bab iv analisis dan pembahasan -...

15
35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pengguna jejaring sosial Facebook yang masuk dalam kategori medium users dan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah yang masing-masing berjumlah 20 siswa. Penulis dari awal meneliti mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pengguna jejaring sosial Facebook yang berjumlah 50 mahasiswa. Dari hasil skala sikap diperoleh data 20 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, 27 mahasiswa termasuk dalam kategori sedang dan 3 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi. Jadi dalam penelitian ini ada 20 mahasiswa yang termasuk dalam kategori rendah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan 10 mahasiswa dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan 10 mahasiswa. Tabel 4.1 Perbandingan hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen Kategori Pretest eksperimen Postest kontrol Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%) Rendah 10 100 10 100 Total 10 100 10 100 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Pretest Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 dengan membagikan skala sikap Penggunaan Jejaring Sosial Facebook dan inventori kemampuan

Upload: voanh

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

35

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

pengguna jejaring sosial Facebook yang masuk dalam kategori medium

users dan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah yang

masing-masing berjumlah 20 siswa.

Penulis dari awal meneliti mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

pengguna jejaring sosial Facebook yang berjumlah 50 mahasiswa. Dari hasil

skala sikap diperoleh data 20 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, 27

mahasiswa termasuk dalam kategori sedang dan 3 mahasiswa termasuk dalam

kategori tinggi. Jadi dalam penelitian ini ada 20 mahasiswa yang termasuk

dalam kategori rendah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen yang diberi perlakuan 10 mahasiswa dan kelompok kontrol yang

tidak diberi perlakuan 10 mahasiswa.

Tabel 4.1

Perbandingan hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen

Kategori Pretest eksperimen Postest kontrol

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 10 100 10 100

Total 10 100 10 100

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Pretest

Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 dengan membagikan

skala sikap Penggunaan Jejaring Sosial Facebook dan inventori kemampuan

36

komunikasi interpersonal yang diadopsi dari Devito (2011) dan disusun

berdasarkan lima kualitas umum efektifivitas komunikasi interpersonal yang

dikemukakan oleh Laswell & Laswell (1982) kepada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, kemudian kelompok eksperimen akan diberi layanan

bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.

Tabel 4.2.1

Mean Rank dan uji Mann-Whitney Pretest

Kemampuan Komunikasi Interpersoanl pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

pretest ekperimen 10 10.65 106.50

kontrol 10 10.35 103.50

Total 20

Test Statistics

b

Pretest

Mann-Whitney U 48.500

Wilcoxon W 103.500

Z -.114

Asymp. Sig. (2-tailed) .910

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .912a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel uji beda yang dilakukan dengan jumlah subjek kelompok

eksperimen 10 siswa dan kelompok kontrol 10 siswa. Mean Rank untuk

kelompok eksperimen sebesar 10,65 sedangkan Mean Rank kelompok kontrol

sebesar 10,35. Pada tabel 4.2.1 Uji Mann Whitney U=48,500, Z=-114, dan

Asymp.Sig (2-tailed) 0,910>0,050 maka dapat diartikan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dan penelitian dapat dilanjutkan dengan memberikan teknik

sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

37

4.2.2 Posttest

Pengambilan data Posttest dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan

eksperimen selesai. Posttest dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2015 yang

diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. inventori yang

diberikan pada saat posttest sama dengan inventori yang diberikan pada saat

pretest.

4.3 Deskripsi dan Hasil Observasi

4.3.1 Pertemuan Pertama pada tanggal 3 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah anggta kelompok mampu

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan

materi dengan topik “Keterbukaan saat berkomunikasi dengan orang lain”.

Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang

digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 3 Juli 2015. Penulis

melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian menjelaskan

pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik sosiodrama.

Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

38

yaitu pemberian informasi mengenai keterbukaan saat berkomunikasi serta

diskusi bersama-sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada

anggota kelompok. Kemudian anggota kelompok mulai mendengarkan

penjelasan dari penulis. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran

sesuai dengan perannya masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan

perannya anggota kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai

mengerjakan sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan

hasilnya. Pada proses sosiodrama masih sedikit pasif karena hanya 4 anggota

kelompok yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau

mengutarakan pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih malu,

diam dan kurang antusias. Saat bermain peran hanya sebagian anggota

kelompok yang berantusias. Kemungkinan anggota kelompok masih asing

dengan kegiatan permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada

penulis.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan pertama. Kemudian

penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi

anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara

keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka

dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada

rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini

diakhiri dengan berdoa.

39

1.3.2 Pertemuan Kedua pada tanggal 11 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah anggota kelompok mampu

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan

materi dengan topik “Petingnya empati dalam berkomunikasi”. Dalam

melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah - langkah yang digunakan

penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

1. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 11 Juli 2015. Penulis

melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi

mengenai petingnya empati dalam berkomunikasi serta diskusi bersama-

sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok.

Penulis membagikan skenario yan akan dimainkan dalam sosiodrama. Anggta

kelompok diberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi skenario

sosiodrama. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk anggota kelompok

memahami skenario. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran

sesuai dengan perannya masing-masing. Pada proses sosiodrama, masih ada

anggota kelmpok yang masih sedikit pasif karena hanya 3 anggta kelompok

40

yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau mengutarakan

pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih kurang antusias. Saat

bermain peran hanya sebagian anggota kelompok yang berantusias.

Kemungkinan anggota kelompok masih malu memainkan peran dalam

permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada penulis.

4. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan kedua. Kemudian penulis

mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota

kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara

keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka

dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada

rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini

diakhiri dengan berdoa.

4.3.3 Pertemuan Ketiga pada tanggal 18 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah anggota kelompok mampu

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan

materi dengan topik “Sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal”.

Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang

digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

41

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 18 Juli 2015. Penulis

melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi

mengenai petingnya sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal.

Penulis dan anggota kelompok berdiskusi tentang sikap mendukung dalam

berkomunikasi interpersonal yang pernah dialami leh masing-masing

anggota kelompok. Setelah diskusi berakhir, penulis membagikan skenario

sosiodrama yang harus anggota kelompok perankan. Sebelum anggota

kelompok memainkan peran, anggota kelompok diberi kesempatan untuk

membaca skenari tersebut terlebih dahulu. Kemudian. Anggota kelompok di

minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing,

setelah semuanya selesai memainkan perannya. Saat melakukan sosiodrama

masih ada anggota yang memainkan peran kurang serius, masih suka

bercanda. Namun dengan anggota kelompok yang bercanda dan masih bisa di

kontrol itulah keantusiasannya mulai tumbuh.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan ketiga. Kemudian penulis

mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota

kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara

42

keseluruhan berjalan lancar. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri

dengan berdoa.

4.3.4 Pertemuan Keempat pada tanggal 24 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah anggota kelompok mampu

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan

materi dengan topik “Sikap possitive dalam komunikasi interpersonal”.

Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah - langkah yang

digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan keempat diadakan pada tanggal 24 Juli 2015. Penulis

melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian mengingatkn kembali

tentang pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik

sosiodrama. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai sikap possitive dalam

komunikasi interpersonal serta diskusi bersama-sama. Penulis memberikan

petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok. Kemudian penulis mulai

membagikan skenario sosiodrama dan menanyakan tentang pendapat anggota

kelompok tentang possitive dalam komunikasi interpersonal. Dari diskusi

43

sebelum melakukan sosiodrama ini, antusias anggta kelompok untuk

mengerti tentang possitive dalam komunikasi interpersonal mulai tumbuh.

Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya

masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya anggota

kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai mengerjakan

sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan keempat. Kemudian

penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi

anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara

keseluruhan berjalan lancar dan anggota kelompok sudah terbuka dan tidak

pasif dalam mengikuti kegiatan. Setelah semuanya selesai pertemuan ini

diakhiri dengan berdoa.

4.3.5 Pertemuan Kelima 14 Agustus 2015

Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah anggota kelompok mampu

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan

materi dengan topik “Kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal”. Dalam

melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan

penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

44

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 14 Agustus 2015. Penulis

melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi

mengenai petingnya kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal serta

diskusi bersama-sama. Penulis menanyakan tentang pengalaman anggota

kelompok mengenai topik yang akan dibahas dalam sosiodrama. Saat anggota

kelompok mmulai memberikan pendapatnya, penulis membagikan skenario

yang akan digunakan dalam sosiodrama sesi terakhir ini. Kemudian anggota

kelompok mulai mendengarkan penjelasan dari penulis. Anggota kelompok

di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing.

Penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya sesiodrama sesudah anggota

kelompok selesai memerankan perannya masing-masing.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Setelah selesai melakukan permainan peran, anggota kelompok

diminta untuk mengevalusi diri sendiri berdasarkan cerita tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Saat melakukan sosiodrama semua anggota kelompok

sangat antusias. Kemudian, setelah pertemuan berakhir semua anggota

kelompok mengisi inventori kemampuan komunikasi interpersonal dengan

inventori yang sama saat pretest dilaksanakan. Lalu kegiatan diakhiri dengan

doa bersama.

45

4.4 Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan

data dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney (U-test) dengan

bantuan program SPSS for windows release 17.0. Pengujian antara kelompok

eksperimen dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest pada

kelompok subjek untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan

komunikasi interpersonal untuk kelompok yang diberi treatmen dengan

kelompok yang tidak diberikan treatmen. Hasil pretest dan postest kelompok

eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :

Tabel 4.4

Mean rank dan Mann-Whitney Posttest

Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Postest eksperimen 10 15.50 155.00

kontrol 10 5.50 55.00

Total 20

Test Statisticsb

Postest

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 55.000

Z -3.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel diatas jumlah subjek kelompok eksperimen 10 siswa dan

kelompok kontrol 10 siswa. Skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1)

15,50 dan skor untuk Mean rank kelompok kontrol (2) 5,50. Sedangkan

46

koefisien Asymp.Sig (2-tailed) 0,000 < 0,050 maka dapat diartikan bahwa

ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Tabel 4.4.1

Kelompok eksperimen pretest dan posttest

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Eksperimen Pretest 10 5.50 55.00

Posttest 10 15.50 155.00

Total 20

Test Statisticsb

Eksperimen

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 55.000

Z -3.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .000

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pengujian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dilakukan dengan menggunakan pretest dan posttest pada masing-masing

kelompok untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kemampuan

komunikasi interpersonal untuk kelompok yang diberikan treatment dengan

kelompok yang tidak diberikan treatment. Hasil pretest dan posttest

kelompok eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :

Tabel 4.4.2

Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen

Kategori Pretest Posttest

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 10 100 6 60

Sedang 0 0 4 40

Total 10 100 10 100

47

Pada data pretes dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat bahwa

terdapat kenaikan pada semua mahasiswa, hal ini menunjukkan dengan

adanya teknik sosiodrama mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal mereka.

4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “Peningkatkan

Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pengguna Jejaring Sosial Facebook

dengan Teknik Sosiodrama Mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”. Hal

ini ditunjukkan dengan mean rank kelompok eksperimen sebelum diberi

treatment 5,50 sedangkan mean rank sesudah diberi treatment adalah 15,50

dengan nilai signifikansi 0,000<0,050, ini menunjukkan bahwa ada

perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal yang signifikan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut menunjukkan

bahwa pemberian teknik sosiodrama efektif dalam meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal. Maka H1 yang diajukan dalam penelitian ini

diterima.

4.6 Pembahasan

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian teknik sosiodrama

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pengguna jejaring

sosial Facebook pada mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga secara signifikan .

Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen diberikan sosiodrama

48

dengan skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1) 15,50 dan skor untuk

Mean rank kelompok kontrol (2) 5,50. Sedangkan p=Asymp.Sig (2-tailed)

0,000 < 0,050.

Pada saat pretest skor siswa kelompok eksperimen termasuk dalam

tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Setelah dilakukan

layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok

eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada

peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal pada kelompok

eksperimen, kelompok eksperiman menunjukkan peningkatan kemampuan

komunikasi interpersonal.

Dengan adanya sosiodrama, pengguna jejaring sosial Facebook pada

mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang memiliki kemampuan

komunikasi interpersonal rendah dapat mengetahui kekurangan mereka dalam

hal kemampuan komunikasi interpersonal. Sehingga mereka dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal tersebut. Karena

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal adalah salah satu syarat

penting untuk menjadi seorang konselor yang baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gita Satya Yuniar (2012) tentang

efektivitas penggunaan tekhnik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP NEGRI 26 Surabaya,

didapatkan hasil F=2.087 dan P <0,05 (0,443) dan taraf signifikasi 95%. Hal

ini menunjukkan bahwa tekhnik sosiodrama efektif untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi interpersonal.

49

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Handayani (2013)

dari Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP UNSRI

dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Siswa Terisolir Melalui Teknik Sosiodrama Kelas VIII di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Indralaya Selatan”, menunjukkan bahwa teknik sosiodrama

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa terisolir.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shandra Setya Pancawati

(2014) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga dengan judul “Meningkatkan komunikasi

interpersonal melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada

remaja Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga”, menemukan bahwa

terjadi peningkatan tersebut terlihat dari perbedaan yang signifikan dari hasil

pre test dan post test kelompok eksperimen yaitu p=0.012=0.050, dengan

peningkatanmean rank 4.80 dari mean rank hasil pre test skala komunikasi

interpersonal 3.10, sedangkan mean rank hasil post test skala komunikasi

interpersonal 7.90. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok teknik

sosiodrama dapat meningkatkan komunikasi interpersonal pada remaja

Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga.