bab iv- hasil

5
24 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil pengamatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes yang diuji menggunakan metode difusi agar dengan bahan ekstrak kulit buah jeruk nipis terbentuk clear zone pada sekitar cakram uji (Gambar. 4.1). Hal ini menunjukan bahwa terdapat aktivitas antibakteri pada ekstrak kulit buah jeruk nipis terhadap Propionibacterium acnes. Gambar. 4.1. Zona Hambat Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis Konsentrasi 3%, 5%, 20%, kontrol (-) etanol 96% dan kontrol (+) Amoksillin terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes Gambar. 4.2. Zona Hambat Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis Konsentrasi 50%, 80%, 100%, Kontrol (-) etanol 96% dan kontrol (+) Amoksillin terhadap Pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes 3 % K (-) K (+) 20 % 5 % K (+) K (-) 50 % 80 % 100 %

Upload: sidqa-hanief

Post on 26-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

efektivitas ekstrak jeruk nipis terhadap bakteri

TRANSCRIPT

  • 24

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada hasil pengamatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes yang

    diuji menggunakan metode difusi agar dengan bahan ekstrak kulit buah jeruk nipis

    terbentuk clear zone pada sekitar cakram uji (Gambar. 4.1). Hal ini menunjukan

    bahwa terdapat aktivitas antibakteri pada ekstrak kulit buah jeruk nipis terhadap

    Propionibacterium acnes.

    Gambar. 4.1. Zona Hambat Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis Konsentrasi 3%, 5%,

    20%, kontrol (-) etanol 96% dan kontrol (+) Amoksillin terhadap pertumbuhan

    bakteri Propionibacterium acnes

    Gambar. 4.2. Zona Hambat Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis Konsentrasi 50%,

    80%, 100%, Kontrol (-) etanol 96% dan kontrol (+) Amoksillin terhadap

    Pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes

    3 %

    K (-)

    K (+)

    20 %

    %

    5 %

    K (+)

    K (-)

    50 %

    80 %

    100 %

  • 25

    Hasil rata-rata diameter zona hambat ekstrak kulit buah jeruk nipis terhadap

    pertumbuhan Propionibacterium acnes pada konsentrasi 100% yaitu 15 mm,

    konsentrasi 80% yaitu 13,33 mm, konsentrasi 50% yaitu 10,33 mm, konsentrasi

    20% yaitu 9,33 mm, konsentrasi 5% yaitu 8 mm dan konsentrasi 3% yaitu 4, 67

    mm. Sementara pada kontrol positif dengan menggunakan antibiotik amoksilin

    didapatkan hambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterim acnes yang lebih

    besar dengan rata-rata diameter zona hambat yaitu 26,50 mm dan pada kontrol

    negatif dengan larutan etanol 96% tidak terbentuk zona hambat yang menandakan

    tidak terdapat hambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. (Grafik.

    4.1) Berdasarkan klasifikasi respon hambatan pertumbuhan menurut Greenwood,

    pada penelitian ini konsentrasi 50%, 80%, 100% tergolong efektivitas respon

    hambat lemah.

    Grafik. 4.1. Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis terhadap

    Pertumbuhan Propionibacterium acnes

    Pada penelitian ini data terdiri dari 2 kelompok dan tidak berpasangan maka

    dilakukan uji kemaknaan dengan menggunakan uji One Way Annova. Pada uji

    One Way Annova ada 2 syarat yang harus dipenuhi, yaitu distribusi data normal

    dan varian data sama. Pada penelitian ini didapatkan distribusi data tidak normal

    (lampiran 4) yang dilihat berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk. Karena distribusi

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    zon

    a h

    amb

    at (

    mm

    )

    konsentrasi ekstrak kulit buah jeruk nipis

    Rerata Zona Hambat(mm)

  • 26

    data tidak normal maka perlu dilakukan transformasi data. Setelah transformasi data

    dilakukan hasil menunjukan bahwa distribusi data pada penelitian ini adalah normal

    p > 0,05 (lampiran 5). Karena pada penelitian ini distribusi data normal maka

    dilakukan uji kebermaknaan dengan meggunakan uji One-Way Annova. Pada uji

    One-Way Annova dikatakan valid jika varian data yang didapatkan sama. Pada

    penelitian ini didapatkan varian data adalah sama karena nilai p > 0,05 (lampiran

    6). Pada uji One-Way Annova dikatakan bermakna jika p < 0,05 dan pada penelitian

    ini hasil menunjukan nilai signifikan 0,000 yang berarti penelitian ini bermakna,

    artinya pada penelitian ini setiap konsentrasi terdapat perbedaan zona hambat pada

    pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

    Kemudian setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna

    antar konsentrasi maka perlu dilakukan analisis Post Hoc (lampiran 7). Hasilnya

    yang didapat adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Hasil Analisis Multikomparasi dengan menggunakan uji Post hoc

    Perlakuan stdev Rerata Zona

    Hambat

    (mm)

    Etanol 3% 5% 20% 50% 80% 100% Amoksillin

    Etanol 0,00 0

    3% 4,04 4,67 0,002*

    5% 1,00 8 0,000* 0,020*

    20% 0,58 9,33 0,000* 0,002* 0,316

    50% 0,58 10,33 0,000* 0,000* 0,089 0,449

    80% 0,58 13,33 0,000* 0,000* 0,001* 0,007* 0,033*

    100% 1,00 15 0,000* 0,000* 0,000* 0,000* 0,002* 0,214

    Amoksilin

    0,71 26,50 0,000* 0,000* 0,000* 0,000* 0,000* 0,000* 0,000*

    Keterangan : * p < 0,05

    Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

    terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan amoksillin

    dengan indeks kepercayaan 95%. Akan tetapi terdapat beberapa konsentrasi yang

    tidak memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 5% dan 20%,

    konsentrasi 5% dan 50%, konsentrasi 20% dan 50%, dan konsentrasi 80% dan

  • 27

    100%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kulit buah jeruk nipis ini

    efektif menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pada

    semua konsentrasi ekstrak kulit buah jeruk nipis, yaitu 3 %, 5%, 20%, 50%, 80%

    dan 100% terbentuk zona hambat, artinya menunjukkan bahwa pada semua

    konsentrasi ekstrak kulit buah jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acne. Semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar daya

    hambatnya terhadap Propionibacterium acnes.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ristie (2012)

    yang melaporkan bahwa minyak atsiri dari kulit buah jeruk nipis dengan metode

    destilasi uap-air mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri

    Propionibacterium acnes pada konsentrasi 5%, 2,5%, 1,25%, 0,625%, 0,3125%.

    KHM dan KBM ditunjukkan pada konsentrasi 1,25%.25 Pada penelitian yang

    dilakukan Rima (2012) dengan metode difusi pour plate ekstrak etil asetat kulit

    jeruk nipis, jeruk purut, jeruk keprok juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap

    bakteri Propionibacteriumn acnes ATCC 6919, Staphylococcus aureus ATCC

    25923, dan Staphylococcus epidermidis.16

    Efek ekstrak jeruk nipis sebagai antibakteri disebabkan karena adanya zat

    yang terkandung dalam ekstrak tersebut. Menurut penelitian Noviana (2012) pada

    penapisan fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol kulit buah jeruk nipis

    mengandung flavonoid, tanin dan kuinon sebagai antibakteri.33 Selain itu menurut

    penelitian Restie (2012) pada hasil pemeriksaan kandungan senyawa menunjukan

    bahwa senyawa yang terkandung pada minyak atsiri kulit buah jeruk nipis yang

    paling aktif sebagai antibakteri adalah golongan terpenoid, yaitu -Pinena,

    limonene, Z-citral, -mirsene, dan E-sitral.25

    Flavonoid yang terkandung dalam ekstrak jeruk nipis adalah senyawa kimia

    alami yang tergolong senyawa zat fenolik, senyawa ini yang disintesis dari tanaman

    yang diketahui dapat memiliki respon terhadap infeksi. Flavonoid ini dapat

    mempunyai aktivitas antimikroba terhadap berbagai macam bakteri, virus dan

    jamur. Mekanisme kerja flavonoid adalah mengganggu membran sel mikroba

    karena adanya senyawa lipofilik.34

  • 28

    Kuinon merupakan cincin aromatik dengan dua substansi keton, Efek

    kuinon sebagai antimikroba sangat besar. Kuinon ini aktif sebagai antimikroba

    terhadap bakteri dan jamur. Target kuinon sebagai antimikroba adalah akan

    berikatan pada permukaan sel mikroba, dinding sel polipeptida dan enzim yang

    terdapat pada membran.34

    Senyawa tanin adalah kelompok senyawa zat fenolik polimer, dapat

    menjadi racun untuk jamur, ragi dan bakteri. Cara kerja tanin sebagai antimikroba

    dengan mengikat dinding bakteri, menghambat pertumbuhan bakteri dan aktivasi

    protease.34 Pada ketiga senyawa tersebut termasuk golongan senyawa fenol. Fenol

    bersifat sebagai bakterisidal, yang kemungkinan dapat menghambat pertumbuhan

    dari bakteri Propionibacterium acnes. Sifat bakterisidal dari fenol dapat

    mendenaturasi protein dan merusak membran sitoplasma sehingga menyebabkan

    dinding sel dan membran sitoplasma bakteri tidak stabil yang akan mengganggu

    fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, pengendalian susunan sel

    bakteri terganggu. Gangguan tersebut dapat mengakibatkan makromolekul dan ion

    lolos dari sel yang menyebabkan sel bakteri kehilangan bentuk dan akhirnya lisis.35

    Kandungan minyak atsiri yang bersifat antimikroba adalah golongan

    terpenoid. Terpenoid tersebut aktif terhadap bakteri, jamur, virus, protozoa. Cara

    kerja terpenoid adalah mengganggu membran mikroba oleh senyawa lipofiliknya.34

    Hambatan penelitian

    1. Jangka waktu antara pembelian ekstrak basah dengan aplikasi pengujian

    kira-kira 3 bulan, kondisi ini kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian.

    2. Pemakaian media agar darah mempermudah kontaminasi bakteri patogen

    lain lewat udara.

    3. Tidak membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah jeruk nipis

    dengan bakteri lain penyebab jerawat.

    4. Tidak membandingkan aktivitas ekstrak kulit buah jeruk nipis dengan

    minyak atsiri kulit buah jeruk nipis.