bab iii pembahasan - bina sarana informatika · gugus kesehatan 502 (dinas kesehatan halim...
TRANSCRIPT
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan RSAU
Sejarah RSAU Dr. Esnawan Antariksa Jakarta tidak bisa melepaskan diri dari
sejarah kesehatan Lanud Halim Perdanakusuma yang saat itu masih bernama
Pangkalan Udara Cililitan. Sejarah dimulai setelah Pangkalan Udara Cililitan
diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dari Belanda. Dengan demikian serah terima
wewenang Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan pada tanggal 20 Juni 1950, kepada
LU-II Harsono yang pada waktu itu juga menjabat sebagai Kepala Jawatan Farmasi.
Selanjutnya tahun 1951 Kepala Dinas Kesehatan dijabat oleh LMU-II
S.Hadiprayitno. Para dokter yang pernah bertugas di Cililitan tahun 1950 antara lain
Mayor Udara dr. Muryawan, LU-I dr. S.I.Matulessya dan LU-I dr.Sujoso
Sumodimedjo.
Pada tahun 1955 Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan masih berstatus sebagai
Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang hanya mempunyai fasilitas poliklinik
umum, poliklinik gigi, ruang Uji Kesehatan Awak Pesawat dan ruang perawatan
berkapasitas 13 tempat tidur. Pimpinan rumah sakit pada saat itu dijabat dr. Suyoso
Soemodimedjo. Pada tahun 1956-1957, Dinas Kesehatan Pangkalan Udara Cililitan
mendapatkan alokasi pembangunan rumah sakit, tetapi kemudian sempat terhenti dan
terlambat penyelesaiannya karena terjadi sanering mata uang rupiah.
17
Dan pada tahun 1960 atas prakarsa dr S. Eko Mulyono, dengan bantuan penuh
dari Komandan WOPS 101 Kol Udara Bill Sukanto, pembangunan dilanjutkan dan
keseluruhannya selesai dan diresmikan pada tahun 1962. Penyelesaian pembangunan
ini juga didorong oleh mendesaknya kebutuhan rumah sakit rujukan sebagai
antisipasi terhadap kegiatan Operasi Trikora.
Setelah bangunan fisik selesai, Rumah Sakit terdiri dari perkantoran, apotik,
laboratorium, asrama perawat, pergudangan dan ruang perawatan dengan kapasitas 60
tempat tidur. Sekarang, bangunan ini masih dapat kita saksikan sebagai bangunan
lama RSAU dr. Esnawan Antariksa. Selanjutnya rumah sakit ini berada di bawah
kendali Gugus Kesehatan 502. Dengan adanya instruksi KASAU no. 36 tahun 1971
dan surat keputusan KASAU no. 55 tahun 1971 maka atas prakarsa Kajankes Kodau
V (Mayor dr. Supriyanto), Rumah Sakit Halim Perdanakusuma dipisahkan dari
Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit
pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit Kesehatan Kodau V
Jakarta. Sebagai Komandan Gugus Kesehatan (Danguskes) ditunjuk Mayor dr.
Karmadji (1967-1970), dan sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) ditunjuk
Kapten dr.Hudijono (1970-1973).
Selanjutnya dengan surat keputusan Menhankam/Pangab Nomor
Skep/226/II/1977 tanggal 25 Februari 1977, Rumah Sakit Halim Perdanakusuma
ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat II dengan kapasitas 128 tempat tidur
dan berdasarkan surat keputusan KASAU Nomor Skep/55/XII/1977 Rumah Sakit
Halim Perdanakusuma yang semula berada dibawah Kodau V menjadi unit pelaksana
Jawatan Kesehatan TNI AU. Pada tahun 1982, Rumah Sakit Angkatan Udara yang
18
semula berkedudukan di Ciumbeuluit, Bandung dipindahkan ke Lanud Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur. Sebagai Rumah Sakit, RS Halim merupakan Rumah
Sakit rujukan tertinggi bagi anggota TNI AU dan berfungsi sebagai Pelaksana Pusat
Direktorat Kesehatan TNI AU. Kemudian pada tanggal 9 April 1989, dengan
pertimbangan untuk menghormati jasa-jasa pendiri kesehatan TNI AU, maka Rumah
Sakit Pusat TNI AU Halim Perdanakusuma diberi nama RSAU “dr. Esnawan
Antariksa” yang peresmiannya disyahkan oleh KASAU yang pada saat itu dijabat
Marsekal TNI Utomo.
Saat ini pada periode 1989 s.d 2010, RSAU dr. Esnawan Antariksa telah
memiliki kemampuan Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Kesehatan yang sangat
memadai, khususnya TNI AU. Dengan diperolehnya Sertifikat Akreditasi Rumah
Sakit status Penuh Tingkat Dasar pada tahun 2005 , menjadikan RSAU mendapat
pengakuan sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang telah memenuhi standar pelayanan
rumah sakit. Tahun 2008 dengan Keputusan Kadiskesau No:Kep/18/XII/2008 tanggal
29 Desember 2008 tentang Penetapan Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Motto RSAU
dr. Esnawann Antariksa, menegaskan kembali komitmen segenap personil RSAU
terhadap Pelayanan Prima Rumah Sakit untuk semua.
3.1.2. Lingkup Bidang Usaha
Berkaitan dengan lingkup usaha yang digeluti organisasi ini adalah jasa
pelayanan dibidang kesehatan sedangkan pangsa pasar yang menjadi segmentasi 19
adalah masyarakat umum disekitar Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur selain
19
dari segmentasi utama yaitu personel TNI AU baik militer maupun PNS beserta
keluarganya.
3.1.3. Identifikasi RSAU
1. Nama : Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa.
2. Karumkit : Kolonel Kes dr. Mukti A Berlian., Sp.PD.
3. Tahun Berdiri : 20 Juni 1950.
4. Alamat : Jl. Merpati No 2 Komplek Rajawali Lanud Halim Perdana
Kusuma, Jakarta 13610
5. Telepon : 021-8007027/8007029
6. Fax : 021-8098665
7. Website : www.ruspau-antariksa.com
8. Email : [email protected]
9. Luas Tanah : 6,4 Hektare.
10. Luas Gedung : 12,422 M²
11. Sumber Listrik : PLN dan Genset
12. Sumber Air : Sumur Artesis
13. Komunikasi : Email, Website, Telepon, Fax, HT
3.1.4. Visi, Misi dan Moto RSAU
Visi RSAU dr. Esnawan Antariksa menjadi rumah sakit idaman seluruh
anggota TNI AU dan keluarganya serta masyarakat sekitar Jakarta.
Misi RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai berikut :
20
1. Menyelenggarakan pelayanan secara profesional dan bermutu tinggi baik preventif
maupun kuratif terhadap terhadap anggota TNI/TNI AU dan keluarga khususnya,
serta masyarakat disekitar rumah sakit pada umumnya.
2. Menyelenggarakan dukungan kesehatan dalam kegiatan operasi TNI/TNI AU.
3. Meningkatkan kepuasan pelayanan disetiap unit kerja sesuai dengan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
4. Sebagai subsistem kesehatan nasional turut membantu masyarakat disekitar rumah
sakit dalam hal keadaan darurat dan bencana.
Sedangkan Moto RSAU dr. Esnawan Antariksa adalah 5 S (Senyum, Salam,
Sapa, Santun dan Sentuh) sehingga kesembuhan anda sangat berarti.
3.1.5. Fasilitas RSAU
Kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh RSAU dr.
Esnawan Antariksa yang dapat diberikan kepada pasien adalah :
1. IGD 24 jam selama 7 hari dalam seminggu.
2. Pelayanan rawat jalan antara lain :
a. Poli gigi.
b. Poli klinik umum.
c. Poli spesialis bedah umum.
d. Poli spesialis bedah urologi.
e. Poli spesialis bedah syaraf.
f. Poli spesialis bedah orthopedic.
g. Poli spesialis anak.
21
h. Poli spesialis penyakit dalam.
i. Poli spesialis penyakit jantung.
j. Poli spesialis penyakt kulit dan kelamin.
k. Poli spesialis kesehatan jiwa.
l. Poli spesialis kebidanan.
m. Poli spesialis THT.
n. Poli spesialis mata.
o. Poli spesialis saraf.
p. Poli spesialis rehabilitasi medik.
3. Pelayanan rawat inap dengan ruangan sebagai berikut :
a. Ruang Kelas VVIP.
b. Ruang kelas VIP.
c. Ruang kelas I.
d. Ruang kelas II.
e. Ruang kelas III.
4. Pelayanan BKIA.
5. Pelayanan Hemodialisa.
6. Pelayanan Intensive Care Unit.
7. Pelayanan High Care Unit.
8. Pelayanan penunjang diagnose :
a. Laboraturium.
b. Radiologi.
9. Pelayanan Gizi pasien.
22
10. Pelayanan laundry.
11. Pelayanan farmasi.
12. Pelayanan Medical Check Up.
13. Pelayanan perawatan jenazah.
14. Pelayanan ambulans.
3.1.6. Struktur Organisasi
Data diolah :Gambar III.1.
Struktur Organisasi RSAU Dr. Esnawan Antariksa Jakarta
Uraian Tugas :
1. Kepala Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa :
23
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian-bagian yang
diwakilinya.
b. Memberikan bimbingan dan mengawasi kegiatan staff RSAU dr. Esnawan
Antariksa.
c. Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi-instansi terkait
didalam RSAU dr. Esnawan Antariksa.
d. Mengajukan pertimbangan dan saran serta memberikan laporan kepada
Kadiskesau mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
e. Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya bertanggung jawab kepada Kadiskesau dan berkoordinasi
dengan Danlanud Halim Perdanakusuma.
2. Sekretaris Rumah Sakit (Sesrumkit)
a. Staff pembantu Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa yang bertugas menyiapkan
perencanaan dan mengendalikan penahapan pelaksanaan program kerja dan
anggaran.
b. Membantu Ka RSAU dalam penyusunan program kerja dan anggaran RSAU
dr. Esnawan Antariksa.
c. Menyusun dan menyiapkan kebijakan, serta perencanaan penahapan
pelaksanaan program kerja dan anggaran.
d. Menyusun dan menyiapkan perencanaan pembekalan dan pemeliharaan
logistik kesehatan.
e. Memimpin pengumpulan dan pengolahan data, menganalisis dan menyajikan
untuk pengembangan rumah sakit.
24
f. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengendalian pelayanan medis dan
keperawatan.
g. Menyelenggarakan tata usaha kantor dan urusan dalam rumah sakit.
h. Menyusun dan merencanakan kegiatan pembinaan personel rumah sakit.
i. Mengkoordinasikan kegiatan antar staf dalam jajaran eselon pelaksana.
j. Setrumkit dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Tata Urusan Dalam
(Taud) dan Program dan Anggaran (Progar).
k. Sesrumkit dipimpin oleh Sekretaris Rumah Sakit disingkat Sesrumkit yang
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Ka
RSAU dr. Esnawan Antariksa.
3. Kelompok Ahli (Pokli)
a. Kelompok Ahli adalah wadah fungsional para ahli RSAU dr. Esnawan
Antariksa yang bertugas mengolah dan menelaah masalah-masalah medis,
keperawatan dan ahli lain yang berhubungan dengan kesehatan kuratif,
preventif dan rehabilitatif serta berkaitan dengan dukungan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan uji kesehatan.
b. Pokli terdiri atas yaitu:
1). Ahli medis Angkatan Udara.
2). Ahli keperawatan.
3). Ahli lain yang berhubungan dengan kesehatan kuratif, preventif, dan
rehabilitatif.
25
c. Pokli dipimpin oleh seorang Koordinator Kelompok Ahli, disingkat Koorpokli.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi kepada Ka RSAU
dr.Esnawan Antariksa.
4. Kepala Staff Pengawas Internal ( Ka SPI)
a. Staff pelaksana teknis yang bertugas melakukan pengawasan, deteksi dini dan
penilaian terhadap tingkat daya guna, kehematan serta hasil guna dalam
pengelolaan sumber daya RSAU dr. Esnawan Anatriksa, menyarankan atau
merekomendasikan alternatif pemecahan masalah kepada pimpinan RSAU dr.
Esnawan Antariksa.
b. Membantu Kepala RSAU dr. Esnawan Atariksa dengan mengkoordinir
kelompok kerja SPI untuk mengembangkan dan mengevaluasi efektifitas
pengendalian internal rumah sakit.
c. Melaporkan hasil pengawasan dan evaluasi kepada Kepala RSAU dr. Esnawan
Antariksa.
d. Ka SPI dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawas Internal, disingkat Ka SPI yang
dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Ka RSAU
dr.Esnawan Antariksa.
5. Komite Medis
a. Wadah profesional medis yang anggotanya berasal dari ketua kelompok staf
medis atau yang mewakili komite medis, mempunyai otoritas tertinggi didalam
pengorganisasian staff medis.
26
b. Dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu.
c. Ketua komite medis diangkat oleh Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa.
d. Ketua komite medis memilih Sekretaris Komite Medis dan Ketua komite medis
dapat menjadi ketua dari salah satu sub komite.
6. Komite Keperawatan
a. Wadah profesional keperawatan yang anggotanya berasal dari kelompok
keperawatan. Komite Keperawatan mempunyai otoritas tertinggi di dalam
pengorganisasian staff keperawatan.
b. Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang Ketua Komite Keperawatan, dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi dengan ketua perawatan
umum.
c. Prinsip, tujuan, peran, fungsi, garis-garis besar tugas, struktur organisasi,
hubungan komite keperawatn diatur tersendiri dalam pertelaan tugas komite
keperawatan.
7. Komite Keteknisian Medis
a. Komite Keteknisian Medis merupakan komite bentukan di RSAU dr.Esnawan
Antariksa berdasarkan kebutuhan untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diharapkan. Merupakan staf pembantu Kepala
RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam bidang keteknisian medis, yang betugas
memberi masukan.
27
b. Saran pertimbangan dalam rangka pelayanan bidang keteknisian medis, baik
diminta ataupun tidak serta melakukan pengawasan , pengendalian ,dan
penekanan kode etik keteknisian medis.
c. Komite Keteknisian Medis dipimpin oleh kepala komite keteknisian medis,
disingkat Ka Komtek berpangkat kolonel. Dalam pelaksanaan tugas
kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.
3.2. Hasil Penelitian
3.2.1. Prosedur Rawat Inap RSAU
Apabila pasien masuk IGD dan di sarankan rawat inap, keluarga pasien akan
diarahkan kebagian administrasi untuk mendaftar rawat inap, kemudian akan
dilaksanakan informasi konsep sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit, namun apabila pasien yang berobat tidak disarankan rawat inap, maka pasien
bisa berobat jalan/pulang. Berikut adalah prosedur dari RSAU Dr. Esnawan Antariksa
tentang rawat inap pada rumah sakit tersebut :
28
Data diolah :Tabel III.1.
Prosedur Rawat Inap RSAU
AdmissionDepartement
Bagian/Ruang Perawatan Pasien Jaminan
MULAI
Pasien dariUDG/Rawat
Jalan
Memeriksa Pasien
Tindakan
RadiologiLaboratorium
Keputusanselanjutnya
Rujuk RawatInap
Pulang,Membawaobat
RS Lain
MengurusSEP
(BPJS/ASKES/Lainnya)
MengecekSEP danPrint out
data
Mengecek dataSEP
Masuk Rawat Inap
Selesai
Mengisi formpendaftaran
Mengecekkesediaan
kamar
MendapatKamar
Memberikanform
pendaftaran
MembuatSEP
RawatJalan
PemesananKamar
Menerimalembar SEP
29
Keterangan :
1. Pasien yang berasal dari IGD atau rawat jalan.
2. Dokter memeriksa kondisi pada pasien tersebut.
3. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang (Lab, radiologi).
4. Dokter akan membuat keputusan rawat jalan, rawat inap, atau rujuk.
5. Apabila pasien disarankan rawat jalan maka pasien akan pulang dan membawa
obat.
6. Apabila pasien harus di rawat inap maka keluarga/pasien akan di arahkan ke
pendaftaran rawat inap/admission.
7. Pertugas adminssion akan melalukan pemesanan ke bagian ruangan rawat inap.
8. Kemudian, setelah petugas adminssion mendaptakan kamar , keluarga pasien/
pengantar paisen mengurus admnistrasi pasien sesuai jenis pembayaran pasien :
a. Mengurus SEP (Surat Eligibilitas Peserta) dan persyaratan yang lainnyadi loket
pendaftaran rawat inap (pasien BPJS/Pasien ASKES/Jaminan lainnya).
b. Pasien umum bisa langsung ke loket pembayaran.
9. Setelah melakukan admistrasi Admission memberikan form pendaftaran.
a. Surat Permintaan Rawat Inap.
Pada saat pasien sudah mendapatkan ruang rawat inap yang tersedia dan di
inginkan, maka dibuatlah surat atau lembar form untuk keterangan ruang rawat
inap yang dipakai.
30
Sumber : Data DiolahGambar III.2.
Form Permintaan Ruang Rawat Inap
b. Surat Pernyataan Persetujuan Rawat Inap.
Pada saat pasien atau pihak keluarga pasien menyetujui untuk dirawat atau di
opname.
Sumber : Data DiolahGambar III.3.
Form Pernyataan Persetujuan Rawat Inap
31
c. Persetujuan Tindakan Medis
pada saat perawat meminta persetujuan kepada keluarga pasien atau pasien itu
sendiri untuk menyetujui tindakan medis, maka pasien itu sendiri yang mengisi
form tersebut.
Sumber : Data DiolahGambar III.4.
Form Persetujuan Tindakan Medis
d. Ringkasan Masuk Keluar (Biodata pasien tersebut).
10. Setelah selesai pemberkasan maka pasien akan di antarkan ke ruangan rawat inap
dituju oleh perawat.
11. Kemudian, jika pasien harus melakukan tindakan medis lebih lanjut atau tindakan
operasi oleh dokter, contohnya pada saat dilakukan operasi Sectio Caesaria (SC)
atau Laparatomy.
32
Sumber : Data DiolahGambar III.5.
Form Pemberian Informasi Tindakan Kedokteran
12. Selanjutnya, jika pasien menolak untuk dilakukan tindakan medis, contohnya
pasien menolak untuk dilakukan transfusi darah, cek lab atau melakukan rontgen.
Sumber : Data DiolahGambar III.6.
Form Penolakan Tindakan Medis
13. Selanjutnya, jika pasien dialihkan atau dipindahkan ruangan sesuai dengan
keadaan pasien seperti dari ruang ICU ke ruang Perawatan Opname ataupun
sebaliknya dari ruang Perawatan Opname ke ruang ICU.
33
Sumber : Data DiolahGambar III.7.
Form Transfer Pasien Antar Ruangan
14. Setelah sembuh pasien di perbolehkan pulang/pulang paksa.
3.2.2. Kendala Administrasi Rawat Inap RSAU
Adapun kendala yang terdapat pada RSAU dr. Esnawan Antariksa, berikut
adalah kendala kendala yang terjadi pada rumah sakit tersebut :
1. Ruangan Penuh
Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh pasien BPJS yang akan di rawat inap
di rumah sakit adalah kamar kelas perawatan atas haknya penuh, dan ini bukan
karena dibuat-buat, yang menjadi penyebab kelas perawatan di rumah sakit penuh
dikarenakan sangat banyaknya jumlah pasien BPJS yang dirawat di rumah sakit.
Jika kelas perawatan atas hak peserta penuh, maka pasien akan diberikan beberapa
alternatif yaitu turun kelas perawatan atau naik kelas perawatan, bisa atas
permintaan sendiri maupun atas kehendak pihak Rumah Sakit. Ruangan penuh
sering dikeluhkan para pasien rumah sakit, terutama yang membutuhkan ruang
34
perawatan kelas 3. Seringnya ruangan penuh membuat pasien harus rela menunggu
berminggu-minggu untuk bisa dirawat.
2. Pasien Dirujuk ke Rumah Sakit lain
Berdasarkan indikasi dokter bahwa penyakit yang diderita perlu
penanganan dari dokter spesialis atau perlu peralatan medis yang lebih lengkap,
maka pasien dapat dirujuk kerumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan. Semua rumah sakit pemerintah (RSUD) wajib bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, sementara rumah sakit swasta dapat bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan.
3. BPJS Tidak Aktif atau Menunggak
Hal ini terjadi karena kelalaian pasien itu sendiri karena BPJS diwajibkan untuk
membayar premi atau iuran setiap bulan, ketika peserta BPJS menunggak sampai
batas waktu yang telah ditetapkan maka status keanggotaannya akan otomatis di
blokir oleh sistem. Maka proses perawatan atau pengobatan menjadi tertunda
karena pasien harus mengurus terlebih dahulu BPJS tersebut.
3.2.3. Mengatasi Kendala Administrasi Rawat Inap RSAU
Namun dengan adanya kendala kendala tersebut diatas, maka ada beberapa
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut ini adalah solusi mengatasi kendala
kendala tersebut :
1. Ruangan Penuh
Mengatasi ruangan perawatan yang penuh dapat diatasi dengan cara
memberitahukan atau menginformasikan kepada pasien atau keluarga pasien untuk
35
turun kelas sementara dan selanjutnya jika ruangan perawatan dengan kelas yang
diinginkan sudah tersedia maka pasien akan dipindahkan atau dirujuk kerumah
sakit lain yang tersedia ruang perawatan.
2. Pasien Dirujuk ke Rumah Sakit lain
Mengatasi pasien dirujuk kerumah sakit lain jika diagnosa pasien harus dirujuk
maka langsung menghubungi dokter untuk memberi surat rujukan kerumah sakit
lain dengan peralatan kedokteran yang lebih lengkap seperti Rumah sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Rumah
Sakit POLRI, atau Rumah Sakit Persahabatan.
3. BPJS tidak aktif atau menunggak
Mengatasi BPJS tidak aktif atau menunggak dilakukan dengan cara pasien
diarahkan ke BPJS Center yang ada di Rumah Sakit, setelah diberi arahan dari
pegawai BPJS Center yang ada di Rumah Sakit, Pasien atau keluarga pasien diberi
arahan kembali ke BPJS pusat yang berada di Rawamangun untuk membayar
tunggakan dan mengaktifkan kembali BPJS yang sudah tidak aktif tersebut.