bab iii perancangan dan realisasi perangkat · pdf filebab iii perancangan dan realisasi ......
TRANSCRIPT
27
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS
3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras
Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan
rancang bangun robot tangan. Sumbu pusat pergerakan alat merupakan bahu
yang menjadi penopang sayap dan menjadi sistem koordinat utama semua
pergerakan alat. Gerakan alat merupakan gerakan dalam tiga derajat kebebasan
dan hanya meliputi gerakan angular di setiap sumbu koordinat (x, y, dan z).
Setiap aktuator yang merupakan penggerak benda terletak pada satu sumbu
pusat dan dapat diasumsikan sebagai bahu pergerakan kepakan sayap burung.
Semua aktuator akan menciptakan gerakan rotasional pada setiap aksis sumbu
yang menjadi pusat pergerakan benda uji.
Perancangan perangkat keras pada tugas akhir ini meliputi integrasi dari tiga
buah subsistem yaitu subsistem pengendali menggunakan mikrokontroler jenis
AVR, subsistem aktuator menggunakan servo dan motor DC, dan juga subsistem
catu daya. Selain itu, perancangan perangkat keras wahana ini juga meliputi
pembuatan rangka yang berfungsi sebagai tempat / penyangga subsistem-
subsistem wahana ini (sebagai komponen pendukung).
Spesifikasi akhir dari perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut:
− Rangka wahana terbuat dari plat aluminium dengan tebal 2 mm yang
dibentuk dan dibagi menjadi beberapa bagian untuk mempermudah proses
pemasangan subsistem aktuator dan pengembangan wahana di masa
mendatang.
− Perangkat keras dipasang dengan cara digantung pada sistem penggerak
aktuator motor DC (yang telah dipasang dan diuji pada penelitian
sebelumnya). Rancangan awal perangkat keras berupa tiga buah servo
motor yang ditempatkan pada setiap tiga aksis pergerakan (x,y, dan z).
Sumbu-sumbu aksis tersebut terletak pada satu sumbu utama untuk
mempermudah perhitungan kendali gerakan perangkat keras ini. Jika ketiga
servo tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan pergerakan benda uji,
perangkat keras ini dapat diberi tambahan servo menjadi lima buah servo.
28
Empat servo akan dihubungkan secara berdekatan pada sumbu aksis x dan
y (dua servo membentuk pergerakan rotasi dengan pusat sumbu x dan dua
servo yang lain pada sumbu y). Satu servo yang lain diletakkan pada sumbu
z untuk menghasilkan gerakan rotasi di sumbu ini.
Gambar 3. 1. Gambar rancangan rangka wahana dan peletakan servo pada sumbu x,y, dan z
− Bagian aktuator wahana menggunakan servo motor standar yang
menggerakkan benda / rangka wahana secara rotasional. Jika servo
tersebut tidak dapat / tidak kuat menggerakkan benda uji DPIV, servo
standar tersebut dapat diganti dengan servo yang lebih kuat atau dengan
menambah jumlah servo yang ada (maksimum lima buah).
− Bagian pengendali menggunakan mikrokontroler 8-bit AVR ATMega8535
dengan kecepatan 4 MIPS (frekuensi kristal 4 MHz).
3.2. Batasan Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras wahana ini dibuat dengan batasan-batasan
sebagai berikut:
− Pergerakan perangkat keras merupakan pergerakan kepakan sayap burung
yang sederhana (maksimal dapat menghasilkan gerak kurva ∞ / angka 8).
− Perangkat keras digunakan untuk menggerakkan benda uji dan dapat
29
menghasilkan gerak tiga derajat kebebasan.
− Gerakan tiga derajat kebebasan meliputi gerakan rotasi pada sumbu x, y,
dan z dengan kasus pergerakan membentuk (yang paling kompleks)
gerakan sinusoidal (bolak-balik); membentuk gabungan kurva fungsi
trigonometri pada sumbu x dan y (membentuk gerakan seperti angka
delapan). Pergerakan ini merupakan gerakan kaku (kotak-kotak) yang
membentuk kurva berbentuk angka 8 secara bolak-balik (sebagai
pemodelan gerak kepakan burung ke atas-ke bawah).
1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 3. 2. Kurva pergerakan berbentuk angka 8 / ∞
− Jarak peletakan servo tidak terbatas, tetapi sistem aktuator ini (poros
putaran servo) harus terletak pada satu sumbu utama.
− Sistem dinamik yang dibentuk bersifat open-loop atau error pergerakan
derajat putaran perangkat dianggap tidak ada, dengan kata lain pergerakan
perangkat dianggap telah sesuai dengan pergerakan yang dibuat oleh servo
dan pergerakan servo dianggap telah sesuai dengan instruksi dari
komputer.
− Catu daya yang digunakan diambil dari catu daya pada komputer agar
tingkat kesulitan pada desain rangkaian elektronika tetap rendah dan
menjamin keamanan perangkat elektronika yang terletak di dalam kotak
(tidak mengganggu sinyal perangkat mikrokontroler).
− Sistem perangkat keras belum mencapai bentuk yang real time karena
adanya delay pada sistem komunikasi antarperangkat elektronika,
walaupun delay tersebut sangat kecil.
30
3.3. Arsitektur Sistem Perangkat Keras
Arsitektur sistem perangkat keras wahana terdiri dari tiga bagian besar, yaitu:
subsistem pengendali, aktuator dan subsistem catu daya yang terintegrasi
menjadi satu kesatuan sistem yang utuh sebagai berikut:
Gambar 3. 3. Arsitektur perangkat keras wahana
Pada gambar di atas, user input merupakan perintah yang dimasukkan ke dalam
komputer melalui perangkat lunak. Perintah tersebut kemudian disalurkan ke
mikrokontroler untuk menggerakkan subsistem aktuator.
3.3.1. Subsistem Pengendali
Subsistem ini menggunakan sebuah mikrokontroler 8-bit ATMega8535 yang
mempunyai frekuensi kristal sebesar 4 MHz. Rangkaian mikrokontroler tersebut
dihubungkan dengan komputer melalui COM1 (komunikasi serial) dengan
kecepatan komunikasi 19200 bits per second. Rangkaian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
31
Gambar 3. 4. Rangkaian DT-AVR low cost micro system (ATMega8535)
Pada sistem yang digunakan, RX/TX ATMega8535 (PORT D pin 0 dan pin 1/pada
gambar 3. 4., J13 no 3 dan 4) digunakan sebagai sarana komunikasi dengan
komputer (J1 pada gambar 3. 4.). PORT D pin 2, 3, dan 5 (J13 pin no 5, 6, dan 8)
digunakan sebagai output pengendalian gerakan motor DC dengan keterangan
sebagai berikut:
• jika pin 2 bernilai hi dan pin 3 bernilai lo, gerakan motor adalah clockwise
(cw),
• jika pin 2 bernilai lo dan pin 3 bernilai hi, gerakan motor adalah counter
clockwise (ccw), dan
• pin 5 merupakan pin penghasil Pulse Width Modulation (PWM) yang
digunakan untuk mengendalikan kecepatan putar motor DC.
32
PORT B pin 0 sampai dengan pin 5 (J11 no 3 s.d. 8) merupakan output penghasil
pulsa yang digunakan sebagai unit pengendali sudut shaft servo (jumlah
maksimum servo yang dapat dikendalikan adalah enam servo).
Gambar 3. 5. Modul mikrokontroler wahana
Komponen H-Bridge yang digunakan adalah IC L293D yang dapat beroperasi
pada tegangan input 5-36 Volt DC. IC ini akan mengendalikan gerakan motor DC
(arah putaran dan kecepatan putar) berdasarkan nilai pin 2 dan 3 (PORT D) dan
PWM yang dihasilkan pada PORT D pin 5 mikrokontroler ATMega 8535.
Gambar 3. 6. Rangkaian subsistem pengendali wahana
ATMega8535
Modul
H-Bridge
(L293D)
Oscillator 4
MHz
Regulator
LM 7805
RX/TX serial
PORTB
PORTD Input
Voltage
33
3.3.2. Subsistem Aktuator
Subsistem aktuator menggunakan lima buah servo motor standard (input
tegangan 4,8 - 6 Volt) dan sebuah motor DC (input tegangan 12 Volt DC). Kelima
servo dihubungkan dengan PORT B mikronkontroler sedangkan motor DC
dihubungkan dengan modul H-Bridge.
Gambar 3. 7. Modul motor DC dan gear box
Gambar 3. 8. Sebuah servo standar yang terpasang pada rangka
Sumber tegangan yang digunakan untuk kelima servo adalah sumber tegangan
yang berasal dari catu daya sebesar 5 Volt DC. Penyambungan catu daya dengan
pin ground dan power di servo dilakukan melalui terminal block.
34
Gambar 3. 9. Rangkaian kabel subsistem pengendali wahana
3.3.3. Catu Daya
Catu daya yang digunakan berasal dari power supply untuk komputer dengan
sumber utamanya berasal dari tegangan jala-jala. Untuk catu daya motor DC,
digunakan tegangan 12 volt melalui terminal block yang dihubungkan dengan
modul IC L293D (modul H-Bridge). Sedangkan untuk catu daya ke
mikrokontroler digunakan IC regulator LM7805 (yang telah terpasang pada
board DT-AVR low cost micro system) untuk menurunkan tegangan 12 volt
menjadi tegangan 5 volt teregulasi. Catu daya ke servo langsung dihubungkan ke
pin power servo sebesar 5 volt melalui terminal block.
Gambar 3. 10. Catu daya dan subsistem pengendali wahana
Terminal
block
Catu daya
wahana
35
Gambar 3. 11. Diagram catu daya yang digunakan pada wahana
3.3.4. Rangka
Rangka merupakan sistem pendukung yang berfungsi sebagai tempat peletakan
sistem aktuator (terutama servo). Rangka dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yang dapat dirangkai menjadi suatu penyangga bagi subsistem aktuator wahana.
Bagian-bagian tersebut dipasang satu sama lain sedemikian rupa untuk
mendukung pergerakan atau simulasi gerakan yang dihasilkan oleh subsistem
aktuator. Rangka wahana ini juga dikembangkan dalam bentuk bongkar/pasang
menggunakan sistem mur-baud untuk memudahkan pengembangan wahana di
masa mendatang.
Gambar 3. 12. Rangka dan subsistem aktuator wahana