bab iii penetapan batas zona ekonomi … · penetapan batas zona ekonomi eksklusif indonesia -...
TRANSCRIPT
27
BAB III
PENETAPAN BATAS ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA -
FILIPINA DI LAUT SULAWESI
Kegiatan penetapan batas laut antara dua negara terdiri dari beberapa
tahapan.Kegiatan penetapan batas beserta dengan tahapan-tahapan yang
dilakukan ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tahapan Penetapan Batas Laut
Kegiatan Tahapan
Penentuan Batas Laut
di atas Peta Dasar
1. Pengumpulan data dan dokumen pendukung
2. Penentuan peta dasar yang digunakan
3. Penentuan titik dasar dan garis pangkal
4. Penarikan garis batas laut negara di atas peta dasar
5. Penyajian peta batas laut negara
Dalam tugas akhir ini, kegiatan dilakukan tahapan penentuan batas di atas peta
dasar, karena batasan masalah dalam tugas akhir ini hanya berada pada penetapan
batas ZEE Indonesia - Filipina di Laut Sulawesi secara kartometrik di atas peta
dasar. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.1 Pengumpulan Data dan Dokumen Pendukung
Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan berbagai data-data dan dokumen dari
berbagai sumber yang akan diolah dan diambil informasinya agar diperoleh suatu
solusi dalam penetapan batas laut. Data yang dipakai adalah peta digital yang
memuat wilayah ZEE Indonesia di Laut Sulawesi terbitan Badan Informasi
Geospasial, dan dokumen yang digunakan adalah berbagai perjanjian dan
peraturan dunia tentang penentuan batas laut antara negara. Dokumen-dokumen
tersebut antara lain UNCLOS 1982, TALOS edisi ke-4, makalah tentang Prinsip
Penentuan Batas Negara Menggunakan Prinsip Ekudistan dan Proporsionalitas,
dan beberapa artikel dari internet tentang masalah batas negara di Indonesia.
Dokumen UNCLOS 1982 digunakan sebagai dasar hukum dari pembuatan Peta
.Dokumen TALOS edisi ke-4 terdapat pembahasan mengenai penarikan garis
28
ekuidistan besrta penurunannya.Makalah tentang Prinsip Penentuan Batas Negara
Menggunakan Prinsip Ekuidistan dan Proporsionalitas terdapat pembahasan
tentang metode yang dapat digunakan dalam penentuan batas ZEE antara
Indonesia dan Filipina.
3.2 Penentuan Peta Dasar dan Program Aplikasi yang Digunakan
Peta Dasar atau peta dasar yang digunakan dalam penentuan batas laut
seharusnya mempunyai sistem yang sama pada seluruh area yang akan
ditentukan batasnya. Dalam tugas akhir ini, berarti antara Negara Indonesia
dengan Negara Filipina secara keseluruhan di Laut Sulawesi.Hal tersebut
bertujuan untuk meminimalkan terjadinya konflik batas antara negara yang
berbatasan tersebut.Selain itu, pemilihan skala peta, sistem proyeksi, datum
geodetik, serta elipsoid referensi yang digunakan seharusnya sudah mempunyai
standar internasional untuk penentuan batas laut kedua negara tersebut.
Dalam penelitian ini, peta dasar yang digunakan diperoleh dari Bakosurtanal.
Peta tersebut adalah peta dijital yang berupa Peta Zona Ekonomi Eksklusif No.
14, dengan skala 1: 1.000.000 dan Peta Zona Ekonomi Eksklusif No. 15, dengan
skala 1 : 1.000.000 terbitan Badan Informasi Geospasial. Indeks dari lokasi peta
zona ekonomi eksklusif tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kemudian
program aplikasi yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah, ArcGIS 9.3 dan
AutoCAD Land Desktop 2009.
29
Gambar 3.1 Indeks Peta Zona Ekonomi Eksklusif (BIG,2012)
3.3 Penentuan Titik Dasar dan Garis Pangkal Negara Indonesia dan Filipina
Setelah mendapatkan peta dasar, maka dilakukan kegiatan penentuan titik dasar
dan garis pangkal untuk menentukan batas ZEE Indonesia - Filipina.Kegiatan ini
dilakukan pada perangkat lunak (software) Arc Map 9.3. Tetapi sebelum masuk
ke dalam proses tersebut, perlu dilakukan proses digitasi yang merupakan proses
penentuan titik kontrol peta pada sebuah peta dijital. Proses tersebut juga
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software)Arc Map 9.3. Proses
digitasi titik kontrol peta dapat dilihat pada Gambar 3.2.
30
Gambar 3.2 Proses Digitasi
Hasil dari proses tersebut adalah sebuah peta dijital yang mempunyai titik-titik
kontrol koordinat tanah. Dengan adanya koordinat referensi tersebut, maka akan
dengan mudah dilakukan proses plotting titik-titik dasar yang mempunyai
koordinat geodetik. Dalam proses digitasi akan menggunakan minimal 2 titik
koordinat referensi di perpotongan garis lintang dan garis bujur,yang koordinat
titik referensi tersebut telah diketahui yaitu tercantum dalam bagian tepi bingkai
peta dijital, namun pada dasarnya proses digitasi ini adalah suatu kegiatan
transformasi koordinat, yaitu dari koordinat citra digital kedalam koordinat peta.
31
Kegiatan penentuan titik dasar dan garis pangkal dilakukan dengan tahapan
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan cakupan wilayah masing-masing negara.
Penentuan cakupan wilayah masing-masing negara merupakan hal yang
paling penting untuk dilakukan, karena apabila hal tersebut belum dilakukan
maka tahapan-tahapan selanjutnya tidak mungkin dapat dilakukan. Dengan
kata lain, kita harus menelusuri secara cermat cakupan wilayah yang akan
kita tentukan batasnya termasuk konfigurasi pulau-pulau kecil mana saja
yang masuk dalam wilayah Indonesia atau dalam wilayah Filipina. Sebagai
contoh adalah konfigurasi pulau-pulau kecil timur Sabah-Filipina tidak
tercantum batas negara Filipina-Filipina dalam peta ZEE Indonesia,sehingga
harus menggunakan rujukan lain yaitu peta teritorial Filipina yang diperoleh
dari internet, kemudian peta ZEE Indonesia tersebut masih belum terbarui
dimana masih mencantumkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan sebagai titik
dasar Indonesia dimana 17 Desember 2002 diputuskan kedua pulau tersebut
sebagai bagian dari wilayah Malaysia.
Pulau-pulau dan karang-karang kecil tersebut sangat berpengaruh dalam
menentukan suatu titik dasar yang selanjutnya dapat ditentukan garis
pangkalnya, sehingga kejelian dalam menentukan wilayah suatu negara
merupakan tahap yang sangat krusial dalam melakukan tahap-tahap
selanjutnya.
2. Menentukan titik-titik dasar pada kedua negara.
Titik-titik dasar yang dipilih adalah titik-titik yang menonjol ke arah laut
(salient point). Selain itu, titik-titik terluar pada pulau-pulau terluar
(outermost points on the outermost islands)
Penentuan titik-titik dasar pada Negara Indonesia dan Filipina dapat dilihat
pada Gambar 3.3.
32
Gambar 3.3 Penentuan Titik-titik Dasar pada Negara Indonesia
Dari Gambar 3.3, dapat dilihat bahwa pemilihan titik-titik dasar merupakan
titik-titik yang menonjol ke arah laut dan pulau-pulau terluar pada suatu
negara (pada gambar di atas adalah Negara Indonesia). Sedangkan
penentuan titik-titik dasar pada Negara Filipina juga dapat dilihat pada
Gambar 3.3. dan daftar koordinat titik dasar kedua negara tersebut dapat
dilihat di Lampiran 1 dan Lampiran 2
3.4 Penarikan Garis Batas Laut Zona Ekonomi Eksklusif di atas Peta
Dasar Prinsip Ekuidistan.
Setelah tahapan-tahapan di atas telah dilakukan, maka kegiatan selanjutnya
adalah menarik garis batas ZEE Indonesia - Filipina di atas peta dasar dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak (software) AutoCAD Map 2009.
33
Setelah kita mendapatkan garis pangkal, yang telah dilakukan pada tahapan
sebelumnya, kemudian dari garis pangkal tersebut dilakukan penarikan garis
batas laut sejauh 200 mil laut dari garis pangkal untuk mendapatkan batas ZEE.
Tetapi karena lebar Laut Sulawesi kurang dari 400 mil laut dengan kata lain
daerah ZEE kedua negara tersebut bertampalan, maka seperti yang telah dibahas
pada Bab 2 bahwa diterapkan prinsip ekuidistan dan proporsionalitas untuk
memecahkan permasalahan ini.
Titik awal dari garis batas ZEE yang digunakan merupakan titik antara dari
sepanjang garis titik dasar pulau Dolangan (Indonesia) dan titik dasar di pulau
Sibutu (Filipina) dan titik akhir penarikan batas ZEE adalah titik diantara titik
dasar di pulau Miangas (Indonesia) dan tanjung Manay (Filipiina)
Dalam tugas akhir ini, akan digunakan dua konsep penerapan prinsip ekuidistan
dan proporsionalitas dalam penetapan garis batas ZEE Indonesia - Filipina.
Kedua konsep tersebut adalah konsep lingkaran dan konsep bisek.Perbedaan
garis tengah atau median lineyang terbentuk antara konsep bisek dengan konsep
lingkaran adalah garis yang membentuk median line dengan menggunakan
konsep lingakaran adalah dua garis ekuidistan (jari-jari pada bagian yang
menyinggung garis pangkal normal kedua negara), sedangkan garis yang
membentuk median line dengan menggunakan konsep bisek adalah tiga garis
proporsional.
3.4.1 Konsep Lingkaran
Konsep lingkaran merupakan penerapan prinsip ekuidistan dimana lingkaran
yang terbentuk menyinggung garis pangkal kedua negara yang berbatasan.Dalam
tugas akhir ini adalah Negara Indonesia dan Negara Filipina.Kemudian median
line dibentuk dengan menghubungkan pusat-pusat lingkaran tersebut dalam
rangkaian garis lurus.
34
Pada tahapan ini, penentuan batas laut dilakukan dengan menggunakan garis
pangkal yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan prinsip
ekuidistan, Dari garis pangkal tersebut kemudian dilakukan penarikan garis batas
menggunakan prinsip ekuidistan dengan konsep lingkaran.Titik-titik batas hasil
penetapan tersebut kemudian dihubungkan ke titik awal dan titik akhir yang telah
ditentukan sebelumnya. Penarikan garis batas dengan menggunakan konsep
lingkaran dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.4 Penarikan Garis Batas Ekuidistan dengan Menggunakan Konsep
Lingkaran
Dari Gambar 3.4, dapat dilihat bahwa lingkaran yang dibentuk merupakan
persinggungan antara garis pangkal Indonesia dengan garis pangkal Filipina.
Garis berwarna coklat adalah garis median line yang terbentuk oleh titik-titik
pusat lingkaran, sedangkan lingkaran berwarna hitam adalah lingkaran yang
digunakan dalam proses penetapan batas
35
3.4.2 Konsep Bisek
Konsep bisek, seperti yang telah dijelaskan di Bab 2 merupakan penerapan
prinsip ekuidistan dimana titik belok yang terbentuk merupakan perpotongan
antara dua garis tengah pada garis yang menghubungkan tiga titik dasar pada
kedua negara.Kemudian median line dibentuk dengan menghubungkan titik-titik
belok tersebut dalam rangkaian garis lurus. Tahapan-tahapan yang dilakukan
dengan menggunakan konsep bisek adalah sebagai berikut :
1. Menentukan garis batas ZEE dengan menggunakan prinsip ekuidistan
Pada tahapan ini, penentuan batas laut dilakukan dengan menggunakan garis
pangkal yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan prinsip
proporsionalitas.Dari garis pangkal tersebut kemudian dilakukan penarikan garis
batas menggunakan prinsip ekuidistan dengan konsep bisek.Titik-titik batas hasil
penetapan tersebut kemudian dihubungkan ke titik awal dan titik akhir yang telah
ditentukan sebelumnya. Penarikan garis batas full effect dengan menggunakan
konsep bisek dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.5 Penarikan Garis Batas Ekuidistan dengan Menggunakan Konsep Bisek
36
Dari Gambar 3.5, dapat dilihat bahwa garis yang berwarna hijau merupakan garis
pembentuk titik belok, yang diperoleh dari penarikan titik-titik terdekat antara kedua
garis pangkal..Dari titik belok tersebut, kemudian dihubungkan satu dengan yang
lainnya menjadi garis batas ZEE yang ditunjukkan dengan garis berwarna
merah.Sedangkan garis berwarna merahmerupakan garis ekuidistan yang membentuk
median line pada konsep bisek.
3.5 Penarikan Garis Batas Laut Zona Ekonomi Eksklusif di atas Peta Dasar
Prinsip Proporsionalitas.
Secara geografis, Indonesia dan Filipina merupakan dua negara yang saling berhadapan
dan dipisahkan oleh Laut. Sebagai negara yang saling berbatasan langsung dengan laut,
kedua negara tentu punya klaim terhadap wilayah laut masing-masing dan kewenangan
masing-masing dalam pengaturan serta pengelolaan wilayah lautnya.
Tabel 3.1 : Profil Negara Filipina dan Indonesia (wikipedia,2012)
Profil
Nama resmi negara Republic of the Philippines The Republic of Indonesia
Luas negara 298,170km2 1.919.440 km
2
Panjang garis pantai 36,289 km 95.181 km
Pada metode ini mirip dengan prinsip ekuidistan dengan konsep bisek, hanya saja
unsur geografis dari kedua negara diperhatikan untuk diberikan pembobotan.
Pembobotan penarikan batas ini didasarkan pada perbandingan panjang garis pantai.
Pembobotan ini digunakan sebagai penentu lokasi titik balik pada garis pembentuk
titik belok pada garis bisek sesuai dengan bobot yang diberikan. Dengan pemberian
bobot ini maka posisi median line akan lebih mendekat ke arah negara yang
bobotnya lebih kecil. Dari perbandingan panjang garis pantai Indonesia dengan
37
panjang garis pantai Filipina diperoleh nilai perbandingan 72.3:27.6. dan dapat
diambil perbandingan yang bulat yaitu 70:30, jika perbandingan tersebut dirasa
kurang adil maka bisa saja diambil pertimbangan lain sebagai perbandingan,
misalnya mengambil nilai tengah dari perbandingan ekuidistan (50:50) dan 70:30
yaitu dengan perbandingan 60:40, mengingat bahwa negara Filipina juga salah satu
negara terbesar dikawasan ASEAN.
3.5.1 Menentukan garis batas ZEE dengan menggunakan prinsip
proporsionalitas 70:30.
Penentuan batas laut dilakukan dengan menggunakan garis pangkal yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan prinsip proporsionalitas 60:40. Dari
garis pangkal tersebut kemudian dilakukan penarikan garis batas menggunakan
prinsip proporsional dengan konsep bisek.Titik-titik batas hasil penetapan tersebut
kemudian dihubungkan ke titik awal dan titik akhir yang telah ditentukan
sebelumnya. Penarikan garis batas proporsional 60:40 dengan menggunakan konsep
bisek dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.6 Penarikan Penarikan Garis Batas Proporsional 70:30 dengan Metode
Bisek
38
Dari Gambar 3.6, dapat dilihat bahwa garis yang “Trijunction 70:30” merupakan
garis pembentuk titik belok, yang diperoleh dari penarikan titik-titik terdekat
antara kedua garis pangkal..Dari titik belok tersebut, kemudian dihubungkan satu
dengan yang lainnya menjadi garis batas ZEE yang ditunjukkan dengan garis
berwarna merah.Sedangkan garis berwarna Coklat merupakan garis ekuidistan
yang membentuk median line pada konsep bisek.
3.5.2 Menentukan garis batas ZEE dengan menggunakan prinsip
proporsionalitas 60:40.
Pada tahapan ini, penentuan batas laut dilakukan dengan menggunakan garis
pangkal yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan prinsip
proporsionalitas 60:40. Prinsip proporsionalitas ini dapat didasarkan dari nilai
tengah dari perbandingan 50:50 dan 70:30, Dari garis pangkal tersebut kemudian
dilakukan penarikan garis batas menggunakan prinsip proporsional dengan konsep
bisek. Titik-titik batas hasil penetapan tersebut kemudian dihubungkan ke titik
awal dan titik akhir yang telah ditentukan sebelumnya.Penarikan garis batas
proporsional 60:40 dengan menggunakan konsep bisek dapat dilihat pada Gambar
3.7.
Gambar 3.7 Penarikan Garis Batas Proporsional 60:40 dengan Konsep Bisek
39
Dari Gambar 3.7, dapat dilihat bahwa garis “trijunction 60:50” merupakan garis
pembentuk titik belok, yang diperoleh dari penarikan titik-titik terdekat antara kedua
garis pangkal. Dari titik belok tersebut, kemudian dihubungkan satu dengan yang
lainnya menjadi garis batas ZEE yang ditunjukkan dengan garis berwarna merah.
3.6 Menentukan luas ZEE Indonesia
Hasil median line yang telah didapat dari tahapan sebelumnya digunakan untuk
mengitung luas ZEE Indonesia secara numeris, visualisasi perbandingan antara
keempat prinsip dapat dilihat di gambar 3.12 .Perhitungan luas ZEE Indonesia
dihitung dari garis pangkal kepulauan Indonesia ke median line dari keempat prinsip
dan konsep penarikan batas yang dipakai .Perhitungan luas ZEE tersebut diperoleh
dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ArcGIS 9.3. Hasil luas ZEE
Indonesia dengan menggunakan konsep bisek dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Gambar 3.8 Perbandingan visual hasil penarikan batas dengan keempat konsep yang
digunakan.
40
Tabel 3.2 Hasil Luas ZEE Indonesia dan Filipina
Prinsip Luas ZEE INA (Km2) Luas ZEE PHI (Km
2)
Ekuidistan Lingkaran 160527,44 146770.854
Ekuidistan Bisek 162825,844 144472.45
Proporsional Bisek 60:40 184489,299 122808.995
Proporsional Bisek 70:30 204279,381 103018.913
3.7 Penyajian Peta ZEE Indonesia – Filipina di Laut Sulawesi
Setelah mendapatkan garis batas laut antar kedua negara, maka dilakukan penyajian
peta batas zona ekonomi eksklusif Indonesia - Filipina di Laut Sulawesi dan
dilampirkan juga koordinat titik dasarnya. Untuk penyajian peta batas tersebut,
digunakan skala 1 : 1.000.000 dengan datum geodetiknya adalah WGS 1984 serta
menggunakan sistem proyeksi Mercator.
Pada tugas akhir ini, akan mendapatkan empat peta ZEE Indonesia – Filipina di Laut
Sulawesi dengan kombinasi antara prinsip ekuidistan dengan prinsip
proporsionalitas, (Peta Terlampir). Keempat peta ZEE tersebut adalah :
1. Peta ZEE Ekuidistan dengan menggunakan konsep lingkaran.
2. Peta ZEE Ekuidistan dengan menggunakan konsep bisek.
3. Peta ZEE proporsionalitas 60:40 dengan menggunakan konsep lingkaran.
4. Peta ZEE proporsionalitas 70:30 dengan menggunakan konsep bisek.