bab iii metodologi penelitian - institutional...

18
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti Taylor dan Bogdan dalam (Suyanto, 2005:166). Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejal-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu (Bungin, 2006: 302). Peneliti kualitatif mempelajari benda-benda didalam konteks alaminya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya. Penelitian kualitatif mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan kumpulan berbagai data empiris –studi kasus, pengalaman pribadi, instropeksi, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil pengamatan, historis, interaksional, dan visual yang menggambarkan saat-saat dan

Upload: ngotuyen

Post on 25-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

25�

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data

deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tulisan dan tingkah laku yang dapat

diamati dari orang-orang yang diteliti Taylor dan Bogdan dalam (Suyanto,

2005:166). Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip

umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejal-gejala sosial di dalam

masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala

sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang

bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu

(Bungin, 2006: 302).

Peneliti kualitatif mempelajari benda-benda didalam konteks alaminya, yang

berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna

yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya. Penelitian kualitatif mencakup

penggunaan subjek yang dikaji dan kumpulan berbagai data empiris –studi kasus,

pengalaman pribadi, instropeksi, perjalanan hidup, wawancara, teks-teks hasil

pengamatan, historis, interaksional, dan visual yang menggambarkan saat-saat dan

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

26�

makna keseharian dan problematik dalam kehidupan seseorang (Denzin &

Lincoln, 2009:6)

Penelitian kualitatif digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti secara

mendalam, dan untuk mendapatkan data maupun informasi yang mendukung

maka peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam untuk mendapatkan

data yang diharapkan peneliti.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan

menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang,

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data atau fakta

yang ditemukan tidak berarti menyajikan data mentah, akan tetapi harus diberi

arti, diolah, dan ditafsirkan (Nawawi dkk,1993:73).

Jenis penelitian ini digunakan peneliti untuk menguraikan data dan

memberikan gambaran secara diskriptif mengenai hasil wawancara langsung

terhadap informan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian

deskriptif karena peneliti akan menggambar citra iklan yang muncul dari proses

persepsi dengan menggunakan elemen-elemen iklan sebagai rangsangan/stimuli.

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

27�

3.3. Unit Analisa dan Unit Pengamatan

3.3.1. Unit Analisa

Dalam penelitian ini, yang ingin di analisa oleh peneliti adalah citra iklan

yang muncul dari tahapan proses persepsi (sensasi, atensi dan intepretasi)

khalayak terhadap iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero”. Serta kaitan

persepsi khalayak tersebut pada pembentukan citra iklan. Dengan alasan bahwa

iklan baru M-150 yang muncul dengan konsep berbeda dengan iklan lainnya dapat

dimengerti target market atau tidak. Untuk mengetahuinya maka analisa yang

dilakukan adalah dengan mengetahui proses persepsi yang terjadi dengan

dikaitkan terhadap elemen-elemen iklan televisi yang menjadi rangsangan/stimuli.

3.3.2. Unit Pengamatan

Unit pengamatan dalam penelitian ini adalah iklan M-150 versi “Everybody

Can Be A Hero”.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik proses pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti adalah dengan metode wawancara mendalam pada setiap subjek

penelitian. Wawancara mendalam atau in-depth interview menurut Mulyana

(2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara tak terstruktur.

Wawancara ini merupakan percakapan informal dengan tujuan memperoleh

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

28�

bentuk-bentuk tertentu informasi dari semua informan, tetapi susunan kata dan

urutannya disesuaikan dengan cirri-ciri setiap informan.

In-dept interview pada kususnya dan metode wawancara pada umumnya,

biasanya berlangsung agak longgar, santai dan mungkin juga dapat diulang untuk

dapat memperoleh data yang dirasakan cukup oleh peneliti. Pada penelitian ini

peneliti akan menggunakan pedoman wawancara (interview guide), dimaksudkan

untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan

pada persoalan-persoalan yang menjadi minat penelitian. Pedoman wawancara ini

tidak berisi pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data

yang nanti dapat berkembang dengan memperhatikan konteks, dan situasi

wawancara (Pawito, 2008:132).

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah masyarakat Salatiga

yang pernah meminum produk M-150 dan melihat iklan M-150 versi “Everybody

Can Be A Hero” dengan batasan umur 15 tahun keatas dengan teknik snowball6.

Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap enam informan antara tanggal 3

Januari 2012 sampai 14 Januari 2012. Peneliti melakukan wawancara dengan

mendatangi rumah para informan satu per satu dengan menggunakan guide

question. Sebelum memulai wawancara peneliti menanyakan latar belakang

���������������������������������������������������������������Snow ball merupakan teknik penentuan sampel yang awalnya berjumlah kecil, kemudian

berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan sampel pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan sampel lagi,begitu seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak. Proses ini berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara (Kriyanto, 2006: 156-157)�

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

29�

ekonomi, geografi dan demografi informan, kemudian peneliti memutarkan iklan

M-150 terlebih dahulu sebagai pengingat.

3.5. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data:

a. Data primer adalah merupakan data yang didapat dari sumber pertama,

misalnya dari individu/perseorangan data yang dikumpulkan secara

langsung yaitu wawancara dengan para informan diambil dengan teknik

snow ball.

b. Data sekunder, yaitu jenis data yang tidak langsung diperoleh dari objek

yang diteliti. Peneliti memperoleh data sekunder dari data yang diolah

dalam bentuk buku, yaitu buku mengenai periklanan, majalah

periklanan, dan artikel-artikel dalam internet mengenai kreatif iklan.

3.6. Teknik Analisa Data

Analisis data kualitatif (Bodgan & Biklen, 1982) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

30�

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode analisa data model

Miles dan Huberman (Pawito, 2008:104-106). Karena metode ini sangat sesuai

dengan tujuan penelitian penulis. Metode análisis data kualitatif model Miles dan

Huberman membagi analisa data kualitatif menjadi tiga komponen, yaitu (1)

reduksi data, (2) display atau penyajian data, (3) penarikan serta pengujan

kesimpulan.

Gambar 3.1 Analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman

(1994:12)

1. Pengumpulan Data

Pada tahap awal penelitian, peneliti memulai melakukan penelitian

dengan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang digunakan oleh

Pengumpulan data

Reduksi data Penarikan/pengujian

kesimpulan

Penyajian data

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

31�

peneliti. Pada penelitian terhadap iklan M-150 versi “Everybody Can Be A

Hero” pengumpulan data dilakukan dengan teknik in-dept interview

kepada enam orang informan yang menjadi kriteria dalam penelitian

dengan menggunakan guide interview.

2. Reduksi Data

Pada tahap ini, peneliti melibatkan langkah-langkah editing,

pengelompokan, dan meringkas data, dengan menyusun kode-kode dan

catatan-catatan (memo) mengenai data dilapangan. Kemudian peneliti

harus mampu menyusun data atau menyeleksi masing – masing data yang

relevan dengan fokus masalah yang diteliti.

Pada penelitian terhadap iklan M-150 versi “Everybody Can Be A

Hero”, reduksi data dilakukan dengan cara menyusun data hasil

wawancara dengan dikelompokkan dan disesuaikan terhadap delapan

elemen iklan kemudian data digolongkan berdasarkan proses persepsi

yaitu sensasi, atensi, intepretasi.

3. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Tahap ini merupakan tahap untuk penyajian data. Data hasil dari

lapangan yang sangat banyak, tidak mungkin dipaparkan semuanya. Oleh

karena itu, dalam penyajian data peneliti dapat di análisis oleh peneliti

untuk disusun secara sistematis, atau simultan sehingga data yang

diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

32�

Pada tahap ini peneliti memulai menyajikan data dengan

menganalisa proses persepsi dari elemen iklan untuk mendapatkan hasil

citra iklan yang terbentuk pada informan terhadap iklan M-150 versi

“Everybody Can Be A Hero”.

4. Penarikan dan Pengujian Kesimpulan

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi

data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih

berpeluang untuk menerima masukan. Didapat kesimpulan sementara yang

dapat diuji kembali di lapangan. Setelah hasil penelitian telah diuji

kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk

deskriptif sebagai laporan penelitian.

Pada penelitian ini, setelah peneliti mendapatkan hasil citra apa

yang muncul dari proses persepsi terhadap iklan, kemudian peneliti

menarik kesimpulan dari hasil penelitian dalam bentuk deskripstif data.

3.7. Sumber Informasi

Sumber informasi dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh

(Arikunto,1982:90). Pada penelitian ini yang menjadi informan adalah para

pekerja buruh industri di Salatiga. Pemilihan buruh industri sebagai sumber

informasi karena di Salatiga buruh industri yang mendominasi mata pencaharian

warga Salatiga. Selain itu, prosentase menonton televisi lebih juga lebih sering .

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

33�

Penentuan informan kunci di sesuaikan dengan target market M-150 yaitu

segmentasi demografi menengah kebawah dengan kisaran umur diatas 15 tahun,

karena pada umur ini khalayak dapat memberikan jawaban secara benar serta

sudah dapat membuat keputusan sendiri untuk memilih sesuatu, serta merupakan

objek utama yang bersentuhan langsung dengan masalah yang ingin peneliti

angkat. Karakteristik yang menjadi informan yaitu, pernah melihat iklan M-150

minimal tiga kali selama iklan tayang di televisi dan pernah meminum produk M-

150. Selain informan, peneliti juga mencari sumber informasi melalui bahan

pustaka, artikel-artikel di internet, majalah, dan lain-lain yang sekiranya dapat

membantu penulis dalam memperoleh data/informasi.

Dalam penelitian ini, penulis memilih informan berdasarkan segmentasi

sasaran dari produk M-150 yaitu B dan C+ atau menengah kebawah, seorang laki-

laki dengan batasan umur 15 tahun ke atas. Selain itu responden yang diteliti juga

berdomisili di kota Salatiga dan berstatus sebagai seorang pekerja pernah

meminum produk M-150 lebih dari satu kali dan pernah melihat iklan M-150

versi “Everybody Can Be A Hero”. Maka yang menjadi informan adalah:

3.7.1. Arif Rahman (Informan 1)

Bertempat tinggal di kampung kemiri Salatiga, laki-laki berumur 32 tahun

ini sering disapa dengan panggilan Arip. Sebagai seorang kepala keluarga dengan

satu anak yang berumur tiga tahun, tanggung jawabnya terhadap keluarga

sangatlah besar. Bekerja selama enam tahun sebagai buruh bangunan yang

mengerjakan proyek-proyek rumah perorangan di Salatiga, sangat menguras

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

34�

tenaga Arip setiap hari saat bekerja. Penghasilan antara Rp.180.000,00 - Rp.

250.000,00 per minggu (penghasilan bisa berubah-ubah tergantung dari berapa

hari bekerja) sangat digantungkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik

kebutuhan istri, anak, rumah tangga, dan kebutuhan kecil Arip seperti membeli

rokok dan lain-lain.

Kebutuhan Arip yang wajib dia keluarkan setiap hari adalah rokok dan

minuman bersuplemen yaitu M-150. Mengkonsumsi M-150 merupakan kegiatan

yang sering dilakukan beberapa tahun yang lalu, karena bagi Arip semua

minuman berenergi memiliki kasiat yang hampir sama, tetapi harga setiap produk

berbeda-beda dan produk M-150 dianggap paling murah sehingga M-150 dipilih

sebagai minuman penambah energi sewaktu dia sedang bekerja. Akan tetapi

selama satu tahun terakhir mulai berkurang mengkonsumsi M-150 karena sudah

merasa anaknya tumbuh semakin besar dan kebutuhan hidup juga semakin besar.

Pertama kali mengetahui produk M-150 dan akhirnya mulai mengkonsumsi

karena tahu dari iklan televisi. Walaupun tidak semua iklan M-150 diingat, akan

tetapi beberapa iklannya seperti versi menyelamatkan perempuan, versi M-150

susu, dan yang lainnya.

Ketika harus bekerja berangkat pagi dan pulang malam, hiburan ketika

pulang kerja adalah televisi. Arip menonton televisi pada malam hari dan pada

acara tertentu saja, seperti melihat film dan acara olah raga saja. Termasuk ketika

melihat iklan, menurut Arip iklan ditonton ketika menunggu jeda acara televisi

saja. Seperti halnya iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero”, iklan ini

pertama kali ditonton ketika sedang menunggu jeda nonton acara televisi. Awal

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

35�

mula menduga jika ini bukan sebuah iklan tetapi cuplikan film, tetapi setelah

melihat sampai akhir baru tahu jika itu adalah tayangan iklan M-150 yang baru.

Beberapa adegan yang dilihat membuat Arif penasaran dan ingin mengerti

bagaimana jalan cerita iklan sehingga ketika melihat televisi dan tidak sengaja

melihat iklan M-150 ditonton dulu sampai paham walaupun harus beberapa kali

nonton.

3.7.2. Nurviyanto (Informan 2)

Nurviyanto atau yang sering di sapa Nur merupakan warga desa Bugel

Salatiga yang berprofesi sebagai buruh industri di PT. Damatex Salatiga. Nur

yang berumur 22 tahun dan belum berkeluarga masih bertempat tinggal bersama

kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Bekerja sebagai karyawan tetap selama

dua tahun dengan penghasilan antara Rp.850.000,00 - Rp. 950.000,00 membuat

Nur hidup harus serba irit karena gaji banyak kepotong oleh cicilan motor.

Bekerja menjadi buruh industri membutuhkan tenaga yang besar, jangan

mudah lesu dan ngantuk, oleh karena itu Nur mencoba menutupi hal itu dengan

mengkonsumsi minuman M-150. Dengan sisa gaji yang ada Nur tidak merasa

berat harus mengkonsumsi M-150 sebagai minuman tambahan karena dalam

mengkonsumsi terhitung jarang hanya tiga sampai empat kali saja dalam satu atau

dua bulan dan tidak terbatas waktu tertentu. Nur merasa sudah cocok dengan

produk M-150 karena sudah terbiasa meminum produk tersebut. Pertama kali

mengetahui produk M-150 dan akhirnya mulai mengkonsumsi karena ingin

mencoba rasa M-150, setelah itu ketagihan. Selain itu produk M-150 juga sering

tampil di iklan televisi sehingga merasa minuman ini khalal.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

36�

Salah satu hiburan rutin yang dinikmati oleh Nur hanya televisi, saat

menonton televisi bisa sampai larut malam mengikuti segala acara yang dianggap

dia menarik. Tidak sekedar acara televisi saja tetapi iklan juga sering diihat ketika

memang menarik, begitu juga dengan iklan M-150 versi “Everybody Can Be A

Hero”, menurut Nur iklan M-150 memiliki tampilan seperti sebuah cuplikan film,

sehingga pada awal melihat mengira bukan tayangan iklan. Walaupun akhirnya

tahu jika itu iklan, tetapi masih ada rasa penasaran untuk melihat lagi terhadap

jalan cerita iklan. Rasa penasaran yang besar dan keinginan untuk melihat lagi

iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero” karena iklan ini tidak sama

dengan iklan lain yang selalu memperlihatkan kekuatan otot.

3.7.3. Muchlisin (Informan 3)

Bertempat tinggal di jalan Cemara Salatiga, Muchlisin seorang laki-laki

berumur 31 tahun yang sudah berkeluarga dipilih peneliti untuk dijadikan

informan penelitian. Muchlisin yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum

selama 2,5 tahun dengan penghasilan antara Rp.600.000,00 - Rp. 900.000,00 per

bulan (penghasilan bisa berubah-ubah tergantung dari pemasukan setiap harinya)

menjadi tulang puggung keluarga dengan satu anak yang sudah bersekolah dan

seorang istri.

Penghasilan yang dimiliki oleh Lisin sering disisakan untuk bekal kerja

walaupun penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Salah

satu bekal yang wajib ada ketika bekerja adalah M-150. Produk ini sudah

dikonsumsi oleh Lisin selama bekerja sebagai sopir ketika badan lesu atau saat

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

37�

ngantuk diperjalanan, tetapi sekarang sudah mulai mengurangi dengan jarang

minum M-150 karena efek dari minuman berenergi yang lama-lama tidak baik

untuk kesehatan. Pertama kali mengetahui produk M-150 dan akhirnya mulai

mengkonsumsi dari melihat iklan di televisi, ada beberapa iklan M-150 yang

memberi manfaat, salah satunya tidak membuat ngantuk, dari iklan inilah

membuat terpengaruh dan akhirnya mengkonsumsi M-150.

Ketika melihat televisi kecenderungan akan dipindah channel ketika ada

iklan, tetapi iklan dapat dilihat jika ada iklan yang dianggap menarik perhatian,

termasuk salah satunya iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero”. Berawal

tertarik dengan tampilan awal yang seperti bukan sebah iklan, membuat Lisin

mengamati sampai akhir. Setiap ada iklan M-150 versi “Everybody Can Be A

Hero” di televisi selalu dilihat dulu karena memiliki jalan cerita yang bagus dari

yang lain.

3.7.4. A.Z. Eko Purwanto (Informan 4)

Bertempat tinggal di jalan Kemiri Cemara Salatiga, laki-laki berumur 32

tahun ini sering disapa dengan panggilan Eko. Sebagai seorang kepala keluarga

dengan satu anak yang berumur enam tahun, tanggung jawabnya terhadap

keluarga sangatlah besar. Bekerja selama 10 tahun sebagai buruh bangunan yang

mengerjakan proyek-proyek rumah perorangan di Salatiga, sangat menguras

tenaga Eko setiap. Penghasilan antara Rp.180.000,00 - Rp. 250.000,00 per

minggu (penghasilan bisa berubah-ubah tergantung dari berapa hari bekerja)

sangat digantungkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Walaupun istri Eko

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

38�

juga bekerja akan tetapi sebagai kepala keluarga dia harus bisa lebih bekerja keras

lagi untuk keluarga.

Kebutuhan yang semakin besar setiap harinya membuat Eko harus lebih

kerja keras dan selalu semangat ketika bekerja agar kepercayaan orang-orang

terhadap dirinya terjaga. Oleh karena ketika bekerja Eko tidak lupa untuk

mengkonsumsi M-150 sebagai minuman penambah tenaga. Mengkonsumsi M-

150 merupakan kegiatan yang tidak terlalu sering dilakukan hanya ketika ingin

saja dan badan terlalu capek saat bekerja. memilih M-150 sebagai minuman

penambah tenaga karena harga yang terjangkau juga kemasan botol yang tidak

ribet. Pertama kali mengetahui produk M-150 dan akhirnya mulai mengkonsumsi

karena tahu dari iklan televisi. Walaupun tidak semua iklan M-150 diingat, akan

tetapi beberapa iklannya memiliki jalan cerita yang sama dengan merek lain.

Ketika harus bekerja berangkat pagi dan pulang sore, hiburan ketika

pulang kerja adalah televisi. Eko menonton televisi pada malam hari dan pada

acara tertentu saja, seperti melihat film dan acara olah raga saja. Termasuk ketika

melihat iklan, menurut Eko iklan ditonton ketika menunggu jeda acara televisi

saja. Seperti halnya iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero”, iklan ini

pertama kali ditonton ketika sedang menunggu jeda nonton acara televisi. Tidak

segaja melihat iklan ini, Eko merasa tertarik untuk melihat lagi, karena jalan cerita

yang bagus membuat Eko tidak bosan untuk melihat secara terus menerus.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

39�

3.7.5. Agus Wahyudi (Informan 5)

Bertempat tinggal di kampung Karang Alit Salatiga, laki-laki berumur 34

tahun ini sering disapa dengan panggilan Agus. Sebagai seorang kepala keluarga

dengan satu anak yang berumur empat tahun, tanggung jawabnya terhadap

keluarga sangatlah besar. Bekerja sebagai sopir angkutan umum di Salatiga

selama sembilan tahun, sangat menguras tenaga setiap harinya. Dengan

penghasilan yang tidak selalu tetap antara Rp.900.000,00 – Rp.1.000.000,00 per

bulan sangat digantungkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik

kebutuhan istri, anak, rumah tangga, dan kebutuhan pribadi Agus.

Cobaan terberat ketika bekerja adalah rasa ngantuk yang besar ketika

menyetir, sehingga Agus membutuhkan minuman penyegar setiap harinya seperti

produk M-150. Produk M-150 merupakan minuman yang dikonsumsi sejak mulai

bekerja tetapi selama setahun terakhir mulai berkurang mengkonsumsi M-150

karena sudah merasa anaknya tumbuh semakin besar dan menjaga kesehatan.

Pertama kali mengetahui produk M-150 dari iklan televisi. Walaupun sudah lupa

iklan mana yang pertama kali dilihat, tetapi bintang iklan yang dimainkan Tora

Sudiro sangat dia ingat.

Ketika harus bekerja berangkat pagi dan pulang malam membuat sisa

waktu Agus selalu dihabiskan dengan keluarga seperti melihat televisi dirumah.

Agus tidak pernah melihat televisi karena acara tertentu, jadi ketika saat iklanpun

juga Agus tonton. Termasuk ketika melihat iklan M-150 versi “Everybody Can Be

A Hero”, iklan ini pertama kali ditonton ketika unsur ketidaksegajaan. Awal mula

menduga jika ini bukan sebuah iklan tetapi cuplikan film, tetapi setelah melihat

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

40�

sampai akhir baru tahu jika itu adalah tayangan iklan M-150 yang baru. Beberapa

adegan yang dilihat membuat Agus penasaran dan ingin mengerti bagaimana jalan

cerita iklan sehingga ketika melihat televisi dan tidak sengaja melihat iklan M-150

ditonton dulu sampai paham walaupun harus beberapa kali nonton.

3.7.6. Shinwan (Informan 6)

Bertempat tinggal di kampung krajan Salatiga, laki-laki berumur 32 tahun

ini sering disapa dengan panggilan Shinwan. Sebagai seorang kepala keluarga

dengan satu anak yang berumur satu tahun, tanggung jawabnya terhadap keluarga

sangatlah besar. Bekerja sebagai buruh serabutan di atau harian lepas yang tidak

menetap pekerjaannya, terkadang menjadi buruh bangunan, tukang listrik dan air,

selama dua tahun di sebuah Wisma Penginapan di Salatiga, sangat menguras

tenaga setiap hari saat bekerja. Dengan penghasilan antara Rp.600.000,00 per

bulan sangat digantungkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik

kebutuhan istri, anak, rumah tangga, dan kebutuhan pribadi Shinwan.

Mengeluarkan tenaga yang besar ketika bekerja membuat Shinwan

membutuhkan minuman penambah tenaga karena badan sering capek dan lesu

sehingga membutuhkan tenaga yang besar sebagai penyegar dalam bekerja seperti

M-150. Produk M-150 merupakan minuman yang dikonsumsi sejak mulai bekerja

tetapi selama setahun terakhir mulai berkurang mengkonsumsi M-150 karena

sudah merasa anaknya tumbuh semakin besar dan menjaga kesehatan. Pertama

kali mengetahui produk M-150 dari iklan televisi. Walaupun sudah lupa iklan

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

41�

mana yang pertama kali dilihat, tetapi Shinwan masih ingat betul dia tahu karena

iklan televisi.

Ketika harus bekerja berangkat pagi dan pulang malam ataupun sebaliknya

membuat sisa waktu Shinwan selalu dihabiskan dengan keluarga seperti melihat

televisi dirumah. Shiwan tidak pernah melihat televisi karena acara tertentu, jadi

ketika saat iklanpun juga Shinwan tonton. Termasuk ketika melihat iklan M-150

versi “Everybody Can Be A Hero”, iklan ini pertama kali ditonton ketika tiada

unsur ketidaksegajaan. Awal mula menduga jika ini bukan sebuah iklan tetapi

cuplikan film, tetapi setelah melihat sampai akhir baru tahu jika itu adalah

tayangan iklan M-150 yang baru. Beberapa adegan yang dilihat membuat

Shinwan penasaran dan ingin mengerti bagaimana jalan cerita iklan sehingga

ketika melihat televisi dan tidak sengaja melihat iklan M-150 ditonton dulu

sampai paham walaupun harus beberapa kali nonton.

3.8. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian peneliti adalah di kota Salatiga karena masyarakat

Salatiga termasuk pengkonsumsi produk minuman berenergi M-150. Masyarakat

di kota salatiga sendiri memiliki mata pencaharian yang didominasi oleh buruh

industri dengan angka tertinggi yaitu 19.831 jiwa pada tahun 2010.7 Pemilihan

Salatiga sebagai tempat penelitian karena produk M-150 menduduki peringkat

���������������������������������������������������������������Sumber : Salatiga Dalam Angka-BPS Kota Salatiga�

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2226/4/T1_362007003_BAB III... · (2010:180) wawancara mendalam merupakan wawancara

42�

kedua dalam pendistribusian produk minuman berenergi setelah kratingdeng di

Salatiga.8

Alasan praktis penentuan lokasi di Salatiga karena peneliti berdomisili di

kota Salatiga, dan memilki banyak kenalan di kota ini yang dijadikan informan

maka dapat memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara mendalam

terhadap informan secara terbuka.

���������������������������������������������������������������Berdasarkan data PT. Tumbakmas Niagasakti yang merupakan satu-satunya distributor resmi M-

150 yang berada di kota Salatiga. Dengan jumlah penjualan produk M-150 dari tahun 2010-2011 (data tahun disesuaikan selama iklan M-150 tayang di televisi) yaitu sebanyak 34.220 botol. Jumlah ini bisa bertambah karena distributor M-150 dari luar Salatiga seperti Klaten, Solo juga mendistributorkan M-150 ke Salatiga.�