bab iv analisis terhadap terapi sufistik pada...

10
60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS A. Efektifitas terapi sufistik pada penderita psikosis Terapi sufistik yang digunakan untuk pengobatan atau terapi penderita gangguan psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" ada beberapa macam dan ada cara tersendiri yang digunakan. Metode pengobatan atau penyembuhan gangguan penderita psikosis yang dilakukan di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak merupakan suatu paket yang dilaksanakan secara intensif dan kontinyu dalam satu periode tertentu. Dimana metode ini melalui pendekatan Illahiyah yang terdiri dari Mandi taubat, membacakan ayat-ayat al-Qur'an, penyucian jiwa dengan dzikir, do'a bersama, dan shalat berjama'ah. Proses pengobatan atau penyembuhan pada penderita gangguan psikosis dengan terapi sufistik yang dilakukan di panti rehabilitasi, adalah satu rangkaian yang semuanya harus dilakukan oleh semua pasien, dari terapi mandi taubat sampai shalat berjama'ah. 1. Mandi taubat. Terapi mandi taubat yang dilakukan di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" untuk penderita gangguan psikosis dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan cara menyemprotkan air dingin melalui selang dan air itu harus mempunyai tekanan agar memancar lebih kuat, proses pemandiannya dengan cara pasien di pegangi kepala, tangan dan kakinya agar pasien tidak lari, kemudian air selang yang bertekanan kuat disemprotkan pada pasien oleh terapis dimulai dari bagian belakang kepala naik ke atas sampai ubun-ubun di ulangi sampai tiga kali, cara ini di gunakan untuk menerapi pasien yang sudah

Upload: doancong

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

60

BAB IV

ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

A. Efektifitas terapi sufistik pada penderita psikosis

Terapi sufistik yang digunakan untuk pengobatan atau terapi penderita

gangguan psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" ada beberapa

macam dan ada cara tersendiri yang digunakan. Metode pengobatan atau

penyembuhan gangguan penderita psikosis yang dilakukan di panti rehabilitasi

sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak merupakan suatu paket yang

dilaksanakan secara intensif dan kontinyu dalam satu periode tertentu. Dimana

metode ini melalui pendekatan Illahiyah yang terdiri dari Mandi taubat,

membacakan ayat-ayat al-Qur'an, penyucian jiwa dengan dzikir, do'a bersama,

dan shalat berjama'ah.

Proses pengobatan atau penyembuhan pada penderita gangguan psikosis

dengan terapi sufistik yang dilakukan di panti rehabilitasi, adalah satu rangkaian

yang semuanya harus dilakukan oleh semua pasien, dari terapi mandi taubat

sampai shalat berjama'ah.

1. Mandi taubat.

Terapi mandi taubat yang dilakukan di panti rehabilitasi sakit jiwa

"Nurussalam" untuk penderita gangguan psikosis dilakukan dengan dua cara,

yang pertama dengan cara menyemprotkan air dingin melalui selang dan air itu

harus mempunyai tekanan agar memancar lebih kuat, proses pemandiannya

dengan cara pasien di pegangi kepala, tangan dan kakinya agar pasien tidak lari,

kemudian air selang yang bertekanan kuat disemprotkan pada pasien oleh

terapis dimulai dari bagian belakang kepala naik ke atas sampai ubun-ubun di

ulangi sampai tiga kali, cara ini di gunakan untuk menerapi pasien yang sudah

Page 2: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

61

stadium lanjut atau pasien masih dalam keadaan parah dan ini berlangsung satu

sampai dua minggu proses awal terapi. Maksud dari pemandian dengan cara

menyemprotkan air selang yang mempunyai tekanan kuat dengan cara

disemprotkan dibagian belakang kepala sampai pada ubun-ubun, itu juga

sebagai tehnik pemijatan agar kalau ada gumpalan-gumpalan di kepala agar

memperlancar peredaran darah diotak

Yang kedua dengan cara berendam di kolam dengan menggunakan air

dingin selama kurang lebih 1 jam untuk pasien yang sudah tidak begitu parah.

Proses terapi ini berlangsung hingga pasien sudah menunjukkan gejala dan

perilaku yang lebih baik atau normal. Untuk pasien yang sudah normal tidak

diperlukan proses terapi dengan pemandian lagi.

Untuk pasien yang masih awal terapi dimandikan tiap malam setelah

itu kalau sudah lebih baik dilakukan seminggu sampai dua minggu sekali.

Mandi adalah bagian dari bersuci yang dalam ilmu fiqih dikenal dengan

istilah Thaharah. Bersuci di sini mengandung pengertian bahwa pasien

gangguan psikosis harus suci. Singkatnya bersih lahir dan batin.

Dasar teori digali dari al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 6. Segala bentuk

ibadah dalam Islam dilakukan dalam keadaan suci. Secara psikologis, bagian-

bagian tubuh yang dicuci mempunyai arti simbolik, dalam berwudlu mencuci

muka, adalah bagian tubuh yang paling berperan dalam kehidupan sehari-hari

sebagi pembawaan ekspresi jiwa, lengan adalah bagian ekspresi keinginan jiwa,

kepada sebagian pencetus ide dan kaki sebagai salah satu pelaksana keinginan

jiwa. Sementara arti psikodinamik terhadap pengubahan tingkah-laku yang akan

selalu didasari dengan kesucian jiwa.1

Mandi taubat secara psikologis, bagian-bagian tubuh yang dicuci

mempunyai arti yang simbolik, dalam berwudlu mencuci muka, adalah bagian

1 Anang Syah, Pembinaan Inabah I Pondok Pesantren Suryalaya, (Bandung : Wahana Karya grafika, 2000), hlm.23

Page 3: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

62

tubuh yang paling berperan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pembawaan

ekspresi jiwa, lengan adalah bagian ekspresi keinginan jiwa, kepala sebagai

pencetus ide dan kaki sebagai salah satu pelaksana keinginan jiwa. Sementara

arti psikodinamik terhadap pengubahan tingkah-laku yang akan selalu didasari

dengan kesucian jiwa.

Bila ditinjau secara ilmiah, pada waktu malam hari kulit dan daging

dalam keadaan mengendur dan syaraf-syaraf sedang tegang, kemudian diguyur

dengan air dingin, maka kulit dan daging akan kembali pada posisi yang

sebenarnya sehingga tubuh menjadi segar bugar.2 Mandi taubat merupakan hal

yang penting dalam proses penyadaran dan membersihkan kotoran dan najis

yang menempel di tubuh dan jiwa, juga untuk memperlancar peredaraan darah

di dalam tubuh.

2. Membacakan ayat-ayat Al-Qur'an

Terapi dengan membacakan ayat-ayat al-Qur'an yang dilakukan di panti

rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" itu hanya dibacakan ayat-ayat pilihan saja

yang ada hubungannya dengan penyakit pasien. Pasien yang masih dalam

proses terapi awal atau keadaannya masih parah setelah dimandikan pada

tengah malam, pasien diterapi dengan dibacakan ayat-ayat suci al-Qur'an.

Pasien disuruh mendengarkan lantunan ayat suci al-Qur'an yang dibacakan

didekat telinga pasien oleh terapis, reaksi pasien saat mendengarkan lantunan

ayat suci al-Qur'an pertama mereka terdiam, lalu banyak dari mereka yang

akhirnya menangis. Mereka menyadari akan dirinya dan keagungan Tuhan.

Al-Qur'an adalah obat yang paling utama dalam kedokteran jiwa,

santapan dan kenikmatan rohani, cahaya hati dan penerang kegelapan. al-Qur'an

juga merupakan suatu yang menggembirakan mata dan cahaya penglihatan,

2 Ibid, hlm.22

Page 4: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

63

serta kesembuhan bagi tubuh dan jiwa.3 Setiap huruf dari al-Qur'an merupakan

kesembuhan untuk berbagai penyakit jiwa dan penyakit fisik. Di dalamnya

terkandung ketenangan, petunjuk, kesehatan dan keridhloan, asal disertai

dengan keimanan terhadap Allah SWT.

3. Dzikir dan Do'a

Terapi untuk penderita gangguan psikosis di panti rehabilitasi

Nurussalam yang menggunakan metode terapi dzikir dan do'a, ini menjadi

rutinitas yang setiap hari harus selalu dilakukan oleh semua pasien untuk

kesembuhan pasien dari gangguan jiwa.

Setiap hari sebagai kegiatan rutinitas semua pasien dikumpulkan jadi

satu di ruangan khusus untuk dilakukan terapi membacakan ayat-ayat Qur'an,

penyucian jiwa dengan dzikir dan do'a bersama. Proses terapi ini dilakukan

pada waktu sore hari sehabis shalat ashar.

Melalui dzikir, potensi spiritual manusia diwujudkan dan selanjutnya

diaktualisasi pada setiap gerakan dan langkahnya. Dzikir yang dilakukan secara

benar akan berimplikasi pada perilaku yang positif dan terhindar dari perilaku

yang negatif. Jika hal ini dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama, akan

menjadi kekuatan yang luar biasa, yang akan membawa seseorang mencapai

derajat kesehatan baik fisik maupun jiwa.

Adapun terapi sufistik dengan media dzikir tidak sekedar berdasarkan

pada upaya pemuasan jiwa dan penyibukannya pada segala macam

kecenderungan dan keinginannya, tetapi juga memperhatikan upaya

penjinakkan, penataan, penjagaan, dan pengawasan jiwa agar melangkah di

jalan Allah SWT.

Secara psikologis, akibat perbuatan "mengingat Allah" ini dalam

kesadaran atau berkembanglah penghayatan akan kehadiran Tuhan Yang Maha

3 Muhammad Mahmud, Do'a sebagai Penyembuh, (Bandung : Al-Bayan, 1998), hlm. 95

Page 5: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

64

Pemurah dan Maha pengasih, selain itu pelaksanaan dzikir yang dilakukan

secara terus-menerus dengan sikap rendah hati dan secara lembut, halus, akan

membawa dampak relaksasi dan ketenangan.

Ditinjau dari kesehatan jiwa do'a dan dzikir dapat berfungsi sebagai pengobatan, pencegahan dan pembinaan. Perawatan kejiwaan dengan dzikir agar penderita dapat mengingat kembali pengalaman yang memudahkannya hidup dalam konflik, sehingga mereka akan menjadi sadar. Oleh karena itu proses menginggat sangat penting artinya bagi kesehaatan jiwa. Dengan proses mengingat penderita dapat mengenal dan memperbaiki dirinya serta mendapat ketenangan jiwa.4

Dzikir dan do'a berhubungan dengan proses menggingat dan proses

pengungkapan perasaan. Dengan berdzikir dan doa akan memperoleh

ketenangan jiwa karena penderita sadar akan dirinya ingat kepada Allah, serta

merasa Allah mengetaui, mendengar, dan memperhatikan do'anya mengingat

Allah juga dapat membersikan pikiran dari bayang-bayang negatif yang akan

menghantui diri manusia. Hal itu sangat efektif untuk terapi pada penderita

gangguan psikosis dalam proses penyadaran.

Dengan kondisi pasien yang terganggu jiwanya, dia tidak mampu

berdo'a atau untuk mendo'akan dirinya, maka seorang terapis yang mendo'akan

pasien dengan cara do'a bersama, semua pasien dikumpulkan dalam ruangan

untuk sekedar mendengarkan dan menghayati do'a yang dilakukan oleh terapis

untuk kesembuhan pasien.

Mendo'akan pasien merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan

oleh terapis, karena do'a merupakan inti sebuah pengabdian yang bersih dan

mulia. Kewajiban saling mendo'akan merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya

Muhammad SAW.

Maksud dan tujuan mendo'akan pasien agar Allah berkenan

memberikan hidayah, kesembuhan dan keselamatan kepadanya sehingga pada

akhirnya pasien dapat menjadi individu yang mandiri, berkepribadian yang

4 A.F. Jaelani, Penyucian Jiwa dan Kesehatan Mental, (Jakarta : Amzah, 2001), hlm. 109

Page 6: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

65

agung dan bermental yang tangguh dalam menjalani hidup di dunia dan di

akhirat.

4. Shalat

Terapi shalat ini diperuntukkan untuk pasien yang taraf gangguannya

sudah ringan, yang sudah mengenal diri dan lingkungannya, yang emosinya

sudah terkendali. Di panti rehabilitasi sakit jiwa Nurussalam tersedia Musholla

yang digunakan untuk kegiatan proses terapi shalat berjama'ah bagi pasien

penderita gangguan psikosis. Shalat berjama'ah dilakukan bersama-sama

dengan para santri pondok pesantren Hidayatul-Qur'an dan klien panti

rehabilitasi Nurussalam. Pada waktu-waktu shalat wajib para pasien dengan

sendirinya sudah terbiasa untuk mempersiapkan shalat berjama'ah di Musholla

panti rehabilitasi sakit jiwa Nurussalam

Shalat bisa menenangkan jiwa. keadaan yang tenang dan jiwa yang

damai ditimbulkan shalat juga membantu melepaskan diri dari kegelisahan yang

dikeluhkan oleh para pasien jiwa. Keadaan tenang dan jiwa damai yang

ditimbulkan shalat biasanya tetap berlangsung untuk beberapa lama setelah

shalat selesai.

Pada saat seseorang sedang shalat, maka seluruh alam pikiran dan

perasaannya terlepas dari semua urusan dunia yang membuat dirinya stres atau

mengalami berbagai gangguan kejiwaan. Sesaat jiwanya tenang, ada kedamaian

dalam hatinya (peace in main). Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar

stres, yang menganjurkan orang agar menjalankan shalat dengan menghayati

dan mengamalkannya.5

5 Dadang Hawari, Al-Qur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: Dana Bakti

Primayasa, 1996), hlm. 445

Page 7: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

66

Dari sudut kesehatan jiwa shalat merupakan pemenuhan salah satu

kebutuhan dasar spiritual manusia (basic spiritual needs) yang penting bagi

ketahanan spiritual menghadapi berbagai gangguan kejiwaan.

Setidaknya ada empat aspek terapeutik yang terdapat pada aktifitas

shalat, yakni aspek olah raga, meditasi, auto sugesti dan aspek kebersamaan.

Keadaan yang tenang dan jiwa yang damai ditimbulkan shalat juga

membantu melepaskan diri dari kegelisahan yang dikeluhkan oleh para pasien

gangguan jiwa. Keadaan tenang dan jiwa damai yang ditimbulkan shalat

biasanya tetap berlangsung untuk beberapa lama setelah shalat selesai.

Untuk menjalankan shalat berjama'ah memiliki kesempatan untuk

mengenal orang lain dan untuk silaturahim. Hubungan yang demikian ini akan

membantu seseorang mengembangkan kepribadian dan kematangan

emosionalnya.

Ketika mendirikan shalat berarti sedang menuju ke pintu Allah. Shalat

diibaratkan sebagai suatu perjalanan ruhani, karena semua gerak-gerik didalam

shalat dikontrol oleh niat yang dilafalkan ketika memulai shalat.

Kelima proses terapi tersebut yaitu terapi mandi taubat, terapi al-Qur'an,

dzikir, do'a dan shalat harus dilakukan sampai pasien sembuh dan oleh karena

itu setiap proses penyembuhan membutuhkan kesabaran dan ketawakalan dan

tidak melupakan mujahaddah (kesungguhan dan semangat yang tinggi).

Terapi sufistik khususnya memiliki tujuan untuk mengobati dan

mencegah gangguan kejiwaan yang menyebabkan penyimpangan emosi,

mental, moral dan gangguan alam pikiran dan sikap hidup serta meminimalisir

seseorang melakukan penyimpangan dari nilai-nilai Islam yang dapat

mengakibatkan ketenangan dan ketidakstabilan dan juga menguatkan kondisi

kejiwaan yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran tasawuf sehingga akan

mengakibatkan ketenangan.

Secara umum terapi sufistik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

pasien, baik emosi, mental, perilaku dan pemahaman diri dan perubahan

Page 8: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

67

tingkah laku. Maka terapi sufistik secara umum bertujuan mengeksploitasi diri

dan memahami diri sebagai makhluk berkepribadian, sebagai makhluk bersosial

dan sebagai makhluk yang menghambakan diri kepada Allah sehingga akan

terjadi perubahan tingkah laku yakni kondisi psikis yang tercermin dalam sikap

yang sehat dan dinamis menuju kepada kebahagian, ketentraman dan

ketenangan jiwa.

Tujuan ini akan mengantarkan pada keseimbangan diri dan lingkungan

sesuai dengan fitrah kemanusiaannya. Akan membawa pasien kepada

penyembuhan. Sehingga pasien dalam keadaan lingkungan yang bagaimanapun

kesiapan diri dan kejiwaan yang telah mencapai kesembuhan dengan nilai-nilai

agama tidak akan terpengaruhi dan mengalami goncangan jiwa.

Metode terapi sufistik sebagaimana melalui tafakur terhadap Allah

SWT. Dengan lidah dan hati. Dzikir kepada Allah dapat mengenyahkan

berbagai bisikan, kewaswasan, kekhawatiran yang ada dalam jiwa dan

menggantinya dengan ketenangan, kerelaan, rasa cinta dan aman. Cara ideal ini

dapat membawa jiwa yang sakit mempunyai rasa percaya diri. Ia tidak berfikir

tentang berbagai penyakit dan aib pada dirinya. Pasien menghadap dengan

sepenuh hati kepada Allah sehingga pasien menjadikan dirinya dalam

keakraban bersama-Nya. Maka tentramlah hatinya.

Keadaan spiritual merupakan upaya pencegahan dan pengobatan yang

sangat efektif dalam menanggulangi berbagai gangguang kejiwaan. Menurut

hemat penulis, keadaan spiritual menjamin kestabilan dan keutuhan jiwa, dan

juga menganggapnya dari sebagian kesempurnaan jiwa, dan sangat mendorong

dalam proses terapi untuk penderita gangguan psikosis.

Keadaan spiritual tersebut adalah jalan yang sangat tepat untuk

menerapi berbagai gangguan kejiwaan, membersihkan segala kerendahan dan

menghiasi keduanya dengan kebaikan.

Page 9: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

68

B. Faktor Pendukung dan penghambat pelaksanaan terapi sufistik pada

penderita psikosis di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-

Demak

Panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" akan selau membantu orang-

orang yang menderita gangguan psikosis dengan menggunakan metode terapi

sufistik yang syarat dengan nilai-nilai ajaran agama Islam yang bersumber dari al-

Qur'an dan as-Sunnah. Dengan demikian solusi yang ditawarkan lebih cenderung

bersifat religius spiritual, yakni tasawuf sebagai terapi untuk penderita gangguan

psikosis. Yang dalam pelaksanaannya selalu ada faktor pendukung dan faktor

penghambat.

1. Faktor Pendukung

Media merupakan penunjang dalam pelaksanaan proses terapi, tanpa

media mustahil proses terapi tersebut dapat terlaksana dengan baik dan dapat

dikatakan bahwa media merupakan unsur terpenting dalam pencapaian tujuan.

Untuk membantu proses terapi harus adanya terapis yang

berkompeten, yang selalu siap menerapi pasien gangguan psikosis. Harus ada

keyakinan yang kuat dari seorang terapis untuk membantu menyembuhkan

penderita gangguan psikosis, adanya kerja sama antara terapis dan pasien,

adanya keinginan dari pasien untuk sembuh, suasana kebersamaan dengan

penuh kasih sayang dan kekeluargaan, adanya dukungan dari keluarga pasien,

sangat membantu dalam kelancaran proses penyembuhan.

Keadaan yang aman dan nyaman sangat membantu dalam proses

terapi juga berbagai sarana dan prasarana yang sudah dipersiapkan dalam

proses terapi yang antara lain: asrama, tempat pemandian, aula atau ruangan

terapi, mushola dan kantor.

Page 10: BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 60 BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI SUFISTIK PADA GANGGUAN PSIKOSIS

69

2. Faktor Penghambat

Namun semua aktifitas itu tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan,

begitu pula dalam proses terapi untuk penderita gangguan psikosis di panti

rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-Demak.

Pasien yang susah untuk dikendalikan atau yang belum kooperatif

yang masih sulit untuk didekati, sudah pada stadium lanjut sulit untuk diatur

sering mengamuk dan bertindak semauanya sendiri.

Kurangnya tenaga terapis yang profesional, artinya yang bertindak

sebagai terapis hanya salah seorang saja lainnya hanya sekedar membantu

Kurangnya sumber dana dan dukungan dari masyarakat sekitar dan

masih kurangnya sarana dan prasarana yang bisa membantu untuk kemajuan

proses terapi sufistik di panti rehabilitasi sakit jiwa "Nurussalam" di Sayung-

Demak.

Jadi dalam pelaksanaan proses terapi untuk penderita gangguan

psikosis, perlu adanya hubungan timbal balik antara terapis dan pasien,

diperlukan keyakinan, kesabaran dan kasih sayang yang akan juga membantu

proses penyadaran pasien gangguan psikosis, perawatannya juga lebih

intensif.