bab iv analisis data dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
50
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Pada sub bab ini akan sedikit dijelaskan mengenai profil perusahaan dari
PT. Ria Sarana Perdana Engineering, dimulai dari sejarah berdirinya hingga saat
ini, dan visi, misi perusahaan yang diterapkan untuk memajukan perusahaan setiap
waktunya.
4.1.1 Sejarah PT. Ria Sarana Perdana Engineering
PT. Ria Sarana Perdana Engineering adalah perusahaan kecil yang bergerak
dalam bidang pembuatan mesin-mesin produksi plastik pada masanya yang berdiri
tahun 1980 oleh Charlie Chandra. Pada saat itu perusahaan sedikit demi sedikit
merakit sebuah mesin yang dapat mengolah suatu bahan mentah dan akhirnya
perusahaan berhasil menciptakan sebuah mesin yang dapat mengolah bahan mentah
yaitu berupa biji plastik.
Pada tahun 1989 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang
dalam bidang pembuatan mesin-mesin produski terutama mesin yang mengolah biji-
biji plastik, biji plastik yang dimaksud pada awalnya adalah limbah-limbah plastik
bekas dari sisa produksi yang kemudian diolah kembali menjadi plastik, contohnya
seperti botol-botol plastik minuman yang biasa kita minum, botol-botol tersebut
diolah menjadi biji plastik kemudian menghasilkan plastik yaitu kantong plastik,
gelas/botol minum dll.
51
PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai terlihat peningkatan produksinya
yang signifikan tepatnya pada tahun 1992 dalam menciptakan mesin-mesin yang
dapat mengolah biji-biji plastik. Pada saat tahun 1998 PT Ria Sarana Perdana
Engeneering mendapatkan dampak dari terjadinya krisis moneter, akibatnya banyak
karyawan yang mengundurkan diri karena mereka takut tenaganya tidak dibayarkan
oleh perusahaan padahal pada masa itu PT. Ria Sarana Perdana Engineering tetap
berdiri dan berjalan bahkan masih dapat membayarkan gaji karyawan meskipun ada
pengurangan ditingkat produksi.
Tahun 2002 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang dengan
membangun anak perusahaan yaitu PT. Roda Perdana Utama Karya yang masih
berhubungan dibidang produksi hanya saja PT. Roda Perdana Utama Karya sebagai
jasa yang menerima pengolahan limbah-limbah plastik dari perusahaan lain. Hingga
saat ini PT. Ria Sarana Perdana Engineering terus meningkat produksinya dan
berkembang, catatan terakhir tahun 2012 perusahaan memiliki 6 buah mesin-mesin
besar untuk merakit dan menciptakan mesin-mesin yang menggunakan teknologi
berkualitas untuk dapat mengolah biji-biji plastik.
4.1.2 Visi dan Misi PT. Ria Sarana Perdana Engineering
PT. Ria Sarana Perdana Engineering memiliki Visi dan Misi untuk terus
maju dan berkembang hingga dapat bersaing baik skla nasional maupun skala
internasional dalam bidang pembuatan mesin-mesin plastik.
Visi
Menjadi perusahaan yang terdepan dalam bidang Industri Mesin, terbaik dan
inovatif di dalam maupun luar negeri dengan teknologi mutakhir dan hasil
52
berkualitas demi terwujudnya perusahaan yang sehat, mandiri dan dapat memajukan
industri Indonesia.
Misi
- Menciptakan sistem kerja yang berdisiplin tinggi dan lingkungan kerja yang
harmonis.
- Menjadi perusahaan yang maju hingga memiliki ISO (Internazional
Standart Operation) yang berkelas dunia.
- Maju tumbuh besar hingga dapat bersaing dengan para kompetitor dibidang
yang sama dengan kualitas terbaik.
- Menciptaka tenaga ahli sumber daya manusia yang berkualitas.
4.2 Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan divisi produksi PT Ria
Sarana Perdana Engineering. Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan profil
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama bekerja mereka. Berikut ini
hasil pengelompokan profil responden:
1. Jenis Kelamin Responden
Dalam peneitian ini, total responden berjumlah 69 orang responden,
dimana sebanyak 59 orang pria dan 10 orang wanita. Untuk dapat
memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
53
Sumber: hasil pengolahan data 2013
Gambar: 4.1 Grafik Jenis Kelamin Responden
2. Usia Responden
Dari keseluruhan 69 orang responden, diperoleh responden yang berusia
dibawah 20 tahun sebanyak 8 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 28
orang, usia 36-50 tahun sebanyak 18 orang, dan usia diatas 50 tahun
sebanyak 15 orang. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil
pengolahan data sebagai berikut:
54
Sumber: hasil pengolahan data 2013
Gambar: 4.2 Grafik Usia Responden
3. Lama Bekerjs Responden
Dari keseluruhan 69 orang responden, sebanyak 10 orang bekerja
dibawah 1 tahun, 13 orang bekerja antara 2 sampai 3 tahun, 21
orang bekerja antara 4 sampai 5 tahun, dan 25 orang telah
bekerja diatas 5 tahun. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil
pengolahan data sebagai berikut:
55
Sumber: hasil pengolahan data 2013
Gambar: 4.3 Grafik Lama Bekerja Responden
4.3 Analisis Hasil Penelitian
4.3.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode MSI (method of
successive interval) untuk melakukan transformasi data skala ordinal menjadi data
skala interval. Pengolahan data dilakukan penulis dengan menggunakan bantuan
software Microsoft Excel. Pemberian bobot pada kuesioner penelitian, sebagai
berikut :
- (SS) Sangat Setuju = 5
- (S) Setuju = 4
- (KS) Kurang Setuju = 3
- (TS) Tidak Setuju = 2
56
- (STS) Sangat Tidak Setuju = 1
Kemudian, hasil transformasi data yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job
Enrichment (X1) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Trasformasi Data Variabel Job Enrichment
Data Ordinal Data Interval
1 1,000
2 2,068
3 2,847
4 3,546
5 4,566
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
2. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job
Enlargement (X2) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Transformasi Data Variabel JoB Enlargement
Data Ordinal Data Interval
1 1,000
2 1,630
3 2,323
4 3,215
5 4,414
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
3. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel
Kinerja Karyawan (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
57
Tabel 4.3 Transformasi Data Variabel Kinerja Karyawan
Data Ordinal Data Interval
1 1,000
2 1,657
3 2,337
4 3,199
5 4,379
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel
Kepuasan Karyawan (Z) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Transformasi Data Variabel Kepuasan Karyawan
Data Ordinal Data Interval
1 1,000
2 1,736
3 2,495
4 3.339
5 4.440
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.2.1 Uji Validitas Variabel Job Enrichment (X1)
Variabel Job Enrichment diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil
berikut ini:
58
Tabel 4.5 Validitas Variabel Job Enrichment
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,021 0,20 Tidak Valid
2 0,151 0,20 Tidak Valid
3 0,291 0,20 Valid
4 0,257 0,20 Valid
5 0,154 0,20 Tidak Valid
6 0,344 0,20 Valid
7 0,224 0,20 Valid
8 0,311 0,20 Valid
9 0,509 0,20 Valid
10 0,211 0,20 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Karena masih ada butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan
pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu
butir 1, 2, 5. Kemudian, diperoleh hasil berikut ini:
Tabel 4.6 Validitas Job Enrichment (2)
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
3 0,165 0,20 Tidak Valid
4 0,169 0,20 Tidak Valid
6 0,323 0,20 Valid
7 0,300 0,20 Valid
8 0,427 0,20 Valid
9 0,524 0,20 Valid
10 0,217 0,20 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
59
Karena masih ada juga butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan
pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu
butir 3 dan 4. Kemudian, diperoleh hasil berikut ini:
Tabel 4.7 Validitas Job Enrichment (3)
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
6 0,305 0,20 Valid
7 0,307 0,20 Valid
8 0,480 0,20 Valid
9 0,512 0,20 Valid
10 0,262 0,20 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.2.2 Uji Validitas Variabel Job Enlargement (X2)
Variabel Job Enlargement diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh
hasil berikut ini:
Tabel 4.8 Validitas Variabel Job Enlargement
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,511 0,20 Valid
2 0,492 0,20 Valid
3 0,222 0,20 Valid
4 0,505 0,20 Valid
5 0,539 0,20 Valid
6 0,386 0,20 Valid
7 0,496 0,20 Valid
60
8 0,491 0,20 Valid
9 0,549 0,20 Valid
10 0,410 0,20 Valid
11 0,305 0,20 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.2.3 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Variabel Kinerja Karyawan diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil
berikut ini:
Tabel 4.9 Validitas Variabel Kinerja Karyawan
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,564 0,20 Valid
2 0,525 0,20 Valid
3 0,267 0,20 Valid
4 0,504 0,20 Valid
5 0,493 0,20 Valid
6 0,368 0,20 Valid
7 0,480 0,20 Valid
8 0,457 0,20 Valid
9 0,503 0,20 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
61
4.3.2.4 Uji Validitas Variabel Kepuasan Karyawan (Z)
Variabel Kepuasan Karyawan diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh
hasil berikut ini:
Tabel 4.10 Validitas Variabel Kepuasan Karyawan
Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,461 0,20 Valid
2 0,431 0,20 Valid
3 0,518 0,20 Valid
4 0,372 0,20 Valid
5 0,505 0,20 Valid
6 0,290 0,20 Valid
7 0,450 0,20 Valid
8 0,426 0,20 Valid
9 0,362 0,20 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS, dimana
apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka data dinyatakan reliable. Hasil
pengujian reliabilitas terhadap semua variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha
Kesimpulan
Job Enrichment (X1) 0,615 Reliabel
62
Job Enlargement (X2) 0,787 Reliabel
Kinerja Karyawan (Y) 0,774 Reliabel
Kepuasan Karyawan (Z) 0,745 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.3 Uji Normalitas
4.3.3.1 Uji Normalitas Variabel Job Enrichment (X1)
Hasil uji normalitas variabel Job Enrichment berdasarkan uji Kolmogorov-
Smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Uji Normalitas Variabel Job Enrichment
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
job_enrichment .090 69 .200* .990 69 .851
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
Sig. = 0,200 > 0,05
Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Job Enrichment dinyatakan
berdistribusi normal.
63
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability
Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Normalitas Variabel Job Enrichment
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enrichment
dapat dinyatakan berdistribusi normal.
4.3.3.2 Uji Normalitas Variabel Job Enlargement (X2)
Hasil uji normalitas variabel Job Enlargement berdasarkan uji Kolmogorov-
Smirnov adalah sebagai berikut:
64
Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Job Enlargement
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
job_enlargement .095 69 .200* .974 69 .161
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
Sig. = 0,200 > 0,05
Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Job Enlargement dinyatakan
berdistribusi normal.
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability
Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
65
Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabel Job Enlargement
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enlargement
dapat dinyatakan berdistribusi normal.
4.3.3.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Hasil uji normalitas variabel Kinerja Karyawan berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kinerja_karyawan .088 69 .200* .974 69 .152
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
66
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
Sig. = 0,200 > 0,05
Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Kinerja Karyawan dinyatakan
berdistribusi normal.
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability
Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Karya wan
67
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kinerja
Karyawan dapat dinyatakan berdistribusi normal.
4.3.3.4 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan (Z)
Hasil uji normalitas variabel Kinerja Karyawan berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kepuasan_karyawan .086 69 .200 .978 69 .277
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal
Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal
Keputusan
Sig. = 0,200 > 0,05
Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Kepuasan Karyawan
dinyatakan berdistribusi normal.
68
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability
Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kepuasan
Karyawan dapat dinyatakan berdistribusi normal.
4.3.4 Analisis Korelasi
Sebelum melakukan analisis jalur (path analysis), penulis terlebih dahulu
melakukan analisis korelasi untuk mengetahui sifat hubungan antara setiap variabel
yang diteliti.
69
4.3.4.1 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement
(X2)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job
Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Job Enlargement (X2). Penghitungan
dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.16 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2)
Correlations
job_enrichment job_enlargement
job_enrichment Pearson Correlation 1 .408**
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
job_enlargement Pearson Correlation .408** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job
Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) adalah sebesar 0.408. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,
akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan
dengan variabel Job Enlargement (X2)
Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan
variabel Job Enlargement (X2)
Dasar Pengambilan Keputusan:
70
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05
Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1) dengan
variabel Job Enlargement (X2).
4.3.4.2 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan
(Y)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job
Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Kinerja Karyawan (Y). Penghitungan
dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.17 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
job_enrichment
kinerja_karyawa
n
job_enrichment Pearson Correlation 1 .362**
Sig. (1-tailed) .001
N 69 69
kinerja_karyawan Pearson Correlation .362** 1
Sig. (1-tailed) .001
71
N 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job
Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.362. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang rendah dan positif. Selanjutnya, akan
dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan
dengan variabel Kinerja Karyawan (Y)
Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan
variabel Kinerja Karyawan (Y)
Dasar Pengambilan Keputusan:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Nilai Sig. = 0.001 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05
Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1)
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
72
4.3.4.3 Analisis Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan
(Y)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job
Enlargement (X2) memiliki hubungan dengan Kinerja Karyawan (Y). Penghitungan
dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.18 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
job_enlargement
kinerja_karyawa
n
job_enlargement Pearson Correlation 1 .980**
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
kinerja_karyawan Pearson Correlation .980** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job
Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.980. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang sangat kuat dan positif. Selanjutnya,
akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Variabel Job Enlargement (X2) tidak berhubungan secara signifikan
dengan variabel Kinerja Karyawan (Y)
73
Ha: Variabel Job Enlargement (X2) berhubungan secara signifikan dengan
variabel Kinerja Karyawan (Y)
Dasar Pengambilan Keputusan
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05
Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enlargement (X2)
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).
4.3.4.4 Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job
Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z).
Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.19 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Correlations
job_enrichment
kepuasan_karya
wan
job_enrichment Pearson Correlation 1 .638**
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
kepuasan_karyawan Pearson Correlation .638** 1
Sig. (1-tailed) .000
74
N 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job
Enrichment (X1) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.638. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang kuat dan positif. Selanjutnya, akan
dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan
dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)
Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan
variabel Kepuasan Karyawan (Y)
Dasar Pengambilan Keputusan:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05
Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1)
terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)
75
4.3.4.5 Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job
Enlargement (X2) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z).
Penghitungan dilakukan menggunakan program dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.20 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan(Z)
Correlations
job_enlargement
kepuasan_karya
wan
job_enlargement Pearson Correlation 1 .538**
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
kepuasan_karyawan Pearson Correlation .538** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job
Enlargement (X2) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.538. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,
akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Variabel Job Enlargement (X2) tidak berhubungan secara signifikan
dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)
Ha: Variabel Job Enlargement (X2) berhubungan secara signifikan dengan
variabel Kepuasan Karyawan (Z)
76
Dasar Pengambilan Keputusan:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05
Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enlargement (X2)
terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)
4.3.4.6 Korelasi Antara Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Kinerja
Karyawan (Y) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z). Penghitungan
dilakukan menggunakan program dan diperoleh hasil berikut:
Tabel 4.21 Korelasi Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z)
Correlations
kinerja_karyawa
n
kepuasan_karya
wan
kinerja_karyawan Pearson Correlation 1 .509**
Sig. (1-tailed) .000
N 69 69
kepuasan_karyawan Pearson Correlation .509** 1
Sig. (1-tailed) .000
77
N 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Kinerja
Karyawan (Y) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.509. Hal ini
menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,
akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho: Variabel Kinerja Karyawan (Y) tidak berhubungan secara signifikan
dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)
Ha: Variabel Kinerja Karyawan (Y) berhubungan secara signifikan dengan
variabel Kepuasan Karyawan (Z)
Dasar Pengambilan Keputusan:
- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel
tidak signifikan.
- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel
signifikan.
Keputusan:
Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05
Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.
Simpulan:
Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kinerja Karyawan (Y)
terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)
78
4.3.4.7 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi
Berdasarkan seluruh uji korelasi dan uji signifikansi yang dilakukan, dapat
dirangkum hasil analisis korelasi antar variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi
Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan
X1 dengan X2 0,408 Cukup Kuat, Positif dan Signifikan
X1 dengan Y 0,362 Rendah, Positif dan Signifikan
X2 dengan Y 0,980 Sangat Kuat, Positif dan Signifikan
X1 dengan Z 0,638 Kuat, Positif dan Signifikan
X2 dengan Z 0,538 Cukup Kuat, Positif dan Signifikan
Y dengan Z 0,509 Cukup Kuat, Positif dan Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.3.5 Analisis Jalur
Sebelum melakukan analisis, penulis hendak menampilkan diagram jalur
hubungan kausalitas antara variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2),
Kinerja Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z) yang diajukan penulis
berdasarkan teori-teori yang ada:
79
Gambar 4.8 Model Diagram Jalur Variabel X1, X2, Y dan Z
Untuk melakukan analisa jalur (path analysis), maka struktur hubungan pada
diagram jalur diatas akan dibagi menjadi 2 model, yaitu:
- Sub-struktur 1, yang menghubungkan antara variabel Job Enrichment (X1),
Job Enlargement (X2), dan Kepuasan Karyawan (Y). Berikut ini grafik sub-
struktur 1:
Gambar 4.9 Model Diagram Jalur Sub-struktur 1
80
- Sub-struktur 2, yang menghubungkan antara variabel Job Enrichment (X1),
Job Enlargement (X2), Kinera Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z).
Berikut ini grafik sub-struktur 2:
Gambar 4.10 Model Diagram Jalur Sub-struktur 2
4.3.5.1 Interpretasi Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan analisa jalur, akan diinterpretasikan terlebih dahulu
hasil uji statistik deskriptif pada variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement
(X2), Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z).
Interpretasi statistik deskriptif akan diawali dengan pembuatan kriteria
mengenai arti nilai masing-masing variabel tersebut. Untuk membuat kriteria,
terlebih dahulu ditentukan jumlah kelas sebanyak 5 kelas, yang terdiri dari kelas
pertama “sangat tidak baik”, kelas kedua “tidak baik”, kelas ketiga “cukup baik”,
kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”
81
Selanjutnya menggunakan rumus Sturges untuk lebar kelas, yaitu (Xmax –
Xmin) / Jumlah Kelas. Penghitungan dilakukan menggunakan nilai baru dengan
skala interval dari variabel X1, X2, Y, dan Z. Berikut ini adalah hasil penghitungan
dan interpretasi nilai dari semua variabel:
Tabel 4.23 Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y, dan Z
Interval Variabel
X1
Kriteria Interval Variabel
X2
Kriteria
4,56 sampai 3,85 Sangat Baik 4,14 sampai 3,51 Sangat Baik
3,85 sampai 3,13 Baik 3,50 sampai 2,87 Baik
3,12 sampai 2,41 Cukup Baik 2,86 sampai 2,23 Cukup Baik
2,40 sampai 1,69 Tidak Baik 2,22 sampai 1,59 Tidak Baik
1,68 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik 1,50 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik
Interval Variabel
Y
Kriteria Interval Variabel
Z
Kriteria
4,37 sampai 3,69 Sangat Baik 4,44 sampai 3,75 Sangat Baik
3,68 sampai 3,00 Baik 3,76 sampai 3,07 Baik
2,99 sampai 2,31 Cukup Baik 3,06 sampai 2,37 Cukup Baik
2,30 sampai 1,62 Tidak Baik 2,36 sampai 1,67 Tidak Baik
82
1,61 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik 1,66 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik
Selanjutnya, data statistik deskriptif yang diperoleh dari output SPSS adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.24 Deskriptif Data X1, X2, Y, dan Z
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
job_enrichment 69 3.366 .4094
job_enlargement 69 3.425 .5287
kinerja_karyawan 69 3.377 .5607
kepuasan_karyawan 69 3.303 .5398
Sumber: Hasil Data Pengolahan, 2013
Berdasarkan kriteria pada tabel 4.26, dapat dilakukan penilaian terhadap
mean dari setiap variabel:
Tabel 4.25 Hasil Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y, dan Z
Variabel Nilai mean Penilaian
Job Enrichment (X1) 3,36 Baik
Job Enlargement (X2) 3,42 Baik
Kinerja Karyawan (Y) 3,37 Baik
Kepuasan Karyawan (Z) 3,30 Baik
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
83
4.3.5.2 Analisis Jalur Sub-struktur 1
A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Sub-struktur 1
Tabel 4.26 Anova Sub-struktur 1
ANOVAc
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 20.572 2 10.286 841.609 .000a
Residual .807 66 .012
Total 21.378 68
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement
b. Dependent Variable: kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Hipotesis:
Ho: Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap variabel Y.
Ha: Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap variabel Y.
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig. = 0,000 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Simpulan:
Variabel Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Sehingga,
pengujian secara individual dapat dilakukan.
84
Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat diketahui melalui
tabel Model Summary berikut ini:
Tabel 4.27 Model Summary Sub-struktur 1
Model Summaryc
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .981a .962 .961 .11055
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement
b. Dependent Variable: kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Diketahui nilai RSquare sebesar 0.962 atau sama dengan 96,2%. Jadi,
variabel X1 dan X2 mempengaruhi variabel Y sebesar 96,2% dan sisanya
sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya
koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε1) = √ 1 – R²
= √ 1 – 0,962 = 0,1949
B. Pengujian Secara Individual Variabel X1 Terhadap Variabel Y
Table 4.28 Coefficients Sub-Struktur 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .040 .120 .335 .739
job_enrichment .063 .036 .046 1.747 .085
job_enlargement 1.059 .028 .999 38.138 .000
a. Dependent Variable: kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
85
Hipotesis:
Ho: Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y
Ha: Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0,085 atau > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.
C. Pengujian Secara Individual Variabel X2 Terhadap Variabel Y
Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient
sub-struktur 1 pada sub-bab sebelumnya.
Hipotesis:
Ho: Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y
Ha: Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y
Dasar Prngambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0,000 atau ,< 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 berkontribusi
secara signifikan terhadap variabel Y.
86
Selanjutnya, rangkuman nilai koefisien jalur pada sub-struktur 1 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(Beta)
Nilai
Sig.
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
Lain
X1 Terhadap Y 0,046 0,085
Kontribusi
Tidak
Signifikan
0,962
=
96,2%
0,1949
X2 Terhadap Y 0,999 0,000 Kontribusi
Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil nilai tersebut, diperoleh diagram jalur untuk Sub-Struktur
1 yang dapat digambarkan sebagai berikut:
0,046 0,1949
0,408
0,999
Gambar 4.11 Diagram Jalur Sub-struktur 1
X1
Y
X2
87
Dengan demikian dapat diperoleh persamaan struktural untuk sub-struktur 1
sebagai berikut:
Y = ρyX1 + ρyX2 + ε1
Y = 0,046 + 0,999 + 0,1949
Dimana R² = 0,962
Berdasarkan persamaan struktural sub-struktur 1, dapat diartikan bahwa:
- Kinerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1) dan Job
Enlargement (X2) secara simultan dan signifikan sebesar 96,2% dan sisanya
sebesar 3,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
- Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan oleh
karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan
dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin
rendah.
- Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan oleh
karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima dan
dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin
rendah.
88
4.3.5.3 Analisis Jalur Sub-struktur 2
A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Sub-struktur 2
Tabel 4.30 Anova Sub-struktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.904 3 3.301 21.659 .000b
Residual 9.907 65 .152
Total 19.811 68
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement, kinerja_karyawan
b. Dependent Variable: kepuasan_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Hipotesis:
Ho: Variabel X1, X2, dan Y tidak berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap variabel Z.
Ha: Variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap variabel Z.
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig. = 0,000 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
89
Simpulan:
Variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), dan Kinerja
Karyawan (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel
Kepuasan Karyawan (Z). Sehingga, pengujian secara individual dapat dilakukan.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan Y terhadap Z dapat diketahui
melalui tabel Model Summary berikut ini:
Tabel 4.31 Model Summary Sub-struktur 2
Model Summaryd
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .707c .500 .477 .39041
a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement,
kinerja_karyawan
b. Dependent Variable: kepuasan_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Diketahui nilai RSquare sebesar 0.500 atau sama dengan 50%. Jadi,
variabel X1, X2 dan Y mempengaruhi variabel Z sebesar 50% dan sisanya
sebesar 50% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya
koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε2) = √ 1 – R²
= √ 1 – 0,500 = 0,7071
90
B. Pengujian Secara Individual Variabel X1 Terhadap Z
Tabel 4.32 Coefficients Sub-struktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .090 .425 .213 .832
job_enrichment .664 .130 .504 5.128 .000
job_enlargement .314 .471 .308 .668 .507
kinerja_karyawan .224 .435 .271 .957 .045
a. Dependent Variable: kepuasan_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Hipotesis:
Ho: Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z
Ha: Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0,000 atau >0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 berkontribusi
secara signifikan terhadap variabel Z.
C. Pengujian Secara Individual Variabel X2 Terhadap Z
Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient
sub-struktur 2 pada sub-bab sebelumnya.
91
Hipotesis:
Ho: Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Z
Ha: Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0,507 atau > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 tidak
berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.
D. Pengujian Secara Individual Variabel Y Terhadap Variabel Z
Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient
sub-struktur 2 pada sub-bab sebelumnya.
Hipotesis:
Ho: Variabel Y tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z
Ha: Variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z
Dasar Pengambilan Keputusan:
Sig. ≥ 0,05 Ho diterima
Sig. < 0,05 Ho ditolak
Keputusan:
Sig = 0,045 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y
berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.
92
Selanjutnya, rangkuman nilai koefisien jalur pada sub-struktur 2 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(Beta)
Nilai
Sig.
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
Lain
X1 Terhadap Z 0,504 0,000 Kontribusi
Signifikan 0,500
=
50%
0,7071
X2 Terhadap Z 0,308 0,507
Kontribusi
Tidak
Signifikan
Y Terhadap Z 0,271 0,045 Kontribusi
Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil nilai tersebut, diperoleh diagram jalur untuk Sub-Struktur 2
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
0,504 0,7071
0,271
0,308
Gambar 4.12 Diagram Jalur Sub-struktur 2
X1
X2
Y Z
93
Dengan demikian dapat diperoleh persamaan struktural untuk sub-struktur 2
sebagai berikut:
Z = ρzX1 + ρzX2 + ρZY + ε2
Z = 0,504 + 0,308 + 0,271 + 0,7071 ε2
Dimana R² = 0,500
Berdasarkan persamaan struktural sub-struktur 2, dapat diartikan bahwa:
- Kepuasan Karyawan (Z) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1), Job
Enlargement (X2), dan Kinerja Karyawan (Y) secara simultan dan
signifikan sebesar 50% dan sisanya sebesar 50% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain di luar penelitian ini.
- Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan karyawan,
maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi. Begitu juga
sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan
dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan
semakin rendah.
- Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan
karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi.
Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima
dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan
semakin rendah.
- Semakin tinggi tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka akan diikuti dengan
tingkat Kepuasan Karyawan (Z) yang dirasakan saat bekerja. Begitu juga
94
sebaliknya, semakin rendah tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka tingkat
Kepuasan karyawan (Z) juga akan mengalami penurunan.
4.3.6 Analisis Ketepatan Prediktor
Setelah diperoleh koefisien pengaruh pada analisis jalur, dilakukan uji
validitas hasil riset dengan analisis ketepatan predictor. Analisis dilakukan
menggunakan angka Standar Error of Estimate yang diperoleh dari tabel Model
Summary, dan angka standar deviasi yang diperoleh dari tabel Descriptive Statistic.
4.3.6.1 Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 1
Tabel 4.34 Rangkuman Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 1
Variabel Standart Error of Estimate
Keterangan Standar Deviasi
Hasil
Job Erichment (X1)
0,110 < 0,409 Prediktor Benar
Job Enlargement (X2)
0,110 < 0,582 Prediktor Benar
Kinerja Karyawan (Y)
0,110 < 0,560 Prediktor Benar
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada sub-struktur 1, semua variabel
eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat
dan benar.
95
4.3.6.2 Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 2
Tabel 4.35 Rangkuman Hasil Ketepatan Prediktor Sub-struktur 2
Variabel Standart Error of Estimate
Keterangan Standar Deviasi
Hasil
Job Erichment (X1)
0,390 < 0,409 Prediktor Benar
Job Enlargement (X2)
0,390 < 0,582 Prediktor Benar
Kinerja Karyawan (Y)
0,390 < 0,560 Prediktor Benar
Kepuasan Karyawan (Z)
0,390 < 0,539 Prediktor Benar
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada sub-struktur 2, semua variabel
eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat
dan benar.
96
4.4. Rangkuman Hasil Analisis
4.4.1 Hasil Analisis Keseluruhan Simultan
Jadi, keseluruhan pengaruh kausalitas variabel Job Enrichment (X1) dan Job
Enlargement (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dan dampaknya terhadap
Kepuasan Karyawan (Z) secara simultan dengan garis yang berwarna biru dapat
digambarkan dalam model struktur sebagai berikut:
0,504
0,046
0,1949 0,7071
0,962 0,271
0,500
0,999
0,308
Gambar 4.13 Diagram Jalur Keseluruhan Struktur Penelitian
Berdasarkan seluruh koefisien jalur dari hubungan kausalitas yang ada,
dapat diketahui Pengaruh Kausal Langsung (PKL) dan Pengaruh Kausal Tidak
Langsung (PKTL) dari setiap variabel yang diteliti. Berikut ini hasil tersebut yang
ditampilkan dalam bentuk tabel:
X1
X2
Y Z
97
Tabel 4.36 Rangkuman Hasil Pengaruh Berdasarkan Koefisien Jalur
Pengaruh
Variabel
Koefisien
Jalur
Pengaruh Kausal
Langsung Tidak
Langsung
Pengaruh
Bersama
X1 Terhadap Y 0,046 0,046 - -
X2 Terhadap Y 0,999 0,999 - -
X1 Terhadap Z 0,504 0,504 0,046 x 0,271
= 0,012
-
X2 Terhadap Z 0,308 0,308 0,999 x 0,271
= 0,270
-
Y Terhadap Z 0,271 0,271 - -
X1 dan X2
Terhadap Y
- - - 0,962
X1, X2 dan Y
Terhadap Z
- - - 0,500
ε 1 0,1949 0,1949 - -
ε 2 0,7071 0,7071 - -
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan hasil analisis jalur sebagai
berikut:
1. Hipotesis sub-struktur 1, yaitu “Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement
(X2) berkontribusi secara signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Y)”.
Diperoleh hasil bahwa, secara simultan (keseluruhan) variabel XI dan X2
berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y. Namun, secara
98
individual kontribusi variabel Job Enrichment (X1) dinyatakan tidak
signifikan Terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) dan kontribusi variabel
Job Enlargement (X2) dinyatakan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan
(Y).
2. Hipotesis sub-struktur 2, yaitu “Job Enrichment (X1), Job Enlargement
(X2), dan Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap
Kepuasan Karyawan (Z)”. Diperoleh hasil bahwa, secara simultan
(keseluruhan) variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel Z. Namun, secara individual kontribusi variabel Job
Enrichment (X1) dinyatakan signifikan, kontribusi variabel Job Enlargement
(X2) dinyatakan tidak signifikan, dan kontribusi variabel Kinerja Karyawan
(Y) dinyatakan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z).
3. Pengaruh kausal langsung dan tidak langsung dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y sebesar 0,046 (pengaruh
total)
b. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Z sebesar 0,504
Pengaruh tidak langsung variabel X1 terhdap Z sebesar 0,012
Total pengaruh variabel X1 terhadap Z adalah sebesar 0,516
c. Pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y sebesar 0,999 (pengaruh
total)
d. Pengaruh langsung variabel X2 terhdap Z sebesar 0,308
Pengaruh tidak langsung variabel X2 terhdap Z sebesar 0,270
99
Total pengaruh variabel X2 terhdap Z adalah sebesar 0,578
e. Pengaruh langsung variabel Y terhdap Z sebesar 0,271
f. ε 1 sebesar 0,1949 menunjukkan koefisien pengaruh variabel lain diluar
penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel Y.
g. ε 2 sebesar 0,7071 menunjukkan koefisien pengaruh variabel lain diluar
penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel Z.
4.4.2 Hasil Analisis Individual
Berdasarkan analisis jalur yang dilakukan secara simultan diatas, telah
diketahui Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) dapat mempengaruhi
tingkat Kinerja Karyawan (Y) secara positif dan signifikan. Serta Job Enrichment
(X1) dan Job Enlargement (X2) melalui Kinerja Karyawan (Y) terbukti
mempengaruhi tingkat Kepuasan Karyawan (Z) sebesar 50% secara positif dan
signifikan. Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan tersebut, kemudian
dilakukan uji pengaruh secara individual dan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Job Enrichment (X1) berkontribusi secara positif dan tidak signifikan
terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, Job Enrichment berkontribusi
sebesar 0,046² x 100% = 0,21% dan tidak signifikan terhadap Kinerja
Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job Enrichment tidak dapat
mempengaruhi peningkatan Kinerja Karyawan secara signifikan, meskipun
Job Enrichment dan Kinerja Karyawan menunjukkan hasil yang baik, itu
artinya karyawan masih melaksanakan tanggung jawabnya atas Job
Enrichment yang diberikan.
100
2. Job Enlargement (X2) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan (Y).
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job
Enlargement adalah sebesar 0,999² x 100% = 99,80% dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job
Enlargement dapat mempengaruhi tingkat Kinerja Karyawan secara
signifikan.
3. Job Enrichment (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Karyawan (Z).
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job
Enrichment adalah sebesar 0,504² x 100% = 25,40% dan signifikan terhadap
Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Job Enrichment
mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara signifikan, itu artinya karyawan
mendapatkan kepuasan meskipun ada Job Enrichment atas tugasnya.
4. Job Enlargement (X2) berkontribusi secara positif dan tidak signifikan
terhadap Kepuasan Karyawan (Z).
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job
Enlargement adalah sebesar 0,308² x 100% = 9,48% dan tidak signifikan
terhadap Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Job
Enlargement tidak ada kontribusi langsung terhadap Kepuasan Karyawan,
artinya dengan adanya Job Enlargement karyawan merasa bahwa tidak ada
kepuasan karena pekerjaan yang mereka kerjakan tidak hanya pekerjaan
yang sehari-hari mereka kerjakan melainkan ada perluasan pekerjaan baru
yang harus mereka kerjakan.
101
5. Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap
Kepuasan Karyawan (Z).
Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Kinerja
Karyawan adalah sebesar 0,271² x 100% = 7,34% dan signifikan terhadap
Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Karyawan dapat
mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara signifikan.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan rangkuman hasil pengaruh seluruh koefisien jalur yang telah
dianalisis, dapat digambarkan hasilnya sebagai berikut:
\ 0,504
0,046 0,1949 0,7071
0,271 0,271
0,999
0,308
Gambar 4.14 Pembahasan Diagram Jalur Keseluruhan Struktur Penelitian
Garis yang berwarna merah menunjukkan bahwa variabel eksogen (bebas)
tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (terikat).
X1
X2
Y Z
102
Sementara, garis yang berwarna hitam menunjukkan bahwa variabel eksogen
(bebas) tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (terikat).
Trimming pada hasil model analisis jalur tidak dilakukan karena hasil yang
diperoleh setelah trimming tetap menunjukkan pengaruh yang signifikan pada
variabel X2 terhadap Y, X1 terhadap Z, dan Y terhadap Z. Walaupun demikian,
terjadi perubahan koefisien jalur yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.37 Perubahan Koefisien Jalur
Pengaruh Variabel Koefisien Jalur bila dilakukan Model Trimming
X2 Terhadap Y 0,638
X1 Terhadap Z 0,980
Y Terhadap Z 0,509
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
4.5.1 Job Enrichment (X1)
Berdasarkan hasil pengaruh Job Enrichment yang memiliki hasil rata-rata
paling kecil sebesar 3,058 pada butir 7 dalam dimensi “melakukan pekerjaan
vertikal” yaitu indikator “penambahan beban kerja vertikal” yang dijawab oleh
karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering. Job Enrichment
memberikan beban kerja kepada karyawan dalam hal kualitas atau kompleksitasnya
yaitu tolak ukur yang berkaitan dengan kemampuan, skill ataupun kecerdasan,
misalnya staff produksi yang bekerja mengontrol mesin-mesin baru diminta untuk
menjadi asisten manajer produksi yang pekerjaannya melakukan persiapan untuk
segala macam kegiatan mulai dari perencanaa hingga pembelian bahan baku. Itu
103
artinya karyawan diberi tugas yang levelnya diatas pekerjaan pokoknya saat ini,
maka dari itu karyawan memberikan penilaian terhadap Job Enrichment yang
dikerjakan sebagai beban kerja yang dapat menurunkan kinerja mereka.
Sementara itu, penilaian karyawan terhadap Job Enrichement yang diberikan
kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,110 pada butir 8 dalam
dimensi “membuka saluran umpan balik” yaitu indikator “menyangkut kinerja”.
Adanya Job Enrichment merupakan suatu penambahan pekerjaan bagi karyawan.
Setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan, tentunya karyawan itu bisa
mendapatkan umpan balik dari perusahaan berupa hasil kinerja mereka yang baik
ataupun kurang baik dalam menjalankan pekerjaanya. Dalam hal ini perusahaan
kurang memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai hasil kinerja mereka
sehingga karyawan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap adanya Job
Enrichment, melainkan yang perusahaan berikan hanya bagaimana karyawan bisa
bekerja sesuai keinginan perusahaan tanpa memberikan umpan balik terhadap hasil
kerja karyawan.
Adapun hasil jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tertinggi sebesar
3,757 pada butir 1 dalam dimensi “menggabungkan tugas” yaitu indikator “sifat
kerja yang lebih menantang”. Bahwa karyawan menjawab Job Enrichment selain
sebagai beban kerja juga merupakan suatu tantangan pekerjaan dimana karyawan
mendapatkan kesempatan belajar dalam bidang pekerjaan yang baru sehingga
karyawan dapat memiliki pengalaman serta pengetahuan yang lebih terhadap
pengayaan pekerjaan.
104
4.5.2 Job Enlargement (X2)
Berdasarkan hasil pengaruh Job Enlargement yang memiliki hasil rata-rata
paling kecil sebesar 3,120 pada butir 8 dalam dimensi “Job Enlargement membuat
pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator “tekanan kerja”. Bahwa adanya Job
Enlargement memberikan tekanan kerja pada karyawan, karena karyawan dituntut
untuk mampu menjalankan pekerjaan yang lebih luas dalam bentuk kuantitas yaitu
tolak ukur yang berkaitan dengan jumlah pekerjaan yang masih dalam satu level
dengan pekerjaan pokoknya, misalnya karyawan yang bertugas merakit mesin
diminta untuk mengecek hasil akhir dari mesin yang sudah jadi. Hal tersebut
merupakan ekspansi pekerjaan secara horizontal dan hasil ini disebut juga
memperluas cakupan pekerjaan (job range). Job Enlargement memberikan tekanan
kerja kepada karyawan namun tidak semua dapat melaksanakan Job Enlargement
karena karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar, jika tidak
pekerjaan tidak akan berjalan dengan baik.
Sementara itu, penilaian karyawan terhadap Job Enlargement yang diberikan
kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,168 pada butir 6 dalam
dimensi “Job Enlargement membuat pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator
“menurunkan motivasi”. Pemberian tugas dan tanggung jawab yang lebih besar
diharapkan peusahaan dapat memotivasi karyawan dalam bekerja serta memberikan
peluang untuk menghasilkan kinerja yang baik. Namun pada karyawan divisi
produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering mereka kurang termotivasi karena
menurut karyawan Job Enlargement adalah bentuk pekerjaan tambahan yang masih
dalam level yang sama sehingga hanya meningkatkan jumlah pekerjaan yang
mereka lakukan dan tanggung jawabnya menjadi lebih besar, maka dari itu Job
Enlargement yang diberikan perlu diperbaiki agar karyawan lebih termotivasi.
105
Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,633
pada butir 11 dalam dimensi “tingkat aktivasi Job Enlargement” yaitu indikator
“kedisiplinan”. Dalam penambahan tugas pekerjaan bukan hanya tanggung jawab
yang lebih besar namun dalam proses pengerjaannya perlu kedisiplinan untuk
menyelesaikan pekerjaannya, terbukti pada karyawan divisi produksi PT. Ria
Sarana Perdana Engineering bahwa mereka memiliki kedisiplinan tinggi baik dalam
kedisiplinan waktu, kedisiplinan dalam pekerjaan dan terbukti perusahaan benar-
benar menerapkan kedisiplinan yang tinggi demi terciptanya hasil kerja yang baik.
4.5.3 Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan pengaruh Kinerja Karyawan yang memilik hasil rata-rata paling
kecil sebesar 3,109 pada butir 2 dalam dimensi “kemampuan individu” yaitu
indikator “minat”. Bahwa perusahaan melihat dan menilai karyawan mana yang
memiliki minat terhadap pekerjaan yang diberikan, karena masih banyak karyawan
yang kurang baik kinerjanya, salah satu faktor minat lah yang mempengaruhi hal
tersebut dengan hasil rata-rata paling terkecil. Oleh sebab itu perusahaan melihat
dan menilai kinerja karyawan agar karyawan nyaman dan bisa disesuaikan dengan
mintanya tersebut sehingga pekerjaannya dapat dipertanggung jawabkan, hal
tersebut menunjukkan bahwa minat karyawan terhadap pekerjaannya sangat
berpengaruh pada hasil kerja mereka.
Sementara itu, penilaian terhadap Kinerja Karyawan yang diberikan
memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,156 pada butir 8 dalam dimensi
“dukungan organisasional” yaitu indikator “pelatihan dan pengembangan”. Bahwa
dengan adanya tugas-tugas tambahan baru pelatihan dan pengembangan sangat
diperlukan agar karyawan tetap menjaga tanggung jawab tugasnya. Dalam hal ini
106
perusahaan kurang memberikan pelatihan dan pengembangan pada setiap tugas-
tugas baru yang dikerjakan karyawan sehingga karyawan tidak bekerja secara
maksimal sebab pada tugas tambahan yang berada diatas level pekerjaan pokoknya
memberikan kesulitan bagi karyawan untuk mengerjakannya maka dari itu
sebelumnya perusahaan harus memberikan pelatihan terlebih dahulu agar karyawan
bisa dengan mudah mengerjakan tugasnya yang berada dilevel atas dari pekerjaan
pokoknya dan secara otomatis karyawan akan berkembang dengan memiliki
kemampuan yang baru dalam pekerjaannya tersebut.
Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3.554
pada butir 5 dalam dimensi “usaha yang dicurahkan” yaitu indikator “kehadiran”.
Hal ini karena masing-masing karyawan memiliki motivasi yang berbeda mengenai
suatu pekerjaan sehingga kehadiran mereka untuk bekerja sangatlah berpengaruh
penting karena dari rajinnya karyawan bekerja maka karyawan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Namun pada karyawan yang malas bekerja mereka akan
mendapatkan hasil kerja yang kurang memuaskan dan akan sulit untuk memenuhi
kebutuhannya.
4.5.4 Kepuasan Karyawan (Z)
Berdasarkan pengaruh Kepuasan Karyawan yang memiliki hasil rata-rata
paling kecil sebesar 2,976 pada butir 1 dalam dimensi “pembayaran gaji dan
kompensasi” yaitu indikator “keputusan promosi dibuat secara adil”. Karyawan
berharap akan kebijakan perusahaan yang memberikan promosi jabatan secara adil
kepada karyawan yang berpotensi, karena selama ini jika ada karyawan yang resign
maka atasan hanya menunjuk karyawan yang dekat dengan atasan lah yang akan
menempatkan posisi tersebut tanpa melihat karyawan itu berpotensi atau tidak.
107
Sementara karyawan lain yang berpotensi tidak memiliki kesempatan itu, padahal
banyak karyawan berpotensi yang tepat untuk menerima promosi jabatan tersebut
secara adil. Maka hal ini yang menyebabkan karyawan merasa perusahaan tidak adil
dalam memberikan kesempatan bagi karyawan yang berpotensi dan dapat
menduduki posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, posisi tersebut misalnya
seperti posisi sebagai manajer produksi atau kepala bagian dari divisi produksi.
Sementara itu, penilaian terhadap Kepuasan Karyawan memiliki hasil rata-
rata terkecil sebesar 3,030 pada butir 2 dalam dimensi “pembayaran gaji dan
kompensasi” yaitu indikator “pembayaran gaji dilakukan secara adil”. Karyawan
divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering merasa tidak puas terhadap
pemberian gaji yang diterima karena karyawan divisi produksi diberikan tugas
tambahan namun gaji yang mereka terima tidak sesuai, gaji mereka sebagai
karyawan divisi produksi sama dengan karyawan divisi lain yang tidak diberikan
tugas tambahan. Hal ini yang menyebabkan karyawan divisi produksi tidak puas
terhadap pemberian gaji yang tidak adil sehingga berdampak pada kinerja mereka.
Adapun karyawan menyatakan puas pada butir 8 dalam dimensi “hubungan
dengan rekan kerja” yaitu indikator “adanya suasan kekeluargaan antar rekan kerja”
yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,568. Salah satu faktor yang
mendukung karyawan dalam bekerja adalah rekan kerja, bahwa karyawan bisa
bekerja sama, saling membantu, kompak dalam hal yang pekerjaan, dapat menjalin
hubungan yang harmonis ketika bekerja karyawan satu dan karyawan lainnya
sehingga sesama karyawan akan merasa senang ketika bekerja dalam lingkungan
kerja yang memiliki suasana kekeluargaan yang baik dan bersahabat.
108
4.6 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, apabila perusahaan hendak mempertahankan
dan meningkatkan terus Kepuasan Karyawan saat bekerja, maka perusahaan perlu
memperhatikan unsur-unsur Job Enrichment dan Job Enlargement untuk
meningkatkan Kinerja Karyawan terlebih dahulu, khususnya pada karyawan divisi
produksi. Terutama pada Job Enrichment, karena unsur Job Enrichment tersebut
memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan langsungnya terhadap
kepuasan karyawan, dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan Job
Enlargement terhadap Kepuasan Karyawan.
Sementara untuk meningkatkan Kinerja Karyawan secara langsung dan
signifikan, variabel yang memiliki dampak pengaruh terbesar adalah Job
Enlargement, Job Enlargement memberikan kontribusi secara positif dan signifikan.
Job Enrichemnt berkontribusi secara positif namun tidak signifikan untuk dapat
meningkatkan Kinerja Karyawan. Namun pada Job Enrichment diperoleh hasil
bahwa Job Enrichment dapat mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara positif dan
signifikan, sehingga Kinerja Karyawan dan Kepuasan Karyawan lah yang sebaiknya
mendapatkan perhatian terlebih dahulu. Hal tersebut agar karyawan tetap
bertanggung jawab dan bekerja dengan baik atas Job Enrichment dan Job
Enlargement yang diberikan kepada karyawan.
Walaupun demikian secara tidak langsung Job Enrichment dan Job
Enlargement tetap dapat meningkatkan Kinerja Karyawan terlebih dahulu kemudian
dampaknya akan menghasilkan Kepuasan Karyawan yang lebih besar.