bab iv hasil penelitian dan pembahasaneprints.ums.ac.id/31630/5/bab_iv.pdf · dengan terminal bus...

13
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mengkaji mengenai data hasil penelitian tentang penanaman karakter kemandirian pada siswa Tunagrahita kelas 8C SMPLB, berdasarkan teori tersebut dikaji mengenai pembelajaran. Kesemuanya itu dapat dipaparkan dalam deskripsi hasil penelitian ini. A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta Penelitian dilaksanakan di SLB Negeri Surakarta yang terletak di Jalan Cocak X Sidorejo, Sambeng Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta. Telp/Fax. (0271) 733516, Jalan RM Said No 111, Surakarta. Telp (0271) 727906. Keadaan lingkungan fisik sekolah baik, bersih dan mempunyai halaman yang cukup luas untuk digunakan saat upacara bendera. Kebersihan dan kerapian lingkungan sekolah selalu diperhatikan dan dijaga selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yang dimulai dari ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, mushola, aula, kantin, dan halam sekolah. SLB Negeri Surakarta adalah sub sentra Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus yang didirikan pada tahun 1997. Sekolah yang berstatus negeri ini telah mendapatkan pengakuan ISO seri 9001-2008 dalam pengelolaan sistem

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mengkaji mengenai data hasil penelitian tentang penanaman karakter

kemandirian pada siswa Tunagrahita kelas 8C SMPLB, berdasarkan teori tersebut

dikaji mengenai pembelajaran. Kesemuanya itu dapat dipaparkan dalam deskripsi

hasil penelitian ini.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta

Penelitian dilaksanakan di SLB Negeri Surakarta yang terletak di Jalan

Cocak X Sidorejo, Sambeng Mangkubumen, Banjarsari, Surakarta. Telp/Fax. (0271)

733516, Jalan RM Said No 111, Surakarta. Telp (0271) 727906. Keadaan lingkungan

fisik sekolah baik, bersih dan mempunyai halaman yang cukup luas untuk digunakan

saat upacara bendera. Kebersihan dan kerapian lingkungan sekolah selalu

diperhatikan dan dijaga selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yang dimulai dari

ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, mushola, aula, kantin, dan halam

sekolah.

SLB Negeri Surakarta adalah sub sentra Pendidikan Khusus dan Pendidikan

Layanan Khusus yang didirikan pada tahun 1997. Sekolah yang berstatus negeri ini

telah mendapatkan pengakuan ISO seri 9001-2008 dalam pengelolaan sistem

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

39

manajemen mutu sekolah tersebut berada dibawah naungan Balai Pengembangan

Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Sekolah terletak pemukiman penduduk di daerah Sambeng yang berdekatan

dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi

kota Surakarta. Luas lahan 5090 m2. Selain melengkapai dengan ruang belajar dan

sarana belajar yang baik, juga dilengkapi dengan area hotspot, klinik terapi, lab

computer, lab IPA, sarana perpustakaan digital, ruang musik, ruang bermain serta

ruang ketrampilan vokasional. Sekolah yang mempunyai semboyan Beriman (bersih,

rapi, indah dan nyaman) tersebut memang menjadikan SLB Negeri Surakarta benar-

benar nyaman untuk tempat belajar anak-anak berkebutuhan khusus. Adapun visi dan

misi SLB Negeri Surakarta ini yaitu visi SLB Negeri Surakarta adalah mewujudkan

pendidikan khusus unggulan serta sebagai pembentuk sumber daya manusia

berkebutuhan khusus yang mandiri dan mampu berperan serta dalam kehidupan

bermasyarakat. Sedangkan Misi dari SLB Negeri Surakarta adalah

a) Memberi kesempatan pada semua anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh

pendidikan khusus sesuai dengan potensi dan kemampuan dasar yang dimiliki

b) Membentuk tamatan yang berkepribadian dan mampu mengembangkan keimanan,

pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat.

c) Memperluas jejaring/networking dalam upaya mengembangkan dan

mensosialisasikan Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

40

2. Sarana, prasarana dan daftar guru SLB Negeri Surakarta

Sarana dan prasarana yang ada di SLB Negeri Surakarta bisa dikatakan cukup

memadai. Sarana dan prasarana yang ada di SLB Negeri Surakarta yang digunakan

untuk kegiatan belajar mengajar meliputi:

a. Gedung.

Tabel 2. Daftar Sarana Prasarana di SLB Negeri Surakarta

No. Nama Ruangan Apa / Tidak Kondisi

1 Ruang Dinas Kepala Sekolah Tidak -

2 Rumah Dinas Guru Tidak -

3 Rumah Dinas Penjaga Sekolah Tidak -

4 Ruang Kepala Sekolah Ada Baik

5 Ruang Guru Ada Baik

6 Ruang Tata Usaha Ada Baik

7 Ruang Tamu Ada Baik

8 Ruang Ibadah Ada Baik

9 Ruang Kelas Ada Baik

10 Ruang Aula Ada Baik

11 Ruang Konsultasi Tidak -

12 Ruang Perpustakaan Ada Baik

13 Ruang Ketrampilan Ada Baik

14 Ruang Lab. Komputer Ada Baik

15 Ruang Bengkel/Otomotif Ada Baik

16 Ruang Tata Boga Ada Baik

17 Ruang Tata Busana Ada Baik

18 Ruang Salon Kecantikan Ada Baik

19 Ruang UKS Ada Baik

20 Ruang Kamar Mandi / WC Ada Baik

21 Ruang Gudang Ada Baik

22 Ruang BPBI / Bina Wicara Ada Baik

23 Ruang KMD Tidak -

24 Ruang Okupasi Terapi Ada -

25 Ruang Fisioterapi Ada Baik

26 Ruang Bina diri Ada -

27 Ruang Terapi Musik Ada Baik

28 Ruang Speak Terapi Ada Baik

bersambung

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

41

29 Ruang Lab. IPA / Biologi Ada Baik

30 Ruang ABA Ada Baik

31 Ruang Kelas Transisi Ada Baik

b. Luas Tanah / Banguan.

Tabel 3. Data Luas Tanah dan Bangunan SLB Negeri Surakarta

No. Jenis Luas ( m2 ) Status Kepemilikan

1 Bangunan 1.447 Hak pakai

2 Halaman 1.000 Hak pakai

3 Kebun 208 Hak pakai

4 Tanah 5.090 Hak pakai

c. Barang yang ada di SLB Negeri Surakarta

Tabel 4. Data Barang SLB Negeri Surakarta

No. Nama Barang Jumlah Keterangan

1 Meja Siswa 161 buah

2 Kursi Siswa 120 buah

3 Meja Guru 69 buah

4 Kursi Guru 30 buah

5 Almari 24 buah

6 Rak Buku 24 bauh

7 Papan Tulis 34 buah

8 Papan Statistik 4 buah

9 Almari Perpustakaan 4 buah

10 Unit Alat Peraga Ada

11 Unit Kesenian Ada

12 Meja Kursi Tamu 3 stel Ada

13 Unit Olah Raga Ada

14 Kursi Plastik 20 buah

15 Meja Makan Tata Boga 3 buah

16 Meja Aula 9 buah

17 Kursi Aula 44 buah

18 Podium/Pipar 2 buah

Lanjutan Tabel 2

Sumber: Data Tata Usaha SLB Negeri Surakarta

Sumber: Data Tata Usaha SLB Negeri Surakarta

bersambung

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

42

19 Komputer 30 buah

20 Printer 6 buah 2 kurang baik

21 Scan 1 buah Baik

22 LCD Proyector 1 buah Baik

23 Layar Proyector 2 buah Baik

24 Televisi 3 buah Televisi 14 Inchi @ 1 bh &

21 inchi @ 2 bh

25 Fotocopy 1 buah Ckp baik

26 Camera Digital 2 buah 1 bh baik dan 1

bh rusak

27. CPU 29 buah 2 kurang

baik

28 Computer LCD 10 buah 10 buah /

baru

d. Daftar guru dan Karyawan di SLB Negeri Surakarta

Tabel 5. Daftar Guru dan Karyawan SLB Negeri Surakarta

No. Nama Status

Peq. Jabatan

1 Sukamto, SE

PNS

Kepala Sekolah/Bina

diri

2 Drs.Darosi PNS Guru Agama

3 Dra.Catur Prabandari PNS Guru

4 Dra.Wahyu Trimei Pujilestari PNS Guru

5 Supriyati, S.Pd PNS Guru

6 Drs.Heri Pranoto PNS Guru

7 Drs.Kasmanto PNS Guru

8 Sri Wahyuni, S.Pd PNS Guru

9 Dra. Heni Wijayati PNS Guru

10 Drs. Kunto Harisakti PNS Guru

11 Agustina Permatasari, S.Pd PNS Guru

12 Nur Hanief Arifin, SS PNS Pengadmisitrasi Umum

13 Endang Ruspinudji,S.Pd PNS Guru

14 Sumarto, S.Pd PNS Guru

15 Wiyatno, S.Pd PNS Guru

Sumber: Data Tata Usaha SLB Negeri Surakarta

Lanjutan Tabel 4

bersambung

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

43

16 Sri Sugiarti, S.Pd PNS Guru

17 Musowir, S.Pd PNS Guru

18 Sri Atmini, S.Pd PNS Guru

19 Erny Kadarwati, S.Pd PNS Guru

20 Novia Kuswahyusri, S.Pd PNS Guru

21 Asri Triastuti, S.Pd PNS Guru

22 Dwi Lestari, S.Pd PNS Guru

23 Nanik Maryati, S.Pd PNS Guru

24 Siti Rachmawati, S.Pd PNS Guru

25 Nur Laily Irmawati, S.Pd PNS Guru

26 Rusdiana Ilmiyawati, S.Pd PNS Guru

27 Astika Dien WBS PNS Pengadmisitrasi Umum

28 Suharjo, S.Pd PNS Guru

29 Siwi Handajani, S.Pd PNS Guru

30 Murdiyati, S.Pd PNS Guru

31 Sapto Hendro Sutejo PNS Guru

32 Kristian Hadi Purwanto NonPNS Staf Adminitrasi

33 Emy Sundari,S.Pd NonPNS Guru

34 Ariyanto Yuli Kristiawan, S.Pd NonPNS Guru

35 Istiqomah, S.Pd NonPNS Guru

36 Devi Mayasari NonPNS Guru

37 Sriyono Lestari NonPNS Instruktur Otomotif

38 Marlina Indriyani NonPNS Instruktur Tata Busana

39 Rorry Banu Kusworo, A.Md.OT NonPNS Terapis

40 Dwi Suryani, A.Md.FS NonPNS Terapis

41 Amy Yuliani, A.Md. TW NonPNS Terapis

42 Evi Khotimatul Muzamah, Amd.OT NonPNS Terapis

43 Megawati Karsono Putri NonPNS

Instruktur Salon

Kecantikan

44 Avika Diana Masykuroh NonPNS Guru PAI

45 Dwi Susanti , S.Pd NonPNS Terapis

46 Agus Priyono NonPNS Penjaga Sekolah

47 Warjito NonPNS Kebersihan

48 Tri Wahyu Wulandari NonPNS Kebersihan

49 RR. Diana Syafasari NonPNS Guru Musik

50 Wahyu Tri Hastiningsihi, S.Pd NonPNS Tata Boga

51 Chtistina, S.Pd NonPNS Guru Komputer

Sumber: Data Tata Usaha SLB Negeri Surakarta

Lanjutan Tabel 5

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

44

e. Denah Lokasi SLB Negeri Surakarta

Gambar 6. Denah SLB Negeri Surakarta

B.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan

Karakter kemandirian adalah Menurut Kemendiknas (2010) sebagaimana

dikutip dalam Wibowo (2013: 10), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau

kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebjakan

virtues, yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk dipandang, berpikir,

bersikap, dan bertindak. Scerenco (1997) sebagaimana dikutip dalam Samani dan

Hariyanto ( 2012: 42) karakter adalah sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk

dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu

Sumber: Data Tata Usaha SLB Negeri Surakarta

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

45

kelompok atau bangsa. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa

karakter adalah kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi ciri

pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental seseorang.

Berikut pemaparan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

(pencatatan arsip) yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini. Teknik tersebut dilakukan dengan mengacu pada indikator karakter

kemandirian. Indikator dari karakter kemandirian meliputi tidak tergantung pada

orang lain, bersikap inisiatif, kemampuan sendiri. Deskripsi data berikut analisis

penanaman karakter kemandirian pada siswa tnagrahita kelas 8C dipaparkan dalam

uraian berikut:

1. Tidak Tergantung pada orang lain

Berdasarkan hasil penelitain yang dilakukan di SLB Negeri Surakarta, tidak

tergantung pada orang lain dapat diartikan pula dengan tidak selalu memina bantunan

atau menerima bantuan dari orang lain. Data tersebut juga didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan dengan Ibu Dra.Wahyu Trimei Pujilestari selaku guru

PKn pada tanggal 3 Juni 2014 (catatan lapangan nomor 1) mengatakan bahwa:

Tidak tergantung pada orang lain dapat diartikan siswa melakukan sesuatu

tanpa bantuan orang lain atau teman, mereka mempunyai keinginan untuk

melakukan pekerjaan untuk mandiri karena siswa mampu untuk melakukannya.

Keterangan dari ibu Dra.Wahyu Trimei Pujilestari bahwa tidak tergantung pada

orang lain itu bisa melatih siswa untuk mandiri, karena mereka berfikir suatu

pekerjaan yang mudah akan bisa diselesaikan sendiri dengan kemampuannya. Hasil

wawancara dengan ibu Dra.Wahyu Trimei Pujilestari coba dikroscek dengan hasil

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

46

wawancara Rachel, selaku siswa di SMPLB kelas 8C (catatan lapangan nomor 2)

tidak tergantung pada orang lain yaitu: “Bu Mei memberikan tugas di rumah,

contohnya menulis atau mengerjakan soal, setelah itu keesokan harinya bu Mei

menyuruh siswa untuk mengulasnya.” Hasil wawancara dengan ibu Dra.Wahyu

Trimei Pujilestari dan Rachel coba dikrosecek dengan hasil wawancara Farhan,

selaku siswa di SMPLB kelas 8C (catatan lapangan nomor 3) tentang tidak

tergantung pada orang lain yaitu: “Bu Mei memberikan tugas untuk dikerjakan di

rumah, karena itu bisa melatih mandiri. ”Jadi tidak tergantung pada orang lain juga

bisa melatih siswa untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh guru agar di

rumah mempunyai rasa ingin mengerjakan tugas sekolah. Selain untuk bermain

bersama teman teman sebayanya siswa juga merasakan ada kegiatan atau tugas

sekolah yang harus diselesaikan.

2. Bersikap Inisiatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SLB Negeri Surakarta, bersikap

inisiatif dapat berupa siswa menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk oleh guru, mencatat

di papan tulis tanpa disuruh, dan membersihkan papan tulis tanpa disuruh. Data

tersebut juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu

Dra.Wahyu Trimei Pujilestari selaku guru PKn pada tanggal 3 Juni 2014 (catatan

lapangan nomor 1) mengatakan bahwa:

Bersikap inisiatif merupakan kegiatan melatih iswa untuk selalu ingin

menjawab pertanyaan yang saya berikan. Hal tersebut dapat dilakukan jika ada

umpan balik dalam pembelajaran tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan di

jawab siswa tanpa ditunjuk.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

47

Bersikap inisiatif dalam pembelajaran adalah hal yang terpenting, karena kalau

tidak ada umpan balik dan keterlibatan siswa maka tidak akan terjalin suatu bentuk

inisiatif siswa untuk menjawab suatu pertanyaan. Hasil wawancara dengan ibu

Dra.Wahyu Trimei Pujilestari coba dikroscek dengan hasil wawancara Farhan, selaku

siswa SMPLB kelas 8C (catatan lapangan nomor 3) yaitu: “Bu Mei memberikan

pertnyaan-pertanyaan kepada siswa dan siswa langsung menjawab tanpa disuruh.”

Hasil wawancara ibu Dra.Wahyu Trimei Pujilestari dan Ilham coba dikroscek dengan

hasil wawancara dengan Rachel selaku siswa SMPLB Negeri kelas 8/C (catatan

lapangan nomor 2) yaitu: “Bu Mei menyuruh siswa untuk menulis dan menjawab

pertanyaan tanpa disuruh”. Jadi bersikap inisiatif sangat penting untuk melatih siswa

untuk bersikap mandiri.

3. Kemampuan Sendiri

Berdasarkan hasil penelitain yang dilakukan di SLB Negeri Surakarta, kempuan

sendiri dapat diartikan siswa mempunyai kemampuan sendiri tanpa ada yang

membantu. Saat pembelajaran guru memberikan soal atau pertnyaan mereka

menjawab sesuai dengan kemampuannya. Peran orang tua sangat penting untuk

membantu siswa dalam menjalankan tugas-tugasnya, seperti membimbing siswa

untuk mengajarkan hal-hal yang dibutuhkan oleh siswa. Data tersebut juga didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Dra.Wahyu Trimei Pujilestari

selaku guru PKn pada tanggal 3 Juni 2014 (catatan lapangan nomor 1) mengatakan

bahwa:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

48

Kemampuan sendiri yang dimiliki siswa dapat dicontohkan dengan ulangan

atau tes yang harus dikerjakan oleh siswa sesuai dengan kemampuannya. Siswa

dilatih untuk tidak tergantung pada orang lain, sehingga siswa merasa puas

dengan hasil yang didapat.

Kemampuan sendiri siswa sangatlah dihargai karena semua yang dilakukan itu

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Selanjutnya menurut Rachel selaku

siswa SMPLB kelas 8C (catatan lapangan nomor 2) kemampuan sendiri yang

mencakup ulangan harian, tes, dan ulangan semesteran yaitu: “Ulangan atau tes yang

diberikan bu Mei saya kerjakan sendiri”. Hasil wawancara dengan ibu Dra.Wahyu

Trimei Pujilestari dan Rachel coba dikroscek dengan peryataan dari Farhan selaku

siswa SMPLB kelas 8C (catatan lapangan nomor 3) yaitu: “Ulangan pada saat

ulangan semesteran dan saya juga bisa mengerjakannya”.

Jadi kemampuan sendiri dapat melatih siswa agar tidak tergantung pada orang

lain dan siswa merasakan puas dengan hasil yang di dapat dengan kerja kerasnya

sendiri.

Tidak tergantung pada orang lain, bersikap inisiatif, dan kemampuan sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi (pencatatan arsip), dan observasi dapat

disimpulkan bahwa karakter kemandirian pada siswa tunagrahita kelas 8/C di SLB

Negeri Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Tidak tergantung pada orang lain harus diterapkan kepada siswa agar siswa dapat

mandiri dalam melakukan pekerjaan, jika siswa mampu untuk menjalakannya

maka bantuan dari orang lain belum dibutuhkan.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

49

2. Bersikap inisiatif, melatih siswa untuk mempunyai jiwa yang baik contohnya guru

menyuruh siswa untuk menulis atau mengerjakan soal di depan tanpa guru harus

menunjuk salah satu dari siswa.

3. Kemampuan sendiri, siswa mempunyai kemampuan untuk mengerjakan soal

ulangan tanpa harus meminta bantuan kepada orang lain, karena siswa masih bisa

mengerjakan sesuai dengan kemampuannya dan siswa merasa puas dengan hasil

yang didapat.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori

Penanaman karakter kemandirian pada siswa tunagrahita kelas 8C SMPLB

sangat berbeda dengan di sekolah umum. Kemandirian sangatlah penting untuk siswa

tunagrahita. Karakter kemandirin ditunjukkan dalam hal tidak tergantung pada orang

lain, bersikap inisiatif, dan kemampuan sendiri. Sikap dan perilku yang tidak

tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yaitu sebuah karakter

yang harus ditanamkan sejak dini sejak mereka sekolah dan lebih lagi sejak lahir,

karakter kemandirian harus ditanamkan oleh kedua orang tua dan guru, Kemandirian

pada siswa bisa juga dilatih ketika diberikan tugas-tugas oleh guru baik yang

dikerjakan di rumah maupun di sekolah apakah tugas individu atau kelompok.

Contoh kemadirian adalah ketika guru memberikan tugas untuk dikerjakan

sendiri yang tidak tergantung pada orang lain. Kemandirian juga sebagai kepribadian

selain sebagai karakter juga merupakan sifat bawaan apalagi setiap siswa tunagrahita

memliki kepribadian yang berbeda-beda. Selain itu kemadirian juga harus

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANeprints.ums.ac.id/31630/5/BAB_IV.pdf · dengan terminal bus Tirtonadi dan stasiun Balapan yang menjadi sentral transportasi kota Surakarta. Luas

50

disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam mewujudkan kehendak atau

keinginannya secara nyata tanpa bergantung pada orang lain, dalam hal ini siswa

mampu melakukan belajar sendiri dapat menentukan belajar dengan efektif dan

melakukan aktifitas belajar secara mandiri.

Faktor yang mempengaruhi kemandirian dalah faktor intern (faktor yang

berada dari luar diri seseorang), faktor intern meliputi keadaan fisik, konsep diri, dan

perbedaan individu. Faktor ekstern meliputi pola asuh orang tua dengan anak,

pembiasaan, pendidikan orang tua. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa kemandirian adalah sikap dan perilaku atas dasar inisiatif dan kemampuan

sendiri (Majid dan Andayani, 2011:48). Menurut Hidayatullah (2010) sebagaimana

dikutip oleh Majid dan Andayani (2011:26), dapat dikatakan seseorang yang mandiri

ditandai dengan kesiapan dalam menerima resiko sebagai konsekuensi tidak menaati

aturan. Kemandirian juga berarti bahwa anak telah mampu bukan hanya mampu

mengenal mana yang benar dan mana yang salah, mampu melakukan mana yang baik

dan mana yang buruk. Pada fase kemandirian anak telah mampu menerapkan hal-hal

yang menjadi perintah dan larangan dapat ditanamkan dimulai dari pembiasaan pada

anak sejak 11-12 tahun. Menurut Smart (2013:49-50), kemandirian pada siswa

tunagrahita relevan dan cocok sebagai tempat peneletian pendidikan nilai-nilai moral

bagi para siswa karena kemandirian memiliki komitmen mewujudkan pendidikan

karakter, walaupun tunagrahita memiliki keterbatasan intelegensi, sosial, dan mental.