bab iii metodologi penelitian 3.1. ruang lingkup...

17
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing ekspor dan faktor- faktor yang memengaruhi ekspor ban mobil Indonesia ke enam negara tujuan utama, yakni Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Australia, Filipina, dan Arab Saudi. Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini berupa data sekunder yang didapatkan dari World Bank, UN Comtrade, Badan Pusat Statistik, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Trade Map, dan beberapa sumber yang lain yang didapatkan dari buku-buku literatur dan media elektronik. Data yang digunakan mencakup enam negara tujuan utama untuk ekspor ban mobil dari Indonesia, yakni Gross Domestic Product (GDP) setiap negara, jarak geografis ke Indonesia sebagai negara pengekspor, dan populasi masing-masing negara. Data berupa nilai dan volume ekspor ban mobil ke enam negara tujuan utama didapatkan dari United Nation Comtrade, data berupa jarak geografis didapat dari timeanddate.com, dan data berupa populasi keenam negara tujuan didapatkan dari World Bank. Enam negara tersebut dipilih penulis sebagai objek observasi dikarenakan keenam negara tersebut merupakan negara pengimpor ban mobil Indonesia terbesar (top six countries) selama periode lima tahun terakhir, yakni tahun 2012-2017 Adapun tahun yang penulis jadikan sebagai observasi penelitian ialah tahun 2004 hingga 2017 (14 tahun penelitian).

Upload: others

Post on 05-Apr-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing ekspor dan faktor-

faktor yang memengaruhi ekspor ban mobil Indonesia ke enam negara tujuan

utama, yakni Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Australia, Filipina, dan Arab

Saudi. Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini berupa data sekunder

yang didapatkan dari World Bank, UN Comtrade, Badan Pusat Statistik,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Trade Map, dan beberapa

sumber yang lain yang didapatkan dari buku-buku literatur dan media elektronik.

Data yang digunakan mencakup enam negara tujuan utama untuk ekspor ban mobil

dari Indonesia, yakni Gross Domestic Product (GDP) setiap negara, jarak geografis

ke Indonesia sebagai negara pengekspor, dan populasi masing-masing negara. Data

berupa nilai dan volume ekspor ban mobil ke enam negara tujuan utama didapatkan

dari United Nation Comtrade, data berupa jarak geografis didapat dari

timeanddate.com, dan data berupa populasi keenam negara tujuan didapatkan dari

World Bank. Enam negara tersebut dipilih penulis sebagai objek observasi

dikarenakan keenam negara tersebut merupakan negara pengimpor ban mobil

Indonesia terbesar (top six countries) selama periode lima tahun terakhir, yakni

tahun 2012-2017 Adapun tahun yang penulis jadikan sebagai observasi penelitian

ialah tahun 2004 hingga 2017 (14 tahun penelitian).

32

3.2. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

penghitungan RCA (Revealed Comparative Advantage) untuk mengukur daya

saing komparatif ekspor. RCA merupakan suatu metode untuk mengukur

keunggulan komparatif pada suatu kawasan atau wilayah. Metode RCA dalam

mengukur keunggulan komparatif ban mobil Indonesia dibandingkan dengan

negara pesaingnya menggunakan rumus sebagai berikut:

RCA = xij/Xj

Xiw/Xw

dimana:

Xij = nilai ekspor ban mobil Indonesia ke negara tujuan (US$)

Xj = nilai total ekspor Indonesia ke negara tujuan (US$)

Xiw = nilai ekspor ban mobil dunia ke negara tujuan (US$)

Xw = nilai total ekspor dunia ke negara tujuan (US$)

i = ban mobil

j = negara Indonesia

w = dunia

Jika nilai RCA melebihi angka satu (RCA>1), maka komoditas tersebut

memiliki keunggulan komparatif atau berdaya saing tinggi. Dan sebaliknya, jika

nilai RCA lebih kecil dari satu (RCA<1), maka komoditas tersebut tidak memiliki

keunggulan komparatif atau berdaya saing rendah. Penulis menyarankan penelitian

menganalisis Revealed Comparative Advantage (RCA) selanjutnya dapat

33

disempurnakan dengan formula Revealed Symmetric Comparative Advantage

(RSCA), secara sistematis RSCA dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑆𝐶𝐴 = (𝑅𝐶𝐴 − 1)

(𝑅𝐶𝐴 + 1)

Analisis dengan menggunakan metode penghitungan RSCA bertujuan

untuk membandingkan daya saing suatu komoditas dengan berbagai negara. Nilai

RSCA berkisar antara -1 sampai 1 (-1 ≤ RSCA ≤ 1). Jika nilai RSCA kurang dari

0, maka komoditas di negara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif.

Sebaliknya, jika nilai RSCA lebih dari 0, maka komoditas di negara tersebut

memiliki keunggulan komparatif. Penghitungan ini menggunakan data tahunan

untuk memudahkan dalam mengetahui perkembangan jenis komoditas yang daya

saingnya mengalami peningkatan ataupun penurunan.

Indeks RCA juga dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut

untuk menargetkan industri-industri yang saat ini menunjukkan kerugian

komparatif tetapi memiliki potensi untuk mencapai daya saing ekspor dari waktu

ke waktu. Hal ini dapat dicapai dengan mengklasifikasikan struktur ekspor suatu

negara, berdasarkan pada 4 digit kode HS menjadi enam kelompok produk yang

lebih luas berdasarkan pada perbandingan relatifnya.

Selain itu, untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor

ban mobil digunakan metode kuantitatif berbasis data panel cross-section yang

didasarkan pada pendekatan Random Effect Model yang merupakan model terbaik

untuk digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan software Microsoft Excel dan Stata-13.

34

3.3. Model Penelitian

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Ordinary

Least Square (OLS), dengan bentuk panel data dari tahun 2004 hingga 2017.

Variabel terikatnya adalah nilai ekspor ban mobil Indonesia ke negara tujuan

(EXPijt). Variabel bebasnya terdiri dari GDP riil Indonesia (GDPit), GDP riil negara

tujuan (GDPjt), nilai tukar (ERit), jarak geografis (DISTit), dan populasi negara

tujuan (POPit). Kemudian untuk menganalisis data, persamaan diubah untuk

melinearkan dalam bentuk logaritma yang dikenal dengan istilah log-log. Maka, dapat

ditulis model persamaannya sebagai berikut:

𝐥𝐨𝐠𝐄𝐗𝐏𝐢𝐣𝐭 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏𝐥𝐨𝐠𝐆𝐃𝐏𝐑𝐈𝐢𝐭 + 𝛃𝟐𝐥𝐨𝐠𝐆𝐃𝐏𝐍𝐓𝐢𝐭 + 𝛃𝟑𝐥𝐨𝐠𝐄𝐑𝐢𝐭

+ 𝛃𝟒𝐥𝐨𝐠𝐃𝐈𝐒𝐓𝐢𝐭 + 𝛃𝟓𝐥𝐨𝐠𝐏𝐎𝐏𝐢𝐭 + 𝛆𝐢𝐭

Keterangan:

EXP = total nilai ekspor ban mobil Indonesia ke negara tujuan (US$)

β0 = konstanta

β1, β2, … , β5 = koefisien regresi

GDPRI = GDP riil Indonesia (US$)

GDPNT = GDP riil negara tujuan (US$)

ER = nilai tukar dollar AS terhadap rupiah (US$/Rp)

DIST = jarak geografis antara ibukota Indonesia dengan ibukota negara

tujuan (km)

POP = jumlah penduduk/populasi negara tujuan (jiwa)

ε = error

35

i = Indonesia

j = enam negara tujuan ekspor ban mobil Indonesia (AS, Jepang,

Malaysia, Australia, Filipina, Arab Saudi)

t = tahun 2004 hingga 2017

3.4. Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan data sekunder dengan data panel periode waktu 14

tahun yakni dari tahun 2004 hingga 2017 dengan unit cross-section. Data diperoleh

dari website dan publikasi United Nation Comtrade, World Bank, dan institusi

lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini ialah data total nilai ekspor Indonesia, data nilai ekspor

Indonesia dengan komoditas ban mobil, data luas lahan perkebunan karet

Indonesia, data GDP negara Indonesia, data GDP enam negara tujuan utama ekspor

ban mobil Indonesia (Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Australia, Filipina, dan

Arab Saudi), data nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, data jarak geografis antar

negara, serta data populasi negara tujuan selama tahun 2004 hingga 2017.

Data-data tersebut bersumber dari:

1. United Nation Comtrade (UN Comtrade)

2. World Bank

3. Trade Map

4. Badan Pusat Statistik

5. Kementerian Perindustrian

6. Kementerian Perdagangan

36

7. timeanddate.com

8. World Integrated Trade Solution (WITS)

3.5. Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai ekspor ban mobil

Indonesia sebagai variabel dependen. Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Yang menjadi variabel independennya yaitu

Gross Domestic Product (GDP) negara Indonesia, GDP negara tujuan, nilai tukar,

jarak geografis, dan populasi negara tujuan. Adapun definisi operasional dari

berbagai variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel dalam Penelitian

No. Variabel Operasional Keterangan Sumber data Unit

Variabel dependen

1. EXP Nilai ekspor

ban mobil

Indonesia

Nilai ekspor ban

mobil Indonesia

ke enam negara

tujuan yang

dilakukan setiap

tahun.

UN Comtrade US$

Variabel independen

2. GDPRI GDP negara

Indonesia

Nilai output

akhir dari

kegiatan

perekonomian di

Indonesia

World Bank US$

3. GDPNT GDP negara

tujuan

Nilai output

akhir dari

kegiatan

perekonomian

negara

pengimpor

World Bank US$

37

4. ER Kurs Nilai tukar

dollar AS

terhadap rupiah

World Bank US$/Rp

5. DIST Jarak

geografis

Jarak antara

ibukota negara

Indonesia

dengan ibukota

negara tujuan

secara geografis

timeanddate.com Km

6. POP Populasi Jumlah

penduduk di

negara tujuan

ekspor

World Bank Jiwa

3.6. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode data panel. Metode ini menggabungkan dua jenis data, yakni data

berupa deret waktu (time series) dan data individu (cross section). Menurut Baltagi

(2001), terdapat beberapa kelebihan dalam menggunakan data panel untuk

penelitian, yakni sebagai berikut:

1. Heterogenitas dalam setiap individu dapat ditunjukkan dari estimasi data panel.

2. Data panel mampu mendeteksi dan mengukur dampak yang tidak dapat dilihat

oleh data time series dan cross section.

3. Data panel dapat membantu dalam analisis studi yang lebih kompleks.

4. Data panel lebih efisien dalam memberikan informasi dan degree of freedom,

namun dengan kolinearitas yang sedikit antar variabel.

Sumber: website dan publikasi setiap data.

38

5. Metode panel lebih baik untuk menentukan perubahan dinamis dibandingkan

cross section dan mampu meminimalisir bias.

Menurut Gujarati & Porter (2009), data panel yang digunakan untuk

mengestimasi model regresi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan dimana

selanjutnya akan dianalisa untuk menentukan metode regresi yang tepat, yakni:

1) Pooled Least Square Model

Model ini mengasumsikan perilaku data antar negara adalah konstan dalam

berbagai kurun waktu karena model ini tidak memperhatikan dimensi waktu

maupun individu. Model estimasinya dituliskan dalam bentuk persamaan

berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + ⋯ + 𝛽𝑛𝑋𝑖𝑡 + µ𝑖𝑡

2) Fixed Effect Model

Model ini mengasumsikan bahwa koefisien slope adalah konstan, sedangkan

intercept antar individu diasumsikan berbeda. Akan tetapi, intercept antar

waktu diasumsikan sama (fixed effect). Untuk melakukan estimasi pada model

ini sering digunakan dummy karena sulitnya memenuhi asumsi pada model

pooled least square. Model estimasinya dituliskan dalam bentuk persamaan

berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼1 + 𝛼2𝐷2 + ⋯ + 𝛼𝑛𝐷𝑛 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + ⋯ + 𝛽𝑛𝑋𝑖𝑡 + µ𝑖𝑡

3) Random Effect Model

Model ini mengasumsikan bahwa nilai koefisien slope adalah konstan, tetapi

nilai intercept-nya memiliki perbedaan antar individu dan antar waktu. Pada

model ini, perbedaan intercept dimasukkan ke dalam error masing-masing

39

negara. Keuntungan menggunakan model ini ialah menghilangkan

heteroskedastisitas. Model estimasinya dituliskan dalam bentuk persamaan

berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛽1 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + ⋯ + 𝛽𝑛𝑋𝑖𝑡 + е𝑖𝑡 + µ𝑖𝑡

Dimana е𝑖𝑡 + µ𝑖𝑡 ialah faktor kesalahan yang acak dan diasumsikan tidak

memiliki hubungan dengan 𝑋𝑖𝑡. Faktor kesalahan tersebut terdiri dari

komponen spesifik dari individu yang konstan sepanjang waktu (е𝑖𝑡) dan

variasi komponen kesalahan oleh antar individu dan waktu.

Langkah selanjutnya ialah melakukan tahap pengujian. Adapun pada

penelitian ini terdapat tiga tahap pengujian dalam penggunaan model panel,

diantaranya:

a. Uji Chow

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui model mana yang lebih baik

digunakan dalam penelitian, antara model pooled least square atau

fixed effect model. Hipotesis yang digunakan dalam Uji Chow ialah

sebagai berikut: 𝐻0: Model pooled least square lebih baik

𝐻𝐴: Fixed effect model lebih baik

Uji Chow harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Apabila (Prob > F) < α maka 𝐻0 ditolak, berarti lebih baik

menggunakan fixed effect model.

2. Apabila (Prob > F) ≥ α maka 𝐻0 tidak dapat ditolak, berarti lebih

baik menggunakan model pooled least square.

40

b. Uji Hausman

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah lebih baik

menggunakan fixed effect model atau random effect. Hipotesis dalam

uji Hausman ialah sebagai berikut:

𝐻0: Random effect model lebih baik

𝐻𝐴: Fixed effect model lebih baik

Uji Hausman harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Apabila (Prob > χ2) < α maka 𝐻0 ditolak, berarti lebih baik

menggunakan fixed effect model.

2. Apabila (Prob > χ2) ≥ α maka 𝐻0 tidak dapat ditolak, berarti lebih

baik menggunakan random effect model.

c. Uji Breusch – Pagan Langrangian Multiplier

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui model mana yang lebih baik

digunakan antara random effect model atau pooled least square.

Hipotesis dalam Uji Breusch ialah sebagai berikut:

𝐻0: Pooled least square lebih baik

𝐻𝐴: Random effect model lebih baik

Uji Breusch harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Apabila (Prob > x̄2) < α maka 𝐻0 ditolak, yang berarti lebih baik

menggunakan random effect model.

41

2. Apabila (Prob > x̄2) ≥ α maka 𝐻0 tidak dapat ditolak, yang berarti

lebih baik menggunakan pooled least square.

3.7. Pengujian Masalah dalam Analisis Regresi Linear

Salah satu metode pendugaaan parameter dalam model regresi linear ialah

Ordinary Least Square (OLS) yang berlandaskan pada sejumlah asumsi tertentu.

Pada prinsipnya, model regresi linear yang dibangun harus memenuhi beberapa

asumsi yakni Best, Linear, Unbiased Estimator (BLUE).

3.7.1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah permasalahan pada suatu model regresi jika

terdapat hubungan yang kuat antar variabel independen. Yang menjadi salah satu

penyebab terjadinya multikolinearitas yakni terdapat pengambilan data yang tidak

baik ataupun penggunaan variabel yang lebih banyak dibandingkan jumlah

observasinya.

Tanda multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai R2. Jika

terdapat sedikit variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel

dependen, maka bisa dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dalam model.

Selain itu, untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah multikolinearitas ialah

dengan melihat korelasi antar variabel independen dimana ketika terdapat korelasi

yang lebih dari 0,8 maka dapat dikatakan terjadi masalah multikolinearitas (Gujarati

& Porter, 2009).

42

Masalah multikolinearitas dapat diperbaiki atau dihilangkan dengan

melakukan beberapa hal, yakni:

- Menghilangkan variabel yang menyebabkan bias

- Penambahan data baru

- Mengkombinasikan data time series dan data cross section.

3.7.2. Uji Heteroskedastisitas

Masalah heteroskedastisitas terjadi karena varian dari error terms yang

tidak lagi konstan. Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas ialah proses

estimasi menjadi tidak efisien yang menyebabkan hasil uji T-statistik dan uji F-

statistik menjadi tidak berguna. Hipotesis yang digunakan dalam uji

Heteroskedastisitas adalah:

𝐻0: tidak adanya masalah heteroskedastisitas

𝐻𝐴 adanya masalah heteroskedastisitas

Kriteria dan kesimpulan:

(Prob>Chi2) < α = 𝐻0 ditolak, berarti ada masalah heteroskedastisitas dalam

regresi.

(Prob>Chi2) > α = 𝐻0 tidak dapat ditolak, berarti tidak ada masalah

heteroskedastisitas dalam regresi.

43

3.7.3. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi merupakan masalah berupa korelasi antara residual

pada suatu variabel dengan residual variabel lainnya. Konsekuensinya adalah dapat

menimbulkan adanya regresi palsu sebab nilai varian untuk masing-masing variabel

tidak lagi minimum (Gujarati & Porter, 2009).

Hipotesis yang digunakan pada uji Autokorelasi ialah:

𝐻0: tidak adanya masalah autokorelasi

𝐻𝐴 adanya masalah autokorelasi

Kriteria dan kesimpulan:

(Prob>Chi2) < α = 𝐻0 ditolak, berarti ada masalah autokorelasi

(Prob>Chi2) > α = 𝐻0 tidak dapat ditolak, berarti tidak ada masalah

autokorelasi

3.8. Pengujian Statistik

Pengujian statistik dilakukan untuk memperkuat hasil estimasi dari sebuah

penelitian. Adapun pengujian statistik yang dilakukan meliputi koefisien

determinasi (R2), uji signifikansi simultan, dan uji signifikansi parsial.

3.8.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau R2 (R-squares) merupakan ukuran yang

memberikan informasi mengenai seberapa besar kemampuan variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen di dalam sebuah model. Apabila nilai

koefisien determinasi semakin mendekati 0, maka variabel independen kurang

44

mampu dalam menjelaskan variabel dependen sehingga dapat dinyatakan bahwa

model persamaan yang dipakai kurang sempurna. Begitupun sebaliknya, apabila

nilai koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka variabel dependen mampu

dijelaskan secara keseluruhan oleh variabel independen.

3.8.2. Uji Signifikansi Simultan

Uji ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui adanya pengaruh variabel

independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen dalam model pada

tingkat signifikansi tertentu. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝐻0: 𝛽1 = 𝛽2 = .... = 𝛽𝑛 = 0 (semua variabel independen dalam model secara

bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen)

𝐻𝐴: paling tidak ada satu 𝛽𝑛≠ 0 (semua variabel independen dalam model

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen)

Dengan statistik uji:

𝐹 = 𝑅2/(𝑘 − 1 )

(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘)

dimana:

𝑅2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel

45

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika Fstat > Ftable atau Prob F < α maka 𝐻0 ditolak. Berarti dapat dikatakan

bahwa semua variabel independen dalam model mempengaruhi variabel

dependen.

Jika Fstat ≤ Ftable atau Prob F ≥ α maka 𝐻0 tidak dapat ditolak. Berarti semua

variabel independen dalam model tidak mempengaruhi variabel dependen.

Namun, apabila hasil estimasi regresi menggunakan pendekatan random

effect model, maka perlu melakukan uji Wald Chi-Square untuk melihat apakah

seluruh variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara

signifikan (StataCorp, 2013), dengan hipotesis yang sama serta kriteria sebagai

berikut:

Jika Prob χ2 < α maka 𝐻0 ditolak, yang berarti bahwa variabel independen

dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Jika Prob χ2 ≥ α maka 𝐻0 tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa semua

variabel independen dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi

variabel dependen.

3.8.3. Uji Signifikansi Parsial

Penggunaan ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui adanya pengaruh

antara variabel independen dengan variabel independen secara individu terhadap

variabel dependen dalam model pada tingkat signifikansi tertentu, dengan hipotesis

sebagai berikut:

46

𝐻0: 𝛽𝑛 = 0 dimana variabel independen tidak mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.

𝐻𝐴: 𝛽𝑛 ≠ 0 dimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

Dengan statistik uji:

𝑡 = 𝛽^𝑛 − 𝛽𝑛

𝑠𝑒(𝛽^𝑛)

dimana:

𝛽^𝑛 = koefisien variabel independen ke-n

𝛽𝑛 = nilai dari hipotesis nol

𝑠𝑒(𝛽^𝑛) = simpangan baku dari variabel independen ke-n

Dengan hipotesis sebagai berikut:

𝐻0: β=0, berarti variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

𝐻𝐴: β ≠ 0, berarti variabel independen mempengaruhi variabel dependen

Kriteria dan kesimpulan:

Jika tstat > ttable atau -tstat < -ttabel (Prob t < α) maka 𝐻0 ditolak. Artinya variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Jika -ttable ≤ tstat ≤ -ttabel (Prob t ≥ α) maka 𝐻0 tidak dapat ditolak. Artinya

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

47

Menurut StataCorp (2013), jika hasil regresi menggunakan pendekatan

random effect model, maka dapat dilakukan uji z untuk melihat pengaruh dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan hipotesis

yang sama serta kriteria sebagai berikut:

Jika Prob z < α maka 𝐻0 ditolak. Artinya variabel independen mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

Jika Prob z ≥ α maka 𝐻0 tidak dapat ditolak. Artinya variabel independen tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.