bab iv hasil penelitian dan...

31
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data-data yang terkumpul sebagai hasil dari angket dan wawancara ini kemudian dilakukan analisa guna mencapai tujuan penelitian dan akan dijelaskan sesuai dengan dasar teori yang ada dan relevan sehingga pertanyaan penelitian bisa terjawab dengan tuntas. Dalam analisa ini diperlukan interprestasi dari peneliti dalam memahami hasil perolehan data sehingga terjadi frame yang sama dari tujuan penelitian sampai kesimpulan. Dalam pembahasan ini diuraikan dalam dua sub bab yaitu sub bab yang mendiskripsikan responden dan elemen kajian kualitas pendidikan sebagimana paparan teori yang ada. 4.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan cerminan dari subyek yang diteliti sehingga dengan karakteristik ini responden menjadi lebih dikenali secara utuh. Selain itu juga akan sangat membantu dalam menganalisa data yang diperoaleh. Responden penelitian ini merupakan para tenaga pendidik di TK se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, baik para penilik sekolah sampai tenaga guru yang telah diperoleh melalui servey dan angket yang diberikan kepada para responden hasil perolehan

Upload: nguyennhi

Post on 04-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul sebagai hasil dari

angket dan wawancara ini kemudian dilakukan analisa

guna mencapai tujuan penelitian dan akan dijelaskan

sesuai dengan dasar teori yang ada dan relevan

sehingga pertanyaan penelitian bisa terjawab dengan

tuntas. Dalam analisa ini diperlukan interprestasi dari

peneliti dalam memahami hasil perolehan data

sehingga terjadi frame yang sama dari tujuan penelitian

sampai kesimpulan.

Dalam pembahasan ini diuraikan dalam dua sub

bab yaitu sub bab yang mendiskripsikan responden

dan elemen kajian kualitas pendidikan sebagimana

paparan teori yang ada.

4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan cerminan

dari subyek yang diteliti sehingga dengan karakteristik

ini responden menjadi lebih dikenali secara utuh.

Selain itu juga akan sangat membantu dalam

menganalisa data yang diperoaleh.

Responden penelitian ini merupakan para tenaga

pendidik di TK se-Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang, baik para penilik sekolah sampai tenaga

guru yang telah diperoleh melalui servey dan angket

yang diberikan kepada para responden hasil perolehan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

40

tersebut disajikan dalam tabel 4.1, sebagaimana

disajikan berikut.

Dalam tabel ini responden digambarkan dalam

klasifikasi menurut umur, tingkat pendidikan dan

sertifikat pendidik. Pengklasifikasian umur

menggunakan interval 10 yang dimulai pada umur 21

tahun, sedangkan pengklasifikasian tingkat

pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan SMP

sampai S-2.

Tabel 4. 1 Karakteristik Responden

Keterangan Guru Kepala Pengawas Total

N % N % N % N %

Kelompok Umur

1. 21-30 Tahun

2. 31-40 Tahun

3. 41-50 Tahun

4. 51-60 Tahun

16

25

24

6

23%

35%

34%

8%

-

6

10

2

-

33%

56%

11%

-

-

3

1

-

-

75%

25%

16

31

37

9

17,2%

33,3%

39,8%

9,7%

Pendidikan

SMP

SMA

Diploma

S1

S2

1

37

29

4

-

1,4%

52,1%

40,9%

5,6%

-

-

1

2

14

1

-

5,5%

11%

78%

5,5%

-

-

-

2

2

-

-

-

50%

50%

1

38

31

20

3

1,1%

40,9%

33.3%

21,5%

3,2%

Sertifikat Pendidik

Belum memiliki

Sudah memiliki

70

1

98,5%

1,5%

16

2

89%

11%

-

4

0

100%

86

7

92.5%

7,5%

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

41

4.1.1. Umur Tenaga Pendidik

Dari kelompok umur ini, responden kelompok

umur 41 – 50 th memiliki jumlah 37 orang (dari N

Total), terbanyak dalam semua kelompok umur.

Sedangkan memasuki kelompok umur senja responden

hanya berjumlah 9 orang, sehingga sebagian besar

responden adalah para generasi muda yang memiliki

daya kreasi dan masih energik. Dari semua kelompok

umur, responden dengan jumlah terbesar adalah

responden dengan jabatan guru sebesar 25 orang

berada pada kelompok umur 2.

Gambaran mengenai Kepala TK di Kecamatan

Bergas, dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah

Kepala TK di Kecamatan Bergas adalah 18 orang.

Kelompok umur 31 -40 th berjumlah 6 orang atau 33

persen dan 10 orang (56%) berada pada berusia 41-50

tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun.

Selanjutnya untuk jumlah guru TK di Kecamatan

Bergas sebanyak 71 orang, dengan 16 orang (23%)

berusia antara 21-30 tahun, 25 orang berusia antara

31-40 tahun, dan 24 orang atau 34% berusia 41-50

tahun dan 6 orang berusia 51-60 tahun. Dengan

gambaran ini guru memiliki kelompok umur yang lebih

muda dari kepala sekolah.

4.1.2. Tingkat Pendidikan Responden

Dari segi tingkat pendidikan, responden yang

berpendidikan SMA memiliki prosentase terbesar yaitu

40,9% (N Total), prosentase terbesar ini di sumbang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

42

dari jumlah guru yang berpendidikan SMA berjumlah

(N Guru) 37 orang atau 52,1 % dari keseluruhan guru.

Disusul kemudian guru yang berpendidikan Diploma

yaitu 40,9 persen.

Selanjutnya tingkat pendidikan responden

sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.1

memperlihatkan bahwa 42% guru adalah

berpendidikan diploma kebawah (SMA dan SMP), guru

TK yang berpendidikan SMP hanya 1 orang atau 1,4%

(N Guru). Data ini menggambarkan bahwa dari tingkat

pendidikan ternyata responden memiliki tingkat

pendidikan yang memadai untuk mengelola lembaga

pendidikan setingkat TK mengingat prosentase guru

46,5% berpendidikan diatas SMA yang terdiri dari

40,9% yang berpendidikan SMA (SPG) sebanyak 4

orang atau 5,6%, berpendidikan S-1 (dari N Guru).

Untuk tingkat pendidikan para responden yang

memegang jabatan Kepala sekolah memiliki prosentase

yang besar yaitu 78% berada pada tingkat pendidikan

S-1 (N Kepala).Dengan prosentase yang terbesar ini

memungkinkan dilakukannya peningkatan Standar

Kualitas Pendidikan diwilayah penelitian. Namun

jumlah ini jika dilihat dari N Total yang berpendidikan

S-1 berjumlah 20 orang (21,5%)

Sedangkan untuk pengawas semua

berpendidikan diatas S-1 bahkan 50% diantaranya

berpendidikan S-2.Dengan adanya potensi pengawas

yang telah mencapai tingkat pendidikan sangat

memadai memberikan peluang yang besar terhadap

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

43

terjadinya pencapain peningkatan Standar Kualitas

Pendidikan diKecamatan Bergas ini.

4.1. Profesionalisme Pendidik

Profesionalisme pendidik merupakan syarat

standar pendidik dan tenaga kependidikan,

sebagaimana dijabarkan dalam Permendiknas No. 16

Tahun 2007 kriteria pendidikan pra-jabatan dan

kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan

dalam jabatan. Standar pendidik dan tenaga

kependidikan diuraikan dengan beberapa bagian

standar, yakni standar kualifikasi akademik dan

kualifikasi guru.Sedangkan untuk pengawas sekolah

mengacu pada Permendiknas No. 12 Tahun 2007,

tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dan

dijabarkan lebih lanjut dalam Permendiknas No. 13

Tahun 2007.

Dari data yang diperoleh di lapangan jumlah

tenaga pendidik mulai dari guru, kepala sekolah dan

pengawas yang sudah bersertifikat atau mempunyai

sertifikat pendidik hanya 7 orang dengan rincian 1

orang guru, 2 orang kepala sekolah dan semua sample

dari pengawas. Dengan kondisi ini secara prosentase

masih jauh dari cukup.

Dengan kemampuan potensi yang demikian

menjadi tugas berat bagi para penilik untuk dapat

mendongkrak semua komponen tenaga pendidik,

sehingga guru yang hanya 1,5% yang bersertifikat dan

11% untuk kepala sekolah yang bersertifikat harus

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

44

mampu mengimbangi dan memiliki kemauan untuk

maju bersama. Kecilnya prosentase Guru yang

berpendidikan S-1 ini dalam meningkatkan kualitas

pendidikan tidak mengurangi kemungkinan bisa

dilakukan peningkatan kualitas pendidikan karena

masih ada potensi dari para kepala sekolah.

4.2. Standar KualitasPeningkatan

Pendidikan

Dalam menguraikan permasalahan standar

kualitas ini akan dibahan dalam sub bab standar

kualitas, Kendala dalam meningkatkan kualitas

pendidikan dan peningktan kualitas pendidian taman

kanak-kanan.

4.2.1. Standar Kualitas

Dalam melakukan analisa terhadap data yang

diperoleh dan berdasarkan pada pengelompokkan data

maka data akan dibahas ke dalam empat sub-bab yaitu

sub-bab yang membahas aspek guru, sub-bab yang

membahas kurikulum, sub-bab aspek admosfer

akademik, dan sub-bab sumber keilmuan. Dengan

pembahasan tersebut diharapkan dapat mempertajam

pemahaman terhadap kajian standar kualitas

pendidikan diwilayah kecamatan Bergas.

A. Aspek Guru

Pendidikan adalah sebuah “proses”, bermutu

atau tidaknya output pendidikan perlu memperhatikan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

45

berbagai input, termasuk kemampuan guru

(Suryasubroto, 2004). Di daerah penelitian ini tenaga

guru yang ada lebih banyak bersifat sukarela, dan

benar-benar mengabdi untuk pendidikan disisi lain

mutu pendidikan amat ditentukan oleh kualitas dan

komitmen seorang guru.

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa

responden dalam penelitian pendidikan di TK/SD se-

Kecamatan Bergas yang menjadi sampel terbesar dalam

analisa ini adalah komponen guru (71 sampel),

selanjutnya Kepala TK (18 sampel) dan Pengawas (4

sampel). Pada responden pengawas TK/SD di

Kecamatan Bergas 3 orang (75%) diantarany berusia

antara 41-50 tahun dan 1 orang berusia 51-60 tahun.

Dari segi pendidikan jumlah pengawas TK/SD yang

berpendidikan S1 sebanyak 2 orang dan berpendidikan

S2 sebanyak 2 orang. Keseluruh pengawas TK/SD

semuanya sudah memperoleh sertifikat pendidik.

Jika dilihat pada masing-masing indikator

pertanyaan pada aspek guru,responden menjawab

cukup setuju atas kemampuan mengajar guru TK

sudah baik dengan rata-rata jawaban 3.75 yang

mengandung arti responden menyatakan setuju, kedua

pilihan jawaban ini mempunyai penyimpangan baku

(Sd) yang besar 0,50 (tabel 4.2) simpangan baku ini

mencerminkan adanya jawaban yang bervariasi antara

setuju.

Selanjutnya responden yang menyatakan setuju

atas rasio guru dan siswa sudah sesuai, rerata jawaban

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

46

berada pada jawaban sangat setuju, hal ini

digambarkan dari rerata jawaban guru 4,5 dengan

simpangan baku 0,57, rerata jawaban kepala sekolah

4.11 dengan simpangan baku 0,76 dan rerata jawaban

penilik 3,49 dengan simpangan 0,73. Dengan rerata

jawaban yang berada diatas nilai 4 ini mengandung arti

hampir semua responden setuju dengan tanggapan

tentang rasio guru dan siswa TK di Kecamatan Bergas

sudah sesuai. Atau pengertian ini juga memberi

gambaran bahwa semua responden sudah sepaham

dengan maksud dari pertanyaan ini.

Tabel 4. 2 Aspek Guru : Kemampuan, Rasio dan Kualitas

Aspek Guru Guru Kepala TK Pengawas

TL/SD

A Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

1. Tanggapan tentang

kemampuan mengajar

guru TK di Kecamatan Bergas sudah baik

2. Tanggapan tentang rasio

guru dan siswa TK di

Kecamatan Bergas sudah

sesuai

3. Tanggapan terhadap guru TK di Kecamatan

Bergas memiliki

kesempatan untuk

meningkatkan

pendidikan

3.75

4.50

4.75

0.50

0.57

0.50

3.61

4.11

4.33

0.77

0.76

0.73

0.00

3.49

4.00

0.00

0.73

0.76

Rata-rata 4,5 4.15 4.33

Total 4,33

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

47

Responden yang memberi tanggapan tentang

guru memiliki kesempatan meningkatkan pendidikan,

rerata jawaban dari responden yang berstatus guru

mempunyai nilai 4,75, responden yang mempunyai

jabatan kepala sekolah 4,33 dan penilik mempunyai

nilai 4. Semua jawaban dari semua kelompok

responden yang berada pada posisi 4 ini bisa dimaknai

bahwa semua responden sudah sepham dengan

maksud pertanyaan “tanggapan terhadap guru TK di

Kecamatan Bergas memiliki kesempatan untuk

meningkatkan pendidikan.

Peranan pengawas dalam meningkatkan standar

kualitas pendidikan diTK wilayah Kecamatan Bergas

dapat diketahui dari hasil kuesioner yang terangkup

dalam tabel 4.2 sampai dengan tabel 4.5. Dalam tabel

4.2 menunjukkan kemampuan mengajar guru TK

sudah baik, atas pertanyaan ini rerata untuk hasil

pengawas memberikan nilai 3,75 dengan Sd 0,5 artinya

antara setuju dengan dan sangat setuju bahwa

pengajar guru TJ di Kecamatan Bergas sudah baik

dalam posisi berimbang. Pengukuran ini tidak

menyertakan guru sebagai sampel karena guru

merupakan komponen yang diukur (dinilai). Disisi lain

hasil yang yang diperoleh dari Kepala Sekolah lebih

kuat menyatakan setuju hal ini terlihat dari Sd 0.77

dalam tabel 4.2 tentang Aspek Guru.

Sedangkan pada elemen pertanyaan berikutnya

responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju

atas rasio guru dan siswa sudah sesuai dari guru dan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

48

kepala sekolah masing-masing memberikan hasil SD

0,76 dan 0,73, tetapi hasil ini menurut Penilik dengan

nilai 0,57 memberikan pengertian bahwa rasio guru

dan siswa sudah sesuai penilik menyatakan sangat

setuju tetapi bagi penilik lainnya setuju.

Selanjutnya untuk kesempatan meningkatkan

pendidikan responden menyatakan guru TK di

Kecamatan Bergas memiliki kesempatan untuk

meningkatkan pendidikan untuk guru dan kepala

sekolah memberikan apresiasi yang hampir sama tetapi

penilik sekolah tidak demikian. Hasil ini hampir sama

dengan rasio guru dan siswa.Dari keseseluruhan

pengukuran tentang aspek guru semua responden

memberikan rerata sebesar 4,33 yang berarti setuju

(sebatas setuju saja).

B. Aspek Kurikulum

Aspek kurikulum, semua responden menyatakan

bahwa kurikulum yang dilaksanakan di TK sudah

memuat model pembelajaran untuk anak usia dini,

sehingga sudah tepat. Selain itu dalam kurikulum yang

diwujudkan dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH)

maupun Satuan Kegiatan Mingguan (SKM) sudah

memuat cara penilaian terhadap aktivitas siswa.

Dalam melakukan pengukuran aspek kurikulum

ini yang menjadi obyek pengukuran adalah Para

Pengawas. Dari hasil perolehan analisa data, diperoleh

pengertian yang sama dari seluruh pengawas yang

ditandai dengan hasil nilai rata-rata 5 (sangat setuju)

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

49

tanpa adanya simpangan baku. Tidak adanya

simpangan dikarenakan sampel homogen dari jabatan,

pendidikan dan kecilnya sampel pengawas sehingga

memungkinkannya keluar nilai mutlak tidak ada

simpangan baku. Jadi dalam hal kurikulum semua

pengawas memiliki pengertian, pemahaman, dan

persepsi yang persis sama dengan maksud peneliti.

Untuk lebih jelasnya seperti yang ditampilkan dalam

tabel 4.3 berikut.

Tabel 4. 3 Aspek Kurikulum : Pelaksanaan, Muatan dan

Penilaian

Aspek Kurikulum Guru Kepala TK Pengawas

TL/SD

B Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

1 Tanggapan terhadap

kurikulum dilaksanakan sudah sesuai dengan materi

2 Tanggapan tentang

kurikulum yang

dilaksanakan memuat cara

pembelajaran yang tepat

3 Tanggapan tentang kurikulum sudah memuat

cara penilaian

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5.00

5.00

5.00

0

0

0

Rata-rata 0 0 5

Total 1.67

Sumber: Data Primer diolah, 2011

C. Aspek Atmosfer Akademik

Dalam hal atmosfer akademik, menunjukkan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru sudah

berusaha menumbuhkan sikap ilmiah, meskipun

masih sangat sederhana, yaitu terlihat dari jawaban

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

50

responden yang menyatakan setuju sebanyak 4 orang

dan cukup setuju sebanyak 14 orang dengan rerata

3,65 dan simpangan baku 0,76, nilai ini lebih

menguatkan bahwa sikap ilmiah di kalangan guru

biasa saja dan terbukti dengan simpangan baku yang

nilainya besar.

Namun bagi kepala sekolah tidak demikian,

kepala sekolah menganggap sangat setuju dengan sikap

ilmiah ini yaitu dengan Sd yang kecil yang berarti

hampir sama persepsi atas sikap ilmiah ini dan rerata

juga mendekati nilai 4 (3,83). Sedangkan untuk

pengawas menilai berbeda yaitu dengan ditunjukkan

nilai Sd 0,57 dengan rerata 3,50 yang berarti biasa saja

dalam menilai sikap ilmiah para guru.

Selanjutnya pada sikap kreatif semua responden

menyatakan sangat setuju dengan ditunjukkan rerata

4,21 guru sendiri sebagai bagian yang dinilai

memberikan nilai rerata 3,90 dan tertinggi kepala

sekolah denga nilai 4,50.

Dari keseluruhan nilai dari aspek atmosfer

akademik ini rerata cukup tinggi yaitu 3,94 hanya

kurang 0,06 untuk mencapai sempurna 4 (empat) hal

ini mengandung arti bahwa semua responden dalam

memberikan apresiasi akademik baik secara ilmiah

maupun sikap kreatif dikategorikan sangat setuju

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

51

Tabel 4. 4 Aspek Atmosfer Akademik : Sikap Ilmiah dan Kreatif

Aspek Atmosfer Akademik Guru Kepala TK Pengawas

TL/SD

C Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

1. Tanggapan tentang

guru menumbuhkan

sikap ilmiah

2. Tanggapan guru

memiliki sikap kreatif

dalam pembelajaran

3.65

3.90

0.76

0.81

3.83

4.50

0.38

0.61

3.50

4.25

0.57

0.50

Rata-rata 3.78 4.17 3.88

Total 3.94

Sumber: Data Primer diolah, 2011

D. Aspek Sumber Keilmuan

Dalam hal aspek sumber keilmuan tanggapan

responden menunjukkan bahwa sarana prasarana di

TK Kecamatan Bergas memang sudah ada, namun

belum mendukung kegiatan belajar mengajar baik

afektif, fisik maupun psikomotorik. Semua responden

menyatakan bahwa dalam pengadaan sarana prasarana

memang masih terkendala pembiayaan, terlihat dari

jawaban responden yang menyatakan sangat setuju

tanpa ada simpangan baku (Sd) (lihat tabel 4.5).

Demikian halnya responden juga menyatakan

bahwa sumber pendanaan pendidikan memang berasal

dari iuran orangtua untuk TK/RA swasta, sedangkan

TK Negeri berasal dari pemerintah daerah, atas

pertanyaan ini rerata jawaban sangat setuju dengan

simpangan baku bagi penilik 0.5, kepala sekolah 0.43

dan guru 0,65.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

52

Dalam hal sumber keilmuan menunjukkan

bahwa sarana prasarana di TK Kecamatan Bergas

memang sudah ada, namun belum mendukung

kegiatan belajar yang terlihat dari jawaban responden

yang menyatakan setuju rerata guru 4,37, rerata kepala

sekolah 4,56 dan rerata pengawas 4,75.

Tabel 4. 5 Aspek Sumber Keilmuan

Aspek Sumber Keilmuan Guru Kepala TK Pengawas

TL/SD

D Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

Rata-

rata Sd

1. Tanggapan tentang sarana prasarana belum

mendukung KBM

2. Tanggapan tentang

pengadaan sarana

prasarana masih

terkendala pembiayaan 3. Tanggapan tentang sumber

dana pendidikan dari

orangtua

3.93

4.37

4.55

0.66

0.68

0.65

4.17

4.56

4.83

0,62

0.70

0.43

4.25

5.00

4.75

0.50

0.00

0,50

Rata-rata 4.28 4.52 4.66

Total 4.49

Sumber: Data Primer diolah, 2011

4.2.2. Kendala dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan

Berdasarkan jawaban responden yang didukung

dengan beberapa hasil wawancara dapat diuraikan

beberapa masalah dalam peningkatan standar kualitas

pendidikan diTK Kecamatan Bergas sebagai berikut:

1) Masalah kualifikasi pendidikan yang harus

terpenuhi di era globalisasi ini adalah salah satunya

penyesuaian akademik, saat ini masih banyak guru

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

53

yang merupakan sumber daya manusia yang

memiliki kualifikasi ijasah di bawah stándar yang

telah dibakukan oleh pemerintah, yang

kualifikasinya belum Strata I atau D IV. Maka dari

itu guru yang merupakan sumber daya manusia

perlu menyetarakan ijasah kulifikasi akademiknya.

Maka mereka yang belum SI atau D.IV harus

menempuh penyetaraan atau mereka harus sekolah

lagi. Akhirnya mereka harus mengikuti penyetaraan

untuk sekolah lagi.

2) Masalah yang berkaitan dengan menejemen dalam

bidang pendidikan, berkaitan dengan menejemen

yang berkitan dengan kelembagaan diantaranya

adalah menejemen yang berkaitan dengan

pembinaan organisasi. Satu diantaranya adalah

pemahaman tentang menajemen gugus yang ada di

lembaga TK/RA.

3) Rendahnya pemahaman yang berkaitan dengan

kontribusi yang mendukung keberhasilan lembaga

pendidikan. Maka sekarang ini seorang guru

haruslah banyak belajar untuk memahami

manajemen yang berkitan dengan kelembagaan

pendidikan, dengan banyak mengikuti latihan dan

pendidikan.

4) Kurangnya penyegaran dan pemahamn tentang

sesuatu yang berkaitan dengan peningkatan mutu

lembaga pendidikan, maka lembaga – lembaga yang

ada harus banyak mengadakan workshop dan

penyegaran – penyegaran pemahaman menejemen

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

54

pendidikan yag marak dilakukan oleh banyak

kalangan, maka guru sebagai sumber daya manusia

yang handal dan proaktif maka harus berani utnuk

senantiasa mengikuti perkembangan yang ada,

sehingga akan memudahkan mengadapi

perkemnagan dengan kesiapan mental dan disiplin

ilmu yang semakin meningkat.

4.2.3. Standar Kualitas Pendidikan Taman Kanak-

Kanak

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah

yang ada dalam kelembagaan dalam rangka

meningkatan mutu pendidikan di TK adalah beberapa

hal sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Mutu dan Relevansi

Pendidikan.

Beberapa program yang berkaitan dengan

peningkatan mutu dan relevansi pendidikan TK yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Semarang, Bidang PNFI, antara lain:

a. Peningkatan profesionalisme guru TK melalui

kegiatan pelatihan/penataran sistem pembinaan

profesinal (SPP) baik di tingkat pusat maupun

daerah;

Hal ini akan tercantum pada pasal 8 UU Guru

dan Dosen yang menjelaskan tentang Sertifikat

Profesi Pendidik.

Pasal 8 menyebutkan: ”Guru wajib memiliki

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

55

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional”. Sedang semangat dari

pasal ini adalah untuk meningkatkan kompetensi

pendidik itu sendiri, serta berusaha lebih

menghargai profesi pendidik. Dengan sertifikasi

diharapkan lebih menghargai profesi guru, dan

meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini

dilakukan sebagai langkah menjadikan guru

sebagai tenaga profesional.

b. Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan

setempat yang dilaksanakan berdasarkan USB

TK Negeri Pembina/ Percontohan tingkat

Kabupaten/Kota dengan kualifikasi pendidikan

SPGTK, PGTK dan DII-PGTK;

c. Peningkatan kinerja pengawas TK/SD melalui

kegiatan pelatihan khusus bagi pengawas TK/SD;

Penerapan paradigma baru dunia pendidikan

yakni: schooling ke learning, instructive ke

fasilitatif, knowledge ke competency based

(manajemen berbasis sekolah), centralization ke

decentralization, dan government role ke

community role (masyarakat madani); Sampai saat

ini cukup banyak penyelenggara pendidikan

(yayasan-yayasan) yang tidak jelas

keberadaannya, seperti RA yang berada di bawah

yayasan Ya Islami, yang kurang perhatian. Dalam

pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan yang

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

56

belum memenuhi standar mutu pelayanan

pendidikan danstandar mutu pendidikan yang

diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan

tersebut terkesan memaksakan diri untuk

mendirikan lembaga pendidikan, sehingga

banyak lembaga pendidikan yang tidak layak,

karena sarana dan prasarana pendidikan yang

jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten,

organisasi yang tidak dikelola dengan baik.

d. Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta didik dan

kondisi lingkungannya;

e. Menyelenggarakan TK dengan memperhatian

prinsip-prinsip PKB TK, bermain, lingkungan

anak;

f. Peningkatan Mutu TK Pembina sebagai Gugus TK

Rujukan;

g. Lomba kreativitas bagi guru/kepala TK;

h. Lomba Gugus TK;

i. Lomba Kinerja TK;

j. Memberikan dana bantuan langsung (block grant)

kepada TK untuk peningkatan mutu.

2) Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas

Pendidikan TK

Beberapa program yang berkaitan dengan

peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan TK

antara lain:

a. Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

penyelenggaraan pendidikan TK;

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

57

b. Melaksanakan pembinaan Sistem Pembinaan

Professional (SPP) melalui gugus TK;

c. Menerapkan manajeman berbasis sekolah;

d. Meningkatkan kerjasama tiga komponen

pendidikan TK yaitu pemerintah, GOPTKI dan

IGTKI – PGRI;

e. Penyuluhan dan penyebaran informasi melalui

media elektronik dan media cetak untuk

menyadarkan dan meningkatkan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

TK;

f. Membentuk dan memfungsikan Dewan/Komite

Sekolah untuk TK;

g. Memberikan dana bantuan langsung (block

grant) kepada TK Pembina.

3) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam

Penyelenggaraan TK

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) sejak dini, pemerintah perlu

mengajak masyarakat lebih berperan aktif dalam

penyelenggaraan pendidikan TK. Dalam rangka

meningkatkan peran serta masyarakat terhadap

penyelenggaraan TK ditempuh strategi sebagai

berikut:

a. Pemanfaatan lembaga yang ada dengan

memperluas kesempatan kepada lembaga-

lembaga di masyarakat untuk mendirikan TK

seperti LKMD;

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

58

b. Mempermudah jalur birokrasi dengan

menyederhanakan proses izin, penyebaran

informasi tentang TK;

c. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha, LPTK,

organisasi keagamaan, organisasi di bawah

GOPTKI serta dengan DPRD;

d. Dalam penyelenggaraan TK di pedesaan yang

harus disadari adalah pendidikan TK untuk

anak usia 4-6 tahun sangat perlu dan adanya

motivasi yang kuat serta kerjasama masyarakat

untuk menyelenggarakan TK di pedesaan;

4) Berdasarkan penelitian mengenai standar kualitas

pendidikan diTK Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang, dapat dikaji kualitas pendidikan dari

optimalisasi kegiatan belajar-mengajar yang meliputi

6 (enam) komponen yakni: (a) kurikulum, (b) siswa,

(c) guru, (d) pengelolaan oleh kepala sekolah, (e)

lingkungan sekolah, dan (f) sarana prasarana.

a. Kurikulum

Kompetensi merupakan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi

dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan

indikatornya yang dapat diukur dan diamati.

Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman

belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan

bahan pelajaran secara kontekstual (Departemen

Pendidikan Nasional, 2004).

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

59

Dalam meningkatkan mutu pendidikan

kurikulum mempunyai peran yang penting sebab

kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai

pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk

mencapai pendidikan tertentu.

Kurikulum berkenaan dengan filosofi

pendidikan anak, landasan berpikir dalam pemilihan

materi untuk anak, program dan suasana belajar

didalam maupun luar kelas, strategi pembelajaran,

pengelolaan kelas, media sarana prasarana, evaluasi

dan assesmen serta kerjasama antar guru, orang tua

dan masyarakat sekitar.

Melalui kurikulum yang terintegrasi anak

akan lebih mudah menyadari lingkungannya.

Karena dengan demikian anak akan

mengembangkan suatu konsep melalui asosiasi yang

diperoleh melalui pengalamannya.

Mengorganisasikan pengalaman melalui suatu

tema akan sangat produktif, tetapi pengajaran yang

bersifat tematik baru akan berhasil apabila tema-

tema tersebut dipilih secara cermat, aktivitas yang

akan dilakukan harus direncanakan dan evaluasi

terhadap tema dan peningkatan kemampuan anak

harus dilakukan dengan hati-hati. Adapun untuk

meningkatkan standar kualitas pendidikan

diTK/RA, kurikulum pendidikan anak usia dini

harus memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

60

pertama berpusat pada anak artinya anak

merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh pendidik. Kedua mendorong

perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial

emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar

pembentukan pribadi manusia yang utuh.Ketiga

memperhatikan perbedaan individu anak, baik

perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan dan

tingkat perkembangannya.Pengembangan program

harus memperhatikan kesesuaian dengan tingkat

perkembangan anak (Developmentally Appropriate

Program).

Kurikulum yang dilaksanakan yang terwujud

dalam SKH dan SKM di TK Kecamatan Bergas

memang sudah menumbuhkan sikap ilmiah dan

sikap kreatif guru, yang terlihat dari jawaban

responden, namun demikian untuk TK yang

lokasinya berada di pedesaan masih perlu adanya

pengembangan melalui TK Imbas yang ada,

khususnya adalah TK Negeri Pembina, sebagai satu-

satunya TK Negeri yang ada di Kecamatan Bergas.

b. Siswa

Hasil akhir dari semua proses pendidikan

adalah siswa, dimana siswa yang akan menjadi tolak

ukur kesuksesan semua rangkaian proses belajar

mengajar. Output yang berkualitas dari sebuah TK

merupakan cermin dari keseluruhan proses yang

telah dilakukan oleh TK. Output ini sebagai ukuran

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

61

yang mudah untuk diamati.

Disisi lain, walaupun ke lima komponen

sangat memadai tetapi komponen siswa ini kurang

mendukung maka hasil output yang ada juga akan

kurang berkualitas, sehingga masing-masing

komponen merupakan satu rangkaian yang saling

mendukung untuk mencapai hasil output yang

berkualitas.

c. Guru

Dalam rangka mendukung terwujudnya

suasana proses belajar mengajar yang berkualitas di

Sekolah Dasar diperlukan adanya guru yang

profesional. Karakteristik guru yang profesional

adalah; sedikitnya ada lima karakteristik dan

kemampuan profesional guru yang harus

dikembangkan, yaitu: (1) menguasai kurikulum, (2)

menguasai materi semua mata pelajaran, (3)

terampil menggunakan multi metode pembelajaran,

(4) memiliki komitmen yang tinggi terhadap

tugasnya, dan (5) memiliki kedisiplinan dalam arti

yang seluas-luasnya (Safardi, 2009).

Tiga karakteristik pertama dapat

dikelompokkan sebagai penguasaan guru. Yang

dimaksud dengan menguasai kurikulum dalam hal

ini adalah memahami isi kurikulum, GBPP, maupun

pedoman pelaksanaannya di sekolah. Penguasaan

itu juga mencakup kemampuan guru menganalisis,

dan menjabarkan kurikulum menjadi sebuah

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

62

rancangan pengajaran atau persiapan mengajar

yang siap digunakan di dalam kelas. Guru yang

profesional adalah guru yang mampu menganalisis

dan menjabarkan kurikulum mata pelajarannya

menjadi rancangan pengajaran dan persiapan

mengajar yang siap untuk dipraktekkan dikelasnya.

Oleh karena guru pada umumnya adalah guru kelas

maka dia berkewajiban untuk mengajarkan semua

mata pelajaran kepada siswanya.

Guru yang profesional adalah guru yang

mampu mengimplementasikan rancangan

pembelajaran yang telah dibuatnya menjadi sebuah

pembelajaran yang aktif, kratif, efektif dan

menyenangkan (PAKEM) yang telah diuraikan tidak

selalu menuntut adanya pengelompokan-

pengelompokan siswa. Yang lebih ditekankan ialah

bahwa siswa belajar secara aktif sehingga inisiatif

harus datang dari siswa meskipun dengan

diarahkan dan motivasi oleh guru. Oleh karena itu,

guru yang profesional harus mampu menggunakan

macam-macam metode pembelajaran yang mampu

membuat siswa aktif.

Karakteristik keempat dan kelima berkenaan

dengan visi, sikap dan kepribadian guru. Guru

bertugas sebagai pengajar dan pelatih, juga sebagai

pendidik. Guru harus mendayagunakan waktu,

tenaga, dan pikirannya bagi keberhasilan kegiatan

belajar mengajarnya. Sehingga harus dilakukan

secara profesional. Dokter atau insinyur sekalipun

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

63

tidak bisa menggantikan kedudukan seorang guru.

Kedudukan seorang guru yang profesional tidak

mungkin dapat digantikan oleh siapapun. Oleh

Karena itu, seorang guru yang profesional harus

mempunyai komitmen yang tinggi terhadap tugas-

tugas kependidikannya. Guru tidak mungkin

meminta tolong kepada non guru untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapinya. Yang terakhir

adalah bahwa guru yang profesional adalah guru

yang memiliki kedisiplinan.

d. Pengelolaan oleh Kepala Sekolah

Proses belajar mengajar akan berlangsung

dengan baik di Sekolah jika didukung adanya

manajemen, baik di tingkat kelas, sekolah, maupun

tingkat gugus. Artinya proses pendidikan yang

diupayakan di sekolah harus dikelola dengan baik.

proses kerja dengan dan melalui (mendayagunakan)

orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara

efisien. Dengan kata lain, manajemen itu

merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan

dalam mencapai tujuan kerjasama (administrasi)

secara efisien.

Kepala Sekolah, selaku “School Master” harus

mampu merencanakan, mengorganisasikan, dan

mengarahkan segala sumber daya yang ada di

lingkungan Sekolah yang dibinanya bagi

kelangsungan kegiatan belajar mengajar yang efektif

dan efisien. Namun demikian, Kepala Sekolah harus

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

64

mampu membantu guru mengembangkan

kemampuannya dalam mengelola kegiatan belajar

mengajar.Kepala Sekolah tidak saja harus

menguasai keterampilan manajerial, tetapi juga

keterampilan merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.

Selain itu kepala sekolah harus berani

mengambil keputusan-keputusan untuk

memecahkan masalah-masalah yang belum ada

standar dan aturannya secara nasional dengan

disesuaikan kondisi setempat.Hal tersebut

merupakan aspek penting dari Manajemen Berbasis

Sekolah dan Masyarakat (School Based/Community

Based Education atau School Based

Management).Dengan manajemen berbasis sekolah

kepala sekolah harus memperhatikan azas

keterbukaan dan akuntabilitas.Semua administrasi

dan pengelolaan sekolah bersifat terbuka dan hasil-

hasil yang dicapai sekolah secara terbuka juga

dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat.Manajemen yang transparan dan

bertanggungjawab ini dalam rangka mencapai mutu

dan kemandirian sekolah. Konsekuensinya kepala

sekolah harus mendapatkan pembinaan secara

kontinyu tentang bagaimana mengorganisasikan

sekolah secara solid, bagaiman kiat-kiat memimpin

sekolah dengan baik, dan bagaiman melakukan

pengawasan secara benar baik pada manajemen

kelas, manajemen sekolah, dan manajemen gugus

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

65

sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan.

e. Lingkungan Sekolah

Belajar akan lebih bermakna apabila dalam

proses belajar-mengajar dikaitkan langsung dengan

keadaan lingkungan, sehingga siswa tidak asing dan

dicabut dari lingkungannya, melainkan merupakan

bagian dari lingkungannya. Lingkungan dapat

digolongkan dalam lingkungan fisikdanlingkungan

sosial budaya. Lingkungan fisik berupa: bangunan,

jalan, sungai, sawah, hutan, kebun, dan lain-lain.

Kualitas pendidikan salah satunya terlihat

dari output yang ada. Lingkungan merupakan faktor

pendukung kualitas sekolah. Keberadaan

lingkungan perlu menjadi perhatian TK di

Kecamatan Bergas sebagai langkah untuk

memperkenalkan pendidikan anak usia dini kepada

masyarakat.

f. Sarana dan Prasarana

Kegiatan belajar mengajar yang bermutu di

suatu sekolah membutuhkan ketersediaan buku

dan sarana belajar yang lain. Oleh karena itu, (1)

diperlukan adanya sistem penyediaan dan

pengiriman buku serta sarana belajar yang lain,

yang memungkinkan setiap Sekolah memperolehnya

dalam kondisi yang baik dan dalam jumlah yang

sesuai dengan kebutuhan; (2) diperlukan

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

66

pengelolaan semua buku dan sarana belajar yang

tertib, seperti diinventaris dan dirawat, sehingga

keberadaanya senantiasa dalam kondisi yang siap

pakai; (3) pemanfaatan/pendayagunaan buku dan

sarana belajar yang ada oleh guru dan siswa dalam

setiap kegiatan belajar mengajar (4) pengembangan

minat baca sehingga tercipta budaya baca yang

tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu.

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar yang bermutu di

sekolah.Diperlukan adanya lingkungan/fisik sekolah

yang menyenangkan bagi semua pihak, terutama

bagi siswa dan guru yang secara langung terlibat

didalam kegiatan belajar mengajar.Lingkungan fisik

sekolah dalam hal ini mencakup gedung sekolah,

halaman sekolah, pagar sekolah, kamar kecil, dan

prasarana pendidikan lainnya.Semua aspek tersebut

dikembangkan dan dipelihara sehingga tercipta

Keamanan, Kesehatan, Keindahan, Kekeluargaan,

Ketertiban, dan Kerindangan (6K).

Substansi peningkatan mutu fisik dan

penampilan fisik Sekolah harus lebih difokuskan

kepada menciptakan sekolah sehat .sekolah sehat

adalah sekolah yang memiliki sarana dan prasarana

serta lingkungan yang sehat. Ciri-ciri sekolah yang

sehat adalah: (1) memiliki gedung sekolah yang

bersih dan higenis; (2) memiliki ruang layanan

kesehatan yang bersih dan higenis yang mampu

memberikan layanan kesehatan; (3) memiliki jamban

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

67

yang bersih; (4) memiliki air bersih; (5) memiliki

kantin sekolah yang bersih dan higenis; (6) memiliki

kebun sekolah dan apotek hidup; (7) memiliki dokter

kecil yang berasal dari murid yang terlatih dalam

bidang kesehatan, diharapkan suasana belajar siswa

menjadi baik, dapat meningkatkan kemampuan

hidup sehat siswa dalam lingkungan hidup sehat,

sehingga siswa berpeluang besar untuk tumbuh dan

berkembang secara harmonis, proporsional, dan

optimal sehingga akhirnya menjadi sumberdaya

manusia yang berkualitas.

Pengelolaan keuangan sekolah perlu

dilakukan secara transparan dengan melibatkan

komite sekolah dalam penyusunan Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

(RAPBS).Pemanfaatan keuangan harus disesuaikan

anggaran yang diketahui komite.Dalam konteks ini,

komite sekolah harus mengawasi penggunaan

anggaran.

Selain 6 (enam) komponen di atas, mutu

pendidikan juga dapat dilihat dari keterlibatan

masyarakat dalam dunia pendidikan.Hal tersebut

lantaran sekolah bukanlah suatu lembaga yang

terpisah dari masyarakat.Sekolah merupakan lembaga

yang bekerja dalam konteks sosial.Sekolah mengambil

siswanya dari masyarakat setempat, sehingga

keberadaannya tergantung dari dukungan sosial dan

finansial dari masyarakat betapun kaya rayanya

pemerintah dan atau yayasan penyelenggara.Oleh

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

68

karena itu hubungan sekolah dan masyarakat

merupakan salah satu komponen penting dalam

keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.

Pertama, dengan adanya hubungan yang

harmonis antara sekolah dan masyarakat, sekolah

dapat dengan mudah mengoptimalkan peran serta

orang tua dan masyarakat dalam meajukan program

pendidikan, dalam bentuk: (1) orang tua dan

masyarakat membantu menyediakan fasilitas

pendidikan, memberikan bantuan dana serta pemikiran

atau saran yang diperlukan sekolah; (2) orang tua

memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi

yang dimiliki anaknya; dan (3) orang tua menciptakan

rumah tangga yang edukatif bagi anak.

Kedua, dengan adanya hubungan yang harmonis

antara sekolah dan masyarakat, maka masyarakat,

khususnya orang tua, akan selalu mendapat informasi

berkaitan dengan pendidikan yang diperoleh anaknya.

Lebih lanjut dengan informasi tersebut orang tua dapat

memberikan pendidikan lanjutan yang sesuai bagi

anaknya di rumah. Berkenaan dengan peningkatan

hubungan sekolah dengan masyarakat, substansi

pembinaanya harus diarahkan kepada meningkatkan

kemampuan seluruh personil sekolah dalam:

a) Memupuk pengertian dan pengetahuan orang tua

tentang pertumbuhan pribadi anak.

b) Memupuk pengertian orang tua tentang cara

mendidik anak yang baik, dengan harapan mereka

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2497/5/T2_942008110_BAB IV.pdftahun, sedangkan ... tahun dan 2 orang berusia 51-60 tahun. Selanjutnya

69

mampu memberikan bimbingan yang tepat bagi

anak-anaknya dalam mengikuti pelajaran.

c) Memupuk pengertian orang tua dan masyrakat

tentang program pendidikan yang sedang

dikembangkan di sekolah.

d) Memupuk pengertian orang tua dan masyarakat

tentang hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah.

e) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

berperan serta memajukan sekolah

f) Mengikut sertakan orang tua dan tokoh masyarakat

dalam merencanakan dan mengawasi program

sekolah (Depdiknas, 2004:15)