bab iv (analisis data)

Download BAB IV (Analisis Data)

If you can't read please download the document

Upload: vanadish-skandinavy

Post on 17-Sep-2015

231 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

jembatan

TRANSCRIPT

10881BAB IVANALIS DATA DAN PERHITUNGANUraian UmumPerencanaan konstruksi suatu bangunan dilakukan secara bertahap mulai dari survey untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, lalu data tersebut diolah untuk mendapatkan spesifikasi bangunan yang direncanakan, hingga perhitungan konstruksinya. Perhitugan sendiri dilakukan secara bertahap dari bangunan atas sampai dengan bangunan bawah. Perhitungan bangunan atas dilakukan guna mendapatkan dimensi komponen struktur yang digunakan, serta beban bangunan atas yang akan diteruskan kepada pondasi.Sedangkan perhitungan bangunan bawah dilakukan guna mendapatkan dimensi abutment dan pondasi sumuran. Adapun bagan alir perencanaan jembatan pada penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :MulaiSurvey DataBACData Sondir- Kedalaman TanahPerhitungan plat lantai kendaraan, trotoar, sandaranPerhitungan PembebananData Teknis Perencanaan- Data GambarPeta Lokasi- TopografiABCPerencanaan dimensi gelagar memanjang, melintang, indukPerencanaan ikatan anginPerhitungan sambungan, landasanKontrolPerencanaan abutmentPerhitungan abutmentPerhitungan pondasiKontrolGambarSelesaiGambar 4.1 Bagan Alir Perencanaan Jembatan Rangka BajaLangkah langkah analisa yang dilakukan guna menentukan spesifikasi bangunan meliputi:Analisa geoteknikAnalisa hidrologiAnalisa lalu lintasPemilihan struktur jembatanSpesifikasi jembatanAnalisa GeoteknikAnalisis data penyelidikan tanahAnalisa geoteknik ini menunjukkaan hasil hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan di lokasi Perencanaan Pembangunan Jembatan Sungai Cilaki Desa Mekarsari Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Tujuan dari penyelidikan tanah ini adalah untuk mengevaluasi dengan mendetail kondisi tanah sehubungan dengan rekomendasi untuk perencanaan struktur bawahnya. Penyelidikan tanah yang dilakukan ada 2 yaitu:Penyelidikan tanah di lapanganPenyelidikan tanah di lapangan dilakukan dengan penyondiran. Penyondiran dilakukan sebanyak 1 titik dinyatakan dengan S1. Penyondiran dilakukan dengan menggunakan sondir manual type Dach Cone Penemometer produksi Jepang dengan kapasitas maksimum 2,5 ton yang dilengkapi dengan bikonus buatan lokal. Pembacaan manometer dilakukan setiap interfal 20 cm dimana manometer yang digunakan adalah 0 60 kg/cm2 dan 0 250 kg/cm2 buatan Jepang (Yamamoto Keiki Seizo K.K). Penyondiran dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman tanah keras, homogenitas tanah dalam arah horisontal, kepadatan tanah relatif. Dengan diketahuinya nilai tekanan konus dan geseran lokal dari hasil sondir dapat dilakukan prediksi jenis tanah dan besarnya tekanan tanah yang diizinkan. Hasil Sondir dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 4.1 Hasil Sondir Jembatan Cilaki KP. Kundur/Desa Mekarwangi, SajiraKedalaman(m)TF(kg/cm2)qc(kg/cm2)FRqult(kg/cm2)qall(kg/cm2)0,000,000,000,000,000,000,2026,4515,528,525,3451,7820,4035,2731,031,427,4012,4670,6068,7831,035,407,4012,4670,8095,2315,528,525,3451,7821,00112,8615,525,685,3451,7821,20146,3721,727,715,1801,7271,40195,7521,7211,365,1801,7271,60248,6620,6912,794,9341,6451,80442,64103,459,3824,6688,2232,00671,90248,284,6259,20419,735Sumber: Laboratorium Dinas Bina Marga Kabupaten LebakTabel 4.2 Penafsiran Hasil Penyelidikan Tanah dengan Memakai Alat SondirHasil Sondir (kg/cm2)Klasifikasiqcfs60,15 0,40Humus, lempung sangat lunak6 100,20Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas0,20 0,60Lempung lembek, lempung kelanauan lembek10 300,10Kerikil lepas0,10 0,40Pasir lepas0,40 0,80Lempung atau lempung kelanauan0,80 2,00Lempung agak kenyal30 - 601,50Pasir kelanauan, pasir agak padat1,00 3,00Lempung atau lempung kelanauan kenyal60 1501,00Kerikil kepasiran lepas1,00 3,00Pasir padat, pasir kelanauan atau lempung padat dan kerikil kelempungan3,00Lempung kekerikilan kenyal150 3001,00 2,00Pasir padat, pasir kekerikilan padat, pasir kasar padat, pasir kelanauan sangat padatSumber: Laboratorium Dinas Bina Marga Kabupaten LebakPenyelidikan tanah di labolatoriumPengujian di laboratorium menggunakan metode standart menurut ASTM atau AASHTO, terutama untuk mengetahui index propertis dan engginering propertis guna mendapatkan parameter tanah yang dipakai dalam perhitungan. Dengan adanya sampel analisis di laboratorium, maka tersedia data data sehingga tanah dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat, di samping itu juga diperoleh data kekuatan tanah yang relevan sebagai dasar perencanaan struktur bawahnya. Hasil penyelidikan tanah di laboratorium didapatkan data sebagai berikut :Cohesi tanah (c)= 2,386 kg/cm2Sudut geser tanah ()= 44,632oSpecific gravity (Gs)= 2,50Dry density (d)= 1,337 t/m3Bulk density (b)= 1,777 t/m3Saturated density (sat)= 1,802 t/m3Water content (w)= 32,87%Porosity (n)= 0,47Void ratio (e)= 0,87Kesimpulan hasil penyelidikan tanahDari hasil penyelidikan tanah, dapat disimpulkan bahwa tanah keras ditemukan pada kedalaman 2,00 m dari muka tanah dengan qc = 248,28 kg/cm2 dan TF = 671,90 kg/cm2, lebih besar dari daya dukung yang diijinkan (qc > 160 kg/cm2).Analisa HidrologiData-data hidrologi yang diperlukan dalam merencanakan suatu jembatan antara lain adalah sebagai berikut :Peta topografi DASPeta situasi dimana jembatan dibangunData curah hujan dari stasiun pemantau terdekatData hidrologi diperlukan untuk mencari nilai debit banjir rencana yang kemudian digunakan untuk mencari clearance jembatan dari muka air tertinggi, serta dapat pula digunakan dalam penentuan bentang ekonomis jembatan. Untuk lebih jelasnya data hidrologi akan diolah menurut cara-cara sebagai berikut.Analisa data curah hujanDari data curah hujan yang diperoleh, dapat dihitung curah hujan dan intensitas hujan rencana. Sebagai pendekatan analisa frekuensi curah hujan ini hanya dikhususkan pada curah hujan maksimum dalam satu tahun. Data curah hujan yang diambil dari 1 stasiun/pos pencatat, yaitu Stasiun/pos Hujan Sajira.Data curah hujan yang digunakan pada laporan ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Satkim Pondok Betung Tangerang. Data curah hujan maksimum pada Stasiun/pos Hujan Sajira tahun 2004-2014 dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 4.3 Data Curah Hujan Maksimum Stasiun/pos Hujan SajiraBulanTahun20042005200620072008200920102011201220132014Jan247133307198150263433112960128Feb347180144277338330143742242Mar2401993313332492672343481515Aprl4046214125517834116211437Mei23511722313819879584181264Juni2191623410469931401412Juli1426814065011578123332Agst05890275332401246Sep132229367631028123560Okt167971171671683718052022Nov27646818513915225,28,847,7103,326,366Des296405267367219,58,238,14342,717249Max4044683313673383309347,7129172128Sumber BMKG Satkim Pondok Betung TangerangMenghitung curah hujan rencana dari data curah hujan di atas, terlebih dahulu dilakukan analisis parameter statistik guna menentukan jenis distribusi yang digunakan. Data yang digunakan adalah data hujan selama 11 tahun dari tahun 2004-2014 (n = 11). Curah hujan rencana ditentukan untuk periode ulang 50 tahun (R50) guna menghitung intensitas hujan rencana (Ir). Pada perhitungan curah hujan rencana, curah hujan yang digunakan adalah curah hujan maksimum yang terjadi dalam 1 tahun. Adapun, tahap-tahap analisa sebagai berikut :Perhitungan parameter statistik (, Sx, Cv, Cs, Ck)Perhitungan rata-rata curah hujan menggunakan persamaan (2.14) sebagai berikut : = = = 255,245 mmPerhitungan deviasi standart (Sx), koefisien varian (Cv), koefisien asimetri (Cs), dan koefisien kurtosis (Ck) menggunakan data curah hujan maksimal sebagaimana tabel di bawah ini :Tabel 4.4 Curah Hujan maksimum tahunan Sungai CilakiNoTahunR (mm)R - (R - )2(R - )3(R - )412004404148,75522127,9153291627,907489644613,10322005468212,75545264,4979630227,4022048874653,4993200633175,7555738,751434736,48532933264,84242007367111,75512489,0781395711,283155977080,0245200833882,7556848,315566729,17846899415,5096200933074,7555588,242417746,49631228449,3907201093-162,24526323,588-4270882,423692931259,9588201147,7-207,54543075,116-8940044,4681855465592,78292012129-126,24515937,915-2012089,298254017127,961102013172-83,2456929,806-576874,82648022207,074112014128-127,24516191,406-2060282,778262161618,622Jumlah2807,700,00206514,627-2123395,0425918155282,766Perhitungan parameter statistik menggunakan persamaan (2.15) sampai dengan (2.19) sebagai berikut :Sx = = = 143,706Cv= = = 0,563012a = = = 259526,06Cs= = = 0,087Ck= = = 2,332Penentuan jenis distribusiPenentuan jenis distribusi dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan di atas dengan persyaratan yang diberikan pada Bab II. Untuk distribusi normal perlu dihitung nilai ( Sx) dan ( + Sx) serta nilai ( 2Sx) dan ( + 2Sx) guna menghitung banyaknya variat (%). Untuk menghitung banyak variat terlebih dahulu mengurutkan data curah hujan dari yang terkecil ke yang terbesar seperti pada tabel berikut :Tabel 4.5 Data curah hujan (diurutkan)No Urut1234567891011Urutan R (mm)47,793128129172330331338367404468Nilai ( Sx)= 255,245 143,706 = 111.539Nilai ( + Sx)= 255,245 + 143,706 = 398,951Y1= 4maka, banyaknya variat ;( Sx)= 100% = 100% = 63,64%Nilai ( 2Sx)= 255,245 2 143,706 = 32,167Nilai ( + 2Sx)= 255,245 + 2 143,706 = 542,658Y2= 0maka, banyaknya variat ;( 2Sx)= 100% = 100% = 100%Hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan persyaratan yang diberikan pada Bab II, sebagaimana yang terdapat pada tabel di bawah ini :Tabel 4.6 Perbandingan parameter statistik untuk menentukan jenis distribusiDistribusiPersyaratanPerhitunganNormal( s) = 68,27%( 2s) = 95,44%Cs 0Ck 363,64%100% 0,0872,33Log NormalCs = Cv3 + 3Cv = 1,87Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3 = 9,78 0,0872,33GumbelCs = 1,14Ck = 5,4 0,0872,33Log Pearson IIISelain dari nilai di atasDari tabel di atas terlihat bahwa parameter statistik dari data tidak ada yang sesuai dengan distribusi normal, log normal dan Gumbel, sehingga untuk menentukan curah hujan rencana menggunakan distribusi log Pearson III.Perhitungan curah hujan rancana (distribusi log Pearson III)Dari data curah hujan seperti diberikan dalam tabel 4.4 dihitung nilai y = ln R, sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut :Tabel 4.7 nilai logaritma data curah hujan (y)NoTahunR (mm)y = ln R120044046,001220054686,148320063315,802420073675,905520083385,823620093305,79972010934,5338201147,73,865920121294,8601020131725,1471120141284,852Jumlah2807,758,73637Menghitung rerata deviasi standar (Sy), dan koefisien kemencengan (Csy) dengan menggunakan persamaan (2.14), (2.15), dan (2.17), didapatkan hasil sebagai berikut := 5,34Sy= 0,735Csy= 0,818Dari tabel pada lampiran 1, untuk nilai Csy = 0,818 dan periode ulang 50 tahun, maka dapat dihitung nilai K dengan cara interpolasi linear :K50 = 1,549 + (1,606 1,549) = 1,596Dengan menggunakan persamaan (2.13) dihitung :R50= arc ln dimana,= + KT Sy = 5,34 + 1,596 0,735 = 6,513maka, curah hujan dengan periode ulang 50 tahun adalah :R50= arc ln 6,513 = 673,845 mmPerhitungan intensitas hujan rencana (Ir)Dari dinas SDA Kabupaten Lebak diperolah data sebagai berikut :Luas DAS Cilaki (A)= 83,30 km2Panjang Sungai Cilaki(L)= 47,00 kmElevasi hulu Sungai Cilaki= +1.050 mElevasi hilir Sungai Cilaki= +37,5 mSelisih elevasi (H)= Elev. Hulu Elev. Hilir= 1.050 37,5 = 1.012,5 mDengan mengunakan persamaan 2.20 sampai 2.21 didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :Waktu konsentrasi (Tc)= dengan :S= = = 0,022maka, waktu konsentrasi sebesar :Tc= = = 333,003 menit = 5,58 jamIntensitas hujan (Ir)= = = 74,292 mm/jamAnalisa debit banjir rencana (QTr)Tujuan dari perhitungan debit ini adalah untuk mengetahui besarnya debit air yang melewati sungai Cilaki untuk suatu periode ulang tertentu. periode ulang debit banjir yang direncanakan adalah 50 tahunan (QTr = Q50).Perhitungan debit banjir rencana (QTr) menggunakan metode rasional dengan persamaan :Q50 = 0,278.C.I.ABerdasarkan kondisi geologisnya, land cover DAS Cilaki didominasi oleh hutan dengan kemiringan (i) = 2,2%. Dan dari tabel 2.11 didapatkan nilai koefisien runoff (C) = 0,5. Dengan persamaan (2.22) dihitung debit banjir rencana (QTr) sebagai berikut :QTr= 0,278.C.I.A= 0,2780,574,29283,30= 860,205 m3/dtAnalisa tinggi muka air banjirTinggi muka air banjir direncanakan menurut debit banjir rencara (Q50) dan Penampang sungai yang pada akhirnya dapat dihitung tinggi bebas (clearance) guna mengetahui tinggi jembatan yang direncanakan. Perhitungan tinggi bebas Cungai Cilaki sebagai berikut :Gambar 4.2 Profil Sungai CilakiQ= . R . S . AR= dimana,R= jari-jari hidrolisS= kemiringan saluran (sloope) = 0,022A= luas penampang basahP= keliling basahn= koefisien manning = 0,017 (keadaan saluran/sungai berbatu)maka,n1= 0,017A1= = 5,83(h 2,81)P1= = R1= S1= 0,022Q1= . . 0,022 . 5,83(h 2,81)n2= 0,017A2= = 4,5(2h 3,938)P2= 9,156R2= = S2= 0,022Q2= . . 0,022 . 4,5(2h 3,938)n3= 0,017A3= = 3,019(2h 1,128)P3= 6,141R3= = S3= 0,022Q3= . . 0,022 . 3,019(2h 1,128)n4= 0,017A4= = 3,982(2h 0,305)P4= 7,969R4= = S4= 0,022Q4= . . 0,022 . 3,982(2h 0,305) n5= 0,017A5= = 4,5(2h 0,955)P5= 9,007R5= = S5= 0,022Q5= . . 0,022 . 4,5(2h 0,955)n6= 0,017A6= = 1,5(2h 2,891)P6= 3,396R6= = S6= 0,022Q6= . . 0,022 . 1,5(2h 2,891)n7= 0,017A7= = 1,5(2h 6,197)P7= 3,456R7= = S7= 0,022Q7= . . 0,022 . 1,5(2h 6,197)n8= 0,017A8= = 3(h 3,956)P8= = R8= S8= 0,022Q8= . . 0,022 . 3(h 3,956)Debit total saluran (Q)= Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5 + Q6 + Q7860,205 m3/dt= Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5 + Q6 + Q7Dengan coba-coba didapatkan nilai :h = 2,655006 mBerdasar hasil perhitungan di atas, maka minimal tinggi jembatan dari dasar sungai adalah h + tinggi jagaan = 2,655006 + 1,0 = 3,655006 m. diambil tinggi jembatan 4,0 m dari dasar sungai.Analisa penggerusan (scouring)Penggerusan (scouring) terjadi di dasar sungai akibat aliran sungai yang mengikis lapisan tanah dasar sungai. Kedalaman scouring sangat berpengaruh pada posisi dasar pondasi karena dasar pondasi harus berada di bawah permukaan dasar sungai agar tidak terjadi guling pada pondasi maupun abutment yang disebabkan oleh erosi.Dalamnya penggerusan dihitung berdasarkan persamaan Lacey. Karena lebar jembatan lebih besar dari lebar aliran sungai (L>W) maka dalamya scouring (d) menggunakan persamaan (2.25).d = 0,473 x dengan jenis tanah dasar lanau (standart silt), maka berdasarkan tabel 2.13 didapatkan diameter butir = 0,322 dan faktor lempung Lacey (f) = 1,00. Dan dengan Q = Q50 = 860,205 m3/dt, maka :d = 0,473 x = 4,488 mkarena kondisi aliran pada jembatan sungai cilaki adalah aliran lurus, maka :kedalaman penggerusan maksimum= 1,27d(tabel 2.14)= 1,27 x 4,488 = 5,5 m dari muka air banjirkedalaman penggerusan yang terjadi= d h= 4,488 2,655006= 1,833 mdmaks= 1,27 x 1,833 = 2,328 mjadi, kedalaman scouring maksimum adalah 2,328 m dari muka tanah (dasar sungai).Analisa Lalu LintasPerencanaan suatu jembatan perlu ditinjau terhadap tingkat kepadatan lalu lintas yang akan melalui jembatan tersebut. Dengan didapatkannya data lalu lintas yang melewati pada suatu ruas jalan dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP), maka akan dapat diketahui pertumbuhan lalu lintas dan kelas jalan diruas jalan tersebut, sehingga kita dapat menentukan lebar perkerasan jalan. Besarnya volume lalu lintas yang melewati ruas jalan Sajira Muncang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dalam menentukan lebar efektif jembatan. Data lalu lintas yang didapat adalah data sekunder lalu lintas ruas jalan Sajira Muncang yang diperoleh dari tahun 2010 2014, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 4.8 LHR Tiap Golongan Kendaraan pada Ruas Jalan Sajira Muncang TahunGolongan KendaraanTotal SMPIIIIII0,51,02,020107423814371382843720118014722400,55044494,520128678535433,58570588,5201395910543479,510586670,52014105114565525,5145130800,5Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten LebakAngka pertumbuhan lalu lintasPerkiraan pertumbuhan lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan dua macam metode yaitu:Metode eksponensialPerhitungan pertumbuhan lalu lintas dengan metode eksponensial dihitung berdasarkan LHRT, LHRo dan umur rencana (n), rumus yang digunakan sesuai rumus 2.9 sebagai berikut:LHRT= LHRo x (1+i)nDimana: LHRT= Besarnya arus lalu lintas pada akhir perencanaanLHRo= Besarnya arus lalu lintas pada awal perencanaan i= Faktor pertumbuhan lalu lintas n= Umur rencanaDengan menggunakan data sekunder lalu lintas ruas jalan Sajira Muncang yang diperoleh dari tahun 2010 2014, maka nilai pertumbuhan lalu lintas (i) dapat dihitung, dan hasil perhitunganya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 4.9 Angka Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Metode EksponensialTahunLHRLHRoLHRTni (%)20104370000,00%2011494,5437494,5113,16%2012588,5494,5588,5219,01%2013670,5588,5670,5313,93%2014800,5670,5800,5419,39%Angka Pertumbuhan (i)13,10%Dari hasil perhitungan dengan metode eksponensial didapat angka pertumbuhan lalu lintas (i) sebesar 13,10%.Metode regresi linierPerhitungan pertumbuhan lalu lintas dengan menggunakan metode regresi linier merupakan metode penyelidikan data dan statistik. Dengan menggunakan data sekunder lalu lintas ruas jalan Sajira Muncang yang diperoleh dari tahun 2010 2014, maka nilai pertumbuhan lalu lintas (i) pada ruas jalan tersebut dapat dihitung berdasarkan hubungan antara tahun dan LHR, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 4.10 Angka Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Metode Regresi LinierTahunTahun Ke(X)LHR(Y)XYX2Y22010043700190969,0020111494,5494,51244530,2520122588,511774346332,2520133670,52011,59449570,2520144800,5320216640800,25Jumlah1029916885301872202,00Persamaan regresi linier, rumus yang digunakan sesuai dengan rumus 2.6 sebagai berikut:Y = a + b XSesuai dengan rumus 2.8 maka:b= = = 90,3Sesuai dengan rumus 2.7 makaa= - b = (90,3 x )= 417,6i= x 100%= x 100%= 21,62%Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier didapat angka pertumbuhan lalu lintas (i) sebesar 21,62%. Dari hasil perhitungan kedua metode tersebut diambil angka pertumbuhan lalu lintas yang terbesar yaitu angka pertumbuhan dengan metode regresi linier sebesar 21,62%.Penentuan LHR tahun rencana (LHRT)Dari survay lapangan yang dilakukan pada tanggal 9 januari 2015, dapat diketahui besarnya volume lalu lintas untuk menganalisis kapasitas ruas jalan tersebut. Pencatatan dilakukan dalam interval waktu 15 menit, survay dilakukan pada jam jam puncak yaitu:06.00 08.0011.00 13.0016.00 18.00Berdasarkan MKJI 1997, perencanaan jalan perkotaan maka setiap kendaraan dikalikan faktor equivalensinya ke Satuan Mobil Penumpang (SMP) sebagai berikut:Golongan I= 0,5 (Sepeda motor)Golongan II= 1,0 (Sedan, Jip, Minibus, Pick up)Golongan III= 2,0 (Truk ringan < 5 ton)Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Survay Bulan Januari 2015 Ruas Jalan Sajira Muncang PukulIIIIIIPukulIIIIII06.00 06.1520007.00 07.1561006.15 06.3040007.15 07.3050106.30 06.4561007.30 07.4530006.45 07.0061107.45 08.00200Jumlah (kend/jam)1821Jumlah (kend/jam)1611Jumlah (SMP/jam)922Jumlah (SMP/jam)812Total (SMP/jam)13Total (SMP/jam)11 PukulIIIIIIPukulIIIIII11.00 11.1530012.00 12.1560011.15 11.3040012.15 12.3040111.30 11.4551012.30 12.4551011.45 12.0050012.45 13.00300Jumlah (kend/jam)1710Jumlah (kend/jam)1811Jumlah (SMP/jam)8,520Jumlah (SMP/jam)912Total (SMP/jam)10,5Total (SMP/jam)12PukulIIIIIIPukulIIIIII16.00 16.1560017.00 17.1561016.15 16.3050117.15 17.3050116.30 16.4541017.30 17.4530016.45 17.0030017.45 18.00200Jumlah (kend/jam)1811Jumlah (kend/jam)1611Jumlah (SMP/jam)912Jumlah (SMP/jam)812Total (SMP/jam)12Total (SMP/jam)11Dari hasil survay didapat arus jam puncak pada ruas jalan Sajira Muncang terjadi pada pukul 06.00 07.00 sebesar 13 SMP/jam dengan presentase arah tujuan kendaraan 50%.Arus jam puncak = 50% x 13 = 6,5 SMP/jamBerdasarkan MKJI 1997, pada tabel 2.1 nilai faktor k untuk jalan di daerah permukiman dengan jumlah penduduk kota 1 Juta, nilai k diambil sebesar 0,12.LHRT = = = 54,17 SMP/hariLHRT yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan data primer adalah 54,17 SMP/hari. Masa pembangunan 1 tahun, umur rencana 20 tahun, maka LHR tahun rencana (LHR 2035):LHR2035= 54,17 x (1 + 21,62%)20= 2715,56 SMP/hariPenentuan kelas jalan, kecepatan rencana dan jumlah lajurUntuk menentukan kelas jalan mengacu pada buku Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan 2004 sebagai berikut:Tabel 4.12 Klasifikasi Fungsi Jalan dan Kelas JalanFungsiLHRT(Satuan SMP/2 Arah/Hari)Kelas JalanPrimerArteri IKolektor > 10000 1< 10000IISekunderArteri > 20000I < 20000IIKolektor > 6000II < 8000IIIJalan Lokal > 500 III< 500IVSumber: Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 2004Berdasarkan perhitungan LHR tahun rencana maka ruas jalan tersebut digolongkan pada jalan lokal kelas III (LHRT rencana = 2715,56 SMP/hari > 500 SMP/hari).Tabel 4.13 Penentuan Kecepatan RencanaKelasKecepatan Rencana (km/jam)Kelas I80Kelas II dan Kelas 1*60Kelas III50Kelas IV dan Kelas III*40Sumber: Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 2004Berdasarkan tabel di atas, maka kecepatan rencana yang disarankan untuk jalan kelas III adalah 50 km/jamPenentuan jumlah lajur kendaraan untuk jalan perkotaan dapat dilihat pada buku Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan 2004 sebagai berikut:Tabel 4.14 Penentuan Lebar Jalur dan Bahu JalanVLHR(SMP/hari)ArteriKolektorLokalIdealMinimumIdealMinimumIdealMinimumLebarJalur(m)LebarBahu(m)LebarJalur(m)LebarBahu(m)LebarJalur(m)LebarBahu(m)LebarJalur(m)LebarBahu(m)LebarJalur(m)LebarBahu(m)LebarJalur(m)LebarBahu(m)250002x3,5*2,52x2*22x3,5*2****----Sumber: Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 2004Keterangan:**= Mengacu pada persyaratan ideal* = 2 jalur terbagi, masing masing n x 3,5 m, dimana n = jumlah lajur per jalur = tidak ditentukanPenentuan geometri jalanPenentuan geometri jalan terdiri dari sebagai berikut:Kapasitas jalan (C)Direncanakan lebar lajur 3 meter 2/2UD, rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas jalan perkotaan berdasarkan MKJI 1997, rumus 2.4 sebagai berikut:C= CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS= 2900 x 0,87 x 1,00 x 0,94 x 0,86= 2039,59 SMP/jamDimana:C= Kapasitas (SMP/jam)CO= Kapasitas dasar (SMP/jam)FCW= Faktor penyesuaian lebar jalanFCSP= Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)FCSF= Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kerebFCCS= Faktor penyesuaian ukuran kotaArus jam rencana (QDH)QDH= k x LHRT= 0,12 x 2715,56= 325,87 SMP/jamDimana :k= Faktor VJP yang dipengaruhi oleh pemilihan jam sibukLHRT= Lalu lintas harian rata rata tahunan (SMP/jam)Derajat kejenuhan (DS) pada tahun rencanaDS= = = 0,16Dari hasil perhitungan nilai parameter tingkat kinerja jalan di atas, besarnya DS memenuhi persyaratan (DS ideal adalah 0,75), maka kondisi jalan dengan 2/2UD masih layak dipergunakan sampai umur rencana hingga tahun 2035. Klasifikasi perencanaan jembatan sungai Cilaki Desa Mekarsari Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Propinsi Banten, dipergunakan jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2UD) dengan jalan digolongkan jalan lokal kelas III, dan kecepatan rencana 50 km/jam.Lebar lajur= 2 x 2,5 m= 5 m+Lebar trotoar= 2 x 0,5 m= 1 mLebar jembatan= 6 mPemilihan Struktur JembatanPemilihan struktur jembatan dimaksudkan untuk memilih struktur yang ekonomis dan mudah dikerjakan di lapangan. Pemilihan struktur jembatan dibagi menjadi 2 yaitu :Pemilihan struktur atasPemilihan struktur atas jembatan Cilaki mempertimbangkan adanya perkiraan peningkatan arus lalu lintas dari tahun ke tahun yang terjadi di jembatan Cilaki sehingga kapasitas dan beban yang dipikul jembatan Cilaki lebih besar dari perencanaan sebelumnya. Pada perencanaan sebelumnya jembatan Cilaki hanya dapat menahan beban 5 ton. Untuk itu, agar dapat menahan beban yang lebih besar dari perencanaan sebelumnya maka direncanakan menggunakan jembatan rangka baja yang dapat menahan beban lebih besar dari perencanaan sebelumnya dan juga mudah dilaksanakan dalam pengerjaannya di lapangan. Pemilihan struktur bawahDari hasil penyelidikan tanah di lapangan dan penyelidikan tanah di laboratorium maka dapat di tentukan alternatif pemilihan struktur bawahnya. Struktur bawah meliputi:Pangkal jembatan (abutment)Abutmnent adalah bangunan yang digunakan sebagai pondasi untuk jembatan. Tipe abutment yang dipilih adalah abutment tipe pangkal tembok penahan kontrafot karena selain dapat difungsikan sebagai dinding penahan tanah yang dilengkapi sayap samping, konstruksinya juga ramping dan lebih ringan, sehingga dapat mengurangi jumlah beban mati yang akan diteruskan ke pondasi jembatan dan secara keseluruhan perencanaanya lebih ekonomis. Data tanah yang diperlukan untuk keperluan perencanaan abutment adalah nilai kohesi tanah (c), sudut geser tanah (), berat jenis tanah () dan data soil properties lainnya. Dalam perencanaanya juga perlu ditinjau kestabilan terhadap geser, guling, bidang runtuh tanah serta penurunan tanah (settlement).PondasiDari hasil penyelidikan tanah, dapat disimpulkan bahwa tanah keras ditemukan pada kedalaman 2,00 3,00 m dari muka tanah dengan qc = 248,28 kg/cm2 dan TF = 671,90 kg/cm2, lebih besar dari daya dukung yang diijinkan (qc > 160 kg/cm2). Tanah keras ditemukan pada kedalaman yang tidak terlalu dalam maka alternatif pondasi yang disarankan adalah menggunakan pondasi sumuran dengan daya dukung pondasi disesuaikan dengan beban yang bekerja. Kedalaman pondasi minimal berada pada kedalaman tanah yang mempunyai daya dukung lebih besar dari daya dukung yang diijinkan (qc = 160 kg/cm2), dan konstruksi struktur bawah secara menyeluruh hendaknya kaku.Pondasi sumuran adalah suatu pondasi yang dibuat dengan cara digali dengan diameter > 80 cm sampai kedalaman tanah keras yang kemudian diisi dengan campuran beton siclope (1 PC : 2 PS : 3 KR) baik diperkuat dengan tulangan maupun tanpa tulangan. Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras antara 2 5 m. Pada ujung atas pondasi sumuran dipasang poer untuk menerima dan meneruskan beban ke pondasi secara merata.Dinding penahan tanahKonstruksi dinding penahan tanah direncanakan untuk mencegah bahaya keruntuhan tanah yang curam ataupun lereng ataupun pada belokan alur sungai dan dibangun pada tempat tempat yang stabilitas dan kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tersebut. Data tanah yang diperlukan untuk keperluan perencanaan dinding penahan tanah adalah nilai kohesi tanah (c), sudut geser tanah (), berat jenis tanah () dan data soil properties lainnya. Jenis dinding penahan tanah ini, direncanakan dari batu kali dengan mempertimbangkan segi ekonomis tanpa mengesampingkan mutu dan kekuatan dari bahan itu sendiri.OpritTimbunan jalan pendekat jembatan yaitu segmen yang menghubungkan konstruksi perkerasan dengan kepala jembatan (abutment). Timbunan Jalan pendekat harus dipadatkan lapis demi lapis sesuai dengan ketentuan kepadatan lapisan (SNI 03-2832-1992 dan SNI 03-1738-1989). Tinggi timbunan harus dipertimbangkan terhadap adanya bahaya longsor, sebaiknya pada lahan mencukupi dibuat kelandaian lereng alami dan apabila tidak mencukupi harus dibuat konstruksi penahan tanah. Pertimbangan perencanaan timbunan jalan pendekat terhadap alinement horisontal harus direncanakan sesuai dengan keamanan lalu lintas dan perpanjangan jembatan terhadap sungainya. Pertimbangan timbunan jalan pendekat terhadap alinement vertikal tergantung pada muka air tertinggi, muka air banjir dan kelandaian memanjang yang sebaiknya tidak melebihi 5%. Spesifikasi JembatanDari hasil analisis data yang telah dilakukan sebagaimana yang telah tercantum di atas, maka spesifikasi jembatan yang akan direncanakan sebagai berikut:Data perencanaan Bentang jembatan= 35 mLebar jembatan= 6 mBangunan atas= Struktur rangka baja Bangunan bawah= 2 buah abutmentPondasi = Pondasi sumuranMutu bahanMutu bahan yang akan direncanakan sebagai berikut:Bangunan atasMutu rangka baja(BJ)= BJ 37Mutu beton pelat lantai (fc)= K-300 = 24,9 MPaMutu tulangan pelat lantai = Untuk 13 mm digunakan fy 240Untuk 13 mm digunakan fy 320Bangunan bawahMutu beton abutment= 30 MPaMutu tulangan abutment=Untuk 13 mm digunakan fy 240Untuk 13 mm digunakan fy 320Mutu beton pondasi= 30 MPaMutu tulangan pondasi=Untuk 13 mm digunakan fy 240Untuk 13 mm digunakan fy 320Gambar 4.3 Gambar Rencana (Pre-design Drawing)