bab iv ah silat lunang

17
BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini dikemukan hasil penelitian mengenai Silat Tradisional Lunang di Kecamatan Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Hasil penelitian ini berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dilapangan. Hasil penelitian berupa sejarah/asal-usul silat, persyaratan belajar silat, dan bentuk gerakan pokok silat tradisional Lunang. A. Sejarah/Asal-Usul Silat Tradisional Lunang Mengenai sejarah silat tradisional Lunang, Menurut salah seorang pewaris silat tradisional Lunang Marasum, Datuk Samparanu Batuah, Pm Tandewa menjelaskan bahwa Silat berasal dari Allah SWT turun ke ahli warisnya Jibra’il maka dikatokan kato nan tigo himpun nan satu (kata yang tiga himpun yang satu) yaitu Allah, Muhamad, dan Adam. kemudian turun ke ahlinya Jibril, Israfil, dan mika’il, maka yang punya hak Jibril. Menurut Marasum, Dt Samparanu Batuah pada umum setiap manusia mempunyai ilmu silat sejak lahir yang artinya ilmu membela diri dari segala mala petaka yang mengganggu manusia, kemudian ilmu silat tersebut dirangkaikan dalam bentuk gerak, gerak tersebut dinamakan dengan Gerak Silat, gerak silat ini dirangkai seperti gerak randai, permainan pencak dan bela diri. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa pada masa itu penduduk Lunang kebanyakan beragama Hindu dan penduduk Lunang senang merantau. Di dalam perjalan bahkan se sampainya di tanah Arab (di Mekah) ia bertukar 22

Upload: udo-firman

Post on 18-Jul-2015

59 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iv ah silat lunang

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukan hasil penelitian mengenai Silat Tradisional

Lunang di Kecamatan Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.

Hasil penelitian ini berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara dilapangan. Hasil penelitian berupa sejarah/asal-usul silat, persyaratan

belajar silat, dan bentuk gerakan pokok silat tradisional Lunang.

A. Sejarah/Asal-Usul Silat Tradisional Lunang

Mengenai sejarah silat tradisional Lunang, Menurut salah seorang

pewaris silat tradisional Lunang Marasum, Datuk Samparanu Batuah, Pm

Tandewa menjelaskan bahwa Silat berasal dari Allah SWT turun ke ahli

warisnya Jibra’il maka dikatokan kato nan tigo himpun nan satu (kata yang

tiga himpun yang satu) yaitu Allah, Muhamad, dan Adam. kemudian turun ke

ahlinya Jibril, Israfil, dan mika’il, maka yang punya hak Jibril.

Menurut Marasum, Dt Samparanu Batuah pada umum setiap manusia

mempunyai ilmu silat sejak lahir yang artinya ilmu membela diri dari segala

mala petaka yang mengganggu manusia, kemudian ilmu silat tersebut

dirangkaikan dalam bentuk gerak, gerak tersebut dinamakan dengan Gerak

Silat, gerak silat ini dirangkai seperti gerak randai, permainan pencak dan bela

diri. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa pada masa itu penduduk

Lunang kebanyakan beragama Hindu dan penduduk Lunang senang merantau.

Di dalam perjalan bahkan se sampainya di tanah Arab (di Mekah) ia bertukar

22

22

Page 2: Bab iv ah silat lunang

pendapat tentang gerak silat yang ia miliki, kemudian secara bertahap gerak

silat yang dimiliki disesuaikan dengan ajaran islam.

Kemudian menurut informan juga menyebutkan sil-silah keturunan

yang mengembangkan silat tersebut yang pertama Syekh Abdul Kadir Jailani

diwariskan kepada Syekh Maharajo Kcik yang berpusat di Lembah Gunung

Pandan belakang kerajaan Indojati yang sekarang Rumah Gadang Mande

Rubiah Lunang, dan muridnya bergelar Panglimu salah satunya Panglimu

Bandaro Kayo, dari Syekh Maharajo Kcik mewariskan kepada Syekh Abdul

Karim, muridnya bergelarkan Dubalang, seperti: Dubalang Sagaramu,

Dubalang Ambun Sati, dan Dubalang Pandeka Sayup dua Dubalang lagi tidak

jelas.

Selanjutnya Abdul Karim mewariskan kepada kerajaan Indojati yang

diemban oleh Sattulasah Raja kerajaan Indojati I pada tahun 1119 s/d 1430,

dari Sattulasah mewariskan kepada Pagar Dewa (Puyang Mi’raj), dari Puyang

Mi’raj diwariskan kepada Sultan Alamsyah dengan Syekh Malak Ibrahim,

kemudian diwariskan kepada Sultan Dewa Radin (Demak Alik Bidai

Sabanding), kemudian diwariskan kepada Malin Krimun, dari Malin Krimun

diwariskan kepada anaknya Cindua Mato, terus diwariskan kepada Khatib

Taman Tiko, dari Khatib Taman Tiko diwariskan kepada Zam Zabir, dari Zam

Zabir diwariskan kepada Terang Terawang Lidah selanjutnya Terang

Terawang Lidah Mewariskan kepada Sinun dan Pandeka Lana, dari situ

diwariskan kepada Pandeka Corong, Pandeka Corong mewariskan kepada

Maridon, Maridon Mengembang silat dari tahun 1943 s/d 1996 dan ia wafat

23

Page 3: Bab iv ah silat lunang

pada usia lanjut tahun 2000. Kemudian menurut Marasum, Dt Samparanu

Batuah, Pm Tandewa menjelaskan bahwa ia mulai mengajarkan silat dari

tahun 1984 s/d sekarang.

Namun demikian, sebagian besar dari informan menjelaskan bahwa

setiap orang yang diangkat menjadi penghulu suku, pamangku adat dan syekh

orang tersebut harus pandai bersilat, secara tidak langsung mereka mengetahui

tentang sejarah/asal-usul silat Lunang, persyaratan belajar silat apalagi bentuk

gerakan pokok silat tradisional Lunang ini sendiri.

Hal ini juga diungkapkan oleh sebagian besar dari informan

mengatakan bahwa dari dahulu masyarakat Lunang ini sangatlah gemar dan

aman untuk belajar silat karena nagari ini berada dipusat Nagari Tigo Lurah.

Sebelum orang luar masuk dikawasan nagari Lunang mereka harus melewati

tiga pintu masuk untuk ke Lunang, yaitu disebelah utara berbatasan dengan di

Indra Pura (Indo Puro), sebelah timur berbatasan dengan Kerinci, dan sebelah

selatan berbatasan dengan Muko-Muko. Berdasarkan informasi yang

diperoleh, informan juga menjelaskan asal kata silat Lunang berasal dari kata

Nunang yang berarti menang (tanah yang dimenangkan atau tanah keramat)

kata menang disebut dengan Lunang, maka silat yang ada di Lunang

dinamakan silat Lunang. Kemudian informasi dari informan menjelaskan

bahwa silat Lunang juga sering disebut dengan nama Silek Alif, Pcak Ampang

Gatoung dan Silek Baleka Tinggi.

Menurut informasi dari informan secara keseluruhan, silat tradisional

Lunang berasal dari nagari Lunang sendiri yang dirangkai dalam bentuk gerak

24

Page 4: Bab iv ah silat lunang

langkah kemudian Syekh Abdul Kadir Jailani merantau ditanah Arab didalam

perjalanan ia bertemu dengan Syekh Maharajo Kcik di tanah Turki di situ ia

bertukar pendapat bersamaan dengan pedagang Arab yang memeluk agama

Islam kemudian secara bertahap gerak silat disesuaikan dengan ajaran islam,

disaat itu kedua perantau ini mengambil keputusan untuk pulang kekampung

halamannya di Lunang. Dan pusat daerah perkembangannya di Lembah

Gunung Pandan belakang kerajaan Indojati yang sekarang Rumah Gadang

Mande Rubiah. Menurut informan silat ini berkembang dengan pesat dari

tahun 1119 s/d tahun 1985, karena dari dahulu masyarakat Lunang

menganggap untuk belajar silat merupakan suatu kebutuhan, dan masyarakat

mulai kurang belajar silat sejak adanya jaminan keamanan dari pemerintah

daerah untuk dikeluarkan benda-benda pusaka Rumah Gadang Mande Rubiah

untuk di musiumkan pada tahun 1980. Kemudian sejak masuknya investor

asing yang membuka lahan usaha di nagari Lunang yang membuat masyarakat

Lunang tidak tertarik lagi untuk belajar silat dan bahkan adat-istidat tradisi

nagari Lunang sudah mulai berangsur hilang di muka masyarakat.

B. Persyaratan Belajar Silat Tradisional Lunang

Dalam penerimaan anak sasian (murid), tidak terdapat pembatasan

bagi anak sasian (murid) untuk mempelajari silat tradisional Lunang ini, anak

sasian (murid) dapat diterima dari seluruh lapisan masyarakat dengan tidak

memandang latar belakang ekonominya, pendidikannya, dan sukunya. Yang

menjadi syarat utama dalam belajar silat tradisional Lunang ini adalah murid

yang menganut agama islam.

25

Page 5: Bab iv ah silat lunang

Sebelum anak sasian (murid) masuk disasaran latihan untuk belajar

silat, seorang anak sasian (murid) harus memenuhi persyaratan secara

bertahap. Tahap pertama seseorang anak sasian (murid) menemui guru silat

dengan mengatakan sanggup dari hati nuraninya untuk memenuhi persyaratan

yang dianjurkan oleh seorang guru silat dan langsung diserahkan kepada guru

silat tersebut dan sah diterima sebagai anak sasian. Tahap kedua apabila

setelah satu atau dua bulan latihan berjalan seorang anak sasian benar-benar

ingin belajar ilmu silat maka ia harus memenuhi persyaratan berikutnya.

Persyaratan tersebut sudah merupakan ketetapan dalam belajar silat tradisional

Lunang, kalau seseorang ingin belajar silat tersebut. Adapun bentuk

persyaratannya adalah sebagai berikut :

Tahap Pertama

1. Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak (Siriah bacaranu panuah bakadam

perak)

2. Sigheh tigo kapua, rokok tigo batang (Sirih tiga kapur, rokok tiga batang)

Tahap Kedua

1. Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak (Siriah bacaranru panuah bakadam

perak).

2. Kain putih limu eto (Lima heta), Punjoung kuning, Punjong puteh

(Singgang nasi pulut kuning, singgang nasi pulut putih)

3. Skin sabilah (satu buah pisau tajam)

4. Satu ekor ayam

5. Pitih saringgit (uang Rp. 2 1/5 disesuaikan dengan sekarang)

26

Page 6: Bab iv ah silat lunang

Dari semua persyaratan tersebut diatas mempunyai makna dan tujuan

tersendiri :

Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak

Menurut informan Sigheh bacaghanu pnoh atau disebut juga dengan

sigheg bacaghanu pnoh bakadam perak limo sakawan artinya disini ialah

didalam tubuh manusia terdapat lima perkara yaitu terdiri dari : Kodrat,

Iradat, Samik, Baser, Kalam. Tujuannya tahu diri maksudnya agar kita

tahu dengan diri kita dari mana asal kita dari Allah dan kembali ke Allah,

maka dari itu setiap kita melangkah berjalanlah dijalan Allah, dan

gunakanlah telinga untuk mendengarkan yang baik, mulut untuk

mengucapkan yang baik dan memakan yang halal, mata untuk melihat

yang baik dan melaksanakan rukun islam (mengucapkan dua kalimah

sahadat, melaksankan sholat lima waktu (wajib), menunaikan ibadah

puasa, membayar zakat, dan menaik haji jika mampu.

Sigheh tigo kapua, Rokok tigo batang

Artinya disini memiliki rasa kebersamaan dan perrsatuan yang kuat seperti

sirieh tiga lembar yang digulung dengan kapur dan kelihatan padat jika

rokok tiga batang digulung menjadi satu, Artinya adalah agar kita tahu

kepada Allah yang kita sembah, Nabi Muhammad jadikan teladan, dan

Nabi Adam asal-usul nenek moyang manusia. Maka ketiga himpunan

tersebut menjadikan patokan hidup kita maka dengan izin tuhan kita akan

selamat dunia dan Akhirat.

Kain putih 5 eto, Punjoung kuning, Punjong putih.

27

Page 7: Bab iv ah silat lunang

Artinya disini kain putih digunakan sebagai kain kafan disaat kita

berpulang kepada Allah, Punjoung kuning memberikan tanda sudah

kuning tanah penggalian artinya sudah bertemu dalamnya ilmu silat yang

kita pelajari, dan punjoung putih sebagai tanda kesucian lahir batin

seseorang dan ikhlas karena Allah SWT.

Skin sabilah (satu buah pisau tajam)

Menurut informasi dari informan skin sabilah (satu buah pisau tajam)

adalah sebagai tanda mutamat kaji dan ilmu silat dipelajari selalu tajam

seperi tajamnya pisau yang diserahkan.

Satu ekor ayam

Satu ekor ayam dipotong dan darahnya diserakkan (ditumpahkan)

disasaran latihan, artinya ialah hutang nyawa diganti dengan nyawa ayam

hutang darah dibayar dengan darah ayam.

Pitih saringgit (uang Rp. 2 1/5 sesuaikan dengan sekarang)

Disini uang ditentukan banyaknya yaitu saringgit Rp. 2 1/5 tetapi sekarang

uang saringgit tidak ada lagi dan boleh diserahkan kepada anak sasian

berapa ia akan berikan kepada guru. Artinya adalah sebagai tebusan diri

untuk balajar silat serta menandakan ketulusan dan keikhlasan anak sasian

(murid) dalam membantu guru dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

C. Bentuk Gerakan Pokok Silat Tradisional Lunang

Gerakan silat tradisional merupakan rangkaian gerakan yang dimulai

dengan pola langkah. Pada tahap ini pesilat melakukan gerakan melangkah

permulaan gerakan penghormatan untuk membuka sasaran yang dijadikan

28

Page 8: Bab iv ah silat lunang

tempat latihan dan langkah penghormatan untuk memulai permainan serang

bela.

1. Langkah Salam Kultum Bungu (Bunga)

Menurut informan Langkah salam kultum bungu ini hanya orang

tertentu yang diperbolehkan untuk menampilkannya didepan umum

diantaranya orang tua silek, guru silek dan beberapa anak sasian yang

sudah dipercayakan untuk menampilkannya. Karena didalam

menampilkan gerakan ini seseorang yang akan tampil harus tahu dari

makna dan tujuan dari langkah tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan, makna

langkah salam kultum bungu ini ialah mengakui bahwa Allah berdiri

dengan sendirinya dan Ia tidak pernah mati, tidak pernah tidur, tidak

beranak dan tidak diperanakkan, dan silat berkembang dimuka bumi sejak

meletusnya kultum bunga lalu terkembanglah di atas bumi. Tujuannya

adalah agar kita tahu bahwa silat ini berasal dari Allah, memberikan gerak

untuk membela diri, melaksanakan segala perintah Allah dan

meninggalkan segala laranganya.

a. Sikap Badighi Betul (Alif)

(Pado posisi ikah badan tgak lughus tu kaduo tangan malekap kek badan mato maclek ngok muko btok huroh leih nan dak pnah mati, dan dak adu ghaso guyah).Artinya: ”Pada posisi ini badan berdiri lurus dan kedua tangan dirapatkan disamping badan pandangan kearah depan seperti huruf alif yang tidak pernah mati, dan tidak ada rasa goyah.

Gambar : 1

29

Page 9: Bab iv ah silat lunang

b. Pecah Kultum(Posisi badan tgak lughus lalu kaduo tangan

manepok di muko dado ”tando kalau kultum

bungu lah pcah” trus mato tetap manclek

kamuko).

Artinya: Dari posisi berdiri lurus lalu kedua

telapak tangan ditepukkan didepan dada

”tanda kultum bunga telah meletus” dan

pandangan lurus kearah depan.

Gambar : 2

c. Alam Takembang (Pado posisi ikah badan masih ttap tgak lghus

kaduo kaki rapek dan kaduo tangan

takembang sbelah kaduo bahu ”masgieh tau

baso alam kah lah takembang”).

Artinya : Pada posisi ini badan masih tetap

tegak lurus kedua kaki rapat dan kedua tangan

terkembang di samping bahu ”memberi tanda

bahwa alam sudah terkembang”.

Gambar : 3

d. Ampang Gatoung

(Pado posisi ikah kaki kanan diakek tagatong

dan tangan kanan mampang sabelah kanan,

tangan kida mampang badan lamukue).

Artinya : Pada posisi ini kaki kanan diangkat

rata-rata air dan tangan kanan sikap pasang

datar kesamping kanan dengan telapak tangan

terbuka, tangan kiri melindungi badan.

Gambar : 4

30

Page 10: Bab iv ah silat lunang

e. Langkah Sileka. (Pado posisi ikah inyu manggunukan

langkah renyok kaduo tangan manjago

badan trus mato manclek kamuko kaarah

lawan tgak).

Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan

kuda-kuda silang belakang kedua tangan

sikap pasang melindungi badan dan

pandangan kearah lawan yang berada

didepan.

Gambar : 5

b. (Pado posisi ikah inyu mamakai langkah

mampang ngok muko kaduo tangan kaduo

tangan manjago badan dan arah

pandangannyu maarah kek posisi lawan

tgak).

Artinya : Pada posisi ini ia memakai kuda-

kuda depan yang labil kedua tangan sikap

pasang melindungi badan dan pandangan

kearah posisi lawan berdiri.

Gambar : 6

c. (Pado posisi ikah inyu sikap pasang duduk

manyalepok “pasang bawah”).

Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan

sikap pasang sambil duduk ”pasang

bawah”.

Gambar : 7

31

Page 11: Bab iv ah silat lunang

d. (Pado posisi ikah inyu mamakai langkah

renyok slewa bawah, kaki manyilang ngok

lakang dan kaduo tangan manjago lagalu

badan utok kasalamatan dighi).

Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan

kuda-kuda silang belakang kanan yang

rendah, dan kedua tangan melindungi

seluruh tubuh untuk keselamatan diri.

Gambar : 8

f. Smbah sasaran a. (Pado posisi ikah inyu sikap pasang

malutut kaduo tangan tabukak karah muko

maagih tando kalau sasaran silek siap tok

di bukak).

Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan

sikap pasang bawah dengan kaki kanan

dilipat kebelakang kaki kiri didepan dan

kedua tangan terbuka kearah depan

memberi tanda kalau sasaran silat siap

pakai untuk permainan pencak dan

melangkah silat.

b. (Pado posisi ikah mamakai lakah malutut

kaki kanan di renyok kalantai kaki kida

manalapak tangan kanan mampang

tangan kida manjago badan arah mato

manclek iring kamuko).

Artinya : Pada posisi ini ia berdiri dengan

lutut kanan kaki arah belakang tangan

kanan melintang mengahalangi badan dan

tangan kiri meilidungi badan dan mata

mengarah kedepan.

32

Gambar : 9

Gambar : 10

Page 12: Bab iv ah silat lunang

c. (Pado posisi ikah inyu babalik mode

samulo badan tgak lughus pandangan

lughus ngok muko kaduo tangan dirapek

kek badan btok huroh lieh).

Artinya : Pada posisi ini ia kembali seperti

semula tubuh berdiri lurus pandangan

kearah depan seperti huruf alif.

Gambar : 11

2. Salam Penghormatan Berpasangan

a. (Pado posisi ikah kaduo pandeka saling

bahadapan antaro A jangan B badighi

lughus btok huroh lieh).

Artinya : Pada posisi ini kedua pesilat

saling berhadapan antara A dengan B

berdiri lurus seperti huruf Alif.

Gambar : 12b. (Si A btepok lalu tangan kanan mampang

sabelah kanan tangan kida manukup

badan kaki kanan digatong, trus B

mairing grak si A cuma tangan babeda si

B mampang sablah kida tangan kanan

manukup badan kaki samu).

Artinya : Si A bertepuk lalu tangan kanan

membuka sebelah kanan tangan kiri

melindungi badan kaki kanan digantung,

kemudian si B mengikuti gerak langkah si

A hanya saja arah tangan yang berlawanan

Gambar : 13

33

A B

A B

Page 13: Bab iv ah silat lunang

c. (A : kaki kanan nan digatong lasong di

ltak kalatai (tgak ngan lutut) kaki kida

batekok tangan kanan pasang tabukak

tangan kida nukup badan. B : mengiring

lakah A ngan grak nan samu).

Artinya : A : kaki yang digantung diletak

kan kelantai (berdiri dengan lutut) kaki kiri

ditekukkan kedua tangan sikap pasang

melindungi badan. B : mengiringi gerak

langkah A dengan gerakan yang sama.

d. (B : mambaeh A ngan kaki kanan kaduo

tangan dalam kaadaan siap, A : manakis

kaki B tangan ciek gi dalam kaadaan siap

gou.

Artinya : B : melakukan tendangan lurus

kanan kearah B kaduo tangan dalam

keadaan siap, A : menangkis serangan B

dengan satu lengan, sedangkan satu tangan

lagi melindungi tubuh.

Gambar : 15e. (B : kaki kanan di ltak dimuko sambe

dudok kaduo tangan tabukak dimuko, A :

kaki kida di ltek di muko sambe dudok

maiiring lakah B kaduo tangan tabukak

dibawah (kaduonyu maagih tando

panghormatan)).

Artinya : B : kaki kanan diletak kedepan

sambil duduk kedua tangan terbuka di

depan wajah, A : mengiringi langkah

kedua tangan terbuka dibawah (keduanya

memberi tanda penghormatan)).

34

A B

A B

A B

Gambar : 14

Gambar : 16

Page 14: Bab iv ah silat lunang

3. Permainan Serang Bela/Tumbok Tati

c. Saklit a. (A : maambek posisi mamitak tangan

kanan masang tangan kida mitak dkek

pghut, B : maambek posisi tok mambeh

ngan tangan kanan ka maju).

Artinya : A : melakukan sikap pasang

meminta serangan dari B yang arahkan

pada arah perutnya, B : mengambil posisi

untuk melaukan pukulan kanan maju.

Gambar : 17

b. (B : mambaeh ngan tinju kaki kanan maju

lak ka muko, A : manakok tangan B ngan

tangan tu kakinyu dikait ngok lakang).

Artinya : B : melakukan pukulan kedepan

diiringi dengan kaki kanan maju, A :

menangkap tangan B lalu kaki kanan B di

ungkitkan dengan kaki kiri ke belakang.

Gambar : 18

c. (A : manakok B sapai jatoh tangan nyu

dak lpeh trus dilipek kabalakang badan B

sapai dak bagenggut gi, B : gbah dan

pasrah dalam kaadaan takuci buek A.

Artinya : A : menangkap hingga terjatuh

dan tangan tetap dipegang oleh A lalu

dilipat kebelakang badan B sampai tidak

bergerak lagi, B : rebah dan pasrah dalam

keadaan terkunci oleh A.

Gambar : 19

35

A B

A B

A

B

Page 15: Bab iv ah silat lunang

d. (A : trus ma‘ghek kuciannyu dan manytut

mgheh B ngan lutut kida, B : trus dalam

kaadaan pasrah nughut apo nan di buek

A. Sasudah B dalam kaadaan takuci A

dapek mambuek sakndak hatinya tuk

malakukan grak mamatikan kapado B).

Artinya : A : terus meerat kunciannya dan

meletakkan lutut kirinya kearah leher B

dengan kaki kiri, B : tetap dalam keadaan

pasrah, terkunci dan tidak bisa berbuat

apa-apa oleh A. Setelah B dalam keadaan

terkunci A dapat berbuat sekendak hatinya

untuk melakukan gerakan mamatikan.

d. Bnang slai a. (A : manakok tenju B trus dislok ngok

lakang tu kaki B di stut di belakang ngan

kaki kida supayo B lmah, B : lmah

manughut kucian wek A).

Artinya : A : menangkap pukulan B lalu

dilipat kebelakang punggung B dan

kakinya ditahan dengan lutut kiri agar

posisi B lemah, B : lemas mengikuti

kuncian yang dilakukan A.

Gambar : 21b. (A : mapakuat kuciannyu tangan kida B

dilepek pulak ngok lakang sapai bto-bto

lmah, B : ttap lmah nughut kucian wek B).

Artinya : A : memperkuat kunciannya

tangan kiri B dilipat kebelakang sampai

benar-benar lemah, A : tetap lemah

mengikuti kuncian yang dilakukan B..

36

A

B

AB

Gambar : 20

AB

Gambar : 22

Page 16: Bab iv ah silat lunang

c. (A : trus manguci B sapai jatoh taguling di

latai sapai dak dapek bagrak gi, B : dalam

kondisi taletangksduo tangan takuci wek A

Artinya : A : terus mengunci B sampai

terjatuh dan terguling di lantai sehingga

tidak dapat bergerak lagi, B : dalam

keadaan terlentang kedua tangan terkunci

oleh A.

Gambar : 23

e. Salkap (takok sibuto)

a. (B : nenju A ngok muko ngan tangan

kanan kaki kanan maju, A : ngilak sambe

nakok tangan B kaki kanan dibaeh ngan

kaki kida A.

Artinya : B : melakukan pukulan lurus

kedepan dengan tangan kanan maju kaki

kanan maju, A : mengilak sambil

menangkap tangan B kaki kanan B disapu

dengan kaki kiri A.

Gambar : 24

b. (A : mambaeh B sapai jatoh di tughut

ngan sapai lpeh, B : dalam kaadaan

tajatoh taletang jangan tangan takuci wek

A.

Artinya : A : melakukan sapuan bawah

hingga B terjatuh dalam posisi dipegang, B

: dalam keadaan terjatuh dengan terlentang

dengan tangan terkunci oleh A.

Gambar : 25

37

A

B

B

A

AB

Page 17: Bab iv ah silat lunang

c. (A : madudok B ngan kaki dan sambe

dikuci supayo A dak dapek bagenggut gi

tangan kida macekek mgheh, tangan

kanan manepok alat vital A supayo B bto-

bto dak dapek bagenggut gi, B : taletang

manugut kucian A.

Artinya : A : menduduki B dengan kedua

kaki sambil mengunci supaya B tidak

dapat bergerak lagi, kemudian tangan kiri

mencekik leher, dan tangan kanan

menyerang daerah Vital bawah supaya B

benar-benar tidak dapat bergerak lagi, B

terlentang mengikuti kuncian yang

dilakukan A.

38

A

B

Gambar : 26