konsep dasar rpl

27
KONSEP DASAR PERANGKAT LUNAK Perangkat keras komputer tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila insturksi- instruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi- instruksi tersebut disebut perangkat lunak (softrware). Instruksi-instruksi perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras komputer. Dengan demikian perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian, sebagai berikut ini. 1. Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari sistem komputer. 2. Perangkat lunak Bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin agar dapat di mengerti oleh komputer. 3. Perangkat lunak Aplikasi (aplication software), yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.

Upload: syamsi-colibri

Post on 08-Aug-2015

143 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

membahas tentang totorial rekayasa perangkat lunak komputer

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR PERANGKAT LUNAKPerangkat keras komputer tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak. Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila insturksi-instruksi tertentu telah diberikan kepadanya. Instruksi-instruksi tersebut disebut perangkat lunak (softrware). Instruksi-instruksi perangkat lunak ditulis oleh manusia untuk mengaktifkan fungsi dari perangkat keras komputer. Dengan demikian perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian, sebagai berikut ini. 1. Perangkat lunak sistem operasi (operating system), yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan dari sistem komputer. 2. Perangkat lunak Bahasa (language software), yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin agar dapat di mengerti oleh komputer. 3. Perangkat lunak Aplikasi (aplication software), yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.

TENTANG ASSAMBLEYSebenarnya, komputer hanya dapat bekerja dengan kode mesin yaitu kode perintah untuk CPU (central processing unit). Semua bahasa komputer pada akhirnya harus menjadi kode mesin sebelum dapat dilaksanakan oleh komputer. Bahasa komputer tingkat tinggi (High Level Language) seperti BASIC,PASCAL atau C, harus mengubah satu perintahnya menjadi beberapa kode mesin (proses penerjemahan) Assambly adalah bahasa komputer tingkat rendah (Low Level Language). Pada Assambly satu perintah akan diubah menjadi satu kode masin, inilah keistimewaan Assambly. Demikian dekat Assambly dengan kode mesin menjadikan Assambly bahasa komputer tercepat. Belajar Assambly berarti belajar tentang kemampuan dasar komputer. Belajar Assambly membuka cakrawala baru tentang kemampuan komputer, yang sebelumnya (dalam bahasa tingkat tinggi) tertutup.

Walaupun bahasa tingkat tinggi terus berkembang dengan segala fasilitas dan kemudahannya, peranan bahasa pemrograman tingkat rendah tetap tidak dapat digantikan. Bahasa assembly mempunyai keunggulan yang tidak mungkin diikuti oleh bahasa tingkat apapun dalam hal kecepatan, ukuran file yang kecil serta kemudahan dalam manipulasi sistem komputer.

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN PROGRAM ASSAMBLYEditing

File Source ( .ASM) Proses Kompilasi (dengan MASM.EXE)

File Object (.OBJ)Proses Linking (dengan Link.EXE)

File Execute ( .EXE)Proses mengubah EXE ke COM (dengan EXE2BIN.EXE) File Command ( .COM)

SISTEM BILANGAN DAN KODESISTEM BILANGAN (NUMBER SYSTEM) ADALAH SUATU CARA UNTUK MEWAKILI BESARAN DARI SUATU ITEM PHISIK. DIDALAM PEMROGRAMAN DENGAN BAHASA ASSEMBLER, BISA DIGUNAKAN BERBAGAI JENIS BILANGAN. JENIS BILANGAN YANG BISA DIGUNAKAN, YAITU: BILANGAN BINER, OKTAL, DESIMAL DAN HEXADESIMAL. PEMAHAMAN TERHADAP JENIS-JENIS BILANGAN INI ADALAH PENTING, KARENA AKAN SANGAT MEMBANTU KITA DALAM PEMROGRAMAN YANG SESUNGGUHNYA.

1.1.1. BILANGAN BINER Sebenarnya semua bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan apapun(Desimal, oktaf dan hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner. Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri atas 2 kemungkinan(Berbasis dua), yaitu 0 dan 1. Karena berbasis 2, maka pengkorversian ke dalam bentuk desimal adalah dengan mengalikan suku ke-N dengan 2N. Contohnya: bilangan biner 01112 =(0 X 23)+(1 X 22)+(1 X 21)+(1 X 20)= 710.

Contoh :Misalnya nilai bilanan binari 1001 dapat diartikan dalam sistem bilangan desimal bernilai : 10011 x 20 = 1 0 x 21 = 0 0 x 22 = 0 1 x 23 = 8 ----- + 9

Posisi digit (dari kanan) 1 2

Position Value 20 = 1 21 = 2

34 5

22 = 423 = 8 24 = 16

So how about change this value 1011012 To Desimal 10

1.1.2. BILANGAN DESIMAL Tentunya jenis bilangan ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bilangan Desimal adalah jenis bilangan yang paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kebanyakan orang sudah akrab dengannya. Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri atas 10 buah angka(Berbasis 10), yaitu angka 0-9. Dengan basis sepuluh ini maka suatu angka dapat dijabarkan dengan perpangkatan sepuluh. Misalkan pada angka 12310 =(1 X 102)+(2 X 101)+(3 X 100).

Absolute Value Position Value

Posisi digit dari ( kanan)1 2 3 4 5

Position Value100 = 1 101 = 10 102 = 100 103 = 1000 104 = 10000

1 X 102 = 1002 X 101 = 20 3 X 100 =-------- + 3 123

1.1.3. BILANGAN OKTAL Bilangan oktal adalah bilangan dengan basis 8, artinya angka yang dipakai hanyalah antara 0-7. Sama halnya dengan jenis bilangan yang lain, suatu bilangan oktal dapat dikonversikan dalam bentuk desimal dengan mengalikan suku ke-N dengan 8 N.Contohnya bilangan 128 =(1 X 81)+(2 X 80)= 1010.

Absolute Value Position Value 1 X 81 = 8 2 X 80 = 2 -------- + 10

Posisi digit dari ( kanan) 1 2 3 4 5

Position Value 80 = 1 81 = 8 82 = 64 83 = 512 84 = 4096

1.1.4. BILANGAN HEXADESIMAL Bilangan hexadesimal merupakan bilangan yang berbasis 16. Dengan angka yang digunakan berupa: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Dalam pemrograman assembler, jenis bilangan ini boleh dikatakan yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan mudahnya pengkonversian bilangan ini dengan bilangan yang lain, terutama dengan bilangan biner dan desimal. Karena berbasis 16, maka 1 angka pada hexadesimal akan menggunakan 4 bit. Bila komputer menangani bilangan dalam bentuk binari yang diorganisasikan dalam bentuk group 4 bit, akan lebih memudahkan untuk menggunakan suatu simbol yang mewakili sekaligus 4 digit binari tersebut. Kombinasi dari 4 bit akan didapatkan sebanyak 16 kemungkinan kombinasi yang dapat diwakili, sehingga dibutuhkan suatu sistem bilangan yang terdiri dari 16 simbol atau yang berbasis 16, yaitu sistem bilangna hexadesimal. Digit 0 sampai dengan 9 tidak mencukupi, maka huruf A, B, C, E, F dipergunakan. Misalnya bilangna binari 11000111 dapat diwakili dengan bilangan hexadecimal menjadi C7 Nilai bilangan hexadesimal C7 tersebut dalam sistem bilangan desimal bernilai :

C716

= C X 161 + 7 X 160 = 12 X 16 + 7 X 1 = 192 + 7 = 19910

2. SISTEM KONVERSI BILANGANBila suatu nilai telah dinyatakan dalam suatu sistem bilangan yang tertentu dan bila ingin mengetahui nilai tersebut dalam sistem bilangan yang lain, maka nilai dalam sistem bilangan sebelumnya harus dikonversikan terlebih dahulu ke sistem bilangan yang diinginkan. Kasus seperti ini akan banyak dijumpai bilamana berhubungan dengan bahasa mesin yang menggunakan sistem binari, demikian juga bila berhubungan dengan bahasa Assambly.

2.1. Sistem Konversi Bilangan Desimal ke Bilangan Binari a. Metode pertama ini paling sering digunakan dalam konversi desimal ke binari yaitu membagi dengan nilai 2 dan sisa setiap pembagian merupakan digit binari dari bilangan binari hasil konversi. Metode ini disebut metode sisa (reminder methode).

Contoh : 45 : 2 = 22 + sisa 1

22 : 2 = 11 + sisa 011 : 2 = 5 + sisa 1 5 : 2 = 2 + sisa 1 2 : 2 = 1 + sisa 0 1 0 1 10 1 b. Cara lain untuk mengkonversi bilangan desimal ke bilangan binari adalah dengan menjumlahkan bilangan-bilangan pangkat dua yang jumlahnya sama dengan bilangan desimal yang akan dikonversikan. Misalnya bilangan desimal 45 akan dikonversikan kebilangan bilangan binari, dapat dilakukan dengan cara : 20 = 1 1 100 1000 100000 ----------- + 101101

22 = 423 = 8 25= 32 ------ + 45

KONVERSI KE BILANGAN OKTALUntuk mengkonversikan bilangan desimal ke bilangan oktal dapat di pergunakn remainder method dengan pemagiannya adalah basis dari bilangan oktal tersebut, yaitu 8. Misalnya bilangan desimal 385, dalam bilangan oktal bernilai : 385 : 8 = 48 + sisa 1 48 : 8 = 6 + sisa 0 601

Maka 38510 = 6018

KONVERSI KE BILANGAN HEXADESIMAL Dengan menggunakan reaminder method dengan pembagiannya adalah basis dari bilangan hexadesimal, yaitu 16, maka bilangan desimal dapat dikonversikan ke bilangan hexadesimal.

1583 : 16 = 98 + sisa 15 = F 98 : 16 = 6 + sisa 2 = 2

62 F

Maka 158310 = 62F16

2.2. KONVERSI DARI SISTEM BILANGAN BINARI KE BILANGAN DESIMAL Dari bilangna binari dapat dikonversi ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position Value-nya. 1011012 = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 23 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20 = 1 x 32 + 0 x 16 + 1 x 8 + 1 x 4 + 0 x 2 + 1 x 1 = 32 + 0 + 8 + 4 + 0 + 1 = 4510 Berarti bilangan binari 101101 dapat dikonversikan ke bilangan desimal senilai:12 = 110 410 810

1002 = 10002 =

1000002 = 3210 ----------------------------------- + 1011012 = 4510

Atau dapat menggunakan tabel berikut :

Pangkat 20 21 22 23

Desimal 1 2 4 8

Binari 1 10 100 1000

2425 26 27 28 29 210

1632 64 128 256 512 1024

10000100000 1000000 10000000 100000000 1000000000 10000000000

Kalau bilangan binari yang akan dikonversikan dalam bentuk pecahan binari, misalnya 1111101,0111 maka dapat dikonversikan dengan cara :

1111101,0111

= 1 x 26 + 1 x 25 + 1 x 24 + 1 x 23 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20 + 0 x 2-1 + 1 x 2-2 + 1 x 2-3 + 1 x 2-4 = 64 + 32 + 16 + 8 + 2 + 0 + 1 + 0,25 + 0,125 + 0,0625

= 125,437510

KONVERSI KE BILANGAN OKTAL Konversi dari bilangan binari ke bilangan oktal dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga digit binari. Misalnya bilangan binari 11010100 dapat dikonversi ke oktal dengan cara : 11 010 100

3

2

4

Hubungan ini dapat dilihat pada tabel berikut :

DIGIT 0 1 2 3 4 5 6 7

3 bit 000 001 010 011 100 101 110 111

KONVERSI KE BIANGAN HEXADESIMAL Konversi dari bilangan binari ke bilangan hexadesimal dapat dilakukan dengan mengkonversi tiap-tiap empat buah digit binari: Misalnya bilangan binari 11010100 dapat di konversi ke hexadesimal dengan cara 1101 D 0100

4

Digigit Hexadesimal0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F

4 BIT0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111

2.3. KONVERSI DARI SISTEM BILANGAN OKTAL KE BILANGAN DESIMAL Dari bilangan oktal dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya. 3248 = 3 x 82 + 2 x 81 + 4 x 80 = 3 x 64 + 2 x 8 + 4 x 1 = 192 + 16 + 4 = 212

KONVERSI KE SISTEM BILANGAN BINARI Konversi dari bilangan oktal keb bilangan binari dapat dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit oktal ke 3 digit binari, sebgai berikut: 6 110 5 101 0 000 2 010

Berarti bilangan binari 110101000010 adalah 6502 di dalam oktal.

KONVERSI KE BILANGAN HEXADESIMALKonversi dari bilangan oktal ke bilangan hexadesimal dapat dilakukan dengan cara merubah dari bilangan oktal menjadi bilanan binari terlebih dahulu, baru di konversikan ke bilanan headesimal. Misalnya bilangan oktal 2537, akan dikonversikan ke hexadesimal, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Dikonversikan terlebih dahulu ke bilangan binari, sebagai berikut : 2 010 5 101 3 011 7 111

Dari bilangan binari baru dikonversikan ke bilangan hexadesimal : 0101 0101 1111

5

5

F

Maka bilangan oktal 2537 adalah 55F dalam bilangan hexadesimal

2.4. KONVERSI DARI SISTEM BILANGAN HEXADESIMAL KE BILANGAN DESIMAL

Dari bilangan hexadesimal dapat dikonvrsikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing digit bilangan dengan position value-nya.B6A16 = 11 x 162 + 6 x 161 + 10 x 160 = 11 x 256 + 6 x 16 + 10 x 1

= 2816 + 96 + 10= 292210 Bila bilangan hexadesimal yang akan dikonversikan berupa bilangan yang mengandung nilai pecahan, misalnya bilangan hexadesimal 9B,05A dalam bilangan desimal berikut. 9B,05A = 9 x 161 + 11 x 160 + 0 x 16-1 + 5 x 16-2 + 10 x 16-3 = 9 x 16 + 11 x 1 + 0 x 0,625 + 5 x 0,00390625 + 10 x 0,000244140625 = 144 + 11 + 0 + 0,01953125 + 0,00244140625

= 155,0219726562510

Posisi 4 Hexa Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 0 4096 8192 12288 16384 20480 24576 28672 32768 36864 40960 45056 49152 53248 57344 61440

Posisi 3 Hexa Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 0 256 512 768 1024 1280 1536 1792 2048 2304 2560 2816 3072 3328 3584 3840

Posisi 2 Hexa Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 0 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240

Posisi 1 Hexa Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

KONVERSI KE SISTEM BILANGAN BINARIKonversi dari bilangan hexadesimal ke bilangan binari dapat dilakukan dengan mengkonversikan masing-masing digit hexadesimal ke 4 digit binari sebagai berikut : D 4

1101

0100

Berarti bilangan hexadesimal D4 adalah 11010100 dalam bilangan binari.

KONVERSI KE BILANAGAN OKTAL

Konversi dari bilangan hexadesimal ke bilanagn oktal dapat dilakukan dengan cara merubah dari bilangan hexadesimal menjadi bilangan binari terlebih dahulu, baru dikonversikan ke bilangan oktalMisalnya bilangan hexadesimal 55F, akan dikonversi ke oktal :

Dikonversi terlebih dahulu ke bilangan binari, sebagai berikut 5 5 F

0101

0101

1111

Dari bilangan binari baru dikonversi ke bilangan oktal :010 101 011 111

2

5

3

7

KODE YANG MEWAKILI DATA Data disimpan di komputer pada main memory untuk diproses. Sebuah karakter data di simpan dalam main memory menempati posisi 1 byte. Dengan dasar sistem bilangan binari yang sudah dibahas, dapat diperguakan suatu kode binari untuk mewakili suatu karakter.

BCD. BCD (Binary Code Decimal) merupakan kode binari yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja, yaitu nilai angka 0 sampai dengan 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit, sehingga sebanyak 16 (24 = 16) kemungkinan yang bisa diperoleh hanya 10 kombinasi yang dipergunakan.

Kode BCD yang orisinil sudah jarang dipergunakan untuk komputer generasi sekarang, karena tidak dapat mewakili huruf atau simbol-simbol karakter khusus. BCD dipergunakan pada komputer generasi pertama.

SBCDIC. SBCDIC (Standard Binary Coded Dcimal Interchange Code) merupakan kode binari perkembangan dari BCD. BCD dianggap tanggung, karena masih ada 6 kombinasi yang dipergunakan, tetapi tidak dapat digunakan untuk mewakili karakter yang lainnya. SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak kombinasi yang dihasilkan, sebanyak 64 (26 = 64) kombinasi kode., yaitu 10 kode untuk digit angka, 26 kode huruf alphabeth dan sisanya karakter-karakter khusus yang dipilih.. Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi du zone yaitu 2 bit pertama (diberinama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2 dan bit 1) disebut dengan numeric bit position. Dan kode ini banyak digunakan pada komputer generasi kedua.

EBCDIC Singkatan dari Extended Binary Coded Decimal Intrchange Code terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 (28 = 256) kombinasi karakter. Pada kode ini high-order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zona bits dan low-order bits atau 4 bit pertama disebut dengan zona bits dan low-order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits. Kode ini banyak digunakan pada komputer generasi ketiga semisal IBM S/360

ASCII 7 bit Singkatan dari Amerian Standard Code for Information Interchange atau ada yng menyebut dengan American Standard Comemitee on Information Interchange yang dikembangkan oleh ANSI (American National Standard Institute) untuk tujuan membuat kode binari yang standar. Kode ASCII yang standar menggunakan kombinasi 7-bit, degan kombinasi kode sebanyak 127 dari 128 (27 =128) kemungkinan kombinasi, yaitu :

26 buah huruf kapital (upper case) dari A s/d Z26 buah kecil (lower case) dari a s/d z 10 digit desimal dari 0 s/d 9 34 karakter kontrol yang tidak dapat dicetak hanya digunakan untuk informasi status operasi komputer. Karakter khusus (special charakter)