bab iii(nf)

Upload: bayu-pratama-putra-pribadi

Post on 04-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metode penelitian

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1Desain PenelitianPenelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian eksperimental laboratorik dengan pendekatan post test-only control group design10 untuk mengetahui pengaruh paparan asap pembakaran organik selama 14 hari terhadap gambaran histopatologis nasofaring pada mencit (Mus musculus).3.2Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Riau pada bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan November 2015.3.3Variabel penelitian3.3.1Variabel bebasVariabel bebas pada penelitian ini adalah durasi paparan asap pembakaran bahan organik.

3.3.2Variabel terikatVariabel terikat pada penelitian ini adalah gambaran histopatologis nasofaring pada mencit putih (Mus musculus).

3.3.3Variabel kontrolVariabel kontrol pada penelitian ini terdiri dari: Hewan coba yaitu: jenis kelamin, umur dan berat badan mencit dikendalikan dengan cara memilih jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan dan berat badan 25-50 gr/ekor. Pemeliharaan yaitu: kandang, kondisi lingkungan, jenis, kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang diberikan dikendalikan dengan cara yang sama.

3.4Kriteria inklusi dan drop outKriteria inkulusi pada peneltian ini adalah mencit putih jantan (Mus musculus) berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata setiap ekor mencit 25-50 gram yang telah dinyatakan sehat ditandai dengan bulu mencit tidak rusak , kusam maupun botak selain itu juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada mencit , tingkah laku normal dan bergerak dengan aktif.Kriteria drop ut dalam proses penelitian ini adalah mencit yang sakit , mati ataupun mengalami trauma pada tahapan pemeliharaan sampai pengorbanan mencit bukan akibat dari selain tindakan yang dilakukan.

3.5Defenisi operasionalAdapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mencit adalah mencit putih jantan (Mus musculus) berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 25-50 gram setiap ekor yang diperoleh dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Biologi Universitas Riau.2. Papapran asap pembakaran bahan organik merupakan hasil pembakaran dari ranting-ranting kayu atau daun-daun dari tumbuhan.3. Histopatologi nasofaring merupakan gambaran histopatologi dari nasofaring yang akan dilihat dengan menggunakan mikroskop perbesaran 40 kali. Dan sebelumnya akan dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin Eosin (HE).4. Perubahan struktur nasofaring adalah suatu proses yang terjadi pada nasofaring dengan ditemukannya gambaran mikroskopis berupa : Makrofag Akumulasi sebukan sel radang Perubahan epitelisasi

3.6Subjek PenelitianSampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih (Mus musculus) jantan yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 25-50 gr/ekor dan memenuhi kriteria hewan uji sehat (aktif dan tidak cacat) yang diperoleh dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Biologi Universitas Riau.

t(r-1) 15Jumlah sampel dari tiap kelompok perlakuan dihitung menggunakan rumus Federer, yaitu:

Dimana; t = jumlah kelompok hewan percobaan r = jumlah sampel percobaan t(r-1) 15 4 (r-1) 15 4r 4 15 4r 19 r 4,75 ~ 5Dalam penelitian ini terdapat 4 kelompok percobaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan Federer. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 5 ekor untuk setiap kelompok percobaan. Sehingga total mencit yang dibutuhkan adalah 20 ekor. Namun, dalam penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus, dimana tambahan 5 ekor tikus ini digunakan sebagai cadangan dalam penelitian.

3.7Persiapan Penelitian3.7.1Hewan CobaHewan coba yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan (Mus musculus) yang diperoleh dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Biologi Universitas Riau. Sebelum diberikan paparan asap pembakaran organik , mencit diadaptasikan terlebih dahulu selama 1 minggu. Mencit akan ditempatkan didalam kandang yang telah diberi sekam terlebih dahuluuntuk menyerap kotoran mencit. Dalam setiap kandang akan ditempatkan 5 ekor mencit dan dibagian luar setiap kandang diberikan label untuk membedakan durasi paparan asap pembakaran yang akan dipaparkan pada mencit. Pada setiap tikus juga diberikan penanda dengan lokasi atau ciri khas tertentu yang akan membedakan dengan kelompok lainnya.

3.7.2 Alat dan bahan penelitian3.7.2.1 Alat penelitian3.7.2.1.1 Alat untuk pemeliharaan mencitAlat-alat yang digunakan untuk pemeliharaan mencit adalah kandang mencit yang terbuat dari bak plastik, botol air minum tikus volume 50 cc dan 100 cc, wadah pakan tikus, sekam, timbangan biasa untuk menimbang berat badan mencit, dan timbangan manual Sartorius (kapasitas maksimal 250 gram) dengan pengukuran satu angka dibelakang koma dalam satu gram, timbangan manual Sartorius ini digunakan untuk menimbang pakan3.7.2.1.2 Alat untuk pembedahanAlat-alat yang digunakan untuk pembedahan mencit adalah satu set alat bedah minor, papan fiksasi, jarum pentul, gelas beker, kapas dan spuit 5 cc.

3.7.2.1.3 Alat untuk melihat gambaran histopatologiAlat-alat yang digunakan untuk melihat struktur jaringan pada nasofaring mencit adalah Mikroskop dengan perbesaran 40 kali.

3.7.2.2 Bahan penelitian3.7.2.2.1 Bahan untuk pemeliharaan mencitBahan-bahan yang digunakan untuk pemeliharaan mencit adalah sebagai berikut: Pakan standarPakan standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan mencit merek ??3.7.2.2.2 Bahan untuk paparan asap pembakaran bahan organik Bahan-bahan yang digunakan untuk paparan asap pembakaran bahan organik adalah ranting-ranting kayu dan daun-daun yang berasal dari tumbuhan.

3.7.2.2.3 Bahan untuk pembedahanBahan yang digunakan untuk pembedahan mencit adalah eter 5-7 cc sebagai anastesi.

3.8 Pengambilan jaringan3.8.1 PembedahanSetelah mencit diberikan paparan asap selama 14 hari , mencit harus dikorbankan untuk ambil bagian nasofaring dan dilakukan pemeriksaan histopatologis untuk melihat perubahan yang terjadi pada struktur jaringan nasofaring mencit. Karena penelitian ini merupakan penelitian payung , maka ada juga peneliti lain yang akan melihat bagaian-bagian lain pada mencit seperti paru-paru, mata, , dan kadar spermatozoa pada mencit. Sebelum dikorbankan mencit akan dianastesi dengan menggunakan eter. Stelah mencit dipastikan mati , mencit siapa untuk dimabil organnya.3.8.2 Pengambilan jaringan MikroskopisTrakea pada mencit dibelah dengan menggunakan minor set , kemudian dimasukkan kedalam larutan NaCl 0,9% untuk membersihkan darah yang tersisa setelah itu diletakkan dikertas saring dan dibiarkan sampai kering. Setelah itu Trakea dimasukkan ke dalam pot plastik yang berisi 10% formalin dan ditutup rapat. Selanjutnya dibawa ke Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Arifin Ahmad untuk dibuat slide mikroskopis.

3.9 Pembuatan slide mikroskopisa.Pemprosesan jaringan Trakea mencit akan dipotong dan disiapkan untuk diambil pada bagian nasofaringnya

3.10 Analisis DataData yang terkumpul akan diolah kemudian disajikan dalam bentuk gambar dan tabel distribusi frekuensi. Data tersebut selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan metode ......

3.11 Etika PenelitianPenelitian ini telah dinyatakan lulus kaji etik oleh Panitia Tetap Etik Penelitian Kedokteran/Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Riau sebagaimana telah terlampir pada lampiran.