bab iv hasil dan pembahasaneprints.ung.ac.id/7487/5/2013-2-54201-614409067-bab4... ·...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gamabaran Umum Lokasi
1. Letak Geografis
Kelurahan Kayubulan merupakan salah satu Kelurahan yang berada di
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto ini terbentuk dari tahun 1982 yang pada saat itu bersatatus desa hingga
tahun 1974 hingga sekarang. Kelurahan Kayubula terletak di Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo yang sekarang menjadi Lokasi Penelitiaan.
Kelurahan Kayubulan sampai dengan sekarang yang menjadi barometer desa
dan kelurahan se Kabupaten Gorontalo telah di jabat ± 21 kepala kalurahan. Saat
ini Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto telah menjadi pusat pemerintahan,
perekonomian, pariwisata, pertanian, dan peternakan bahkan sekarang ini telah
bermunculan industri-industri rumah tangga yang menjadi perhatian masyarakat
Kabupaten Gorontalo bahkan telah dikunjungi beberapa provinsi-provinsi seperti
dari Marauke dan beberapa kecamatan-kecamatan lainya. Kelurahan Kayubulan
merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo dengan luas lahan 152,19 ha/m2. Secara administrasi Kelurahan
Kayubulan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara : Desa Kayumerah Kecamatan Limboto
Selatan : Danau Limboto Kecamatan Limboto
Timur : Desa Hepuhulawa Kecamatan Limboto
Barat : Desa Hunggaluwa Kecamatan Limboto
a. Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto bahwa jumlah penduduk di daerah penelitian ini sebanyak 7.098 orang.
Dan banyaknya penduduk di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 1. Keadaan Penduduk di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto.
No Jumlah Penduduk Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
2
Laki- laki
Perempuan
3.502
3.596
49
51
Jumlah 7.098 100
Sumber : Profil Kelurahan Kayubulan, 2013.
Berdasarkan Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa penduduk laki-laki
berjumlah 3.502 atau 49 % dan penduduk perempuan berjumlah 3.596 atau
sebesar 50%, hal ini menunjukan bahwa jumlah penduduk perempuan di
Kelurahan Kayubulan lebih banyak di banding dengan jumlah penduduk laki-laki
b) Pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan dan
pengetahuan masyarakat yang tinggi, akan membangun pola pikir dan sistem
usaha yang baik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013.
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Tidak Tamat SD 187 7
2. SD 566 22
3. SMP 814 32
4. SMA 981 39
Jumlah 2548 100
Sumber : Profil Kelurahan Kayubulan, 2013.
Berdasarkan Tabel 2, di atas menunjukan bahwa keadaan masyarakat di
Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto menurut tingkat pendidikan yang
paling tinggi adalah pendidikan SMA, sebanyak 981 orang atau sebesar 39%. Dan
paling sedikit yaitu Tidak Tamat SD, sebanyak 187 orang atau sebesar 7%.
Dimana hal ini menunjukan bahwa masyarakat yang ada di Kelurahan Kayubulan
Kecamatan Limboto dilihat dari tingkat pendidikannya sudah meningkat, karena
yang paling banyak masyarakat berpendidikan SMA.
Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo.
No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase %
1 Pegawai Negeri Sipil 749 57
2 Petani 490 38
3 Pedagang 73 5
Jumlah 1312 100
Sumber : Profil Kelurahan Kayubulan, 2013
Berdasarkan Tabel 3. Dapat di ketahui bahwa jumlah penduduk dengan mata
pencaharian bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 749 orang atau
(57%), petani sebanyak 490 orang (38%), dan pedagang sebanyak 78 orang (5%).
Hal ini menunjukan bahwa mata pencaharian masyarakat Kelurahan Kayubulan
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo paling tinggi adalah pegawai negeri
sipil dengan jumlah 749 orang atau sekitar 57%, sedangkan yang paling rendah
adalah Pedagang dengan jumlah 73 orang atau 5%.
2. Karakteristik Responden
Identitas responden merupakan gambaran serta latar belakang dari
keseluruhan responden yang ada di Kelurahan Kayubulan. Identitas responden
meliputi pendidikan, umur, dan jumlah tanggungan keluarga.
a) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan mempunyai peranan
penting bagi petani dalam melakukan kegiatan usahatani arti luas. Pendidikan
merupakan pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidkan dan
pegetahuan petani yang tinggi, akan membangun cakrawala dan pola pikir dan
sistem bertani yang lebih baik, selain itu tingkat pendidikan petani responden juga
merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Kayubulan
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, 2013.
No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 SD 5 17
2 SMP 3 10
3 SMA 10 33
4 D3 1 3
5 S1 11 37
Jumlah 30 100 Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 4, di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden
yang mengisi kuesioner terdiri dari SD, SMP, SMA D3 bahkan SI. Dari kelima
tingkat pendidikan, responden yang terbanyak adalah pendidikan S1 yaitu 11
orang atau 37%. Sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit di tingkat
pendikan D3 yaitu 1 orang atau 3%. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan
responden yang paling tinggi adalah SMA dengan jumlah 10 orang atau sekitar
33%, sedangkan yang paling rendah adalah D3 dengan jumlah 1 orang atau sekitar
3%.
b) Umur
Umur merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengelola usahatani,
karena umur sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk meningkatkan
produktifitas. Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara
perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio ini
melihat seberapa besar beban tanggungan penduduk produktif terhadap penduduk
yang tidak produktif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Responden Menurut Umur Di Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto Tahun 2013.
No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 19-23 10 33
2 24-33 6 20
3 34-38 6 20
4 39-43 5 17
5 54-60 3 10
Jumlah 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2013.
Berdasarkan Tabel 5, di atas menunjukkan bahwa usia responden yang
mengisi kuesioner adalah 19 sampai 60 tahun. Dari hasil tabel tersebut responden
terbanyak yang mengisi kuesioner adalah usia 19-23 tahun yaitu 10 orang atau
33%, dan yang terkecil adalah usia lebih dari 54-60 tahun yaitu 3 orang atau 10%.
Hal ini menunjukan bahwa usia responden yang paling banyak mengisi kuisioner
yaitu pada taraf usia 19-23 dengan jumlah 10 orang atau sekitar 33%, sedangkan
usia responden yang paling sedikit mengisi kuisioner yaitu pada taraf usia 54-60
dengan jumlah 3 orang atau sekitar 10%.
c) Pekerjaan
Selain pendidikan pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli daging ayam pedaging. Hal ini dilihat pada
kemampuan seseorang membeli daging ayam pedaging yang disesuaikan dengan
pendapatan. Pada umumnya pekerjaan responden yang mengisi kuesioner adalah
sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lagi memiliki pekerjaan lain. Untuk lebih
jelas pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Kelurahan
Kayubulan Kecamatan Limboto Tahun 2013.
No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 PNS 1 3
2 Wiraswasta 7 23
3 Ibu Rumah Tangga 9 30
4 Lainnya 13 43
Jumlah 30 100 Sumber : Data primer diolah, 2013.
Bedasarkan Tabel 6. menunjukan bahwa pekerjaan responden terbanyak yang
mengisi kuesioner adalah Lainya yaitu 13 orang atau 43% sedangkan pekerjaan
responden yang paling sedikit adalah PNS yaitu 1 orang atau 3%. Hal ini
menunjukan bahwa pekerjaan responden yang paling tinggi adalah Lainya dengan
jumlah 13 orang atau sekitar 43%, sedangkan yang paling rendah adalah PNS
dengan jumlah 1 orang atau sekitar 3%.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian yaitu memberikan gambaran tentang tanggapan
konsumen terhadap penjualan daging ayam pedaging di Pasar Sentral Limboto
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo yaitu variabel budaya, kelas sosial
motivasi, dan persepsi. untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden terhadap
penjualan daging ayam pedaging (Y) di Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo. Nilai dari jawaban responden ditabulasikan
berdasarkan hasil kuesioner yaitu nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 29. Adapun
hasil gambaran variabel pengaruh variabel keputusan sebagai berikut :
1. Budaya
Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu
generasi kegenerasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Untuk melihat seberapa jauh
tanggapan responden di Pasar sentral Limboto terhadap budaya maka dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 7. Pengaruh Budaya terhadap persepsi responden pada daging ayam
pedaging.
NO Interval
Skor
Frekuensi Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Lebih Dari
FK FKR(%) FK FKR(%)
1 16 - 18 0 0 30 100 0 0
2 19 - 21 0 0 30 100 0 0
3 22 - 24 8 22.6 22 76.6 8 26.6
4 25 - 27 22 73.3 0 3.4 30 100
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 7. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari
interval 16 -18 sampai interval 25-27. Skor tertinggi pada interval 25 - 27 yaitu
22 responden atau 73.3%. Sedangkan skor terendah pada interval 22-24 yaitu 8
responden atau 26,6%. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-rata
skor yang dicapai responden adalah 25,7 dengan simpangan baku 1.82
Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel
budaya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Persentase Responden terhadap Budaya Menurut Butir Jawaban.
No Indikator Pertanyaan Angket Persentase Responden Menurut Butir
Jawaban
Ragu-ragu Tidak
Setuju
Setuju
1 Pembelian daging ayam pedaging
sesuai kebutuhan
0 1 29
2 Sebelum membeli konsumen
melakaukan pencarian informasi
1 3 26
3 Pembelian dilakukan karena sesuai
selera konsumen
0 1 29
4 Pembelian kembali dilakukan
konsumen karena konsumen
merasakan kepuasan
1 2 27
5 Menentukan daging ayam pedaging
yang baik untuk dikonsumsi
0 1 29
Rata-rata
0.4 1,6 28
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 8. Menunjukan bahwa hasil jawaban responden yang
disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut butir pertanyaan.
Berdasarkan hasil tabel tersebut butir pertanyaan yang paling banyak adalah butir
nomor l, 3 dan 5 dimana 29 responden yang memilih jawaban setuju. Hal ini
disebabkan pedagang daging ayam pedaging lebih mudah melakukan penjualan
dan hasil yang diperoleh jauh lebih memuaskan dari yang diharapkan. dan butir
pertanyaan terkecil adalah butir nomor 2 dan 4, yaitu 1 orang responden yang
memilih jawaban ragu-ragu. Dimana dalam penjualan daging ayam pedaging,
pedagang sering mengalami penurunan hasil dari usaha yang dijalankan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tanggapan konsumen terhadap butir pertanyaan budaya
adalah setuju atau sebesar 28%.
2. Kelas sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang terdiri dari individu-individu
yang berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden di Pasar sentral Limboto
terhadap Kelas sosial maka dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh Kelas Sosial terhadap persepsi Responden pada daging ayam
pedaging.
NO Interval
Skor
Frekuensi Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Lebih Dari
FK FKR(%) FK FKR(%)
1 16 - 18 0 0 30 100 0 0
2 19 - 21 0 0 30 100 0 0
3 22 - 24 11 36.6 19 63.3 11 26.6
4 25 - 27 18 60 1 33.3 29 96.6
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 9. menunjukan bahwa skor interval tertinggi pada interval
25 - 27 yaitu 18 responden atau 60 %. Sedangkan skor terendah pada interval 22
–24 yaitu 11 responden atau 36,6%. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan
rata-rata skor yang dicapai responden adalah 24.51 dengan simpangan baku 23.5
Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel
Kelas Sosial dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Persentase Responden terhadap Kelas Sosial Menurut Butir
Jawaban.
No Indikator Pertanyaan Angket Persentase Responden Menurut Butir
Jawaban
Ragu-ragu Tidak
Setuju
Setuju
1 Kondisi lingkungan dapat
mempengaruhi penjualan daging
ayam pedaging
1 1 28
2 Adanya hubungan baik anatar
konsumen dan konsumen lainya
4 4 22
3 Konsumen membeli daging ayam
pedaging atas dorongan diri sendiri
2 4 24
4 Menentukan produk yang baik
untuk dikonsumsi
1 0 29
5 Promosi daging ayam pedaging
juga dilakukan oleh penjual
1 5 24
Rata-rata 1.8 2.8 25.5
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 10. Menunjukan bahwa hasil jawaban responden yang
disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut butir pertanyaan.
Berdasarkan hasil tabel tersebut butir pertanyaan yang paling banyak adalah butir
nomor 4, dimana 29 responden yang memilih jawaban setuju. Hal ini disebabkan
karena pedagang daging ayam pedaging sangat menjunjung tinggi kebersamaan
sehingga hasil dari pada kegiatan sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat
memenuhi apa yang diinginkan. dan butir pertanyaan terkecil adalah butir nomor
1 dan 5, yaitu 1 orang responden yang memilih jawaban ragu-ragu. Dimana
konsumen dalam menerima informasi dalam melakukan pembelin daging ayam
pedaging sangat kurang sehingga dalam menentukan sikap kepuasan dari
konsumen sangat kurang dan berdampak pada hasil yang diperleh. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap butir pertanyaan kelas sosial
adalah setuju atau sebesar 25.5%.
3. Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden di Pasar sentral Limboto
terhadap Motivasi maka dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Pengaruh Motivasi Responden pada daging ayam pedaging.
NO Interval
Skor
Frekuensi Frekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Lebih Dari
FK FKR(%) FK FKR(%)
1 16 - 18 2 66.6 30 100 1 3.33
2 19 - 21 12 40 28 9.3 13 4.3
3 22 - 24 14 46.6 16 53.3 27 90
4 25 - 27 12 6.66 22 6.66 29 96.6
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 11. menunjukan bahwa skor interval tertinggi pada
interval 22 - 24 yaitu 14 responden atau 46.6 %. Sedangkan skor terendah pada
interval 16 –18 dan 25 - 27 yaitu 2 responden atau 6,66%. Berdasarkan hasil
tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 5759.7
dengan simpangan baku 4.71
Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variable
Motivasi dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Persentase Responden terhadap Motivasi Menurut Butir Jawaban.
No Indikator Pertanyaan Angket Persentase Responden Menurut Butir
Jawaban
Ragu-ragu Tidak
Setuju
Setuju
1 Adakah motivasi konsumen
dalam mengelolah daging ayam
pedaging
8 1 21
2 Apakah harapan konsumen
setelah mengonsumsi daging
ayam pedaging sudah tepenuhi
2 4 24
3 Apakah sebelumnya konsumen
memiliki pengetahuan tentang
daging ayam pedaging
12 7 11
4 Adakah keterampilan konsumen
dalam mengelolah daging ayam
pedaging
12 10 8
5 Apakah konsumen sudah merasa
puas setelah mengonsumsi daging
ayam pedaging
2 3 25
Rata-rata 7.2 5 17.8
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 12. Menunjukan bahwa hasil jawaban responden yang
disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut butir pertanyaan.
Berdasarkan hasil tabel tersebut butir pertanyaan yang paling banyak adalah butir
nomor 5 dimana 25 responden yang memilih jawaban setuju. Hal ini disebabkan
karena motivasi dari dalam diri dan luar diri yang dimiliki oleh pedagang daging
ayam pedaging dapat menambah semangat dalam berdagang sehingga pekerjaan
sulit terasa mudah dikerjakan. dan butir pertanyaan terkecil adalah butir nomor 1
yaitu 1 orang responden yang memilih jawaban tidak setuju. Hal ini disebabkan
karena motivasi dari dalam diri dan luar diri yang dimiliki oleh pedagang daging
ayam pedaging belum mempengaruhi usaha yang dilaksanakan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tanggapan respnden terhadap butir pertanyaan motivasi adalah
setuju atau sebesar 17.8%.
4. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti.
Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden di Pasar sentral Limboto
terhadap Persepsi maka dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Pengaruh Persepsi responden terhadap penjualan daging ayam
pedaging.
NO Interval
Skor
Frekuensi Fekuensi
(%)
Kum Lebih Dari Kum Lebih Dari
FK FKR(%) FK FKR (%)
1 16 - 18 0 0 30 100 0 0
2 19 - 21 4 13.3 26 86.6 4 13.3
3 22 - 24 25 8.33 1 3.33 29 96.3
4 25 - 27 1 3.33 0 0 30 100
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 13. menunjukan bahwa skor interval tertinggi pada
interval 21 - 24 yaitu 25 responden atau 8.33 %. Sedangkan skor terendah pada
interval 25 –127 yaitu 1 responden atau 3.33%. Berdasarkan hasil tersebut secara
keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 23.06 dengan
simpangan baku 1.45
Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variable
Persepsi dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Persentase Responden terhadap Persepsi Menurut Butir Jawaban.
No Indikator Pertanyaan Angket Persentase Responden Menurut Butir
Jawaban
Ragu-ragu Tidak
Setuju
Setuju
1 Daging ayam pedaging sudah
banyak dikenal atau sudah
melekat dipikiran masyarakat
0 1 29
2 Daging ayam pedaging rasanya
gurih dan renyah
2 6 22
3 Harga daging ayam pedaging lebih
rendah dari harga ayam kampung
3 7 2
4 Untuk mendapatkan daging
ayam pedaging tidak mudah
1 18 11
5 Tempat penjualan daging ayam
pedaging tidak membutuhkan
transportasi
0 29 1
Rata-rata 1.2 12.2 22.6
Sumber : Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 14. Menunjukan bahwa hasil jawaban responden yang
disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut butir pertanyaan.
Berdasarkan hasil tabel tersebut butir pertanyaan yang paling banyak adalah butir
nomor 1 dimana 29 responden yang memilih jawaban setuju. Hal ini disebabkan
pedagang daging ayam pedaging lebih mudah melakukan penjualan dan hasil
yang diperoleh jauh lebih memuaskan dari yang diharapkan. dan butir pertanyaan
terkecil adalah butir nomor 1 dan 5 yaitu 1 orang responden yang memilih
jawaban tidak setuju. Hal ini disebabkan karena responden belum merasa puas
dengan hasil yang diperoleh dari penjualanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tanggapan respnden terhadap butir pertanyaan persepsi adalah setuju atau sebesar
22.6%.
C. Analisis Data
1. Uji Hipotesis
a) Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel motivasi (X) yaitu budaya, kelas sosial, motivasi dan persepsi terhadap
variable keputusan (Y). Adapun hasil analisis secara ringkas menunjukan hasil
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y= 6. 003 + 1.413XI + 0.792 X2 – 0.150X3 + 1.607 X4
Dari persamaan tersebut menunjukan bahwa keempat variabel motivasi yaitu
budaya, kelas sosial, motivasi dan persepsi memiliki hubungan atau berpengaruh
terhadap keputusan pembelian daging ayam pedaging. Dari keempat motivasi
tersebut budaya dan persepsi adalah yang paling signifikan. Dimana budaya
memiliki nilai positif sebesar 1.143 dengan Standar Error 0.670. dan persepi
memiliki nilai positif sebesar 1.607 dengan Standar Error 0.414. nilai ini
signifikan pada taraf nyata 0. 05 dengan nilai signifikan 0. 001. Sedangkan kelas
sosial dan motivasi memiliki nilai positif tetapi tidak signifikan pada taraf nyata 0.
05.
b) Pengaruh Simultan Variabel Persepsi Terhadap Pembelian Daging Ayam
Pedaging Di Pasar Sentral Limboto
Pengaruh secara simultan dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik
pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas pada penelitian terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen. Pengaruh secara simultan
dianalisis dengan menggunakan uji F. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 15. Hasil Analisis Pengaruh Simultan Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1 1 Regression 259.139 4 64.785 13.108 .000a
Residual 123.561 25 4.942
Total 382.700 29
Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 16, 2013
Berdasarkan Tabel 15. menunjukan bahwa nilai Fhitung > F0.05. Dengan
demikian berdasarkan kriteria maka secara simultan variabel (budaya, kelas sosial,
motivasi dan persepsi) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
perubahan persepsi konsumen daging ayam pedaging di Pasar Sentral Limboto.
Hal ini dilihat dari nilai Fhitung > Ftabel dengan nilai signifikan (0.000).
d) Pengaruh Parsial Variabel Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Daging
Ayam Pedaging Di Pasar Sentral Limboto
Pengaruh secara parsial dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik
pengaruh secara sendiri-sendiri dari variabel bebas (X) terhadap keputusan
pembelian (Y). Variabel bebas penelitian ini terdiri dari: budaya (X1), kelas sosial
(X2), motivasi (X3), persepsi (X4). Pengaruh secara parsial dianalsisis dengan
menggunakan varians statistik uji t. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 16. Hasil Analisis Pengaruh Parsial Faktor-faktor yang Mempengaruhi
keputusan pembelian
Model
Unstandardized Coefficients Standarddized
Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.003 14.868 .404 .690
Budaya 1.413 .670 .277 2.108 .045
Kelas sosial
Motivasi
Persepsi
.792
-.150
1.607
.326
.201
.414
.321
-.092
.499
2.427
-.746
3.880
.023
.462
.001
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 16. untuk pengujian secara parsial dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1). Budaya (X1)
Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu
generasi kegenerasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Dari definisi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kebudayaan yang
melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan
kemajuan atau perkembangan jaman dari sebuah masyarakat.
Berdasarkan Tabel 16. hasil uji t diperoleh nilai koefisien regresi untuk
variabel prestasi menghasilkan nilai positif b1= 1.413 dengan simpangan baku Sd
= 0.670 hal ini berarti jika budaya meningkat, maka keputusan pembelian akan
meningkat menjadi 1.413. Nilai thitung budaya (X1) diperoleh t1 = 2.108. Nilai ini
signifikan pada taraf nyata α = 0.05 atau dengan nilai signifikan 0.045, dengan
demikian secara sendiri-sendiri atau parsial budaya berpengaruh nyata terhadap
keputusan pembelian daging ayam pedaging di Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo.
2) Kelas sosial (X2)
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang terdiri dari individu-individu
yang berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial sebagai
pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara
hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang
serupa. Dari pendapat-pendapat diatas, kelas sosial dapat didefinisikan sebagai
suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan
yang seimbang dalam masyarakat. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor
tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai suatu kombinasi suatu pekerjaan,
pendidikan, kekayaan dan variabel lainnya. Dalam masyarakat yang hidup teratur
adanya sistem lapisan-lapisan sosial itu merupakn ciri yang tetap dan teratur.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
harga menghasilkan koefisien regresi b2 = (0.792) dengan simpangan baku Sd =
0.326. Hal ini berarti bahwa kelas sosial pada konsumen daging ayam pedaging
meningkat terhadap keputusan pembelian daging ayam pedaging. Nilai t hitung
untuk kelas sosial (X2) dperoleh t2 = (2.427). Nilai ini signifikan pada taraf nyata
α 0.05 atau dengan signifikan 0.023, dengan demikian secara sendiri-sendiri atau
parsial kelas sosial berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian daging ayam
pedaging di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
3) Motivasi (X3)
Motivasi dapat digambarkan sebagai suatu kekuatan yang mana individu
didorong untuk melakukan suatu tindakan. Dorongan kekuatan itu dihasilkan
melalau proses rangsangan yang kuat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motif
adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
motivasi menghasilkan koefisien regresi b3 = -0.150 dengan simpangan baku Sd =
0.201. Hal ini berarti jika motivasi meningkat, maka keputusan pembelian akan
meningkat menjadi 0.150. Nilai thitung motivasi (X3) diperoleh t3 = 0.746. Nilai
ini signifikan pada taraf nyata α = 0.05 atau dengan nilai signifikan 0.462, dengan
demikian secara sendiri-sendiri atau parsial motivasi berpengaruh tidak nyata
terhadap keputusan pembelian daging ayam pedaging di Kelurahan Kayubulan
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
4) Persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih, mengelola,
dan menginterpretasikan stimulus ke dalam bentuk arti dan gambar. Atau dapat
juga dikatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang memandang lingkungan
sekelilingnya. Persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel
persepsi menghasilkan koefisien regresi b4 = (1.607) dengan simpangan baku Sd
= 0.0141. Hal ini berarti jika persepsi kurang, maka keputusan pembelian juga
kurang baik atau menurun menjadi (1.067). Nilai thitung untuk kompetensi (X4)
dperoleh t4 = (3.880). Nilai ini signifikan pada taraf nyata α 0.05 atau nilai
signifikan 0.001, dengan demikian secara sendiri-sendiri atau parsial persepsi
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian daging ayam pedaging di
Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
Berdasarkan uraian pengaruh variabel bebas terhadap keputusan pembelian
daging ayam pedaging di Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo. seperti di atas secara ringkas diperoleh hasil sebagai berikut: budaya
(XI), kelas sosial (X2), motivasi (X3), persepsi (X4), berpengaruh nyata terhadap
keputusan pembelian daging ayam pedaging di Kelurahan Kayubulan Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo.
e) Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dan kekuatan
hubungan antara variabel Y dan variabel X. Koefisien korelasi terbagi atas dua
yaitu koefisien positif dan koefisien negatif dengan angka yang berkisar antara -1
hingga +1. Dimana semakin mendekati +1, koefisien korelasi menunjukan adanya
hubungan positif dan kuat. Koefisien korelasi yang mendekati -1 menunjukan
hubungan yang negatif kuat. Jika koefisien mendekati 0 memberikan indikasi
bahwa ke dua variabel tidak memiliki hubungan .
Tabel 17. Hasil Uji Korelasi (R).
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .832a .677 .625 2.223
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 17, Hasil Uji Korelasi (R) menunjukan bahwa terdapat
arah dan kekuatan hubungan antara budaya (XI), kelas sosial (X2), motivasi (X3),
persepsi (X4), dengan keputusan pembelian. Dari hasil regresi linier berganda
diperoleh koefisien korelasi (R) = 0.832 hal ini berarti terdapat hubungan kuat
positif antara budaya (XI), kelas sosial (X2), motivasi (X3), persepsi (X4),
keputusan pembelian (Y), karena nilai koefisien korelasi mendekati +1. Artinya
budaya, kelas sosial, motivasi, persepsi, sangat baik atau meningkat terhadap
keputusan pembelian daging ayam pedaging. Dimana keempat variabel tersebut
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian daging ayam pedaging di Pasar
Sentaral Limboto Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo.
f) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang digunakan untuk
mengukur ketepatan suatu garis regresi dan atau digunakan untuk mengetahui
besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap naik turunya variabel (Y) dari
persamaan regresi.
Tabel 18. Hasil Uji Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .832a .677 .625 2.223
Sumber : Data Diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 18. Menunjukan bahwa terdapat empat variabel bebas
yaitu budaya (XI), kelas sosial (X2), motivasi (X3), persepsi (X4), dengan
keputusan pembelian (Y). Dari nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa
besar kontribusi variabel budaya, kelas sosial, motivasi, persepsi, terhadap
keputusan pembelian. Dari hasil regresi berganda diperoleh koefisien determinasi
(R2) = 0.677. Hal ini berarti terdapat 67.7% kontribusi (share) disebabkan oleh
budaya, kelas sosial, motivasi, persepsi terhadap keputusan pembelian daging
ayam pedaging. Sedangkan 33.3% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasill penelitian di duga bahwa faktor-faktor keputusan
pembelian daging ayam pedaging sangat berpengaruh terhadap keputusan
pembelian daging ayam pedaging di Pasar Sentral Limboto, dengan demikian
faktor-faktor pembelian dapat mempengaruhi keputusan pembelian daging ayam
pedaging.