bab iii pembahasan - bina sarana informatika · gugus kesehatan 502 (dinas kesehatan halim...

20
16 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan RSAU Sejarah RSAU Dr. Esnawan Antariksa Jakarta tidak bisa melepaskan diri dari sejarah kesehatan Lanud Halim Perdanakusuma yang saat itu masih bernama Pangkalan Udara Cililitan. Sejarah dimulai setelah Pangkalan Udara Cililitan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dari Belanda. Dengan demikian serah terima wewenang Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan pada tanggal 20 Juni 1950, kepada LU-II Harsono yang pada waktu itu juga menjabat sebagai Kepala Jawatan Farmasi. Selanjutnya tahun 1951 Kepala Dinas Kesehatan dijabat oleh LMU-II S.Hadiprayitno. Para dokter yang pernah bertugas di Cililitan tahun 1950 antara lain Mayor Udara dr. Muryawan, LU-I dr. S.I.Matulessya dan LU-I dr.Sujoso Sumodimedjo. Pada tahun 1955 Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan masih berstatus sebagai Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang hanya mempunyai fasilitas poliklinik umum, poliklinik gigi, ruang Uji Kesehatan Awak Pesawat dan ruang perawatan berkapasitas 13 tempat tidur. Pimpinan rumah sakit pada saat itu dijabat dr. Suyoso Soemodimedjo. Pada tahun 1956-1957, Dinas Kesehatan Pangkalan Udara Cililitan mendapatkan alokasi pembangunan rumah sakit, tetapi kemudian sempat terhenti dan terlambat penyelesaiannya karena terjadi sanering mata uang rupiah.

Upload: others

Post on 02-Sep-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

16

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan RSAU

Sejarah RSAU Dr. Esnawan Antariksa Jakarta tidak bisa melepaskan diri dari

sejarah kesehatan Lanud Halim Perdanakusuma yang saat itu masih bernama

Pangkalan Udara Cililitan. Sejarah dimulai setelah Pangkalan Udara Cililitan

diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dari Belanda. Dengan demikian serah terima

wewenang Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan pada tanggal 20 Juni 1950, kepada

LU-II Harsono yang pada waktu itu juga menjabat sebagai Kepala Jawatan Farmasi.

Selanjutnya tahun 1951 Kepala Dinas Kesehatan dijabat oleh LMU-II

S.Hadiprayitno. Para dokter yang pernah bertugas di Cililitan tahun 1950 antara lain

Mayor Udara dr. Muryawan, LU-I dr. S.I.Matulessya dan LU-I dr.Sujoso

Sumodimedjo.

Pada tahun 1955 Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan masih berstatus sebagai

Tempat Perawatan Sementara (TPS) yang hanya mempunyai fasilitas poliklinik

umum, poliklinik gigi, ruang Uji Kesehatan Awak Pesawat dan ruang perawatan

berkapasitas 13 tempat tidur. Pimpinan rumah sakit pada saat itu dijabat dr. Suyoso

Soemodimedjo. Pada tahun 1956-1957, Dinas Kesehatan Pangkalan Udara Cililitan

mendapatkan alokasi pembangunan rumah sakit, tetapi kemudian sempat terhenti dan

terlambat penyelesaiannya karena terjadi sanering mata uang rupiah.

Page 2: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

17

Dan pada tahun 1960 atas prakarsa dr S. Eko Mulyono, dengan bantuan penuh

dari Komandan WOPS 101 Kol Udara Bill Sukanto, pembangunan dilanjutkan dan

keseluruhannya selesai dan diresmikan pada tahun 1962. Penyelesaian pembangunan

ini juga didorong oleh mendesaknya kebutuhan rumah sakit rujukan sebagai

antisipasi terhadap kegiatan Operasi Trikora.

Setelah bangunan fisik selesai, Rumah Sakit terdiri dari perkantoran, apotik,

laboratorium, asrama perawat, pergudangan dan ruang perawatan dengan kapasitas 60

tempat tidur. Sekarang, bangunan ini masih dapat kita saksikan sebagai bangunan

lama RSAU dr. Esnawan Antariksa. Selanjutnya rumah sakit ini berada di bawah

kendali Gugus Kesehatan 502. Dengan adanya instruksi KASAU no. 36 tahun 1971

dan surat keputusan KASAU no. 55 tahun 1971 maka atas prakarsa Kajankes Kodau

V (Mayor dr. Supriyanto), Rumah Sakit Halim Perdanakusuma dipisahkan dari

Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit

pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit Kesehatan Kodau V

Jakarta. Sebagai Komandan Gugus Kesehatan (Danguskes) ditunjuk Mayor dr.

Karmadji (1967-1970), dan sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) ditunjuk

Kapten dr.Hudijono (1970-1973).

Selanjutnya dengan surat keputusan Menhankam/Pangab Nomor

Skep/226/II/1977 tanggal 25 Februari 1977, Rumah Sakit Halim Perdanakusuma

ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat II dengan kapasitas 128 tempat tidur

dan berdasarkan surat keputusan KASAU Nomor Skep/55/XII/1977 Rumah Sakit

Halim Perdanakusuma yang semula berada dibawah Kodau V menjadi unit pelaksana

Jawatan Kesehatan TNI AU. Pada tahun 1982, Rumah Sakit Angkatan Udara yang

Page 3: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

18

semula berkedudukan di Ciumbeuluit, Bandung dipindahkan ke Lanud Halim

Perdanakusuma, Jakarta Timur. Sebagai Rumah Sakit, RS Halim merupakan Rumah

Sakit rujukan tertinggi bagi anggota TNI AU dan berfungsi sebagai Pelaksana Pusat

Direktorat Kesehatan TNI AU. Kemudian pada tanggal 9 April 1989, dengan

pertimbangan untuk menghormati jasa-jasa pendiri kesehatan TNI AU, maka Rumah

Sakit Pusat TNI AU Halim Perdanakusuma diberi nama RSAU “dr. Esnawan

Antariksa” yang peresmiannya disyahkan oleh KASAU yang pada saat itu dijabat

Marsekal TNI Utomo.

Saat ini pada periode 1989 s.d 2010, RSAU dr. Esnawan Antariksa telah

memiliki kemampuan Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Kesehatan yang sangat

memadai, khususnya TNI AU. Dengan diperolehnya Sertifikat Akreditasi Rumah

Sakit status Penuh Tingkat Dasar pada tahun 2005 , menjadikan RSAU mendapat

pengakuan sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang telah memenuhi standar pelayanan

rumah sakit. Tahun 2008 dengan Keputusan Kadiskesau No:Kep/18/XII/2008 tanggal

29 Desember 2008 tentang Penetapan Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Motto RSAU

dr. Esnawann Antariksa, menegaskan kembali komitmen segenap personil RSAU

terhadap Pelayanan Prima Rumah Sakit untuk semua.

3.1.2. Lingkup Bidang Usaha

Berkaitan dengan lingkup usaha yang digeluti organisasi ini adalah jasa

pelayanan dibidang kesehatan sedangkan pangsa pasar yang menjadi segmentasi 19

adalah masyarakat umum disekitar Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur selain

Page 4: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

19

dari segmentasi utama yaitu personel TNI AU baik militer maupun PNS beserta

keluarganya.

3.1.3. Identifikasi RSAU

1. Nama : Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa.

2. Karumkit : Kolonel Kes dr. Mukti A Berlian., Sp.PD.

3. Tahun Berdiri : 20 Juni 1950.

4. Alamat : Jl. Merpati No 2 Komplek Rajawali Lanud Halim Perdana

Kusuma, Jakarta 13610

5. Telepon : 021-8007027/8007029

6. Fax : 021-8098665

7. Website : www.ruspau-antariksa.com

8. Email : [email protected]

9. Luas Tanah : 6,4 Hektare.

10. Luas Gedung : 12,422 M²

11. Sumber Listrik : PLN dan Genset

12. Sumber Air : Sumur Artesis

13. Komunikasi : Email, Website, Telepon, Fax, HT

3.1.4. Visi, Misi dan Moto RSAU

Visi RSAU dr. Esnawan Antariksa menjadi rumah sakit idaman seluruh

anggota TNI AU dan keluarganya serta masyarakat sekitar Jakarta.

Misi RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai berikut :

Page 5: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

20

1. Menyelenggarakan pelayanan secara profesional dan bermutu tinggi baik preventif

maupun kuratif terhadap terhadap anggota TNI/TNI AU dan keluarga khususnya,

serta masyarakat disekitar rumah sakit pada umumnya.

2. Menyelenggarakan dukungan kesehatan dalam kegiatan operasi TNI/TNI AU.

3. Meningkatkan kepuasan pelayanan disetiap unit kerja sesuai dengan peraturan

yang berlaku di rumah sakit.

4. Sebagai subsistem kesehatan nasional turut membantu masyarakat disekitar rumah

sakit dalam hal keadaan darurat dan bencana.

Sedangkan Moto RSAU dr. Esnawan Antariksa adalah 5 S (Senyum, Salam,

Sapa, Santun dan Sentuh) sehingga kesembuhan anda sangat berarti.

3.1.5. Fasilitas RSAU

Kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh RSAU dr.

Esnawan Antariksa yang dapat diberikan kepada pasien adalah :

1. IGD 24 jam selama 7 hari dalam seminggu.

2. Pelayanan rawat jalan antara lain :

a. Poli gigi.

b. Poli klinik umum.

c. Poli spesialis bedah umum.

d. Poli spesialis bedah urologi.

e. Poli spesialis bedah syaraf.

f. Poli spesialis bedah orthopedic.

g. Poli spesialis anak.

Page 6: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

21

h. Poli spesialis penyakit dalam.

i. Poli spesialis penyakit jantung.

j. Poli spesialis penyakt kulit dan kelamin.

k. Poli spesialis kesehatan jiwa.

l. Poli spesialis kebidanan.

m. Poli spesialis THT.

n. Poli spesialis mata.

o. Poli spesialis saraf.

p. Poli spesialis rehabilitasi medik.

3. Pelayanan rawat inap dengan ruangan sebagai berikut :

a. Ruang Kelas VVIP.

b. Ruang kelas VIP.

c. Ruang kelas I.

d. Ruang kelas II.

e. Ruang kelas III.

4. Pelayanan BKIA.

5. Pelayanan Hemodialisa.

6. Pelayanan Intensive Care Unit.

7. Pelayanan High Care Unit.

8. Pelayanan penunjang diagnose :

a. Laboraturium.

b. Radiologi.

9. Pelayanan Gizi pasien.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

22

10. Pelayanan laundry.

11. Pelayanan farmasi.

12. Pelayanan Medical Check Up.

13. Pelayanan perawatan jenazah.

14. Pelayanan ambulans.

3.1.6. Struktur Organisasi

Data diolah :Gambar III.1.

Struktur Organisasi RSAU Dr. Esnawan Antariksa Jakarta

Uraian Tugas :

1. Kepala Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa :

Page 8: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

23

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian-bagian yang

diwakilinya.

b. Memberikan bimbingan dan mengawasi kegiatan staff RSAU dr. Esnawan

Antariksa.

c. Mengadakan koordinasi dan kerja sama dengan instansi-instansi terkait

didalam RSAU dr. Esnawan Antariksa.

d. Mengajukan pertimbangan dan saran serta memberikan laporan kepada

Kadiskesau mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

e. Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya bertanggung jawab kepada Kadiskesau dan berkoordinasi

dengan Danlanud Halim Perdanakusuma.

2. Sekretaris Rumah Sakit (Sesrumkit)

a. Staff pembantu Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa yang bertugas menyiapkan

perencanaan dan mengendalikan penahapan pelaksanaan program kerja dan

anggaran.

b. Membantu Ka RSAU dalam penyusunan program kerja dan anggaran RSAU

dr. Esnawan Antariksa.

c. Menyusun dan menyiapkan kebijakan, serta perencanaan penahapan

pelaksanaan program kerja dan anggaran.

d. Menyusun dan menyiapkan perencanaan pembekalan dan pemeliharaan

logistik kesehatan.

e. Memimpin pengumpulan dan pengolahan data, menganalisis dan menyajikan

untuk pengembangan rumah sakit.

Page 9: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

24

f. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengendalian pelayanan medis dan

keperawatan.

g. Menyelenggarakan tata usaha kantor dan urusan dalam rumah sakit.

h. Menyusun dan merencanakan kegiatan pembinaan personel rumah sakit.

i. Mengkoordinasikan kegiatan antar staf dalam jajaran eselon pelaksana.

j. Setrumkit dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Tata Urusan Dalam

(Taud) dan Program dan Anggaran (Progar).

k. Sesrumkit dipimpin oleh Sekretaris Rumah Sakit disingkat Sesrumkit yang

dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Ka

RSAU dr. Esnawan Antariksa.

3. Kelompok Ahli (Pokli)

a. Kelompok Ahli adalah wadah fungsional para ahli RSAU dr. Esnawan

Antariksa yang bertugas mengolah dan menelaah masalah-masalah medis,

keperawatan dan ahli lain yang berhubungan dengan kesehatan kuratif,

preventif dan rehabilitatif serta berkaitan dengan dukungan kesehatan,

pelayanan kesehatan, dan uji kesehatan.

b. Pokli terdiri atas yaitu:

1). Ahli medis Angkatan Udara.

2). Ahli keperawatan.

3). Ahli lain yang berhubungan dengan kesehatan kuratif, preventif, dan

rehabilitatif.

Page 10: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

25

c. Pokli dipimpin oleh seorang Koordinator Kelompok Ahli, disingkat Koorpokli.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi kepada Ka RSAU

dr.Esnawan Antariksa.

4. Kepala Staff Pengawas Internal ( Ka SPI)

a. Staff pelaksana teknis yang bertugas melakukan pengawasan, deteksi dini dan

penilaian terhadap tingkat daya guna, kehematan serta hasil guna dalam

pengelolaan sumber daya RSAU dr. Esnawan Anatriksa, menyarankan atau

merekomendasikan alternatif pemecahan masalah kepada pimpinan RSAU dr.

Esnawan Antariksa.

b. Membantu Kepala RSAU dr. Esnawan Atariksa dengan mengkoordinir

kelompok kerja SPI untuk mengembangkan dan mengevaluasi efektifitas

pengendalian internal rumah sakit.

c. Melaporkan hasil pengawasan dan evaluasi kepada Kepala RSAU dr. Esnawan

Antariksa.

d. Ka SPI dipimpin oleh Kepala Satuan Pengawas Internal, disingkat Ka SPI yang

dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Ka RSAU

dr.Esnawan Antariksa.

5. Komite Medis

a. Wadah profesional medis yang anggotanya berasal dari ketua kelompok staf

medis atau yang mewakili komite medis, mempunyai otoritas tertinggi didalam

pengorganisasian staff medis.

Page 11: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

26

b. Dapat dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu.

c. Ketua komite medis diangkat oleh Ka RSAU dr. Esnawan Antariksa.

d. Ketua komite medis memilih Sekretaris Komite Medis dan Ketua komite medis

dapat menjadi ketua dari salah satu sub komite.

6. Komite Keperawatan

a. Wadah profesional keperawatan yang anggotanya berasal dari kelompok

keperawatan. Komite Keperawatan mempunyai otoritas tertinggi di dalam

pengorganisasian staff keperawatan.

b. Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang Ketua Komite Keperawatan, dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya berkoordinasi dengan ketua perawatan

umum.

c. Prinsip, tujuan, peran, fungsi, garis-garis besar tugas, struktur organisasi,

hubungan komite keperawatn diatur tersendiri dalam pertelaan tugas komite

keperawatan.

7. Komite Keteknisian Medis

a. Komite Keteknisian Medis merupakan komite bentukan di RSAU dr.Esnawan

Antariksa berdasarkan kebutuhan untuk mendapatkan akses pelayanan

kesehatan sesuai standar yang diharapkan. Merupakan staf pembantu Kepala

RSAU dr. Esnawan Antariksa dalam bidang keteknisian medis, yang betugas

memberi masukan.

Page 12: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

27

b. Saran pertimbangan dalam rangka pelayanan bidang keteknisian medis, baik

diminta ataupun tidak serta melakukan pengawasan , pengendalian ,dan

penekanan kode etik keteknisian medis.

c. Komite Keteknisian Medis dipimpin oleh kepala komite keteknisian medis,

disingkat Ka Komtek berpangkat kolonel. Dalam pelaksanaan tugas

kewajibannya bertanggung jawab kepada Karumkit.

3.2. Hasil Penelitian

3.2.1. Prosedur Rawat Inap RSAU

Apabila pasien masuk IGD dan di sarankan rawat inap, keluarga pasien akan

diarahkan kebagian administrasi untuk mendaftar rawat inap, kemudian akan

dilaksanakan informasi konsep sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah

sakit, namun apabila pasien yang berobat tidak disarankan rawat inap, maka pasien

bisa berobat jalan/pulang. Berikut adalah prosedur dari RSAU Dr. Esnawan Antariksa

tentang rawat inap pada rumah sakit tersebut :

Page 13: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

28

Data diolah :Tabel III.1.

Prosedur Rawat Inap RSAU

AdmissionDepartement

Bagian/Ruang Perawatan Pasien Jaminan

MULAI

Pasien dariUDG/Rawat

Jalan

Memeriksa Pasien

Tindakan

RadiologiLaboratorium

Keputusanselanjutnya

Rujuk RawatInap

Pulang,Membawaobat

RS Lain

MengurusSEP

(BPJS/ASKES/Lainnya)

MengecekSEP danPrint out

data

Mengecek dataSEP

Masuk Rawat Inap

Selesai

Mengisi formpendaftaran

Mengecekkesediaan

kamar

MendapatKamar

Memberikanform

pendaftaran

MembuatSEP

RawatJalan

PemesananKamar

Menerimalembar SEP

Page 14: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

29

Keterangan :

1. Pasien yang berasal dari IGD atau rawat jalan.

2. Dokter memeriksa kondisi pada pasien tersebut.

3. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang (Lab, radiologi).

4. Dokter akan membuat keputusan rawat jalan, rawat inap, atau rujuk.

5. Apabila pasien disarankan rawat jalan maka pasien akan pulang dan membawa

obat.

6. Apabila pasien harus di rawat inap maka keluarga/pasien akan di arahkan ke

pendaftaran rawat inap/admission.

7. Pertugas adminssion akan melalukan pemesanan ke bagian ruangan rawat inap.

8. Kemudian, setelah petugas adminssion mendaptakan kamar , keluarga pasien/

pengantar paisen mengurus admnistrasi pasien sesuai jenis pembayaran pasien :

a. Mengurus SEP (Surat Eligibilitas Peserta) dan persyaratan yang lainnyadi loket

pendaftaran rawat inap (pasien BPJS/Pasien ASKES/Jaminan lainnya).

b. Pasien umum bisa langsung ke loket pembayaran.

9. Setelah melakukan admistrasi Admission memberikan form pendaftaran.

a. Surat Permintaan Rawat Inap.

Pada saat pasien sudah mendapatkan ruang rawat inap yang tersedia dan di

inginkan, maka dibuatlah surat atau lembar form untuk keterangan ruang rawat

inap yang dipakai.

Page 15: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

30

Sumber : Data DiolahGambar III.2.

Form Permintaan Ruang Rawat Inap

b. Surat Pernyataan Persetujuan Rawat Inap.

Pada saat pasien atau pihak keluarga pasien menyetujui untuk dirawat atau di

opname.

Sumber : Data DiolahGambar III.3.

Form Pernyataan Persetujuan Rawat Inap

Page 16: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

31

c. Persetujuan Tindakan Medis

pada saat perawat meminta persetujuan kepada keluarga pasien atau pasien itu

sendiri untuk menyetujui tindakan medis, maka pasien itu sendiri yang mengisi

form tersebut.

Sumber : Data DiolahGambar III.4.

Form Persetujuan Tindakan Medis

d. Ringkasan Masuk Keluar (Biodata pasien tersebut).

10. Setelah selesai pemberkasan maka pasien akan di antarkan ke ruangan rawat inap

dituju oleh perawat.

11. Kemudian, jika pasien harus melakukan tindakan medis lebih lanjut atau tindakan

operasi oleh dokter, contohnya pada saat dilakukan operasi Sectio Caesaria (SC)

atau Laparatomy.

Page 17: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

32

Sumber : Data DiolahGambar III.5.

Form Pemberian Informasi Tindakan Kedokteran

12. Selanjutnya, jika pasien menolak untuk dilakukan tindakan medis, contohnya

pasien menolak untuk dilakukan transfusi darah, cek lab atau melakukan rontgen.

Sumber : Data DiolahGambar III.6.

Form Penolakan Tindakan Medis

13. Selanjutnya, jika pasien dialihkan atau dipindahkan ruangan sesuai dengan

keadaan pasien seperti dari ruang ICU ke ruang Perawatan Opname ataupun

sebaliknya dari ruang Perawatan Opname ke ruang ICU.

Page 18: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

33

Sumber : Data DiolahGambar III.7.

Form Transfer Pasien Antar Ruangan

14. Setelah sembuh pasien di perbolehkan pulang/pulang paksa.

3.2.2. Kendala Administrasi Rawat Inap RSAU

Adapun kendala yang terdapat pada RSAU dr. Esnawan Antariksa, berikut

adalah kendala kendala yang terjadi pada rumah sakit tersebut :

1. Ruangan Penuh

Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh pasien BPJS yang akan di rawat inap

di rumah sakit adalah kamar kelas perawatan atas haknya penuh, dan ini bukan

karena dibuat-buat, yang menjadi penyebab kelas perawatan di rumah sakit penuh

dikarenakan sangat banyaknya jumlah pasien BPJS yang dirawat di rumah sakit.

Jika kelas perawatan atas hak peserta penuh, maka pasien akan diberikan beberapa

alternatif yaitu turun kelas perawatan atau naik kelas perawatan, bisa atas

permintaan sendiri maupun atas kehendak pihak Rumah Sakit. Ruangan penuh

sering dikeluhkan para pasien rumah sakit, terutama yang membutuhkan ruang

Page 19: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

34

perawatan kelas 3. Seringnya ruangan penuh membuat pasien harus rela menunggu

berminggu-minggu untuk bisa dirawat.

2. Pasien Dirujuk ke Rumah Sakit lain

Berdasarkan indikasi dokter bahwa penyakit yang diderita perlu

penanganan dari dokter spesialis atau perlu peralatan medis yang lebih lengkap,

maka pasien dapat dirujuk kerumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS

Kesehatan. Semua rumah sakit pemerintah (RSUD) wajib bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan, sementara rumah sakit swasta dapat bekerjasama dengan BPJS

Kesehatan.

3. BPJS Tidak Aktif atau Menunggak

Hal ini terjadi karena kelalaian pasien itu sendiri karena BPJS diwajibkan untuk

membayar premi atau iuran setiap bulan, ketika peserta BPJS menunggak sampai

batas waktu yang telah ditetapkan maka status keanggotaannya akan otomatis di

blokir oleh sistem. Maka proses perawatan atau pengobatan menjadi tertunda

karena pasien harus mengurus terlebih dahulu BPJS tersebut.

3.2.3. Mengatasi Kendala Administrasi Rawat Inap RSAU

Namun dengan adanya kendala kendala tersebut diatas, maka ada beberapa

solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut ini adalah solusi mengatasi kendala

kendala tersebut :

1. Ruangan Penuh

Mengatasi ruangan perawatan yang penuh dapat diatasi dengan cara

memberitahukan atau menginformasikan kepada pasien atau keluarga pasien untuk

Page 20: BAB III PEMBAHASAN - Bina Sarana Informatika · Gugus Kesehatan 502 (Dinas Kesehatan Halim Perdanakusuma) dan merupakan unit pelaksana dari Jankes Kodau V dengan nama Rumah Sakit

35

turun kelas sementara dan selanjutnya jika ruangan perawatan dengan kelas yang

diinginkan sudah tersedia maka pasien akan dipindahkan atau dirujuk kerumah

sakit lain yang tersedia ruang perawatan.

2. Pasien Dirujuk ke Rumah Sakit lain

Mengatasi pasien dirujuk kerumah sakit lain jika diagnosa pasien harus dirujuk

maka langsung menghubungi dokter untuk memberi surat rujukan kerumah sakit

lain dengan peralatan kedokteran yang lebih lengkap seperti Rumah sakit Cipto

Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Rumah

Sakit POLRI, atau Rumah Sakit Persahabatan.

3. BPJS tidak aktif atau menunggak

Mengatasi BPJS tidak aktif atau menunggak dilakukan dengan cara pasien

diarahkan ke BPJS Center yang ada di Rumah Sakit, setelah diberi arahan dari

pegawai BPJS Center yang ada di Rumah Sakit, Pasien atau keluarga pasien diberi

arahan kembali ke BPJS pusat yang berada di Rawamangun untuk membayar

tunggakan dan mengaktifkan kembali BPJS yang sudah tidak aktif tersebut.