bab iv analisis dan pembahasan · analisis dan pembahasan 1. gambaran umum perusahaan 1.1 sejarah...

50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Sinjjkat Perusahaan PT United Automobile 90 Utama merupakan perusahaan swasta yang berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa transport pelayanan masyarakat. Perusahaan ini merupakan saiah satu anak cabang dari induk perusahaan UMC {United Motor Company Group) yang bergerak di bidang mobil, spare part/svku cadang, hotel, kredit, leasing. PT United Automobile 90 Utama didirikan pada tanggal 10 Juli 1995, dan perusahaan ini berlokasi di Sidoarjo tepatnya di Jalan Raya Waru 55 A Waru. Pendirian PT United Automobil 90 Utama diprakarsai oleh Bapak Yupito Muntono. Permulaan usahanya dimulai dengan menggunakan 40 unit mobil (sekitar tahun 1995) dan sampai sekarang berkembang menjadi kurang lebih 300 unit mobil (sekitar tahun 1997) dengan jumlah sopir kurang lebih 600 orang. Pangsa pasar/daerah pemasarannya adalah untuk golongan menengah ke atas. 1.2 Lokasi Perusahaan PT United Automobile 90 Utama berlokasi di temp at yang cukup strategis yaitu di JaJan Raya Waru 55 A Warn - Sidoarjo. Ada beberapa aiasan yang mendasari perusahaan daJam memilih lokasi perusahaan tersebut, antara lain: 33

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    1.1 Sejarah Sinjjkat Perusahaan

    PT United Automobile 90 Utama merupakan perusahaan swasta yang

    berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa transport

    pelayanan masyarakat. Perusahaan ini merupakan saiah satu anak cabang dari induk

    perusahaan UMC {United Motor Company Group) yang bergerak di bidang mobil,

    spare part/svku cadang, hotel, kredit, leasing. PT United Automobile 90 Utama

    didirikan pada tanggal 10 Juli 1995, dan perusahaan ini berlokasi di Sidoarjo

    tepatnya di Jalan Raya Waru 55 A Waru.

    Pendirian PT United Automobil 90 Utama diprakarsai oleh Bapak Yupito

    Muntono. Permulaan usahanya dimulai dengan menggunakan 40 unit mobil (sekitar

    tahun 1995) dan sampai sekarang berkembang menjadi kurang lebih 300 unit mobil

    (sekitar tahun 1997) dengan jumlah sopir kurang lebih 600 orang. Pangsa

    pasar/daerah pemasarannya adalah untuk golongan menengah ke atas.

    1.2 Lokasi Perusahaan

    PT United Automobile 90 Utama berlokasi di temp at yang cukup strategis

    yaitu di JaJan Raya Waru 55 A Warn - Sidoarjo. Ada beberapa aiasan yang

    mendasari perusahaan daJam memilih lokasi perusahaan tersebut, antara lain:

    33

    http:www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htlm

  • 34

    a Merupakan investasi sendiri dalam arti merupakan tanah milik sendiri sehingga

    ingin memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha

    b. Tidak terletak di pusat kota, tetapi di pinggir kota sehingga tidak mengurangi

    keindahan kota dan polusinya tidak akan mengganggu masyarakat.

    c. Tanah di lokasi tersebut masih cukup luas, sehingga untuk waktu yang akan

    datang memungkinkan bagi perusahaan untuk memperluas usahanya

    d. Di lokasi tersebut juga sudah terdapat fasilitas kebutuhan perusahaan, seperti

    instalasi listrik dan air minum.

    1.3 Tujuan Perusahaan

    Pada dasarnya setiap bentuk perusahaan yang didirikan adaJah untuk

    mencapai suatu tujuan, baik tujuan jangka panjang. Demikian juga halnya dengan

    PT United Automobil 90 Utama, mempunyai tujuan yang dapat dibedakan atas dasar

    waktu adalah sebagai berikut :

    a Tujuan Jangka Pendek

    Dalam pencapaian tujuan jangka pendek biasanya kurang dari sahi tahun dan di

    pakai sebagai sarana dalam mencapai tujuan jangka panjang. Adapun yang

    menjadi tujuan jangka pendek perusahaan adalah :

    1) Berusaha mencapai tingkat laba maksimum yang memungkinkan bagi

    perusahaan untuk memperluas operasionalnya;

    2) Berusaha mencapai target yang ditetapkan guna memenuhi keiinginan dan

    kepuasaan konsumen ;

    3) Menjaga kelangsungan serta kelancaran proses produksi dengan

  • 35

    memperhatikan dan mengendalikan biaya yang digunakan untuk menjalankan

    aktivitasnya

    b. Tujuan Jangka Panjang

    Tujuan jangka panjang yaitu tujuan perusahaan untuk jangka waktu yang relatif

    lama yang biasanya lebih dari 5 tahun. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai

    oleh perusahaan adalah sebagai berikut.

    1) Meningkatkan kualitas pelayanan yang dihasilkan serta menetapkan harga

    yang sesuai, hal ini dikarenakan untuk menghadapi pesaing dari perusahaan

    sejenis;

    2) Memperluas aktivitasnya dengan mengadakan ekspansi yaitu dengan

    penambahan unit mobil sehingga diharapkan hasil yang dicapai dapat

    ditingkatkan.

    1.4 Proses Pelayanan Taksi

    Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa PT United Automobil 90

    Utama merupakan perusahaan jasa, dimana tidak tnenghasilkan produk seperti pada

    kebanyakan perusahaan lainnya Tetapi yang dihasilkan oleh penisahaan ini adalah

    jasa yang layanan taksi. Setiap konsumen yang menggunakan jasa penisahaan ini

    pasti menginginkan suatu layanan yang optimal, dan konsumen tentu berharap agar

    keinginan itu dapat terpenuhi dan terpuaskan.

    Mengingat perusahaan bergerak di bidang layanan jasa, maka perusahaan

    menekankan layanan jasa taksi yang maksimal. Karena itu, penisahaan menitik

    beratkan perhatiannya pada pemberian layanan jasa kepada konsumen agar

  • 36

    konsumen merasa puas terhadap layanan yang diberikan.

    Adapun proses dan pelayanan taksi tersebut dapat dilakukan dengan empat

    cara yaitu :

    a. Operator - Pengemudi taksi - Penumpang

    Penumpang menelpon ke nomer telepon pemesanan taksi, kemudian telepon

    tersebut diterima oleh operator bagian pemesanan taksi meluncur menuju ke

    penumpang sesuai dengan tempat dan alamat yang dituju.

    b. Datang ke pangkalan - Penumpang

    Penumpang datang ke pangkalan, kemudian penumpang menyuruh pengemudi/

    sopir menuju ke tempat dan alamat yang dituju.

    c. Pengemudi/ sopir - Penumpang (yang sedang menunggu)

    Pengemudi/ sopir berada di jalan (tidak di pangkalan) datang penumpang dan

    memberhentikannya. Kemudian penumpang menyuruh pengemudi/ sopir menuju

    ke tempat dan alamat yang dituju.

    d. Pesan - Janji sopir/ pengemudi - Penumpang

    Penumpang memesan lewat telepon, telepon (di sini berarti penumpang janji

    kepada operator hari dan jam, kapan dijemput, dimana dan akan pergi/ diantar

    ke tempat tujuan).

    1.5 Stniktur organisasi perusahaan

    Organisasi adalah suatu saranayang penting bagi perusahaan guna mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mencapainya suatii perusahaan hanis

    memiliki stniktur organisasi yang baik. Karena dengan strukuii organisasi yang

  • 37

    baik, maka aktivitas perusahaan akan berjalan lancar.

    Struktur organisasi merupakan unsur yang penting dari perusahaan yang

    menggambarkan suatu bagan dan susunan masing-masing bagian sehingga

    kesimpangsiuran dan kesaJahan dalam menjalankan tugas akan dapat dihindari.

    Selain itu dengan penataan struktur organisasi yang tepat akan menghasilkan

    efisiensi dan efektivitas tenaga kerja, waktu dan biaya PT United Auotomobil 90

    Utama merupakan suatu bentuk organisasi yang puncak pimpinannya dipegang oleh

    pemilik perusahaan sendiri dan semua seksi/ bagian akan bertanggung jawab

    kepada pimpinan perusahaan. Sedang bentuk organisasi yang ada pada perusahaan

    ini adalah bentuk organisasi garis/ iini dan bentuk organisasi fimgsional.

    1.5.1 Bentuk Organisasi Garis/Lini

    Dalam organisasi ini wewenang mengalir dari pimpinannya kepada para

    bawahannya, sehingga sampai pada para pekerja di dalam perusahaan, tugas dan

    perintah yang berasal dari direktur diberikan kepada pimpinan bagian, mandor-

    mandor untuk kemudian diteruskan kepada para pekerja (dalam hai ini sopir). Tiap

    orang bawahan mempunyai seorang atasan yang mengatur pekerjaannya dan

    bertanggung jawab kepadanya

    Hubungan orang-orang ini berjalan dari puncak organisasi sampai pada

    penyelenggara terbawah melalui surat garis lurus.

  • 38

    1.5.2 Bentuk Organisasi Fungsional

    Yaihi struktur yang mendasarkan fungsi-iungsi yang ada dalam perusahaan.

    Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas tugas, wewenang

    dan tanggung jawab dan masing-inasing tingkatan yang ada dalam organisasi.

    Berikut ini bagan struktur organisasi dan penjelasan tugas, wewenang dan tanggung

    jawab dari masing-masing jabatan.

    1.6 Jumlah Karyawan dan Pengemudi/Sopir Taksi

    Rincian jumlah karyawan dan sopir di PT United Automobil 90 Utama

    adalah sebagai berikut,

    a. Karyawan ada 75 orang dengan rincian :

    1) Bagian General Manager ada 1 orang.

    2) Bagian operasional ada 2 orang dan dengan asisten manajemen operasional

    ada 1 orang

    a) Staf khusus ada 6 orang

    b) Pengawas ada 4 orang

    3) Bagian kepala bagian operasional ada 2 orang

    a) Buser ada 3 orang

    b) Operator ada 11 orang

    c) Pengoperasian ada 6 orang

    d) Personalia dan umum ada 3 orang yang terdiri dari operator sebanyak 3

    orang, satpam sebanyak 7 orang dan office boy sebanyak 3 orang

    e) Produktivitas ada 5 orang

  • 39

    i) Pangkalan ada 2 orang

    4) Bagian manajer keuangan ada 1 orang

    5) Bagian kabag administrasi keuangan ada 2 orang

    a) Argo data ada 4 orang

    b) EDP ada 3 orang

    c) Administrasi ada 1 orang

    d) Kasir ada 3 orang

    e) KD ada 2 orang

    b. Untuk pengemudi sopir taksi secara keseluruhan ada sekitar 600 orang.

    1.7 Sistem Upah, Tunjangan, dan Insentif

    Sistem upah, tunjangan, dan insentif yang diberlakukan perusahaan adalah

    sebagai berikut:

    a Upahgaji

    Sistem upah yang ditetapkan oleh PT United Auotomobil 90 Utama adalah

    bulanan bagi karyawan yang besarnya variatif yang disesuaikan dengan UMR

    yang ada Rp 150.000,00 dan dalam pericembangannya sekarang sudah ada 2

    lapis di atas yaitu sebesar Rp 200.000,00, sedangkan untuk sopir pengemudi

    taksi upah dan gaji diberikan setiap minggu yang didasarkan atas argo meteran,

    setoran yang di setor, dan premi (untuk kejelasannya lihat insentif).

    b. Tunjangan

    PT United Automobil 90 Utainajuga memberikan tunjangan-tunjangan baik bagi

    karyawan maupun kepada pengemudi sopir taksi.

  • 40

    Tunjangan-tunjangan tersebut antara lain :

    1) Bagi karyawan

    a) Tunjangan hari tua

    b) Tunjangan tahunan (tunjangan hari lebaran)

    c) Tunjangan pengobatan

    2) Bagi pengemudi sopir taksi

    Tunjangan kemulusan Rp 50.000,-

    Tunjangan hadir Rp 25.000,-

    Tunjangan kesehatan Rp 25.000,-

    Rp 100.000,-

    Tunjangan pengganti beras Rp 10.000,-

    Perkecualian :

    Bagi sopir pengemudi untuk mendapatkan Rp 100.000,- maka perlu dibutuhkan

    syarat-syarat penuh yang meliputi :

    1) Lima belas kupon

    Maksudnya 15 x hadir untuk perhitungan dalam 1 bulan = 31 hari

    2) Empat belas kupon

    Maksudnya 14 x hadir untuk perhitungan dalam 1 bulan = 30 hari

    Sedang apabila dalam 1 bulan kupon yang didapat kurang dari 15 kupon dan

    kurang dari 14 kupon (hanya untuk selisih 1 hari saja, misainya kupon yang

    didapat 14 dan 13), maka hanya mendapat uang Rp 75.000,-

  • 41

    a. Insentif

    PT United Automobil 90 Utama juga memberikan insentif dan hanya diberikan

    kepada pengemudi/sopir, dimana pemberian insentif tersebut sebagai salah satu

    alat untuk memotivasi sopir pengemudi untuk bekerja lebih giat

    Insentif yang diberikan ini berupa premi. Premi dari perusahaan ini juga

    merupakan gaji bagi pengemudi sopir taksi.

    Dimana perhitungannya adaiah .

    Ketentuan :

    RpO - R p 89.000,- = 15% preminya

    Rp 89.000.- - Rp 109.000,- = 30% preminya

    > Rp 109.000,- = 70% preminya

    Contoh :

    Apabila setoran yang diberikan Rp 125.000,- maka ketentuannya adaiah:

    Rp 89.000,- x 15% = Rp 13.350,-

    Rp 20.000,-x 30% =Rp 6.000,-

    Rp 16.000,- x 70% = Rp 11.200,-

    Total Insentif = Rp 30.550,-

    1.8 Sistem Pembagian Kerju

    Lama kerja di penisahaan ini adaiah 7 hari kerja dalam satu rninggu (bagi

    sopir/pengemudi) sedangkan 6 hari kerja dalam satu rninggu (bagi karyawan).

  • 42

    a. Bagi karyawan

    1) Hari Senin sampai dengan hari Jum'at : 08.00 - 16.00

    2) Istirahat 1 (satu) jam : 12.00 - 13.00

    3)HariSabtu : 08.00-13.00

    4) Hari Minggu : Libur

    Untuk karyawan yang dinas rega/shift

    1) Hari Senin sampai dengan Jumat

    Shift I : 06.00-14.00

    Shift H : 14.00-22.00

    Shift m : 22.00-06.00

    2) Istirahat 1 (satu) jam

    3) Hari sabtu

    Shift : 06.00-11.00

    Shift E : 11.00-16.00

    Shiftm. : 16.00-21.00

    b. Bagi Pengemudi / sopir taksi

    Lama kerja di perusahaan ini adalah 7 hari kerja dalam satu minggu. Tujuh hari

    kerja tersebut adalah senin sampai minggu.

    1.9 Ijin Tidak Masuk dan Cuti

    Dalam perusahaan ini setiap karyawan dan pengemudi/sopir taksi yang

    bekerja dalam satu tahiin secara terns menenis tidak terputus, karyawan tersebut

    berhak untuk cuti tahunan atau istiraliat tahunan paling banyak 12 (dua belas) hari

  • 43

    kerja (P.P. no. 21 / 1954). Sedang pada dasarnya hak cuti tahunan dalam satu tahun

    tersebut dibagi menjadi 2 (dua) periode ;

    a. Periode I : 6 (enam) hari kerja pada hari Idul Fitri

    b. Periode II: 6 (enam) hari kerja pada akliir Desember

    (Apabila hari Idul Fitri jatuh pada bulan Desember, maka cuti tahunannya

    diadakan satu kali periode dengan jumlah 12 (dua belas) hari kerja).

    Selain itu bagi karyawan dan pengemudi / sopir taksi wanita diberikan cuti haid,

    hamil, dan keguguran kandungan dengan ketentuan ) pasal 34 dari peraturan

    perusahaan) yaitu :

    1) Karyawan wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua haid

    dengan catatan wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada atasannya

    dengan penuh upah.

    2) Karyawan wanita diberi istirahat selama 1 '/2 bulan (satu setengah bulan)

    sebelum saatnya ia melahirkan anak dan 1 Yi (satu setengah bulan) setelah

    melahirkan anak atau gugur kandungan.

    3) Permohonan cuti hamil harus disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari

    sebelum cuti tersebut dimulai, disertai surat keterangan dokter / bidan yang

    menangani kehamilannya

    2. ANALISISDATA

    Sebelum dijelaskan secara lebih mendalam, perlu diuraikan terlebih dahulu

    baliwa penelitian ini hanya digunakan untuk meneliti penganili upah insentif dan

    motivasi terhadap produktivitas kerja sopir Taksi Star. Proses pengumpulan data

  • 44

    pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, yang disebarkan

    ke 200 responden yaitu para sopir Taksi Star. Populasi pada penelitian ini ada

    sebanyak sekitar 600 sopir, dan sampel yang digunakan adalah sebanyak 200 sopir.

    Jumlah sampel sebesar 200 responden ini dianggap mencukupi untuk dilakukannya

    sebuah penelitian dengan teknik analisis chi square, karena jumlah ini merupakan

    sepertiga dari jumlah keseluruhan sopir Taksi Star yang ada

    200 responden yang menjadi sampel pada penelitian ini dipilih secara acak.

    Dan dari seluruh sampel yang menjadi responden ini, tidak seluruh responden yang

    menjawab daftar pertanyaan yang ada di kuesioner secara benar. Setelah hasil

    kuesioner diperiksa lebih lanjut, didapati ada 8 responden yang salah dalam

    pengisian kuesioner sehingga hasil dari jawaban kuesioner dari responden ini tidak

    dapat digunakan dalam proses perhitungan data Mengingat hal itu, maka jumlah

    responden yang memenuhi syarat untuk dianalisis adalah sebanyak 192 responden.

    Berikut akan dijelaskan mengenai hasil dan analisis data, serta pembahasannya

    2.1 Analisis Deskriptif dengan Data Frekuensi

    Analisis deskriptif dengan data frekuensi digunakan untuk mengetahui

    seberapa banyak responden menyatakan hal yang sama terhadap suatu obyek

    pertanyaan atau pernyataan. Berikut adalah hasil perhitungannya:

  • 45

    2.2.1 Jenis Kelamin

    TABEL 2.2.1 JENIS KELAMIN

    Jenis Kelamin Pria

    Wanita Total

    Frekuensi 192 0

    192

    Persentase 100,0 0,0

    100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden yang bekerja

    pada perusahaan ini adalah berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 192 orang.

    2.2.2 Usia

    TABEL 2.2.2 USIA

    Usia

  • 46

    2.2.3 Status Marital

    TABEL 2.2.3 STATUS MARITAL

    Status Menikah

    B. Menikah Total

    Frekuensi 160 32 192

    Persentase 83,3 16,7

    100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang

    bekerja pada perusahaan ini memiliki status telah menikah, yaitu sebanyak 160

    orang atau sebesar 83,3% dari 192 responden. Sedangkan responden yang belum

    menikah berjumlah 32 orang atau sebesar 16,7%.

    2.2.4 Tingkat Pendidikan

    TABEL 2.2.4 TINGKAT PENDIDIKAIV

    Pendidikan SD

    SMP SMA

    Diploma/Sarjana Total

    Frekuensi 11 45 116 20 192

    Persentase 5,7

    23,4 60,4 10,4

    100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden yang

    yang bekerja pada perusahaan ini memiliki pendidikan terakhir SMA, yaitu

    sebanyak 116 orang atau sebesar 60,4% dari 192 orang responden. Urutan kedua

    ditempati oleh responden yang memiliki pendidikan terakliir SMP, yaitu sebanyak

    45 orang atau 23,4%.

  • 47

    2.2.5 Lama Bekerja

    TABEL 2.2.5 LAMA BEKERJA

    Lama Bekerja 1 thn Total

    Frekuensi 36 59 97 192

    Persentase 18,8 30,7 50,5 100,0

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketalmi bahwa sebagian besar responden yang

    bekerja di penisahaan ini telah bekerja lebih dari 1 tahun, yaitu sebanyak 97 orang

    atau sebesar 50,5% dari 192 orang responden. Urutan kedua, ditempati oleh

    responden yang telah bekerja antara 6 bulan hingga 1 tahun, yaitu sebanyak 59 orang

    atau 30,7%.

    2.2.6 Frekuensi Perolehan Insentif Satu Bulan Terakhir

    TA FREKUENSI PEROLEHAN I

    Frekuensi Insentif Tidak Pernah

    < 6 kali 6 - 1 0 kali 11 -15 kali

    > 15 kali Total

    J3EL 2.2.6 VSENTIF SATU BULAN TERAKHIR

    Frekuensi 27 116 33 10 6

    192

    Persentase 14,1 60,4 17,2 5,2 3,1

    100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa frekuensi perolehan insentif

    dalain satu bulan terakliir sebagian besar responden yang bekerja di penisahaan ini

    adalah kurang dari 6 kali, yaitu sebanyak 116 orang atau sebesar 60,4% dari 192

    orang responden. Urutan kedua ditempati oleh responden dimana frekuensi

  • 48

    perolehan insentif dalam satu bulan terakhir adalah antara 6 hingga 10 kali,

    sebanyak 33 orang atau 17,2%.

    2.2.7 Insentif Yang Diterima Satu Bulan Terakhir

    TABEL 2.2.7 INSENTIF YANG DITERIMA SATU BULAN TERAKHIR

    Insentif yang Diterima

  • 49

    bekerja karena alasan sebagai usaha pokok atau naikah utama, yaitu sebanyak 90

    orang atau sebesar 46,9%. Yang beralasan bekerja di perusahaan ini karena

    mencari pendapatan yang lebih tinggi di banding sebelumnya, menduduki urutan

    kedua, yaitu sebanyak 52 responden atau sebesar 27,1%.

    2.2.9 Faktor Pendorong

    TABEL 2.2.9 FAKTOR PENDORONG

    Faktor Pendorong Imbalan atas Prestasi Kerja Menarik Perusahaan Mempunyai Perhatian Besar Jenis Pekerjaan ini Menarik Tanggung jawab Sesuai dengan Pekerjaan Pekerjaan ini Menjanjikan Adanya Kebijakan Penisahaan yang Adil Perusahaan Mempcrhatikan Kesejahteraan Karyawan Upah yang Diberikan Besar Hubungan dengan Atasan Baik Lingkungan Kerjanya Baik

    Total

    Frekuensi 55 15 21 11 17 18 16 23 8 8

    192

    Persentase 28,6 7,8 10,9 5,7 8,9 9,4 8,3 12,0 4,2 4,2

    100,0 Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden

    bekerja karena adanya faktor pendorong berupa imbalan atas prestasi kerja yang

    menarik, yaitu sebanyak 55 responden atau 28,6%. Sedangkan yang bekerja karena

    adanya upah yang diberikan relatif besar, berada di urutan kedua, yang dijawab

    oleh sebanyak 23 orang atau sebesar 12,0%.

  • 50

    2.2 Analisis Deskriptif Dengan Skala Likert

    Analisis deskriptif dengan Skala Likert dilakukan untuk mengetahui rata-

    rata jawaban suatu data, daJam haJ ini yaitu pertanyaan atan pemyataan yang

    menggunakan SkaJa Likert. Sebelum dijelaskan secara lebih lanjut, maka terlebih

    dahulu pada bagian ini akan dijelaskan mengenai singkatan yang digunakan pada

    analisis berikut ini. Tanda SS adaJah singkatan dari sangat setuju, tanda S adaJah

    singkatan dari setuju, tanda TT adalah singkatan dari tidak tahu, tanda TS adalah

    singkatan dari tidak setuju, dan tanda STS adalah singkatan dari sangat tidak setuju.

    Berikut adalah hasil perhitungannya;

    2.2.1 Imbalan Atas Prestasi Kerja Menarik

    TABEL 2,2.1 IMBALAN ATAS PRESTASI KERJA JM Kategori

    SS

    s TT TS STS

    Skor 5 4 3 2 1

    Jumlah

    Frekuensi 49 70 15 53 5

    192 Rata-rata Tanggapan Responden

    [ENARIK S X F 245 280 45 106 5

    681 3,55

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui baliwa seluruh responden cenderung

    untuk mengatakan setuju atas pernyataan baliwa imbalan atas prestasi kerja di

    penisaiiaan ini menarik. HaJ ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden

    afas pemyataan tersebut sebesar 3,55, atan bila dibulatkan menjadi 4, di mana skor

    4 adaJah meiiyatakaii setuju. Imbalan atas prestasi ini dianggap karyawan menarik

  • 51

    karena di dalam sistem pengupahan, perusahaan rnemberikan upali tambahan kepada

    karyawan berupa insentif jika karyawan mampu mencapai target setoran yang telah

    ditentukan.

    2.2.2 Perhatian Perusahaan terhadap Karyawan Besar

    PERHATIAN PERI Kategori

    SS

    s TT TS

    STS

    LJSAHAAN TERHADAP KARYAWAN BESAR Skor

    5 4 3 2 1

    Jumlah

    Frekuensi 21 58 25 68 20 192

    Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 105 232 75 136 20

    568 2,96

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengalakan tidak tahu atas pernyataan bahwa perusahaan rnemberikan

    perhatian yang besar kepada karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata

    tanggapan responden sebesar 2,96, atau bila dibulatkan menjadi 3, di mana skor 3

    adaiah menyatakan tidak tahu. Tanggapan karyawan atas pernyataan ini cenderung

    tidak tahu karena jumlah sopir taksi yang bekerja di perusahaan ini cukup banyak

    (sekitar 600 orang) dan jam kerja yang diterapkan perusahaan adaiah berdasarkan

    shift, sedangkan jumlah armada taksi yang dimiliki perusahaan tidak sebanyak itu.

    Kondisi ini mengakibatkan sebagian karyawan masuk kerja secara rutin, dan

    sebagian karyawan lainnya tidak masuk kerja secara rutin karena karyawan ini

    beqjeran sebagai pengganti sopir utamayang tidak masuk kerja.

  • 2.2.3 Jails Pekerjaan Ini Menarik

    TABEL 2.2.3 JENIS PEKERJAAN INI MENARIK

    Kategori SS

    s TT TS

    STS

    Skor 5 4 3 2 1

    Jumlah

    Frekuensi 70 83 11 26 2

    192 Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 350 332 33 52 2

    769 4,01

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seiuruh responden cenderung

    untuk mengatakan setuju atas pemyataan bahwa jenis pekerjaan ini menarik. Hal ini

    dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 4,01, atau bila dibulatkan

    menjadi 4, di mana skor 4 adalah menyatakan setuju. Pekerjaan ini dianggap

    menarik oleh karyawan karena pekerjaan ini tidak membosankan sebab karyawan

    hampir selalu berada di lapangan untuk melayani konsumen.

    2.2.4 Tanggtutg Jawabnya Sesuai

    TABEL 2.2.4 TANGGUNG JAWABNYA SESL

    Kategori SS

    s TT TS

    STS

    Skor 5 4 3 2 1

    Jumlah

    Frekuensi 41 75 21 52 3

    192 Rata-rata Tanggapan Responden

    FAI S X F 205 300 63 104 3

    675 3,52

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seiuruh responden cenderung

  • 53

    untuk mengatakan setuju atas pernyataan bahwa tanggung jawabnya sesuai dengan

    pekerjaan yang ada Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden

    sebesar 3,52, atau bila dibulatkan menjadi 4, di mana skor 4 adalah menyatakan

    setuju. Karyawan inenganggap tanggung jawab yang dibebankan atasnya adalah

    sesuai karena karyawan hanya bertanggung jawab atas mobil taksi yang

    dikemudikannya (dalam hal ini adalah tanggung jawab atas uang setoran yang

    ditetapkan), itupun jika terjadi kerusakan akan menjadi tanggungan perusaliaan.

    2.2.5 Pekerjaan Ini Menjanjikan

    PE1 Kategori

    SS

    s TT TS

    s'rs Jumla

    TABEL 2.2.5 KERJAAN INT MENJANJIKAN

    Skor 5 4 3 2 1

    i

    Frekuensi 11 41 21 68 51 192

    Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 55 164 63 136 51

    469 2,44

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengatakan tidak setuju atas pernyataan bahwa pekerjaan ini menjanjikan.

    Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 2,44, atau bila

    dibulatkan menjadi 2, di mana skor 2 adalah menyatakan tidak setuju. Pekerjaan ini

    dianggap karyawan sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan karena tidak

    selamanya karyawan akan menjadi sopir taksi, sedangkan upah kaiyawan sebagaj

    sopir tidaklaii terlalu besar.

  • 54

    2.2.6 Kebijakan Perusahaan Adil

    TABEL 2.2.6 KEBIJAKAN PERUSAHAAN ADIL

    Kategori SS

    s TT TS STS

    Skor 5 4 3 2 1

    Jural ah

    Frekuensi 4 62 22 65 39 192

    Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 20

    248 66 130 39

    503 2,62

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di alas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengalakan tidak taliu alas pernyataan bahwa kebijakan yang ada adaJali adil.

    Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 2,62, atau bila

    dibulatkan menjadi 3, di mana skor 3 adalali menyatakan tidak taliu. Pemyaiaan ini

    dijawab dengan tidak tahu karena yang menentukan kebijkana di perusahaan adalah

    pimpinan, sedangkan jarak antara karyawan yang bekerja sebagai sopir dan

    pimpinan terlalu jauh, sehingga sebagian besar karyawan tidak akan langsung

    mengetahuinya jika ada kebijakan yang ditetapkan pimpinan.

    2.2.7 Perusahaan Memperfaatikan Kesejahteraan Karyawan

    PERUSAHAAJN Kategori

    SS

    s TT TS

    STS

    TA ! MEMPERHATD

    Skor 5 4 3 2 1

    Jural ah

    BEL 2.2.7 KAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

    Frekuensi 27 68 23 54 20 192

    Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 135 272 69 108 20

    604 3,15

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

  • 55

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengatakan tidak tahu atas pernyataan bahwa perusahaan tempat mereka

    bekerja memperhatikan kesejahteraan para karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari

    rata-rata tanggapan responden sebesar 3,15, atau bila dibulatkan menjadi 3, di mana

    skor 3 adaJah menyatakan tidak tahu. Karyawan kurang mengetahui seberapa besar

    perhatian yang diberikan pimpinan pada dirinya karena jarak pada susunan

    strukturaJ antara pimpinan dan karyawan (sopir) terlalu jauh dan masih harus

    melalui beberapa bawahan yang juga menjadi atasan para karyawan (sopir)

    sehingga karyawan kurang bisa merasakan perhatian yang diberikan pimpinan

    kepada karyawan.

    2.2.8 Upah Yang Diberikan Besar

    u Kategori

    SS

    s TT TS

    STS

    TABE PAH YANG DII

    Skor 5 4 3 2 1

    Jumlah

    L 2.2.8 lERJKAN BESAR

    Frekuensi 13 34 20 81 44 192

    Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 65 136 60 162 44

    467 2,43

    Sumber : hasii kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengatakan tidak setuju atas pernyataan bahwa upah yang diberikan adaJah

    relatif besar. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden sebesar 2,43,

    atau bila dibulatkan menjadi 2, di mana skor 2 adalah menyatakan tidak setuju.

  • 56

    Karyawan menyatakan tidak setuju atas pernyataan ini karena upah dasar seorang

    karyawan yang bekerja sebagai sopir tidak sebesar upah karyawan yang bekerja di

    bagian kantor perusahaan. Karena itu, untuk mengimbanginya perusahaan

    memberikan insentif sebagai upah tambahan kepada karyawan yang mampu

    mencapai target setoran tertentu yang ditetapkan perusahaan.

    2.2.9 Hubungan Dengan Pihak Atasan Baik

    TABEL 2.2.9 HUBUNGAN DENGAN PIHAK ATASA]

    Kategori SS

    s TT TS

    STS

    Skor 5 4 3 2 1

    Jumlah

    Freknensi 17 58 34 69 14

    192 Rata-rata Tanggapan Responden

    VBAK S X F

    85 232 102 138 14

    571 2,97

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengatakan tidak tahu atas pernyataan bahwa hubungan karyawan dengan

    pihak atasan adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden

    sebesar 2,97, atau biia dibulatkan menjadi 3, di rnana skor 3 adalah menyatakan

    tidak tahu. Tanggapan karyawan atas pernyataan ini cenderung tidak tahu karena

    jumlah sopir taksi yang bekerja di perusahaan ini cukup banyak (sekitar 600 orang)

    dan jam kerja yang diterapkan perusahaan adalah berdasarkan shift, sedangkan

    jumlah armada taksi yang dimiliki perusahaan tidak sebanyak itu. Kondisi ini

    mengakibatkan sebagian karyawan terus masuk kerja sehingga karyawan mengetahui

  • 57

    sampai sejauh mana hubungan antara atasan dengan karyawan, dan sebagian

    karyawan tidak masuk kerja secara rutin karena karyawan ini berperan sebagai

    pengganti sopir utama yang tidak masuk kerja, akibatnya, karyawan kurang

    mengetahui sampai sejauh mana hubungan antara atasan dengan karyawan.

    2.2.10 Lingkungan Kerja Baik

    TABEL 2.2.10 LINGKUNGAN KERJA BAIK

    Kategori SS

    s TT TS

    STS

    Skor 5 4 3 2 1

    Jumlah

    Frekuensi 56 62 13 61 0

    192 Rata-rata Tanggapan Responden

    S X F 280 248 39 122 0

    689 3,59

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh responden cenderung

    untuk mengatakan setuju atas pernyataan bahwa lingkungan kerja yang ada di

    perusahaan adaiah baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tanggapan responden

    sebesar 3,59, atau bila dibulalkan menjadi 4, di mana skor 4 adaiah menyatakan

    setuju. Lingkungan kerja dianggap baik oleh karyawan karena yang menjadi

    lingkungan kerja karyawan (sopir) ini adaiah rekan kerja lainnya yang juga bekerja

    sebagai sopir taksi, dimana di antara para karyawan ini terdapal banyak persamaan.

    Kondisi ini menyebabkan karyawan merasa berada di lingkungannya sendiri.

  • 58

    2.2.11 Rata- Rata Tanggapan Respond en

    TABEL 2.2.11 RATA-RATA TANGGAPAN RESPONDEN

    Variabel 1. Imbalan atas prestasi kerja menarik 2. Perhatian perusahaan kepada karyawan besar 3. Jeni s pekerj aan ini menarik 4. Tanggung jawab sesuai dengan pekerj aan 5. Pekerj aan ini menj anj ikan 6. Kebijakan perusahaan adil 7. Perusahaan memperhatikan kesejahteraan

    karyawan 8. Upah yang diberikan besar 9. Hubungan dengan pihak atasan baik 10. Lingkungan kerjanya baik Rata-Rafa Tanggapan Keseluruhan

    Rata-Rata Tanggapan 3,55 (setuju) 2,96 (tidak tahu) 4,01 (setuju) 3,52 (setuju) 2,44 (tidak setuju) 2,62 (tidak tahu) 3,15 (tidak tahu)

    2,43 (tidak setuju) 2,97 (tidak tahu) 3,59 (setuju) 3,12 (tidak tahu)

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    2.3 Analisis Ketergantungan Antar Faktor

    Analisis deskriptif dengan melihat ketergantungan antar faktor melalui

    analisis Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua faktor yang

    terdiri dari berbagai jenis/macam/elemen/kategori, serta untuk mengetahui sifat dari

    ketergantungan antar faktor tersebut. Berikut adalah hasil perhitungannya:

    2.3.1 Faktor Alasan Bekerja Dengan Frekuensi Perolehan Insentif

    Mengingat terbatasnya jumlah responden, maka dilakukan penggabungan sel.

    Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adaJah kategori faktor frekuensi perolehan

    insentif

    Faktor frekuensi perolehan insentif diringkas menjadi 3 kategori atau

    bagian, yaitu kategori tidak pernah, kurang dari 6 kali, dan lebih besar sania dengan

  • 59

    6 kali. Kategori lebih besar sama dengan enam kali merupakan penggabungan tiga

    kategori, yaitu kategori antara 6 hingga 10 kali, 11 hingga 15 kali, dan lebih besar

    dari 15 kali.

    Berikut adalah hasil perhitungannya:

    TABEL 2.3.1 FAKTOR ALASAN BEKERJA DENGAN FREKUENSI PEROLEHANINSENTIF

    Alasan Bekerja

    Usaha Sarnpingan Mencari Pendapatan yang Lebih Tinggi

    Usaha Pokok Batu Loncatan

    Total

    Frekuensi Peroiehan Insentif Tdk Pemah

    4 5 13 5 27

    < 6 kali 16 35 55 10 116

    2 6 kali 8 12 22 7

    49

    Total

    28 52 90 22 192

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan frekuensi

    peroiehan insentif

    Hi : Ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan frekuensi peroiehan

    insentif

    X2 hitung (Chi Square hitung) = 3,803. Untuk memperoleh %2 tabel,

    digunakan a = 5% dan df = 6, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 12,592

    Uji Hipotesis:

    Mengingat %2 hitung

  • 60

    Mengingat upah yang diterima karyawan adalah upah dasar dan besarnya upah

    tersebut tidak dapal mencukupi kebutuhan karyawan, maka pimpinan perusahaan

    berusaha merangsang karyawan agar bersedia bekerja dengan iebih bersemangat

    dan bergairah dengan memberikan pendapatan tambahan berupa insentif jika

    karyawan mampu mencapai target setoran yang telah ditetapkan. Dengan demikian,

    karyawan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi target setoran, namun

    karyawan tidak selalu memperoleh insentif karena besai" kecilnya pendapatan dari

    pelanggan taksi sangat terganrung pada kondisi di lapangan. Jadi, perolehan insentif

    tidak selalu terjadi sehingga wajar saja jika antara faktor alasan bekerja karyawan

    tidak ada hubungan atau ketergantungan dengan faktor frekuensi perolehan insentif

    2.3.2 Faktor Alasan Bekerja Dengan JumJah Total Insentif Yang Diterima

    Mengmgat terbatasnyajumlah responden, maka dilakukan penggabungan sel.

    Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adalah kategori faktor jumlah total insentif

    yang diterima dalam 1 bulan terakhir.

    Faktor jumlali total insentif diringkas menjadi 3 kategori atau bagian, yaitu

    kurang dari Rp 150.000, Rp 150.000 hingga kurang dari Rp 200.000, dan lebih

    besar sama dengan Rp 200.000. Kategori lebih besar sama dengan Rp 200.000

    terdiri dari kategori Rp 200.000 hingga kurang dari Rp 250.000 dan kategori lebih

    besar sama dengan Rp 250.000.

    Berikut adalah hasil perhihingannya

  • 61

    TABEL 2.3.2 FAKTOR ALASAN BEKERJA DENGAN

    JUMLAH TOTAL INSENTIF YANG DITERTMA Alasan Bekerja

    Usaha Sampingan Mencari Pendapatan yang

    Lebih Tinggi Usaha Pokok

    Batu Loncatan Total

    Jumlah Total Insentif < Rp 150 rb

    16

    32 58 12

    118

    Rp ISO rb - < Rp 200 rb 5

    9 20 10 44

    £ Rp 200 rb

    7

    11 12 0

    30

    Total

    28

    52 90 22 192

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Ho: Tidak ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan jumlah total

    insentif yang diterima

    Hi : Ada ketergantimgan antara faktor alasan bekerja dengan jumlah total insentif

    yang diterima

    %2 hitung (Chi Square hitung) = 12,641. Untuk memperoleh x2 tabel,

    digunakan a = 5% dan df = 6, maka x tabel (Chi Square tabel) = 12,592

    Uji Hipotesis:

    Mengingat %2 hitung>x2 tabel (12,641>12,592), maka Ho ditolak, dengan

    kata lain terdapat ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan jumlah total

    insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor tersebut,

    maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    C = x2 +«

    12,641

    12,641 + 192 = 0,249

    Mengingat jumlah bans (r) * jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

  • 62

    = jES^a. i(i^+pza. o,,» V r c V 4 3

    C 0,249 rt „ „ — = — = 0,273

    UL 0,913

    Mengingat C/UL sebesar 0,273

  • 63

    frekuensi perolehan insentif.

    Faktor pendorong daJam bekerja diringkas menjadi 4 kategori besar, yaitu

    imbaJan atas prestasi dan upah kerja menarik, kebijakan perusahaan adil, pekerjaan

    ini menarik, serta lingkungan kerja baik. Kategori imbaJan atas prestasi dan upah

    kerja menarik merupakan gabungan dari dua kategori, yaitu imbalan atas prestasi

    kerja menarik dan upah yang diberikan besar. Kategori kebijakan perusahaan adil

    merupakan gabungan beberapa kategori yang terdiri dari perusahaan mempunyai

    perhatian yang besar kepada karyawannya, adanya kebijakan perusahaan yang adil,

    serta perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawannya Kategori pekerjaan

    ini menarik merupakan gabungan dari tiga kategori, yaitu kategori jenis pekerjaan

    ini menarik, tanggung jawabnya sesuai dengan pekerjaannya, dan pekerjaan ini

    menjanjikan. Sedangkan kategori terakhir yaitu lingkungan kerja baik merupakan

    gabungan dua kategori, yaitu kategori hubungan dengan atasan terjalin baik dan

    lingkungan kerjanya baik.

    Faktor frekuensi perolehan insentif tetap digabung atau diringkas menjadi 3

    bagian seperti padapoin 1.

    Berikut adalah hasil perhitungannya:

    TABEL 2.3.3 FAKTOR PENDORONG DENGAN FREKUENSI PEROLEHAN INSENTIF

    Faktor Pendorong

    Imbalan Prestasi dan Upah KerJ8 Menarik Kebijakan Perusahaan Adil

    Pekerjaan ini Menarik Lingkungan Kerja Baik

    Total

    Frekuensi Tdk Peniah

    7 7 10 3 27

    'erolehan Insentif < 6 kali

    38 34 31 13 116

    2:6 kail 33 8 8 0

    49

    Total

    78 49 49 16 192

    Suniber hasil kuesioner, diolah

  • 64

    Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor pendorong dengan frekuensi

    perolehan insentif

    Hi : Ada ketergantungan antara faktor pendorong dengan frekuensi perolehan

    insentif

    %" hitung (Chi Square hiding) = 22,668. Untuk memperoleh x label,

    digunakan a = 5% dan df = 6, maka %2 tabeJ (Chi Square tabel) = 12,592

    Uji Hipotesis:

    Mengingat x2 hitung>x2 tabel (22,668>12,592), maka Ho ditolak, dengan

    kata lain terdapat ketergantungan antara faktor pendorong dengan frekuensi

    perolehan insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor

    tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    c t*L nv^r \Z2+n V 22,668+ 192

    Mengingat jumlah baris (r) * jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    M = / (^ +

  • 65

    tambahan berupa insentif jika karyawan mampu memenuhi target setoran yang

    ditetapkan. Sementara itu, hampir seluruh karyawan ternyata sudah pernah

    menerima insentif, hanya saja frekuensinya tidak sama Lemahnya hubungan antara

    kedua faktor ini disebabkan karena frekuensi perolehan insentif karyawan tidak

    menentu sebab haJ ini, sebagaimana dijelaskan di bahasan di atas, sangat tergantung

    padakondisi di lapangan, akibatnya, frekuensinya perolehan insentif masing-masing

    karyawan adalah tidak sama

    2.3.4 Faktor Pendorong Dengan Jumlah Total Insentif Vang Diterima

    Mengingat terbafasnya jumlah responden, maka dilakukan penggabungan sel.

    Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adalah kategori faktor pendorong dengan

    jumlah total insentif yang diterima daJam satu bulan terakhir.

    Berikut adalah hasil perhitungannya:

    FA JTJMLAK

    Faktor Pendorong

    Imbalan Prestasi dan Upah Kerja Menarik

    Kebijakan Perusahaan Adil Pekerjaan ini Menarik Lingkungan Kerja Baik

    Total

    TABEL 2.3.4 JKTOR PENDORONG DENGAN [ TOTAL INSENTIF YANG DITERIMA

    Jumlah Total Insentif

  • 66

    X hifung (Chi Square hifung) = 22,477. Untuk memperoleh %' tabel,

    digunakan a = 5% dan df = 6, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 12,592

    Uji Hipotesis:

    Mengingat %2 hitung>x2 tabel (22,477>12,592), maka Ho ditolak, dengan

    kata lain terdapat ketergantungan antara faktor pendorong dengan jumlah total

    insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor tersebut,

    makadilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    \ l ^ - + « V 22,477+192

    Mengingat jumlah baris (r) # jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    at = frz*> + 913

    • £ = H» =0,355 UL 0,913

    Mengingat C/UL, yaitu 0,355

  • 67

    2.3.5 Faktor Lama Kerja Dengan Alasan Bekerja

    TABEL 2.3.5 FAKTOR LAMA KERJA DENGAN ALASAN BEKERJA Alasan Bekerja

    Usaha Sampingan Mencari Pendapatan yang Lebih Tinggi

    Usaha Pokok Batu Loncatan

    Total

    1 thn 12 25 54 6

    97

    Total

    28 52 90 22 192

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan alasan bekerja

    Hi : Ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan alasan bekerja

    X2 hitung (Chi Square hitung) = 14,388. Untuk memperoleh %2 tabel,

    digunakan &, — 5% dan ttf— 6, maka x* tabel {Chi Square tabel) — 12,592

    Uji Hipotesis:

    Mengingat %2 hitung>x2 tabel (14,388>12,592), maka Ho ditolak, dengan

    kata lain terdapat ketergantungan antara faktor lama bekerja dengan alasan bekerja.

    Unuik mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor tersebut, maka

    dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    C- 2? 14,388 }Z2+n VH388+192 = 0,264

    Mengingat jumlah baris (r) * jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    V r c V 4 3 913

    C 0>264 „ „„„ — = - = 0,289 UL 0,913

  • 68

    Mengingal C/UL adalah sebesar 0>289

  • 69

    Mengingat x ' h'tang*^2 *akel (10,980

  • 70

    TABEL 2.3.7 FAKTOR ALASAN BEKERJA DENGAN SIKAP TERHADAP UP AH

    Alasan Bekerja

    Us aha Sarnpingan Mencari Pendapatan yang Lebih Tinggi

    Usaha Pokok Batu Loncatan

    Total

    Upah yang Diberikan Besar s 8 13 18 8

    47

    TT 0 11 9 0

    20

    TS 20 28 63 14 125

    Total

    28 52 90 22 192

    Suniber : hasi! kuesioner, diolali

    Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor alasan bekerja dengan sikap

    feriadap: upaiii

    Hi :; Adafefergsiiftingani mtmai&Mm'aJbsani Idfeerp dteirigaiiisikapiferibdap itpali

    X'! hibtng; (Chi' Squaw: biitbngji ~ 14,7116;., Utotuk: mempeiwieb x'2: tabel,

    digpnakma::=:5%i dtaiidf- 6i. mafcai-|,2'tebeII(Cft* Spamteljel}!^ 112,592

    CJjji Mipotesis:

    Mbragkgat x2' hiteig>x2: ^ ^ (I4I,!70W>,12,5f2^ maka Kfc dftoiUk; dengan

    katai IlaiBiferdkfsJ feferganfangaii: antara! faktor allasan feekerja.dengan sikap i ferhadap

    upafii HJntuk iDiengetahui se:berap:a.liiat:fete:irgai'itimgara!;aiitMa:2 faktor tesebut,, maka

    dilakukani up farrfasi isebagai iarifcit:

    C = .% 14:706

    ix*+*'- "1141,70:6:+ 1192 = 0^267

    Mlengpgat jumlaUi baiis (ir) * jumlaltkoloin (p% makai upper: limit adalaft.

    sebagai berikui:

    kr-2)i(c-2) fe*-2)l (3-2) JL " t €: _ 01,267'

    £.*Z.'" 0L91I3

    / 4 3 0i9i:

    0 292

  • 71

    Mengingat C/UL, yaitu 0,289

  • 72

    Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan

    sikap terhadap kebijakan penisahaan

    Hi : Ada ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan sikap

    terhadap kebijakan penisahaan

    X2 hitung (Chi Square hitung) = 12,066. Untuk memperoleh %2 tabel,

    digunakan a = 5% dan df = 4, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 9,488

    Uji Hipotesis:

    Mengingat jf hitung>x2 tabel (12,066>9,488), maka Ho ditolak, dengan kata

    lain terdapat ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan sikap

    terhadap kebijakan penisahaan yang adil. Untuk mengetahui seberapa kuat

    ketergantungan antara 2 faktor tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    V * ' + « V12,066 + 192

    Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    £. = 2 ^ = 0,298 UL 0,816

    Mengingat CVUL, yaitu 0,298

  • 73

    dirasakan adil oleh karyawan, maka frekuensi perolehan insentif yang diterima

    karyawan seharusnya lebih sering dibandingkan apa yang telah diperoleh. Tapi

    pada kenyataannya, frekuensi perolehan insentif yang diterima karyawan temyata

    tidak sering, hal ini disebabkan frekuensi perolehan insentif tidak hanya dipengaruhi

    oleh kebijakan perusahaan, tapi juga oleh faktor-faktor lainnya (pada pembahasan

    di atas disebutkan bahwa frekuensi perolehan insentif tergantung pada kondisi di

    lapangan). Lemahnya hubungan antara kedua faktor ini sedikit banyak disebabkan

    kaiena adanya krisis moneter yang sangat berpengaruh pada tingkat pendapatan

    (omzet) yang dicapai karyawan.

    2.3.9 Faktor Jumlah Total Insentif Yang Diterima Dengan Sikap Terhadap Kebijakan Perusahaan

    TABEL 2.3.9 FAKTOR JUMLAH TOTAL INSENTIF YANG DITERIMA DENGAN SIKAP

    TERHADAP KEBIJAKAN PERUSAHAAN Kebijakan

    Perusahaan Adil s

    TT TS

    Total

    Jumlah Total Insentif < Rp 150 rb

    26 15 77 118

    Rp 150 rb - < Rp 200 rb 23 5 16 44

    £Rp200rb 17 2 11 30

    Total

    66 22 104 192

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Ho: Tidak ada ketergantungan antara faktor jumlah total insentif yang diterima

    dengan sikap terhadap kebijakan perusahaan

    Hi : Ada ketergantungan antara faktor jumlah total insentif yang diterima dengan

    sikap terhadap kebijakan penisahaan

    X2 hitting (Chi Square hitting) = 21,377. Untuk memperoleh %2 tabel,

    digtinakan a = 5% dan df = 4, maka x2 tabel (Chi Square tabel) = 9,488

  • 74

    Uji Hipotesis:

    Mengingat % hitung>x tabel (21,377>9,488), maka Ho ditolak, dengan kata

    lain terdapat ketergantungan antara faktor jumlah total insentif yang diterima dengan

    sikap terhadap kebijakan perusahaan. Untuk mengetahui seberapa kuat

    ketergantungan antara 2 faktor tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    „ / X2 1 21,377 % „ „ C= I—f— = / - — =0,3 J 7

    \X + « V 21,377+ 192

    Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    C 0 317

    tt£ 0,816

    Mengingat C/UL, yaitu 0,388

  • 75

    2.3.10 Faktor Lama Kerja Dengan Frekuensi Perolehan Insentif

    Mengingat terbatasnya jumlah responden, maka dilakiikan penggabimgan sel.

    Sel-sel yang akan digabungkan tersebut adalah kategori faktor frekuensi perolehan

    insentif

    Faktor frekuensi perolehan insentif diringkas menjadi 4 kategori atau

    bagian, yaihi kategori tidak pernah, kurang dari 6 kali, antara 6 hingga 10 kali, dan

    lebih besar 10 kali. Kategori lebih besar sama dengan 10 kali merupakan

    penggabimgan dua kategori, yaitu kategori antara 11 hingga 15 kali, dan lebih besar

    dari 15 kali.

    TABEL 2.3.10 FAKTOR LAMA KERJA DENGAN FREKUENSI PEROLEHAN INSENTIF

    Frekunsi Perolehan Insentif

    Tidak Pemah < 6 kali

    6 - 1 0 kali > 10 kali

    Total

    Lama Bekerja < 6 b l n

    7 23 2 4 36

    6 bin - 1 thn 13 36 7 3

    59

    >1 thn 7 57 24 9

    97

    Total

    27 116 33 16

    192

    Sumber : hasil kuesioner, diolah

    Ho : Tidak ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan frekuensi

    perolehan insentif

    Hi : Ada ketergantungan antara faktor lama kerja dengan frekuensi perolehan

    insentif

    X hitung (Chi Square hitung) — 14,972. Untuk memperoleh % tabel,

    digunakan a - 5% dan df= 6, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 12,592

    Uji Hipotesis:

    Mengingat x2 hitung>% tabel (14,972>12,592), maka Ho ditolak, dengan

  • 76

    kata lain terdapat ketergantungan antara faktor lama bekerja dengan frekuensi

    perolehan insentif Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor

    tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    \%2+n \l 14,972+ 192

    Mengingat jumlaJi ban's (r) # jumlali kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    V r c V 4 3

    C 0 769 JL = ^21 = 0,294 £/Z 0,913

    Mengingat C/UL adalah sebesar 0,294

  • 77

    2.3.11 Faktor Lama Kerja Dengan Jumlah Total Insentif Yang Diterima

    TABEL 2.3.11 FAKTOR LAMA KERJA DENGAN JUMLAH TOTAL INSENTIF

    YANG DITERIMA Jumlah Total

    Insentif x2 tabel (10,256>9,488), maka Ho ditolak, dengan kata

    lain terdapat ketergantungan antara faktor lama bekerja dengan jumlah total insentif

    yang diterima Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan antara 2 faktor

    tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    C z2 1Q256

    \%' +n yi0,256+192 0,225

    Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

  • 78

    ra,.fcjLteia-Mw

    C 0,225 = 0,276

    UL 0,816

    Mengingat C/UL adalah sebesar 0,276

  • 79

    total insentif yang diterima

    X hitung (Chi Square hitung) = 107,321. Untuk memperoleh x" tabel,

    dignnakan a = 5% dan df = 4, maka %2 tabel (Chi Square tabel) = 9,488

    Uji Hipotesis:

    Mengingat %2 hihing>%2 isb^l (107,321>9,488), maka Ho ditolak, dengan

    kala lain terdapat ketergantungan antara faktor frekuensi perolehan insentif dengan

    jumlah total insentif yang diterima. Untuk mengetahui seberapa kuat ketergantungan

    antara 2 faktor tersebut, maka dilakukan uji korelasi sebagai berikut:

    / y2 i 107 321

    C = J-f— = J ' - - 0,599

    Mengingat jumlah baris (r) = jumlah kolom (c), maka upper limit adalah

    sebagai berikut:

    _^=M?£ = o,733 UL 0,816

    Mengingat C/UL, yaJtu 0,733>0,7, maka sifat ketergantungan antar faktor

    tersebut adalah kuat. Faktor perolehan insentif berjaJan seiring dengan faktor jumlah

    total insentif yang diterima. Semakin sering frekuensi insentif yang diterima

    karyawan, maka semakin besar pula jumlah total insentif yang diterima

    Berdasarkan pada penjelasan ini, maka adalah suatu hal yang wajar jika faktor

    frekuensi perolehan insentif memiliki hubiingan atau ketergantungan yang erat atau

    kuat dengan jumlah total insentif yang diterima.

  • 80

    2.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

    2.4.1 Pembahasan Hubungan antai Variabd Demografi

    Pada hubungan antar status dengan jenis kelamin ini bahwa 100%

    pengemudi Taksi Star berjenis kelamin pria dan sebanyak 160 orang atau sebesar

    83,3% dari 192 responden telah menikali. Sebagian besar pengemudi yang sudah

    niem'kah ini lebih berproduktivitas karena pada kebutuhan pengemudi yang sudah

    menikah lebih besar, sehingga menuntut mereka untuk lebih meningkatkan

    pendapatan. Sedangkan pada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat

    pendidikan dapat dilihat sebagian besar pendidikan akhirnya SMA dan sebagian

    besar juga telah bekerja lebih dari 1 tahun. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa

    dengan bekerja lebih lama di perusahaan tersebut diharapkan akan mendapat lebih

    besar pendapatan, dengan demikian otomatis mereka dituntut untuk meningkatkan

    produktivitasnya.

    2.4.2 Pembahasan Hubungan antara Motivasi dengan Frekuensi Peroiehan Insentjf Selama 1 Bulan Terakhir

    Pada hubungan antara motivasi dengan frekuensi peroiehan insentif adalah

    bahwa sebagian besar pengemudi mempunyai motivasi bekerja sebagai usaha

    pokok/ utama dan sebagian besar lagi adalah untuk mencari pendapatan yang lebih

    tinggi. Sedangkan frekuensi peroiehan insentif yang diberikan perusahaan selama 1

    bulan terakhir adalah kurang dari 6 kali dengan jumlah Rp 150.000,- sampai

    Rp 200.000,-.

    Hal ini perlu diteliti lebih lanjut apakah faktor motivasi berpengaruh

  • terhadap frekuensi perolehan insentif selama t bulan terakhir dan apakah mungkin

    seseorang akan terniolivasi untuk bekerja/ meningkalkan produktivitasnya dengan

    perolehan insentifhya

    2.4.3 Pembahasan Hubungan antara Perolehan Insentif dengan Sikap terhadap Kebijakan Perusahaan

    Pada hubungan antara perolehan insentif dengan sikap terhadap kebijakan

    perusahaan dilihat baliwa para pengemudi taksi pada dasarnya setuju dengan

    kebijakan yang dibuat perusahaan. Di lain sisi, frekuensi perolehan insentif kurang

    dari 6 kali. Jika kebijakan yang dibuat perusahaan dirasa setuju, maka frekuensi

    perolehan insentif yang diterima pengemudi taksi seharusnya lebih sering

    dibandingkan apa yang telah diperoleh. Tapi kenyataannya, frekuensi perolehan

    insentif yang diterima karyawan ternyata tidak sering, hal ini disebabkan frekuensi

    perolehan insentif tidak hanya dipengarulii oleh kebijakan perusahaan tapi juga

    faktor-faktor lain (pada pembahasan dikatakan bahwa frekuensi perolehan insentif

    tergantung pada kondisi lapangan). Jadi dalam hal ini lemahnya hubungan antara

    kedua faktor ini sedikit banyak dipengarulii oleh adanya krisis moneter yang sangat

    berpengaruh pada tingkat pendapatan (pmzet) yang dicapai pengemudi taksi.

    2.4.4 Pembahasan Hubungan antara Frekuensi Perolehan Insentif dengan Jumlah Total Insentif yang Diterima

    Pembahasan hubungan antara frekuensi perolehan insentif dengan jumlah

    total insentif yang diterima adalali baliwa frekuensi perolehan insentif berjalan

    seiring dengan fakta jumlah total insentif yang diterima Seniakm senng frekuensi

  • 82

    insentif yang diterima pengemudi, maka semakin besar pula jumlah total insentif

    yang diterima.

    Dari analisa dapat dilihat bahwa faktor perolehan frekuensi insentif

    memiliki hubungan dan pengaruli yang kuat terhadap jumlah total insentif yang

    diterima.

    UK Petra Logo: Master Index: Help: Back to TOC: