bab iii metodologi penelitian a. objek...

30
Acep Durahman, 2016 ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan inti permasalahan yang akan diteliti dan menjadi isu sentral pembahasan. Objek penelitian juga meliputi hal-hal apa saja yang akan disimpulkan dari hasil studi (Masatu : 2012). Adapun objek penelitian pada tesis ini meliputi empat variabel yaitu : Tingkat Worklife Balance (X1), Penilaian Kinerja(X2), Motivasi Kerja (Y1) dan Organizational Citizenhip Behavior (Y2). Variabel-variabel tersebut diduga memiliki unsur keterkaitan yang akan dideskripsikan melalui metode penelitian dan pengolahan data. Rincian unsur-unsur yang meliputi Work Life Balance diantaranya aspek mengenai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Penilaian Kinerja melingkupi penilaian terhadap indikator-indikator kinerja, apakah dilakukan penilaian oleh perusahaan. Variabel Motivasi meliputi motivasi dari luar dan dari dalam diri karyawan, dan Variabel Organizational Citizenhip Behavior meliputi lima dimensi yaitu : (1) Alttruism, (2) Concientiousness, (3) Courtesy, (4) Sportmanship, (5) Civic Virtue. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Subang, Kecamatan Purwadadi. Perusahaan yang dijadikan tempat penelitian yaitu PT. Buma Apparel Industry dengan produk utama perusahaan pakaian jadi. B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Kesimpulan didapat setelah melalui serangkaian metode ilmiah. Metode penelitian juga bisa dilaksanakan dengan desain penelitian kualitatif, kuantitatif, ataupun keduanya (Harwell : 2011)

Upload: doanque

Post on 07-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

43

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan inti permasalahan yang akan diteliti dan

menjadi isu sentral pembahasan. Objek penelitian juga meliputi hal-hal apa saja

yang akan disimpulkan dari hasil studi (Masatu : 2012).

Adapun objek penelitian pada tesis ini meliputi empat variabel yaitu :

Tingkat Worklife Balance (X1), Penilaian Kinerja(X2), Motivasi Kerja (Y1) dan

Organizational Citizenhip Behavior (Y2). Variabel-variabel tersebut diduga

memiliki unsur keterkaitan yang akan dideskripsikan melalui metode penelitian

dan pengolahan data.

Rincian unsur-unsur yang meliputi Work Life Balance diantaranya aspek

mengenai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Penilaian

Kinerja melingkupi penilaian terhadap indikator-indikator kinerja, apakah

dilakukan penilaian oleh perusahaan. Variabel Motivasi meliputi motivasi dari

luar dan dari dalam diri karyawan, dan Variabel Organizational Citizenhip

Behavior meliputi lima dimensi yaitu : (1) Alttruism, (2) Concientiousness, (3)

Courtesy, (4) Sportmanship, (5) Civic Virtue.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Subang, Kecamatan

Purwadadi. Perusahaan yang dijadikan tempat penelitian yaitu PT. Buma Apparel

Industry dengan produk utama perusahaan pakaian jadi.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta

dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan

mengendalikan keadaan. Kesimpulan didapat setelah melalui serangkaian metode

ilmiah. Metode penelitian juga bisa dilaksanakan dengan desain penelitian

kualitatif, kuantitatif, ataupun keduanya (Harwell : 2011)

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

44

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode

analisis jalur (path analysis). Metode ini akan menentukan apakah ada pengaruh

variabel–variabel yang telah diungkapkan di atas. Analisis jalur merupakan

pengembangan dari regresi ganda yang memungkinkan kajian hubungan variabel

yang lebih kompleks (Streiner : 2005). Metode ini bisa menguji variabel terikat,

misalnya menguji variabel A yang dipengaruhi oleh variabel B, yang akan

berdampak pada variabel C.

Variabel terikat pada penelitian ini yaitu Organizational Citizenship

Behavior, sedangkan variabel bebasnya yaitu Work Life Balance dan Penilaian

Kinerja. Adapun motivasi dikategorikan sebagai variabel intervening.

1. Definisi Operasional Variabel Dan Indikatornya

Definisi Operasional Variabel merupakan informasi bagaimana peneliti

mengukur suatu variabel, informasi ini akan berguna bagi peneliti lainnya.

Operasionalisasi variabel akan menentukan prosedur pengukuran, apakah

menggunakan prosedur yang sama atau diperlukan prosedur yang baru.

a). Indikator Work Life Balance

Work Life Balance adalah keadaan seimbang antara kehidupan kerja dan

kehidupan pribadi seorang karyawan, dan meminimalisir konflik diantara

keduanya. Indikator diperlukan, agar memudahkan penelitti untuk melakukan

observasi sehingga diperoleh data yang valid.

Berdasarkan perkembangan teori Work Life Balance yang telah diuraikan

pada Bab II maka peneliti mengambil pendapat yang lebih mewakili teori

secara keseluruhan yaitu pendapat Parker. Menurut Louise P Parkes and Peter

H Langford (2008), terdapat lima dimensi dan indikator WLB pada konteks

Keseimbangan pekerjaan-kehidupan yang diuraikan sebagai berikut :

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

45

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Dimensi dan Indikator Work-Life Balance

No DIMENSI INDIKATOR

1 Keseimbangan antara bekerja

dan kehidupan pribadi (X11)

Bisa membagi waktu kerja

dan kluarga

2

Bisa bertemu dan bertanggung

jawab terhadap keluarga dan

bertanggung jawab terhadap

pekerjaan (X12)

Masuk jam kerja sesuai jam

kantor dan pulang sesuai

jam kerja

3 Memiliki kehidupan sosial

diluar pekerjaan (X13)

Bergabung dengan serikat

buruh atau berwiraswasta

4

Mampu terlibat dalam bekerja

tetapi masih bisameluangkan

waktu untuk kegemaran atau

hobi (X14)

Menjadi anggota komunitas

tertentu, otomotif dll

5

Jumlah Jam Kerja (X15) Jumlah jam kerja per

minggu, atau perbulan

dipilih secara fleksibel

Sumber: Louise P Parkes and Peter H Langford (2008)

Dimensi dan indikator Work Life Balance diatas menunjukkan seseorng

bekerja dengan penuh tanggungjawab tetapi tetap menjaga hubungan baik dengan

keluarga maupun rekan kerjanya melalui berbagai aktivitgas diluar jam kerja.

Dengan demikian lima dimensi berserta indikator di atas bisa dinyatakan cukup

mewakili teori Work Life Balance.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

46

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b). Indikator Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja yang dimaksudkan pada penelitian ini yaitu aspek-aspek

kinerja yang menjadi penilaian atasan. Indikator Penilaian kinerja mengacu pada

pendapat Hasibuan (2012), yang bisa dirincikan sebagai berikut :

(1) Penilaian terhadap Kesetiaan (X21)

(2) Penilaian terhadap Kualitas dan kuantitas kerja (X22)

(3) Penilaian terhadap Kejujuran (X23)

(4) Penilaian terhadap Kedisiplinan (X24)

(5) Penilaian terhadap Kreativitas (X25)

(6) Penilaian terhadap Kerjasama (X26)

(7) Penilaian terhadap Kepemimpinan (X27)

(8) Penilaian terhadap Kepribadian (X28)

(9) Penilaian terhadap Prakarsa (X29)

(10) Penilaian terhadap Kecakapan (X210)

(11) Penilaian terhadap Tanggungjawab (X211)

c). Indikator Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan penyebab dan penggerak seseorang bekerja.

Mengacu pada pendapat Riduwan (2002:66) bahwa Motivasi kerja dapat diukur

melalui indikator-indikator yang diuraikan di bawah ini :

(1) Upah atau gaji yang layak (Y1)

(2) Pemberian insentif (Y2)

(3) Mempertahankan harga diri (Y3)

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

47

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4) Memenuhi kebutuhan rohani (Y4)

(5) Penempatan pegawai yang sesuai (Y5)

(6) Menimbulkan rasa aman di masa depan (Y6)

d). Indikator Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Indikator Organizational Citizenship Behavior diturunkan dari dimensi

OCB yang dikemukakan oleh Organ (1994) yang terdiri dari lima dimensi, dan

dikembangkan oleh Ziaulhaq (2012) sebagai berikut :

Tabel 3.2

Dimensi dan Indikator Organizational Citizenship Behavior

Dimensi Indikator

Altruism

Secara sengaja, tulus, dan spontan menolong

orang yang terlihat membutuhkan bantuan.

(Y1)

Selalu siap memberi bantuan pada orang-

orang yang ada di sekelilingnya. (Y2)

Conscientiousness

Menunjukkan perilaku yang melebihi dari

prasyarat minimum yang ada (Y3)

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang ada. (Y4)

Courtesy

Berusaha untuk menghargai orang lain(Y5)

Berusaha untuk tidak membuat masalah

dengan orang lain(Y6)

Sportsmanship

Dapat dengan mudah beradaptasi dengan

lingkungan kerja (Y7)

Tidak mudah untuk mengeluh dan tidak

membesar-besarkan masalah di luar

proporsinya. (Y8)

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

48

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selalu menunjukkan semangat dan

antusiasme dalam bekerja (Y9)

Civic Virtue

Mempunyai rasa memiliki pada perusahaan di

mana dia bekerja (Y10)

Menginginkan adanya kemajuan bagi

perusahaan (Y11)

2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Data Primer

dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang menjadi acuan

untuk mendapatkan kesimpulan yang dikumpulkan secara sistematis. Bentuk

datanya bisa berupa hasil analisis angket, wawancara, dan pengamatan.

Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang menguatkan

a. Data primer meliputi tanggapan responden (karyawan PT. Buma Apparel

Industr.) yang berkaitan dengan Work Life Balance, Motivasi dan

Penilaian Kinerja dan Organizational Citizenhip Behavior.

b. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari

bagian personalia (HRD), Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Subang,

Departemen Perindustrian, Serkat pekerja dan instansi terkait lainnya.

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara : (a).

Kuesioner (angket) dan (b). Interview, melalui suatu instrumen penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen atau alat untuk mengukur variabel-

variabel penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya berupa angket. Untuk

memperinci menjadi instrumen yang lengkap maka disusun kisi-kisi instrumen

penelitian seperti tercantum pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

49

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kisi – Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Tingkat

Pengukuran Skala

Item

pertanyaan

Work Life

Balance –

WLB (X1)

Adalah

kepuasan dan

kemampuan

pegawai

menjalankan

peran dengan

baik dikeluarga

maupun di

tempat kerja

(Clark,

2000:751)

Keseimbangan

antara bekerja dan

kehidupan pribadi

Bisa membagi

waktu kerja dan

keluarga (X1)

Tingkat WLB

terhadap

pembagian

waktu

Ordinal 1,2

Bertemu dan

bertanggungjawab

terhadap keluarga

dan pekerjaan

Masuk kerja

sesuai jam kantor

dan pulang

sampai ahir jam

kantor (X2)

Tingkat kesesuain

masuk dan akhir

jam kerja

Ordinal 3,4

Memiliki

kehidupan sosial

diluar pekerjaan

Bergabung

dengan serikat

buruh atau

berwiraswasta

(X3)

Tingkat

kehidupan sosial

diluar pekerjaan

Ordinal 5,6

Terlibat dalam

bekerja, tapi masih

bisa mengikuti

hobi

Menjadi anggota

komunitas

tertentu, olahraga,

otomotif dll (X4)

Tingkat

keterlibatan

dalam pekerjaan

dan hobi

Ordinal 7,8

Keseimbangan jam

kerja

Jumlah jam kerja

dipilih fleksibel

(per minggu

/bulan) (X5)

Tingkat

keseimbangan

jam kerja

Ordinal 9,10

Penilaian

Kinerja (X2)

adalah evaluasi

terhadap kinerja

karyawan saat

ini dan atau di

masa lalu relatif

terhadap standar

prestasinya

(Dessler :2011)

Penilaian Individu Penilaian

terhadap

Kesetiaan (X1)

Tingkat penilaian

kesetiaan

Ordinal 1

Penilaian

terhadap kualitas

dan kuantitas

kerja (X2)

Tingkat

penilaian

terhadap kualitas

dan kuantitas

kerja

Ordinal 2

Penilaian

terhadap

kejujuran (X3)

Tingkat penilaian

kejujuran

Ordinal 3

Penilaian

terhadap

kedisiplinan (X4)

Tingkat penilaian

kedisiplinan

Ordinal 4

Penilaian

terhadap

kreativitas (X5)

Tingkat penilaian

kreativitas

Ordinal 5

Penilaian

terhadap

kerjasama (X6)

Tingkat penilaian

kerjasama

Ordinal 6

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

50

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian

terhadap

kepemimpinan

(X7)

Tingkat penilaian

kepemimpinan13

Ordinal 7

Penilaian

terhadap

kepribadian (X8)

Tingkat penilaian

kerpribadian

Ordinal 8

Penilaian

terhadap

prakarsa

(X9)

Tingkat penilaian

prakarsa

Ordinal 9

Penilaian

terhadap

kecakapan (X10)

Tingkat penilaian

kecakapan

Ordinal 10

Penilaian

terhadap

Tangungjawab

(X11)

Tingkat penilaian

tanggungjawab

Ordinal 11

Motivasi (X3)

merupakan

suatu keahlian

dalam

mengarahkan

seorang pegawai

dan sebuah

organisasi agar

dapat bekerja

supaya berhasil,

hingga para

pegawai dan

tujuan dari

organisasi

tersebut tercapai

(Flippo:2005)

Individu Mendapatkan gaji

yang layak (X1)

Tingkat

pendapatan gaji

Ordinal 1,2

Mendapatkan

insentif (X2)

Tingkat

pendapatan

insentif

Ordinal 3,4

Mempertahankan

harga diri dengan

bekerja (X3)

Tingkat

mempertahankan

harga diri

Ordinal 5,6

Bekerja

memenuhi

kebutuhan rohani

(X4)

Tingkat

pemenuhan

kebutuhan rohani

Ordinal 7,8

Menempati posisi

yang sesuai (X5)

Tingkat

penempatan

posisi

Ordinal 9,10

Merasa aman

dimasa depan

(X6)

Tingkat

pencapaan rasa

aman masa

depan

Ordinal 11,12

Organizational

Citizenship

Behavior (Y)

kontribusi

individu dalam

melebihi

tuntutan peran di

Altruism Tulus menolong

orang yang

terlihat

membutuhkan

bantuan (Y1)

Tingkat ketulusan

menolong

Ordinal 1

Siap memberi

bantuan pada

orang

disekeliling (Y2)

Tingkat membatu

orang sekeliling

Ordinal 2

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

51

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat kerja

Aldag dan

Resckhe (1997)

Conscientiousness Menunjukan

prilaku melebihi

prasarat minimum

(Y3)

Tingkat prilaku

melebihi

minimum

Ordinal 3

Melaksanakan

pekerjaan sesuai

prosedur (Y4)

Tingkat

pelaksanaan

pekerjaan sesuai

prosedur

Ordinal 4

Courtesy Berusaha untuk

menghargai orang

lain (Y5)

Tingkat

menghargai

orang lain

Ordinal 5

Berusaha untuk

tidak membuat

masalah dengan

orang lain (Y6)

Tingkat

keramahan

dengan orang lain

Ordinal 6

Sportmanship Mudah

beradaptasi

dengan

lingkungan kerja

(Y7)

Tingkat adaptasi

dengan

lingkungan kerja

Ordinal 7

Tidak membesar-

besarkan masalah

diluar

proporsinya (Y8)

Tingkat meredam

permasalahan

Ordinal 8

Selalu

menunjukan

semangat dan

antusias kerja

(Y9)

Tingkat semangat

dna antusias kerja

Ordinal 9

Civic Virtue Mempunyai rasa

memiliki pada

perusahaan (Y9)

Tingkat rasa

memiliki pada

perusahaan

Ordinal 10

Menginginkan

kemajuan

perusahaan (Y9)

Tingkat

keinginan

memajukan

perusahaan

Ordinal 11

Setelah disusun kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat pertanyaan

atau pernyataan dalam bentuk kuesioner. Nomor pertanyaan dapat dilihat

pada kolom item perntanyaan.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

52

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer bentuk

kuesioner memiliki skala tertentu. Skala yang digunakan dalam penelitin ini

yaitu jenis skala angket yang dikembangkan oleh Likert (1932:14). Skala ini

berinterval 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

( 1 ) Sangat Tidak Setuju (STS)

( 2 ) Tidak Setuju (TS)

( 3 ) Netral (N)

( 4 ) Setuju (S)

( 5 ) Sangat Setuju (SS)

Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah

sebagai berikut :

(1). Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1 (satu)

(2). Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2 (dua)

(3). Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga)

(4). Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4 (empat)

(5). Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)

3. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah penelitian.

(Riduwan, 2014:55 ). Populasi dalam penelitian yaitu karyawan PT. Buma

Apparel Industry yang berjumlah 3.256 orang. Untuk menentukan jumlah

sampel dapat ditentukan secara purposif yaitu dengan mengadakan kesepakatan

dengan manajer personalia (HRD) diperusahaan mengenai jumlah karyawan

yang bisa dijadikan responden. Berdasarkan kesepakatan didapatkan jumlah

responden sebanyak 100 orang.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

53

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini

yaitu metode acak sederhana (Simple Random Sampling) (Becker & Doyle, 2016),

yaitu pengambilan sampel yang setiap unitnya mempunyai kesempatan yang

sama untuk dipilih (Sumarsono , 2004:50).

Metode Simple Random Sampling memiliki kemiripan dengan teknik

pengambilan sampel dengan cara Survey yaitu dengan mengambil beberapa

sampel yang mewakili karyawan perusahaan PT. Buma Apparel Industri

melalui pengisian serangkaian kuesioner. Penelitian survey merupakan

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut

(Kerlinger : 2010). Dengan demikinan, akan didapat kesimpulan atau

generalisasi konsep yang diteliti.

Tabel 3.4

Rincian Jumlah Populasi dan Sampel

FACTORY Jumlah Karyawan Sampel yang diambil

F1 1612 55

F2 1502 55

F3 142 20

Total 3256 130

Sumber : Personalia PT. Buma

Jumlah sampel sebanyak 130 orang karyawan dari total 3.256, sebanyak

30 responden merupakan sampel uji coba validitas dan reliabilitas instrumen.

Sedangkan 100 responden lainnya menjawab kuesioner yang sudah valid.

4. Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Instrumen penelitian perlu diuji untuk menunjukkan tingkat keandalan dan

kesahihan suatu alat ukur. Pengujian tersebut melaui proses uji Validitas dan uji

Reliabilitas .

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

54

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Uji Validitas

Instrumen penelitian yang berupa angket perlu diuji validitasnya dengan

maksud untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang disebarkan kepada

responden.

Penghitungan Validitas instrumen diawali dengan mencari nilai korelasi

antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan skor total melalui

rumus Pearson product moment sebagai berikut :

𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛 .(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋).(∑ 𝑌)

√{𝑛.∑ 𝑥2−( ∑ 𝑋)2} .{𝑛 ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌)2}

(Riduwan:2014)

Keterangan :

1). r hitung = koefisien korelasi

2). X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

3). Y = Skor total

4). Xi = Jumlah skor dalam distribusi X

5). Yi = Jumlah skor dalam distribusi Y

6). n = Jumlah Responden

Kemudian dilanjutkan dengan Uji-t dengan rumus :

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟√𝑛 − 2

√1 − 𝑟2

Keterangan :

1). t hitung = Nilai t hitung

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

55

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2). r = Koefisien

3). n = Jumlah responden

Hasil perhitungan (t hitung) dibandingkan dengan r tabel dengan = 0,05.

Penentuan valid atau tidaknya item pertanyaan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel, berarti instrumen valid

Jika t hitung < t tabel, berarti tidak valid.

Adapun t tabel acuan yang digunakan peneliti pada tesis ini terlihat di

bawah ini :

Tabel 3.5

Tabel Kriteria Validitas Instrumen

Nilai r Interpretasi

0,800-1,000 Sangat tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400-0,599 Cukup Tinggi

0,200-0,399 Rendah

0,000-0,199 Sangat rendah

(Tidak Valid)

(Riduwan:2014)

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah angket diujicobakan kepada responden sebanyak 30 orang

(n=30) kemudian dilakukan koding angket untuk mempercepat proses

pengolahan data maka digunakan Program Aplikasi (Software) Statistik SPSS

Versi 22. Berikut rincian untuk masing-masing variabel :

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel X1 (Work Life Balance)

Item

No r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,276 0,310 Tidak Valid

2 0,304 0,310 Valid

3 0,439 0,310 Valid

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

56

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 0,546 0,310 Valid

5 0,545 0,310 Valid

6 0,379 0,310 Valid

7 0,691 0,310 Valid

8 0,435 0,310 Valid

9 0,798 0,310 Valid

10 0,484 0,310 Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer 2016

Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator di atas, dapat disimpulkan

bahwa dari 10 item pertanyaan terdapat 1 item yang tidak valid, artinya item

pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data, sehingga

item tersebut di drop atau dihilangkan. Item yang tidak valid yaitu pertanyaan

nomor 1 dengan indikator bisa membagi waktu kerja dan keluarga. Tabel hasil

uji validitas secara lengkap terdapat pada lampiran penelitian.

Hasil uji validitas instrumen selanjutnya yaitu variabel Penilaian Kinerja

(X2). Berdasarkan output hasil pengolahan data dengan SPSS 22 diperoleh nilai

validitas variabel Peniaian Kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel X2 (Penilaian Kinerja)

Item

No r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,454 0,310 Valid

2 0,989 0,310 Valid

3 0,132 0,310 Tidak Valid

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

57

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 0,735 0,310 Valid

5 0,445 0,310 Valid

6 0,836 0,310 Valid

7 0,533 0,310 Tidak

8 0,836 0,310 Valid

9 0,611 0,310 Tidak

10 0,408 0,310 Valid

11 0,067 0,310 Tidak Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer 2016

Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator pada tabel 3.7 di atas, dapat

disimpulkan bahwa dari 11 item pertanyaan terdapat 2 item yang tidak valid,

artinya item pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data,

sehingga item tersebut di bisa dihilangkan atau diganti. Item yang tidak valid

yaitu pertanyaan nomor 3 dengan indikator penilaian terhadap kejujuran dan

petanyaan nomor 11 dengan indikator penilaian terhadap tanggungjawab.

Hasil uji validitas instrumen selanjutnya yaitu variabel Motivasi Kerja

(X3). Berdasarkan output hasil pengolahan data dengan SPSS 22 diperoleh nilai

validitas variabel Motivasi Kerja sebagai berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel X3 (Motivasi Kerja)

Item

No r hitung r tabel Kesimpulan

1 0,517 0,310 Valid

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

58

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 0,631 0,310 Valid

3 0,399 0,310 Valid

4 0,380 0,310 Valid

5 0,330 0,310 Valid

6 0,264 0,310 Tidak Valid

7 0,465 0,310 Valid

8 0,314 0,310 Valid

9 0,446 0,310 Valid

10 0,527 0,310 Valid

11 0,239 0,310 Tidak Valid

12 0,468 0,310 Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer 2016

Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator pada tabel 3.8 di atas, dapat

disimpulkan bahwa dari 12 item pertanyaan terdapat 2 item yang tidak valid,

artinya item pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data,

sehingga item tersebut di bisa dihilangkan atau diganti. Item yang tidak valid

yaitu pertanyaan nomor 6 dengan indikator mempertahankan harga diri dan

petanyaan nomor 11 dengan indikator menimbulkan rasa aman di masa depan.

Hasil uji validitas instrumen yang ke-empat yaitu variabel Motivasi Kerja

(Y). Berdasarkan output hasil pengolahan data dengan SPSS 22 diperoleh nilai

validitas variabel Motivasi Kerja sebagai berikut :

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Y (Organizational Citizenship Behavior)

Item

No r hitung r tabel Kesimpulan

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

59

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 0,399 0,310 Valid

2 0,343 0,310 Valid

3 0,293 0,310 Tidak Valid

4 0,419 0,310 Valid

5 0,251 0,310 Tidak Valid

6 0,355 0,310 Valid

7 0,335 0,310 Valid

8 0,216 0,310 Tidak Valid

9 0,347 0,310 Valid

10 0,333 0,310 Valid

11 0,468 0,310 Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer 2016

Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator pada tabel 3.9 di atas, dapat

disimpulkan bahwa dari 11 item pertanyaan terdapat 3 item yang tidak valid,

artinya item pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data,

sehingga item tersebut di bisa dihilangkan atau diganti. Item yang tidak valid

yaitu pertanyaan nomor 3 dengan indikator menunjukan perilaku yang melebihi

dari prasyarat dan petanyaan nomor 5 dengan indikator berusaha untuk

menghargai orang lain dan penyataan nomor 8 dengan indikator tidak mudah

mengeluh.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah ukuran seberapa besar alat ukur

terserbut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

walaupun instrumen tersebut sudah dikategorikan valid.

Metode yang digunakna Untuk mencari reliabilitas instrumen pada

penelitian ini yaitu dengan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini

berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

60

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk

mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket

atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α:

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya,

maksudnya jika pengukuran dilakukan terhadap kelompok yang sama maka

akan diperoleh hasil yang relatif sama . Pada penelitian ini, uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan Formula Alpha Cronbach dan dengan

menggunakan program SPSS 20.0 for windows 8.

Rumus :

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item pertanyaan

Sj = varians responden untuk item i

Sx = jumlah varians skor total

Indikator pengukuran reliabilitas yang membagi tingkat reliabilitasnya

ditentukan dengan kriteria sebagai berikut (Jika N=30):

Jika alpha atau r hitung:

Nilai α Interpretasi

0,8-1,0 Reliabilitas baik

0,364 – 0,7 Reliabilitas diterima

<0,363 Reliabilitas kurang

baik

Nilai acuan Cronbach alpha mengacu pada banyaknya responden (N)

yang mengisi angket uji coba. Berikut tabel acuan nilai alpha yang digunakan

peneliti untuk menentukan kriteria reliabilitas :

Tabel 3.10

Tabel Nilai Rhitung

N Taraf N Taraf

α =

Sx

Si

k

k1

1

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

61

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Signifikansi Signifikansi

5 % 1 % 5 % 1 %

5 1,000 16 0,506 0,665

6 0,886 1,000 18 0,475 0,626

7 0,786 0,929 20 0,450 0,591

8 0,738 0,881 22 0,428 0,562

9 0, 683 0,833 24 0,409 0,537

10 0,648 0,794 26 0,392 0,515

12 0,591 0,777 28 0,377 0,496

14 0,544 0,715 30 0,364 0,478

(Riduwan : 368, 2014)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 22 for

Windows didapatkan hasil uji untuk masing-masing variabel sebagai berikut :

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas

NO Variabel Nilai

Cronbach’s Alpha Keterangan

1 Work Life Balance 0,480 Reliabel

2 Penilaian Kinerja 0,380 Reliabel

3 Motivasi 0,621 Reliabel

4 Organizational

Citizenship Behavior 0,581 Reliabel

Hasil perhitungan uji validitas tersebut menyatakan bahwa variabel X1

(Work Life Balance), X2 (Penilaian Kinerja), X3 (Motivasi Kerja), dan Y

(Organizational Citizenship Behavior) dapat dinyatakan reliabel karena memiliki

nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,364

4. Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis data Deskriptif

Analisis data penelitian terlebih dahulu dilakukan dengan analisis data

deskriptif untuk menjaawab rumusan masalah deskriptif menggunakan parameter

:

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

62

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Rata-rata (mean)

Mean atau rata-rata merupakan hasil bagi dari sejumlah skor dengan

banyaknya responden dengan rumus :

�̅� =∑ 𝑥

𝑛

Keterangan :

�̅� = Rata-rata (mean)

∑ 𝑥 = Jumlah Skor

n = Jumlah responden

b. Varians (Variance) dan simpangan baku (Deviation Standard )

Simpangan baku (Standar Deviasi) adalah nilai statistik yang

digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan

seberapa dekat titik data individu ke mean (rata-rata) sampel. (Novi, 2015).

Langkah-langkah dalam perhitungan simpangan baku adalah :

1). Hitung skor rata-rata

2). Hitung perbedaan masing-masing skor dengan rata-rata skor

3). Selisih masing-masing skor dengan rata-rata dikuadratkan dan

dijumlahkan

4). Hasil penjumlahannya dibagi dengan n-1, hasil perhitungan di sini

disebut dengan varians

5). Akar kuadrat dari varians merupakan standar deviasi

Untuk menentukan besarnya simpangan baku dapat menggunakan

rumus :

𝑠𝑑2 =∑(𝑥−�̅�)2

𝑛−1 (Irianto, 2010:42)

Simpangan baku merupakan akar kuadrat dari varians, maka untuk

selanjutnya simpangan baku dapat dihitung dengan rumus :

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

63

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝑠𝑑 = √𝑠𝑑2 (Irianto, 2010:42)

Penafsiran hasil perhitungan standar deviasi selanjutnya diberikan

makna sebagai berikut :

“semakin kecil simpangan baku/standar deviasi, berarti semakin

terkumpul distribusi skornya, demikian pula sebaliknya. Dengan

demikian, semakin kecil simpangan baku, maka semakin baik prediksi

rata-rata populasinya. Dengan kata lain sekumpulan skor dapat

mengambarkan keseluruhan skor populasi”

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa standar

deviasi atau simpangan baku yang baik adalah yang nilainya semakin keci,

dalam hal ini mendekati nol, karena dapat menggambarkan keseluruhan

populasi, atau data dapat dinyatakan menyebar.

c. Frekuensi

Data yang telah diperoleh selanjutnya dibuat kelompok –kelompok

sesuai dengan kategori pilihan jawaban dalam item pernyataan. Hal ini

sejalan dengan dengan pendapat Irianto (2010:7) “ distribusi frekuensi

adalah suatu jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu

kelompok tertentu “. Data dikumpulkan dalam satu kelompok agar data

tersebut lebih sederhana, sehingga tidak menyukarkan peneliti dalam analisis

data.

Penilaian masing-masing indikator pada setiap variabel berdasarkan

skor terendah dan skor tertinggi, yang dihitung dengan cara :

𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

5

Selanjutnya dibuatlah skala penafsiran untuk mementukan kategori

rendah, sedang, atau tinggi dengan menghitung :

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

64

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Tinggi/Sangat Efektif/Sangat Jelas=skor tertinggi-rentang.

Sangat Rendah /Sangat tidak efektif/Sangat tidak jelas =skor

terendah+rentang

Kategori Tinggi / Efektif/Jelas, Sedang/Cukup Efektif/Cukup Jelas,

dan Rendah/Efektif/Tidak Jelas yang berada diantara sangat rendah dan

sangat tingi.

Berikut tabulasinya :

STE/SR/STJ TE/TJ CE/SDG/CJ E/T/J SE/ST/SJ

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Persyaratan

1). Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi menguji apakah data penelitian yang

dilakukan memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono

(2014:172) “Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap

variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal”.

Uji normalitas termasuk saha satu bagian dari uji persyaratan analisis

data atau uji asumsi klasik sebelum melakukan analisis data. Data penelitian

harus di uji kenormalan distribusinya.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu: jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

65

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni:

a) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi

normal.

b) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan yang

linear antar variabel. Uji multikolinieritas bertujuan untuki menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau dikenal

dengan istilah tidak terjadi multikolinearitas.

Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas dapat dilakukan

dengan cara:

a) Melihat nilai tolerance

(1) Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka terjadi multikolinieritas

terhadap daya yang di uji.

(2) Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas

terhadap data yang di uji.

b) Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

(1) Jika nilai VIF lebih kecil dari 5, maka tidak terjadi multikolinearitas

terhadap dta yang diuji.

(2) Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearits terhadap

daya yang diuji.

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

66

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan

keputusan uji statistik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

homogenitas adalah:

a) Jika nilai signifikan < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau

lebih kelompok data adalah tidak sama.

b) Jika nilai signifikan > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau

lebih kelompok data adalah sama.

b. Uji Hipotesis (Path Analysis)

Setelah melakukan pengumpulan data, tahap berikutnya adalah

menganalisis data tersebut. Variabel-variabel peneltian diuji keterkatiannya

dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis), yaitu teknik

interpretasi data dengan metode regresi berganda (multiple model).

Model hubungan kausal pada analisis jalur dijabarkan dalam bentuk

persamaan regresi. Dikarenakan model persamaan regresi multipel model

analisis jalur variabel yang dianalisis meliputi pengaruh langsung dan

pengaruh tidak langsung, maka variabel yang terdapat dalam model dibedakan

menjadi variabel eksogen dan variabel endogen (Kusnendi, 2008)

Metode Path Analisis bisa dilakukan dengan Software pengolahan data

(Amos Graphic 5), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan diagram jalur dan persamaan struktural.

Berdasarkan variabel–variabel yang diteliti, maka diagram analisis jalur

secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

67

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. 1

Diagram Jalur Pengaruh Work Life Balance (X1) dan Penilaian Kinerja (X2)

terhadap Motivasi (X3) dan Organizational Citizendship Behavior (Y)

Keterangan :

WLB : Work Life Balance (Variabel X1)

PA : Penilaian Kinerja (Variabel X2)

MO : Motivasi (Variabel Y1)

OCB : Organizational Citizendship Behavior

Model analisis jalur di atas menjelaskan adanya hubungan antara

variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen yaitu X1 (Work

Life Balance) dan X2 (Penilaian Kinerja). Sedangkan variabel endogen

yaitu X3 (Motivasi) dan Y2 (Organizational Citizendship Behavior).

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

68

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel endogen dan eksogen (X1,X2,X3,Y2) digambarkan dalam

bentuk kotak atau persegi panjang, sedangkan error (1, 2 ) atau variabel

lain diluar sistem digambarkan dalam bentuk lingkaran.

Persamaan diagram jalur di atas dapat disusun dengan merinci diagram

diatas menjadi dua sub struktur, berikut rinciannya :

Sub struktur 1 : Model X3 Hipoteesis 1 dan 2

Gambar. 3.2

Substruktur 1

Persamaan sub struktur 1 :

X3 = f (X1,X2)

X3 = a + b1X1+b2X2

Sub struktur 2 : Model Y Hipotesis 3,4,dan 5

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

69

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persamaan sub struktur 2 :

Y = f (X1,X2,X3)

Y = a + b1X1+b2X2+ b2X2

2. Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogen dan endogen (R),

3. Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogenus (R),

4. Menghitung matriks invers R1-1

,

5. Menghitung semua koefisien jalur dengan rumus :

𝑌𝑋𝑖 = ∑ 𝐶𝑅𝑗 𝑟𝑌𝑋𝑗

𝑘

𝑗=1

; 1,2,3 … … … 𝑘

Keterangan :

𝑌𝑋𝑖 : merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap Y

𝐶𝑅𝑗 : unsur atau elemen pada baris ke-i dan komom ke –j

dari matriks invers korelasi

𝑟𝑌𝑋𝑗 : Korelasi antar variabel Y dengan variabel Xi

6. Menghitung koefisien determinasi (R2Xu) dengan rumus :

7. Menghitung nilai koefisien jalur residu UX ,

Koefisien residu 𝜀𝑦 adalah besarnya pengaruh variabel lain diluar

model yang tidak ikut diamati , rumus koefisien residu dihitung menurut

rumus :

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

70

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝜀𝑦 = √1 − 𝑅2

8. Pengujian signifikansi koefisien jalur secara keseluruhan,

9. Pengujian masing-masing koefisien jalur, dan

10. Perhitungan besarnya pengaruh secara proporsional dari variabel

eksogenus (X1 dan X2) kepada variabel endogenus (X3 dan Y)

11. Penarikan kesimpulan dengan menganalisa beberapa aspek sebagai berikut

:

a).Besarnya kontribusi variabel X1 dan X2 yang secara langsung

mempengaruhi variabel X3

b). Besarnya kontribusi variabel X1, X2 dan X3 yang secara langsung

mempengaruhi variabel Y.

Selanjutnya untuk memaknai besar kecilnya kontribusi antar variabel

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.12

Interpretasi Tingkat Hubungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup Kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2012:81)

c. Hipotesis Statistik

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

71

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Ho : 𝜌𝑥1𝑥3 = 𝜌𝑥2𝑥3 = 0, tidak terdapat pengaruh positif secara simultan dari

Workk Life Balance dan Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja

H1 : 𝜌𝑥1𝑥3 = 𝜌𝑥1𝑥3 ≠ 0, terdapat pengaruh positif secara simultan dari Work

life Balance dan Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja

2. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance karyawan

terhadap tingkat motivasi kerja.

H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance karyawan

terhadap tingkat motivasi kerja.

3. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja karyawan

terhadap tingkat motivasi kerja.

H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja karyawan

terhadap tingkat motivasi kerja.

4. Ho : 𝜌𝑥1𝑦 = 𝜌𝑥2𝑦 = 𝜌𝑥3𝑦 = 0 tidak terdapat pengaruh positif secara simultan

dari Work Life Balance, Penilaian Kinerja dan Motivasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior

H1 : 𝜌𝑥1𝑦 = 𝜌𝑥2𝑦 = 𝜌𝑥3𝑦 ≠ 0 terdapat pengaruh positif secara simultan dari

Work Life Balance, Penilaian Kinerja dan Motivasi terhadap Organizational

Citizenship Behavior

5. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance terhadap

Organizational Citizenship Behavior.

H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance terhadap

Organizational Citizenship Behavior.

6. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja terhadap

Organizational Citizenship Behavior

H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja terhadap

Organizational Citizenship Behavior

7. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Motivasi Kerja terhadap

Organizational Citizenship Behavior

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitianrepository.upi.edu/27210/7/T_IMN_1201657_Chapter3.pdf · ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI

72

Acep Durahman, 2016

ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Motivasi Kerja terhadap

Organizational Citizenship Behavior