bab iv hasil dan pembahasan 4.1 -...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa novel Sekuntum Ruh Dalam Merah
karya Naning Pranoto terdapat campur kode. Campur kode yang terdapat dalam
novel tersebut meliputi bentuk campur kode kata, frase, baster, idiom, dan klausa,
sedangkan campur kode yang berbentuk pengulangan kata tidak ditemukan.
Selain bentuk campur kode, di dalam novel ini juga terdapat jenis campur kode
yang tidak hanya meliputi dua jenis seperti yang dikatakan oleh Suwito yaitu jenis
campur kode ke luar atau dikenal dengan outer code mixing dan jenis campur
kode ke dalam atau inner code mixing saja, namun kenyataannya ditemukan lebih
dari dua jenis tersebut yaitu gabungan antara kedua jenis tersebut saling menyisip
antara satu sama lain. Peneliti menggolong jenis tersebut sebagai jenis campur
kode campuran. Berikut ini paparan mengenai bentuk dan jenis campur kode.
4.1.2 Bentuk Campur kode
Tabel I : Penyisipan Bentuk Kata
No. Data Arti Kata dalam BI
1. Dad Papa
2. Nice Bagus
3. Girl Gadis
4. Mother Mama
5. Sampeyan Kamu
6. Sure Tentu
7. Miss Nyonya
8. Ngaten Silahkan
9. You Kau
10. Good Baik
11. Food Makanan
12. So Jadi
13. Stop Berhenti
14. Set up Diam
15. Student Murid
16. fine. Baik
17. Pain Nyeri
18. What Apa
19. Down Sedih
20. Please Tolong
21. Mute. Bisu
22. Really Sungguh
23. Party Pesta
24. Peaceful Tenang
25. Manner Sikap
26. No. Tidak
27. Fair Adil
28. Amazing Hebat
29. Surprise Kejutan
30. Packing Mengepak
31. Imposible Mustahil
32. Reality Kenyataan
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam novel Sekuntum
Ruh dalam Merah terdapat campur kode berupa penyisipan bentuk kata yang
berjumlah 32 data. Penyisipan bentuk kata di atas masing-masing berasal dari
bahasa Asing yaitu bahasa Inggris yang berjumlah 30 data dan berasal dari bahasa
daerah Jawa berjumlah 2 data. Dari hasil analisis tersebur dapat dilihat bahwa
campur kode bentuk kata yang paling mendominasi dalam novel ini yaitu campur
kode yang berasal dari bahasa Inggris.
Tabel II : Penyisipan Bentuk Frase
No. Data Arti Kata dalam BI
1. thank you. Terima kasih
2. Not at all Tidak semua
3. Nuwun sewu Panggil saya
4. londo wedok Gadis belanda
5. wong londo Orang belanda
6. londo edan Belanda gila
7. Black magic Ilmu hitam
8. tangeh-lamun Tidak mungkin
9. Unhealth Tak sehat
10. Good morning Selamat pagi
11. sory father Maaf ayah
12. Your father Ayah kamu
13. A bit silly Sedikit lucu
14. you know Kau tahu
15. your mom Ibu kamu
16. No problem Tidak masalah
17. high school Sekolah tinggi
18. next week Minggu depan
19. Homework Pekerjaan rumah
20. babby sitter Pengasuh anak
21. the next steps Langkah selanjutnya
22. Free sex Sex bebas
23. You mean Kamu laki-laki
24. on your face Dalam dirmu
25. Dinner Makan malam
26. Mute girl Gadis bisu
27. Good night Selamat malam
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam novel Sekuntum
Ruh dalam Merah terdapat campur kode berupa penyisipan bentuk kata yang
berjumlah 27 data. Penyisipan bentuk kata di atas masing-masing berasal dari
bahasa Asing yaitu bahasa Inggris yang berjumlah 29 data dan berasal dari bahasa
daerah yaitu Jawa berjumlah 5 data. Dari hasil analisis tersebur dapat dilihat
bahwa campur kode bentuk frase yang paling mendominasi dalam novel ini yaitu
campur kode yang berasal dari bahasa Inggris.
Tabel III : Penyisipan Bentuk Baster
No. Data Arti Kata dalam BI
1. Wiling-nya Budinya
2. ber-lunch Makan siang
3. berlove date Berkencan
Tabel III di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam novel Sekuntum Ruh dalam
Merah terdapat campur kode berupa penyisipan bentuk baster yang berjumlah 3
data. Penyisipan bentuk kata di atas berasal dari bahasa Asing yaitu bahasa
Inggris yang berjumlah 3 data dan.
Tabel VI : Penyisipan Bentuk Idiom
No. Data Arti Kata dalam BI
1. Is my gem of my life Adalah mutiara dalam hidupku
2. cecak nguntal cagak Cecak makan rumah
Penyisipan bentuk idiom pada tabel di atas hanya berjumlah 2 data saja. Hal ini
menunjukan bahwa dalam novel Sekuntum Ruh Dalam Merah terdapat campur
kode. Penyisipan bentuk kata di atas berasal dari bahasa asing yaitu bahasa
Inggris yang berjumlah 1 data dan berasal dari bahasa daerah yaitu Jawa
berjumlah 1 data. .
Tabel V : Penyisipan Bentuk Klausa
No. Data
Arti Kata dalam BI
1. Please given him a big hug Beriakan dia pelukan besar
2. Please do the best Tolong berikan yang terbaik
3. thanks umi for loving me, for
looking after me
Terima kasih umi sudah menyayangiku,
sudah memperhatikanku
4. You said that you Kau bilang itu kau
5. Just to say I miss you Hanya katakana aku merindukanmu
6. Unfinished relations Hubungan belum selesai
7. Tell me why Katakan padaku mengapa
8. I love you Aku mencintai kamu
9. Trust me…I will keep what
you sad
Percaya padaku, aku akan selalu
menyimpan apa yang kau katakana
10. Stop for a while Berhenti sebentar
11. how are you…I miss you very
much
Bagaimana kabarmu, aku sangat
merindukanmu
12. sugeng rawuh Akhirnya kau dating
13. Maturnuwun mother Terima kasih mama
14. I will die soon. Just next in the
minute. Almost
Aku sekarat, sebentar lagi aku akan mati
tinggal beberapa menit.
15. her son to be a good boy and
has manner properly
Anaknya menjadi seorang anak yang
baik dan mempunyai sopan santun
16. make you become supersmart Membuat kamu menjadi cerdas
17. give me five Berikan aku lima
18. look after daddy… Lihat setelah ayah
19. You are stubborn Kau keras kepala
Uraian tabel di atas menunjukan bahwa dalam novel Sekuntum Ruh dalam Merah
terdapat campur kode berupa penyisipan bentuk kata yang berjumlah 19 data.
Penyisipan bentuk kata di atas masing-masing berasal dari bahasa Asing yaitu
bahasa Inggris yang berjumlah 17 data dan berasal dari bahasa daerah yaitu Jawa
berjumlah 1 data. Dari hasil analisis tersebur dapat dilihat bahwa campur kode
bentuk idiom yang paling mendominasi dalam novel ini yaitu campur kode yang
berasal dari bahasa Inggris.
4.1.3 Jenis Campur Kode
Tabel VI :Penyisipan Unsur Bahasa Inggris, Jawa, Percampuran Jawa-
Inggris
`No. Campur kode ke luar
(Inner Code Mixing)
Campur kode ke dalam
(Outer Code Mixing)
Campur Kode
Campuran
1. Dad Sampeyan Maturnuwun mother
2. Nice Ngaten
3. Girl Nuwun sewu
4. Mother londo wedok
5. Sure wong londo
6. Miss londo edan
7. You tangeh-lamun
8. Good Iku urip kang utomo
9. Food meneng nanging menang
10. So nesu kuwi raseksa
bethara kala kang
nyaplok awakmu!
11. Stop cecak nguntal cagak
12. Set up Diwejangkan
13. Student sugeng rawuh
14. fine.
15. Pain
16. What
17. Down
18. Please
19. Mute.
20. Really
21. Party
22. Peacefu
23. Manner
24. Fair
25. No
26. Amazing
27. Surprise
28. Packing
29. Imposible
30. Reality
31. thank you.
32. Not at all
33. Good morning
34. sory father
35. Your father
36. A bit silly
37. you know
38. your mom
39. No problem
40. high school
41. next week
42. Homework
43. babby sitter
44. the next steps
45. Free sex
46. You mean
47. on your face
48. Inner beauty
49. Dinner
50. Mute girl
51. Good night
52. Good luck
53. my gem of my life
54. Wiling-nya
55. ber-lunch
56. berlove date
57. Please given him a big
hug
58. Please do the best
59. thanks umi for loving
me, for looking after me
60. You said that you
61. Just to say I miss you
62. Unfinished relations
63. Tell me why
64. I love you
65. Trust me…I will keep
what you sad
66. Stop for a while
67. how are you…I miss you
68. Very much
69. I will die soon. Just next
in the minute. Almost
70. her son to be a good boy
and has manner
properly
71. make you become
supersmart
72. give me five
73. look after daddy…
74. You are stubborn
Tabel di atas menunjukan bahwa dalam novel Sekuntum Ruh dalam Merah
terdapat tiga jenis campur kode yaitu meliputi campur kode ke luar (outer code
mixing) dan ke dalam (inner code mixing) dan campur kode campuran. Penyisipan
jenis campur kode ke luar yaitu bahasa Inggris berjumlah 74 data, baik meliputi
bentuk kata, frase, idiom, baster dan klausa sedangkan penyisipan unsur bahasa
daerah Jawa berjumlah 13 data, baik meliputi bentuk kata, frase, idiom, baster dan
klausa, sedangkan penyisipan jenis campur terdiri dari 1 data. Dari hasil analisis
tersebut dapat dilihat bahwa jenis campur kode yang paling mendominasi dalam
novel ini yaitu campur kode ke luar (outer code mixing).
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian di atas, maka penjelasan mengenai bentuk dan jenis
campur kode dalam novel Sekuntum Ruh dalam Merah karya Naning Pranoto
diuraikan dalam pembahasan berikut ini.
4.2.1 Penyisipan Unsur yang Berbentuk Kata
Penyisipan unsur yang berbentuk kata dapat dilihat berikut ini :
1) “Dad, apa-apaan sih dari tadi ribut-ribut. Memangnya ada apa? “ Tanya
Anne Mary (NP:SRDM:18)
2) “Hai Marry kau datang. Nice… kenalkan gadis manis ini Asri dari
Indonesia”
“Hai Marry kau datang. Bagus … kenalkan gadis manis ini Asri dari
Indonesia”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (1) yaitu penyisipan kata
„dad‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti papa atau
ayah dalam bahasa Indonesia. Campur kode juga terdapat pada data (2) yaitu
peyisipan kata „nice‟ yang memiliki arti „bagus‟ bila dituturkan dalam bahasa
Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis campur
kode ke luar karena kedua data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa Inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
3) “ Jangan panggil aku tuan, panggil saja aku Father ok girl..?? kata tuan
Dermod. (NP:SRDM:20)
4) “Bagus Dery, Asri memanggilku mother. Jadi, sejak hari ini Asri punya
father dan mother. Selamat yaa Nak.” kata Nyonya Barnes.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (3) yaitu penyisipan kata
„farher‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti papa atau
ayah dalam bahasa Indonesia. Campur kode juga terdapat pada data (4) yaitu
peyisipan kata „girl‟ yang memiliki arti „gadis‟ bila dituturkan dalam bahasa
Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis campur
kode ke luar karena kedua data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara geografis Inggris tidak memiliki hubungan dengan
Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
5) “Sampeyan yang membuat saya jadi gini” Tuduh ibuku lirih tapi penuh
dendam. (NP:SRDM:49)
“Kau yang membuat saya jadi gini” Tuduh ibuku lirih tapi penuh dendam
Penggalan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata.
Penyisipan bentuk kata sampeyan pada data (5) merupakan bentuk kata yang
berasal dari bahasa Jawa yang berarti kau dalam bahasa Indonesia. Penggalan
cerita di atas juga merupakan jenis campur kode ke dalam atau yang sering
disebut inner code mixing, karena pada percakapan di atas terdapat penyisipan
unsur kata bahasa Jawa. Secara genetis Jawa memiliki hubungan dengan
Indonesia atau merupakan bagian dari Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa Jawa hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
6) “Sure. Asry bisa tinggal di kamar atas di sebelah kamar Lily “sahut tuan
Dermot” (NP:STDM:21)
“Tentu. Asry bisa tinggal di kamar atas di sebelah kamar Lily “sahut tuan
Dermot”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata.
Penyisipan bentuk kata sure pada data (6) merupakan bentuk kata yang berasal
dari bahasa Inggris yang berarti tentu dalam bahasa Indonesia. Unsur bahasa
Inggris yang digunakan oleh tokoh Dermot dalam kutipan cerita di atas
meyakinkan Asri terhadap sesuatu hal. sebagai juga merupakan jenis campur kode
ke luar (inner code mixing). Dikatakan campur kode ke dalam karena adanya
penyisipan unsur bahasa inggris yang berbentuk kata yang melekat pada bahasa
Indonesia yang bertujuan untuk menyakinkan mitra tutur terhadap apa yang
dikatakan penutur.
7) Miss Lidya, berapa porsi breakfast yang you siapkan?” Tanya tuan
Dermot.
(NP:SRDM:57)
Miss Lidya, berapa porsi breakfast yang you siapkan?” Tanya tuan
Dermot.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Dalam
penggalan cerita pada data (7) terdapat dua bentuk kata yang mengandung campur
kode yaitu kata Miss dan you merupakan bentuk kata yang berasal dari bahasa
Inggris yang berarti nyonya dan kau dalam bahasa Indonesia. Kutipan cerita di
atas juga merupakan jenis campur kode ke luar, karena terdapat penyisipan unsur
kata bahasa Asing pada percakapan yang menggunakan bahasa Indonesia.
8) Iya, ngaten ibu-ibu saya mau penelitian di sini. Nuwun sewu Barnes. Mba
Barnes bukan Diana”. Tegas londo wedok dengan bahasa yang cukup
halus. (NP:SRDM:44)
Iya, silahkan ibu-ibu saya mau penelitian di sini. Nuwun sewu Barnes.
Mba Barnes bukan Diana”. Tegas londo wedok dengan bahasa yang cukup
halus
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Kata
ngaten merupakan bentuk kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti
silahkan dalam bahasa Indonesia. Unsur bahasa Jawa yang digunakan oleh tokoh
Barnes dalam percakapan di atas merupakan wujud rasa hormat dan menghargai
sebagai pendatang ke daerah Jawa. Kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke dalam, karena pada percakapan di atas terdapat percampuran
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
9) “Good… jangan lupa semuanya dicuci bersih ya miss Lidya” Tuan
Dermot mengangguk mantap. (NP:SRDM:59)
“Bagus… jangan lupa semuanya dicuci bersih ya miss Lidya” Tuan
Dermot mengangguk mantap.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata.
Penyisipan unsur kata good merupakan bentuk kata yang berasal dari bahasa
Inggris yang berarti bagus/baik dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada
kutipan cerita di atas juga merupakan jenis campur kode ke luar karena masuknya
unsur kata yang berasal dari bahasa inggris yang melekat pada bahasa yang
sedang digunakan yaitu bahasa Indonesia. Secara genetis Inggris tidak memiliki
hubungan dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia.
10) “Dery, Asry muslim..shalat. Daging babi itu non halal food haram bagi
muslimah” Tegas Nyonya Barnes. Tuan Dermot memahami.
(NP:SRDM:63)
“Dery, Asry muslim..shalat. Daging babi itu non halal makanan haram
bagi muslimah” Tegas Nyonya Barnes. Tuan Dermot memahami
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (10) yaitu penyisipan kata
„food‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti makanan
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
11) “So, dia bisa makan daging buaya daging burung unta, daging ular,
daging bombat, daging….” (NP:SRDM:64)
“Jadi, dia bisa makan daging buaya daging burung unta, daging ular,
daging bombat, daging….”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Kata so
merupakan bentuk kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti jadi dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena masuknya unsur kata yang berasal dari bahasa inggris
yang melekat pada bahasa yang sedang digunakan yaitu bahasa Indonesia. Secara
genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia atau diluar dari bagian
Negara Indonesia.
12) “Stop! Stop Dery jangan bercanda”. Cegat Nyonya Barnes.
(NP:SRDM:64)
“Stop! Stop Dery jangan bercanda”. Cegat Nyonya Barnes
Pada peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (12) yaitu penyisipan
kata „stop‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti
„berhenti‟ dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
13) “Set up! Kau bicara kelewat batas seperti perempuan asusila.”
(NP:SRDM:64)
“Diam! Kau bicara kelewat batas seperti perempuan asusila.”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata.
Pada peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (13) yaitu penyisipan
kata „set up‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „diam‟
dalam bahasa Indonesia.
Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis campur
kode ke luar karena kedua data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
14) Interaksiku di kampus, tempat studi student dari berbagai bangsa akan
membuatku matang katanya. (NP:SRDM:92)
Interaksiku di kampus, tempat studi murid dari berbagai bangsa akan
membuatku matang katanya.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (14) yaitu penyisipan kata
„student‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „murid‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
15) “ None. Karena kau sangat menyayangiku..!” (NP:SRDM:105)
“Sedikit pun tidak. Karena kau sangat menyayangiku..!”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Kata
none erupakan bentuk kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti tidak
sedikit pun dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas
juga merupakan jenis campur kode ke luar karena masuknya unsur kata yang
berasal dari bahasa inggris yang melekat pada bahasa yang sedang digunakan
yaitu bahasa Indonesia. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan
Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia.
16) “Ohhh.. my dear. Dery fine. Aku lautmu, menampung air mata deritamu
sebanyak apa pun. (NP:SRDM:107)
Ohhh.. my dear. Dery baik Aku lautmu, menampung air mata deritamu
sebanyak apa pun
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (16) yaitu penyisipan kata
„fine‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „baik‟ dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
17) “ apa yang ku alami terlalu pain nyeri sekali. Aku yang salah”
(NP:SRDM:127)
“ apa yang ku alami terlalu sakit… nyeri sekali. Aku yang salah”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (17) yaitu penyisipan kata
„pain‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „sakit‟ dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
18) Aku ingin menjadi ayah yang baik…,ternyata? What?” tuan Dermot
menggeleng-geleng, lalu menangis terisak-isak. (NP:SRDM:128)
Aku ingin menjadi ayah yang baik…,ternyata? apa?” tuan Dermot
menggeleng-geleng, lalu menangis terisak-isak
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (18) yaitu penyisipan kata
„what‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „apa‟dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
19) “Kenyataan ini membuat Dermot Quinn benar-benar merasa sangat,
sangat down” (NP:SRDM:130)
“Kenyataan ini membuat Dermot Quinn benar-benar merasa sangat, sangat
sedih”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (19) yaitu penyisipan kata
„down‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti sedih dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
20) “ Please, lakukan tugasmu dengan baik.“ Maaf, aku tak suka berada
dalam raga Anne Mary.(NP:SRDM:133)
“ Tolong lakukan tugasmu dengan baik.“ Maaf, aku tak suka berada dalam
raga Anne Mary
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (20) yaitu penyisipan kata
„please‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „tolong‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
21) “Dengan kata lain, kata-kata yang kumiliki tidak berkata. Mereka jadi
Mute.” (NP:SRDM:133)
“Dengan kata lain, kata-kata yang kumiliki tidak berkata. Mereka jadi
bisu”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (21) yaitu penyisipan kata
„mute‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „bisu‟ dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
22) “Really? Kau akan menemaniku di sini selama summer, Asri? Ia bertanya
padaku dengan nada riang. (NP:SRDM:155)
“Sungguh? Kau akan menemaniku di sini selama summer, Asri? Ia
bertanya padaku dengan nada riang
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Campur
kode terdapat pada data (22) yaitu peyisipan kata „really‟ yang memiliki arti
„sungguh‟ bila dituturkan dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan
cerita di atas juga merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas
disisipkan unsur kata yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris
tidak memiliki hubungan dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara
Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari
bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang digunakan.
23) Huummmm…aku punya banyak acara party dengan teman-temanku.
(NP:SRDM:162)
Huummmm…aku punya banyak acara pesta dengan teman-temanku
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (23) yaitu penyisipan kata
„party‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „pesta‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
24) “Peaceful…! Semua syarafku terbunuh ganasnya ratusan ampul obat
penenang itu.” (NP:SRDM:290)
“Tenang…! Semua syarafku terbunuh ganasnya ratusan ampul obat
penenang itu.”
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (24) yaitu penyisipan kata
„peaceful‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „tenang‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
25) “Hussy… diam. Jangan berisik. Ganggu! Jaga manner,” hardikku.
(NPSRDM:361)
“Hussy… diam. Jangan berisik. Ganggu! Jaga sikap,” hardikku.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (25) yaitu penyisipan kata
„manner‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „sikap‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
26) “No. aku terapi sendiri dibantu miss Lidya,”jelasnya, sambil duduk dikursi
tamuku. (NP:SRDM:192)
“Tidak. aku terapi sendiri dibantu nyonya Lidya,”jelasnya, sambil duduk
dikursi tamuku
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (26) yaitu penyisipan kata
„no‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „tidak‟ dalam
bahasa Indonesia dan peyisipan kata „miss‟ yang memiliki arti „nyonya‟ bila
dituturkan dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
27) Tapi, jika aku mau fair, Diana Barnes punya kesamaan dengan ibuku. Ia
menyayangiku. (NP:SRDM:139)
Tapi, jika aku mau adil, Diana Barnes punya kesamaan dengan ibuku. Ia
menyayangiku.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (27) yaitu penyisipan kata
„fair‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „adil‟ dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata yang berasal dari
bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan dengan Indonesia
atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa inggris hanya
merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam bahasa Indonesia yang
digunakan.
28) Amazing! Aku takjub menyaksikan hubungan Diana Barnes dan Asri, bisa
begitu erat dan dalam. (NP:SRDM:343)
Hebat! Aku takjub menyaksikan hubungan Diana Barnes-Asri, bisa begitu
erat dan dalam.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (28) yaitu penyisipan kata
„amazing‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „hebat‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
29) “Surprise! Ternyata, ia bukan mumi. (NP:SRDM:340)
“kejutan! Ternyata, ia bukan mumi
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (29) yaitu penyisipan kata
„suprise‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „kejutan‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
30) Saya sudah mulai packing barang-barang saya. (NP:SRDM:311)
Saya sudah mulai mengepak barang-barang saya
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (30) yaitu penyisipan kata
„packing yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti
„mengepak‟ dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas
juga merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur
kata yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki
hubungan dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan
di atas menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan
penyisipan bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang
melekat dalam bahasa Indonesia yang digunakan.
31) Cintaku terhadap mas Agung adalah cinta yang impossible
Cintaku terhadap mas Agung adalah cinta yang mustahil
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (32) yaitu penyisipan kata
„imposible‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti
„mustahil‟ dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
32) “Kau harus berani menghadapi reality!” kata Anne Barnes
(NP:SRDM:110)
“Kau harus berani menghadapi kenyataan!” kata Anne Barnes
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (33) yaitu penyisipan kata
„reality‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „kenyataan‟
dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
4.2.2 Penyisipan Bentuk Frase
1) Dia bilang thank you. (NP:SRDM:20)
Dia bilang terima kasih
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase thank you dalam bahasa Inggris memiliki arti terima kasih dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing. Bahasa Inggris thank you hanya merupakan serpihan dari
bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang sedang digunakan.
2) “Not at all! Kamu harus belajar membuka diri bergaul dengan banyak
orang, banyak bangsa. Semua orang di dunia ini bersaudara” tegas ayah
memberi pengertian pada putrinya. (NP:SRDM:21)
“tidak sekali pun! Kamu harus belajar membuka diri bergaul dengan
banyak orang, banyak bangsa. Semua orang di dunia ini bersaudara” tegas
ayah memberi pengertian pada putrinya
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk frase. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (2) yaitu penyisipan frase
„not at all‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Inggris yang berarti „sekali-
kali tidak‟ dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke luar karena data di atas disisipkan unsur kata
yang berasal dari bahasa inggris. Secara genetis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk kata yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
3) “Ada londo wedok datang ke Tobong” begitu komentar anak-anak wayang
di Tobong. (NP:SRDM:42)
“Ada gadis bule datang ke Tobong” begitu komentar anak-anak wayang di
Tobong.
Penggalan cerita di atas merupakan peritiwa campur kode yang berbentuk frase.
Unsur frase londo wedok dalam bahasa Jawa memiliki arti perempuan bule dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa campur kode di atas juga merupakan jenis campur
kode ke dalam atau inner code mixing karena dalam percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan bahasa Jawa
londo wedok hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
4) “Iya, ngaten ibu-ibu, saya mau penelitan di sini. Nuwun sewu, panggil
saya Barnes bukan Diana.” Tegas londo wedok dengan bahasa Jawa yang
cukup halus dan luwes (NP:SRDM:44)
5) “Lhooo.. bisa jawa to wong londo kok bisa Jawa” sambung nenek dengan
gembira.
“Lhooo.. bisa jawa to. wong londo kok bisa jaw” sambung nenek dengan
gembira.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (4) yaitu penyisipan frase
„nuwun sewu‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Jaawa yang berarti
panggil saya dalam bahasa Indonesia. Campur kode juga terdapat pada data (5)
yaitu peyisipan kata „wong londo‟ yang memiliki arti „gadis belanda‟ bila
dituturkan dalam bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga
merupakan jenis campur kode ke dalam (inner code mixing) karena kedua data di
atas disisipkan unsur kata yang berasal dari bahasa Jawa. Secara geografis Jawa
memiliki hubungan dengan Indonesia atau diluar masih dari bagian Negara
Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
utama, sedangkan penyisipan bahasa Jawa hanya merupakan serpihan dari bentuk
frase yang melekat dalam bahasa Indonesia yang digunakan.
6) “Sampeyan yang membuat saya jadi gini. Sampeyan guna-gunain saya
agar sampeyan bisa demenan sama suami saya. Dasar londo edan! Sana
minggat. Jangan sentuh saya”. Sambung ibuku menghardik.
(NP:SRDM:49)
“Kamu yang membuat saya jadi gini. Kamu guna-gunain saya agar kamu
bisa demenan sama suami saya. Dasar belanda gila! Sana minggat. Jangan
sentuh saya”. Sambung ibuku menghardik.
7) “Tuhan tahu, saya berani bersumpah. Saya tidak kenal dengan mengguna-
gunain orang yang sering disebut praktik black magic. Saya sayang sama
sampeyan mbak Sri” (NP:SRDM:49)
Tuhan tahu, saya berani bersumpah. Saya tidak kenal dengan mengguna-
gunain orang yang sering disebut praktik ilmu hitam. Saya sayang sama
kau mbak Sri.
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terlihat campur kode pada data (6) yaitu penyisipan frase
„londo edan‟ yang merupakan bentuk frase dari bahasa Jawa yang berarti „belanda
gila‟ dalam bahasa Indonesia. Campur kode juga terdapat pada data (7) yaitu
peyisipan kata „black magic‟ yang memiliki arti „ilmu hitam bila dituturkan dalam
bahasa Indonesia. Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis
campur kode ke dalam (inner code mixing) dan campur kode luar (outer code
mixing) karena kedua data di atas disisipkan unsur frase yang berasal dari bahasa
Jawa dan bahasa Inggris. Secara geografis Jawa memiliki hubungan dengan
Indonesia atau diluar masih dari bagian Negara Indonesia sedangkan Inggris di
luar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan bahasa Jawa dan Inggris
hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat dalam bahasa
Indonesia yang digunakan.
8) “Good! Cepat diset di meja makan ya. Sebentar gadis itu tiba. Biar dia
makan pagi disini merasakan breakfast khas Irlandia. Tentunya sangat
berbeda dengan tradisi umumnya orang Asia banyak mengkonsumsi nasi-
nasi yang mengandung karbohidrat tinggi, bikin tubuh unhealthy”. Tutur
Tuan Dermot bergaya seperti dokter. (NP:SRDM:58)
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase unhealthy dalam bahasa Inggris memiliki arti tidak sehat dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing. Bahasa Inggris unhealthy hanya merupakan serpihan dari
bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang sedang digunakan.
9) “Hi, Good Morning Asri, bagaimana kabarmu?” sambut Tuan Dermot
ramah dan ceria. (NP:SRDM:61)
“Hi, selamat pagi Asri, bagaimana kabarmu?” sambut Tuan Dermot ramah
dan ceria.
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase Good Morning dalam bahasa Inggris
memiliki arti selamat pagi dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa
Inggris dalam percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa utama yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut
termasuk jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris Good
Morning hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa
Indonesia yang sedang digunakan.
10) “Saya baik Tuan Dermot. Eee sory father..” Asri tampak gugup, menatap
Tuan Dermot dengan malu-malu. (NP:SRDM:61)
“Saya baik Tuan Dermot. Eee maaf papa Asri tampak gugup, menatap
Tuan Dermot dengan malu-malu
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase sory father dalam bahasa Inggris memiliki
arti maaf papa dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris sory father
hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia
yang sedang digunakan.
11) “Jangan didengar Sry. Your father memang a bit silly” (NP:SRDM:64)
“Jangan didengar Sry. Papa kamu memang sedikit lucu”
Penggalan cerita yang bergaris miring di atas merupakan campur kode yang
berbentuk frase yang mempunyai arti papa kamu dan seditik lucu dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing.
12) “ No. Aku cuma mau belajar mati, you know?”tanggapku sewot.
(NPSRDM:366)
“tidak. Aku cuma mau belajar mati, kau tahu?” tanggapku sewot
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase you know dalam bahasa Inggris memiliki
arti kamu tahu dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris you know hanya
merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang
sedang digunakan.
13) “Moti…,ini your mom. Mommy Breda. (NP:SRDM:359)
“Moti…,ini ibu kamu. Mommy Breda. (NP:SRDM:359)
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase your mom dalam bahasa Inggris memiliki
arti ibu kamu dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris your mom hanya
merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang
sedang digunakan.
14) “ Mengapa daddy tidak menikah saja dengan auntie Barnes? Dia baik
sekali, look after daddy juga aku. walau kadang menyebalkan
memang…tapi, no problem. (NP:SRDM:347)
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase dalam bahasa Inggris no problem memiliki
arti tidak masalah dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing.
15) “Lalu bertemu lagi, ia lulus high school. (NP:SRDM:343)
“Lalu bertemu lagi, ia lulus perguruan tinggi
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase high school dalam bahasa Inggris memiliki
arti perguruan tinggi dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris
dalam percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
utama yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut
termasuk jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris high
school hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa
Indonesia yang sedang digunakan.
16) “O..Dia baru di luar kota, do teaching, next week kembali dan
menjengukmu.” Aku bohong. (NP:SRDM:143)
“O..Dia baru di luar kota, sedang mengajar, minggu depan kembali dan
menjengukmu.” Aku bohong
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk frase. Unsur frase next week dalam bahasa Inggris memiliki
arti minggu depan dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris next week hanya
merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang
sedang digunakan.
17) Juga ada homework untuk anda, bantu babby siter yang mengasuh moti-
maruti putra miss Breda rose, agar anak itu bisa tumbuh dan berkembang
sehat serta normal,” tegasnya, membuat tubuhku gemetar.
(NP:SRDM:299)
Kutipan cerita di atas adalah peristiwa campur kode yang berbentuk kata. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada data (17) yaitu penyisipan frase
„nuwun sewu‟ yang merupakan bentuk kata dari bahasa Jaawa yang berarti
panggil saya dalam bahasa Indonesia dan penyisipan bentuk frase „babby sister‟
yang memiliki arti „pengasuh anak‟ bila dituturkan dalam bahasa Indonesia.
Peristiwa tutur pada kutipan cerita di atas juga merupakan jenis campur kode ke
dalam (inner code mixing) karena kedua data di atas disisipkan unsur kata yang
berasal dari bahasa Inggris. Secara geografis Inggris tidak memiliki hubungan
dengan Indonesia atau diluar dari bagian Negara Indonesia. Percakapan di atas
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, sedangkan penyisipan
bahasa Inggris hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat dalam
bahasa Indonesia yang digunakan.
18) “Huummmm… ya,ya… benar katamu. Lalu, apa sebaiknya the next steps
yang harus kulakukan menurutmu?” aku bertanya-tanya, karena pikiranku
blank. (NP:SRDM:243)
“Huummmm ya,ya… benar katamu. Lalu, apa sebaiknya langkah
salunjutnya yang harus kulakukan menurutmu?” aku bertanya-tanya,
karena pikiranku blank
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase „the next step‟ dalam bahasa Inggris memiliki arti „langkah selanjutnya‟
dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di
atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang
digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur
kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris the next step hanya
merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang
sedang digunakan.
19) “You mean, dia akan kemari bersama pacarnya?” Tanya Breda, keningnya
berkerut. (NP”SRDM:232)
“You mean, dia akan kemari bersama pacarnya?” Tanya Breda, keningnya
berkerut.
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase you mean dalam bahasa Inggris memiliki arti kau laki-laki dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing.
20) Semua terpancar on your face. Hope…kehadiranku berguna untuk you.”
(NP:SRDM:210)
“Semua terpancar on your face. Hope…kehadiranku berguna untuk you.”
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase on your face dalam bahasa Inggris memiliki arti dalam dirimu dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing. Bahasa Inggris on your face hanya merupakan serpihan
dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang sedang digunakan.
21) “Wuah, tidak tahu nggih, bu. Saya pikir itu tangeh lamun.
(NP:SRDM:188)
“Wuah, tidak tahu nggih, bu. Saya pikir itu tidak mungkin
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase tangeh lamun dalam bahasa Jawa memiliki arti tidak mungkin dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke dalam
atau inner code mixing. Bahasa Jawa tangeh lamun hanya merupakan serpihan
dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang sedang digunakan.
22) “Itu raga perempuan yang santun, shalih, dan berhiaskan inner beauty,”
(NP:SRDM:133)
“Itu raga perempuan yang santun, shalih, dan berhiaskan kecantikan dari
dalam,”
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase inner beauty dalam bahasa Inggris memiliki arti kecantikan dari dalam
dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di
atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang
digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur
kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris inner beauty hanya
merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang
sedang digunakan.
23) Gerah rasanya…, tubuhnya panas dan bau busuk menyengat akibat
perilakunya yang congkak, egois, malas, narsis, dan… akhir-akhir ini
terjangkit penganut free-sex, bisex. Jijik aku… muak aku…!” keluhku
kesal. (NP:SRDM:133)
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase free sex dalam bahasa Inggris memiliki arti sex bebas dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing. Bahasa Inggris free sex hanya merupakan serpihan dari
bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang sedang digunakan.
24) Baik duduk bersama saat minum teh pada malam hari selepas dinner.
(NPSRDM:130)
Baik duduk bersama saat minum teh pada malam hari selepas makan
malam
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase dinner dalam bahasa Inggris memiliki arti makan malam dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing.
25) Bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa aku ini Mute girl
(NP:SRDM:87)
Bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa aku ini gadis bisu
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase mute girl dalam bahasa Inggris memiliki arti gadis bisu dalam bahasa
Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di atas yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang digunakan,
menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing. Bahasa Inggris mute girl hanya merupakan serpihan dari
bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia yang sedang digunakan.
26) “Good night too bu.. Lupakan tentang sejenak tentang breda” kata Asri
(NP:SRDM:182)
“Good night too bu.. Lupakan tentang sejenak tentang breda” kata Asri
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase.
Penyisipan unsur frase „good night‟ dalam bahasa Inggris memiliki arti „selamat
malam‟ dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris „good night‟
hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa Indonesia
yang sedang digunakan.
27) “Bagus. Good luck. Semoga kita semua tetap rukun dalam satu tali kasih”
kata Ibu Barnes (NP:SRDM:182)
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase.
Penyisipan unsur frase „good luck‟ dalam bahasa Inggris memiliki arti „semoga
sukses‟ dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam
percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama
yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk
jenis campur kode ke luar atau outer code mixing.
4.2.3 Penyisipan Unsur Berbentuk Idiom
1) “Asri is my gem of my life dan Allah menerangi dengan cahaya-nya.. si
pertamaku akan tetap kemilau.” (NPSRDM:236)
“Asri adalah mutiara dalam hidupku dan Allah menerangi dengan cahaya-
nya.. si pertamaku akan tetap kemilau.”
Kutipan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode yang berbentuk idiom.
Bentuk idiom di atas berasal dari bahasa Jawa yang menunjukan. Campur kode
yang berbentuk idiom di atas menunjukan perwujudan daerahnyanya. Masuknya
unsur bahasa Jawa yang berbentuk idiom di atas pada bahasa Indonesia yang
sedang digunakan, maka peristiwa campur kode di atas dikategorikan sebagai
jenis campur kode ke dalam (inner code mixing) Cintaku terhadap mas Agung
adalah cinta yang impossible. Pepatah jawa mengatakan: cecak nguntal cagak-
cecak menelan tiang rumah. (NP:SRDM:211)
2) Cintaku terhadap mas Agung adalah cinta yang mustahil. Pepatah jawa
mengatakan: cecak menelan tiang rumah.
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk idiom. Bentuk
idiom cecak nguntal cagak dalam bahasa Jawa memiliki arti cecak menelan tiang
rumah dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam bahasa
Indonesia yang sdang digunakan sebagai bahasa utama, maka peristiwa campur
kode tersebut termasuk jenis campur kode ke dalam atau inner code mixing
4.2.4 Penyisipan Unsur Berbentuk Baster
1) Whatever,willing-nya sangat mulia. Itu membuatku haru dan respek
padanya. (NPSRDM:345)
Tidak mengapa, budi-nya sangat mulia. Itu membuatku haru dan respek
padanya.
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode berbentuk baster. Pada
tuturan di atas terdapat campur kode pada penyisipan akhiran –nya pada kata
willing. Akhiran nya- merupakan bahasa Indonesia yang menandakan kepunyaan,
sedangkan kata willing bahasa Inggris yang memilki arti „budi‟. Penyisipan
akhiran –nya pada kata bahasa Inggris willing melahirkan bentuk kata baru yang
memiliki arti „budinya‟ sehingga kata di atas dikategorikan sebagai bentuk baster.
Adapun jenis campur kode pada data di atas merupakan jenis campur kode ke luar
atau outer code mixing.
2) ini ajakannya ber-lunch kali pertama selama aku mengenalnya. Fehmi
jilamara scoot, student yang khusus memiliki tanaman milik pribumi
Australia.(NP:SRDM:204)
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode berbentuk baster. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada penyisipan awalan kata ber-
pada kata lunch. Penyisipan awalan ber- berasal dari bahasa Indonesia yang
menandakan akan melakukan, sedangkan kata lunch berasal dari bahasa Inggris
yang berarti „makan siang‟. Penyisipan awalan ber- pada kata bahasa Inggris
lunch melahirkan bentuk kalimat baru „akan makan siang‟ sehingga kalimat di
atas dikategorikan sebagai bentuk baster. Adapun jenis campur kode pada data di
atas merupakan jenis campur kode ke luar atau outer code mixing.
3) Anne Marry tak pernah lagi mengajaknya berlove date (NP:SRDM:123)
Anne Marry tak pernah lagi mengajaknya berkencan
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode berbentuk baster. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada penyisipan awalan kata ber-
pada kata love date. Penyisipan awalan ber- berasal dari bahasa Indonesia yang
menandakan akan dilakukan,sedangkan kata love date berasal dari bahasa Inggris
yaitu „berkencan‟. Gabungan Penyisipan awalan ber- pada kata bahasa Inggris
lunch melahirkan bentuk kalimat baru „akan makan siang‟ sehingga kalimat di
atas dikategorikan sebagai bentuk baster. Adapun jenis campur kode pada data di
atas merupakan jenis campur kode ke luar atau outer code mixing.
4.2.5 Penyisipan Unsur yang Berbentu Klausa
1) “Miss Breda, itu anakmu. Ayo peluk. Please given him a big hug…”
suara ruh di rongga tubuhku memberi aba-aba. (NP:SRDM:359)
“Miss Breda, itu anakmu. Ayo peluk. Tolong berikan ia pelukan besar..
…” suara ruh di rongga tusbuhku memberi aba-aba.
Penggalan cerita di atas merupakan campur kode berbentu klausa. Peristiwa tutur
terdapat pada campur kode klausa tolong berikan ia pelukan besar. Pada peristiwa
tutur ini terdapat dua klausa yaitu (1) tolong berikan ia, (2) pelukan besar. Klausa
(1) terdiri dari unsur P dan S sedangkan klausa (2) terdiri dari P diikuti O.
Adapun jenis campur kode pada peristiwa di atas adalah jenis campur kode ke
luar atau outer code mixing.
2) “Please do the best. Akan kutanggung semua biayanya,” tegasku
(NP:SRDM:336)
“Tolong lakukan yang terbaik. Akan kutanggung semua biayanya,”
tegasku
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat Please, do the best.
Kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti tolong lakukan
yang terbaik. Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari
unsur P yang diikuti KET. Peristiwa tutur dalam penggalan cerita merupakan
jenis campur kode ke luar atau inner code mixing.
3) Umi senantiasa membimbingku…,thanks umi for loving me, for looking
after me. (NP:SRDM:331)
Umi senantiasa membimbingku…terima kasih umi sudah menyayangiku,
dan sudah memperhatikanku.
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat thanks umi for loving
me, for looking after me. Kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris yang
memiliki arti terima kasih umi sudah menyayangiku dan sudah memperhatikanku.
Kalimat tersebut terdiri dari tiga klausa yaitu klausa (1) terima kasih umi, (2)
sudah menyayangiku, (3) sudah memperhatikanku. Klausa (1) terdiri dari S+P,
klausa (2) terdiri dari P+O, dan klausa (3) terdiri dari P+O. Peristiwa tutur dalam
penggalan cerita merupakan jenis campur kode ke luar atau inner code mixing.
4) You said that you tidak mau sebagai tulang rusuk, tapi sebagai tulang
belakang. Aku suka pernyataan you. Karena itu menggambarkan your
strong will (kau akan kuat): menjadi sosok yang kuat. (NP:SRDM:319)
“kau bilang kalau kamu tidak mau sebagai tulang rusuk, tapi sebagai
tulang belakang. Aku suka pernyataan kau. Karena itu menggambarkan
kau sosok yang kuat”
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat You said that you dan
kalimat your strong will. Kalimat-kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris
yang memiliki arti kau bilang itu kau dan kau akan kuat. Dikatakan berbentuk
klausa karena kalimat-kalimat tersebut terdiri dari unsur S+P+O. Peristiwa tutur
dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode ke luar atau inner
code mixing.
5) “Come on, ungkapan rindumu. Just to say I miss you,” pinta Fehmi,
merajuk. (NP:SRDM:272)
Ayo, ungkapan rindumu. Hanya katakana aku merindukanu,” pinta
Fehmi, meraju
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat You said that you dan
kalimat your strong will. Kalimat-kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris
yang memiliki arti kau bilang itu kau dan kau akan kuat. Dikatakan berbentuk
klausa karena kalimat-kalimat tersebut terdiri dari unsur S+P+O. Peristiwa tutur
dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode ke luar atau inner
code mixing.
6) “Unfinished relations (hubungan belum selesai)…, kau harus
menyelesaikannya…! Tegasnya. (NP:SRDM:251)
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat Unfinished relations.
Kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti hubungan belum
selesai. Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur
S+P. Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode
ke luar atau inner code mixing.
7) “Apa sih yang you lamunkan? Sampai wajahmu tirus, matamu nyelong.
Tell me why?” kata Fehmi tekannya. (NP:SRDM:213)
“Apa sih yang kau lamunkan? Sampai wajahmu tirus, matamu nyelong.
Katakana padaku kenapa?” kata Fehmi tekannya
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat Tell me why. Kalimat
tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti katakan padaku kenapa.
Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur P+S.
Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode ke
luar atau inner code mixing.
8) “Jujur saja, belum pernah ada lelaki yang mengucapkan kalimat I love
you pada diriku”(NP:SRDM:211)
“Jujur saja, belum pernah ada lelaki yang mengucapkan kalimat aku cinta
kamu pada diriku”
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat I love you. Kalimat
tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti katakan padaku kenapa.
Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur S+P+O.
Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis
9) “aku tahu itu tapi, kenapa akhir-akhir ini you murung? tell me why? Trust
me…I will keep what you sad aku pandai simpan rahasia.
(NP:SRDM:207)
“aku tahu itu tapi, kenapa akhir-akhir ini you murung? percayalah
padaku aku akan menyimpan apa yang kau katakan aku pandai simpan
rahasia
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat Tell me why. Kalimat
tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti katakan padaku kenapa.
Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur P+S+O.
Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode ke
luar atau inner code mixing.
10) Please, tutup dulu semua buku itu. Kulihat, you sejak pagi di sini. Stop
for a while (NP:SRDM:204)
Tolong tutup dulu semua buku itu. Kulihat, kau sejak pagi di sini berhenti
sebentar
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat Stop for a while.
Kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti berhenti sebentar.
Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur P+PEL.
Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode ke
luar atau inner code mixing.
11) “ Hai, Gal, how are you…I miss you very much. Kau lihat aku, nak? I am
dying…I will die soon. Just next in the minute. Almost. (NPSRDM:149)
“ Hai, Gal, bagaimana kabarmu, aku sangat merindukanmu. Kau lihat
aku, nak? aku sekarat, sebentar lagi aku akan mati tinggal beberapa
menit”. Tuan Dermot menyambutku dengan suara lirih dan tatapan
kosong.
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat „how are you…I miss
you very much‟ dan pada kalimat „I am dying…I will die soon. Just next in the
minute. Almost‟. Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari
unsur S+P+O. Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis
campur kode ke luar atau inner code mixing.
12) “ah, Asri,sugeng rawuh nak!” sambut bu Barnes hangat,
(NP:SRDM:146)
“ ah, Asri, akhirnya kau datang, nak!” sambut bu Barnes hangat
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat „sugeng rawuh‟.
Kalimat tersebut berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti „akhirnya kau
datang‟. Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur
S+P. Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode
ke dalam atau inner code mixing.
13) “Bagus Dery, Asri memanggilku Mother. Jadi, sejak hari ini Asri punya
Father dan Mother. Selamat yaa Nak..??” kata Nyonya Barnes.
“Maturnuwun Mother”. Jawab Anna
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat „maturnuwun mother‟.
Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur S+P.
Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode
campuran karena terdapat perampuran dua bahasa yang tadinya menyisip dalam
bahasa utama yaitu bahasa, kini keduanya yaitu bahasa Inggris dan bahasa Jawa
saling menyisip antara satu sama lain tidak pada bahasa utama.
14) “Dery, ibumu perempuan bijak dan cerdas. Dia tahu persis menndidik her
son to be a good boy and has manner properly kau Dermot Quinn”.
“Dery, ibumu perempuan bijak dan cerdas. Dia tahu persis menndidik
anaknya menjadi seorang anak yang baik dan mempunyai sopan santun
kau Dermot Quinn”
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat „her son to be a good
boy and has manner properly‟. Kalimat tersebut mengandung beberapa klausa.
Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari unsur S+P.
Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis campur kode ke
luar atau inner code mixing.
15) “ Ibumu juga baik Anna. Suka masak enak-enak buat bekalmu di
sekolah. Dia juga membelikanmu banyak buku, make you become
supersmart (NP:SRDM:101)
“ Ibumu juga baik Anna. Suka masak enak-enak buat bekalmu di sekolah.
Dia juga membelikanmu banyak buku, membuat kamu menjadi cerdas
Penggalan cerita tersebut merupakan campur kode yang berbentuk klausa. Pada
peristiwa tutur di atas terdapat campur kode pada kalimat make you become
supersmart. Kalimat tersebut berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti
membuat kamu menjadi cerdas. Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat
tersebut terdiri dari unsur S+P+O. Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas
merupakan jenis campur kode ke luar atau inner code mixing.
16) “Kau juga carnivorant. Kita sama yuuukk…give me five!”tuan Dermot
menepuk bahu nyonya Barnes dengan akrab. (NP:SRDM:85)
“Kau juga carnivorant. Kita sama yuuukk…berikan aku lima!”tuan
Dermot menepuk bahu nyonya Barnes dengan akrab
Penggalan cerita antara Asri dan Tuan Dermot di atas merupakan peristiwa
campur kode bentuk klausa. Unsur frase give me five dalam bahasa Inggris
memiliki arti berikan aku lima dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa
Inggris dalam percakapan di atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa utama yang sedang digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut
termasuk jenis campur kode ke luar atau outer code mixing. Bahasa Inggris give
me five hanya merupakan serpihan dari bentuk frase yang melekat pada bahasa
Indonesia yang sedang digunakan.
17) “ Mengapa daddy tidak menikah saja dengan auntie Barnes? Dia baik
sekali, look after daddy juga aku. walau kadang menyebalkan
memang…tapi, no problem. (NP:SRDM:347)
“ Mengapa daddy tidak menikah saja dengan auntie Barnes? Dia baik
sekali, lihat setelah papa juga aku. walau kadang menyebalkan
memang…tapi, no problem.
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
klausa look after daddy dalam bahasa Inggris memiliki arti lihat setelah papa
dalam bahasa Indonesia. Masuknya unsur bahasa Inggris dalam percakapan di
atas yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang sedang
digunakan, menjadikan peristiwa campur kode tersebut termasuk jenis campur
kode ke luar atau outer code mixing.
18) “You are stubborn dan egois, tak pernah mau buka telinga untuk
mendengar. (NP:SRDM:240)
“kau keras kepala dan egois, tak pernah mau buka telinga untuk
mendengar”
Penggalan cerita di atas merupakan peristiwa campur kode bentuk frase. Unsur
frase you are stubborn dalam bahasa Inggris memiliki arti kau keras kepala dalam
bahasa Indonesia.. Dikatakan berbentuk klausa karena kalimat tersebut terdiri dari
unsur S+P+O. Peristiwa tutur dalam penggalan cerita di atas merupakan jenis
campur kode ke luar atau inner code mixing.