bab iv analisis data dan pembahasan -...

59
50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada sub bab ini akan sedikit dijelaskan mengenai profil perusahaan dari PT. Ria Sarana Perdana Engineering, dimulai dari sejarah berdirinya hingga saat ini, dan visi, misi perusahaan yang diterapkan untuk memajukan perusahaan setiap waktunya. 4.1.1 Sejarah PT. Ria Sarana Perdana Engineering PT. Ria Sarana Perdana Engineering adalah perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang pembuatan mesin-mesin produksi plastik pada masanya yang berdiri tahun 1980 oleh Charlie Chandra. Pada saat itu perusahaan sedikit demi sedikit merakit sebuah mesin yang dapat mengolah suatu bahan mentah dan akhirnya perusahaan berhasil menciptakan sebuah mesin yang dapat mengolah bahan mentah yaitu berupa biji plastik. Pada tahun 1989 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang dalam bidang pembuatan mesin-mesin produski terutama mesin yang mengolah biji- biji plastik, biji plastik yang dimaksud pada awalnya adalah limbah-limbah plastik bekas dari sisa produksi yang kemudian diolah kembali menjadi plastik, contohnya seperti botol-botol plastik minuman yang biasa kita minum, botol-botol tersebut diolah menjadi biji plastik kemudian menghasilkan plastik yaitu kantong plastik, gelas/botol minum dll.

Upload: trantuyen

Post on 09-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

50

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Pada sub bab ini akan sedikit dijelaskan mengenai profil perusahaan dari

PT. Ria Sarana Perdana Engineering, dimulai dari sejarah berdirinya hingga saat

ini, dan visi, misi perusahaan yang diterapkan untuk memajukan perusahaan setiap

waktunya.

4.1.1 Sejarah PT. Ria Sarana Perdana Engineering

PT. Ria Sarana Perdana Engineering adalah perusahaan kecil yang bergerak

dalam bidang pembuatan mesin-mesin produksi plastik pada masanya yang berdiri

tahun 1980 oleh Charlie Chandra. Pada saat itu perusahaan sedikit demi sedikit

merakit sebuah mesin yang dapat mengolah suatu bahan mentah dan akhirnya

perusahaan berhasil menciptakan sebuah mesin yang dapat mengolah bahan mentah

yaitu berupa biji plastik.

Pada tahun 1989 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang

dalam bidang pembuatan mesin-mesin produski terutama mesin yang mengolah biji-

biji plastik, biji plastik yang dimaksud pada awalnya adalah limbah-limbah plastik

bekas dari sisa produksi yang kemudian diolah kembali menjadi plastik, contohnya

seperti botol-botol plastik minuman yang biasa kita minum, botol-botol tersebut

diolah menjadi biji plastik kemudian menghasilkan plastik yaitu kantong plastik,

gelas/botol minum dll.

51

PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai terlihat peningkatan produksinya

yang signifikan tepatnya pada tahun 1992 dalam menciptakan mesin-mesin yang

dapat mengolah biji-biji plastik. Pada saat tahun 1998 PT Ria Sarana Perdana

Engeneering mendapatkan dampak dari terjadinya krisis moneter, akibatnya banyak

karyawan yang mengundurkan diri karena mereka takut tenaganya tidak dibayarkan

oleh perusahaan padahal pada masa itu PT. Ria Sarana Perdana Engineering tetap

berdiri dan berjalan bahkan masih dapat membayarkan gaji karyawan meskipun ada

pengurangan ditingkat produksi.

Tahun 2002 PT. Ria Sarana Perdana Engineering mulai berkembang dengan

membangun anak perusahaan yaitu PT. Roda Perdana Utama Karya yang masih

berhubungan dibidang produksi hanya saja PT. Roda Perdana Utama Karya sebagai

jasa yang menerima pengolahan limbah-limbah plastik dari perusahaan lain. Hingga

saat ini PT. Ria Sarana Perdana Engineering terus meningkat produksinya dan

berkembang, catatan terakhir tahun 2012 perusahaan memiliki 6 buah mesin-mesin

besar untuk merakit dan menciptakan mesin-mesin yang menggunakan teknologi

berkualitas untuk dapat mengolah biji-biji plastik.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Ria Sarana Perdana Engineering

PT. Ria Sarana Perdana Engineering memiliki Visi dan Misi untuk terus

maju dan berkembang hingga dapat bersaing baik skla nasional maupun skala

internasional dalam bidang pembuatan mesin-mesin plastik.

Visi

Menjadi perusahaan yang terdepan dalam bidang Industri Mesin, terbaik dan

inovatif di dalam maupun luar negeri dengan teknologi mutakhir dan hasil

52

berkualitas demi terwujudnya perusahaan yang sehat, mandiri dan dapat memajukan

industri Indonesia.

Misi

- Menciptakan sistem kerja yang berdisiplin tinggi dan lingkungan kerja yang

harmonis.

- Menjadi perusahaan yang maju hingga memiliki ISO (Internazional

Standart Operation) yang berkelas dunia.

- Maju tumbuh besar hingga dapat bersaing dengan para kompetitor dibidang

yang sama dengan kualitas terbaik.

- Menciptaka tenaga ahli sumber daya manusia yang berkualitas.

4.2 Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan divisi produksi PT Ria

Sarana Perdana Engineering. Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan profil

responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama bekerja mereka. Berikut ini

hasil pengelompokan profil responden:

1. Jenis Kelamin Responden

Dalam peneitian ini, total responden berjumlah 69 orang responden,

dimana sebanyak 59 orang pria dan 10 orang wanita. Untuk dapat

memperjelas di peroleh hasil pengolahan data sebagai berikut:

53

Sumber: hasil pengolahan data 2013

Gambar: 4.1 Grafik Jenis Kelamin Responden

2. Usia Responden

Dari keseluruhan 69 orang responden, diperoleh responden yang berusia

dibawah 20 tahun sebanyak 8 orang, usia 20-35 tahun sebanyak 28

orang, usia 36-50 tahun sebanyak 18 orang, dan usia diatas 50 tahun

sebanyak 15 orang. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil

pengolahan data sebagai berikut:

54

Sumber: hasil pengolahan data 2013

Gambar: 4.2 Grafik Usia Responden

3. Lama Bekerjs Responden

Dari keseluruhan 69 orang responden, sebanyak 10 orang bekerja

dibawah 1 tahun, 13 orang bekerja antara 2 sampai 3 tahun, 21

orang bekerja antara 4 sampai 5 tahun, dan 25 orang telah

bekerja diatas 5 tahun. Untuk dapat memperjelas di peroleh hasil

pengolahan data sebagai berikut:

55

Sumber: hasil pengolahan data 2013

Gambar: 4.3 Grafik Lama Bekerja Responden

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode MSI (method of

successive interval) untuk melakukan transformasi data skala ordinal menjadi data

skala interval. Pengolahan data dilakukan penulis dengan menggunakan bantuan

software Microsoft Excel. Pemberian bobot pada kuesioner penelitian, sebagai

berikut :

- (SS) Sangat Setuju = 5

- (S) Setuju = 4

- (KS) Kurang Setuju = 3

- (TS) Tidak Setuju = 2

56

- (STS) Sangat Tidak Setuju = 1

Kemudian, hasil transformasi data yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

1. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job

Enrichment (X1) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Trasformasi Data Variabel Job Enrichment

Data Ordinal Data Interval

1 1,000

2 2,068

3 2,847

4 3,546

5 4,566

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

2. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel Job

Enlargement (X2) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Transformasi Data Variabel JoB Enlargement

Data Ordinal Data Interval

1 1,000

2 1,630

3 2,323

4 3,215

5 4,414

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

3. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel

Kinerja Karyawan (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

57

Tabel 4.3 Transformasi Data Variabel Kinerja Karyawan

Data Ordinal Data Interval

1 1,000

2 1,657

3 2,337

4 3,199

5 4,379

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4. Hasil transformasi data ordinal menjadi data interval pada variabel

Kepuasan Karyawan (Z) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Transformasi Data Variabel Kepuasan Karyawan

Data Ordinal Data Interval

1 1,000

2 1,736

3 2,495

4 3.339

5 4.440

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.2.1 Uji Validitas Variabel Job Enrichment (X1)

Variabel Job Enrichment diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil

berikut ini:

58

Tabel 4.5 Validitas Variabel Job Enrichment

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,021 0,20 Tidak Valid

2 0,151 0,20 Tidak Valid

3 0,291 0,20 Valid

4 0,257 0,20 Valid

5 0,154 0,20 Tidak Valid

6 0,344 0,20 Valid

7 0,224 0,20 Valid

8 0,311 0,20 Valid

9 0,509 0,20 Valid

10 0,211 0,20 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Karena masih ada butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan

pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu

butir 1, 2, 5. Kemudian, diperoleh hasil berikut ini:

Tabel 4.6 Validitas Job Enrichment (2)

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

3 0,165 0,20 Tidak Valid

4 0,169 0,20 Tidak Valid

6 0,323 0,20 Valid

7 0,300 0,20 Valid

8 0,427 0,20 Valid

9 0,524 0,20 Valid

10 0,217 0,20 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

59

Karena masih ada juga butir pernyataan yang tidak valid, maka dilakukan

pengujian kembali setelah mengeluarkan butir pernyataan yang tidak valid, yaitu

butir 3 dan 4. Kemudian, diperoleh hasil berikut ini:

Tabel 4.7 Validitas Job Enrichment (3)

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

6 0,305 0,20 Valid

7 0,307 0,20 Valid

8 0,480 0,20 Valid

9 0,512 0,20 Valid

10 0,262 0,20 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.3.2.2 Uji Validitas Variabel Job Enlargement (X2)

Variabel Job Enlargement diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh

hasil berikut ini:

Tabel 4.8 Validitas Variabel Job Enlargement

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,511 0,20 Valid

2 0,492 0,20 Valid

3 0,222 0,20 Valid

4 0,505 0,20 Valid

5 0,539 0,20 Valid

6 0,386 0,20 Valid

7 0,496 0,20 Valid

60

8 0,491 0,20 Valid

9 0,549 0,20 Valid

10 0,410 0,20 Valid

11 0,305 0,20 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.3.2.3 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Variabel Kinerja Karyawan diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil

berikut ini:

Tabel 4.9 Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,564 0,20 Valid

2 0,525 0,20 Valid

3 0,267 0,20 Valid

4 0,504 0,20 Valid

5 0,493 0,20 Valid

6 0,368 0,20 Valid

7 0,480 0,20 Valid

8 0,457 0,20 Valid

9 0,503 0,20 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

61

4.3.2.4 Uji Validitas Variabel Kepuasan Karyawan (Z)

Variabel Kepuasan Karyawan diukur melalui pernyataan butir 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9. Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh

hasil berikut ini:

Tabel 4.10 Validitas Variabel Kepuasan Karyawan

Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,461 0,20 Valid

2 0,431 0,20 Valid

3 0,518 0,20 Valid

4 0,372 0,20 Valid

5 0,505 0,20 Valid

6 0,290 0,20 Valid

7 0,450 0,20 Valid

8 0,426 0,20 Valid

9 0,362 0,20 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.3.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS, dimana

apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka data dinyatakan reliable. Hasil

pengujian reliabilitas terhadap semua variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha

Kesimpulan

Job Enrichment (X1) 0,615 Reliabel

62

Job Enlargement (X2) 0,787 Reliabel

Kinerja Karyawan (Y) 0,774 Reliabel

Kepuasan Karyawan (Z) 0,745 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.3.3 Uji Normalitas

4.3.3.1 Uji Normalitas Variabel Job Enrichment (X1)

Hasil uji normalitas variabel Job Enrichment berdasarkan uji Kolmogorov-

Smirnov adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Uji Normalitas Variabel Job Enrichment

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

job_enrichment .090 69 .200* .990 69 .851

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal

Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal

Keputusan

Sig. = 0,200 > 0,05

Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Job Enrichment dinyatakan

berdistribusi normal.

63

Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability

Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik Normalitas Variabel Job Enrichment

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enrichment

dapat dinyatakan berdistribusi normal.

4.3.3.2 Uji Normalitas Variabel Job Enlargement (X2)

Hasil uji normalitas variabel Job Enlargement berdasarkan uji Kolmogorov-

Smirnov adalah sebagai berikut:

64

Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Job Enlargement

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

job_enlargement .095 69 .200* .974 69 .161

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal

Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal

Keputusan

Sig. = 0,200 > 0,05

Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Job Enlargement dinyatakan

berdistribusi normal.

Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability

Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:

65

Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabel Job Enlargement

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Job Enlargement

dapat dinyatakan berdistribusi normal.

4.3.3.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Hasil uji normalitas variabel Kinerja Karyawan berdasarkan uji

Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kinerja_karyawan .088 69 .200* .974 69 .152

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

66

Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal

Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal

Keputusan

Sig. = 0,200 > 0,05

Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Kinerja Karyawan dinyatakan

berdistribusi normal.

Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability

Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:

Gambar 4.6 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Karya wan

67

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kinerja

Karyawan dapat dinyatakan berdistribusi normal.

4.3.3.4 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan (Z)

Hasil uji normalitas variabel Kinerja Karyawan berdasarkan uji

Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kepuasan_karyawan .086 69 .200 .978 69 .277

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima, berarti data berdistribusi normal

Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, berarti data berdistribusi tidak normal

Keputusan

Sig. = 0,200 > 0,05

Berdasarkan nilai Sig. tersebut, data variabel Kepuasan Karyawan

dinyatakan berdistribusi normal.

68

Selanjutnya, dilakukan uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability

Plot. Diperoleh hasil grafik sebagai berikut:

Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Karyawan

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat data menyebar disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian data variabel Kepuasan

Karyawan dapat dinyatakan berdistribusi normal.

4.3.4 Analisis Korelasi

Sebelum melakukan analisis jalur (path analysis), penulis terlebih dahulu

melakukan analisis korelasi untuk mengetahui sifat hubungan antara setiap variabel

yang diteliti.

69

4.3.4.1 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement

(X2)

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job

Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Job Enlargement (X2). Penghitungan

dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:

Tabel 4.16 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2)

Correlations

job_enrichment job_enlargement

job_enrichment Pearson Correlation 1 .408**

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

job_enlargement Pearson Correlation .408** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job

Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) adalah sebesar 0.408. Hal ini

menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,

akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan

dengan variabel Job Enlargement (X2)

Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan

variabel Job Enlargement (X2)

Dasar Pengambilan Keputusan:

70

- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel

tidak signifikan.

- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel

signifikan.

Keputusan:

Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05

Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.

Simpulan:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1) dengan

variabel Job Enlargement (X2).

4.3.4.2 Analisis Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan

(Y)

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job

Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Kinerja Karyawan (Y). Penghitungan

dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:

Tabel 4.17 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y)

Correlations

job_enrichment

kinerja_karyawa

n

job_enrichment Pearson Correlation 1 .362**

Sig. (1-tailed) .001

N 69 69

kinerja_karyawan Pearson Correlation .362** 1

Sig. (1-tailed) .001

71

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job

Enrichment (X1) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.362. Hal ini

menunjukkan hubungan antar variabel yang rendah dan positif. Selanjutnya, akan

dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan

dengan variabel Kinerja Karyawan (Y)

Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan

variabel Kinerja Karyawan (Y)

Dasar Pengambilan Keputusan:

- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel

tidak signifikan.

- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel

signifikan.

Keputusan:

Nilai Sig. = 0.001 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05

Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.

Simpulan:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1)

terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).

72

4.3.4.3 Analisis Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan

(Y)

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job

Enlargement (X2) memiliki hubungan dengan Kinerja Karyawan (Y). Penghitungan

dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:

Tabel 4.18 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y)

Correlations

job_enlargement

kinerja_karyawa

n

job_enlargement Pearson Correlation 1 .980**

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

kinerja_karyawan Pearson Correlation .980** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job

Enlargement (X2) dan Kinerja Karyawan (Y) adalah sebesar 0.980. Hal ini

menunjukkan hubungan antar variabel yang sangat kuat dan positif. Selanjutnya,

akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Variabel Job Enlargement (X2) tidak berhubungan secara signifikan

dengan variabel Kinerja Karyawan (Y)

73

Ha: Variabel Job Enlargement (X2) berhubungan secara signifikan dengan

variabel Kinerja Karyawan (Y)

Dasar Pengambilan Keputusan

- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel

tidak signifikan.

- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel

signifikan.

Keputusan:

Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05

Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.

Simpulan:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enlargement (X2)

terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y).

4.3.4.4 Korelasi Antara Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z)

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job

Enrichment (X1) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z).

Penghitungan dilakukan menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil berikut:

Tabel 4.19 Korelasi Job Enrichment (X1) dan Kepuasan Karyawan (Z)

Correlations

job_enrichment

kepuasan_karya

wan

job_enrichment Pearson Correlation 1 .638**

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

kepuasan_karyawan Pearson Correlation .638** 1

Sig. (1-tailed) .000

74

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job

Enrichment (X1) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.638. Hal ini

menunjukkan hubungan antar variabel yang kuat dan positif. Selanjutnya, akan

dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Variabel Job Enrichment (X1) tidak berhubungan secara signifikan

dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)

Ha: Variabel Job Enrichment (X1) berhubungan secara signifikan dengan

variabel Kepuasan Karyawan (Y)

Dasar Pengambilan Keputusan:

- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel

tidak signifikan.

- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel

signifikan.

Keputusan:

Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05

Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.

Simpulan:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enrichment (X1)

terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)

75

4.3.4.5 Korelasi Antara Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan (Z)

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Job

Enlargement (X2) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z).

Penghitungan dilakukan menggunakan program dan diperoleh hasil berikut:

Tabel 4.20 Korelasi Job Enlargement (X2) dan Kepuasan Karyawan(Z)

Correlations

job_enlargement

kepuasan_karya

wan

job_enlargement Pearson Correlation 1 .538**

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

kepuasan_karyawan Pearson Correlation .538** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Job

Enlargement (X2) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.538. Hal ini

menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,

akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Variabel Job Enlargement (X2) tidak berhubungan secara signifikan

dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)

Ha: Variabel Job Enlargement (X2) berhubungan secara signifikan dengan

variabel Kepuasan Karyawan (Z)

76

Dasar Pengambilan Keputusan:

- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel

tidak signifikan.

- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel

signifikan.

Keputusan:

Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05

Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.

Simpulan:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Job Enlargement (X2)

terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)

4.3.4.6 Korelasi Antara Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z)

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Kinerja

Karyawan (Y) memiliki hubungan dengan Kepuasan Karyawan (Z). Penghitungan

dilakukan menggunakan program dan diperoleh hasil berikut:

Tabel 4.21 Korelasi Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z)

Correlations

kinerja_karyawa

n

kepuasan_karya

wan

kinerja_karyawan Pearson Correlation 1 .509**

Sig. (1-tailed) .000

N 69 69

kepuasan_karyawan Pearson Correlation .509** 1

Sig. (1-tailed) .000

77

N 69 69

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel diatas, besarnya koefisien korelasi (r) antara Kinerja

Karyawan (Y) terhadap Kepuasan Karyawan (Z) adalah sebesar 0.509. Hal ini

menunjukkan hubungan antar variabel yang cukup kuat dan positif. Selanjutnya,

akan dilakukan Uji Sig. sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Variabel Kinerja Karyawan (Y) tidak berhubungan secara signifikan

dengan variabel Kepuasan Karyawan (Z)

Ha: Variabel Kinerja Karyawan (Y) berhubungan secara signifikan dengan

variabel Kepuasan Karyawan (Z)

Dasar Pengambilan Keputusan:

- Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya hubungan antar variabel

tidak signifikan.

- Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak, artinya hubungan antar variabel

signifikan.

Keputusan:

Nilai Sig. = 0.000 yang berarti nilai Sig. ≤ 0,05

Maka, Ho ditolak , artinya hubungan antar variabel signifikan.

Simpulan:

Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kinerja Karyawan (Y)

terhadap variabel Kepuasan Karyawan (Z)

78

4.3.4.7 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi

Berdasarkan seluruh uji korelasi dan uji signifikansi yang dilakukan, dapat

dirangkum hasil analisis korelasi antar variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.22 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1 dengan X2 0,408 Cukup Kuat, Positif dan Signifikan

X1 dengan Y 0,362 Rendah, Positif dan Signifikan

X2 dengan Y 0,980 Sangat Kuat, Positif dan Signifikan

X1 dengan Z 0,638 Kuat, Positif dan Signifikan

X2 dengan Z 0,538 Cukup Kuat, Positif dan Signifikan

Y dengan Z 0,509 Cukup Kuat, Positif dan Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.3.5 Analisis Jalur

Sebelum melakukan analisis, penulis hendak menampilkan diagram jalur

hubungan kausalitas antara variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2),

Kinerja Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z) yang diajukan penulis

berdasarkan teori-teori yang ada:

79

Gambar 4.8 Model Diagram Jalur Variabel X1, X2, Y dan Z

Untuk melakukan analisa jalur (path analysis), maka struktur hubungan pada

diagram jalur diatas akan dibagi menjadi 2 model, yaitu:

- Sub-struktur 1, yang menghubungkan antara variabel Job Enrichment (X1),

Job Enlargement (X2), dan Kepuasan Karyawan (Y). Berikut ini grafik sub-

struktur 1:

Gambar 4.9 Model Diagram Jalur Sub-struktur 1

80

- Sub-struktur 2, yang menghubungkan antara variabel Job Enrichment (X1),

Job Enlargement (X2), Kinera Karyawan (Y), dan Kepuasan Karyawan (Z).

Berikut ini grafik sub-struktur 2:

Gambar 4.10 Model Diagram Jalur Sub-struktur 2

4.3.5.1 Interpretasi Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan analisa jalur, akan diinterpretasikan terlebih dahulu

hasil uji statistik deskriptif pada variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement

(X2), Kinerja Karyawan (Y) dan Kepuasan Karyawan (Z).

Interpretasi statistik deskriptif akan diawali dengan pembuatan kriteria

mengenai arti nilai masing-masing variabel tersebut. Untuk membuat kriteria,

terlebih dahulu ditentukan jumlah kelas sebanyak 5 kelas, yang terdiri dari kelas

pertama “sangat tidak baik”, kelas kedua “tidak baik”, kelas ketiga “cukup baik”,

kelas keempat “baik”, kelas kelima “sangat baik”

81

Selanjutnya menggunakan rumus Sturges untuk lebar kelas, yaitu (Xmax –

Xmin) / Jumlah Kelas. Penghitungan dilakukan menggunakan nilai baru dengan

skala interval dari variabel X1, X2, Y, dan Z. Berikut ini adalah hasil penghitungan

dan interpretasi nilai dari semua variabel:

Tabel 4.23 Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y, dan Z

Interval Variabel

X1

Kriteria Interval Variabel

X2

Kriteria

4,56 sampai 3,85 Sangat Baik 4,14 sampai 3,51 Sangat Baik

3,85 sampai 3,13 Baik 3,50 sampai 2,87 Baik

3,12 sampai 2,41 Cukup Baik 2,86 sampai 2,23 Cukup Baik

2,40 sampai 1,69 Tidak Baik 2,22 sampai 1,59 Tidak Baik

1,68 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik 1,50 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik

Interval Variabel

Y

Kriteria Interval Variabel

Z

Kriteria

4,37 sampai 3,69 Sangat Baik 4,44 sampai 3,75 Sangat Baik

3,68 sampai 3,00 Baik 3,76 sampai 3,07 Baik

2,99 sampai 2,31 Cukup Baik 3,06 sampai 2,37 Cukup Baik

2,30 sampai 1,62 Tidak Baik 2,36 sampai 1,67 Tidak Baik

82

1,61 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik 1,66 sampai 1,00 Sangat Tidak Baik

Selanjutnya, data statistik deskriptif yang diperoleh dari output SPSS adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.24 Deskriptif Data X1, X2, Y, dan Z

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation

job_enrichment 69 3.366 .4094

job_enlargement 69 3.425 .5287

kinerja_karyawan 69 3.377 .5607

kepuasan_karyawan 69 3.303 .5398

Sumber: Hasil Data Pengolahan, 2013

Berdasarkan kriteria pada tabel 4.26, dapat dilakukan penilaian terhadap

mean dari setiap variabel:

Tabel 4.25 Hasil Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y, dan Z

Variabel Nilai mean Penilaian

Job Enrichment (X1) 3,36 Baik

Job Enlargement (X2) 3,42 Baik

Kinerja Karyawan (Y) 3,37 Baik

Kepuasan Karyawan (Z) 3,30 Baik

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

83

4.3.5.2 Analisis Jalur Sub-struktur 1

A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Sub-struktur 1

Tabel 4.26 Anova Sub-struktur 1

ANOVAc

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 20.572 2 10.286 841.609 .000a

Residual .807 66 .012

Total 21.378 68

a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement

b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Hipotesis:

Ho: Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap variabel Y.

Ha: Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap variabel Y.

Dasar Pengambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig. = 0,000 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Simpulan:

Variabel Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) berkontribusi

secara simultan dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Sehingga,

pengujian secara individual dapat dilakukan.

84

Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat diketahui melalui

tabel Model Summary berikut ini:

Tabel 4.27 Model Summary Sub-struktur 1

Model Summaryc

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .981a .962 .961 .11055

a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement

b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Diketahui nilai RSquare sebesar 0.962 atau sama dengan 96,2%. Jadi,

variabel X1 dan X2 mempengaruhi variabel Y sebesar 96,2% dan sisanya

sebesar 3,8% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya

koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε1) = √ 1 – R²

= √ 1 – 0,962 = 0,1949

B. Pengujian Secara Individual Variabel X1 Terhadap Variabel Y

Table 4.28 Coefficients Sub-Struktur 1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .040 .120 .335 .739

job_enrichment .063 .036 .046 1.747 .085

job_enlargement 1.059 .028 .999 38.138 .000

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

85

Hipotesis:

Ho: Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y

Ha: Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig = 0,085 atau > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 tidak

berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y.

C. Pengujian Secara Individual Variabel X2 Terhadap Variabel Y

Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient

sub-struktur 1 pada sub-bab sebelumnya.

Hipotesis:

Ho: Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y

Ha: Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y

Dasar Prngambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig = 0,000 atau ,< 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 berkontribusi

secara signifikan terhadap variabel Y.

86

Selanjutnya, rangkuman nilai koefisien jalur pada sub-struktur 1 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.29 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1

Pengaruh

Antar

Variabel

Koefisien

Jalur

(Beta)

Nilai

Sig.

Hasil

Pengujian

Koefisien

Determinasi

Koefisien

Variabel

Lain

X1 Terhadap Y 0,046 0,085

Kontribusi

Tidak

Signifikan

0,962

=

96,2%

0,1949

X2 Terhadap Y 0,999 0,000 Kontribusi

Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil nilai tersebut, diperoleh diagram jalur untuk Sub-Struktur

1 yang dapat digambarkan sebagai berikut:

0,046 0,1949

0,408

0,999

Gambar 4.11 Diagram Jalur Sub-struktur 1

X1

Y

X2

87

Dengan demikian dapat diperoleh persamaan struktural untuk sub-struktur 1

sebagai berikut:

Y = ρyX1 + ρyX2 + ε1

Y = 0,046 + 0,999 + 0,1949

Dimana R² = 0,962

Berdasarkan persamaan struktural sub-struktur 1, dapat diartikan bahwa:

- Kinerja Karyawan (Y) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1) dan Job

Enlargement (X2) secara simultan dan signifikan sebesar 96,2% dan sisanya

sebesar 3,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.

- Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan oleh

karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu

juga sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan

dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin

rendah.

- Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan oleh

karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin tinggi. Begitu

juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima dan

dikerjakan oleh karyawan, maka Kinerja Karyawan (Y) juga akan semakin

rendah.

88

4.3.5.3 Analisis Jalur Sub-struktur 2

A. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) Sub-struktur 2

Tabel 4.30 Anova Sub-struktur 2

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.904 3 3.301 21.659 .000b

Residual 9.907 65 .152

Total 19.811 68

a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement, kinerja_karyawan

b. Dependent Variable: kepuasan_karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Hipotesis:

Ho: Variabel X1, X2, dan Y tidak berkontribusi secara simultan dan

signifikan terhadap variabel Z.

Ha: Variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap variabel Z.

Dasar Pengambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig. = 0,000 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

89

Simpulan:

Variabel Job Enrichment (X1), Job Enlargement (X2), dan Kinerja

Karyawan (Y) berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel

Kepuasan Karyawan (Z). Sehingga, pengujian secara individual dapat dilakukan.

Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan Y terhadap Z dapat diketahui

melalui tabel Model Summary berikut ini:

Tabel 4.31 Model Summary Sub-struktur 2

Model Summaryd

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .707c .500 .477 .39041

a. Predictors: (Constant), job_enrichment, job_enlargement,

kinerja_karyawan

b. Dependent Variable: kepuasan_karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Diketahui nilai RSquare sebesar 0.500 atau sama dengan 50%. Jadi,

variabel X1, X2 dan Y mempengaruhi variabel Z sebesar 50% dan sisanya

sebesar 50% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Sementara itu, besarnya

koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian adalah sebesar (pYε2) = √ 1 – R²

= √ 1 – 0,500 = 0,7071

90

B. Pengujian Secara Individual Variabel X1 Terhadap Z

Tabel 4.32 Coefficients Sub-struktur 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .090 .425 .213 .832

job_enrichment .664 .130 .504 5.128 .000

job_enlargement .314 .471 .308 .668 .507

kinerja_karyawan .224 .435 .271 .957 .045

a. Dependent Variable: kepuasan_karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Hipotesis:

Ho: Variabel X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z

Ha: Variabel X1 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z

Dasar Pengambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig = 0,000 atau >0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X1 berkontribusi

secara signifikan terhadap variabel Z.

C. Pengujian Secara Individual Variabel X2 Terhadap Z

Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient

sub-struktur 2 pada sub-bab sebelumnya.

91

Hipotesis:

Ho: Variabel X2 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

Z

Ha: Variabel X2 berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z

Dasar Pengambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig = 0,507 atau > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X2 tidak

berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.

D. Pengujian Secara Individual Variabel Y Terhadap Variabel Z

Pengambilan keputusan masih dilakukan berdasarkan tabel coefficient

sub-struktur 2 pada sub-bab sebelumnya.

Hipotesis:

Ho: Variabel Y tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z

Ha: Variabel Y berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z

Dasar Pengambilan Keputusan:

Sig. ≥ 0,05 Ho diterima

Sig. < 0,05 Ho ditolak

Keputusan:

Sig = 0,045 atau < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Y

berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Z.

92

Selanjutnya, rangkuman nilai koefisien jalur pada sub-struktur 2 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2

Pengaruh

Antar

Variabel

Koefisien

Jalur

(Beta)

Nilai

Sig.

Hasil

Pengujian

Koefisien

Determinasi

Koefisien

Variabel

Lain

X1 Terhadap Z 0,504 0,000 Kontribusi

Signifikan 0,500

=

50%

0,7071

X2 Terhadap Z 0,308 0,507

Kontribusi

Tidak

Signifikan

Y Terhadap Z 0,271 0,045 Kontribusi

Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil nilai tersebut, diperoleh diagram jalur untuk Sub-Struktur 2

yang dapat digambarkan sebagai berikut:

0,504 0,7071

0,271

0,308

Gambar 4.12 Diagram Jalur Sub-struktur 2

X1

X2

Y Z

93

Dengan demikian dapat diperoleh persamaan struktural untuk sub-struktur 2

sebagai berikut:

Z = ρzX1 + ρzX2 + ρZY + ε2

Z = 0,504 + 0,308 + 0,271 + 0,7071 ε2

Dimana R² = 0,500

Berdasarkan persamaan struktural sub-struktur 2, dapat diartikan bahwa:

- Kepuasan Karyawan (Z) dipengaruhi oleh Job Enrichment (X1), Job

Enlargement (X2), dan Kinerja Karyawan (Y) secara simultan dan

signifikan sebesar 50% dan sisanya sebesar 50% dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain di luar penelitian ini.

- Semakin baik Job Enrichment (X1) yang diterima dan dikerjakan karyawan,

maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi. Begitu juga

sebaliknya, semakin buruk Job Enrichment (X1) yang diterima dan

dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan

semakin rendah.

- Semakin baik Job Enlargement (X2) yang diterima dan dikerjakan

karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan semakin tinggi.

Begitu juga sebaliknya, semakin buruk Job Enlargement (X2) yang diterima

dan dikerjakan karyawan, maka tingkat Kepuasan Karyawan (Z) juga akan

semakin rendah.

- Semakin tinggi tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka akan diikuti dengan

tingkat Kepuasan Karyawan (Z) yang dirasakan saat bekerja. Begitu juga

94

sebaliknya, semakin rendah tingkat Kinerja Karyawan (Y), maka tingkat

Kepuasan karyawan (Z) juga akan mengalami penurunan.

4.3.6 Analisis Ketepatan Prediktor

Setelah diperoleh koefisien pengaruh pada analisis jalur, dilakukan uji

validitas hasil riset dengan analisis ketepatan predictor. Analisis dilakukan

menggunakan angka Standar Error of Estimate yang diperoleh dari tabel Model

Summary, dan angka standar deviasi yang diperoleh dari tabel Descriptive Statistic.

4.3.6.1 Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 1

Tabel 4.34 Rangkuman Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 1

Variabel Standart Error of Estimate

Keterangan Standar Deviasi

Hasil

Job Erichment (X1)

0,110 < 0,409 Prediktor Benar

Job Enlargement (X2)

0,110 < 0,582 Prediktor Benar

Kinerja Karyawan (Y)

0,110 < 0,560 Prediktor Benar

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada sub-struktur 1, semua variabel

eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat

dan benar.

95

4.3.6.2 Analisis Ketepatan Prediktor Sub-struktur 2

Tabel 4.35 Rangkuman Hasil Ketepatan Prediktor Sub-struktur 2

Variabel Standart Error of Estimate

Keterangan Standar Deviasi

Hasil

Job Erichment (X1)

0,390 < 0,409 Prediktor Benar

Job Enlargement (X2)

0,390 < 0,582 Prediktor Benar

Kinerja Karyawan (Y)

0,390 < 0,560 Prediktor Benar

Kepuasan Karyawan (Z)

0,390 < 0,539 Prediktor Benar

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada sub-struktur 2, semua variabel

eksogen yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen adalah sudah tepat

dan benar.

96

4.4. Rangkuman Hasil Analisis

4.4.1 Hasil Analisis Keseluruhan Simultan

Jadi, keseluruhan pengaruh kausalitas variabel Job Enrichment (X1) dan Job

Enlargement (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dan dampaknya terhadap

Kepuasan Karyawan (Z) secara simultan dengan garis yang berwarna biru dapat

digambarkan dalam model struktur sebagai berikut:

0,504

0,046

0,1949 0,7071

0,962 0,271

0,500

0,999

0,308

Gambar 4.13 Diagram Jalur Keseluruhan Struktur Penelitian

Berdasarkan seluruh koefisien jalur dari hubungan kausalitas yang ada,

dapat diketahui Pengaruh Kausal Langsung (PKL) dan Pengaruh Kausal Tidak

Langsung (PKTL) dari setiap variabel yang diteliti. Berikut ini hasil tersebut yang

ditampilkan dalam bentuk tabel:

X1

X2

Y Z

97

Tabel 4.36 Rangkuman Hasil Pengaruh Berdasarkan Koefisien Jalur

Pengaruh

Variabel

Koefisien

Jalur

Pengaruh Kausal

Langsung Tidak

Langsung

Pengaruh

Bersama

X1 Terhadap Y 0,046 0,046 - -

X2 Terhadap Y 0,999 0,999 - -

X1 Terhadap Z 0,504 0,504 0,046 x 0,271

= 0,012

-

X2 Terhadap Z 0,308 0,308 0,999 x 0,271

= 0,270

-

Y Terhadap Z 0,271 0,271 - -

X1 dan X2

Terhadap Y

- - - 0,962

X1, X2 dan Y

Terhadap Z

- - - 0,500

ε 1 0,1949 0,1949 - -

ε 2 0,7071 0,7071 - -

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel 4.31 diatas, dapat disimpulkan hasil analisis jalur sebagai

berikut:

1. Hipotesis sub-struktur 1, yaitu “Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement

(X2) berkontribusi secara signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Y)”.

Diperoleh hasil bahwa, secara simultan (keseluruhan) variabel XI dan X2

berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Y. Namun, secara

98

individual kontribusi variabel Job Enrichment (X1) dinyatakan tidak

signifikan Terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) dan kontribusi variabel

Job Enlargement (X2) dinyatakan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan

(Y).

2. Hipotesis sub-struktur 2, yaitu “Job Enrichment (X1), Job Enlargement

(X2), dan Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap

Kepuasan Karyawan (Z)”. Diperoleh hasil bahwa, secara simultan

(keseluruhan) variabel X1, X2, dan Y berkontribusi secara signifikan

terhadap variabel Z. Namun, secara individual kontribusi variabel Job

Enrichment (X1) dinyatakan signifikan, kontribusi variabel Job Enlargement

(X2) dinyatakan tidak signifikan, dan kontribusi variabel Kinerja Karyawan

(Y) dinyatakan signifikan terhadap Kepuasan Karyawan (Z).

3. Pengaruh kausal langsung dan tidak langsung dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y sebesar 0,046 (pengaruh

total)

b. Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Z sebesar 0,504

Pengaruh tidak langsung variabel X1 terhdap Z sebesar 0,012

Total pengaruh variabel X1 terhadap Z adalah sebesar 0,516

c. Pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y sebesar 0,999 (pengaruh

total)

d. Pengaruh langsung variabel X2 terhdap Z sebesar 0,308

Pengaruh tidak langsung variabel X2 terhdap Z sebesar 0,270

99

Total pengaruh variabel X2 terhdap Z adalah sebesar 0,578

e. Pengaruh langsung variabel Y terhdap Z sebesar 0,271

f. ε 1 sebesar 0,1949 menunjukkan koefisien pengaruh variabel lain diluar

penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel Y.

g. ε 2 sebesar 0,7071 menunjukkan koefisien pengaruh variabel lain diluar

penelitian ini yang dapat mempengaruhi variabel Z.

4.4.2 Hasil Analisis Individual

Berdasarkan analisis jalur yang dilakukan secara simultan diatas, telah

diketahui Job Enrichment (X1) dan Job Enlargement (X2) dapat mempengaruhi

tingkat Kinerja Karyawan (Y) secara positif dan signifikan. Serta Job Enrichment

(X1) dan Job Enlargement (X2) melalui Kinerja Karyawan (Y) terbukti

mempengaruhi tingkat Kepuasan Karyawan (Z) sebesar 50% secara positif dan

signifikan. Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan tersebut, kemudian

dilakukan uji pengaruh secara individual dan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Job Enrichment (X1) berkontribusi secara positif dan tidak signifikan

terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, Job Enrichment berkontribusi

sebesar 0,046² x 100% = 0,21% dan tidak signifikan terhadap Kinerja

Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job Enrichment tidak dapat

mempengaruhi peningkatan Kinerja Karyawan secara signifikan, meskipun

Job Enrichment dan Kinerja Karyawan menunjukkan hasil yang baik, itu

artinya karyawan masih melaksanakan tanggung jawabnya atas Job

Enrichment yang diberikan.

100

2. Job Enlargement (X2) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan (Y).

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job

Enlargement adalah sebesar 0,999² x 100% = 99,80% dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya Job

Enlargement dapat mempengaruhi tingkat Kinerja Karyawan secara

signifikan.

3. Job Enrichment (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Karyawan (Z).

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job

Enrichment adalah sebesar 0,504² x 100% = 25,40% dan signifikan terhadap

Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Job Enrichment

mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara signifikan, itu artinya karyawan

mendapatkan kepuasan meskipun ada Job Enrichment atas tugasnya.

4. Job Enlargement (X2) berkontribusi secara positif dan tidak signifikan

terhadap Kepuasan Karyawan (Z).

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Job

Enlargement adalah sebesar 0,308² x 100% = 9,48% dan tidak signifikan

terhadap Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Job

Enlargement tidak ada kontribusi langsung terhadap Kepuasan Karyawan,

artinya dengan adanya Job Enlargement karyawan merasa bahwa tidak ada

kepuasan karena pekerjaan yang mereka kerjakan tidak hanya pekerjaan

yang sehari-hari mereka kerjakan melainkan ada perluasan pekerjaan baru

yang harus mereka kerjakan.

101

5. Kinerja Karyawan (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Karyawan (Z).

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, pengaruh langsung dari Kinerja

Karyawan adalah sebesar 0,271² x 100% = 7,34% dan signifikan terhadap

Kepuasan Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Karyawan dapat

mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara signifikan.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan rangkuman hasil pengaruh seluruh koefisien jalur yang telah

dianalisis, dapat digambarkan hasilnya sebagai berikut:

\ 0,504

0,046 0,1949 0,7071

0,271 0,271

0,999

0,308

Gambar 4.14 Pembahasan Diagram Jalur Keseluruhan Struktur Penelitian

Garis yang berwarna merah menunjukkan bahwa variabel eksogen (bebas)

tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (terikat).

X1

X2

Y Z

102

Sementara, garis yang berwarna hitam menunjukkan bahwa variabel eksogen

(bebas) tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (terikat).

Trimming pada hasil model analisis jalur tidak dilakukan karena hasil yang

diperoleh setelah trimming tetap menunjukkan pengaruh yang signifikan pada

variabel X2 terhadap Y, X1 terhadap Z, dan Y terhadap Z. Walaupun demikian,

terjadi perubahan koefisien jalur yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.37 Perubahan Koefisien Jalur

Pengaruh Variabel Koefisien Jalur bila dilakukan Model Trimming

X2 Terhadap Y 0,638

X1 Terhadap Z 0,980

Y Terhadap Z 0,509

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

4.5.1 Job Enrichment (X1)

Berdasarkan hasil pengaruh Job Enrichment yang memiliki hasil rata-rata

paling kecil sebesar 3,058 pada butir 7 dalam dimensi “melakukan pekerjaan

vertikal” yaitu indikator “penambahan beban kerja vertikal” yang dijawab oleh

karyawan divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering. Job Enrichment

memberikan beban kerja kepada karyawan dalam hal kualitas atau kompleksitasnya

yaitu tolak ukur yang berkaitan dengan kemampuan, skill ataupun kecerdasan,

misalnya staff produksi yang bekerja mengontrol mesin-mesin baru diminta untuk

menjadi asisten manajer produksi yang pekerjaannya melakukan persiapan untuk

segala macam kegiatan mulai dari perencanaa hingga pembelian bahan baku. Itu

103

artinya karyawan diberi tugas yang levelnya diatas pekerjaan pokoknya saat ini,

maka dari itu karyawan memberikan penilaian terhadap Job Enrichment yang

dikerjakan sebagai beban kerja yang dapat menurunkan kinerja mereka.

Sementara itu, penilaian karyawan terhadap Job Enrichement yang diberikan

kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,110 pada butir 8 dalam

dimensi “membuka saluran umpan balik” yaitu indikator “menyangkut kinerja”.

Adanya Job Enrichment merupakan suatu penambahan pekerjaan bagi karyawan.

Setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan, tentunya karyawan itu bisa

mendapatkan umpan balik dari perusahaan berupa hasil kinerja mereka yang baik

ataupun kurang baik dalam menjalankan pekerjaanya. Dalam hal ini perusahaan

kurang memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai hasil kinerja mereka

sehingga karyawan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap adanya Job

Enrichment, melainkan yang perusahaan berikan hanya bagaimana karyawan bisa

bekerja sesuai keinginan perusahaan tanpa memberikan umpan balik terhadap hasil

kerja karyawan.

Adapun hasil jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tertinggi sebesar

3,757 pada butir 1 dalam dimensi “menggabungkan tugas” yaitu indikator “sifat

kerja yang lebih menantang”. Bahwa karyawan menjawab Job Enrichment selain

sebagai beban kerja juga merupakan suatu tantangan pekerjaan dimana karyawan

mendapatkan kesempatan belajar dalam bidang pekerjaan yang baru sehingga

karyawan dapat memiliki pengalaman serta pengetahuan yang lebih terhadap

pengayaan pekerjaan.

104

4.5.2 Job Enlargement (X2)

Berdasarkan hasil pengaruh Job Enlargement yang memiliki hasil rata-rata

paling kecil sebesar 3,120 pada butir 8 dalam dimensi “Job Enlargement membuat

pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator “tekanan kerja”. Bahwa adanya Job

Enlargement memberikan tekanan kerja pada karyawan, karena karyawan dituntut

untuk mampu menjalankan pekerjaan yang lebih luas dalam bentuk kuantitas yaitu

tolak ukur yang berkaitan dengan jumlah pekerjaan yang masih dalam satu level

dengan pekerjaan pokoknya, misalnya karyawan yang bertugas merakit mesin

diminta untuk mengecek hasil akhir dari mesin yang sudah jadi. Hal tersebut

merupakan ekspansi pekerjaan secara horizontal dan hasil ini disebut juga

memperluas cakupan pekerjaan (job range). Job Enlargement memberikan tekanan

kerja kepada karyawan namun tidak semua dapat melaksanakan Job Enlargement

karena karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih besar, jika tidak

pekerjaan tidak akan berjalan dengan baik.

Sementara itu, penilaian karyawan terhadap Job Enlargement yang diberikan

kepada karyawan memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,168 pada butir 6 dalam

dimensi “Job Enlargement membuat pekerjaan tidak begitu efektif” yaitu indikator

“menurunkan motivasi”. Pemberian tugas dan tanggung jawab yang lebih besar

diharapkan peusahaan dapat memotivasi karyawan dalam bekerja serta memberikan

peluang untuk menghasilkan kinerja yang baik. Namun pada karyawan divisi

produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering mereka kurang termotivasi karena

menurut karyawan Job Enlargement adalah bentuk pekerjaan tambahan yang masih

dalam level yang sama sehingga hanya meningkatkan jumlah pekerjaan yang

mereka lakukan dan tanggung jawabnya menjadi lebih besar, maka dari itu Job

Enlargement yang diberikan perlu diperbaiki agar karyawan lebih termotivasi.

105

Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,633

pada butir 11 dalam dimensi “tingkat aktivasi Job Enlargement” yaitu indikator

“kedisiplinan”. Dalam penambahan tugas pekerjaan bukan hanya tanggung jawab

yang lebih besar namun dalam proses pengerjaannya perlu kedisiplinan untuk

menyelesaikan pekerjaannya, terbukti pada karyawan divisi produksi PT. Ria

Sarana Perdana Engineering bahwa mereka memiliki kedisiplinan tinggi baik dalam

kedisiplinan waktu, kedisiplinan dalam pekerjaan dan terbukti perusahaan benar-

benar menerapkan kedisiplinan yang tinggi demi terciptanya hasil kerja yang baik.

4.5.3 Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan pengaruh Kinerja Karyawan yang memilik hasil rata-rata paling

kecil sebesar 3,109 pada butir 2 dalam dimensi “kemampuan individu” yaitu

indikator “minat”. Bahwa perusahaan melihat dan menilai karyawan mana yang

memiliki minat terhadap pekerjaan yang diberikan, karena masih banyak karyawan

yang kurang baik kinerjanya, salah satu faktor minat lah yang mempengaruhi hal

tersebut dengan hasil rata-rata paling terkecil. Oleh sebab itu perusahaan melihat

dan menilai kinerja karyawan agar karyawan nyaman dan bisa disesuaikan dengan

mintanya tersebut sehingga pekerjaannya dapat dipertanggung jawabkan, hal

tersebut menunjukkan bahwa minat karyawan terhadap pekerjaannya sangat

berpengaruh pada hasil kerja mereka.

Sementara itu, penilaian terhadap Kinerja Karyawan yang diberikan

memiliki hasil rata-rata terkecil sebesar 3,156 pada butir 8 dalam dimensi

“dukungan organisasional” yaitu indikator “pelatihan dan pengembangan”. Bahwa

dengan adanya tugas-tugas tambahan baru pelatihan dan pengembangan sangat

diperlukan agar karyawan tetap menjaga tanggung jawab tugasnya. Dalam hal ini

106

perusahaan kurang memberikan pelatihan dan pengembangan pada setiap tugas-

tugas baru yang dikerjakan karyawan sehingga karyawan tidak bekerja secara

maksimal sebab pada tugas tambahan yang berada diatas level pekerjaan pokoknya

memberikan kesulitan bagi karyawan untuk mengerjakannya maka dari itu

sebelumnya perusahaan harus memberikan pelatihan terlebih dahulu agar karyawan

bisa dengan mudah mengerjakan tugasnya yang berada dilevel atas dari pekerjaan

pokoknya dan secara otomatis karyawan akan berkembang dengan memiliki

kemampuan yang baru dalam pekerjaannya tersebut.

Adapun jawaban yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3.554

pada butir 5 dalam dimensi “usaha yang dicurahkan” yaitu indikator “kehadiran”.

Hal ini karena masing-masing karyawan memiliki motivasi yang berbeda mengenai

suatu pekerjaan sehingga kehadiran mereka untuk bekerja sangatlah berpengaruh

penting karena dari rajinnya karyawan bekerja maka karyawan dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Namun pada karyawan yang malas bekerja mereka akan

mendapatkan hasil kerja yang kurang memuaskan dan akan sulit untuk memenuhi

kebutuhannya.

4.5.4 Kepuasan Karyawan (Z)

Berdasarkan pengaruh Kepuasan Karyawan yang memiliki hasil rata-rata

paling kecil sebesar 2,976 pada butir 1 dalam dimensi “pembayaran gaji dan

kompensasi” yaitu indikator “keputusan promosi dibuat secara adil”. Karyawan

berharap akan kebijakan perusahaan yang memberikan promosi jabatan secara adil

kepada karyawan yang berpotensi, karena selama ini jika ada karyawan yang resign

maka atasan hanya menunjuk karyawan yang dekat dengan atasan lah yang akan

menempatkan posisi tersebut tanpa melihat karyawan itu berpotensi atau tidak.

107

Sementara karyawan lain yang berpotensi tidak memiliki kesempatan itu, padahal

banyak karyawan berpotensi yang tepat untuk menerima promosi jabatan tersebut

secara adil. Maka hal ini yang menyebabkan karyawan merasa perusahaan tidak adil

dalam memberikan kesempatan bagi karyawan yang berpotensi dan dapat

menduduki posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan, posisi tersebut misalnya

seperti posisi sebagai manajer produksi atau kepala bagian dari divisi produksi.

Sementara itu, penilaian terhadap Kepuasan Karyawan memiliki hasil rata-

rata terkecil sebesar 3,030 pada butir 2 dalam dimensi “pembayaran gaji dan

kompensasi” yaitu indikator “pembayaran gaji dilakukan secara adil”. Karyawan

divisi produksi PT. Ria Sarana Perdana Engineering merasa tidak puas terhadap

pemberian gaji yang diterima karena karyawan divisi produksi diberikan tugas

tambahan namun gaji yang mereka terima tidak sesuai, gaji mereka sebagai

karyawan divisi produksi sama dengan karyawan divisi lain yang tidak diberikan

tugas tambahan. Hal ini yang menyebabkan karyawan divisi produksi tidak puas

terhadap pemberian gaji yang tidak adil sehingga berdampak pada kinerja mereka.

Adapun karyawan menyatakan puas pada butir 8 dalam dimensi “hubungan

dengan rekan kerja” yaitu indikator “adanya suasan kekeluargaan antar rekan kerja”

yang memiliki hasil rata-rata paling tinggi sebesar 3,568. Salah satu faktor yang

mendukung karyawan dalam bekerja adalah rekan kerja, bahwa karyawan bisa

bekerja sama, saling membantu, kompak dalam hal yang pekerjaan, dapat menjalin

hubungan yang harmonis ketika bekerja karyawan satu dan karyawan lainnya

sehingga sesama karyawan akan merasa senang ketika bekerja dalam lingkungan

kerja yang memiliki suasana kekeluargaan yang baik dan bersahabat.

108

4.6 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, apabila perusahaan hendak mempertahankan

dan meningkatkan terus Kepuasan Karyawan saat bekerja, maka perusahaan perlu

memperhatikan unsur-unsur Job Enrichment dan Job Enlargement untuk

meningkatkan Kinerja Karyawan terlebih dahulu, khususnya pada karyawan divisi

produksi. Terutama pada Job Enrichment, karena unsur Job Enrichment tersebut

memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan langsungnya terhadap

kepuasan karyawan, dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan Job

Enlargement terhadap Kepuasan Karyawan.

Sementara untuk meningkatkan Kinerja Karyawan secara langsung dan

signifikan, variabel yang memiliki dampak pengaruh terbesar adalah Job

Enlargement, Job Enlargement memberikan kontribusi secara positif dan signifikan.

Job Enrichemnt berkontribusi secara positif namun tidak signifikan untuk dapat

meningkatkan Kinerja Karyawan. Namun pada Job Enrichment diperoleh hasil

bahwa Job Enrichment dapat mempengaruhi Kepuasan Karyawan secara positif dan

signifikan, sehingga Kinerja Karyawan dan Kepuasan Karyawan lah yang sebaiknya

mendapatkan perhatian terlebih dahulu. Hal tersebut agar karyawan tetap

bertanggung jawab dan bekerja dengan baik atas Job Enrichment dan Job

Enlargement yang diberikan kepada karyawan.

Walaupun demikian secara tidak langsung Job Enrichment dan Job

Enlargement tetap dapat meningkatkan Kinerja Karyawan terlebih dahulu kemudian

dampaknya akan menghasilkan Kepuasan Karyawan yang lebih besar.