bab iii metodologi penelitian - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. bab...

20
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian agar dapat berjalan dengan baik, maka dibuat tahap-tahap penelitian sebagai berikut : Permasalahan Data Primer : 1. Data Geometrik 2. Data Volume Lalu Lintas 3. Data Waktu Tempuh Perjalanan Kendaraan 4. Data jumlah konflik yang terjadi Tinjauan Pustaka (Penelitan Terkait) Tujuan Penelitian Survei Pendahuluan Pengumpulan Data Data Sekunder : 1. Data jumlah penduduk Lombok Barat Tahun 2017 (BPS Kota Mataram) Analisa Data dan Pembahasan 1

Upload: truongxuyen

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian agar dapat berjalan dengan baik,

maka dibuat tahap-tahap penelitian sebagai berikut :

Permasalahan

Data Primer :

1. Data Geometrik

2. Data Volume Lalu Lintas

3. Data Waktu Tempuh

Perjalanan Kendaraan

4. Data jumlah konflik yang

terjadi

Tinjauan Pustaka

(Penelitan Terkait)

Tujuan Penelitian

Survei Pendahuluan

Pengumpulan Data

Data Sekunder :

1. Data jumlah penduduk Lombok

Barat Tahun 2017 (BPS Kota

Mataram)

Analisa Data dan Pembahasan

1

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

39

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sesela, Lombok Barat. Dimana pada

lokasi tersebut hanya dilakukan pada satu titik pengamatan, yaitu pada Ruas Jalan

Saleh Sungkar menuju ruas Jalan Ireng Jaya, yang kemudian diberikan beberapa

altenative penyelesaian masalah yang terjadi pada titik konflik tersebut. Titik lokasi

ditunjukan pada Gambar 3.2.

Kesimpulan dan Saran

1. Analisis kinerja ruas jalan kondisi eksisting (saat ini).

2. Analisis kinerja ruas jalan dengan diterapkannya rekayasa lalu lintas sebagai

berikut :

a. Skenario 1, dengan memberi pembatas jalan yang lebih panjang pada ruas

jalan saleh sungkar.

b. Skenario 2, dengan melakukan perencanaan persimpangan sederhana

yang terletak kurang lebih 200 m dari titik terjadinya konflik.

3. Perbandingan waktu tempuh perjalanan kendaraan yang melewati ruas jalan

pada kondisi eksisting (saat ini) dengan waktu tempuh kendaraan saat

diberlakukan arus lalu lintas sesuai skenario 1 dan 2.

4. Perbandingan jumlah konflik yang terjadi pada kondisi eksisting (saat ini)

dengan diberlakukannya kondisi skenario 1 dan 2.

1

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

40

Gambar 3.2 Lokasi Pengamatan untuk Survei Volume Lalu lintas

3.3 Survei Pendahuluan

Untuk mempermudah melakukan pelaksanaan penelitian ini, atau

mempermudah memberi gambaran dalam penyelesaian masalah, serta memperkuat

argument tentang solusi yang akan diambil maka terlebih dahulu dilakukan survei

pendahuluan, yaitu survei yang dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data.

Dimana survei pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dan

karakteristik lokasi penelitian, mengetahui konflik arus lalu lintas secara real pada

ruas jalan yang akan ditinjau, mengetahui bentuk geometrik jalannya sehingga dapat

memberi gambaran alternatif yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah

yang akan ditinjau, serta agar dapat memperkirakan waktu dan biaya yang akan

terpakai untuk penelitian ini.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu tahap dalam memproses data-data yang

akan digunakan dalam analisis penelitian. Data-data tersebut berupa data primer dan

data sekunder, dimana data primer merupakan data-data yang didapat dari proses

pengukuran atau survei yang dilakukan langsung di lapangan, sedangkan untuk data

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

41

sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi terkait yang berwenang

memberikan data dan informasi sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

3.4.1 Data Primer

1. Data geometrik jalan

Data geometrik yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa panjang

segmen jalan yang dibutuhkan dalam perencanaan persimpangan, serta data

lebar jalur, dan lebar lajur.

2. Data volume lalu lintas

Data volume lalu lintas dikatagorikan tergantung dari jenis

kendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),

jenis kendaraan ini antara lain :

a. Kendaraan ringan (LV), jenis kendaraan ini termasuk mobil

penumpang, mini bus dan pick up.

b. Kendaraan berat (HV), jenis ini termasuk truk, dum truck, dan bus.

c. Kendaraan sepada motor (MC), jenis kendaraan ini adalah semua

kendaraan roda dua dan roda tiga.

d. Kendaraan tak bermotor (UM), jenis ini termasuk sepeda dan cidomo.

Pengambilan data volume lalu lintas bertujuan mengetahui waktu

periode puncak kendaraan yang melakukan pergerakan belok kanan, belok

kiri maupun lurus, sehingga periode puncak ini akan digunakan sebagai

acuan dalam menganalisa kinerja simpang tak bersinyal berdasarkan

jumlah arus lalu lintas maksimum dalam smp/jam pada jam puncak

tersebut.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

42

3. Data waktu tempuh perjalanan kendaraan

Data waktu tempuh perjalanan kendaraan pada penelitian ini

menggunakan metode kendaraan uji yaitu metode survei dimana kendaraan

uji dijalankan pada ruas jalan yang diteliti, hal ini dilakukan agar mendapat

perbandingan waktu saat melalui ruas jalan kondisi eksisting (saat ini)

dengan adanya konflik yang tinggi dan dibandingkan dengan waktu

tempuh maksimum saat disimulasikannya skenario 1 dan 2. Kendaraan uji

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kendaraan sepeda motor (MC),

karena kendaraan yang dominan melewati ruas jalan tersebut adalah

kendaraan sepeda motor (MC).

4. Data konflik yang terjadi

Data konflik yang dibutuhkan pada penelitian ini berupa data

pergerakan kendaraan seperti Diverging (memisah), Merging

(Menggabung), Crossing (memotong), dan Weaving (menyilang) dan

konflik yang diperhitungkan adalah pergerakan kendaraan yang

diasumsikan melakukan pelanggaran.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan pada penelitian ini adalah data jumlah

penduduk Lombok Barat Tahun 2017 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kota Mataram.

3.5 Gambaran Umum Skenario yang Direncanakan

3.5.1 Skanario 1

Skenario 1 merupakan upaya mengatasi masalah lalu lintas yang terjadi pada

Kawasan Meninting dengan menerapkan sistem manajemen lalu lintas, dimana tidak

ada perubahan struktur perkerasan yang diterapkan, namun dengan diterapkannya

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

43

skenario ini terjadi penambahan jarak tempuh dimana dari lokasi putaran awal hingga

akhir mencapai 357 m. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada skenario ini

ini adalah sebagai berikut :

1. Penambahan pembatas jalan atau median menggunakan kerb sepanjang 100 m.

2. Penambahan rambu dilarang masuk, jalan terus dan rambu putaran arah.

Potongan A-A

Gambar 3.3 Sketsa Skenario 1

3.5.2 Skenario 2

Skenario 2 ini lebih menerapkan rekayasa lalu lintas dalam mengatasi masalah

yang terjadi pada Kawasan Meninting, dimana skenario ini melalukan perencanaan

jalan baru dari jalan utama menuju jalan minor yang terletak 191 m dari simpang

Median

dengan kerb

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

44

tinjauan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada skenario ini adalah sebagai

berikut :

1. Adanya penambahan pembatas jalan seperti pada skenario 1

2. Adanya perencanaan jalan baru dari jalan utama menuju jalan minor dengan

panjang total 280 m

3. Adanya penambahan rambu seperti rambu penunjuk arah, rambu tanda adanya

pertigaan da n flash, dan

4. Adanya pena mbahan marka pada setiap kaki persimpangan untuk member tanda

adanya persiimpangan.

Potongan A-A Potongan B-B Potongan C-C

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

45

Potongan D-D Potongan E - E

Gambar 3.4 Sketsa Skenario 2

Dari Potongan A sampai C menggambarkan marka dan arah pada setiap kaki

persimpangan dan pada potongan D E menggambarkan rambu penunjuk arah, rambu

tanda adanya pertigaan dan flash.

3.6 Pelaksanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian hal-hal yang perlu dipersiapkan demi

kelancaran survei adalah sebagai berikut :

1. Peralatan

a. Stopwatch, digunakan sebagai alat untuk mengukur waktu tempuh

yang dibutuhkan kendaraan untuk melewati panjang lintasan yang

diamati.

b. Alat ukur jarak (Roll meter), digunakan sebagai alat pengukur

jarak.

c. Counter, digunakan sebagai alat untuk menghitung jumlah

kendaraan yang melewati lokasi pengamatan.

d. Papan alas kertas (Clip board) dan alat tulis yang digunakan untuk

mencatat data hasil pengamatan volume dan waktu tempuh

kendaraan.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

46

e. Formulir survei berfungsi untuk mencatat data hasil survei

penelitian.

f. Jenis kendaraan uji yaitu sepeda motor tipe Honda Matic Vario

yang mempunyai kapasitas mesin 110 cc.

g. Kalkulator, digunakan untuk membantu proses perhitungan.

h. Kamera, digunakan sebagai alat dokumentasi untuk meliput situasi

lapangan pada saat proses pengambilan data berlangsung.

2. Lokasi yang ditinjau pada penelitian ini adalah pada kawasan Meninting,

yang meliputi ruas Jalan Saleh Sungkar dan ruas Jalan Ireng Jaya.

3. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini agar

lebih terurut adalah sebagai berikut:

a. Survei geometrik jalan

Survei geometrik dilakukan untuk mendapatkan data ukuran-

ukuran penampang melintang jalan, seperti panjang segmen jalan,

lebar jalur, lebar lajur, bahu jalan, serta berbagai fasilitas pelengkap

yang ada. Survei ini dilakukan pada saat keadaan arus lalu lintas

sedang sepi sehingga tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas

dan juga tidak membahayakan keamanan surveyor dari kecelakaan.

Pengukuran dilakukan minimal oleh 2 orang surveyor dengan

mengukur secara langsung dilapangan menggunakan alat ukur jarak

(Roll meter) dan mencatat hasil pengukuran dengan alat tulis yang

telah disediakan.

b. Survei volume lalu lintas

Survei volume lalu lintas dilakukan pada simpang tiga

Meninting, survei ini dilakukan dengan mengamati semua jenis

kendaraan yang termaksud katagori kendaraan ringan (LV), kendaraan

berat (HV), kendaraan sepeda motor (MC) serta kendaraan tak

bermotor (UM) yang melewati suatu titik tinjauan selama pengamatan

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

47

pada suatu ruas jalan. Pengambilan data volume lalu lintas untuk

kondisi eksisting (saat ini) dilakukan secara manual selama 3 hari

yaitu mewakili hari kerja, akhir pekan, dan hari libur. Untuk volume

lalu lintas saat disimulasikannya skenario 1 dan skenario 2 juga

menggunakan data volume lalu lintas pada kondisi eksisting, namun

untuk skenario 2, data volume yang digunakan ditambah dengan data

volume lalu lintas pada ruas jalan yang menjadi skenario 2 ini, karena

jalan tersebut sudah ada maka dirasa perlu untuk diamati dan dijadikan

data volume lalu lintas tambahan untuk skenario 2. Setiap kendaraan

yang melewati titik pengamatan dicatat pada formulir survei yang

telah disediakan berdasarkan jenis dan arah pergerakan. Cara

pengisian formulir survei dibagi dalam interval 15 menit dimana untuk

setiap pergerakan kendaraan dibutuhkan 1 orang surveyor untuk

mencatat semua jenis kendaraan, sehingga dibutuhkan 6 surveyor

untuk 6 jenis pergerakan, dan untuk menghitung data volume lalu

lintas pada ruas jalan yang digunakan sebagai skenario 2 dibutuhkan 2

orang surveyor dimana masing-masing surveyor mencatat jumlah

volume untuk 2 pergerakan, yaitu kendaraan dari jalan utama menuju

jalan minor dan kendaraan dari jalan minor menuju jalan utama.

Pencatatan untuk kondisi eksisting (saat ini) dilakukan sampai batas

waktu yang telah ditentukan (per 15 menit, selama 12 jam) kemudian

hasilnya dicatat pada formulir yang telah disediakan.

c. Survei waktu tempuh perjalanan kendaraan

Metode survei waktu tempuh perjalanan yang dilakukan pada

penelitian ini menggunakan metode pengukuran kecepatan kendaraan

uji yang bergerak pada suatu arus lalu lintas disuatu ruas jalan yang

dikenal dengan istilah metode survei kendaraan contoh. Metode ini

berbasis pada suatu teknik pengumpulan data kecepatan, waktu

tempuh, arah dan posisi suatu objek bergerak. Pada survei dengan

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

48

metode ini, sepeda motor contoh (kendaraan uji) dikendarai di arus

lalu lintas dengan mengikuti salah satu dari kondisi operasi sebagai

berikut :

a. Pengemudi berusaha membuat kendaraan contoh

mengambang pada arus kendaraan dalam artian

mengusahakan agar jumlah kendaraan yang disiap

kendaraan contoh sama dengan kendaraan yang menyiap

kendaraan contoh.

b. Pengemudi mengatur kecepatan sesuai dengan perkiraan

kecepatan arus kendaraan.

c. Kendaraan contoh melaju sesuai dengan kecepatan batas

kecuali terhambat oleh kondisi lalu-lintas yang disurvei.

Pada kondisi eksisting dilakukan survei dengan mengamati

kendaraan yang melewati ruas jalan yang ditinjau yang kemudian

dicatat pada form survei yang telah disiapkan, sehingga akan diperoleh

waktu tempuh perjalanan total dan kecepatan bergerak serta lamanya

hambatan di sepanjang rute.

Terdapat 2 titik tinjauan untuk menentukan kecepatan

rencana yang akan digunakan pada perhitungan waktu tempuh pada

kondisi setelah diterapkan skenario 1 dan skenario 2, yang pertama

menghitung waktu tempuh pada ruas jalan minor, dan yang kedua

menghitung waktu tempuh pada jalan utama. Pada survei ini

dibutuhkan 2 orang petugas survei yang masing-masing surveyor

mengamati satu titik pengamatan. Kemudian setelah didapatkan

kecepatan observasi pada jalan minor dan pada jalan utama, makan

survei untuk mengehitung waktu tempuh saat diterapkan skenario 1

dan 2 dapat dilakukan berdasarkan kecepatan observasi tersebut yang

dilakukan oleh 2 orang surveyor menggunakan kendaraan uji.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

49

d. Survei konflik lalu lintas

Survei ini membutuhkan 1 orang petugas survei, surveyor tersebut

harus mengamati bagaimana pergerakan kendaraan pada ruas jalan

yang diamati yang kemudian dicatat pada form survei yang telah

disediakan. Survei ini dilakukan selama 1 jam bersamaan dengan

pelaksanaan survei volume lalu lintas.

4. Waktu pelaksanaan penelitian

a. Survei geometrik jalan dilakukan pada saat arus lalu lintas sepi untuk

menhindari konflik dengan arus lalu lintas. Pengukuran dilakukan

secara langsung di lapangan selama 1 hari.

b. Survei volume lalu lintas pada kondisi eksisting (saat ini) dilakukan

selama 12 jam yang dilakukan selama 3 hari, yaitu hari Sabtu yang

mewakili akhir pekan, hari Minggu yang mewakili hari libur, dan hari

Senin yang mewakili hari kerja. Kemudian untuk ruas jalan yang

dijadikan alternatif skenario 2 dilakukan pada jam puncak sesuai hasil

survei volume lalu lintas pada kondisi eksisting (saat ini).

c. Survei waktu tempuh perjalanan kendaraan untuk kondisi eksisting

(saat ini) dan pada kondisi skenario 1 dilakukan selama 1 hari, yaitu

hari yang memiliki jumlah arus lalu lintas tertinggi berdasarkan survei

volume lalu lintas yang dilakukan pada kondisi eksisting (saat ini).

d. Survei konflik lalu lintas dilakukan 1 hari bersamaan dengan survei

volume lalu lintas.

5. Jumlah petugas survei lapangan/surveyor

a. Untuk survei geometrik jalan pada penelitian ini digunakan 2 orang

petugas survei untuk mengukur panjang segemn jalan, lebar jalur,

lebar lajur dan lain-lain.

b. Untuk survei volume lalu lintas digunakan 6 orang petugas survei

dimana 1 orang petugas survei mengamati 1 pergerakan arus lalu lintas

untuk semua jenis kendaraan. Sedangkan 2 petugas survei yang

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

50

dibutuhkan pada ruas jalan yang menjadi skenario 2, dimana masing-

masing surveyor mencatat jumlah kendaraan dari jalan utama menuju

jalan minor dan kendaraan dari jalan minor menuju jalan utama.

c. Untuk survei waktu tempuh kendaraan pada kondisi eksisting (saat

ini) dibutuhkan 2 orang petugas survei, 1 orang mengamati waktu

tempuh pada jalan minor dan 1 orang mengamati pada jalan utama.

Untuk skenario 1 digunakan kendaraan uji sehingga dibutuhkan 2

orang surveyor, 1 orang sebagai pengendara dan 1 orang lainnya

menghitung waktu tempuh dengan stopwatch. Sedangkan untuk

skenario 2 dengan menetapkan kecepatan observasi dan melakukan

pengukuran sederhana terhadap jalan rencana maka akan didapatkan

waktu tempuh untuk skenario 2.

d. Untuk survei konflik lalu lintas dibutuhkan 1 orang petugas survei

yang mengamati jenis pergerakan yang dilakukan oleh pengendara

pada ruas jalan yang diamati.

Untuk lebih jelasnya jumlah surveyor dan titik lokasi petugas survei

dilapangan maka pada saat dilakukan survei dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.5 Jumlah Surveyor dan Titik Lokasi Pengamatan Volume Lalu Lintas pada

Kondisi Eksisting (saat ini)

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

51

Gambar 3.6 Jumlah Surveyor dan Titik Lokasi Pengamatan Volume Lalu

Lintas pada Ruas Jalan Skenario 2.

Keterangan :

Pada titik A dibutuhkan 1 orang petugas survei yang mengamati volume lalu

lintas yang melakukan pergerakan lurus pada jalan utama.

Pasa titik B dibutuhkan 1 orang mengamati volume lalu lintas yang berbelok

kekiri dari jalan utama menuju jalan minor.

Pada titik C dibutuhkan 2 orang surveyor yang masing-masing surveyor

mengamati volume lalu lintas yang berbelok kiri dari jalan minor menuju

jalan utama dan volume lalu lintas yang berbelok kanan dari jalan utama

menuju jalan minor.

Pada titik D dibutuhkan 2 orang petugas survei yang masing-masing surveyor

mengamati volume lalu lintas yang melakukan pergerakan lurus pada jalan

utama dan berbelok kanan dari jalan minor menuju jalan utama

Pada titik E dibutuhkan 1 orang petugas survei yang mengamati volume lalu

lintas yang melakukan pergerakan belok kanan dari jalan utama menuju jalan

minor, dan pergerakan belok kiri dari jalan minor menuju jalan utama`.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

52

Pada titik F dibutuhkan 1 orang petugas survei yang mengamati volume lalu

lintas yang melakukan pergerakan belok kiri dari jalan utama menuju jalan

minor dan pergerakan belok kanan dari jalan minor menuju jalan utama.

Gambar 3.7 Jumlah Surveyor dan Titik Lokasi Waktu Tempuh Kondisi Eksisting

(saat ini)

Keterangan :

Titik G sampai titik H merupakan titik tinjau pertama untuk menghitung

waktu tempuh pada jalan minor.

Titik I sampai titik J merupakan titik tinjau kedua untuk menghitung waktu

tempuh pada jalan utama.

Titik 1 dibutuhkan 1 surveyor yang mengamati titik tinjau 1.

Titik 2 dibutuhkan 1 surveyor yang mengamati titik tinjau 2.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

53

3.7 Pembahasan dan Analisa Data

Gambar 3.8 Arus Lalu Lintas pada Kondisi Eksisting (saat ini)

Gambar 3.9 Arus Lalu Lintas pada Kondisi Skenario 1

Gambar 3.10 Arus Lalu Lintas pada Kondisi Skenario 2

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

54

A. Menganalisis dan mengevaluasi kinerja ruas jalan pada kondisi eksisting

(saat ini), yaitu ruas Jalan Saleh Sungkar dan ruas Jalan Ireng Jaya.

(Analisis Kinerja Ruas Jalan Persimpangan Tak Bersinyal menggunakan

MKJI, 1997)

1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maximum pada Jam Puncak (Q)

Dari hasil survei volume lalu lintas, maka akan didapatkan jumlah arus

lalu lintas per jamnya dalam satuan kendaraan per jam (kend/jam),

sehingga untuk mendapat volume lalu lintas maksimum terlebih dahulu

mengkonversi data arus lalu lintas per jam masing-masing gerakan ke

dalam smp/jam yang dilakukan dengan mengalikan smp (satuan mobil

penumpang) dengan jumlah arus lalu lintas sesuai dengan Tabel 2.10

Konversi Kendaraan Terhadap Satuan Mobil Penumpang.

2. Kinerja Ruas Jalan

Dalam penelitian ini kinerja yang diperhitungkan antara lain besarnya

kapasitas (C), derajat kejenuhan (DS), tundaan lalu lintas simpang (DTi),

tundaan lalu lintas jalan utama (DMA), tundaan lalu lintas jalan minor

(DMI), tundaan geometrik simpang (DG), tundaan simpang (D), dan

peluang antrian (QP %).

a. Kapasitas Jalan (C)

Untuk menghitung kapasitas jalan maka digunakan persamaan

2.4, dimana pada persamaan tersebut terdapat beberapa variabel

seperti nilai kapasitas dasar (Co), factor koreksi lebar masuk (Fw),

factor koreksi median jalan utama (Fm), factor koreksi ukuran kota

(Fcs), Faktor koreksi tipe lingkungan dan hambatan samping (FRSU),

factor koreksi persentase belok kiri (FLT), factor koreksi persentase

belok kanan (FRT), dan factor koreksi rasio arus jalan minor (FMI).

Dimana nilai-nilai dari variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.10

Kapasitas Dasar untuk Co, Gambar 2.4 Faktor Penyesuaian Lebar

pendekat untuk Fw, Tabel 2.11 Faktor Penyesuaian Median Jalan

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

55

Utama untuk Fm, Tabel 2.12 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota untuk

Fcs, Tabel 2.13 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan Hambatan

Samping dan Kendaraan Tak Bermotor untuk FRSU, Gambar 2.5

Faktor Penyesuaian Belok kiri untuk FLT, Gambar 2.6 Faktor

Penyesuaian Belok Kanan untuk FRT, dan Gambar 2.7 Faktor

Penyesuaian Rasio Arus Jalan Minor untuk FMI.

b. Derajat Kejenuhan (DS)

Pada penelitian ini untuk menghitung nilai derajat kejenuhan

maka digunakan persamaan 2.7 dengan membandingkan nilai total

arus (Q) dengan kapasitas (C).

c. Tundaan Lalu Lintas Simpang (DTi)

Pada penelitian ini untuk mengdapatkan nilai tundaan lalu

lintas simpang maka digunakan Gambar 2.8 Tundaan Lalu Lintas

Simpang (DTi) dengan memplot nilai derajat kejenuhan dengan

gambar grafik tersebut.

d. Tundaan Lalu Lintas Jalan Utama (DMA)

Pada penelitian ini untuk mendapatkan nilai tundaan lalu lintas

jalan utama maka digunakan Gambar 2.9 Tundaan Lalu Lintas Jalan

Utama (DMA) dengan memplot nilai derajat kejenuhan dengan

gambar grafik tersebut.

e. Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor (DMI)

Pada penelitian ini intuk menghitung nilai tundaan lalu lintas

jalan minor maka menggunakan persamaan 2.8.

f. Tundaan Geometrik Simpang (DG)

Pada penelitian ini untuk menghitung nilai tundaan geometrik simpang

maka digunakan persamaan 2.9.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

56

g. Tundaan Simpang (D)

Pada penelitian ini untuk menghitung nilai tundaan simpang

maka digunakan persamaan 2.10.

h. Peluang Antrian (QP %)

Pada penelitian ini untuk mendapatkan nilau peluang antrian

(QP %) maka digunakan Gambar 2.10 dengan memplot nilai derajat

kejenuhan dengan gambar grafik tersebut.

B. Melakukan perencanaan persimpangan sederhana sebagai salah satu

alternatif dalam mengatasi konflik dan pelanggaran lalu lintas yang

terjadi.

(Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sederhana Jalan Perkotaan

menggunakan Bina Marga No. 02/P/BNKT/1991)

Untuk melakukan perencanaan persimpangan ini, hal yang harus

diperhatikan pula dalam perencanaan simpang ini adalah jarak pandang henti

yang dapat dilihat pada Tabel 2.3 Jarak Pandang Henti Untuk Persimpangan

Sederhana (LPH) dan jarak pandang bebas kesamping yang dapat dilihat pada

Tabel 2.4 Jarak Pandang Bebas ke Samping (JPBS). Untuk lebar jalur pada

jalan yang menjadi alternatif dari skenario 2 tersebut digunakan 4,5 m dengan

menggunakan lebar jalan minor pada simpang tinjauan. Pada persimpangan

sederhana dirasa penting untuk dilengkapi dengan fasilitas pengaturan lalu

lintas jalan raya untuk menciptakan ketertiban, kelancaran dan keamanan

dalam berkendara.

C. Menghitung perbandingan waktu tempuh perjalanan kendaraan pada

kondisi eksisting (saat ini) dengan waktu tempuh setelah dilakukan

rekayasa lalu lintas 1 dan rekayasa lalu lintas 2 pada kawasan Meninting.

Untuk mengetahui perbandingan waktu tempuh kendaraan pada

kondisi eksisting dengan kondisi saat diterapkan skenario 1 dan skenario 2

yang dilakukan maka data yang digunakan adalah data kecepatan dan jarak

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/6180/9/9. BAB III.pdfkendaraan yang lewat menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), jenis kendaraan ini

57

yang kemudian dihitung menggunakan rumus 2.11. Kecepatan rencana

didapatkan dari pengukuran langsung dilapangan, dimana dari survei

dilapangan akan didapatkan waktu tempuh dan jarak sehingga saat dimasukan

kedalam rumus 2.11 akan didapatkan kecepatan observasi. Survei dilapangan

dilakukan dengan mengamati kendaraan dari titik awal pengamatan sampai

menuju titik akhir pengamatan yang ditunjukan pada Gambar 3.5 Jumlah

Surveyor dan Titik Lokasi Waktu Tempuh Kondisi Eksisting (saat ini).

D. Mengetahui Perbandingan Konflik Lalu Lintas antara Kondisi Eksisting

(saat ini) dan Saat Diterapkan Kondisi Skenario 1 dan 2.

Untuk mendapatkan perbandingan jumlah konflik yang terjadi maka

harus memperhatikan bagaimana pergerakan lalu lintas pada kondisi eksisting,

dan pada saat diterapkan skenario 1 dan 2. Sketsa untuk kondisi geometrik

antara kondisi eksisting dan skenario dapat dilihat pada Gambar 3.6 Arus Lalu

Lintas pada Kondisi Eksisting (saat ini) untuk kondisi eksisting, Gambar 3.7

Arus Lalu Lintas pada Kondisi skenario 1 untuk kondisi skenario 1 dan

Gambar 3.8 Arus Lalu Lintas pada Kondisi skenario 2 untuk skenario 2.