bab iv bromatometri bisa buka.doc

6
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Pengamatan IV.2 Perhitungan No . Sampel V KBrO3 V Titran % Kadar 1. Asam salisilat 15 mL 4 mL 63,305 % 2. Bedak Salicyl 15 mL 5 mL 4,604 % Tabel 1 Hasil Pengamatan Diketahui : N bedak salicyl : 0,1 N N asam salisilat : 0,1 N V KBr : 15 mL V bedak salicyl : 5 mL V asam salisilat : 4 mL Bst (Berat Setara) : 2,302 BS asam salisilat : 40 mg BS bedak salicyl : 500 mg FK (Faktor Koreksi) : 0,1 Penyelesaian a. V asam salisilat = V KBrO 3 – V Na 2 S 2 O 3 = 15 mL – 4 mL = 11 mL

Upload: sitti-warsia

Post on 18-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bromatometri

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV bromatometri bisa buka.doc

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV.2 Perhitungan

No. Sampel V KBrO3 V Titran % Kadar

1. Asam salisilat 15 mL 4 mL 63,305 %

2. Bedak Salicyl 15 mL 5 mL 4,604 %

Tabel 1 Hasil Pengamatan

Diketahui : N bedak salicyl : 0,1 N

N asam salisilat : 0,1 N

V KBr : 15 mL

V bedak salicyl : 5 mL

V asam salisilat : 4 mL

Bst (Berat Setara) : 2,302

BS asam salisilat : 40 mg

BS bedak salicyl : 500 mg

FK (Faktor Koreksi): 0,1

Penyelesaian

a. V asam salisilat = V KBrO3 – V Na2S2O3

= 15 mL – 4 mL

= 11 mL

% Kadar = x 100%

= x 100%

= x 100%

Page 2: BAB IV bromatometri bisa buka.doc

= 63,305

b. V bedak salicyl = V KBrO3 – V Na2S2O3

= 15 mL – 5 mL

= 10 mL

% Kadar = x 100%

= x 100%

= x 100%

= 4,604 %

c. % Rata-rata =

=

= 33,9545 %

IV.3 Pembahasan

Analisis kuantitatif untuk berbagai sediaan farmasi terdiri dari berbagai

metode analisis, salah satunya yaitu metode bromatometri. Bromatometri

merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar reaksi dari ion bromat

(BrO3). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem menunjukkan

bahwa kalium bromate adalah oksidator kuat. Namun dalam hal ini kecepatan

reaksinya tidak cukup tinggi. Oleh karena itu titrasi dilakukan dalam keadaan

panas dan dalam lingkungan asam kuat untuk menaikkan kecepatan reaksi.

Pada praktikum kali ini dilakukan analisis kuantitatif yaitu menentukan

kadar dari asam salisilat dan bedak salicyl. Langkah awal yang dilakukan yaitu

membersihkan alat dengan alcohol 70% dengan tujuan untuk mensterilkan alat

praktikum. Selanjutnya untuk asam salisilat ditimbang sebanyak 40 mg yang

Page 3: BAB IV bromatometri bisa buka.doc

dilarutkan ke dalam 15 mL kalium bromate 0,1 N. Dilanjutkan dengan

penambahan HCl pekat 10 tetes, hal ini bertujuan untuk memberi suasana asam

sehingga akan mempercepat reaksi. Kemudian ditutup dan didiamkan selama

15 menit. Setelah itu ditambahkan larutan KI sebanyak 5 mL dan diaduk

hingga homogen. Ditambahkan 5 mL kloroform sebanyak 5 mL untuk

melarutkan endapan tribromfenol yang akan mengganggu titik akhir titrasi.

Serta ditambahkan indikator larutan kanji 3 mL dan mulai dititrasi secara

perlahan-lahan dengan penambahan natrium tiosulfat sampai mecapai titik

ekuivalen sampai titik akhir titrasi. Titik ekuivalen merupakan tanda awal

bahwa titrat dan titran bereaksi yang dilanjutkan dengan titik akhir titrasi yaitu

keadaan dimana kegiatan titrasi harus dihentikan yang ditandai dengan adanya

perubahan warna oleh sampel asam salisilat yaitu bening menjadi kuning pucat,

hal ini disebut telah terjadi reaksi secara sempurna antara titrat dan titran.

Berdasarkan hasil pengamatan sehingga diperoleh volume titran yang

digunakan untuk mencapai reaksi yang sempurna, maka dapat dihitung persen

kadar dari asam salisilat yaitu 63,305 %.

Untuk sampel bedak salicyl ditimbang sebanyak 0,5 g. Selanjutnya dalam

proses analisis bedak salicyl sama dengan asam salisilat yaitu awalnya bedak

salicyl dilarutkan ke dalam kalium kromat sebanyak 15 mL. Ditambahkan HCl

pekat sebanyak 10 tetes untuk memberikan suasana asam sehingga reaksi

berlangsung cepat, ditutup kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah itu

ditambahkan larutan KI sebanyak 5 mL dan diaduk hingga homogen.

Ditambahkan 5 mL kloroform sebanyak 5 mL untuk melarutkan endapan

tribromfenol yang akan mengganggu titik akhir titrasi. Serta ditambahkan

indikator larutan kanji 3 mL dan mulai dititrasi secara perlahan-lahan dengan

penambahan natrium tiosulfat sampai mecapai titik ekuivalen sampai titik akhir

titrasi. Titik ekuivalen merupakan tanda awal bahwa titrat dan titran bereaksi

yang dilanjutkan dengan titik akhir titrasi yaitu keadaan dimana kegiatan titrasi

harus dihentikan yang ditandai dengan adanya perubahan warna oleh sampel

bedak salicyl yaitu bening menjadi kuning pucat, hal ini disebut telah terjadi

reaksi secara sempurna antara titrat dan titran.

Page 4: BAB IV bromatometri bisa buka.doc

Berdasarkan hasil pengamatan sehingga diperoleh volume titran yang

digunakan untuk mencapai reaksi yang sempurna, maka dapat dihitung persen

kadar dari bedak salicyl yaitu 4,604 %.

Dari hasil kedua sampel dapat dihitung persen kadar rata-rata, sehingga

diperoleh persen kadar rata-rata dari asam salisilat dan bedak salisilat yaitu

sebesar 33,9545. Persen kadar dari kedua sampel menunjukkan bahwa persen

kadar yang diperoleh tidak sesuai literatur resmi yaitu farmakope Indonesia

yang menyatakan bahwa kadar untuk asam salisilat yaitu tidak kurang dari

99,5%. Perbedaan yang jauh ini disebabkan oleh bahan – bahan yang

digunakan dalam laboratorium kemungkinan sudah terkontaminasi karena

penggunaan yang tidak dalam keadaan steril sehingga mempengaruhi mutu dari

sampel.