bab iv hasil dan pembahasan a. deskripsi objek penelitian
TRANSCRIPT
42
a. Dukungan organisasi diukur dari struktur organisasi, kejelasan pembangian tugas
dan mekanisme kerja, ketersediaan teknologi dan sarana prasarana.
b. Kemampuan manajemen diukur dari kepemimpinan efektif, kemampuan
koordinasi.
c. Kompetensi aparat diukur dari kemampuan dan ketrampilan teknis, motivasi dan
etos kerja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Dairi merupakan lembaga Tenaga Teknis Pelayanan di Daerah yang pembentukannya
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
setelah diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 Tahun 2016
tentang Pembentukan Perangkat Daerah.
Seiring dengan terbentuknya DPMPPTSP Kabupaten Dairi, lembaga teknis
tersebut diberikan tugas untuk mengemban dan fungsi di bidang penanaman modal dan
pelayanan perizinan terpadu satu pintu yang tertuang dalam peraturan Bupati dairi
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi dan
Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi mempunyai tugas membantu Bupati
Dairi melaksanakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
Organisasi dan tata Kerja DPMPPTSP Kabupaten Dairi dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
daerah. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada DPMPPTSP, mempunyai
tugas membantu Bupati Dairi di Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu.
1. Visi dan misi
Visi DPMPPTSP Kabupaten Dairi adalah “ Pelayanan Perizinan yang Prima
menuju masyarakat dairi yang maju dan sejahtera”.
Pernyataan visi tersebut terdiri dari dua frase kunci yaitu pertama, pelayanan prima dan
kedua, yaitu masyarakat maju dan sejahtera. Frase kunci pertama merupakan
implementasi salah satu arah kebijakan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Dairi
yaitu meningkatkan mutu layanan publik melalui perbaikan system, peningkatan sarana
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
prasarana, dengan memperhatikan azas kecepatan layanan, kejelasan prosedur dan tarif
(transparansi) serta dukungan fasilitas teknologi informasi yang modern.
Misi DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
a. Meningkatkan sarana-prasarana dan profesionalisme Sumber Daya Manusia
Pelayanan Perizinan.
b. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan.
c. Meningkatkan Koordinasi dengan semua pihak terkait Pelayanan Perizinan.
2. Tugas Pokok
Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi menyelenggarakan fungsinya :
a. Perumusan kebijakan di bidang penanaman modal, pelayanan informasi,
penanganan pengaduan dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
b. Pelaksanaan kebijakan bidang penanaman modal, pelayanan informasi,
penanganan pengaduan dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang penanaman modal, pelayanan
informasi, penanganan pengaduan dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
d. Pelaksanaan administrasi bidang penanaman modal, pelayanan informasi,
penanganan pengaduan dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu.
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
4. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Dairi
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat membawahi 2 (dua) Subbagian yaitu :
1. Subbagian Perencanaan, Program, Pelaporan dan Keuangan.
2. Subbagian Umum, Kepegawaian dan Aset
c. Bidang Penanaman Modal membawahi 3 (tiga) seksi yaitu :
1. Seksi Pengendalian Penanaman Modal
2. Seksi Pengembangan Iklim Penanaman Modal
3. Seksi Promosi Penanaman Modal.
d. Bidang Pelayanan Informasi dan Penangan Pengaduan membawahi 3 (tiga) seksi
yaitu :
1. Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi;
2. Seksi Pelayanan Administrasi Permohonan
3. Seksi Penanganan Pengaduan.
e. Bidang Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu membawahi3 (tiga) seksi yaitu:
1. Seksi Pelayanan I
2. Seksi Pelayanan II
3. Seksi Pelayanan III
f. Kelompok jabatan Fungsional
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
5. Jumlah pegawai DPMPPTSP sampai 31 Desember 2017 sebanyak 26 orang, terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 21 orang dan tenaga non PNS sebanyak 5
orang. Komposisi pegawai menurut tingkatan pendidikan sebagaimana Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Tingkatan pendidikan PNS di DPMPPTSP
No
Uraian
Tingkatan Pendidikan S2 S1 D-III SMU SLTP SD JLH
(orng) Struktural 1 Kepala Dinas - 1 - - - - 1 2 Sekretaris - 1 - - - - 1 3 Kepala Bidang - 3 - - - - 3 4 Kasubbag - 2 - - - - 2 5 Kepala Seksi 2 4 - 3 - - 9 Non Struktural 1 Staf - 2 2 1 - 5 2 Tenaga Honorer - 1 2 1 1 - 5 Jumlah 2 14 4 4 2 - 26
Sumber data : Lakip DPMPPTSP 2018
Sitem pelayanan perizinan terpadu satu pintu pada hakekatnya merupakan upaya
peningkatan efesiensi dan efektivitas dengan memperpendek jarak antara kondisi
geografis wilayah dari fungsi layanan terkait, sehingga pemberian pelayanan lebih
singkat kepada pengguna layanan dilihat dari sisi akses dan proses pemberian
pelayanan. Penerapan konsep ini mensyaratkan adanya penyederhanaan prosedur dan
integrasi penyelenggaraan pelayanan dalam satu tempat agar dapat memberikan
pelayanan yang lebih mudah, sederhana, cepat, murah.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012, system pelayanan
terpadu dibedakan atas pelayanan terpadu satu pintu dan pelayanan terpadu satu atap.
Sistem pelayanan terpadu satu pintu berupa pelayanan yang terintegrasi dalam satu
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
kesatuan proses dimulai tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk
pelayanan melalui satu pintu, dengan tujuan:
1. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat.
2. Memperpendek proses pelayanan
3. Mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan
terjangkau.
4. Mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat.
Dasar utama pelaksanaan system pelayanan terpadu adalah pendelegasian kewenangan
dari Kepala Daerah kepada PTSP meliputi :
1. Penerimaan dan pemprosesan permohonan pelayanan yang diajukan sesuai dengan
Standar Pelayanan dan menerbitkan produk pelayanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Penolakan permohonan pelayanan yang tidak memenuhi persyaratan Standar
Pelayanan.
3. Pemberian persetujuan dan/atau penandatangan dokumen perizinan dan/atau non
perizinan atas nama pemberi delegasi wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Pemberian persetujuan dan/atau penandatangan dokumen perizinan dan nonperizinan
oleh penerima wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Penerimaan dan pengadministrasian biaya jasa pelayanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6. Penetapan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Fungsi PTSP di lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi melekat pada
DPMPPTSP dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 20 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
dinyatakan bahwa tugas pokok Kepala DPMPPTSP melaksanakan urusan pemerintahan
bidang penananam modal, pelayanan informasi, penanganan pengaduan dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu serta pelayanan administrasi dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas lingkup dinas sesuai pendelegasian kewenangan dari Bupati.
Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman penyelenggaraan perizinan
dan non perizinan melalui PTSP mempertegas kedudukan DPMPPTSP sebagai
perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggaraakan pelayanan
perizinan dan non perizinan yang didelegasikan dengan pola PTSP.
Dasar pelayanan PTSP di atur melalui Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 Tahun
2018 tentang Pelimpahan wewenang Bupati dalam penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan non perizinan di lingkungan pemerintah Kabupaten Dairi, sebanyak 113
jenis pelayanan perizinan dan 0 jenis layanan non perizinan berupa segala bentuk
kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi seseuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Rincian jenis pelayanan dapat di lihat pada table. 4.2.
Tabel. 4.2 Jenis Pelayanan Perizinan di DPMPPTSP
No Bidang Jenis Izin I Penanaman Modal 1.Pendaftaran Penanaman Modal 2.Izin Usaha Penanaman Modal
berbagai sektor usaha II Data Informasi 1. Izin Pendirian Satuan PAUD 2. Izin Pendirian Satuan TK 3. Izin Pendirian SD 4. Izin Pendirian SMP 5. Izin Pendirian Satuan Pendidikan
Non Formal
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
6.Izin dan Pendaftaran Lembaga Pelatihan Kerja
7.Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)
8.Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing (IMTA)
9.Izin Jasa Penunjang Ketenagakerjaan III Perizinan Tertentu 1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 2.Sertifikat Laik Fungsi Bangunan
Gedung 3.Izin Pemanfaatan dan Penggunaan
Ruang Milik Jalan 4.Izin Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan 5.Izin Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Permukiman 6.Sertifikat Kepemilikan Bangunan
Gedung (SKBG) 7.Izin Pengumpulan Sumbangan 8.Izin Lokasi 9.Izin Membuka Tanah 10.Izin Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah 11.Izin Lingkungan 12.Izin Penyimpanan Sementara
Limbah B3 13.Izin Pengumpulan Limbah B3 14.Izin Pendaurulangan Sampah/
Pengolahan Sampah,Pengangkutan Sampah dan Pemprosesan Akhir Sampah
15.Izin Pembuangan Air Limbah 16.Izin Penyelenggaraan Pembangunan
Fasilitas Parkir 17.Izin Penyelenggaraan Angkutan
Orang Dalam Trayek Perdesaan dan Perkotaan
18.Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek Taksi dan Angkutan Kawasan Tertentu
19.Izin Membawa Cagar Budaya ke Luar daerah Kabupaten Dairi
20.Izin Penggunaan Arsip Yang Bersifat Tertutup
21.Izin Pemanfaatan Langsung Panas
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Bumi dalam daerah Kabupaten Dairi - Izin pendirian Fasilitas Kesehatan 22.Izin Rumah Sakit Kelas C 23.Izin Rumah Sakit Kelas D 24.Izin Klinik - Izin Operasional Fasilitas Kesehatan 25. Izin Rumah Sakit Kelas C 26. Izin Rumah Sakit Kelas D 27. Izin Puskesmas 28.Izin Klinik 29 Surat Izin Apotek 30.Toko Obat 31.Izin Toko Alat Kesehatan 32.Toko Optikal 33.Laboratorium Klinik 34.Surat Izin Panti Sehat 35.Surat Izin Praktik Dokter 36. Surat Izin Praktik Dokter Spesialis 37. Surat Izin Praktik Dokter Gigi 38.Surat Izin Praktik Dokter Gigi
Spesialis 39. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) 40.Surat Izin Praktik Tenaga
Kefarmasian (SIPTTK) 41. Surat Izin Praktik Ahli Tehnologi
Laboratorium Medik (SIP-ATLM) 42. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) 43. Surat Izin Kerja Perawat (SIKP) 44. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) 45. Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) 46. Surat Izin Kerja Perekap Medis
(SIK Perekam Medis) 47. Surat Izin Kerja Radiografer (SIKR) 48.Surat Izin Praktik Tenaga Gizi
(SIPTGz) 49.Surat Izin Kerja Tenaga Gizi
(SIKTGz) 50. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian
(SIKTS) 51. Surat Izin Praktik Penataan Anestesi
(SIPPA) 52. Surat Izin Praktik Optometris (SIP-
O) 53.Surat Izin Praktik Refraksionis
Optisien (SIKRO)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
54.Surat Izin Kerja Refraksionis Optisien (SIKRO)
55. Surat Izin Kerja Optometris (SIKO) 56. Surat Izin Kerja Fisiotrafis (SIKF) 57. Surat Izin Praktik Fisiotrafis (SIPF) 58. Surat Izin Praktik Terapis Gigi dan
Mulut (SIPTGM) 59.Surat Terdaftar Penyehat Tradisional
(STPT) IV Perizinan Usaha 1.Izin Usaha Angkutan Orang dan/atau
angkutan barang 2.Izin Usaha Simpan Pinjam Untuk
Koperasi 3.Izin Pembukaan Kantor Cabang,
Cabang Pembantu dan Kantor Kas Koperasi Simpan Pinjam Untuk Koperasi
4.Tanda Daftar Usaha Daya Tarik Wisata
5.Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata
6. Tanda Daftar Usaha Jasa Transportasi Wisata
7. Tanda Daftar Usaha Jasa Perjalanan Wisata
8. Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman dan Jasa Boga
9.Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi
10.Tanda Daftar Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi
11.Tanda Daftar Usaha penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran
12Tanda Daftar Usaha Jasa Informasi Pariwisata
13.Tanda Daftar Usaha Jasa Konsultan Pariwista
14.Tanda Daftar Usaha Jasa Pramuwista 15. Tanda Daftar Usaha Wisata Tirta 16. Tanda Daftar Usaha Usaha Spa 17.Izin Usaha Budidaya Tanaman
Pangan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
18.Izin Usaha Tanaman Pangan Proses Produksi
19.Izin Usaha Tanaman Pangan Penanganan Pasca panen
20. Izin Usaha Budidaya Hortikultura 21.Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya
Tanaman Perkebunan 22.Surat Tanda Daftar Usaha Industri
Pengolahan Hasil Perkebunan 23. Izin Usaha Perkebunan 24.Izin Usaha Perkebunan Untuk
Budidaya 25.Izin Usaha Perkebunan Untuk
Pengolahan 26.Izin Usaha Produksi Benih/Bibit
Ternak dan Pakan 27.Fasilitas Pemeliharaan Hewan,
Rumah Sakit Hewan, Pasar Hewan, Rumah Potong Hewan.
28.Izin Usaha Pengecer (Toko, Retail, Sub Distributor) Obat Hewan
29.Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 30.Surat Izin Usaha Perdangangan
(SIUP) 31.Izin Pengelolaan Pasar Tradisional
dan Pasar Rakyat 32. Izin Pusat Perbelanjaan 33. izin Usaha Toko Modern (IUTM) 34.Izin Reklame 35. Tanda Daftar Gudang 36.Surat Keterangan Penyimpanan
Barang (SKPB) 37.Surat Tanda Pendaftaran Waralaba
(STPW) 38.Izin Usaha Perdangangan Minuman
Beralkohol Golongan B dan C Untuk Pengecer dan Penjual Langsung Minum di Tempat.
39.Izin Usaha Industri (IUI) Kecil dan Menengah
40.Izin Perluasan Usaha Industri Kecil dan Menengah (IPUI)
41.Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) 42.Izin Perluasan Kawasan Industri
(IPKI)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
43.Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional (Non Kecil dan Kecil)
Sumber data : Diolah oleh penulis data dari DPMPPTSP Kab. Dairi Thn 2018
B. Hasil.
1. Evaluasi Kinerja Pelayanan
Kinerja pelayanan dalam penelitian ini diartikan sebagai hasil capaian atau
prestasi kerja PTSP pada kurun waktu tertentu, untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan sebagai wujud nyata dari akuntabilitas publik. Evaluasi kinerja
pelayanan merupakan proses penilaian pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok
orang atau unit-unit di DPMPPTSP sebagai penyelenggara pelayanan pada PTSP dan
memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik pada masa
mendatang.
a. Produktivitas
Pengertian produktivitas dalam penelitian ini adalah kemampuan penyelenggara
pelayanan menghasilakan keluaran yang diberikan dan diterima sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan. Dimensi produktivitas PTSP di lihat dari fenomena sebagai berikut :
1). Volume penerbitan izin
2). Kontribusi penerimaan retribusi perizinan terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD)
Informan utama pada dimensi produktivitas adalah kepala DPMPPTSP Kabupaten
Dairi dan informan lainnya adalah kepala Bidang Perizinan di Lingkungan DPMPPTSP
Kabupaten Dairi.
1). Volume penerbitan izin
Penyajian hasil berdasarkan format yang diolah peneliti mengingat
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan pada DPMPPTSP Kabupaten
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Dairi telah mengalami perubahan sesuai dengan pendelegasian dari Bupati sebagai
berikut :
a). Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 Tahun 2012 (saat itu kelembagaan
dalam bentuk Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu).
b). Peraturan Bupati Dairi Nomor 12 Tahun 2013
Perizinan usaha 39 jenis, Perizinan tertentu 11 jenis, Penanaman Modal 12 Jenis,
data dan Informasi 10 Jenis
c). Peraturan Bupati Dairi Nomor 4 Tahun 2017
Perizinan usaha 40 jenis, Perizinan tertentu 22 jenis, Penanaman Modal 8 Jenis,
data dan Informasi 9 jenis
d. Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 Tahun 2018
Perizinan usaha 43 jenis, Perizinan tertentu 59 jenis, Penanaman Modal 2 Jenis,
data dan Informasi 9 jenis
Hasil studi dokumentasi menunjukkan bahwa realisasi penerbitan izin mulai tahun
2014 – 2017 sebanyak 2.680 dengan rincian berdasarkan jenis izin sebagaimana
Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Volume Penerbitan Izin DPMPPTSP Kabupaten Dairi Tahun 2014 – 2017
No Jenis Izin Tahun 2014 2015 2016 2017
1 Bidang Perizinan Usaha a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 270 295 320 189 b.Surat Izin Usaaha Perdagangan 190 188 220 125 c.Izin Usaha Industri 6 4 14 1 d..Izin Lingkungan 4 14 11 8 e. Izin Usaha Jasa Konstruksi 47 37 78 52 f.Izin Reklame 6 31 32 31 g.Tanda Daftar Usaha Perjalanan
Wisata (Biro Perjalanan Wisata) 1 0 0 0
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
h. Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dalam trayek Perdesaan dan Perkotaan
0 0 0 1
i. Izin usaha mobil angkutan orang
0 0 4 1
j.Izin usaha mobil angkutan barang
4 3 1 1
kTanda Daftar usaha jasa makanan dan minuman, Jasa Boga
0 1 2 1
2 Bidang Perizinan Tertentu a,Izin Gangguan pemanfaatan
Tanah 1 1 0 1
b.Izin Mendirikan Bangunan 70 65 75 64 c.Izin Pendirian Pendidikan
PAUD 27 66 36 34
d.Izin Pendirian TK 4 7 0 0 e.Izin Pendirian SD 4 1 0 0 f.Izin Pendirian SMP 2 1 1 0 g.Izin Pendirian SMA 1 0 0 0 h.Izin Lembaga Pelatihan Kerja 3 2 1 0 i.Izin Lembaga Kursus 8 1 2 0 j.izin Tempat Berjualan Minuman
Beralkohol 1 0 1 1
3 Bidang Penanaman Modal a.Izin Prinsip 0 0 0 1 b.Tanda daftar Industri 0 0 5 0 649 717 803 511 Sumber : Di olah peneliti dari data DPMPPTSP Kabupaten Dairi 2018
Pada Tabel 4.3. dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan volume penerbitan izin
tahun 2014, 2015 dan 2016, namun hal sebaliknya terjadi pada tahun 2017 yaitu adanya
penurunan volume penerbitan izin. Kondisi ini dikarenakan pada tahun 2017 jumlah
masyarakat yang mengajukan permohonan izin lebih sedikit dari pada tahun 2016.
2). Kontrubusi Retribusi Perizinan terhadap PAD.
Hasil kontribusi penerimaan retribusi dihitung berdasarkan persentase penerimaan
retribusi terhadap realisasi PAD pada tahun berjalan, berdasarkan studi dokumen
hasilnya dapat di lihat pada table 4.4.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Tabel 4.4. Kontribusi Retribusi Perizinan terhadap PAD Kabupaten Dairi Tahun 2014 – 2017 NO Tahun Target Retribusi
Perizinan (Rp). Realisasi PAD
(Rp) %
1 2014 300.000.000.- 216.854.682.- 98, 2 2015 395.000.000.- 434.194.885.- 109,95 3 2016 270.000.000.- 278.758.200.- 102 4 2017 263.000.000.- 277.526.349.50.- 105 Sumber : Di olah peneliti dari data DPMPPTSP Kabupaten Dairi
b. Kualitas Layanan.
Pengertian kualitas layananpada penelitian ini adalah kepuasan pengguna layanan
terhadap pemberian layanan. Fenomena untuk melihat kualitas layanan menggunakan
ukuran yang termasuk dalam kategori proses penyampaian pelayanan dari
penyelenggarakepada pengguna layanan.Merujuk pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan, ukuran tersebut meliputi persyaratan, mekanisme dan
prosedur, jangka waktu pelayanan, biaya pelayanan, penanganan pengaduan saran dan
masukan.
Informan utama pengumpul data kualitas pelayanan adalah pengguna layanan dan
informan lainnya adalah unsur dinas instansi terkait.
1). Persyaratan
Rujukan persyarakatn untuk pemberian pelayanan perizinan pada PTSP adalah
Peraturan Daerah Kabupaten Dairi sesuai dengan pelayanan yang diatur dan ditetapkan.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa pengguna layanan umumnya merasa puas
dengan ketentuan persyarakatn untuk setiap jenis pelayanan yang diberikan. Tidak ada
dokumen lain yang diperlukan ditambahan sebagai kelengkapan persyaratan untuk
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
setiap jenis layanan, selain yang tertera dalam formulir dan penjelasan petugas ketika
melakukan pendaftaran di DPMPPTSP. Pengguna layanan merasakan adanya
kemudahan dengan tersebarn informasi persyaratan khususnya bagi jenis layanan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) dalam bentuk banner diseluruh Kantor Kelurahan dan
Kantor Kecamatan. Kepusan lain yang disampaikan pengguna layanan adalah adanya
kemudahan dengan pemberlakuan perizinan parallel, dimana tidak ada persyaratan
berulang untuk pengurusan izin usaha lanjutan, sebagaimana kutipan wawancara dengan
informan sebagai berikut :
“ Mudah, tidak ada berkas persyaratan sama yang diminta lagi untuk pembuatan Izin Jasa Boga, cukup melangkapi persyaratan di Izin Gangguan saja” (NH, Pengguna Layanan di Kecamatan Sidikalang, Kitipan wawancara 18 Januari 2019)
Pernyataan informan lainnya menguatkan penilaian tentang kesesuaian
persyaratan dengan ketentuan regulasi, sebagaimana penjelasan sebagai berikut:
“Persyaratan sih mudah, tidak terlalu rumit. Sesuai dengan yang tertera di selebaran,spanduk, itukan dasarnya Perda. Cuman ketika kita mengurus karena tempatnya tidak satu pintu, kenyataanya setiap urusan kita harus ke SPKP/OPD nah ini yang menjadi kendala”. (GP, Pengguna Layanan di Kecamatan Sitinjo, Kutipan wawancara 22 Januari 2019)
2). Mekanisme dan Prosedur.
Fenomena ini di nilai dari pendapat pengguna layanan terhadap mekanisme dan
prosedur berdasarkan Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pelimpahan
Wewenang Perizinan kepada DPMPPTSP, sebagaimana pada Gambar 4.1. dan 4.2.
INVESTOR/PEMOHON FRONT OFFICE Petugas memberikan informai : Persyaratan, Waktu, Formulir Pendaftaran
BACK OFFICE Petugas melakukan : Registrasi Berkas, Verifikasi, Validasi, Entry Data, Penjadwalan, Pembahasan permohonan, pemprosesan izin
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Gambar 4.1.
Alur Pelayanan Perizinan Sumber : Di Kutip dari Keputusan Bupati Dairi Nomor 205/065/V/2018
Prosedur penyelenggaraan izin baru pada PTSP Kabupaten Dairi dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a). Pemohon mengambil formulir dn mendapatkan informasi persyarakatn di bagian
Informasi yang telah disedikan oleh DPMPPTSP.
b). Pemohon mengisi formulir dan melengkapi persyaratan.
c). Apabila pengurusan izin dikuasakan maka wajib melapirkan surat kuasa yang
bermaterai cukup dan ditandatangani oleh pemilik atau pengurus atau
penanggungjawab usaha.
d). Formulir permohonan dan kelengkapan berkas persyaratan dibuat dalam rangkap 2
(dua)Petugas di Bagian Pendaftaran menerima berkas serta meneliti kelengkapan dan
kebenaran berkas permohonan yang diajukan oleh pemohon.
e). Apabila berkas dinyatakan telah lengkap dan benar akan mengembalikan berkas
permohonan untuk dilengkapi
f). Berkas yang dinyatakan telah lengkap dan benar akan diberi resi penerimaan berkas
oleh petugas dibagian pendaftaran, selanjutnya dientri dalam aplikasi SIPPODA
(Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Online Dairi) dan diteruskan ke Kepala Seksi
terkait dengan melapirkan blanko kendali pada berkas permohonan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
g). Apabila hasil verifikasi dan validasi menyatakan bahwa berkas tidak memenuhi
persyaratan untuk dilakukan pemprosesan, berkas dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi kembali.
h). Apabila hasil verifikasi dan validasi menyatakan bahwa :
(1). Berkas memenuhi persyaratan tanpa peninjauan lokasi dan/atau pengkajian oleh
Tim Teknis, maka naskah perizinan dapat di proses oleh Kepala Seksi terkait dan
di paraf oleh Kabid Perizinan sebelum ditandatangani oleh Kepala Dinas.
(2). Berkas memenuhi persyaratan administrasi tetapi memerlukan peninjauan lokasi
dan/atau pengkajian oleh Tim Teknis, maka Kepala Seksi terkait membuat jadwal
dan mengundang staf secretariat Tim Teknis untuk melakukan peninjauan lokasi
dan/atau pengkajian.
i). Tim Teknis membuat rekomendasi berdasarkan laporan hasil peninjauan lokasi
dan/atau pengkajian dilengkapi dengan Berita Acara yang ditandatangi oleh staf
sekretariat Tim Teknis dan Pemohon kepada Kepala DPMPPTSP.
j). Apabila berdasarkan Rekomendasi dan Berita Acara hasil peninjauan lokasi dan/atau
Tim teknis menyatakan bahwa :
(1). Berkas tidak memenuhi persyaratan, Kepala Seksi terkait membuat draf
penolakan dan di paraf oleh Kepala Bidang Perizinan sebelum ditandatangani oleh
Kepala Dinas.
(2). Berkas memenuhi persyaratan administrasi, Kepala Seksi terkait membuat draf
penetapan izin dan di paraf oleh Kepala Bidang Perizinan sebelum ditandatangani
oleh kepala Dinas.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
k). Pemohon membayar retribusi ke Bendahara Penerima DPMPPTSP, bagi izin yang
wajib retribusi.
l). Berdasarakan bukti pembayaran dan/atau resi penerima berkas yang telah
diregistrasi, pemohon mengambil dokumen perizinan di Bagian Pengambilan Izin.
Keluhan yang disampaikan pengguna layanan adalah adanya ketidak sesuaian
antara prosedur pelayanan yang ditetapkan dengan pengalaman langsung pada saat
pengurusan izin, yakni ketika pengguna layanan di minta mengurus sendiri rekomendasi
dari beberapa SKPD/OPD teknis sebagaimana penjelasan informan sebagai berikut :
“Belum sepenuhnya satu pintu. Harapan kami kalau perizinan itu satupintu, semua itu harus clear di satu tempat, Kalau ngurus rumah makan itu tidak terlalu rumit paling rekomendasi dari pariwisata, kesehatan. Saat itu rekomendasinya saya ngurus sendiri…sudah saya sampaikan ke pak Sirait, pak kalau sistemnya seperti ini tidak bakalan ada orang dari Kecamatan Gunung Sitember akan mengurus perizinan, karena ribet “(OM, Pengguna Layanan di Kecamatan Berampu, Kutipan wawancara 21 Januari 2019)
Pendapat yang relative sama disampaikan informan lainnya terhadap prosedur
pelayanan izin PTSP sebagai berikut :
“Dari sisi alur cukup mudah dimana berkas permohonan izin, pembayaran dan dokumen izin yang dibuat diterima ditempat yang sama di loket pelayanan. Hanya saja jika ingin cepat selesai, kelengkapan rekomendasinya dari instasi luar seperti rekomendasi dari lingkungan hidup, kesehatan dan pariwisata harus diurus sendiri, termasuk saya, Petugas pendaftaran saat itu menyampaikan kalau mau cepat rekomendasinya teknisnya dari Lingkungan Hidup, Dinkes, Pariwisata di urus sendiri saja, karena Tim teknis mau dinas” (NH, Pengguna Layanan di Kecamatan Sidikalang, kutipan wawancara 21 Januari 2019) PEMOHON LOKET
INFORMASI LOKET PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN IZIN
PEMPROSESAN
LOKET PEMBAYARAN
Mencari Informsi
Memberikan Informsi dan Formulir
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Gambar 4.2. Mekanisme/Alur Pelayanan Perizinan
Sumber : Di Kutip dari Keputusan Bupati Dairi Nomor 205/065/V/2018
Mengisi Formulir dan Melengkapi Persyaratan
Menerima dan Memeriksa Berkas Permohonan
Lengkap
Resi Penerimaan Berkas
Membuat Tanda Terima Berkas Permohonan
Pembahasan dan Peninjauan Lapangan
Lengkap Surat Penolakan Izin
Cetak Surat Izin dan Pengadministrasian Surat izin
Cetak SKRD
Memberikan SKRD
Menerima SKRD dan Membayar Retribusi
Menerima Bukti Pembayaran dan Menyerahkan Surat Izin Surat Izin
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Merujuk pada ketentuan prosedur pelayanan sesuangguhnya tidak ada keharusan
bagi pengguna layanan untuk mengurus rekomendasi teknis di SKPD/OPD terkait,
pemohon cukup menyampaikan formulir berikut kelengkapan persyaratannya di Bagian
Pendaftaran, kemudian membayar retribusi sesuai ketentuan dan terakhir mengambil
dokumen izin pada Bagian Pengambilan Izin. Kondisi ini sering terjadi karena
pengguna layanan berharap proses perizinan dapat lebih cepat diselesaikan.
3). Jangka waktu pelaayanan.
Fenomena ini di nilai dari pendapat pengguna layanan terhadap kesesuaian perizinan
dengan jangka waktu pelayanan yang ditetapkan dalam Sumber : Di Kutip dari
Keputusan Bupati Dairi Nomor 205/065/V/2018 tentang Standar Opearsional Prosedur
Pelayanan Perizinan dan Penanganan Pengaduan pada Dinas Penananaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi. Jangka waktu pelayanan di
bidang perizinan tertentu beragam sesuai dengan jenis izin yang diberikan sebagaimana
tabel 4.5.
Tabel. 4.5 Jangka waktu Pelayanan sesuai SOP DPMPPTSP
NO. BIDANG DAN JENIS PERIZINAN
JANGKA WAKTU
PENYELESAIAN PERIZINAN
TARIF
(Rp)
I. BIDANG PENANAMAN MODAL 1. Pendaftaran Penanaman Modal 2 hari kerja 0
2. Izin Usaha Penanaman Modal Berbagai Sektor Usaha
5 hari kerja untuk Izin Usaha dan Perubahan Izin Usaha dan 6 hari kerja untuk Izin Usaha Penggabungan
0
II. BIDANG PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
1. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
13 hari kerja 0
2. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK)
13 hari kerja 0
3. Izin Pendirian Sekolah Dasar (SD) 13 hari kerja 0
4. Izin Pendirian Sekolah Menengah Pertama (SMP)
13 hari kerja 0
5. Izin Pendirian Satuan Pendidikan Non Formal
13 hari kerja 0
III. BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 13 hari kerja Sesuai dengan Tarif Retribusi
Daerah
2. Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
13 hari kerja Sesuai dengan Tarif Retribusi
Daerah
3. Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional (Non Kecil dan Kecil)
13 hari kerja 0
4. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Ruang Milik Jalan
13 hari kerja 0
IV. BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
1. Izin Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
13 hari kerja 0
2. Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG)
13 hari kerja 0
3. Izin Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
13 hari kerja 0
V. BIDANG SOSIAL Izin Pengumpulan Sumbangan 13 hari kerja 0
VI. BIDANG TENAGA KERJA 1. Izin dan Pendaftaran Lembaga
Pelatihan Kerja 13 hari kerja 0
2. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)
13 hari kerja 0
3. Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA)
13 hari kerja 0
4. Izin Jasa Penunjang Ketenagakerjaan
13 hari kerja 0
VII. BIDANG PERTANAHAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
1. Izin Lokasi 13 hari kerja 0
2. Izin Membuka Tanah 13 hari kerja 0
3. Izin Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
13 hari kerja 0
VIII. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Izin Lingkungan 25 hari kerja 0
2. Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3
13 hari kerja 0
3. Izin Pengumpulan Limbah B3 13 hari kerja 0
4. Izin Pendaurulangan Sampah/ Pengolahan Sampah, Pengangkutan Sampah dan Pemprosesan Akhir Sampah
13 hari kerja 0
5. Izin Pembuangan Air Limbah 13 hari kerja 0
IX. BIDANG PERHUBUNGAN
1. Izin Penyelenggaran Pembangunan Fasilitas Parkir
13 hari kerja 0
2. Izin Usaha angkutan orang dan/atau angkutan barang
13 hari kerja 0
3. Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang Dalam Trayek Perdesaan dan Perkotaan
13 hari kerja Sesuai dengan Tarif Retribusi Daerah
4. Izin Penyelenggaran Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek Taksi dan Angkutan Kawasan Tertentu
13 hari kerja 0
X. BIDANG KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
1. Izin Usaha Simpan Pinjam Untuk Koperasi
13 hari kerja 0
2. Izin Pembukaan Kantor Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas Koperasi Simpan Pinjam Untuk Koperasi
13 hari kerja 0
XI. BIDANG KEBUDAYAAN
Izin Membawa Cagar Budaya ke Luar Daerah Kabupaten Dairi
13 hari kerja 0
XII. BIDANG KEARSIPAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Izin Penggunaan Arsip Yang Bersifat Tertutup
13 hari kerja 0
XIII. BIDANG PARIWISATA
1. Tanda Daftar Usaha Daya Tarik Wisata
13 hari kerja 0
2. Tanda Daftar Usaha Kawasan Pariwisata
13 hari kerja 0
3. Tanda Daftar Usaha Jasa Transportasi Wisata
13 hari kerja 0
4. Tanda Daftar Usaha Jasa Perjalanan Wisata
13 hari kerja 0
5. Tanda Daftar Usaha Jasa Makanan dan Minuman
13 hari kerja 0
6. Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi
13 hari kerja 0
7. Tanda Daftar Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi
13 hari kerja 0
8. Tanda Daftar Usaha Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran
13 hari kerja 0
9. Tanda Daftar Usaha Jasa Informasi Pariwisata
13 hari kerja 0
10. Tanda Daftar Usaha Jasa Konsultan Pariwisata
13 hari kerja 0
11. Tanda Daftar Usaha Jasa Pramuwisata
13 hari kerja 0
12. Tanda Daftar Usaha Wisata Tirta 13 hari kerja 0
13. Tanda Daftar Usaha Usaha Spa 13 hari kerja 0
XIV. BIDANG PERTANIAN
1. Izin Usaha Budidaya Tanaman Pangan
13 hari kerja 0
2. Izin Usaha Tanaman Pangan Proses Produksi
13 hari kerja 0
3. Izin Usaha Tanaman Pangan Penanganan Pasca Panen
13 hari kerja 0
4. Izin Usaha Budidaya Hortikultura 13 hari kerja 0
5. Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan
13 hari kerja 0
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
6. Surat Tanda Daftar Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan
13 hari kerja 0
7. Izin Usaha Perkebunan 13 hari kerja 0
8. Izin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya
13 hari kerja 0
9. Izin Usaha Perkebunan Untuk Pengolahan
13 hari kerja 0
10. Izin Usaha Produksi Benih/Bibit Ternak dan Pakan
13 hari kerja 0
11. Fasilitas Pemeliharaan Hewan, Rumah Sakit Hewan, Pasar Hewan, Rumah Potong Hewan
13 hari kerja 0
12. Izin Usaha Pengecer (Toko, Retail, Sub Distributor) Obat Hewan
13 hari kerja 0
XV. BIDANG PERDAGANGAN 1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 13 hari kerja 0
2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
13 hari kerja 0
3. Izin Pengelolaan Pasar Tradisional dan Pasar Rakyat
13 hari kerja 0
4. Izin Pusat Perbelanjaan 13 hari kerja 0
5. Izin Usaha Toko Modern (IUTM) 13 hari kerja 0
6. Izin Reklame 13 hari kerja Sesuai dengan Tarif Pajak Daerah
7. Tanda Daftar Gudang 13 hari kerja 0
8. Surat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB)
13 hari kerja 0
9. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW)
13 hari kerja 0
10. Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol Golongan B dan C Untuk Pengecer dan Penjual Langsung Minum di Tempat
13 hari kerja Sesuai dengan Tarif Retribusi
Daerah
XVI. BIDANG PERINDUSTRIAN 1. Izin Usaha Industri (IUI) Kecil dan
Menengah 13 hari kerja 0
2. Izin Perluasan Usaha Industri Kecil dan Menengah (IPUI)
13 hari kerja 0
3. Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI)
13 hari kerja 0
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
4. Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI)
13 hari kerja 0
XVI
BIDANG ESDM
Izin Pemanfaatan Langsung Panas Bumi Dalam Daerah Kabupaten Dairi
13 hari kerja 0
1. Izin Pendirian Fasilitas Kesehatan yaitu:
a. Izin Rumah Sakit Kelas C 20 hari kerja 0
b. Izin Rumah Sakit Kelas D 20 hari kerja 0
c. Izin Klinik 13 hari kerja 0
2. Izin Operasional Fasilitas Kesehatan yaitu:
a. Izin Rumah Sakit Kelas C 48 hari kerja 0
b. Izin Rumah Sakit Kelas D 48 hari kerja 0
c. Izin Puskesmas 20 hari kerja 0
d. Izin Klinik 30 hari kerja 0
e. Surat Izin Apotek 18 hari kerja 0
f. Toko Obat 13 hari kerja 0
g. Izin Toko Alat Kesehatan 13 hari kerja 0
h. Toko Optikal 13 hari kerja 0
i. Laboratorium Klinik 74 hari kerja 0
j. Surat Izin Panti Sehat 13 hari kerja 0
3. Izin Praktik Tenaga Kesehatan yaitu:
a. Surat Izin Praktik Dokter 13 hari kerja 0
b. Surat Izin Praktik Dokter Spesialis
13 hari kerja 0
c. Surat Izin Praktik Dokter Gigi 13 hari kerja 0
d. Surat Izin Praktik Dokter Gigi Spesialis
13 hari kerja 0
e. Surat Izin Praktik Apoteker 20 hari kerja 0
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
(SIPA) f. Surat Izin Praktik Tenaga
Teknis Kefarmasian (SIPTTK) 20 hari kerja 0
g. Surat Izin Praktik Ahli Tehnologi Laboratorium Medik (SIP-ATLM)
13 hari kerja 0
h. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)
30 hari kerja 0
i. Surat Izin Kerja Perawat (SIKP)
30 hari kerja 0
j. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
14 hari kerja 0
k. Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) 14 hari kerja 0
l. Surat Izin Kerja Perekam Medis (SIK Perekam Medis)
13 hari kerja 0
m. Surat Izin Kerja Radiografer (SIKR)
13 hari kerja 0
n. Surat Izin Praktik Tenaga Gizi (SIPTGz)
13 hari kerja 0
o. Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIKTGz)
13 hari kerja 0
p. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS)
13 hari kerja 0
q. Surat Izin Praktik Penata Anestesi (SIPPA)
13 hari kerja 0
r. Surat Izin Praktik Optometris (SIP-O)
13 hari kerja 0
s. Surat Izin Praktik Refraksionis Optisien (SIP-RO)
13 hari kerja 0
t. Surat Izin Kerja Refraksionis Optisien (SIKRO)
13 hari kerja 0
u. Surat Izin Kerja Optometris (SIKO)
13 hari kerja 0
v. Surat Izin Kerja Fisiotrafis (SIKF)
13 hari kerja 0
w. Surat Izin Praktik Fisiotrafis (SIPF)
13 hari kerja 0
x. Surat Izin Praktik Terapis Gigi dan Mulut (SIPTGM)
13 hari kerja 0
y. Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT)
20 hari kerja 0
Sumber : Data dari DPMPPTSP 2018
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Keluhan pengguna layanan pada komponen jangka waktu pelayanan, yaitu
lambatnya penyelesaian perizinn yang dimohonkan oleh pengguna layanan sebagaimana
penjelasan informan untuk jenis layanan izin Usaha Penginapan adalah sebagai berikut :
“Pada saat kita nyampe di sana, yang menganbil kebijakan lagi dinas, sementara kita yang jauh terbentur waktu dan Kalau kelamaan di situ, biaya kita besar Kalau untuk penginapan, rekomendasi dari Lingkungan Hidup sudah, Pariwisata satu hari langsung jadi, Cuma yang kendala dari PU sampai sekarang belum jadi, kurang lebih tiga bulan” (MKP, Pengguna Layanan Kecamatan Silalahisabungan, kutipan wawancara 22 Januari 2019)
Keterlambatan penyelesaian perizinan tidak semata-mata bersumber dan proses
perizinan di DPMPPTSP, faktor keengganan pengguna layanan akan memberikan
respon terhadap perlakuan penyelenggara juga respon terhadap perlakuan
penyelenggaraan juga dapat mempengaruhi kecepatan penyelesaian. Hal lain yang di
nilai sangat berpengaruh, berhubungan erat dengan penerbitan rekomendasi Tim Teknis
dari SKPD/OPD terkait, sebagaimana penjelasan informan sebagai berikut :
“Kalau saya lihat, karena kaitannya dengan beberapan SKPD/OPD teknis yang lain, aspek ketepatan waktu ini belum betul-betul bisa di tepati” (EGN, Kabid Penanaman Modal, kutipan wawancara 23 Januari 2019).
4). Biaya pelayanan
Fenomena biaya pelayanan di lihat dari kesesuaian biaya yang dibayarkan dengan
ketentuan regulasi dan kewajaran biaya menurut persepsi penggunalayanan. Besar tarif
yang dibayar oleh pengguna layanan telah sesuai dengan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Daerah sebagaimana bukti setor untuk setiap jenis layanan yang
diserahkan oleh peyelenggaraan. Penilaian terhadap kewajaran biaya menunjukkan hasil
yang berbeda tergantung :
Pertama, lokasi pengguna layanan, bagi yang bertempat tinggal di Silalahisabungan
biaya pelayanan di anggap telah wajar, sebagaimana penjelasan informan :
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
“Biaya sesuai saja dengan tanda terimanya, tidak ada tambahan lagi untuk si petugas bu, dia orangpun tidak minta bu” (RP, Pengguna layanan Kecamatan Silalahusabungan, 24 Januari 2019)
Hasil yang berbeda disampaikan informan dari luar kecamatan Sidikalang, tariff di nilai
tidak wajar karena memperhitungkan semua pengeluaran termasuk biaya transport,
akomodasi dan konsumsi selama proses penyelesaian perizinan, sebagaimana
pernyataan:
“ Memang sudah sesuai dengan ketentuan Perda, saya rasa sudah sesuai, Cuma ada tambahan biaya gambar lagi, disitu kita repot bu, sementara menurut kita PU itu kan tugasnya sudah di gaji Pemerintah untuk menggambar itu, nda usahlah terlalu ini lagi, maksud saya gitu bu. Kalau kita masukan orang umpamanya, kita yang biaya lagi, terus pulang lagi, ongkos gambarnya lagi berapa?” (JS, Pengguna Layanan di Kecamatan Lae Parira, kutipan wawancara 17 Januari 2019)
Penjelasan informan lain sebagaimana pembanding terhadap penilaian pengguna
layanan terhadap kesesuaian biaya pelayanan di DPMPPTSP, sebagai berikut :
“Sejauh ini masyarakat tidak pernah mengeluhkan tentang hal itu, secara umum juga saya tidak pernah menemukan hal itu. Sebenarnya biaya untuk perizinan ini sudah sangat wajar sekali, karena kebanyakan biaya biaya itu sudah gratis.Persoalan kalau kita di Kecamatan, biaya perizinan ini menjadi besar seperti biaya transport masyarakat atau biaya kita ke Kabupaten”. (SMN, Camat Berampu Kutipan Wawancara 16 Januari 2019)
Kedua, jenis pelayanan yang di nilai masih belum wajar dan memberatkan pengguna
layanan sebagaimana penjelasan informan sebagai berikut :
“ Biaya juga jadi catatan, di retribusi izin mendirikan bangunan, itu kalau sudah masuk ke orang, misalnya orang memiliki rumah tarolah 8 x 6, nanti4 x 4nya digunakan untuk usaha, ini sudah dihitung indeksnya menjadi 4, mestinya menurut saya ini dirubah saja, yang kita hitung 4 itu hanya digunakan untuk usaha, selebihnya hunian harus indeknya 9,05. Jadi kalau rumah tempat tinggal, kalau di dia tidak berusaha itu itu rata rata bayar paling 400.00, tapi begitu dia berusaha akan menjadi 4.000.000, tapi ini sudah pembahasan kami dengan PU” (JH, Kepala DPMPPTSP Kab. Dairi, Kutipan wawancara 28 Januari 2019)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Hasil konfirmasi kepada instansi teknis terkait, bahwa penetapan biaya retribusi
IMB sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 Tahun
2011 tentang Retribusi Daerah.
5). Penanganan pengaduan, saran dan masukan.
Fenomena penanganan pengaduan dan masukan di lihat dari respon petugas
terhadap pernyataan, saran atau keluhan yang disampaikan oleh pengguna layanan.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa pengguna layanan memberikan tanggapan
positif terhadap respon penyelenggaraan layanan atas penyampaian pengaduan, saran
maupun kebutuhan informasi lainnya, sebagaimana pernyataan informan :
“Kalau keluhan tidak secara langsung bu, tapi saya pernah sampaikan ketika petugas menghubungi kami lewat telepon. Tanggapannya cukup baik, setelah itu petugas sekitar 3 kali menginformasikan proses perkembangan sampai izinnya jadi lewat telepon” (FM, Pengguna Layanan di Kecamatan Sidikalang, kitipan wawancara 16 Januari 2019)
Hasil observasi di Dinas PMPPTSP menegaskan pernyataan informan bahwa
telah ada petugas yang menangani pengaduan, di ruang pelayanan terdapat satu sudut
untuk pelayanan informan dan pengaduan bersamaan dengan tempat penerimaan berkas.
Sebagaimana Gambar 4.3.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Gambar 4.3 Ruang Informasi/pengaduan dan pelayanan perizinan
Sumber : Foto di ambil pada 21 Januari 2019
Gambar hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara terhadap dimensi
kualitas layanan menunjukkan penilaian yang beragam dari informan terkaiat fenomena
penelitian, secara umum keluhan pengguna layanan pada aspek jangka waktu pelayanan
kemudian mekanisme dan prosedur, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel. 4.6.
Tabel 4.6. Rekapitulasi Temuan Penelitian pada Dimensi Kualitas Layanan muda NO FENOMENA HASIL HAMBATAN
1 Persyaratan Telah sesuai dengan ketentuan regulasi
Belum memberikan kemudahan
2 Mekanisme dan Prosedur
Alur pelayanan cukup
Belum berjalan sesuai ketentuan regulasi
Masih terdapat pengguna layanan yang harus mengurus rekomendasi ke instansi teknis terkait
3 Jangka Waktu Belum dapat Penerbitan izin
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Pelayanan berjalan sesuai dengan SOP
dan rekomendasi teknis izin dasar melampaui waktu yang dijanjikan dalam Standar Pelayanan
4 Biaya Dibayarkan sesuai dengan bukti tanda
Di nilai belum wajar Pengguna layanan di Kecamatan Sidikalang memperhitungkan biaya lain selama pengurusan izin
5 Penangan Pengaduan, Saran dan Masukan
Respon petugas cepat dalam menangani saran, keluhan dan memberikan informasi
Sumber:Di olah peneliti, 2019
c. Responsivitas.
Pengertian responsivitas pada penelitian ini adalah daya tanggap penyelenggan
pelayanan terhadap harapan, keinginan pengguna layanan. Fenomena untuk melihat
responsivitas meliputi kemudahan dan kejelasan informasi pelayanan, sikap petugas
dalam membantu pengguna layanan, ketersediaan pelayanan pengaduan saran dan
keluhan. Begitu dengan Informan Utama adalah Kepala Bidang Perizinan DPMPPTSP
Kabupaten Dairi, informan Lainnya adalah Kepala DPMPPTSP Kaupaten Dairi,
Pengguna Layanan.
1) Kemudahan dan kejelasan informasi pelayanan.
Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa informasi
pelayanan dapat dengan mudah diperoleh pada Bagian Informasi dan Pengaduan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
DPMPPTSP Kabupaten Dairi Hasil wawancara dengan informan memberikan
gambaran yang lebih rinci tentang bagain informasi sebagai berikut :
“Kalau informasi pelayanan bu, kita punya petugas pelayanan sendiri di bagian informasi dan pengaduan. Seluruh pusat informasi kita saat ini di bagian informasi dan pengaduan. Jadi tugasnya Kasi Informasi, ketika ada pemohon yang merasa ada sedikit permasalahan terkait dengan prosedur dan mekanisme kita, silahkan untuk melakukan pengaduan di bagian pengaduan terkait dengan izin-izin yang sudah kita terbitkan, bahkan izin ketika ada dalam proses peninjauan ada seamacam kelengkapan lanjutan, inilah tugas dari bagian informasi” (KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, Kutipan wawancara 28 Januari 2019)
Hasil pengamatan di Kantor DPMPPTSP menunjukkan bahwa secara umum
informasi yang disampaikan baik secara langsung oleh petugas di bagian pelayanan
maupun media lainnya telah dibuat dengan bahasa yang sederhana, lugas dan jelas
sehingga mudah dipahami oleh pengguna layanan
2). Sikap petugas dalam membantu pengguna layanan.
Fenomena sikap petugas dalam membantu pengguna layanan di lihat dari:
a). Keramahan, kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan.
b). Daya tanggap petugas dalam menanggapi pertanyaan yang disampaikan.
c). Respon terhadap pengguna layanan yang belum bisa melengkapi persyaratan
sesuai dengan ketentuan.
Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh gambaran tentang keramahan,
kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan, hasil pengamatan menunjukkan
bahwa secara umum petugas penyelenggaraan di lini terdepan telah memberikan
pelayanan dengan ramah sopan dan simpatik.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Gambar 4.4 Tempat Pengambilan Formulir Pendaftaran
Sumber : Foto di ambil pada 21 Januari 2019
Ruang pelayanan di Dinas PMPPTSP terletak di bagian depan sekaligus berfungsi
sebagai ruang tunggu, sedangkan ruang kerja administrasi berada dibagian belakang.
Pembagian tugas yang jelas tergambar dari papan nama di ruang kantor yang memuat
jenis layanan :
a). Informasi dan pengaduan
b). Penerimaan berkas
c). Penerimaan berkas perizinan.
d). Penerimaan berkas penanaman modal
Telaah dokumen menunjukkan adanya acuan perilaku bagi seluruh penyelenggara
PTSP yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati Dairi Nomor 2 Tahun 2013 Tentang
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi . Kode
Etik mengatur hal – hal yang berkaitan dengan nilai-nilai pribadi, kewajiban, larangan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
dan hak penyelenggara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi. Pedoman Perilaku
berisikan penjelasan perilaku sebagai acuan petugas dalam penyelenggaraan pelayanan
ketika menyampaikan salam, memberikan penjelasan, memberikan pelayanan dan
setelah selesai memberikan pelayanan.
Pemberian informs selama pelayanan terhadap pengguna layanan lazim dilakukan
secara langsung oleh petugas, pada saat tatap muka diruang pelayanan maupun
penyampaian melalui telepon, sebagaimana pernyataan informan :
“Langsung memberikan tanggapan, misalnya ketika ada kekurangan berkas ketika melakukan peninjauan lapangan, jadi kita ada dua verifikator bu, yang pertama adalah verifikator kelengkapan persyaratan, kelengkapan persyaratan ini terkait dengan administrasi ketika sudah lengkap itu akan kita lanjutkan ke proses verifikator teknis. Disinilah ada proses peninjauan lapangan yang dilakukan oleh unsur unsur Tim Teknis dan berjalan di proses peninjauan lapangan ternyata dari aspek teknis masih memerlukan kelengkapan lain yang dibutuhkan, bagian informasi inilah yang nanti akan menyampaikan kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan itu” (KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 28 Januari 2019)
Respon petugas pelayanan terhadap pengguna layanan yang belum bisa
melengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan tergambar dari penjelelasan informan
sebagai berikut :
“Dari aspek kita bu, sekali lagi dalam proses penerbitan izin kita ada dua kelengkapan yang harus dilengkapi, pertama adalah persyaratan administrasi, yang kedua adalah kelengkapan persyaratan teknis. Persyaratan administrasi ini mengacu kepada Peraturan daerah dan peryaratan teknis ini biasaya juga mengacu kepada Peraturan daerah Cuma lebih teknis analisisnya, Contohnya IMB untuk bangunan bangunan tertentu akan beda dengan IMB untuk rumah tinggal, seperti itu Biasanya yang terjadi adalah ketika Misalnya IMB untuk bangunan bangunan tertentu atau kepentingan umum ada persyaratan teknis yang harus dilengkapi dan ketika itu tidak ada, kita sampaikan kepada pemohonbiasanya kita bijaki dalam artian silahkan dia untuk melengkapi persyaratan dulu baru kita lanjutkan, tapi kalau persyaratan administrasi mutlak, karena itu telah ditentukan Peraturan Daerah” (KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 28 Januari 2019)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Penjelasan informan menegaskan bahwa persyaratan perizinan bersifat mutlak, tidak
terdapat kebijakan dari DPMPPTSP bagi pengguna layanan yang belum memenuhi
kelengkapan persyaratan, mengingat syarat administrasi maupun teknis untuk setiap
jenis layanan telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Tindakan yang dilakukan
petugas adalah dengan memberikan penjelasan kepada pengguna layanan untuk
melengkapi ketentuan persyaratan sesuai dengan jenis layanan.
3) Ketersediaan pelayanan pengaduan saran dan keluhan.
Fenomena ketersediaan pelayanan pengaduan, saran dan keluhan di lihat dari
adanya mekanisme buku penanganan pengaduan dan keberadaan petugas khusus untuk
menangani pengaduan.
Hasil telaah dokumen menunjukkan bahwa DPMPPTSP telah memiliki
mekanisme penanganan pengaduan yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati Dairi
Nomor 205/065/V/2018 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Dairi Nomor
476/065/VI/2017 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan
Penanganan Pengaduan Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi, Media penyampaian pengaduan beragam mulai
secara langsung maupun tidak langsung yaitu dari kotak saran/pengangaduan, surat,
telepon, website, pesan singkat, WA ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi atau melalui aplikasi SIPPODA (Sistem
Informasi Pelayanan Perizinan Online Dairi) selanjutnya pengaduan yang telah lengkap
materai pengaduan, nama dan alamat pengaduan diproses dan ditindaklanjuti oleh
Bidang Pelayanan Informasi dan Penanganan Pengaduan DPMPPTSP Kabupaten Dairi
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
paling lama 14 hari kerja sejak pengaduan lengkap diterima. Dan Tindaklanjut
pengaduan disampaikan kepada pengadu. Sebagaimana gambar 4.5
Petugas pelayanan informasi dan pengaduan di DPMPPTSP Kabupaten Dairi,
memiliki tanggungjawab untuk meregistrasi setiap pengaduan yang disampaikan,
kemudian memberikan laporan secara berkala kepada Kepala Bidang Pelayanan
Informasi dan Penanganan Pengaduan, serta menyampaikan hasil tindak lanjut dan
penyelesaian masalah kepada pihak pengaduan.
PENGGUNA JASA LOKET PENGADUAN
UNIT KERJA PENANGANAN PENGADUAN
Menyampaikan pengaduan: Surat, SMS, Telepon, Kotak Pengaduan, Website, WA, langsung
Menerima Pengaduan
Menerima resi/nomor pengaduan
Entry data
Analisis penyebab
Menetapkan tindakan
Memberikan informasi kepada pemohon
Memberikan informasi
Melakukan tindakan Verifikasi
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Tidak Ya
Gambar 4.5 Alur Pengaduan
Sumber : Di olah oleh penulis dari Data Keputusan Bupati Nomor 205/065/V/2018
Gambaran hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara terhadap dimensi
responsivitas menunjukkan penilaian yang relative sama dari informan terkait fenomena
penelitian, secara umum PTSP di nilai telah mampu menyelenggarakan pelayanan yang
tanggap pelayanan terhadap harapan, keinginan pengguna layanan, sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel. 4.7
Tabel 4.7. Rekapitulasi Temuan penelitian pada Dimensi Responsivitas
No FENOMENA HASIL HAMBATAN 1 Kemudahan
dan kejelasan informasi pelayanan
Mampu memberikan kemudahan melalui system informasi pelayanan dalam berbagai bentuk
2 Sikap petugas dalam membantu
Mampu memberikan pelayanan yang ramah, sopan mengacu pada kode
Puas
Pernyataan puas/tidak
Selesai
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
pengguna layanan
etik dan pedoman perilaku bagi penylenggaraan dalam memberikan pelayanan
3 Ketersediaan pelayanan pengaduan saran dan keluhan
Memiliki mekanisme penanganan pengaduan dan petugas khusus di layanan informasi dan pengaduan
Sumber : Di Olah Peneliti, 2019
d. Responsibilitas
Pengertian Responsibilitas pada penelitian ini adalah kesesuaian penyelenggaraan
pelayanan dengan regulasi yang ditetapkan dengan fenomena yang dilihat meliputi
aspek persyaratan, biaya, waktu dan prosedur. Informan utama adalah Kepala
DPMPPTSP Kabupaten Dairi dan Informan lainnya, Kepala Bidang Pelayanan
Informasi dan Penanganan Pengaduan, Sekretaris DPMPPTSP Kabupaten Dairi dan
unsur Instansi terkait.
1) Persyaratan
Ketentuan persyaratan di bidang Penanaman Modal mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri, Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin
Lokasi, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2013
tentang Pedoman dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal.
Pernyataan informan menegaskan bahwa dalam penyelenggaraan di PTSP
Kabupaten Dairi kelengkapan persyaratan merupakan ketentuan mutlak yang harus
dipenuhi, inisiatif penyelenggaraan dalam rangka memberikan kemudahan bagi
pengguna layanan terkait persyaratan adalah dengan perizinan parallel, dapat di lihat
kutipan wawancara sebagai berikut :
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
“Kalau untuk mengurangi item persyaratan, saya kira ini perlu Peraturan di revisi, ya. Karena ini perintah Peraturan, saya kira tidak bisa kami melakukan inisiatif cukup dengan kebijakan Kepala Dinas untuk mengurangi persyaratan yang diatur dalam Peraturan. Saya kira yang perlu direkomendasikan nanti adalah persyaratan yang menghambat pelayanan perizinan itu harus dipangkas. Namun arah kesana kami telah lakukan lewat memberikan pelayanan parallel dengan keunggulan tidak ada permohonan dengan persyaratan berulang dan melalui perpanjangan izin, perubahan izin, perbaikan izin, kita juga tidak meminta persyaratan ulang lagi. Sebenarnya sampai disini juga sudah bagus, tapi lebih bagus lagi kalau didukung dengan Peraturan yang persyaratannya sudah dipangkas, karena kebijakan saya tidak mungkin memangkas persyaratan yang telah ditetapkan dalam Peraturan” (JH, Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan 29 Januari 2019)
Penjelasan yang senada dengan pernyataan informasi terkait persyaratan
pelayanan sebagai berikut
“Dari asapek persyaratan administrasi itu wajib dan itu harus dilengkapi dan semuanya mengacu kepada Peraturan. Tidak ada yang ditambah-tambah oleh DPMPPTSP untuk persyaratan ini, sehingga ketika masyarakat pun, ini persyaratan ini, sehingga kita masyarakat pun, ini persyaratan acuannya dari mana ? Jelas mengacu pada Peraturan Pemerintah” (KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan 29 Januari 2019)
Penyelenggaraan pelayanan memberikan jaminan bahwa tidak aka nada berkas
lain yang harus dilengkapi oleh pengguna layanan, selain yang tertera dalam ketentuan
perturan-perundangundangan sesuai dengan jenis layanan yang diberikan.
2). Biaya
Fenomena biaya pelayanan di lihat dari kesesuaian besaran biaya yang
dimohonkan pengguna layanan dengan ketentuan dalam regulasi.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahw biaya pelayanan yang tagihkan
kepada pengguna layanan telah seseuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Dairi dan setiap transaksi pembayaran perizinan telah
dilengkapi bukti Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) sebagaimana penjelasan
informan sebagai berikut :
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
“Terkait dengan biaya, kami menjamin bahwa biaya yang ada di DPMPPTSP Kabupaten dairi adalah juga biaya yang mengacu kepada Peraturan daerah, Untuk DPMPPTSP Kabupaten Dairi yang produktif dan yang dimohonkan itu sumber kita dari IMB , dan itu pun jelas diatur dalam Peraturan daerah dan ketika kita menyerahkan kepada pemohon itu ada bukti SKRD, jadi yang dibayar sesuai dengan bukti SKRD, dalam sosialisasi-sosialisasi kami menyampaikan kepada pemohon, jika ada kami punya dari DPMPPTSP Kabupaten Dairi, mengatasnamakan DPMPPTSP Kabupaten Dairi dan meminta sesuatu diluar dari retribusi atau SKRD yang ada, silahkan untuk mengontak ke kami” (KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten dairi, kutipan wawancara 29 Januari 2019)
Penyelenggaraan pelayanan memberikan jaminan bahwa tidak ada biaya tambahan lain
yang harus dibayar pengguna layanan kepada petugas.
3) Waktu pelayanan
Fenomena waktu pelayanan di lihat dari kesesuaian penyelesaian setiap izin
dengan ketentuan jangka waktu pelayanan dalam Standar Pelayanan maupun SOP,
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel. 4.5
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian perizinan secara umum masih
melewati batas waktu yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur, sebagaimana penjelesan informan sebagai berikut :
“Kalau masalah complain dari masyarakat sebenarnya ada saja, berkaitan dengan lambatnya proses penyelesaian perizinan” (JR Kabid Pelayanan Informasi dan Penanganan Pengaduan DPMPPTSP kabupaten Dairi, kutipan 29 Januari 2019)
Pernyataan lain yang senada dengan disampaikan informan :
“Terkait dengan masalah waktu itu yang sedang menjadi PR kami sewaktu SKPD/OPD terkait. Saat ini kami sedang berupaya untuk menyamakan komitmen dengan SKPD/OPD terkait bahwa kita sekarang sudah mulai kearah yang kami ingin satukan persepsi ini, misalnya ketika nanti dari proses peninjauan lapangan diteruskan ke SKPD/OPD ada acuan waktu yang harus kita sepakati bersama, contohnya kalau peninjauan lapangan terus rekomendasi dari SKPD/OPD itu dalam waktu lima hari kerja rekomendasi sudah harus keluar” (KT, kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, Kutipan 29 Januari 2019)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Data LAKIP DPMPPTSP Kabupaten Dairi Tahun 2017 menguatkan pernyataan
dari informan, dimana hasil menunjukkan bahwa rata-rata penyelesaian perizinan lebih
lama 2 hari dari ketentuan waktu yang ditetapkan.
4) Prosedur pelayanan.
Fenomena pelayanan di lihat dari kesesuaian penerapan prosedur dengan
ketetntuan yang berlaku dalam SOP untuk setiap jenis pelayanan yang diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat prosedur pelayanan dirasakan
masih belum sesuai dengan ketentuan, terutama untuk kegiatan peninjauan lapangan
dan penerbitan rekomendasi Tim teknis, sebagaimana penjelasan informan sebagai
berikut :
“Surat permohonan peninjauan lokasi ini terkadang hari ini mereka serahkan, hari ini juga mereka minta peninjauan lokasi bersama-sama. Saya bersama Kabid dan Kadis mengeluhkan kondisi ini, karena pegawai terbatas, masalah ini sering terjadi, suratnya di awal, dan untuk beberapa saat mengajak untuk meninjau lokasi” Gabe Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 29 Januari 2019)
Memenuhi pada ketentuan SOP bidang perizinan, alokasi waktu penerbitan
rekomendasi oleh Tim Teknis adalah selama 5 hari, sebagaimana uraian kegiatan pada
Tabel 4.8
Tabel 4.8 Proses Penerbitan Rekomendasi Tim teknis
NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU 1 Membuat surat undangan,
koordinasi dengan tim teknis untuk meninjau lapangan sesuai jadwal yang ditentukan
Kasi pelayanan 1 hari
2 Peninjauan Lapangan sesuai Jadwal yang telah
Tim Teknis 3 hari
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
ditentukan 3 Penerbitan Rekomendasi
Tim Teknis sesuai Berita Acara Peninjauan Lapangan dan penyerahkan Rekomendasi ke Petugas Verifikasi
Tim Teknis 2 hari
Sumber : Dikutip dari Keputusan Bupati Dairi Nomor 205/065/V/2018
Mengacu alokasi waktu untuk setiap uraian kegiatan pada Tabel 4.8 sesungguhnya
waktu efektif proses penyampaian surat undangan sampai dengan pembuata Berita
Acara Peninjauan Lapangan oleh Tim teknis hanya tersedia 2 hari, dengan itensitas
target pekerjaan yang tinggi dimungkinkan terjadinya hambatan dan benturan dalam
koordinasi diantara Tim Teknis.
Gambaran hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara terhadap dimensi
responsibilitas menunjukkan penilaian yang beragam dari informan terkait fenomena
penelitian, secara umum DPMPPTSP telah menyelenggaraakan pelayanan perizinan
mengacu pada Standar Pelayanan,Rekapitulasi Temuan Penelitian pada Dimensi
Responsibilitas sebagaimana dapat dilihat pada Tabel. 4.9
Tabel 4.9 Rekapitulasi Temuan Penelitian pada Dimensi Responsibilitas
No FENOMENA HASIL HAMBATAN 1 Persyaratan Diberlakukan
sesuai dengan ketentuan regulasi
2 Biaya pelayanan Diberlakukan sesuai dengan ketentuan regulasi
3 Jangka Waktu Pelayanan Diberlakukan sesuai dengan ketentuan regulasi
Terbatasnya petugas dari SKPD teknis
4 Prosedur Pelayanan Diberlakukan sesuai dengan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
ketentuan regulasi
Sumber : di olah peneliti tahun 2019
e. Akuntabilitas
Pengertian akuntabilitas dalam penelitian ini adalah kesusuaian penyelenggaraan
pelayanan dengan ukuran eksternal masyarakat dan stakeholder. Fenomena keterbukaan
dan kemudahan akses informasi pelayanan dilihat dari :
1) Ketersediaan system informasi pelayanan
2) Kemudahan untuk mengakses informasi pelayanan
3) Penyampaian laporan selain laporan realisasi anggaran
Informan utama adalah Kepala Bidang Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi .
Gambaran hasil pengumpulan data sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan pelayanan telah memiliki system informasi pelayanan melalui
surat, SMS, Telp, Email, WA, aplikasi SIPPODA (Sistem Informasi Pelayanan
Perizinan Online Dairi) serta informasi langsung ke DPMPPTSP. Informan
memberikan penjelasan sebagai berikut :
“bentuk system informasi dan pengaduan ada 3 yang pertama adalah SMS, bisa juga kita manfaatkan, Kedua kita via telepon Langsung yang tadi dengan menyertakan No. HP di berkas pemohon, ketiga kita memakai Website. Cuma kendala kita di Web tidak semua kecamatan yang memiliki jaringan internet yang bagus” (KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, 29 januari 2019)
2) Penyelenggaraan pelayanan telah bekerja sama dengan pihak Kecamatan dalam
rangka kemudahan akses informasi layanan, dimana Kecamatan yang sebanyak 15
Kecamatan telah tersedia media informasi dalam bentuk selebaran berisikan
persyaratan dan jenis pelayanan yang ada di DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
3) Data laporan penyelenggaraan perizinan telah dibuat secara berkala dalam bentuk
dokumen yang disampaikan kepada berbagai pihak, antara lain Bupati Dairi,
DPMPPTSP Propinsi, sebagai bahan lapporan dan keterbukaan penyelenggaraan
pelayanan, penjelesan Informasi sebagai berikut :
“Arahan pimpinan bagaimana untuk memudahkan jika ingin mengetahui izin yang keluar, izin perbidang atau jenis izinnya, supaya nanti kalau diminta data jadi mudah untuk melihatnya. Misalnya ini data perizinan usaha, usaha itu ada beberapa item yang ditanganinya, kita buat per jenis izin ada untuk tahun 2017 ini kita buat per bidang. Laporan disampaikan kepada Bupati, tahun 2016 disampaikan pertriwulan”(KT, Kabid Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 29 Januari 2019)
Gambaran hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara terhadap dimensi
akuntabilitas menunjukkan secara umum DPMPPTSP telah memberikan kemudahan
dan keterbukaan akses informasi dalam menyelenggarakan pelayanan perizinan,
sebagaimana dapat di lihat tabel 4.10.
Tabel 4.10 Rekapotulasi Temuan Penelitian pada Dimensi Akuntabilitas
NO FENOMENA HASIL HAMBATAN 1 Ketersediaan Sistem
Informasi pelayanan Telah memiliki system informasi pelayanan dalam bentuk SMS, Telepon dan Website
2 Kemudahan untuk mengakses informasi pelayanan
Fasilitas layanan informasi sudah melaui website
3 Penyampaian laporan selain laporan realisasi anggaran
Dokumen laporan penyelenggaraan pelayanan dan layanan informasi penyelenggaraan pelayanan di website
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Sumber : Diolah Peneliti 2019
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
Pengertian faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja pada penelitian ini adalah
faktor utama yang mempengaruhi DPMPPTSP yang terdiri dari dukungan organisasi,
kemampuan manajemen dan kompetensi aparat.
a. Dukungan Organisasi
Dimensi ini dilihat dari fenomena struktur organisasi, kejelasan mekanisme dan
pembangian kerja, ketersediaan teknologi, sarana dan prasarana. Informan utama adalah
Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi dan informan lainnya adalah Sekretaris dan
Kepala Bidang Perizinan DPMPPTSP Kabupaten Dairi. Dan Kasubbag Kelembagaan
Ortala Setda Kabupaten Dairi
1) Struktur organisasi
Fenomena struktur organisasi pada penelitian ini di lihat dari adanya dasar
pembentukan kelembagaan kewenangan DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai
penyelenggara PTSP dan pendelegasaian kewenangan Bupati kepada DPMPPTSP
Kabupaten Dairi.
a) Dasar pembentukan kelembagaan.
Hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti memperoleh gambaran bahwa
DPMPPTSP Kabupaten Dairi merupakan lembaga teknis daerah yang dibentuk untuk
melaksanakan kebijakan daerah di bidang penanaman modal dan perizinan terpadu
sebagai mana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 07 Tahun
2016 tentang Pembantukan Perangkat Daerah Kabupaten Dairi mengakibatkan
terjadinya perubahan nomenklatur Satuan Kerja Perangkat daerah dari sebelumnya
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu satu Pintu menjadi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, sebagaimana penjelasan informan :
“Pemerintah Kabupaten Dairi melakukan penataan kelembagaan tahun 2016 yaitu terjadinya perubahan nomenklatur Satuan Kerja Perangkat daerah dari sebelumnya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu satu Pintu menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dasarnya dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah”(HS Kasubbag Kelembagaan Bagian Ortala Setda Dairi, kitipan wawancara 30 Januari 2019)
Berdasarkan Peraturan daerah pembentukan kelembagaan DPMPPTSP, terdapat
Tim Teknis sebagai salah satu unsur dalam struktur organisasi yang berada dalam garis
komando masing – masing Kepala Seksi. Merujuk kepada Peraturan Bupati Dairi
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Dairi, dapat dijelaskan beberapa hal terkait
Tim Teknis sebagai berikut :
(1) Tim Teknis terdiri dari pejabat yang berasal dari instansi teknis pembina jenis
perizinan yang telah dilimpahkan kepada DPMPPTSP
(2) Tim Teknis melaksanakan tugas sewaktu-waktu jika dibutuhkan sesuai permintaan,
akan tetapi tidak harus di tempatkan di DPMPPTSP.
(3) Tugas pokok Tim Teknis tugas pokok melakukan peninjauan lapangan dan
memberingan rekomendasi terkait permohonan perizinan.
Telaah dokumen yang dilakukan peneliti menunjukkan adanya perbedaan,
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah, kedudukan Tim Teknis berada
dalam bertanggungjawab kepada Kepala DPMPPTSP.
Penilaian peneliti terhadap fenomena dasar pembentukan kelembagaan adalah
adanya kontradiksi kedudukan Tim Teknis, dimana berdasarkan struktur organisasi,
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Tim Teknis bertanggungjawab kepada Kepala DPMPPTSP, akan tetapi kedudukan
status kepegawaian tetap berada di Instansi asal. Kondisi ini berimplikasi pada
penyelenggara PTSP pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi yang belum sepenuhnya satu
pintu.
b) DPMPPTSP penyelenggara PTSP
Penyelenggaraan PTSP di Kabupaten Dairi ditetapkan dalam Peraturan Bupati
Dairi Nomor 20 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata kerja Perangkat Daerah Kabupaten Dairi sesuai dengan :
“Pasal 3 huruf c : merumuskan mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan tugas bidang penanaman modal, pelayanan informasi, penanganan pengaduan dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu berdasarkan dokumen perencanaan dan pelaksanaan dalam rangka pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan”
Penegasan DPMPPTSP sebagai penyelenggara pelayanan terpadu satu pintu
dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2018 tentang tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Bupati dairi Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pelimpahan wewenang
perizinan kepada Dinas penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Dairi
c) Pendelegasian kewenangan dari Bupati kepada DPMPPTSP
Telaah dokumen yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa Bupati Dairi
telah mendelegasikan kewenangan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non
perizinan kepada Kepala DPMPPTSP yang lingkup tugas dan tanggungjawab meliputi
urusan penanaman modal dan perizinan terpadu. Pendelegasian melalui peraturan
Bupati secara kronoligis sebagai berikut :
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
(1) Peraturan Bupati Dairi Nomor 12 Tahun 2013 menetapkan penyelenggaraan 72
jenis pelayanan perizinan.
(2). Peraturan Bupati Dairi Nomor 4 Tahun 2017 menetapkan penyelenggaraan 79 jenis
pelayanan perizinan.
(3). Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 Tahun 2018 menetapkan penyelenggaraan 113
jenis pelayanan perizinan.
2) Kejelasan pembagian tugas dan mekanisme kerja
Fenomena kejelasan pembangian tugas dan mekanisme kerja di lihat dari adanya
Standard an maklumat Pelayanan SOP, Pembangian tugas dalam penyelenggaraan
pelayanan.
a) Standard maklumat pelayanan
DPMPPTSP sebagai penyelenggara PTSP telah memiliki Standar pelayanan yang
ditetapkan dalam Keputusan Bupati Dairi Nomor 199/500/V/2018 tentang Perubahan
atas Keputusan Bupati dairi Nomor 570/500/VIII/2017 tentang Standar Pelayanan
Perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Dairi dan Maklumat DPMPPTSP yang berisikan “ Kepastian Penerbitan Izin
adalah Bakti Kami untuk Investasi anda”
Pelaksanaan konsultasi publik sebagai salah satu tahapan penyusunan Standar
Pelayanan bekerja sama dengan Bagian Ortala dan Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Dairi. Informan menjelaskan :
“DPMPPTSP telah memiliki SP, saat ini konsultasi publiknya di fasilitasi oleh Bagian Hukum” (HP, Bagian Hukum Setda Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 30 Januari 2019)
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Data dokumentasi menunjukkan bahwa Surat keputusan Bupati Dairi tentang
Maklumat Pelayanan bersamaan dengan Standar Pelayanan Perizinan pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi.
b) Standar operasional prosedur
DPMPPTSP sebagai penyelenggara PTSP telah menetapkan SOP melalui
Keputusan Bupati Dairi Nomor 205/065/V/2018 tentang Perubahan atas Keputusan
Bupati Dairi Nomor 476/065/VII/2017 tentang Standar Operasional Pelayanan
Perizinan dan Penanganan Pengaduan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi.
c) Pembagian tugas dan mekanisme kerja
DPMPPTSP sebagai penyelenggara PTSP telah menetapkan mekanisme kerja
melalui Surat Keputusan Bupati Dairi tentang Kode Etik dan Perilaku pada Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Dairi
3) fasilitasi teknologi, sarana dan prasarana
Fenomena fasilitasi teknologi, sarana dan prasarana di lihat dari ketersediaan
kelengkapan fasilitas penyelenggaraan pelayanan dan kenyamanan sarana prasarana.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa DPMPPTSP sebagai penyelenggara pelayanan
sudah memiliki gedung kantor milik sendiri dan permanen.
Kelengkapan sarana Kelengkapan sarana prasarana pada DPMPPTSP Kabupaten
Dairi sebagaimana Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data Sarana dan Prasarana pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi Tahun 2017
No Sarana dan Prasarana Status Jumlah Keterangan 1 Gedung Kantor Dinas 1 Unit - Kurang
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
representative karena keterbatasan ruang dan area parkir
2 Kenderaan Bermotor a. Roda 4 (Empat) b. Roda 2 (Dua)
Dinas Dinas
1 Unit 3 Unit
- Kondisi Baik - Kondisi Baik
3 Perangkat Komputer a. Komputer/PC b. Printer c. Lapotop d. Server
Dinas Dinas Dinas Dinas
11 unit 6 unit 7 unit 1 unit
- Kondisi Baik - Kondisi Baik - Kondisi Baik - Kondisi Baik
4 Perangkat Komunikasi a. Telepon b. Faximile c. Internet
Dinas Dinas Dinas
1 unit 1 unit 1 unit
- Kondisi Baik - Kondisi Baik - Kondisi Baik
5 Prasarana Rutin kantor a. Listrik b. Air
Dinas Dinas
1 paket 1 paket
PLN PDAM
Sumber data : Lakip DPMPPTSP 2018
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sarana prasarana yang dimiliki DPMPPTSP
berfungsi dengan baik.
Gambaran hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara terhadap dimensi
dukungan organisasi dapat dilihat pada tabel. 4. 12
Tabel 4.12 Rekapitulasi Temuan Penelitian pada Dimensi Dukungan Organisasi
NO FENOMENA HASIL HAMBATAN 1 Struktur
Organisasi Kelembagaan DPMPPTSP telah ditetapkan melalui Peraturan daerah
Penyelenggaraan PTSP belum satu pintu secara penuh
DPMPPTSP telah memiliki ketentuan sebagai penyelenggara PTSP
Telah memiliki peraturan pendelegasian wewenang penyelenggaraan perizinan dan non
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
perizinan 2 Mekanisme dan
pembangian kerja
Telah memiliki Standard an maklumat pelayanan
Telah memiliki peraturan mekanisme kerja
Telah memiliki SOP untuk semua jenis pelayanan
3 Fasilitasi teknologi sarana dan prasarana
Fasilitas sarana dan prasarana sudah memadai
Sumber : Diolah Peneliti, 2019
b. Kemampuan Manajemen
Pengertian kemampuan manajemen dalam penelitian ini adalah kemampuan
penyelenggara PTSP di lihat dari fenomena kepemimpinan efektif dan koordinasi.
Informan utama Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi dan informan lainnya adalah
Sekretaris DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
1) Kepemimpinan efektif
Fenomena kepemimpinan efektif di lihat dari upaya penyederhanaan prosedur
pelayanan dan cara membangun organisasi berkinerja tinggi.
Upaya membangun organisasi berkinerja tinggi dilakukan sengan memperkuat
sinergitas diantara jajaran SKPD/OPD yang termasuk Tim Teknis dan internal
DPMPPTSP itu sendiri, sebagaimana penjelasan informan sebagai berikut :
“Saya sederhananya yaitu pertama yang saya lakukan itu adalah sinergitas kami di Internal Dinas PTSP, terus yang kedua sinergitas kami dengan SKPD/OPD teknis itu juga kami jaga jangan sampai. Karena pelanggaran ini sering melempar isu, bahwa ini lambatnya disana, seperti ini yang sering kami undang PU, saya jelaskan jangan terombang ambing dengan pelanggan, karena pelanggan ini karena pengen cepat, mereka mengadu kita dengan SKP/OPD lain. Jadi dua hal itu sinergi secara internal, kami berkomitmen dengan SOP, dan SKPD/OPD juga kami harus bersinergi” (JH, Ka.DPMPPTSP Kabupaten Dairi, 29 Januari 2019)
2) Koordinasi
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Fenomena koordinasi di lihat dari keberadaan Tim Teknis, mengingat juga dan
fungsi DPMPPTSP sebagai pengelola penyelenggaraan pelayanan perizinan dengan
pola PTSP. Hasil pengamatan dan studi dokumentasi menunjukkan bahwa DPMPPTSP
telah membentuk Tim Teknis berdasarkan Keputusan Bupati Dairi Nomor
133/500.05/III/2018 tentang Pembentukan Tim Teknis Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dairi, dengan keanggotaan Tim
Teknis sebagaimana Tabel 4.13. Tugas utama Tim Teknis adalah sebagai berikut :
a) Mengambil keputusan dan memberikan rekomendasi dalam memberikan
rekomendasi di terima atau ditolaknya suatu permohonan perizinan.
b) Melaksanakan pembinaan teknis dan pengawasan atas pengolahan perizinan dan non
perizinan sesuai bidang tugasnya.
c) Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan yang diterbitkan.
Tabel 4.13 Tim Teknis Perizinan PTSP Kabupaten Dairi
NO BIDANG PERIZINAN
UNSUR TIM TEKNIS
KETERANGAN
1 Penanaman Modal
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Keanggotaan Tim teknis berbeda sesuai dengan bidang perizinan
Dinas Perumahan dan Permukiman Dinas Pekerja Umum dan tata Ruang Dinas Lingkungan Hidup
2 Bidang Perindustrian, Ketenagakerjaan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dinas Komunikasi dan Informatika Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Badan Pengelola Pendapatan Daerah
3 Bidang Pendidikan,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Kesehatan Dinas Sosial Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan Dinas Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Dinas Kesehatan
Sumber : Diolah peneliti dari Data DPMPPTSP Kab. Dairi 2019
Keberadaan Tim Teknis sangat penting mengingat DPMPPTSP hanya
melaksanakan fungsi administrasi dari proses penyelenggaraan PTSP, kewenangan
dapat atau tidaknya suatu permohonan izin di tindaklanjuti merupakan kewenangan Tim
Teknis, sebagaimana penjelasan informan :
“Pertama kali harus difahami Tim Teknis itu dibentuk dalam rangka untuk membantu PTSP untuk mengkaji karena setiap izin yang masuk ke Dinas semuanya izin yang berkaiatan semua dengan masalah teknis-teknis untuk dikaji apakah izin itu layak untuk diterbitkan. Jadi PTSP adalah Dinas admistrator saja untuk mempermudahkan pelayanan perizinan” (MK, Sekretaris DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 29 Januari 2019)
Tim Teknis di dukung oleh staf secretariat yang secara administrative
bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan persyaratan, melakukan peninjauan
lapangan, menyampaikan saran pertimbangan pengambilan keputusan dn membuat
Berita Acara hasil peninjauan Lapangan.
Agenda koordinasi diantara dilakukan melalui rapat Tim Teknis secara insidentil
sesuai kebutuhan, sedangkan koordinasi diantara anggota staf secretariat Tim Teknis
lebih sering dilakukan via telepon dan saat melakukan peninjauan lapangan. Rapat
internal pada jajaran DPMPPTSP dilakukan secara berkala setiap bulan dengan agenda
utama evaluasi penyelenggaraan proses pemberian pelayanan perizinan. Faktanya
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
penyelenggaraan PTSP belum sepenuhnya satu pintu, salah satu indikator adalah belum
ada penempatan petugas SKPD/OPD Teknis secara permanen di DPMPPTSP.
Gambaran hasil studi dokumentasi, observasi dan wawancara terhadap dimensi
kemampuan manajemen dapat di lihat pada table 4.14
Tabel 4.14. Rekapitulasi Temuaan Penelitian pada Dimensi Kemampuan Manajemen
NO FENOMENA HASIL HAMBATAN 1 Kepemimpinan
efektif Penyederhanaan prosedur pelayanan perizinan
Sinergitas dalam membangun antara SKPD/OPD
2 Koordinasi Telah membentuk Tim Teknis PTSP
Komitmen pimpinan dan dukungan SKPD Teknis
PTSP belum sepenuhnya satu pintu
Sumber : Diolah Peneliti, 2019
c. Kompetensi Aparatur
Dimensi kompetensi aparatur dalam penelitian ini di lihat dari kemampuan dan
keterampilan teknis, motivasi dan etos kerja dengan informan utama Kepala
DPMPPTSP Kabupaten Dairi dan informan lain adalah Sekretaris dan kepala Bidang di
DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
1) Kemampuan dan keterampilan teknis.
Fenomena kemampuan dan keterampilan teknis di lihat dari pola peningkatan
kapasitas aparatur. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pola pembinaan dalam
rangka peningkatan kemampuan dan keterampilan dengan mengalokasikan anggaran
untuk diklat teknis. Setiap tahun dilakukan pengiriman untuk mengikuti diklat dasar
maupun sektoral. Saat ini DPMPPTSP telah memiliki operator Sistem pelayanan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). Informan memberikan
penjelasan sebagai berikut :
“Tiap tahun kita mengirimkan, artinya kita dapat anggaran terbatas, tapi kami tetap prioritaskan di diklat. Kita diklat ini mulai dari diklat dasar, lanjutan sektoral. Tanpa diklat kami tidak bisa ngurus izin bu, kami tidak akan dapat hak akses, makanya setiap tahun kami pasti mengirimkan minimal satu. Nah Cuma hati-hati Pemda, jangan sampai dipindahkan, itu yang jadi masalah. Terus Operator SPISE kita ada, “ (JH Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 29 Januari 2019)
2) Motivasi dan etos kerja
Fenomena motivasi dan etos kerja dalam penelitian ini di lihat dari upaya
motivasi dan etos kerja dan upaya membangun budaya kerja organisasi. Hasil
pengumpulan data menunjukkan bahwa secara umum pola untuk meningkatkan
motivasi dan etos kerja di DPMPPTSP Kabupaten Dairi antara lain dilaksanakan
melalui apel rutin setiap pagi, didalamnya terdapat pembinaan oleh pimpinan secara
bergiliran mulai Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala Bidang serta pembinaan secara
berjenjang oleh masing-masing bidang.
“Apel pagi saja tahun ini, itu pun karena didukung oleh Sekdis saya, saya perhatikan orangnya juga bagus, perhatian ke anggota juga bagus dan dia juga memberikan contoh tidak asal ngomong, mau tidak mau itu juga memacu saya, tidak ada kepercayaan itu yang satu arah, pasti dua arah” (JH Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara 29 Januari 2019)
Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa apel pagi
secara rutin dilaksanakan pada jam 7.30 wib mulai hari selasa sampai jumat, dengan
pembinaan apel yang bergiliran setiap harinya, sedangkan hari senin pagi apel
dilaksanakan di depan Kantor Bupati Dairi.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Upaya membangun budaya organisasi telah dilakukan melalui penandatanganan
Pakta Integritas bagi seluruh Pejabat Struktural di Lingkungan DPMPPTSP Kabupaten
Dairi.
Telaah dokumentasi menunjukkan bahwa penandatangan pakta integritas dilakukan
pada tanggal 1 Pebruari 2017. Butir pakta integritas selengkapnya peneliti kutip sebagai
berikut:
“1. Berperan secara pro aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
2. Tidak meminta atau menerima pemberian langsung atau tidak langsung berupa suap, hadiah, bantuan atau bentuk lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Bersikap transparan, jujur, objektif danakuntabel dalam melaksanakan tugas 4. Memberi contoh dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
dalam melaksanakan tugas terutama kepada pegawai yang berada dibawah pengawasan saya dan sesame pegawai dilingkungan kerja saya secara konsisten;
5. Melaksanakan pelayanan publik pada unit kerja saya sesuaiketentuan yang berlaku;
6. Mewujudkan pelaksanaan penetapan kinerja tahun anggaran berjalan dengan sungguh-sungguh hingga mencapai 90 % dari target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja.
7. Bila saya melanggar hal-hal tersebut diatas, maka saya siap menerima sanksi sebagai mana diatur dalam Peraturan Bupati Dairi
Konsisten membangun budaya kerja organisasi secara berkesinambungan
dilakukan dengan menetapkan Peraturan Bupati Dairi Nomor 2 Tahun 2013 Tentang
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi
Maklumat pelayanan DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai wujud dari komitmen
optimalisasi dan perbaikan kinerja penyelenggara PTSP. Unsur yang tekandung dalam
regulasi terkait membangun budaya DPMPPTSP yang baik secara ringkat adalah
sebagai berikut:
a) Kode Etik meliputi nilai-nilai pribadi, kewajiban, larangan dan hak penyelenggara
pelayanan perizinan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
b) Pedoman Perilaku meliputi tuntunan penyelenggara pelayanan ketika manyampaikan
salam, memberikan penjelasan,memberikan pelayanan dan setelah selesai
memberikan pelayanan.
c) Motto : Cepat, langsung, Akurat, Ramah (CLAR)
d) Janji : berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur
e) Maklumat Pelayanan : Kepastian Penerbitan Izin Adalah Bakti Kami Untuk
Investasi Anda.
Pernyataan informan sebagai berikut :
“Etos kerja, saya konsepnya, pertama itu menanamkan kepercayaan dulu ke anggota, mereka percaya tidak saya pimpin, Pada saat mereka itu percaya kalau dipimpin oleh saya akan menjadi baik, apapun ide saya mereka akan ikut, yang penting mereka percaya sama saya” (JH, Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi, 29 Januari 2019)
Gambaran hasil studi dokumentasi, observasai dan wawancara terhadap dimensi
kompetensi aparatur di lihat pada table 4.15
Tabel 4.15 Rekapitulasi Temuan Penelitian pada Dimensi Kompetensi Aparatur
NO FENOMENA HASIL HAMBATAN 1 Kemampuan dan
Keterampilan teknis Telah mendapat akses bidang pelayanan
Jumlah anggaran dan pegawai terbatas
2 Motivasi dan Etos Kerja
Telah menetapkan kode etik, pedoman perilaku, motto, maklumat, Janji dan pakta integritas
Sumber : Di olah Peneliti, 2019
C. Pembahasan
1. Evaluasi Kinerja Pelayanan
a. Produktivitas
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Gambaran hasil pengumpulan data penelitian secara umum pada dimensi
produktivitas menunjukkan bahwa volume penerbitan izin periode tahun 2014 – 2017
bersifat fluktuatif, terdapat peningkatan penerimaan retribusi perizinan selama tahun
2014 – 2017, terpenuhinya target PAD pada Kabupaten Dairi.
1) Volume penerbitan izin
Pengukuran produktivitas pada fenomena volume penerbitan izin dilakukan
dengan menghitung tingkat pertumbuhan dasar dari semua aktivitas pelayanan. Hal ini
mengingat DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP tidak
menetapkan target jumlah penerbitan izin pada setiap tahun. Berdasarkan data realisasi
penerbitan izin sejak tahun 2014 – 2017 maka tingkat pertumbuhan penerbitan izin
PTSP dapat dilihat pada Tabel 4. 16
Tabel 4.16 Tingkat Pertumbuhan Perizinan Tahun 2014 – 2017
NO TAHUN JUMLAH IZIN
PERTUMBUHAN (%)
1 2014 649 - 2 2015 717 10,47 3 2016 803 11,99 4 2017 511 0,36
Sumber : Di olah peneliti dari data DPMPPTSP Kabupaten Dairi Tahun 2017
Angka pertumbuhan mulai menurun tahun 2017 telihat memiliki kecenderungan
menurun, namun demikian hasil tersebut belum secara dapat menggambarkan
produktivitas pelayanan perizinan pada PTSP, Berdasarkan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (Lakip) tahun 2017 dengan yang dikuatkan pernyataan dari
Kasubbag Perencanaan, Prolap dan Keuangan DPMPPTSP sebagai penyusun laporan
bahwa di tahun 2017 jumlah pengguna layanan/ masyarakat yang mengajukan
permohonan izin di tahun 2017 lebih sedikit dari pada tahun 2016.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Upaya perbaikan dalam rangka peningkatan volume penerbitan izin perlu
dilakukan secara bersama oleh DPMPPTSP Kabupaten Dairi selaku penyelenggara
PTSP dengan SKPD/OPD teknis terkait. PTSP sebagai administrator pelayanan, focus
pada perbaikan kualitas pelayanan antara lain melalui penyederhanaan prosedur
sedangkan SKPD/OPD teknis sesuai tugas pokok dan fungsinya perlu melakukan
sosialisasi dan pendataan potensi masayarakat dalam rangka membina dan mendorong
pelaku usaha untuk melangkapi kegiatan usahanya dengan perizinan.
2) Kontribusi penerimaan retribusi terhadap PAD
Kontribusi retribusi perizinan terhadap PAD Kabupaten Dairi secara rata-rata
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2016. Pertumbuhan
kontribusi retribusi perizinan terhadap PAD Kabupaten Dairi Tahun 2014 – 2017 dapat
dilihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Pertumbuhan Kontribusi Retribusi Perizinan terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2014 – 2017
NO TAHUN RETRIBUSI (Rp)
REALISASI PAD (Rp)
% PERTUMBUHAN (%)
1 2014 300.000.000. 216.854.682. 0,72 - 2 2015 395.000.000. 434.194.885. 1,09 1,00 3 2016 270.000.000. 278.758.200. 1,03 0,35 4 2017 263.000.000. 277.526.349.50 1,05 0,04
Sumber : Di olah peneliti dari data DPMPPTSP Tahun 2017
Perbandingan antara kontribusi perizinan terhadap PAD berdasarkan realisasi
PAD, dimana kontribusi retribusi berbanding lurus dengan kualitas pelayanan, faktor
yang mempengaruhi peningkatan kontribusi retribusi perizinan terhadap PAD
Kabupaten Dairi meliputi :
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
a) Kemudahan akses pelayanan bagi masyarakat melalui pemberian pelayanan jemput
bola di beberapa kecamatan, kerja sama antara DPMPPTSP Kabupaten Dairi dengan
SKPD/OPD Teknis terkait.
b) Animo masyarakat untuk melengkapi kegiatan usahanya dengan perizinan.
c) Kemudahan persyaratan bagi jenis pelayanan, dimana pengguna layanan tidak perlu
menyampaikan jenis berkas persyaratan yang sama secara berulang.
b. Kualitas Layanan
Gambaran hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpuasan pengguna layanan
pada dimensi kualitas layanan terutama pada komponen jangka waktu pelayanan, yaitu
lambatnya penyelesaian perizinan yang dimohonkan oleh pengguna layanan dan sistem
mekanisme prosedur yang di nilai masih rumit, sebagaimana dapat dilihat Tabel. 4.18
Tabel 4.18 Respon Pengguna Layanan terhadap Dimensi Kualitas Layanan
NO UNSUR HASIL WAWANCARA PUAS TIDAK PUAS
1 Persyaratan V V 2 Mekanisme dan
Prosedur V V
3 Jangka waktu pelayanana
V
4 Biaya/tariff V V 5 Penanganan pengaduan,
saran dan masukan V
Sumber : Di olah peneliti, 2019
Alasan pengguna kompenen proses penyampaian pelayanan dari Standar
Pelayanan untuk mengukur kepuasan pengguna layanan, yang pertama adalah asas
kepatuhan terhadap regulasi. Kedua, bahwa konsep Standar Pelayanan mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15
Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
1) Persyaratan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap fenomena persyaratan pada aspek
kesesuaian, pengguna layanan memberikan tanggapan yang positif, dalam pengertian
mereka puas dengan ketentuan persyaratan untuk setiap jenis pelayanan yang diberikan
karena telah sesuai dengan ketentuan regulasi. Indikasinya pengguna layanan hanya di
minta untuk melengkapi persyaratan sesuai yang tertera pada formulir atau berdasarkan
informasi yang disampaikan petugas ketika melakukan pendaftaran di Kantor
DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
Aspek kemudahan menggambarkan hasil yang beragam, disitu sisi pengguna
layanan telah merasakan kepuasan dengan adanya penerapan perizinan Bank Data.
Pengguna layanan cukup melengkapi erkas persyaratan sesuai dengan jenis perizinan
yang dimohonkan, dan tidak perlu melengkapi berkas persyaratan yang sama untuk
pengurusan izin usaha lanjutan. Fasilitas Bank Data memberikan kemudahan, ketika
pengguna layanan bermaksud melakukan perpanjangan, perbaikan maupun perubahan
izin, cukup dengan membawa dokumen asli permohonan yang sudah dapat di proses.
Pengguna layanan juga merasakan adanya kemudahan dengan tersebarnya
informasi persyaratan khususnya bagi jenis layanan IMB dalam bentuk banner di
seluruh Kantor Kelurahan dan kantor Kecamatan.
2) Mekanisme dan prosedur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada fenomena mekanisme dan prosedur
pengguna layanan memberikan penilaian yang beragam. Pendapat Utama adalah
pengguna layanan yang telah menilai alur penyelenggara PTSP Kabupaten dairi cukup
mudah.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Keluhan disampaikan pengguna layanan adalah ketidak sesuaian antara prosedur
pelayanan yang ditetapkan yakni adanya permintaan kepada pengguna layanan untuk
mengurus sendiri rekomendasi dari beberapa SKPD/OPD.
Pengguna layanan berharap bahwa proses perizinan dapat selesai seluruhnya di PTSP.
Kondisi ini terutama terjadi pada jenis perizinan yang mempersyaratkan rekomendasi
Tim teknis dari Dinas PU, Lingkungan Hidup, Kesehatan.
Berdasarkan hasil analisa, terdapat beberapa kondisi yang diindikasikan
berhubungan dengan penilaian pengguna layanan :
a) Keterbatasan petugas penyelenggara PTSP
Hasil konfirmasi menunjukkan bahwa di DPMPPTSP Kabupaten Dairi terdapat 4
orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) pelaksana yang berugas memberikan pelayanan
perizinan dibantu 1 orang tenaga Non PNS yang terbagi pada bidang perizinan usaha 1
orang, bidang perizinan tertentu 1 orang dan bidang penanaman modal 4 orang. Pada
Tim Teknis diperoleh gambaran bahwa di Tim Tenis adalah pegawai SKPD/OPD.
Keadaan petugas penyelenggara PTSP di DPMPPTSP Kabupaten Dairi maupun
di Tim Teknis di nilai belum sesuai dengan beban kerja yang diemban. Pada situasi
tertentu dimungkinkan adanya petugas yang menyarankan kepada pengguna layanan
untuk melengkapi rekomendasi perizinan ke SKPD/OPD teknis tertentu, agar pelayanan
bisa lebih cepat sebagaimana pengalaman informan pada saat mengurus perizinan
(Dapat di lihat pada halaman 67)
b) pengguna layanan belum melengkapi persyaratan sesuai jenis perizinan pada saat
menyampaikan permohonan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Berdasarkan ketentuan, seyogyanya pada saat pengajuan permohonan izin
pengguna layanan telah melengkapi persyaratan sesuai jenis izin yang dimohonkan.
Hasil konfirmasi kepada Tim Teknis dari Dinas PUPR Kabupaten Dairi menunjukkan
bahwa sesuai prosedur, pada saat pengajuan IMB harus dilengkapi dengan gambar
teknis yang telah memenuhi ketentuan standar arsitektur, setelah di nilai layak pada saat
peninjauan lapangan maka Tim Teknis memberikan rekomendasi untuk dapat diproses
lebih lanjut di PTSP Kabupaten Dairi. Faktanya banyak ditemukan ketidaksesuaian
antara gambar yang diajukan pengguna layanan dengan keadaan bangunan pada saat
dilakukan peninjauan lapangan baik dari aspek pola ruang, kelayakan konstruksi, posisi
bangunan dan perhitungan teknis, dengan demikian Tim Teknis tidak dapat memberikan
rekomendasi.
3) Jangka waktu pelayanan
Beberapa pengalaman pengguna layanan menunjukkan bahwa keterlambatan
penyelesaian perizinan merupakan masalah utama yang dirasakan. Keterlambatan
penyelesaian perizinan terutama bagi jenis izin dasar yang mempersyaratkan
rekomendasi intansi teknis.
Kendala utama pengguna layanan adalah untuk memenuhi kelengkapan
persyaratan berupa IMB dan Dokumen Kajian Lingkungan, khususnya SPPL.
Berdasarkan telaah dokumen bahwa diantara persyaratan IMB menurut Persyaratan
pada DPMPPTSP adalah:
a) Gambar teknik bagi bangunan tertentu
b) Perhitungan kontruksi bagi bangunan tertentu
c) Fotocopy Dokumen AMDAL, UPL/UKL bagi bangunan tertentu
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Permasalahan muncul mengingat tidak terdapat penjelasan rinci mengenai defenisi
bangunan tertentu, meskipun terdapat Pasal tentang kualifikasi bangunan gedung yang
dibedakan dalam :
a) Bangunan gedung; dikelompokan berdasarkan tingkat kompleksitas, permanen,
resiko kebakaran, zona gempa, lokasi, ketinggian, kepemilikan, waktu penggunaan.
b) Bangunan fungsi; dikelompokkan berdasarkan fungsi hunian, keagaamaan, usaha,
social budaya, khusus, ganda/campuran
Kondisi inilah yang diperkirakan memicu perbelangkuan gambar teknis sebagai
persyaratan bagi semua pemohon IMB tanpa melihat kualifikasi bangunan gedung
Kondisi lain yang memperkuat pentingnya gambar teknis adalah masih terdapat
gambar teknis yang diajukan pemohon belum memenuhi standar arsitektur. Persepsi
masyarakat yang terbentuk selama ini bahwa gambar teknik yang memenuhi
persyaratan adalah yang dikeluarkan oleh intansi teknis, dan selama ini tidak pernah ada
pernyataan tegas dari pihak Dinas PUPR Kabupaten Dairi terkait hal tersebut. Jumlah
tenaga teknis di Dinas PUPR Kabupaten Dairi yang sangat terbatas berdampak kepada
lambatnya proses penyelesaian pengerjaan gambar.
Kondisi lain yang terkait dengan keterlambatan penyelesaian perizinan adalah
rekomendasi teknis yang diterbitkan Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi bagi pengurusan
restoran, rumah makan, tempat makan dan jasa boga. Bahwa pelaku usaha memberikan
jaminan kesehatan kepada pelanggan dengan melakaukan pemeliharaan sanitasi dan
kesehatan lingkungan. Prosedur penerbitan rekomendasi adalah permohonan dari
pengguna layanan kepada Puskesmas setempat, selanjutnya dilakukan pemeriksaan
sesuai waktu yang ditentukan. Atas hasil pemeriksaan tersebut, Kepala Puskesmas
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
menyampaikan surat keterangan sebagai dasar penerbitan rekomendasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Dairi. Kendala utama saat ini adalah keterbatasan tenaga teknis
Sanitarian dan tidak semua Puskesmas memiliki tenaga tersebut, hal ini berdampak pada
lambatnya proses penyelesaian perizinan.
Penjelasan informan menegaskan bahwa secara umum kualitas pelayanan di lihat
dari unsur ketepatan jangka waktu pelayanan masih belum memuaskan namun pada
aspek kuantitas telah sesuai di mana semua permohonan izin lengkap yang masuk telah
di proses. Alternatif upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan pada aspek
jangka waktu pelayanan adalah :
a) Meemperkuat komitmen bersamaan di antara jajaran Tim Teknis untuk
memperpendek prosedur pelayanan dan mengurangi persyaratan pemberian
perizinan.
b) Merancang pelayanan secara on line melalui fasilitas internet.
c) Pelayanan pelayanan perizinanan secara langsung ke Kecamatan yang daigendakan
secara rutin dalam rangka dalam memebrikan pelayanan yang cepat, murah dan tepat
kepada masyarakat.
4) Biaya pelayanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek kesesuaian biaya pelayanan tidak
terdapat keluhan, dimana pembayaran dilakukan pengguna layanan sesuai dengan tanda
terima/bukti bayar yang diterbitkan penyelenggara. Kondisi berbeda bagi pengguna
layanan yang tinggal di luar Kabupaten Dairi, mereka memperhitungkan seluruh
pengeluaran pada saat mengurus perizinan sebagai bagian dari biaya pembuatan izin
mulai biaya transport, konsumsi dan akomodasi.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Alternatif untuk mengurangi keluhan pada aspek kewajaran biaya pelayanan
perizinan adalah :
a) Pelayanan pelayanan perizinanan secara langsung ke Kecamatan yang
daigendakan secara rutin dalam rangka dalam memebrikan pelayanan yang
cepat, murah dan tepat kepada masyarakat.
5) Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat keluhan pengguna layanan pada aspek
pengguna pengaduan, saran dan masukan. Rendanya tingkat pengaduan pengguna
layanan publik dan tingginya angka hasil survey kepuasan tidak secara otomatis
menggambarkan kepuasan masyarakat terhadap penyediaan pelayanan publik, bahkan
bisa jadi menggambarkan kondisi yang sebaliknya. Kuranya respon institusi penyedia
layanan terhadap keluhan masyarakat dikhawatirkan dapat memicu sikap skeptic,
sehingga masyarakat menjadi jenuh dan angka pengaduan dibeberapa instansi
pelayanan publik menjadi rendah (Utomo, 2008)
Pelayanan publik yang berkualitas mensyaratkan kesimabungan posisi tawar
antara instansi penyelenggara pelayanan publik dengan masyarakat penerima pelayanan,
yang dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan konsep customer complaint
system (Sistem penanganan pengaduan). Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi,
menyampaikan saran maupun keluhan menjadi factor penting sebagai umpan balik
dalam perbaikan kualitas layanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan
Kulitas pelayanan merupakan hasil interaksi beberapa unsur penyelenggaraan
pelayanan publik berupa strategi, sisten dan sumber daya manusia dalam rangka
mewujudkan kepuasan pengguna layanan, konsep ini menurut Albrecht dan Zemke
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
(dalam Ratminto, 2015) di sebut The Service Triangle. Pandangan negative terhadap
penyelenggara pelayanan publik muncul karena adanya rasa ketidakpuasan masyarakat
sebagai pengguna layanan terhadap kualitas pelayanan yang diterima.
Upaya peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan perizinan telah di tempuh
dengan membentuk Tim Teknis berdasarkan Keputusan Bupati Dairi Nomor
133/500.05/III/2018. Tim Teknis memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan di
terima atau ditolaknya suatu permohonan izin. Tim Teknis juga bertanggungjawab
dalam mendorong pelaku usaha untuk melengkapi kegiatan usahanya dengan perizinan
yang sesuai tugas pokok SKPD/OPD teknis dengan mengacu kepada ketentuan
peraturan perundang-undangan sektoral. Tugas mengkkordinasikan Tim Teknis di
empan Kepala DPMPPTSP Kabupaten Dairi selain pembinaan, pengawasan dan
pengendalian penyelenggara pelayanan perizinan melalui PTSP.
Kesamaan persepsi dan komitmen dari unsur Tim Teknis menjadi sangat penting
dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan perizinan DPMPPTSP dengan
PTSPnya hanya selaku administrator yang memberikan kemudahan pelayanan, namun
subtansi keseusian dan kelayakan syarat teknis tetap menjadi tanggungjawab
SKPD/OPD terkait (MK, Sekretaris DPMPPTSP Kabupaten Dairi, kutipan wawancara
31 Januari 2019)
Alternatif lain sebagai pembanding untuk mengukur kualitas layanan adalah
dengan menggunakan data hasil kegiatan survey melalui Indeks Kepuasan Masyarakat
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Dairi secara berkala sebagaimana di
lihat pada Tabel 4.19 Perbandingan antara hasil wawancara dimensi kualitas pelayanan
dan data survey kepuasan masyarakat menunjukan adanya kesamaan yaitu penilaian
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
ketidakpuasan masyarakat terhadap unsur kecapatan pelayanan. Kondisi ini
mempertegas bahwa penyelesaian perizinan belum sesuai dengan target waktu yang
ditetapkan dan perlu menjadi prioritas utama upaya perbaikan kualitas penyelenggara
PTSP pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
Tabel 4.19 Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi Tahun 2015
– 2017 NO TAHUN UNSUR TERLEMAH SKOR UNSUR
TERKUAT SKOR
1 2015 Perilaku pelaksana 5,25 Waktu pelayanan
5.5
Maklumat pelayanan 5,25 Persyaratan Pelayanan
5,5
Biaya Traif 5,25 2 2016 Kompetensi pelaksana 2,21 Biaya Tarif 3,33
Waktu Pelayanan 2,21 Perilaku pelaksana
3,21
Prosedur Pelayanan 2,46 Persyaratan Pelayanan
3,12
Maklumat Pelayanan
3,17
3 2017 Prosedur Pelayanan 2,68 Persyaratan Pelayanan
3,18
Waktu Pelayanan 2,33 Biaya tarif 3,33 Kompetensi Pelaksana 2,51 Perilaku
Pelaksana 3,21
Sumber : Di olah dari data Bagian Organisasi, DPMPPTSP Kabupaten Dairi 2017.
Dukungan komitmen dari SKPD teknis berupa kesediaan untuk melipahkan
kewenangan pengurusan perizinan dan penugasan aparat secara penuh di PTSP
kabupaten Dairi sangat dibutuhkan guna mengurangi simpul keterlambatan
penyelesaian perizinan sehingga tujuan awal pembentukan PTSP tercapai.
Penerapan adanya penyederhanaan prosedur dan integritasi penyelenggaraan
pelayanan dalam suatu tempat agar dapat memberikan pelayanan yang lebih mudah,
sederhana, cepat, murah. Peraturan Perintah Nomor 96 tahun 2012, menjelaskan bahwa
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
sistem pelayanan terpadu dibedakan atas pelayanan terpadu satu pintu dan pelayanan
terpadu satu atap. Sistem pelayanan terpadu satu pintu berupa pelayanan yang
terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan
tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu, dengan tujuan :
1) Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada masyarakat.
2) Memperpendek proses pelayanan
3) Mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, pasti, transparan dan
terjangkau.
c. Responsivitas
Dimensi responsivitas di lihat dari fenomena kemudahan dan kejelasan informasi
prosedur pelayanan, sikap petugas dalam membantu pengguna layanan, ketersediaan
pelayanan pengaduan saran dan keluhan.
Hasil analisa terhadap data penelitian menunjukkan bahwa secara umum
DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP di nilai relah memiliki daya
tanggap positif dan responsive terhadap kebutuhan pengguna layanan, kesimpulan ini di
dukung dengan beberapa temuan sebagai berikut :
1) DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah menyediakan layanan informasi yang jelas dan
mudah diakses oleh masyarakat secara luas melalui berbagai media seperti website,
papan informasi, banner, baik yang ditempatkan di Kantor DPMPPTSP maupun di
Kecamatan.
2) DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah memebrikan tanggapan terhadap kebutuhan
informasi proses penyelenggaraan pelayanan melalui penyampaian langsung oleh
Petigas di kantor maupun melalui media telepon
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
3) DPMPPTSP kabupaten Dairi telah memiliki sarana dan mekanisme penanganan
pengaduan yang bertempat pada bagian informasi dan pelayanan.
Penilain positif pengguna layanan terhadap dimensi responsivitas diharapkan
berbanding lurus dengan kinerja DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara
PTSP.
d. Responsibilitas
Dimensi responsibilitas di lihat dari fenomena kesesuaian penyelesaian pekerjaan
pada aspek persyaratan, biaya, waktu dan prosedur yang telah dietetapkan. Dwiyanto
(2014) menyatakan bahwa sistem pelayanan publik yang baik berbanding lurus dengan
hadapkaulitas pelayanan. Sistem pelayanan yang baik memiliki prosedur pelayanan
yang jelas, mampu menerapkan prosedur tersebut dengan pasti dan mampu mendeteksi
segala bentuk penyimpangan melalui mekanisme control.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa DPMPPTSP Kabupaten Dairi
sebagai penyelenggara PTSP di nilai memiliki responsibilitas tinggi terhadap aspek
persyaratan dan biaya terdapat pada aspek kesesuaian terhadap waktu dan prosedur, di
mana responsibilitas DPMPPTSP Kabupaten Dairi di nilai rendah
1) Persyaratan
Penyelenggaraan PTSP pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi memberlakukan
persyaratan sesaui dengan ketentuan yang telah di atur Peratura Pemerintah. Rincian
jenis persyaratan yang diperlukan telah termuat dalam masing masing formulir sesuai
dengan jenis perizinan.
2) Biaya Pelayanan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Penyelenggaraan PTSP pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi memperlakukan biaya
pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan daerah Kabupaten
Dairi. Besaran biaya yang dimohonkan telah sesuai dengan rinci bukti tanda terima
yang akan diserahkan kepada pengguna layanan sebagai bukti pembayaran.
Pihak penyelenggara memberikan jaminan tidak ada pungutan lain yang dimintakan
oleh petugas dalam pemberian pelayanan sebagaimana yang telah dinyatakan oleh
informan dan dengan pembangian dari pihak pengguna layanan.
Kesesuaian pada aspek biaya pelayanan dengan ketentuan dalam regulasi
menunjukkan bahwa DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah memiliki responsibilitas yang
tinggi. Kondisi ini membuktikan bahwa pihak penyelenggara memiliki komitmen yang
tinggi untuk mencipkatan kawasan bersih berintegrasi bebas kolusi, korupsi dan
nepotisme.
3) Jangka waktu pelayanan
Penyelenggaraan PTSP pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi belum mampu
menerapkan jangka waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Standar pelayanan
maupun SOP. Keterbatasan petugas merupakan alasan sama yang disampaikan Tim
Teknis PTSP Kabupaten Dairi, upaya formal pengajuan penambahan pegawai telah
disampaikan ke BDK Kabupaten Dairi, Tapi sampai sekarang ini belum dapat respon.
Berdasarkan hasil analisa maka peneliti menyimpulkan bahwa DPMPPTSP
Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP memiliki tingkat responsibilitas yang
rendah pada aspek jangka waktu pelayanan, terlebih PTSP Kabupaten Dairi belum
menyesuaikan ketentuan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 97
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Tahun 2014 padal 15 yang menyatakan bahwa lama jangka waktu pelayanan PTSP
adalah 7 hari. Kecuali untuk yang diatur Undang-undang dan Peraturan Pemerintah.
4) Prosedur Pelayanan
Prosedur penyelenggaraan pelayanan pada PTSP Kabupaten Dairi secara umum
telah diatur dalam SOP, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala terutama
pada tahap pemprosesan yaitu kegiatan pembahasan dan peninjauan lapangan
(mekanisme/alur pelayanan pelayanan dapat dilihat pada Gambar 4.2.)
Kegiatan pembahasan dan peninjauan lapangan melibatkan Tim Teknis PTSP
Kabupaten Dairi, secara formal tahapan waktu untuk kegiatan tersebut di atur dalam
SOP selama 7 hari. Kendala utama adalah pada saat koordinasi dan pembuatan jadwal
kegiatan, mengingat kedudukan Tim Teknis yang berwenang melakukan peninjauan
lapangan berada pada SKPD Teknis masing – masing.
Upaya perbaikan pada fenomena responsibilitas terutama pada aspek prosedur
mekanisme pelayanan dan jangka waktu pelayanan. Kondisi saat ini, pada bidang
penanaman modal pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah terintegrasi dalam Sistem
Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) dengan
pemerintah pusat. Pada bidang perizinan dan non perizinan telah dirintis upaya
pelayanan Secara Elektronik (PSE).
e. Akuntabilitas
Dimensi akuntabilitas di lihat dari fenomena keterbukaan dan kemudahan akses
informasi pelayanan. Transparansi atau keterbukaan di pilih sebagai salah satu
fenomena karena memiliki kaitan erat dengan akuntabilitas publik. Selanjutnya
kemudahan akses memperoleh informasi pelayanan mrupakan hak mendasar bagi warga
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
masyarakat untuk dapat memberikan penilaian yang tepat terhadap kinerja
penyelenggaraan pelayanan publik. Dwiyanto (2014:228) menyatakan bahwa tanpa
transparansi tidak aka nada akuntabilitas.
Hasil analisa terhadap data penelitian menunjukkan bahwa DPMPPTSP
Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP di nilai telah memiliki akuntabilitas
yang memadai. Kesimpulan ini berdasarkan beberapa temuan sebagai berikut :
1) DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah menerbitkan berbagai dokumen laporan
penyelenggara pelayanan perizinan secara berkala disampaikan kepada Bupati
Dairi, DPMPPTSP Prov. Sumut.
Makna yang terkandung dalam akuntabilitas adalah adanya kewajiban untuk
menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan program kepada yang lebih tinggi/atasan.
Sedarmayanti (2012) memberikan pendapat bahwa esensinya akuntabilitas merupakan
bentuk pernyataan pertanggungjawaban seseorang kepada pihak yang memiliki hak atau
berwenang untuk meminta kewenangan atau pertanggungjawaban.
2) DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah memiliki sistem informasi pelayanan berupa
Web site, SMS, telepon dan layanan informasi langsung ke Kantor DPMPPTSP
Kabupaten Dairi.
Sistem informasi yang telah dimiliki DPMPPTSP Kabupaten Dairi menyediakan
berbagai jenis informasi yang berhubungan dengan proses pemberian pelayanan seperti
persyaratan, biaya, mekanisme dan prosedur, alur pelayanan maupun layanan data
informasi hasil penyelenggaraan pelayanan perizinan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah memberikan kemudahan akses informasi
melaui kerjasama dengan Kecamatan. Informasi pelayanan dapat dengan mudah di
peroleh di seluruh Kantor Kecamatan dan kantor Kelurahan.
2. Faktor-faktor yang mempengruhi kinerja.
Pengertian faktor-faktor yang menentukan kinerja organisasi pada penelitian ini
adalah unsur utama yang di nilai berpengaruh terhadap pencapaian kinerja DPMPPTSP.
Unsur utama yang dimaksudkan terdiri dari dimensi dukungan organisasi, kemampuan
manjemen, kompetensi aparatur.
a. Dukungan Organisasi.
Dimensi ini di lihat dari fenomene struktur organisasi, kejelasan mekanisme dan
pembangian kerja, ketersediaan teknologi, sarana dan prasarana.
1) Struktur Organisasi
Penelitian pada fenomena struktur organisasi untuk melihat dasar pembentukan
kelembangaan, kewenangan formal DPMPPTSPKabupaten Dairi, pendelegasian
kewenangan Bupati kepada DPMPPTSP Kabupaten Dairi
a) Dasar pembentukan kelembagaan
DPMPPTSP Kabupaten Dairi dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Dairi Nomor 20 Tahun 2016 tentang pengaturan pembangian kewenangan dan
tanggungjawab telah dilakukan, dimana terdapat pembagian tugas dibagi habis secara
berjenjang dari seksi yang lebih besar ke seksi yang lebih kecil. Monir (2015)
menjelaskan bahwa pembangian organisasi menjadi beberapa bagian atau seksi kerja
melalui pendekatan dari atas terus ke bawah menghasilkan struktur organisasi.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Indikasi temuan pada fenomena struktur organisasi adalah adanya unsur Tim
Teknis dalam garis komando struktur Organisasi DPMPPTSP Kabupaten Dairi namun
pada sisis lain pengaturan kedudukan Tim Teknis bersifat tidak melekat, selanjutnya
pola hubungan kerja antara DPMPPTSP Kabupaten Dairi secara structural dengan Tim
Teknis lebih kepda fungsi koordinatif.
Pada tataran operasional pelaksanaan Tim Teknis secara umum tidak diketemukan
kendala, namun pada aspek fungsional terdapat kendala dimana :
(1) Ketidakjelasan bentuk pertanggungjawaban secara berjenjang dalam hubungan
hirarki sesuai struktur organisasi.
(2) Pengaturan kedudukan Tim teknis yang tidak melekat pada Kantor DPMPPTSP
sesuai Peraturan Bupati Dairi Nomor 20 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Dairi,
diduga dapat memicu pada keengganan unsur SKPD/OPD untuk secara penuh
menempatkan petugas di PTSP secara penuh satu pintu.
Temuan pengaturan kedudukan Tim Teknis sesuai Peraturan Bupati Dairi Nomor
20 Tahun 2016 di nilai bertentangan dengan hasil evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten
Dairi tentang kelembagaan yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri pada
tahun 2011.
Rekomendasi hasil evaluasi diantaranya adalah menghilangkan duplikasi
pelayanan perizinan, memperkuat fungsi perizinan dan Penanaman Modal dengan
melebuh kantor Pelayanan Perizinan Terpadu ke dalam DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
Keberadaan Tim Teknis sesua Peraturan daerah pembentukan DPMPPTSP
Kabupaten Dairi seyogyanya menegaskan pilihan Pemerintah Daerah untuk menetapkan
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
pola penyelenggaraan pelayanan satu pintu secara penuh dibandingkan dengan konsep
lainnya yaitu sistem pelayanan terpadu satu atap.
b) DPMPPTSP Kabupaten dairi sebagai penyelenggara PTSP
Penegasan DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP dituangkan
dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 07 Tahun 2016, tentang Pembentukan Perangkat
daerah Kabupaten Dairi. DPMPPTSP adalah Perangkat Daerah yang memiliki tugas
pokok dan fungsi mengelola pelayanan perizinan dan non perizinanyang delegasikan
dengan pola PTSP
c) Pendelegasian kewenangan dari Bupati kepada DPMPPTSP
DPMPPTSP sebagai penyelenggara PTSP telah memiliki pendelegasian
wewenang dari Bupati dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan
sebagaimana terakhir ditetapkan dalam Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2017 dan
Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pelimpahan wewenang Perizinan dan non perizinan
kepada DPMPPTSPKkabupaten Dairi meliputi :
(1) DPMPPTSP dalam memberikn pelayanan perizinan dan non perizinan dibantu oleh
Tim Teknis yang berasal dari SKPD Teknis terkait yang mempunyai kompetensi
dan kemauan sesuai dengan bidangnya.
(2) Tim Teknis berkewajiban untuk memberikan saran pertimbangan dalam bentuk
rekomendasi.
(3) saran pertimbangan yang dibuat oleh Tim Teknis yang diberikan kepada Kepala
DPMPPTSP merupakan dasar Kepala DPMPPTSP dalam menerbitkan atau
menolak suatu permohonan perizinan dan non perizinan.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
(4) DPMPPTSP dapat memfasilitasi Tim Teknis dalam melakukan pemeriksaan teknis
lapangan
Hasil analis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa keberadaan struktur
kelembagaan DPMPPTSP Kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP secara
normative telah memenuhi persyaratan yang dikemukanan Simanjuntak (2011), dimana
dalam pembentukan suatu struktur organisasi harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
a) Menjamin kejelasan pembangian kerja antar unit organisasi dan pembangian tugas
antar individu.
b) Menjamin keseimbangan beban kerja antar unit organisasi dan pembangian tugas
antar individu
c) Memberikan kejelasan kerja
d) Menjamin efektivitas pengawasan
2) Kejelasan pembangian tugas dan mekanisme kerja.
Penelitian fenomena kejelasan pembangian tugas dan mekanisme kerja
menunjukkan hasil bahwa DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah memilki Standard an
Maklumat Pelayanan, SOP.
a) Standard Maklumat pelayanan
DPMPPTSP sebaia penyelengara PTSP telah menetapkan Standar Pelayanan dan
Maklumat Pelayanan. Penetapan aturan tersebut merupakan kewajiban penyelenggara
pelayanan publik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan ditetapkan melalui Keputusan
Bupati Dairi Nomor 199/500/V/2018 tentang Perubahan atas keputusan Bupati Dairi
Nomor 570/500/VIII/2017 tentang Standar Pelayanan Perizinan pada DPMPPTSP
Kabupaten Dairi. Hakekatnya maklumat pelayanan adalah untuk mengikat
penyelenggara pelayanan dan berfungsi sebagai pedoman bagi aparat penyelenggara
pelayanan publik dalam menjalankan tugas dan fungssi pelayanan kepada masyarakat.
(hardiyansyah, 2011)
b) SOP
DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah menetapkan SOP bagi seluruh jenis pelayanan
yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati Dairi.Berkenaan dengan fungsi PTSP yang
melibatkan kewenangan dari SKPD/OPD teknis terkait yang secara operasional
dilaksanakan melalui Tim Teknis.
Keberadaan aturan ini dirasakan sangat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
PTSP. Moenir (2012) menjelaskan bahwa sarana pendukung mekanisme kerja pada
sebuah organisasi iayalah sistem, prosedur dan metode yang berfungsi pelayanan
berjalan dan berhasil dengan baik.
c) pembangian tugas dan mekanisme kerja
Uraian tugas pokok dan fungsi berdasarkan Peraturan Bupati Dairi Nomor 20
Tahun 2016 telah mengatur pembangian pekerjaan atau beban kerja secara berimbang
untuk setiap unit kerja, serta mengakodir fungsi pembinaan dan pengawasan secara
berjenajang dari setiap seksi kerja pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
3) Fasilitasi teknologi, sarana dan prasarana
Hasil analisa terhadap data penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan teknologi,
sarana dan prasarana pada DPMPPTSP dinilai belum mamadai, dengan penjelasan
kondisi sarana parasarana sebagai berikut:
a) DPMPPTSP sebagai penyelenggara PTSP belum memiliki fasilitas Parkir kenderaan,
pengguna layanan masih melakukan parker kenderaan di pinggir jalan.
b) Sarana kerja berupa peralatan kerja, perlengkapan kerja dan perlengkapan bantu
masih belum memadai, Data sarana parasarana menunjukkan sarana kerja masih
minim di DPMPPTSP Kabupaten Dairi.
c) Fasilitas ruang pelayanan telah belum dimana ruang pelayanan masih satu ruangan
dengan ruang pelayanan dan informasi dan ruang pengaduan.
Kondisi ini berpengaruh terhadap kelancaran proses penyelenggaraan perizinan di
DPMPPTSP Kabupaten Dairi. Dwiyanto (2014:142-143) menjelaskan bahwa kualitas
dan kuantitas peralatan berpengaruh terhadap prosedur, kecepatan proses, dan kualitas
layanan yang dihasilkan. Penerapan teknologi peralatan kerja akan meningkatkan
jumlah dan kualitas produk layanan dalam waktu yang lebih singkat. Sarana pelayanan
yang memadai dapat berfungsi sebagai faktor pendorong proses penyelenggaraan
pelaynan, antara lain efisiensi waktu, meningkatkan produktivitas, jaminan mutu produk
layanan, kenyamanan dan kepuasan kerja (Moenir, 2015)
Hasil reviuw yang dilakukan Mulyati (20114) menunjukkan bahwa komitmen
Kepala Daerah memengang peran penting dalam penyelenggaraan pelayanan terpadu
satu pintu dalam hal :
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
1. Menegaskan kepada semua pimpinan SKPD untuk meendukung proses pelimpahan
kewenangan dan meminimalisir hambatan/keenganan SKPD/OPD sejalan dengan
peralihan kewenangan kepada penyelenggara pelayanan terpadu.
2. Mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam jumlah yang proporsional.
3. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung efektivitas penyelenggara
PTSP.
Rendahnya komitmen pimpinan daerah dan SKP/OPD terkait menjadi penyebab
utama kondisi fasilitasi sarana dan Prasarana DPMPPTSP Kabupaten Dairi. Yaitu
Pembangunan untuk lokasi Parkir Kenderaan.
b. Kemampuan Manajemen
Dimensi kemampuan manajemen di lihat dari fenomena kepemimpinan efektif
dan kemampuan koordinasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan
manajemen dari fenomena kepemimpinan yang efektif di nilai cukup baik. Terdapat
pandangan yang melihat kepemimpinan bukan dari sisi efektif atau tidak efektif, namun
lebih efektivitas yaitu kepada kemampuan seseorang untuk menerapkan
kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi (Winardi,
2000) Peneliti mencoba menyamdingkan fakta hasil pengumpulan data dengan aspek
kepemimpinan dari Rosabeth (dalam Ancok, 2014) yaitu Meaning, Membership dan
Mastery, sebagaimana pada Tabel. 4.20
Tabel. 4.20 Aspek Kepemimpinan pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi
NO ASPEK KEPEMIMPINAN FAKTA HASIL PENGUMPULAN DATA
1 Kemampuan pemimpin membuat suasana bekerja penuh arti dan bermakna (Meaning)
Menerapkan motto : CEPAT, LANGSUNG, AKURAT, RAMAH
2 Kemampuan pemimpin untuk Melakukan rapat evaluasi
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
memperlakukan jajaran pegawai sebagai kesatuan keluarga dan menyadari adanya kontribusi semua pihak (Membership)
secara berkala terkait perkembangan pelayanan perizinan
3 Mengembangkan kompetensi jajaran pegawainya (Mastery
Setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti diklat teknis secara bertahap.
Sumber : Di olah Peneliti, 2019
Pada Tabel 4.20. terdapat di lihat bahwa beberapa aktivitas yang dilakukan di
lingkungan DPMPPTSP Kabupaten Dairi pada dasarnya sebagai upaya menumbuhkan
rasa kebersamaan, rasa persaudaraan, membangun budaya organisasi dan
mengembangkan kompetensi.
1) Aktivitas pelayanan perizinan pada DPMNPPTSP Kabupaten Dairi memiliki arti
penting dalam memberikan kepastian dan perlindungan hukup bagi pelaku usaha
selaras dengan tujuan PTSP.
2) DPMPPTSP Kabupaten Dairi membangun sinergitas proses kerja melalui
Pembentukan Tim Teknis dari jajaran SKPD/OPD Teknis terkait dalam rangka
menerapkan prinsip penyelenggaraan PTSP yaitu keterpaduan.
3) DPMPPTSP Kabupaten Dairi membangun komunikasi intensif untuk menanamkan
kepercayaan dua arah dan membangun kebersamaan.
c. Kompetensi Aparatur
Dimensi kompetensi aparatur di lihat dari fenomena kemampuan dan
keterampilan teknis, motivasi dan etos kerja. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
DPMPPTSP kabupaten Dairi sebagai penyelenggara PTSP telah memiliki kemampuan
dan kompetensi yang memadai, namun dari segi jumlah aparat penyelenggara dirasakan
masih kurang. Dwiyanto (2014) berpendapat bahwa kompetensi aparat birokrasi
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
merupakan akumulasi dari sejumlah variable seperti pendidikan, pengalaman kerja, dan
pelatihan yang diterima.
Kondisi yang menggambarkan hal tersebut adalah :
1) DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah memiliki tenaga teknis SPIPISE sehingga
memiliki akses terhadap pengurusan proses penanaman modal dan perizinan tertentu.
2) DPMPPTSP Kabupaten Dairi telah melaksanakan pelatihan dasar bagi petugas
pelayanan dalam rangka memberikan pelayanan sebaik mungkin.
3) Upaya menumbuhkan budaya kerja organisasi di tempuh dengan menetapkan Kode
Etik.
Hasil penelusuran peneliti terhadap 113 unit penyelenggara pelayanan publik di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Dairi menegaskan bahwa penerapan Kode Etika
telah diterapkan pada DPMPPTSP Kabupaten Dairi. Keramahan petugas melalui
pemberian senyuman dan salam ketika menyapa pengguna layanan telah dibudayakan,
khususnya bagi para petugas di lini depan sebagai bagian dari upaya menjaga
kenyamanan dalam berkomunikasi dan rasa kepercayaan pengguna layanan, konsdisi ini
sejalan dengan pernyataan Handoko (2013) bahwa selama ini 3 S (Senyum, Sapa dan
salam) sering dilupakan dalam etika komunikasi dalam pelayanan publik yang menjadi
indikasi munculnya ketidak[percayaan masyarakat. Modal utama penyelenggara
pelayanan publik adalah tingkat kepercayaan dari masyarakat.
Secara teorotis bahwa kebiasaan perilaku dalam pemberian pelayanan yang
berlangsung secara terus menerus akan melembaga menjadi sebuah budaya dalam
organisasi.Budaya kerja organisasi yang di bangun DPMPPTSP Kabupaten Dairi
diyakini peneliti berperan penting dalam menentukan pertumbuhan organisasi,
UNIVERSITAS MEDAN AREA
42
peningkatan kinerja aparatur dan produktivitas pelayanan. Wibowo (dalam Nawawi,
2015) berpendapat bahwa budaya organisasi dapat merangsang semangat kerja di dalam
organisasi itu sendiri dan berdampak pada peningngkatan kinerja organisasi. Korelasi
budaya organisasi dengan kinerja perusahaan dikemukakan oleh Kotter dan Hesket
(dalam Tika, 2014) yang menyatakan bahwa budaya yang kuat berkaitan dengan kinerja
yang unggul
UNIVERSITAS MEDAN AREA