bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6009/4/t2... ·...

45
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah Data lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Identitas Sekolah Nama sekolah tempat penelitian ini adalah SD Negeri Bergaskidul 03, yang memiliki NPSN/NSS dengan nomor 20320838/101032213038. Adapun jenjang pendidikan di SD Negeri Bergaskidul 03 adalah jenjang pendidikan dasar (SD) dengan status sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN). B. Visi dan Misi SD Negeri Bergaskidul 03 Visi SD Negeri Bergaskidul 03: “Membentuk insan berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun dalam berperilaku.” Misi SD Negeri Bergaskidul 03: a. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Tuhan YME. b. Membiasakan siswa berperlaku sopan dalam pergaulan. c. Meningkatkan prestasi mutu pendidikan di sekolah. d. Mengembangkan bakat dan minat siswa untuk diterapkan dalam kehidupan.

Upload: trinhtuong

Post on 09-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Profil Sekolah

Data lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Identitas Sekolah

Nama sekolah tempat penelitian ini adalah SD

Negeri Bergaskidul 03, yang memiliki NPSN/NSS

dengan nomor 20320838/101032213038. Adapun

jenjang pendidikan di SD Negeri Bergaskidul 03 adalah

jenjang pendidikan dasar (SD) dengan status sekolah

adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN).

B. Visi dan Misi SD Negeri Bergaskidul 03

Visi SD Negeri Bergaskidul 03:

“Membentuk insan berakhlak mulia, berbudi

luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun

dalam berperilaku.”

Misi SD Negeri Bergaskidul 03:

a. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan siswa

kepada Tuhan YME.

b. Membiasakan siswa berperlaku sopan dalam

pergaulan.

c. Meningkatkan prestasi mutu pendidikan di

sekolah.

d. Mengembangkan bakat dan minat siswa untuk

diterapkan dalam kehidupan.

42

C. Lokasi Sekolah

Alamat SD Negeri Bergaskidul 03 berada di Jl.

Lemah Abang – Bandungan KM.3, RT. 03/RW.03,

berada di dusun Kemloko, Desa/kel. Bergaskidul,

Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kode Pos:

50552.

Data Pelengkap Sekolah:

SK Pendirian Sekolah: 421-2/002/II/53/87,

Tanggal SK: 1987-08-01, status kepemilikian SD

Negeri Bergaskidul 03 adalah Pemerintah Daerah

dengan SK Ijin Operasional: 421-2/002/II/53/87.

SD Negeri Bergaskidul 03 memiliki SK Akre-

ditasi: Dd 038387. Adapun kepemilikian tanah dengan

status luas tanah milik: 0 m2 sedangkan luas tanah

bukan milik: 3.500 m2.

D. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tahun

Ajaran 2013/2014

No Nama Jenis

Kelamin Jabatan

Tunjangan Sertifikasi

1 Anang Istiawan, A.Ma,Pust. L Tenaga Administrasi

-

2 Ayu Purwantini, S.Pd. SD P Guru kelas -

3 CH Jumaningsih, S.Pd P Guru Mapel Pend. Jasmani

4 Daryati, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD

5 Dwi Ratnasari, S.Pd P Guru Mapel -

6 Eny Poerwaningsih, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD

7 Laili MQ, M.Si P Guru Mapel -

8 Munaroh, S.Pd. SD P Guru kelas Guru kelas SD

9 Ngatemiyati, S.Pd. SD P Guru kelas Guru kelas SD

10 Parjiyanto L Tng Teknis -

11 Subagiyo, SPd L Guru Mapel -

12 Sumarno, SPd L Guru kelas Guru kelas SD

13 Yuni Erikawati, S.Pd.SD P Guru kelas Guru kelas SD

43

E. Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2013/2014

No

Nama Rombel

Jumlah siswa Wali kelas

L P Jml

1 Kelas I Kelas 1 29 16 45 Ayu Purwantini, S.Pd.SD

2 Kelas II Kelas 2 29 17 46 Munaroh, S.Pd.SD

3 Kelas III Kelas 3 15 27 42 Ngatemiyati, S.Pd.SD

4 Kelas IV Kelas 4 14 17 31 Yuni Erikawati, S.Pd.SD

5 Kelas V Kelas 5 21 13 34 Eny Poerwaningsih, S.Pd.SD

6 Kelas VI Kelas 6 16 20 36 Daryati, S.Pd.SD

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Penerapan Pendidikan Karakter

Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kecamatan

Bergas Kabupaten Semarang

Pada tahap I proses pembelajaran dalam

membina karakter kebangsaan pada siswa SDN

Bergaskidul 03 Kab. Semarang berupa perencanaan.

Perencanaan pembelajaran dilaksanakan oleh guru

secara terprogram dan terencana dari awal. Pemilihan

nilai karakter yang dipilih juga harus sesuai dengan

materi pembelajaran yang dibuat. Guru mengelola

pembelajaran dengan mempersiapkan berbagai keper-

luan guna menunjang kelancaran pembelajaran. Guru

mengawali proses pembelajaran dengan melakukan

perencanaan pembelajaran minimal 1 minggu sebelum

dimulai pembelajaran sehingga pembelajaran berlang-

sung secara efektif dan efisien.

44

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Perencanaan disusun ketika jauh hari sebelum

KBM dilaksanakan, sehingga sampai persiapan

matang dengan mengumpulkan materi pembela-jaran dari berbagai sumber sebagai penunjang,

seperti: video, artikel. Dalam penyusunan RPP,

guru sudah memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter di dalamnya (CLG1.A-2).

YE selaku guru kelas IV mengungkapkan

sebagai berikut:

RPP saya buat setiap hari ketika akan mengajar

(CLG2. A-3).

Hal ini juga dikemukakan oleh Kepala Sekolah

sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran disesuaikan oleh masing-masing waktu yang dimiliki oleh guru di

kelas, namun saya tetap mengistruksikan agar

perencanaan harus sudah siap sebelum memasuki pembelajaran kelas. Saya hanya menginstruksi-

kan, mengawasi dan memberikan saran kepada

semua guru di sini, serta memberikan motivasi beserta pengarahan keterkaitan persiapan pem-

belajaran (CLKS.A-1).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-

masi bahwa perencanaan pembelajaran disusun ketika

jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, meskipun ada

guru yang menyusun tiap hari. Dengan demikian

persiapan matang untuk mengumpulkan materi pem-

belajaran dari berbagai sumber sebagai penunjang,

seperti: video, artikel yang sesuai dengan materi.

45

Kepala sekolah menginstruksikan agar perencanaan

pembelajaran harus sudah siap sebelum memasuki

pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya mengin-

struksikan, mengawasi dan memberikan saran kepada

semua guru, serta memberikan motivasi dan penga-

rahan keterkaitan persiapan pembelajaran di SDN

Bergaskidul 03 kec. Bergas Kab. Semarang.

Pada tahap perencanaan pembelajaran ini, guru

mempersiapkan segala perlengkapan administrasi baik

dalam bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga

media pendukung lainnya seperti power point dan

video pembelajaran. Prota dan promes biasanya

diperoleh dari tim KKG, sementara silabus mengacu

pada kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Ya benar. Saat perencanaan ini, saya mempersiap-

kan perlengkapan administrasi pembelajaran se-perti RPP, silabus, media (PPT,Video), dan materi

penunjang lainnya. Silabus dibuat secara bersa-

ma-sama untuk masing-masing kelas, ke tingkat gugus (CLG1.A-4).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-

masi bahwa guru mempersiapkan perlengkapan admi-

nistrasi pembelajaran selengkap-lengkapnya seperti

penyusunan RPP, silabus, media dan materi penun-

jang pembelajaran lainnya.

Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh

guru sendiri baik yang berupa prota, promes dan juga

46

RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing

dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga

sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang

lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-

naan pembelajaran menjadi semakin matang, dalam

memilih kesesuaian materi pengajaran dengan pena-

naman nilai karakter kepada anak, guru semakin siap

dan pembelajaran semakin terarah.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Perlengkapan saya persiapkan sendiri, namun terkadang meminta saran kepada guru-guru lain

agar persiapan pembelajarannya dapat lebih mak-

simal (CLG.A-3).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah

sebagai berikut:

Ya, tentu mendukung. dukungan dari saya berupa

pengarahan-pengarahan saja, namun tak jarang juga memberikan saran mengenai persiapan

penerapan karakter bangsa dalam pembelajaran

agar harus direncanakan secara matang dan

terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswanya (CLKS.A-2).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-

masi bahwa guru mempersiapkan secara mandiri. Jika

menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga

meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan

proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram

dan terarah. Kepala sekolah memberikan dukungan

berupa pengarahan-pengarahan, tak jarang juga

47

kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan

pembelajaran agar harus direncanakan secara matang

dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman

siswa pada materi pembelajaran termasuk pembinaan

karakter kebangsaan pada diri siswa.

Maksud guru dalam persiapan perencanaan

pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas

bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih

bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih

menguasai materi dan mudah dalam menyampaikan

pada siswa. Persiapan yang maksimal ini meningkat-

kan pemahaman siswa pada materi pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Ya tujuannya agar PBM menjadi lebih terarah dan

tepat pada sasaran, sehingga pemahaman siswa pada materi pembelajaran bertambah maksimal

juga. (CLG.A-4)

YE selaku guru kelas IV mengemukakan sebagai

berikut:

karakter yang diharapkan: disiplin, rasa hormat

dan perhatian, tekun tanggungjawab dan kete-

litian.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa tujuan adanya penyusunan persiap-

an perencanaan pembelajaran adalah agar PBM men-

jadi lebih terarah dan tepat pada sasaran. Pemilihan

strategi dan metode pembelajaran juga terencana dari

48

awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-

belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah

maksimal. Karakter bangsa yang diharapkan dalam

pembelajaran ini adalah disiplin, rasa hormat dan

perhatian, tekun tanggungjawab dan penuh ketelitian.

Guru dalam persiapan perencanaan pembelajar-

an tidak nampak merasa kesulitan. Guru justru

terlihat lancar dan sudah terbiasa dengan persiapan

administrasi pembelajaran termasuk persiapan silabus

dan RPP. Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku

guru kelas VI sebagai berikut:

Tidak kesulitan, karena saya sudah menyusun

rencana pembelajaran ini jauh-jauh hari sehingga

perencanaannya pun hampir bisa saya lengkapi (CLG.A-5).

Sementara itu N selaku guru kelas III menya-

takan sebagai berikut:

Saya tidak kesulitan, karena pendidikan karakter

tercermin pada perilaku diri siswa (CLG5.A-1).

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut

diperoleh informasi bahwa guru tidak merasa ada

kesulitan yang berarti, karena guru sudah menyusun

rencana pembelajaran (RP) beberapa hari sebelum

pembelajaran dimulai sehingga perencanaannya pun

cukup lengkap dan baik. Apalagi guru telah cukup

lama mengampu guru kelas di tingkat sekolah dasar.

Hal ini juga karena keaktifan guru cukup baik, dan

49

didukung oleh berbagai prestasi yang telah diraihnya

sebagai guru berprestasi.

Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-

an tidak menyusun secara sembarangan melainkan

mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan

oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari

pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah.

Kurikulum pusat sebagai acuan utama sementara

kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Ya benar. Saya mengacu pada Silabus, kurikulum

2013, dan berbagai sumber lain yang menunjang

(CLG.A-6)

N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai

berikut:

Acuan saya silabus, SKKD, indikator, tujuan

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran

(CLG.A-7)

YE sebagai guru kelas IV menyampaikan.

Acuan RPP, meliputi:

Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari;

Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok

dan uraian materi pelajaran secara garis besar;

Silabus, SKKD.

Kepala Sekolah mengemukakan sebagai berikut:

Pada prinsipnya harus menggunakan acuan kuri-kulum yang diberlakukan, termasuk kurikulum

50

dari pusat dan pengembangannya, silabus dan

RPP serta sumber media lainnya yang relevan dengan materi pembelajaran pendidikan karakter

kebangsaan (CLKS.A.4).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan

Kepala Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa

guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal

kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan

utama pembelajaran yang didukung oleh sumber

penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-

dikan karakter khususnya.

Guru memiliki target utama dalam tahap per-

siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu

kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

Pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-

saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter ke-

bangsaan siswa bisa meningkat dalam bentuk peru-

bahan sikap dan perilaku, di samping peningkatan

nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas KKM

yang telah ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Target dari perencanaan ini agar siswa mampu

memahami setiap materi yang disampaikan oleh

guru sehingga siswa tercapai nilai KKM yang memuaskan. Siswa juga bisa menampilkan dalam

kegiatan sehari-hari (CLG.A-7).

N selaku guru kelas III juga mengemukakan

sebagai berikut:

51

Target dari perencanaan ini adalah agar siswa

mampu berubah tingkah lakunya dengan menerapkan nilai-nilai karakter baik di lingkungan

sekolah, rumah maupun masyarakat (CLG.A-7)

Kepala Sekolah SDN Bergaskidul 03 juga

menegaskan sebagai berikut:

Ya, tentunya respon saya sangat positif, dan tak jarang saya memberikan apresiasi yang besar

terhadap guru yang telah merancang perangkat

pembelajaran dengan baik. Saya berasumsi dengan perencanaan yang baik maka target

pembelajaran akan tercapai. (CLKS.A-3)

Berdasarkan hasil wawancara guru dan Kepala

Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru

target dari perencanaan pembelajaran agar siswa

mampu memahami setiap materi yang disampaikan

oleh guru, dan siswa dapat mencapai nilai KKM yang

telah ditentukan. Dengan adanya target yang cukup

bagus, perencanaan pembelajaran mendapat apresiasi

yang cukup baik dari Kepala Sekolah.

Tujuan utama pada tahap persiapan perenca-

naan pembelajaran oleh guru adalah berupa maksi-

malnya persiapan guru sehingga mampu menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-

jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-

rambu yang telah ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Tujuannya agar guru lebih siap sebelum terjun langsung ke dalam kelas dan nantinya akan

52

menciptakan suasana yang kondusif dan terarah

di dalam kelas. (CLG.A-10)

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-

peroleh informasi bahwa tujuan persiapan perenca-

naan pembelajaran agar guru lebih siap sebelum

terjun ke dalam kelas dan akan menciptakan suasana

yang kondusif dan terarah di dalam kelas.

4.2.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam

Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Karakter

Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas

Kab. Semarang

Pada prinsipnya pelaksanaan pembelajaran

dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-

siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang tidak jauh

berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain.

Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang

harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran

sebagai bentuk komitmen bersama. Salah satu tata

tertib itu berupa “pembacaan doa” sebelum memulai

pembelajaran. Sesuai visi misi yang telah dibuat

sekolah dan dalam perwujudan pendidikan karakter

anak di sekolah serta dalam masyarakat pada umum-

nya.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Saya memulai pembelajaran dengan berdoa terle-

bih dahulu dan memberikan gambaran secara garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke

53

mana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan

(CLG.B-1).

WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-

kan sebagai berikut:

Benar, kami memulai pembelajaran dengan berdoa

terlebih dahulu. setelah berdoa dilanjutkan dengan appersepsi oleh guru, absensi dan pema-

nasan materi pelajaran Pembelajaran (CLS.A-1).

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-

peroleh informasi bahwa guru memulai pembelajaran

dengan serangkaian bacaan berdoa dan dilanjutkan

dengan memberikan gambaran secara garis besar

terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana arah pem-

belajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru

secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk

tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga

selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu

pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada tahap-

an perencanaan. Pengaturan waktu tersebut meliputi

alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu penyampai-

an materi dan alokasi waktu evaluasi serta penutupan

pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Saya mengatur urutan ini dengan membatasi dengan waktu semisal pembukaaan 10 menit

materi 30 menit penutup 5 menit (CLG.B-2).

54

N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai

berikut:

Saya mengatur alokasi waktu yang tersedia.

Alokasi waktu ini saya sesuaikan dengan protah,

promes, silabus, RH, dan jadwal pembelajaran (CLG.B-1).

JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-

kan sebagai berikut:

Betul, guru selalu mengatur jam pembelajaran

secara terprogram dan sistematis. Sehingga alo-kasi waktu pembelajaran sesuai dengan jadwal

pembelajaran hingga usai (CLS.B-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa guru mengatur urutan pembelajaran

ini dengan membatasi aturan waktu semisal pembu-

kaaan selama kurun waktu 10 menit, materi 30 menit,

dan penutup 5 menit. Penggunaan waktu ini disesuai-

kan dengan silabus dan RPP yang telah disusun di

awal.

Guru mengatur pelaksanaan pembelajaran

secara maksimal, baik pengaturan waktu, pengaturan

tempat duduk, persiapan media pembelajaran.

Sehingga menjadikan proses pelaksanaan pembelajar-

an menarik bagi siswa. Siswa sangat memperhatikan

materi pelajaran pembelajaran yang disampaikan oleh

guru dengan seksama. Siswa juga menghormati dan

menghargai guru saat menyampaikan materi pelajar-

an. Guru juga mampu mengajak komunikasi pada

siswa secara interaktif. Komunikasi dua arah antara

55

guru dan siswa ini menjadikan suasana pembelajaran

menjadi kondusif.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut.

Kondisi siswa sangat kondusif, dan banyak siswa

yang aktif bertanya kepada guru sehingga

pembelajaran berjalan dengan lancar (CLG.B-4)

AGR, selaku siswa menuturkan sebagai berikut:

Saya merasa asyik. Teman-teman juga sama, tak

ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran ataupun cerita sendiri. Kondisi siswa cukup aman

dan tenang saat pembelajaran (CLG.B-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa kondisi siswa dalam pembelajaran

sangat kondusif. Banyak siswa yang aktif bertanya

kepada guru, ada interaksi guru dengan siswa dalam

pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan

lancar. Siswa menanyakan materi yang kurang dipa-

hami dan guru memberikan penjelasan kembali pada

siswa. Tidak ada siswa yang mengantuk ataupun

cerita sendiri, melainkan semua siswa memperhatikan

pembelajaran.

Guru juga secara maksimal dalam menyediakan

fasilitas kelas sebagai tempat pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan. Selain menata tempat

duduk, guru juga menyediakan fasilitas pembelajaran

seperti LCD, komputer, papan tulis elektrik guna

mendukung kondisi tempat pembelajaran yang kon-

dusif.

56

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut.

Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas

yang cukup lengkap sebagai penunjang pembela-

jaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, AC, dll. (CLG.B-5).

N selaku guru kelas mengungkapkan sebagai

berikut:

Siswa merasa senang. Hal ini saya rasa karena dalam pembelajaran didukung pula oleh beberapa

fasilitas yang mendukung seperti internet, ling-

kungan sekitar, siswa dan guru yang cukup interaktif (CLG.B3,B4).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah

sebagai berikut.

Saya lihat cukup kondusif. Sebagai kepala seko-

lah saya hanya mengarahkan dan mengfasilitasi setiap ada laporan kepada saya ketika ada ber-

bagai permasalahan yang ada di kelas baik siswa,

guru, maupun fasilitas penunjang pembelajaran,

seperti LCD dan komputer (CLKS.B-1).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa kondisi kelas sangat baik dengan

berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penun-

jang pembelajaran semisal LCD, komputer, papan tulis

elektrik, dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan

mengfasilitasi setiap ada laporan kepadanya ketika

ada berbagai permasalahan yang ada di kelas baik

siswa dan guru, maupun fasilitas penunjang pem-

belajaran lainnya, seperti LCD dan komputer.

57

Bentuk pendidikan karakter kebangsaan dalam

pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual

dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual

pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-

an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara

setiap hari senin, upacara peringatan hari besar

nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya.

Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga

diselipkan pada setiap pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Iya benar. Pada prinsipnya ada, namun secara

tekstual akan terlihat pada kegiatan pendukung

seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong

royong menjalin persatuan.

Saya juga sering menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran,

seperti sikap siswa dalam kerjasama saat pem-

belajaran.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa pendidikan karakter kebangsaan

secara tekstual akan terlihat pada kegiatan sekunder

seperti upacara peringatan hari besar nasional, sema-

ngat kegiatan kerja bakti, semangat gotong-royong

menjalin persatuan. Guru menyelipkan materi pendi-

dikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran,

seperti sikap siswa untuk saling bekerjasama saat

pembelajaran dilaksanakan.

58

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam

pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada

kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-

naan pembelajaran oleh guru karena mendapat

dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan

semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung

seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut.

Tidak ada yang sifatnya dominan, karena dari siswa sangat aktif dalam pembelajaran dan pera-

latan yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap

(CLG.B-6).

WS menuturkan sebagai berikut:

Saya lihat guru aman dan lancar dalam menge-

lola pembeljaran di kelas, dan mampu mengkon-

disikan kelas dengan baik. (CLS1.B-7)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa guru tidak menemui kesulitan yang

sifatnya dominan dan vital, karena dari siswa sangat

aktif dalam mengikuti pembelajaran, peralatan pem-

belajaran yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap

dan mendukung.

Guru menemui hambatan dalam keberlang-

sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan

pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan

karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang

59

sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus

listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan

terlebih dahulu. Sementara belum tersedia mesin

generator sebagai pengganti arus listrik saat padam.

Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat

menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruang-

an menjadi gelap dan suhu panas karena AC juga

tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharap-

kan siswa mensikapi secara bijak, karena hal itu

adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap

melanjutkan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana

biasanya.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut.

Hambatannya terkadang listrik padam sehingga

tidak bisa menggunakan media LCD. Hal ini dika-renakan mungkin ada guru yang lupa mematikan

computer, selain ini hambatan cukup kecil

(CLG.B-7).

N selaku guru kelas III mengemukakan sebagai

berikut:

Salah satu hambatannya minimnya sarana dan

prasarana, seperti terkadang listrik padam sehing-

ga tidak bisa menggunakan media LCD. Solusi dari hal ini adalah guru harus benar-benar mem-

persiapkan sebelum pelaksanaannya, sehingga

kekurangan-kekurangannya dapat dilebgkapi ter-lebih dahulu (CLG5.B7, B8).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa guru menemui beberapa hambatan

saat pembelajaran berlangsung. Hambatan pembela-

60

jaran nampak pada minimnya sarana prasarana,

berupa listrik padam sehingga tidak bisa mengguna-

kan media LCD. Hal ini dikarenakan adanya aliran

listrik yang mati secara tidak terjadwal ataupun

pemberitahuan terlebih dahulu.

Lebih lanjut, YE selaku guru kelas IV menge-

mukakan:

Ya ada. Hambatan yang saya rasakan seperti

minimnya buku paket yang tersedia, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap, serta silabus

dan protah belum disediakan dari pemerintah.

Lebih sulitnya lagi saya masih cukup bingung dalam penggunaan instrumen penilaian yang saya

lihat belum baku.

Sebagaimana hasil observasi peneliti pada pelak-

sanaan pembelajaran bahwa guru yang memiliki LCD

masih bisa dihitung apalagi kemampuan guru dalam

penggunaan LCD juga terbatas sehingga cukup meng-

hambat penggunaan LCD dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi

tersebut diperoleh informasi bahwa hambatan pem-

belajaran pendidikan pembinaan karakter bangsa juga

nampak pada minimnya buku paket yang tersedia di

sekolah, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap

karena hanya tersedia 2 unit sehingga harus bergan-

tian, serta silabus dan protah belum disediakan dari

pemerintah sehingga guru harus menyusun secara

mandiri. Lebih sulit lagi instrumen penilaian yang

dimiliki oleh masing-masing guru berbeda, sehingga

instrumen penilaian belum valid secara nasional.

61

Guru berusaha secara maksimal agar menjadi-

kan pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara

efektif dan efisien. Untuk mewujudkan kelancaran

pembelajaran, guru mengelola pembelajaran dengan

menjadikan siswa agar aktif dalam proses pembela-

jaran dan tercipta proses pembelajaran yang bersifat

interaktif.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Yang menarik bagi siswa: terdapat pada pelak-

sanaan pembelajaran dimana siswa dituntun agar aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran

tidak searah dan guru sebagai pusat pembelajar-

an semata, melainkan ada interaksi 2 arah antara guru dengan siswa (CLG.B-8).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa guru mengelola pembelajaran secara

interaktif. Pada pelaksanaan pembelajaran siswa di-

tuntun agar aktif, kreatif dan motivasi dalam pem-

belajaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah

dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata,

melainkan ada interaksi 2 arah antara guru dengan

siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung

antara guru dan siswa.

Guru menggunakan media pembelajaran guna

mendukung keberlangsungan pelaksanaan pembela-

jaran. Media yang digunakan cukup bervariasi dari

yang sederhana hingga yang bernuansa elektronik.

Seperti LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.

62

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Media yang saya gunakan berupa LCD, komputer,

penghapus, papan tulis dan kapur tulis.

Terkadang alat peraga semisal supersemar, dll. (CLG.B-9)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa guru menggunakan media pembela-

jaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan

pembelajaran. Media yang digunakan berupa LCD,

komputer, penghapus, papan tulis dan kapur tulis.

Hal ini didukung oleh penggunaan alat peraga semisal

supersemar.

YE selaku guru kelas IV mengemukakan:

Benar, faktor eksternal yang mendukung pem-

belajaran pembinaan pendidikan karakter bangsa

di SDN Bergaskidul 03 cukup berpotensi seperti (1) SDN Bergaskidul 03 menjadi SD inti, (2) SDM

memiliki kualifikasi yang cukup dengan adanya 5

guru telah memiliki sertifikasi pendidik, (3) siswa SDN Bergaskidul 03 memiliki kemampuan untuk

bisa mengikuti pembelajaran lebih dari 75%,

(4) kepala sekolah cukup berkompeten (CLG.B-8).

Lebih lanjut, Kepala Sekolah mengemukakan

sebagai berikut:

Ya, pada prinsipnya kami selalu optimis. Beberapa

hal yang mendukung pembelajaran pendidikan karakter di sini antara lain: (1) SDN Bergaskidul

03 menjadi SD inti, (2) diminati oleh banyak siswa,

(3) merupakan salah satu SD sasaran pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat kecamatan,

(4) fasilitas cukup menunjang,(5) berbagai program

kegiatan ekstrakurikuler tersedia (CLKS.B-6).

63

Sebagaimana hasil observasi peneliti, dimana

diketahui bahwa di SDN Bergaskidul 03 diminati

banyak siswa terbukti ketika pendaftaran siswa baru

terjadi overloud jumlah pendaftar dari batas maksimal,

fasilitas pembelajaran juga cukup menunjang.

Berdasar hasil wawancara dan observasi diper-

oleh informasi bahwa pembinaan karakter kebangsaan

di SDN Bergaskidul 03 didukung oleh berbagai faktor

baik internal maupun eksternal yang terkombinasi.

Faktor pendukung tersebut seperti: (1) keberadaan

SDN Bergaskidul 03 sebagai SD inti; (2) SDN Bergas-

kidul 03 diminati oleh banyak siswa, SDM memiliki

kualifikasi yang cukup dengan adanya 5 guru telah

memiliki sertifikasi pendidik; (3) siswa SDN Bergas-

kidul 03 memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti

pembelajaran lebih dari 75%; (4) kepala sekolah cukup

berkompeten; (5) merupakan salah satu SD sasaran

pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat

kecamatan Bergas; (6) fasilitas yang tersedia cukup

menunjang; (7) berbagai program kegiatan ekstrakuri-

kuler tersedia di SDN Bergaskidul 03 baik yang

berkategori umum maupun keagamaan.

Sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas,

Guru mengajak siswa menyimpulkan materi pembela-

jaran yang telah disampaikan oleh guru. Siswa diberi

kesempatan satu persatu memberikan kesimpulan

sesuai kemampuannya. Seusai siswa, guru juga

memberikan kesimpulan atas materi pembelajaran,

menegaskan kembali materi yang kurang dipahami

64

dan meluruskan hasil kesimpulan-kesimpulan yang

telah disusun oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Cara mengakhiri dengan menarik kesimpulan dari

seluruh materi yang disampaikan dan saya selalu

memberikan motivasi agar siswa lebih rajin lagi dalam belajar. (CLG.B-10)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa guru sebelum mengakhiri pembela-

jaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa me-

nyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampai-

kan oleh guru. Guru selalu memberikan motivasi agar

siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam

pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat

persatuan dan nasionalisme yang tinggi.

4.2.3 Evaluasi dalam Pembinaan Pendidikan

Karakter bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kab

Semarang

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam serang-

kaian proses pembelajaran di SDN Bergaskidul 03.

Evaluasi dilaksanakan secara terprogram dan teren-

cana oleh guru setelah pembelajaran selesai. Guru

juga memberikan evaluasi pada siswa dalam waktu

yang tidak terjadwal guna mengetahui kesiapan siswa

pada setiap pembelajaran.

65

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Setiap 2 minggu sekali, UTS,UAS, dan terkadang

diadakan evaluasi secara mendadak/insidentil.

Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran (CLG.C-1).

Setiap SK 1 kali evaluasi, biasanya dilaksanakan

per 2 minggu sekali (CLG.C-6).

Kepala SDN Bergaskidul 03 menegaskan sebagai

berikut:

Dalam hal evaluasi, saya berikan hak seluas-

luasnya kepada masing-masing guru, namun biasanya 2 minggu sekali diadakan evaluasi per

pokok bahasan. (CLKS.C-1)

WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-

kan sebagai berikut:

Evaluasi biasanya setiap 2 minggu sekali, UTS,

UAS, dan terkadang diadakan evaluasi secara

spontanitas tanpa ada pemberitahuuan terlebih dahulu. (CLS.1.C-1)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diper-

oleh informasi bahwa guru mengadakan evaluasi pada

akhir pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1

kali. Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2

minggu sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga

mengadakan evaluasi secara mendadak/insidentil

pada siswa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal

ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan

siswa dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi,

yang biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.

66

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan

secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali.

Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara

indivudu maupun kelompok. Sehingga guru memberi-

kan evaluasi minimal dua jenis baik yang idividual

maupun kelompok.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Pelaksanaan evaluasi dengan tugas individu dan

tugas masing-masing kelompok kelas (CLG.C-2).

JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-

kan sebagai berikut:

Iya, benar. Pelaksanaan evaluasi dengan pemberi-

an tugas individu dan tugas kelompok atau berpasangan (CLS.3.C-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran

diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa

terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik

secara indivudu maupun kelompok.

Model evaluasi pembelajaran beraneka ragam

bentuk. Model evaluasi disusun secara menyeluruh

keterkaitan materi pembelajaran yang telah disampai-

kan. Model evaluasi pembelajaran berupa pertanyaan-

pertanyaan singkat, berbentuk pilihan ganda (multiple

choice), dan juga dalam bentuk pendiskripsian perma-

salahan.

67

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Iya, beraneka ragam bentuk sehingga siswa men-

jadi lebih memahami secara menyeluruh. Bentuk-

nya berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan mendis-

kripsikan sebuah permasalahan yang ada (CLG.C-

3).

AGR selaku siswa menuturkan sebagai berikut:

Iya benar, bentuk soal beraneka ragam, ada yang berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay,

pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan pendis-

kripsian permasalahan, namun yang terakhir dirasa cukup sulit (CLS.2.C-1).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran

diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar

siswa menjadi lebih mudah memahami secara menye-

luruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan

singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak

tokoh gambar, dan pendeskripsian sebuah perma-

salahan yang ada.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran yang berane-

ka ragam dan secara rutin dilaksanakan pada akhir

pembelajaran ini adalah agar guru mudah memantau

tingkat keberhasilan siswa dan sejauhmana pema-

haman siswa pada materi pembelajaran. Guru menjadi

mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-

ma materi pembelajaran.

68

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana

pemahaman siswa terhadap materi yang disam-

paikan oleh guru, selain itu guru bisa mengukur karakter kebangsaan yang dimiliki siswa, seperti

saling membantu sesama, gotong-royong, dan

semangat persatuan (CLG.C-4).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah

sebagai berikut:

Tujuannya cukup penting antara lain untuk

mengukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, hal ini berdampak

terhadap kebijakan yang nantinya saya ambil

setelah evaluasi dilaksanakan (CLKS.C-3).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa tujuan dari evaluasi pembelajaran

adalah agar memudahkan guru dalam memantau

tingkat keberhasilan siswa dan mengetahui sejauh-

mana pemahaman siswa pada materi pembelajaran

berikut untuk mengetahui karakter kebangsaan yang

dimiliki siswa. Guru bisa mencari solusi tindak

lanjutnya.

Guru tidak cukup hanya mengetahui keberhasil-

an siswa dalam kemampuan kognitif siswa. Guru juga

berharap mengetahui karakter yang dimiliki siswa

setelah pembelajaran usai disampaikan. Keberhasilan

pembinaan karakter diri siswa SDN Bergaskidul 03

dengan melihat tingkat karakter yang tertanam dalam

pribadi siswa saat proses pembelajaran.

69

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

(1) dengan melihat karakter yang tertanam dalam

proses pembelajaran yang telah dilakukan,

(2) dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya

mengenai karakter kebangsaan seperti semangat

persatuan, religius, kerjasama (CLG.C-5).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa keberhasilan siswa akan bisa dilihat

dari berbagai cara tidak hanya pada kemampuan

kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini

adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat

karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran

yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat

kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pem-

belajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan

seperti semangat persatuan dan religius.

Aspek-aspek penilaian (evaluasi) pembelajaran

di SDN Bergaskidul 03 cukup menyeluruh. Evaluasi

pendidikan karakter pada pembelajaran mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek

ini merupakan aspek utama. Namun khusus aspek

pada penilaian pendidikan karakter kebangsaan siswa

dapat dilihat melalui penilaian sikap/akhlak siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Ada 3 aspek utama dan 1 aspek khusus, yaitu: aspek Kognitif, afektif, psikomotorik dan aspek

nilai akhlak. (CLG.C-8)

70

N selaku guru kelas mengemukakan sebagai

berikut:

Ada, misalnya religius, jujur, toleransi dan disi-

plin. Terutama nilai sikap yang tertera pada

lembar observasi (CLG.C-6).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa evaluasi pendidikan karakter pada

pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter

kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam

mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan

kebangsaan.

Format penilaian pembelajaran dalam membina

karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-

kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-

acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-

mana yang tersedia dalam RPP.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Format penilaian seperti yang ada di dalam RPP,

penilaian mulai dari pengetahuan siswa, partisi-

pasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas

(CLG.C-9)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa format penilaian pembelajaran dalam

membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN

Bergaskidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan

mengacu pada perencanaan awal pembelajaran seba-

71

gaimana yang tersedia dalam RPP. Penilaian mulai dari

pengetahuan siswa, partisipasi siswa, dan kelakuan

siswa dalam kelas.

Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-

belajaran membina karakter kebangsaan merupakan

gabungan dari berbagai aspek pembelajaran. Hasil

komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai nilai

yang diperoleh dengan standar nilai KKM.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru

kelas VI sebagai berikut:

Dilihat dari nilai kognitif, partisipasi, dan afektif dijumlahkan mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah (CLG.C-10).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah

sebagai berikut:

Saya menanggapinya dengan positif, karena saya akan mampu melihat kinerja masing-masing guru

untuk dituntut agar mampu melaksanakan tugas-

nya semaksimal mungkin agar hasil akhirnya memuaskan (CLKS.C-4).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh

informasi bahwa kriteria siswa yang dinilai berhasil

dalam pembelajaran membina karakter kebangsaan

merupakan gabungan dari berbagai aspek pembela-

jaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psiko-

motorik. Hasilnya dijumlahkan dirata-rata dengan

mengacu pada KKM yang telah ditentukan dengan

nilai 75.

72

4.3 Pembahasan

4.3.1 Persiapan Perencanaan Guru dalam Pembina-

an Karakter Bangsa di SDN Bergaskidul 03

Semarang tahun ajaran 2013/2014

Proses pembelajaran dalam membina karakter

kebangsaan di SDN Bergaskidul 03 Semarang berupa

perencanaan. Perencanaan pembelajaran dilaksana-

kan oleh guru secara terprogram dan terencana dari

awal. Guru mengelola pembelajaran dengan memper-

siapkan berbagai keperluan guna menunjang kelan-

caran pembelajaran. Guru mengawali proses pembela-

jaran dengan melakukan perencanaan pembelajaran

minimal 1 minggu sebelum dimulai pembelajaran

sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan

efisien. Dalam hal perencanaan ini sesuai dengan

Abidinsyah (2011), guru hendaknya memulai dengan

hal yang sederhana dan merasakan bahwa penerapan

pendidikan karakter di sekolah adalah hal yang me-

nyenangkan dengan mengacu pada beberapa strategi

yang diperlukan, meliputi: (1) kegembiraan baru,

bukan beban baru, (2) mulai dengan yang mudah,

murah dan mengembirakan, (3) mulai dari diri sendiri,

(4) berbagi dan berbagi, (5) apresiasi dan apresiasi.

Dari kondisi riil perencanaan pendidikan karak-

ter di SDN Bergaskidul 03 tidak jauh dari konsep

perencanaan pendidikan karakter. Seperti disampai-

kan Abidinsyah (2011), artinya guru dalam mengapli-

kasikan pendidikan karakter di SDN Bergaskidul 03

73

merencanakan dengan dasar kegembiraan, memulai

dengan yang sederhana dan juga merencanakan

pendidikan karakter harus dimulai dari sikap guru itu

sendiri sehingga lebih mudah ditularkan pada peserta

didik. Hal ini juga sesuai dengan visi SDN Bergaskidul

03 yang menyebutkan salah satu visinya adalah

membentuk insan yang berbudi luhur dan berakhlak

mulia, artinya seorang guru sebelum terjun dalam

memberikan bimbingan pada siswa hendaknya me-

miliki akhlak yang mulia dan berbudi luhur baik

secara lahir maupun batin.

Perencanaan pembelajaran disusun ketika jauh

hari sebelum KBM dilaksanakan, sehingga persiapan

matang dengan mengumpulkan materi pembelajaran

dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti:

video, artikel yang sesuai dengan materi. Kepala

sekolah menginstruksikan agar perencanaan pembela-

jaran (Pembelajaran) harus sudah siap sebelum me-

masuki pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya

menginstruksikan, mengawasi dan memberikan saran

kepada semua guru, serta memberikan motivasi dan

pengarahan keterkaitan persiapan pembelajaran di

SDN Bergaskidul 03 Semarang.

Pada perencanaan pembelajaran, guru memper-

siapkan segala perlengkapan administrasi baik dalam

bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga media

pendukung lainnya seperti power point dan video

pembelajaran. Protah dan promes biasanya diperoleh

dari tim KKG, sementara silabus mengacu pada

74

kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru. Guru

mempersiapkan perlengkapan administrasi pembela-

jaran selengkap-lengkapnya seperti penyusunan RPP,

silabus, media (PPT, video), dan materi penunjang

pembelajaran lainnya. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh Uzer Usman (2008: 61), bahwa

perencanaan pembelajaran atau biasa disebut

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang

akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.

Bagi guru, rencana pengajaran ini berfungsi sebagai

acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di

kelas agar lebih efisien dan efektif. Hal ini mengan-

dung arti bahwa konsep pendidikan karakter di SDN

Bergaskidul 03 perlu dirancang secara maksimal oleh

guru guna mencapai target yang diharapkan. Dalam

hal ini tentunya perencanaan pembelajaran juga

mengarah pada visi sekolah yaitu membentuk insan

berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas,

terampil, dan santun dalam berperilaku.

Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh

guru sendiri baik yang berupa protah, promes dan

juga RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing

dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga

sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang

lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-

naan pembelajaran menjadi semakin matang, guru

semakin siap dan pembelajaran semakin terarah.

75

Guru mempersiapkan secara mandiri. Jika

menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga

meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan

proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram

dan terarah sehingga kesesuaian nilai karakter yang

ditanamkan pada siswa dengan materi yang ingin

diajarkan. Kepala sekolah memberikan dukungan

berupa pengarahan-pengarahan. Tak jarang juga

kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan

pembelajaran agar direncanakan secara matang dan

terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswa

pada materi pembelajaran termasuk pembinaan

karakter kebangsaan pada diri siswa.

Maksud guru dalam persiapan perencanaan

pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas

bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih

bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih

menguasai materi dengan keterkaitan nilai pendidikan

karakter yang telah dipilih dan mudah dalam

menyampaikan pada siswa. Persiapan yang maksimal

ini meningkatkan pemahaman siswa pada materi

pembelajaran. Tujuan adanya penyusunan persiapan

perencanaan pembelajaran adalah agar PBM menjadi

lebih terarah dan tepat pada sasaran, pemilihan

strategi dan metode pembelajaran juga terencana dari

awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-

belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah

maksimal. Terlebih perencanaan pendidikan karakter

ini diharapkan mampu menyentuh aspek kognitif,

76

afektif dan psikomotorik. Hal ini senada dengan

pendapat Suwardi (2007: 30) bahwa perencanaan

pembelajaran merupakan suatu proses dan cara

berpikir mengenai sesuatu hal yang akan dilakukan

dengan tujuan agar diri seseorang dapat berubah.

Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik.

Guru tidak merasa ada kesulitan yang berarti,

karena guru sudah menyusun rencana pembelajaran

(RP) beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai

sehingga perencanaannya pun cukup lengkap dan

baik. Apalagi guru telah cukup lama mengampu guru

kelas di tingkat sekolah dasar. Hal ini juga karena

keaktifan guru cukup baik, dan didukung oleh ber-

bagai prestasi yang telah diraihnya sebagai guru

berprestasi.

Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-

an tidak menyusun secara sembarangan melainkan

mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan

oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari

pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah.

Kurikulum pusat sebagai acuan utama, sementara

kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum.

Guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal

kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan

utama pembelajaran yang didukung oleh sumber

penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-

dikan karakter khususnya.

77

Guru memiliki target utama dalam tahap per-

siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu

kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-

saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter

kebangsaan siswa bisa meningkat di samping pening-

katan nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas

KKM yang telah ditentukan.

Tujuan utama pada tahap persiapan perencana-

an pembelajaran oleh guru adalah berupa maksimal-

nya persiapan guru sehingga mampu menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-

jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-

rambu yang telah ditentukan.

4.3.2 Pelaksanaan Pembinaan Karakter Bangsa SDN

Bergaskidul 03 Semarang

Tahap kedua adalah pelaksanaan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam membina

karakter kebangsaan pada siswapsiswa SDN Bergas-

kidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang tidak jauh

berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain.

Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang

harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran.

Salah satu tata tertib itu berupa “pembacaan doa”

sebelum memulai pembelajaran. Guru memulai pem-

belajaran dengan serangkaian bacaan berdoa dan

dilanjutkan dengan memberikan gambaran secara

78

garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana

arah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru

secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk

tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga

selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu

pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada

tahapan perencanaan. Pengaturan waktu tersebut

meliputi alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu

penyampaian materi dan alokasi waktu evaluasi serta

penutupan pembelajaran. Guru mengatur urutan

pembelajaran ini dengan membatasi aturan waktu

semisal pembukaaan selama kurun waktu 10 menit,

materi 30 menit, dan penutup 5 menit.

Guru mengatur pelaksanaan pembelajaran seca-

ra maksimal, baik pengaturan waktu, pengaturan

tempat duduk, maupun persiapan media pembelajar-

an. Hal ini menjadikan proses pelaksanaan pem-

belajaran menarik bagi siswa. Siswa sangat memper-

hatikan materi pelajaran Pembelajaran yang disampai-

kan oleh guru dengan seksama. Siswa juga menghor-

mati dan menghargai guru saat menyampaikan materi

pelajaran. Guru juga mampu mengajak komunikasi

pada siswa secara interaktif. Komunikasi dua arah

antara guru dan siswa ini menjadikan suasana

pembelajaran menjadi kondusif. Banyak siswa yang

aktif bertanya kepada guru, ada interaksi guru dengan

siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran

berjalan dengan lancar. Siswa menanyakan materi

79

yang kurang dipahami dan guru memberikan penje-

lasan kembali pada siswa. Tidak ada siswa yang

mengantuk ataupun cerita sendiri, melainkan semua

siswa memperhatikan pembelajaran.

Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai

fasilitas yang cukup lengkap sebagai penunjang pem-

belajaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik,

dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan mengfasili-

tasi setiap ada laporan kepadanya ketika ada berbagai

permasalahan yang ada di kelas, baik siswa dan guru,

maupun fasilitas penunjang pembelajaran lainnya,

seperti LCD dan komputer.

Faktor pendukung dari SDN Bergaskidul 03

sudah ada sejak visi misi yang dibuat bersama-sama

kepala sekolah dan guru, sehingga mau tidak mau

siswa-siswi SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab.

Semarang dapat mewujudkan visi misi sekolah yang

sudah ditetapkan.

Bentuk pendidikan karakter bangsa dalam

pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual

dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual

pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-

an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara

setiap hari Senin, upacara peringatan hari besar

nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya.

Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga

diselipkan pada setiap pembelajaran. Pendidikan

karakter kebangsaan secara tekstual akan terlihat

80

pada kegiatan sekunder seperti upacara peringatan

hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti,

semangat gotong-royong menjalin persatuan. Guru

menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan

pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa untuk

saling bekerjasama saat pembelajaran dilaksanakan.

Hal ini menunjukkan adanya pendidikan karakter

dalam hal kerjasama, komunikasi antar siswa dan

guru, dan pendidikan karakter mengenai hubungan

dengan orang lain.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Berkowitz,

Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan

bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari

hasil penelitiannya dijelaskan bahwa, paling tidak ada

25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendi-

dikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang

paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya

ada 10, yaitu:

(1) Perilaku seksual; (2) Pengetahuan tentang

karakter (Character knowledge); (3) Pemahaman tentang moral sosial; (4) Ketrampilan pemecahan

masalah; (5) Kompetensi emosional; (6) Hubungan

dengan orang lain (Relationships); (7) Perasaan

keterikan dengan sekolah (Attachment to school). (8) Prestasi akademis; (9) Kompetensi berkomuni-

kasi; (10) Sikap kepada guru (Attitudes toward teachers).

Jika dibandingkan antara penelitian Berkowitz,

Battistich, dan Bier dengan penelitian ini terdapat

perbedaan, dimana penelitian ini lebih sempit karna

fokus pada pendidikan karakter yang berorientasi

81

pada karakter kebangsaan, namun menyentuh hasil

penelitian yang diteliti oleh Berkowitz, Battistich, dan

Bier yang cakupannya lebih luas.

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam

pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada

kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-

naan pembelajaran oleh guru karena mendapat

dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan

semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran.

Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung

seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Guru menemui hambatan dalam keberlang-

sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan

pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan

karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang

sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus

listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terle-

bih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator

sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya

listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan

LCD, demikian juga menjadikan ruangan menjadi

gelap dan suhu panas karena AC juga tidak berfungsi.

Meskipun demikian guru mengharapkan siswa men-

sikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang

pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelak-

sanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.

Guru mengelola pembelajaran secara interaktif.

Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa dituntun agar

82

aktif, kreatif dan memiliki motivasi dalam pembela-

jaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan

guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata,

melainkan ada interaksi dua arah antara guru dengan

siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung

antara guru dan siswa.

Guru menggunakan media pembelajaran guna

mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajar-

an. Media yang digunakan cukup bervariatif dari yang

sederhana hingga yang bernuansa elektronik. Seperti

LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.

Guru sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas

terlebih dahulu mengajak siswa menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Guru

selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin

dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter

kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasio-

nalisme yang tinggi.

4.3.3 Evaluasi yang Dilakukan oleh Guru dalam

Pembinaan Karakter Bangsa pada Siswa SDN

Bergaskidul 03 Semarang

Tahap ketiga adalah evaluasi sebagai tahap

akhir dalam serangkaian proses pembelajaran di SDN

Bergaskidul 03. Dalam evaluasi pendidikan karakter

sesuai dengan materi pembelajaran yang ada secara

terprogram dan terencana juga dapat dinilai pada saat

awal pembelajaran, inti pembelajaran. Evaluasi dilak-

83

sanakan secara terprogram dan terencana oleh guru

setelah pembelajaran selesai. Guru juga memberikan

evaluasi pada siswa dalam waktu yang tidak terjadwal

guna mengetahui kesiapan siswa pada setiap pem-

belajaran. Guru mengadakan evaluasi pada akhir

pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1 kali.

Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2 minggu

sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga mengada-

kan evaluasi secara mendadak/insidentil pada siswa

tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sengaja

dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa

dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi, yang

biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan

secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali.

Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara

individu maupun kelompok, sehingga guru memberi-

kan evaluasi minimal dua jenis, baik yang idividual

maupun kelompok.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan

dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa

menjadi lebih mudah memahami secara menyeluruh.

Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan

singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak

tokoh gambar, dan pendiskripsian sebuah perma-

salahan yang ada.

Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah agar

memudahkan guru dalam memantau tingkat keber-

84

hasilan siswa dan mengetahui sejauhmana pemaham-

an siswa pada materi pembelajaran. Guru menjadi

mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-

ma materi pembelajaran, sehingga guru bisa mencari

solusi tindak lanjutnya.

Keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari ber-

bagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif

siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus

pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter

yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah

dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan

siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran

khususnya mengenai karakter kebangsaan.

Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajar-

an mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,

khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa

dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan

yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.

Format penilaian pembelajaran dalam membina

karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-

kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-

acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-

mana yang tersedia dalam RPP. Format penilaian

pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan

pada siswa-siswa SDN Bergaskidul Semarang diper-

siapkan oleh guru dengan mengacu pada perencanaan

awal pembelajaran sebagaimana yang tersedia dalam

85

RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, parti-

sipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.

Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-

belajaran dalam membina karakter kebangsaan meru-

pakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran.

Hasil komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai

nilai yang diperoleh dengan standar nilai KKM. Kriteria

siswa yang dinilai berhasil dalam pembelajaran mem-

bina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari

berbagai aspek pembelajaran yang mencakup aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasilnya dijumlah-

kan dirata-rata dengan mengacu pada KKM yang telah

ditentukan dengan nilai 75. Hasil nilai pendidikan

karakter dapat dilihat juga dalam perilaku anak

sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam

masyarakat yang mencerminkan visi misi SDN

Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang.