bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.upi.edu/20616/7/s_tb_1102943_chapter4.pdf ·...
TRANSCRIPT
Clarissa Elsa Alfarani, 2016 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DI SMKN 1 SUMEDANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar Bangunan
Gedung dalam paket keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 1
Sumedang pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian untuk
membandingkan hasil belajar siswa antara penerapan model pembelajaran
berbasis portofolio pada kelas eksperimen dengan penerapan model
pembelajaran berbasis proyek pada kelas kontrol.
Kelas eksperimen adalah kelas XI B1 dengan jumlah siswa sebanyak
29 orang. Kelas kontrol adalah kelas XI B2 dengan jumlah siswa sebanyak
29 orang. Penelitian dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan materi
pokok menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal satu lantai.
Deskripsi data hasil penelitian, yakni pelaksanaan pretest (tes awal),
kegiatan pembelajaran, dan posttest (tes akhir) pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
4.1.1 Pelaksanaan Pretest (Tes Awal) Kelas Eksperimen
Pretest (tes awal) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum diberikan penerapan model pembelajaran berbasis
portofolio. Pretest berupa pelaksanaan ulangan harian pertama yang
terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar pertama
(sebelum revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan,
dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90.
Pelaksanaan pretest berlangsung selama 60 menit. Siswa
mengerjakan pretest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh
guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan pretest agar siswa
mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur. Pelaksanaan
30
pretest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1, sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Pelaksanaan Pretest Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
4.1.2 Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Kegiatan pembelajaran pada tiap pertemuan terdiri dari kegiatan
membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan menutup
pembelajaran. Pada model pembelajaran berbasis portofolio, kegiatan
pembelajaran dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni tahap
pemberian tugas, pelaksanaan tugas, reses (tugas mandiri), lalu
pertanggungjawaban tugas.
Kegiatan pembelajaran diamati secara langsung oleh observer
atau teman sejawat berupa observasi kegiatan guru untuk mengetahui
proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan observasi kegiatan
siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis
portofolio.
a. Kegiatan Membuka Pembelajaran
Guru memberi salam pembuka dan menanyakan kondisi
siswa. Kemudian guru memeriksa kesiapan tempat belajar,
31
yakni kebersihan dan kenyamanan. Guru mempersilakan salah
satu siswa memimpin doa lalu memeriksa kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tata tertib dari kegiatan pembelajaran
yang akan berlangsung. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
untuk memotivasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik. Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari
guru dan siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan
berlangsung. Kegiatan membuka pembelajaran pada kelas
eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.2, sebagai berikut:
Gambar 4.2 Kegiatan Membuka Pembelajaran Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
b. Kegiatan Inti
Tahap I pemberian tugas, guru memberikan pengenalan
mengenai mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung,
yakni manfaat, tujuan, dan kompetensi yang harus dikuasai oleh
siswa. Kemudian guru memberikan pengenalan mengenai
portofolio, yakni pengertian, jenis, dan manfaat dari portofolio.
Media pembelajaran yang digunakan, yakni laptop,
proyektor, dan layar. Siswa menyimak dengan seksama uraian
dari guru. Pengenalan mata pelajaran Menggambar Bangunan
Gedung dan portofolio dapat dilihat pada gambar 4.3, sebagai
berikut:
32
Gambar 4.3 Pengenalan Mata Pelajaran
Menggambar Bangunan Gedung dan Portofolio Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Guru memberikan contoh portofolio dokumen kepada
siswa. Portofolio dokumen berupa hasil gambar manual dan
digital terkait gambar denah, potongan, dan tampak rumah
tinggal. Siswa memperhatikan dengan antusias contoh portofolio
dokumen. Pemberian contoh portofolio dokumen dapat dilihat
pada gambar 4.4, sebagai berikut:
Gambar 4.4 Pemberian Contoh Portofolio Dokumen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
33
Guru memberikan tugas mencari sumber belajar terkait
topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Siswa
menyimak dengan seksama topik yang akan dicarikan sumber
belajar. Guru dan siswa mendiskusikan ketentuan
pengumpulannya. Pemberian tugas mencari sumber belajar
dapat dilihat pada gambar 4.5, sebagai berikut:
Gambar 4.5 Pemberian Tugas Mencari Sumber Belajar
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Guru memberikan Term of Reference (ToR) tugas gambar
dan lembar bimbingan kepada siswa. Judul tugas, yakni
menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal satu
lantai tipe 90. Siswa membaca dengan seksama ToR tugas
gambar dan lembar bimbingan.
Guru dan siswa menentukan jadwal bimbingan dan
pengumpulan tugas. Selanjutnya guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan uraian yang kurang jelas.
Pemberian ToR tugas gambar dan lembar bimbingan dapat
dilihat pada gambar 4.6, sebagai berikut:
34
Gambar 4.6 Pemberian Term of Reference (ToR) Tugas Gambar
dan Lembar Bimbingan Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Tahap II pelaksanaan tugas, guru mempersilakan siswa
untuk mencari sumber belajar dengan memanfaatkan sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah seperti perpustakaan.
Kemudian guru mempersilakan siswa untuk melanjutkan
pengerjaan tugas gambar. Siswa mencari sumber belajar di
perpustakaan lalu melanjutkan pengerjaan tugas gambar.
Tahap III reses (tugas mandiri), siswa aktif melaksanakan
bimbingan dengan guru pada jadwal yang telah ditentukan
terkait tugas mencari sumber belajar. Sumber belajar diperoleh
dari buku, sumber online, dan lainnya. Guru dan siswa saling
bertukar informasi dan berdiskusi. Pelaksanaan bimbingan tugas
mencari sumber belajar dapat dilihat pada gambar 4.7, sebagai
berikut:
35
Gambar 4.7 Bimbingan Tugas Mencari Sumber Belajar
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Siswa aktif melaksanakan bimbingan dengan guru pada
jadwal yang telah ditentukan terkait tugas gambar. Guru
memeriksa gambar siswa dan memberi saran bagian yang perlu
diperbaiki atau dilengkapi oleh siswa. Siswa mencatat saran
yang diberikan oleh guru pada lembar bimbingan. Pelaksanaan
bimbingan tugas gambar dapat dilihat pada gambar 4.8, sebagai
berikut:
Gambar 4.8 Bimbingan Tugas Gambar
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
36
Guru memeriksa tugas mencari sumber belajar dari siswa.
Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait
topik yang telah dicarikan sumber belajar oleh siswa. Guru
mempersilakan siswa untuk menjawab pertanyaan dan
mengerjakannya di papan tulis.
Siswa mengajukan diri dengan antusias untuk menjawab
pertanyaan dari guru dan mengerjakannya di papan tulis. Siswa
lain memperhatikan dengan seksama jawaban yang diberikan
oleh siswa tersebut. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar
4.9, sebagai berikut:
Gambar 4.9 Siswa Menjawab Pertanyan dari Guru
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Guru bersama siswa lainnya memeriksa jawaban yang
diberikan oleh siswa tersebut, memperbaiki jawaban yang
kurang tepat, dan melengkapi jawaban yang kurang. Selanjutnya
guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa dibantu
dengan media pembelajaran berupa laptop, proyektor, dan layar.
Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.10, sebagai
berikut:
37
Gambar 4.10 Guru Memberikan Penguatan terhadap Jawaban Siswa
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan uraian yang kurang jelas. Siswa mengacungkan
tangan lalu menanyakan dengan aktif uraian yang kurang jelas.
Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.11, sebagai
berikut:
Gambar 4.11 Siswa Bertanya kepada Guru
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
38
Guru mempersilakan kepada siswa untuk melanjutkan
pengerjaan tugas gambar. Siswa melanjutkan pengerjaan tugas
gambar. Guru mengingatkan kepada siswa jadwal pengumpulan
tugas gambar dan portofolio dokumen berupa sumber belajar,
lembar bimbingan, dan hasil tes. Pengerjaan tugas gambar dapat
dilihat pada gambar 4.12, sebagai berikut:
Gambar 4.12 Pengerjaan Tugas Gambar
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Tahap IV pertanggungjawaban tugas, guru meminta siswa
untuk mengumpulkan tugas gambar dan portofolio dokumen.
Kemudian guru memberikan balikan secara tertulis dan lisan
terhadap hasil belajar siswa. Siswa diharapkan dapat mengetahui
letak kelebihan dan kekurangan dari hasil belajarnya, sehingga
dapat memperbaiki dan menyempurnakannya.
39
c. Kegiatan Menutup Pembelajaran
Guru menyampaikan kepada siswa materi pokok yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa
melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
doa dan salam penutup. Siswa berdoa lalu mengucapkan salam.
Kegiatan menutup pembelajaran pada kelas eksperimen dapat
dilihat pada gambar 4.13, sebagai berikut:
Gambar 4.13 Kegiatan Menutup Pembelajaran Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
4.1.3 Pelaksanaan Posttest (Tes Akhir) Kelas Eksperimen
Posttest (tes akhir) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
akhir siswa sesudah diberikan penerapan model pembelajaran berbasis
portofolio. Pottest berupa pelaksanaan ulangan harian kedua yang
terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar kedua
(sesudah revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan,
dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90.
Pelaksanaan posttest berlangsung selama 60 menit. Siswa
mengerjakan posttest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh
guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan posttest agar
siswa mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur.
40
Pelaksanaan posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar
4.14, sebagai berikut:
Gambar 4.14 Pelaksanaan Posttest Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
4.1.4 Pelaksanaan Pretest (Tes Awal) Kelas Kontrol
Pretest (tes awal) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum diberikan penerapan model pembelajaran berbasis
proyek. Pretest berupa pelaksanaan ulangan harian pertama yang
terdiri dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar pertama
(sebelum revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan,
dan tampak rumah tinggal satu lantai tipe 90.
Pelaksanaan pretest berlangsung selama 60 menit. Siswa
mengerjakan pretest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh
guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan pretest agar siswa
mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur. Pelaksanaan
pretest pada kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4.15, sebagai
berikut:
41
Gambar 4.15 Pelaksanaan Pretest Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
4.1.5 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Kegiatan pembelajaran pada tiap pertemuan terdiri dari kegiatan
membuka pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan menutup
pembelajaran. Pada model pembelajaran berbasis proyek, kegiatan
pembelajaran dilaksanakan melalui enam tahapan, yakni tahap
penentuan pertanyaan mendasar, mendesain perencanaan proyek,
menyusun jadwal, memonitor siswa dan kemajuan proyek, menguji
hasil, lalu mengevaluasi pengalaman.
Kegiatan pembelajaran diamati secara langsung oleh observer
atau teman sejawat berupa observasi kegiatan guru untuk mengetahui
proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan observasi kegiatan
siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek.
a. Kegiatan Membuka Pembelajaran
Guru memberi salam pembuka dan menanyakan kondisi
siswa. Kemudian guru memeriksa kesiapan tempat belajar,
yakni kebersihan dan kenyamanan. Guru mempersilakan salah
satu siswa memimpin doa lalu memeriksa kehadiran siswa.
42
Guru menyampaikan tata tertib dari kegiatan pembelajaran
yang akan berlangsung. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
untuk memotivasi siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik. Siswa menyimak dengan seksama penjelasan dari
guru dan siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan
berlangsung.
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa. Tahap I penentuan pertanyaan
mendasar, guru mengemukakan pertanyaan mendasar terkait
penugasan yang akan dikerjakan oleh siswa, yakni pengertian,
fungsi, dan kaidah dari gambar denah, potongan, dan tampak
rumah tinggal satu lantai. Kemudian guru memberikan materi
ajar dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Siswa menyimak
dengan seksama uraian dari guru. Media pembelajaran yang
digunakan, yakni papan tulis, spidol, dan penghapus papan tulis.
Kegiatan pemberian materi ajar dapat dilihat pada gambar 4.16,
sebagai berikut:
Gambar 4.16 Pemberian Materi Ajar
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
43
Guru menyampaikan judul tugas gambar kepada siswa,
yakni menggambar denah, potongan, dan tampak rumah tinggal
satu lantai tipe 90. Deskripsi tugas terdapat pada Term of
Reference (ToR).
Tahap II mendesain perencanaan proyek, guru
memberikan ToR tugas gambar kepada siswa yang berisi tentang
deskripsi tugas, aturan tugas, dan keluaran tugas. Selanjutnya
guru menyampaikan indikator penilaian pada tugas gambar
kepada siswa.
Tahap III menyusun jadwal, guru dan siswa menentukan
jadwal pengerjaan tugas gambar dan pengumpulan tugas
gambar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan uraian yang kurang jelas.
Tahap IV memonitor siswa dan kemajuan proyek, guru
mempersilakan kepada siswa untuk melanjutkan pengerjaan
tugas gambar. Siswa melanjutkan pengerjaan tugas gambar.
Pengerjaan tugas gambar dapat dilihat pada gambar 4.17,
sebagai berikut:
Gambar 4.17 Pengerjaan Tugas Gambar
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Guru memonitor kemajuan siswa dalam pengerjaan tugas
gambar. Kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa
dalam pengerjaan tugas gambar. Kegiatan guru memonitor
kemajuan siswa dapat dilihat pada gambar 4.18, sebagai berikut:
44
Gambar 4.18 Guru Memonitor Kemajuan Siswa
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas gambar.
Tahap V menguji hasil, guru menilai ketercapaian standar dari
siswa, mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, dan
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai oleh siswa.
Tahap VI mengevaluasi pengalaman, guru dan siswa
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung dan hasil dari tugas gambar yang sudah dikerjakan.
c. Kegiatan Menutup Pembelajaran
Guru menyampaikan kepada siswa materi pokok yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa
melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
doa dan salam penutup. Siwa berdoa lalu mengucapkan salam.
45
4.1.6 Pelaksanaan Posttest (Tes Akhir) Kelas Kontrol
Posttest (tes akhir) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
akhir siswa sesudah diberikan penerapan model pembelajaran berbasis
proyek. Pottest berupa pelaksanaan ulangan harian kedua yang terdiri
dari lima soal uraian dan pengumpulan tugas gambar kedua (sesudah
revisi) dengan judul tugas menggambar denah, potongan, dan tampak
rumah tinggal satu lantai tipe 90.
Pelaksanaan posttest berlangsung selama 60 menit. Siswa
mengerjakan posttest pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh
guru. Guru mengawasi berlangsungnya pelaksanaan posttest agar
siswa mampu menjawab soal tersebut secara mandiri dan jujur.
Pelaksanaan posttest pada kelas kontrol dapat dilihat pada gambar
4.19, sebagai berikut:
Gambar 4.19 Pelaksanaan Posttest Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
46
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Nilai pretest diperoleh dari total nilai ulangan harian pertama
dan tugas gambar pertama. Data perolehan nilai pretest pada kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Keterangan Ulangan
Harian 1
Tugas
Gambar 1 Pretest
Nilai Rata-rata 24 56 40 (Kurang)
Nilai Terendah 5 45 25
Nilai Tertinggi 65 84 75
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMKN 1
Sumedang, yaitu 75 (kriteria baik). Berdasarkan tabel 4.1 dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen
berada di bawah standar KKM, dengan perincian nilai rata-rata
ulangan harian pertama dan tugas gambar pertama berada di bawah
standar KKM. Persentase kriteria ketuntasan nilai pretest pada kelas
eksperimen dapat dilihat pada grafik 4.1, sebagai berikut:
Grafik 4.1 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Pretest
Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan grafik 4.1 dapat disimpulkan bahwa nilai pretest
pada kelas eksperimen yang diperoleh 3% siswa (1 dari 29 siswa)
dinyatakan tuntas dan berada pada kriteria baik, sedangkan 97% siswa
(28 dari 29 siswa) dinyatakan tidak tuntas dan berada pada kriteria
kurang.
3%
97%
Baik
Kurang
47
4.2.2 Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Nilai posttest diperoleh dari total nilai ulangan harian kedua dan
tugas gambar kedua. Data perolehan nilai posttest pada kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Keterangan Ulangan
Harian 2
Tugas
Gambar 2 Posttest
Nilai Rata-rata 89 82 85 (Baik)
Nilai Terendah 75 78 77
Nilai Tertinggi 100 90 93 Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
pottest pada kelas eksperimen berada di atas standar KKM, dengan
perincian nilai rata-rata ulangan harian kedua dan tugas gambar kedua
berada di atas standar KKM. Persentase kriteria ketuntasan nilai
posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik 4.2, sebagai
berikut:
Grafik 4.2 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Posttest
Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa nilai pottest
pada kelas eksperimen yang diperoleh 100% siswa (29 siswa)
dinyatakan tuntas, dengan perincian 21% siswa (6 dari 29 siswa)
berada pada kriteria sangat baik dan 79% siswa (23 dari 29 siswa)
berada pada kriteria baik.
21%
79%
Sangat Baik
Baik
48
4.2.3 Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol
Data perolehan nilai pretest pada kelas kontrol dapat dilihat
pada tabel 4.3, sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol
Keterangan Ulangan
Harian 1
Tugas
Gambar 1 Pretest
Nilai Rata-rata 28 57 43 (Kurang)
Nilai Terendah 5 45 25
Nilai Tertinggi 60 75 68 Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
pretest pada kelas kontrol berada di bawah standar KKM, dengan
perincian nilai rata-rata ulangan harian pertama dan tugas gambar
pertama berada di bawah standar KKM. Persentase kriteria ketuntasan
nilai pretest pada kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.3, sebagai
berikut:
Grafik 4.3 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Pretest
Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan grafik 4.3 dapat disimpulkan bahwa nilai pretest
pada kelas kontrol yang diperoleh 100% siswa (29 siswa) dinyatakan
tidak tuntas, dengan perincian 14% siswa (4 dari 29 siswa) berada
pada kriteria cukup dan 86% siswa (25 dari 29 siswa) berada pada
kriteria kurang.
14%
86%
Cukup
Kurang
49
4.2.4 Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol
Data perolehan nilai posttest pada kelas kontrol dapat dilihat
pada tabel 4.4, sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol
Keterangan Ulangan
Harian 2
Tugas
Gambar 2 Posttest
Nilai Rata-rata 68 77 73 (Cukup)
Nilai Terendah 38 53 47
Nilai Tertinggi 93 87 90 Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
pottest pada kelas kontrol berada di bawah standar KKM, dengan
perincian nilai rata-rata ulangan harian kedua berada di bawah standar
KKM dan tugas gambar kedua berada di atas standar KKM.
Persentase kriteria ketuntasan nilai posttest pada kelas kontrol dapat
dilihat pada grafik 4.4, sebagai berikut:
Grafik 4.4 Persentase Kriteria Ketuntasan Nilai Posttest
Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan grafik 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai pottest
pada kelas kontrol yang diperoleh 55% siswa (16 dari 29 siswa)
dinyatakan tuntas dan berada pada kriteria baik, sedangkan 45% siswa
(13 dari 29 siswa) dinyatakan tidak tuntas, dengan perincian 24%
siswa (7 dari 29 siswa) berada pada kriteria cukup dan 21% siswa (6
dari 29 siswa) berada pada kriteria kurang.
55% 24%
21% Baik
Cukup
Kurang
50
4.2.5 Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Perbedaan nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol yang diamati berdasarkan nilai rata-rata, nilai
terendah, dan nilai tertinggi dapat dilihat pada tabel 4.5, sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Keterangan Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Pretest
Nilai Rata-rata 40 43
Nilai Terendah 25 25
Nilai Tertinggi 75 68
Posttest
Nilai Rata-rata 85 73
Nilai Terendah 77 47
Nilai Tertinggi 93 90
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.5, sebagai
berikut:
Grafik 4.5 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
40
25
75
85 77
93
43
25
68 73
47
90
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Rata-rata Pretest
NilaiTerendah
Pretest
NilaiTertinggi
Pretest
Nilai Rata-rata
Posttest
NilaiTerendah
Posttest
NilaiTertinggi
Posttest
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai
51
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.5 dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata pretest kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan
kelas kontrol, sedangkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Perbedaan nilai rata-rata pada aspek kognitif dan psikomotorik
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang diperoleh dari total
nilai rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.6, sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Perbedaan Nilai Rata-rata Aspek Kognitif
dan Psikomotorik Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Keterangan Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Nilai Rata-rata Kognitif 57 48
Nilai Rata-rata Psikomotorik 69 67 Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan nilai rata-rata pada aspek kognitif dan
psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat
dilihat pada grafik 4.6, sebagai berikut:
Grafik 4.6 Perbedaan Nilai Rata-rata Aspek Kognitif
dan Psikomotorik Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik 4.6 dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata kognitif dan psikomotorik kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
57
69
48
67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nilai Rata-rataKognitif
Nilai Rata-rataPsikomotorik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai
52
Perbedaan nilai pada aspek kognitif dan psikomotorik antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang diamati berdasarkan nilai
rata-rata pretest dan nilai rata-rata posttest dapat dilihat pada tabel 4.7,
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perbedaan Nilai Aspek Kognitif dan Psikomotorik
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Keterangan Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kognitif Nilai Rata-rata Pretest 24 28
Nilai Rata-rata Posttest 89 68
Psikomotorik Nilai Rata-rata Pretest 56 57
Nilai Rata-rata Posttest 82 77
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan nilai pada aspek kognitif dan psikomotorik
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik
4.7, sebagai berikut:
Grafik 4.7 Perbedaan Nilai Aspek Kognitif dan Psikomotorik
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
24
89
56
82
28
68
57
77
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Rata-rataKognitif Pretest
Nilai Rata-rataKognitif Posttest
Nilai Rata-rataPsikomotorik
Pretest
Nilai Rata-rataPsikomotorik
Posttest
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai
53
Berdasarkan tabel 4.7 dan grafik 4.7 dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata kognitif dan psikomotorik pretest kelas eksperimen
lebih rendah dibandingkan kelas kontrol, sedangkan nilai rata-rata
kognitif dan psikomotorik posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Nilai ulangan harian pertama dan kedua diperoleh dari total skor
berdasarkan klasifikasi penilaian. Klasifikasi penilaian berupa
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Data
perbedaan skor rata-rata ulangan harian pertama antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8, sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Pertama
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Klasifikasi
Penilaian
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kogn
itif
Pengetahuan (C1) 10 12
Pemahaman (C2) 7 7
Penerapan (C3) 8 9
Total Skor (Nilai) 24 28
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan skor rata-rata ulangan harian pertama antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.8,
sebagai berikut:
Grafik 4.8 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Pertama
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
10 7 8
24
12
7 9
28
0
5
10
15
20
25
30
C1 C2 C3 Total SkorKelas Eksperimen Kelas Kontrol
Skor
54
Berdasarkan tabel 4.8 dan grafik 4.8 dapat disimpulkan bahwa
total skor rata-rata ulangan harian pertama kelas eksperimen lebih
rendah dibandingkan kelas kontrol, dengan perincian skor rata-rata
pada aspek pengetahuan (C1) dan penerapan (C3) kelas eksperimen
lebih rendah dibandingkan kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata
pada aspek pemahaman (C2) kelas eksperimen sebanding dengan
kelas kontrol.
Data perbedaan skor rata-rata ulangan harian kedua antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9, sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Kedua
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Klasifikasi
Penilaian
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kogn
itif
Pengetahuan (C1) 37 30
Pemahaman (C2) 19 14
Penerapan (C3) 32 23
Total Skor (Nilai) 89 68
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan skor rata-rata ulangan harian kedua antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.9,
sebagai berikut:
Grafik 4.9 Perbedaan Skor Rata-rata Ulangan Harian Kedua
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
37
19
32
89
30
14 23
68
0
20
40
60
80
100
C1 C2 C3 TotalKelas Eksperimen Kelas Kontrol
Skor
55
Berdasarkan tabel 4.9 dan grafik 4.9 dapat disimpulkan bahwa
total skor rata-rata ulangan harian kedua kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol, dengan perincian skor rata-rata pada
aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3) kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Nilai tugas gambar pertama dan kedua diperoleh dari total skor
berdasarkan indikator penilaian. Indikator penilaian berupa
penggunaan alat gambar dengan tepat (1), ketepatan gambar secara
teknis (2), simbol material dan simbol arsitektural (3), notasi ukuran
dan keterangan gambar (4), ketebalan garis (5), dan proporsi gambar,
kebersihan, dan kerapihan (6). Data perbedaan skor rata-rata tugas
gambar pertama antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut:
Tabel 4.10 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Pertama
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Indikator
Penilaian
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Psi
kom
oto
rik
Penggunaan Alat Gambar
dengan Tepat (1) 5 6
Ketepatan Gambar secara Teknis (2)
35 36
Simbol Material dan Simbol Arsitektural (3)
5 5
Notasi Ukuran
dan Keterangan Gambar (4) 3 3
Ketebalan Garis (5) 4 3
Proporsi Gambar, Kebersihan, dan Kerapihan (6)
4 4
Total Skor (Nilai) 56 57
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan skor rata-rata tugas gambar pertama antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.10,
sebagai berikut:
56
Grafik 4.10 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Pertama
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.10 dan grafik 4.10 dapat disimpulkan
bahwa total skor rata-rata tugas gambar pertama kelas eksperimen
lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Skor rata-rata pada aspek
penggunaan alat gambar dengan tepat (1) dan ketepatan gambar secara
teknis (2) kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol.
Skor rata-rata pada aspek simbol material dan simbol
arsitektural (3), notasi ukuran dan keterangan gambar (4), dan
proporsi gambar, kebersihan, dan kerapihan (6) kelas eksperimen
sebanding dengan kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata pada aspek
ketebalan garis (5) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol.
Data perbedaan skor rata-rata tugas gambar kedua antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11, sebagai
berikut:
5
35
5 3 4 4
56
6
36
5 3 3 4
57
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5 6 Total Skor
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Skor
57
Tabel 4.11 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Kedua
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Indikator
Penilaian
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Psi
kom
oto
rik
Penggunaan Alat Gambar dengan Tepat (1)
8 5
Ketepatan Gambar secara Teknis (2)
45 43
Simbol Material
dan Simbol Arsitektural (3) 8 8
Notasi Ukuran
dan Keterangan Gambar (4) 7 7
Ketebalan Garis (5) 7 8
Proporsi Gambar, Kebersihan, dan Kerapihan (6)
6 6
Total Skor (Nilai) 82 77
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan skor rata-rata tugas gambar kedua antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.11,
sebagai berikut:
Grafik 4.11 Perbedaan Skor Rata-rata Tugas Gambar Kedua
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
8
45
8 7 7 6
82
5
43
8 7 8 6
77
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 Total Skor
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Skor
58
Berdasarkan tabel 4.11 dan grafik 4.11 dapat disimpulkan
bahwa total skor rata-rata tugas gambar kedua kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor rata-rata pada aspek
penggunaan alat gambar dengan tepat (1) dan ketepatan gambar secara
teknis (2) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Skor rata-rata pada aspek simbol material dan simbol
arsitektural (3), notasi ukuran dan keterangan gambar (4), dan
proporsi gambar, kebersihan, dan kerapihan (6) kelas eksperimen
sebanding dengan kelas kontrol, sedangkan skor rata-rata pada aspek
ketebalan garis (5) kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas
kontrol.
4.2.6 Penghitungan N-Gain
Persentase klasifikasi nilai N-Gain pada kelas eksperimen dapat
dilihat pada grafik 4.12, sebagai berikut:
Grafik 4.12 Persentase Klasifikasi Nilai N-Gain Kelas Eksperimen
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan grafik 4.12 dapat disimpulkan bahwa nilai N-Gain
pada kelas eksperimen yang diperoleh 69% siswa (20 dari 29 siswa)
berada pada klasifikasi tinggi dan 31% siswa (9 dari 29 siswa) berada
pada klasifikasi sedang.
Persentase klasifikasi nilai N-Gain pada kelas kontrol dapat
dilihat pada grafik 4.13, sebagai berikut:
69%
31% Tinggi
Sedang
59
Grafik 4.13 Persentase Klasifikasi Nilai N-Gain Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan grafik 4.13 dapat disimpulkan bahwa nilai N-Gain
pada kelas kontrol yang diperoleh 28% siswa (8 dari 29 siswa) berada
pada klasifikasi tinggi, 55% siswa (16 dari 29 siswa) berada pada
klasifikasi sedang, dan 17% siswa (5 dari 29 siswa) berada pada
klasifikasi rendah.
Data perbedaan nilai N-Gain antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12, sebagai berikut:
Tabel 4.12 Perbedaan Nilai N-Gain
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai N-Gain 0,75 0,50
Klasifikasi Tinggi Sedang
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Grafik perbedaan nilai N-Gain antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 4.14, sebagai berikut:
Grafik 4.14 Perbedaan Nilai N-Gain
Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
28%
55%
17% Tinggi
Sedang
Rendah
0.75
0.50
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
Nilai N-Gain
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai N-Gain
60
Berdasarkan tabel 4.12 dan grafik 4.14 dapat disimpulkan
bahwa nilai N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,75 (klasifikasi tinggi)
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 0,50 (klasifikasi
sedang).
4.2.7 Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji chi-kuadrat
(χ2). Uji normalitas dibantu dengan menggunakan program aplikasi
SPSS 16.0. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.13,
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Chi-kuadrat Hitung (χ2h) 7,31 12,28
Derajat Kebebasan (dk) 12 18
Chi-kuadrat Tabel (χ2t) 21 28,9
Distribusi Data Normal Normal
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa data pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Pada kelas
eksperimen diketahui dk = 12 dengan taraf kepercayaan 95% maka χ2h
= 7,31 < χ2t = 21. Pada kelas kontrol diketahui dk = 18 dengan taraf
kepercayaan 95% maka χ2h = 12,28 < χ2
t = 28,9. Selanjutnya uji
statistik parametrik, yakni uji homogenitas lalu uji-t (t-test).
4.2.8 Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji F. Uji
homogenitas dibantu dengan menggunakan program aplikasi SPSS
16.0. Hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada tabel 4.14, sebagai
berikut:
61
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data
Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai Rata-rata (x) 85 73
Jumlah Sampel (n) 29 29
Standar Deviasi (S) 4,93 13,51
Varian (S2) 24,32 182,60 Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berikut penghitungan uji F dan derajat kebebasan (dk):
𝐹ℎ =𝑆 2
𝑏
𝑆 2𝑘
=182,60
24,32= 7,51
𝑑𝑘1 = 𝑛1 − 1 = 29 − 1 = 28
𝑑𝑘2 = 𝑛2 − 1 = 29 − 1 = 28
Setelah diketahui dk pembilang (dk1) = 28 dan dk penyebut
(dk2) = 28 dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 dapat diperoleh Ft =
1,91. Jadi Fh = 7,51 > Ft = 1,91 maka varian data tidak homogen.
4.2.9 Uji-t (t-Test)
Setelah diketahui varian tidak homogen (σ12 ≠ σ2
2) dan jumlah
sampel kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol (n1 = n2) maka
untuk menguji hipotesis digunakan rumus separated variant. Berikut
penghitungan uji-t dengan menggunakan rumus separated variant:
𝑡ℎ =𝑥1 − 𝑥2
√𝑠1
2
𝑛1+
𝑠22
𝑛2
=85 − 73
√182,60
29+
24,32
29
= 4,49
Kemudian diketahui derajat kebebasan (dk) = 28 dengan taraf
kepercayaan 95% dapat diperoleh tt = 1,70. Jadi th = 4,49 > tt = 1,70
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima,
yakni terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara
penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dengan penerapan
model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran
Menggambar Bangunan Gedung.
62
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pembahasan hasil penelitian ini penulis akan memaparkan
mengenai perbandingan antara penerapan model pembelajaran berbasis
portofolio dengan model pembelajaran berbasis proyek berdasarkan hasil
belajar siswa. Model pembelajaran berbasis portofolio adalah model
pembelajaran yang dijadikan sebagai penelitian oleh penulis, sedangkan
model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru pada mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung
di SMKN 1 Sumedang. Hasil belajar yang diamati berupa nilai yang
mencakup dua kompenen, yakni aspek kognitif dan psikomotorik yang
diperoleh dari pretest dan posttest.
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan model
pembelajaran yang membiasakan siswa bertanggung jawab terhadap proses
belajarnya dengan mendokumentasikan hasil belajarnya. Pada tahap I
pemberian tugas, guru memberikan pengenalan mengenai mata pelajaran
Menggambar Bangunan Gedung dan portofolio. Selanjutnya guru
memberikan tugas mencari sumber belajar dan Term of Reference (ToR)
tugas gambar serta lembar bimbingan. Tahap II pelaksanaan tugas, siswa
mencari sumber belajar di perpustakaan lalu melanjutkan pengerjaan tugas
gambar selama berlangsungnya kegiatan pertemuan tatap muka. Kemudian
siswa melanjutkan pengerjaan tugas tersebut di rumah.
Tahap III reses (tugas mandiri), siswa melaksanakan kegiatan
bimbingan terjadwal dengan guru terkait tugas mencari sumber belajar dan
tugas gambar. Pada kegiatan bimbingan pertama terdapat sebagian kecil
siswa yang tidak melaksanakan bimbingan, sedangkan pada kegiatan
bimbingan kedua sebagian besar siswa aktif melaksanakan bimbingan.
Tahap IV pertanggungjawaban tugas, guru dan siswa melakukan tanya
jawab terkait topik tugas yang telah dicarikan sumber belajar. Selanjutnya
siswa mengumpulkan tugas gambar dan portofolio dokumen berupa sumber
belajar, lembar bimbingan, dan hasil tes. Kemudian guru memberikan
balikan secara tertulis dan lisan terhadap hasil belajar siswa.
63
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang membiasakan siswa melakukan investigasi untuk memecahkan
masalah. Pada tahap I penentuan pertanyaan mendasar, guru memberikan
pertanyaan mendasar terkait penugasan yang akan dikerjakan oleh siswa.
Selanjutnya guru menyampaikan judul tugas gambar kepada siswa. Tahap II
mendesain perencanaan proyek, guru memberikan ToR tugas gambar lalu
menyampaikan indikator penilaian tugas gambar. Tahap III menyusun
jadwal, guru dan siswa menentukan jadwal pengerjaan dan pengumpulan
tugas gambar.
Tahap IV memonitor siswa dan kemajuan proyek, guru memonitor
kemajuan siswa dalam pengerjaan tugas gambar. Kemudian guru
memberikan bimbingan kepada siswa dalam pengerjaan tugas gambar.
Tahap V menguji hasil, guru menilai ketercapaian standar dari siswa. Tahap
VI mengevaluasi pengalaman, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan hasil dari tugas gambar
yang sudah dikerjakan.
Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diamati dari nilai rata-rata
pada aspek kognitif dan psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Perbedaan nilai rata-rata pada aspek kognitif dan psikomotorik saat
pretest dan posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.15, sebagai berikut:
Tabel 4.15 Perbedaan Nilai Rata-rata Aspek Kognitif dan Psikomotorik
saat Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol
Keterangan Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Pretest Nilai Rata-rata Kognitif 24 28
Nilai Rata-rata Psikomotorik 56 57
Posttest Nilai Rata-rata Kognitif 89 68
Nilai Rata-rata Psikomotorik 82 77
Sumber: Dokumen Penulis, 2015
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai rata-rata aspek
kognitif dan psikomotorik saat pretest pada kelas eksperimen lebih rendah
dibandingkan kelas kontrol, tetapi relatif sebanding. Nilai rata-rata aspek
64
kognitif dan psikomotorik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berada di bawah
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75.
Nilai rata-rata aspek kognitif dan psikomotorik saat posttest pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata
aspek kognitif dan psikomotorik pada kelas eksperimen sesudah diberikan
perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio berada
di atas standar KKM. Nilai rata-rata aspek kognitif pada kelas kontrol
sesudah diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berbasis
proyek berada di bawah standar KKM, sedangkan nilai rata-rata aspek
psikomotorik berada di atas standar KKM.
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada mata pelajaran
Menggambar Bangunan Gedung sebelum diajar oleh mahasiswa dari
Program Pengalaman Lapangan (PPL) cenderung berorientasi pada
penyelesaian tugas gambar. Siswa hanya berfokus pada kegiatan praktik
menggambar dan kurang begitu paham teori. Kegiatan pembelajaran pada
kelas kontrol sesudah diajar oleh mahasiswa dari PPL semakin membaik
diamati dari hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa dan guru mulai aktif
berinteraksi melalui proses tanya jawab pada kegiatan bimbingan.
Namun, nilai rata-rata aspek kognitif pada kelas kontrol masih berada
di bawah standar KKM, sedangkan nilai rata-rata aspek kognitif dan
psikomotorik pada kelas eksperimen sudah berada di atas standar KKM. Hal
tersebut dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen
yang mewajibkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri sumber
belajar lainnya, sehingga siswa belajar dengan mengalami secara langsung
(learning by experience). Guru tidak lagi sekedar menyampaikan informasi
atau sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih berperan untuk
menuntun dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Serta
adanya kegiatan bimbingan terjadwal yang menuntun siswa agar dapat
menyelesaikan tugasnya dengan lebih maksimal.
65
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol digunakan penghitungan N-Gain.
Penghitungan N-Gain menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang tinggi sebesar 0,75, sedangkan
pada kelas kontrol mengalami peningkatan yang sedang sebesar 0,50. Hasil
belajar siswa sesudah diberikan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran berbasis portofolio yang diperoleh 100% siswa (29 siswa)
berada di atas standar KKM. Hasil belajar siswa sesudah diberikan
perlakuan berupa penerapan model pembelajaran berbasis proyek yang
diperoleh 55% siswa (16 dari 29 siswa) berada di atas standar KKM,
sedangkan 45% siswa (13 dari 29 siswa) berada di bawah standar KKM.
Untuk menguji hipotesis penelitian secara statistik digunakan uji-t (t-
test). Uji-t menunjukkan bahwa dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh th
= 4,49 > tt = 1,70 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima, yakni terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan
antara penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dengan penerapan
model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran Menggambar
Bangunan Gedung. Jadi model pembelajaran berbasis portofolio dapat
digunakan sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Bangunan Gedung.