bab iv hasil penelitian dan pembahasan · 2015. 6. 12. · 51 bab iv hasil penelitian dan...

28
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia- nalisis sesuai dengan permasalahan dan tujuan pene- litian. Agar sistematis, data hasil penelitian yang bersumber dari wawancara mendalam, observasi langsung, dokumentasi dan FGD akan dikelompokkan sesuai dengan permasalahan serta tujuan penelitian. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi SD Negeri Peterongan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Peterongan Semarang. SD Negeri Peterongan merupakan SD Negeri yang besar dan terkreditasi A (Nilai 90). Letak- nya strategis di tepi Jalan Raya Kompol Maksum No. 292 Semarang, berdiri sejak tahun 1918. Sekolah ini bekas sekolah Belanda (HIS) dan sekolah wanita. Dahulu berasal dari SD Peterongan 01 dan 02, lahir dan berkembangan pesat, sehingga disusul dengan lahirnya SD Peterongan 03, 04 yang terkenal dengan istilah SD Bugel. Karena terus berkembang maka SD Peterongan 01, 02 sudah tidak bisa menampung murid, hingga harus membuka SD baru yaitu SD Peterongan 05 yang kemudian menjadi Kampus Peterongan 01, 02, 05.

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-

nalisis sesuai dengan permasalahan dan tujuan pene-

litian. Agar sistematis, data hasil penelitian yang

bersumber dari wawancara mendalam, observasi

langsung, dokumentasi dan FGD akan dikelompokkan

sesuai dengan permasalahan serta tujuan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi SD Negeri Peterongan

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Peterongan

Semarang. SD Negeri Peterongan merupakan SD

Negeri yang besar dan terkreditasi A (Nilai 90). Letak-

nya strategis di tepi Jalan Raya Kompol Maksum No.

292 Semarang, berdiri sejak tahun 1918. Sekolah ini

bekas sekolah Belanda (HIS) dan sekolah wanita.

Dahulu berasal dari SD Peterongan 01 dan 02, lahir

dan berkembangan pesat, sehingga disusul dengan

lahirnya SD Peterongan 03, 04 yang terkenal dengan

istilah SD Bugel. Karena terus berkembang maka SD

Peterongan 01, 02 sudah tidak bisa menampung

murid, hingga harus membuka SD baru yaitu SD

Peterongan 05 yang kemudian menjadi Kampus

Peterongan 01, 02, 05.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

52

Pada tahun 2002 SD Peterongan 3, 4 harus

gulung tikar. Adapun sisa murid dan gurunya kemu-

dian digabung ke SD Peterongan 1, 2. Karena SD

Peterongan 3, 4 sudah tidak ada, maka nama SD

disesuaikan menjadi SD Peterongan 1, 2, 3 (tahun

2003) dan berlangsung hingga akhir tahun pelajaran

2010/2011. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas

Pendidikan Kota Semarang Nomor: 420/4610 tentang

perubahan nama sekolah dasar negeri, maka nama SD

Negeri Peterongan 1, 2, 3 menjadi SD Negeri Peterong-

an yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah.

Data siswa dalam tiga tahun terakhir di awal

tahun ajaran 2011/2012, jumlah seluruh siswa adalah

495 yang terdiri dari siswa kelas I (96 siswa); kelas II

(83 siswa); kelas III (93 siswa); kelas IV (72 siswa);

kelas V (66 siswa), dan kelas VI (85 siswa). Pada tahun

ajaran 2012/2013 jumlah seluruh siswa adalah 533

orang yang terdiri dari siswa kelas I (92 siswa); kelas II

(95 siswa); kelas III (75 siswa); kelas IV (62 siswa);

kelas V (89 siswa); dan kelas VI (120 siswa). Pada

tahun ajaran 2013/2014 jumlah seluruh siswa adalah

456 orang yang terdiri dari siswa kelas I (105 siswa);

kelas II (80 siswa); kelas III (78 siswa); kelas IV (57

siswa): kelas V (73 siswa); dan kelas VI (63 siswa).

Hasil prestasi akademik yang berkaitan dengan

peningkatan kualitas sekolah dapat ditunjukkan dari

kenaikan presasi akademik Nilai Ujian Nasional dalam

4 tahun terakhir. Pada Tahun 2010/2011 rata-rata

nilai ujian nasional adalah 6.94; tahun 2011/2012

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

53

meningkat menjadi 7.35; tahun 2012/2013 rata-rata

ujian nasional meningkat lagi menjadi 7.43; dan pada

Tahun 2013/2014 mengalami peningkatan lagi menja-

di 7.94.

Berbagai fasilitas dimiliki SD Negeri Peterongan

Semarang untuk menunjang mutu sekolah. Fasilitas

tersebut antara lain: Kelas yang berjumlah 15 ruang;

Perpustakaan dengan ukuran 15x8 m; 1 Ruang PAK

dengan ukuran 6x5 m; 1 Ruang Komputer dengan

ukuran 8 x7 m; Lapangan Olahraga dan Aula ukuran

8x16 m.

Ditinjau dari tenaga pendidik, SD Negeri

Peterongan Semarang memiliki 25 tenaga pendidik.

Guru tetap baik PNS maupun GWB (Guru Wiyata

Bakti) berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 20 tenaga

pendidik dengan kualifikasi akademik Strata 1 (S1);

1 tenaga pendidik Strata 2 (S2); 1 Tenaga Pendidik

dengan kualifikasi akademik Diploma dua (D2). Guru

tidak tetap atau guru bantu berjumlah 4 orang yang

kualifikasi akademiknya strata satu (S1). Berdasarkan

uraian tersebut bahwa kualifikasi akademik dari

tenaga pendidik cukup memadai, karena yang meng-

ajar sudah sesuai standar kualifikasi pendidik SD

yaitu lulusan S1 bahkan ada yang sudah S2 sedang-

kan stafnya D2.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

54

4.1.2 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

di SD Negeri Peterongan Semarang

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan

Semarang ditempuh dengan melakukan perubahan

budaya yang ada di sekolah menuju ke arah perbaikan

kualitas secara total, baik kualitas pendidikan, tenaga

pendidikan, fasilitas pendidikan, maupun aspek

sekolah lainnya. SD Negeri Peterongan Semarang

menerapkan MMT di sekolah dengan memperhatikan

beberapa aspek yaitu fokus pada pelanggan, perbaikan

berkelanjutan, keterlibatan total (pembagian tang-

gungjawab) ukuran baku mutu lulusan sekolah, peng-

akuan dan penghargaan, pendidikan dan pelatihan,

serta kepemimpinan yang efektif.

a. Penerapan Aspek Fokus terhadap Pelanggan

MMT pada prinsipnya adalah suatu standar

mutu yang fokusnya memberikan kepuasan pada

pelanggan, dalam hal ini adalah peserta didik dan

orang tua peserta didik yang berasal dari kalangan

masyarakat yang memiliki beraneka ragam harapan.

Prinsip SD Negeri Peterongan Semarang menerapkan,

bahwa fungsi mereka sebagai Unit Layanan Jasa yaitu

pelayan pembelajaran. Sesuai fungsi kepala sekolah

sebagai leader sekaligus manajer sehingga kerja seko-

lah terfokus pada pelanggan-pelanggan yang mempu-

nyai berbagai kebu-tuhan, dan bagaimana memuas-

kan para pelanggan tersebut. Oleh karena itu dalam

pelayanannya guru SD Negeri Peterongan Semarang

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

55

memperlakukan siswa sebagai customer (pelanggan)

yang wajib untuk dilayani secara proporsional. Lebih-

lebih guru yang sudah bersertifikat pendidik profesi-

onal memandang siswanya tidak hanya sebagai objek

tetapi juga subyek pembelajaran yang harus dilayani

sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai agen pem-

belajaran.

Langkah yang ditempuh Kepala Sekolah SD

Negeri Peterongan Semarang dalam memberikan

layanan dan kepuasan kepada pelanggan adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun program bersama tim pengembang

sekolah (TPS) dan tenaga pendidik untuk mencari

kegagalan dan hambatan yang telah dilalui, kemu-

dian mencari solusi dan dilakukan secara konse-

kuen. Penyusunan program tersebut dilalui dengan

mengidentifikasikan dan mengantisipasi kebutuhan

peserta didik dan tenaga pendidik baik sekarang

maupun akan datang; menciptakan lingkungan

yang kondusif dan menyenangkan; menyiapkan

sarana-prasarana yang memadai bagi peserta didik

dan tenaga pendidik dalam melakukan tugas dan

tanggung jawabnya; memberikan pengakuan

(reward) jika ada peserta didik maupun tenaga

pendidik yang berprestasi;

2. Berkoordinasi dalam menyusun program pening-

katan mutu lulusan dengan Tim Pengembang

Kurikulum Sekolah (TPK) dengan pemberian tugas

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

56

dan tanggung jawab dalam menyusun standar

ketuntasan minimal (SKM) dan standar kelulusan

(SKL) mengacu pada SPM kurikulum nasional,

peningkatan relevansi dan mutu penyelenggaraan

pendidikan dan pengajaran yang mencakup:(a)

peningkatan mutu kurikulum melalui evaluasi

silabus dan RPP (dibentuk tim pengembang kuri-

kulum); (b) peningkatan mutu sarana prasarana

pembelajaran dengan skala prioritas: pengadaan

dan pembelian sarana pembelajaran sesuai karak-

teristik materi, pengadaan buku siswa dengan rasio

1:1 dan buku penunjang referensi perpustakaan;

(c) peningkatan program evaluasi: seksi bidang

akademik dan non akademik sekolah; (d) pening-

katan evaluasi diri peningkatan mutu pelayanan

sekolah (EDS) dan tindak lanjut untuk peningkatan

mutu pelayanan pendidikan di sekolah (Tim

pengembang sekolah); (e) pelayanan ekstrakulikuler

untuk membina bakat minat peserta didik dengan

keterlibatan otang tua dalam pelatihan (seni tari,

Macapat dan lukis).

b. Penerapan Aspek Perbaikan Berkelanjutan

Kualitas hanya akan dapat dicapai bila selalu

diadakan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk men-

ciptakan kultur perbaikan terus-menerus, kepala

sekolah SD Negeri Peterongan Semarang memberikan

kepercayaan kepada guru dan staf dan mendelegasi-

kan keputusan kepada personil yang tepat dengan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

57

tujuan untuk memberikan tugas dan tanggung jawab.

Berdasakan hasil wawancara bahwa penerapan MMT

konsep perbaikan berkelanjutan sebagaimana peran

dan fungsi kepala sekolah selain sebagai motivator

juga berperan sebagai seorang educator dengan mela-

kukan berbagai upaya perbaikan mutu pembelajaran:

1. Pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan

bagi guru berdasarkan potensi kinerja guru. Pende-

legasian tugas dan tanggungjawab masing-masing

atas dasar hasil rapat sekolah, dengan diterbitkan

SK Kepala Sekolah. Bagi tim lomba, tugas dan ke-

wenangannya dilaksanakan sejak pemilihan peserta

sampai pelaksanaan lomba dan bertanggungjawab

terhadap pencapaian hasil. Sedangkan pembagian

tugas mengajar lebih dikhususkan pada guru kelas

I, IV, dan VI. Untuk kelas VI karena 3 rombel

sehingga dari 3 guru dikolaborasikan dalam mem-

persiapkan peserta ujian khu-susnya pada Mapel

Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Dari 3

Mapel tersebut masing-masing mempunyai kelebih-

an dan kekurangan agar rata-rata kelulusan dapat

seimbang. Hasil lulusan dalam tiga tahun terakhir,

setiap tahunnya ada peningkatan;

2. Memberikan tambahan jam pelajaran (untuk peser-

ta didik yang mengalami masalah belum tuntas

menguasai materi ajar);

3. Program remidial dan pengayaan bagi siswa.

Program remidial dilaksanakan apabila dari hasil

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

58

evaluasi peserta didik belum mencapai batas ketun-

tasan minimal (KKM), sedangkan pangayaan dilak-

sanakan oleh guru jika peserta didik telah melam-

paui batas ketentuan minimal;

4. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kepen-

didikan dengan cara mengikutsertakan guru-guru

dalam kegiatan pelatihan-pelatihan seperti

workshop, seminar, in house training, dan kegiatan

KKG. Indikator keberhasilan dari perbaikan ber-

kelanjutan adalah diraihnya berbagai prestasi dari

lomba akademik dan non akademik baik dari segi

peserta didik maupun guru dalam kurun waktu

tiga tahun terakhir.

c. Penerapan Aspek Keterlibatan Total (Pembagian

Tanggungjawab)

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin ( leader)

kepala sekolah menggerakkan semua potensi sekolah,

khususnya tenaga guru dan tenaga kependidikan bagi

pencapaian tujuan sekolah. Dalam pembagian

tanggungjawab seluruh guru dan staf karyawan,

kepala sekolah harus mampu menciptakan kondisi

yang memberi peluang bagi guru untuk lebih kreatif

dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya serta meningkatkan dedikasi dan kemam-

puannya melalui struktur organisasi sekolah. Keter-

libatan guru dan staf dilakukan dalam setiap kegiatan

dan setiap pengambilan keputusan. Realisasi keterli-

batan guru dan staf adalah pada kegiatan akhir tahun

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

59

pelajaran dengan pembagaian tugas:

1. Penyusunan tim pengembang sekolah (TPS) dengan

tugas mengerjakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

yang berisi delapan standar, dan masing-masing

standar dikerjakan oleh tim berdasarkan keputus-

an bersama (hasilnya menjadi bahan penyusunan

RPS, RKJM, RKJP, dan RKAS);

2. Penyusunan tim pengembang kurikulum (TPK)

dengan tugas menyusun Dokumen I Kurikulum

berupa: (a) KTSP 2006; (b) Dokumen Permendiknas;

(c) PP 32 tahun 2013/PP 19 tahun 2005; (d) Pergub

tentang Muatan Lokal BHS Jawa; (e) Analisis KKM

sekolah; (f) Penetapan Struktur Kurikulum (beban

belajar dan mengajar); (g) Penetapan hari efektif

belajar; (h) Pengembangan diri; (i) Peraturan aka-

demik (kenaikan dan kelulusan sekolah); (j) Penyu-

sunan jadwal dan kaldik;

3. Penyusuan Tim akademik dan kesiswaan dengan

pembagian tugas: (a) Pendataan kegiatan pengem-

bangan tenaga pendidik (Pemberdayaan KKG,

Bintek, IHT, Workshop, dan Seminar); (b) Seleksi

peserta lomba (sekolah, siswa, guru, dan tenaga

kependidikan). Hasil tiga tahun terahkir ada

peningkatan; (c) Penyusunan kegiatan ekstrakuri-

kuler (jadwal, pelatih, dan penilaian);

4. Penyusunan kepanitiaan (PPDB, dan kegiatan

sekolah lainnya). Tiga tahun telah melaksanakan

PPDB on line.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

60

d. Penerapan Aspek Ukuran Baku Mutu Lulusan

Sekolah

SD Negeri Peterongan Semarang sudah mene-

rapkan manajemen mutu sebagai ukuran atas pene-

rapannya, yaitu dengan mengukur mutu lulusan. Pilar

ukuran baku lulusan sekolah/pengukuran dalam

penerapan MMT dimaksudkan jika mutu dapat dike-

lola, maka mutu juga dapat diukur. Untuk mengejar

mutu, maka kesalahan harus dieliminasi untuk men-

capai kompetitif lulusan sekolah. Sebagai tolok ukur

keberhasilan pencapai mutu sekolah bagi pelanggan

adalah lulusan atau tamatan dari sekolah dapat dite-

rima di sekolah lanjutan sesuai harapan pelanggan.

Sekolah dalam menentukan ukuran baku kelu-

lusan (SKL) melibatkan guru, komite sekolah dan

orang tua peserta didik kelas VI dalam forum rapat

sekolah pada awal tahun pelajaran. Dengan maksud

agar orangtua peserta didik ada pemahaman sejak

awal sehingga ikut memberikan perhatian dan pantau-

an belajar anak-anak mereka. Dengan adanya keterli-

batan orangtua hasil NEM ada peningkatan dan

mereka dapat ditampung di sekolah-sekolah yang

menjadi harapan.

e. Penerapan Aspek Pengakuan dan Penghargaan

Hasil wawancara dan dokumentasi bahwa dalam

penerapan pilar pengakuan dan penghargaan (reward)

dalam penerapan MMT, adalah merupakan bagian dari

peran kepala sekolah sebagai motivator bagi warga

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

61

sekolah. Sekolah dalam hal ini kepala sekolah mem-

berikan penghargaan atau pengakuan kepada peserta

didik dan guru yang telah berhasil/berprestasi di

bidangnya setelah mengikuti lomba atau berjasa bagi

sekolah atas prestasi yang dilakukan. Misalnya: peme-

nang lomba siswa berprestasi, lomba guru berprestasi,

pemenang lomba seni dan kreativitas guru dan siswa,

lomba sekolah lainnya. Tujuan diberikan reward

adalah untuk memberikan motivasi agar mereka terus

berprestasi. Dengan banyaknya prestasi yang diraih

maka kepercayaan pelanggan akan semakin mening-

kat.

Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti berupa

foto-foto kegiatan sekolah SD Negeri Peterongan

Semarang, dapat ditunjukkan bahwa SD Negeri

Peterongan Semarang memberikan reward kepada

semua pelanggan sekolah dalam hal ini guru, staf

sekolah, dan siswa yang berprestasi. Dokumentasi

tersebut ditunjukkan di Gambar 4.1 sebagai berikut:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

62

Gambar 4.1 Pemberian penghargaan (reward) kepada guru dan

siswa sebagai bentuk motivasi kepala sekolah agar mereka terus berusaha lebih maju sehingga mampu

meningkatkan mutu pendidikan

f. Penerapan Aspek Pendidikan dan Pelatihan

Penerapan manajemen mutu sekolah dilihat dari

aspek SDM di sekolah tersebut. Hasil wawancara

menyebutkan bahwa beberapa cara yang dilakukan

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu

sekolah adalah kepala sekolah menjalankan peranya

sebagai penyelia (supervisor) dari seorang pemimpin,

dengan mengirimkan beberapa guru untuk melakukan

pelatihan berupa Bintek,Workshop,IHT dari tingkat

Kecamatan, Dinas Pendidikan Kota, LPMP, dan Diklat

Tingkat Nasional. Pemberian kesempatan seluas-luas-

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

63

nya untuk studi lanjut dengan pendidikan yang

relevan dengan tugas mengajar. Pelatihan penguasa-

an IT komputer bagi guru-guru yang belum mampu

mengoperasikan sebagai penunjang pembelajaran di

kelas. Optimalisasi kegiatan KKG dan mengikutserta-

kan seminar yang relevan dengan bidang tugasnya.

g. Penerapan Aspek Kepemimpinan yang Efektif

Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MMT mensosialisasikan dan mengkoordina-

sikan program kegiatan secara bertahap dan berkesi-

nambungan, antara lain: (1) mengikutsertakan guru

dan tenaga kependidikan dalam pelatihan dan pe-

ngembangan; (2) melakukan pembagian tugas dan

tanggungjawab yang jelas dan proporsional; (3) meli-

batkan guru dan staf dalam pengambilan keputusan;

(4) mengkomunikasikan dan memberikan umpan balik

kepada guru tentang tugas dan tanggungjawab mere-

ka; (5) melakukan evaluasi: (6) memberikan pengaku-

an dan penghargaan atau reward; (7) melibatkan guru

dalam penyusunan EDS, RKAS, RAPBS, dan RPS.

4.1.3 Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri

Peterongan Semarang

Peran kepala sekolah dalam kaitannya dengan

penerapan MMT adalah segala upaya yang dilakukan

dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah

dalam mengimplementasikan pilar-pilar MMT di

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

64

sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien, terutama meningkatkan

mutu pendidikan di sekolahnya.

Berkaitan dengan peran kepala sekolah sebagai

seorang manajer dan leader dalam menerapkan MMT

di SD Negeri Peterongan Semarang dengan mensosiali

sasikan unsur-unsur pokok MMT kepada seluruh

pelanggan sekolah, yang meliputi pelanggan internal

(guru, tenaga kepen-didikan dan tenaga administrasi)

dan pelanggan eksternal (pelanggan primer/siswa,

pelanggan sekunder/orang tua, pemerintah dan masya

rakat,dan pelanggan lainnya/pemakai/penerima lulus

an).Unsur-unsur pokok yang sering dibahas adalah

dari faktor layanan pembelajaran.

Kepala sekolah senantiasa berusaha untuk me-

ningkatkan kemampuan para tenaga pendidik dengan

cara mengikutkan mereka pada pelatihan-pelatihan

atau workshop. Hal ini disampaikan oleh kepala

sekolah SD Negeri Peterongan Semarang sebagai

berikut.

Sebagai upaya peningkatan mutu SDM salah satu

bentuknya adalah diberikannya kesempatan selu-

ruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk mengikuti pelatihan berupa Bintek, Workshop, dan

IHT dari tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan

Kota, LPMP Provinsi dan Diklat tingkat Nasional. Selain itu, sekolah memberikan kesempatan yang

seluas-luasnya bagi semua guru untuk studi

lanjut menempuh S1. Pada tahun 2010 dari 24

guru kelas dan guru Mapel dengan kualifikasi pendidikan jenjang S1 baru 8 orang, pada tahun

2014 seluruh guru telah menempuh pendidikan

S1 dan 1 orang guru telah lulus S2.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

65

Salah seorang guru SDN Peterongan Semarang

menambahkan sebagai berikut:

Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada

kami untuk mengikuti berbagai kegiatan dan pela-

tihan. Keikutsertaan kami sebagai guru dalam kegiatan pelatihan dalam pengembangan profesi

wajib dilakukan mengingat 98% guru telah memi-

liki sertifikat pendidik profesional (angkatan 2006-2013). Guna penguasaan teknologi pembelajaran

bagi guru yang belum menguasai IT, sekolah mem-

berikan pelatihan setiap seminggu satu kali latih-an sampai mereka mampu mengopersikan sarana

komputer dan media lainya. Karena sebagai seko-

lah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri Peterongan mempunyai kewajiban sebagai peman-

du kelas (struktur organisasi gugus).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat

disimpulkan bahwa peran kepala sekolah yang lain

dalam penerapan MMT di SD Negeri Peterongan

Semarang adalah dengan memberikan kesempatan

kepada seluruh tenaga pendidik dan kependidikan

untuk mengikuti pelatihan berupa Bintek, Workshop,

dan IHT dari tingkat Kecamatan, Dinas Pendidikan

Kota, LPMP Provinsi dan Diklat tingkat Nasional.

Selain itu sekolah memberikan kesempatan yang

seluas-luasnya bagi semua guru untuk studi lanjut

menempuh S1. Pada tahun 2010 dari 24 guru kelas

dan guru Mapel dengan kualifikasi pendidikan jenjang

S1 baru 8 orang, tahun 2014 seluruh guru telah

menempuh pendidikan S1, dan 1 orang guru telah

lulus S2.

Keikutsertaan guru dalam kegiatan pelatihan

pengembangan profesi wajib dilakukan mengingat 98%

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

66

guru telah memiliki sertifikat pendidik profesional

(angkatan 2006-2013). Guna penguasaan teknologi

pembelajaran bagi guru yang belum menguasai IT,

sekolah memberikan pelatihan setiap seminggu satu

kali latihan sampai mereka mampu mengoperasikan

sarana komputer dan media lainya. Karena sebagai

sekolah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri

Peterongan mempunyai kewajiban menjadi pemandu

kelas (struktur organisasi gugus).

Berdasarkan hasil observasi peneliti diketahui

bahwa, kepala sekolah berkomunikasi secara teratur

dengan guru, staf, orang tua, peserta didik, dan

masyarakat terkait dalam pelaksanaan MMT di SD

Negeri Peterongan Semarang. Salah satu guru SD

Negeri Peterongan Semarang menyampaikan sebagai

berikut:

Program kegiatan sekolah terkait dengan pelayan-

an terhadap pelanggan oleh kepala sekolah diko-munikasikan kepada segenap komponen yang

terkait, melalui forum rapat sekolah, rapat sekolah

bersama anggota komite, rapat sekolah bersama orangtua siswa pada awal tahun pelajaran, tengah

semester, dan pada akhir tahun pelajaran sebagai

bentuk kendali berhasil tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran.

Hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa

kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang me-

nyampaikan program kegiatan sekolah terkait dengan

pelayanan terhadap pelanggan kepada segenap kom-

ponen yang terkait. Program tersebut disampaikan

melalui forum rapat sekolah, rapat sekolah bersama

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

67

anggota komite, rapat sekolah bersama orangtua siswa

pada awal tahun pelajaran, tengah semester, dan pada

akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil

tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran.

Dalam penerapan MMT, kepala sekolah melaku-

kan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat

dan jelas kepada para guru dan staf sekolah. Hal ini

disampaikan oleh kepala sekolah SD Negeri Peterong-

an Semarang sebagai beriku:

Dalam menjalankan peran sebagai manajer, agar

efektif dan efisien dalam menjalankan tupoksi ini, maka selaku harus membagi habis tugas kepada

semua tenaga yang ada di sekolah dengan tepat

dan jelas. Pembagian ini meliputi Stuktur organi-sasi sekolah, administrasi data kepegawaian

(diterbitkan SK), dan deskripsi tugas organisasi

sekolah. Dalam pembagian tugas ditentukan

dalam forum rapat sekolah yang melibatkan segenap pemangku kepentingan sekolah.

Salah satu guru SD Negeri Peterongan Semarang

menambahkan sebagai berikut:

Kepala sekolah selalu memberikan tugas dengan

jelas. Hal ini memudahkan kami dalam melaksa-

nakan tugas tersebut. Selain itu, kepala sekolah

juga selalu melibatkan kami dalam mengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan pening-

katan mutu sekolah, khususnya dalam memberi-

kan pelayanan kepada siswa, memenuhi kebutuh-an belajar mereka serta menjalin hubungan baik

dengan orang tua siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

informan di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala

Sekolah SD Negeri Peterongan Semarang dalam pene-

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

68

rapan MMT melakukan tugas pokok dan fungsinya

sebagai manajer dengan cara melakukan pembagian

tugas dan tanggung jawab yang tepat dan jelas kepada

para guru dan staf sekolah. Pembagian ini meliputi

stuktur organisasi sekolah, data kepegawaian (diterbit-

kan SK, dan deskripsi tugas organisasi sekolah).

Pembagian tugas ditentukan dalam forum rapat seko-

lah yang melibatkan segenap pemangku kepentingan

sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga selalu meli-

batkan guru dalam mengambil setiap keputusan yang

berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah, khusus-

nya dalam memberikan pelayanan kepada siswa,

memenuhi kebutuhan belajar mereka, serta menjalin

hubungan baik dengan orang tua siswa.

4.1.4 Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan

MMT di SDN Peterongan Semarang

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan

Semarang belum berjalan secara maksimal. Hambatan

yang muncul adalah hambatan yang berasal dari

Sumber Daya Manusia sendiri dan dari Material/

Sarana-prasarana.

a. Hambatan dari Sumber Daya Manusia di Sekolah

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap

guru dan karyawan, ditemukan beberapa hambatan

dalam implementasi MMT di SD Negeri Peterongan:

1. Kurangnya pemahaman personel pada sistem MMT

yang diterapkan. Masih ada beberapa karyawan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

69

yang bekerja harus menunggu perintah dahulu

(kurang inisiatif). Untuk mengatasi hal ini, biasanya

kepala sekolah memberikan pengarahan langsung

secara face to face kepada mereka;

2. Layanan pembelajaran kurang memanfaatkan

media pembelajaran, dikarenakan terbatasnya guru

yang menguasai perkembangan teknologi. Masih

ada guru yang mengalami kesulitan dengan peng-

gunaan teknologi baru, seperti penggunaan LCD,

serta penggunaan video-video pembelajaran inter-

aktif. Hal ini juga mengganggu pelayanan sekolah

kepada siswa.

b. Hambatan dari segi Sarana Prasarana

Sarana-prasana menjadi salah satu kendala

dalam penerapan MMT di sekolah. Berdasarkan doku-

mentasi di SD Negeri Peterongan Semarang bahwa

jumlah rombongan belajar sebanyak 18 rombel.

Sedang ruang yang dimilki baru 15 ruang, kondisi

beberapa ruang dalam keadaan rusak, hal ini menim-

bulkan pengurangan kualitas terhadap sekolah terse-

but. Ada peserta didik masuk siang (kelas III). Ruang

belajar yang dimiliki oleh SD Negeri Peterongan

Semarang dengan kategori baik berjumlah 12 ruang,

sedangkan rusak ringan ada 3 ruang, sehingga ruang

belajar memiliki kriteria layak untuk proses pembela-

jaran.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

70

Data Ruang Penunjang Belajar

Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi

Perpustakaan 1 15 x 8 Rusak ringan

Ruang PAK 1 6 x 5 Rusak ringan

Ruang Komputer 1 8 x 7 Rusak ringan

Raung Pertemuan/

Aula

1 8 x 16 Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Ruang pendukung pembelajaran di SD Negeri

Peterongan Semarang terdiri dari Perpustakaan,

Ruang Aula, dan Ruang Komputer serta lapangan

Olah Raga dalam katagori rusak ringan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT)

di SD Negeri Peterongan Semarang.

Dalam penerapan MMT, SD Negeri Peterongan

Semarang berfungsi sebagai Unit Layanan Jasa, yaitu

pelayanan pembelajaran. Kerja sekolah terfokus pada

pelanggan-pelanggan yang mempunyai berbagai kebu-

tuhan, dan bagaimana memuaskan para pelanggan

tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaku-

kan oleh Darmadji (2008) dengan judul “Implementasi

Total Quality Management sebagai Upaya Peningkatan

Mutu Pendidikan di MAN Model Yogyakarta.” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa implementasi prinsip

MMT di MAN Model Yogyakarta tercermin dari proses

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

71

secara bertahap dan terus menerus dalam peningkat-

an mutu dengan pemenuhan harapan pelanggan

(client) internal maupun eksternal melalui dukungan,

partisipasi aktif dan dinamis dari sejumlah pihak.

Dalam penerapan MMT, guru SD Negeri

Peterongan Semarang memperlakukan siswa sebagai

customer (pelanggan) yang wajib untuk dilayani secara

proporsional. Lebih-lebih guru yang sudah bersertifi-

kat pendidik profesional memandang siswanya harus

sebagai tamu yang terhormat yang harus dilayani

sesuai tupoksi dan tanggungjawabnya.

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan

Semarang melibatkan seluruh unsur di antaranya

kepala sekolah, segenap guru, tenaga administrasi,

siswa dan orangtua siswa dalam hal ini komite

sekolah. Dalam penerapan MMT ini, sekolah juga

melakukan upaya-upaya perbaikan mutu pembelajar-

an secara berkelanjutan, misalnya: memberikan tam-

bahan jam pelajaran, program remedial dan pengaya-

an bagi siswa, dan meningkatkan kualitas pendidik

dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam ke-

giatan pelatihan-pelatihan seperti workshop, seminar,

in-house training dan lainnya

Penerapan MMT di SD Negeri Peterongan

Semarang mampu meningkatkan mutu dengan dica-

painya berbagai prestasi dalam tiga tahun terakhir.

Sekolah tersebut menjadi juara III lomba perpusta-

kaan sekolah, juara III sekolah sehat, dan juara V

taman sekolah pada tahun 2012. Di tahun 2013,

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

72

sekolah tersebut menjadi juara II lomba perpustakaan

sekolah dan juara II lomba taman sekolah.

Penerapan MMT mampu meningkatkan prestasi

guru dan siswa dalam tiga tahun terakhir di antaranya

untuk siswa, juara 1 lomba melukis tingkat provinsi,

juara 1 lomba menggambar tingkat kecamatan, juara

II lomba sari tilawah tingkat kecamatan. Sedangkan

untuk guru menjadi juara I lomba pembelajaran

tematik tingkat kecamatan, juara I lomba pembuatan

media belajar SBK tingkat kecamatan, juara I lomba

pembuatan media belajar Matematika tingkat keca-

matan, juara II lomba peraga PKn tingkat kecamatan,

dan masih banyak lagi.

Penerapan MMT SD Negeri Peterongan Semarang

dengan memberikan penghargaan (reward) secara

proposional kepada semua pelanggan sekolah dalam

hal ini guru, staf sekolah, dan siswa yang berprestasi

di bidangnya. Penghargaan yang diberikan ini sebagai

motivasi berkompetisi positif untuk meningkatkan

kualitas diri yang pada akhirnya akan meningkatkan

kualitas sekolah.

4.2.2 Peran Kepala Sekolah dalam Penerapan

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SD Negeri

Peterongan Semarang

Penelitian yang dilakukan oleh Suharsono (2012)

dengan judul “Pengaruh Implementasi Total Quality

Management terhadap Kinerja Auditor dengan Kuali-

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

73

tas Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris

Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Malang)”. Hasil

penelitian membuktikan adanya pengaruh antara Total

Quality Management terhadap Kinerja Auditor pada

Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Hasil dari

Analisis MRA menyatakan bahwa Total Quality

Management berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap Kinerja Auditor dengan Kualitas Audit

sebagai Variabel Moderasi. Oleh karena itu, kombinasi

penerapan Kualitas Audit yang baik dan implementasi

Total Quality Management yang terarah bisa berpenga-

ruh pada peningkatan Kinerja Auditor.

Dalam penelitian terdahulu dan penelitian yang

dilakukan di SD Negeri Peterongan Semarang sama-

sama meneliti tentang implementasi Total Quality

Management, namun bedanya bahwa penelitian pada

penelitian terdahulu lebih terfokus tentang pengaruh

yang diberikan Total Quality Management dalam pe-

ningkatan kinerja Auditor. Sedangkan dalam peneli-

tian di SD Negeri Peterongan Semarang lebih terfokus

dalam peran kepala sekolah dalam penerapan Mana-

jemen Mutu di sekolah.

Peran kepala sekolah dalam menerapkan MMT

di SD Negeri Peterongan Semarang adalah mensosiali-

sasikan segala informasi kegiatan sekolah manyangkut

peningkatan pelayanan mutu pendidikan kepada guru,

karyawan (staf administrasi), siswa, dan orang tua

siswa. Peran kepala sekolah yang lain dalam pene-

rapan MMT di SD Negeri Peterongan Semarang adalah

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

74

dengan memberikan kesempatan seluruh tenaga

pendidik dan kependidikan untuk mengikuti pelatihan

berupa Bintek, Workshop, dan IHT dari tingkat

Kecamatan, Dinas Pendidikan Kota, LPMP Provinsi dan

Diklat tingkat Nasional. Selain itu sekolah memberi-

kan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua guru

untuk studi lanjut menempuh S1.

Pada tahun 2010 dari 24 guru kelas dan guru

Mapel dengan kualifikasi pendidikan jenjang S1 baru 8

orang, pada tahun 2014 seluruh guru telah menepuh

pendidikan S1 dan 1 orang guru telah lulus S2.

Keikutsertaan guru dalam kegiatan pelatihan dalam

pengembangan profesi wajib dilakukan mengingat 98%

guru telah memiliki sertifikat pendidik profesional

(angkatan 2006-2013). Guna penguasaan teknologi

pembelajaran bagi guru yang belum menguasai media

komputer, sekolah memberikan pelatihan setiap

seminggu satu kali sampai mereka mampu mengo-

persikan sarana komputer dan media lainya. Sebagai

sekolah gugus inti, maka guru kelas SD Negeri

Peterongan mempunyai kewajiban sebagai pemandu

kelas (struktur organisasi gugus).

Kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang

menyampaikan program kegiatan sekolah terkait

dengan pelayanan terhadap pelanggan kepada segenap

komponen yang terkait. Program disampaikan melalui

forum rapat sekolah, rapat sekolah bersama anggota

komite, rapat sekolah bersama oranguta siswa pada

awal tahun pelajaran, tengah semester, dan pada

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

75

akhir tahun pelajaran sebagai bentuk kendali berhasil

tidaknya program sekolah dalam satu tahun pelajaran.

Kepala sekolah SD Negeri Peterongan Semarang

dalam penerapan MMT melakukan tugas pokok dan

fungsinya sebagai manajer dengan cara melakukan

pembagian tugas dan tanggung jawab yang tepat dan

jelas kepada para guru dan staf sekolah. Pembagian

ini meliputi struktur organisasi sekolah, data kepe-

gawaian (diterbitkan SK, dan deskripsi tugas organi-

sasi sekolah). Pembagian tugas ditentukan dalam

forum rapat sekolah yang melibatkan segenap pe-

mangku kepentingan sekolah. Selain itu, kepala

sekolah juga selalu melibatkan guru dalam mengambil

setiap keputusan yang berkaitan dengan peningkatan

mutu sekolah, khususnya dalam memberikan pelayan-

an kepada siswa, memenuhi kebutuhan belajar mere-

ka serta menjalin hubungan baik dengan orang tua

siswa.

4.2.3 Hambatan yang Dihadapi pada Pelaksanaan

MMT di SD Negeri Peterongan Semarang

Penelitian yang dilakukan oleh Magutu (2010)

dengan judul “Quality Management Practices In Kenyan

Educational Institutions: The Case Of The University Of

Nairobi”. Praktik manajemen mutu telah diselidiki

secara ekstensif (Kaynak, 2003). Meskipun sejumlah

studi telah dilakukan pada konsep dan konteks mana-

jemen mutu dari masing-masing pendidikan tinggi,

tidak ada yang dilakukan dalam konteks universitas di

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

76

publik Kenya (kasus Universitas Nairobi). Ada kebu-

tuhan untuk penelitian yang berfokus pada pelayanan

akademik Universitas Nairobi dalam hubungannya

dengan cirri-ciri manajemen mutu yang utama. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen mutu

dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ke-

uangan organisasi dan kepuasan pelanggan.

Dibandingkan dengan penelitian terdahulu, hasil

penelitian di SD Negeri Peterongan Semarang menun-

jukkan bahwa selain mampu memberikan kontribusi

dalam peningkatan kualitas sekolah, penerapan MMT

juga menemui berbagai hambatan dalam penerapan-

nya. Hambatan tersebut diidentifikasi dengan melaku-

kan kegiatan bernama Focus Group Discussion (FGD)

atau diskusi kelompok terarah. Kegiatan ini merupa-

kan proses pengumpulan informasi dari suatu masa-

lah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi

kelompok.

Kegitan Focus Group Discussion (FGD) di SD

Negeri Peterongan Semarang, diadakan pada hari

Selasa, 4 Juni 2014 di Gedung ad hoc Fakultas

Ekonomi UNNES Semarang. Peserta FGD ini terdiri

dari: (1) Pengawas TK/SD UPTD Pendidikan Kec.

Semarang Selatan, Dra. Hj. Sukarsih, M.Si; dan (2)

Guru dan Staf SDN Peterongan: Leiliyati, S.Pd, Elok

Suryo Utami, S.Pd, Woro Listiyarini, S.Pd, Siti

Zaerofah, S.Pd, Resmiwati, S,Pd, Sri Mulyani, S.Pd.SD,

Netty Aprilastuti, A.Md. Kom, Ristyo Widodo (unsur

Komite Sekolah).

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

77

Hambatan tersebut antara lain kurangnya ke-

mampuan guru dalam pemanfaatan perkembangan

teknologi pembelajaran. Tidak semua guru menerima

sebuah perubahan dan inovasi sehingga pelayanan

terhadap pelanggan (siswa) tidak proposional dan

kurang optimal. Contoh dari hasil pengamatan proses

pembelajaran guru di kelas: Pembelajaran masih ter-

pusat pada guru, pendekatan dominan dengan guru

berceramah, guru mengajar duduk di tempat, dan

kurang memanfaatkan media pembelajaran. Pendekat-

an PAIKEM hanya tertulis dalam RPP pada saat pelak-

sanaan pembelajaran tak tersentuh, dengan alasan

hanya menghabiskan waktu, kelas menjadi ramai.

Contoh inovasi yang dilakukan oleh sekolah menye-

diakan berbagai sarana media berupa media teknologi

elektronika (Media audio visual) dan CD pembelajaran

interkatif tidak dimanfaatkan dengan alasan merasa

sudah tua dan tidak bisa menggunakan, tanpa media

seperti itu yang penting anak bisa.

Masih ada beberapa karyawan SD Negeri

Peterongan Semarang yang bekerja harus menunggu

perintah dahulu (kurang inisiatif). Untuk mengatasi

hal ini, biasanya kepala sekolah memberikan penga-

rahan langsung secara face to face kepada mereka.

Contohnya: Karyawan petugas kebersihan kalau

bukan bidang pekerjaannya, meskipun dia tahu dan

mampu mereka tidak ada inisiatif untuk mengerjakan

jika tidak ada perintah. Orang tua siswa SD Negeri

Peterongan Semarang kurang memberikan dukungan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2015. 6. 12. · 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian akan dipaparkan dan dia-nalisis sesuai dengan permasalahan

78

dalam peningkatan mutu sekolah. Orang tua menye-

rahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak mereka di

sekolah tanpa disertai pengawasan ketika mereka ada

di rumah. Contoh: guru kelas memberikan tugas

rumah (PR) mayoritas mereka sering lupa mengerja-

kan. Karena sering tidak mengerjakan tugas maka

guru kelas memanggil orangtua peserta didik datang

ke sekolah dengan tujuan konsultasi (dokumen buku

konsultasi dan pemecahan masalah sekolah). Mereka

mengakui tidak bisa memberikan pengawasan anak

belajar, karena kesibukan mereka mencari nafkah

selain mereka merasa sudah tidak mampu.