuan

media interaktif masih memiliki kekurangan antara lain :

a. Dalam pembagian kelompok dengan cara berhitung belum efektif karena

kelompook tidak homogen.

b. Dalam menjelaskan pembelajran dengan multimedia interaktif belum maksimal

karena fokusnya terbagi – bagi dalam pembelajarna.

c. Guru belum melakukan langkah – langkah pembelajaran dengna optimal.

d. Dalam pembelajaran ini siswa masih banyak yang bermain sendiri, karena kurang

dipantau gurunya.

Untuk kelebihan pada siklus ini terbukti hasil belajar siswa sudah mengalami

peningkatan diatas KKM : 70. Selain itu siswa lebih antusias, termotivasi asik kalau

diajak bermain, dan pembelajran menjadi tidak membosankan. Keberanian siswa

dalam bertanya, menanggapi pertanyaan, serta dalam melakukan percobaan

menjadikan pembelajran dan menjadi ebuah pengalaman yang berharga bagi siswa.

4.5.3 Siklus II

Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 telah diperbaiki pada siklu 2. Hasil

siklus 1, Siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai mata pelajaran IPA tentang

Gaya disekitar kita dengan nilai rata – rata 88 nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100

Siswa yang sudah mencapai ketuntasan KKM 70 ada 100 siswa atau 100% dari

jumlah seluruh siswa. Jadi, pembelajaran siklus II ini seluruh siswa sudah mencapai

KKM . Kekurangan pada siklus I sudah dapat diperbaiki pada siklus II. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model inkuiri

berbantuan multimedia ineraktif yang dlakukan pada materi gaya dan pesawat

sederhana di kelas V SD Negeri Papringan 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

Semarang berhasil dan sesuai tujuan yang diharapkan.

83

Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar

siswa pada saat pra siklus, siklus I dan siklus II dapat ditunjukan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.7

Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA Pada Prasiklus,Siklus 1, Siklus 2

Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frek Persentase Frek Persentase Frek Persentase

Tuntas ≥70 5 33,33% 11 73,30% 15 100%

Tidak Tuntas <70 10 63,67% 4 26,70% 0 0%

Jumlah 15 100% 15 100 15 100%

Dari Tabel diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar pada prasiklus ke silus 1

dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya

dicapai 5 siswa atau 33,33% dari jumlah siswa yaitu 15, sedangakn pada siklus 1

ketuntasan belajar dapat dicapai 11 siswa atau 73,30% dari jumlah siswa yaitu 15.

Hal itu menunjukan peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siswa, sama halnya

pada siklus 2 ketuntasan belajar dicapai 15 siswa atau 100 % atau dapat dikatakan

semua siswa tuntas.

Tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus 1 , dan siklus 2 dapat

dieperjelas dengan diagram batang dibawah ini :

84

Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA pada Pra siklus,

Siklus 1, dan Sikus 2

Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat, skor minimal

hasil belajar IPA juga mengalami peningkatan dari hasil pra siklus 40 ke siklus 1

menjadi 45 dan pada siklus 2 menjadi 75 Hasil tersebut dapat dilihat dari grafik

perbandingan nilai minimal hasil belajar IPA tentang energi berikut ini :

Gambar 4.8 Perbandingan Skor Nilai Minimal Pra siklus, Siklus 1, dan Sikus 2

85

Adapun perolehan skor maksimal juga mengalami peningkatan dari hasil

prasiklus sebesar 95 meningkat menjadi 100 pada siklus 1 dapat dipertahankan pada

silus 2 sebesar 100 Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik perbandingan Nilai

maksimal berikut ini :

Gambar 4.9

Perbandingan Skor Nilai Maksimal Pra siklus, Siklus 1, dan Sikus 2

Pada Perolehan nilai rata – rata juga mengalami peningkatan dari hasil

prasiklus 66, pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 80 dan mengalami

peningkatan kembali pada siklus 2 menajdi 88 Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik

perbandingan skor rata – rata berikut ini :

Gambar 4.10 Grafik Nilai Rata - Rata Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2

86

4.6 Pembahasan

Terdapat 15 siswa kelas V di SD Negeri Papringan 03, diantaranya 9 Siswa

perempuan dan 6 siswa laki laki. Pada penelitian ini, Pembelajaran IPA pada siswa

kelas V diterapkan dengan menerapkan pendekatan inkuiri berbantuan multimedia

pembelajaran.

Hasil belajar IPA pada kondisi awal sangat kurang memuaskan, terdapat >50%

nilai siswa yang berada dibawah nilai 70. Hal itu dikarenakan metode pembealjran

yang masih bersifat monoton, kurang inovatif, yang membuat siswa menjadi malas

belaja dan jenuh dlam mengikuti pembelajaran. Dari hal itu maka guru dapat

menggunkaan model pembelajaran dan media yang dapat menunjang kegiatan

pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yaitu penerapan model inkuri

berbantuan multimedia ineraktif.

Dalam kegiatan ini pembelajaran dengna menerapkan model inkuri berbantuan

multimedia interaktif aada beberapa langkah – langkah diantaranya Apersepsi,

penyampaian materi pembealajaran menggunakan multimedia interaktif, membentuk

kelompok secara heterogen, meyampaikan tugas diskusi kelompok, membantu siswa

menganalisa ,menemukan hal hal baru dalam penyelidikan. Semua dirancang dengan

sistematis dan terstruktur supaya hasil yang diharapkan bisa tercapai secara optimal,

untuk mengetahui keberhasilan dari kegiatan jga ada evaluasi pada akhir

pembelajaran yaitu dengna mengerjaakn soal evaluasi.

Model inkuiri berbantuan dengan multimedia interaktif ini dapat diterapkan

pada pelajaran IPA, hal itu dikarenakan dapat merangsang respon siswa menjadi aktif

dalam pembelajaran. Dalam pembealajaran IPA siswa diharapkan untuk dapat

menemukan masalah,merumuskan masalah, mengumpulkan data mengkajinya

menjadi sebuah kesimpulan yang kongkrit. Pada penelitian ini pembelajaran pada

materi tentang gaya dan pesawat sederhana, media yang digunakjan berupa alat

peraga nyata dalam kehidupan sehari – hari sesuai dengan prinsip pembelajaran IPA.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model inkuiri berbantuan dengan

multimedia intraktif dan menunjukan bahwa hasil belajar IPA pada setiap siklusnya

87

mengalami peningkatan. Presentase ketuntasan belajar pada kondisi awal adalah

33,33 %setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 presentase ketuntasan belajar

meningkat menjadi 73,3 %, sedangkan pada presentase ketuntasan bealajar pada

siklus 2 semakin meningkat lagi yakni menjadi 100 %.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuri berbantuan

multimedia interaktif terlihat antusias siswa semakin meningkat serta menyenangkan

bagi siswa. Hal itu karena masa SD merupakan masa yang suka dengan efect,

animasi, gambar, video yang lucu dengan hal itu pembelajaran dimodifiaksi dengan

memanfaatkan telnologi yang semakin maju, dikemas menjadi sebuah bahan ajar

yang menarik minat dan respon siswa. Dengan menggunakan media interaktif

pembelajaran juga semakin mudah menjadikan siswa aktif, pusat da perhatian siswa

menjadi terfokus pada multimedia. Hal ini menunjukan bahwa penelitian ini

dikatakan berhasil sesuai target yang diharapkan, menjadikan siswa aktif dan guru

mendampingi,memfasilitasi membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran.