bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.upi.edu/20616/7/s_tb_1102943_chapter4.pdf ·...

37
Clarissa Elsa Alfarani, 2016 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung dalam paket keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 1 Sumedang pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian untuk membandingkan hasil belajar siswa antara penerapan model pembelajaran berbasis portofolio pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas XI B1 dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang. Kelas kontrol adalah kelas XI B2 dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang. Penelitian dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan materi pokok menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal satu lantai. Deskripsi data hasil penelitian, yakni pelaksanaan pretest (tes awal), kegiatan pembelajaran, dan posttest (tes akhir) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.1.1 Pelaksanaan Pretest (Tes Awal) Kelas Eksperimen Pretest (tes awal) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio. Pretest berupa pelaksanaan ulangan harian pertama yang terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar pertama (sebelum revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90. Pelaksanaan pretest berlangsung selama 60 menit. Siswa mengerjakan pretest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan pretest agar siswa mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur. Pelaksanaan

Upload: vothien

Post on 13-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Clarissa Elsa Alfarani, 2016 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar Bangunan

Gedung dalam paket keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 1

Sumedang pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian untuk

membandingkan hasil belajar siswa antara penerapan model pembelajaran

berbasis portofolio pada kelas eksperimen dengan penerapan model

pembelajaran berbasis proyek pada kelas kontrol.

Kelas eksperimen adalah kelas XI B1 dengan jumlah siswa sebanyak

29 orang. Kelas kontrol adalah kelas XI B2 dengan jumlah siswa sebanyak

29 orang. Penelitian dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan materi

pokok menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal satu lantai.

Deskripsi data hasil penelitian, yakni pelaksanaan pretest (tes awal),

kegiatan pembelajaran, dan posttest (tes akhir) pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

4.1.1 Pelaksanaan Pretest (Tes Awal) Kelas Eksperimen

Pretest (tes awal) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa sebelum diberikan penerapan model pembelajaran berbasis

portofolio. Pretest berupa pelaksanaan ulangan harian pertama yang

terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar pertama

(sebelum revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan,

dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90.

Pelaksanaan pretest berlangsung selama 60 menit. Siswa

mengerjakan pretest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh

guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan pretest agar siswa

mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur. Pelaksanaan

30

pretest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1, sebagai

berikut:

Gambar 4.1 Pelaksanaan Pretest Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

4.1.2 Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Kegiatan pembelajaran pada tiap pertemuan terdiri dari kegiatan

membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan menutup

pembelajaran. Pada model pembelajaran berbasis portofolio, kegiatan

pembelajaran dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni tahap

pemberian tugas, pelaksanaan tugas, reses (tugas mandiri), lalu

pertanggungjawaban tugas.

Kegiatan pembelajaran diamati secara langsung oleh observer

atau teman sejawat berupa observasi kegiatan guru untuk mengetahui

proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan observasi kegiatan

siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis

portofolio.

a. Kegiatan Membuka Pembelajaran

Guru memberi salam pembuka dan menanyakan kondisi

siswa. Kemudian guru memeriksa kesiapan tempat belajar,

31

yakni kebersihan dan kenyamanan. Guru mempersilakan salah

satu siswa memimpin doa lalu memeriksa kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tata tertib dari kegiatan pembelajaran

yang akan berlangsung. Selanjutnya guru melakukan apersepsi

untuk memotivasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik. Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari

guru dan siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan

berlangsung. Kegiatan membuka pembelajaran pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.2, sebagai berikut:

Gambar 4.2 Kegiatan Membuka Pembelajaran Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

b. Kegiatan Inti

Tahap I pemberian tugas, guru memberikan pengenalan

mengenai mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung,

yakni manfaat, tujuan, dan kompetensi yang harus dikuasai oleh

siswa. Kemudian guru memberikan pengenalan mengenai

portofolio, yakni pengertian, jenis, dan manfaat dari portofolio.

Media pembelajaran yang digunakan, yakni laptop,

proyektor, dan layar. Siswa menyimak dengan seksama uraian

dari guru. Pengenalan mata pelajaran Menggambar Bangunan

Gedung dan portofolio dapat dilihat pada gambar 4.3, sebagai

berikut:

32

Gambar 4.3 Pengenalan Mata Pelajaran

Menggambar Bangunan Gedung dan Portofolio Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Guru memberikan contoh portofolio dokumen kepada

siswa. Portofolio dokumen berupa hasil gambar manual dan

digital terkait gambar denah, potongan, dan tampak rumah

tinggal. Siswa memperhatikan dengan antusias contoh portofolio

dokumen. Pemberian contoh portofolio dokumen dapat dilihat

pada gambar 4.4, sebagai berikut:

Gambar 4.4 Pemberian Contoh Portofolio Dokumen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

33

Guru memberikan tugas mencari sumber belajar terkait

topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Siswa

menyimak dengan seksama topik yang akan dicarikan sumber

belajar. Guru dan siswa mendiskusikan ketentuan

pengumpulannya. Pemberian tugas mencari sumber belajar

dapat dilihat pada gambar 4.5, sebagai berikut:

Gambar 4.5 Pemberian Tugas Mencari Sumber Belajar

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Guru memberikan Term of Reference (ToR) tugas gambar

dan lembar bimbingan kepada siswa. Judul tugas, yakni

menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal satu

lantai tipe 90. Siswa membaca dengan seksama ToR tugas

gambar dan lembar bimbingan.

Guru dan siswa menentukan jadwal bimbingan dan

pengumpulan tugas. Selanjutnya guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan uraian yang kurang jelas.

Pemberian ToR tugas gambar dan lembar bimbingan dapat

dilihat pada gambar 4.6, sebagai berikut:

34

Gambar 4.6 Pemberian Term of Reference (ToR) Tugas Gambar

dan Lembar Bimbingan Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Tahap II pelaksanaan tugas, guru mempersilakan siswa

untuk mencari sumber belajar dengan memanfaatkan sarana dan

prasarana yang tersedia di sekolah seperti perpustakaan.

Kemudian guru mempersilakan siswa untuk melanjutkan

pengerjaan tugas gambar. Siswa mencari sumber belajar di

perpustakaan lalu melanjutkan pengerjaan tugas gambar.

Tahap III reses (tugas mandiri), siswa aktif melaksanakan

bimbingan dengan guru pada jadwal yang telah ditentukan

terkait tugas mencari sumber belajar. Sumber belajar diperoleh

dari buku, sumber online, dan lainnya. Guru dan siswa saling

bertukar informasi dan berdiskusi. Pelaksanaan bimbingan tugas

mencari sumber belajar dapat dilihat pada gambar 4.7, sebagai

berikut:

35

Gambar 4.7 Bimbingan Tugas Mencari Sumber Belajar

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Siswa aktif melaksanakan bimbingan dengan guru pada

jadwal yang telah ditentukan terkait tugas gambar. Guru

memeriksa gambar siswa dan memberi saran bagian yang perlu

diperbaiki atau dilengkapi oleh siswa. Siswa mencatat saran

yang diberikan oleh guru pada lembar bimbingan. Pelaksanaan

bimbingan tugas gambar dapat dilihat pada gambar 4.8, sebagai

berikut:

Gambar 4.8 Bimbingan Tugas Gambar

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

36

Guru memeriksa tugas mencari sumber belajar dari siswa.

Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait

topik yang telah dicarikan sumber belajar oleh siswa. Guru

mempersilakan siswa untuk menjawab pertanyaan dan

mengerjakannya di papan tulis.

Siswa mengajukan diri dengan antusias untuk menjawab

pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis. Siswa

lain memperhatikan dengan seksama jawaban yang diberikan

oleh siswa tersebut. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar

4.9, sebagai berikut:

Gambar 4.9 Siswa Menjawab Pertanyan dari Guru

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Guru bersama siswa lainnya memeriksa jawaban yang

diberikan oleh siswa tersebut, memperbaiki jawaban yang

kurang tepat, dan melengkapi jawaban yang kurang. Selanjutnya

guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa dibantu

dengan media pembelajaran berupa laptop, proyektor, dan layar.

Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.10, sebagai

berikut:

37

Gambar 4.10 Guru Memberikan Penguatan terhadap Jawaban Siswa

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan uraian yang kurang jelas. Siswa mengacungkan

tangan lalu menanyakan dengan aktif uraian yang kurang jelas.

Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.11, sebagai

berikut:

Gambar 4.11 Siswa Bertanya kepada Guru

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

38

Guru mempersilakan kepada siswa untuk melanjutkan

pengerjaan tugas gambar. Siswa melanjutkan pengerjaan tugas

gambar. Guru mengingatkan kepada siswa jadwal pengumpulan

tugas gambar dan portofolio dokumen berupa sumber belajar,

lembar bimbingan, dan hasil tes. Pengerjaan tugas gambar dapat

dilihat pada gambar 4.12, sebagai berikut:

Gambar 4.12 Pengerjaan Tugas Gambar

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Tahap IV pertanggungjawaban tugas, guru meminta siswa

untuk mengumpulkan tugas gambar dan portofolio dokumen.

Kemudian guru memberikan balikan secara tertulis dan lisan

terhadap hasil belajar siswa. Siswa diharapkan dapat mengetahui

letak kelebihan dan kekurangan dari hasil belajarnya, sehingga

dapat memperbaiki dan menyempurnakannya.

39

c. Kegiatan Menutup Pembelajaran

Guru menyampaikan kepada siswa materi pokok yang

akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa

melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

berlangsung. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

doa dan salam penutup. Siswa berdoa lalu mengucapkan salam.

Kegiatan menutup pembelajaran pada kelas eksperimen dapat

dilihat pada gambar 4.13, sebagai berikut:

Gambar 4.13 Kegiatan Menutup Pembelajaran Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

4.1.3 Pelaksanaan Posttest (Tes Akhir) Kelas Eksperimen

Posttest (tes akhir) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

akhir siswa sesudah diberikan penerapan model pembelajaran berbasis

portofolio. Pottest berupa pelaksanaan ulangan harian kedua yang

terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar kedua

(sesudah revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan,

dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90.

Pelaksanaan posttest berlangsung selama 60 menit. Siswa

mengerjakan posttest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh

guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan posttest agar

siswa mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur.

40

Pelaksanaan posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar

4.14, sebagai berikut:

Gambar 4.14 Pelaksanaan Posttest Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

4.1.4 Pelaksanaan Pretest (Tes Awal) Kelas Kontrol

Pretest (tes awal) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa sebelum diberikan penerapan model pembelajaran berbasis

proyek. Pretest berupa pelaksanaan ulangan harian pertama yang

terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar pertama

(sebelum revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan,

dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90.

Pelaksanaan pretest berlangsung selama 60 menit. Siswa

mengerjakan pretest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh

guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan pretest agar siswa

mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur. Pelaksanaan

pretest pada kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.15, sebagai

berikut:

41

Gambar 4.15 Pelaksanaan Pretest Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

4.1.5 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol

Kegiatan pembelajaran pada tiap pertemuan terdiri dari kegiatan

membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan menutup

pembelajaran. Pada model pembelajaran berbasis proyek, kegiatan

pembelajaran dilaksanakan melalui enam tahapan, yakni tahap

penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek,

menyusun jadwal, memonitor siswa dan kemajuan proyek, menguji

hasil, lalu mengevaluasi pengalaman.

Kegiatan pembelajaran diamati secara langsung oleh observer

atau teman sejawat berupa observasi kegiatan guru untuk mengetahui

proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan observasi kegiatan

siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek.

a. Kegiatan Membuka Pembelajaran

Guru memberi salam pembuka dan menanyakan kondisi

siswa. Kemudian guru memeriksa kesiapan tempat belajar,

yakni kebersihan dan kenyamanan. Guru mempersilakan salah

satu siswa memimpin doa lalu memeriksa kehadiran siswa.

42

Guru menyampaikan tata tertib dari kegiatan pembelajaran

yang akan berlangsung. Selanjutnya guru melakukan apersepsi

untuk memotivasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik. Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari

guru dan siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan

berlangsung.

b. Kegiatan Inti

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi

yang harus dikuasai oleh siswa. Tahap I penentuan pertanyaan

mendasar, guru mengemukakan pertanyaan mendasar terkait

penugasan yang akan dikerjakan oleh siswa, yakni pengertian,

fungsi, dan kaidah dari gambar denah, potongan, dan tampak

rumah tinggal satu lantai. Kemudian guru memberikan materi

ajar dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Siswa menyimak

dengan seksama uraian dari guru. Media pembelajaran yang

digunakan, yakni papan tulis, spidol, dan penghapus papan tulis.

Kegiatan pemberian materi ajar dapat dilihat pada gambar 4.16,

sebagai berikut:

Gambar 4.16 Pemberian Materi Ajar

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

43

Guru menyampaikan judul tugas gambar kepada siswa,

yakni menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal

satu lantai tipe 90. Deskripsi tugas terdapat pada Term of

Reference (ToR).

Tahap II mendesain perencanaan proyek, guru

memberikan ToR tugas gambar kepada siswa yang berisi tentang

deskripsi tugas, aturan tugas, dan keluaran tugas. Selanjutnya

guru menyampaikan indikator penilaian pada tugas gambar

kepada siswa.

Tahap III menyusun jadwal, guru dan siswa menentukan

jadwal pengerjaan tugas gambar dan pengumpulan tugas

gambar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan uraian yang kurang jelas.

Tahap IV memonitor siswa dan kemajuan proyek, guru

mempersilakan kepada siswa untuk melanjutkan pengerjaan

tugas gambar. Siswa melanjutkan pengerjaan tugas gambar.

Pengerjaan tugas gambar dapat dilihat pada gambar 4.17,

sebagai berikut:

Gambar 4.17 Pengerjaan Tugas Gambar

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Guru memonitor kemajuan siswa dalam pengerjaan tugas

gambar. Kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa

dalam pengerjaan tugas gambar. Kegiatan guru memonitor

kemajuan siswa dapat dilihat pada gambar 4.18, sebagai berikut:

44

Gambar 4.18 Guru Memonitor Kemajuan Siswa

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas gambar.

Tahap V menguji hasil, guru menilai ketercapaian standar dari

siswa, mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, dan

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah

dicapai oleh siswa.

Tahap VI mengevaluasi pengalaman, guru dan siswa

melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

berlangsung dan hasil dari tugas gambar yang sudah dikerjakan.

c. Kegiatan Menutup Pembelajaran

Guru menyampaikan kepada siswa materi pokok yang

akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa

melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

berlangsung. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

doa dan salam penutup. Siwa berdoa lalu mengucapkan salam.

45

4.1.6 Pelaksanaan Posttest (Tes Akhir) Kelas Kontrol

Posttest (tes akhir) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

akhir siswa sesudah diberikan penerapan model pembelajaran berbasis

proyek. Pottest berupa pelaksanaan ulangan harian kedua yang terdiri

dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar kedua (sesudah

revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan, dan tampak

rumah tinggal satu lantai tipe 90.

Pelaksanaan posttest berlangsung selama 60 menit. Siswa

mengerjakan posttest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh

guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan posttest agar

siswa mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur.

Pelaksanaan posttest pada kelas kontrol dapat dilihat pada gambar

4.19, sebagai berikut:

Gambar 4.19 Pelaksanaan Posttest Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

46

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Nilai pretest diperoleh dari total nilai ulangan harian pertama

dan tugas gambar pertama. Data perolehan nilai pretest pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Keterangan Ulangan

Harian 1

Tugas

Gambar 1 Pretest

Nilai Rata-rata 24 56 40 (Kurang)

Nilai Terendah 5 45 25

Nilai Tertinggi 65 84 75

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMKN 1

Sumedang, yaitu 75 (kriteria baik). Berdasarkan tabel 4.1 dapat

disimpulkan bahwa nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen

berada di bawah standar KKM, dengan perincian nilai rata-rata

ulangan harian pertama dan tugas gambar pertama berada di bawah

standar KKM. Persentase kriteria ketuntasan nilai pretest pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada grafik 4.1, sebagai berikut:

Grafik 4.1 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Pretest

Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa nilai pretest

pada kelas eksperimen yang diperoleh 3% siswa (1 dari 29 siswa)

dinyatakan tuntas dan berada pada kriteria baik, sedangkan 97% siswa

(28 dari 29 siswa) dinyatakan tidak tuntas dan berada pada kriteria

kurang.

3%

97%

Baik

Kurang

47

4.2.2 Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Nilai posttest diperoleh dari total nilai ulangan harian kedua dan

tugas gambar kedua. Data perolehan nilai posttest pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Keterangan Ulangan

Harian 2

Tugas

Gambar 2 Posttest

Nilai Rata-rata 89 82 85 (Baik)

Nilai Terendah 75 78 77

Nilai Tertinggi 100 90 93 Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

pottest pada kelas eksperimen berada di atas standar KKM, dengan

perincian nilai rata-rata ulangan harian kedua dan tugas gambar kedua

berada di atas standar KKM. Persentase kriteria ketuntasan nilai

posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik 4.2, sebagai

berikut:

Grafik 4.2 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Posttest

Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa nilai pottest

pada kelas eksperimen yang diperoleh 100% siswa (29 siswa)

dinyatakan tuntas, dengan perincian 21% siswa (6 dari 29 siswa)

berada pada kriteria sangat baik dan 79% siswa (23 dari 29 siswa)

berada pada kriteria baik.

21%

79%

Sangat Baik

Baik

48

4.2.3 Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol

Data perolehan nilai pretest pada kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel 4.3, sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol

Keterangan Ulangan

Harian 1

Tugas

Gambar 1 Pretest

Nilai Rata-rata 28 57 43 (Kurang)

Nilai Terendah 5 45 25

Nilai Tertinggi 60 75 68 Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

pretest pada kelas kontrol berada di bawah standar KKM, dengan

perincian nilai rata-rata ulangan harian pertama dan tugas gambar

pertama berada di bawah standar KKM. Persentase kriteria ketuntasan

nilai pretest pada kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.3, sebagai

berikut:

Grafik 4.3 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Pretest

Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan grafik 4.3 dapat disimpulkan bahwa nilai pretest

pada kelas kontrol yang diperoleh 100% siswa (29 siswa) dinyatakan

tidak tuntas, dengan perincian 14% siswa (4 dari 29 siswa) berada

pada kriteria cukup dan 86% siswa (25 dari 29 siswa) berada pada

kriteria kurang.

14%

86%

Cukup

Kurang

49

4.2.4 Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol

Data perolehan nilai posttest pada kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel 4.4, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol

Keterangan Ulangan

Harian 2

Tugas

Gambar 2 Posttest

Nilai Rata-rata 68 77 73 (Cukup)

Nilai Terendah 38 53 47

Nilai Tertinggi 93 87 90 Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

pottest pada kelas kontrol berada di bawah standar KKM, dengan

perincian nilai rata-rata ulangan harian kedua berada di bawah standar

KKM dan tugas gambar kedua berada di atas standar KKM.

Persentase kriteria ketuntasan nilai posttest pada kelas kontrol dapat

dilihat pada grafik 4.4, sebagai berikut:

Grafik 4.4 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Posttest

Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan grafik 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai pottest

pada kelas kontrol yang diperoleh 55% siswa (16 dari 29 siswa)

dinyatakan tuntas dan berada pada kriteria baik, sedangkan 45% siswa

(13 dari 29 siswa) dinyatakan tidak tuntas, dengan perincian 24%

siswa (7 dari 29 siswa) berada pada kriteria cukup dan 21% siswa (6

dari 29 siswa) berada pada kriteria kurang.

55% 24%

21% Baik

Cukup

Kurang

50

4.2.5 Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Perbedaan nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol yang diamati berdasarkan nilai rata-rata, nilai

terendah, dan nilai tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.5, sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Keterangan Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Pretest

Nilai Rata-rata 40 43

Nilai Terendah 25 25

Nilai Tertinggi 75 68

Posttest

Nilai Rata-rata 85 73

Nilai Terendah 77 47

Nilai Tertinggi 93 90

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.5, sebagai

berikut:

Grafik 4.5 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

40

25

75

85 77

93

43

25

68 73

47

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata-rata Pretest

NilaiTerendah

Pretest

NilaiTertinggi

Pretest

Nilai Rata-rata

Posttest

NilaiTerendah

Posttest

NilaiTertinggi

Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai

51

Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.5 dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-rata pretest kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan

kelas kontrol, sedangkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Perbedaan nilai rata-rata pada aspek kognitif dan psikomotorik

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang diperoleh dari total

nilai rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.6, sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Perbedaan Nilai Rata-rata Aspek Kognitif

dan Psikomotorik Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Keterangan Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Nilai Rata-rata Kognitif 57 48

Nilai Rata-rata Psikomotorik 69 67 Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan nilai rata-rata pada aspek kognitif dan

psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat

dilihat pada grafik 4.6, sebagai berikut:

Grafik 4.6 Perbedaan Nilai Rata-rata Aspek Kognitif

dan Psikomotorik Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik 4.6 dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-rata kognitif dan psikomotorik kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol.

57

69

48

67

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nilai Rata-rataKognitif

Nilai Rata-rataPsikomotorik

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai

52

Perbedaan nilai pada aspek kognitif dan psikomotorik antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang diamati berdasarkan nilai

rata-rata pretest dan nilai rata-rata posttest dapat dilihat pada tabel 4.7,

sebagai berikut:

Tabel 4.7 Perbedaan Nilai Aspek Kognitif dan Psikomotorik

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Keterangan Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kognitif Nilai Rata-rata Pretest 24 28

Nilai Rata-rata Posttest 89 68

Psikomotorik Nilai Rata-rata Pretest 56 57

Nilai Rata-rata Posttest 82 77

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan nilai pada aspek kognitif dan psikomotorik

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik

4.7, sebagai berikut:

Grafik 4.7 Perbedaan Nilai Aspek Kognitif dan Psikomotorik

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

24

89

56

82

28

68

57

77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata-rataKognitif Pretest

Nilai Rata-rataKognitif Posttest

Nilai Rata-rataPsikomotorik

Pretest

Nilai Rata-rataPsikomotorik

Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai

53

Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.7 dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-rata kognitif dan psikomotorik pretest kelas eksperimen

lebih rendah dibandingkan kelas kontrol, sedangkan nilai rata-rata

kognitif dan psikomotorik posttest kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol.

Nilai ulangan harian pertama dan kedua diperoleh dari total skor

berdasarkan klasifikasi penilaian. Klasifikasi penilaian berupa

pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Data

perbedaan skor rata-rata ulangan harian pertama antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8, sebagai

berikut:

Tabel 4.8 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Pertama

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Klasifikasi

Penilaian

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kogn

itif

Pengetahuan (C1) 10 12

Pemahaman (C2) 7 7

Penerapan (C3) 8 9

Total Skor (Nilai) 24 28

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan skor rata-rata ulangan harian pertama antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.8,

sebagai berikut:

Grafik 4.8 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Pertama

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

10 7 8

24

12

7 9

28

0

5

10

15

20

25

30

C1 C2 C3 Total SkorKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor

54

Berdasarkan tabel 4.8 dan grafik 4.8 dapat disimpulkan bahwa

total skor rata-rata ulangan harian pertama kelas eksperimen lebih

rendah dibandingkan kelas kontrol, dengan perincian skor rata-rata

pada aspek pengetahuan (C1) dan penerapan (C3) kelas eksperimen

lebih rendah dibandingkan kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata

pada aspek pemahaman (C2) kelas eksperimen sebanding dengan

kelas kontrol.

Data perbedaan skor rata-rata ulangan harian kedua antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9, sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Kedua

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Klasifikasi

Penilaian

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kogn

itif

Pengetahuan (C1) 37 30

Pemahaman (C2) 19 14

Penerapan (C3) 32 23

Total Skor (Nilai) 89 68

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan skor rata-rata ulangan harian kedua antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.9,

sebagai berikut:

Grafik 4.9 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Kedua

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

37

19

32

89

30

14 23

68

0

20

40

60

80

100

C1 C2 C3 TotalKelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor

55

Berdasarkan tabel 4.9 dan grafik 4.9 dapat disimpulkan bahwa

total skor rata-rata ulangan harian kedua kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol, dengan perincian skor rata-rata pada

aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3) kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Nilai tugas gambar pertama dan kedua diperoleh dari total skor

berdasarkan indikator penilaian. Indikator penilaian berupa

penggunaan alat gambar dengan tepat (1), ketepatan gambar secara

teknis (2), simbol material dan simbol arsitektural (3), notasi ukuran

dan keterangan gambar (4), ketebalan garis (5), dan proporsi gambar,

kebersihan, dan kerapihan (6). Data perbedaan skor rata-rata tugas

gambar pertama antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut:

Tabel 4.10 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Pertama

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Indikator

Penilaian

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Psi

kom

oto

rik

Penggunaan Alat Gambar

dengan Tepat (1) 5 6

Ketepatan Gambar secara Teknis (2)

35 36

Simbol Material dan Simbol Arsitektural (3)

5 5

Notasi Ukuran

dan Keterangan Gambar (4) 3 3

Ketebalan Garis (5) 4 3

Proporsi Gambar, Kebersihan, dan Kerapihan (6)

4 4

Total Skor (Nilai) 56 57

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan skor rata-rata tugas gambar pertama antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.10,

sebagai berikut:

56

Grafik 4.10 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Pertama

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.10 dan grafik 4.10 dapat disimpulkan

bahwa total skor rata-rata tugas gambar pertama kelas eksperimen

lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Skor rata-rata pada aspek

penggunaan alat gambar dengan tepat (1) dan ketepatan gambar secara

teknis (2) kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol.

Skor rata-rata pada aspek simbol material dan simbol

arsitektural (3), notasi ukuran dan keterangan gambar (4), dan

proporsi gambar, kebersihan, dan kerapihan (6) kelas eksperimen

sebanding dengan kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata pada aspek

ketebalan garis (5) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol.

Data perbedaan skor rata-rata tugas gambar kedua antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11, sebagai

berikut:

5

35

5 3 4 4

56

6

36

5 3 3 4

57

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 Total Skor

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor

57

Tabel 4.11 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Kedua

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Indikator

Penilaian

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Psi

kom

oto

rik

Penggunaan Alat Gambar dengan Tepat (1)

8 5

Ketepatan Gambar secara Teknis (2)

45 43

Simbol Material

dan Simbol Arsitektural (3) 8 8

Notasi Ukuran

dan Keterangan Gambar (4) 7 7

Ketebalan Garis (5) 7 8

Proporsi Gambar, Kebersihan, dan Kerapihan (6)

6 6

Total Skor (Nilai) 82 77

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan skor rata-rata tugas gambar kedua antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.11,

sebagai berikut:

Grafik 4.11 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Kedua

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

8

45

8 7 7 6

82

5

43

8 7 8 6

77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 Total Skor

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor

58

Berdasarkan tabel 4.11 dan grafik 4.11 dapat disimpulkan

bahwa total skor rata-rata tugas gambar kedua kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor rata-rata pada aspek

penggunaan alat gambar dengan tepat (1) dan ketepatan gambar secara

teknis (2) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Skor rata-rata pada aspek simbol material dan simbol

arsitektural (3), notasi ukuran dan keterangan gambar (4), dan

proporsi gambar, kebersihan, dan kerapihan (6) kelas eksperimen

sebanding dengan kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata pada aspek

ketebalan garis (5) kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas

kontrol.

4.2.6 Penghitungan N-Gain

Persentase klasifikasi nilai N-Gain pada kelas eksperimen dapat

dilihat pada grafik 4.12, sebagai berikut:

Grafik 4.12 Persentase Klasifikasi Nilai N-Gain Kelas Eksperimen

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan grafik 4.12 dapat disimpulkan bahwa nilai N-Gain

pada kelas eksperimen yang diperoleh 69% siswa (20 dari 29 siswa)

berada pada klasifikasi tinggi dan 31% siswa (9 dari 29 siswa) berada

pada klasifikasi sedang.

Persentase klasifikasi nilai N-Gain pada kelas kontrol dapat

dilihat pada grafik 4.13, sebagai berikut:

69%

31% Tinggi

Sedang

59

Grafik 4.13 Persentase Klasifikasi Nilai N-Gain Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan grafik 4.13 dapat disimpulkan bahwa nilai N-Gain

pada kelas kontrol yang diperoleh 28% siswa (8 dari 29 siswa) berada

pada klasifikasi tinggi, 55% siswa (16 dari 29 siswa) berada pada

klasifikasi sedang, dan 17% siswa (5 dari 29 siswa) berada pada

klasifikasi rendah.

Data perbedaan nilai N-Gain antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12, sebagai berikut:

Tabel 4.12 Perbedaan Nilai N-Gain

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai N-Gain 0,75 0,50

Klasifikasi Tinggi Sedang

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Grafik perbedaan nilai N-Gain antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.14, sebagai berikut:

Grafik 4.14 Perbedaan Nilai N-Gain

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

28%

55%

17% Tinggi

Sedang

Rendah

0.75

0.50

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

Nilai N-Gain

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai N-Gain

60

Berdasarkan tabel 4.12 dan grafik 4.14 dapat disimpulkan

bahwa nilai N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,75 (klasifikasi tinggi)

lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 0,50 (klasifikasi

sedang).

4.2.7 Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji chi-kuadrat

(χ2). Uji normalitas dibantu dengan menggunakan program aplikasi

SPSS 16.0. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.13,

sebagai berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Chi-kuadrat Hitung (χ2h) 7,31 12,28

Derajat Kebebasan (dk) 12 18

Chi-kuadrat Tabel (χ2t) 21 28,9

Distribusi Data Normal Normal

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa data pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Pada kelas

eksperimen diketahui dk = 12 dengan taraf kepercayaan 95% maka χ2h

= 7,31 < χ2t = 21. Pada kelas kontrol diketahui dk = 18 dengan taraf

kepercayaan 95% maka χ2h = 12,28 < χ2

t = 28,9. Selanjutnya uji

statistik parametrik, yakni uji homogenitas lalu uji-t (t-test).

4.2.8 Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji F. Uji

homogenitas dibantu dengan menggunakan program aplikasi SPSS

16.0. Hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada tabel 4.14, sebagai

berikut:

61

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data

Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai Rata-rata (x) 85 73

Jumlah Sampel (n) 29 29

Standar Deviasi (S) 4,93 13,51

Varian (S2) 24,32 182,60 Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berikut penghitungan uji F dan derajat kebebasan (dk):

𝐹ℎ =𝑆 2

𝑏

𝑆 2𝑘

=182,60

24,32= 7,51

𝑑𝑘1 = 𝑛1 − 1 = 29 − 1 = 28

𝑑𝑘2 = 𝑛2 − 1 = 29 − 1 = 28

Setelah diketahui dk pembilang (dk1) = 28 dan dk penyebut

(dk2) = 28 dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 dapat diperoleh Ft =

1,91. Jadi Fh = 7,51 > Ft = 1,91 maka varian data tidak homogen.

4.2.9 Uji-t (t-Test)

Setelah diketahui varian tidak homogen (σ12 ≠ σ2

2) dan jumlah

sampel kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol (n1 = n2) maka

untuk menguji hipotesis digunakan rumus separated variant. Berikut

penghitungan uji-t dengan menggunakan rumus separated variant:

𝑡ℎ =𝑥1 − 𝑥2

√𝑠1

2

𝑛1+

𝑠22

𝑛2

=85 − 73

√182,60

29+

24,32

29

= 4,49

Kemudian diketahui derajat kebebasan (dk) = 28 dengan taraf

kepercayaan 95% dapat diperoleh tt = 1,70. Jadi th = 4,49 > tt = 1,70

maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima,

yakni terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara

penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dengan penerapan

model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran

Menggambar Bangunan Gedung.

62

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pembahasan hasil penelitian ini penulis akan memaparkan

mengenai perbandingan antara penerapan model pembelajaran berbasis

portofolio dengan model pembelajaran berbasis proyek berdasarkan hasil

belajar siswa. Model pembelajaran berbasis portofolio adalah model

pembelajaran yang dijadikan sebagai penelitian oleh penulis, sedangkan

model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru pada mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung

di SMKN 1 Sumedang. Hasil belajar yang diamati berupa nilai yang

mencakup dua kompenen, yakni aspek kognitif dan psikomotorik yang

diperoleh dari pretest dan posttest.

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan model

pembelajaran yang membiasakan siswa bertanggung jawab terhadap proses

belajarnya dengan mendokumentasikan hasil belajarnya. Pada tahap I

pemberian tugas, guru memberikan pengenalan mengenai mata pelajaran

Menggambar Bangunan Gedung dan portofolio. Selanjutnya guru

memberikan tugas mencari sumber belajar dan Term of Reference (ToR)

tugas gambar serta lembar bimbingan. Tahap II pelaksanaan tugas, siswa

mencari sumber belajar di perpustakaan lalu melanjutkan pengerjaan tugas

gambar selama berlangsungnya kegiatan pertemuan tatap muka. Kemudian

siswa melanjutkan pengerjaan tugas tersebut di rumah.

Tahap III reses (tugas mandiri), siswa melaksanakan kegiatan

bimbingan terjadwal dengan guru terkait tugas mencari sumber belajar dan

tugas gambar. Pada kegiatan bimbingan pertama terdapat sebagian kecil

siswa yang tidak melaksanakan bimbingan, sedangkan pada kegiatan

bimbingan kedua sebagian besar siswa aktif melaksanakan bimbingan.

Tahap IV pertanggungjawaban tugas, guru dan siswa melakukan tanya

jawab terkait topik tugas yang telah dicarikan sumber belajar. Selanjutnya

siswa mengumpulkan tugas gambar dan portofolio dokumen berupa sumber

belajar, lembar bimbingan, dan hasil tes. Kemudian guru memberikan

balikan secara tertulis dan lisan terhadap hasil belajar siswa.

63

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran

yang membiasakan siswa melakukan investigasi untuk memecahkan

masalah. Pada tahap I penentuan pertanyaan mendasar, guru memberikan

pertanyaan mendasar terkait penugasan yang akan dikerjakan oleh siswa.

Selanjutnya guru menyampaikan judul tugas gambar kepada siswa. Tahap II

mendesain perencanaan proyek, guru memberikan ToR tugas gambar lalu

menyampaikan indikator penilaian tugas gambar. Tahap III menyusun

jadwal, guru dan siswa menentukan jadwal pengerjaan dan pengumpulan

tugas gambar.

Tahap IV memonitor siswa dan kemajuan proyek, guru memonitor

kemajuan siswa dalam pengerjaan tugas gambar. Kemudian guru

memberikan bimbingan kepada siswa dalam pengerjaan tugas gambar.

Tahap V menguji hasil, guru menilai ketercapaian standar dari siswa. Tahap

VI mengevaluasi pengalaman, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap

kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan hasil dari tugas gambar

yang sudah dikerjakan.

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diamati dari nilai rata-rata

pada aspek kognitif dan psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol. Perbedaan nilai rata-rata pada aspek kognitif dan psikomotorik saat

pretest dan posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel 4.15, sebagai berikut:

Tabel 4.15 Perbedaan Nilai Rata-rata Aspek Kognitif dan Psikomotorik

saat Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Keterangan Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Pretest Nilai Rata-rata Kognitif 24 28

Nilai Rata-rata Psikomotorik 56 57

Posttest Nilai Rata-rata Kognitif 89 68

Nilai Rata-rata Psikomotorik 82 77

Sumber: Dokumen Penulis, 2015

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai rata-rata aspek

kognitif dan psikomotorik saat pretest pada kelas eksperimen lebih rendah

dibandingkan kelas kontrol, tetapi relatif sebanding. Nilai rata-rata aspek

64

kognitif dan psikomotorik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berada di bawah

standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75.

Nilai rata-rata aspek kognitif dan psikomotorik saat posttest pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata

aspek kognitif dan psikomotorik pada kelas eksperimen sesudah diberikan

perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio berada

di atas standar KKM. Nilai rata-rata aspek kognitif pada kelas kontrol

sesudah diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berbasis

proyek berada di bawah standar KKM, sedangkan nilai rata-rata aspek

psikomotorik berada di atas standar KKM.

Kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran

Menggambar Bangunan Gedung sebelum diajar oleh mahasiswa dari

Program Pengalaman Lapangan (PPL) cenderung berorientasi pada

penyelesaian tugas gambar. Siswa hanya berfokus pada kegiatan praktik

menggambar dan kurang begitu paham teori. Kegiatan pembelajaran pada

kelas kontrol sesudah diajar oleh mahasiswa dari PPL semakin membaik

diamati dari hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa dan guru mulai aktif

berinteraksi melalui proses tanya jawab pada kegiatan bimbingan.

Namun, nilai rata-rata aspek kognitif pada kelas kontrol masih berada

di bawah standar KKM, sedangkan nilai rata-rata aspek kognitif dan

psikomotorik pada kelas eksperimen sudah berada di atas standar KKM. Hal

tersebut dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen

yang mewajibkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri sumber

belajar lainnya, sehingga siswa belajar dengan mengalami secara langsung

(learning by experience). Guru tidak lagi sekedar menyampaikan informasi

atau sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih berperan untuk

menuntun dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Serta

adanya kegiatan bimbingan terjadwal yang menuntun siswa agar dapat

menyelesaikan tugasnya dengan lebih maksimal.

65

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol digunakan penghitungan N-Gain.

Penghitungan N-Gain menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan yang tinggi sebesar 0,75, sedangkan

pada kelas kontrol mengalami peningkatan yang sedang sebesar 0,50. Hasil

belajar siswa sesudah diberikan perlakuan berupa penerapan model

pembelajaran berbasis portofolio yang diperoleh 100% siswa (29 siswa)

berada di atas standar KKM. Hasil belajar siswa sesudah diberikan

perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang

diperoleh 55% siswa (16 dari 29 siswa) berada di atas standar KKM,

sedangkan 45% siswa (13 dari 29 siswa) berada di bawah standar KKM.

Untuk menguji hipotesis penelitian secara statistik digunakan uji-t (t-

test). Uji-t menunjukkan bahwa dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh th

= 4,49 > tt = 1,70 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif

(Ha) diterima, yakni terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan

antara penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dengan penerapan

model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran Menggambar

Bangunan Gedung. Jadi model pembelajaran berbasis portofolio dapat

digunakan sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung.