bab iii pembahasan a. gambaran umum lokasi penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/bab iii.pdfmemerintah...

20
52 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Menurut data yang ada di Statistik Desa Seteluk Atas memang tidak banyak informasi yang dapat dituangkan oleh karena data yang terdapat di Kantor Desa Seteluk Atas terbatas, yakni yang terdapat dalam buku terbitan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa Barat. Desa Seteluk Atas adalah bagian dari Kecamatan Seteluk bersama dengan 9 desa lainnya. Secara geografis Desa seteluk Atas terletak di Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas wilayah 4.408 Ha dan jarak dengan Ibukota kecamatan berjarak 0,50 Km. Dengan luas wilayah 4.408 Ha tersebut, sebagian terdiri dari tanah sawah, tanah kering, tanah perkebunan, tanah hutan, dan fasilitas umum, yakni total keseluruhan 4.408 Ha dengan rincian luas tanah sawah 173,89 Ha, luas tanah kering 64,41 Ha, luas tanah perkebunan 77,50 Ha, luas tanah hutan 4.072 Ha, fasilitas umum 20,20 Ha. Dengan banyaknya jumlah lahan sebagai tanah sawah juga didukung dengan sistem pengairan yang dipergunakan yakni sistem pengairan teknis sehingga mencegah terjadinya kekeringan yang akhirnya tingkat keberhasilan panennya mecapai 99%. Dengan tingkat keberhasilan panen tersebut maka dapat dikatakan Desa Seteluk Atas Swasembada Pangan.

Upload: lehuong

Post on 20-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

52

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Menurut data yang ada di Statistik Desa Seteluk Atas memang tidak

banyak informasi yang dapat dituangkan oleh karena data yang terdapat di

Kantor Desa Seteluk Atas terbatas, yakni yang terdapat dalam buku terbitan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa Barat.

Desa Seteluk Atas adalah bagian dari Kecamatan Seteluk bersama dengan

9 desa lainnya. Secara geografis Desa seteluk Atas terletak di Kecamatan

Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas

wilayah 4.408 Ha dan jarak dengan Ibukota kecamatan berjarak 0,50 Km.

Dengan luas wilayah 4.408 Ha tersebut, sebagian terdiri dari tanah sawah,

tanah kering, tanah perkebunan, tanah hutan, dan fasilitas umum, yakni total

keseluruhan 4.408 Ha dengan rincian luas tanah sawah 173,89 Ha, luas tanah

kering 64,41 Ha, luas tanah perkebunan 77,50 Ha, luas tanah hutan 4.072 Ha,

fasilitas umum 20,20 Ha.

Dengan banyaknya jumlah lahan sebagai tanah sawah juga didukung

dengan sistem pengairan yang dipergunakan yakni sistem pengairan teknis

sehingga mencegah terjadinya kekeringan yang akhirnya tingkat keberhasilan

panennya mecapai 99%. Dengan tingkat keberhasilan panen tersebut maka

dapat dikatakan Desa Seteluk Atas Swasembada Pangan.

Page 2: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

53

Dalam bidang kependudukan, sampai dengan tahun 2016, jumlah

penduduk Desa Seteluk Atas adalah sebanyak 2.312 dengan rincian jumlah

laki-laki 1.092 orang dan perempuan 1.220 orang. Yang mana tersebar paling

banyak di dalam Rukun Tetangga 2 Rukun Warga 1 dan di Rukun Tetangga 1

Rukun Warga 2.

Dalam bidang Sosial Ekonomi, bahwa dari jumlah penduduk desa Seteluk

Atas tersebut, yang masih dalam usia produktif sekitar 57%, dengan jumlah

terbanyak sebagai petani 42%, selanjutnya posisi kedua sebagai wiraswasta

sekitar 12% kemudian secara berurutan karyawan honorer, PNS, buruh tani,

buruh harian lepas, dan lain-lain. Kemudian angka penagguran di Desa Seteluk

Atas terhitung tinggi sekitar 26% dari jumlah keseluruhan penduduk Desa

Seteluk Atas.

Banyaknya penduduk Desa Seteluk Atas sebagai petani dikarenakan

disekitar Desa Seteluk Atas masih banyak terdapat lahan pertanian dan rata-

rata penduduk Desa Seteluk Atas mempunyai lahan persawahan. Kemudian

dilihat dari masyarakanya sendiri yang dimana masyarakat Desa Seteluk Atas

yang sangat konsumtif membuat banyak penduduk lain memilih sebagai

wiraswasta dan membuka tambang sendiri di seputaran wilayah Kabupaten

Sumbawa Barat. Banyaknya dibutuhkan pegawai honorer oleh pemerintah

Kabupaten Sumbawa Barat yang dari hal tersebut dapat menyerap tenaga kerja

yang banyak. Dengan demikian Desa Seteluk Atas dapat dikatakan dalam

posisi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Page 3: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

54

Sedangkan dalam bidang pemerintahan Desa Seteluk Atas merupakan

Desa Swasembada. Yang pada saat ini dipimpin oleh bapak Abdullah, yang

memerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak

Abdurrahman dan perangkat desa lainnya, berusaha untuk membangun desa

Seteluk Atas agar siap bersaing dengan desa lainnya.

1. Objek Pelepasan Tanah

Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah Pelepasan tanah untuk

pembangunan Jalan Umum dari jalan lintas Seteluk Atas-Rempe ke Tempat

Pemakaman Umum. Tanah yang dimaksud terletak di Desa Seteluk Atas

Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat, yang mana tanah tersebut secara

keseluruhan merupakan tanah masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Seteluk Atas.

Gambar 1. Peta Jalan Umum dari jalan lintas Seteluk Atas-Rempe ke

Tempat Pemakaman Umum

Page 4: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

55

2. Subjek Pelepasan Tanah

Yang menjadi subjek adalah masyarakat di sekitar Desa Seteluk Atas

Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat dan Perangkat Desa Seteluk

Atas yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan Pelepasan Tanah Untuk

Pembangunan Jalan Umum ke Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk

Atas.

Perangkat Desa Seteluk Atas merupakan pihak yang berhubungan

langsung dengan Pengadaan Tanah untuk pembangunan Jalan Umum atas

dasar musyawarah mayarakat Desa Seteluk Atas.

Pelepasan tanah untuk pembangunan jalan umum di wilayah desa Seteluk

Atas tersebut membutuhkan luas tanah sebesar dan terdiri dari pemilik tanah

tanah sebagai berikut:

Tabel 1. Pemilik Tanah

No. Pemilik Tanah Pekerjaan Luas Tanah

1 H. A. Wahab Swasta 125m

2 M. Yusuf Petani 25m

3 MasdarArma.,SE.,MM Anggota DPRD Kab. Sumbawa Barat 25m

4 DrsSyarifuddin., MM KepalaDepakKab. Sumbawa Barat 75m

5 A. Aziz Petani 75m

6 Salimi Petani 50 m

Dalam pembangunan jalan umum ke Tempat Pemakaman Umum tersebut

sumber pandanaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

56

B. Prosedur Penggunaandan Proses Pemanfaatan Tanah Warga Untuk

Pembangunan Jalan Ke Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk Atas

1. Prosedur Penggunaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Umum Ke

Tempat Pemakaman Desa Seteluk Atas

Untuk di daerah Kabupaten Sumbawa Barat khususnya di beberapa tempat

yang termasuk dalam wilayah hukum desa Seteluk Atas terdapat suatu

pelepasan hak atas tanah. Pelepasan Hak Atas Tanah yang dimaksud adalah

tempat dimana lahan dibuka yang digunakan untuk kepentingan umum,

berupa jalan yang menuju ke TPU (Tempat Pemakaman Umum). Lahan yang

dibuka tersebut kebanyakan adalah berupa persawahan dan perkebunan yang

dimana persawahan dan perkebunan tersebut merupakan hak milik

perseorangan.

Kemudian dalam hal pelepasan hak atas tanah tersebut kebanyakan

masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat tidak mengetahui peraturan yang

telah diterapkan oleh pemerintah tersebut. Kebanyakan masyarakat

Kabupaten Sumbawa Barat khususnya di Desa Seteluk Atas hanya

mengetahui dan menerapkan aturan yang berlaku pada zaman orde baru untuk

membuka atau pelepasan lahan atau menerapkan suatu aturan yang dianggap

sebagai kebiasaan, dimana dalam aturan tersebut tidak disebutkan adanya

suatu penggantian kerugian, serta apabila adanya suatu pelepasan hak atas

tanah pemilik tanah atau pihak yang akan membuat jalan tersebut membuat

surat pernyataan bahwa tanah tersebut telah dilepaskan atau biasa disebut

Akta Pelepasan Hak Atas Tanah (APH) atau Surat Pelepasan Hak Atas Tanah

(SPH) yang dibuat di hadapan Notaris dengan dua orang saksi berdasar

Page 6: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

57

pada Pasal 131 ayat (3) Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan

Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Permenag No.

3/1997).

Aturan yang diterapkan tersebut sangat kontradiktif dengan aturan yang

telah berlaku dewasa ini di seluruh Indonesia.

Masalah ganti kerugian merupakan hal prinsip dalam setiap kegiatan

pengambilan tanah, baik melalui proses pencabutan hak, pembebasan tanah

dan pengadaan tanah. Tidak boleh ada tindakan pengambilan tanah tanpa

memperhitungkan ganti rugi.

Kemudian dengan adanya APH atau SPH tersebut menandakan bahwa

kedudukan tanah yang telah dilepaskan menjadi jelas. Menjadi jelas

kedudukannya artinya tanah yang dilepaskan tersebut menjadi milik negara,

tanah adat, atau tanah desa.

Jalan Umum tersebut dibuat berdasarkan hasil dari Musrenbang tingkat

dusun, dari hasil Musrenbang tingkat dusun itulah diusulkan untuk membuat

jalan umum tersebut.

Prosedur yang tidak sesuai dengan urutan tahapan yang telah ditetapkan

oleh Peraturan Presiden dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Tersebut

adalah tahapan musyawarah, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya

bahwa adanya jalan tersebut melalui proses Musrenbang atau Musyawarah

Perencanaan Pembangunan. Dengan demikian tahapan musyawarah tersebut

dilakukan sebelum adanya tahapan lain, kemudian setelah proses Murenbang

Page 7: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

58

dilakukan maka masyarakat bersama dengan Desa berkesimpulan ingin

membuat jalan umum tersebut.

Setelah dilakukan musyawarah masyarakat dan desa melakukan tahap

Perencanaan, Penetapan Lokasi, Penyuluhan, serta Identifikasi dan

Inventarisasi. Semua proses tersebut dilakukan dalam Musrenbang, berawal

dari Musrenbang tingkat dusun, kemudian dilanjutkan ke Musrenbang tingkat

Desa, dan terakhir pada Musrenbang tingkat Kabupaten.

2. Proses Pemanfaatan Tanah Warga Untuk Pembangunan Jalan Ke

Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk Atas

Menurut Perpres 36 tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Perpres 65

tahun 2006, dalam undang-undang ini juga diatur bahwa pengadaan tanah

bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan melalui

musyawarah. Hanya saja digunakan istilah lain, yakni “Konsultasi Publik”.

Konsultasi Publik adalah proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar

pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan

dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan

umum.

Konsultasi Publik rencana pembangunan dilaksanakan untuk mendapatkan

kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari pihak yang berhak. Kegiatan

ini dilakukan dengan melibatkan pihak yang berhak dan masyarakat yang

terkena dampak serta dilaksanakan di tempat renacana pembangunan

kepentingan umum atau di tempat yang disepakati. Apabila pihak yang

berhak berhalangan hadir dapat dilakukan melalui perwakilan dengan surat

kuasa dari dan oleh pihak yang berhak atas lokasi rencana pembangunan.

Page 8: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

59

Atas dasar kesepakatan, Instansi yang memerlukan tanah mengajukan

permohonan penetapan lokasi kepada gubernur. Gubernur menetapkan lokasi

dalam waktu paling lama 14 (empat belas) harikerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan permohonan penetapan oleh Instansi yang

memerlukan tanah.

Dalam hal ini masyarakat yang memerlukan tanah tersebut untuk

dilepaskan dengan maksud untuk dijadikan jalan umum sehingga dalam

prakteknya hal di atas tidak dilakukan guna mempercepat pembangunan di

Desa Seteluk Atas.

Penentuan lokasi ditentukan melalui Musrenbang berdasarkan permintaan

masyarakat pada masa itu. Dalam proses Musrenbang tersebut juga diundang

para pemilik tanah yang terkena rencana pembangunan jalan tersebut, dalam

proses Musrenbang tersebut juga dibahas akan kesediaan para pemilik tanah

yang terkena dampak pembangunan jalan tersebut untuk melepaskan

tanahnya serta bagaimana bentuk ganti kerugian apabila pemilik tanah

meminta adanya ganti kerugian.

Dari hasil Musrenbang tersebut, Desa mengusahakan untuk para pemilik

tanah tidak meminta adanya ganti kerugian dengan catatan bahwa pemilik

tanah tidak berkurang nilai perekonomiannya apabila tanahnya yang sebagian

tersebut dilepaskan.

Menurut hasil wawancara, desa terkadang akan mengusulkan kepada yang

mempunyai usulan terhadap pembangunan jalan umum tersebut untuk tanah

yang akan digunakan untuk pembangunan jalan tersebut terlebih dahulu

Page 9: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

60

sudah dilepaskan oleh pemilik tanah agar memudahkan pihak desa untuk

menembuskan hasil Musrenbang tingkat Dusun tersebut ke tingkatan

Musrenbang selanjutnya.

“Terkadang juga, sebelum desa mengusulkan rencana pembangunan

tersebut ke dalam RKPDes, masalah pembebasan tanah harus sudah

Clear bagi yang mengusulkan adanya pembangunan tersebut pada

musrenbang tingkat dusun, pengusul seharusnya menyertai surat

bahwa tanah tersebut sudah dibebaskan begitu aturan seharusnya.

Tetapi ketika diusulkan oleh masyarakat tanah tersebut belum tentu

sudah bebas, kalo sekarang begitu bahkan ada format surat yaitu surat

pernyataan tidak menuntut ganti rugi dan surat pernyataan hibah.

Contoh ada masyarakat yang mengusulkan “pak Sekdes minta tolong

bikin jalan di gang rumah kami” maka usulan itu akan diterima

dengan catatan tanah atau lahan tersebut sudah bebas, begitu

prinsipnya. Desa bisa saja langsung turun untuk meminta pembebasan

lahan akan tetapi bagaimana masyarakat dan desa sama-sama enak,

tetapi ketentuannya entah itu pembangunan atau fasilitas umum yang

diusulkan oleh masyarakat, waktu masuk ke dalam RKPDes tersebut

kemudian masuk lagi ke APBD lahan itu harus sudah bebas, sudah

clear sudah tidak ada masalah di lapangan36

37

Kemudian dari proses Musrenbang tersebut terlaksana dan para pemilik

tanah sudah mengikhlaskan tanahnya untuk dibangun akses jalan ke Tempat

Pemakaman Umum tersebut maka pihak Desa akan membuat hasil dari

Musrenbang untuk diajukan lagi ke Musrenbang tingkat Desa sampai pada

tingkatan Kabupaten yang dimuat dalam RKPDesa (Rencana Kerja

Pembangunan Desa). Dan dari hasil tersebut tidak dimasukkan ke APBDes

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) akan tetapi akan diusulkan untuk

masuk ke APBD. Tim RKPDesa akan membuat RKPDesa berdasarkan

musrembang tingkat dusun, dalam penyusunan tersebut Tim RKPDes akan

mempertimbangkan apakah APBDes akan mencukupi atau tidak, setelah

36

Hasil Wawancara dengan Abdurrahman, Sekretaris Desa Seteluk Atas, pada tanggal 13

November 2017, di Kantor Desa Seteluk Atas

Page 10: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

61

musrembang tingkat desa maka akan ada musrembang tingkat kecamatan

dilanjutkan ke tingkat Kabupaten, usulan Desa dari hasil musrembang tingkat

Desa maka Desa akan mengawal usulan tersebut ke tingkat kecamatan sampai

dengan musrembang tingkat Kabupaten maka baru akan dimasukkan dalam

RAPBD Kabupaten Sumbawa Barat.

“Di dalam RKPDesa ada istilah dimana ada daftar usulan yang

dibiayai oleh APBDes atau uang yang masuk sebagai dana Desa ada

juga usulan yang diusulkan kepada pemerintah kabupatem atau pusat

contoh jalan ke kuburan tersebut digunakan anggaran kabupaten. Jadi

misalkan seperti tanah ke kuburan tersebut desa mengusulkan untuk

tidak menggunakan APBDes akan tetapi APBD. Tergantung

bagaimana musyawarah masyarakat atau kebijakan desa maka akan

diusulkan ke Kabupaten37

.

Dasar pertimbangan dibangunnya jalan untuk akses ke Tempat Pemakaman

Umum Desa Seteluk Atas tersebut adalah berawal dari kebutuhan mayarakat Desa

Seteluk Atas itu sendiri dikarenakan Tempat Pemakaman Umum yang berada jauh

dari pemukiman yang berada di daerah perbukitan Desa Seteluk Atas dimana

akses untuk ke Tempat Pemakaman Umum tersebut hanya melalui pematang

sawah dan perkebunan milik warga Desa Seteluk Atas dan sebagian milik warga

Desa Seteluk Tengah. Pertimbangan selanjutnya masyarakat Desa Seteluk Atas

merasa kesulitan apabila ada warga yang meninggal dunia kemudian di bawa ke

Tempat Pemakaman Umum tersebut hanya melewati pematang sawah dan

perkebunan milik warga yang kesemuanya telah dipagari oleh pemilik kebun, dan

masyarakat merasa kerepotan untuk melalui atau membuka tutup pagar-pagar

tersebut.

37

Hasil Wawancara dengan Abdurrahman, Sekretaris Desa Seteluk Atas, pada tanggal 13

November 2017, di Kantor Desa Seteluk Atas

Page 11: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

62

Kemudian akses yang dipilih jalan tersebut karena dekat dengan jalan

besar yang menghubungkan antara Desa Seteluk Atas dan Desa Rempe Beru’

dan juga hanya pemilik tanah tersebut yang mengikhlaskan tanahnya untuk

dibebaskan demi kepentingan masyarakat. Terelebih lagi akses jalan tersebut

bisa juga dimanfaatkan untuk Jalan Usaha Tani bagi petani di daerah

diseputaran Tempat Pemakan Umum Desa Seteluk Atas.

Table 2. Proses penggunaan dan pemanfaatan tanah warga untuk

pembangunan jalan ketempat pemakaman umum Desa Seteluk Atas.

No Tahapan Peserta Hasil

1. Musrembang Desa 1. Tokoh

masyarakat

2. Kepala RT dan

Rw

3. Perangkat Desa

4. Pemuda Desa

1. Jalan kekuburan

2. Pengaspalan jalan desa

3. Saluran irigasi blok baru

2. Musyawarah dengan

pemilik tanah untuk

pembangunan jalan ke

tempat pemakaman

umum Desa Seteluk

Atas

Para pemilik

tanah dan

perangkat desa

Para pemilik tanah bersedia

untuk tanahnya digunakan

untuk pembangunan jalan

ketempat pemakaman

umum Desa Seteluk Atas.

3. Musrembang

Kecamatan

Perwakilan

perangkat desa

dari seluruh desa

di Kecamatan

Seteluk serta

perangkat

kecamatan.

Untuk Desa Seteluk Atas

pembangunan jalan

ketempat pemakaman

umum Desa Seteluk Atas

4. Musrembang Kabupaten Perwakilan

perangkat

Kecamatan dari

seluruh

Kecamatan yang

berada di

Kabupaten

Sumbawa Barat.

Untuk Desa Seteluk Atas

pembangunan jalan

ketempat pemakaman

umum Desa Seteluk Atas

Page 12: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

63

Proses yang dilakukan untuk melakukan pelepasan suatu hak atas tanah di Desa

Seteluk Atas dilakukan dengan cara musyawarah dengan masyarakat setempat.

Musyawarah tersebut dilakukan dalam Musyawarah Perencaan Pembangunan

(Musrenbang) tingkat dusun (MusrenbangDus) pada bulan Desember tahun 2007.

Didalam musyawarah tersebut, panitia pelaksanaan MusrenbangDus yakni

seluruh staff atau Instansi Desa Seteluk Atas yang akan melaksanakan

musyawarah tersebut.

Kemudian masyarakat yang telah diundang mengemukakan pendapatnya

yang dimana salah satu dari masyarakat Desa Seteluk Atas menginginkan

adanya jalan yang memadai yang dimana jalan yang dimaksud adalah jalan ke

Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk Atas yang berada di atas bukit.

Alasan masyarakat meminta jalan umum tersebut dikarenakan untuk

memudahkan para pembawa jenazah ke Tempat Pemakaman Umum tersebut,

yang dimana pada saat itu jalan yang dilalui adalah berupa persawahan dan

perekebunan masyarakat Desa Seteluk Atas maupun Desa lainnya.

Setelah disepakati bahwa jalan menuju Tempat Pemakaman Umum

tersebut dibuat, maka perangkat desa akan meninjau lokasi tanah siapa saja

yang akan terkena dampak dari pembangunan tersebut.

Setelah diketahui jalur yang akan dijadikan jalan umum tersebut, maka

perangkat desa padaa saat itu langsung menginformasikan, menanyakan, serta

menawarkan kepada pemilik tanah untuk tanah tersebut di lepaskan untuk

menjadi jalan umu ke Tempat Pemakaman Umum. Tentunya perangkat Desa

melakukan hal tersebut dalam Musrenbang lanjutan pada tingkat Desa.

Page 13: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

64

Kemudian perangkat Desa bersama dengan masyarakat memusyawarahkan

kembali tentang pembangunan jalan tersebut. Di dalam musyawarah tersebut

perangkat Desa langsung menanyakan kesediaan para pemilik tanah untuk

tanahnya di bangun jalan umum ke Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk

Atas. Ada beberapa pemilik tanah yang bersedia dan ada pula pemilik tanah

yang tidak bersedia, terlebih bahwa jalan yang dilalui tersebut yang

mempunyai adalah masyarakat desa lain yaitu bapak Masdar Arma.

Setelah beberapa kali diadakan musyawarah dengan pemilik tanah

akhirnya para pemilik tanah tersebut bersedia tanahnya digunakan untuk

pembangunan jalan ke Tempat Pemakaman Umum tersebut.

Setelah pemilik tanah bersedia, perangkat Desa melanjutkan Musyawaran

Perencanaan Pembangunan jalan tersebut ke Musyawarah Perencanaan

Pembangunan tingkat Kecamatan sampai dengan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan tingkat Kabupaten.

Pada Musrenbang tingkat kecamatan tersebut tugas dari pihak kecamatan

itu sendiri adalah merivisi hasil dari Musrenbang tingkat desa, yang dimana

revisi yang dilakukan tersebut disesuaikan dengan APBD Kabupaten

Sumbawa Barat.

“kecamatan merevisi hasil dari musrembang tingkat desa mana yang

pas nanti kan hasil dari musrembang tingkat kecamatan itulah yang

ditetapkan. Ada revisi maksudnya gini, apabila perencanaan atau

usulan yang diusulkan oleh desa di tingkat musrembang tingkat desa

dilihat apakah sudah benar atau tidaknya usulan itu sesuai tidaknya

dengan dana yang ada, maka akan dikawal ke musrembang tingkat

kabupaten oleh kecamatan38

38

Hasil Wawancara dengan Ibu Eny Nuraini S.Ip, Sekertaris Kecamatan Seteluk, pada

tanggal 14 November 2017 di Kantor Camat Seteluk

Page 14: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

65

Rencana pembangunan jalan tersebut akhirnya disetujui hingga

dimasukkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah sehingga jalan

tersebut dibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah pihak Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah mengatakan bahwa Jalan Umum ke Tempat

Pemakaman Umum tersebut diubah menjadi Jalan Usaha Tani.

“kan yang dinamakan jalan umum itu dia kan harus terdaftar di dalam

pencatatan pemetaan jalan kabupaten, dan itu yang melakukan

pemetaan jalan itu adalah dinas terkait yaitu dinas PU di Bina

Marganya, nah kalau misalnya dilihat badan jalan itu kan ada

standardnya nih, untuk menentukan bahwa kalau itu jalan umum, jalan

kabupatenkah namanya, ada jalan Provinsi, ada jalan negara, atau di

dalam itu kemungkinan bisa saja paling besar namanya itu kalo

dinamai jalan kabupaten, bisa saja itu namanya jalan desa, jalan desa

itu ya untuk kepentingan di desa saja nah itulah mungkin cikal

bakalnya tidak diarahkan ke Jalan Kabupaten karena aksesnya hanya

untuk kepentingan desa saja dan mungkin dilihat juga dari fisik

jalannya, yang dilihat itu lebar jalan, bentangan jalan, hamparan

jalannya, bahu jalannya, begitu mungkin yang menjadi dasar

dimasukkan ke dalam jalan usaha tani saja karena aksesnya itu lebih

fokus kepada bagaimana hasil-hasil pertanian tersebut bisa diangkut

ke jalan umum, itu dia dasarnya.39

Tanpa adanya Surat Pelepasan Hak Atas Tanah (SPH) atau Akta Pelapasan

Hak Atas Tanah (APH) dari pemilik tanah maupun dari perangkat desa atau

perangkat daerah tanah masyarakat tersebut yang telah bersedia tanahnya

digunakan untuk pembanguna jalan ke Tempat Pemakaman Umum Desa

Seteluk Atas dikerjakan oleh pemegang proyek pengerjaan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Pemerintahan

Kabupaten Sumbawa Barat untuk mengerjakan pembangunan jalan

39

Hasil Wawancara dengan bapak Syarifuddin M.Si, Kepala Bagian Sosial Budaya

BAPPEDA, pada tanggal 21 November 2017, di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Sumbawa Barat

Page 15: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

66

umum/jalan uasaha tani tersebut seharusnya Dinas Pekerjaan Umum meminta

surat persetujuan masyarakat (pemilik tanah) untuk digunakan lahannya dan

tidak meminta ganti rugi.

“Karena itu tidak memerlukan ganti rugi, dan tidak masuk usulan

anggaran cukup di desa, pengerjaannya langsung di dinas PU maka

usulan anggaran tidak ada untuk pembebasan tanah. PU hanya

meminta surat persetujuan masyarakat, dan masyarakat sepakat untuk

digunakan lahan dan tidak menuntut ganti rugi ya surat pernyataan

dari pemilik tanah.40

Menurut keterangan para pemilik tanah yang digunakan tanahnya untuk

membangun jalan ke Tempat Pemakaman Umum tersebut tidak dimintai

tanda tangan terhadap surat apapun atau akta apapun, semua di setujui pada

saat Musyawarah Perencaan Pembangunan tingkat Desa, yang dimana dalam

musyawarah tersebut perangkat desa hanya menyediakan absen yang tanda

tangani oleh semua peserta musyawarah.

Dalam proses musyawarah penetapan masyarakat bersama dengan pihak

Desa melakukan musyawarah dalam Musrenbang tingkat dusun yang mana

dalam musyawarah tersebut akan dipilih beberapa rencana pembangunan

yang dianggap paling dibutuhkan oleh masyarakat maupun Desa. Hasil dari

musrenbang tingkat Dusun tersebut disimpulkan bahwa ada beberapa hal

yang paling dibutuhkan oleh masyarakat setempat salah satunya ialah jalan

umum akses ke Tempat Pemakaman Umum tersebut.

Akses tersebut sangat dibutuhkan karena jalan untuk menuju ke Tempat

Pemakaman Umum tersebut melwati persawahan dan perkebunan penduduk,

40

Hasil Wawancara dengan bapak M.E. Arianto S.Sos., MM pada tanggal 27 November

2017 di Kantor Graha Fitrah Kabupaten Sumbawa Barat

Page 16: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

67

dimana di area persawahan tersebut jalan berupa pematang sawah dan ketika

melewati perkebunan pembawa mayat yang kita tahu bahwa mayat yang

dibawa menggunakan keranda yang digotong secara bersama-sama oleh

masyarakat terpaksa melompati pagar-pagar perkebunan yang dibuat sendiri

oleh pemilik kebun. Pagar tersebut terbilang sulit untuk dilalui dikarenankan

akses untuk melewati perkebunan warga tersebut terkdang tidak mempunyai

pintu akan tetapi melewati tangga kayu. Kalaupun memiliki pintu maka pintu

tersebut akan sulit dilewati.

Selain itu, Tempat Pemakaman Tersebut tidak semata-mata digunakan

oleh masyarakat desa Seteluk Atas saja akan tetapi desa lain juga ikut

menggunakan Tempat Pemakan Umum Tersebut.

Dari hasil musrenbang tingkat dusun tersebut desa akan membawa ke

Musrenbang tingkat Desa. Di dalam Musrenbang yang dilakukan desa

tersebut dibentuklah panitia pembebasan tanah yang berfungsi untuk

“membujuk” pemilik tanah untuk dilepaskan. Panitia tersebut terdiri dari

tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat. Membujuk dalam hal ini

artinya melakukan pendekatan persuasif kepada para pemilik tanah, dalam

proses tersebut ada beberapa pemilik tanah yang keberatan untuk melepaskan

tanahnya dikarenakan tanah tersebut telah ditanami pohon jati dan pohon

asam. Adanya masalah tersebut memberi peran kepada para panitia untuk

menyelesaikan persolan tersebut. Pada akhirnya para pemilik tanah

mengikhlaskan tanahnya untuk dilepaskan sebagian, dan para panitia tersebut

yang bertugas juga untuk mengurus pelepasan hak atas tanah tersebut.

Page 17: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

68

Setelah pelepasan hak atas tanah tersebut sudah selesi maka Desa akan

mengusulkan rencana tersebut ke Kecamatan. Setelah usulan Desa diterima

oleh Kecamatan yang dalam hal ini adalah Kecamatan Seteluk maka Desa

bersama dengan Kecamatan akan mengawal hasil dari Musrenbang tingkat

Desa tersebut ke Kabupaten yang dimana dari hasil Musrenbang tingkat

dusun tersebut disimpulkan bahwa anggaran yang dipakai ialah APBD

Kabupaten Sumbawa Barat. Dari hasil Musrenbang di Kabupaten tersebut

itulah ditetapkan bahwa dibuatkan Jalan Umum akses ke Tempat Pemakaman

Umum Desa Seteluk Atas.

3. Akibat Hukum Dari Tidak Dibuatnya Surat atau Akta Pelepasahan Hak

Atas Tanah Oleh Baik Pemerintah Maupun Pemilik Tanah

Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa hukum,

perbuatan hukum maupun dari adanya hubungan hukum. Dengan di buatnya

jalan umum yang dimana jalan tersebut merupakan hak milik seseorang maka

dengan sendirinya akan menimbulkan suatu perbuatan hukum yang

menimbulkan suatu peristiwa hukum. Peristiwa hukum ini dimaksudkan

kepada pembangunan jalan di Desa Seteluk Atas oleh Pemerintah Kabupaten

Sumbawa Barat..

Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat membangun jalan di Desa

Seteluk Atas yang dimana jalan tersebut bertujuan untuk mempermudah

warga sekitar untuk menuju ke Tempat Pemakaman Umum dan bisa juga

dimanfaatkan untuk jalan usaha tani berdasarkan hasil Musrenbang yang telah

disepakati oleh masyarakat itu sendiri, yang dimulai dari Musrenbang tingkat

dusun sampai dengan Musrenbang tingkat Kabupaten.

Page 18: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

69

Dalam pembangunan jalan tersebut memang dalam musyawarah

(Musrenbang) masyarakat telah memberi ijin bagi pemerintah untuk

membangun jalan yang dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu pelepasan

hak atas tanah tersebut. Akan tetapi baik pemerintah maupun masyarakat

dalam hal ini tidak membuat suatu akta atau surat pernyataan pelepesan,

sehingga kedudukan hukum tanah tersebut menjadi rentan akan sengketa.

Menurut peraturan Akta Pelepasan Hak Atas Tanah (APH) atau Surat

Pelepasan Hak Atas Tanah (SPH) yang dibuat di hadapan Notaris dengan dua

orang saksi berdasar pada Pasal 131 ayat (3) Peraturan Menteri Agraria/Kepala

Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah (Permenag No. 3/1997). Apabila aturan tersebut tidak dilaksanakan maka

pelepasan hak tersebut menjadi tidak sah yang apabila disimpulkan makah tanah

yang telah dilepaskan tersebut haknya masih dipegang oleh pemilik aslinya.

Dengan tidak dilepaskannya hak tanah tersebut maka hal ini akan sangat

dapat apabila ahli waris mensengketakan tanah yang telah dibangun tersebut,

karena hak penuh dari tanah masih dipegang oleh pemilik tanah.

Pemerintah desa, sampai dengan pemerintah kabupaten tidak akan punya

kedudukan hukum yang kuat apabila dikemudian hari terjadi sengketa tanah, dan

hal tersebut tentunya akan menjadi kerugian baik pemerintah ataupun

masyarakat Desa Seteluk Atas sendiri, yang dimana jalan tersebut sudah menjadi

akses yang biasa digunakan oleh masyarkat dan dibangun oleh pemerintah

daerah Kabupaten Sumbawa Barat menjadi tidak dapat digunakan lagi

Page 19: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

70

C. Mengapa Pemilik Tanah Bersedia Melepaskan Hak Atas Tanah Tanpa

Pemberian Ganti Rugi Untuk Pembangunan Jalan Umum Di Desa Seteluk

Atas

Para pemilik tanah yaitu Bapak A. Wahab, Bapak A. Aziz, Bapak

Masdar Arma, Bapak H. Syarif dan Bapak A. Majid bersedia tanahnya

dibangun untuk jalan umum tanpa menerima ganti rugi berupa uang atau

benda-benda lain karena fungsi jalan yang akan dibangun tersebut sangat

membantu warga setempat ketika ada salah satu warga yang keluarganya

meninggal maka pembawa jenazah yang akan dikuburkan tersebut akan

mudah dibawa, mengingat sebelumnya ketika jalan tersebut tidak ada satu-

satunya akses untuk menuju Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk Atas

tersebut adalah persawahan dan perkebunan.

Dengan akses sseperti itu warga sangat kesulita untuk mebawa jenazah

apalgi dengan keranda yang digotong secara bersama-sama. Warga Desa

Seteluk Atas harus melalui pematang-pematang sawah yang ketika musim

panen tiba atau musim hujan maka pematang tersebut makin sulit untuk

dilalui oleh pembawa jenazah.

Selain pematang sawah, pemabawa jenazah juga melewati perkebunan

yang pada saat itu pagar perkebunan-perkebunan warga tersebut rata-rata

telag dipagari bukan dengan tembok atau pagar kayu akan tetapi pagar pohon

yang telah ditanami kemudian sebagai penyambung pagar di kaitkan besi-besi

berduri. Dan sebagian perekebunan pada saat itu tidak memiliki pinta seperti

pintu pada umumnya akan tetapi pintu berupa tangga kayu yang dibuat untuk

melewati pagar-pagar tersebut.

Page 20: BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitianeprints.umm.ac.id/38920/4/BAB III.pdfmemerintah sejak tahun 2016 bersama dengan sekretaris desa bapak Abdurrahman dan perangkat

71

Selain bertujuan untuk memudahkan para pembawa jenazah untuk menuju

Pemakaman, jalan tersebut bisa digunakan untuk jalan usaha tani bagi pemilik

tanah serta para petani yang mempunyai sawah di daerah dekat jalan tersebut.

Membawa hasil panen dan hasil kebun akan semakin mudah karena dengan

adanya jalan tersebut kendaraan-kendaraan pengangkut seperti Truk, Delman,

serta kendaraan-kendaraan lainnya bisa masuk sehingga memudahkan untuk

membawa atau mengangkut hasil-hasil tani dan perkebunan.

Para pemilik tanah juga berharap dengan dibangunnnya jalan umum

menuju Tempat Pemakaman Umum Desa Seteluk Atas tersebut menjadi amal

yang tidak akan pernah terputus karena dapat digunakan secara terus menerus

oleh masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya yang ingin menggunakan

jalan tersebut.

Terlebih salah satu pemilik tanah bukan warga Desa Seteluk Atas yaitu

bapak Masdar Arma yang merupakan warga Desa lain yang ikut

menyumbangkan tanahnya bagi warga Desa Seteluk Atas untuk digunakan bagi

kepentingan masyarakat Desa Seteluk Atas.