bab iv faktor-faktor penghambat dan solusi …repository.ump.ac.id/7734/8/dwi afik febrianto - bab...
TRANSCRIPT
75
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DAN SOLUSI DALAM PROSES
PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK GUMELEM
A. Proses Pemasaran Batik Gumelem
Untuk mengetahui prorses pemasaran batik Gumelem perlu dilakukan
pembahasan mengenasi aspek pasar dan pemasaran dari usaha batik
Gumelem. Aspek pasar akan menyangkut analisis permintaan, penawaran,
serta tingkat persaingan dan peluang pasar. Sementara itu pada aspek
pemasaran akan dibahas tentang harga, rantai pemasaran, peluang pasar dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam pemasaran batik tulis Gumelem.
1. Aspek Pasar
a. Permintaan
Permintaan dalam produk batik dapat dikategorikan kedalam duan
jenis produk. Pertama, permintaan terhadap produk batik yang akan
digunakan sebagai bahan baku usaha konveksi yaitu untuk diolah lebih
lanjut menjadi pakaian jadi, keuda, permintaan terhadap produk batik
yang siap pakai yaitu berupa batik selendang, jarik, sarung dan lain-
lain. Adapun sumber permintaan yang datang terdiri dari pasar lokal
(domestik) dan permintaan yang datan dari luar negeri (ekspor).
Kecenderungan peningkatan permintaan terhadap produk kerajinan
batik Gumelem yang datang dari pasar domestik akan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Animo masyarakat meningkat terhadap penggunaan batik sebagai
pakaian siap pakai. didukung lagi adanya pengakuan internasional
78
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
76
bahwa batik menjadi ikon budaya. Memakai batik menjadi
kebanggan bangsa.
2) Dinamika para pengusaha batik Gumelem dalam memproduksi
berbagai jenis produk dan morif batik. Hal ini dikaitkan dengan
peranan para usahawan kerajinan batik dalam upaya mereka
mencari bentuk, jenis dam motif batik yang berkembang sesuai
dengan prefensi masyarakat sehingga mampu menarik minat para
konsumen.
3) Teknologi pembuatan batik yang makin berkembang, sehingga
harga batik dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
4) Program pemerintah daerah dalam mendorong meningkatnya peran
sektor usaha kerajinan batik dan kepariwisataan.
b. Penawaran
Secara industri, penawaran batik dan berbagai jenis produk
ikutannya akan sayang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Keterampilan tenaga kerja
Nilai seni yang tinggi dari produk batik tulis menysaratkan
keterampilan para pembatik. Motif-motif tradisional maupun
modern, teknik perpaduan warna dan kerapihan hasil produksi
menentukan harga batik tersebut. Makin detail motif, makin
banyak warna dan makin rapi (halus) maka harga batik makin
mahal.
Sejalan dengan keterampilan pembatik tulis membutuhkan
waktu pengerjaan yang lebih lama, baik dari proses maupun teknik
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
77
pembatikan. Menurutk Ibu Giat Saptorini (pemilik Giat Usaha)
secara garis besar pengerjaan satu unit sarung selendang
membutuhkan membutuhkan waktu 2-3 minggu, sedangkan untuk
bahan kemeja atau blus memerlukan waktu sekitar 1 minggu,
tergantung motif dan warna yang diinginkan.
2) Peran konsumen
Terkait dengan produk jadi batik, misalnya pakaian (garmen)
ada kecenderungan datang dari saran dan kehendak dari para
konsumen terutama konsumen luar daeerah antarai lain yang
menyangkut motif batiknya, kemurnian warna dan musim-musim
pesanan.
3) Harga bahan baku dan pembantu
Akhir-akhir ini, harga bahan baku dan bahan pembantu
cenderung meningkat, sehingga sangat berpengaruh terhadap
jumlah dan jenis produk pembatikan. Sekalipun jumlah
ketersediaan pasokan relatif tidak berubah, tetapi dirasakan
semakin berat oleh produsen karena harga bahan-bahan tersebut
cenderung meningkat. Oleh karena itu para produsen cenderung
pula untuk tidak menyimpan persediaan bahan-bahan terlalu
banyak disamping karena produksi hanya dikaitkan dengan jumlah
yang pasti (fixed) dari para pemesan, juga dapat mengurangi biaya-
biaya overhead.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
78
c. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Makin terbuka pasar batik, menstimulir makin banyaknya
pengaruh batik berkembang. Terlebih dengan teknologi yang
mendukung, batik dapat dibuat dengan lebih cepat dan lebih murah
(batik cap). Tingkat persaingan dapat dilihat dari bermunculnya
tempat-tempat grosir perdagangan bati di sekitar wilayah
Banjarnegara. Berkembangnya pasar-pasar grosir baru ini menjadi
indikasi awal makin maraknya usaha batik berkembang. Meskipun
persaingan cederung meningkat tetapi berdasarkan informasi dari
pengrajin batik mengklaim bahwa usaha batik masih menguntungkan,
hal ini karena usaha batik sangat dinamis dari segi motif maupun
warnanya yang dapat mengikuti selera pasar, bahkan harga juga sangat
variatif.
Adapun pesaing potensial dari negara lain dalam industri batik
Indonesia adalah Cina, Thailand dan Malaysia. Persaingan ini dapat
diatasi apabila Indonesia mampu memproduksi batik dengan desain,
motif dan pewarnaan yang khas Indonesia. Khususnya terhadap
produk-produk batik tulis, Indonesia masih berada di posisi utama
karena Indonesia mampu menguasai proses dan teknis pembatikan
batik tulis dengan kualitas tinggi dan juga motif Indinesia yang halus
sehingga mempunyai nilai-nilai seni yang tinggi.
Dengan demikian meskipun tingkat persaingan makin tajam,
sepanjang pengusaha mempunyai kreativitas dan selalu mengikuti
perkembangan pasar maka usaha batik dapat terus bertahan bahkan
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
79
berkembang pesat. Terlebih pasar batik tidak sebatas pasar domestik.
Pasar ekspor pun masih terbuka lebar.
2. Aspek Pemasaran
a. Harga
Secara umum harga batik sangat variatif darin puluhan ribu rupiah
sampai jutaan rupiah. Pembentukan harga ini dipengaruhi dari jenis
produk batik, bahan baku, proses pewarnaan dan detail motif yang
dikehendaki. Harga batik juga dipengaruhi oleh musim, harga
cenderung meningkat terutama ketika musim hari besar keagamaan,
musim tahun ajaran baru serta musim lubur sekolah. Pada masa itu,
biasanya bahan produk harganya tinggi, seiring dengan banyaknya
pesanan yang datak ke produsen batik. Siklus ini relatif terjadi
sepanjang tahun, oleh karena itu bagi pengusaha batik yang bermodal
kuat akan menyiapkan musim-musim tertentu dengan membuat stok
produksi.
b. Rantai Pemasaran
Proses pemasaran batik Gumelem dapat dilaksanakan melalui pola
pemasaran sebagai berikut:
1) Pemasaran langsung kepada para pembeli grosir di kota-kota lain
2) Pemasaran melalui pasar grosir di Banjarnegara, Banyumas dan
sekitarnya.
3) Pemasaran langsung kepada pembeli akhir (konsumen poduk siap
pakai) di butik-butik merrka sendiri.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
80
Pemasaran yang banyak terjadi adalah butir a dan b dengan jumlah
dan volume yang besar . pemasaran produk, utamanya bagi para
pengusaha pengrajin batik skala besar adalah membuka butik
sendiridengan maksud menangkap pembeli eceran yang mengunjungi
lokasi industrinya. Kunjungan ke industri sekaligus sebagai upaya
untuk mengenalkan proses pembuatan batik kepada konsumen
sehingga diharapkan dapat meningatkan kecintaan dan
penghargaannya terhadap batik yang memang mempunyai nilai seni
yang tinggi. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Giat Saptarini
pemilik Giat Usaha juga mengemukakan proses pemasaran batik
Gumelem melalui promosi saat ada acara besar seperti acara Dieng
Cultur Festival di Dieng dan acara Car Free Day di Jakarta dengan cara
memebuka stand untuk memperkenalkan sekaligus menjual batik
Gumelem.
c. Kendala Pemasaran
Berdasarkan informasi dari responden peneliti (batik Giat Usaha)
menyampaikan bahwa untuk batik tulis umumnya pemasaran tidak
mengalami kesulitan yang besar karena pembeli batik tulis biasanya
merupakan konsumen yang mempunyai kecintaan terhadap batik.
Adapun kendala yang dirasakan berat bagi pengusaha batik skala
mikro-kecil, umumnya persaingan batik tulis dengan batik cetak,
karena batik cetak merupaan produk batik yang diproduksi secara
masal, cepat dan relatif lebih murah dari batik tulis. Kemajuan
teknologi dapat mencetak batik (printing) dengan kualitas yang
menyerupai dengan batik tulis. Lebih jauh, konsumen yang awam
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
81
terhadap batik cenderung membeli batik cetak yang menurutnya lebih
bervariasi warna dan motifnya serta harga lebih terjangkau.
B. Analisis Faktor Penghambat
Perkembangan batik tulis Gumelem memang masih kalah bersaing
dengan batik dari daerah lain seperti batik pekalongan, Solo dan batik
Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha batik Gumelem,
lurah desa Gumelem dan pengamat batik Gumelem. Faktor-faktor yang dinilai
ssbagai faktor penghambat perkembangan usaha batik Gumelem adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Usaha batik tulis Gumelem sebagian besar termasuk dalam
kategori Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kelemahan yang sering
ditemui dalam sektor UMKM adalah lemahnya manajerial usaha. Dalam
lingkungan yang berubah sangat cepat seperti saat ini, dibutuhkan keahlian
pengusaha untuk tidak hanya berproduksi melainkan bagaimana
mengelola organisasi agar tetap eksis dengan perubahan lingkungan bisnis
yang sangat cepat. Industri batik Gumelem secara umum belum dikelola
dengan baik, hal ini karena mayoritas para pembatik hanya menjalankan
pembatikan sebagai usaha sampingan saja. Rata-rata pembatik menyatakan
bahwa alasan mereka menjadi pembatik adalah untuk mendapat tmbahan
penghasilan, tanpa harus meninggalkan tanggung jawab domestik mereka
sebagai ibu rumah tangga dan petani. Pekerjaan membatik dapat mereka
lakukan sambil tetap mengurus rumah tangga dan mengurus ladang. Hal
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
82
ini juga dieluhkan oleh pemilik griya batik Giat Usaha ibu Giat saptarini
yang mengalami kekurangan pekerja sehingga produksi batik menurun
disaat musim panen padi tiba karena mayoritas pekerjanya adalah petani
dan buruh tani. Karena membatik menjadi pekerjaan sampingan sehingga
usaha-usaha untuk melakukan pengembangan seperti inovasi dan promosi
cukup sulit dan terbebankan kepada para pemilik griya batik sendiri karena
para pembatik cenderung monoton dan enggan berinovasi jika tidak
diminta pemilik usaha batik (Giat saptarini, wawancara tanggal 10
November 2017).
Sikap generasi muda di Kabupaten Banjarnegara terutama di
sekitar sentra usaha Batik Gumelem untuk menekuni batik pada umumnya
masih kurang positif, sehingga mereka membatik hanya sebagai pekerjaan
sampingan dan penghasilam yang tidak signifikan dalam menambah
pendapatan keluarga, sehingga mereka baru tergerak menekuni batik
setelah menjadi ibu rumah tangga. Secara rata-rata pada umumnya
pengrajin batik di desa Gumelem telah berusia diatas 40 tahun, sedangkan
yang berasal dari golongan muda masih sangat terbatas, hal ini
menunjukan tidak baiknya sistem regenerasi. Sedikitnya generasi muda
yang menekuni kerajinan batik disebabkan karena pendapatan rata-rata
perhari para pengrajin batik dianggap kurang mencukupi kebutuhan rumah
tangga dan ada anggapan membatik dinilai sebagai pekerjaan jadul/kuno
dan kurang bergengsi, serta tidak semua orang bisa membatik karena batik
merupakan seni yang butuh keuletan dan ketelatenan, sehingga generasi
muda di desa Gumelem lebih memilih bekerja di pabrik atau merantau ke
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
83
Jakarta yang dianggapnya lebih mudah dan tidak membutuhkan skil atau
keahlian khusus (Suwardjo, wawancara tanggal 5 Desember 2017).
Permasalahan tersebut mulai ditanggapi serius oleh pemerintah
daerah Kabupaten Banjarnegara dengan melakukan pembinaan dan
pelatihan pembatikan, bantuan modal usaha UMKM batik untuk
memajukan usahanya dan memasukan batik Gumelem sebagai mata
pelajaran muatan lokal (Mulok) di sekolah dasar (SD) untuk memupuk
kesadaran pentingnya melestarikan warisan leluhur yang terjaga
keasliannya.
2. Faktor Operasional
Inovasi menjadi suatu keharusan untuk tetap eksis dalam dunia
bisnis. Iniovasi ini bisa diartikan luas tidak hanya sekedar bagaimana
membuat varian suatu produk, namun juga terobosan-terobosan dalam
upaya pemasaran. Dalam hal inovasi, batik Gumelem masih terbilang
rendah, terlihat dari motif batik Gumelem yang masih sedikit bila
dibandingkan dengan motif batik dari Solo, Yogyakarta dan Pekalongan,
dan sederhannaya peralatan produksi yang digunakan serta tidak semua
proses produksi batik dilakukan di masing-masing sentra. Akan tetapi saat
ini kesadaran pengrajin dan pemilik griya batik perlahan mulai membaik
dengan membuat motif batik kontenporer yang menggambarkan konsisi
alam di daerah banjarnegara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengusaha dan
pengrajin batik di desa Gumelem, hal-hal yang menghambat mereka untuk
menghasilkan dan menerapkan inovasi-inovasi dalam proses pembatikan
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
84
serta menghambat mereka untuk menggali kreatifitas dengan membuat
desain atau motif batik baru, yaitu:
a. Kurangnya ide untuk membuat motif, corak dan warna baru
b. Ada rasa kekhawatiran bahwa motif baru yang dihasilkan tidak laku di
pasaran
c. Sudah terbiasa membuat motif atau corak batik yang selama ini dibuat
d. Motif yang terbiasa dibuat masih banyak diminati oleh konsumen
e. Permintaan pasar akan motif batik yang selama ini dibuat masih tinggi
sehingga malas membuat motif baru
f. Butuh waktu lama untuk mempelajari motif dan proses pembatikan
baru
g. Tidak telaten
h. Timbul rasa malas untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru dalam
proses pembatikan
i. Malas untuk merubah pola dan ritme kerja selama ini
j. Batik Gumelem terkenal dengan masih menjaga pakem dari jaman
dahulu, sehingga pembatik terkadang tidak mau menyalahi pakem
yang telah ada.
k. Terbatasnya modal usaha sehingga takut untuk berinovassi mencoba
hal baru dalam pembatikan karena takut rugi
Tidak semua pembatik mempunyai jiwa seni yang tinggi dalam
berinovasi membuat motif batik baru (Giat saptarini, wawancara tanggal
10 November 2017).
Meskipun dalam batik terdapat berbagai pakem tetapi inovasi tetap
diperlukan agar batik bisa bertahan dan bersaing dengana jenis pakaian
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
85
yang lain. Untuk dapaat menjangkau konsumen kaum muda, batik perlu
melakukan inoavasi motif batik modern dengan berbagi inovasi corak dan
warna sesuai permintaan pasar. Dengan morif yang bervarisi maka
konsumen yang dijaring pun semakin luas dan kaum muda tidak lagi
enggan mengenakan kain batik dan pandangan bahwa batik merupakan
pakaian orang tua dapat hilang. Tanpa variasi dan moderninasi batik akan
terkesan monoton dan tidak bisa bertahan membudidaya sampai saat ini.
Hal inilah yang perlu diperhatikan secara serius oleh para pengrajin batik
Gumelem karena dengan inovasi, batik Gumelem akan dapat berkembang
dan masuk ke pasar yang lebih luas lagi.
Teknologi yang masih sederhana menyebabkan produksi batik
tidak maksimal, membutuhkan waktu yang lama dan biaya produksi
menjadi mahal. Biaya produksi yang mahal tersebut akan mempengaruhi
permintaan batik di pasar sehingga menurunkan penjualan. Serta naiknya
harga bahan baku seperti kain, bahan pewarna, malam dan lain-lain.
Menyebabkan biaya produksi semakin meningkat. Untuk mengimbangi
kenaikan bahan baku pengrajin batik tidak bisa dengan cepat menaikan
harga jual produksinya, hal ini disebabkan karena intensitas persaingan
pasar batik sangat tinggi baik sesama batik tulis maupun batik cap dan
printing yang memiliki harga jauh lebih murah. Harga bahan baku juga
sangat berfluktuatif karena bahan baku merupakan aspek yang
mempengaruhi biaya produksi yang kedepannya berakibat terhadap
kenaikan harga jual.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
86
3. Faktor Pemasaran
Dengan semakin membaiknya perhatian pemerintah terhadap
industri batik, ternyata semakin menumbuh kembangkan kerajinan batik di
berbagai daerah baik batik tulis maupun batik cap. Dengan kondisi ini
ternyata menyebabkan persaingan semakin ketat. Meskipun batik tulis
memiliki segmen pasar tersendiri dibanding dengan batik cap, namun
dalam kenyataannya pasar batik di Banjarnegara masih relatif sama
dengan batik dengan batik cap. Dengan kondisi ini ternyata menyebabkan
persaingan semakin ketat. Meskipun batik tulis memiliki segmen pasar
tersendiri dibanding dengan batik cap, namun dalam kenyataannya pasar
batik tulis Gumelem masih relatif sama dengan pasara batik cap ( Bangun,
wawancara tanggal 10 November 2017).
Batik tulis dengan kualitas dan nilai seni yang tinggi memiliki
segmen pasar menengah keatas, sementara batik cap memiliki segmen
pasar menengah kebawah. Hal tersebut menjadi masalah karena batik tulis
harus bersaing dengan batik cap dengan harga yang lebih murah serta
warna dan motif yang lebih bervariasi serta kecenderungan masyarakat
sekitar desa Gumelem yang mayoritas tergolong masyarakat menengah
kebawah sehingga kecenderungan memilih batik cap lebih besar. Salah
satu jalan untuk memenangkan bersaingan batik tulis Gumelem di pasar
adalah dengan cara meningkatkan kualitas dan menentukan deferenisasi
sehingga dapat menjangkau segmen pasar menengah ke atas, dimana
segmen pasar ini semakin bertambah baik dari jumlah maupun daya
belinya.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
87
Corak khas sebuah batik adalah faktor utama dalam keberhasilan
pemasaran batik. Batik tulis Gumelem memiliki modal dalam bidang ini
karena batik Gumelem memiliki motif khas yang hanya dimiliki batik
Gumelem yaitu motif Gilar-Gilar, motif Dawet Ayu dan motif Candi
Dieng . Motif-motif tersebut adalah motif perlambang daerah
Banjarnegara sehingga bisa menjadi daya tarik untuk pembeli lokal daerah
Banjarnegara. Serta keunikan batik Gumelem yaitu pembatikan di kedua
sisi kain dan motif geometrik yang mempunyai warna tajam bisa
menjadikan brand image yang kuat untuk bersaing di pasar nasional.
Selain corak khas, promosi juga menjadi faktor utama dalam
keberhasilan proses pemasaran batik. Tidak adanya koperasi batik
Gumelem mempersulit pengrajin batik untuk melakukan promosi sehingga
pengrajin kebanyakan melakukan promosi secara mandiri. Sayangnya,
selama ini pengrajin batik tulis Gumelem masih banyak yang tidak
melakukan promosi secara rutin. Para pengrajin dan pengepul hanya
mengandalkan informasi dari mulut ke mulut saja. Promosi yang
dilakukan hanya sebatas mengikuti pameran batik yang sifatnya tidak rutin
dan jika difalsilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Koperasi Kabupaten
banjarnegara atau Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB) pameran ini
biasanya dilakukan hanya saat acara-acara besar. Para pengrajin belum
mengoptimalkan pemasaran secara modern seperti periklanan dan
pemasaran menggunakan internet sehingga mengakibatkan kalahnya
persaingan batik Gumelem dengan batik lain seperti batik sokaraja yang
bahkan sudah mempunyai Griya batik yang cukup besar seperti batik Anto
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
88
Djamil yang peresmiannya mengundang beberapa tokoh terkenal seperti
Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Meskipun para pengusaha batik Gumelem yang cukup besar dan
mampu menghasilkan motif batik yang halus seperti Griya Batik Giat
Usaha dan Tunjung Biru mulai mandiri dalam mempromosikan batik
Gumelem seperti mengikuti pameran di luar daerah dan mengikutsertakan
batik Gumelem karyanya dalam beberapa acara fashion show, mereka
masih merasa kerepotan mempromosikan batik karena permodalan yang
terbatas dan sulitnya permintaan modal kepada Pemerintah Daerah
Banjarnegara dalam hal promosi.
Jaringan bisnis yang dimiliki oleh pengusaha batik di desa
Gumelem umumnya masih sempit, meskipun batik Gumelem sudah
merambah pasar di luar Jawa seperti Sulawesi, kalimantan, Jambi,
Palembang dan daerah Sumatra lainnya, jaringan bisnis lokal masih
menjadi andalan pemasaran batik tulis Gumelem. Membentuk koperasi
batik Gumelem dan memperluas jaringan bisa diharapkan mampu untuk
meningkatkan pemasaran batik tulis Gumelem. Dengan jaringan bisnis
yang baik hendaknya batik Gumelem mampu menguasai pasar industri
batik di daerah sekitar seperti Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
banyumas, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen ( Bangun,
wawancara tanggal 10 November 2017).
4. Faktor Lingkungan Bisnis
Letak desa Gumelem yang jauh dari kota Banjarnegara dan tidak
dilalui jalan raya antar provinsi serta jauhnya dari tempat pariwisata
menimbulkan permasalahan di lingkungan bisnis. Tidak seperti batik
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
89
Banyumas yang terletak di Sokaraja yang merupakan lokasi pusat oleh-
oleh para pelancong dan dekat dengan kota Purwokerto menjadi kelebihan
batik banyumas dalam mempromosikan batik daerahnya. Batik Gumelem
bisa dikatakan berada di tempat yang cukup terpencil di ujung barat
Kabupaten Banjarnegara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, dan
mayoritas para pengusaha batik Gumelem membuka Griyanya di
rumahnya sendiri yang jauh dari jalan raya sehingga bagi orang awam
yang melewati jalan raya Susukan mengira tidak ada kegiatan pembatikan
di daerah itu. Hal tersebut mulai ditangani secara serius oleh Pemerintah
daerah Banjarnegara untuk memudahkan para pengusaha batik dalam
mempromosikan karyanya dengan menjadikan desa Gumelem menjadi
tempat wisata lokal dan membuat gapura besar bertuliskan sentra batik
Gumelem di pintu masuk desa Gumelem ( Bangun, wawancara tanggal 10
November 2017).
Perubahan selera masyarakat berkaitan dengan kecenderungan
preferensi konsumen saat ini yang lebih tinggi untuk produk-produk kain
atau pakaian jadi non batik. Perubahan selera pasar akan akan batik
senantiasa beruba, hal ini menyebabkan pengrajin batik harus terus
senantiasa menyesuaikan dengan selera pasar tersebut. Untuk
menyesuaikan dengan selera pasar pengrajin dituntut untuk untuk inovatif
dan aktif mencari informasi pasar dan informasi pesaing. Perubahan selera
masyaarakat akan batik kurang direspon kuat oleh para pengrajin batik
skala industri kecil sehingga terjadi persaingan dengan substansi batik
skala besar dengan modal kuat yang baik dalam sistem pemasaran.
Pergeseran selera masyarakat ini menandakan kurangnya inovasi batik
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
90
dalam produksi maupun upaya-upaya marketing pelaku usaha batik.
Aktivitas untuk meniptakan pasar baru dirasa masih kurang. Khususnya
yang menyasar konsumen muda yang sudah mempunyai penghasilan,
padahal konsumen lama yang cenderung mengurangi pola konsumennya
atau tidak lagi membeli karena daya belinya melemah.
Ketidak tahuan masyarakat dalam merawat batik khususnya batik
Gumelem juga menjadi masalah yang cukup pelik sehingga timbul
keyakinan di masyarakat bahwa batik Gumelem mudah luntur dan rusak
saat di cuci. Hal ini perlu ditangani secara seirus dengan mengajarkan
konsumen dalam perawatan batik Gumelem yang baik dan benar sehingga
batik menjadi awet, karena dipasaran muncul berbagai produk pengganti
batik tulis Gumelem baik berupa batik tulis yang dihasilkan dari daerah
lain, batik cap maupun batik lurik yang sekarang mulai digemari. Agar
dapat bersaing dengan produk pengganti yang jumlahnya relaif banyak
maka pengrajin batik Gumelem harus meningkatkan kualitasnya dengan
memberikan kekhasan tersendiri yang tidak ada di produk lain dan edukasi
terhadap masyarakat sekitar tentang pentingnya melestarikan batik tulis
Gumelem ( Ngisriyah, wawancara tanggal 10 November 2017).
5. Faktor Keuangan
Usaha batik tulis Gumelem pada umumnya merupakan home
industry dengan anggota keluarga atau warga sekitar sebagai tenaga kerja
dengan menggunakan modal yang terbatas. Terbatasnya permodalam
menyebabkan pengrajin batik tulis Gumelem tidak mampu meningkatkan
kapasitas produksinya untuk meningkatkan pangsa pasarnya.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
91
Sulitnya mengakses kredit di perbankan maupun lembaga
keuangan menjadi alasan klasik tidak berkembangnya sebuah usaha.
Pengrajin batik tulis Gumelem merasakan mengalami kendala dalam
mendapat akses kredit. Beberapa kendala yang menyebabkan pengrajin
batik tulis Gumelem merasakan sulitnya untuk mendapat akses kredit
diantaranya adalah ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan,
rendahnya presentase administrasi yang dimiliki seperti tidak dimilikinya
laporan keuangan sesuai dengan ketentuan perbankan, tidak dimilikinya
perzinan usaha dan ketentuan administratif lainnya. Untuk menyiasati hal
tersebut pemerintah memberikan subsidi bunga kredit bagi UKM. Dengan
adanya kredit, diharapkan pengusaha mampu melakukan investasi dalam
penngembangan usaha batik seperti memberi peralatan yang menggunakan
teknologi modern. Kredit modal kerja digunakan pengusaha batik untuk
meningkatkan pemasaran batik dan peningkatan kualitas serta mutu batik
yang diproduksi.
C. Keterlibatan Pihak Luar Terhadap Perkambangan Industri Batik
Gumelem
1. Peranan Pemerintah Daerah
Pemerintsh memegang peran penting dalam pengembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk UMKM batik. Beberapa
bentuk peran pemerintah daerah dalam pengembangan batik Gumelem
adalah:
a. Mendorong pemakaian batik dengan memerintah semua pegawai
pemerintah daerah Banjarnegara untuk mengguakan batik Gumelem.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
92
b. Menyusun profil sentra batik Kabupaten Banjarnegara. Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara sangat menyadari dalam melakukan
pembinaan diperlukan adanya data sebagai sumber informasi dalam
rangka melakukan pembinaan.
c. Memberikan pelatihan teknik pembuatan batik untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan para pengrajin dan sekaligus
meningkatkan kuallitas batik tulis Gumelem. Serta memberikan
bantuan pemberian alat-alat membatik.
d. Memberikan bantuan untuk promosi dan pemasaran batik tulis
Gumelem dengan mengikutsertakan batik produksi sentra batik
Gumelem dalam event-event pameran. Bantuan ini menunjukan
adanya dukungan pemerintah kabupaten Banjarnegara terhadap
perkembangan industri batik di desa Gumelem sangat positif dalam
upaya untuk memajukan industri batik.
e. Secara aktif bekerja sama dengan forum pegiat batik Banjarnegara
dalam melakukan pembinaan, pelatihan dan pendampingan.
2. Peranan Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi juga mempunyai kedudukan dan fungsi yang
sangat penting dalam perkembangan UMKM di suatu daerah. Peranan
Perguruan Tinggi tertuang dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu dharma pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Berikut ini adalah peran yang dilakkukan perguruan tinggi
dalam yang sudah dijalankan dalam pengembangan batik Gumelem.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
93
a. Dalam pendidikan
1) Menjalankan peran dalam mencerdaskan masyarakat dan trasmisi
budaya.
b. Dalam dharma penelitian
1) Melakukan penelitian untuk mengetahui perkembangan batik
Gumelem.
2) Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan batik di desa Gumelem dan strategi
pengembangannya.
3) Melakukan penelitian untuk merumuskan rekayasa sosial
pengembangan batik tulis Gumelem.
4) Melakukan penelitian untuk merumuskan inovasi-inovasi baru yang
bermanfaat bagi pengembangan batik tulis Gumelem.
c. Dalam pengabdian kepada masyarakat
1) Melakukan sosialisai hal-hal yang bermanfaat bagi pengembangan
batik tulis Gumelem.
2) Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan Forum Pengrajin Batik
(FPB) Banjarnegara melakukan berbagai pelatihan-pelatihan
manajemen usaha dan teknik membatik.
3) Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan Forum Pengrajin Batik
(FPB) Banjarnegara melakukan pendampingan dalam rangka
pengembangan batik tulis Gumelem.
3. Peranan Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB)
Tujuan didirikan paguyuban ini adalah sebagai wadah berbagi bagi
para pengrajin batik di Banjarnegara, untuk berbagi informasi dan
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
94
pengetahuan pengrajin dalam teknik membatik, perluasan akses jaringan
pemasok bahan baku bagi anggota untuk mempermudah dalam
memperoleh bahan baku secara lebih mudah dan murah, serta perluasan
jaringan.
Dalam memajukan perkembangan batik tulis Gumelem,
Paguyuban Bayik Banjarnegara (PBB) telah menjalankan peranan yang
sangat penting. Beberapa kegiatan yang oleh paguyuban ini dalam
mengembangkan batik tulis Gumelem adalah:
a. Melakukan pertemuan secara rutin untuk membahas permasalahan dan
perkembangan batik Gumelem.
b. Bekerjasama dengan beberapa instansi pegiat batik untuk
menyelenggarakan berbagai pelatihan teknis seperti pemolaan,
pewarnaan sintetis, pewarnaan alami, pelatihan batik non kain,
pengelolaan limbah batik dan inovasi kerajinan bermotif batik.
c. Melakukan pendampingan dan monitoring pasca pelatihan untuk
memastikan hasil penelitian dapat dilaksanakan dengan baik.
d. Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi
Kabupaten Banjarnegara mengikuti berbagai pameran batik di tingkat
regional maupun internasional.
e. Melakukan perluasan jaringan pemasok bahan baku untuk
mendapatkan bahan baku yang lebih murah dan berkualitas.
f. Melakukan perluasan jaringan pemasaran untuk memperluas jaringan
pemasaran.
g. Melakukan berbagai kegiatan lain yang dipandang dapat meningkatkan
perkembangan batik Gumelem.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018