bab iii metodologi penelitian 3.1 meode...

35
27 Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu yang digunakan bertujuan untuk mencari pengaruh dari perlakuan dari penggunaan metode peta pikiran dengan media video wawancara terhadap pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi peserta didik. Subana dan Sudrajat (2001: 103) menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen ini ialah untuk memperkirakan kondisi-kondisi eksperimen sungguhan dalam keadaan di masa tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi perubahan variabel terikat (dependen). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan metode peta pikiran, sedangkan variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah keterampilan menulis teks tanggapan deskriptif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi atau eksperimen semu. Eksperimen kuasi atau eksperimen semu ini bertujuan untuk menerapkan perlakuan yang akan dilakukan pada siswa. Pada penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada dua kelompok, satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok eksperimen diberikan metode peta pikiran, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan metode melainkan hanya metode biasa yang sering dipakai oleh guru. Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Grup Design. Desain ini hampir sama dengan pratest- postest control grup design, hanya pada design ini kelompok eksperimen

Upload: doandieu

Post on 11-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

27

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Meode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu yang digunakan bertujuan

untuk mencari pengaruh dari perlakuan dari penggunaan metode peta pikiran

dengan media video wawancara terhadap pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi narasi peserta didik. Subana dan Sudrajat (2001: 103)

menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen ini ialah untuk

memperkirakan kondisi-kondisi eksperimen sungguhan dalam keadaan di

masa tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua

variabel yang relevan. Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini,

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang

memengaruhi perubahan variabel terikat (dependen). Sedangkan variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.

Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan metode peta pikiran,

sedangkan variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah keterampilan menulis

teks tanggapan deskriptif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuasi atau eksperimen semu. Eksperimen kuasi atau eksperimen semu ini

bertujuan untuk menerapkan perlakuan yang akan dilakukan pada siswa. Pada

penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada dua kelompok, satu kelompok

eksperimen dan satu kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut

diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok eksperimen diberikan metode

peta pikiran, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan metode

melainkan hanya metode biasa yang sering dipakai oleh guru.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Grup Design. Desain ini hampir sama dengan pratest-

postest control grup design, hanya pada design ini kelompok eksperimen

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

28

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

maupun kelompok kontro tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2013: 116).

Alasan penulis menggunakan rancangan Nonequivalent Control Grup Design

ini adalah penelitian ini tidak memilih siswa secara acak, tetapi hanya

perlakuan yang diberlakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol saja. Perlakuan diberikan terhadap kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebagai pembanding yang tidak diberikan perlakuan secara

khusus. Rancangan penelitian Nonequivalent Control Grup Design ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.1

Pretest-Postest Nonequivalent Control Grup Design

(Sugiyono, 2013: 116)

Keterangan:

O₁ : Test awal kelompok eksperimen

O₂ : Test akhir kelompok eksperimen

O₃ : Test awal kelompok kontrol

O₄ : Test akhir kelompok kontrol

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan metode peta pikiran.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan dua kali test, yaitu

sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pada kelas eksperimen test awal

dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah teks

O₁ X O₂

O₃ O₄

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

29

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

wawancara menjadi narasi sebelum diterapkan metode peta pikiran dengan

media video wawancara. Setelah itu, siswa akan diberikan perlakuan berupa

penerapan media peta pikiran dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi narasi. Selanjutnya, test akhir dilakukan pada kelas eksperimen

tujuannya agar siswa terlihat apakah mengalami perubahan atau tidak. Pada

kelas kontrol, siswa diberikan test awal dan test akhir. Namun, pada kelas

kontrol tidak diberikan perlakuan penerapan metode peta pikiran. Perbedaan

pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

setelah keberhasilan metode peta pikiran dalam pembelajran berhasil

dilaksanakan tujuannya untuk mengukur keberhasilan dalam proses

pembelajaran di kelas terhadap metode yang digunakan.

3.2 Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, diperlkukan adanya gambaran tentang

langkah-langkah melakukan penelitian yang bisa disebut dengn prosedur

penelitian. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Persiapan, tahap ini merupakan tahapan perencanaan sebelum

dilaksanakannya penelitian. Tahapan persiapan ini meliputi perumusan

masalah, studi kepustakaan, perumusan hipotesis, dan penentuan model atau

desain penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan instrumen penelitian.

2) Pelaksanaan, tahap ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian untuk

mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian

perlakuan terhadap subjek penelitian dan pemberian tes yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan, baik pretes maupun

postes. Adapun pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut.

(a) Pemberian pretest tes awal berupa mengubah teks wawancara menjadi

narasi berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dipaparkan

dalam lembar soal. Pretes ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian

ini, yakni kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

30

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kelas kontrol. Pemberian pretes ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.

(b) Pemberian perlakuan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi narasi dengan menerapkan Metode Peta Pikiran dengan media

video wawancara pada kelas eksperimen dan menerapkan pendekatan

konvensional pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan sebanyak dua kali.

Selain itu, pada tahapan ini, peneliti meminta bantuan teman sejawat

(critical friend) untuk menjadi observer penelitian yang akan

mengobservasi aktivitas guru dan siswa pada saat pemberian perlakuan di

kelas eksperimen.

(c) Pemberian posttest berupa mengubah teks wawancara menjadi narasi

dengan menggunakan instrumen soal yang sama pada saat pretes. Postes

ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas VII B

sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol.

Pemberian postes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi berdasarkan kemampuan

baru yang dimilikinya setelah mendapatkan perlakuan sebelumnya.

3) Pengolahan data, tahap ini merupakan tahapan setelah dilakukan penelitian,

yakni mengolah data penelitian. Tahapan ini meliputi pengolahan dan

penyajian informasi, analisis data, pembuatan kesimpulan, serta pembuatan

laporan hasil penelitian.

3.3 Partisipan

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung. SMP Negeri

44 Bandung ini terletak di Jalan Cimanuk No.1 Kota Bandung. Pemilihan

partisipan dan lokasi penelitian ini karena lingkungan sekolah yang berada di

daerah perkotaan, yang biasanya terdiri atas beragam kalangan siswa sehingga

tepat dipilih sebagai populasi untuk menerapkan metode peta pikiran. Selain

itu, SMP Negeri 44 bandung merupakan salah satu sekolah yang memiliki

kualitas sekolah baik dan diharapkan daoat menjadi salah satu acuab baik

dalam hasil penelitian.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

31

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas VII B sebagai

kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa pada

kelas eksperimen sebanyak 35 orang, yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan

17 orang perempuan. Sementara itu, jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak

35 orang, yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Jumlah

total siswa yang digunakan sebagai sampel adalah sebanya 70 orang dari

populasi sebanyak 354 siswa.

Obserbver dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yaitu Siti Restu

Marian, Cindy Tri Ardiyani, dan Nurul Nur’aeni. Observer pertama dan kedua

merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

sedangkan observer ketiga merupakan mahasiswa peneliti dari jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga observer ini telah memahami

dan menguasai konsep metode peta pikiran dengan media video wawancara

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi sehingga dapat

mengobservasi dan mengawasi aktivitas siswa dan guru dalam proses

pembelajaran yang akan di laksanakan dalam penelitian ini dengan baik.

Selain itu, dalam penelitian ini juga dilibatkan tim penilai. Adapun tim

penilai dalam penelitian ini terdiri atas tiga orang, yaitu Siti Restu Marian,

Cindy Tri Ardiyani, dan Nurul Nur’aeni. Observer pertama dan kedua

merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

sedangkan observer ketiga merupakan mahasiswa peneliti dari jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga penilai ini telah memahami

dan menguasai teks narasi sehingga memiliki kemampuan untuk menilai hasil

tes awal dan tes akhir kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi

siswa.

3.4 Sumber Data Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

32

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyomo, 2013: 117). Jadi, populasi

adalah sekumpulan orang atau siswa yang mempunyai karakteristik tertentu yang

akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas. Penulis

memilih siswa kelas VII SMP Negeri 44 Bandung karena siswa dituntuk

memahami dan mengubah teks wawancara menjadi narasi sesuai dengan

karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan. Jumlah seluruh siswa kelas

VII SMP Negeri 44 Bandung adalah 354 siswa. Berikut ini adalah data sebaran

siswa kelas VII SMP Negeri 44 Bandung.

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 44 Bandung

No Kelas Jumlah Jumlah

Keseluraham Laki-laki Perempuan

1 VII A 17 19 36

2 VII B 18 17 36

3 VII C 18 17 35

4 VII D 16 18 34

5 VII E 17 19 36

6 VII F 16 19 35

8 VII G 16 20 36

9 VII H 17 19 36

10 VII I 17 18 35

Jumlah Siswa 354

(sumber: Bagian Tata Usaha SMP Negeri 44 Bandung )

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Jadi, sampel merupakan bagian dari

populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang terdiri dari satu kelas

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

33

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

untuk dijadikan kelas kontrol dan satu kelas untuk dijadikan kelas eksperimen.

Pada penelitian ini peneliti akan mengambil sampel purposif, menurut Subana dan

Sudrajat (2011, hlm.126) pada sampel purposif penarikan sampel secara purposif

menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek penelitiannya.

Sampel purposif ini bersifat nonrandom, hingga peneliti dapat menentukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sample dalam penelitian ini, yaitu kelas VII B

sebagai kelas eksperimen dan kels VII C sebagai kelas pembanding. Kedua kelas

tersebut dipilih sebagai sampel penelitian karena kedua kelas tersebut memiliki

karakteristik yang sama, yaitu rendah dalam membuat sebuah karangan khususnya

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Adapun data

sebaran siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

Sample Jumlah

Sample Keseluruhan Laki-laki Perempuan

Kelas

Eksperimen 18 17 35

Kelas kontrol 18 17 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

memeroleh data yang ingin didapatkan. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan (Sugioyono, 2013: 208).

Dalam teknik pengumpulan data akan dijelaskan teknik pengumpulan data

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu menggunakan teknik test. Test yang diberikan dalam

penelitian ini berupa pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

34

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Format test digunakan pada test awal dan test akhir untuk mengetahui dan

mengukur nilai rata-rata siswa berupa pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi narasi sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan metode peta

pikiran dengan media video pentingnya pendidikan.

Selain itu, dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen penelitian, yaitu

instrumen perlakuan, instrumen tes, dan instrumen penilaian. Peneliti

menggunakan instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), instrumen tes berupa soal, dan instrumen penilaian berupa kriteria

penilaian siswa. Adapun penjelasannya akan dijabarkan sebagai berikut.

3.5.1 Tes

Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes awal dan tes akhir yang

bertujuan untuk memperoleh kemampuan awal dan kemampuan akhir peserta

didik sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan

metode peta pikiran dengan media video wawancara. Tes yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mengukur bagaimana pengaruh

kemampuan menulis narasi peserta didik setelah mendapat perlakuan yang

dilakukan dalam penelitian.

Tes yang dilakukan penelitian ini berupa dua kali tes. Pertama, tes akhir

yaitu untuk mengukur seberapa besar kemampuan peserta didik sebelum

diterapkan metode peta pikiran dengan media video wawancara, dan yang kedua

tes akhir yang merupakan tes yang diberikan kepada peserta didik setelah diberi

perlakuan dengan menerapkan metode peta pikiran dengan media video

wawancara.

Instrumen tes Instrumen tes yang diberikan pada peserta didik tersebut

berbentuk soal yang harus dikerjakan. Soal yang menjadi instrumen tes dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Lembar Soal

Nama :

No Absen :

SOAL

1. Simaklah video wawancara Kick Andy “Pentingnya Pendidikan” dan

ubahlah wawancara tersebut ke dalam teks narasi?

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

35

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

.

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara menjadi

Narasi

No Aspek yang

dinilai

Kriteria dan Skor

1 2 3 4

1 Kesesuaian

narasi

dengan teks

wawancara

Memuat:

1. Ide yang baik.

2. Relevan dengan

tema.

3. Isi sesuai dengan

teks wawancara.

4. Terdapat lima

informasi.

Hanya

memuat

tiga

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

dua

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

satu

subaspek

namun

fungsional

2 Ketepatan

dalam

mengubah

kalimat

Memuat:

1. Tepat dalam

mengubah

kalimat langsung

Hanya

memuat

tiga

subaspek

Hanya

memuat

dua

subaspek

Hanya

memuat

satu

subaspek

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

36

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

langsung

menjadi

kalimat tidak

langsung

menjadi kalimat

tidak langsung

2. Mengubah kata

ganti orang

pertama menjadi

orang ketiga

3. Pemilihan kata

yang sesuai

4. Tidak terdapat

kesalahan dalam

ejaan

namun

fungsional

namun

fungsional

namun

fungsional

3 Kelengkapan

informasi

dalam

narasi.

Menuliskan lima

informasi:

1. Metta meraih

nilai tertinggi

sekabupaten

2. Metta berasal

dari keluarga

tidak mampu

3. Metta bekerja

keras untuk

membantu

keluarganya,

4. Metta berharap

mendapatkan

beasiswa di

bidang

matematika

5. Cita-cita meta

ingin menjadi

Hanya

memuat

empat

infotmasi

Hanya

memuat

tiga

infotmasi

Hanya

memuat

dua

infotmasi

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

37

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dosen.

4 Kelengkapan

unsur narasi.

Memuat:

1. Judul

2. Tema

3. Tokoh

4. Alur

Hanya

memuat

tiga

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

dua

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

satu

subaspek

namun

fungsional

5 Kepaduan

paragraf.

Adanya kepaduan

antara:

1. Gagasan utama

dan gagasan

penjelas

2. Kepaduan

antarkalimat

3. Adanya

kepaduan

makna

(koheren)

4. Kepaduan

bentuk

(kohesif)

Hanya

memuat

tiga

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

dua

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

tiga

subaspek

namun

fungsional

6 Keefektifan

kalimat.

Kalimat yang

digunakan dalam

menulis narasi

sangat efektif, yaitu:

1. Kesepaduan

struktur

2. Kepararelan

bentuk

Hanya

memuat

tiga

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

dua

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

satu

subaspek

namun

fungsional

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

38

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Ketegasan

makna

4. Kehematan kata

7 Ketepatan

ejaan dan

tanda baca.

Menguasai aturan

penulisan:

1. Tidak terdapat

kesalahan ejaan

2. Tanda bacanya

sudah baik

3. Makna

tersampaikan

dengan baik.

Hanya

memuat

dua

subaspek

namun

fungsional

Hanya

memuat

satu

subaspek

namun

fungsional

Tidak

memuat

subaspek

(Diadaptasi dari Tresna, 2012: 75-78)

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan

berdasarkan tabel kategori penilaian tes keterampilan mengubah teks wawancara

menjadi narasi.

Tabel 3.5

Kategori Penilaian Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi

No. Kategori Nilai

1. Sangat Baik 86-100

2. Baik 76-85

3. Cukup 61-75

Nilai =

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

39

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Kurang 41-60

5. Sangat Kurang 0-40

3.5.2 Observasi

Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas

guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui

dan memperoleh informasi mengenai sikap dan perilaku siswa dan guru, kegiatan

yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, dan hasil yang diperoleh

dari kegiatan yang telah dilakukan. Observasi ini dilakukan oleh observer atau

pengamat untuk mengamati dan menilai kegiatan belajar mengajar menggunakan

metode peta pikiran dengan media video wawancara dalam pembelajaran

mengubag teks wawancara menjadi narasi kelas VII SMP Negeri 44 Bandung

tahun ajara 2014/2015. Observer mengisi lembar observasi dengan memberikan

catatan pada kolom-kolom yang telah disediakan. Pengisian catatan ini

berdasarkan kondisi yang nyata dan faktual yang terjadi saat proses belajar-

mengajar.

3.5.2.1 Lembar Observasi Aktifitas Guru

Tabel 3.6

Format Observasi Aktivitas Guru

Berilah tanda (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan yang sesuai

dengan pendapat Anda.

No Aktivitas yang diamati Penilaian

Ya Tidak Keterangan

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

40

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1

Penerapan Metode Peta Pikiran dengan

Media Video Wawancara

a. Guru menyajikan video wawancara

untuk meningkatkan imajinasi dan

semangat siswa dalam pembelajaran

b. Guru memberikan contoh pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi

narasi menggunakan metode peta

pikiran dengan media video wawancara

berdasarkan contoh video yang telah

diperlihatkan sebelumnya

c. Guru meminta siswa untuk mengubah

teks wawancara menjadi narasi dengan

menggunakan metode peta pikiran

dengan media video wawancara

d. Guru melakukan demonstrasi untuk

membuat peta pikiran

e. Guru menempatkan gambar di tengah.

Gambar tersebut diganti dengan nama

(tema) dari beberapa hal-hal penting

video yang diperlihatkan.

f. Guru membuat cabang-cabang yang

akan dihubungkan ke pusat (tema).

Cabang-cabang tersebut diarahkan

dengan garis lengkung.

g. Guru mengarahkan siswa untuk

menemukan kata-kata kunci pada setiap

garis yang tepat sesuai dengan video

wawancara sebagai kata-kata

turunandari pusat (tema).

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

41

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

h. Guru memberikan pertanyaan untuk

menentukan kata-kata kunci tersebut

bersama-sama. Kata-kata tersebut sesuai

dengan video wawancara yang telah

ditayangkan

i. Guru mengajak siswa untuk merangkai

kalimat sesuai dengan turunan yang

telah ditentukan sebelumnya. Rangkaian

tersebut berbentuk sebuah teks narasi

hasil karya siswa.

Bandung, .......................

Observer

3.5.2.2 Lembar Observasi Aktifitas Siswa

Tabel 3.7

Format Observasi Aktivitas Siswa

Berilah tanda (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan yang sesuai

dengan pendapat Anda.

No Aspek yang diobservasi Ya Tidak Keterangan

1

Kegiatan pembelajaran

dmengguanakan metode peta

pikiran dengan media video

wawancara

a. Siswa mendengarkan dengan

cermat materi pembelajaran.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

42

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Siswa menyimak pembelajaran

mengubah teks wawancara

menjdi narasi.

c. Siswa melihat beberapa video

yang disajikan guru

d. Siswa menyimak penjelasan

mengenai pembelajaran

mengubah teks wawancara

menjadi narasi menggunakan

metode peta pikiran dengan

media video wawancara

e. Siswa melihat kembali

tayangan video yang

ditayangkan gur

f. Siswa mengubah teks

wawancara menjadi narsai

menggunakan metode peta

pikiran dengan media video

wawancara

g. Siswa membuat peta pikiran

terlebih dahulu

h. Siswa menempatkan gambar di

tengah Gambar tersebut diganti

dengan nama (tema) dari

beberapa gambar yang

diperihatkan.

i. Siswa membuat cabang-cabang

yang akan dihubungkan ke

pusat (tema). Cabang-cabang

tersebut diarahkan dengan garis

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

43

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bandung,.....................

Observer

3.5.3 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan materi pokok pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

narasai dan video wawancara pentingnya pendidikan. RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini berisikan pedoman pembelajaran yang di dalamnya terdapat

langkah-langkah pembelajaran yang dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai proses pembelajaran yang akan berlangsung. Sementara itu, video

lengkung.

j. Siswa menentukan kata-kata

kunci pada setiap garis yang

tepat sesuai gambar sebagai

kata-kata turunan dari pusat

(tema).

k. Siswa menentukan kata-kata

kunci tersebut secara bersama-

sama. Kata-kata kunci tersebut

sesuai dengan video wawancara

yang telah diperlihatkan.

l. Siswa merangkai kalimat sesuai

turunan yang telah ditentukan

sebelumnya. Rangakaian

tersebut berbentuk sebuah teks

narasi karya siswa.

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

44

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

wawancara pentingnya pendidikan digunakan sebagai media pembelajaran dalam

penelitian ini. Rencana Pelakasanaan Pembelajaran pada penelitian ini terdiri dari

dua, RPP kelas eksperimen dan RPP kelas kontrol. Adapun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KELAS EKSPERIMEN)

Sekolah : SMP Negeri 44 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII

Alokasi Waktu : 4 x 40

A. Standar Kompetensi

12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan

singkat.

B. Kompetensi Dasar

12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan

cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.

C. Indikator

Mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.

Mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak langsung.

Mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan

kalimat efektif.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

45

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Peserta didik mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak

langsung.

Peserta didik mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan

emnggunakan kalimat efektif.

E. Materi Pembelajatan

Mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan memaparkan suatu dialog dalam bentuk tulisan. Pada wawancara

biasanya kalimat yang diujarkan merupakan kalimat langsung. Ditinjau dari

penggunaan ujarannya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat langsung dan

kalimat tidak langsung.Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam

ujaran langsung. Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik

dua (:) dan sebelum ujaran langsung terdapat tanda petik ganda (“.....”) di antara

ujaran langsung.

Ciri-ciri kalimat langsung diantaranya:

1. Kalimat langsung ditulis di antara tanda petik (“...”).

2. Kalimat langsung ditulis dengan tanda titik dua (:)

3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf

kapital.

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung.

5. Bagian pengiring dan petikan langsung dipisahkan dengan tanda koma (,)

Contoh kalimat langsung:

Evy S : “Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?”

Sartono : “Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur,

Jawa, red).”

Contoh kalimat tidak langsung:

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

46

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena buahnya

tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).

Perlu dicermati lagi, bahwa wawancara biasanya berupa kalimat langsung. Jika

dinarasikan maka kalian harus mengubah kalimat tersebut menjadi tidak langsung.

Cara mengubah teks wawancara menjadi narasi

Membaca teks wawancara atau menonton video wawancara dengan cermat.

Mencatat pokok-pokok masalah dalam teks wawancara.

Mengubah pokok-pokok masalah dalam bentuk kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung

Merangkai pokok-pokok masalah itu menjadi sebuah narasi yang utuh.

F. Metode Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping)

1. Metode peta pikiran

2. Tanya jawab

3. Penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan

1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,

berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

2. Pendidik menyampaikan kaitan materi

pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan

berlangsung tentang wawancara.

3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran.

4. Pendidik memberikan satu buah video

wawancara.

5. Pendidik menugaskan siswa secara mandiri

untuk menarasikan video wawancara yang telah

10

menit

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

47

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

disimak sebagai salah satu test awal untuk

mengetahui kemampuan siswa.

B. Inti 1. Siswa diberi penjelasan mengenai materi apa

yang akan disampaikan dan tujuan

pembelajaran.

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab

kembali kepada guru dan guru menjelaskan

kembali mengenai gambar yang diperlihatkan

serta kaitannya dengan materi.

3. Kepada siswa diperlihatkan beberapa gambaran

yang berhubungan dengan wawancara.

4. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai

pengalaman siswa yang berkaitan dengan

gambar yang diperlihatkan.

5. Siswa diajak untuk membuat peta pikiran

terlebih dahulu.

6. Siswa diajak untuk menempatkan gambar di

tengah. Gambar tersebut diganti dengan nama

(tema) dari beberapa gambar yang diperihatkan.

7. Siswa diarahkan membuat cabang-cabang yang

akan dihubungkan ke pusat (tema). Cabang-

cabang tersebut diarahkan dengan garis

lengkung.

8. Siswa diarahkan untuk menentukan kata-kata

kunci pada setiap garis yang tepat sesuai

gambar sebagai kata-kata turunan dari pusat

(tema).

9. Siswa diberi pertanyaan untuk menentukan

kata-kata kunci tersebut secara bersama-sama.

Kata-kata kunci tersebut sesuai dengan

60

menit

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

48

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

wawancara.

10. Siswa diminta untuk merangkai kalimat yang

sesuai dengan turunan yang telah dibuat

sebelumnya. Rangkaian tersebut berbentuk

sebuah teks narasi hasil karya siswa.

11. Kepada siswa diperlihatkan video dengan tema

”kegiatan cocok tanam di sekolah” yang

dikaitkan dengan pengalaman siswa yang

mungkin pernah mereka dengar, saksikan dan

bahkan alami.

12. Siswa diminta untuk menulis narasi

berdasarkan video tersebut.

13. Siswa diajak untuk membuat peta pikiran

terlebih dahulu.

14. Siswa diajak untuk menempatkan gambar di

tengah. Gambar tersebut diganti dengan nama

(tema) dari beberapa gambar yang diperihatkan.

15. Siswa diarahkan membuat cabang-cabang yang

akan dihubungkan ke pusat (tema). Cabang-

cabang tersebut diarahkan dengan garis

lengkung.

16. Siswa diarahkan untuk menentukan kata-kata

kunci pada setiap garis yang tepat sebagai kata-

kata turunan dari pusat (tema).

17. Siswa diberi pertanyaan untuk menentukan

kata-kata kunci tersebut secara bersama-sama.

Kata-kata kunci tersebut sesuai dengan video

wawancara.

18. Siswa diminta untuk merangkai kalimat sesuai

turunan yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

49

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rangkaian tersebut berbentuk teks narasi hasil

karya siswa.

C. Penutup 1. Siswa diajak bersama – sama untuk

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dipelajari.

2. Siswa saling memberikan umpan balik hasil

evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

10

menit

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan

1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan

mengondisikan diri siap belajar.

2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang akan di pelajari.

10

menit

B. Inti 1. Siswa diberikan video wawancara

dengan tema anak prestasi

2. Siswa diberi pertanyaan mengenai

beberapa gambar video yang dimungkinkan

pernah lihat pada kehidupan nyata.

3. Siswa diminta untuk membuat

sebuah narasi berdasarkan video tersebut.

Siswa diajak untuk membuat peta pikiran

terlebih dahulu secara berkelompok.

4. Siswa diajak untuk menempatkan

gambar di tengah. Gambar tersebut diganti

dengan nama (tema) dari beberapa gambar yang

diperihatkan.

5. Siswa diarahkan membuat cabang-

cabang yang akan dihubungkan ke pusat (tema).

60

menit

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

50

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cabang-cabang tersebut diarahkan dengan garis

lengkung.

6. Siswa diarahkan untuk menentukan

kata-kata kunci pada setiap garis yang tepat

sesuai gambar sebagai kata-kata turunan dari

pusat (tema).

7. Siswa diberi pertanyaan untuk

menentukan kata-kata kunci tersebut secara

bersama-sama. Kata-kata kunci tersebut sesuai

dengan video wawancara..

8. Secara mandiri siswa diminta untuk

merangkai kata-kata sesuai turunan yang telah

ditentukan sebelumnya bersama kelompok

masing-masing. Rangkaian tersebut berbentuk

sebuah teks narasi hasil karya siswa.

6. Penutup 1. Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan

materi pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Siswa saling memberikan umpan balik hasil

evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

10

menit

H. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Sumber dan Bahan Pembelajaran:

Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII

Maryati & Sutopo. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts Kelas

VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Annindyarini & Ningsih. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts

Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Media/Alat Pembelajaran:

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

51

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Laptop;

LCD;

Power point menarasikan wawancara;

Video wawancara Kick Andy tentang Pentingnya Pendidikan.

F. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Peserta didik

mampu

mengidentifikasi

unsur-unsur

wawancara.

Peserta didik

mampu

menemukan

perbedaan kaliamt

langsung dan tak

langsung.

Tes

Tes

Tes

tertulis

Tes

tertulis

1. Tuliskan lima hal

penting dalam

kalimat langsung

yang disampaikan

narasumber dalam

video wawancara

kick andy

pentingnya

pendidikan?

2. Ubahlah lima

kalimat langsung

yang terdapat dalam

video pentingnya

pendidikan ke dalam

kalimat tidak

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

52

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KELAS KONTROL)

Sekolah : SMP Negeri 44 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII

Alokasi Waktu : 4 x 40

A. Standar Kompetensi

12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.

B. Kompetensi Dasar

12.2 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan

cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.

Peserta didik

mampu mengubah

wawancara menjadi

narasi dengan

emnggunakan

kalimat efektif.

Tes

Tes

tertulis

langsung?

3. Tuangkan isi

wawancara yang

kalian simak ke

dalam bentuk

narasi?

Nilai =

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

53

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C. Indikator

Mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.

Mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak langsung.

Mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan

kalimat efektif.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.

Peserta didik mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak

langsung.

Peserta didik mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan

emnggunakan kalimat efektif.

E. Materi Pembelajatan

Mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan memaparkan suatu dialog dalam bentuk tulisan. Pada

wawancara biasanya kalimat yang diujarkan merupakan kalimat langsung.

Ditinjau dari penggunaan ujarannya, kalimat dapat dibedakan menjadi

kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung.

Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:) dan

sebelum ujaran langsung terdapat tanda petik ganda (“.....”) di antara ujaran

langsung. Ciri-ciri kalimat langsung diantaranya:

1. Kalimat langsung ditulis di antara tanda petik (“...”).

2. Kalimat langsung ditulis dengan tanda titik dua (:)

3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan

huruf kapital.

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung.

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

54

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Bagian pengiring dan petikan langsung dipisahkan dengan tanda koma

(,)

Contoh kalimat langsung:

Evy S : “Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?”

Sartono : “Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur,

Jawa, red).”

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang diucapkan dalam ujaran

tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggantikan

tanda koma (,) dan tanda titik dua (:) serta petik ganda (“......”) yang

mengapit ujaran langsung.

Contoh kalimat tidak langsung:

Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena

buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).

Perlu dicermati lagi, bahwa wawancara biasanya berupa kalimat langsung.

Jika dinarasikan maka kalian harus mengubah kalimat tersebut menjadi tidak

langsung. Cara mengubah teks wawancara menjadi narasi

Membaca teks wawancara atau menonton video wawancara dengan

cermat.

Mencatat pokok-pokok masalah dalam teks wawancara.

Mengubah pokok-pokok masalah dalam bentuk kalimat langsung

menjadi kalimat tidak langsung

Merangkai pokok-pokok masalah itu menjadi sebuah narasi yang utuh.

Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung

Bu Salim : “Halim tolong sampaikan

kepada Andi besok ibu tidak bisa

menajar karena besok ibu akan pergi ke

Bu Salim berkata pada Halim bahwa

besok ia tidak akan mengajar karena

besok ia akan pergi ke jakarta.

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

55

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

jakarta.”

Halim : “Baiklah bu nanti akan saya

sampaikan.”

Andi menjawab pesan bu salim bahwa

ia akan menyampaikannya pada Andi.

Contoh menarasikan wawancara:

Wartawan : “Wah hebat! Adik telah berhasil menjadi juara pertama

Olimpiade Matematika.”

Pelajar : “ Terima Kasih.”

Wartawan : “ Berapa lama Adik mempersiapkannya?”

Pelajar : “ Yah, kira-kira satu tahun.”

Jika diubah menjadi narasi akan seperti ini!

E. Metode Pembelajaran Terlangsung

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode tanya jawab dan

demontrasi. Metode Tanya jawab adalah metode yang melibatkan peserta didik

untuk aktif berbicara dengan menjawab pertanyaan dari pendidik. Metode

demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung

maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok

bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode

demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses

atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Syaiful Bahri

Djamarah, 2000).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika.

Persiapan yang dibutuhkan untuk mengikuti lomba tersebut adalah selama satu

tauhn.

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

56

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A. Pendahuluan

7. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,

berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

8. Pendidik menyampaikan kaitan materi

pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan

berlangsung.

9. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran.

10. Pendidik menyampaikan pokok-pokok/ cakupan

materi pembelajaran.

11. Pendidik bertanya jawab tentang kalimat

langsung dan tak langsung.

10

menit

B. Inti 1. Salah satu peserta didik membacakan teks

wawancara di depan kelas.

2. Pendidik bertanya jawab dengan peserta didik

tentang teks wawancara tersebut.

3. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

mengidentifikasi kalimat langsung yang terdapat

dalam teks wawancara.

4. Pendidik menjelaskan materi tentang kalimat

langsung dan tak langsung.

5. Peserta didik mengubah kalimat langsung yang

telah diidentifikasi menjadi kalimat tak

langsung.

6. Pendidik membimbing peserta didik untuk

mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak

langsung.

7. Beberapa peserta didik bersama-sama

menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis.

8. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

mengoreksi pekerjaan yang telah ditulis di papan

tulis.

60

menit

C. Penutup a. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dipelajari.

b. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi

pembelajaran.

c. Peserta didik ditugaskan untuk mengubah

kalimat langsung dalam wawancara menjadi

kalimat tak langsung.

10

menit

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

57

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan

1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,

berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

2. Pendidik bertanya jawab mengenai tugas yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya.

10

menit

B. Inti 1. Pendidik menjelaskan tentang narasi.

2. Pendidik mencontohkan cara mengubah teks

wawancara menjadi bentuk narasi.

3. Pendidik menayangkan sebuah video

wawancara.

4. Pendidik menampilkan teks wawancara dari

video tersebut.

5. Peserta didik mengubah teks wawancara

tersebut menjadi bentuk narasi berdasarkan

perubahan kalimat langsung menjadi kalimat

tak langsung.

60

menit

C. Penutup 1. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dipelajari.

2. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi

pembelajaran.

10

menit

G. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Sumber dan Bahan Pembelajaran:

Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII

Maryati & Sutopo. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts Kelas

VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Annindyarini & Ningsih. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts

Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Media/Alat Pembelajaran:

Laptop;

LCD;

Power point menarasikan wawancara;

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

58

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan

mengguanakan teknik pengolahan data kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

analisis data merupakan kegiatan setelah data penelitian telah terkumpul. Teknik

analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik (Sugiyono, 2013:

207).

Data yang diolah merupakan data yang telah terkumpul dari hasil pretest

dan postest mengunah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan

metode peta pikiran. Data yang telah diperoleh dari hasil pretest dan posttest ini

akan di analisis dan digunakan penulis untuk menjawab pertanyaan yang ada

dalam rumusan masalah. Teknik pengolahan data ini dilakuakan untuk mengubah

data mentah menjadi data yang lebih spesifik.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Menilai dan menganalisis data tes awal dan akhir. Langkah-langkah analisis

datanya adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis hasil tulisan siswa.

b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai

dengan rumus:

Nilai skor =

c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir.

2) Uji reliabilitas antarpenimbang

Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji reliabilitas

dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk

mengetahui ketepatan analisis data yang dilakukan oleh tiga penimbang

tersebut, dilakukan uji sebagai berikut.

∑dt2 = Sigma determinan

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

59

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

SSt∑dt2

= jumlah kuadrat siswa

SSp∑d2p = jumlah kuadrat penguji/penimbang

SStot∑p2t = jumlah kuadrat total

SSkk∑d2kk = jumlah kuadrat kekeliruan

Setelah itu, hasil data-data dimasukkan ke dalam format ANAVA.

Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan rumus berikut.

Kemudian nilai dicocokkan dengan tabel Guilford berikut.

Tabel 3.8

Tingkat Korelasi Guiltford

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

˂ 0,20 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

Page 34: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

60

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali

1,00 korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005 : 104)

3) Mengukur indeks gain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh yang diberikan dari perlakuan pembelajaran di kelas

ekperimen dan kelas kontrol. Indeks gain dihitung dengan rumus.

Indeks Gain =

Tabel 3.9

Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain Kriteria

Indeks gain ˂ 0,30 Rendah

0, 30 ≤ Indeks gain ≤ 0,70 Sedang

Indeks gain ≥ 0,70 Tinggi

4) Melakukan uji normalitas nilai tes awal dan tes akhir menulis teks prosedur

kompleks peserta didik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal

atau tidaknya distribusi nilai tes awal dan tes akhir. Uji normalitas dicari

menggunakan rumus Chi kuadrat (x2) dengan kriteria distribusi nilai normal

apabila x2

hitung < x2

tabel.. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah uji

normalitas menggunakan rumus Chi kuadrat (Sugiyono, 2013, hlm. 241).

a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya;

b) Menentukan jumlah kelas interval;

c) Menentukan panjang kelas interval (p), dengan rumus (data terbesar – data

terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval;

d) Menyusun ke dalam distribusi tabel frekuensi, sekaligus merupakan tabel

penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat;

e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

presentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.

Page 35: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Meode Penelitianrepository.upi.edu/20071/6/S_IND_1104705_Chapter3.pdf · pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

61

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

f) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo - fh) dan kemudian menjumlahkannya. Harga

adalah harga Chi Kuadrat (x2).

Keterangan:

fo = Frekuensi observasi atau pengamatan

fh = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

5) Melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui homogenitas variasi populasi sampel. Dapat dicari

dengan rumus:

F =

Keterangan:

Fhitung = nilai yang dicari

Vb = varian terbesar

Vk = varian terkecil

Jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan variasi homogen, namun apabila

Fhitung > Ftabel, maka variasi tidak homogen.

(Subana dkk., 2005, hlm. 171-172).

6) Melakukan uji hipotesis. Apabila skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi

normal dan homogen, digunakan statistik parametrik dengan uji-t. Akan tetapi,

jika data yang berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan

penghitungan data dengan nonparametrik, seperti uji-w.