bab iv analisis iv.1. analisis konsepthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00559-ar bab 4.pdf ·...
TRANSCRIPT
44
BAB IV
ANALISIS
IV.1. Analisis Konsep
Konsep bangunan pada proyek tugas akhir ini adalah konsep betawi konsep ini
diimplementasikan pada filosofis hunian pada bangunan, yaitu sistem tata ruangnya,
pada bentuk arsitekturnya dan juga di wujudkan pada fungsi pusat perbelanjaannya.
Bangunan pada proyek ini tak lepas dari arsitektur lokalitas dan tentu saja
arsitektur iklim setempat yaitu dalam hal ini tropis, dalam artian bahwa arsitektur
tropis dan arsitektur lokal telah tercakup di dalam konsep dasar dari bangunan pada
proyek ini.
Akan diterapkan pada bangunan ini arsitektur tropis dan arsitektur betawi.
IV.1.1. Filosofis Hunian Betawi
Hunian betawi dalam hal ini diterjemahkan sebagai rumah betawi
memiliki ciri dan kekhasan tersendiri dibandingkan dengan arsitektur dengan
budaya lainya di Indonesia.
Rincian keunikan dari arsitektur betawi atau rumah betawi dapat
disimpulkan menjadi beberapa poin yaitu :
1. Rumah betawi mengenal sistem keterbukaan terhadap tetangga yaitu
memiliki beranda yang ditempatkan disana ruang tamu atau seperangkat
meja kursi tamu, di beranda ini juga diletakkan bale-bale untuk tempat
bersantai. Lebih kedalam lagi ada kamar tidur yang biasanya diletakkan
45
berhadapan kemudian diteruskan oleh dapur yang terletak di paling
belakang rumah. Pada rumah betawi biasanya terdapat halaman
belakang rumah yang merupakan halamna terbuka, disana ditempatkan
juga bale-bale santai serta tempat mandi dan mencuci.
Gambar 18. Denah Betawi
Sumber 25. Harun dkk, 1991
2. Terdapat tangga tepat didepan rumah. konstruksi tangga ini yang
diistilahkan balaksuji biasanya terdapat pada rumah betawi panggung.
Hal ini dikarenakan rumah orang betawi banyak terdapat di daerah rawa
karena memang dahulu daerah jakarta memang daerah rawa. Sayangnya
ini agak sulit ditemukan di rumah Betawi bukan panggung. Rumah darat
kadang-kadang juga punya balaksuji, karena mengikuti kultur rumah
panggung, membuat pemilik rumah sengaja meninggikan lantai
rumahnya dari permukaan tanah sekitar.
46
Foto 13. Beranda rumah betawi
Sumber 26. gambang.wordpress.com
Dahulu ada pula kebiasaan meletakkan tempayan atau kendi di dekat
pintu gerbang rumah. Ini dimaksudkan jika ada musafir yang liwat dan
kehausan dapat berhenti di sini kekadar minum atau membasuh muka
dan kakinya.
3. Terdapat ornamen-ornamen khas betawi atau dapat dikatakan ragam
hias betawi. Di risplang dipasang ragam hias gigi balang atau ragam
hias flora dan fauna lainnya.
Foto 14 . Ornamen rumah
Sumber 27.
Lisplank ragam hias
Langkan
47
Beranda tempat kongkou-kongkou dibatasi langkan setinggi lebih
kurang 70 cm dan lebar papan atasnya 30 cm.
Ketiga keistimewaan dari arsitektur betawi diatas akan di masukkan
dalam proses perancangan bangunan di proyek tugas akhir ini.
IV.1.2. Penterjemahan Pada Facade Bangunan
Dalam hal ini arsitektur nusantara khususnya betawi yang mencakup
arsitektur bentuk tropis akan diterapkan dalam proyek ini. Penerapan
tersebut antara lain terdapat pada aspek-aspek sebagai berikut :
1. Bentuk atap pada bangunan menyerupai bentuk atap rumah betawi yaitu
dengan tritisan yang lebar, memiliki atap miring yang sesuai dengan
kondisi iklim indonesia yang tropis.
2. Penggunaan material-material alam seperti bambu, kayu, batu alam dan
sebagainya yang tentu saja diupayakan memakai material yang dapat
diperbaharui kembali, walaupun tetap struktur utama dan struktur atap
memakai struktur modern yaitu beton dan baja.
Beberapa contoh bangunan yang bernuansa lokal dan tropis adalah gedung
rektorat UI di depok , gedung apartemen surin sabai di Bali dengan nuansa
balinya.
48
Foto 15. Gedung rektorat UI Foto 16. Apartemen Surin Sabai
Sumber 28. internet Sumber 29. internet
IV.1.3. Konsep Fungsi Perbelanjaan
Sebagaimana diketahui pada awal pembicaraan bahwa bangunan ini
merupakan mixed-use antara apartemen menengah dengan pusat
perbelanjaan.
Dalam konsep pusat perbelanjaan di sini akan dibuat beberapa zona
yaitu zona umum, zona makan dan zona pasar seni.
Konsepnya adalah bahwa pusat perbelanjaan ini pada zona makanan
dan zona pasar seni merupakan pusat perbelanjaan yang khusus menjual
barang-barang buatan dalam negeri indonesia.
Pada zona makanan, makanan yang dijual disini adalah makanan asli
indonesia yang ditentukan oleh pihak pengelola. Khusus ditekankan
49
makanan asli betawi disediakan di zona makanan ini untuk mendukung
konsep bangunannya.
Foto 17. kerajinan anyaman
Sumber 30. www.wikipedia.com
Pada zona pasar seni akan dijual barang-barang seni indonesia seperti
cindera mata, pakaian, pernak-pernik, dan juga oleh-oleh buatan indonesia.
Hal tersebut juga guna mendukung konsep utama bangunan ini yaitu konsep
nusantaranya.
Foto 18. kerajinan cindera mata
Sumber 31. www.wikipedia.com
Kecuali dua zona diatas zona umum menjual barang-barang baik
buatan dalam negeri maupun import karna mengingat kelengkapan barang
50
buatan dalam negeri terbatas dan bahan yang dijual sangat diperlukan, maka
dari itu tidak menutup kemungkinan barang luar juga dijual di zona ini.
IV.2. Analisis Aspek Perkotaan dan Lingkungan
IV.2.1. Analisis Pencapaian
Lokasi proyek yaitu terletak di daerah Jalan Letjen S. Parman dengan
bangunan exixting adalah Plaza Slipi Jaya disamping flyover Brigjen
Katamso. Jadi tapak terdapat di daerah hok yang sangat ramai kendaraan.
Lokasi dapat ditempuh dari dua lokasi yaitu wilayah seberang jalan
Letjen S. Parman daerah perkantoran ditandai dengan bagian timur dan daerah
kemanggisan dan seputarnya terlihat pada peta yaitu ditandai dengan bagian
barat.
Gambar 19. daerah pelayanan
Sumber 32. analisis penulis
BAGIAN BARAT
BAGIAN TIMUR
51
Dengan kata lain target market untuk proyek ini terdapat dari dua sisi
jalan Letjen S. Parman.
Untuk bagian barat dapat mencapai lokasi dengan melalui jalan Brigjen
Katamso. Sedangkan bagian timur dapat mencapai lokasi dengan melalui jalan
Letjen S.Parman dengan terlebih dahulu memutar di bawah flyover tol Letjen
S. Parman.
Gambar 20 . pencapaian
Sumber 33. analisis penulis
Daerah yang ditandai dengan zona kuning dapat mencapai tapak dengan
melalui daerah jalan Brigjen Katamso lalu melauli jalan kemanggisan melalui
batusari kembali ke jalan Brigjen Katamso dan berbelok kiri dan masuk ke
tapak. Di jalan Brigjen tidak terdapat putaran sehingga harus melalui daerah
batusari terlebih dahulu.
52
Sedangkan jika keluar dari tapak untuk mencapai daerah kuning dan
hijau yaitu dari tapak dapat langsung keluar melauli jalan Brigjen Katamso
ataupun melalui jalan Letjen S.Parman.
Gambar 21. pencapaian keluar
Sumber 34. Analisis penulis
Untuk mencapai daerah kuning dicapai dengan memutar di bawah
flyover Nilimurni Jalan Brigjen Katamso.
Foto 19. putaran slipi jaya
Sumber 35. foto oleh Novprianto
putaran
53
Untuk mencapai daerah ungu dari tapak maka pengunjung harus
mengambil rute batusari lalu kembali ke jalan Brigjen Katamso atau melewati
jalan Letjen S. Parman lalu melalui tomang.
Gambar 22. pencapaian keluar
Sumber 36. Analisis penulis
Daerah hijau yang berada di seberang timur dari tapak dapat dicapai
dengan melalui jalan Letjen S.Parman lalu menuju putaran Tomang kembali
lagi ke jalan Letjen S. Parman.
IV.3. Analisis Tapak dan Lingkungan
IV.3.1. Analisis Entrance
Entrance pada tapak proyek ini dapat di ditentukan melalui jalan yang
melalui tapak tersebut, tapak dilewati oleh dua buah jalan yaitu jalan Letjen
S.Parman dan jalan Brigjen Katamso. Dua jalur jalan ini memiliki
karakteristik masing masing, jalan Letjen S.Parman merupakan jalan raya
yang lebar dengan jalan TOL di tengahnya. Hal ini menyebabkan tidak
54
mungkin bagi kendaraan yang berada di seberang jalan untuk menemukan
jalur putaran dengan jarak yang dekat karena untuk memutar jalan kendaraan
harus menempuh jalan cukup jauh yaitu di putaran slipi yang jaraknya kurang
lebih tiga kilometer dari tapak.
Gambar 23. Analisis penuliss
Sumber 37. Analisis penulis
Sedangkan kendaraan yang berada di seberang jalan Brigjen Katamso
juga tidak dapat langsung menuju ke tapak karena kendaraan harus memutar
melalui batusari terlebih dahulu lalu kembali ke daerah jalan Brigjen Katamso
untuk masuk ke tapak.
Ada beberapa tipe entrance yaitu entrance dengan pintu masuk dan
keluar di satu entrance atau disebut singgle entrance, ada juga pintu masuk
dan keluarnya terpisah.
Dalam proyek mixed-use apartemen dan pusat perbelanjaan ini
dibutuhkan entrance yang terpisah antara pemilik apartemen dan pengunjung
pusat perbelanjaan.
55
Terdapat beberapa alternatif penentuan entrance pada tapak yaitu
sebagai berikut :
Table 3. tabel enterance
Jenis Enterance Kelebihan Kekurangan
Single enterance berada di timur disisi jalan Letjen S. Parman.
• Dengan jalan akses keluar dan masuk yang lebar sehingga meminimalisir kemacetan
• pengunjung dari kemanggisan atau zona kuning ketika keluar dari tapak dan menuju kemanggisan atau zona kuning harus memutar di putaran Tomang dengan jarak yang jauh.
Single entrance berada di selatan di sisi jalan Brigjen Katamso
• Pintu masuk apartemen dan pusat perbelanjaan berada jauh membuat lebih privasi.
• Untuk menuju daerah kemanggisan dari tapak lebih mudah karena terdapat putaran di bawah flyover.
• Pengunjung dari seberan g jalan Letjen S. Parman atau zona hijau untuk menuju ke tapak terlalu jauh karena harus melalui batusari.
• Terjadi kemacetan pada pintu keluar karena jalan yang akses keluar yang sempit.
56
Enterance masuk dan keluar dipisahkan.
• Dengan cara ini pengunjung yang dari dan menuju zona hijau atau kuning tidak terlalu jauh menempuh jalan.
• Terjadi kepadatan yang dapat menyebabkan kemacetan di pintu keluar.
• Terjadi persilangan pada pintu masuk apartemen.
Diletakkan dua single entrance di timur dan selatan.
• Dengan cara ini pengunjung yang dari dan menuju zona hijau atau kuning tidak terlalu jauh menempuh jalan.
• Meminimalisir terjadi kemacetan karena pengunjung yang keluar masuk terbagi dua.
• Jika terjadi kemacetan di salah satu jalan maka pintu di jalan yang lain dapat dipakai untuk menghindari kemacetan.
• Membutuhkan lebih banyak penjaga pintu entrance.
57
• Dengan cara ini pengunjung yang dari dan menuju zona hijau atau kuning tidak terlalu jauh menempuh jalan.
• Terjadi kepadatan yang dapat menyebabkan kemacetan di pintu keluar.
Sumber 38. analisis Penulis
Jadi dapat disimpulkan bahwa entrance yang terbaik adalah tipe yang ke
lima karena dapat mengatasi masalah kemacetan, dapat dicapai oleh semua
zona dengan mudah dan dampak buruknya lebih kecil. Sehingga dengan
mudahnya akses maka diharapkan pengunjung yang datang bisa lebih banyak.
IV.3.2. Analisis Orientasi Terhadap Matahari
Radiasi matahari adalah penyebab dari semua ciri umum iklim dan
radiasi matahari sangat berpengaruh teradap kehidupan manusia. Radiasi
matahari untuk mencapai permukaan bumi harus melewati atmosfir yang
mengandung debu dan air. Jarak terpendek radiasi matahari adalah jarak
vertikal atau tegak lurus terhadap permukaan bumi, tempat yang mengalami
radiasi matahari vertikal adalah daerah tropis.
58
Gambar 24. alur radiasi matahari
Sumber 39. Utilitas Bangunan Dwi Tanggoro
Radiasi yang datang ke permukaan bumi sebagian diserap oleh tanah
sebagian lagi di pantulkan dalam bentuk sinar dengan gelombang panjang,
dalam hal ini penggunaan material yang cocok dan orientasi yang benar pada
bangunan dapat dimanfaatkan untuk menghindari pemanasan pada bangunan
itu sendiri dan menghindari pemantulan ke lingkungan. Beberapa jenis bahan
yang sering dipakai oleh sebuah proyek bangunan dapat dilihat dibawah ini.
59
Table 2. tabel daya serap bahan terhadap radiasi
Sumber 40.Utilitas Bangunan Dwi Tanggoro
Jadi kesimpulannya bahwa bahan bangunan yang baik untuk dipakai
adalah bahan bangunan yang penyerapannya terhadap radiasi matahari besar
60
dan tidak menyalurkan panas dari radiasi matahari ke dalam ruangan dan daya
pantulnya kecil sehingga tidak menyebabkan pemanasan global.
Gambar 25 . Peta Indonesia
Sumber 41.maulanusantara.wordpress.com
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis.
Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim
penghujan pada bulan Januari dan februari dengan rata-rata curah hujan 350
milimeter (14 inchi) dengan suhu rata-rata 27°C,curah hujan antara bulan
januari dan awal februari sangat exterm pada saat itulah jakarta dilanda banjir
setiap tahunya , dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-
rata curah hujan 60 milimeter (2,4 inchi) bulan september dan awal oktober
adalah hari-hari yang sangat panas di jakata suhu udara dapat mencapai 40°C.
Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38°C (77°-100°F).
Tapak terdapat di daerah jakarta barat yang berada di bawah garis
khatulistiwa yaitu 6°10.5′ LS, 106°49.7′ BT yang berarti matahari berada
disebelah utara tapak lebih lama dibandingkan berada di sebelah selatan tapak
61
dan menyebabkan penyinaran matahari di sebelah utara tapak atau bangunan
akan lebih lama.
Gambar 26. Jalur edar Matahari
Sumber 42. Analisis Penulis
Dari analisa tersebut dapat ditentukan penyikapan terhadap facade
bangunan yang akan dibangun, daerah barat perlu dihindari dengan
penanaman pohon atau menghindari bukaan begitu pula daerah timur. Bukaan
diletakkan di utara dan selatantapak. Penghijauan dapat di manfaatkan untuk
menghindari sinar matahari.
TIMUR BARAT
62
Gambar 27. Penanggulangan matahari
Sumber 43. Analisis Penulis
Table 3. tabel penentuan pola masa
Bentuk masa Kelebihan Kekurangan
Sisi bangunan yang menghadap barat dan timur kecil, bidang yang mengalirkan panas kecil, penggunaan AC lebih kecil.
Masa tidak sesuai dengan tapak yang memanjang ke arah utara selatan.
Bidang yang terkena radiasi panas matahari lebih besar sehingga suhu ruang meningkat, penggunaan AC meningkat.
Masa bangunan sesuai dengan tapak yang memanjang arah uatara selatan.
BUKAAN
BUKAAN
63
Bidang yang tekena sinar mthri luas tetapi secara miring, jendela tidak langsung menghadap matahari.
Tidak sesuai dengan orientasi tapak.
Sumber 44. Analisis penulis
Dari beberapa letak masa bangunan yang baik untuk diterapkan adalah
yang memiliki sisi bangunan paling kecil menghadap matahari dan yang dapat
sesuai dengan kondisi bentuk tapak .
IV.3.3. Analisis Tingkat Kebisingan
Pada daerah tapak terdapat daerah yang tingkat kebisingannya lebih
besar dibandingkan daerah lainnya.
Foto 20. Analisis kebisingan
Sumber 45. Google earth
64
Daerah yang ditandai dengan warna kuning merupakan daerah yang
tingkat kebisingannya tinggi karena merupakan jalan raya yang dilalui banyak
kendaraan. Pada daerah flyover memeiliki kontur tanjakan sehingga gas mesin
ditambah menghasilkan suara yang lebih dibanding jalan yang datar. Dalam
hal lain tingkat kepadatan kendaraan yang melalui jalan juga berpengaruh
pada tingkat kebisingan yang timbul.
Jalan Letjen S. Parman lebar jalan lebih lebar dibanding Jalan Brigjen
Katamso sehingga volume kendaraan yang lewat juga cenderung lebih banyak
dan lebih bising. Untuk daerah warna hijau didominasi oleh perumahan
penduduk sehingga tingkat kebisingan cenderung kecil.
Jadi kebisingan yang ditimbulkan oleh jalan raya di timur dan selatan
tapak harus dihindari secara arsitektural misalnya dengan membuat sound
barrier seperti pepohonan atau peninggian tanah, atau dengan menempatkan
ruangan-ruangan service di arah kebisingan datang.
Gambar 28. penangulangan kebisingan
Sumber 46. standard perancangan tapak the chiara
65
Penangulangan kebisingan yang dilakukan dengan pendekatan landskap
yaitu dengan membuat penyangga landskap, penyangga landskap ini meliputi
penutupan, penyerapan kebisingan atupun keduanya.
pepohonan atau perdu serta permukaan tanah yang direndahkan atau
ditinggikan dapat melemahkan kadar kebisingan.
IV.3.4. Analisis Zoning Tapak
Secara sederhana zoning bangunan dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu publik, private dan servis, yang mana publik merupakan pusat
perbelanjaan, private merupakan apartemen dan servis merupakan lahan
parkir sistem loading unloading, dan sebagainya.
Gambar 29 . zoning
Sumber 47. Analisis penulis
Hijau
Apartemen
Mall
Parkir
66
Zoning ini terbagi atas 4 bagian yaitu parkir yang terdapat di basement,
mall dari lantai satu sampai lantai empat, apartemen dari lantai 5 sampai 12
sedangkan daerah hijau terletak di sekeliling bangunan.
Daerah hijau yang terdapat disekeliling tapak berguna untuk sound
barrier sekaligus penahan panas matahari.
Zoning pada bangunan secara vertikal dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 30. Zoning vertikal
Sumber 48. Analisis Penulis
Zoning yang seperti ini dikarenakan keterbatasan ruang dan juga fungsi
mixed-use itu sendiri. Dengan menempatkan apartemen di bagian atas
diharapkan privasi dari apartemen akan lebih terjaga.
Apartemen
Parkir
penunjang
Mal
67
IV.4. Analisis Aspek Manusia
IV.4.1. Analisis Pelaku, Jenis dan Urutan kegiatan
Pengguna dari bangunan ini ada lima jenis yaitu pengunjung pusat
perbelanjaan, staff yang bekerja pada bangunan, pemilik atau penjual barang
di retail, penghuni apartemen dan tamu apartemen. keempat jenis pengguna
ini memiliki kegiatan masing-masing.
Aktivitas pengunjung pusat perbelanjaan
Pengunjung datang
Hanya untuk makan
Berbelanja
Pulang
Memarkirkan kendaraan
Mengambil kendaraan
68
Aktivitas staff yang bekerja pada bangunan
Aktivitas pemilik atau penjual pada retail
Masuk kerja
Bekerja
Pulang
Mengambil peralatan
Managemen Gedung
Mekanikal elektrikal
Perparkiran
Service
Masuk kerja
Membuka tokonya
Melakukan pekerjaannya
Pulang
Memarkirkan kendaraan
Memarkirkan kendaraan
Mengambil kendaraan
Mengambil kendaraan
69
Aktivitas pemilik apartemen
Bangun tidur
Mandi bersih-bersih Ganti baju
sarapan
Berangkat kerja
Memarkirkan kendaraan
Mengambil kendaraan
Pulang
Bersantai
Makan malam
Tidur kembali
70
Aktivitas Tamu apartemen
Tamu Datang
Front office
Ruang Tunggu
Lift
Pemilik Apartemen Datang
Parkir kendaraan
Bertamu di Apartemen
Pulang
Lift
Keluar
Ambil kendaraan
Diantar Pemilik Apartemen
Lift
71
IV.4.2. Analisis Kegiatan Pengguna, Sifat dan Kebutuhan Ruang
Ruang yang dibutuhkan pada bangunan mixed-use ini adalah
Table 4. Analisis kebutuhan ruang
Pengguna Kegiatan Sifat Ruang Ruang Pengunjung Pusat Perbelanjaan
Datang + memarkir kendaraan
service Parkiran
Masuk ke mal dari parkiran / drop off
Publik Pintu mall / teras
Berbelanja Publik Retail Makan Publik Restoran Menitipkan anak Publik nursery Nonton Publik Bioskop Pemilik Retail Datang + memarkir
kendaraan service Parkiran
Masuk ke mal dari parkiran / drop off
Publik Pintu mall / teras
Menjaga retail Semi Private Retail Pemilik Apartemen
Aktifitas Sehari-hari private Unit apartemen
Berangkat kerja Semi publik sirkulasi Ambil kendaraan Semi publik parkiran Berenang Semi private Kolam renang Bersantai bersama
pemilik apartemen lain
Semi private Ruang komunal
Makan Semi Publik Restoran Tamu Apartemen Datang + memarkir
kendaraan service Parkiran
Masuk ke mal dari parkiran / drop off
Publik Pintu mall / teras
melapor Semi publik Front office Menunggu Semi Publik Ruang tunggu Dijemput pemilik ke
apartemennya Semi publik sirkulasi
Staff bangunan Datang absensi menyimpan barang
private R. locker
peralatan kerja private Gudang Bekerja di building
management Semi publik Building
management Bekerja di utilitas Semi Publik R.utilitas Bekerja di keamanan Semi Publik Bagian Keamanan Mencuci Semi publik Loundry Pertemuan Semi publik Ballroom
72
Bekerja di parkiran Semi Publik Pengambilan karcis Parkir
Sumber 49 . Analisis Penulis
Jadi ruang-ruang yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Fungsi apartemen
1. Unit apartemen
2. Ruang elevator
3. Sirkulasi
4. Ball room
5. Ruang komunal
6. Tangga darurat
Fungsi Pusat Perbelanjaan
1. Retail / kios
2. Wc umum
3. Loading unloading
4. Gudang
5. Tangga darurat
6. Elevator
7. ATM center
8. Bioskop
9. Restoran
Fungsi Penunjang
1. Ruang ibadah / mushola
2. Nursery
73
3. Ruang merokok
Building management
1. Loundry
2. Front office
3. Locker
4. R. Rapat
5. Pantry
Ruang service
1. Ruang Utilitas ( AHU, Genset, R travo, R. Panel utama, R. Panel
distribusi, R. Cooling tower, R. Reservoir atas dan bawah, R.antena, R.
Mesin, R. Fire tank, R. Mesin lift, gudang perawatan, gudang teknisi
2. Parkir mobil dan motor
3. Kamar mandi dan Pantry
4. R. Keamanan.
Semua ruangan yang dibutuhkan ditata untuk mencapai poin “easy to
acces” dengan memakai konsep terpusat yaitu dengan pola melingkar
seluruh ruang-ruang mengitari ruangan pusat yaitu void Mal yang teletak
ditengah bangunan.
74
IV.5. Analisis Aspek Bangunan
IV.5.1. Analisis Kebutuhan dan Dimensi Ruang
Perhitungan luas sementara adalah sebagai berikut :
Gambar 31. Luas tapak
Sumber 50. Departemen Pekerjaan Umum
Jadi Luas dasar bangunan yang mungkin didirikan yaitu
= 45% x 6500 M 2 = 2.925 M 2
Luas total bangunan yang diijinkan yaitu
= 4 X 6500 = 26000 M 2
4 lantai = 4 X 2.925 M 2 = 11.700 M 2 ( mall)
Sisa untuk apartemen
= 26.000 – 11.700 = 14.300 M 2
Satu lantai apartemen
= 14.300 / 8 lantai = 1.787,5 M 2 – 20 % (sirkulasi + service)
= 1.430 M 2
86,6 M
75 M KDB : 45 % KLB : 4 Luas : 6500 M 2 Tinggi : 12 lantai
75
Tipe Apartemen
Table 5. tipe apartemen
Apartemen Denah Unit Tipe Kamar / Luas
Keterangan
Apartemen Kemanggisan Residence Kelas menengah atas Dengan 2 tower Tower A, 22 lantai sebanyak 576 unit Tower B, 22 lantai sebanyak 738 unit kemanggisanresidence.wordpress.com
Tipe 25 dengan 1 kamar tidur Luas 25 m2
40 unit perlantai tipikal
Tipe ini dapat diterapkan pd proyek, luasanya sedang
Tipe 50 dengan 3 kamar tidur Luas 50 m2 30 unit perlantai
Dapat digunakan untuk 3 kamar, luasan paling kcil
Apartemen Teluk Intan Kelas menengah atas 2 tower topas dan shapire Yang dibahas topas saja 17 lantai www.apartementelukintan.com
Tipe 21 dengan 1kamar tidur Luas 21 m2
Tipe studio dengan luas minimal dari tipe studio lain.
Tipe 40 dengan 2 kamar tidur Luas 40 m2
Tipe 45 dengan 2 kamar tidur Luas 45 m2
76
Tipe 63 dengan 3 kamar tidur Luas 63 m2
Tipe 70 dengan 3 kamar tidur Luas 70 m2
Apartemen City Park Kelas menengah bawah dengan 8 tower apartemencitypark.wordpress.com
Tipe studio dengan 1 kamar tidur Luas 24 m2 ± 20% dari semua unit
Dengan 1 kamar cukup luas lebih baik
Tipe 33 dengan 2 kamar tidur Luas 33 m2 ± 80% dari unit
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara unit dengan tipe studio,
2 kamar dan 3 kamar lebih banyak tipe 2 kamar dari yang lain. Perbandingan
ini dapat diterapkan dalam perancangan proyek. Sedang luasan unit yang
dapat dipakai yaitu untuk tipe studio dipakai 24 m2 , tipe 2 kamar dipakai
33m2.
77
Gambar 32. denah tipikal apartemen
Sumber 51. www.apartementelukintan.com
Pada apartemen teluk intan unit apartemen tipe studio ditempatkan pada
lantai bawah sampai lantai sebelas seterusnya didominasi unit 2 kamar,
sedang unit 3 kamar merata dari lantai 1 sampai teratas. Dapat dikatakan
sebagian besar unit yang dibuat adalah unit dengan 2 kamartidur.
Pada Apartemen Kemanggisan Residence tipikal lantai sama dari lantai
dasar sampai lantai teratas dengan 2 jenis unit yaitu 25 m2 dan 50 m2. Jumlah
unit dengan perbandingan 57% tipe 25 dan 43 % tipe 50 (dari segi jumlah)
sedang dari segi luasan 40% tipe 25 dan 60% tipe 50.
78
Gambar 33. denah tipikal apartemen
Sumber 52. Kemanggisanresidence.wordpress.com
Dari data diatas dapat dipergunakan untuk perancangan apartemen pada
proyek ini yaitu sebagai berikut :
Dengan pertimbangan efisiensi ruang maka tipe yang diinginkan untuk
apartemen yaitu tipe studio 24 m2 tipe 1kamar , tipe 2 kamar yaitu 40 m2 dan
tipe 3 kamar dengan luas 50 m2. Sedangkan penempatan tiap tipe mengikuti
pada apartemen Teluk Intan maka tipe studio diletakkan pada lantai-lantai
bawah dipadukan dengan tipe 2 kamar dan tiga kamar sedangkan lantai-lantai
atas khusus untuk tipe 2 kamar dan tiga kamar.
Jumlah unit masing-masing tipe ditentukan sebagai berikut :
Luasan untuk apartemen yaitu 14.300 M 2 sirkulasi 20%
14.300 M 2 – ( 20% x 14.300 M 2 ) =
14.300 M 2 – ( 2.860 M 2 ) =
= 11.440 M 2
79
Perbandingan jumlah unit yang diinginkan yaitu 20% untuk tipe studio, 50%
untuk tipe 2 kamar dan 30 % untuk tipe 3 kamar.
jadi jumlah unit =
Tipe studio 24 M 2 = 20% x 250 = 50 x 24 m2 = 1200 m2
Tipe 2 kamar 40 M 2 = 50% x 250 = 125 x 40 m2 = 5000 m2
Tipe 3 kamar 50 M 2 = 30% x 250 = 75 x 50 m2 = 3750 m2
Total luas untuk unit = 1200 + 5000 + 3750 = 9950 m2
Luasan sisa untuk fungsi lainnya =11.440 – 9.950 =1.490 m2
Jadi jumlah unit yang didapat adalah sebanyak 250 unit apartemen.
Table 6 . tabel besaran ruang
Apartemen
Ruang Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Unit Studio City park 1 kamar 4x6 m2 24 m2
Unit 2 kamar Teluk intan 2 kamar 8x5 m2 40 m2
Unit 3 kamar kemanggisan 3 kamar 10x5 m2 50 m2
Ruang elevator
Data arsitek 18 orang (4 unit) 3x3 m2
36 m2
Ball room surney 7x3 m2 21 m2
Ruang komunal
asumsi 50 orang 20x7,5 m2 150 m2
Loundry survey 20 mesin cuci 8x4 m2 32m2
Front office survey 7x3 m2 21 m2
Locker survey 32 loker 5x2 m2 10 m2
Pusat Perbelanjaan
Ruang Sumber Kapasitas Perhitungan Luas
Retai /kios Data Arsitek 5x5 m2 25 m2
Loading Unloading
survey 2 bus pickup 9x4 m2 36 m2
Gudang survey 4x4 m2 16 m2
Elevator survey 18 org 2 unit (3x3 m2)
18 m2
ATM center survey 6 mesin 5x4 m2 20m2
80
Bioskop Standard grapik
35 org 10x15 m2 150 m2
Restoran survey 20 org 5x10 m2 50 m2
Fungsi Penunjang
Ruang Sumber Kapasitas Perhitungan Luas
Ruang ibadah / mushola
survey 20 orang 7x5 m2 35 m2
Nursery survey 7x4 m2 28 m2
R. merokok survey 10 orang 5x2 m2 10 m2
Loker karyawan
survey 50 loker 4x5 m2 20 m2
Ruang Servis
Ruang Sumber Kapasitas Perhitungan Luas
Ruang utilitas
survey Mesin lift 3x3 m2 9 m2
Parkir Mobil dan Motor
Purnama, Lina, Parkir & Permasalahannya. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, 1981
125 mobil 73x60 m2 4375 m2
Kamar mandi dan Pantry mall
Survey blok-M mall
4 WC + 4 urinoir + 2wastafel
3x6 m2 18 m2
Management office
surney 10x10 m2 100 m2
R. Keamanan survey 5x5 m2 25 m2
81
IV.5.2. Sirkulasi Dalam Bangunan
Sirkulasi dalam bangunan dibagi atas 2 bagian yaitu sirkulasi horizontal
dan vertikal.
Sirkulasi horizontal
Sirkulasi horizontal dilakukan dengan melewati koridor-koridor pada
bangunan. Lebar koridor dipengaruhi oleh ruang-ruang yang mengapitnya,
apakah memiliki 2 sayap atau jhanya satu, pada proyek ini yaitu pada
apartemen di ambil koridor dengan dua sayap. Ketentuanya dapat dilihat pada
gambar.
Gambar 34. coridor
Sumber 53. graphich standard
Lebar yang mungkin menurut data arsitek yaitu 2,2 m sampai 2, 6 m
sesuai kebutuhan.
Sirkulasi Vertikal
Sistem pencapaian bangunan secara vertikal dilakukan dengan
beberapa jenis alat yaitu :
Tangga
Tangga biasanya digunakan untuk transportasi vertikal pada gedung
sebagai tangga darurat. Beberapa syarat tangga darurat adalah :
82
• Arah buka pintu ke tangga
• Pintu menutup otomatis
• Ada lampu & petunjuk
• Pintu tahan api minimum 2 jam
• Bebas asap
• Jarak tangga kebakaran dari tiap titik efektif maksimum 25 M’
• Lebar tangga minimum 1,2 M
• Lebar anak tangga minimum 28 CM & tinggi maksimum 20 CM
• Lebar pintu minimum 90 CM
• Tinggi pegangan minimum 110 CM
Sumber: Purnama, Lina, Parkir & Permasalahannya. Jakarta: Fakultas
Teknik Universitas Tarumanagara, 1981
Escalator
Eskalator adalah tangga yang dapat secara otomatis berputar untuk
menaikkan atau menurunkan manusia atau barang dari satu lantai ke lantai
lainnya. Eskalator memiliki dimensi sebagai berikut.
Escalator yang digunakan adalah tipe superimposed karena lebih
memungkinkan pengunjung untuk melihat-lihat barang dagangan karena
untuk naik atau turun harus berjalan melingkar.
83
Gambar 35. dimensi tangga
Sumber 54. Data Arsitek
Jenis-jenis eskalator adalah sebagai berikut.
Gambar 36. jenis tipologi eskalator
Sumber 55. Graphich standard
Lift / elevator
Ada dua jenis lift yang digunakan saat ini yaitu dibedakan dengan
jenis penggeraknya, ada lift dengan penggerak motor penggerak (traction
lift) ada juga dengan hidrolik. Pada proyek yang bertingkat 12 maka yang
dipakai adalah tipe kabel dengan motor penggerak.
84
Gambar 37 . Jenis lift
Sumber 56. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
Lift dengan penggerak piston biasanya dipakai pada gedung dengan
lantai sedikit atau lower rise karena memang daya jangkau piston pendek.
Sedangkan untuk midlerise atau highrise digunakan sistem motor.
Ruang luncur lift ditentukan dari jumlah dan konfigurasi tata letak lif.
Semua hambatan yang dapat mengganggu arus lalu lintas perlu
85
dihilanagkan. Tata letak lain yang juga sering dijumpai adalah bentuk ‘Cul-
De-Sac’ dan melingkar. Pada apartemen digunakan tipe berjejer dua.
Gambar 38. tata konf igurasi lif t
Sumber 57. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
Waktu yang dibutuhkan untuk lift bolak-balik dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut.
Sumber 58.Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
86
Table 7. Tabel kecepatan dan kapasitas lif t
Sumber 59. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
87
Diket : s = 5 m/detik h = 3 m n = 8 lantai m = 18 org mencari T1 (waktu perjalanan bolak-balik) T1 = (2h + 4s)(n-1)+s(3m+4) S Dimana h = jarak lantai ke lantai s = kecepatan rata-rata lift n = jumlah lantai yang dilayani lift m = daya angkut atau kapasitas lift T = (2 . 3 + 4 . 5 )(8-1) + 5(3 . 18 + 4) 5 T = 182 + 290 5 T =94,4 detik Mencari N1 (jumlah lift ) N1 = Lnetto x n x p x T1 300 x PB x m N1 = 1430 x 8 x 0.03 x94,4 300 x 3 x18 N1 = 32.398,08 16200 N1 = 1,99 =2 lift WT(waiting time) = T1/N1 = 94,4/2 = 47,2 detik
Untuk lift apartemen pemilik apartemen memiliki kunci akses pribadi
jadi orang lain tidak dapat menggunakan lift khusus apartemen.sedangkan
untuk mall perhitungannya adalah sebagai berikut :
Diket :
88
s = 5 m/detik h = 4 m n = 4 lantai m = 18 org mencari T1 (waktu perjalanan bolak-balik) T1 = (2h + 4s)(n-1)+s(3m+4) S Dimana h = jarak lantai ke lantai s = kecepatan rata-rata lift n = jumlah lantai yang dilayani lift m = daya angkut atau kapasitas lift T = (2 . 4 + 4 . 5 )(4-1) + 5(3 . 18 + 4) 5 T = 84 + 290 5 T =74,8 detik Mencari N1 (jumlah lift ) N1 = Lnetto x n x p x T1 300 x PB x m N1 = 2925 x 4 x 0.04 x74,8 300 x 4 x18 N1 = 35.006,4 21.600 N1 = 1.62 =2 lift
Jadi dibutuhkan lift untuk apartemen sebanyak 2 lift dan lift untuk mall
sebanyak 2 lift.
89
IV.5.3. Hubungan Skematik
Skematik pada bangunan mixed-use Pusat perbelanjaan dan Apartemen
ini adalah :
Hubungan Skematik Secara Umum
Unit Mall
Enterance
Mall
Parkiran
Apartemen
Enterance gate
Retail
Restaurant
R.service Bioskop
WC
WC
Service enterance
Enterance
90
Unit Apartemen
IV.5.4. Analisis Sistem Masa Bangunan
Dalam bukunya Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya Francis D.
K. Ching menjelaskan bahwa terdapat bentuk-bentuk dasar yaitu sebagai
berikut :
Table 8. Bentuk masa bangunan
Bentuk Keterangan Aplikasi
Lingkaran
sederetan titik yang disusun dengan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik.
Bentuk ini dipakai pada bangunan dengan fungsi seni seperti museum, galeri, sekolah seni dan lainnya.
Parkir/mal
Lobby
R. komunal
Front office
Lift
Unit Apartemen
91
Segitiga
adalah sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah sudut
Karena memiliki sudut lancip bentuk ini jarang dipakai hanya sebatas seni saja.
Persegi
adalah sebuah bidang datar yang mempunyai emppat buah sisi yang sama panjang dan empet buah sudut 90o
Bentuk yang lebih sering dipakai, bangunan pemerintahan, kantor yang bersifat tegas.
Sumber 60. Arsitektur bentuk ruang dan susunannya
Jadi bentuk yang sesuai dengan proyek kita yaitu apartemen dan pusat
perbelanjaan dimana tapaknya berbentuk segi empat dan kebutuhan ruang
sedapat mungkin dipakai seefisien mungkin yaitu bentuk persegi dengan tidak
menutup kemungkinan memakai bentuk bentuk segitiga atau lingkaran untuk
menimbulkan kesan dinamis ciri dari pusat perbelanjaan.
Dari bentuk-bentuk dasar ini tercipta bentuk bentuk turunan lain yang
merupakan awal terbentuknya sebuah bangunan. Wujud-wujud dasar ini juga
dapat digeser atau diputar menjadi ruang yang mempunyai bentuk yang tegas
teratur dan mudah dikenal yang disebut “Platonik Solid”, lingkaran
membentuk bola dan silinder, segi tiga membentuk kerucut dan piramida,
bujur sangkar membentuk kubus.
Dalam proyek mixed-use building apartemen dan pusat perbelanjaan ini
penerapan bentuk bentuk dasar dapat di terapkan dalam memberikan wajah
yang unik dan khas pada masa bangunan.
Untuk apartemen terdapat beberapa tipe dari susunan bangunan yaitu :
92
T ipe Bangunan Keterangan Kelebihan Kekurangan
Exterior coridor yaitu bangunan apartemen yang memiliki koridor yang terdapat di sisi luar bangunan, sehingga berbatasan langsung dengan outdoor. Biasanya dipakai pada sekolah, apartemen
Pencahayaan dan penghawaan alami mudah didapat
Koridor hanya dipakai satu deret apartemen ,boros akan area sirkulasi
Interior kcoridor yaitu bangunan dengan koridor di tengah antara dua deret ruangan. Biasanya dipakai untuk sekolah, apartemen
Satu koridor dapat digunakan untuk 2 deret apartemen sehingga irit sirkulasi
Pencahayaan dan penghawaan pada koridor tidak secara alami karena terletak di dalam
Bangunan apartemen dengan sebuah core ditengah dan dikelilingi oleh ruangan di 4 sisinya. Dipakai pada kantor swasta.dapat juga apartemen
Sistem core ditengah view yang didapat lebih banyak untuk 1 unit. koridor lbh sedikit
Unit yang didapat sedikit tetapi lebih luas.
Multiple exterior acces yaitu bangunan yang tiap satu unit terdapat sati akses tersendiri. Dipakai pada kondominium
Tiap unit memiliki akses tersendiri jadi privasi lebih terjaga.
Lebih boros energi dan mahal
Multiple interior acces yaitu bangunan dengan tiap unit atau beberapa unit memiliki acces tersendiri, baik itu elevator atau tangga. Dipakai pada kondominium
Beberapa unit memiliki akses sendiri sehingga kepadatan lift terhindari
Lebih boros energi untuk lift dan lbh mahal
93
Multi tower yaitu sebuah bangunan dengan beberapa tower yang disatukan dengan menghubungkannya dengan koridor. Biasanya pada kantor swasta.
Multi tower sehingga tiap unit lebih banyak view. Lebih privasi..
Boros sirkulasi . boros struktur
Table 9 . tipe koridor
Sumber 61. data arsitek Dapat disimpulkan bahwa sistem koridor yang cocok untuk dipakai
pada apartemen pada proyek ini adalah dengan sistem interior koridor karena
lebih hemat energi dan lebih murah tetapi koridor dibuat dari ujung ke ujung
sehingga cahaya alami dapat masuk dan udara juga dapat masuk secara
alamiah.
Struktur bangunan
Bangunan memiliki dua struktur utama yaitu sub-structure dan upper-
struckture. Sistem struktur yang dapat dipakai untuk proyek ini pada upper-
structure ada beberapa jenis yaitu:
Table 10. Struktur
Bentuk Struktur Keterangan Aplikasi
Struktur truss yang berbentuk flat atau bidang dengan dua penyangga yang berada di ujung dan hanya berbentuk tiang tunggal.
Struktur ini diaplikasikan untuk atap bangunan apartemen yang akan dibuat
94
Slab structure, Gabungan dari balok-balok yang saling berpotongan membentuk bidang.dengan lantai slab diatasnya .lebih mudah di banguna dan efisiensi waktunya.
Sistem struktur ini dipakai untuk struktur apartemen
Sumber 62. strukture verlag G. H.
Sedangkan untuk sub struktur terdapat beberapa jenis yaitu :
Table 11. jenis Pondasi
Jenis Pondasi keterangan Kekurangan dan kelebihan Bor Pile
Pondasi untuk sub-strukture dengan pengeboran lalu diisi dengan beton sehingga membentuk silinder yang mengeras.
Pembuatanya memakan waktu lama tetapi t idak membuat kebisingan dan efeknya kecil terhadap bangunan sekitar.
T iang Pancang
Pondasi dengan balok-balok berbentuk persegi panjang atau silinder yang ditancapkan dengan menekan ke tanah.
Pembuatanya relatif cepat dari bor pile tetapi dapat mengakibatkan bangunan sekitar rusak, pemasangannya sangat bising.
Pondasi Slab
Pondasi berbentuk tapakan yang berukuran lebar sehingga memberikan daya tekan menyeluruh.
Lebih aman dan tidak mengganggu bangunan sekitar tetapi boros akan material dan waktu pengerjaan lama.
Sumber 63. Internet
95
Pondasi yang cocok untuk kondisi tapak adalah pondasi tiang pancang
karena selain lebih cepat pemasangannya biayanya lebih murah, untuk
menhindari efek pada lingkungan sekitar maka tiang pancang diletakkan lebik
ke dalam tapak dan jauh dari perumahan sekitar.
Sedangkan modul struktur yang digunakan adalah sesuai dengan
perparkiran yaitu 8 meter karena 3 mobil diurutkan sejauh 8 meter (sumber
Religiana Hendarti, S.t.,MT).
IV.4.5. Analisis sistem Perparkiran
Sistem perparkiran pada bangunan adalah digunakan sistem parkir
basement yaitu dapat dilihat pada gambar dibawah .
Gambar 39. sirkulasi bangunan
Sumber 64. Analisis Penulis
Untuk pemilik apartemen menggunakan basemen 1sedangkan
pengunjung mall menggunkan basement 2 dan 3. Jadi pada saat pemilik
Apartemen
Ma
96
apartemen masuk langsung parkir di basement 1 sedangkan pengunjung mall
terus menuju ke basement 2 atau 3.
Kebutuhan parkir apartemen :
Perhitungan Parkir :
Luas tanah = 6.500 m2
KDB = 45 % ; KDH = 15 %
Luas Tipical = 1.430 m2
Luas Total = 14.300 m2
Unit sebanyak 250 unit
Rasio parkir apartemen 1 : 2 ( versi majalah idea)
Parkir Basement ½ x 250 =125 x 35 m2 = 4.375 m2
Kebutuhan Lt parkir basement = 70% x 6.500 = 4.550 m2
Kebutuhan parkir mall adalah :
Diket luas mall total = 11700 m2
Rasio parkir adalah 1 : 200 m2
Jadi jumlah mobil yang harus ditampung 1/50 x 11.700 = 234 mobil
Jadi luas basement yang dibutuhkan adalah 234 x 35 m2 = 8190 m2
Luas 1 lantai basement 4375 jadi 8190/4375 = 1,872 = 2 lantai
IV.4.6. Analisis sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan terdiri dari dua jenis yaitu sistem pencahayaan
alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami adalah sistem pencahayaan
97
dengan memanfaatkan penyinaran matahari, sedangkan sistem pencahayaan
buatan menggunakan lampu yang di berikan energi listrik.
Table 12. Pencahayaan
Sistem pencahayaan Kelebihan Kekurangan
Alami
• Menghemat energi dan biaya operasional bangunan
• Menciptakan ruang yang sehat,karena sinar matahari mengandung ultra violet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang
• Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan,baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung
• Mengakibatkan temperatur dalam ruangan meningkat
• Tidak sepanjang hari ada, hanya siang hari
Buatan
• Pada saat malam hari tanpa sinar matahari dapat digunakan.
• Dapat diatur kadar terangnya.
• Tidak menyebabkan panas ruangan yang berlebihan.
• Membutuhkan energi yang besar.
• Biayanya juga besar
• Tidak tahan lama.
Sumber 65 . Utilitas Dwi anggoro
Jadi untuk mengoptimalkan pencahayaan ruangan pemanfaatan sinar
alami dapat dipergunakan semaksimal mungkin pada siang hari untuk
menghemat energi dengan memberikan bukaan yang cukup pada bangunan
apartemen maupun mall.
98
Bangunan dengan fungsi yang beda maka beda pula kadar terang yang
diperlukannya, dibawah adalah tabel kebutuhan cahaya dalam lux meter.
Table 13Tabel kebutuhan cahaya.
Sumber 66. utilitas Dwi Anggoro
99
Alat untuk penerangan adalah lampu lampu dipergunakan bukan hanya
untuk menerangi tetapi juga untuk memberikan aksen artistik yang membuat
ruangan lebih indah. Contoh-contoh penyinaran buatan :
• Penyinaran atas (up-lighter), lampu yang menyorot ke atas
• Penyinar bawah (down-lighter), lampu yang menyorot ke bawah
• Penyorot sempit ( spot light ), lampu dengan sudut sinar <30o
• Penyorot lebar (flood light), lampu dengan sudut sinar >30o
• Penyiram dinding ( wall-wash light 0, lampu untuk menyiram bidang
vertikal dengan cahaya.
Ada beberapa jenis lampu yang digunakan untuk penerangan buatan yaitu
antara lain:
Table 14. Jenis Lampu
Jenis lampu Kekurangan kelebihan Lampu pijar
Lampu pijar (incandescent), cahaya dihasilkan oleh filamen dari bahan tungsten (titik lebur >2200oc ) yang berpijar karena panas.
Lampu ini memiliki afikasi rendah yaitu 8-10% selebihnya terbuang sebagai panas. Untuk memperbaikinya maka lampu ini diisi dengan gas halogen seperti iodine, chlorine, dan fluorine sehingga efikasinya menjadi 17,5lm/watt.
Dapat menghasilkan panas sehingga bisa dimanfaatkan untuk penghangat ruangan.
Lampu flourescent Jika bocor menimbulkan radiasi.
Pada lampu ini lebih dari 25 % energi dihasilkan untuk cahaya, efikasi antara 40-
100
cahaya dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian dalam tabung lampu yang berpendar terang karena menyerap gelombang pendek cahaya ultra ungu sebagai akibat lecutan listrik.
85lm/watt. Lebih hemat energi
Lampu HID (high-intensity discharge lamps)
cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam, seperti merkuri dalam tabung kaca atau kuarsa. Efikasinya antara 40-60lm/watt..untuk memperbaikinya diberi logam halida seperti thalium, indium, dan sodium karena itu disebut lampu metal halida efikasinya mencapai 70 % tetapi umurnya berkurang menjadi separohnya. Yang lebih terbaru disebut lampu uap bertekanan tinggi dengan tabung keramik dan isinya xenon, mercury, dan sodium, efikasinya mencapi 95lm/watt.
Dibutuhkan waktu antara 6-8menit untuk menguapkan merkuri dalam tabung, perlu selang 5-10 menit sebelum dihidupkan kembali
Terangnya sangat terang sehingga dimanfaatkan untuk menerangi gedung dengan volume besar seperti gedung olah raga.
Sumber 67. Panduan Struktur bangunan tinggi Jimmy S. Juanna
Jadi untuk menghemat energi digunakan lampu flourescent untuk
penerangan apartemen dan mall terkecuali untuk kolam renang dan sarana aut
101
door digunakan lampu dengan lux besar yaitu lampu HID (high-intensity
discharge lamps).
IV.4.7. Analisis Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan terdiri dari dua jenis yaitu sistem penghawaan
alamiah dan buatan.
Sistem Penghawaan Alamiah
Sistem penghawaan alami dibuat berupa ventilasi silang yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga membuat udara didalam ruangan dapat
bertukar. Udara yang bergerak menghasilkanpenyegaran terbaik, karena
terjadi proses penguapan yang berarti penurunan temperatur pada kulit.
Gambar 40. Ventilasi silang
Sumber 68. Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
Udara yang nyaman memiliki kecepatan tak lebih dari 5 km/jam dengan
suhu atau temperatur <30oC dan banyak mengandung O2. udara yang berada
di kota –kota besar di Indonesia terutama di daerah yang ketinggiannya tak
jauh dari permukaan laut kurang memberikan kenyamanan karena : udaranya
102
cenderung panas yaitu 23oC-34oC, udaranya kotor berdebu, mengandung asap,
anginnya tidak menetu, pada bangunan tinggi kecepatan anginnya tinggi.
Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kodisi udara disekitar adalah
dengan melakukan penanamanpepohonan hijau yang dapat menyaring udara
menjadi lebih baik.
Sistem penghawaan alamiah ini digunakan pada apartemen untuk
memberi sirkulasi udara pada daerah yang tidak sangat membutuhkan
penghawaan buatan seperti kamar tidur dan ruang kerja.
Sistem Penghawaan Buatan
Pengudaraan atau penghawaan buatan adalah upaya manusia untuk
mengatur kondisi udara sehingga tercapai kondisi dimana temperatur,
kelembaban, kebersihan udara dirasa nyaman bagi manusia. Penghawaan
buatan ini melibatkan peralatan mekanik yaitu sering kita sebut AC (Air
Conditioner). Ada beberapa tipe AC yaitu :
• AC Unit
• Tipe paket tunggal, di kenal sebagai tipe jendela (windows type).
Pada tipe ini seluruh AC ada pada satu wadah. Seluruh komponen
telah menjadi satu, jadi AC ini agak sedikit bising.
• Tipe paket terpisah, di kenal sebagai tipe split (split type). AC
ini mempunyai dua bagian terpisah yaitu unit dalam ruang (indoor
unit) dan unit luar ruang (outdoor unit). Tipe terpisah ini dapat
berupa tipe split tunggal (single split unit,satu unit luar ruang
103
melayani satu unit dalam ruang) dan dapat berupa tipe split ganda
(multi split type,satu unit ruang melayani beberapa unit dalam
ruang).Berdasarkan pemasangannya,tipe terpisah ini masih dapat
terbagi lagi, yaitu :
• Tipe langit-langit/dinding : Indoor unit dipasang di dinding
bagian atas.
Gambar 41. AC dinding daikin
Sumber 69. Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
• Tipe lantai : Indoor unit diletakkan di lantai.
Gambar 42. AC lantai daikin
Sumber 70.Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
• Tipe kaset : Indoor unit di pasang di langit-langit,menghadap
ke bawah.
Gambar 43. AC tipe Kaset
Sumber 71.Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
104
• AC Terpusat (central AC) : AC tipe besar yang dikendalikan secara
terpusat untuk melayani satu gedung besar,seperti toko grosir
besar,perhotelan dan perkantoran.
Sistem yang dipakai pada bangunan untuk mall adalah tipe AC terpusat
sedangkan untuk apartemen digunakan AC split.
Penghematan AC sangat dibutuhkan karena sebagian besar energi yang
dihabiskan adalah untuk penghawaan buatan. Cara atau langkah yang
dianjurkan untuk penghematan energi dalam pemakaian AC adalah,
• Mengorientasikan bangunan ke arah utara dan selatan guna
meminimalisir penyerapan panas matahari.
• Menata denah bangunan untuk melokalisir panas dan kelembaban.
• Membuat skala prioritas ruang yang memakai AC seperti ruang tidur atau
ruang kerja.
• Memakai bahan bangunan yang dapat menahan panas matahari untuk
masuk kedalam ruangan.
• Bila rumah kita memakai kaca, maka pakailah kaca yang dapat menahan
sinar matahari dengan radiasinya yang menyebabkan panas matahari
masuk.
• Menanam pepohonan yang dapat menyejukkan udara luar sehingga tanpa
AC udara dalam ruang bisa sejuk.
105
IV.4.8. Analisis Sistem Penanggulangan kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran dapat berbagai macam cara yaitu
antara lain dengan,
• pengaturan blok bangunan sehingga pencapaian terhadap lokasi dapat
diakses mobil pemadam kebakaran.
• Ketinggian bangunan, sirkulasi ruang juga perlu diatur sehingga mudah di
akses.
• Penempatan tangga kebakaran harus mudah di akses.
• Bangunan harus memiliki hidran yang dapat menjangkau semua
bangunan.
• Bahan bangunan dianjurkan bahan yang tahan api.
• Bangunan harus memiliki sistem detektor kebakaran yang baik.
Peralatan penanggulangan kebakaran antara lain adalah
• Hidran Kebakaran, yaitu suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang
telah terjadi dengan menggunakan air. Hidran terbagi dua yaitu
a) hidran luar
Gambar 44. Hidran dalam ruangan
Sumber 72. Utilitas bangunan dwi anggoro
106
b) hidran dalam gedung.
Gambar 45. Hidran luar ruangan
Sumber 73. Utilitas bangunan dwi anggoro
• Springkler
Pada peraturan dinas kebakaran disebutkan bahwa penggunaan alat
pemadam kebakaran
a) Untuk bangunan kelas A mulai dari lantai 4 atau ketinggian 14 meter
b) Untuk bangunan kelas B mulai dari lantai 8 atau ketinggian 40 meter
Gambar 46. Kepala Sprinkler
Sumber 74. Utilitas bangunan dwi anggoro
Kepala sprinkler merupakan bagian dari sprikler yang berada pada
ujung jaringan pipa diletakkan sedemikian rupa sehingga perubahan suhu
107
dapat memecahkan kepala sprikler dan akan memancarkan air keluar
secara otomatis. Setiap kepala sprikler dapat melayani area seluas 10-20
M 2 dengan ketinggian ruangan 3M.
• Halon
Halon dipakai di ruangan uyang penggunaan air tidak diperbolehkan
seperti ruangan arsip karena dapat rusak karena air.tabung gas halon
dihubungkan dengan instalasi ke arah kepala sprinkler.
Gambar 47 . Tabung gas Halon
Sumber 75.Utilitas bangunan dwi anggoro
• Fire dumper
Alat ini digunakan secara otomatis untuk menutup pipa ducting yang
mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar.
• Smoke and heat Ventilating
Yaitu alat yang dipasang pada daerah yang menghubungkan udara
luar. Kalau terjadi kebakaran maka asap akan dialirkan ke luar ruangan
sehingga tidak membahayakan.
108
• Vent and Exhaust
Alat yang dipasang pada tangga kebakaran yang berfungsi menghisap
asap dari kebakaran sehingga dalam tangga kebakaran semua asap
terhisap keluar ruangan atu dapat juga dipasang untuk memasukkan udara
luar yang bersih sehingga udara yang penuh asap didalam keluar karna
tekanan.
Gambar 48. ventilasi penghisap asap
Sumber 76 . Utilitas bangunan dwi anggoro.
• Tangga Kebakaran
Tangga adalah suatu tempat umtuk menghubungkan ruangan bawah
dengan ruangan-ruangan di atasnya.Selain untuk menghubungkan antar
ruangam-ruangan tersebut,tangga juga berfungsi sebagai tempat
melarikan diri dari kebakaran.
109
Konstruksi Tahan Api juga diperlukan untuk menanggulangi bahaya
kebakaran. Konstruksi tahan api yang digunakan pada proyek adalah :
Gambar 49. Struktur dibungkus beton
Sumber 77. Grapich standard
Pembungkusan struktur dengan beton, sehingga struktur tidak mudah
melebur ketika terjadi kebakaran.
IV.4.9. Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih.
Air bersih di dapatkan dari PAM. Jaringan air bersih ini terletak di
sepanjang jalan Letjen S. Parman.
Kebutuhan air dapat dihitung yaitu :
Sumber 78. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
V boiler = 45 liter / orang
Perkiraan populasi 4 orang / unit x 250 unit = 1000 orang
= 45 x 1000
110
= 45.000 liter / hari
V air keseharian = V air dingimn + v air panas
= 1000 orang x 135 liter /orang / hari
= 135000 liter / hari
V air kebakaran = V air Sprinkler + V air hidran
V air sprinkler = 250 unit x 18 x 30 liter
= 135.000 liter
V hidran = 4 unit hidran x400 x 30
= 48.000 liter
V kebakaran = 183.000 liter
V air AC = V air sirkulasi dan + Vair pendingin
V air sirkulasi = 8 liter x 1440 x1
= 11.520 liter / hari
V air pendingin= 230 liter
Jadi V air AC = 11.750 liter / hari
Jadi qd( volume kebutuhan air bangunan ) = 374.750 liter / hari
Untuk volume tangki bawah = 40% dari qd
= 149.900 liter
Untuk volume tangki atas = 15 % x qd
= 56.212 liter
Semua data tersebut diatas didapat dari buku panduan sistem bangunan
tinggi oleh Jimmy S.Juana.
111
IV.4.10. Analisa Pembuangan Limbah
Air kotor yang dihasilkan dalam bangunan ditampung oleh septik tank
atua di olah unit pengolahan limbah (SPT).
Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan khususnya bangunan
untuk kegiatan tertentu,seperti pabrik,hotel.restaurant dan super market.
Diperlukan tempat khusus untuk menampung sampah tersebut untuk
sementara. Untuk bangunan bertingkat tinggi diperlukan tempat khusus untuk
pembuangan sampah.
• Kotak-kotak pembungan yang terletak di setiap lantai dibagian servis.
• Box penampungan dibagian bawah yang berupa bagian ruangan gudang.
• Masing-masing box setiap lantai dihubungkan dengan shaft pembuangan
sampah.
Gambar 50. Shaft pembuangan sampah
Sumber 79.Utilitas bangunan dwi anggoro
112
Penyaluran Air Hujan dan Sumur Resapan,dilakukan dengan pemberian
pipa-pipa pada titik-titik pembuangan air hujan tertentu dan kemudian
disalurkan ke sumber resapan.
IV.4.11. Penangkal Petir
Pengamanan bangunan dari sambaran petir dilakukan dengan memasang
alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Beberapa jenis alat
penangkal petir adalah :
a) Sistem konfensional oleh Franklin, batang yang runcing dari
bahan coper spit dipasang paling atas dan dihubungkan dengan
batang tenbaga menuju batang elektroda yang ditanahkan.
b) Sistem sangkar Faraday, hampir sama dengan sistem Franklin
hanya saja dibuat memanjang sehingga jangkauannya luas.
Gambar 51. Penangkal petir sistem Faraday
Sumber 80 .Utilitas bangunan dwi anggoro
c) Sistem radio aktif/ semi radio aktif, sistem ini adalah dengan
memasangkan pipa tembaga dengan alat penangkal petir
dipuncak berbentuk payung ke tanah yang berair.
113
Gambar 52. Penangkal petir sistem Thomas
Sumber 81. Utilitas bangunan dwi anggoro
Sistem yang digunakan pada bangunan dan lebih sederhana adalah jenis
sistem thomas karena lebih efektif dan efisien tidak terlalu banyak tiang
penangkal.
IV.4.12. Sistem Utilitas Bangunan
Utilitas bangunan adalah sistem pemipaan yang ada pada bangunan.
Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal yang disembunyikan di dalam
tembok atau shaft dan biasanya diletakkan diatas langit-langit atau dilantai
instalasi. Jenis-jenis pemipaan adalah sebagai berikut :
Table 15. Warna pipa sanitasi
Sumber 82. Panduan sistem bangunan tinggi
114
Gambar 53. potongan Shaft
Sumber 83. Panduan sistem bangunan tinggi
Jaringan Pipa Air Bersih
Pasokan kebutuhan air bersih biasanya menggunakan pompa air untuk
menyalurkan kepermukaan tanah dan jika bangunannya tinggi, jaringan
pemipaan dibagi atas beberapa zona. Pasokan air bersih ada dua yaitu pasokan
ke atas dan ke bawah.
115
Gambar 54. Skema Pemipaan
Sumber 84. Panduan sistem bangunan tinggi
116
Jaringan Pipa Air Kotor dan Pipa Ventilasi
Seperti halnya pipa air bersih, pipa air kotor juga diletakkan dalam shaft
yang dihubungkan ke tempat penampungan yaitu septik tank. Pipa ventilasi
digunakan untuk memberikan udara dalam pipa sehingga dengan mudah
mengalir kebawah. Berikut skema jaringan pipa air kotor dan ventilasi.
Gambar 55. Skema pemipaan air kotor
Sumber 85. Panduan sistem bangunan tinggi