bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id · melaksanakan tugas tanpa instruksi terlebih dahulu. 3)...
TRANSCRIPT
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum PT Setyanda Duta Makmur
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Setyanda Duta Makmur
d’Besto chicken & burger berawal dari usaha dua orang dokter hewan.
lulusan Institusi pertanian Bogor (IPB), drh. Setyajid dan drh. Evalinda yang
mendirikan grup usaha Kentuky Fried Chicken (KuFC) pada bulan maret 1994.
Untuk pertama kalinya membuka usaha kecil ayam goreng krispi dengan format
kaki lima, sebagai penyedia makanan siap saji untuk masyarakat, bahkan menjadi
pioner dalam usaha ayam goreng krispi kaki lima. KUFC berkembang hingga
membuka banyak cabang diluar kota, seperti Yogyakarta, Padang, Mataram, Bali
dan Bandung. Tahun 1998 KUFC mengalami masa surut saat diterpa krisis
moneter nasional-internasional, juga ketika beberapa kali terjadi wabah flu
burung. Beberapa cabang di luar kota terpaksa ditutup dan hanya menyisakan
sedikit gerai saja di wilayah Bogor dan Depok.
Tahun 2010 KUFC kembali mencoba bangkit dengan terobosan dengan
meluncurkan merek baru bernama d’BestO yang lebih membidik pasar dikalangan
kelas menegah. Dengan meningkatkan kualitas rasa, penyesuaian potongan dan
harga, serta tampilan yang lebih menarik dalam konsep mini resto, d’Besto lebih
diarahkan untuk membidik pasar kelas menengah. Brand d’Besto berada di bawah
bendera PT Setyanda Duta Makmur pada Akta Notaris Muhammad Syarif Umar,
SH, MKn, dengan nomor: AHU-008.AHL.02.03 tahun 2012. akta perubahan:
21
No.03, tanggal 06-02-2015, beralamat di jalan M. Kahfi II no.24/7 kelurahan
cipedak kecamatan jagakarsa, Jakarta selatan. Adapun sebagai alamat pusat
managemen saat ini beralamat di jalan m. kahfi I gang pembangunan no.55,
jagakarsa, Jakarta selatan 12630. Per bulan Januari 2017, d’Beso sudah memiliki
lebih dari 165 cabang outlet yang berlokasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya,
Lampung, Padang dan Pekanbaru. adapun presentase kepemilikan saat ini adalah
45% milik holding dan kemitraan, dan 55% milik investor dengan pola swakelola
atau franchise. Pola swakelola adalah kerjasama d’Besto dengan investor, dimana
pengelolaan outlet dan manajemen dilakukan sendiri oleh investor, d’Besto
berperan dalam mensuplai bahan baku. Untuk pola ini, investor dikenai kewajiban
membayar royalty fee sebesar 2,5% dari omset gross resto selama satu bulan.
VISI d’Besto
Menjadikan market leader untuk bisnis kuliner resto fried chicken dan
burger di segmen kelas menengah di Indonesia.
MISI d’Besto
Menjadi perusahaan yang bisa memberikan manfaat serta jalan kebaikan
dan maslahat bagi banyak pihak meliputi karyawan, keluarga dan khalayak
umum.
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja PT Setyanda Duta Makmur
Struktur organisasi adalah susunan sistem hubungan antara kepemimpinan
yang ada pada suatu organisasi. Suatu susuna uraian tugas yang diperlukan dalam
organisasi, agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dan teratur.
Susunan tugas harus mencerminkan adanya pembagian wewenang, tugas-tugas
22
dan tanggung jawab yang jelas antara bagian-bagian yang ada dalam suatu
struktur organisasi suatu perusahaan.
Berikut ini struktur dan tata kerja organisasi di PT Setyandan Duta
Makmur
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
Gambar III.1
Struktur Organisasi PT Setyanda Duta Makmur
Dengan memperhatikan struktur organisasi diatas, maka dapat dijelaskan tata
kerja masing-masing sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Tugas dan Wewengan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan rapat secara berkala satu bulan sekali.
b. Pemberian nasihat, tanggapan dan persetujuan secara tepat waktu dan
berdasarkan pertimbangan yang memadai
2. Direktur Utama
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
Keuangan HRD Marketing Logistik Produksi
General Manager
Direktur Utama
Dewan Komisari
IT sales Audit
23
a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan
perusahaan.
b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala divisi.
3. Genaral Manager
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Memimpin perusahaan dan meliputi motivator bagi karyawanya.
b. Mengelola operasional harian perusahaan.
4. Produksi
a. Menetukan jenis dan jumlah barang yang harus dibeli.
b. Memeriksa barang yang diterima dari supplier.
5. Logistik
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melaksanakan tata administrasi penerimaan dan pengeluaran barang dari
dan ke gudang sesuai dengan ketentuan dan prosedur dengan ketentuan
dan prosedur yang ditetapkan.
b. Melaksanakan tata penyimpanan barang, keamanan, kebersihan, dan
ketertiban di gudang.
6. Sales
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan proses penjualan sesuai daftar target yang sudah ditentukan
dan disepakati bersama dengan coordinator.
b. Membuat daftar list seluruh klien dalam sistem dan informasi yang
dibutuhkan seperti harga, kode dan segmen.
7. Marketing
24
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menetapkan strategi penjualan kepada konsumen.
b. Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi penjualan
terhadap konsumen atau pelanggan.
8. Keuangan
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyusun laporan keuangan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
b. Mengelola uang kas mulai dari membuka rekening, menentukan setoran,
mengatur kas, menangani pembayaran atas kewajiban dan membuat
catatan transaksi kas.
9. Audit
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melaksanakan proses pemeriksaan ke seluruh cabang.
b. Melaksanakan proses audit dari segi finansial atau operasional.
10. HRD
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya
manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan sumber daya manusia dan pengembangan kualitas sumber
daya manusia.
b. Membuat SOP, job description, training dan development system lainnya.
11. IT
Tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menerima, memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.
25
b. Instalasi, perawatan dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware
& software, windows & macintosh, peralatan termasuk printer, scanner.
3.1.3. Kegiatan Usaha Organisasi
Kegiatan Usaha PT Setyanda Duta Makmur adalah dalam bidang kuliner.
Awalnya pada tahun 1994 hanya menjual ayam gorang krispi, namun tahun 2010
berubah nama menjadi d’Besto. d’Besto adalah sebuah label makan cepat saji
yang menawarkan harga tidak mahal, namun rasa tidak jauh berbeda dengan ayam
krispi bermerek terkenal, setelah berubah nama menjadi d’Besto tidak lagi hanya
ayam goreng krispi, tetapi juga burge, spaghetti, dan soup disamping produk
pelengkap seperti: French fries, dan beberapa minuman seperti milo, dan nestle
orange. Tampilan yang khas dan eye catching brand d’Besto telah hadir menjadi
nama yang cukup diperhitungkan ditengah persaingan bisnis kuliner. Dengan
konsisten mejaga kualitas produk dan pelayanan, d’Besto telah menjadi pelopor di
bidang makanan siap saji di Indonesia. d’Besto selalu menggunakan bahan-bahan
berkualitas dan bersetifikat MUI (Majelis Ulama Indonesia), serta pengawasan
mutu oleh tenaga ahli, sehingga citarasa yang dihasilkan selalu the best.
3.2. Data Hasil Penelitian
3.2.1. Aspek-Aspek Penilain Prestasi Kerja Karyawan Baru PT Setyanda
Duta Makmur Jakarta
Penilaian prestasi kinerja karyawan baru pada PT Setyanda Duta Makmur
adalah suatu kegiatan pengkuran kinerja karyawan secara terarah dimana
didalamnya kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat memenuhi target yang
telah ditentukan, dan untuk pertimbangan menjadi karyawan tetap.
26
1. Berikut ini adalah aspek-aspek penilaian prestasi kerja terdiri dari 5 (lima)
aspek untuk karyawan baru diantarnya sebagai berikut:
Tabel III.1
Aspek-Aspek Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Baru
No Aspek Penilaian
1 Aspek Spiritual
2 Aspek Teknis Pekerjaan
3 Aspek Non Teknis
4 Aspek Kepribadian
5 Aspek Kepemimpinan
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek penilaian prestasi
kerja karyawan baru meliputi:
a. Aspek spiritual
Kemampuan seseorang karyawan untuk menjalankan ibadah yang
berhubungan dengan Tuhan nya.
b. Aspek Teknis Pekerjaan
Kemampuan sesesorang karyawan untuk memahami dan menjalankan
tugas dan tanggung jawab yang dibebankannya.
c. Aspek Non-Teknis
Kemampuan seseorang karyawan menjalankan penunjang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Aspek Kepribadian
Kemampuan seseorang karyawan dalam menyesuaikan dirinya yang baik
dengan peraturan yang telah ditetapkan.
e. Aspek Kepemimpinan
27
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menyakinkan bawahan, sehingga
bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
maksimal.
2. Berikut ini adalah komponen dalam aspek-aspek penilaian prestasi kerja terdiri
dari 18 (delapan belas) komponen diantarnya sebagai berikut:
a. Aspek Spritual
1) Sholat wajib berjamah
Pada komponen ini berdasarkan keikut sertaan seseorang karyawan dalam
beribadah di masjid perusahaan, maupun di ruang khusus shalat dan
beberapa sering menjadi pemimpin shalat.
2) Pengerjaan ibadah sunnah
Pada komponen ini berdasarkan keikut sertaan seseorang karyawan dalam
sahur bersama dan shalat sunnah di masjid atau ruang khusus shalat.
3) Shodaqoh
Pada komponen ini berdasarkan keikut sertaan seseorang karyawan dalam
program one day one thousand yang disalurkan ke pesantren darut tauhid.
b. Aspek Teknis Pekerjaan
1) Efektivitas dan efisiensi kerja
Pada komponen ini berdasarkan usaha seseorang karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan menggunakan sumber daya
yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan secara maksimal.
2) Ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas
28
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
menyelesiakan perkerjaan dengan tepat dengan waktu yang telah
ditentukan.
3) Mampu mencapai target/standar perusahaan
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
mewujudkan keinginan perusahaan.
c. Aspek Non - Teknis
1) Tertib administrasi
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
mentaati aturan bekerja yaitu absensi.
2) Insiatif
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugas tanpa instruksi terlebih dahulu.
3) Kerjasama & koordinasi kerja atasan
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
saling mendukung dan bekerjasama dengan rekan lain dalam
melaksanakan tugas.
d. Aspek Kepribadian
1) Perilaku
Pada komponen ini berdasarkan perbuatan seseorang karyawan di
lingkungan perusahaan yaitu sopan santun.
2) Kedisplinan
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
mematuhi peraturan perusahaan yaitu dalam berpakaian.
29
3) Tanggung jawab & loyalitas
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan berani
mengambil resiko dan tidak melempar kesalahan dan tanggung jawab
kepada rekan kerja bila terjadi kesalahan serta mengikuti dengan patuh dan
setia terhadap peraturan.
4) Ketaatan terhadap instruksi kerja atasan
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
mematuhi pengarahaan tugas yang diberikan atasan.
e. Aspek Kepemimpinan
1) Koordinasi anggota (khusus untuk supervisor keatas)
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan
mengimbangi dan mengerakkan bawahan agar pekerjaan yang dilakukan
semestinya antar anggota.
2) Kontrol anggota (khusus untuk supervisor keatas)
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan dalam
melakukan pemeriksaan dan pengawasan kegiatan kerja bawahan.
3) Evaluasi & pembinaan anggota (khusus untuk supervisor keatas)
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang untuk
mengumpulkan informasi tentang bawahannya baik tentang pekerjaan
maupun pribadi, dan melakukan mengarahan karyawan dalam
pekerjaannya.
4) Delegasi tanggung jawab & wewenang (khusus untuk supervisor
keatas)
30
Pada komponen ini berdasarkan kemampuan untuk melakukan pengalihan
tugas kepada bawahan yang dianggap mampu.
5) Kecepatan & ketepatan pengambilan keputusan (khusus untuk
supervisor keatas)
pada komponen ini berdasarkan kemampuan seseorang karyawan
menganalisis masalah secara logis dan sistematis serta memeberikan solusi
untuk masalah tersebut.
3. Berikut ini adalah tabel skor penilaian kerja sebagai berikut:
Tabel III.2
Klasifikasi Nilai Prestasi Kerja Karyawan Baru
Skor Penilaian
Nilai Bobot
A 16 – 20
B 11 – 15
C 6 – 10
D 0 – 5
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
4. Berikut ini adalah tabel klasifikasi penilaian kerja sebagai berikut:
Tabel III.3
Klasifikasi Nilai Prestasi Kerja Karyawan Baru
Klasifikasi Nilai
Nilai Bobot Kualitas
A 271 – 360 Sangat baik
B 181 – 270 Baik
C 91 – 180 Cukup
D 0 – 90 Buruk
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
Berdasarkan data penilitian, bahawa tata cara penilaian prestasi kerja yang
dilakukan di PT Setyanda Duta Makmur adalah harus memenuhi komponen-
31
komponen yang ada dalam fomulir penilaian prestasi kerja. Jika ada beberapa
komponen yang tidak memiliki nilai atau skor, maka dapat disimpulkan bahwa
karyawan tersebut nilainya atau skornya kurang.
5. Penilai penilaian prestasi kerja karyawan
Penialai penilaian prestasi kerja karyawan baru untuk posisi staff trainer
human resources development (personalia) dilakukan hanya oleh atasan langsung
yaitu human resources development (personalia), sedangkan penilai untuk posisi
staff produksi dilakukan oleh atasan langsung yaitu supervisor divisi produksi dan
atasan tidak langsung yaitu manajer produksi.
6. Metode penilaian prestasi kerja karyawan baru
Metode yang digunakan pada PT Setyanda Duta Makmur adalah metode
Rating Scale (skala rating), yaitu metode yang menggunakan penilaian hasil kerja
karyawan dalam skala-skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai yang
paling tinggi.
3.2.2. Prosedur Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Baru PT Setyanda Duta
Mamkmur Jakarta
Prosedur merupakan urutan langkah-langkah yang bersangkutan dengan
penilaian prestasi kerja karyawan baru pada PT Setyanda Duta Makmur.
1. Untuk posisi staff trainer mempunyai alur sebagai berikut:
Staff trainer Atasan Langsung atau HRD Direksi
32
Tidak
Ya
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
Gambar III.3.
Prosedur Penilaian Prestasi Kerja staff trainer.
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa prosedur penilaian prestasi
kerja karyawan baru untuk staff trainer, yaitu:
1. Manajer human resources development (personalia) melakukan pegumuman
pelaksanaan penilaian dengan menempelkan daftar staff trainer yang akan
dilakukan penilaian.
2. Staff trainer yang bersangkutan menyerahkan dokumen administratif seperti:
absensi. Fomulir shalat dan celengan shodaqoh, serta target pekerjaan yang
Mulai
Pengisian
Formulir
Pengumuman
Pelaksanaan
Penilaian
Penyerahan
Dokumen
Mengesahkan
Perubah
an
Karyawan
Tetap Surat
Keputusan
Akhir
Diarsipkan
33
diberikan oleh perusahaan. Dokumen diserahkan kepada human resources
development (personalia).
3. Setalah itu human resources development (personalia) melakukan mencocokan
lembar absensi dengan absensi yang telah diinput di Microsoft Excel dan
mengamati staff trainer tersebut dalam hal kinerjanya, setelah itu memberikan
nilai dengan menggunakan angka skala 0-20, dan mengisi form catatan. Jika
staff trainer tersebut klasifikasi nilai baik atau sangat baik maka penilai
memberikan catatan prestasi lain sedangkan untuk staff trainer yang memiliki
klasifikasi nilai cukup atau buruk penilai memberikan saran dan perbaikan.
Setelah itu memberikan fomulir tersebut ke direksi untuk memberitahukan
bahwa telah dilakukannya penilaian prestasi karyawan.
4. Kemudian direksi mengesahkan fomulir penilaian prestasi kerja staff trainer
tersebut, lalu mengembalikan kepada bagian human resources development
(personalia) untuk melakukan pengambilan keputusan.
5. Lalu manajer human resources development (personalia) mengeluarkan surat
keputusan menjadi karyawan tetap untuk staff trainer yang memiliki klasifikasi
nilai baik atau sangat baik dan diberikan ke staff trainer tersebut.
6. Terakhir bagian human resources development (personalia) melakukan
penyimpanan fomulir penilaian dan salinan surat keputusan dilemari arsip.
34
2. Untuk posisi staff produksi mempunyai alur sebagai berikut:
Gambar III.4.
Prosedur Penilaian Prestasi Kerja staff.
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa prosedur penilaian prestasi
kerja karyawan baru untuk staff produksi, yaitu:
1. Human resources development (personalia) melakukan pemberian fomulir
penilain prestasi kerja karyawan kepada supervisor divisi produksi.
2. Supervisor tersebut melakukan pengumuman pelaksanaan penilaian dengan
menempelkan daftar karyawan yang akan dilakukan penilaian.
35
3. Staff yang bersangkutan menyerahkan dokumen administratif seperti: absensi.
Fomulir shalat dan celengan shodaqoh, serta target pekerjaan yang diberikan
oleh perusahaan. Dokumen diserahkan kepada Supervisor.
4. Setalah itu supervisor melakukan mencocokan lembar absensi dengan absensi
yang telah diinput di Microsoft Excel dan mengamati karyawan tersebut dalam
hal kinerjanya, setelah itu memberikan nilai dengan menggunakan angka skala
0-20, dan mengisi form catatan. Jika karyawan tersebut klasifikasi nilai baik
atau sangat baik maka penilai memberikan catatan prestasi lain sedangkan
untuk karyawan yang memiliki klasifikasi nilai cukup atau buruk penilai
memberikan saran dan perbaikan. Setelah itu memberikan fomulir tersebut ke
atasan tidak langsung atau manajer divisi produksi.
5. Kemudian manajer tersebut melakukan penilaian yang prosesnya sama dengan
yang dilakukan oleh atasan langsung atau supervisor. Setelah itu memberikan
fomulir tersebut ke direksi. Untuk memberitahukan bahwa telah dilakukan
penilian prestasi karyawan.
6. Kemudian direksi mengesahkan fomulir penilaian prestasi kerja karyawan
tersebut, lalu menyerahkan kepada manajer human resources development
(personalia) untuk melakukan pengambilan keputusan.
7. Lalu manajer human resources development (personalia) mengeluarkan surat
keputusan menjadi karyawan tetap untuk karyawan yang memiliki klasifikasi
nilai baik atau sangat baik dan diberikan ke manajer divisi produksi dan staff
tersebut.
8. Terakhir bagian human resources development (personalia) melakukan
penyimpanan fomulir penilian dan salinan surat keputusan dilemari arsip.
36
3.2.3. Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan PT Setyanda Duta
Makmur Jakarta
Dalam setiap perusahaan pasti melakukan penilaian prestasi kerja
karyawan baru pada periode tertentu. PT Setyanda Duta Makmur menggunakan
periode triwulan dan menggunakan metode rating scale, PT Setynanda Duta
Makmur melakukan penilaian prestasi kerja pada 2 staff trainer dan 5 staff
produksi selama periode 1 Januari – 31 Maret 2017:
1. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja staff trainer pada PT Setyanda Duta
Makmur dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Staff trainer yang bernama Khulaifi Aggaq dan Dimas Prabowo
merupakan karyawan yang sedang diamati oleh Manajer human resources
development (personalia) dalam hal kinerja kerjanya.
b. Setelah berhasil mengamati, manajer human resources development
(personalia) memeberikan bobot kepada masing-masing karyawan di
dalam form penilaian prestasi kerja. Dengan memberikan nilai
menggunakan angka skala 0-20.
c. Kemudian form tersebut diberikan kepada direksi, untuk mengesahkan
fomulir penilaian prestasi kerja tersebut.
d. Penilaian yang bernama Khulaifi Aggaq mendapatkan hasil Akhir
penilaian sebesar 332 dengan klasifikasi kualitas sangat baik. Dan
penilaian atas Dimas Prabowo mendapatkan hasil akhir penilaian sebesar
168.
37
e. Sehingga menajer human resources development (personalia)
mengeluarkan surat keputusan menjadi karyawan tetap kepada Khulaifi
Aggaq (terlampir) dan melakukan penjelasan kepada Dimas Prabowo
untuk tidak bekerja lagi diperusahaan.
Sesuai dengan yang sudah tertera dilampiran, Berikut ini daftar hasil penilaian
prestasi keja staff trainer:
Tabel III.3
Daftar Hasil Penilaian Prestasi Kerja staff trainer HRD
No Nama Masa Kerja Nilai Keputusan
1 Dimas Prabowo 1 Januari – 31 Maret
2017
168 Tidak Karyawan
Tetap
2 Khulaifi Aggaq 1 Januari – 31 Maret
2017
332 Karyawan Tetap
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
2. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja staff bagian produksi PT Setyanda Duta
Makmur dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Staff yang bernama Bayu, Vina Lulu, Kardi Supriyadi, Khairul Akhsani
dan Erna merupakan karyawan yang sedang diamati oleh supervisor
bagian produksi dalam hal kinerja kerjanya.
b. Setelah berhasil mengamati, supervisor memeberikan bobot kepada
masing-masing karyawan di dalam fomulir penilaian prestasi kerja.
Dengan memberikan nilai menggunakan angka skala 0-20.
c. Kemudian fomulir tersebut diberikan kepada manajer produksi untuk
melakukan penilaian, dengan menggunakan skala angka yang sama.
d. Kemudian fomulir diberikan kepada direksi, untuk mengesahkan fomulir
penilaian prestasi kerja tersebut dan memberikan kepada manajer human
resources development (personalia).
38
e. Penilaian yang bernama Bayu, Vina Lulu, dan Khairul Akhsani masing-
masing mendapatkan hasil Akhir penilaian sebesar 286, 321, 289 dengan
klasifikasi kualitas sangat baik. Dan penilaian bernama Khairul Akhsani
dan Erna masing-masing mendapatkan hasil akhir penilaian sebesar 144
dan 135.
f. Sehingga menajer human resources development (personalia)
mengeluarkan surat keputusan menjadi karyawan tetap kepada Bayu, Vina
Lulu dan Kardi Supriyadi dan melakukan penjelasan kepada Khairul
Akhsani dan Erna untuk tidak bekerja lagi diperusahaan.
Sesuai dengan yang sudah tertera dilampiran, Berikut ini daftar hasil penilaian
prestasi keja staff produksi:
Tabel III.4
Daftar Hasil Penilaian Prestasi Kerja staff produksi
No Nama Masa Kerja Nilai Keputusan
1 Bayu 1 Januari – 31 Maret
2017
286 Karyawan Tetap
2 Vina Lulu 1 Januari – 31 Maret
2017
321 Karyawan Tetap
3 Kardi Suryadi 1 Januari – 31 Maret
2017
289 Karyawan Tetap
4 Khairul Akhsani 1 – 31 Maret 2017 144 Tidak Karyawan
Tetap
5 Erna 1 Januari – 31 Maret
2017
135 Tidak Karyawan
Tetap
Sumber: PT Setyanda Duta Makmur
3.2.4. Kendala serta solusi dalam melaksanakan penilaian prestasi kerja
pada PT Setyanda Duta Makmur
1. Permasalahan-permasalahan atau kendala-kendala tersebut dikelompokkan
dalam 2 kategori, yaitu:
a. Permasalahan terkait penilai
39
Untuk penilaian staff produksi, penilaian atasan tidak langsung atau
manager karyawan tersebut tidak selalu dinilai oleh manajer pada bagian
tersebut, melainkan dinilai oleh manajer human resources development
(personalia). Sehingga penilaian tersebut memungkinkan dilakukan
secara subyektif.
b. Permasalahan terkait waktu
Bagian human resources development (personalia) telah
membagikan fomulir penilaian kepada supervisor produksi, tetapi yang
bersangkutan tidak tepat waktu dalam pengisian fomulir penilaian,
sehingga proses penilaian tersebut memerlukan waktu yang lebih lama
dan merugikan staff yang kinerjanya sangat baik sehingga tidak segera
dilakukan pengangkatan status jabatannya.
2. Solusi untuk mengatasi kendala penilaian, yaitu:
a. Manager human resources development (personalia) harus melakukan
penegasan, agar penilai yang sudah diberikan wewenang untuk yang
melakukan penilaian, sehingga penilaian tersebut dilakukan secara
obyektif.
b. Untuk penilai yang sudah diberikan wewenang untuk melakuan penilaian
sudah seharusnya memberikan waktu khusus dan diberikan dorongan
untuk segera menyelesaiakan pengisian penilaian.