bab iv alat dan bahan.pdf

Upload: fahmi-akmal-hasani

Post on 12-Mar-2016

86 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • IV-1

    BAB IV

    ALAT DAN BAHAN

    4.1 TINJAUAN UMUM

    Peralatan dan bahan merupakan bagian penting dalam sebuah proyek.

    Pemilihan peralatan yang tepat serta bahan yang tepat akan menguntungkan

    pelaksana proyek dalam menjalankan proyeknya. Pertimbangan aksesibilitas dan

    volume menjadi bagian penting dalam pemilihan alat. Pada pekerjaan besar seperti

    proyek Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI maka dibutuhkan berbagai

    peralatan yang menunjang pekerjaan dengan mempertimbangkan efisiensi dan

    efektifitas.

    Bahan yang memiliki kepekaan terhadap pengaruh cuaca menjadi tanggung

    jawab logistik. Bahan-bahan seperti ini disimpan di dalam gudang dengan

    pengadaan yang berkala menyesuaikan kebutuhan. Hal ini disesuaikan dengan

    kapasitas gudang penyimpanan.

    Penggunaan dan perawatan peralatan proyek juga menjadi perhatian

    penting. Penggunaan peralatan harus dilakukan oleh tenaga kerja yang memiliki

    kompetensi dalam penggunaan peralatan tersebut. Semua komponen peralatan dan

    bahan perlu dikelola dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal.

    4.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

    Pekerjaan pada proyek skala besar tidak bisa dilakukan oleh manusia

    sendiri, melainkan membutuhakan alat bantu yang bersifat manual atau mekanis.

    Alat mekanis dapat berupa alat ringan ataupun alat berat. Pemilihan alat dan

    jumlahnya perlu diperhitungkan dengan tepat. Hal ini diperhitungkan berdasarkan

    waktu yang tersedia dan anggaran yang ada. Selain itu dalam penggunaannya perlu

    dipikirkan apakah alat tersebut dibeli atau disewa. Pertimbangan ini didapat dari

    analisa usia kegunaan, nilai guna dan keuntungan yang diperoleh.

    Secara umum pemilihan peralatan didasarkan pada :

    1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

    2. Anggaran dana

    3. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan

  • IV-2

    4. Kapasitas produksi alat

    5. Kemampuan SDA yang ada

    Alat-alat yang digunakan dalam proyek Pembangunan Gedung

    Mahkamah Agung RI antara lain :

    4.2.1 Tower Crane

    Tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang

    memiliki mekanisme gerakan antara lain mengangkat muatan (lifting), menggeser

    (trolleying), menahan dan membawa ke tempat yang ditentukan (slewing dan

    traveling). Tower crane yang digunakan pada proyek ini adalah tower crane jenis

    free standing crane (berdiri bebas).

    Tower crane digerakan oleh seorang operator yang berada di bagian atas.

    Pada proyek ini terdapat 2 orang operator dimana mereka saling bergantian setelah

    24 jam. Seorang operator naik ke atas pada pukul 08.00 dan akan turun pada jam

    yang sama keesokan harinya. Untuk berkomunikasi dengan pekerja yang lain,

    operator menggunakan radio HT. Tower crane yang digunakan adalah Potain MC

    310 dengan kapasitas beban maksimum 3,2 ton dan panjang lengan maksimum 70

    m.

    Gambar 4.1 Tower Crane

  • IV-3

    4.2.2 Concrete Mixer Truck

    Concrete Truck Mixer atau yang biasa disebut kebanyak orang Truck Mixer

    (TM) merupakan truk yang dilengkapi dengan concrete mixer pada bagian

    belakangnya (Gambar 4.2). TM berfungsi mengangkut ready mix concrete dari

    batching plant. Ready mix concrete yang digunakan pada proyek ini dipesan dari

    PT. Adhimix Precast Indonesia. Setiap truk memiliki kapasitas 7 m3. Mixer pada

    truk berputar dengan kecepatan 8 12 putaran per menit selama perjalanan dari

    batching plant ke lokasi proyek dengan tujuan ready mix yang dibawa tidak

    mengalami pengerasan.

    Bagian dalam dari mixer ini berupa bilah-bilah baja. Pada saat transportasi

    dari batching plant ke proyek, mixer berputar berlawanan arah jarum jam, sehingga

    ready mix concrete mengarah ke dalam. Sedangkan pada saat mengeluarkan ready

    mix concrete dari mixer, mixer akan berputar searah jarum jam dengan kecepatan

    yang lebih tinggi.

    Pengiriman ready mix concrete dipertimbangkan oleh jarak antara batching

    plant dan proyek, kondisi lalu lintas, dan cuaca. Jeda antara kedatangan truck mixer

    satu dengan yang lainnya juga dipertimbangkan dengan kemampuan sumber daya

    manusia di proyek dan concrete pump. Selain itu pengaturan waktu dilakukan agar

    truck mixer tidak menumpuk di lingkungan proyek.

    Gambar 4.2 Truck Mixer

  • IV-4

    4.2.3 Conrete Pump

    Concrete Pump atau yang biasa disebut pompa kodok merupakan alat untuk

    memompa ready mix concrete dari truck mixer ke lokasi pengecoran. Penggunaan

    concrete pump sangat dibutuhkan terutama pada proyek bangunan tinggi untuk

    menaikkan ready mix concrete dari bawah ke lokasi pengecoran yang berada di

    atas.

    Prinsip kerja dari concrete pump hampir sama dengan pompa air yang biasa

    kita temukan di perumahan, hanya saja pada concrete pump yang dipompa adalah

    ready mix concrete. Sebelum pompa dipakai, maka pipa-pipa galvanis harus

    dilapisi dengan mortar dengan cara mengalirkan mortar sepanjang pipa yang

    dibutuhkan. Pada ujung pipa, mortar tadi ditampung pada suatu bucket agar tidak

    jatuh pada area pengecoran. Pelapisan dengan mortar berfungsi agar pipa-pipa

    galvanis dapat dengan lancar mengalirkan ready mix concrete. Pada proyek ini

    digunakan Concrete Pump Schwing BP 3000 dengan kapasitas 40 m3/jam dan

    tekanan hidrolik 250 bar. Concrete pump ini bisa menjangkau bangunan hingga

    lantai 22. (Gambar 4.3).

    Gambar 4.3 Concrete Pump

  • IV-5

    4.2.4 Air Compressor

    Air compressor merupakan mesin kompresi udara yang menggunakan

    motor listrik atau engine sebagai penggeraknya. Udara yang dihasilkan dari air

    compressor ini bertekanan tinggi sehingga dapat membersihkan kotoran-kotoran

    seperti debu, serbuk kayu, potongan kawat bendrat atau kotoran kecil lainnya yang

    dapat mengurangi daya lekat tulangan pada beton. Area pengecoran akan

    dibersihkan terlebih dahulu dengan air compressor sebelum pengecoran. Air

    compressor yang digunakan adalah bermerek LG dengan kapasitas 6 m3/menit

    (Gambar 4.4).

    Gambar 4.4 Air Compressor

    4.2.5 Concrete Vibrator

    Concrete vibrator merupakan alat yang digunakan untuk mengeluarkan

    kandungan udara yang terjebak dalam beton yang bertujan untuk memadatkan

    beton di dalam bekisting. Getaran yang dihasilkan dari kepala concrete vibrator ini

    akan menggetarkan beton dan mengeluarkan gelembung udara dari beton. Selain itu

    dengan digetarkannya beton, maka beton akan tersebar merata ke seluruh bagian

    bekisting.

    Concrete vibrator memiliki tiga bagian utama :

    1. Mesin sebagai alat penghasil getaran

    2. Selang penghantar

  • IV-6

    3. Kepala vibrator, terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat

    bisbol.

    Kepala vibrator digetarkan pada beton yang baru dituangkan ke dalam

    bekisting. Pada satu area, vibrator digetarkan selama 10 detik dengan syarat kepala

    vibrator tidak boleh bersinggungan dengan bekisting, jarak dijaga sekitar 10 12

    cm. Vibrator dipindahkan ke titik lainnya yang berjarak 30 40 cm dari titik

    semula. Concrete vibrator yang digunakan pada proyek ini adalah Mikasa tipe FC

    3N (Gambar 4.5).

    Gambar 4.5 Concrete Vibrator

    4.2.6 Bar Bender

    Bar bender merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membengkokkan

    tulangan sesuai dengan sudut yang direncanakan. Masing-masing bar bender

    memiliki kapasitas besar diameter tulangan maksimal yang bisa dibengkokkan. Bar

    bender mampu membengkokkan beberapa tulangan diameter kecil dalam sekali

    pembengkokan.

    Tulangan yang akan dibengkongkan dimasukan ke antara poros tekan dan

    poros pembengkok. Sudut pembengkokan dan panjang pembengkokan diatur sesuai

    dengan perencanaan. Ujung tulangan dikunci dengan pembengkok. Kemudian

    pedal ditekan sehingga roda pembengkok berputar sesuai dengan sudut

    pembengkokan.

  • IV-7

    Bar bender yang digunakan pada proyek ini adalah Takeda TB 32 dengan

    kemampuan maksimal diameter yang bisa dibengkokkan adalah tulangan diameter

    25 mm (Gambar 4.6).

    Gambar 4.6 Bar Bender

    4.2.7 Bar Cutter

    Bar Cutter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memotong tulangan.

    Secara umum bar cutter dibagi dua dari segi tenaganya yaitu secara manual dan

    dengan tenaga listrik. Dalam proyek ini digunakan keduanya, baik yang manual

    maupun yang listrik. Selain lebih efisien, bar cutter listrik mampu memotong

    tulangan dengan diameter yang besar dibandingkan dengan bar cutter manual.

    Pada bar cutter listrik, tulangan dimasukkan pada gigi bar cutter. Setelah

    itu pedal ditekan oleh operator dan secara otomatis bar cutter akan memotong

    tulangan. Sedangkan pada bar cutter manual, tenaga berasal dari manusia yang

    memotong tulangan menggunakan bantuan tuas.

    Bar cutter listrik yang digunakan pada proyek ini adalah Takeda TK 32

    dengan kemampuan maksimal diameter yang dapat dipotong adalah tulangan

    berdiameter 25 mm (Gambar 4.7).

  • IV-8

    Gambar 4.7 Bar Cutter

    4.2.8 Cutting Wheel Machine

    Cutting wheel machine merupakan alat untuk memotong material konstruksi

    yang terbuat dari besi, baja tulangan berdiameter maks 10 mm, besi siku dan

    material besi lainnya. Cutting wheel machine biasanya digunakan dalam pekerjaan

    penulangan plat lantai. Cutting wheel machine yang digunakan adalah Makita HM

    G810 (Gambar 4.8).

    Gambar 4.8 Cutting Wheel Machine

    4.2.9 Las

    Las digunakan untuk memotong atau menyambung material besi/baja. Pada

    proyek ini digunakan las gas untuk menyambung dan las listrik untuk memotong

    (Gambar 4.9).

  • IV-9

    (a) (b)

    Gambar 4.9 Las gas (a), Las Listrik (b)

    4.2.10 Gerinda

    Gerinda merupakan alat yang digunakan untuk meratakan permukaan hasil

    pengecoran, baik pada dinding, kolom maupun hasil cor sambungan pada plat

    lantai. Gerinda yang digunakan adalah Makita 9005 N dengan diameter 5 (Gambar

    4.10).

    Gambar 4.10 Gerinda

  • IV-10

    4.2.11 Waterpass dan Bak Ukur

    Waterpass digunakan untuk menentukan ketinggian dari suatu titik

    berdasarkan tinggi suatu titik yang diketahui lebih dahulu. Waterpass ini digunakan

    untuk menentukan tinggi balok, plat dan kolom sebelum dilakukan pengecoran.

    Waterpass yang digunakan dalam proyek ini adalah Leica (Gambar 4.11).

    Gambar 4.11 Waterpass dan Bak Ukur

    4.2.13 PCH

    PCH (Perth Construction Hire) merupakan salah satu bentuk lain dari

    perancah yang sudah banyak digunakan di proyek Indonesia. Fungsinya sama

    seperti scaffolding yaitu menjadi penahan plat dan balok yang akan dicor dan

    pekerjaan di ketinggian, hanya saja pemasangannya lebih mudah dan lebih kokoh

    (Gambar 4.12)

    Gambar 4.12 Pemasangan PCH

  • IV-11

    Bagian-bagian dari PCH dijelaskan pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Bagian-bagian PCH

    No. Bagian Gambar

    1. Standart

    Spesifikasi : Bahan galvanis

    tebal 4 mm, kekuatan 4 ton

    Fungsi : Komponen utama

    penopang formwork,

    dipasang vertikal di atas base

    jack

    (Gambar 4.13)

    Gambar 4.13 Standart

    2. Ledger

    Spesifikasi : Bahan galvanis

    tebal 3,2 mm, tidak untuk

    dibebani

    Fungsi : Pengait antara

    standart satu dengan standart

    lainnya, dipasang secara

    horizontal

    (Gambar 4.14)

    Gambar 4.14 Ledger

    3. Jack Base

    Spesifikasi : Kekuatan 5,5

    ton

    Fungsi : Dudukan standar,

    beam bracket dan cantilever

    serta mengatur level

    (adjustable)

    (Gambar 4.15)

    Gambar 4.15 Jack Base

  • IV-12

    4. U-Head

    Spesifikasi : Kekuatan 1,8

    ton

    Fungsi : Dudukan primary

    (gelagar) dan mengatur level

    (adjustable)

    (Gambar 4.16)

    Gambar 4.16 U-Head

    5. Props

    Spesifikasi : Bahan steel

    galvanis tebal 4 mm,

    kekuatan 3 ton

    Fungsi : Support beton

    setelah formwork dibongkar

    sampai umur beton mencapai

    21-28 hari

    (Gambar 4.17) Gambar 4.17 Props

    6. Couplers / Swivle

    Fungsi : Pengikat antar tube

    dan standart pada posisi

    tegak lurus (couplers) dan

    miring (swivle)

    (Gambar 4.18) Gambar 4.18 Couplers/Swivle

    7. Quickshore Beam Bracket

    Spesifikasi : Bahan galvanis

    tebal 4 mm, kekuatan 1,8 ton

    Fungsi : Support beam

    (Gambar 4.19)

    Gambar 4.19 Quickshore Beam Bracket

  • IV-13

    8. Base Plate

    Spesifikasi : Bahan galvanis

    tebal 6 mm

    Fungsi : Dudukan standart,

    beam bracket dan cantilever

    (Gambar 4.20)

    Gambar 4.20 Base Plate

    9. Trigger Brace

    Spesifikasi : Bahan galvanis

    tebal 4 mm

    Fungsi : Pengaku (bracing)

    pada rangkaian

    (Gambar 4.21)

    Gambar 4.21 Trigger Brace

    10. Kantilever

    Spesifikasi : Bahan steel

    galvanis tebal 4 mm,

    kekuatan 1,25 ton

    Fungsi : support formwork

    pada area perimeter (tepi

    bangunan)

    (Gambar 4.22) Gambar 4.22 Kantilever

  • IV-14

    4.2.14 Concrete Bucket

    Concrete bucket merupakan sebuah alat seperti ember besar untuk

    menempatkan beton segar dari tempat pembuatan beton atau dari truck mixer.

    Selanjutnya concrete bucket ini dapat diangkut menggunakan tower crane ke

    tempat pengecoran. Di bagian bawah terdapat katup yang dapat dibuka dan ditutup

    untuk mengalirkan beton ke bagian pengecoran. Sedangkan disampingnya terdapat

    tempat untuk operator yang bisa mengatur katupnya. Concrete bucket yang

    digunakan dalam proyek ini memiliki kapasitas 1 m3 (Gambar 4.23).

    Gambar 4.23 Concrete Bucket

    4.2.15 Peralatan Tambahan

    Selain peralatan-peralatan yang sudah disebutkan di atas, masih terdapat

    banyak peralatan kecil yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan pelaksanaan

    proyek. Peralatan penunjang lain adalah lampu halogen, selang, tang, gergaji

    tangan, ember, sekop, cetok, cangkul, tali tambang, katrol, paku, palu, pahat,

    unting-unting, sipatan, meteran dan peralatan kecil lainnya.

    4.3 BAHAN YANG DIGUNAKAN

    4.3.1 Beton Ready Mix

    Beton ready mix adalah beton siap pakai yang dibuat di batching plant yang

    mutunya sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Beton yang digunakan dalam

    proyek ini adalah beton ready mix yang berasal dari PT. Adhimix Precast

    Indonesia. Batching plant beton ready mix ini terdapat di daerah Tanah Abang yang

    tidak jauh dari proyek Pembangunan Gedung Mahkamah Agung RI.

  • IV-15

    Penggunaan beton ready mix lebih mudah karena tidak perlu menyediakan

    tempat dan peralatan untuk membuat beton. Hal ini dimaksudkan agar lebih efisien

    dari segi waktu, biaya dan tenaga kerja.

    Beton ready mix diangkut dari batching plant dengan menggunakan mixer

    truck dari pihak Adhimix Precast Indonesia. Setelah itu beton disalurkan ke tempat

    pengecoran menggunakan concrete pump. Syarat ready mix agar bisa dipompa

    dengan concrete pump adalah :

    Memiliki workability yang cukup agar dengan mudah mengikuti perubahan

    bentuk dan arah selama melewati pipa dengan tekanan kecil pada concrete

    pump.

    Pasta Portland cement harus cukup sehingga dapat melapisi permukaan

    beton dan mengurangi gesekan terhadap pipa concrete pump.

    Sebelum beton ready mix dituangkan ke tempat pengecoran, beton harus

    diuji dengan slump test terlebih dahulu. Jika memenuhi maka bisa langsung dibawa

    ke tempat pengecoran. Namun jika tidak memenuhi (misalnya terlalu encer), maka

    kontraktor dapat memutuskan apakah mixer ditunggu beberapa waktu untuk dites

    kembali atau dikembalikan ke batching plant.

    Keuntungan pemakaian beton ready mix antara lain :

    Pekerjaan pengecoran lebih cepat

    Mengurangi penimbunan material di proyek

    Lingkungan proyek lebih bersih

    Mengurangi jumlah pekerja

    Mutu beton lebih terjamin

    Kerugian pemakaian beton ready mix antara lain :

    Kelebihan pemesanan menjadi tanggung jawab kontraktor sebagai pihak

    yang memesan.

    Beton yang terlalu lama disimpan di dalam mixer (melebihi waktu yang

    ditentukan) akibat penudaan pengecoran dikarenakan cuaca dan masalah

    teknis lainnya harus dibuang karena akan mengalami setting. Hal ini

    menjadi tanggung jawab kontraktor.

  • IV-16

    4.3.2 Semen (Portland Cement/PC)

    Semen digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan yang relatif kecil, seperti

    pembuatan beton untuk kolom praktis dan pekerjaan kecil lainnya. Semen yang

    digunakan dalam proyek ini adalah semen tipe I (Ordinary Portland Cement) untuk

    penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan apapun (Gambar 4.24).

    Gambar 4.24 Semen Tipe 1

    Cara penyimpanan semen adalah sebagai berikut :

    Semen terlindung dari hujan dan tempat yang lembab.

    Semen ditumpuk dengan tinggi minimum 30 cm dari lantai, tidak

    menempel/melekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8

    sak semen.

    Tumpukan sak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

    perputaran udara di antaranya dan mudah untuk diperiksa.

    Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisah.

    Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas semen lama.

    Penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman.

    4.3.3 Pasir

    Pasir yang digunakan merupakan pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami

    batuan atau berupa pasir hasil dari pemecah batu. Pasir yang digunakan harus

    memenuhi berbagai syarat, antara lain :

    Terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Tidak mudah lapuk oleh pengaruh

    hujan dan terik matahari.

  • IV-17

    Kandungan lumpur kurang dari 5%. Lumpur sendiri adalah bagian-bagian

    yang lolos saringan 0,063 mm. Jika tidak memenuhi maka harus dicuci

    terlebih dahulu.

    Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu

    beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang

    diakui.

    (Sumber : PBBI 1971, N.I 2)

    4.3.4 Agregat Kasar

    Agregat kasar yang digunakan untuk membuat beton dalam pekerjaan

    kolom praktis. Karena dimensi kolom praktis yang kecil, maka ukuran agregat

    kasar yang digunakan juga menyesuaikan, sehingga campuran beton bisa merata.

    Agregat kasar yang digunakan adalah agregat kasar dengan ukuran .

    Agregat kasar yang digunakan harus memenuhi syarat, antara lain :

    Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.

    Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau

    hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

    Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

    seperti zat-zat yang reaktif alkali.

    Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Apabila kadar

    lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus dicuci.

    (Sumber : PBBI 1971, N.I 2)

    4.3.5 Air

    Air digunakan untuk media campuran beton, plesteran, acian dan

    penyiraman untuk pemeliharaan beton (curing). Syarat air yang digunakan adalah

    air tawar bersih, tidak mengandung minyak, garam dan zat organik lainnya yang

    dibuktikan dengan uji kelayakan melalui uji laboratorium.

    Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung bahan

    organik yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya digunakan air

    bersih yang memenuhi syarat sebagai air minum.

  • IV-18

    Syarat air yang bisa dugunakan sebagai bahan pencampur dan pengaduk

    beton antara lain :

    Air harus bersih

    Tidak mengandung lumpur

    Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton seperti asam,

    zat organik

    Tidak mengandung minyak dan alkali

    Tidak mengandung senyawa asam

    (Sumber : PBBI 1971, N.I 2)

    4.3.6 Baja Tulangan

    Baja tulangan digunakan pada konstruksi beton bertulang. Baja tulangan

    berfungsi sebagai penahan tegangan tarik (Gambar 4.25). Adanya baja tulangan

    sebagai pelengkap beton yang memiliki kuat tekan yang sangat tinggi, namun

    lemah dalam menahan tegangan tarik. Beton dan baja tulangan saling melengkapi

    dalam konstruksi beton bertulang.

    Berdasarkan bentuknya baja tulangan terdiri dari dua jenis yaitu :

    Baja Tulangan Polos

    Baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak

    bersirip

    Baja Tulangan Ulir (Deform)

    Baja tulangan beton yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk

    memanjang. Berdasarkan daya lekatnya, baja tulangan ulir lebih baik jika

    dibandingkan baja tulangan polos.

    Baja yang digunakan pada proyek ini adalah :

    Ulir : 25, 22, 13, 10 Polos : 8

    Mutu baja yang digunakan adalah :

    - Baja tulangan polos (plain bar), BJTP 24 (fy = 240 Mpa)

  • IV-19

    - Baja tulangan ulir (deformed bar), BJTD 40 (fy = 400 Mpa)

    Gambar 4.25 Baja Tulangan

    4.3.7 Kawat Bendrat

    Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat besi beton dengan besi beton

    lainnya baik untuk kolom, balok, shearwall ataupun rangkaian tulangan lainnya

    sehingga membentuk suatu rangkaian rangka elemen struktur yang siap dicor.

    Selain itu kawat bendrat juga dapat digunakan untuk hal lainnya, seperti mengikat

    beton decking pada tulangan serta mengikat material lainnya.

    Kawat bendrat ini memiliki diameter 1 mm (Gambar 4.26). Kawat bendrat

    digunakan empat lapis agar lebih kuat. Dengan pengikatan ini diharapkan struktur

    tulangan tidak bergeser dan tidak berubah ketika pengecoran dan pemadatan

    dengan vibrator.

    Gambar 4.26 Kawat Bendrat

  • IV-20

    4.3.8 Beton Decking

    Beton decking (beton tahu) merupakan sejenis mortar dengan perbadingan

    semen : pasir 1 : 2. Beton decking berbentuk silinder kecil dengan diameter 10 cm.

    dan ketebalan 5 cm (Gambar 4.27). Beton decking digunakan sebagai pengatur

    selimut beton antara bekisting dan tulangan pada struktur plat, balok, kolom dan

    shearwall.

    Gambar 4.27 Beton Decking

    4.3.9 Kayu dan Multipleks (Plywood)

    Kayu

    Kayu digunakan sebagai perkuatan / pengaku pada bekisting plat. Pengaku

    ini digunakan agar multipleks tidak melendut serta menyalurkan beban dari atas

    multipleks ke balok pemikul. Kayu yang digunakan adalah kayu kaso (Gambar

    4.28).

    Gambar 4.28 Kayu

  • IV-21

    Multipleks

    Multipleks digunakan sebagai bahan bekisting. Multipleks adalah kayu lapis

    yang permukaannya dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 18 mm dan

    ukuran 244 cm x 122 cm (Gambar 4.29).

    Gambar 4.29 Multipleks

    4.3.10 Bata Ringan (Hebel/Celcon)

    Bata ringan merupakan sejenis batako konvensional yang memiliki massa

    jenis yang lebih rendah. Bata ringan ini digunakan untuk meringankan struktur

    gedung dalam menahan beban di atasnya, sehingga perencanaan strukturnya dapat

    lebih diefisiensikan.

    Kelebihan Bata Ringan :

    Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam

    Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan

    perekat

    Lebih ringan dari bata biasa sehingga memperkecil beban struktur dengan

    berat jenis 600 kg/m3

    Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya hanya 2,5 cm saja

    Kedap air

    Mempunyai kekedapan suara yang baik

    Lebih aman terhadap gempa

    Kekurangan Bata Ringan :

    Untuk ukuran tanggung menyisakan sisa yang cukup banyak karena

    ukurannya yang besar

  • IV-22

    Perekatnnya khusus

    Diperlukan keahlian khusus dalam pemasangannya

    Jika terkena air, dibutuhkan waktu yang lebih lama hingga kering

    dibandingkan bata biasa

    Harga relatif mahal

    Dimensi Bata Ringan (Gambar 4.30) :

    Panjang : 600 mm; Lebar : 200 mm; Tebal : 75 mm

    Gambar 4.30 Bata Ringan

    4.3.11 Concrete Bonding Agent

    Bonding agent (Gambar 4.31) sejenis cairan kimia yang digunakan untuk

    melekatkan sambuungan antara beton lama dan beton baru agar menjadi satu

    kesatuan (monolith). Penggunaan bonding agent adalah dengan menyiramkannya

    ke permukaan beton lama yang akan dilanjutkan dengan pengecoran beton baru.

    Gambar 4.31 Concrete Bonding Agent

    4.3.12 Mortar Siap Pakai

    Dry Mix (Gambar 4.32) adalah salah satu semen instan yang digunakan

    pada proyek ini. Penggunaan Dry Mix ini disesuaikan dengan jenisnya. Beberapa

    jenis mortar siap pakai produksi Dry Mix antara lain :

  • IV-23

    Produk Fungsi

    Drymix Plester Plesteran dinding bata, batako dan celcon

    Drymix Acian Acian pada dinding plesteran

    Drymix Skimcoat Melapisi/finishing permukaan beton, baik untuk

    exposed atau tidak

    Drymix Thinbed Perekat pada pemasangan dinding hebel

    (a) (b)

    Gambar 4.32 Mortar Siap Pakai (a) Thinbed (b) Skimcoat

    4.3.13 Tulangan Kolom Praktis

    Tulangan untuk kolom praktis pada proyek ini tidak diproduksi sendiri,

    melainkan memakai fabrikasi dari pabrik. Selain lebih mudah, waktu yang

    dibutuhkan juga lebih cepat karena tidak perlu membuatnya sendiri. Kolom praktis

    (Gambar 4.33) digunakan untuk pekerjaan non-struktural seperti pemasangan

    dinding hebel.

    Gambar 4.33 Tulangan Kolom Praktis

  • IV-24

    4.3.14 Baja IWF

    Baja IWF pada proyek ini tidak berfungsi sebagai elemen struktur dari

    bangunan. Baja IWF (Gambar 4.34) digunakan untuk menumpu perancah pada

    lantai 5 dimana pada lantai 6 terdapat plat kantilever.

    Gambar 4.34 Baja IWF