bab iv analisis dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
pengguna jejaring sosial Facebook yang masuk dalam kategori medium
users dan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah yang
masing-masing berjumlah 20 siswa.
Penulis dari awal meneliti mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
pengguna jejaring sosial Facebook yang berjumlah 50 mahasiswa. Dari hasil
skala sikap diperoleh data 20 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, 27
mahasiswa termasuk dalam kategori sedang dan 3 mahasiswa termasuk dalam
kategori tinggi. Jadi dalam penelitian ini ada 20 mahasiswa yang termasuk
dalam kategori rendah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan 10 mahasiswa dan kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan 10 mahasiswa.
Tabel 4.1
Perbandingan hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen
Kategori Pretest eksperimen Postest kontrol
Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 10 100 10 100
Total 10 100 10 100
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Pretest
Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 dengan membagikan
skala sikap Penggunaan Jejaring Sosial Facebook dan inventori kemampuan
36
komunikasi interpersonal yang diadopsi dari Devito (2011) dan disusun
berdasarkan lima kualitas umum efektifivitas komunikasi interpersonal yang
dikemukakan oleh Laswell & Laswell (1982) kepada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, kemudian kelompok eksperimen akan diberi layanan
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
Tabel 4.2.1
Mean Rank dan uji Mann-Whitney Pretest
Kemampuan Komunikasi Interpersoanl pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
pretest ekperimen 10 10.65 106.50
kontrol 10 10.35 103.50
Total 20
Test Statistics
b
Pretest
Mann-Whitney U 48.500
Wilcoxon W 103.500
Z -.114
Asymp. Sig. (2-tailed) .910
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .912a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Pada tabel uji beda yang dilakukan dengan jumlah subjek kelompok
eksperimen 10 siswa dan kelompok kontrol 10 siswa. Mean Rank untuk
kelompok eksperimen sebesar 10,65 sedangkan Mean Rank kelompok kontrol
sebesar 10,35. Pada tabel 4.2.1 Uji Mann Whitney U=48,500, Z=-114, dan
Asymp.Sig (2-tailed) 0,910>0,050 maka dapat diartikan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dan penelitian dapat dilanjutkan dengan memberikan teknik
sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.
37
4.2.2 Posttest
Pengambilan data Posttest dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan
eksperimen selesai. Posttest dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2015 yang
diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. inventori yang
diberikan pada saat posttest sama dengan inventori yang diberikan pada saat
pretest.
4.3 Deskripsi dan Hasil Observasi
4.3.1 Pertemuan Pertama pada tanggal 3 Juli 2015
Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah anggta kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Keterbukaan saat berkomunikasi dengan orang lain”.
Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang
digunakan penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang
akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan
ini.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 3 Juli 2015. Penulis
melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk
mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian menjelaskan
pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik sosiodrama.
Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
38
yaitu pemberian informasi mengenai keterbukaan saat berkomunikasi serta
diskusi bersama-sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada
anggota kelompok. Kemudian anggota kelompok mulai mendengarkan
penjelasan dari penulis. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran
sesuai dengan perannya masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan
perannya anggota kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai
mengerjakan sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan
hasilnya. Pada proses sosiodrama masih sedikit pasif karena hanya 4 anggota
kelompok yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau
mengutarakan pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih malu,
diam dan kurang antusias. Saat bermain peran hanya sebagian anggota
kelompok yang berantusias. Kemungkinan anggota kelompok masih asing
dengan kegiatan permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada
penulis.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan
mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan pertama. Kemudian
penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi
anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka
dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada
rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini
diakhiri dengan berdoa.
39
1.3.2 Pertemuan Kedua pada tanggal 11 Juli 2015
Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Petingnya empati dalam berkomunikasi”. Dalam
melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah - langkah yang digunakan
penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang
akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan
ini.
1. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 11 Juli 2015. Penulis
melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk
mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi
mengenai petingnya empati dalam berkomunikasi serta diskusi bersama-
sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok.
Penulis membagikan skenario yan akan dimainkan dalam sosiodrama. Anggta
kelompok diberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi skenario
sosiodrama. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk anggota kelompok
memahami skenario. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran
sesuai dengan perannya masing-masing. Pada proses sosiodrama, masih ada
anggota kelmpok yang masih sedikit pasif karena hanya 3 anggta kelompok
40
yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau mengutarakan
pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih kurang antusias. Saat
bermain peran hanya sebagian anggota kelompok yang berantusias.
Kemungkinan anggota kelompok masih malu memainkan peran dalam
permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada penulis.
4. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan
mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan kedua. Kemudian penulis
mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota
kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka
dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada
rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini
diakhiri dengan berdoa.
4.3.3 Pertemuan Ketiga pada tanggal 18 Juli 2015
Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal”.
Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang
digunakan penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang
akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
41
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan
ini.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 18 Juli 2015. Penulis
melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk
mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi
mengenai petingnya sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal.
Penulis dan anggota kelompok berdiskusi tentang sikap mendukung dalam
berkomunikasi interpersonal yang pernah dialami leh masing-masing
anggota kelompok. Setelah diskusi berakhir, penulis membagikan skenario
sosiodrama yang harus anggota kelompok perankan. Sebelum anggota
kelompok memainkan peran, anggota kelompok diberi kesempatan untuk
membaca skenari tersebut terlebih dahulu. Kemudian. Anggota kelompok di
minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing,
setelah semuanya selesai memainkan perannya. Saat melakukan sosiodrama
masih ada anggota yang memainkan peran kurang serius, masih suka
bercanda. Namun dengan anggota kelompok yang bercanda dan masih bisa di
kontrol itulah keantusiasannya mulai tumbuh.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan
mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan ketiga. Kemudian penulis
mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota
kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
42
keseluruhan berjalan lancar. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri
dengan berdoa.
4.3.4 Pertemuan Keempat pada tanggal 24 Juli 2015
Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Sikap possitive dalam komunikasi interpersonal”.
Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah - langkah yang
digunakan penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang
akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan
ini.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan keempat diadakan pada tanggal 24 Juli 2015. Penulis
melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk
mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian mengingatkn kembali
tentang pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik
sosiodrama. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai sikap possitive dalam
komunikasi interpersonal serta diskusi bersama-sama. Penulis memberikan
petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok. Kemudian penulis mulai
membagikan skenario sosiodrama dan menanyakan tentang pendapat anggota
kelompok tentang possitive dalam komunikasi interpersonal. Dari diskusi
43
sebelum melakukan sosiodrama ini, antusias anggta kelompok untuk
mengerti tentang possitive dalam komunikasi interpersonal mulai tumbuh.
Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya
masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya anggota
kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai mengerjakan
sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan
mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan keempat. Kemudian
penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi
anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar dan anggota kelompok sudah terbuka dan tidak
pasif dalam mengikuti kegiatan. Setelah semuanya selesai pertemuan ini
diakhiri dengan berdoa.
4.3.5 Pertemuan Kelima 14 Agustus 2015
Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal”. Dalam
melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan
penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang
akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
44
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan
ini.
2. Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 14 Agustus 2015. Penulis
melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk
mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi
mengenai petingnya kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal serta
diskusi bersama-sama. Penulis menanyakan tentang pengalaman anggota
kelompok mengenai topik yang akan dibahas dalam sosiodrama. Saat anggota
kelompok mmulai memberikan pendapatnya, penulis membagikan skenario
yang akan digunakan dalam sosiodrama sesi terakhir ini. Kemudian anggota
kelompok mulai mendengarkan penjelasan dari penulis. Anggota kelompok
di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing.
Penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya sesiodrama sesudah anggota
kelompok selesai memerankan perannya masing-masing.
3. Tahap evaluasi kegiatan
Setelah selesai melakukan permainan peran, anggota kelompok
diminta untuk mengevalusi diri sendiri berdasarkan cerita tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Saat melakukan sosiodrama semua anggota kelompok
sangat antusias. Kemudian, setelah pertemuan berakhir semua anggota
kelompok mengisi inventori kemampuan komunikasi interpersonal dengan
inventori yang sama saat pretest dilaksanakan. Lalu kegiatan diakhiri dengan
doa bersama.
45
4.4 Analisis Data
Setelah seluruh data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan
data dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney (U-test) dengan
bantuan program SPSS for windows release 17.0. Pengujian antara kelompok
eksperimen dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest pada
kelompok subjek untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan
komunikasi interpersonal untuk kelompok yang diberi treatmen dengan
kelompok yang tidak diberikan treatmen. Hasil pretest dan postest kelompok
eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :
Tabel 4.4
Mean rank dan Mann-Whitney Posttest
Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Postest eksperimen 10 15.50 155.00
kontrol 10 5.50 55.00
Total 20
Test Statisticsb
Postest
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 55.000
Z -3.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Pada tabel diatas jumlah subjek kelompok eksperimen 10 siswa dan
kelompok kontrol 10 siswa. Skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1)
15,50 dan skor untuk Mean rank kelompok kontrol (2) 5,50. Sedangkan
46
koefisien Asymp.Sig (2-tailed) 0,000 < 0,050 maka dapat diartikan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Tabel 4.4.1
Kelompok eksperimen pretest dan posttest
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Eksperimen Pretest 10 5.50 55.00
Posttest 10 15.50 155.00
Total 20
Test Statisticsb
Eksperimen
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 55.000
Z -3.785
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .000
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok
Pengujian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan dengan menggunakan pretest dan posttest pada masing-masing
kelompok untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kemampuan
komunikasi interpersonal untuk kelompok yang diberikan treatment dengan
kelompok yang tidak diberikan treatment. Hasil pretest dan posttest
kelompok eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :
Tabel 4.4.2
Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen
Kategori Pretest Posttest
Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)
Rendah 10 100 6 60
Sedang 0 0 4 40
Total 10 100 10 100
47
Pada data pretes dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat bahwa
terdapat kenaikan pada semua mahasiswa, hal ini menunjukkan dengan
adanya teknik sosiodrama mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal mereka.
4.5 Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “Peningkatkan
Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pengguna Jejaring Sosial Facebook
dengan Teknik Sosiodrama Mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”. Hal
ini ditunjukkan dengan mean rank kelompok eksperimen sebelum diberi
treatment 5,50 sedangkan mean rank sesudah diberi treatment adalah 15,50
dengan nilai signifikansi 0,000<0,050, ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut menunjukkan
bahwa pemberian teknik sosiodrama efektif dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal. Maka H1 yang diajukan dalam penelitian ini
diterima.
4.6 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian teknik sosiodrama
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pengguna jejaring
sosial Facebook pada mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga secara signifikan .
Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen diberikan sosiodrama
48
dengan skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1) 15,50 dan skor untuk
Mean rank kelompok kontrol (2) 5,50. Sedangkan p=Asymp.Sig (2-tailed)
0,000 < 0,050.
Pada saat pretest skor siswa kelompok eksperimen termasuk dalam
tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Setelah dilakukan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok
eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada
peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal pada kelompok
eksperimen, kelompok eksperiman menunjukkan peningkatan kemampuan
komunikasi interpersonal.
Dengan adanya sosiodrama, pengguna jejaring sosial Facebook pada
mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang memiliki kemampuan
komunikasi interpersonal rendah dapat mengetahui kekurangan mereka dalam
hal kemampuan komunikasi interpersonal. Sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal tersebut. Karena
memiliki kemampuan komunikasi interpersonal adalah salah satu syarat
penting untuk menjadi seorang konselor yang baik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gita Satya Yuniar (2012) tentang
efektivitas penggunaan tekhnik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP NEGRI 26 Surabaya,
didapatkan hasil F=2.087 dan P <0,05 (0,443) dan taraf signifikasi 95%. Hal
ini menunjukkan bahwa tekhnik sosiodrama efektif untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal.
49
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Handayani (2013)
dari Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP UNSRI
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Terisolir Melalui Teknik Sosiodrama Kelas VIII di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Indralaya Selatan”, menunjukkan bahwa teknik sosiodrama
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa terisolir.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shandra Setya Pancawati
(2014) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga dengan judul “Meningkatkan komunikasi
interpersonal melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada
remaja Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga”, menemukan bahwa
terjadi peningkatan tersebut terlihat dari perbedaan yang signifikan dari hasil
pre test dan post test kelompok eksperimen yaitu p=0.012=0.050, dengan
peningkatanmean rank 4.80 dari mean rank hasil pre test skala komunikasi
interpersonal 3.10, sedangkan mean rank hasil post test skala komunikasi
interpersonal 7.90. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama dapat meningkatkan komunikasi interpersonal pada remaja
Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga.