bab iii - pengawasan

75
TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOM PROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE CIGADUNG RAYA, BANDUNG PENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU 3.4. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Dalam proyek pembangunan Panghegar Dago Resort, Golf, Spa dan Club House Bandung diperlukan adanya pengawasan agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, sehingga tidak ada keluhan dari pemilik proyek maupun pihak-pihak yang terkait lainnya. Pada awal kontrak telah disepakati dalam rencana kerja dan syarat (RKS), selama pelaksanaan dan pekerjaan berlangsung maka pengawasam akan dilakukan terus untuk memeriksa kemajuan dan membandingkannya dengan rencana kerja. 3.4.1.Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Berikut merupakan rincian dari rencana kerja dan syarat (RKS) pada proyek Panghegar Dago Resort, Golf, Spa, dan Club House Bandung yang meliputi pengawasan pekerjaan yang kami tinjau : 1. RKS Pengawasan dan Pengendalian terhadap Beton Ready Mixed Adapun syarat beton ready mixed berdasarkan RKS yang berlaku pada proyek ini, adalah sebagai berikut: a. Beton ready mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed yang disetujui, LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 109

Upload: rizky-dyah-ayu-wulandary

Post on 04-Aug-2015

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

1.1. Pengawasan dan Pengendalian Mutu

Dalam proyek pembangunan Panghegar Dago Resort, Golf, Spa dan

Club House Bandung diperlukan adanya pengawasan agar pembangunan

dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, sehingga tidak ada

keluhan dari pemilik proyek maupun pihak-pihak yang terkait lainnya. Pada

awal kontrak telah disepakati dalam rencana kerja dan syarat (RKS), selama

pelaksanaan dan pekerjaan berlangsung maka pengawasam akan dilakukan

terus untuk memeriksa kemajuan dan membandingkannya dengan rencana

kerja.

1.1.1. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Berikut merupakan rincian dari rencana kerja dan syarat (RKS)

pada proyek Panghegar Dago Resort, Golf, Spa, dan Club House

Bandung yang meliputi pengawasan pekerjaan yang kami tinjau :

1. RKS Pengawasan dan Pengendalian terhadap Beton Ready

Mixed

Adapun syarat beton ready mixed berdasarkan RKS yang

berlaku pada proyek ini, adalah sebagai berikut:

a. Beton ready mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-

mixed yang disetujui, pengukuran, pencampuran dan

pengiriman sesuai dengan ACI 301-74, ACI committee 304

dan ASTM C 94 - 92a.

b. Pemeriksaan bagi Pengawas yang ditunjuk diadakan jalan

masuk ke proyek dan ketempat pengantaran contoh atau

pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu.

Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan

pengantaran beton harus diperiksa oleh Pengawas yang

ditunjuk sebelum pengadukan beton.

c. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan

campuran yang sesuai dengan yang telah diuji di

laboratorium dan disetujui, serta secara konsisten harus

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 109

Page 2: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

dikontrol bersama-sama oleh Kontraktor dan Supplier beton

ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima

adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di

laboratorium.

d. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak

boleh melampaui 35 derajat (C).

e. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan

instruksi yang diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih

bahan tambahan, maka bahan tambahan harus ditambahkan

secara terpisah untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi

pabrik. Bahan tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71

dan ACI 212.1R-64.

f. Menambahkan air pada batching plant dan/atau pada

lapangan proyek pada kesempatan terakhir yang

memungkinkan dan di bawah supervisi dari Pengawas yang

ditunjuk. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan

beton.

g. Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan

lain apapun hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan di

bawah supervisi dari Pengawas yang ditunjuk.

h. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air

yang akurat dan alat untuk menghitung putaran.

i. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah

semen dan agregat dituang ke dalam mixer.

j. Beton harus dituangkan seluruhnya di lapangan proyek dalam

waktu satu setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai

300 putaran yang mana yang lebih dulu, setelah semen dan

agregat dituang ke dalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan

waktu harus diturunkan seperti ditentukan oleh Pengawas

yang ditunjuk.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 110

Page 3: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

k. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal)

tidak diijinkan.

l. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu

perbedaan (deviasi) pada slump atau sifat pengecoran, harus

diberikan ukuran yang disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk

untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan beton karena

agregat yang panas, air, semen atau kondisi lainnya tidak

diijinkan, dan beton harus ditolak.

m. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72

(Recommended Practice for Consolidation of Concrete).

2. RKS Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bahan

Semen

Berikut merupakan syarat-syarat dan ketentuan

penyimpanan semen berdasarkan RKS:

a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal

setara dengan Semen Tiga Roda yang sesuai dengan syarat-

syarat :

- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972).

- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).

- Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).

- Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.

b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang

sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam -

macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur

yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam

kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak

pecah.

c. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan.

Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya

dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 111

Page 4: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak  kena air,

diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm

dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk

sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimum 10 sak,

setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan

dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut

urutan pengirimannya.

d. Untuk   semen yang   diragukan mutunya dan kerusakan-

kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak,

membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test

lagi.   Bahan yang telah   ditolak  harus segera dikeluarkan

dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

Agregat

Syarat dan ketentuan penyimpanan agregat pada

proyek ini berdasarkan RKS adalah sebagai berikut:

a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah  (agregat

kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :

- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-

1956)

- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).

- Tidak Mudah Hancur (tetap keras), tidak porous.

- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan

tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.

b. Semua agregat harus bersih, keras dan mempunyai sifat

kekekalan (tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci,

memproses, memisahkan, mencampur dan sebagainya harus

dilaksanakan seperlunya untuk mendapatkan gradasi dan

syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.

c. Agregat boleh berasal dari sumber/tambang atau sumber alam

lain dan harus diproses seperlunya untuk memenuhi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 112

Page 5: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

persyaratan spesifikasi. Semua sumber harus disetujui oleh

"Pengawas yang ditunjuk" seperti dinyatakan dalam kondisi

umum dari kontrak.

A. Agregate halus (Pasir)

Agregate halus terdiri dari pasir.

a. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih

dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang

diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang

dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar

lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus

dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3.

b. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran

partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal 3.5.

dari NI-2. PBI'71.

c. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4

mm harus minimum 2% berat; sisa di atas ayakan 1

mm harus minimum 10% berat; sisa di atas ayakan

0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.

d. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat,

sebagai berikut :

- Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur

maksimum 10%.

- Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur

maksimum 15%.

e. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga

terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

f. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus

untuk semua mutu beton.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 113

Page 6: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

(Sumber: www.google.com)

Gambar 3.108 Penyimpanan Pasir Beton yang Baik

B. Agregat kasar (kerikil dan/atau batu pecah)

Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil

desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang

diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih

kecil dari 30 mm, keras, kuat dan bebas dari lumpur,

tanah liat dan bahan-bahan organik.

a. Gradasi dari agregat kasar harus sesuai dengan PBI –

1971

b. Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti

dinyatakan di PBI - 1971 NI - 2 Bab 3.5. Sisa di atas

ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa di atas ayakan 4

mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih

antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang

berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%

berat.

c. Mutu koral ; butir-butir keras, bersih dan tidak

berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih

maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat

aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur

oleh pengaruh cuaca.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 114

Page 7: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

d. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat

sebagai berikut :

- Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur

maksimum 12%.

- Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang

hancur maksimum 18%.

e. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan

bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji

20t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19

mm lebih dari 24% berat.

- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm

lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus Los

Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih

dari 50% .

f. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%

(terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah

bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila

kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus

dicuci.

g. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali

yang dapat merusak beton.

h. Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus

sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh

bahan-bahan lain.

i. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang

mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk

penggunaannya harus mendapat persetujuan

Pengawas.

i. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara

keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 115

Page 8: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang

baik dengan semen dan air, dalam proporsi

campuran yang akan dipakai.

j. Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk

mengadakan test kualitas dari agregat-agregat

tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh

Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang

diakui atas biaya Kontraktor.

k. Dalam hal adanya perubahan sumber

dari mana agregat tersebut disupply, maka

Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan

kepada Pengawas.

l. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang

keras permukaannya dan dicegah supaya tidak

terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

Air

Persyaratan air yang digunakan dalam proyek ini berdasarkan

RKS adalah sebagai berikut:

a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-

pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna,

tidak  mengandung  bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak

mengandung organisme yang   dapat memberikan efek

merusak beton, minyak  atau lemak. Memenuhi syarat-

syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji

oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib

dengan  biaya  ditanggung oleh pihak Kontraktor.

b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan

untuk dipakai.

c. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 p.p.m dan

kombinasi sulfat (SO3) tidak melebihi 1000 p.p.m. Apabila

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 116

Page 9: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

dipandang perlu. Konsultan Pengawas dapat minta kepada

Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di

laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas

biaya Kontraktor.

Besi Beton

Syarat dan ketentuan pengecekan serta pemeriksaan mutu

tulanagan berdasarkan RKS adalah sebagai berikut:

a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-

syarat:

- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).

- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak,

karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan

sebagainya).

- Dari jenis baja mutu U-24 untuk < 13 mm dan U50

untuk D 13 (ulir) dan D10 (ulir).

- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi

ketentuan-ketentuan PBI 1971.

- Mempunyai penampang yang sama rata.

- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.

b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari

ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan

perencana/pengawas.

c. Besi   beton   harus   disupply   dari   satu   sumber

(manufacture) dan tidak diperkenankan untuk mencampur-

adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk

pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus

disertakan dengan Mill Certificate.

d. Kontraktor bilamana diminta harus mengadakan pengujian

mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai

dengan petunjuk Pengawas.  Batang   percobaan diambil

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 117

Page 10: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

dibawah kesaksian Pengawas. Jumlah test besi beton

dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 55

ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan

dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh

pengawas.

e. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-

gambar atau mendapat persetujuan pengawas.

Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus

menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak

bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh

lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi

beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas,

kulit giling atau bahan-bahan lain yang

merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang

tepat.

f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena

kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi  (R.K.S.) diatas,

harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima

instruksi tertulis dari pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.

Admixture dan Surface Treatments

Menurut RKS penyimpanan admixture ini yaitu :

a. Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan,

waktu pengikatan dan pengerasan maupun maksud-maksud

lain dapat dipakai bahan admixture.

b. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest

dan disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas.

c. Admixture yang telah disimpan lebih dari 6 bulan dan telah

rusak, tidak boleh dipergunakan.

d. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,

Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 118

Page 11: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

persetujuan dari Konsultan Pengawas mengenai hal

tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan

nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan

mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi,

jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya,

resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap

perlu.

e. Berikut ini adalah bahan-bahan admixture dan bahan-bahan

untuk Surface Treatment yang dapat digunakan sebagai

referensi untuk produk yang setara.

Tabel 3.9 Bahan Admixture dan Surface Treatment

(Sumber: Rencanca Kerja dan Syarat)

Penggunaan FOSROC SIKASikalatex

Bonding Agent Nitobond EP Sika Top 77DSikabond

Release AgentReebol & Reebol

EmulsionSika-Form-Oil-LSD

Curing Compounds Concure WB Antisol E WhiteConcure 75 Antisol E 125Concure P Antisol S

Concure PI

Water reducingImproved Workability

Increased StrengthCement Saving

Risk of Segregation & Bleeding minimized

Conplast P211

Plastocrete-NPlastocrete-NC

SpecialSikament-NNSikament-LNSikament-163Sikament-520

Super Plasticing, Water Reducing, Strength

Accelerating Admixture, Increased Workability,

Self Compacting, Acceleration of Strength,

Reduce Permeability, Reduced Segregation

Conplast SP430D Plastiment-VZ

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 119

Page 12: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Retarding Admixture, Long Distance Deliveries,

For Concreting in Hot Weather Conditions, to

Prevent Pump Blokages, in Large Pours and

Slipforming to Prevent Cold Joints, Improved

Workability, Gives Controlled Retardation of Set Time, Extends Placing Time, Reduce Bleeding &

Segregation

Conplast RP264(M)

Plastocrete-RMCPlastiment-AR

Plastiment RTD-01Plastocrete-R

Sika Retardor-025Sika-Retarder

f. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang

seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan

cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan

sesuatu admixture

3. RKS Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Mutu

Tulangan

Beberapa hal yang harus di cek pada pekerjaan tulangan di

lapangan berdasarkan RKS adalah sebagai berikut:

a. Diameter tulangan harus sesuai dengan spesifikasi yang telah

direncanakan.

b. Jarak antar tulangan sesuai dengan gambar kerja.

c. Jumlah penulangan harus sesuai dengan gambar kerja.

d. Pemasangan beton decking, meliputi

e. Pada saat penulangan harus dipasang beton deking yang

tebalnya ≤ ukuran selimut beton yang ada pada gambar kerja.

f. Sambungan tulangan seperti pada sambungan antara kolom

dan balok (expansion joint) serta bengkokan pada tulangan

harus sesuai dengan daftar bengkokan tulangan.

g. Tulangan pendukung (standing support) jika ada pada gambar

kerja juga harus dilakukan pengecekan terhadap jumlah dan

posisinya.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 120

Page 13: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

h. Pengecekan terhadap penulangan tumpuan dan lapangan

disesuaikan dengan gambar kerja

3.4.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan di Lapangan

(Quality Control)

Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan

standard, maka mutu bahan untuk struktur harus sesuai dengan

standard kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan

tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian

mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian dan pelaksanaan.

Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah

beton itu sendiri, besi dll. Sedangkan untuk pengendalian mutu

pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan struktur

yaitu beton bertulang. Pengawasan dan pengendalian mutu proyek

meliputi:

1. Pengawasan dan Pengendalian terhadap Beton

Beton adalah campuran dari agregat kasar, agregat halus,

semen, air dan sedikit tambahan bahan admixture / additive jika

diperlukan, Bahan-bahan tersebut dicampur sehingga homogen

dengan perbandingan yang telah direncanakan.

Proporsi dari unsur pembentuk beton ini harus ditentukan

sedemikian rupa sehingga terpenuhi syarat-syarat:

1. Kelecakan tertentu yang memudahkan adukan ditempatkan

pada bekisting (workability) dan kehalusan muka (finishability)

beton basah, yang ditentukan dari :

1. Volume pasta adukan

2. Keenceran pasta adukan

3. Perbandingan campuran agregat kasar dan halus

4. Kekuatan rencana dan ketahanan (durability) pada kondisi

beton setelah mengeras

2. Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 121

Page 14: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971.

Kekuatan dan penggunaan beton berdasarkan komponen struktur

yang digunakan pada proyek ini yaitu :

Tabel 3.10 Kebutuhan Kekuatan Setiap Komponen Struktur (Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)

Pada proyek ini, beton yang digunakan adalah beton ready

mix yang suppliernya berasal dari PT. Pioneer Beton dan PT.

Adhimix. Pengendalian mutu beton ready mix yang disupply dari

PT. Pioneer Beton dan PT. Adhimix ini adalah pengecekan nilai

slump yang dilakukan oleh staff Quality Control. Setiap

kedatangan truck mixer kelokasi proyek diambil tiga sampel

untuk beton K-350 dan tiga sampel benda uji beton K-400 untuk

jenis pekerjaan struktur atas yang kemudian di uji tekan

dilaboratorium.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.109 Truk Mixer PT. Adhimix (Ready Mix)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 122

Page 15: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Dalam pemilihan material yang dipakai, pasti terdapat

keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan dengan

menggunakan beton ready mixed adalah :

a. Menghindari kotornya proyek karena penimbunan material.

b. Mempercepat pekerjaan pengecoran.

c. Bila terjadi penurunan mutu beton, kontraktor bisa meminta

pertanggung jawaban pada supplier ready mixed.

d. Menjamin mutu hasil pengecoran.

Sedangkan kerugian dari penggunaan beton ready mixed ini

adalah:

a. Bila terjadi kelebihan beton akibat pemesanan, maka tanggung

jawab ada pada kontraktor.

b. Jika pada saat pengecoran terjadi pembatalan akibat cuaca

seperti hujan, maka adukan harus dibuang jika terlalu lama

disimpan di dalam mixer. Hal ini tentunya menjadi tanggung

jawab kontraktor.

c. Terjadinya keterlambatan pengecoran apabila terjadi

kesalahpahaman komunikasi antara kontraktor dan supplier

ready mixed.

2. Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bahan

Kualitas pekerjaan yang baik, salah satunya didapat dari

bahan yang memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk itu perlu

adanya pengawasan dan pengendalian mutu bahan di lapangan

yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara

penggunaan, perawatan, dan pemeliharaannya. Pengawasan dan

pengendalian terhadap mutu bahan meliputi:

1. Semen

Semen Portland yang digunakan yaitu jenis I menurut

N.I.8 1965 atau type 1 menurut ASTM C.150 dan menurut

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 123

Page 16: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

S.400 menurut standar cement Portland yang digariskan oleh

Asosiasi Semen Indonesia (N.I.8-1972).

Semen ini digunakan sebagai bahan perekat pada

campuran beton yang digunakan untuk konstruksi umum

seperti: membuat jalan, selokan, kolom praktis dan lain-lain

yang termasuk non structural.

Salah satu pengawasan yang dilakukan adalah

penyimpanan semen Portland yang disimpan sedemikian rupa

sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai

terangkat dari tanah + 10 cm dan ditumpukkan sesuai dengan

syarat penumpukkan semen yaitu semen disimpan dalam

gudang agar terhindar dari kerusakan-kerusakan yang akan

mengurangi mutu semen.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.110 Penyimpanan Semen di Lapangan

2. Agregat

Pada proyek ini pengawasan yang dilakukan terhadap

aggregat yaitu agregat tersebut ditempatkan di tempat yang

elevasinya lebih tinggi agar apabila hujan, material ini tidak

akan tergenang. Selain itu, pada saat hujan material agregate

di tutupi terpal untuk menjaga mutu agregate dan agregat

tidak tergerus oleh air hujan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 124

Page 17: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.111 Penyimpanan pasir di Lapangan

3. Air

Pada proyek ini, air berasal dari area proyek itu sendiri

yang diambil dengan cara pengeboran dan dibantu dengan

alat pompa jet pump. Kualitas air telah diuji kelayakannya

dilaboratorium yang dirujuk MK.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.112 Proses Pengeboran dan Jet Pump

4. Admixture

Pada proyek ini penggunaan admixture adalah Concure

75 produksi Fosroc yang digunakan pada pekerjaan curing

metode curing compound dan cairan integral pada pekerjaan

pengecoran. Untuk pengawasan bahan admixture ini

disimpan dalam gudang dan dipisahkan dari material lainnya.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 125

Page 18: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

5. Pengendalian Terhadap Mutu Beton

Untuk pengendalian mutu beton ready mix dilakukan dengan

cara berikut:

a. Pengujian Nilai Slump

Tes slump adalah tes untuk mengetahui seberapa

mudah beton dikerjakan. Kemudahan beton dikerjakan

adalah parameter mudahnya beton untuk di angkut, dicor

dan dipadatkan. Secara mudah bahwa tes slump ini untuk

mengukur keenceran campuran beton sebelum dicor. Jika

nilai slump beton tinggi maka beton semakin mudah untuk

diangkut, dicor dan dipadatkan. Akan tetapi nilai slump

dalam beton mempunyai nilai ambang batas, artinya beton

tidak boleh mempunyai nilai slump yang terlalu tinggi dan

juga tidak boleh mempunyai nilai slump yang terlalu

rendah. Jadi kesimpulannya secara tidak langsung tes

slump ini tidak berpengaruh pada kekuatan beton hanya

berpengaruh pada kemudahan untuk dikerjakan.

Pada proyek ini, supplier beton berasal dari PT.

Pioneer Beton dan PT. Adhimix sebagai sub kontraktor

beton. Beton segar yang akan dicorkan sebelumya

dilakukan pengujian kedatangan material yang dilakukan

dengan tes slump secara berkala setiap akan melakukan

pengecoran. Cek slump ini dilakukan tiap kedatangan 30

m3 untuk beton K-350 dan K-400, cek slump dilakukan

setiap kedatangan truck mixer.

Alat-alat Untuk Melakukan Tes Slump :

1. Tabung kerucut tes slump

2. Skop kecil / cetok

3. Mistar / pengaris

4. Besi diameter 16 mm untuk memadatkan

5. Papan untuk meratakan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 126

Page 19: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Selama pelaksanaan Kontraktor diharuskan

mengadakan slump test menurut syarat-syarat dalam PBI

1971. Maksimum slump beton antara 10 – 18 cm. Cara

pengujian slump adalah sebagai berikut :

Tahapan pengujian nilai slump adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan peralatan untuk pengujian slump meliputi

kerucut abram yang memiliki diameter puncak 100

mm, diameter dasar 200 mm, dan tinggi 300 mm.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.113 Beton Segar dan Kerucut Abrams

2. Letakkan kerucut abram pada bidang datar dan

tuangkan adukan beton segar sebanyak tiga lapis,

masing-masing lapisan setinggi 1/3 kerucut. Tumbuk

menggunakan besi penumbuk sebanyak 25 kali tiap

lapisan agar udara yang terkandung dalam beton

keluar.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.114 Pengisian Beton Segar ke Kerucut Abrams

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 127

Page 20: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.115 Penumbukan Beton di dalam Kerucut Abrams

3. Setelah kerucut abram terisi penuh, ratakan bagian

atas menggunakan batang penumbuk.

4. Angkat perlahan kerucut abram secara vertikal dengan

hati-hati.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.116 Proses Pengangakatan Kerucut Abrams

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.117 Beton yang Sudah Dilepas dari Kerucut Abrams

5. Setelah kerucut dibuka, lakukan pengukuran nilai

slump dengan cara mengukur menggunakan kerucut

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 128

Page 21: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

yang dibalik dan diletakkan berdampingan dengan

beton. Simpang penumbuk besi secara horizontal dan

ukur penurunan beton menggunakan meteran.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.118 Pengukuran Nilai Slump

6. Jika nilai slump sudah sesuai, maka pengecoran dapat

dilakukan. Apabila nilai slump tidak sesuai dengan

ketentuan, biasanya beton ditambahkan zat aditif

supaya kelecakan beton terpenuhi.

7. Beberapa kemungkinan hasil tes slump dimana dapat

terjadi nilai terlalu tinggi atau nilai terlalu rendah.

Slump yang baik dapat dilustrasikan pada gambar

dengan inisial true, adapun untuk inisial shear dan

collapse beton masih terlalu encer dengan kata lain

bahwa nilai slump beton terlalu tinggi. Beton yang

terlalu encer walaupun mudah untuk dikerjakan akan

tetapi secara keseluruhan hasil akhir beton masih

kurang bagus,

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 129

Page 22: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

(Sumber: www.google.com)

Gambar 3.119 Bentuk Kerutuhan Beton

Kategori keenceran beton dengan berbagai variasi nilai

slump:

Tabel 3.11 Nilai Slump (Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)

Berdasarkan rekomendasi yang tercantum dalam

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat), berikut nilai

slump yang direkomendasikan berdasarkan jenis

konstruksinya.

Tabel 3.12 Rekomendasi Slump Pada Keadaan/Kondisi Normal

(Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 130

Page 23: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump

dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm di atas harga maksimum.

Jika pengecoran menggunakan concrete pump dan placing boom

maka nilai slump bisa dinaikkan menjadi 14 – 18 cm, dengan

dicampur bahan palsticizer.

b. Pembuatan Benda Uji

Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda

uji. Test selama pekerjaan dengan membuat masing-masing 3 benda

uji silinder/kubus untuk beton K-350 dan K-400 dari setiap 30 m3

atau sebagian dari pada itu, atau dari pengecoran setiap hari, pilih

yang paling menentukan, dari setiap mutu beton yang berbeda dan

dari setiap perencanaan campuran yang dicor. Buat dan simpan

benda uji silinder/kubus tersebut sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Test satu silinder/kubus pada hari ke 7 dan test satu

silinder/kubus pada hari ke 28. Simpan satu silinder/kubus sebagai

cadangan untuk test pada hari ke 56, jika test pada hari ke 28 gagal.

Jika test silinder/kubus pada hari ke 28 berhasil, test silinder/kubus

cadangan untuk menghasilkan kekuatan rata-rata dari kedua

silinder/kubus pada hari ke 28. Sediakan fasilitas pada lokasi proyek

untuk menyimpan contoh-contoh yang diperlukan oleh badan

penguji.

Benda uji pada proyek ini adalah beton berbentuk silinder

dengan ukuran diameter 15cm x 30cm yang akan dsilakukan

pengujian di laboratorium.

Adapun langkah-langkah pembuatan benda uji tersebut yaitu

sebagai berikut:

1. Meletakan cetakan diatas permukaan yang rata, bersih dan kuat,

Siapkan peralatan untuk pembuatan uji berupa silinder

berukuran 15 cm x 30 cm yang terbuat dari besi dan batang

penumbuk.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 131

Page 24: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.120 Beton Segar, Cetakan Beton dan Batang Penumbuk

2. Isi cetakan masing-masing tiga lapis beton segar.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.121 Proses Pengisian Beton ke Dalam Cetakan

3. Tumbuk masing-masing lapis sebanyak 25 kali.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.122 Proses Penumbukan Beton di Dalam Cetakan

4. Setelah setiap lapisan ditumbuk pukul bagian sisi cetakan

menggunakan palu karet yang berfungsi untuk mengeluarkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 132

Page 25: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

udara dari dalam beton. Palu karet ini biasa disebut external

vibrator.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.123 Proses Pemukulan Menggunakan Palu Karet

5. Beton yang sudah dicetak kemudian diberi label. Dan siap untuk

dilakukan pengujian.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.124 Contoh Benda Uji

Pada proyek ini pembuatan benda uji dilakukan oleh

pihak sub kontraktor ready mix yang disaksikan oleh pengawas

dari pihak kontraktor. Benda uji yang telah dibuat dan akan di

tes secara independen, disimpan di tempat teduh dan dirawat

dengan cara disiram air setiap jangka waktu tertentu sebelum

diuji di laboraturium.

c. Pengujian sampel beton

Pada proyek ini pengujian benda uji dilaksanakan oleh pihak

sub kontraktor ready mix di laboratorium teknik sipil ITB yang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 133

Page 26: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

datanya akan diberikan kepada pihak kontraktor setelah pengujian

ketiga buah benda uji selesai. Pengujian dilakukan pada saat benda

uji berumur 3 hari, 7 hari dan 28 hari.

Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang memiliki nilai

kekuatan yang khas, maksudnya apabila beton tersebut diperiksa

dengan beberapa benda uji, nilai kekuatannya akan menyebar

dikarenakan nilai masing-masing benda uji memiliki kekuatan yang

berbeda, sehingga memiliki nilai rata-rata tertentu. Besar kecilnya

nilai penyebaran ini bergantung pada tingkat kesempurnaan dari

pelaksanaannya. Dengan menganggap nilai penyebarannya adalah

normal, maka ukuran dari besar kecilnya penyebaran tersebut

merupakan mutu dari pelaksanaannya. Ukuran mutu pelaksanaannya

adalah standar deviasi menurut rumus:

Dimana:

Sd = standar deviasi (kg/cm2)

= kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing

benda uji (kg/cm2)

= kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)

N = jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, jumlah benda

uji minimal adalah 20 buah.

Berikut disajikan contoh perhitungan statistik benda uji oleh

QC, data hasil uji kuat tekan beton karakteristik K-300 yang diambil

sebanyak 20 sampel pada periode 10 Desember 2011 sampai dengan

tanggal 23 Desember 2011 yang dikerjakan oleh PT. Pioneer.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 134

Page 27: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Tabel 3.13 Contoh Data Benda Uji dari PT. Pioneer (Sumber dari data perhitungan QC)

Tabel 3.14 Contoh Data Benda Uji dari PT.Pioneer (Sumber dari perhitungan QC)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 135

Page 28: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Tabel 3.15 Contoh Perhitungan Statistik Benda Uji dari PT. Pioneer (Sumber dari data

perhitungan QC)

Dari tabel 3.15 didapat hasil kuat tekan rata-rata (fcr) sebesar

359,50 kg/cm² dan nilai standar deviasi (sd) sebesar 18,77.

Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil pemeriksaan benda uji

menyebar normal, maka kekuatan karakteristik beton adalah yang

dinyatakan dalam :

Dimana sd merupakan deviasi standar yang ditetapkan

sebelumnya.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 136

fcr=

= = 18,77

Page 29: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Namun pada kenyataannya, ada kemungkinan sebesar 5% kekuatan

tidak memenuhi kuat tekan beton karakteristiknya. Selagi adanya

kemungkinan yang terjadi tidak jauh melebihi 5%, maka kekuatan beton

masih dapat diterima untuk digunakan.

Berikut disajikan perhitungan kuat tekan karakteristik (f’c).

adalah beton karakteristik. Beton karakteristik adalah kekuatan

tekan dari sejumlah benda uji, benda uji yang dimaksud adalah benda uji

beton berbentuk kubus dengan sisi 15 cm pada umur 28 hari. Jika benda

uji tidak berbentuk kubus bersisi 15 cm melainkan berbentuk kubus bersisi

20 cm ataupun silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, maka

perbandingan kuat tekan .betonnya dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 3.16 Perbandingan Kuat Tekan Beton (Sumber dari PBI 1971)

Ukuran Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan

Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00Kubus 20 x 20 x 20 cm 0,95

Silinder 15 x 30 cm 0,83

Dari contoh perhitungan stastik yang dilakukan oleh QC diatas

dengan jumlah sampel sebanyak 20 dapat disimpulkan bahwa:

- Fcr =

- Sd = 18,77

- F’c = 328 kg/cm2

- Dengan nilai penyimpangan = 5,2%....... (memenuhi)

jadi K-300 tercapai.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 137

f’c = fcr-1,64 sd = 359,50 – 1,64*18,77 = 328,71 kg/cm²

penyimpangan = * 100% = * 100% = 5,2.......5% (kategori baik)

jadi K-300 tercapai.

Page 30: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Namun dari perhitungan statistik diatas cara seperti itu tidak boleh

dilakukan. Karena yang dinamakan perhitungan statistik benda uji adalah

perhitungan yang dilakukan untuk benda uji yang memiliki tanggal, waktu

dan kondisi pengecoran yang sama. Perlu diketahui, meskipun benda uji

tersebut memiliki tanggal, waktu dan kondisi pengecoran yang sama,

belum tentu masing-masing benda uji tersebut memiliki kekuatan dan

mutu yang sama pula. Maka dari itu perhitungan statistik yang dilakukan

oleh pihak QC diatas adalah perhitungan yang perlu dihitung kembali,

karena mengkolektifkan semua benda uji dari tanggal kedatangan material

beton yang berbeda.

Berikut ini disajikan perhitungan statistik ulang dengan

menghitung masing-masing nilai standar deviasi sesuai dengan waktu

pengambilan benda uji. Perhitungan statistik ini menggunakan data yang

sama (table 3.14) dan mutu rencana K-300. Karena untuk perhitungan kuat

tekan harus dilakukan minimal 3 buah sampel maka contoh diambil no. 2 :

Dari hasil contoh perhitungan statistik ulang untuk no. 2 tersebut

didapatkan :

- Fcr =

- Sd = 3,54

- F’c = 344,74 kg/cm2 > 300 …..OK

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 138

fcr=

= = 3,54

f’c = fcr-1,64 sd = 350,55 – 1,64(8,41) = 344,74 kg/cm²

penyimpangan = * 100% = * 100% = 1,0% (memenuhi)

Page 31: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

- Karena didalam pelaksanaan pembuatan beton memungkinkan terdapat

kekuatan yang tidak memenuhi syarat, yang besarnya diperhitungkan

sebesar 5%, maka dapat dihitung dengan rumus : * 100%

Dan didapat nilai penyimpangan = 1,0 %....... (memenuhi)

jadi K-300 tercapai.

Meskipun nilai hasil perhitungan QC dan perhitungan ulang yang

dilakukan perbedaan angka tidak berbeda jauh. Namun apabila cara

perhitungannya salah maka, jika tetap dilaksanakan dilapangan ini

sangat berbahaya, bisa menimbulkan kegagalan struktur bangunan

tersebut.

Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu

beton dikatakan dicapai dengan memuaskan  bila persyaratan berikut

terpenuhi :

1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing

masing terdiri beberapa hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (f’c +

0,82 Sd).

2. Tidak satupun dari hasil uji tekan mempunyai nilai dibawah 0,85

f’c.

Setelah melakukan pengujian sub kontraktor membuat laporan

tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 139

F’c + 0,82 Sd = 344,74 + 0,82(354)

= 347,572

Maka, fcr = 350,55 > 347,572 (memenuhi syarat)

0,85 f’c = 0,85(344,74)

= 293,03

Maka, f’c = 344,74 > 293,03 (memenuhi

syarat)

Page 32: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi

dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis harus disertai

sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan

persetujuan Konsultan Pengawas.

Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Pengawas

segera sesudah percobaan, paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah

pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,

deviasi standar, campuran adukan, berat silinder/kubus benda uji dan

data-data lain yang diperlukan.

3. Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Mutu Tulangan

Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang apakah

itu polos atau ulir, yang digunakan untuk penulangan beton.

Tulangan mempunyai fungsi yang sangat penting pada konstruksi

beton karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari

hasil kerjasama antara beton dengan tulangan. Dalam beton

bertulang, baja tulangan berfungsi sebagai penahan tarik karena

beton sangat lemah terhadap tarik.

Dalam pelaksanaan proyek ini mutu baja yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Baja tulangan polos dengan diameter < 13 mm memiliki mutu

BJTP-24 dengan tegangan leleh minimal (fy) 2400 kg/cm2.

Diameter yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan gambar

kerja.

b. Baja tulangan ulir dengan diameter ≥ 13mm memiliki mutu

BJTD-40 dengan tegangan leleh (fy) 3900 kg/cm2. Diameter yang

digunakan harus sesuai dengan ketentuan gambar kerja.

c. Wiremesh untuk pelat lantai dengan mutu U-50 dengan ukuran

15cm x 15cm.

Untuk melakukan pengendalian mutu tulangan, pada saat

material baja tulangan ini sampai di lokasi proyek, staf QC

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 140

Page 33: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

melakukan pengecekan baja tulangan yaitu mengecek jumlah baja

tulangan, mengecek diameter dan panjang tulangan secara acak dan

kemudian tiap masing-masing diameter diambil 2 sampel baja

tulangan untuk di uji tarik dan uji tekan. Kemudian mengisi suatu

formulir yang disebut formulir Pemeriksaan Secara Acak Material

Besi Beton.

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.125 Pengecekan material besi beton

Kemudian, untuk mengecek mutu tulangan, sampel uji yang

telah diambil di tes di Laboratorium yang telah di rujuk oleh MK.

Uji yang dilaksanakan untuk quality control baja tulangan ini adalah

uji tarik. Setelah hasil tes keluar, maka dilakukan analisa dan

kemudian staf QC mengisi form Analisa Test Benda Uji Besi Beton

untuk memonitoring besi tulangan yang digunakan.

Penyimpanan baja tulangan dalam lingkungan proyek sangat

penting untuk melindungi tulangan dari karat. Dalam proyek ini,

untuk mengendalikan mutu tulangan ini harus disimpan secara benar

sesuai dengan RKS. Kemudian untuk memonitoringnya, dilakukan

pengawasan penempatan material dengan mengisi Form

Pemeriksaan Penyimpanan dan Penempatan Material.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 141

Page 34: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.126 Penyimpanan Material Besi Tulangan

4. Pengawasan dan Pengendalian Hasil Pengecoran di Lapangan

Begitu pengujian laboratorium telah lengkap dengan sesuai syarat,

pengujian dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang akan

dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Tempat dan

peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk pemenuhan persyaratan-

persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan tersebut diadakan.

Pengujian seperti di atas harus dilakukan dan campuran

dimodifikasi sampai hasilnya memenuhi persyaratan-persyaratan yang

ditentukan. Untuk setiap trial mix, harus dibuat sedikitnya tiga

silinder/kubus untuk penilaian.

Selain itu, untuk melepas cetakan dan perancah (pada pekerjaan

beton), kuat tekan beton diambil dari contoh benda uji silinder/kubus

yang dibuat mengikuti ketentuan yang berlaku, selanjutnya diletakkan

dan dirawat sama dengan struktur beton pada tempat yang bersangkutan.

1. Pengecekan Awal

1. Pemeriksaan posisi dan tebal beton decking apakah telah

dapat sesuai dengan perencanaan.

Berikut merupakan tebal beton decking yang digunakan pada

proyek ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 142

Page 35: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Tabel 3.17 Tebal Selimut Beton Minimum

(Sumber: Rencana Kerja dan Syarat)

2. Pemeriksaan tulangan. Pemeriksaan berdasarkan dimensi,

jumlah, jarak antar tulangan, dan pola ikatannya.

Juga dilakukannya inspeksi pembesian dua kali sebelum

pengecoran dengan kriteria keterimaan (toleransi) sebagai

berikut:

Jarak bersih ke bekisting ± 5 mm

Jarak minimum tulangan – 5 mm

Tinggi tulangan atas 2 cm = ± 5 mm

Tinggi tulangan atas 2 cm & ≤ 6 cm = ± 10 mm

Tinggi > 6 cm ± 25 mm

Toleransi arah melintang 50 mm

Toleransi arah memanjang ± 50 mm

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 143

Page 36: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

3. Pemeriksaan bekisting dengan diadakannya inspeksi

bekisting yang dilakukan dua kali sebelum pengecoran

dengan kriteria keterimaan (toleransi) sebagai berikut:

Vertikaliti kolom, dinding panjang 3 m = 5mm

Vertikaliti kolom, dinding panjang max = 25 mm

Sudut kolom ekspos vertikal panjang 6 m = 5 mm

Sudut kolom ekspos vertikal panjang = 12 mm

Level sisi bawah plat panjang 3 m = 5 mm

Level sisi bawah plat panjang 6 m = 10 mm

Level sisi bawah palt panjang max = 20 mm

Level sisi bawah balok lintel, parapet dan garis ekspos

panjang 6 m = 5 mm

Level sisi bawah balok lintel, parapet dan garis ekspos

panjang max = 12 mm

Garis bangunan bentang max = 25 mm

Garis bangunan bentang 6 m = 12 mm

Garis bangunan tiap bentang = 12 mm

Posisi opening lantai dan dinding ± 5 mm

Posisi potongan melintang kolom, balok, dinding = - 5mm

Posisi potongan melintang kolom, balok, dinding = + 12

mm

Ukiran tutup pondasi dalam denah -5 mm

Ukiran tutup pondasi dalam denah + 50 mm

4. Pemeriksaan sudut-sudut dan sambungan bekisting, jangan

sampai ada celah yang dapat mengakibatkan keluarnya air

semen.

5. Bekisting harus sesuai dengan shop drawing dan sesuai

dengan leveling.

6. Pemeriksaan kekokohan dari bekisting. Bekisting harus

mampu menahan beban dari adukan beton yang belum

mengeras.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 144

Page 37: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

7. Permukaan beton lama yang nantinya akan disambungkan

dengan beton baru harus mempunyai permukaan kasar dan

telah disapu dengan spesi adukan semen yang sesuai dengan

campuran beton baru.

8. Pemeriksaan kelayakan alat penggetar (internal atau external

vibrator). Untuk jumlah alat penggetar internal vibrator,

diperkirakan penyesuaiannya dengan tabel berikut.

Tabel 3.18 Jumlah Minimum Internal Vibrator

Kecepatan Mengecor Beton Jumlah Alat

4 m3 beton/jam 2

8 m3 beton/jam 3

12 m3 beton/jam 4

16 m3 beton/jam 5

20 m3 beton/jam 6

9. Pemeriksaan alat bantu seperti pipa tremi atau drop bucket.

10. Pemeriksaan kebersihan area yang akan di cor dari kotoran-

kotoran yang ada.

11. Permukaan sebelah dalam acuan yang nantinya menempel

dengan beton harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak

agar tidak berbekas.

12. Adonan beton harus mencapai surface saturated dry.

2. Pengecoran Beton

1. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada kondisi:

a. hujan, air hujan langsung terkena area pengecoran

b. temperatur udara melebihi 30°C

c. lembab nisbi dari udara kering kurang dari 40%

d. tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m²/jam.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 145

Page 38: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Pada poin (a), tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan

protection weather shield yang salah satunya adalah dengan

mendirikan tenda penutup di atas area pengecoran apabila di

lokasi pengecoran sedang hujan.

Pada poin (b,c,d), pengecoran masih dapat dilakukan dengan

menambahkan admixture yang sesuai dengan keperluan dan

kondisi tempat pekerjaan. Penggunaan admixture hanya

diizinkan dalam kondisi mendesak dan darurat.

1. Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan

dan sebelum beton mengeras.

2. Pengecoran beton harus sesuai dengan siar pelaksanaan,

maksudnya pengecoran harus dilakukan tanpa berhenti

sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui

sebelumnya, atau sampai pekerjaan selesai. Hal ini

dimaksud untuk menjamin homogenitas beton dan kedap

airnya beton.

3. Jarak jatuh bebas beton harus pada ketinggian kurang dari

150 cm, apabila melebihi batas tersebut dapat

menyebabkan segregasi spesi beton. Dan dilarang untuk

menimbun beton dalam jumlah banyak pada satu tempat

dengan maksud untuk kemudian diratakan.

4. Melakukan tes slump selama pelaksanaan pengecoran di

lapangan, hal ini agar menjamin bahwa nilai air semen

tetap sesuai dengan mix design.

5. Pemadatan dilakukan dengan alat penggetar. Posisi alat

penggetar harus lurus, untuk kondisi tertentu alat

penggetar bisa dimiringkan sebesar 45°. Pekerjaan ini

dilakukan agar semua sudut terisi, sela-sela di antara dan

di sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser

kedudukan tulangan tersebut, membuat agar permukaan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 146

Page 39: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

menjadi halus dan rata, mengeluarkan gelembung-

gelembung udara, dan mengisi semua rongga.

6. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus

mendapat persetujuan pengawas.

3. Curing

Perawatan beton (curing) adalah kegiatan penjagaan

beton setelah pengecoran dan finishing pengecoran agar

beton tetap lembab.

Dengan menjaga kelembaban beton, lekatan antara

pasta semen dan agregat akan menjadi sangat bagus sehingga

hal ini menjadikan beton berkualitas baik, kuat, dan tahan

lama. Sebaliknya, penguapan air yang terjadi setelah

pengecoran akan menjadikan beton jelek. Selain itu, proses

ini dapat menjadikan permukaan beton menjadi halus (tidak

banyak retak rambut pada permukaan beton), lebih awet, dan

memberikan perlindungan terhadap besi tulangan beton yang

lebih baik.

Perawatan beton sangat dibutuhkan segera jika keadaan

lokasi pengecoran memiliki suhu di atas 30°C, kontak

langsung dengan cahaya matahari, kelembababan udara

rendah, dan saat angin kencang. Hal-hal tersebut dapat

menyebabkan cepatnya proses penguapan air dalam beton .

Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran

beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus

menerus selama paling sedikit 1 minggu, jika tidak

ditentukan lain. Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton

harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan beton

dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa

waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan

dengan membasahi permukaan beton terus menerus atau

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 147

Page 40: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

dengan menutupinya dengan karung basah atau dengan cara

lain yang disetujui Pengawas.

Fungsi utama curing adalah:

1. Mempertahankan jumlah air dalam beton selama proses

pengerasan awal

2. Mengurangi hilangnya air pada permukaan beton.

3. Mempercepat perkembangan kuat tekan menggunakan

panas serta penambahan kelembaban.

Metode curing yang dipakai:

1. Menggenangi beton dengan air

Menggenangi permukaan cor beton adalah cara yang

paling mudah dan murah. Namun hal yang perlu

diperhatikan adalah bahwa umur beton masih muda yang

menyebabkan beton belum cukup keras, sehingga

tekanan pengguyuran atau penyemprotan air harus kecil

agar tidak menimbulkan bekas pada permukaan beton.

Permukaan beton harus selalu lembab, maka dari itu

setiap kali beton sudah nampak mengering harus segera

dibasahi kembali dengan air.

Metode ini baik digunakan untuk permukaan cor

horizontal, misalnya pelat lantai atau dack beton.

2. Melapisi pernukaan beton dengan plastik

Menjaga agar penguapan air pada permukaan beton

sesedikit mungkin, artinya menjaga kelembaban beton

dengan menjaga menguapnya air dari permukaan beton.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyelimuti

permukaan beton dengan lembaran plastik. Lembaran

plastik yang biasanya digunakan adalah yaitu plastik

dengan ketebalan 4 mm.

Fungsi lembaran plastik menjaga agar jika terjadi

penguapan pada permukaan beton, maka permukaan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 148

Page 41: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

beton akan tetap basah, karena air terperangkap antara

permukaan beton dan lembaran plastik.

Metode ini baik diterapkan dalam segala bentuk cor

beton, baik itu horizontal maupun vertikal, kecuali beton

yang bentuknya tidak beraturan. Kekurangan dari metode

ini yaitu dapat menyebabkan discoloration permukaan,

lebih terlihat bila lapisan plastik bergelombang, dan

diperlukan penambahan air secara periodik

Pada proyek ini lokasi yang digunakan untuk melakukan

metode Melapisi permukaan beton dengan plastik yaitu

pada lokasi yang memiliki kondisi temperature tinggi

atau yang terkena sinar matahari terik secara langsung.

3. Menggunakan curing compound

Penggunaan curing compound hanya dengan melumuri

beton dengan zat khusus yang senantiasa dapat menjaga

kelembaban beton. Curing compound ini dapat

membentuk lapisan tipis pada permukaan untuk

menghalangi penguapan pada beton. Metode ini sangat

tepat digunakan untuk beton yang permukaannya tidak

teratur. Untuk bahan curing compound ini dipakai

Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter

tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh

pengawas.

3.4.3 Pengawasan dan Pengendalian Waktu (Time Control)

Pada proyek ini, pengendalian waktu diatur dengan

menggunakan :

1. Time Schedule

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 149

Page 42: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Time schedule merupakan jadwal atau waktu dimulainya

suatu pekerjaan hingga selesainya pekerjaan itu. Time schedule

disusun berdasarkan urutan pelaksanaan pekerjaan dan

merupakan pedoman agar pekerjaan dapat berjalan lancar,

efisien dan tepat waktu.

Time schedule ini dapat berupa jaringan kerja (network) dan

bangun balok (barchart)

Manfaat dari time schedule yaitu:

a. Sebagai pedoman kerja untuk pelaksana terutama

menyangkut batasan masing-masing pekerjaan.

b. Sebagai tolak ukur kemajuan setiap pekerjaan.

c. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pekerjaan yang telah

dilakukan.

Pada proyek Panghegar Resort Golf and Spa ini Time

Schedule yang direncanakan sampai pekerjaan selesai adalah

selama 610 hari kalender.

2. Kurva S

Selain time schedule, untuk mengendalikan pengendalian

waktu proyek ada pula cara lain yaitu dengan menggunakan

kurva S. kurva S Adalah suatu kurva yang digunakan untuk

penegndalian, operasi proyek. Kurva ini berbentuk huruf S,

selain itu dipakai untuk menggambarkan nilai-nilai atau bobot

pekerjaan, bobot kumulatif pekerjaan, Biaya dan kumulatif

biaya, selain itu juga terdapat urutan pekerjaan.

Fungsi kurva S yaitu:

a. Menentukan waktu penyelesaian bagian-bagian proyek.

b. Menetukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.

c. Menentukan waktu untuk menentukan material dan alat yang

dipakai.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 150

Page 43: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Dari tahapan pekerjaan awal sampai kondisi 40%

pembangunan proyek ini berjalan sesuai rencana dan

menunjukan hasil pekerjaan yang bagus yaitu prestasi kerja

yang cepat dan baik tanpa ada keterlambatan pekerjaan.

(Master schedule Proyek Panghegar Resort Golf and Spa dapat

dilihat pada lampiran)

3.4.4 Pengawasan dan Pengendalian Teknis

Pengawasan dan pengendalian ini bertujuan untuk mengetahui

perkembangan atau permasalahan proyek melalui laporan kemajuan

proyek. Bentuk laporan kemajuan antara lain:

a. Laporan Harian

Penyediaan jasa wajib membuat buku harian sebagai bahan

laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan.

Buku harian harus disetujui oleh direksi pekerjaan dan konsultan

pengawas.

Laporan harian merupakah sebuah pertanggung jawaban

dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan

selama satu hari untuk kemudian dituangkan dalam bentuk

tertulis, laporan harian ini dibuat oleh kontraktor atau konsultan

pengawas untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek.

Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan

dapat diarsipkan.

Laporan harian berisi :

a. Kuantitas dan macam bahan yang ada

b. Penempatan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, jenis dan

kondisi peralatan

c. Keadaan cuaca

d. Catatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan

Masing-masing perusahaan kontraktor atau konsultan

pengawas biasanya mempunyai starandar formulir laporan harian

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 151

Page 44: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

tersendiri untuk digunakan disetiap pekerjaan proyek. Dari 7

laporan harian tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu

minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.

b. Laporan Mingguan

Laporan mingguan merupakah sebuah pertanggung jawaban

yangi tersusun dari beberapa laporan harian dalam bentuk tertulis

mengenai kegiatan yang sudah dijalankan selama satu minggu.

Laporan mingguan ini dibuat oleh atau konsultan pengawas

untuk diberikan kepada owner atau pemilik proyek. Dengan

adanya laporan ini maka proses pelaksanaan pekerjaan dapat

diarsipkan.

Sebelum membuat laporan mingguan maka terlebih dahulu

dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari

mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, dari 7 laporan

harian proyek tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu

minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.

Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data

pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:

1. Nomor laporan mingguan

2. Nama kontraktor dan nama konsultan

3. Judul laporan

4. Nama proyek yang dibuat laporan.

5. Periode tanggal dan waktu laporan

6. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja

selama satu minggu bekerja di proyek, dapat dibuat dalam

bentuk tabel untuk mengisi jumlah absen harian.

7. Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin

mengenai lokasi pekerjaan, nama pekerjaan dan besarnya

volume progres yang sudah diselesaikan selama satu minggu

penuh.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 152

Page 45: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

8. Bahan atau material yang telah digunakan

9. Alat kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan.

10. laporan curah hujan atau cuaca selama proses pelaksanaan

proyek berlangsung satu minggu , laporan ini cuaca ini dapat

digunakan kontraktor sebagai alasan keterlambatan kerja

untuk menghindari denda keterlambatan pekerjaan

dikemudian hari.

11. form perseyujuan konsultan pengawas atau managemen

konstruksi.

12. Form pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan

mingguan proyek.

13. Lampiran -lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil

akhir kegiatan.

14. serta data-data lain menyesuaikan kebutuhan dan permintaan

pemilik proyek.

Masing-masing perusahaan kontraktor atau konsultan

pengawas biasanya mempunyai starandar formulir laporan

minggunan tersendiri untuk digunakan disetiap pekerjaan

proyek. dari laporan mingguan proyek ini kemudian dibuat

rekap dalam bentuk bulan selama 1 bulan penuh.

c. Laporan Bulanan

Laporan ini adalah hasil rekap dari laporan mingguan yang

meliputi catatan pekerjaan selama satu bulan dan persentase

kemajuan pekerjaan yang telah dikerjakan.

3.4.5 Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Keselamatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar

para tenaga kerja dapat secara aman untuk melakukan pekerjaannya

sehari-hari. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang luas yaitu

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 153

Page 46: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

perlindungan dari segi fisik yang mencakup kesehatan dan keselamatan

dari kecelakaan kerja.

Dalam proyek ini yang berperan mengawasi keselamatan para

pekerja adalah bagian pengawas yaitu PT. Hutama Karya. Pedoman K3

yang digunakan sesuai dengan standar :

a. ISO 14000, berisi tentang standar internasional bidang manajemen

lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh

dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan

lingkungannya

b. 1SO 19001, tentang standar untuk sistem manajemen mutu.

c. OHSAS 18001, tentang standar yang digunakan untuk kesehatan kerja

dan sistem manajemen keselamatan

Penggunaan alat-alat yang melekat pada pekerja:

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.128 Gambar Alat-Alat yang Melekat

Helm

Sarung tangan

Sepatu proyek

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 154

Page 47: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

Kaca mata pelindung

Masker

Tali pengaman

Penyediaan obat-obatan P3K

Penyediaan tabung pemadam kebakaran

Rambu-rambu peringatan dan penanda

Papan K3

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.129 Papan K3

Rambu berupa tanda

Tabel 3.20 Rambu-Rambu K3

No. Jenis RambuLokasi

PenempatanWaktu

1. - Perimeter

- Void

- Selesai pengecoran

- Selama void belum

tertutup

2. Area penyimpanan

bahan bakar dan

daerah flammable

Saat material datang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 155

Page 48: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

No. Jenis RambuLokasi

PenempatanWaktu

3. Area instalasi listrik Sebelum Instalasi

Selesai

4. Area kerja yang

memungkinkan

kepala terbentur

sesuatu

Sesuai Kondisi

5. Area kerja/ Aktivitas

Bongkaran

6. Pada Scaffold yang

aman untuk

digunakan

Sebelum alat digunakan

7. Gerbang masuk

proyek

Setelah pagar selesai

didirikan

8. Ruang genset, panel,

storage tank, gudang

Setelah pagar selesai

didirikan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 156

Page 49: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

No. Jenis RambuLokasi

PenempatanWaktu

9. Area tertentu/ lokasi

yang mudah

terbakar

Selama proyek berjalan

10. Pada Scaffold yang

tidak aman untuk

digunakan

Sesuai kondisi alat

11. Pada area pekerjaan

pengelasan

Sebelum pekerjaan

dimulai

12. Pada area pekerjaan

pabrikasi besi,

ducting dan pipa

metal

Sebelum pekerjaan

dimulai

13. Gerbang masuk

proyek

Selama proyek berjalan

14. Area dengan

ketinggian > 2m

Sebelum memulai

pekerjaan di ketinggian

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 157

Page 50: Bab III - Pengawasan

TINJAUAN PELAKSANAAN PELAT LANTAI, BALOK, DAN KOLOMPROYEK PANGHEGAR DAGO RESORT, GOLF, SPA DAN CLUB HOUSE

CIGADUNG RAYA, BANDUNGPENGAWASAN & PENGENDALIAN MUTU

No. Jenis RambuLokasi

PenempatanWaktu

15. Tempat membuang

sampah

Selama proyek berjalan

16. Area tertentu/ lokasi

untuk merokok

Selama proyek berjalan

17. Di tempat

berkumpul dalam

keadaan darurat.

Selama proyek berjalan

18. Pada jalur evakuasi Selama proyek berjalan

19. Pada Pos P3K

(Pertolongan

Pertama Pada

Kecelakaan)

Selama proyek berjalan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 158