bab iii metodologi penelitian 3.1 metode dan prosedur...
TRANSCRIPT
87
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini dibahas metodologi penelitian mengenai metode dan prosedur
penelitian, latar penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, uji validitas dan reabilitas instrumen, serta uji normalitas.
3.1 Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research
and Development atau R & D) karena sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian,
yaitu menghasilkan produk berupa model pembelajaran menyimak aktif integratif dan
media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah Menyimak di perguruan
tingggi. Sebagaimana Borg & Gall (1989:624) menyatakan bahwa penelitian dan
pengembangkan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Istilah produk meliputi tidak
hanya benda-benda, seperti buku teks, desain pembelajaran, model evaluasi, tetapi
juga dimaksudkan untuk merujuk pada prosedur dan proses, seperti metode
pembelajaran dan metode pelatihan.
Prosedur pengembangan diterapkan dengan menyederhanakan beberapa
langkah Borg & Gall (1989: 626) dan Sugiyono (2012:298-311). Kesepuluh langkah
prosedur penelitian dan pengembangan tersebut: 1) penelitian dan pengumpulan
informasi termasuk tinjauan pustaka, observasi kelas, dan persiapan laporan; 2)
perencanaan termasuk mendefinisikan keahlian, menyatakanakan obyektif yang
menentukan susunan rangkaian, dan uji kelayakan skala kecil; 3) pengembangan
bentuk model awal termasuk menyiapkan bahan pengajaran, buku panduan, dan alat
evaluasi; 4) melakukan uji coba terbatas dari sekolah 1 sampai sekolah 3, dengan
menggunakan 6 sampai dengan 12 subjek. Data wawancara, observasi, dan kuesioner
dikumpulkan dan dianalisis; 5) merevisi model awal seperti yang disarankan oleh
hasil tes lapangan terdahulu; 6) melakukan pengujian model dalam 5 sampai dengan
87
88
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 subjek. Data kuantitatif pada pelaksanaan
rangkaian subyek sebelum dan sesudah dikumpulkan. Hasil dievaluasi sehubungan
dengan tujuan dan dibandingkan dengan data kelompok kontrol, bila cocok; 7) revisi
produk operasional revisi produk sebagaimana disarankan oleh hasil utama tes
lapangan; 8) melakukan uji coba lapangan dengan melibatkan subjek yang lebih
banyak dari langkah ke-6 dengan 10 sampai dengan 30 sekolah termasuk 40 sampai
200 subjek. Wawancara, data observasi dan questionnaire dikumpulkan dan
dianalisis; 9) revisi produk akhir_revisi produk sebagaimana disarankan oleh
operasional hasil tes lapangan; 10) diseminasi dan penyebaran kepada berbagai pihak
pada pertemuan ilmiah dan jurnal.
Implementasi 10 langkah penelitian yang dikemukakan Borg dan Gall
(2003:570─572) di atas, dalam penelitian ini dimodifikasi dalam tiga tahapan proses
penelitian dan pengembangan, yakni (1) studi pendahuluan: kajian teoretik,
identifikasi kebutuhan, dan penyusunan draf awal produk; (2) pengembangan model:
prinsip penyusunan model, silabus, bahan ajar, dan media; (3) validasi model:
evaluasi model pembelajaran dengan media yang digunakan (Sukmadinata,
2010:184). Bagan di bawah ini menyajikan prosedur penelitian dan pengembangan
yang dilaksanakan.
MODEL
AKHIR
Studi
Pendahuluan:
Pengembangan
Model
Uji Coba Model
Studi Literatur: a) Hakikat menyimak, media
pembelajaran multimedia interaktif, penilaian media, model pembelajaran MAI, dan keterampilan
menyimak kritis b) Hasil penelitian yang relevan
Survei Lapangan: Kondisi pembelajaran menyimak
berdasarkan tanggapan dan kegiatan dosen dan mahasiswa terhadap pembelajaran menyimak.
Hasil kajian teoretis
dan survei lapangan
Perencanaan model: a) pengembangan RAP/silabus,
SAP, bahan ajar, dan media pembelajran ( Flowchart dan Story board)
Pengembangan model: bahan ajar, metode
pembelajaran, multimedia interaktif, langkah-langkah, dan penilaian
Implementasi Model
Draf awal model
yang siap diuji coba
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
89
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Langkah-langkah di atas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan prosedur
penelitian dan pengembangan model pembelajaran sebagai berikut.
3.1.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan studi awal yang dilakukan untuk
mengidentifikasi proses pembelajaran menyimak yang digunakan di perguruan tinggi
sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan model pembelajaran menyimak
melalui multimedia interaktif pada mata kuliah Menyimak di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JPBS FKIP Universitas Bengkulu. Langkah
ini merupakan bagian yang penting dalam penelitian dan pengembangan karena pada
langkah terdapat kajian literatur, survei, dan observasi. Kajian literatur bertujuan
untuk menentukan dasar-dasar pengetahuan yang mendukung penelitian yang
dilaksanakan. Sedangkan survei bertujuan untuk mengetahui data empiris di lapangan
tentang bagaimana keterlaksanan proses pembelajaran menyimak dengan
menggunakan media pembelajaran.
Pada studi pendahuluan dilakukan penelitian yaang bersifat deskriptif. Baik
melalui wawancara maupun dengan angket. Ada beberapa data kualitatif
dikuantifikasikan dalam bentuk persentase. Pada langkah ini ditekankan untuk
memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran menyimak menggunakan
media pembelajaran. Selanjutnya hasil studi awal ini digunakan sebagai bahan
pertimbangan model pembelajaran dalam pengembangan multimedia aktif integratif
pada mata kuliah Menyimak.
Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan studi pendahuluan ini meliputi: a)
Studi dokumentasi untuk mengkaji: 1) teori-teori yang berkaitan dengan model
pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif; 2) Kajian teoretis
berhubungan dengan keterampilan menyimak kritis sebagai acuan dalam
pengembangan dan indikator keterampilan menyimak kritis mahasiswa; 3) Hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan model dengan multimedia
interaktif pada pembelajaran menyimak; b) melakukan studi lapangan untuk melihat
90
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bagaimana kegiatan dan tanggapan dosen dan mahasiswa dalam persiapan mengajar,
penggunaan strategi/metode, penggunaan dan ketersediaan media, minat mahasiswa,
proses pembelajaran, pemahaman materi, serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran menyimak. Hasil studi pendahuluan ini
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan model pembelajaran
menyimak melalui multimedia interaktif.
3.1.2 Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak melalui Multimedia
Interaktif
Pengembangan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif
ini berlandaskan pada prinsip pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakan dengan
multimedia serta disesuaikan dengan karakter mahasiswa sebagai calon guru.
Perencanaan terdiri atas a) analisis pengembangan silabus, bahan ajar, rencana
pembelajaran, dan evaluasi serta skor. b) Flowchart view penyajian bahan ajar digital.
c) Storyboard multimedia interaktif. Pengembangan multimedia interaktif, yaitu: a)
Menyiapkan elemen-elemen dengan menggunakan beberapa program. b) Pengisian
audio untuk memberikan penjelasan berkaitan dengan ucapan selamat datang pada
tampilan pembuka, penggunaan multimedia interaktif, isi materi, ketentuan uji
kompetensi, dan skor yang diperoleh. c) Pengembilan video/gambar melalui internet
sesuai kebutuhan. d) Pengemasan dalam bentuk CD dengan proses burning file
sebagai CD multimedia interaktif yang kemudia dilanjutkan dengan instalasi program
CD ke dalam komputer yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.
Dalam pengembangan model pembelajaran menyimak melalui multimedia
interaktif ini menggunakan model tutorial. Langkah-langkah memproduksi model
tutorial meliputi perencanaan produksi dan proses produksi model program program
CAI model tutorial (Rusman, 2008:231-232), yaitu: 1) Mengambil keputusan. Tahap
ini dipengaruhi oleh ketersediaan hardware, software, waktu, dan biaya. Setelah
berbagai variabel telah terpenuhi, penulis membutuhkan pemikiran keefektifan media
yang dikembangkan dan pertimbangan lainnya. 2) Perencanaan produksi model
91
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
program CAI model tutorial berupa satuan pelajaran, perencanaan program CAI
tutorial, dan flowchart program pembelajaran CAI tutorial. 3) Proses produksi
program CAI model tutorial. Setelah membuat perencanaan pengembangan program
CAI tutorial langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah proses produksi. Pada
tahap ini harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menghasilkan program yang
layak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Pada tahap proses produksi program
CAI (Computer Assisted Instruction) harus memperhatikan tahapan model tutorial
yang terdiri atas: a) Pengenalan meliputi judul program, objektifitas penyajian,
petunjuk, stimulus prioritas pengetahuan, dan inisial kontrol. b) Penyajian informasi
meliputi metode penyajian, panjang teks penyajian, grafik dan animasi, warna dan
penggunaannya, serta penyajian. c) Pertanyaan dalam hal ini soal-soal atau latihan
yang disajikan serta bagaimana pengguna/mahasiswa menggunakannya atau
menjawabnya. d) Penilaian respons dalam hal ini pengguna/mahasiswa bisa
mengukur kemampuan menyimak kritis sendiri. e) Pemberian balikan respons dalam
hal ini media yang dikembangkan mampu memberikan informasi penilaian yang tepat
bagi pengguna/mahasiswa. f) pengulangan dalam hal ini pengguna mampu
mendalami atau mengulang kembali setiap materi yang belum dipahami. g) Penutup.
4) Proses yang terakhir, yaitu evaluasi multimedia. Evaluasi pengembangan
multimedia meliputi evaluasi terhadap content, flowchart view, story board, dan
produk multimedia yang dikembangkan.
3.1.3 Uji Coba
Uji coba dalam pengembangan model pembelajaran menyimak melalui
multimedia interaktif untuk pembelajaran mata kuliah Menyimak dilakukan dalam
dua tahap, yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Uji coba terbatas dilakukan
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra JPBS FKIP Universitas Bengkulu
dengan sampel satu kelas, yaitu Kelas A Semeset I. Setiap kelas rata-rata berjumlah
20 mahasiswa. Uji coba terbatas dilakukan dalam empat kali perlakuan. Hasil
92
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
evaluasi proses dan hasil pembelajaran dugunakan sebagai bahan refleksi untuk
memperbaiki model sehingga diperoleh model yang terbaik.
Uji coba lebih luas dilakukan pada tiga kelas yang berbeda, yaitu Kelas B, C,
dan D. Kelas B berkategori tinggi berjumlah 20 mahasiswa , kelas C berjumlah 20
mahasiswa berkategori sedang, dan kelas D berjumlah 19 mahasiswa berkategori
rendah. Pengelompokkan tinggi, sedang, dan rendah ini berdasarkan nilai tes
penempatan (placement test) kemampuan menyimak sebagai kelas eksperemennya.
Untuk kelas kontor, penelitian dilakukan di Prodi PBSI FKIP Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Namun, untuk uji terbatas ini, kondisi kelas A lebih
bervariasi kemampuannya. Evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil belajar serta
implementasi model. Evaluasi tersebut dibagi menjadi empat, yaitu evaluasi oleh
mahasiswa, evaluasi oleh dosen, evaluasi oleh ahli pembelajaran, dan evaluasi hasil
belajar mahasiswa untuk melihat efektivitas model yang telah dikembangkan.
Sistem evaluasi yang terdapat dalam media pembelajaran disajikan secara
sistematis dan terstruktur berdasarkan uraian masing-masing materi dari yang paling
mudah/sederhana sampai ke yang paling sulit serta mengacu pada model
pembelajaran menyimak. Bentuk evaluasinya adalah pilihan ganda dan soal uraian
sederhana dari pidato yang disajikan. Pentingnya uji coba media pembelajaran untuk
melihat, Apakah media dapat digunakan atau tidak? Apakah tujuan pemelajaran telah
terpenuhi? Apakah sudah memenuhi harapan mahasiswa? Apakah dapat
meningkatkan keberhasilan pemelajaran dan peningkatan daya simak mahasiswa?
3.2 Latar Penelitian
Hasil pengembangan model pembelajaran menyimak melalui multimedia
interaktif diproyeksikan menjadi alternatif bagi pembelajaran menyimak. Dengan
demikian agar hasil yang diperoleh representatif sehingga dapat digunakan di
program studi manapun, serta mengingat ketersediaan sarana dan prasarana serta
program studi yang ada, lokasi penelitian berdasarkan kedua hal tersebut. Dengan
memperhatikan karakteristik, homogenitas, dan heterogenitas, termasuk
93
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memperhatikan keterbatasan yang ada, penelitian ini difokuskan pada mahasiswa
yang diteliti pada uji lapangan terbatas dan uji lapangan luas pada penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester I
JPBS FKIP Universitas Bengkulu Tahun Akademik 2012/2013 berjumlah 79 orang.
Jumlah mahasiswa tersebut dibagi empat sehingga didapatkan setiap kelasnya rata-
rata 20 mahasiswa. Pengambilan sampel ini dilakukan secara purposive sampling,
yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Purposive sampling
merupakan strategi pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif yang termasuk
dalam nonprobability sampling. Nonprobability sampling merupakan teknik sampel
yang diteliti didasarkan pada penilaian peneliti.Teknik ini dipakai karena peneliti
memiliki pertimbangan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga, waktu, media,
dan biaya yang ada. Adapun tipe yang proposive sampling dalam penelitian ini adalah
tipe maxsimum variation sampling (sampel variasi maksimum) atau dikenal dengan
sampel heterogen, yaitu teknik purposive sampling digunakan untuk menangkap
berbagai perspektif yang berkaitan dengan hal yang menarik bagi peneliti. Sampel
variasi maksimum adalah mencari variasi dalam perspektif, mulai dari kondisi-
kondisi pembelajaran menyimak di kelas rendah, sedang, dan tinggi. Perbedaan
antarkelompok itu akan menunjukkan berbagai atribut, perilaku, pengalaman, insiden,
kualitas, dan situasi sehingga dapat mengidentifikasi tema umum yang jelas di
seluruh sampel. (Sukmadinata, 2010:254; Creswell, 2012:207-208). Setelah sampel
tersebut ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, sampel penelitian
dikelompokkan berdasarkan kualifikasi dari tes awal kemampuan menyimak
mahasiswa. Adapun sampel penelitian ini seperti pada tabel berikut ini.
94
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Kelas Jumlah Kualifikasi Keterangan
Kelas Eksperimen
1. A 20 Variatif Uji Terbatas Unib
2. B 20 Tinggi Uji Luas Unib
3. C 20 Sedang Uji Luas Unib
4. D 19 Rendah Uji Luas Unib
Kelas Kontrol
5. A 32 Variatif Uji Terbatas UMB
6. B 31 Tinggi Uji Luas UMB
7. C 31 Sedang Uji Luas UMB
8. D 32 Rendah Uji Luas UMB
3.3 Pengembangan Instrumen Penelitian Model Pembelajaran
Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia Interaktif dalam
Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan desain
pembelajaran, tes kemampuan menyimak kritis, kuesioner, observasi, dan
wawancara. Untuk menjaring data yang diperlukan, peneliti menggunakan tes,
angket, observasi dan wawancara. Data yang menggunakan angket terdiri atas dua
variabel, yaitu kondisi pembelajaran menyimak dan kualitas model yang
dikembangkan. Butir-butir angket yang dibuat berdasarkan indikator-indikator
variabel tersebut pengukurannya menggunakan skala likert. Setiap pernyataan
disediakan empat alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang disediakan meniadakan
pilihat netral/ragu-ragu. Hal itu dilakukan untuk menghindari pilihan/sikap subjek
penelitian yang tidak jelas (Nasution, 1982:75). Instrumen tes digunakan untuk
mengumpulkan data tentang keterampilan menyimak kritis mahasiswa, baik berupa
ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ranah afektif dan psikomotor
dilaksanakan dengan tes unjuk kerja/esai (simak-tulis; simak-ucapkan), seperti pada
tabel di bawah ini (Nurgiyantoro, 2012:366-367). Wawancara digunakan untuk
95
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggali informasi dan konfirmasi terhadap jawaban angket dari informan, baik
mahasiswa maupun dosen.
Ranah kognitif dan afektif dilaksanakan dengan pilihan ganda. Tes pilihan
ganda dengan empat alternatif jawaban digunakan untuk menguji keterampilan
menyimak kritis mahasiswa. Instrumen dikembangkan oleh peneliti bersama
pembimbing dan teman sejawat. Instrumen tes ini dikembangkan dengan
memperhatikan indikator dalam keterampilan menyimak kritis. Berikut ini
dipaparkan masing-masing instrumen, kisi, dan pengujian kualitas instrumen.
3.3.1 Pengembangan Instrumen Kondisi Pembelajaran Menyimak
Instrumen kondisi pembelajaran pembelajaran menyimak berbentuk angket
yang terdiri atas persepsi dosen dalam pembelajaran menyimak dan persepsi
mahasiswa dalam pembelajaran menyimak. Instrumen persepsi dosen dalam
pembelajaran menyimak terdiri atas tiga indikator, yaitu persiapan pembelajaran,
penyajian materi pembelajaran, dan penutup pembelajaran dengan memperhatikan
kekritisan mahasiswa dalam pembelajaran menyimak (Samana, 1994:123; Hamalik,
1991:43; Brown, 2001:432-434; Anderson, 1987:1925). Instrumen persepsi
mahasiswa dalam pembelajaran menyimak mencakup minat, proses, penggunaan
media, pemahaman, strategi, dan faktor pendukung atau pengambat dalam
pembelajaran menyimak (Mayer, 2001:270-271; Sudjana dan Rivai, 2001:21; Sutari,
1997:42-43). Instrumen kinerja stategi menyimak mahasiswa mencakup persiapan
menyimak, menerapkan proses menyimak, menilai efektivitas kinerja menyimak, dan
merefleksikan tujuan menyimak (Thomson et.al., 2010: 268-271; Vandergrift, 1999
and Harris, 2007). Berikut ini disajikan indikator dan kisi-kisi tanggapan dosen dan
mahasiswa serta kinerja strategi menyimak mahasiswa dalam pembelajaran
menyimak.
96
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Indikator dan Kisi-kisi Pendapat Dosen dalam Pembelajaran Menyimak
No. Indikator Kisi-kisi Nomor
Instrumen
1 Persiapan Mengajar 1. Membuat RAP dan SAP
2. Merencanakan media pembelajaran
3. Menyiapkan alat ukur kemampuan
Menyimak
1;2;3;4;
5;6;7;
8;9;10;
2 Penggunaan
Metode/Strategi
4. Upaya dosen agar mahasiswa
memahami dan terampil dalam
menyimak
5. Metode/ strategi pembelajaran
yang digunakan
11;12;13;14;
15;16;17;18;
19;20;21;22;23
24;25;26;27;
3 Penggunaan dan
Ketersediaan Media
6. Penggunaan media oleh dosen
7. Jenis media yang digunakan
8. Penggunaan komputer untuk
Pembelajaran
28;29;30;31;32;
33;34;35;
36;37
4 Faktor
Pendukung/Penghambat
9. Kemampuan dosen menggunakan
komputer
10. Akses dosen terhadap internet
11. Bahan simakan yang memadai
38;39;40;
41;42;
43;44.
Tabel 3.3
Indikator dan Kisi-kisi Pendapat Mahasiswa dalam Pembelajaran Menyimak
No. Indikator Kisi-kisi Nomor
1 Minat Mahasiswa 1. Minat mahasiswa terhadap
pembelajaran
2. Kesesuaian materi pembelajaran
1;2;3;4;
5;6;7;8;9
2 Metode Pembelajaran 3. Penggunaan metode pembelajaran
4. Kegiatan mahasiswa dalam
Pembelajaran
10;11;12;15;
14;13;
3 Penggunaan Media 5. Penggunaan media oleh mahasiswa
6. Ketersediaan komputer di kampus
7. Penggunaan multimedia
16;17; 18;
19;20;
21; 22;23;
24;25;26;
97
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No. Indikator Kisi-kisi Nomor
4. Pemahaman terhadap
Materi Pembelajaran
8. Pemahaman mahasiswa terhadap
materi
9. Upaya mahasiswa memahami materi
Pembelajaran
27;28;
29;30;31;
5 Faktor
Pendukung/Penghambat
10. Kemampuan mahasiswa
menggunakan komputer
11. Akses mahasiswa terhadap internet
12. Bahan simakan yang memadai
32;33;
34;35;
36;37.
Tabel 3.4
Indikator dan Kisi-kisi Kinerja Strategi Menyimak Mahasiswa
No. Indikator Kisi-kisi Nomor
1 Mempersiapan
Menyimak
1. Memfokuskan perhatianmenyimak
2. Merefleksikan kata kunci
3. Menekankan perhatian menyimak
1; 2;
3; 4;
5; 6;
2 Menerapkan
Proses
Menyimak
4. Mengklarifikasi makna dan maksud
5. Menjelaskan makna dan maksud
6. Menilai Efektivitas Kinerja Menyimak
7;8;9;10;11;12;13;
14;15;16;17;18
19;20;21;22;23
3. Merefleksikan
tujuan
menyimak
7. Memberikan umpan balik simakan
8. Memeriksa pemahaman
9. Mempertimbangkan seberapa baik tujuan
menyimak telah dicapai
24;25;
26;27;
28;29.
3.3.2 Pengembangan Instrumen Media Pembelajaran Multimedia Interaktif
Instrumen dan kisi-kisi media pembelajaran interaktif dalam peningkatan
keterampilan menyimak kritis mengacu pada perencanaan model dan pengembangan
model media pembelajaran menyimak. Perencanaan model mencakup otline content,
flowchart, dan storyboard, sedangkan pengembangn model mencakup content,
technical, design, dan presentasi (Ivers dan Barron, 2002; Flowerdew & Miller,
2005:180). Untuk menguji validitas dari dari media pembelajaran multimedia
interaktif yang digunakan, peneliti melakukan analisis dari ahli media/judgment.
Adapun indikatior dan kisi-kisi yang dikembangkan peneliti sebagai acuan penilaian
multimedia pembelajaran menyimak aktif integratif sebagai berikut.
98
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5
Indikator dan Kisi-kisi Media Pembelajaran Multimedia Interaktif
No. Indikator
Kisi-kisi/Aspek yang Dinilai
1. Outline
Content
1) Mendeskripsikan tujuan dengan jelas.
2) Menganalisis konsep sesuai dengan struktur keilmuan dan
karakteristik peserta didik.
3) Menyajikan materi sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta indikator.
4) Memiliki tata tulis sesuai dengan ketentuan.
5) Menyajikan pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Flowcart
View
1) Menyajikan struktur sesuai dengan model tutorial.
2) Menampilkan branching komplit dan jelas.
3) mempunyai label yang jelas dan
mudah dimengerti pada masing-masing elemen .
4) Memakai semua simbol yang benar.
5) Memudahkan untuk diikuti dan dimengerti.
3. Storyboard 1) Memiliki seluruh layer yang dibutuhkan.
2) Mempunyai tujuan yang jelas pada semua link.
3) Memiliki konten yang lengkap, menarik, dan mudah
dimengerti.
4) Memiliki desain yang konsisten dan jelas.
4. Teknik 1) Memiliki sistem navigation link yang bekerja dengan baik.
2) Memiliki menu link yang bekerja dengan baik.
3) Memiliki elemen media yang beroperasi dengan tepat tersedia
tools yang dibutuhkan.
5. Desain 1) Memiliki flowchart dan storyboard dengan benar.
2) Memiliki layout yang jelas/konsisten.
3) Memiliki semua elemen media yang bermanfaat.
4) Semua teks mudah dibaca dan kontras dengan background.
5) Memiliki botton navigasi yang jelas dan teridentifikasi.
6) Memiliki feedback yang konsisten dan memuaskan.
7) Memiliki bagian penutup yang menarik.
99
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No. Indikator
Kisi-kisi/Aspek yang Dinilai
6. Penyajian 1) Mempunyai artikulasi yang jelas dan volume yang
memadai.
2) Memiliki tampilan yang profesional.
3) Memiliki tampilan yang menarik minat audien.
4) Memiliki tampilan yang terorganisasi dengan baik.
5) Memiliki tampilan yang tidak membosankan.
6) Memiliki narator sesuai dengan tema.
7) Memiliki tampilan yang mudah dipahami.
8) Memiliki kontrol kecepatan audiovisual.
9) Memiliki hasil kerja dapat diamati/dicetak.
10) Memiliki waktu dalam setiap kegiatan.
3.3.3 Pengembangan Instrumen Keterampilan Menyimak Kritis
Instrumen keterampilan menyimak kritis ini dikembangkan dari teori berpikir
kritis dan menyimak kritis, yaitu dua belas subketerampilan berpikir kritis dan
sepuluh kegiatan menyimak kritis. Adapun indikator yang dapat dilakukan adalah
memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi serta pertanyaan yang menantang, membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil keputusan induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan, mendifinisikan istilah, dan memutuskan suatu tindakan (Anderson,
1972:70; Costa, 1985; Santrock, 2010:359-360). Berdasarkan subketerampilan
berpikir kritis dan menyimak kritis tersebut, indikator keterampilan menyimak kritis
beserta kisi-kisinya dapat dirumuskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.6
Indikator dan Kisi-kisi Keterampilan Menyimak Kritis
Keterampilan
Menyimak Kritis
Indikator Nomor
Evaluasi
Menyimak Kritis
1. Memberikan
Penjelasan
Sederhana
1. Memfokuskan pertanyaan 1;2; 3;15;16;17
2. Menganalisis argumen 4; 12;14;18;26;
28;29;30;35 3. Menentukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan klarifikasi
dan pertanyaan yang menantang
5; 6;19;20;33;
100
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterampilan
Menyimak Kritis
Indikator Nomor
Evaluasi
Menyimak Kritis
2. Membuat
Penjelasan
Lebih Lanjut
4. Menentukan ketepatan ujaran
dan unsur kalimat
7;21
5. Menentukan
ungkapan dan definisi
8;22
3. Membuat
Kesimpulan
(inference)
6. Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
11;25;32;
7. Membuat dan
mempertimbnagkan
nilai keputusan
13;27;34;
4. Menentukan
Strategi dan Taktik
8. Menentukan
informasi secara objektif dan
evaluastif
9;23
9. Mengidentifikasi masalah 10;24;31
Berdasarkan kisi-kisi tersebut, keterampilan menyimak kritis mahasiswa
dikembangkan dalam bentuk soal pilihan ganda terutama dalam mengukur
keterampilan menyimak kritis mahasiswa pada aspek kognitif, sedangkan aspek
afektif dan psikomotornya dengan soal esai/unjuk kerja. Pengujian validasi tes
keterampilan menyimak kritis dilakukan dengan menggunakan teknik pearson
product moment (r), sedangkan uji reliabilitas menggunakan Metode Belah Dua (Split
Half) dengan SPSS Statistics 20.0.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini dengan cara:
a) Dokumentasi: Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
penyusunan desain pembelajaran dan alat tes kemampuan menyimak yang digunakan
untuk meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa. b) Kuesioner dan
observasi: Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi mengenai
pelaksanaan pembelajaran menyimak dengan menggunakan model menyimak aktif
intergratif melalui multimedia interaktif dalam peningkatan keterampilan menyimak
kritis mahasiswa. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
101
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran menyimak dengan menggunakan multimedia interaktif. c) Skala
penilaian: Skala penilaian digunakan untuk memperoleh data tentang hasil evaluasi
ananlisis landasan dan konsep flowchart view, storyboard, dan pengembangan
multimedia interaktif (evaluasi di atas meja) yang dilakukan para ahli, sekaligus untuk
mengetahui keterpakaian produk dalam pembelajaran. d) Wawancara: Wawancara
dilakukan untuk menggali informasi dan konfirmasi terhadap pandangan mahasiswa
dan dosen berkaitan dengan pelaksanaan Model PMAIMI. e) Tes hasil belajar: Tes
hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan multimedai interaktif.
Tes adalah alat bantu atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
(Arikunto, 2007:53).
Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data mengenai hasil
tes awal mahasiswa sebelum diberi perlakuan pembelajaran dan data hasil belajar
mahasiswa setelah diberikan perlakuan. Kemampuan awal mahasiswa didapat dengan
memberikan tes awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan menyimak dalam peningkatan keterampilan menyimak
kritis. Instrumen yang digunakan berupa butir soal pilihan ganda, uraian/tulis, dan
lisan/berbicara (simak – bicara kritis dan simak tulis kritis). Pemberian tes awal ini
dimaksudkan untuk megetahui kemampuan awal mahasiswa sebagai titik tolak
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan tes karena diharapkan melalui penggunaan
multimedia interaktif untuk pembelajaran menyimak hasil belajar mahasiswa
cenderung meningkat. Validitas terhadap tes hasil belajar dilakukan dengan validitas
konstruksi oleh dosen. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila
butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek, seperti pada tujuan
pembelajaran (Arikunto, 2007 :67).
Dalam analisis data kualitatif ini, data kuantitatif yang diperoleh melalui
instrumen evaluasi dikonversikan ke dalam kualitatif dengan skala empat, kemudian
102
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dideskripsikan dan hasil deskripsi tersebut dijadikan sebagai dasar menilai kualitas
model pembelajaran menyimak aktif integratif melalui multimedia interaktif sebagai
determinan peningkatan keterampilan menyimak kritis yang dikembangkan. Konversi
data kuantitatif ke dalam kualitatif dengan skala empat menggunakan aturan yang
merupakan modifikasi dari aturan yang dikembangkan oleh Nurgiyantoro
(2012 :253). Aturan tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.7
Skala Penilaian Kemampuan Menyimak Kritis
No. Skor Rerata Skor Klasifikasi Interpretasi
1. 4 3,51-4,00 Baik Sekali Dapat dijadikan contoh
2. 3 2,51-3,50 Baik Dapat digunakan tanpa perbaikan
3. 2 1,51-2,50 Cukup Dapat digunakan dengan perbaikan
4. 1 ≤1,50 Kurang Tidak dapat digunakan
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan pertanyaan dan
tujuan penelitian. Pada implementasi model, alat yang diperoleh merupakan hasil dari
proses dan penilaian hasil terhadap model yang telah dikembangkan. Penilaian proses
dilakukan melalui pengamatan secara intensif terhadap kegiatan dosen dan
mahasiswa. Hasil pengamatan dan pencatatan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif (deskriptif naratif). Penilaian hasil dilakukan dengan melihat
hasil tes keterampilan menyimak kritis mahasiswa berdasarkan model menyimak
aktif integratif melalui multimedia integratif.
Untuk melihat efektivitas model pembelajaran menyimak aktif integratif
melalui multimedia interaktif sebagai determinan peningkatan menyimak kritis,
peneliti menggunakan uji coba terbatas dan luas dengan menggunakan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan tes
awal dan tes akhir model pembelajaran baik pada kelas uji terbatas maupun kelas uji
luas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol (The Matching-Only Pratest-
Posttest Control Group Design). Efektivitas model pembelajaran diukur dengan cara
103
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membandingkan antara nilai tes akhir dengan nilai tes awal. Bila nilai tes akhir lebih
besar atau lebih tinggi daripada nilai tes awal, model pembelajaran tersebut dapat
dikatakan efektif. Model eksperimen digambarkan sebagai berikut (Fraenkel &
Wallen, 2008 :271 dan Sugiyono, 2012 :303).
Treatment group M O X1 O
_____________________________________________
Control group M O X2 O
Keterangan :
M= Gejala yang diukur
O= Pengukuran awal dan pengukuran akhir
X1= Perlakukan Pemebelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia
Interaktif sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis
(PMAIMI)
X2= Perlakukan Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Media Audio
sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis (PMAIMA)
Desain uji efektivitas model di atas menggambarkan bahwa terdapat dua
kelompok sampel yang diteliti, yakni kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Pada kedua kelompok ini untuk tahap pertama dilakukan tes awal untuk mengetahui
kemampuan awal menyimak kritis mahasiswa sebelum diberi perlakukan, baik
perlakukan PMAIMI maupun perlakukan PMAIMA. Tahap tes awal ini disimbolkan
dengan tanda O, sedangkan keterampilan menyimak kritis sebagai gejala yang diukur
disimbolkan dengan M. Tahap selanjutnya adalah pemberian perlakukan, yakni
pelaksanaan pembelajaran menyimak kritis, yakni pelaksanaan kegiatan
pemebelajaran menyimak aktif integratif melalui multimedia interaktif sebagai
determinan peningkatan keterampilan menyimak pada kelompok ekpereimen (X1)
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menyimak aktif integratif melalui media
audio sebagai determinan peningkatan keterampilan menyimak kritis pada kelompok
kontrol (X2). Setelah pemberian perlakukan selesai dilaksanakan baik kelas
ekperimen maupun kelas kontrol, peneliti melakukan pengukuran ulang sebagai tahap
tes akhir pada kedua kolompok tersebut. Tahap tes akhir ini disimbolkan dengan O
104
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan segala yang diukur sebagaimana gejala yang telah diukur pada tahap tes awal
dan uji terbatas.
3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Sebelum instumen diujicobakan, peneliti melakukan penilaian oleh ahli, Dr.
Didi Yulistio, M.Pd. terhadap instrumen yang akan diujicobakan, yaitu instrumen
strategi menyimak mahasiswa dan kemampuan menyimak kritis mahasiswa.
Penilaian ahli ini berdasarkan validitas muka dan validitas isi. Validitas muka
mencakup (1) kejelasan dan kekomunikatifan bahasa yang digunakan dan (2)
kemenarikan penampilan sajian instrumen. Validitas isi mencakup (1) kesesuaian
butir soal dengan aspek kemampuan menyimak kritis yang diukur dan (2) kesesuaian
dengan tingkat perkembangan atau kemampuan mahasiswa. Uji validitas ini
dilakukan tanggal 11 dan 18 Oktober 2012. Setelah dilakukan perbaikan dan
didapatkan soal/instrument yang valid, peneliti kemudian melakukan uji coba
istrumen.
Uji coba instrument dilakukan tanggal 22 Oktober 2012 terhadap instrumen
strategi menyimak mahasiswa dan istrumen kemampuan menyimak kritis mahasiswa.
Setelah dilakukan uji coba terhadap mahasiswa secara sampel bertujuan, yaitu 35
mahasiswa untuk strategi menyimak mahasiswa dan kemampuan menyimak kritis
mahasiswa, sedangkan uji coba kemampuan menyimak kritis mahasiswa setiap
perlakuan ditentukan 46 mahasiswa masing-masing dua perlakuan untuk 23
mahasiswa. Untuk pengolahan data, uji validitas menggunakan Korelasi Pearson,
sedangkan uji reliabilitas menggunakan Metode Belah Dua (Split Half) dengan SPSS
Statistics 20.0.
Validitas instrument diuji untuk mengetahui kesahihan setiap butir soal dalam
mengukur kemampuan menyimak kritis mahasiswa. Validitas butir soal diuji dengan
menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk setiap aspek
yang diukur menggunakan rumus korelasi product moment. Butir soal dinyatakan
valid jika hasil penghitungan koefisien korelasi (r hitung) antara skor butir dengan
105
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
skor total lebih besar dari nilai kritisnya (r tabel). Selanjutnya nilai r yang diperoleh
dikonsultasikan dengan product moment. Faktor atau aspek yang diamati dikatakan
valid jika mempunyai korelasi lebih besar atau sama dengan nilai r poduct moment.
Tafsiran besarnya koefisien korelasi berjenjang, yaitu 0,00 – 0,20: korelasi
kecil, hubungan hampir dapat diabaikan; 0,21 – 0,40: korelasi rendah, hubungan kecil
tetapi jelas; 0,41 – 0,70: korelasi sedang, hubungan memadai; 0,71 – 0,90: korelasi
tinggi, hubungan besar; 0,91– 1,00: korelasi sangat tinggi, hubungan erat (Guilford
dalam Natawidjaja, 1988:48). Adapun tingkat kesukaran butir soal digunakan
patokan, yaitu …- 0,10: sukar sekali, tidak layak; 0,11 – 0,25: sukar, layak; 0,26 –
0,75: sedang, layak; 0,76 - 0,90: mudah, layak; 0,91 – 1,00: mudah sekali, tidak
layak. Adapun daya pembeda yang digunakan, yaitu …- 0,19: kurang sekali, tidak
layak; 0,20 – 0,29: cukup; 0,30 – 0,39: baik; 0,40 – 1,00: baik sekali (Nurgiantoro,
2012:201).
3.6.1 Strategi Menyimak
Tabel 3.8
Uji Validitas dan Reliabilitas Strategi Menyimak Tahap Persiapan Menyimak
Variabel No
Item
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Persiapan
Menyimak
1 0,873 0,300 Valid
2 0,683 0,300 Valid
3 0,740 0,300 Valid
4 0,817 0,300 Valid
5 0,448 0,300 Valid
6 0,412 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,745
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk indikator persiapan menyimak memiliki koefisien validitas > titik
kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji
106
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,745 > 0,700 dan dinyatakan
reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.9
Uji Validitas dan Reliabilitas Strategi Menyimak Tahap Penerapan Proses Menyimak
Variabel No
Item
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Menerapkan
Proses
Menyimak
7 0,409 0,300 Valid
8 0,590 0,300 Valid
9 0,488 0,300 Valid
10 0,697 0,300 Valid
11 0,486 0,300 Valid
12 0,390 0,300 Valid
13 0,372 0,300 Valid
14 0,364 0,300 Valid
15 0,373 0,300 Valid
16 0,346 0,300 Valid
17 0,347 0,300 Valid
18 0,403 0,300 Valid
19 0,468 0,300 Valid
20 0,509 0,300 Valid
21 0,463 0,300 Valid
22 0,337 0,300 Valid
23 0,346 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,723
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk indikator menerapkan proses menyimak memiliki koefisien
validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun
untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,723 > 0,700
dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang
107
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan dalam penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat
digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.10
Uji Validitas dan Reliabilitas Strategi Menyimak Tahap Reflektif Menyimak
Variabel No
Item
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Replektif
Menyimak
24 0,417 0,300 Valid
25 0,682 0,300 Valid
26 0,566 0,300 Valid
27 0,815 0,300 Valid
28 0,707 0,300 Valid
29 0,661 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,841
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk indikator persiapan menyimak memiliki koefisien validitas > titik
kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,841 > 0,700 dan dinyatakan
Reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
108
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.6.2 Evaluasi Menyimak Kritis
Tabel 3.11
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis
Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan
Menyimak
Kritis
1 0,419 0,300 Valid
2 0,488 0,300 Valid
3 0,515 0,300 Valid
4 0,448 0,300 Valid
5 0,379 0,300 Valid
6 0,382 0,300 Valid
7 0,350 0,300 Valid
8 0,570 0,300 Valid
9 0,354 0,300 Valid
10 0,477 0,300 Valid
11 0,406 0,300 Valid
12 0,526 0,300 Valid
13 0,519 0,300 Valid
14 0,458 0,300 Valid
15 0,400 0,300 Valid
16 0,414 0,300 Valid
17 0,347 0,300 Valid
18 0,414 0,300 Valid
19 0,375 0,300 Valid
20 0,351 0,300 Valid
21 0,423 0,300 Valid
22 0,373 0,300 Valid
23 0,487 0,300 Valid
24 0,453 0,300 Valid
25 0,570 0,300 Valid
26 0,301 0,300 Valid
27 0,331 0,300 Valid
28 0,570 0,300 Valid
29 0,337 0,300 Valid
30 0,354 0,300 Valid
31 0,419 0,300 Valid
32 0,393 0,300 Valid
33 0,587 0,300 Valid
34 0,462 0,300 Valid
35 0,515 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,855
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
109
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk variabel menyimak kritis memiliki koefisien validitas > titik kritis
(0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,855 > 0,700 dan dinyatakan
Reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.12
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis
Variabel No Item Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Menyimak
Kritis
1 KR 0,912 0,300 Valid
KI 0,681 0,300 Valid
2 KR 0,891 0,300 Valid
KI 0,624 0,300 Valid
3 KR 0,895 0,300 Valid
KI 0,696 0,300 Valid
4 KR 0,906 0,300 Valid
KI 0,598 0,300 Valid
5 KR 0,927 0,300 Valid
KI 0,530 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,802
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pertanyaan tentang
menyimak kritis, baik indikator menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak
(KR) memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pertanyaan
yang digunakan dinyatakan valid. Adapaun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai
koefisien validitas sebesar 0,802 > 0,700 dan dinyatakan Reliabel. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah
mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam penelitian.
110
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.6.3 Uji Perlakuan Menyimak Kritis
Tabel 3.13
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan I
Variabel No
Item
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Tabel Data
Hasil Uji
Coba
Perlakuan 1
1 0,486 0,300 Valid
2 0,620 0,300 Valid
3 0,524 0,300 Valid
4 0,561 0,300 Valid
5 0,436 0,300 Valid
6 0,692 0,300 Valid
7 0,524 0,300 Valid
8 0,578 0,300 Valid
9 0,596 0,300 Valid
10 0,677 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,728
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk variabel uji perlakuan 1 memiliki koefisien validitas > titik kritis
(0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,728 > 0,700 dan dinyatakan
reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
111
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.14
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan I
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kedua pertanyaan pada uji
perlakuan 1 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR)
memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan
dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas
sebesar 0,748 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua
pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 1 dinyatakan telah memenuhi syarat valid dan
reliabel.
Tabel 3.15
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan II
Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan
Tabel Data
Hasil Uji
Coba
Perlakuan 2
1 0,696 0,300 Valid
2 0,472 0,300 Valid
3 0,434 0,300 Valid
4 0,563 0,300 Valid
5 0,515 0,300 Valid
6 0,331 0,300 Valid
7 0,536 0,300 Valid
8 0,696 0,300 Valid
9 0,703 0,300 Valid
10 0,550 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,723
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Variabel No Item Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Uji
Perlakuan 1
1 KR 0,871 0,300 Valid
KI 0,827 0,300 Valid
2 KR 0,860 0,300 Valid
KI 0,789 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,748
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
112
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk variabel uji perlakuan 2 memiliki koefisien validitas > titik kritis
(0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,723 > 0,700 dan dinyatakan
reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.16
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan II
Variabel No Item Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Uji
Perlakuan 2
1 KR 0,930 0,300 Valid
KI 0,851 0,300 Valid
2 KR 0,935 0,300 Valid
KI 0,762 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,900
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kedua pertanyaan pada uji
perlakuan 2 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR)
memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan
dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas
sebesar 0,900 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua
pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 2 dinyatakan telah memenuhi syarat valid dan
reliabel.
113
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.17
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan III
Variabel No
Item
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Tabel Data
Hasil Uji
Coba
Perlakuan 3
1 0,396 0,300 Valid
2 0,495 0,300 Valid
3 0,678 0,300 Valid
4 0,579 0,300 Valid
5 0,708 0,300 Valid
6 0,535 0,300 Valid
7 0,514 0,300 Valid
8 0,526 0,300 Valid
9 0,572 0,300 Valid
10 0,510 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,737
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk variabel uji perlakuan 3 memiliki koefisien validitas > titik kritis
(0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,737 > 0,700 dan dinyatakan
reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.18
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan III
Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan
Uji
Perlakuan 3
1 KR 0,917 0,300 Valid
KI 0,554 0,300 Valid
2 KR 0,918 0,300 Valid
KI 0,746 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,836
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
114
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kedua pertanyaan pada uji
perlakuan 3 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR)
memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan
dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien
validitas sebesar 0,836 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 3 dinyatakan telah memenuhi
syarat valid dan reliabel.
Tabel 3.19
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan IV
Variabel No
Item
Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Tabel Data
Hasil Uji
Coba
Perlakuan 4
1 0,592 0,300 Valid
2 0,711 0,300 Valid
3 0,345 0,300 Valid
4 0,469 0,300 Valid
5 0,616 0,300 Valid
6 0,532 0,300 Valid
7 0,459 0,300 Valid
8 0,582 0,300 Valid
9 0,623 0,300 Valid
10 0,710 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,721
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan
yang membentuk variabel uji perlakuan 4 memiliki koefisien validitas > titik kritis
(0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,721 > 0,700 dan dinyatakan
reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam
penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam
penelitian.
115
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.20
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan IV
Variabel No Item Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Uji
Perlakuan 4
1 KR 0,943 0,300 Valid
KI 0,820 0,300 Valid
2 KR 0,876 0,300 Valid
KI 0,839 0,300 Valid
Koefisien Reliabilitas 0,882
Titik Kritis 0,700
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kedua pertanyaan pada uji
perlakuan 4 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR)
memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan
dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien
validitas sebesar 0,882 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 4 dinyatakan telah memenuhi
syarat valid dan reliabel.
3.7 Hasil Uji Normalitas
3.7.1 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM) Kelas Ekperimen
Tabel 3. 21 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM)
Kelas Eksperimen
Pretest
UNIB A
Posttest
UNIB A
Pretest
UNIB B
Posttest
UNIB B
Pretest
UNIB C
Posttest
UNIB C
Sig. 0,929 0,314 0,080 0,640 0,161 0,599
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
116
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pretest UNIB
D
Posttest UNIB
D
Pretest UNIB
BCD
Posttest UNIB
BCD
Sig. 0,783 0,639 0,052 0,038
Kesimpulan Normal Normal Normal Tidak Normal
Gain UNIB
A
Gain UNIB
B
Gain UNIB
C
Gain UNIB
D
Gain UNIB
BCD
Sig. 0,397 0,669 0,938 0,633 0,440
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa hampir semua data
menyimak kritis, baik pretest, posttest maupun gain (selisih posttest dengan pretest)
pada semua kelas eksperimen baik kelas uji terbatas (kelas A) maupun kelas pada uji
luas (B, C, D secara individual maupun BCD secara bersama-sama) menghasilkan
nilai signifikansi yang melebihi titik kritis (0,05) sehingga data kemampuan
menyimak pada semua kelompok data dinyatakan berdistribusi normal, kecuali hanya
satu kelompok data yang dinyatakan tidak berdistribusi normal yakni data posttest
UNIB BCD secara keseluruhan menghasilkan nilai signifikansi yang kurang dari titik
kritis (0,038 < 0,05) sehingga data posttest Unib BCD dinyatakan tidak berdistribusi
normal. Dari hasil tersebut, maka untuk melakukan analisis perbandingan data yang
berdistribusi normal digunakan metode uji t, sedangkan untuk salah satu pasang data
yang tidak berdistribusi normal digunakan metode uji nonparametrik, yakni uji
Wilcoxon untuk data berpasangan, dan uji Mann Whitney untuk data independen
(tidak berpasangan).
117
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.7.2 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM) Kelas Kontrol
Untuk menguji normalitas data kemampuan menyimak digunakan metode
Kolmogorov Smirnov dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3. 22 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM) Kelas
Kontrol
Pretest
UMB A
Posttest
UMB A
Pretest
UMB B
Posttest
UMB B
Pretest
UMB C
Posttest
UMB C
Sig. 0,557 0,574 0,285 0,588 0,547 0,722
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Pretest UMB
D
Posttest UMB
D
Pretest UMB
BCD
Posttest UMB
BCD
Sig. 0,150 0,613 0,331 0,061
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Gain UMB
A
Gain UMB
B
Gain UMB
C
Gain UMB
D
Gain UMB
BCD
Sig. 0,789 0,934 0,391 0,284 0,863
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa semua data kemampuan
menyimak, baik pretest, posttest maupun gain (selisih posttest dengan pretest) pada
semua kelas kontrol baik kelas uji terbatas (kelas A) maupun kelas pada uji luas (B,
C, D secara individual maupun BCD secara bersama-sama) menghasilkan nilai
signifikansi yang melebihi titik kritis (0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa data
kemampuan menyimak pada semua kelompok data dinyatakan berdistribusi normal.
118
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.3.1.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SMK) Kelas Ekperimen
Tabel 3.23 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SMK) Kelas
Ekperimen
SMK UNIB
A
SMK UNIB
B
SMK UNIB
C
SMK UNIB
D
SMK UNIB
BCD
Sig. 0,360 0,319 0,122 0,849 0,125
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa semua data strategi
menyimak kritis menghasilkan nilai signifikansi yang melebihi titik kritis (0,05). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa semua data strategi menyimak kelas eksperimen dinyatakan
berdistribusi normal.n
3.7.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SKM) Kelas Kontrol
Tabel 3. 24 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SKM) Kelas
Kontrol
SMK UMB
A
SMK UMB
B
SMK UMB
C
SMK UMB
D
SMK UMB
BCD
Sig. 0,621 0,718 0,055 0,177 0,018
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Tidak Normal
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa data strategi menyimak
kritis menghasilkan nilai signifikansi yang melebihi titik kritis (0,05). Itu artinya data
strategi menyimak kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal, kecuali kelompok
UMB BCD menghasilkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,018) sehingga satu
kelompok data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi normal.
119
Arono, 2013 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif Melalui Multimedia Interaktif Sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan metode dan prosedur penelitian yang telah di jelaskan di atas,
pelaksanaan penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan,
dan pelaporan. Persiapan penelitian dilaksanakan selama selama sembilan bulan,
yaitu mulai Januari s.d. September 2012. Adapuan persiapan terdiri atas studi
literatur, survei lapangan, penyusunan proposal, seminar proposal, penyusunan
instrumen dan media pembelajaran multimedia interaktif, pengujian validitas dan
reliablitas instrumen, penentuan sampel, serta perencanaan model dan pengembangan
model. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama selama lima bulan, yaitu mulai
Oktober 2012 s.d. Februari 2013. Adapun pelaksanaan terdiri atas pengumpulan dan
analisis data dengan cara uji coba model baik secara terbatas maupun luas. Pelaporan
penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu mulai Maret s.d. Juni 2013.
Pelaporan terdiri atas penyusunan draf laporan, pelaporan, dan penggandaan. Jadwal
pelaksanaan penelitian pengembangan model terlampir.