bab iv ah silat lunang
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukan hasil penelitian mengenai Silat Tradisional
Lunang di Kecamatan Lunang Silaut Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Hasil penelitian ini berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara dilapangan. Hasil penelitian berupa sejarah/asal-usul silat, persyaratan
belajar silat, dan bentuk gerakan pokok silat tradisional Lunang.
A. Sejarah/Asal-Usul Silat Tradisional Lunang
Mengenai sejarah silat tradisional Lunang, Menurut salah seorang
pewaris silat tradisional Lunang Marasum, Datuk Samparanu Batuah, Pm
Tandewa menjelaskan bahwa Silat berasal dari Allah SWT turun ke ahli
warisnya Jibra’il maka dikatokan kato nan tigo himpun nan satu (kata yang
tiga himpun yang satu) yaitu Allah, Muhamad, dan Adam. kemudian turun ke
ahlinya Jibril, Israfil, dan mika’il, maka yang punya hak Jibril.
Menurut Marasum, Dt Samparanu Batuah pada umum setiap manusia
mempunyai ilmu silat sejak lahir yang artinya ilmu membela diri dari segala
mala petaka yang mengganggu manusia, kemudian ilmu silat tersebut
dirangkaikan dalam bentuk gerak, gerak tersebut dinamakan dengan Gerak
Silat, gerak silat ini dirangkai seperti gerak randai, permainan pencak dan bela
diri. Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa pada masa itu penduduk
Lunang kebanyakan beragama Hindu dan penduduk Lunang senang merantau.
Di dalam perjalan bahkan se sampainya di tanah Arab (di Mekah) ia bertukar
22
22
pendapat tentang gerak silat yang ia miliki, kemudian secara bertahap gerak
silat yang dimiliki disesuaikan dengan ajaran islam.
Kemudian menurut informan juga menyebutkan sil-silah keturunan
yang mengembangkan silat tersebut yang pertama Syekh Abdul Kadir Jailani
diwariskan kepada Syekh Maharajo Kcik yang berpusat di Lembah Gunung
Pandan belakang kerajaan Indojati yang sekarang Rumah Gadang Mande
Rubiah Lunang, dan muridnya bergelar Panglimu salah satunya Panglimu
Bandaro Kayo, dari Syekh Maharajo Kcik mewariskan kepada Syekh Abdul
Karim, muridnya bergelarkan Dubalang, seperti: Dubalang Sagaramu,
Dubalang Ambun Sati, dan Dubalang Pandeka Sayup dua Dubalang lagi tidak
jelas.
Selanjutnya Abdul Karim mewariskan kepada kerajaan Indojati yang
diemban oleh Sattulasah Raja kerajaan Indojati I pada tahun 1119 s/d 1430,
dari Sattulasah mewariskan kepada Pagar Dewa (Puyang Mi’raj), dari Puyang
Mi’raj diwariskan kepada Sultan Alamsyah dengan Syekh Malak Ibrahim,
kemudian diwariskan kepada Sultan Dewa Radin (Demak Alik Bidai
Sabanding), kemudian diwariskan kepada Malin Krimun, dari Malin Krimun
diwariskan kepada anaknya Cindua Mato, terus diwariskan kepada Khatib
Taman Tiko, dari Khatib Taman Tiko diwariskan kepada Zam Zabir, dari Zam
Zabir diwariskan kepada Terang Terawang Lidah selanjutnya Terang
Terawang Lidah Mewariskan kepada Sinun dan Pandeka Lana, dari situ
diwariskan kepada Pandeka Corong, Pandeka Corong mewariskan kepada
Maridon, Maridon Mengembang silat dari tahun 1943 s/d 1996 dan ia wafat
23
pada usia lanjut tahun 2000. Kemudian menurut Marasum, Dt Samparanu
Batuah, Pm Tandewa menjelaskan bahwa ia mulai mengajarkan silat dari
tahun 1984 s/d sekarang.
Namun demikian, sebagian besar dari informan menjelaskan bahwa
setiap orang yang diangkat menjadi penghulu suku, pamangku adat dan syekh
orang tersebut harus pandai bersilat, secara tidak langsung mereka mengetahui
tentang sejarah/asal-usul silat Lunang, persyaratan belajar silat apalagi bentuk
gerakan pokok silat tradisional Lunang ini sendiri.
Hal ini juga diungkapkan oleh sebagian besar dari informan
mengatakan bahwa dari dahulu masyarakat Lunang ini sangatlah gemar dan
aman untuk belajar silat karena nagari ini berada dipusat Nagari Tigo Lurah.
Sebelum orang luar masuk dikawasan nagari Lunang mereka harus melewati
tiga pintu masuk untuk ke Lunang, yaitu disebelah utara berbatasan dengan di
Indra Pura (Indo Puro), sebelah timur berbatasan dengan Kerinci, dan sebelah
selatan berbatasan dengan Muko-Muko. Berdasarkan informasi yang
diperoleh, informan juga menjelaskan asal kata silat Lunang berasal dari kata
Nunang yang berarti menang (tanah yang dimenangkan atau tanah keramat)
kata menang disebut dengan Lunang, maka silat yang ada di Lunang
dinamakan silat Lunang. Kemudian informasi dari informan menjelaskan
bahwa silat Lunang juga sering disebut dengan nama Silek Alif, Pcak Ampang
Gatoung dan Silek Baleka Tinggi.
Menurut informasi dari informan secara keseluruhan, silat tradisional
Lunang berasal dari nagari Lunang sendiri yang dirangkai dalam bentuk gerak
24
langkah kemudian Syekh Abdul Kadir Jailani merantau ditanah Arab didalam
perjalanan ia bertemu dengan Syekh Maharajo Kcik di tanah Turki di situ ia
bertukar pendapat bersamaan dengan pedagang Arab yang memeluk agama
Islam kemudian secara bertahap gerak silat disesuaikan dengan ajaran islam,
disaat itu kedua perantau ini mengambil keputusan untuk pulang kekampung
halamannya di Lunang. Dan pusat daerah perkembangannya di Lembah
Gunung Pandan belakang kerajaan Indojati yang sekarang Rumah Gadang
Mande Rubiah. Menurut informan silat ini berkembang dengan pesat dari
tahun 1119 s/d tahun 1985, karena dari dahulu masyarakat Lunang
menganggap untuk belajar silat merupakan suatu kebutuhan, dan masyarakat
mulai kurang belajar silat sejak adanya jaminan keamanan dari pemerintah
daerah untuk dikeluarkan benda-benda pusaka Rumah Gadang Mande Rubiah
untuk di musiumkan pada tahun 1980. Kemudian sejak masuknya investor
asing yang membuka lahan usaha di nagari Lunang yang membuat masyarakat
Lunang tidak tertarik lagi untuk belajar silat dan bahkan adat-istidat tradisi
nagari Lunang sudah mulai berangsur hilang di muka masyarakat.
B. Persyaratan Belajar Silat Tradisional Lunang
Dalam penerimaan anak sasian (murid), tidak terdapat pembatasan
bagi anak sasian (murid) untuk mempelajari silat tradisional Lunang ini, anak
sasian (murid) dapat diterima dari seluruh lapisan masyarakat dengan tidak
memandang latar belakang ekonominya, pendidikannya, dan sukunya. Yang
menjadi syarat utama dalam belajar silat tradisional Lunang ini adalah murid
yang menganut agama islam.
25
Sebelum anak sasian (murid) masuk disasaran latihan untuk belajar
silat, seorang anak sasian (murid) harus memenuhi persyaratan secara
bertahap. Tahap pertama seseorang anak sasian (murid) menemui guru silat
dengan mengatakan sanggup dari hati nuraninya untuk memenuhi persyaratan
yang dianjurkan oleh seorang guru silat dan langsung diserahkan kepada guru
silat tersebut dan sah diterima sebagai anak sasian. Tahap kedua apabila
setelah satu atau dua bulan latihan berjalan seorang anak sasian benar-benar
ingin belajar ilmu silat maka ia harus memenuhi persyaratan berikutnya.
Persyaratan tersebut sudah merupakan ketetapan dalam belajar silat tradisional
Lunang, kalau seseorang ingin belajar silat tersebut. Adapun bentuk
persyaratannya adalah sebagai berikut :
Tahap Pertama
1. Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak (Siriah bacaranu panuah bakadam
perak)
2. Sigheh tigo kapua, rokok tigo batang (Sirih tiga kapur, rokok tiga batang)
Tahap Kedua
1. Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak (Siriah bacaranru panuah bakadam
perak).
2. Kain putih limu eto (Lima heta), Punjoung kuning, Punjong puteh
(Singgang nasi pulut kuning, singgang nasi pulut putih)
3. Skin sabilah (satu buah pisau tajam)
4. Satu ekor ayam
5. Pitih saringgit (uang Rp. 2 1/5 disesuaikan dengan sekarang)
26
Dari semua persyaratan tersebut diatas mempunyai makna dan tujuan
tersendiri :
Sigheh bacaghanu pnoh bakadam perak
Menurut informan Sigheh bacaghanu pnoh atau disebut juga dengan
sigheg bacaghanu pnoh bakadam perak limo sakawan artinya disini ialah
didalam tubuh manusia terdapat lima perkara yaitu terdiri dari : Kodrat,
Iradat, Samik, Baser, Kalam. Tujuannya tahu diri maksudnya agar kita
tahu dengan diri kita dari mana asal kita dari Allah dan kembali ke Allah,
maka dari itu setiap kita melangkah berjalanlah dijalan Allah, dan
gunakanlah telinga untuk mendengarkan yang baik, mulut untuk
mengucapkan yang baik dan memakan yang halal, mata untuk melihat
yang baik dan melaksanakan rukun islam (mengucapkan dua kalimah
sahadat, melaksankan sholat lima waktu (wajib), menunaikan ibadah
puasa, membayar zakat, dan menaik haji jika mampu.
Sigheh tigo kapua, Rokok tigo batang
Artinya disini memiliki rasa kebersamaan dan perrsatuan yang kuat seperti
sirieh tiga lembar yang digulung dengan kapur dan kelihatan padat jika
rokok tiga batang digulung menjadi satu, Artinya adalah agar kita tahu
kepada Allah yang kita sembah, Nabi Muhammad jadikan teladan, dan
Nabi Adam asal-usul nenek moyang manusia. Maka ketiga himpunan
tersebut menjadikan patokan hidup kita maka dengan izin tuhan kita akan
selamat dunia dan Akhirat.
Kain putih 5 eto, Punjoung kuning, Punjong putih.
27
Artinya disini kain putih digunakan sebagai kain kafan disaat kita
berpulang kepada Allah, Punjoung kuning memberikan tanda sudah
kuning tanah penggalian artinya sudah bertemu dalamnya ilmu silat yang
kita pelajari, dan punjoung putih sebagai tanda kesucian lahir batin
seseorang dan ikhlas karena Allah SWT.
Skin sabilah (satu buah pisau tajam)
Menurut informasi dari informan skin sabilah (satu buah pisau tajam)
adalah sebagai tanda mutamat kaji dan ilmu silat dipelajari selalu tajam
seperi tajamnya pisau yang diserahkan.
Satu ekor ayam
Satu ekor ayam dipotong dan darahnya diserakkan (ditumpahkan)
disasaran latihan, artinya ialah hutang nyawa diganti dengan nyawa ayam
hutang darah dibayar dengan darah ayam.
Pitih saringgit (uang Rp. 2 1/5 sesuaikan dengan sekarang)
Disini uang ditentukan banyaknya yaitu saringgit Rp. 2 1/5 tetapi sekarang
uang saringgit tidak ada lagi dan boleh diserahkan kepada anak sasian
berapa ia akan berikan kepada guru. Artinya adalah sebagai tebusan diri
untuk balajar silat serta menandakan ketulusan dan keikhlasan anak sasian
(murid) dalam membantu guru dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
C. Bentuk Gerakan Pokok Silat Tradisional Lunang
Gerakan silat tradisional merupakan rangkaian gerakan yang dimulai
dengan pola langkah. Pada tahap ini pesilat melakukan gerakan melangkah
permulaan gerakan penghormatan untuk membuka sasaran yang dijadikan
28
tempat latihan dan langkah penghormatan untuk memulai permainan serang
bela.
1. Langkah Salam Kultum Bungu (Bunga)
Menurut informan Langkah salam kultum bungu ini hanya orang
tertentu yang diperbolehkan untuk menampilkannya didepan umum
diantaranya orang tua silek, guru silek dan beberapa anak sasian yang
sudah dipercayakan untuk menampilkannya. Karena didalam
menampilkan gerakan ini seseorang yang akan tampil harus tahu dari
makna dan tujuan dari langkah tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan, makna
langkah salam kultum bungu ini ialah mengakui bahwa Allah berdiri
dengan sendirinya dan Ia tidak pernah mati, tidak pernah tidur, tidak
beranak dan tidak diperanakkan, dan silat berkembang dimuka bumi sejak
meletusnya kultum bunga lalu terkembanglah di atas bumi. Tujuannya
adalah agar kita tahu bahwa silat ini berasal dari Allah, memberikan gerak
untuk membela diri, melaksanakan segala perintah Allah dan
meninggalkan segala laranganya.
a. Sikap Badighi Betul (Alif)
(Pado posisi ikah badan tgak lughus tu kaduo tangan malekap kek badan mato maclek ngok muko btok huroh leih nan dak pnah mati, dan dak adu ghaso guyah).Artinya: ”Pada posisi ini badan berdiri lurus dan kedua tangan dirapatkan disamping badan pandangan kearah depan seperti huruf alif yang tidak pernah mati, dan tidak ada rasa goyah.
Gambar : 1
29
b. Pecah Kultum(Posisi badan tgak lughus lalu kaduo tangan
manepok di muko dado ”tando kalau kultum
bungu lah pcah” trus mato tetap manclek
kamuko).
Artinya: Dari posisi berdiri lurus lalu kedua
telapak tangan ditepukkan didepan dada
”tanda kultum bunga telah meletus” dan
pandangan lurus kearah depan.
Gambar : 2
c. Alam Takembang (Pado posisi ikah badan masih ttap tgak lghus
kaduo kaki rapek dan kaduo tangan
takembang sbelah kaduo bahu ”masgieh tau
baso alam kah lah takembang”).
Artinya : Pada posisi ini badan masih tetap
tegak lurus kedua kaki rapat dan kedua tangan
terkembang di samping bahu ”memberi tanda
bahwa alam sudah terkembang”.
Gambar : 3
d. Ampang Gatoung
(Pado posisi ikah kaki kanan diakek tagatong
dan tangan kanan mampang sabelah kanan,
tangan kida mampang badan lamukue).
Artinya : Pada posisi ini kaki kanan diangkat
rata-rata air dan tangan kanan sikap pasang
datar kesamping kanan dengan telapak tangan
terbuka, tangan kiri melindungi badan.
Gambar : 4
30
e. Langkah Sileka. (Pado posisi ikah inyu manggunukan
langkah renyok kaduo tangan manjago
badan trus mato manclek kamuko kaarah
lawan tgak).
Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan
kuda-kuda silang belakang kedua tangan
sikap pasang melindungi badan dan
pandangan kearah lawan yang berada
didepan.
Gambar : 5
b. (Pado posisi ikah inyu mamakai langkah
mampang ngok muko kaduo tangan kaduo
tangan manjago badan dan arah
pandangannyu maarah kek posisi lawan
tgak).
Artinya : Pada posisi ini ia memakai kuda-
kuda depan yang labil kedua tangan sikap
pasang melindungi badan dan pandangan
kearah posisi lawan berdiri.
Gambar : 6
c. (Pado posisi ikah inyu sikap pasang duduk
manyalepok “pasang bawah”).
Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan
sikap pasang sambil duduk ”pasang
bawah”.
Gambar : 7
31
d. (Pado posisi ikah inyu mamakai langkah
renyok slewa bawah, kaki manyilang ngok
lakang dan kaduo tangan manjago lagalu
badan utok kasalamatan dighi).
Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan
kuda-kuda silang belakang kanan yang
rendah, dan kedua tangan melindungi
seluruh tubuh untuk keselamatan diri.
Gambar : 8
f. Smbah sasaran a. (Pado posisi ikah inyu sikap pasang
malutut kaduo tangan tabukak karah muko
maagih tando kalau sasaran silek siap tok
di bukak).
Artinya : Pada posisi ini ia menggunakan
sikap pasang bawah dengan kaki kanan
dilipat kebelakang kaki kiri didepan dan
kedua tangan terbuka kearah depan
memberi tanda kalau sasaran silat siap
pakai untuk permainan pencak dan
melangkah silat.
b. (Pado posisi ikah mamakai lakah malutut
kaki kanan di renyok kalantai kaki kida
manalapak tangan kanan mampang
tangan kida manjago badan arah mato
manclek iring kamuko).
Artinya : Pada posisi ini ia berdiri dengan
lutut kanan kaki arah belakang tangan
kanan melintang mengahalangi badan dan
tangan kiri meilidungi badan dan mata
mengarah kedepan.
32
Gambar : 9
Gambar : 10
c. (Pado posisi ikah inyu babalik mode
samulo badan tgak lughus pandangan
lughus ngok muko kaduo tangan dirapek
kek badan btok huroh lieh).
Artinya : Pada posisi ini ia kembali seperti
semula tubuh berdiri lurus pandangan
kearah depan seperti huruf alif.
Gambar : 11
2. Salam Penghormatan Berpasangan
a. (Pado posisi ikah kaduo pandeka saling
bahadapan antaro A jangan B badighi
lughus btok huroh lieh).
Artinya : Pada posisi ini kedua pesilat
saling berhadapan antara A dengan B
berdiri lurus seperti huruf Alif.
Gambar : 12b. (Si A btepok lalu tangan kanan mampang
sabelah kanan tangan kida manukup
badan kaki kanan digatong, trus B
mairing grak si A cuma tangan babeda si
B mampang sablah kida tangan kanan
manukup badan kaki samu).
Artinya : Si A bertepuk lalu tangan kanan
membuka sebelah kanan tangan kiri
melindungi badan kaki kanan digantung,
kemudian si B mengikuti gerak langkah si
A hanya saja arah tangan yang berlawanan
Gambar : 13
33
A B
A B
c. (A : kaki kanan nan digatong lasong di
ltak kalatai (tgak ngan lutut) kaki kida
batekok tangan kanan pasang tabukak
tangan kida nukup badan. B : mengiring
lakah A ngan grak nan samu).
Artinya : A : kaki yang digantung diletak
kan kelantai (berdiri dengan lutut) kaki kiri
ditekukkan kedua tangan sikap pasang
melindungi badan. B : mengiringi gerak
langkah A dengan gerakan yang sama.
d. (B : mambaeh A ngan kaki kanan kaduo
tangan dalam kaadaan siap, A : manakis
kaki B tangan ciek gi dalam kaadaan siap
gou.
Artinya : B : melakukan tendangan lurus
kanan kearah B kaduo tangan dalam
keadaan siap, A : menangkis serangan B
dengan satu lengan, sedangkan satu tangan
lagi melindungi tubuh.
Gambar : 15e. (B : kaki kanan di ltak dimuko sambe
dudok kaduo tangan tabukak dimuko, A :
kaki kida di ltek di muko sambe dudok
maiiring lakah B kaduo tangan tabukak
dibawah (kaduonyu maagih tando
panghormatan)).
Artinya : B : kaki kanan diletak kedepan
sambil duduk kedua tangan terbuka di
depan wajah, A : mengiringi langkah
kedua tangan terbuka dibawah (keduanya
memberi tanda penghormatan)).
34
A B
A B
A B
Gambar : 14
Gambar : 16
3. Permainan Serang Bela/Tumbok Tati
c. Saklit a. (A : maambek posisi mamitak tangan
kanan masang tangan kida mitak dkek
pghut, B : maambek posisi tok mambeh
ngan tangan kanan ka maju).
Artinya : A : melakukan sikap pasang
meminta serangan dari B yang arahkan
pada arah perutnya, B : mengambil posisi
untuk melaukan pukulan kanan maju.
Gambar : 17
b. (B : mambaeh ngan tinju kaki kanan maju
lak ka muko, A : manakok tangan B ngan
tangan tu kakinyu dikait ngok lakang).
Artinya : B : melakukan pukulan kedepan
diiringi dengan kaki kanan maju, A :
menangkap tangan B lalu kaki kanan B di
ungkitkan dengan kaki kiri ke belakang.
Gambar : 18
c. (A : manakok B sapai jatoh tangan nyu
dak lpeh trus dilipek kabalakang badan B
sapai dak bagenggut gi, B : gbah dan
pasrah dalam kaadaan takuci buek A.
Artinya : A : menangkap hingga terjatuh
dan tangan tetap dipegang oleh A lalu
dilipat kebelakang badan B sampai tidak
bergerak lagi, B : rebah dan pasrah dalam
keadaan terkunci oleh A.
Gambar : 19
35
A B
A B
A
B
d. (A : trus ma‘ghek kuciannyu dan manytut
mgheh B ngan lutut kida, B : trus dalam
kaadaan pasrah nughut apo nan di buek
A. Sasudah B dalam kaadaan takuci A
dapek mambuek sakndak hatinya tuk
malakukan grak mamatikan kapado B).
Artinya : A : terus meerat kunciannya dan
meletakkan lutut kirinya kearah leher B
dengan kaki kiri, B : tetap dalam keadaan
pasrah, terkunci dan tidak bisa berbuat
apa-apa oleh A. Setelah B dalam keadaan
terkunci A dapat berbuat sekendak hatinya
untuk melakukan gerakan mamatikan.
d. Bnang slai a. (A : manakok tenju B trus dislok ngok
lakang tu kaki B di stut di belakang ngan
kaki kida supayo B lmah, B : lmah
manughut kucian wek A).
Artinya : A : menangkap pukulan B lalu
dilipat kebelakang punggung B dan
kakinya ditahan dengan lutut kiri agar
posisi B lemah, B : lemas mengikuti
kuncian yang dilakukan A.
Gambar : 21b. (A : mapakuat kuciannyu tangan kida B
dilepek pulak ngok lakang sapai bto-bto
lmah, B : ttap lmah nughut kucian wek B).
Artinya : A : memperkuat kunciannya
tangan kiri B dilipat kebelakang sampai
benar-benar lemah, A : tetap lemah
mengikuti kuncian yang dilakukan B..
36
A
B
AB
Gambar : 20
AB
Gambar : 22
c. (A : trus manguci B sapai jatoh taguling di
latai sapai dak dapek bagrak gi, B : dalam
kondisi taletangksduo tangan takuci wek A
Artinya : A : terus mengunci B sampai
terjatuh dan terguling di lantai sehingga
tidak dapat bergerak lagi, B : dalam
keadaan terlentang kedua tangan terkunci
oleh A.
Gambar : 23
e. Salkap (takok sibuto)
a. (B : nenju A ngok muko ngan tangan
kanan kaki kanan maju, A : ngilak sambe
nakok tangan B kaki kanan dibaeh ngan
kaki kida A.
Artinya : B : melakukan pukulan lurus
kedepan dengan tangan kanan maju kaki
kanan maju, A : mengilak sambil
menangkap tangan B kaki kanan B disapu
dengan kaki kiri A.
Gambar : 24
b. (A : mambaeh B sapai jatoh di tughut
ngan sapai lpeh, B : dalam kaadaan
tajatoh taletang jangan tangan takuci wek
A.
Artinya : A : melakukan sapuan bawah
hingga B terjatuh dalam posisi dipegang, B
: dalam keadaan terjatuh dengan terlentang
dengan tangan terkunci oleh A.
Gambar : 25
37
A
B
B
A
AB
c. (A : madudok B ngan kaki dan sambe
dikuci supayo A dak dapek bagenggut gi
tangan kida macekek mgheh, tangan
kanan manepok alat vital A supayo B bto-
bto dak dapek bagenggut gi, B : taletang
manugut kucian A.
Artinya : A : menduduki B dengan kedua
kaki sambil mengunci supaya B tidak
dapat bergerak lagi, kemudian tangan kiri
mencekik leher, dan tangan kanan
menyerang daerah Vital bawah supaya B
benar-benar tidak dapat bergerak lagi, B
terlentang mengikuti kuncian yang
dilakukan A.
38
A
B
Gambar : 26