bab iii pembahasan · bab iii pembahasan tinjauan perusahaan sejarah singkat kementerian...
TRANSCRIPT
BAB III
PEMBAHASAN
Tinjauan Perusahaan
Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian
Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem
presidensiil tanggal 19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab
sektor industri dan perdagangan berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang
dipimpin oleh Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet
ini tanggal 14 November 1945. Dalam Kabinet Sjahrir I, dengan sistem
pemerintahan parlementer, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Ir.
Darmawan Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri Perdagangan
dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai
dengan 2 Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan
pembinaan sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian
Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda
Kemakmuran, Mr. Joesoef Wibisono. Dalam serah terima dari Kebinet Sjahrir III
kepada Kabinet Amir Sjarifoedin I tanggal 3 Juli 1947, pembinaan sektor industri
dan perdagangan masih tetap di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin
oleh Dr. A.K.Gani dibantu oleh dua orang Menteri Muda yaitu I.J. Kasimo dan
Dr. A. Tjokronegoro sampai berakhirnya Kabinet Sjarifoedin II pada tanggal 29
Januari 1948.
27
28
Pada Kabinet Hatta I yang ditandai adanya perubahan dari sistem
parlementer menjadi presidensiil, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh
Sjafroeddin Prawiranegara dan berakhir tanggal 4 Agustus 1949. Usai masa
kabinet itu (tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 13 Juli 1949), sektor
industri dan perdagangan dipercayakan kepada Ir. Indratjaja.
Dalam Kabinet Hatta II tanggal 4 Agustus sampai dengan 20 Desember
1949, Ir. Indratjaja digantikan oleh I.J. Kasimo sampai berakhirnya Kabinet RIS
dengan sistem parlementer, yaitu sejak tanggal 20 Desember 1949 sampai tanggal
21 Januari 1950, yang merupakan kabinet peralihan RI Yogyakarta. Selanjutnya
dalam Kabinet Halim (RI Yogyakarta) dari tanggal 21 Januari sampai dengan 6
September 1950, sektor industri dan perdagangan menjadi satu dalam
Kementerian Perdagangan dan Perindustrian yang dipimpin oleh Mr. Tandiono
Manoe.
Kembali pada Kabinet Hatta dengan sistem parlementer, dari tanggal 20
Desember 1949 sampai dengan tanggal 6 September 1950, sektor industri dan
perdagangan masuk dalam wewenang dan tanggung jawab Kementerian
Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda.
Pada masa Kabinet Natsir dari tanggal 6 September 1950 sampai dengan
27 April 1951, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian dipercayakan kepada
Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo. Karena adanya perubahan dalam Kabinet
tersebut maka Menteri Perdagangan dan Perindustrian diserahkan kepada Mr.
Soejono Hadinoto.
29
Pada masa Kabinet Wilopo, sejak tanggal 3 April 1952, sektor industri dan
perdagangan menjadi tanggung jawab Kementerian Perekonomian yang dipimpin
oleh Mr. Soemanang. Kemudian Mr. Soemanang digantikan oleh Mr. Iskaq
Tjokrohadisoerjo sampai tanggal 12 Agustus 1955. Masa Kementerian
Perekonomian berlangsung selama 5 tahun, yaitu sampai Kabinet Ali
Sastroamidjojo II yang berakhir pada tanggal 9 April 1957.
Dalam Kabinet Boerhanuddin Harahap yang berakhir pada tanggal 24
Maret 1956, Menteri Perekonomian dijabat oleh I.J. Kasimo. Sementraa dalam
Kabinet Ali-Roem-Idham, Menteri Perekonomian dijabat oleh Mr. Boerhanuddin
yang dibantu Menteri Muda Perekonomian, F.F. Oembas.
Ketika terbentuk Kabinet Karya yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda, sektor
industri dan perdagangan dipisahkan pada kementerian tersendiri; yaitu sektor
perdagangan masuk dalam Kementerian Perdagangan yang dipimpin oleh Prof.
Soemardjo, sebagai Menteri Perdagangan dijabat oleh Drs. Rachmat
Muljomiseno, sektor industri dibina oleh Menteri Perindustrian yang dijabat oleh
Ir. F.J. Inkiriwang, berakhir pada tanggal 22 Juli 1959.
Dalam Kabinet Kerja dengan sistem presidensiil sampai tanggal 18
Februari 1960, Menteri Muda Perindustrian Rakyat dijabat oleh Dr. Soeharto dan
Menteri Muda Perindustrian Dasar dan Pembangunan dijabat oleh Chairoel Saleh
sementara Menteri Muda Perdagangan dijabat oleh Mr. Arifin Harahap. Dalam
periode itu Chairoel Saleh juga ditunjuk sebagai Menteri Pembangunan dan Dr. J.
Leimena sebagai Menteri Distribusi.
30
Ketika diberlakukannya program Pembangunan Nasional Semesta
Berencana yang dimulai tahun 1961, pembinaan industri ditangani oleh dua
departemen, yaitu Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan
(Deperdatam) dan Departemen Perindustrian Rakyat (Depperindra). Meskipun
antara tahun 1961 sampai dengan Agustus 1964 telah terjadi pergantian kabinet
sebanyak 2 (dua) kali, namun Deperdatam dan Depperindra tidak mengalami
perubahan. Perubahan organisasi baru terjadi pada periode konfrontasi dengan
Negara Federasi Malaysia.
Dalam Kabinet Kerja II, Chairoel Saleh ditetapkan sebagai Menteri
Perindustrian Dasar dan Pertambangan, sedangkan Dr. Soeharto dan Mr. Arifin
Harahap masing-masing sebagai Menteri Perindustrian Rakyat dan Menteri
Perdagangan sampai perubahan kabinet tanggal 6 Maret 1962. Dalam Kabinet
Kerja IV yang berakhir pada tanggal 27 Agustus 1964, Menteri Perindustrian dan
Pertambangan masing-masing dipegang oleh Chairoel Saleh, Mayjend Dr. Aziz
Saleh selaku Menteri Perindustrian Rakyat, sementara Menteri Perdagangan
digantikan oleh Adam Malik.
Kabinet Kerja
Presiden Joko Widodo secara resmi telah membentuk Kabinet Kerja
tanggal 26 Oktober 2014, dan Saleh Husin ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian
menggantikan Mohamad S Hidayat yang telah berakhir masa tugasnya.
Kementerian Perindustrian menyelenggarakan acara Pisah Sambut
sekaligus Serah Terima Jabatan Menteri Perindustrian dari Mohamad S Hidayat
31
kepada penggantinya Saleh Husin di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian,
Jakarta, 28 Oktober 2014. Acara tersebut disaksikan oleh pejabat eselon I dan II di
lingkungan Kementerian Perindustrian serta dihadiri oleh para pelaku usaha dan
wartawan dari berbagai media nasional. Saleh Husin akan menjalankan tugas
barunya sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja periode 2014-2019.
Kebijakan pengembangan industri di Kabinet Kerja merupakan terjemahan
visi dan misi Presiden RI dengan mewujudkan dan menjabarkan program Trisakti,
yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian
secara sosial budaya.
Sementara itu, penjabaran program dalam Nawa Cita yang terkait sektor
industri adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Di samping program-program tersebut, sesuai dengan sidang pertama
Kabinet Kerja, Menteri Perindustrian ditugaskan segera melaksanakan Quick
Wins, yaitu: (1) Re-disain Road Map Industrialisasi sejalan dengan Trisakti dan
NawaCita; (2) Hilirisasi hasil tambang keproduk jasa dan industri; (3) Hilirisasi
produk-produk pertanian menjadi produk agro industri; (4) Pembangunan 10
kawasan industri di luar pulau Jawa, melalui kerjasama Pemerintah dan swasta;
(5) Expo dan pemberian penghargaan terhadap inovasi produk-produk industri;
(6) Kampanye sistematis dan kreatif untuk menumbuhkan apresiasi terhadap
kegiatan industri dalam mendukung Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam
32
Negeri (P3DN); (6) Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri
hulu (dasar) dan industri hilir (light).
Visi & Misi Kementerian Perindustrian
1. Visi
Sebagai amanat Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian,
telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. RIPIN 2015-2035 ditetapkan
untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, memuat antara lain tentang visi, misi,
dan strategi pembangunan industri.
Visi pembangunan industri nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri
Tangguh. Industri tangguh bercirikan :
1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan.
2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global dan
3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional
mengemban misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak
perekonomian nasional.
2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional.
3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
industri hijau.
33
4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah
pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau
perseorangan yang merugikan masyarakat.
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.
6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan
industri nasional adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya
alam.
2. Melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi.
3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia
(SDM) industri.
4. Menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI).
5. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan
Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan sentra Industri Kecil dan
industri menengah.
6. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,
penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri
kecil dan industri menengah.
7. Melakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.
34
8. Melakukan pembangunan industri hijau.
9. Melakukan pembangunan industri strategis.
10. Melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan
11. Meningkatkan kerjasama internasional bidang industri.
Arti dan Makna Logo Perusahaan Kementerian Perindustrian
Sumber: http://kemenperin.go.id/profil/73/logo-kementerian-perindustrian
Gambar III.1
Logo Kementerian Perindustrian
1. Makna Logo Kementerian Perindustrian
Bentuk logo gram terinsipirasi dari gabungan stilasi daun, dengan sirkuit
yang terdapat di dalam daun yang menghubungkan komponen elektronik satu
sama lain tanpa kabel, dan roda gigi yang berjumlah 5 (lima) melambangkan 5
(lima) asas negara Indonesia dan 5 (lima) nilai inti (core value) Kementerian
Perindustrian yaitu Integritas, Profesionalisme, Inovatif, Produktif, dan
Kompetitif.
35
Kementerian Perindustrian diharapkan juga berperan dalam:
1. peningkatan kesejahteraan rakyat;
2. penciptaan lapangan kerja;
3. peningkatan daya saing industri;
4. kepedulian lingkungan;
5. pengembangan inovasi pada pembangunan industri nasional.
Bentuk huruf (typeface) yang bold dan dinamis merefleksikan kekuatan
dan semangat dari Kementerian Perindustrian sebagai organisasi yang modern dan
menjangkau seluruh masyarakat industri. Sedangkan warna biru pada huruf
Kementerian Perindustrian menggambarkan pentingnya peran teknologi dalam
pembangunan industri nasional.
2. Makna Warna Logo Kementerian Perindustrian
1. Warna Merah Oranye melambangkan: Dinamis dan bijaksana.
2. Warna Hijau melambangkan: Pertumbuhan, kesejahteraan dan
berwawasan lingkungan.
3. Warna Biru melambangkan: Percaya diri, kemandirian dan teknologi.
4. Warna Abu-abu melambangkan: Sikap optimis dan berdaya guna.
3. Kode warna:
1. PANTONE Red 032 C: RGB= 239, 65, 53; CMYK= 0, 90, 86, 0.
2. PANTONE 368 C: RGB= 123, 193, 67; CMYK= 57, 0, 100, 0.
3. PANTONE 287 C: RGB= 0, 83, 155; CMYK= 100, 68, 0, 12.
4. PANTONE GRAY: RGB= 119, 120, 123; CMYK= 0, 0, 0, 65.
36
Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian
Sumber: http://www.kemenperin.go.id/struktur/kemenperin
Gambar III.2
Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian
Kedudukan Humas di Kementerian Perindustrian
Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian dijelaskan bahwa,
kedudukan Humas Kementerian Perindustrian berada di bawah Sekretariat
Jenderal.
Biro Humas dipimpin oleh seorang pejabat Eselon II dengan sebutan
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kepala biro dibantu dengan tiga orang kepala
STAFF AHLI
MENTERI MENPERIN
SES. ITJEN IRJEN
SEKJEN ROPEG
ROCANA
ROHUMAS ROKUM
DIRJEN IA DIRJEN IKTA DIRJEN DIRJEN IKM DIRJEN PPI DIRJEN KPAII BPPI
SES. IA SES. IKTA SES. ILMATE SES. IKM SES. PPI SES. KPAII SES. BPPI
DIR. IHHP DIR. IKHU DIR. IL DIR. IKM
PBKF DIR. PWI
I DIR. KI
PUSLITBANG
TIKI
DIR. IKH DIR. IPAMP DIR.IMHLP
DIR. IKM. KSAK DIR. APII PUSLITBANG
IHLH DIR. IBGNL DIR. IMATAP
DIR. PWI
II
DIR.
MINTEMGAR DIR. IET DIR. ITKAKA
DIR.IKM.
LMEAA
DIR. ASDIPI
DIR. PWI
III
PUSLITBANG KIUI
PUSTAND
PUSDIKLAT
INDUSTRI
PUSDATIN
IRJEN II IRJEN III
ROKEU IRJEN I
IRJEN IV
ROCANA
37
bagian (Eselon III) yakni Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Kerja
Sama, Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi, Kepala Bagian Informasi
Publik. Masing-masing kepala bagian membawahi kepala Sub bagian.
Bagian Humas terdiri dari sub bagian Kepala Bagian Hubungan Antar
Lembaga dan Kerja Sama yaitu Kepala Subbagian Hubungan Antar Lembaga,
Kepala Subbagian Kerja Sama, Kepala Subbagian Program dan Tata Usaha. Lalu
sub bagian Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi yaitu Kepala Subbagian
Hubungan Media Massa, Kepala Subbagian Publikasi, Kepala Subbagian
Promosi. Sedangkan sub bagian Kepala Bagian Informasi Publik Yaitu Kepala
Subbagian Pengelolaan Informasi dan Kepala Subbagian Pelayanan Informasi.
Proses Kerja Program Humas
Kementerian Perindustrian dahulu memiliki pusat informasi yaitu Puskom
(Pusat Komunikasi Publik) lalu mulai pada tahun 2016 Puskom bertransformasi
berganti nama menjadi Humas (Hubungan Masyarakat). Pada program Humas
Kementerian Perindustrian sendiri memiliki program yang sama dengan
perusahaan-perusahaan lainnya yaitu memberikan informasi kepada publik
eksternal melalui media sosial online salah satunya yaitu Youtube secara rutin.
Untuk bagian pemberitaan dan publikasi dalam menerbitkan majalah
media industri memiliki alur kerja sendiri mulai dari pengumpulan bahan,
penulisan naskah, pembuatan layout majalah, lalu pembuatan dummy majalah ,
begitu juga kegiatan pameran. Program atau kegiatan diatas dalam penyebaran
informasi industri sendiri adalah kegiatan yang sangat penting kepada publik
38
eksternal karena masyarakat sekarang lebih canggih dalam menggunakan
teknologi media sosial.
Perencanaan
1. Analisis Situasi
Melihat masih banyak publik internal dan publik eksternal yang kurang
paham tentang informasi industri oleh program atau kegiatan yang dimiliki
Kementerian Perindustrian maka Humas Kementerian Perindustrian selalu
memperbaharui isi informasi industri melalui media sosial Youtube. Jadi dengan
adanya media sosial Youtube ini membantu publik internal dan publik eksternal
dalam mendapatkan informasi yang up to date dari Kementerian Perindustrian.
Tabel III.1
ANALISIS SWOT
ANALISIS SWOT KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
KEKUATAN (STRENGHT) 1. Masyarakat dapat mengakses terkait
informasi dari Kementerian Perindustrian
secara khusus melalui media sosial.
2. Program-program yang dilaksanakan
Humas Kementerian Perindustrian
menjadi andalan program Pemerintah.
3. Humas Kementerian memberikan
perluasan informasi kepada publik
39
eksternal melalui media sosial Youtube.
KELEMAHAN (WEAKNESS) 1. Dengan jumlah SDM dan Anggaran di
Kementerian Perindustrian secara umunya,
dapat menjadi halangan untuk melakukan
pencarian informasi dari publik
dikarenakan berita yang menjadi tidak up
to date
2. Jumlah SDM (Sumber Daya Manusia)
yang dimiliki Humas terbatas baik dalam
Humas keseluruhan maupun pada bagian
Humas pemberitaan dan publikasi
sehingga dalam pelaksanaan sedikit
terhambat.
3. Dengan jumlah anggaran yang terbatas,
sehingga Humas memilih program atau
kegiatan yang ada umtuk dijadikan
prioritas.
PELUANG (OPPORTUNNITY) 1. Akan lebih banyak kerjasama yang dapat
dilakukan dengan perusahan-perusahaan
di bawah naungan Kementerian
Perindustrian.
2. Dikarenakan media yang digunakan untuk
menyebarkan informasi adalah Youtube,
memberikan kesempatan kepada publik
40
eksternal untuk mengetahui perkembangan
berita tentang Kementerian Perindustrian
secara mudah.
ANCAMAN (THREATS) 1. Semakin terbukanya akses informasi akan
semakin banyak kritik yang di dapat bagi
Kementerian Perindustrian.
2. Dengan kurangnya sumber daya manusia
dapat menyebabkan tujuan utama dari
penggunaan Youtube ini tidak dapat
berjalan secara maksimal.
2. Tujuan
Menurut hasil wawancara (key informan) Bapak Habibi Yusuf Sarjono
Pada dasarnya semua program atau kegiatan yang dibuat memiliki tujuan. Begitu
pula dengan penggunaan media sosial “Youtube” dalam penyebaran informasi
industri kepada publik eksternal ini yang dilakukan oleh Humas Kementerian
Perindustrian.
Youtube sendiri merupakan kelanjutan penyebaran informasi dalam
bentuk video dan dalam bentuk durasi tidak dibatasi seperti media sosial lainnya.
Hanya saja pada Youtube lebih banyak konten yang berisi kegiatan Menteri
Perindustrian baik berupa Kunjungan Industri, Pameran tentang Industri dan
kegiatan lainnya. Sedangkan untuk konten media sosial Youtube narasumber
berasal dari publik eksternal. Jadi tujuannya diupayakan publik eksternal
41
mendapatkan informasi industri tidak hanya berupa informasi gambar atau tulisan
tetapi juga dapat sumber informasi media komunikasi untuk eksternal secara luas.
3. Target Audience/Khalayak
Sama halnya dengan media sosial lainnya yang mempunyai target
audience atau khalayak, Youtube juga mempunyai target audience atau khalayak
yang diantaranya target primer dan sekunder. Humas Kementerian Perindustrian
memilih publik internal (para pegawai) dan publik eksternal yaitu masyarakat
umum Indonesia, asosiasi pengusaha, dan pemerintah (kementerian) lainnya.
Dengan sifatnya yang terbuka dalam penyampaian informasi industri, Humas
mentargetkan agar para kalangan muda dan seluruh masyarakat yang melihat
Youtube Kementerian Perindustrian dapat terinspirasi dan menerima dengan baik
informasi industri.
4. Pesan
Saat melakukan wawancara dengan Kepala Subbagian Publikasi Humas
Kementerian Perindustrian yaitu Bapak Habibi Yusuf Sarjono, terdapat beberapa
harapan dan pesan untuk kemajuan Humas. Pesan yang disampaikan yaitu
Humas akan membuat sebuah pedoman pengelolaan media sosial dimana
pedoman tersebut mencakup narasi atau strategi besarnya Humas itu sendiri baik
dalam hal pembagian tugas, rules atau aturan-aturan dalam mempublikasikan
informasi melalui media sosial, karena setiap media sosial mempunyai
karakteristik strategi ataupun bentuk publikasi yang berbeda-beda.
42
Dengan perkembangan media sosial yang semakin marak diharapkan
Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk menunjang
program atau kegiatan Humas Kementerian Perindustrian sehingga seluruh
program kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Humas juga akan lebih
banyak memberikan materi dan lebih banyak placement juga yang berbayar
melalui media sosial, sehingga harapan kedepannya media sosial Kementerian
Perindustrian akan semakin ramai.
5. Strategi dan Taktik
Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Bapak Habibi Yusuf Sarjono key
informan yang telah dilakukan penulis, dalam menyikapi perkembangan
teknologi saat ini strategi yang dilakukan oleh Humas Kementerian Perindustrian
sebagai berikut:
1. Humas Kementerian Perindustrian dalam menggunakan media sosial
Youtube harus secara lebih aktif guna mempublikasikan informasi kepada
publik eksternal.
Begitu pula dengan Taktik yang dibuat oleh Humas Kementerian
Perindustrian harus berkesinambungan dengan strategi yang ada. Berikut adalah
taktiknya yaitu:
1. Humas Kementerian Perindustrian harus mampu menginovasi konten-
konten yang akan disajikan didalam media sosial Youtube.
2. Dalam media sosial Youtube Humas Kementerian Perindustrian sebagai
media penghubung antara Kementerian Perindustrian kepada publik
43
eksternal harus lebih selektif guna menjaga eksitensi mereka sebagai
penyaji informasi industri secara faktual mengikuti perkembangan
teknologi komunikasi dan gaya hidup masyarakat ini.
3. Humas Kementerian Perindustrian harus selalu mempertahankan mutu dari
konten yang dibuat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat
mengenai perkembangan industri yang terjadi di Indonesia.
Diharapkan strategi dan taktik tersebut dapat memiliki nilai berita lebih
serta menarik minat publik internal maupun eksternal dalam memahami dan
mengikuti perkembangan informasi industri yang telah disajikan.
6. Media
Kementerian Perindustrian memiliki situs web resmi. Dimana didalamnya
terdapat konten atau isi mengenai Kementerian Perindustrian. Begitu pula
dengan Youtube, Isi dari videonya sekilas sama dengan video yang ada di
website resmi hanya sama durasi yang ada di Youtube jauh lebih lama dan
panjang .
7. Anggaran
Pada saat wawancara dengan Humas key informan Kementerian
Perindustrian Bapak Bapak Habibi Yusuf Sarjono secara anggaran tidak
memberitahukan nominal berapa anggaran yang dikeluarkan untuk program
media sosial Youtube, tidak terlalu besar namun cukup untuk mempublikasikan
informasi ke publik eksternal karena secara anggaran memiliki keterbatasan
anggaran. Sehingga dapat tetap mengoptimalisasi melaui media sosial Youtube.
44
8. Kriteria Evaluasi
Menurut Bapak Bapak Habibi Yusuf Sarjono sebagai key informan
Kementerian Perindustrian, Adapun kriteria program atau kegiatan sebagai
berikut:
Tabel III.2
Kriteria Evaluasi
No. Tujuan Program Indikator
1.
2.
3.
Memberikan informasi
kepada pihak eksternal
dan internal.
Mengintensifkan
informasi industri
melalui media sosial
Youtube dan selalu
memperbaharui konten
yang ada.
Mensosialisasikan
program atau kegiatan
dalam mempublikasikan
informasi industri yang
ada di Kementerian
Perindustrian.
1. Mempublikasikan
informasi industri
Kementerian
Perindustrian
melalui sosial media
Youtube.
1. Update informasi terkini
dari Kementerian
Perindustrian ke publik
eksternal menjadi mudah.
2. Peningkatan teknologi
yang semakin canggih
dalam penyebaran
informasi melalui media
sosial Youtube.
45
Pelaksanaan
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan key informan yaitu Bapak
Habibi Yusuf Sarjono pada hari Jumat, 29 Juni 2018 perihal strategi Humas
Kementerian Perindustrian dalam mempublikasikan informasi melalui media
sosial Youtube yang telah dipublikasi sejak tanggal 17 januari 2016 sampai
dengan saat ini.
Untuk melakukan program atau kegiatan tersebut tentunya Kementerian
Perindustrian benar-benar menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. Di era
perkembangan zaman yang semakin canggih dalam hal ini Humas juga menyadari
betul bahwa penggunaan media sosial semakin berkembangnya zaman sangat
dibutuhkan dalam mencari informasi. Maka dari itu berita atau konten yang
ditayangkan dalam media sosial Youtube harus selalu up to date dan menarik
minat viewers.
Rangkaian program atau kegiatan Humas dalam hal ini adalah
mengkoordinasi dengan semua staff yang bertugas dari staff yang mencari
informasi, berkoordinasi dengan seksi dokumentasi apakah perlengkapan
dokumentasi sudah memadai. Setelah selesai maka hal terakhir yang dilakukan
staff Humas Kementerian Perindustrian adalah membuat laporan yang berkaitan
dalam program atau kegiatan mempublikasikan informasi melalui media sosial
Youtube.
Evaluasi
Dalam tahap akhir yang dilakukan Humas Kementerian Perindustrian
adalah mengevaluasi pengelolaan semua media sosial yang ada terutama Youtube.
46
Humas Kementerian Perindustrian melakukan hal ini guna melihat respon dari
para pembaca berita ini apakah informasi yang terdapat pada media sosial
Youtube ini sudah tersampaikan dengan baik atau tidak. Sejauh informasi yang
diterbitkan, respon dari pembaca yang diantaranya para pemangku kedudukan
(stakeholder), tenaga kerja (serikat pekerjanya), asosiasi pengusaha, dan
pemerintahan (kementerian) yaitu positif. Karena melalui Youtube ini publik
eksternal dan publik internal dapat dengan mudah mengakses informasi kapan dan
dimana saja berada.
Kendala dan Pemecahan
Kendala
Menurut key informan Kepala Subbagian Publikasi Humas Kemeterian
Perindustrian yaitu Bapak Habibi Yusuf Sarjono, Kendala yang dihadapi Humas
Kementerian Perindustrian dalam mengelola program atau kegiatan
menginformasikan informasi melalui media sosial Youtube kepada publik
eksternal adalah Jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki Humas
terbatas baik dalam Humas keseluruhan maupun pada bagian Humas pemberitaan
dan publikasi sehingga dalam pelaksanaan sedikit terhambat.
Dengan jumlah anggaran yang terbatas, sehingga Humas memilih program
atau kegiatan yang ada umtuk dijadikan prioritas.
Pemecahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan Bapak Habibi Yusuf
Sarjono, langkah yang diambil Kementerian Perindustrian untuk pemecahannya
yang terjadi pada kendala diatas yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
47
asset yang sulit diperdagangkan atau ditiru, langka, cocok yang memberikan
keunggulan kompetitif perusahaan secara berkelanjutan. Pentingnya peranan
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai dasar utama perusahaan dalam
memperoleh keunggulan bersaing disebabkan adanya perubahan lingkungan yang
menciptakan tantangan-tantangan baru bagi organisasi. Maka dari itu Humas
Kementerian Perindustrian yang terbatas di tuntut untuk selalu kreatif dan inovatif
dalam pembuatan program atau kegiatan yang ada dilingkungan perusahaan.
Dengan perkembangan media sosial yang semakin marakpun diharapkan
Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk menunjang
program atau kegiatan Humas Kementerian Perindustrian sehingga seluruh
program kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan tersampaikan kepada
publik.