bab iii pembahasan · bab iii pembahasan tinjauan perusahaan sejarah singkat kementerian...

21
BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem presidensiil tanggal 19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab sektor industri dan perdagangan berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet ini tanggal 14 November 1945. Dalam Kabinet Sjahrir I, dengan sistem pemerintahan parlementer, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Ir. Darmawan Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri Perdagangan dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai dengan 2 Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan pembinaan sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda Kemakmuran, Mr. Joesoef Wibisono. Dalam serah terima dari Kebinet Sjahrir III kepada Kabinet Amir Sjarifoedin I tanggal 3 Juli 1947, pembinaan sektor industri dan perdagangan masih tetap di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K.Gani dibantu oleh dua orang Menteri Muda yaitu I.J. Kasimo dan Dr. A. Tjokronegoro sampai berakhirnya Kabinet Sjarifoedin II pada tanggal 29 Januari 1948. 27

Upload: others

Post on 22-Sep-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

BAB III

PEMBAHASAN

Tinjauan Perusahaan

Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian

Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

presidensiil tanggal 19 Agustus 1945, maka wewenang dan tanggung jawab

sektor industri dan perdagangan berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang

dipimpin oleh Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo hingga berakhirnya tugas kabinet

ini tanggal 14 November 1945. Dalam Kabinet Sjahrir I, dengan sistem

pemerintahan parlementer, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh Ir.

Darmawan Mangoenkoesoemo, yang selanjutnya menjabat Menteri Perdagangan

dan Perindustrian pada Kabinet Sjahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 sampai

dengan 2 Oktober 1946. Selanjutnya, dalam Kabinet Sjahrir III, wewenang dan

pembinaan sektor industri dan perdagangan kembali pada Kementerian

Kemakmuran yang dipimpin oleh Dr. A.K. Gani, dibantu Menteri Muda

Kemakmuran, Mr. Joesoef Wibisono. Dalam serah terima dari Kebinet Sjahrir III

kepada Kabinet Amir Sjarifoedin I tanggal 3 Juli 1947, pembinaan sektor industri

dan perdagangan masih tetap di bawah Kementerian Kemakmuran yang dipimpin

oleh Dr. A.K.Gani dibantu oleh dua orang Menteri Muda yaitu I.J. Kasimo dan

Dr. A. Tjokronegoro sampai berakhirnya Kabinet Sjarifoedin II pada tanggal 29

Januari 1948.

27

Page 2: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

28

Pada Kabinet Hatta I yang ditandai adanya perubahan dari sistem

parlementer menjadi presidensiil, Kementerian Kemakmuran dipimpin oleh

Sjafroeddin Prawiranegara dan berakhir tanggal 4 Agustus 1949. Usai masa

kabinet itu (tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 13 Juli 1949), sektor

industri dan perdagangan dipercayakan kepada Ir. Indratjaja.

Dalam Kabinet Hatta II tanggal 4 Agustus sampai dengan 20 Desember

1949, Ir. Indratjaja digantikan oleh I.J. Kasimo sampai berakhirnya Kabinet RIS

dengan sistem parlementer, yaitu sejak tanggal 20 Desember 1949 sampai tanggal

21 Januari 1950, yang merupakan kabinet peralihan RI Yogyakarta. Selanjutnya

dalam Kabinet Halim (RI Yogyakarta) dari tanggal 21 Januari sampai dengan 6

September 1950, sektor industri dan perdagangan menjadi satu dalam

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian yang dipimpin oleh Mr. Tandiono

Manoe.

Kembali pada Kabinet Hatta dengan sistem parlementer, dari tanggal 20

Desember 1949 sampai dengan tanggal 6 September 1950, sektor industri dan

perdagangan masuk dalam wewenang dan tanggung jawab Kementerian

Kemakmuran yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda.

Pada masa Kabinet Natsir dari tanggal 6 September 1950 sampai dengan

27 April 1951, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian dipercayakan kepada

Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo. Karena adanya perubahan dalam Kabinet

tersebut maka Menteri Perdagangan dan Perindustrian diserahkan kepada Mr.

Soejono Hadinoto.

Page 3: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

29

Pada masa Kabinet Wilopo, sejak tanggal 3 April 1952, sektor industri dan

perdagangan menjadi tanggung jawab Kementerian Perekonomian yang dipimpin

oleh Mr. Soemanang. Kemudian Mr. Soemanang digantikan oleh Mr. Iskaq

Tjokrohadisoerjo sampai tanggal 12 Agustus 1955. Masa Kementerian

Perekonomian berlangsung selama 5 tahun, yaitu sampai Kabinet Ali

Sastroamidjojo II yang berakhir pada tanggal 9 April 1957.

Dalam Kabinet Boerhanuddin Harahap yang berakhir pada tanggal 24

Maret 1956, Menteri Perekonomian dijabat oleh I.J. Kasimo. Sementraa dalam

Kabinet Ali-Roem-Idham, Menteri Perekonomian dijabat oleh Mr. Boerhanuddin

yang dibantu Menteri Muda Perekonomian, F.F. Oembas.

Ketika terbentuk Kabinet Karya yang dipimpin oleh Ir. Djoeanda, sektor

industri dan perdagangan dipisahkan pada kementerian tersendiri; yaitu sektor

perdagangan masuk dalam Kementerian Perdagangan yang dipimpin oleh Prof.

Soemardjo, sebagai Menteri Perdagangan dijabat oleh Drs. Rachmat

Muljomiseno, sektor industri dibina oleh Menteri Perindustrian yang dijabat oleh

Ir. F.J. Inkiriwang, berakhir pada tanggal 22 Juli 1959.

Dalam Kabinet Kerja dengan sistem presidensiil sampai tanggal 18

Februari 1960, Menteri Muda Perindustrian Rakyat dijabat oleh Dr. Soeharto dan

Menteri Muda Perindustrian Dasar dan Pembangunan dijabat oleh Chairoel Saleh

sementara Menteri Muda Perdagangan dijabat oleh Mr. Arifin Harahap. Dalam

periode itu Chairoel Saleh juga ditunjuk sebagai Menteri Pembangunan dan Dr. J.

Leimena sebagai Menteri Distribusi.

Page 4: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

30

Ketika diberlakukannya program Pembangunan Nasional Semesta

Berencana yang dimulai tahun 1961, pembinaan industri ditangani oleh dua

departemen, yaitu Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan

(Deperdatam) dan Departemen Perindustrian Rakyat (Depperindra). Meskipun

antara tahun 1961 sampai dengan Agustus 1964 telah terjadi pergantian kabinet

sebanyak 2 (dua) kali, namun Deperdatam dan Depperindra tidak mengalami

perubahan. Perubahan organisasi baru terjadi pada periode konfrontasi dengan

Negara Federasi Malaysia.

Dalam Kabinet Kerja II, Chairoel Saleh ditetapkan sebagai Menteri

Perindustrian Dasar dan Pertambangan, sedangkan Dr. Soeharto dan Mr. Arifin

Harahap masing-masing sebagai Menteri Perindustrian Rakyat dan Menteri

Perdagangan sampai perubahan kabinet tanggal 6 Maret 1962. Dalam Kabinet

Kerja IV yang berakhir pada tanggal 27 Agustus 1964, Menteri Perindustrian dan

Pertambangan masing-masing dipegang oleh Chairoel Saleh, Mayjend Dr. Aziz

Saleh selaku Menteri Perindustrian Rakyat, sementara Menteri Perdagangan

digantikan oleh Adam Malik.

Kabinet Kerja

Presiden Joko Widodo secara resmi telah membentuk Kabinet Kerja

tanggal 26 Oktober 2014, dan Saleh Husin ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian

menggantikan Mohamad S Hidayat yang telah berakhir masa tugasnya.

Kementerian Perindustrian menyelenggarakan acara Pisah Sambut

sekaligus Serah Terima Jabatan Menteri Perindustrian dari Mohamad S Hidayat

Page 5: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

31

kepada penggantinya Saleh Husin di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian,

Jakarta, 28 Oktober 2014. Acara tersebut disaksikan oleh pejabat eselon I dan II di

lingkungan Kementerian Perindustrian serta dihadiri oleh para pelaku usaha dan

wartawan dari berbagai media nasional. Saleh Husin akan menjalankan tugas

barunya sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Kebijakan pengembangan industri di Kabinet Kerja merupakan terjemahan

visi dan misi Presiden RI dengan mewujudkan dan menjabarkan program Trisakti,

yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian

secara sosial budaya.

Sementara itu, penjabaran program dalam Nawa Cita yang terkait sektor

industri adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Di samping program-program tersebut, sesuai dengan sidang pertama

Kabinet Kerja, Menteri Perindustrian ditugaskan segera melaksanakan Quick

Wins, yaitu: (1) Re-disain Road Map Industrialisasi sejalan dengan Trisakti dan

NawaCita; (2) Hilirisasi hasil tambang keproduk jasa dan industri; (3) Hilirisasi

produk-produk pertanian menjadi produk agro industri; (4) Pembangunan 10

kawasan industri di luar pulau Jawa, melalui kerjasama Pemerintah dan swasta;

(5) Expo dan pemberian penghargaan terhadap inovasi produk-produk industri;

(6) Kampanye sistematis dan kreatif untuk menumbuhkan apresiasi terhadap

kegiatan industri dalam mendukung Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam

Page 6: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

32

Negeri (P3DN); (6) Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri

hulu (dasar) dan industri hilir (light).

Visi & Misi Kementerian Perindustrian

1. Visi

Sebagai amanat Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian,

telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. RIPIN 2015-2035 ditetapkan

untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, memuat antara lain tentang visi, misi,

dan strategi pembangunan industri.

Visi pembangunan industri nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri

Tangguh. Industri tangguh bercirikan :

1. Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan.

2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global dan

3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional

mengemban misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak

perekonomian nasional.

2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional.

3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta

industri hijau.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

33

4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah

pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau

perseorangan yang merugikan masyarakat.

5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.

6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah

Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional dan

7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara

berkeadilan.

Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan

industri nasional adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya

alam.

2. Melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi.

3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia

(SDM) industri.

4. Menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI).

5. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan

Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan sentra Industri Kecil dan

industri menengah.

6. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,

penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri

kecil dan industri menengah.

7. Melakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.

Page 8: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

34

8. Melakukan pembangunan industri hijau.

9. Melakukan pembangunan industri strategis.

10. Melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan

11. Meningkatkan kerjasama internasional bidang industri.

Arti dan Makna Logo Perusahaan Kementerian Perindustrian

Sumber: http://kemenperin.go.id/profil/73/logo-kementerian-perindustrian

Gambar III.1

Logo Kementerian Perindustrian

1. Makna Logo Kementerian Perindustrian

Bentuk logo gram terinsipirasi dari gabungan stilasi daun, dengan sirkuit

yang terdapat di dalam daun yang menghubungkan komponen elektronik satu

sama lain tanpa kabel, dan roda gigi yang berjumlah 5 (lima) melambangkan 5

(lima) asas negara Indonesia dan 5 (lima) nilai inti (core value) Kementerian

Perindustrian yaitu Integritas, Profesionalisme, Inovatif, Produktif, dan

Kompetitif.

Page 9: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

35

Kementerian Perindustrian diharapkan juga berperan dalam:

1. peningkatan kesejahteraan rakyat;

2. penciptaan lapangan kerja;

3. peningkatan daya saing industri;

4. kepedulian lingkungan;

5. pengembangan inovasi pada pembangunan industri nasional.

Bentuk huruf (typeface) yang bold dan dinamis merefleksikan kekuatan

dan semangat dari Kementerian Perindustrian sebagai organisasi yang modern dan

menjangkau seluruh masyarakat industri. Sedangkan warna biru pada huruf

Kementerian Perindustrian menggambarkan pentingnya peran teknologi dalam

pembangunan industri nasional.

2. Makna Warna Logo Kementerian Perindustrian

1. Warna Merah Oranye melambangkan: Dinamis dan bijaksana.

2. Warna Hijau melambangkan: Pertumbuhan, kesejahteraan dan

berwawasan lingkungan.

3. Warna Biru melambangkan: Percaya diri, kemandirian dan teknologi.

4. Warna Abu-abu melambangkan: Sikap optimis dan berdaya guna.

3. Kode warna:

1. PANTONE Red 032 C: RGB= 239, 65, 53; CMYK= 0, 90, 86, 0.

2. PANTONE 368 C: RGB= 123, 193, 67; CMYK= 57, 0, 100, 0.

3. PANTONE 287 C: RGB= 0, 83, 155; CMYK= 100, 68, 0, 12.

4. PANTONE GRAY: RGB= 119, 120, 123; CMYK= 0, 0, 0, 65.

Page 10: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

36

Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian

Sumber: http://www.kemenperin.go.id/struktur/kemenperin

Gambar III.2

Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian

Kedudukan Humas di Kementerian Perindustrian

Struktur Organisasi Kementerian Perindustrian dijelaskan bahwa,

kedudukan Humas Kementerian Perindustrian berada di bawah Sekretariat

Jenderal.

Biro Humas dipimpin oleh seorang pejabat Eselon II dengan sebutan

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kepala biro dibantu dengan tiga orang kepala

STAFF AHLI

MENTERI MENPERIN

SES. ITJEN IRJEN

SEKJEN ROPEG

ROCANA

ROHUMAS ROKUM

DIRJEN IA DIRJEN IKTA DIRJEN DIRJEN IKM DIRJEN PPI DIRJEN KPAII BPPI

SES. IA SES. IKTA SES. ILMATE SES. IKM SES. PPI SES. KPAII SES. BPPI

DIR. IHHP DIR. IKHU DIR. IL DIR. IKM

PBKF DIR. PWI

I DIR. KI

PUSLITBANG

TIKI

DIR. IKH DIR. IPAMP DIR.IMHLP

DIR. IKM. KSAK DIR. APII PUSLITBANG

IHLH DIR. IBGNL DIR. IMATAP

DIR. PWI

II

DIR.

MINTEMGAR DIR. IET DIR. ITKAKA

DIR.IKM.

LMEAA

DIR. ASDIPI

DIR. PWI

III

PUSLITBANG KIUI

PUSTAND

PUSDIKLAT

INDUSTRI

PUSDATIN

IRJEN II IRJEN III

ROKEU IRJEN I

IRJEN IV

ROCANA

Page 11: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

37

bagian (Eselon III) yakni Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Kerja

Sama, Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi, Kepala Bagian Informasi

Publik. Masing-masing kepala bagian membawahi kepala Sub bagian.

Bagian Humas terdiri dari sub bagian Kepala Bagian Hubungan Antar

Lembaga dan Kerja Sama yaitu Kepala Subbagian Hubungan Antar Lembaga,

Kepala Subbagian Kerja Sama, Kepala Subbagian Program dan Tata Usaha. Lalu

sub bagian Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi yaitu Kepala Subbagian

Hubungan Media Massa, Kepala Subbagian Publikasi, Kepala Subbagian

Promosi. Sedangkan sub bagian Kepala Bagian Informasi Publik Yaitu Kepala

Subbagian Pengelolaan Informasi dan Kepala Subbagian Pelayanan Informasi.

Proses Kerja Program Humas

Kementerian Perindustrian dahulu memiliki pusat informasi yaitu Puskom

(Pusat Komunikasi Publik) lalu mulai pada tahun 2016 Puskom bertransformasi

berganti nama menjadi Humas (Hubungan Masyarakat). Pada program Humas

Kementerian Perindustrian sendiri memiliki program yang sama dengan

perusahaan-perusahaan lainnya yaitu memberikan informasi kepada publik

eksternal melalui media sosial online salah satunya yaitu Youtube secara rutin.

Untuk bagian pemberitaan dan publikasi dalam menerbitkan majalah

media industri memiliki alur kerja sendiri mulai dari pengumpulan bahan,

penulisan naskah, pembuatan layout majalah, lalu pembuatan dummy majalah ,

begitu juga kegiatan pameran. Program atau kegiatan diatas dalam penyebaran

informasi industri sendiri adalah kegiatan yang sangat penting kepada publik

Page 12: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

38

eksternal karena masyarakat sekarang lebih canggih dalam menggunakan

teknologi media sosial.

Perencanaan

1. Analisis Situasi

Melihat masih banyak publik internal dan publik eksternal yang kurang

paham tentang informasi industri oleh program atau kegiatan yang dimiliki

Kementerian Perindustrian maka Humas Kementerian Perindustrian selalu

memperbaharui isi informasi industri melalui media sosial Youtube. Jadi dengan

adanya media sosial Youtube ini membantu publik internal dan publik eksternal

dalam mendapatkan informasi yang up to date dari Kementerian Perindustrian.

Tabel III.1

ANALISIS SWOT

ANALISIS SWOT KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

KEKUATAN (STRENGHT) 1. Masyarakat dapat mengakses terkait

informasi dari Kementerian Perindustrian

secara khusus melalui media sosial.

2. Program-program yang dilaksanakan

Humas Kementerian Perindustrian

menjadi andalan program Pemerintah.

3. Humas Kementerian memberikan

perluasan informasi kepada publik

Page 13: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

39

eksternal melalui media sosial Youtube.

KELEMAHAN (WEAKNESS) 1. Dengan jumlah SDM dan Anggaran di

Kementerian Perindustrian secara umunya,

dapat menjadi halangan untuk melakukan

pencarian informasi dari publik

dikarenakan berita yang menjadi tidak up

to date

2. Jumlah SDM (Sumber Daya Manusia)

yang dimiliki Humas terbatas baik dalam

Humas keseluruhan maupun pada bagian

Humas pemberitaan dan publikasi

sehingga dalam pelaksanaan sedikit

terhambat.

3. Dengan jumlah anggaran yang terbatas,

sehingga Humas memilih program atau

kegiatan yang ada umtuk dijadikan

prioritas.

PELUANG (OPPORTUNNITY) 1. Akan lebih banyak kerjasama yang dapat

dilakukan dengan perusahan-perusahaan

di bawah naungan Kementerian

Perindustrian.

2. Dikarenakan media yang digunakan untuk

menyebarkan informasi adalah Youtube,

memberikan kesempatan kepada publik

Page 14: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

40

eksternal untuk mengetahui perkembangan

berita tentang Kementerian Perindustrian

secara mudah.

ANCAMAN (THREATS) 1. Semakin terbukanya akses informasi akan

semakin banyak kritik yang di dapat bagi

Kementerian Perindustrian.

2. Dengan kurangnya sumber daya manusia

dapat menyebabkan tujuan utama dari

penggunaan Youtube ini tidak dapat

berjalan secara maksimal.

2. Tujuan

Menurut hasil wawancara (key informan) Bapak Habibi Yusuf Sarjono

Pada dasarnya semua program atau kegiatan yang dibuat memiliki tujuan. Begitu

pula dengan penggunaan media sosial “Youtube” dalam penyebaran informasi

industri kepada publik eksternal ini yang dilakukan oleh Humas Kementerian

Perindustrian.

Youtube sendiri merupakan kelanjutan penyebaran informasi dalam

bentuk video dan dalam bentuk durasi tidak dibatasi seperti media sosial lainnya.

Hanya saja pada Youtube lebih banyak konten yang berisi kegiatan Menteri

Perindustrian baik berupa Kunjungan Industri, Pameran tentang Industri dan

kegiatan lainnya. Sedangkan untuk konten media sosial Youtube narasumber

berasal dari publik eksternal. Jadi tujuannya diupayakan publik eksternal

Page 15: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

41

mendapatkan informasi industri tidak hanya berupa informasi gambar atau tulisan

tetapi juga dapat sumber informasi media komunikasi untuk eksternal secara luas.

3. Target Audience/Khalayak

Sama halnya dengan media sosial lainnya yang mempunyai target

audience atau khalayak, Youtube juga mempunyai target audience atau khalayak

yang diantaranya target primer dan sekunder. Humas Kementerian Perindustrian

memilih publik internal (para pegawai) dan publik eksternal yaitu masyarakat

umum Indonesia, asosiasi pengusaha, dan pemerintah (kementerian) lainnya.

Dengan sifatnya yang terbuka dalam penyampaian informasi industri, Humas

mentargetkan agar para kalangan muda dan seluruh masyarakat yang melihat

Youtube Kementerian Perindustrian dapat terinspirasi dan menerima dengan baik

informasi industri.

4. Pesan

Saat melakukan wawancara dengan Kepala Subbagian Publikasi Humas

Kementerian Perindustrian yaitu Bapak Habibi Yusuf Sarjono, terdapat beberapa

harapan dan pesan untuk kemajuan Humas. Pesan yang disampaikan yaitu

Humas akan membuat sebuah pedoman pengelolaan media sosial dimana

pedoman tersebut mencakup narasi atau strategi besarnya Humas itu sendiri baik

dalam hal pembagian tugas, rules atau aturan-aturan dalam mempublikasikan

informasi melalui media sosial, karena setiap media sosial mempunyai

karakteristik strategi ataupun bentuk publikasi yang berbeda-beda.

Page 16: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

42

Dengan perkembangan media sosial yang semakin marak diharapkan

Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk menunjang

program atau kegiatan Humas Kementerian Perindustrian sehingga seluruh

program kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Humas juga akan lebih

banyak memberikan materi dan lebih banyak placement juga yang berbayar

melalui media sosial, sehingga harapan kedepannya media sosial Kementerian

Perindustrian akan semakin ramai.

5. Strategi dan Taktik

Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Bapak Habibi Yusuf Sarjono key

informan yang telah dilakukan penulis, dalam menyikapi perkembangan

teknologi saat ini strategi yang dilakukan oleh Humas Kementerian Perindustrian

sebagai berikut:

1. Humas Kementerian Perindustrian dalam menggunakan media sosial

Youtube harus secara lebih aktif guna mempublikasikan informasi kepada

publik eksternal.

Begitu pula dengan Taktik yang dibuat oleh Humas Kementerian

Perindustrian harus berkesinambungan dengan strategi yang ada. Berikut adalah

taktiknya yaitu:

1. Humas Kementerian Perindustrian harus mampu menginovasi konten-

konten yang akan disajikan didalam media sosial Youtube.

2. Dalam media sosial Youtube Humas Kementerian Perindustrian sebagai

media penghubung antara Kementerian Perindustrian kepada publik

Page 17: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

43

eksternal harus lebih selektif guna menjaga eksitensi mereka sebagai

penyaji informasi industri secara faktual mengikuti perkembangan

teknologi komunikasi dan gaya hidup masyarakat ini.

3. Humas Kementerian Perindustrian harus selalu mempertahankan mutu dari

konten yang dibuat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat

mengenai perkembangan industri yang terjadi di Indonesia.

Diharapkan strategi dan taktik tersebut dapat memiliki nilai berita lebih

serta menarik minat publik internal maupun eksternal dalam memahami dan

mengikuti perkembangan informasi industri yang telah disajikan.

6. Media

Kementerian Perindustrian memiliki situs web resmi. Dimana didalamnya

terdapat konten atau isi mengenai Kementerian Perindustrian. Begitu pula

dengan Youtube, Isi dari videonya sekilas sama dengan video yang ada di

website resmi hanya sama durasi yang ada di Youtube jauh lebih lama dan

panjang .

7. Anggaran

Pada saat wawancara dengan Humas key informan Kementerian

Perindustrian Bapak Bapak Habibi Yusuf Sarjono secara anggaran tidak

memberitahukan nominal berapa anggaran yang dikeluarkan untuk program

media sosial Youtube, tidak terlalu besar namun cukup untuk mempublikasikan

informasi ke publik eksternal karena secara anggaran memiliki keterbatasan

anggaran. Sehingga dapat tetap mengoptimalisasi melaui media sosial Youtube.

Page 18: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

44

8. Kriteria Evaluasi

Menurut Bapak Bapak Habibi Yusuf Sarjono sebagai key informan

Kementerian Perindustrian, Adapun kriteria program atau kegiatan sebagai

berikut:

Tabel III.2

Kriteria Evaluasi

No. Tujuan Program Indikator

1.

2.

3.

Memberikan informasi

kepada pihak eksternal

dan internal.

Mengintensifkan

informasi industri

melalui media sosial

Youtube dan selalu

memperbaharui konten

yang ada.

Mensosialisasikan

program atau kegiatan

dalam mempublikasikan

informasi industri yang

ada di Kementerian

Perindustrian.

1. Mempublikasikan

informasi industri

Kementerian

Perindustrian

melalui sosial media

Youtube.

1. Update informasi terkini

dari Kementerian

Perindustrian ke publik

eksternal menjadi mudah.

2. Peningkatan teknologi

yang semakin canggih

dalam penyebaran

informasi melalui media

sosial Youtube.

Page 19: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

45

Pelaksanaan

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan key informan yaitu Bapak

Habibi Yusuf Sarjono pada hari Jumat, 29 Juni 2018 perihal strategi Humas

Kementerian Perindustrian dalam mempublikasikan informasi melalui media

sosial Youtube yang telah dipublikasi sejak tanggal 17 januari 2016 sampai

dengan saat ini.

Untuk melakukan program atau kegiatan tersebut tentunya Kementerian

Perindustrian benar-benar menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. Di era

perkembangan zaman yang semakin canggih dalam hal ini Humas juga menyadari

betul bahwa penggunaan media sosial semakin berkembangnya zaman sangat

dibutuhkan dalam mencari informasi. Maka dari itu berita atau konten yang

ditayangkan dalam media sosial Youtube harus selalu up to date dan menarik

minat viewers.

Rangkaian program atau kegiatan Humas dalam hal ini adalah

mengkoordinasi dengan semua staff yang bertugas dari staff yang mencari

informasi, berkoordinasi dengan seksi dokumentasi apakah perlengkapan

dokumentasi sudah memadai. Setelah selesai maka hal terakhir yang dilakukan

staff Humas Kementerian Perindustrian adalah membuat laporan yang berkaitan

dalam program atau kegiatan mempublikasikan informasi melalui media sosial

Youtube.

Evaluasi

Dalam tahap akhir yang dilakukan Humas Kementerian Perindustrian

adalah mengevaluasi pengelolaan semua media sosial yang ada terutama Youtube.

Page 20: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

46

Humas Kementerian Perindustrian melakukan hal ini guna melihat respon dari

para pembaca berita ini apakah informasi yang terdapat pada media sosial

Youtube ini sudah tersampaikan dengan baik atau tidak. Sejauh informasi yang

diterbitkan, respon dari pembaca yang diantaranya para pemangku kedudukan

(stakeholder), tenaga kerja (serikat pekerjanya), asosiasi pengusaha, dan

pemerintahan (kementerian) yaitu positif. Karena melalui Youtube ini publik

eksternal dan publik internal dapat dengan mudah mengakses informasi kapan dan

dimana saja berada.

Kendala dan Pemecahan

Kendala

Menurut key informan Kepala Subbagian Publikasi Humas Kemeterian

Perindustrian yaitu Bapak Habibi Yusuf Sarjono, Kendala yang dihadapi Humas

Kementerian Perindustrian dalam mengelola program atau kegiatan

menginformasikan informasi melalui media sosial Youtube kepada publik

eksternal adalah Jumlah SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki Humas

terbatas baik dalam Humas keseluruhan maupun pada bagian Humas pemberitaan

dan publikasi sehingga dalam pelaksanaan sedikit terhambat.

Dengan jumlah anggaran yang terbatas, sehingga Humas memilih program

atau kegiatan yang ada umtuk dijadikan prioritas.

Pemecahan

Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan Bapak Habibi Yusuf

Sarjono, langkah yang diambil Kementerian Perindustrian untuk pemecahannya

yang terjadi pada kendala diatas yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Page 21: BAB III PEMBAHASAN · BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Perusahaan Sejarah Singkat Kementerian Perindustrian Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia I dengan sistem

47

asset yang sulit diperdagangkan atau ditiru, langka, cocok yang memberikan

keunggulan kompetitif perusahaan secara berkelanjutan. Pentingnya peranan

Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai dasar utama perusahaan dalam

memperoleh keunggulan bersaing disebabkan adanya perubahan lingkungan yang

menciptakan tantangan-tantangan baru bagi organisasi. Maka dari itu Humas

Kementerian Perindustrian yang terbatas di tuntut untuk selalu kreatif dan inovatif

dalam pembuatan program atau kegiatan yang ada dilingkungan perusahaan.

Dengan perkembangan media sosial yang semakin marakpun diharapkan

Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran yang cukup untuk menunjang

program atau kegiatan Humas Kementerian Perindustrian sehingga seluruh

program kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan tersampaikan kepada

publik.