bab iv hasil dan pembahasan 1.1 deskripsi umum ......kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 april 2015...

71
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Umum SMA Kristen 1 Salatiga 1.1.1 Sejarah Perkembangan SMA Kristen 1 Salatiga, didirikan tanggal 1 juni 1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengan Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai September 1955 berubah nama menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA Kristen 1 Salatiga berada di Jln.Dr.Sumardi No.5 Salatiga yang sekarang menjadi gedung Sinode. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD Negeri Latihan, yang terletak di sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970 sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di jalan Osamaliki No 32 Salatiga, yang merupakan ruas jalan raya Solo-Semarang. Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1 telah mengalami beberapa kali perubahan status yakni sejak tahun 1954 berstatus “bersubsidi”, tahun 1985 hingga tahun 1986 berubah status menjadi “diakui”, tahun 1986 hingga tahun 2004 berstatus disamakan, kemudian pada bulan april 2004 terkareditasi A dengan nilai 94, dan terakhir pada bulan juli 2007 memperoleh akreditasi A (amat baik) dengan nilai 95,85. Kemudian tahun 2008/2009 dipercaya oleh

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1.1 Deskripsi Umum SMA Kristen 1 Salatiga

    1.1.1 Sejarah Perkembangan

    SMA Kristen 1 Salatiga, didirikan tanggal 1 juni

    1951 oleh Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa

    Tengan Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai

    September 1955 berubah nama menjadi Yayasan

    Perguruan Kristen (YPK). Pada awal berdirinya SMA

    Kristen 1 Salatiga berada di Jln.Dr.Sumardi No.5

    Salatiga yang sekarang menjadi gedung Sinode. Pada

    tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke

    jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi

    permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas. Sebelum

    pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat

    pindah ke gedung SD Negeri Latihan, yang terletak di

    sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970

    sampai sekarang, SMA Kristen 1 menempati lokasi di

    jalan Osamaliki No 32 Salatiga, yang merupakan ruas

    jalan raya Solo-Semarang.

    Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1

    telah mengalami beberapa kali perubahan status yakni

    sejak tahun 1954 berstatus “bersubsidi”, tahun 1985

    hingga tahun 1986 berubah status menjadi “diakui”,

    tahun 1986 hingga tahun 2004 berstatus disamakan,

    kemudian pada bulan april 2004 terkareditasi A

    dengan nilai 94, dan terakhir pada bulan juli 2007

    memperoleh akreditasi A (amat baik) dengan nilai

    95,85. Kemudian tahun 2008/2009 dipercaya oleh

  • 2

    pemerintah untuk menjadi sekolah Rintisan Kategori

    Mandiri (RSKM) hingga saat ini memasuki tahun ke 6.

    SMA Kristen 1 Salatiga pernah mengalami

    pasang surut “academic input” rendah pada 10 tahun

    terakhir. Puncak permasalahannya terjadi di akhir

    tahun pelajaran 2004/2005 yaitu terkait

    permasalahan internal. Ketidaklulusan yang terjadi

    sangat tinggi pada ujian utama (36,59%) dan 70 tidak

    lulus dari 200 siswa mengakibatkan tingkat

    kepercayaan masyarakat menurun, hal ini nampak

    pada jumlah pendaftaran siswa baru menurun hingga

    33%.

    Melihat berbagai macam tantangan yang ada

    seperti input akademik yang rendah, citra di

    masyarakat menurun, dan persaingan yang begitu

    ketat dengan jumlah penduduk sedikit ditambah

    jumlah SMA yaitu 3 negeri, 7 swasta, 19 SMK serta

    SMA di kabupaten Semarang yang dekat cukup

    banyak bahkan ada 2 sekolah yang tutup. Maka, SMA

    Kristen 1 Salatiga pada tahun 2005 melakukan

    pergantian kepala sekolah dan bergegas membenahi

    segala bidang dalam upaya peningkatan mutu

    sekolah. Hal ini dibuktikan melalui kepercayaan

    pemerintah memilih sekolah ini sebagai Rintisan

    Sekolah Kategori Mandiri (RSKM). Saat ini SMA

    Kristen 1 Salatiga memiliki 19 rombel, berisi rata-rata

    28-32 siswa. Memiliki 3 jurusan, yakni Matematika

    dan Ilmu Alam (MIA), Ilmu-ilmu Sosial (IIS) serta Ilmu

    Bahasa dan Budaya (IBBUD).

  • 3

    1.1.2 Visi, Misi SMA Kristen 1 Salatiga Tahun

    Ajaran 2013/2014

    Visi

    Membentuk Manusia Yang Berbudi Luhur,

    Beriman, Mampu Menguasai Ilmu Pengetahuan

    Dan Teknologi, Terampil Beretos Kerja Tinggi

    Berprestasi Serta Adaptif Di Era Global Atas

    Kesadaran Diri Berdasarkan Firman Tuhan.

    Misi

    1) Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada

    nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta

    kasih Kristus.

    2) Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja

    yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap

    hidup yang mandiri.

    3) Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif,

    kreatif, dan menyenangkan (enjoy full) dengan

    dukungan sumber belajar yang memadai.

    4) Memadukan unsur pendidikan yang

    mencakup segi-segi religiusitas, humanitas,

    sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan

    ekstrakurikuler maupun intrakurikuler

    sebagai upaya untuk menghantarkan peserta

    didik menjadi insan yang bermartabat.

    5) Menumbuhkan sikap berkompetisi yang sehat

    dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan

    teknologi modern.

    6) Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri

    dengan memberikan bekal kecakapan hidup

  • 4

    (life skill) yang memadai dan terintegrasi di

    dalam setiap pembelajaran.

    7) Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri

    dengan memberikan bekal kecakapan hidup

    (lifeskill) yang memadai dan terintegrasi di

    dalam setiap pembelajaran.

    8) Memfasilitasi peserta didik agar dapat

    menumbuh kembangkan bakat dan minat

    sesuai dengan potensi yang dimiliki.

    9) Menerapkan berbagai strategi positif dalam

    pencapaian prestasi akademik maupun non

    akademik.

    10) Menumbuhkan wawasan dan kepedulian

    terhadap linkgungan bagi seluruh warga

    sekolah.

    1.2 Deskripsi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    SMA Kristen 1 Salatiga menerapkan strategi

    bersaing yaitu diferensiasi dan keunggulan berbasis

    biaya untuk dapat bersaing dengan sekolah lainnya di

    Salatiga. Merujuk pada penelitian Noya (2013), dan

    hasil wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20

    April 2015, maka strategi bersaing yang diterapkan

    SMA Kristen 1 Salatiga antara lain: strategi

    diferensiasi dilakukan melalui program unggulan

    sekolah antara lain yaitu (1) Peduli Kasih, (2) Sekolah

    Lima Hari, (3) Moving Class, (4) Kewirausahaan dan

    AgriBisnis, (5) Field Trip berupa Live In dan Outdoor

    Study, (6) Program Khusus yaitu Ekspo Pendidikan,

    Career Day, Parenting Day, Character Builiding serta

  • 5

    (7) Pengembangan Diri yaitu SMUQI Radio, KIR (Karya

    Ilmiah Remaja), Ekstrakurikuler robotik dan

    Ekstrakurikuler multimedia yang terdiri atas

    jurnalistik, fotografi, sinematografi. Sedangkan,

    keunggulan berbasis biaya dilakukan melalui

    penawaran biaya pendidikan murah dibanding sekolah

    favorit swasta lainnya di Salatiga. Untuk mengetahui

    secara lebih rinci maka akan dijelaskan masing-

    masing strategi bersaing yang diterapkan oleh SMA

    Kristen 1 Salatiga.

    1.2.1 Strategi Bersaing Diferensiasi

    1. Peduli Kasih

    Program peduli kasih merupakan kegiatan

    kerohanian yang sudah dimulai sejak tahun 2006.

    Penanggung jawab utama program ini adalah wakasek

    kesiswaan dengan guru pendamping yaitu guru

    agama. Kegiatan kerohanian dilangsungkan dalam

    bentuk ibadah tiap hari jumat sebelum sekolah

    berakhir yaitu pukul 11.45 WIB. Ibadah biasanya

    dipimpin oleh guru bertugas sesuai jadwal yang

    ditetapkan. Pemimpin ibadah berada pada ruang

    broadcast dan suaranya disalurkan melalui speaker

    pada tiap kelas.

    Pelaksanaan ibadah tersebut, berdasarkan

    wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015 sebenarnya bertujuan untuk menanamkan nilai

    kristiani pada siswa sekaligus membina rasa

    kepedulian antar siswa melalui pengumpulan

    persembahan. Berikut pernyataan beliau:

  • 6

    “peduli kasih melalui ibadah dan ada pengumpulan persembahan. Persembahan yang sudah terkumpul kemudian nantinya dipakai untuk membantu biaya pendidikan siswa yang kurang mampu dengan semboyan “dari siswa, untuk siswa sehingga ini merupakan bentuk kepedulian siswa untuk membantu siswa lainnya yang merupakan temannya sendiri”. Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    tujuan peduli Hal ini menurut beliau karena

    persembahan tersebut berasal dari siswa yang

    kemudian dipakai untuk membantu siswa lainnya.

    Dalam wawancara itu juga beliau mengungkapkan

    bahwa tidak ada hambatan yang ditemui. Berikut

    pernyataan beliau saat wawancara 20 April 2015:“peduli kasih selama ini sudah berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan karena siswa mengikuti ibadah dan memberi persembahan dengan sukarela”Pendapat kepala sekolah tersebut menunjukkan

    bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam

    pelaksanaan program peduli kasih. Hal ini pula

    didukung hasil kuisioner guru yang mengungkapkan

    bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam

    program peduli kasih. (Noya,2013; Wawancara dengan

    kepala SMA Kristen 1 Salatiga, tanggal 20 April 2015,

    kuisioner guru).

    2. Sekolah Lima Hari

    Program sekolah lima hari merupakan kegiatan

    belajar mengajar di sekolah yang berlangsung 5 hari

    yaitu dari hari senin hingga jumat. Pada hari Senin-

    Kamis berakhir pada 14.45 WIB, sedangkan pada hari

    jumat berakhir pukul 11.45 WIB. Namun, pada hari

    sabtu layanan internet dan perpustakaan tetap dibuka

  • 7

    dengan tujuan untuk mendukung kesempatan siswa

    belajar atau mengerjakan tugas sekolah yang diberi

    oleh guru.

    Program ini telah dimulai sejak tahun 2007

    dengan penanggung jawab utama adalah wakasek

    kurikulum. Berdasarkan hasil wawancara dengan

    kepala sekolah, hambatan dalam pelaksanaan sekolah

    lima hari. Berikut pernyataan beliau saat wawancara

    tanggal 20 April 2015:

    “program sekolah lima hari sudah berjalan 10 tahun dengan sangat baik dan tidak ada hambatan sama sekali. Karena walaupun hanya sekolah lima hari tapi kami tetap membuka layanan perpustakaan, ruang multimedia, wifi untuk siswa pada hari sabtu supaya mereka bisa mengerjakan tugas atau ikut ekstrakurikuler lain”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    program sekolah lima hari tidak ada hambatan. Hal ini

    pula didukung hasil kuisioner guru yang

    mengungkapkan bahwa tidak ada hambatan yang

    ditemui dalam program sekolah lima hari. (Noya,2013;

    Wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 20 April

    2015, kuisioner guru).

    3. Moving Class

    Program moving class merupakan kegiatan

    perpindahan siswa pada ruang atau lab sesuai jam

    mata pelajaran. Program ini telah diterapkan sejak

    tahun ajaran 2007 dan bertujuan memaksimalkan

    proses pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan

    pada ruang tertentu saja. Hal ini didukung hasil

    kuisioner siswa yang menyebutkan bahwa moving

    class membuat mereka tidak bosan dan senang

  • 8

    dengan suasana kelas yang fasilitasnya sesuai dengan

    mata pelajaran yang dipelajari. Fasilitas itu antara

    lain, LCD proyektor, wifi, lab, poster, gambar, koleksi

    buku dan lainnya.

    Dalam pelaksaanaan program ini, hasil

    wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015 mengungkapkan ada hambatan yaitu

    perpindahan siswa. Berikut pernyataan beliau:“saat pindah kelas ada siswa yang lambat atau bahkan berlama-lama diluar kelas. Kadang guru kurang perhatikan. Tapi kalau guru cepat bertindak sesuai SOP saya kira lancar-lancar saja”

    Pendapat kepala sekolah mengungkapkan

    hambatan moving class adalah dari siswa, maka

    perhatian guru terhadap siswa perlu diperhatikan.

    Mendukung pernyataan kepala sekolah, wakasek

    kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 April 2015

    mengungkapkan bahwa:“dalam moving class siswa suka kalau berlama-lama diluar mungkin supaya jam pelajaran molor. Maka kami guru harus benar-benar cek sebelum mulai pelajaran. ”

    Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    bahwa hambatan moving class adalah dari siswa, hal

    ini sjalan dengan pernyataan kepala sekolah. Hal yang

    sama diperkuat dengan hasil kuisioner guru yang

    mengungkapkan bahwa hambatan pelaksanaan

    program moving class terutama perpindahan siswa

    pada jam mata pelajaran. (Noya, 2013; Wawancara

    dengan kepala sekolah, tanggal 20 April 2015,

    wawancara dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April

    2015, kuisioner guru).

  • 9

    4. Kewirausahaan dan AgriBisnis

    Program kewirausahaan dan agrobisnis adalah

    kegiatan wirausaha dan bercocok tanam yang

    dilakukan untuk mengasah jiwa entrepreneur siswa

    sekaligus kepedulian terhadap lingkungan.

    Penanggung jawab utama program ini adalah wakasek

    Kesiswaan, dengan pendamping program yaitu guru

    Ekonomi/Akuntansi. Program ini telah dilakukan

    sejak tahun 2010 dan melaluinya sekolah berhasil

    menjual berbagai tanaman hias dan tanaman organik

    kepada masyarakat. Selain itu, melalui program ini

    sekolah mampu memperoleh penghargaan yaitu Juara

    1 se-salatiga menyangkut pengelolaan sampah organik

    pada tahun 2013.

    Namun, dalam pelaksanaan program

    kewirausahaan dan agrobisnis berdasarkan hasil

    wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015 mengungkapkan bahwa hambatan utama

    menyangkut tenaga pendamping program. Berikut

    pendapat beliau:“program kewirausahaan dan argrobisnis terhambat pendamping program yang kurang sejalan dengan misi sekolah. Mungkin karena ada yang berbeda kali ya. Makanya saya tugaskan wakasek sarpras sekalian dampingi program ini supaya terpantau terus”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    ada hambatan dari pendamping program yang kurang

    sejalan dengan pihak sekolah atau tidak serius dalam

    menjalankan tugasnya maka wakasek sarPras

    ditugaskan untuk mendampingi. Hal ini dibenarkan

    oleh wakasek sarPras dalam wawancara tanggal 21

    April 2015.

  • 10

    “saya biar SarPras tapi saya penanggung jawab sekaligus pendamping kegiatan siswa dalam usaha dan agrobisnis. Saya disuruh kepala sekolah untuk mendampingi program ini”Pendapat wakasek SarPras menunjukkan

    pembenaran akan pernyataan kepala sekolah

    mengenai tugas yang diberikan. Dengan adanya tugas

    ini dalam wawancara bersama wakasek tersebut juga

    terungkap bahwa hambatan lain program agrobisnis

    adalah mengenai pemanfaatan lahan yang perlu

    diperluas. Berikut petikan wawancara dengan wakasek

    SarPras tanggal 21 April 2015:“keterbatasan lahan di belakang menjadi salah satu kendala jalannya kegiatan agrobisnis. Tapi sekolah sudah membeli lahan baru nantinya akan dibangun GOR, tapi sebagiannya mudah-mudahan dapat dialokasi untuk perluasan lahan”.Pendapat wakasek Sarpras menunjukkan bahwa

    lahan yang sempit menjadi hambatan jalannya

    program kewirausahaan dan arobisnis. (Noya, 2013;

    Wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015, wakasek Sarpras tanggal 21 April 2015).

    5. Field Trip

    a. Live In dan Outdoor Study

    Program Live In adalah kegiatan tinggal di

    rumah penduduk/masyarakat desa tertentu. Biasanya

    desa yang terpilih adalah desa tani yang mayoritas

    masyarakatnya bercocok tanam karena selain tinggal

    dengan warga, para siswa juga dapat belajar

    bercocok tanam. Hal ini dimaksudkan untuk

    menunjang keahlian siswa dalam kegiatan agrobisnis.

    Program ini dilakukan sejak tahun 2010 dengan

    tujuan meningkatkan kepedulian siswa terhadap

  • 11

    sesama maupun lingkungan. Penanggung jawab

    program ini adalah wakasek bidang humas. Melalui

    program ini siswa terbantu dalam mengolah lahan

    juga adanya perbaharuan kerjasama yang berlangsung

    tiap tahun dengan masyarakat yang menjadi tujuan

    program Live In.

    Program Outdoor Study adalah kegiatan belajar

    yang dilakukan diluar sekolah misalnya museum,

    pabrik, lembaga lingkungan hidup. Tujuan

    pelaksanaan program ini yaitu untuk menunjang

    pemahaman peserta didik dengan pengalaman belajar

    secara nyata di lapangan. Program ini telah dilakukan

    sejak tahun 2010 dengan penanggung jawab utama

    adalah wakasek humas didampingi guru sesuai mata

    pelajaran. Dalam pelaksanaan program ini, hasil

    wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015 menunjukkan ada hambatan mengenai

    kontribusi siswa oleh orang tua. Berikut pernyataan

    beliau:“Program Outdoor Study dan Live In jika tempat dekat di salatiga orang tua tidak merasa keberatan akan biaya. Tapi kalau diluar salatiga dan jauh, orang tua biasanya keberatan”Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    hambatan datang dari orang tua yang keberatan

    menyangkut biaya. Mendukung pernyataan kepala

    sekolah, wakasek kesiswaan dalam wawancara tanggal

    22 April 2015 mengungkapkan bahwa:“dalam program live in dan outdor study hambatan terutama pada orang tua.Biasanya ada orang tua siswa yang keberatan menyangkut biaya”

  • 12

    Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    bahwa hambatan live in dan outdoor study adalah dari

    siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan kepala

    sekolah. Hal yang sama diperkuat dengan hasil

    kuisioner guru yang mengungkapkan bahwa hambatan

    pelaksanaan Live In dan Outdoor Study adalah

    menyangkut biaya. (Noya,2013; wawancara dengan

    kepala sekolah tanggal 20 April 2015, wawancara

    dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015,

    kuisioner guru).

    6. Program Khusus

    a. Ekspo Pendidikan

    Program ekspo pendidikan merupakan kegiatan

    pengenalan perguruan tinggi kepada para siswa SMA

    Kristen 1 Salatiga. Melalui kegiatan ini para orang tua

    dan siswa kelas XII dapat memperoleh referensi untuk

    memilih perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi

    yang ikut ekspo pendidikan dapat mempromosikan

    langsung keunggulan kepada orang tua dan siswa di

    stand yang telah disediakan, sehingga sekolah tidak

    perlu mencari waktu ketika ada perguruan tinggi

    hendak promosi di kelas.

    Program ini hadir sejak tahun 2011, dengan

    penanggung jawab utama adalah wakasek humas

    bersama pendamping program yaitu guru BK. Dalam

    pelaksanaannya, hasil wawancara dengan kepala

    sekolah tanggal 20 April 2015 menunjukkan bahwa

    tidak ada hambatan yang ditemui. Berikut pernyataan

    beliau:

  • 13

    “ekspo pendidikan berjalan dengan sangat baik. Tiap tahunnya, ada sekitar 15-20 PT yang datang untuk ikut serta. Berarti animonya tinggi dong. Mereka juga selalu membayar tarif sesuai yang ditentukan sekolah, yang tentunya menguntungkan sangat bagi kami”Pendapat kepala sekolah menunjukkan tidak

    ada hambatan dan berjalan dengan baik. Hal ini

    dilihat dari dampak pelaksanaan program ekspo

    pendidikan berupa kerjasama juga ada keuntungan

    finansial yang diperoleh sekolah melalui biaya

    pendaftaran berbagai perguruan tinggi yang ikut serta

    dalam program ekspo pendidikan. Hal yang sama

    diperkuat dengan hasil kuisioner guru yang

    mengungkapkan bahwa tidak ada hambatan

    pelaksanaan kegiatan ekspo pendidikan. (Noya,2013;

    wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015, kuisioner guru).).

    b. Career Day

    Program Career Day merupakan kegiatan

    pengenalan karir melalui kerjasama dengan para

    alumni, tokoh masyarakat. Penanggung jawab utama

    adalah wakasek humas, didampingi oleh guru BK.

    Program ini hadir sejalan dengan adanya ekspo

    pendidikan yaitu tahun 2011. Melalui program ini,

    para siswa dapat mengenal dan mempertimbangkan

    berbagai karir di masa depan mereka. Hal ini

    dilakukan melalui presentasi berbagai narasumber

    baik alumni, tokoh masyarakat yang telah sukses di

    bidang-bidang karir tertentu. Presentasi biasanya

    dilakukan di ruang serbaguna/aula SMA Kristen 1

    Salatiga.

  • 14

    Dalam pelaksanaanya, hasil kuisioner guru

    menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dalam

    pelaksanaan career day. Hal ini juga didukung hasil

    wawancara dengan kepala sekolah tanggal 20 April

    2015 berikut:“program career day selama ini tidak ada hambatan karena ya kebanyakan kita undang alumni, tokoh yang punya keterikatan sama kita. Selama ini lancar-lancar saja, dari narasumber maupun siswa terlibat aktif dalam kegiatan ini.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    tidak ada hambatan dalam pelaksanaan career day.

    Hal ini pula didukung hasil wawancara dengan

    wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015. Berikut ini

    pendapatnya:.“career day jalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikutinya sehingga dapat belajar dari kesuksesan tokoh yang diundang juga menyangkut pilihan karier di masa depan mereka sendiri.Pendapat wakasek kesiswaan diatas

    menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dan lancar

    kegiatannya karena antusiasme siswa yang tinggi.

    (Noya,2013, wawancara dengan kepala sekolah tanggal

    20 April 2015, wakasek kesiswaan tanggal 22 April

    2015).

    c. Parenting Day

    Program parenting day merupakan kegiatan

    pertemuan dengan orang tua secara rutin biasanya

    pada tiap akhir semester di ruang serbaguna sekolah.

    Dalam pertemuan ini bukan hanya ada pembicaraan,

    sharing dengan pihak sekolah tetapi juga dilakukan

  • 15

    sosialiasi, seminar dengan tema atau isu-isu tertentu.

    Penanggung jawab utama adalah wakasek humas,

    didampingi oleh guru BK. Program ini hadir sejak

    tahun 2006 dalam bentuk rapat atau sharing dengan

    orang tua. Sejak tahun 2009 dilakukan penambahan

    kegiatan yaitu adanya seminar dengan tema tertentu

    bagi orang tua. Dalam pelaksanaannya, hasil kuisoner

    guru menunjukkan bahwa tidak ada hambatan dalam

    pelaksanaan parenting day. Hal ini didukung

    wawancara terhadap kepala sekolah tanggal 20 April

    2015:“parenting day selama ini jalan dengan baik. Kan sebelumnya kita kirim undangan ke orang tua dan mereka sangat mendukung, berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ya bukan saja untuk mereka tapi demi dukungan dan kebaikan anak mereka juga Selain itu ada sosialiasi program juga dilakukan. Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    tidak ada hambatan dalam pelaksanaan parenting day

    karena adanya dukungan dari orang tua siswa.

    (Noya,2013; wawancara dengan kepala sekolah tanggal

    20 April 2015, kuisioner guru).

    d. Character Building

    Program Character Building merupakan

    kegiatan pendidikan karakter di SMA Kristen 1

    Salatiga yang secara terprogram hadir sejak tahun

    2010. Pendidikan karakter terlaksana baik melalui

    pembelajaran di kelas maupun pembudayaan di

    lingkungan sekolah. Penanggung jawab program ini

    adalah wakasek kurikulum bersama pendamping guru

    BK. Dalam program ini, para guru lainnya terlibat aktif

    dalam melakukan pembiasaan di lingkungan sekolah.

  • 16

    Dalam pelaksanaannya, hasil kuisioner guru

    menunjukkan bahwa hambatan adalah dari siswa

    maupun orang tua siswa yang kurang mendukung

    anak. Hal ini pula didukung wawancara dengan kepala

    sekolah tanggal 20 April 2015:“hambatan utama character building adalah dari siswa sendiri. Ada siswa yang dapat dibina cepat, tapi ada yang memang dari sananya sudah bermasalah. Nah ini yang kami proses timpa terus menerus supaya karakternya semakin baik. Selain itu, dukungan orang tua terhadap perkembangan anak juga menjadi penghambat. Ada orang tua yang mendukung membina tapi ada juga yang kurang memberi perhatian sama anak”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    hambatan yaitu dari diri siswa sendiri dan dukungan

    orang tua dalam membina karakter siswa. Hal ini

    didukung pula hasil penelitian Randabunga (2014)

    bahwa hambatan implementasi program pendidikan

    karakter di SMA Kristen 1 Salatiga secara internal

    yaitu siswa yang tidak diterima di sekolah negeri dan

    eksternal yaitu dari orang tua yang dipengaruhi faktor

    broken home¸ ekonomi dan tingkat pendidikan yang

    rendah. Selain itu, melalui penelitian tersebut juga

    ditemukan bahwa ada dampak positif program

    pendidikan karakter SMA Kristen 1 Salatiga, antara

    lain: tidak adanya siswa yang membolos, pecurian di

    sekolah dan perkelahian.(Noya,2013;

    Randabunga,2014; wawancara dengan kepala sekolah

    tanggal 20 April 2015, kuisioner guru).

  • 17

    7. Pengembangan Diri

    a. SMUQI Radio

    Program SMUQI Radio adalah layanan

    broadcasting yang dilakukan oleh siswa pada ruang

    broadcast. Tujuannya memberi tahu pengumuman

    atau menghibur warga sekolah melalui requestan

    lagu. Program ini telah hadir sejak tahun 2010.

    Melaluinya, keahlian broadcast siswa dapat terasah

    dan mendatangkan berbagai penghargaan bagi

    sekolah. Salah satunya yaitu juara broadcasting se

    Salatiga tahun 2013. Dalam pelaksanaanya, hasil

    kuisione guru menunjukkan bahwa tidak ada

    hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan SMUQI

    Radio. Hal ini didukung pula hasil wawancara

    terhadap kepala sekolah tanggal 20 April 2015:“Tidak ada hambatan dalam SMUQI Radio. Selama ini berjalan dengan baik walalupundikelola oleh siswa. Guru hanya mendampingi saja.Pendapat kepala sekolah yang mengungkapkan

    tidak ada hambatan juga didukung wawancara

    dengan wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015:“SMUQI Radio sudah berjalan dengan baik

    karena didukung antusiasme siswa untuk ikut dalam kegiatan penyiaran di sekolah. Maka, biasanya dijadwalkan sesuai kelas masing-masing.Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    bahwa tidak ada hambatan karena didukung

    antusisasme siswa yang besar dalam program ini.

    (Noya,2013; wawancara dengan kepala sekolah

    tanggal 20 April 2015, wakasek kesiswaan tanggal

    22 April 2015, kuisioner guru).

  • 18

    b. KIR (Karya Ilmiah Remaja)

    Karya Ilmiah Remaja merupakan layanan

    program sekolah khususnya dalam bidang

    akademik. Program ini telah dimulai sejak lama

    sekitar tahun 1997 dan telah mendatangkan

    berbagai penghargaan baik skala lokal dan nasional.

    Dalam pelaksanaannya, ada anggaran yang

    dikucurkan secara proporsional juga difasilitasi

    pemerintah dalam hal bantuan finansial tiap tahun

    sekitar 40 juta. Selain itu, berdasarkan wawancara

    dengan kepala sekolah ada kendala yang ditemui.

    Berikut pendapat beliau saat wawancara tanggal 20

    April 2015:“Pada KIR hambatan terutama pada siswa yang kurang berminat karena kebanykan siswa berminat ke hal entertain. Maka ada motivasi yang diberikan selain itu ada pula reward dari sekolah bagi siswa yang memenangkan lomba KIR sebagai apresiasi agar mereka semakin terpacu”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    pada program KIR hambatan dapat diatasi melalui

    usaha guru ataupun penghargaan dari pihak

    sekolah.( wawancara dengan kepala sekolah tanggal

    20 April 2015).

    c. Ekstrakurikuler Robotik

    Ekstrakurikuler robotik merupakan kegiatan

    merancang robot oleh para siswa yang berminat

    pada bidang ini. Diadakan biasanya pada hari

    sabtu. Program ini dilakukan sejak tahun 2012.

    Penanggung jawab program ini adalah wakasek

    kesiswaan, dengan tenaga pendamping yaitu

    mahasiswa Elektro UKSW. Dampak pelaksanaan

  • 19

    program ini adalah berbagai ajang perlombaan

    robotik yang diikuti oleh siswa. Dalam

    pelaksanaanya, hasil kuisioner guru menunjukkan

    bahwa tidak ada hambatan yang ditemui dalam

    pelaksanaannya. Hal ini didukung pula pernyataan

    kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April

    2015:“Program robotik berjalan dengan baik. Tidak ada hambatan yang ditemui dalam pelaksanaannya”.Pendapat kepala sekolah juga didukung

    pernyataan wakasek kesiswaan tanggal 22 April

    2015:“Program robotik yang sudah berjalan

    selama ini sudah berjalan baik. Tidak ada hambatan juga karena selama ini dibantu dari elektro UKSW. Siswa juga antusias karena ekstrakurikuler ini tergolong baru.”Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    tidak ada hambatan yang ditemui dalam

    pelaksanaan ekstrakurikuler robotik. (Noya,2013;

    wawancara dengan kepala sekolah, wakasek

    kesiswaan tanggal 22 April 2015, kuisioner guru).

    d. Ekstrakurikuler Multimedia

    Ekstrakurikuler multimedia merupakan kegiatan

    ekstrakurikuler siswa yang berhubungan dengan IT

    dan digital. Ekstrakurikuler multimedia telah ada

    sejak tahun 2011 dan terdiri atas 3 yaitu

    jurnalistik, sinematografi dan fotografi. Berikut

    penjelasan ketiganya:

    Jurnalistik merupakan ekstrakurikuler yang

    mewadahi siswa untuk broadcasting,

    penulisan artikel/berita, katalog.

  • 20

    Ekstrakurikuler ini didampingi guru Bahasa

    Indonesia dan dibantu oleh tenaga ahli dari

    Fiskom UKSW.

    Sinematografi merupakan ekstrakurikuler

    yang mewadahi siswa untuk membuat film

    pendek, video promosi dengan tema tertentu.

    Ekstrakurikuler ini didampingi oleh guru TI

    dan dibantu tenaga ahli dari TI UKSW.

    Fotografi merupakan ekstrakurikuler yang

    mewadahi siswa untuk melakukan

    pemotretan, pengambilan dan pengeditan

    gambar. Ekstrakurikuler ini didampingi oleh

    guru TI dan dibantu tenaga ahli dari TI dan

    Fiskom UKSW.

    Ketiga ekstrakurikuler diatas, dalam hasil

    kuisioner siswa terungkap bahwa ada kendala

    menyangkut kelengkapan fasilitas penunjang seperti

    komputer, wifi yang mulai rusak. Hal ini dibenarkan

    pula oleh wakasek kesiswaan dalam wawancara

    tanggal 22 April 2015. Berikut pernyataan beliau :

    “kegiatan ekstrakurikuler multimedia terkendala fasilitas yang mulai rusak. Misalnya saja komputer pada lab multimedia, atau juga aplikasi yang mulai error di komputer. Tapi saya sudah lapor ke wakasek SarPras.”Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    bahwa hambatan pelaksanaan ekstrakurikuler

    multimedia adalah menyangkut fasilitas penunjang

    yang semestinya menjadi perhatian wakasek

    sarPras. (Noya,2013; wawancara dengan wakasek

    kesiswaan, kuisioner siswa).

  • 21

    1.2.2 Strategi Bersaing Keunggulan Berbasis biaya

    Strategi bersaing keunggulan berbasis biaya

    dilakukan oleh SMA Kristen 1 Salatiga melalui

    penawaran biaya SPP yang murah dan terjangkau

    dibandingkan sekolah swasta favorit di Salatiga. Hal

    ini nampak dari kebijakan sekolah dalam

    menentukan besaran biaya pendidikan siswa SMA

    Kristen 1 Salatiga. Besaran biaya SPP tersebut

    ditentukan melalui rapat komite, yayasan, guru pada

    Rapat Kerja Sekolah per tahun. Berikut ini pernyataan

    kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April “kami menentukan biaya SPP pada saat rapat kerja bersama komite, yayasan dan guru. Penentuan ini dilakukan biaya berbeda pada tiap jenjang kelas karena kebutuhan masing-masing jenjang kelas kan berbeda. Selain itu dalam penentuan ini juga kami mempertimbangkan kesanggupan biaya orang tua. Biasanya ada lembar kesanggupan biaya yang diisi oleh orang tua.”Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    penentuan biaya SPP oleh sekolah didukung

    keterlibatan masyarakat juga diberlakukan berbeda

    pada tiap jenjang. Hal ini pula didukung hasil studi

    dokumentasi terhadap RKAS yang memuat bahwa

    biaya SPP untuk tahun 2013/2014 misalnya,

    ditentukan siswa kelas X Rp.250.000 dan siswa kelas

    XI, XII Rp. 245.000. Sedangkan untuk uang kegiatan

    ditentukan siswa kelas X, XI, XII sebesar Rp. 350.000.

    (Noya,2013, wawancara dengan kepala sekolah tanggal

    20 April 2015, dokumentasi RKAS).

  • 22

    1.3 Evaluasi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    Bertolak dari penjabaran sebelumnya yaitu

    pelaksanaan strategi bersaing yang diterapkan SMA

    Kristen 1 Salatiga. Hal ini kemudian dapat dievaluasi

    konsistensi, kesesuaian, keunggulan dan kelayakan.

    Oleh karena itu, untuk mengetahuinya secara rinci

    maka akan disajikan hasil penelitian dalam 4 bagian

    yaitu konsistensi, kesesuaian, keunggulan, dan

    kelayakan strategi bersaing yang dijalankan SMA

    Kristen 1 Salatiga.

    1.3.1 Konsistensi (Consistency)

    Konsistensi mengandung arti bahwa sebuah

    strategi tidak boleh tidak konsisten atau bertentangan

    dengan tujuan, nilai yang dikembangkan dan

    kebijakan yang ditetapkan institusi (Rumelt,2000).

    Oleh karena itu, akan dideskripsikan hal-hal antara

    lain: tujuan sekolah, nilai yang dikembangkan dan

    kebijakan yang ditempuh oleh sekolah. Setelah itu,

    dirangkum dalam bentuk tabel kualitatif sebagai

    kesimpulan akhir oleh analis. Hal ini dimaksudkan

    agar lebih terlihat jelas kekonsistenan atau tidak

    konsisten strategi bersaing yang diterapkan. Berikut

    ini penjelasan keduanya:

    a. Tujuan dan Nilai yang dikembangkan

    Berdasarkan studi dokumentasi terhadap buku

    RKAS maka, dapat diketahui tujuan SMA Kristen 1

    Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014, adalah sebagai

    berikut:

  • 23

    (1) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan

    siswa baru secara selektif dan proaktif serta

    melakukan pembinaan terhadap siswa.

    (2) Mengupayakan pemenuhan 8 standar Nasional

    Pendidikan seperti tertuang dalam Peraturan

    Pemerintah No.19 tahun 2005.

    (3) Mengupayakan terwujudnya budaya sekolah

    dalam rangka mendukung tercapainya visi, misi,

    sekolah yang terangkum dalam semboyan atau

    motto sekolah yakni Education for Liberty,

    Development and Dignity (Pendidikan untuk

    kemandirian, tumbuh kembang dan

    bermartabat).

    (4) Menjalin kerjasama (networking) dengan

    lembaga/institusi terkait, masyarakat dan dunia

    usaha/industri dalam upaya melakukan inovasi

    pembelajaran yang lebih diorientasikan pada

    pengalaman belajar dengan pembekalan lifeskill.

    (5) Menyelenggarakan PBM yang mengarah pada

    program pembelajaran berbasis kompetensi dan

    TIK.

    (6) Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan

    pengembangan diri/ekstrakurikuler unggulan

    yang sesuai potensi dan minat siswa.

    (7) Mewujudkan pendidikan yang berkualitas,

    sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat

    yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih,

    kebenaran dan keadilan.

    (8) Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti,

    berdisiplin tinggi, beriman, terampil berolah ilmu

    pengetahuan, berolah seni, serta terampil

  • 24

    berkomunikasi dengan sarana teknologi

    informasi dan bahasa asing.

    (9) Mewujudkan pencapaian prestasi pada berbagai

    bidang baik bidang akademik maupun non

    akademik.

    (10) Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang

    memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap

    lingkungan.

    Bertolak dari penjabaran diatas, nampak

    bahwa ada 10 hal yang menjadi cita-cita masa depan

    SMA Kristen 1 Salatiga yang perlu dicapai dalam masa

    kerja 1 tahun. Selain itu, berdasarkan wawancara

    bersama kepala sekolah tanggal 20 April 2015 dapat

    diketahui bahwa, ada pula nilai-nilai yang

    dikembangkan sekolah untuk mencapai tujuan

    sekolah ditas. Berikut pernyataan beliau:“Nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah kami sesuai dengan visi, misi, tujuan sekolah yakni nilai religius kristiani yang berlandaskan kasih, pelayanan, kebenaran dan keadilan, nilai kedisiplinan, nilai kemandirian, nilai peduli lingkungan, maupun nilai peduli sosial”

    Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa nilai-

    nilai yang dikembangkan oleh sekolah bersumber dari

    visi, misi, tujuan yang dikembangkan oleh sekolah.

    b. Kebijakan Yang Ditempuh

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

    kebijakan yang ditetapkan oleh pihak sekolah

    menyangkut pelaksanaan strategi bersaing melalui

    program sekolah dan ada pula kebijakan yang

    dilakukan sebagai upaya mengatasi kendala yang

  • 25

    dihadapi dalam pelaksanaannya. Berikut pernyataan

    kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April 2015:“kebijakan yang ditetapkan dari semula dalam strategi keunggulan biaya SPP jelas ada penentuan besaran biaya per jenjang dengan melibatkan kesanggupan orang tua. Kalau dalam program peduli kasih jelas melalui persembahan yang terkumpul digunakan untuk siswa yang kurang mampu. Kalau dalam sekolah lima hari sekolah mengambil kebijakan membuka layanan pada hari sabtu misal perpustakaan, lab, wifi supaya siswa bisa menikmati layanan itu. Untuk moving class perpindahan sesuai mata pelajaran. Program kewirausahaan dan agrobisnis sekolah membeli atau menyediakan alat dan bahan. Untuk program lain seperti program khusus ekspo, career day, pareting day sekolah memutuskan untuk memperbaharui kerjasama tiap tahun baik dengan lembaga tertentu maupun perorangan. Sedangkan untuk character building kami membuat budaya atau lingkungan sekolah yang mendukung. Program lain seperti pengembangan diri SMUQI Radio dijalankan siswa, KIR ada reward dari sekolah juga pengangaran proporsional, robotik dan multimedia ada penambahan fasilitas penunjang. Kebijakan pada progam-program ini yang sudah ditetapkan dari awal biasanya dalam rapat kerja disepakati. Namun tak menutup kemungkinan ada kebijakan lain yang ditempuh seiring berjalannya program jika ada kendala”.Pendapat kepala sekolah tersebut menunjukkan

    bahwa ada berbagai kebijakan yang ditetapkan sekolah

    baik menyangkut program peduli kasih, sekolah lima

    hari, moving class, kewirausahaan dan agrobisnis,

    program khusus, pengembangan diri. Namun, beliau

    juga mengungkapkan ada kebijakan yang ditempuh

    dalam mengatasi kendala. Lebih lanjut, berikut

    pendapat beliau saat wawancara 20 April 2015:“kebijakan yang dilakukan sekolah dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi

  • 26

    misalnya dalam program agrobisnis saya memutuskan untuk menugaskan wakasek sarPras dalam mendampingi programnya. Dalam moving class ada tugas koordinasi yang dijalankan juga rapat evaluasi harian yang berfungsi untuk pengecekan SOP. Kalau program lainnya seperti live in dan outdoor study, sekolah biasanya membantu kontribusi siswa yang keberatan dalam hal biaya. Sedangkan kebijakan sekolah khususnya untuk ekstrakurikuler tertentu kita pakai tenaga dari luar karena guru belum mampu contohnya multimedia dan robotik. Namun dalam ekstrakurikuler ini sendiri jika adalah masalah biasanya menjadi tanggung jawab wakasek kesiswaan, juga wakasek lainnya yang punya hubungan dengan program tertentu.”Pendapat kepala sekolah didukung oleh wakasek

    kesiswaan dalam wawancara tanggal 22 April 2015:“memang benar ada tindakan sekolah untuk mengatasi kendala yang ada. Kalau dalam live in dan outdoor study biasanya sekolah membantu kontribusi siswa. Dalam moving class juga ada tugas koordinasi, jika kepala sekolah tidak ada maka diganti lainnya”. Sedangkan, untuk program dibawah tanggung jawab saya misalnya, yaitu ekstrakurikuler digunakan tenaga tambahan dari luar karena tenaga kami belum mampu misalnya pada multimedia dan robotik. Juga fasilitas penunjang yang mulai bermasalah saya melakukan koordinasi ke wakasek sarPras”Pendapat wakasek kesiswaan membenarkan

    pendapat kepala sekolah bahwa ada tindakan atau

    upaya untuk mengatasi kendala yang ada pada moving

    class, live in, outdoor study sedangkan menyangkut

    ekstrakurikuler oleh wakasek kesiswaan. Pendapat

    wakasek kesiswaan didukung oleh pernyataan wakasek

    sarPras dalam wawancara tanggal 21 April 2015.“para wakasek memang selalu melakukan koordinasi. Menyangkut kendala dalam multimedia yaitu komputer memang ada beberapa rusak dan akan diinstal ulang, juga

  • 27

    diusahakan beli unit baru. Kalo wifi, sempat mati tapi lagi diusahakan untuk 3 Founder Speedy, Indieschool, IDM mau perbarui kerjasama dengan kita”.Pendapat wakasek SarPras menunjukkan

    pembenaran akan pernyataan wakasek kesiswaan

    menyangkut upaya kebijakan mengatasi kendala yang

    ada. Selain itu, mengeani tugas yang diberikan kepala

    sekolah untuk mendampingi program kewirausahaan

    dan agrobisnis dibenarkan olehnya dalam wawancara

    tanggal 21 April 2015. Berikut pernyataan beliau:“saya biar SarPras tapi saya penanggung jawab sekaligus pendamping kegiatan siswa dalam usaha dan agrobisnis. Saya diberi tugas oleh kepala sekolah untuk mendampingi program ini”Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa

    pembenaran akan pernyataan kepala sekolah.

    c. Konsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    Bertolak dari deskripsi konsistensi yaitu tujuan,

    nilai dan kebijakan yang ditetapkan juga deskripsi

    pelaksanaan strategi bersaing, maka dibawah ini

    merupakan hasil evaluasi konsistensi strategi

    bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.Tabel 4.1 Konsistensi Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    No

    Strategi Bersaing

    Konsistensi (Consistency)

    PenilaianTujuan Sekolah Nilai Kebijakan yang

    ditempuh sekolah

    I. Diferensiasi1. Peduli Kasih

    Mewujudkan

    Nilai peduli sosial

    Ibadah jam 11.45 diikuti siswa pada tiap kelas

    Dilakukan pengumpulan

    Konsisten

  • 28

    pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.

    persembahan

    2. Sekolah Lima Hari

    Nilai kedisiplinan

    Senin-jumat berlangsung maka sabtu layanan lain tetap dibuka

    Konsisten

    3. Moving Class Nilai kedisiplinan

    Perpindahan siswa sesuai mata pelajaran

    Pengawasan pelaksanaan SOP oleh kepala sekolah.

    Konsisten

    4 Kewirausahaan dan agrobisnis

    Menjadikan warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan.

    Nilai peduli lingkungan

    Membeli lahan baru dalam upaya perluasan.Penugasan

    wakasek SarPras

    Konsisten

    5. Field Trip

    a. Live In Menjalin

    kerjasama (networking) dengan lembaga/institusi terkait, masyarakat dan dunia usaha/industridalam upaya melakukan inovasi pembelajaran yang lebih diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalan lifeskill.

    Menjadikan

    Nilai sosial, peduli

    lingkungan

    Memperbaharui kerjasama dengan masyarakat tiap tahun ajaran.

    Membantu kontribusi siswa

    Konsisten

    b. Outdoor Study

    Nilai peduli lingkungan, nilai sosial, nilai kemandirian.

    Memperbaharui kerjasama dengan institusi lain tiap tahun ajaran

    Membantu siswa dalam

    Konsisten

  • 29

    warga sekolah sebagai pribadi yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan.

    kontribusi

    6. Pengembangan Diria. SMUQI

    Radio

    Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler unggulan yang sesuai potensi dan minat siswa.

    Nilai kedisiplinan

    Layanan broadcast olehsiswa

    Konsisten

    b. KIR Nilai kemandirian, kedisiplinan

    Pendampingan KIR oleh guru

    Motivasi & Reward dari sekolah

    Konsisten

    c. Robotik Nilai kedisiplinan,

    nilai kemandirian

    Pengadaan alat” robotic

    pendampingan tenaga ahli dari luar sekolah

    Konsisten

    d. Jurnalistik Nilai kedisiplinan,

    nilai kemandirian

    Pendampingan dari luar sekolah.

    Pengadaan alat penunjang

    Konsisten

    e. Sinematografi

    Nilai kedisiplinan,

    nilai kemandirian

    Pendampingan dari luar sekolah

    Pengadaan alat penunjang

    Konsisten

    f. Fotografi Nilai kedisiplinan,

    nilai kemandirian

    Pendampingan dari luar sekolah

    Pengadaan alat penunjang.

    Konsisten

    7. Program Khususa. Ekspo

    PendidikanMenjalin kerjasama (networking) dengan lembaga/institusi terkait,

    Nilai sosial, kedisiplinan

    Kerjasama dengan PT

    Penarikan Kontribusi dari PT yang ikut serta

    Konsisten

    b. Career Day Nilai sosial, Kerjasama dengan alumni

    Konsisten

  • 30

    masyarakat dan dunia usaha/industry dalam upaya melakukan inovasi pembelajaran yang lebih diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalan lifeskill.

    dan tokoh terkait

    c. Parenting Day

    Nilai sosial Undangan kehadiran orang tua

    Melakukan seminar dengan tema tertentu

    Konsisten

    d. Character Building

    Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, terampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta terampil berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi dan bahasa asing.

    Nilai kedisiplinan,

    peduli lingkungan,

    sosial.

    Membuat program yang dilaksanakanmelalui pembelajaran di kelas dan pembudayaan di lingkungan sekolah

    Konsisten

    II. Keunggulan Berbasis Biaya1. Penawaran

    Biaya SPP Murah

    Mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih, kebenaran dan keadilan.

    Nilai peduli sosial

    Penawaran biaya SPP murah per jenjang kelas

    Melibatkan masukan masyarakat dalam penentuan SPP.

    Konsisten

    Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa strategi

    bersaing baik diferensiasi melalui program sekolah

    Peduli Kasih, Sekolah Lima Hari, Moving Class,

    Kewirausahaan dan AgriBisnis, Field Trip berupa Live

    In dan Outdoor Study, Program Khusus yaitu Ekspo

    Pendidikan, Career Day, Parenting Day, Character

  • 31

    Builiding serta Pengembangan Diri yaitu SMUQI

    Radio, KIR, ekstrakurikuler robotik dan

    ekstrakurikuler multimedia yang terdiri atas

    jurnalistik, fotografi, sinematografi. Juga strategi

    keunggulan berbasis biaya melalui penawaran biaya

    SPP murah semuanya menunjukkan kekonsistenan

    antara tujuan, nilai yang dikembangkan dan kebijakan

    yang ditempuh oleh sekolah.

    1.3.2 Kesesuaian (Consonance)

    Kesesuaian mengandung arti bahwa strategi

    harus mewakili respon adaptif/penyesuaian terhadap

    lingkungan eksternal (Rumel,2000). Oleh karena itu,

    sesuai hasil penelitian maka dalam bagian ini akan

    dideskripsikan keadaptifan sekolah terhadap

    lingkungan eksternal yaitu (a) Kebutuhan masyarakat,

    (b) Persaingan dengan sekolah lainnya. Setelah itu,

    penjabaran keduanya dirangkum dalam bentuk tabel

    kualitatif sebagai kesimpulan akhir. Hal ini

    dimaksudkan agar lebih terlihat jelas kesesuaian

    dengan strategi bersaing yang diterapkan. Berikut ini

    penjelasan keduanya:

    a. Kebutuhan Masyarakat

    Hasil penelitian yang dilakukan di SMA Kristen 1

    menunjukkan strategi bersaing yang diterapkan

    merupakan jawaban terutama untuk kebutuhan

    masyarakat. Berdasarkan wawancara dengan kepala

    sekolah tanggal 20 April 2015, dapat diketahui bahwa:

  • 32

    “Semua program yang hadir sebenarnya merupakan wujud tanggapnya kita dalam melayani kebutuhan masyarakat. Awalnya sekolah ini ada kita ada launching gagasan yang berupaya menggali kebutuhan masyarakat. Maka ada hadir peduli kasih yang membantu keuangan siswa, moving class, sekolah lima hari. Belakangan diikuti program-program pengembangan diri, program khusus misalnya parenting day, ekspo, career day, yang bukan hanya melayani siswa tetapi juga orang tua”.Lebih lanjut menurut beliau, sekolah dalam

    masyarakat menjawab kebutuhan masyarakat,

    sekolah mengikuti trend atau perubahan yang terjadi.

    Berikut ini petikan pernyataan beliau saat wawancara

    tanggal 20 April 2015.“bukan saja melayani apa yang jadi kebutuhan, sekolah juga menjawab trend kebutuhan masyarakat. Program kewirausahaan dan agrobisnis misalnya mampu melayani kebutuhan masyarakat akan tanaman hias misalnya gelombang cinta. Sekolah menjual dan mendapatkan keuntungan jutaan. Setelah itu berubah trend ke tanaman organik, sekolah pun menjual tanaman organik. Sekolah mendapatkan keuntungan besar”. Penjelasan kepala sekolah menunjukkan

    adanya upaya sekolah untuk menjawab kebutuhan

    masyarakat baik secara layanan program yatu peduli

    kasih, moving class, sekolah lima hari, program

    khusus dan juga kebutuhan akan pangan

    menyangkut program kewirausahaan dan agrobisnis.

    Dalam wawancara tersebut, beliau juga

    mengungkapkan bahwa sekolah juga menjawab

    kebutuhan masyarakat dalam penerapan strategi

    bersaing melalui kebijakan penawaran biaya SPP

    dibanding sekolah swasta lain dilakukan sekolah

    untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan

  • 33

    pendidikan murah. Berikut ini pernyataan beliau saat

    wawancara tanggal 20 April 2015:“Biaya SPP dengan ketentuan seperti itu hadir

    diupayakan sesuai dengan masyarakat karena daerah salatiga masyarakatnya level ekonomi menengah kebawah. Selain itu, masyarakatnya juga pada umumnya “negeri oriented”. Apalagi ditambah rencana Wajar 12 Tahun. Masyarakat semakin berpikir biaya murah itu harus dalam pendidikan. Maka biaya SPP dipertimbangan dengan masukan orang tua melalui lembar kesanggupan biaya. Namun untuk sekarang saya kira masyarakat mulai sadar bahwa kualitas pendidikan yang diutamakan”Pendapat yang diungkapkan kepala sekolah

    tersebut menunjukkan bahwa sekolah

    mempertimbangkan kebutuhan masyarakat akan

    biaya murah. Sehingga dari ketiga pendapat kepala

    sekolah diatas dapat disimpulkan bahwa program-

    program yang hadir yaitu peduli kasih, moving class,

    sekolah lima hari, kewirausahaan dan agrobisnis,

    program khusus adalah upaya untuk menjawab

    kebutuhan masyarakat akan layanan program

    sekolah, pangan, biaya murah.

    Memperkuat pendapat kepala sekolah diatas

    bahwa program hadir sebagai jawaban atas

    kebutuhan masyarakat. Maka dalam wawancara

    dengan wakasek sarPras terungkap bahwa program

    pengembangan diri berupa esktrakurikuler

    merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat

    terhadap teknologi terbaru. Berikut penjelasan beliau

    saat wawancara tanggal 20 April 2015:“Sebenarnya program seperti SMUQI Radio, robotik, ekstrakurikuler multimedia hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat bukan saja layanan program tapi juga kebaruan teknologi. Tak heran sekolah awalnya sekolah

  • 34

    melengkapi dengan ruang atau lab multimedia lama kelamaan ada ruang broadcast, komputer, wifi, peralatan robotik dan lainnya yang mampu melengkapi pelaksanaan program tersebut”.Pendapat wakasek SarPras menunjukkan

    bahwa program pengembangan diri sebagai jawaban

    kebutuhan masyarakat akan teknologi terbaru dengan

    fasilitas-fasilitas yang ditawarkan.

    b. Persaingan Dengan Sekolah Lain

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

    bersaing SMA Kristen 1 Salatiga dilakukan bentuk

    respon terhadap persaingan yang terjadi dengan

    sekolah lainnya. Upaya sekolah untuk bersaing

    dengan sekolah lain yang juga berupaya melakukan

    hal yang sama (adaptif) sangatlah penuh perjuangan.

    Berikut ini uraian petikan wawancara bersama kepala

    sekolah tanggal 20 April 2015:“ Sejak pergantian kepala sekolah tahun 2005 dan upaya keluar dari masalah yang terjadi maka berbagai terobosan dimulai dengan mencari sokongan dana yaitu bantuan dana pemerintah daerah, membangun jaringan alumni untuk memperoleh bantuan. Sekolah kemudian melakukan launching gagasan untuk mengetahui apa sebenarnya kebutuhan dan keinginan masyarakat. Setelah itu mempelajari sumber daya yang dimiliki yang dapat dimanfaatkan agar tampil beda dengan sekolah lain. Sekolah mulai berbenah sedikit demi sedikit dengan perbaikan sarana prasarana, penambahan fasilitas dan mencanangkan berbagai program yang beda dan penawaran biaya SPP per jenjang. Pendapat kepala sekolah menunjukkan upaya

    untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami dimulai

    dari mencari sokongan finansial, mencari kebutuhan

    masyarakat baru kemudian menawarkan program

  • 35

    berbeda dari sekolah lain. Lebih lanjut dalam

    wawancara tanggal 20 April 2015 beliau

    mengungkapkan bahwa:“awalnya hadir program peduli kasih, program moving class, sekolah lima hari, sekitar tahun 2007/2008. Kemudian tahun-tahun berikutnya sekolah dipercaya sebagai RSKM, saat itu pula memperoleh juara sekolah sehat sejateng, juara sekolah wawasan wiyata mandala Jateng, dan penghargaan green school. Selanjutnya, ada program khusus ekspo, career day, parenting day dan lainnya. Selanjutnya, juga ada kewirausahaan dan agrobisnis juga tambahan ekstrakurikuler multimedia yang berkembang hingga sekarang. Saya kira program-program yang kami tawarkan itu selalu berbeda dengan sekolah lain yang menjadi pesaing kami.”Selanjutnya, dalam wawancara tersebut beliau

    juga mengungkapkan bahwa ada pesaing berupa

    sekolah lain. Berikut pendapat beliau saat wawancara

    tanggal 20 April 2015:“untuk pesaing lain, kami anggap SMA Lab Satya Wacana merupakan pesaing utama untuk sekolah swasta. Kalo untuk negeri saya kira SMA Negeri 1 adalah pesaing utama kami. Tapi jika dibanding dengan sekolah swasta LAB, saya kira biaya dan program kami tentunya beda, kalau negeri tentunya jauh berbeda pula”Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    program-program yang ditawarkan sekolah selalu

    berbeda dengan sekolah lain yang menjadi pesaing

    terutama sekolah swasta Laboratorium Satya Wacana.

    Pendapat kepala sekolah tersebut diperkuat hasil

    kuisioner oleh guru maupun siswa yang menunjukkan

    bahwa pesaing utama SMA Kristen 1 untuk sekolah

    swasta adalah SMA Laboratorium Satya Wacana.

    Menyangkut hal ini, disisi lain berdasarkan studi

    dokumentasi melalui website sekolah

    www.smalab.sch.id dapat diketahui bahwa ada

  • 36

    beberapa program seperti peduli kasih, moving class

    dan sekolah lima hari juga ekstrakurikuler multimedia

    sinematografi dan fotografi dimiliki oleh sekolah

    tersebut. Hal ini didukung pula hasil wawancara

    dengan salah seorang orang siswa SMA Laboratorium

    Satya Wacana tanggal 1 Mei 2015, yang mana penulis

    berusaha mengkonfirmasi program dan biaya yang ada

    di sekolahnya dengan SMA Kristen 1 Salatiga:“Kalau menyangkut program di sekolah kami ada banyak. Kalo peduli kasih, biasaya ibadah terus kasih persembahan. Ada juga moving class sesuai mata pelajaran. Terus kita kan cuma sekolah lima hari tapi di sabtu biasanya GOR, perpustakaan dibuka bagi siswa khususnya yang ikut ekskul. Kita juga ada live in dan study tour biasanya ditentukan oleh sekolah kita mau kemana. Ada parenting day biasanya rapat orang tua siswa begitu. Kami juga ada Radio Labschool. Kalau program ekskul banyak sekali kalau sinematografi, fotografi malah masuk mata pelajaran. Sedangkan kalau biaya SPP kami sekitar Rp.600.000 per bulan”Pendapat siswa tersebut menunjukkan bahwa ada

    program yang sama dengan SMA Kristen 1 Salatiga dan

    biaya SPP yang berbeda.

    c. Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    Bertolak dari deskripsi kesesuaian lingkungan

    eksternal baik kebutuhan masyarakat maupun

    persaingan insitusi lain maka dibawah ini merupakan

    hasil evaluasi kesesuaian strategi bersaing yang

    diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga.Tabel. 4.2 Kesesuaian Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    No.

    Strategi Bersaing

    Kesesuaian (Consonance)

  • 37

    I. Diferensiasi Kebutuhan Masyarakat

    Persaingan Dengan Sekolah lain

    Penilaian

    1. Peduli Kasih Kebutuhan masyarakat akan biaya pendidikan murah

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Tidak Adaptif

    Terhadap sekolah lain

    2 Sekolah Lima Hari

    Kebutuhan akan layanan pendidikan

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Tidak Adaptif

    Terhadap sekolah lain

    3. Moving Class Kebutuhan akan layanan pendidikan

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Tidak Adaptif

    Terhadap sekolah lain

    4 Kewirausahaan dan agrobisnis

    Kebutuhan akan pangan dan tanaman hias

    Tidak ada pada SMA Laboratorium Satya

    WacanaAdaptif

    5. Field Trip

    a. Live InKebutuhan akan layanan program pendidikan

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Tidak Adaptif

    Terhadap sekolah lain

    b. Outdoor Study

    Kebutuhan akan layanan program pendidikan

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Tidak Adaptif

    Terhadap sekolah lain

    6. Pengembangan Diria. SMUQI

    RadioKebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan program pendidikan

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    TidakAdaptifSekolah

    lainb. KIR Kebutuhan akan

    layanan program pendidikan

    Tidak di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Adaptif

    c. Ekstrakurikuler Robotik

    Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan program pendidikan

    Tidak ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Adaptif

    d. Ekstrakurikuler Multimedia: Jurnalis

    tik

    Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan pendidikan

    Tidak SMA Laboratorium Satya

    Wacana)

    Adaptif

    Sinematografi

    Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan pendidikan

    Diterapkan juga oleh SMA

    Laboratorium Satya Wacana

    Tidak Adaptif

    terhadap sekolah lain

  • 38

    Fotografi Kebutuhan akan kebaruan teknologi dan layanan pendidikan

    Diterapkan juga oleh SMA

    Laboratorium Satya Wacana

    Tidak adaptif

    terhadap sekolah lain

    7. Program Khususa. Ekspo

    PendidikanKebutuhan akan layanan program pendidikan

    Tidak ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Adaptif

    b. Career Day Kebutuhan akan layanan program pendidikan

    Tidak ada di SMA Laboratorium Satya

    WacanaAdaptif

    c. Parenting Day

    Kebutuhan akan layanan program pendidikan

    Diterapkan juga oleh SMA

    Laboratorium Satya Wacana

    TidakAdaptif

    terhadap sekolah lain

    d. Character Building

    Kebutuhan akan layanan program pendidikan

    Ada di SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Tidak Adaptif

    sekolah lainII. KeunggulanBerbasis Biaya

    1. Penawaran Biaya SPP Murah

    Kebutuhan akan biaya pendidikan yang murah

    Beda dengan SMA Laboratorium Satya

    Wacana

    Adaptif

    Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa strategi

    bersaing baik diferensiasi melalui program Peduli

    Kasih, Sekolah Lima Hari, Moving Class,

    Kewirausahaan dan AgriBisnis, Program Khusus yaitu

    Ekspo Pendidikan, Career Day, Parenting Day,

    Character Builiding serta Pengembangan Diri yaitu

    SMUQI Radio, KIR, ekstrakurikuler robotik dan

    ekstrakurikuler multimedia yang terdiri atas

    jurnalistik, fotografi, sinematografi. Juga strategi

    keunggulan berbasis biaya melalui penawaran biaya

    SPP murah semuanya menunjukkan kesesuaian

    dengan lingkungan eksternal yaitu kebutuhan

    masyarakat akan layanan pendidikan, kebaruan

    teknologi, pangan maupun biaya pendidikan murah.

    Namun, disisi lain ada beberapa program yang tidak

  • 39

    adaptif terhadap persaingan dengan institusi lainnya,

    antara lain: Peduli Kasih, Sekolah Lima Hari, Moving

    Class, Field Trip berupa Live In dan Outdoor Study, dan

    ekstrakurikuler multimedia yaitu sinematografi dan

    fotografi.

    1.3.3 Keunggulan (Advantage)

    Menurut Rumelt (2000), keunggulan

    mengandung arti bahwa strategi harus memfasilitasi

    dan atau mempertahankan keunggulan bersaing di

    bidang aktivitas, antara lain (a) Sumber daya superior

    (b) Ketrampilan superior, (c) Posisi Superior. Oleh

    karena itu, akan dideskripsikan ketiga hal tersebut

    dan kemudian penjabaran ketiganya dirangkum dalam

    tabel kualitatif sebagai kesimpulan akhir. Hal ini

    dimaksudkan agar lebih terlihat jelas keunggulan

    strategi bersaing yang diterapkan. Berikut ini

    penjelasan ketiganya:

    a. Sumber Daya Superior

    Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus

    memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam

    sumber daya superior yaitu hak paten, asset dan

    kerjasama. Dari ketiga hal tersebut, hasil penelitian

    menunjukkan bahwa hanya terdapat kerjasama

    sekolah dengan lembaga lain. Berikut pendapat yang

    dikemukakan kepala SMA Kristen 1 Salatiga saat

    wawancara 20 April 2015:“kalau untuk asset khusus atau hak paten, sekolah tidak memilikinya karena kami bukan vocational school. Tapi dalam hak paten

  • 40

    sementara diupayakan melalui KIR yaitu pisang Uter untuk suplemen makanan sehat. Sedangkan, kalau untuk kerjasama yang dihasilkan kami punya berbagai kerjasama baik perorangan ataupun dengan organisasi atau lembaga lain.”Pendapat kepala sekolah yang dikemukakan

    diatas menunjukkan bahwa sumber daya superior

    yang dimiliki sekolah adalah berupa kerjasama. Hal ini

    pula didukung, hasil studi dokumentasi terhadap

    buku kegiatan Humas yang menunjukkan bahwa

    kerjasama sekolah antara lain:Tabel. 4.3 Kerjasama SMA Kristen 1 Salatiga

    Lembaga/Organisasi Tujuan KerjasamaWCTUI Salatiga, PMI, Puskemas, DKK, Polres Salatiga.

    - Pembinaan dan sosialisasi peserta didik tentang narkoba, sex bebas, miras, rokok.

    - Penjaringan kesehatan, penyuluhan, pengobatan gratis, donor darah dan lainnya.

    UKSWa. FEB

    b. FSM

    c. Fiskom

    d. TIe. Biologif. Elektro

    g. BK

    Sosialisasi yang berhubungan dengan program Kewirausahaan dan agrobisnis.Membimbing siswa dalam olimpiade-olimpiade eksakt yang diikuti juga KIR.Pendampingan ekskul multimediaMembimbing olimpiade siswaMendampingi Program Ekstrakurikuler dalam bidang multimediaMendampingi program ekstrakurikuler robotik.Dalam program layanan BK sekolah.

    SHA HUA Edu Stay siswa di Cina dan bahasa mandarin.

    LH Sosialiasi “go green” dan tata kelola lingkungan hijau.

    Kota Bahasa Broadcasting khususnya bahasa inggris

    Alumni link Untuk kegiatan program khusus career day

  • 41

    Dunia Industri, Perusahaan, PT lain maupun masyarakat.

    Untuk pelaksanaan program khusus ekspo pendidikan, live In, Outdoor Study.

    Sumber: Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan studi dokumentasi terhadap kegiatan bidang Humas dalam RKAS SMA Kristen 1 Salatiga.

    b. Ketrampilan Superior

    Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus

    memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam

    ketrampilan superior yaitu investasi, pekerjaan dan

    pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil

    penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan superior

    terutama dibuktikan melalui prestasi yang diraih.

    Berdasarkan studi dokumentasi terhadap buku

    kegiatan siswa dapat diketahui bahwa strategi

    bersaing diferensiasi melalui program unggulan yang

    mampu mendatangkan prestasi antara lain: Program

    kewirausahaan dan agrobisnis yang mendapat juara 1

    pengelolaan sampah tahun 2014. Program lainnya

    seperti Ekstrakurikuler Multimedia berhasil mendapat

    juara 1 broadcasting bahasa inggris tahun 2014 dan

    juara 1 & 3 Lomba Kriya, film poster Dinas Pendidikan

    Salatiga tahun 2014. Sedangkan program KIR TI

    mendapat juara 3 tahun 2013, KIR Kimia juara 2

    tahun 2013 dan KIR Sosial juara 1 tahun yang sama

    (Lihat lampiran 2).

    Menyangkut program lainnya, lebih banyak

    prestasi diperoleh dari bidang non akademik yang

    bukan sebagai diferensiasi program unggulan (Lihat

    lampiran 2). Hal ini pula didukung wawancara dengan

    wakasek kesiswaan tanggal 22 April 2015:

  • 42

    “Kebanyakan prestasi yang diperoleh memang ada pada bidang non akademik seperti olahraga. Untuk sekarang prestasi memang sangat kurang tapi sekolah selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik siswa”.Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    bahwa prestasi lebih banyak berasal dari bidang non

    akademik terutama olahraga yang sebenarnya bukan

    merupakan program unggulan diferensiasi sekolah.

    c. Posisi Superior

    Menurut Rumelt (2000), strategi bersaing harus

    memfasilitasi untuk memperoleh keunggulan dalam

    posisi superior yaitu kelebihan dibanding pesaing lain.

    Berkaitan dengan hal tersebut, wawancara dengan

    kepala sekolah menunjukkan bahwa ada nilai lebih

    dalam strategi bersaing melalui program yang

    diterapkan sekolah juga keunggulan biaya . Berikut

    pendapatnya dalam wawancara tanggal 20 April 2015:“kalau menurut saya keunggulan biaya SPP jelas kita sangat memiliki nilai lebih, dengan harga segitu bisa melayani semua kalangan. Kalau diferensiasi program, saya kira peduli kasih kita lebihnya bisa membantu siswa. Kalau moving class ya fasilitas sesuai mata pelajaran ya. Kalau sekolah lima hari lebihnya kita dari lainnya ya kita tetap buka layanan pada hari sabtu. Sedangkan program lain seperti live in kita selalu kerjasama dengan masyarakat terutama yang bertani supaya siswa juga belajar agrobisnis. Tak lupa program khusus lain lebihnya kita adalah kerjasama dengan dunia industri”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan

    kelebihan program sekolah dibanding sekolah lainnya.

    Pendapat lain diungkapkan wakasek sarPras

    menyangkut kelebihan program lainnya yaitu

  • 43

    agrobisnis. Berikut pernyataan beliau saat wawancara

    tanggal 21 April 2015:“nilai lebihnya kita ada di program agrobisnis dengan lingkungan hijau dan lahan bercocoktanam juga pengolahan sampah organik yang sudah tentu tidak dimiliki sekolah lain, hanya kita saja”Pendapat wakasek sarPras menunjukkan nilai

    lebih program kewirausahaan dan agrobisnis daripada

    sekolah lain. Kelebihan program ini pula telah

    mendatangkan berbagai kunjungan atau studi banding

    dari sekolah atau institusi lainnya. Berikut pernyataan

    kepala sekolah saat wawancara tanggal 20 April 2015:“Ada kunjungan, studi banding dari lembaga-lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup, go green bahkan sekolah-sekolah yang ada di salatiga maupun wilayah kabupaten semarang. Contohnya saja SMA Negeri 2 Salatiga yang studi banding kesini kemudian sepertinya sekarang mereka mulai mengadopsinya juga dalam sekolah adiwiyata”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan

    kelebihan program kewirausahaan dan agrobisnis

    yang mendatangkan kunjungan sekolah atau lembaga

    lain. Selain itu, menyangkut kelebihan program

    lainnya, hasil kuisioner siswa menunjukkan bahwa

    program pengembangan diri yaitu ekstrakurikuler

    robotik dan multimedia dianggap sebagai nilai lebih

    sekolah daripada sekolah lain. Hal ini pula didukung

    wawancara dengan wakasek kesiswaan tanggal 22

    April 2015. Berikut pendapatnya:“nilai lebih kita ada di program ekstrakurikuler. Saya kira robotik dan multimedia yang ada broadcasting, fotografi, sinematografi tidak ada di sekolah lain. Kita walaupun sekolah swasta tapi dapat menawarkan program ekstrakurikuler seperti ini. Tentu sangat

  • 44

    menjadi daya tarik dan kelebihan sekolah dibanding lainnya”.Pendapat wakasek kesiswaan mendukung hasil

    kuisoner siswa yang menyebutkan program

    ekstrakurikuler sebagai adalah kelebihan sekolah

    dibanding lainnya.

    d. Keunggulan Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    Bertolak dari deskripsi sumber daya superior,

    ketrampilan superior, posisi superior maka dibawah

    ini merupakan penilaian terhadap strategi bersaing

    yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga. Tabel

    dibawah ini medeskrispikan keunggulan strategi

    bersaing SMA Kristen 1 Salatiga, adalah sebagai

    berikut:Tabel 4.4 Keunggulan Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    No.

    Strategi Bersaing

    Keunggulan (Advantage)

    PenilaianI. Strategi Diferensiasi

    Sumber Daya

    Superior

    KetrmpilanSuperior

    Posisi Superior

    1. Peduli Kasih __ __ Memberi bantuan biaya

    (Sama denganSMA Lab. Satya

    Wacana)

    Tidak Ungguldalam

    ketiganya2. Sekolah Lima

    Hari__ __ Layanan fasilitas

    tertentu dibuka pd hari sabtu(Sama dengan

    SMA Lab. Satya Wacana)

    Tidak Unggul dalam

    ketiganya

    3. Moving Class __ __ Sesuai matPel(Sama dengan

    SMA Lab. Satya Wacana)

    Tidak UnggulDalam

    ketiganya4. Kewirausahaan Kerjasama Juara 1 Wirausaha,lingku

  • 45

    dan agrobisnis dengan Lembaga Lingkungan Hidup, FEB dan Pertanian UKSW.

    Pengelolaan sampah

    tahun 2014

    ngan hijau dan lahan bercocok tanam. *mulai ditiru SMA Negeri 2 Salatiga*

    (Tidak ada pada SMA Lab. Satya Wacana)

    Unggul(tapi punya

    potensi ditiru)

    5. Field Trip

    a. Live In Kerjasama dengan Lembaga Masyarakat

    __ Desa orientasi Tani

    (Tidak sama dengan SMA Lab.

    Satya Wacana)

    Unggul dalam

    Sumber Daya dan

    Posisi Superior

    b. Outdoor Study

    Kerjasama dengan Insitusi lain

    __ Tujuan utama kunjungan ke dunia industri(Tidak Sama

    dengan SMA Lab. Satya Wacana)

    Unggul dalam

    Sumber Daya dan

    Posisi Superior

    6. Pengembangan Diria. SMUQI

    RadioKerjasama dengan Fiskom UKSW

    __ Dijalankan oleh siswa

    (ada pada SMA Lab. Satya Wacana)

    Unggul dalam

    Sumber Daya

    superiorb. KIR Kerjasama

    dengan Biologi, TI UKSW

    Juara, 3 KIR TI (2013),

    Juara 2 KIR Kimia

    (2013) dan Juara 1 KIR

    Sosial (2013)

    Adanya pengangaran proporsional

    didampingi guru yang memotivasi juga Reward dari

    sekolah(Tidak ada pada SMA Lab.Satya

    Wacana)

    Unggul dalam

    ketiganya

    c. Ekstrakurikuler Robotik

    Kerjasama dengan Elektro UKSW

    Ikut serta dalam

    perlombaan robotik

    nasional

    (Tidak ada padaSMA Lab. Satya

    Wacana)Unggul dalam

    ketiganya

    d. Ekstrakurikuler Multimedia:

    Kerjasama Juara 1 Broadcasting/pen Unggul

  • 46

    Jurnalistik

    dengan Fiskom UKSW

    broadcasting tahun

    2013

    yiaran( ada pada SMA

    Lab. Satya Wacana)

    dalams.daya dan ket.superior

    Sinematografi

    Kerjasama dengan Fiskom dan TI UKSW

    Juara Kriya Film dan Poster

    (Membuat film atau video)

    (Sama denganSMA Lab. Satya

    Wacana)

    Unggul dalam

    sumber daya dan

    ket. Superior

    Fotografi Kerjasama dengan TI UKSW

    Juara Kriya Film dan Poster

    Membuat dan mengedit foto(Sama dengan

    SMA Lab. Satya Wacana)

    Unggul dalam

    sumber daya dan

    ket.superior

    7. Program Khususa. Ekspo

    PendidikanKerjasama dengan berbagai PT dan industri

    __Pendaftaran member PT dan dunia industri mendatangkan keuntungan finansial(Tidak ada diSMA Lab. Satya Wacana)

    Unggul dalam

    sumber daya dan

    posisi superior

    b. Career Day Kerjasama dengan masyarakat, alumni maupun industri

    __Dunia

    usaha/industri terlibat

    (Tidak ada diSMA Lab. Satya

    Wacana)

    Unggul dalam

    sumber daya dan

    posisi superior

    c. Parenting Day

    Kerjasama dengan lembaga lain untuk seminar terhadap orang tua dengan tema tertentu.

    __Seminar/workshop dengan tema

    tertentu(Tidak sama

    dengan SMA Lab. Satya Wacana)

    Unggul dalam

    sumber daya dan

    posisi superior

    d. Character Building

    Kerjasama dengan Psikologi dan BK UKSW

    Terprogram, pembudayaan di

    sekolah(ada di SMA Lab.Satya Wacana)

    Unggul dalam

    sumber daya

    superior

  • 47

    II. Keunggulan Berbasis Biaya1. Penawaran

    Biaya SPP Murah

    Kerjasama dengan orang tua siswa

    Invest keuangan Murah dan

    terjangkausemua kalangan

    (Tidak sama dengan SMA

    Lab.Satya Wacana)

    Unggul dalam

    ketiganya

    1.3.4 Kelayakan (Feasibility)

    Menurut Rumelt (2000), kelayakan mengandung

    arti bahwa strategi tidak boleh menguras habis

    seluruh sumber daya atau menimbulkan masalah

    yang tidak terpecahkan. Kelayakan ini, antara lain: (a)

    sumber daya fisik, (b) sumber daya manusia (c)

    Sumber daya keuangan. Dalam bagian ini, penulis

    akan menyajikan data berupa penjabaran kelayakan

    strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga dalam bentuk

    tabel kualitatif sebagai kesimpulan akhir. Penyajian

    data ini, didasarkan atas hasil wawancara dari

    berbagai narasumber antara lain kepala sekolah,

    wakasek SarPras, bendahara sekolah serta studi

    dokumentasi terhadap RKAS SMA Kristen 1 Salatiga

    maupun observasi terhadap sumber daya fisik

    sekolah. Namun sebelumnya, penulis juga

    mendeskripsikan ketiga kelayakan secara terperinci

    baik sumber daya fisik, manusia dan keuangan. Hal

    ini dilakukan agar nantinya dapat diperoleh penilaian

    apakah masing-masing strategi bersaing yang

    diterapkan menguras habis sumber daya yang ada.

    Dibawah ini merupakan penjelasannya ketiganya:

  • 48

    a. Sumber Daya Fisik Sekolah

    Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah

    dapat diketahui bahwa strategi bersaing yang

    diterapkan tidak menguras habis sumber daya fisik

    sekolah. Berikut pernyataan beliau saat wawancara

    tanggal 20 April 2015:“Untuk semua program yang dijalankan tentu tidak menguras fisik sekolah karena fisik sekolah kan sifatnya dipakai berkelanjutan dan masing-masing program punya fasilitas dan ruangan tersendiri. Peduli kasih, sekolah lima hari, Moving class, misalnya pakai 19 kelas dari 22 yang ada, ditunjang fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, antara lain kita punya Internet 24 jam, LCD Proyektor dan CCTV di kelas, perlengkapan audio di tiap kelas. Kalau program lain seperti Wirausaha dan agrobisnis ada lahan di belakang dan perlengkapan seperti pupuk, peralatan greenhouse. Sedangkan multimedia kita punya ruang multimedia, ruang komputer dengan alat peraga di tiap Lab, peralatan robotik. Program lainnya seperti program khusus career day, parentin day, ekspo pendidikan ya kita gunakan stand di lapangan basket atau ruang serbaguna”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    program-program yang ada memiliki fasilitas

    penunjang masing-masing tidak menguras habis

    sumber daya fisik sekolah. Hal ini pula didukung

    pernyataan wakasek sarPras saat wawancara tanggal

    21 April 2015:“Program yang ada tidak menguras fisik sekolah karena masing-masing program memiliki ruang dan fasilitas sendiri yang tidak dapat habis pakai. Kecuali pada program kewirausahaan dan agrobisnis yang penyediaan pupuk, bibit selalu diadakan. Menyangkut fisik lainnya, hanya perlu diperbaiki atau ditambah fasilitasnya tiap tahun ajaran karena kita punya anggaran maintenance untuk perbaikan sarana prasarana sekolah”.

  • 49

    Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa

    program yang diterapkan tidak menguras sumber daya

    fisik sekolah yang ada (Lihat lampiran 3). Namun, disisi

    lain walaupun tidak menguras, ada masalah yang

    timbul pada sumber daya fisik dalam program

    multimedia yang mana hasil kuisioner siswa

    menunjukkan bahwa komputer tidak sesuai jumlah

    siswa yang ada, ada pula beberapa yang rusak dan

    tidak ditunjang dengan jalannya wifi.(Lihat hal.65). Hal

    ini juga didukung pernyataan wakasek kesiswaan

    tanggal 22 April 2015: “pada kegiatan ekstrakurikuler secara sumber daya fisik tersedia ruang/lab multimedia. Tapi untuk kelengkapan fasilitas misalnya komputer, aplikasi, wifi agak sedikit bermasalah. Maka koordinasi biasanya saya lakukan dengan wakasek sarPras”Pendapat wakasek kesiswaan menunjukkan

    bahwa pada program multimedia secara sumber daya

    fisik yaitu kelengkapan fasilitas penunjang mengalami

    masalah. Hal ini dibenarkan oleh wakasek SarPras

    dalam wawancara tanggal 21 April 2015:“Dalam menunjang jalannya program ekskul multimedia yaitu komputer memang ada beberapa rusak dan akan diinstal ulang, juga diusahakan beli unit baru. Kalo wifi, sempat mati tapi memang lagi diusahakan untukkerjasama lagi 3 Founder Speedy, Indieschool, IDM yang baru mau perbarui kerjasama dengan kita”Pendapat wakasek sarPras menunjukkan bahwa

    nantinya ada upaya untuk mengatasi masalah yang

    ada menyangkut sumber daya fisik sekolah.

  • 50

    b. Sumber Daya Manusia

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

    bersaing yang diterapkan tidak menguras habis SDM

    yang ada. Berdasarkan wawancara dengan kepala

    SMA Kristen Salatiga tanggal 20 April 2015

    mengungkapkan bahwa ada 37 orang guru yang

    mengajar di sekolah. Terdiri atas guru tetap 29 orang

    dan guru tidak tetap ada 8 orang. Dengan kualifikasi

    akademik antara lain: S1 berjumlah 37 orang, S2

    berjumlah 5 orang. Namun, sementara ini pula ada 2

    orang guru yang masih menjalani pendidikan S2.

    Lebih lanjut menurut beliau, guru-guru tersebut

    ada yang dipilih menjadi pendamping tiap program

    kegiatan sekolah dengan penanggung jawab utama

    yaitu wakasek tiap bidang. Berikut petikan wawancara

    dengan kepala sekolah tanggal 20 April 2015:“Untuk program peduli kasih ada guru agama. Moving Class dan sekolah lima hari gurunya sesuai mata pelajaran. Kewirausahaan dan agrobisnis ada 1 yang dipilih dari 3 guru Eko/Akuntasi dibantu FEB UKSW. Kalo live In dan outdorr study yah sesuai guru mata pelajaran yang berkordinasi dengan humas. Kalo program khusus seperti eskpo¸career day, parenting day ada 1 dari 3 orang guru layanan BK. Sedangkan SMUQI Radio biasanya 1 dari 3 orang guru bahasa Indonesia. Program lainnya seperti ekstrakurikuler multimedia biasanya ada guru TI tapi juga dibantu TI, Fiskom UKSW”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    tenaga pendamping program adalah guru-guru mata

    pelajaran yang dipilih (Lihat lampiran 4). Pendapat ini

    juga ditunjang pernyataan wakasek kesiswaan saat

    wawancara tanggal 22 April 2015:“Untuk semua program yang dijalankan, ada guru pendamping. Biasanya dipilih sesuai

  • 51

    kualifikasi yang dituntut dari program-program itu. program peduli kasih ada guru agama. Moving Class dan sekolah lima hari gurunya sesuai mata pelajaran. Kewirausahaan dan agrobisnis ada 1 ada guru akuntansi/ekonomi. Kalo live In dan outdorr study guru sesuai mata pelajaran. Kalo program khusus seperti eskpo¸career day, parenting day ada guru BK. Sedangkan khusus untuk program pengembangan diri seperti SMUQI Radio biasanya guru bahasa Indonesia. Program lainnya seperti robotik dan ekstrakurikuler multimedia biasanya ada guru TI tapi juga dibantu TI, Fiskom dan elektro UKSW”.Pendapat wakasek kesiswaan diatas

    menguatkan pendapat kepala sekolah bahwa pada tiap

    program ada guru pendamping yang dipilih untuk

    menjalankan program-program tersebut. Hal ini pula

    didukung hasil kuisoner guru maupun siswa yang

    menyatakan bahwa semua program diampuh oleh

    guru-guru yang kualifikasinya sesuai mata pelajaran

    atau bidang tertentu. Selain itu, pendapat wakasek

    kesiswaan juga mengungkapkan ada tenaga

    pendamping lain yang dipakai sekolah. Hal ini

    terutama pada program pengembangan diri yaitu

    robotik dan multimedia sehingga masalah tersebut

    teratasi.

    c. Sumber Daya Keuangan Sekolah

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

    bersaing yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga

    tidak menguras habis sumber daya keuangan yang

    ada. Berikut pernyataan kepala sekolah saat

    wawancara tanggal 20 April 2015:“semua program yang dijalankan tidak menguras habis keuangan karena kita sudah bagi sesuai alokasi per bidang masing-masing,

  • 52

    untuk lebih jelasnya dengan angka-angka, bendahara sekolah dapat menunjukkan alokasi tersebut”.Pendapat kepala sekolah menunjukkan bahwa

    bahwa program yang diterapkan tidak menguras habis

    keuangan sekolah. Hal ini didukung tabel dibawah ini:Tabel 4.5 Sumber Keuangan dan Alokasinya di SMA

    Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014

    Jenis Rincian Total Biaya

    Sumber Keuangan

    SPP Rp. 9.850.000Uang Kegiatan ( X, XI, XII) Rp. 377.300.000

    Uang Test (Rp.50.000x 888) Rp. 44.400.000

    Uang Ujian (190x550.000) Rp. 104.500.000

    Bantuan Dana Pemerintah Rp. 175.000.000

    Pendapatan Kantin Rp. 24.000.000

    Beasiswa (BKM, Peduli Kasih) Rp. 37.200.000Pendapatan Lain-lain/Bunga Bank

    Rp. 30.000.000

    Total Rp.3.252.559.200

    Per Bidang

    Bidang Kesiswaan Rp. 155.677.100

    Bidang SarPras Rp. 377.328.000

    Bidang Humas Rp. 168.060.000

    Bidang Kurikulum Rp. 231.322.625

    Total Rp. 932.387.725

    Sumber : Hasil studi dokumentasi RKAS dan wawancara dengan

    Bendahara SMA Kristen 1 Salatiga, Tanggal 29 April

    2015

    Tabel 4.5 diatas menunjukkan sumber keuangan

    beserta alokasinya di SMA Kristen 1 Salatiga. Berikut

    dibawah ini merupakan pengeluaran program

    unggulan diferensiasi sekolah:

    Tabel 4.6 Biaya Pengeluaran Program Unggulan Sekolah

    Tahun Ajaran 2013/2014

    Program Rincian Biaya Sumber

  • 53

    1. Peduli Kasih - Bidang Kesiswaan2. Moving Class - Bidang Kurikulum

    3. Sekolah Lima Hari - Bidang Kurikulum4. Kew. & Agrobisnis

    a. Tokob. Pengadaan Alat& Bahan

    Rp. 6.250.000Rp. 25.580.300

    Bidang SarPras

    5. Field Tripa. Outdoor Studyb. Live In

    Rp. 9.398.500 Bidang Kurikulum

    6. Pengembangan Diria. Robotikb. Jurnalistikc. Fotografid. Sinematografi

    Rp. 45.388.000 Bidang SarPras,Dana BOS

    7. Program Khususa. Ekspo Pendidikanb. Career Dayc. Parenting Dayd. Character Buildinge. SMUQI Radio

    Rp. 21.000.000Rp. 2.500.000

    gratis--

    Bidang HumasBidang SarPras

    Total = 113. 316.000Sumber : Hasil wawancara dengan Bendahara SMA Kristen 1

    Salatiga, Tanggal 29 April 2015

    Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat dilihat

    pengeluaran program yang ada sesuai bidang alokasi

    sumber keuangan SMA Kristen 1 Salatiga. Selain itu,

    dalam wawancara dengan bendahara tanggal 29 April

    2015 ada beberapa program yang pengeluaran bukan

    dari sekolah tapi hasil pendaftaran. Berikut

    pendapatnya:“program khusus Parenting Day tahun 2013/2014 gratis karena kerjasama dengan lembaga pendidikan lain. Sedangkan program ekspo pendidikan pengeluaran itu diperoleh dari hasil pendaftaran berbagai peguruan tinggi”Pendapat bendahara diatas menunjukkan

    bahwa program ekspo pendidikan parenting day,

    career day pengeluarannya diperoleh dari biaya

    pendaftaran.

  • 54

    d. Kelayakan Strategi Bersaing SMA Kristen 1

    Salatiga

    Bertolak dari deskripsi keunggulan baik fisik,

    manusia dan keuangan maka dibawah ini merupakan

    hasil penilaian strategi bersaing yang diterapkan oleh

    SMA Kristen 1 Salatiga.Tabel 4.7 Kelayakan Strategi Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

    No

    Strategi Bersaing

    Kelayakan (Feasibility)

    PenilaianI. Diferensiasi

    Sumber Daya Fisik

    Sumber Daya

    Manusia

    Sumber Daya

    Keuangan1. Peduli Kasih Kelas dan

    Ruang Broadcast

    Guru Agama Siswa Melalui

    Persembahan

    Layak

    2. Sekolah Lima Hari

    Menggunakan 19 dari 21 Ruang kelas

    Guru sesuai MatPel

    Bidang SarPras

    Layak

    3. Moving Class Menggunakan 19 dari 21 Ruang kelas

    Guru sesuai matPel

    Bidang SarPras

    Layak

    4 Kewirausahaan dan agrobisnis

    Lahan bercocok tanam,

    peralatan dan bahan

    (bibit, pupuk) ada took kejujuran

    Guru Eko/Akun,

    dibantu FEB dan

    Pertanian UKSW

    Bidang SarPras Layak

    5 Field Trip

    a. Live In Rumah Warga

    Penanggung jawab

    wakasek Humas

    Bidang Humas

    Layak

    b. Outdoor Study

    Tujuan Kunjungan(industri, pabrik,

    museum)

    Penanggung jawab

    wakasek kurikulum, humas dan didampingi guru matpel

    Bidang Kurikulum dan Humas Layak

  • 55

    6. Pengembangan Diria. SMUQI

    RadioRuang

    broadcast dan fasilitas penunjang

    Guru Bhs. Indo dibantu

    Fiskom UKSW

    Bidang SarPras Layak

    b. KIR Ruang Lab dan fasilitas penunjang

    Guru matpel dan UKSW

    Bidang Kesiswaan

    Layak

    c. Ekstrakurikuler Robotik

    ruang robotik dan fasilitas pelengkap

    Memakai Tenaga Ahli

    Elektro UKSW

    Bidang SarPras Layak

    d. Ekstrakurikuler Multimedia:

    Jurnalistik

    Ruang broadcast

    Guru Bindo, dibantu Fiskom UKSW

    Bidang Kesiswaan

    Layak

    Sinematografi

    Ruang Multimedia dan fasilitas pelengkap

    Guru TI, dibantu

    Fiskom, TI UKSW

    Bidang Kesiswaan Belum

    Fotografi Ruang Multimedia dan fasilitas pelengkap

    Guru TI dibantu

    Fiskom,TI UKSW

    Bidang Kesiswaan

    Belum

    7. Program Khususa. Ekspo

    PendidikanLap. Basket atau ruang serbaguna

    Guru BKBidang Humas Layak

    b. Career Day Lap. Basket atau ruang serbaguna

    Guru BKBidang Humas Layak

    c. Parenting Day

    Ruang Serbaguna Guru BK

    Bidang Humas Layak

    d. Character Building

    Lingkungan / pembudayaan sekolah

    Guru BKBidang

    Kurikulum Layak

    II. Keunggulan Berbasis Biaya1. Penawaran

    Biaya SPP Murah

    Sekolah, komite,

    Sumber Pendapatan

    SekolahLayak

  • 56

    yayasan

    Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa strategi

    bersaing baik diferensiasi melalui program sekolah

    Peduli Kasih, Sekolah Lima Hari, Moving Class,

    Kewirausahaan dan AgriBisnis, Field Trip berupa Live

    In dan Outdoor Study, Program Khusus yaitu Ekspo

    Pendidikan, Career Day, Parenting Day, Character

    Builiding serta Pengembangan Diri yaitu SMUQI

    Radio, KIR, ekstrakurikuler robotik dan

    ekstrakurikuler multimedia yang terdiri atas

    jurnalistik, fotografi, sinematografi. Juga strategi

    keunggulan berbasis biaya melalui penawaran biaya

    SPP murah semuanya menunjukkan kelayakan antara

    sumber daya fisik, keuangan dan manusia yang

    dimiliki oleh SMA Kristen 1 Salatiga.

  • 103

    1.4 Kerangka Evaluasi Strategi

    Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga

    N

    o

    Strategi

    Bersaing

    Pelak-

    sanaan

    Hasil Evaluasi

    I. Diferensiasi

    Konsistensi Kesesuaian Keunggulan

    Tuj Nilai Kebi-

    jakan

    Msy Ins.

    Lain

    S.Daya Ketr

    1. Peduli

    Kasih

    Baik Tidak

    adaptif

    dengan

    institusi lain

    dan tidak

    unggul

    dalam

    Sumber

    daya,

    ketrampilan

    dan posisi

    superior

    Kon Kon Kon Kes

    TA

    Kes

    TA

    Keu

    2. Sekolah

    Lima

    Hari

    Baik Tidak

    adaptif

    dengan

    institusi lain

    dan tidak

    unggul

    dalam

    sumber daya

    dan posisi

    superior

    Kon Kon Kon Kes TA

    Kes

    TA

    Keu

    3. Moving

    Class

    Ada

    hambata

    n

    mengenai

    keterlemb

    atan

    perpinda

    Tidak

    adaptif

    dengan

    institusi lain

    dan tidak

    unggul

    dalam

    Kon Kon Kon Kes TA.

    Kes

    TA.

    Keu

  • 104

    han

    siswa

    maka

    dilakuka

    n

    pengecek

    an SOP

    sumber

    daya,

    ketrampilan

    dan posisi

    superior

    4. Kewiraus

    ahaan &

    Agrobisn

    is

    Ada

    hambata

    mengenai

    lahan

    dan

    penampin

    program

    maka

    ditugaska

    n

    wakasek

    sarPras

    dan

    pembel