bab iii metodologi penelitian -...

25
60 R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif, maka data yang diperoleh dianalisis dan diuraikan menggunakan kata-kata ataupun kalimat dan tidak dalam bentuk angka-angka atau mengadakan perhitungan. Data yang terkumpul dalam penelitian ini diperoleh melalui survai, pengamatan, dan wawancara. Dalam hal ini metode deskriftif akan digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terdapat sewaktu penelitian dilakukan di lapangan objek penelitian. Dengan demikian penelitian ini akan bersifat kualitatif atau naturalistik. Pendapat ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moleong (2002:6) bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran, dan bukan angka-angka. Pendapat lainnya disampaikan oleh Nasution (2002:5) bahwa penelitian pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya Selanjutnya, penulis sampaikan bahwa penelitian ini akan mendeskripsikan hasil analisis data mengenai makna dan nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam tradisi pembacaan syair Barzanji di lingkungan sosiokultural masyarakat Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Metode deskriptif ini digunakan oleh peneliti dalam tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Menentukan aspek makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji. 2. Menganalisis tentang makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dari syair-syair Barzanji.

Upload: nguyendieu

Post on 28-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

60

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Dalam

penelitian yang menggunakan metode deskriptif, maka data yang diperoleh

dianalisis dan diuraikan menggunakan kata-kata ataupun kalimat dan tidak

dalam bentuk angka-angka atau mengadakan perhitungan.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini diperoleh melalui survai,

pengamatan, dan wawancara. Dalam hal ini metode deskriftif akan digunakan

untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian

yang terdapat sewaktu penelitian dilakukan di lapangan objek penelitian.

Dengan demikian penelitian ini akan bersifat kualitatif atau naturalistik.

Pendapat ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Moleong

(2002:6) bahwa data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran, dan

bukan angka-angka. Pendapat lainnya disampaikan oleh Nasution (2002:5)

bahwa penelitian pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya

Selanjutnya, penulis sampaikan bahwa penelitian ini akan

mendeskripsikan hasil analisis data mengenai makna dan nilai-nilai

pendidikan Akhlak dalam tradisi pembacaan syair Barzanji di lingkungan

sosiokultural masyarakat Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat.

Metode deskriptif ini digunakan oleh peneliti dalam tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Menentukan aspek makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang

terdapat dalam syair-syair Barzanji.

2. Menganalisis tentang makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang

terkandung dari syair-syair Barzanji.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

61

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Mendeskripsikan hasil analisis tentang makna dan nilai-nilai

pendidikan akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.

4. Membuat kesimpulan dari hasil analisis makna dan nilai-nilai

pendidikan akhlak dari syair-syair Barzanji.

3.1 Paradigma Penelitian

Gambar 3.1.

Paradigma Penelitian

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

62

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.2 Lokasi Penelitian

3.2.1 Identitas Daerah dan Keadaan Penduduk Kabupaten

Cianjur.

Adapun tentang Identitas Daerah dan Keadaan Penduduk Kabupaten

Cianjur, penulis sampaikan sebagai berikut: Kabupaten Cianjur terdiri atas

32 kecamatan, 342 desa dan 6 kelurahan dan pusat pemerintahan terletak di

kecamatan Cianjur kota.

Selanjutnya, penulis akan paparkan beberapa data yang menyangkut

identitas daerah dan keadaan penduduk Kabupaten Cianjur, sebagai berikut:

a) batas-batas administratif Kabupaten Cianjur, adalah

1. sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan

Kabupaten Purwakarta,

2. sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi,

3. sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,

1. sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Garut.

b) topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Cianjur adalah hutan dan pegunungan

kecuali di sebagian wilayah pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit.

c) lahan-lahan.

Lahan pertanian pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan,

perkebunan, dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat.

Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan sungai kecil yang

dapat dimanfa’atkan sebagai sumber daya pengairan untuk tanaman pertanian.

Sungai terpanjang di Cianjur adalah sungai Cibuni yang bermuara di Samudera

Hindia.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

63

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya

meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101

Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa

lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah

perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan,

1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa

pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.

d) asal mula (babad) Cianjur

Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan

Sunan Talaga, dengan membawa 100 cacah (rakyat) ditugaskan untuk

membuka wilayah baru yang bernama Cikundul. R. Djajasasana kemudian

berhasil menahan serangan Banten dalam mempertahankan wilayahnya

sehingga beliau dianugerahi gelar panglima (Wira Tanu). Sehingga beliau

akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu Datar.

Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan

menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang

sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat

pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub

nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).

Periodesasi Bupati Cianjur dari masa ke masa:

1. R.A. Wira Tanu I (1677-1691)

2. R.A. Wira Tanu II (1691-1707)

3. R.A. Wira Tanu III (1707-1727)

4. R.A. Wira Tanu Datar IV (1927-1761)

5. R.A. Wira Tanu Datar V (1761-1776)

6. R.A. Wira Tanu Datar VI (1776-1813)

7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)

8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

64

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)

10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)

11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)

12. R.A.A. Wiratanatakusumah (1912-1920)

13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)

14. R. Sunarya (1932-1934)

15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)

16. R. Adiwikarta (1943-1945)

17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)

18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)

19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)

20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)

21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)

22. R. Akhyad Penna (1952-1956)

23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)

24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)

25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)

26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)

27. Letkol Sarmada (1966-1969)

28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)

29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)

30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)

31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)

32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1996)

33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)

34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006)

35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2016).

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

65

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) filosofi Cianjur

Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni: NGAOS, MAMAOS,

dan MAENPO, yang mengingatkan kepada kita semua tentang tiga aspek

keparipurnaan hidup, sebagai berikut:

1 Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur

dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai

daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun

1677 dimana wilayah Cianjur ini dibangun oleh

para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar

Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang

santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok

sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang

kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada

masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak

pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke

medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat

ke medan juang setelah mendapat restu para kyai.

2 Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan

rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam

tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang

Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria

Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia

menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini

terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi

kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada

umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan

kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

66

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3 Maen Po adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan

keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maen po ini adalah

R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini

mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang

mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling

bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan

Peupeuhan (pukulan).

Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol

rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an

sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan

masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan,

masyarakat Cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat

yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata

pergaulan hidup.

Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo,

masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi

dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan

beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk

menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau

pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan

dalam hidup.

f) demografi

Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk

1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan

perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.

Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet

sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa.

Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

67

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580

jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah

penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa.

Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa

adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara.

g) ekonomi

Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian

yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %.

Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor

perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%.

h) kepadatan penduduk

Dengan kepadatan penduduk tidak merata:

1. 63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %

2. 19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %

3. 17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %

i) kepercayaan atau agama penduduk

Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius

dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 %,

sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 %, dengan rincian sebagai

berikut:

1. Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang (98 %)%

2. Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7 %)

3. Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3 %)

j) tingkat partisipasi usia sekolah

1. Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

68

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 %

3. Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 %

k) indikasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat

1. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini mencapai 373 per

100.000 kelahiran , turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar

420 per 100.000 kelahiran.

2. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran

hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per

1.000 kelahiran hidup.

3. Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari

keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.

l) suasana Cianjur

Ibukota Kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional (Jakarta-Bogor-

Bandung), serta jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur.

Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat, jika dari Jakarta

bisa melewati jalur Puncak, jalur Sukabumi atau jalan alternatif melalui

Jonggol.

m) objek wisata

Objek wisata yang ditawarkan : Pantai Jayanti, Taman Bunga Nusantara,

Kebun Raya Cibodas, Situs Megalitikum Gunung Padang, Gunung

Gede,Gunung Pangranggo, dan Air terjun Kab. Cianjur.

n) beras pandan wangi

Pandan Wangi merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan

yaitu beras yang merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

69

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak (pulen) dan harganya pun

relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang

menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar

Kecamatan Warungkondang, Cugenang dan sebagian Kecamatan Cianjur.

Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30% dari luas lahan persawahan di

Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata per hektar 6,3 ton dan produksi per-

tahun 65,089 ton.

3.2.2. Objek wilayah penelitian

Penelitian tentang “Tradisi Membaca Syair Barzanji” ini dilaksanakan

di wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di lima wilayah

kecamatan, yaitu

1) wilayah kecamatan Karangtengah,

2) wilayah kecamatan Sukaluyu,

3) wilayah kecamatan Mande,

4) wilayah kecamatan Cipanas, dan

5) wilayah kecamatan Cianjur kota, yang dalam interaksi sosialnya

mayoritas didominasi dengan pola prilaku adat istiadat suku Sunda.

3.3 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitan ini adalah kualitatif. Bentuk penelitian kualitatif

adalah bentuk penelitian yang mengutamakan proses atau prosedur yang

dijalankan, sedangkan hasilnya bergantung pada proses penelitian itu sendiri.

Pendapat ini berdasar pada teori yang disampaikan oleh Bogdan dan Biklen,

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

70

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lincoln dan Guba dalam Moleong (2002:4-8) bahwa bentuk penelitian

kualitatif terdiri dari sebelas karakteristik yaitu sebagai berikut:

1. latar alamiah,

2. manusia sebagai alat,

3. metode kualitatif,

4. analisis secara induktif,

5. teori dari dasar,

6. deskriptif,

7. lebih mementingkan proses daripada hasil,

8. adanya “batas” yang ditentukan “fokus”,

9. adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,

10. desain bersifat sementara,

11. hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Ciri pertama, penelitian kualitatif berlatar alamiah artinya peneliti

berhadapan dengan sumber data di lapangan. Dalam hal ini sumber data

penelitian ini adalah para penutur/pembaca syair Barzanji yang berasal dari

lima kecamatan di lingkungan sosiokultural masyarakat Kabupaten Cianjur,

Propinsi Jawa Barat, dengan cara melakukan pencatatan dan sekaligus

penafsiran (analisis) terhadap data yang terkumpul.

Ciri kedua, penelitian kualitatif menjadikan manusia sebagai alat

(instrumen), artinya adalah dalam penelitian kualitatif manusia (peneliti dan

dengan bantuan pihak lain) bertindak sebagai instrumen atau alat utama, baik

dalam pengumpulan data, pencatatan data, maupun dalam hal penafsiran data

dengan mengerahkan segenap kemampuan intelektual pengetahuan, dan

keterampilan yang dimiliki terhadap fenomena yang ada.

Ciri ketiga, penelitian kualitatif adalah menggunakan metode kualitatif.

Artinya penggunaan metode kualitatif lebih mudah untuk menyesuaikan diri

dengan kenyataan ganda dan metode ini menyajikan langsung hakikat

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

71

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

hubungan antara peneliti dengan sumber data serta dapat menyesuaikan diri

dengan nilai-nilai di lingkungan penelitian.

Ciri keempat, penelitian kualitatif adalah analisis data secara induktif.

Artinya selain akan mendapatkan kenyataan-kenyataan ganda, juga adanya

hubungan antara peneliti dengan sumber data secara langsung, lebih

menguraikan latar secara penuh serta dapat membuat keputusan tentang dapat

tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya.

Ciri kelima, penelitian kualitatif adalah teori dan dasar. Artinya, peneliti

itu mempercayai apa yang diamati, berusaha untuk netral, lebih responsif

terhadap nilai-nilai kontekstual, bukan dimaksudkan untuk membuktikan

hipotesis yang telah dirumuskan, lebih merupakan pembentukan abstraksi,

berdasarkan data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diuji.

Ciri keenam, penelitian kualitatif adalah deskriptif. Artinya, data yang

terkumpul berupa kata-kata atau gambaran dan bukan angka-angka. Dengan

demikian hasil penelitian akan berupa hasil analisis data tentang syair-syair

Barzanji dan hasil wawancara dengan para tokoh agama ( alim ulama) serta

para penutur/pembaca tradisi Barzanji untuk memberikan gambaran penyajian

laporan ini.

Ciri ketujuh, penelitian kualitatif adalah lebih mementingkan proses

daripada hasil. Artinya, dalam penelitian kualitatif hasil yang diperoleh

sepenuhnya bergantung kepada proses penelitian itu sendiri.

Ciri kedelapan, penelitian kualitatif adalah adanya “batas” yang

ditentukan oleh “fokus”. Artinya dalam penelitian kualitatif menghendaki

ditetapkannya batas penelitian berdasarkan fokus yang timbul sebagai masalah

dalam penelitian. Dengan demikian penetapan fokus sebagai masalah

penelitian penting dalam upaya menemukan batas penelitian.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

72

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ciri kesembilan, penelitian kualitatif adalah adanya kriteria khusus

untuk keabsahan data. Artinya, untuk keabsahan data harus memenuhi kriteria

adanya derajat kepercayaan, keteralihan kebergantungan dan kepastian.

Ciri kesepuluh, penelitian kualitatif adalah desain yang bersifat

sementara. Artinya, desain yang disusun secara terus-menerus disesuaikan

dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Ciri kesebelas, penelitian kualitatif adalah hasil penelitian dirundingkan

dan disepakati bersama. Artinya, penelitian dan hasil interpretasi yang

diperoleh dirundingkan dan diadakan diskusi dengan teman sejawat.

3.4 Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

observasi (mengamati lokasi penelitian), wawancara, merekam dan mengambil

gambar dari kegiatan yang dilakukan oleh para penutur tradisi barzanji sebagai

data untuk peneliti.

Adapun alat yang digunakan untuk pengimpulan data dalam penelitian

ini adalah alat pengambil gambar dan suara (handycam), kamera digital dan

kartu pencatat data.

Sumber data dalam penelitian ini adalah para penutur dan pembaca

tradisi Barzanji yang berada di lingkungan sosiokultural masyarakat Cianjur.

Sedangkan data dalam penelitian ini adalah kitab syair Barzanji, hasil karya

sastra Arab, karangan Syaikh Ja’far Al Barzanji (dilahirkan pada hari Kamis

awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada

hari Selasa, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di

Jannatul Baqi’).

Berikut ini teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan,sebagai

berikut:

3.4.1 Observasi

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

73

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Peneliti dengan ditemani orang yang mengetahui lokasi penelitian

datang ke lima kecamatan di wilayah Kabupaten Cianjur.

2. Peneliti mendatangi pihak-pihak tertentu, untuk meminta ijin

melakukan penelitian.

3. Peneliti mendatangi komunitas para penutur tradisi Barzanji yang

berada di lima lokasi penelitian.

4. Peneliti menemui masing-masing tokoh penutur Tradisi Barzanji

untuk ijin penelitian.

5. Peneliti melakukan observasi di daerah-daerah penelitian.

3.4.2 Wawancara

Dalam wawancara, hal-hal yang ditanyakan berkaitan dengan:

- Dalam rangka apa saja, tradisi pembacaan Barzanji dilaksanakan ?

- Apa yang harus dipersiapkan sebelum dan ketika tradisi Barzanji

berlangsung ?

- Berapa orang penutur yang dibutuhkan ketika tradisi Barzanji

berlangsung ?

- Apa makna yang terkandung dalam syair-syair Barzanji ?

- Adakah nilai-nilai pendidikan akhlak dari isi kandungan syair

Barzanji ?

- Bagaimana tanggapan masyarakat umum terhadap tradisi Barzanji ?

- Bagaimana respon pemerintah daerah terhadap tradisi Barzanji ?

- Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam melestarikan tradisi

Barzanji ?

3.4.3 Studi Dokumentasi

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

74

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti teruratama, adalah

merekam kegiatan tradisi Barzanji yang dilakukan oleh para penutur Barzanji,

sebagai berikut:

- Meminta kepada penutur tradisi Barzanji untuk melafalkan berbagai

jenis lagu atau nadhom syair Barzanji (Nastar dan Nadhom)

- Merekam dan mendokumentasikan seluruh kegiatan tradisi Barzanji

yang dilaksanakan oleh para penutur Barzanji dalam berbagai momen-

momen tertentu.

3.5 Informan Penelitian

Penelitian ini dilengkapi hasil wawancara dengan beberapa pihak yang

memiliki keterkaitan langsung dengan tradisi pembacaan syair Barzanji, dalam

hal ini yaitu Tokoh alim ulama Kabupaten Cianjur, Sesepuh pondok pesantren,

Pejabat pemerintah daerah, pejabat kementrian agama Kabupaten Cianjur,

Para tokoh penutur tradisi Barzanji dan Masyarakat (jama’ah) penutur tradisi

Barzanji.

( Data para informan dapat dilihat pada lampiran)

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah Tradisi Barzanji yang terdapat di

wilayah Kabupaten Cianjur, yaitu peneliti mengobservasi dan mewawancarai

langsung kepada para tokoh ulama, pejabat pemerintah daerah, dan kepada

para penutur Barzanji tentang proses pelaksanaan tradisi Barzanji dan

selanjutnya peneliti menganalisis tentang makna serta nilai-nilai pendidikan

akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Tradisi Barzanji yang

terdapat di lima kecamatan di wilayah Kabupaten Cianjur yang dianggap

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

75

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

representatif mewakili keseluruhan kecamatan yang terdapat di wilayah

Kabupaten Cianjur.

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, hal ini

berdasarkan sebuah pendapat bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi

intrumen adalah peneliti itu sendiri. Penelitian kualitatif menjadikan manusia

sebagai alat (instrumen), artinya dalam penelitian kualitatif manusia (peneliti

atau dengan bantuan orang lain) bertindak sebagai instrumen atau alat utama

baik dalam pengumpulan data, pencatatan data, maupun dalam hal penafsiran

data dengan mengerahkan segenap kemampuan intelektual pengetahuan, dan

keterampilan yang dimiliki terhadap fenomena yang ada (Bogdan dan Biken,

Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2002:4-8).

Dengan demikian peneliti disebut sebagai instrumen utama atau alat

pengumpul data utama.

Selanjutnya, untuk memudahkan pengumpulan data di lapangan, maka

peneliti menggunakan alat bantu penelitian yaitu alat perekam dan pengambil

gambar (handycam), serta kartu pencatat data. Alat bantu yang digunakan

peneliti dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan

data, agar data yang diambil lengkap dan sesuai dengan fakta di lapangan.

Berikut ini peneliti tampilkan tabel yang berisi pedoman wawancara

tentang tradisi Barzanji (tabel 3.1) dan tabel pedoman analisis tradisi

membaca syair Barzanji (tabel 3.2) sebagai berikut:

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

76

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Pedoman wawancara tentang proses pelaksanaan tradisi Barzanji

No Masalah Indikator Pertanyaan

1 2 3 4

1. Apa yang menjadi

latar belakang

dilaksanakannya

tradisi Barzanji di

lingkungan

sosiokultural

masyarakat

Kabupaten Cianjur

Menjelaskan latar

belakang

pelaksanaan

tradisi Barzanji.

1. Menurut pengetahuan Bpk/Ibu

bagaimana latar belakang

diselenggarakannya acara

penuturan tradisi syair-syair

barzanji?

2. Apakah bpk/Sdr mengetahui

asal usul lahirnya syair-syair

Barzanji ?

3. Apakah menurut bpk/ibu/sdr

ada perbedaan pelaksanaan

tradisi Barzanji zaman dahulu

dengan zaman sekarang ?

4. Kriteria atau persyaratan apa

saja bagi masyarakat yang

akan menjadi penutur tradisi

Barzanji ?

2. Siapa saja para

penutur tradisi

Barzanji di

lingkungan

sosiokultural

masyarakat kab.

Cianjur ?

Menjelaskan siapa

saja yang menjadi

penutur tradisi

Barzanji.

1. Berapa orang penutur tradisi

Barzanji di lingkungan tempat

tinggal bpk/ibu/sdr ?

2. Sudah berapa lama bpk/ibu/sdr

menjadi penutur tradisi

Barzanji ?

3. Siapa yang mengajarkan

pembacaan tradisi Barzanji

kepada bpk/ibu/sdr ?

4. Dimana bpk/ibu/sdr

mempelajari pembacaan

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

77

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tradisi Barzanji ?

5. Dengan metode/cara

bagaimana bpk/ibu/sdr belajar

tradisi Barzanji ?

6. Syarat apa saja yang harus

dipenuhi untuk mempelajari,

mewarisi atau menuturkan

tradisi Barzanji ?

7. Dalam usia berapa tahun

penutur tradisi Barzanji dapat

mengajarkan syair-syair

Barzanji kepada orang lain ?

1 2 3 4

8. Dalam usia berapa tahun

seseorang dapat mempelajari

syair-syair Barzanji ?

9. Apakah menurut bpk/ibu

sampai sekarang tradisi

Barzanji masih sering

dilaksanakan oleh masyarakat

di daerah ini ?

10. Tradisi Barzanji jenis apa yang

terdapat di lingkungan

bpk/ibu ?

3. Alat apa saja yang

digunakan dalam

penuturan tradisi

Barzanji.

Menjelaskan

berbagai peralatan

yang digunakan

pada saat

pembacaan tradisi

Barzanji untuk

setiap konteks

yang berbeda.

1. Peralatan apa saja yang

digunakan sebelum penuturan

tradisi Barzanji dimulai ?

2. Ketika penuturan tradisi

Barzanji dilaksanakan alat apa

saja yang digunakan ?

3. Pada saat penuturan tradisi

Barzanji berlangsung, apakah

diiringi alat musik yang khas ?

4. Apakah para penutur tradisi

Barzanji pada saat penuturan

Barzanji menggunakan

busana/seragam yang

khusus ?

5. Dapatkah syarat atau

perlengkapan yang ditentukan

oleh penutur tradisi Barzanji

diganti dengan alat/hal yang

lainnya ?

4. Bagaimana kaitan

tradisi Barzanji

Menjelaskan

kaitan tradisi

1. Dalam ruangan yang

bagaimana tradisi Barzanji

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

78

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan lingkungan

dan suasana yang

mempengaruhinya ?

Barzanji dengan

berbagai

lingkungan dan

suasana yang turut

mempengaruhinya

berlangsung?

2. Pada pukul berapa

pelaksanaan tradisi Barzanji

berlangsung?

3. Apakah ada hari tertentu atau

malam tertentu yang

digunakan untuk pelaksanaan

tradisi Barzanji ?

4. Apakah ada hari tertentu yang

dilarang untuk penuturan

tradisi Barzanji

1 2 3 4

5. Bagaimana makna

yang terkandung

dalam teks syair

Barzanji ?

Menjelaskan

makna yang

terkandung dalam

setiap teks syair

Barzanji

1. Menurut bpk/ibu/sdr apa

makna yang terkandung

dalam teks syair Barzanji ?

2. Sejauh mana makna teks syair

Barzanji dipercaya /diyakini

oleh masyarakat di

lingkungan sekitar ?

3. Apakah selama ini ada

masyarakat yang tidak

percaya pada makna teks

syair Barzanji ?

4. Apa keutamaan dari makna

syair Barzanji yang dapat

diambil oleh para penutur dan

hadirin dalam mengikuti

pembacaan tradisi Barzanji ?

6. Bagaimana nlai-nilai

pendidikan akhlak

yang terdapat dalam

isi kandungan teks

syair Barzanji ?

Menjelaskan

nilai-nilai

pendidikan akhlak

yang terdapat

dalam isi

kandungan teks

syair Barzanji

1. Menurut bpk/ibu/sdr apakah

dalam isi kandungan teks

syair Barzanji terdapat nilai-

2. Nilai-nilai pendidikan akhlak

yang bagaimana yang

terdapat dalam isi kandungan

teks syair nilai pendidikan

akhlak Barzanji ?

3. Apakah bpk/ibu/sdr setelah

mengikuti pembacaan tradisi

Barzanji mendapat nilai

tambah dalam perbaikan

nilai-nilai akhlak ?

4. Bagaimana perasaan dan

sikap bpk/ibu/sdr setelah

mengikuti pembacaan tradisi

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

79

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Barzanji ?

5. Apakah menurut bpk/ibu/sdr

nilai-nilai pendidikan akhlak

yang terdapat dalam teks syair

Barzanji perlu diajarkan

kepada masyarakat umum ?

7.

Langkah-langkah

apa saja yang dapat

dilakukan dalam

upaya melestarikan

tradisi Barzanji ?

Langkah-langkah

yang dapat

dtempuh dalam

upaya

melestarikan

tradisi Barzanji.

1. Apakah bpk/ibu/sdr

berkeinginan bahwa tradisi

Barzanji ini tetap ada di tiap

lingkungan masyarakat

Kabupaten Cianjur ?

1 2 3 4

2. Apakah menurut bpk/ibu/sdr ,

generasi muda di daerah ini

sudah mengenal tradisi

Barzanji

3. Menurut bpk/ibu/sdr

bagaimana cara yang tepat

untuk melestarikan tradisi

Barzanji di daerah ini ?

4. Bagaimana menurut

bpk/ibu/sdr apakah

pemerintah setempat turut

berusaha untuk melestarikan

tradisi Barzanji ini ?

5. Bagaimana menurut

bpk/ibu/sdr , berkaitan dengan

penelitian tradisi Barzanji

yang sedang kami lakukan

ini ?

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

80

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

81

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Pedoman Kajian Analisis

Tradisi Mmbaca Syair Barzanzi

Masalah Tujuan Indikator Aspek yang

Diukur

1. Bagaimana

proses

pelaksanaan

pembacaan tradisi

Syair Barzanji

(marhaba) di

lingkungan

masyarakat

Kabupaten

Cianjur ?

2.Bagaimana

deskripsi makna

yang terkandung

dalam teks Syair-

syair Barzanji ?

3.Bagaimana

deskripsi nilai –

nilai pendidikan

akhlak yang

terkandung dalam

teks Syair – syair

Barzanji ?

1. Mendapatkan

deskripsi

tentang proses

pelaksanaan

tradisi

membaca

Syair – syair

Barzanji.

2. Mendeskripsi-

kan makna

yang

terkandung

dalam Syair –

syair Barzanji.

3. Mendeskripsik

an nilai – nilai

pendidikan

akhlak yang

terkandung

dalam Syair

Barzanji.

Proses pelaksanaan

pembacaan Syair

Barzanji.

.

1. Makna denotatif

2. Makna konotatif

3. Makna leksikal

4. Makna

gramatikal

5. Makna asosiatif

Bentuk nilai

pendidikan akhlak

1. Akhlak terhadap

Allah SWT,

2. Akhlak terhadap

diri sendiri,

3. Akhlak terhadap

lingkungan.

Pedoman observasi

dan wawancara.

Terdapat 4 aspek

makna, yaitu

-makna pengertian

(sense)

-makna perasaan

(feeling)

-makna nada (tone)

-makna tujuan

(intension)

1. a. tidak syirik

/mempersekutukan

Allah

b. sangat mencintai

Allah

c. takut kepada

Allah SWT

2.a.tidak bersifat

sombong

b.kejujuran

c.sifat qona’ah

3.a.akhlak terhadap

keluarga

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

82

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b.lingkungan

1 2 3 4

4. Bagaimana

respon /

tanggapan

masyarakat

Kabupaten

Cianjur terhadap

tradisi pembacaan

Syair Barzanji ?

5. Langkah –

langkah apa saja

yang harus

dilakukan dalam

upaya

melestarikan dan

membuat model

pelestarian tradisi

membaca Syair

Barzanji ?

4. Mengetahui

respon /

tanggapan

masyarakat

Kabupaten

Cianjur

terhadap tradisi

pembacaan

Syair Barzanji.

Mendapatkan

deskripsi

tentang upaya

yang harus dil-

akukan dalam

rangka

menjaga

kelestarian

tradisi

membaca

Syair Barzanji

Respon / tanggapan

masyarakat

Kabupaten Cianjur

terhadap tradisi

pembacaan Syair

Barzanji.

Langkah – langkah

yang ditempuh

dalam upaya

melestarikan tradisi

membaca Syair

Barzanji

sekolah/pendidik

c.lingkungan

masyarakat/alam

sekitar

Pedoman observasi

wawancara.

Pedoman

wawancara.

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

83

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.8. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul secara keseluruhan, maka data diklasifikasikan

dan dianalisis berdasarkan masalah penelitian. Adapun secara rinci teknik

analisis data adalah, sebagai berikut.

1. Data dikelompokkan berdasarkan masalah penelitian, yaitu

berdasarkan kajian/analisis unsur makna dan nilai-nilai pendidikan

akhlak yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.

2. Menganalisis teks syair Barzanji (Natsar dan Nadhom) yaitu

menentukan unsur makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang

terdapat dalam teks- syair Barzanji.

3. Mendeskripsikan unsur-unsur makna dan nilai-nilai pendidikan akhlak

yang terdapat dalam syair-syair Barzanji.

4. Mendeskripsikan hasil observasi dan wawancara dengan para nara

sumber dan para penutur tradisi Barzanji di lingkungan masyarakat

Kabupaten Cianjur.

5. Membuat kesimpulan tentang hasil analisis teks syair Barzanji dan

pelaksanaan tradisi Barzanji yang diselenggarakan di lingkungan

masyarakat Kabupaten Cianjur.

3.9 Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu sebagai

berikut:

3.9.1 Tahap Awal Penelitian

a. Mencari informasi tentang siapa saja yang sudah terbiasa menjadi

penutur dalam pembacaan tradisi Barzanji di lingkungan sosiokultural

masyarakat Kabupaten Cianjur,

b. Menentukan sumber data yang akan membantu peneliti dalam

pengumpulan data berdasarkan kriteria sumber data,

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1915/6/T_BIND_1104455_chapter3.pdfd) asal mula (babad) Cianjur Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari

84

R. Tamtam Kamaluddin , 2013 Tradisi Membaca Syair Al Barzanji Di Lingkungan Sosiokultural Masyarakat Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat ( Kajian Makna, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Dan Upaya Pelestariannya) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Menentukan lokasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitan ini,

d. Menentukan alat/perlengkapan yang tepat untuk digunakan dalam

pengumpulan data di lapangan,

e. Melakukan studi pustaka yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

f. Melakukan pendekatan pribadi dengan sumber data agar tidak terjadi

kesenjangan antara peneliti dengan sumber data.

3.9.2 Tahap Inti Penelitian.

a. Melakukan wawancara dengan sumber data Tradisi Barzanji.

b. Merekam dan mengambil gambar para penutur tradisi Barzanji, tokoh

alim ulama, dan pejabat pemerintahan yang berwenang, ketika proses

wawancara berlangsung.

c. Mengelompokkan atau mengklasifikasikan data berdasar pada masalah

penelitian.

d. Menganalisis data berdasarkan urutan masalah penelitian.

3.9.3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mentranskrip syair-syair Barzanji dalam bahasa aslinya yaitu bahasa

Arab.

b. Mengalihbahasakan syair-syair Barzanji dari bahasa Arab kedalam

bahasa Indonesia.

c. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah mahasiswa

pascasarjana yaitu dalam bentuk Tesis.