bab iii metodologi penelitian 3.1 meode...
TRANSCRIPT
27
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Meode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu yang digunakan bertujuan
untuk mencari pengaruh dari perlakuan dari penggunaan metode peta pikiran
dengan media video wawancara terhadap pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi narasi peserta didik. Subana dan Sudrajat (2001: 103)
menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen ini ialah untuk
memperkirakan kondisi-kondisi eksperimen sungguhan dalam keadaan di
masa tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua
variabel yang relevan. Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
memengaruhi perubahan variabel terikat (dependen). Sedangkan variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan metode peta pikiran,
sedangkan variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah keterampilan menulis
teks tanggapan deskriptif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuasi atau eksperimen semu. Eksperimen kuasi atau eksperimen semu ini
bertujuan untuk menerapkan perlakuan yang akan dilakukan pada siswa. Pada
penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada dua kelompok, satu kelompok
eksperimen dan satu kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut
diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok eksperimen diberikan metode
peta pikiran, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan metode
melainkan hanya metode biasa yang sering dipakai oleh guru.
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Grup Design. Desain ini hampir sama dengan pratest-
postest control grup design, hanya pada design ini kelompok eksperimen
28
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
maupun kelompok kontro tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2013: 116).
Alasan penulis menggunakan rancangan Nonequivalent Control Grup Design
ini adalah penelitian ini tidak memilih siswa secara acak, tetapi hanya
perlakuan yang diberlakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol saja. Perlakuan diberikan terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebagai pembanding yang tidak diberikan perlakuan secara
khusus. Rancangan penelitian Nonequivalent Control Grup Design ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.1
Pretest-Postest Nonequivalent Control Grup Design
(Sugiyono, 2013: 116)
Keterangan:
O₁ : Test awal kelompok eksperimen
O₂ : Test akhir kelompok eksperimen
O₃ : Test awal kelompok kontrol
O₄ : Test akhir kelompok kontrol
X : Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan metode peta pikiran.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan dua kali test, yaitu
sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pada kelas eksperimen test awal
dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah teks
O₁ X O₂
O₃ O₄
29
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
wawancara menjadi narasi sebelum diterapkan metode peta pikiran dengan
media video wawancara. Setelah itu, siswa akan diberikan perlakuan berupa
penerapan media peta pikiran dalam pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi narasi. Selanjutnya, test akhir dilakukan pada kelas eksperimen
tujuannya agar siswa terlihat apakah mengalami perubahan atau tidak. Pada
kelas kontrol, siswa diberikan test awal dan test akhir. Namun, pada kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan penerapan metode peta pikiran. Perbedaan
pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan
setelah keberhasilan metode peta pikiran dalam pembelajran berhasil
dilaksanakan tujuannya untuk mengukur keberhasilan dalam proses
pembelajaran di kelas terhadap metode yang digunakan.
3.2 Prosedur Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, diperlkukan adanya gambaran tentang
langkah-langkah melakukan penelitian yang bisa disebut dengn prosedur
penelitian. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Persiapan, tahap ini merupakan tahapan perencanaan sebelum
dilaksanakannya penelitian. Tahapan persiapan ini meliputi perumusan
masalah, studi kepustakaan, perumusan hipotesis, dan penentuan model atau
desain penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan instrumen penelitian.
2) Pelaksanaan, tahap ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian
perlakuan terhadap subjek penelitian dan pemberian tes yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan, baik pretes maupun
postes. Adapun pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut.
(a) Pemberian pretest tes awal berupa mengubah teks wawancara menjadi
narasi berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dipaparkan
dalam lembar soal. Pretes ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian
ini, yakni kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai
30
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kelas kontrol. Pemberian pretes ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.
(b) Pemberian perlakuan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi narasi dengan menerapkan Metode Peta Pikiran dengan media
video wawancara pada kelas eksperimen dan menerapkan pendekatan
konvensional pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan sebanyak dua kali.
Selain itu, pada tahapan ini, peneliti meminta bantuan teman sejawat
(critical friend) untuk menjadi observer penelitian yang akan
mengobservasi aktivitas guru dan siswa pada saat pemberian perlakuan di
kelas eksperimen.
(c) Pemberian posttest berupa mengubah teks wawancara menjadi narasi
dengan menggunakan instrumen soal yang sama pada saat pretes. Postes
ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas VII B
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol.
Pemberian postes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi berdasarkan kemampuan
baru yang dimilikinya setelah mendapatkan perlakuan sebelumnya.
3) Pengolahan data, tahap ini merupakan tahapan setelah dilakukan penelitian,
yakni mengolah data penelitian. Tahapan ini meliputi pengolahan dan
penyajian informasi, analisis data, pembuatan kesimpulan, serta pembuatan
laporan hasil penelitian.
3.3 Partisipan
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung. SMP Negeri
44 Bandung ini terletak di Jalan Cimanuk No.1 Kota Bandung. Pemilihan
partisipan dan lokasi penelitian ini karena lingkungan sekolah yang berada di
daerah perkotaan, yang biasanya terdiri atas beragam kalangan siswa sehingga
tepat dipilih sebagai populasi untuk menerapkan metode peta pikiran. Selain
itu, SMP Negeri 44 bandung merupakan salah satu sekolah yang memiliki
kualitas sekolah baik dan diharapkan daoat menjadi salah satu acuab baik
dalam hasil penelitian.
31
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas VII B sebagai
kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa pada
kelas eksperimen sebanyak 35 orang, yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan
17 orang perempuan. Sementara itu, jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak
35 orang, yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Jumlah
total siswa yang digunakan sebagai sampel adalah sebanya 70 orang dari
populasi sebanyak 354 siswa.
Obserbver dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yaitu Siti Restu
Marian, Cindy Tri Ardiyani, dan Nurul Nur’aeni. Observer pertama dan kedua
merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
sedangkan observer ketiga merupakan mahasiswa peneliti dari jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga observer ini telah memahami
dan menguasai konsep metode peta pikiran dengan media video wawancara
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi sehingga dapat
mengobservasi dan mengawasi aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran yang akan di laksanakan dalam penelitian ini dengan baik.
Selain itu, dalam penelitian ini juga dilibatkan tim penilai. Adapun tim
penilai dalam penelitian ini terdiri atas tiga orang, yaitu Siti Restu Marian,
Cindy Tri Ardiyani, dan Nurul Nur’aeni. Observer pertama dan kedua
merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
sedangkan observer ketiga merupakan mahasiswa peneliti dari jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga penilai ini telah memahami
dan menguasai teks narasi sehingga memiliki kemampuan untuk menilai hasil
tes awal dan tes akhir kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi
siswa.
3.4 Sumber Data Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
32
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyomo, 2013: 117). Jadi, populasi
adalah sekumpulan orang atau siswa yang mempunyai karakteristik tertentu yang
akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP
Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas. Penulis
memilih siswa kelas VII SMP Negeri 44 Bandung karena siswa dituntuk
memahami dan mengubah teks wawancara menjadi narasi sesuai dengan
karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan. Jumlah seluruh siswa kelas
VII SMP Negeri 44 Bandung adalah 354 siswa. Berikut ini adalah data sebaran
siswa kelas VII SMP Negeri 44 Bandung.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 44 Bandung
No Kelas Jumlah Jumlah
Keseluraham Laki-laki Perempuan
1 VII A 17 19 36
2 VII B 18 17 36
3 VII C 18 17 35
4 VII D 16 18 34
5 VII E 17 19 36
6 VII F 16 19 35
8 VII G 16 20 36
9 VII H 17 19 36
10 VII I 17 18 35
Jumlah Siswa 354
(sumber: Bagian Tata Usaha SMP Negeri 44 Bandung )
3.4.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Jadi, sampel merupakan bagian dari
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang terdiri dari satu kelas
33
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
untuk dijadikan kelas kontrol dan satu kelas untuk dijadikan kelas eksperimen.
Pada penelitian ini peneliti akan mengambil sampel purposif, menurut Subana dan
Sudrajat (2011, hlm.126) pada sampel purposif penarikan sampel secara purposif
menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek penelitiannya.
Sampel purposif ini bersifat nonrandom, hingga peneliti dapat menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sample dalam penelitian ini, yaitu kelas VII B
sebagai kelas eksperimen dan kels VII C sebagai kelas pembanding. Kedua kelas
tersebut dipilih sebagai sampel penelitian karena kedua kelas tersebut memiliki
karakteristik yang sama, yaitu rendah dalam membuat sebuah karangan khususnya
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Adapun data
sebaran siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Sample Jumlah
Sample Keseluruhan Laki-laki Perempuan
Kelas
Eksperimen 18 17 35
Kelas kontrol 18 17 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam
memeroleh data yang ingin didapatkan. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan (Sugioyono, 2013: 208).
Dalam teknik pengumpulan data akan dijelaskan teknik pengumpulan data
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu menggunakan teknik test. Test yang diberikan dalam
penelitian ini berupa pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi.
34
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Format test digunakan pada test awal dan test akhir untuk mengetahui dan
mengukur nilai rata-rata siswa berupa pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi narasi sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan metode peta
pikiran dengan media video pentingnya pendidikan.
Selain itu, dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen penelitian, yaitu
instrumen perlakuan, instrumen tes, dan instrumen penilaian. Peneliti
menggunakan instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), instrumen tes berupa soal, dan instrumen penilaian berupa kriteria
penilaian siswa. Adapun penjelasannya akan dijabarkan sebagai berikut.
3.5.1 Tes
Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes awal dan tes akhir yang
bertujuan untuk memperoleh kemampuan awal dan kemampuan akhir peserta
didik sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan
metode peta pikiran dengan media video wawancara. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mengukur bagaimana pengaruh
kemampuan menulis narasi peserta didik setelah mendapat perlakuan yang
dilakukan dalam penelitian.
Tes yang dilakukan penelitian ini berupa dua kali tes. Pertama, tes akhir
yaitu untuk mengukur seberapa besar kemampuan peserta didik sebelum
diterapkan metode peta pikiran dengan media video wawancara, dan yang kedua
tes akhir yang merupakan tes yang diberikan kepada peserta didik setelah diberi
perlakuan dengan menerapkan metode peta pikiran dengan media video
wawancara.
Instrumen tes Instrumen tes yang diberikan pada peserta didik tersebut
berbentuk soal yang harus dikerjakan. Soal yang menjadi instrumen tes dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Lembar Soal
Nama :
No Absen :
SOAL
1. Simaklah video wawancara Kick Andy “Pentingnya Pendidikan” dan
ubahlah wawancara tersebut ke dalam teks narasi?
35
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
.
Tabel 3.4
Pedoman Penilaian Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara menjadi
Narasi
No Aspek yang
dinilai
Kriteria dan Skor
1 2 3 4
1 Kesesuaian
narasi
dengan teks
wawancara
Memuat:
1. Ide yang baik.
2. Relevan dengan
tema.
3. Isi sesuai dengan
teks wawancara.
4. Terdapat lima
informasi.
Hanya
memuat
tiga
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
dua
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
satu
subaspek
namun
fungsional
2 Ketepatan
dalam
mengubah
kalimat
Memuat:
1. Tepat dalam
mengubah
kalimat langsung
Hanya
memuat
tiga
subaspek
Hanya
memuat
dua
subaspek
Hanya
memuat
satu
subaspek
36
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
langsung
menjadi
kalimat tidak
langsung
menjadi kalimat
tidak langsung
2. Mengubah kata
ganti orang
pertama menjadi
orang ketiga
3. Pemilihan kata
yang sesuai
4. Tidak terdapat
kesalahan dalam
ejaan
namun
fungsional
namun
fungsional
namun
fungsional
3 Kelengkapan
informasi
dalam
narasi.
Menuliskan lima
informasi:
1. Metta meraih
nilai tertinggi
sekabupaten
2. Metta berasal
dari keluarga
tidak mampu
3. Metta bekerja
keras untuk
membantu
keluarganya,
4. Metta berharap
mendapatkan
beasiswa di
bidang
matematika
5. Cita-cita meta
ingin menjadi
Hanya
memuat
empat
infotmasi
Hanya
memuat
tiga
infotmasi
Hanya
memuat
dua
infotmasi
37
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dosen.
4 Kelengkapan
unsur narasi.
Memuat:
1. Judul
2. Tema
3. Tokoh
4. Alur
Hanya
memuat
tiga
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
dua
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
satu
subaspek
namun
fungsional
5 Kepaduan
paragraf.
Adanya kepaduan
antara:
1. Gagasan utama
dan gagasan
penjelas
2. Kepaduan
antarkalimat
3. Adanya
kepaduan
makna
(koheren)
4. Kepaduan
bentuk
(kohesif)
Hanya
memuat
tiga
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
dua
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
tiga
subaspek
namun
fungsional
6 Keefektifan
kalimat.
Kalimat yang
digunakan dalam
menulis narasi
sangat efektif, yaitu:
1. Kesepaduan
struktur
2. Kepararelan
bentuk
Hanya
memuat
tiga
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
dua
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
satu
subaspek
namun
fungsional
38
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. Ketegasan
makna
4. Kehematan kata
7 Ketepatan
ejaan dan
tanda baca.
Menguasai aturan
penulisan:
1. Tidak terdapat
kesalahan ejaan
2. Tanda bacanya
sudah baik
3. Makna
tersampaikan
dengan baik.
Hanya
memuat
dua
subaspek
namun
fungsional
Hanya
memuat
satu
subaspek
namun
fungsional
Tidak
memuat
subaspek
(Diadaptasi dari Tresna, 2012: 75-78)
Hasil penilaian dihitung dengan rumus:
Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan
berdasarkan tabel kategori penilaian tes keterampilan mengubah teks wawancara
menjadi narasi.
Tabel 3.5
Kategori Penilaian Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi
No. Kategori Nilai
1. Sangat Baik 86-100
2. Baik 76-85
3. Cukup 61-75
Nilai =
39
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Kurang 41-60
5. Sangat Kurang 0-40
3.5.2 Observasi
Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas
guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui
dan memperoleh informasi mengenai sikap dan perilaku siswa dan guru, kegiatan
yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, dan hasil yang diperoleh
dari kegiatan yang telah dilakukan. Observasi ini dilakukan oleh observer atau
pengamat untuk mengamati dan menilai kegiatan belajar mengajar menggunakan
metode peta pikiran dengan media video wawancara dalam pembelajaran
mengubag teks wawancara menjadi narasi kelas VII SMP Negeri 44 Bandung
tahun ajara 2014/2015. Observer mengisi lembar observasi dengan memberikan
catatan pada kolom-kolom yang telah disediakan. Pengisian catatan ini
berdasarkan kondisi yang nyata dan faktual yang terjadi saat proses belajar-
mengajar.
3.5.2.1 Lembar Observasi Aktifitas Guru
Tabel 3.6
Format Observasi Aktivitas Guru
Berilah tanda (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan yang sesuai
dengan pendapat Anda.
No Aktivitas yang diamati Penilaian
Ya Tidak Keterangan
40
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1
Penerapan Metode Peta Pikiran dengan
Media Video Wawancara
a. Guru menyajikan video wawancara
untuk meningkatkan imajinasi dan
semangat siswa dalam pembelajaran
b. Guru memberikan contoh pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi
narasi menggunakan metode peta
pikiran dengan media video wawancara
berdasarkan contoh video yang telah
diperlihatkan sebelumnya
c. Guru meminta siswa untuk mengubah
teks wawancara menjadi narasi dengan
menggunakan metode peta pikiran
dengan media video wawancara
d. Guru melakukan demonstrasi untuk
membuat peta pikiran
e. Guru menempatkan gambar di tengah.
Gambar tersebut diganti dengan nama
(tema) dari beberapa hal-hal penting
video yang diperlihatkan.
f. Guru membuat cabang-cabang yang
akan dihubungkan ke pusat (tema).
Cabang-cabang tersebut diarahkan
dengan garis lengkung.
g. Guru mengarahkan siswa untuk
menemukan kata-kata kunci pada setiap
garis yang tepat sesuai dengan video
wawancara sebagai kata-kata
turunandari pusat (tema).
41
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
h. Guru memberikan pertanyaan untuk
menentukan kata-kata kunci tersebut
bersama-sama. Kata-kata tersebut sesuai
dengan video wawancara yang telah
ditayangkan
i. Guru mengajak siswa untuk merangkai
kalimat sesuai dengan turunan yang
telah ditentukan sebelumnya. Rangkaian
tersebut berbentuk sebuah teks narasi
hasil karya siswa.
Bandung, .......................
Observer
3.5.2.2 Lembar Observasi Aktifitas Siswa
Tabel 3.7
Format Observasi Aktivitas Siswa
Berilah tanda (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan yang sesuai
dengan pendapat Anda.
No Aspek yang diobservasi Ya Tidak Keterangan
1
Kegiatan pembelajaran
dmengguanakan metode peta
pikiran dengan media video
wawancara
a. Siswa mendengarkan dengan
cermat materi pembelajaran.
42
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Siswa menyimak pembelajaran
mengubah teks wawancara
menjdi narasi.
c. Siswa melihat beberapa video
yang disajikan guru
d. Siswa menyimak penjelasan
mengenai pembelajaran
mengubah teks wawancara
menjadi narasi menggunakan
metode peta pikiran dengan
media video wawancara
e. Siswa melihat kembali
tayangan video yang
ditayangkan gur
f. Siswa mengubah teks
wawancara menjadi narsai
menggunakan metode peta
pikiran dengan media video
wawancara
g. Siswa membuat peta pikiran
terlebih dahulu
h. Siswa menempatkan gambar di
tengah Gambar tersebut diganti
dengan nama (tema) dari
beberapa gambar yang
diperihatkan.
i. Siswa membuat cabang-cabang
yang akan dihubungkan ke
pusat (tema). Cabang-cabang
tersebut diarahkan dengan garis
43
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bandung,.....................
Observer
3.5.3 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan materi pokok pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
narasai dan video wawancara pentingnya pendidikan. RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) ini berisikan pedoman pembelajaran yang di dalamnya terdapat
langkah-langkah pembelajaran yang dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai proses pembelajaran yang akan berlangsung. Sementara itu, video
lengkung.
j. Siswa menentukan kata-kata
kunci pada setiap garis yang
tepat sesuai gambar sebagai
kata-kata turunan dari pusat
(tema).
k. Siswa menentukan kata-kata
kunci tersebut secara bersama-
sama. Kata-kata kunci tersebut
sesuai dengan video wawancara
yang telah diperlihatkan.
l. Siswa merangkai kalimat sesuai
turunan yang telah ditentukan
sebelumnya. Rangakaian
tersebut berbentuk sebuah teks
narasi karya siswa.
44
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
wawancara pentingnya pendidikan digunakan sebagai media pembelajaran dalam
penelitian ini. Rencana Pelakasanaan Pembelajaran pada penelitian ini terdiri dari
dua, RPP kelas eksperimen dan RPP kelas kontrol. Adapun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMP Negeri 44 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII
Alokasi Waktu : 4 x 40
A. Standar Kompetensi
12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan
singkat.
B. Kompetensi Dasar
12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan
cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
C. Indikator
Mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.
Mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak langsung.
Mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan
kalimat efektif.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.
45
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Peserta didik mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak
langsung.
Peserta didik mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan
emnggunakan kalimat efektif.
E. Materi Pembelajatan
Mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan memaparkan suatu dialog dalam bentuk tulisan. Pada wawancara
biasanya kalimat yang diujarkan merupakan kalimat langsung. Ditinjau dari
penggunaan ujarannya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung.Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam
ujaran langsung. Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik
dua (:) dan sebelum ujaran langsung terdapat tanda petik ganda (“.....”) di antara
ujaran langsung.
Ciri-ciri kalimat langsung diantaranya:
1. Kalimat langsung ditulis di antara tanda petik (“...”).
2. Kalimat langsung ditulis dengan tanda titik dua (:)
3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf
kapital.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
5. Bagian pengiring dan petikan langsung dipisahkan dengan tanda koma (,)
Contoh kalimat langsung:
Evy S : “Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?”
Sartono : “Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur,
Jawa, red).”
Contoh kalimat tidak langsung:
46
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena buahnya
tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).
Perlu dicermati lagi, bahwa wawancara biasanya berupa kalimat langsung. Jika
dinarasikan maka kalian harus mengubah kalimat tersebut menjadi tidak langsung.
Cara mengubah teks wawancara menjadi narasi
Membaca teks wawancara atau menonton video wawancara dengan cermat.
Mencatat pokok-pokok masalah dalam teks wawancara.
Mengubah pokok-pokok masalah dalam bentuk kalimat langsung menjadi
kalimat tidak langsung
Merangkai pokok-pokok masalah itu menjadi sebuah narasi yang utuh.
F. Metode Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping)
1. Metode peta pikiran
2. Tanya jawab
3. Penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,
berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.
2. Pendidik menyampaikan kaitan materi
pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan
berlangsung tentang wawancara.
3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran.
4. Pendidik memberikan satu buah video
wawancara.
5. Pendidik menugaskan siswa secara mandiri
untuk menarasikan video wawancara yang telah
10
menit
47
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
disimak sebagai salah satu test awal untuk
mengetahui kemampuan siswa.
B. Inti 1. Siswa diberi penjelasan mengenai materi apa
yang akan disampaikan dan tujuan
pembelajaran.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab
kembali kepada guru dan guru menjelaskan
kembali mengenai gambar yang diperlihatkan
serta kaitannya dengan materi.
3. Kepada siswa diperlihatkan beberapa gambaran
yang berhubungan dengan wawancara.
4. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai
pengalaman siswa yang berkaitan dengan
gambar yang diperlihatkan.
5. Siswa diajak untuk membuat peta pikiran
terlebih dahulu.
6. Siswa diajak untuk menempatkan gambar di
tengah. Gambar tersebut diganti dengan nama
(tema) dari beberapa gambar yang diperihatkan.
7. Siswa diarahkan membuat cabang-cabang yang
akan dihubungkan ke pusat (tema). Cabang-
cabang tersebut diarahkan dengan garis
lengkung.
8. Siswa diarahkan untuk menentukan kata-kata
kunci pada setiap garis yang tepat sesuai
gambar sebagai kata-kata turunan dari pusat
(tema).
9. Siswa diberi pertanyaan untuk menentukan
kata-kata kunci tersebut secara bersama-sama.
Kata-kata kunci tersebut sesuai dengan
60
menit
48
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
wawancara.
10. Siswa diminta untuk merangkai kalimat yang
sesuai dengan turunan yang telah dibuat
sebelumnya. Rangkaian tersebut berbentuk
sebuah teks narasi hasil karya siswa.
11. Kepada siswa diperlihatkan video dengan tema
”kegiatan cocok tanam di sekolah” yang
dikaitkan dengan pengalaman siswa yang
mungkin pernah mereka dengar, saksikan dan
bahkan alami.
12. Siswa diminta untuk menulis narasi
berdasarkan video tersebut.
13. Siswa diajak untuk membuat peta pikiran
terlebih dahulu.
14. Siswa diajak untuk menempatkan gambar di
tengah. Gambar tersebut diganti dengan nama
(tema) dari beberapa gambar yang diperihatkan.
15. Siswa diarahkan membuat cabang-cabang yang
akan dihubungkan ke pusat (tema). Cabang-
cabang tersebut diarahkan dengan garis
lengkung.
16. Siswa diarahkan untuk menentukan kata-kata
kunci pada setiap garis yang tepat sebagai kata-
kata turunan dari pusat (tema).
17. Siswa diberi pertanyaan untuk menentukan
kata-kata kunci tersebut secara bersama-sama.
Kata-kata kunci tersebut sesuai dengan video
wawancara.
18. Siswa diminta untuk merangkai kalimat sesuai
turunan yang telah ditentukan sebelumnya.
49
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Rangkaian tersebut berbentuk teks narasi hasil
karya siswa.
C. Penutup 1. Siswa diajak bersama – sama untuk
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2. Siswa saling memberikan umpan balik hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
10
menit
Pertemuan Ke-2
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan
mengondisikan diri siap belajar.
2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang akan di pelajari.
10
menit
B. Inti 1. Siswa diberikan video wawancara
dengan tema anak prestasi
2. Siswa diberi pertanyaan mengenai
beberapa gambar video yang dimungkinkan
pernah lihat pada kehidupan nyata.
3. Siswa diminta untuk membuat
sebuah narasi berdasarkan video tersebut.
Siswa diajak untuk membuat peta pikiran
terlebih dahulu secara berkelompok.
4. Siswa diajak untuk menempatkan
gambar di tengah. Gambar tersebut diganti
dengan nama (tema) dari beberapa gambar yang
diperihatkan.
5. Siswa diarahkan membuat cabang-
cabang yang akan dihubungkan ke pusat (tema).
60
menit
50
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cabang-cabang tersebut diarahkan dengan garis
lengkung.
6. Siswa diarahkan untuk menentukan
kata-kata kunci pada setiap garis yang tepat
sesuai gambar sebagai kata-kata turunan dari
pusat (tema).
7. Siswa diberi pertanyaan untuk
menentukan kata-kata kunci tersebut secara
bersama-sama. Kata-kata kunci tersebut sesuai
dengan video wawancara..
8. Secara mandiri siswa diminta untuk
merangkai kata-kata sesuai turunan yang telah
ditentukan sebelumnya bersama kelompok
masing-masing. Rangkaian tersebut berbentuk
sebuah teks narasi hasil karya siswa.
6. Penutup 1. Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Siswa saling memberikan umpan balik hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
10
menit
H. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Sumber dan Bahan Pembelajaran:
Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII
Maryati & Sutopo. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts Kelas
VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Annindyarini & Ningsih. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts
Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Media/Alat Pembelajaran:
51
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Laptop;
LCD;
Power point menarasikan wawancara;
Video wawancara Kick Andy tentang Pentingnya Pendidikan.
F. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Peserta didik
mampu
mengidentifikasi
unsur-unsur
wawancara.
Peserta didik
mampu
menemukan
perbedaan kaliamt
langsung dan tak
langsung.
Tes
Tes
Tes
tertulis
Tes
tertulis
1. Tuliskan lima hal
penting dalam
kalimat langsung
yang disampaikan
narasumber dalam
video wawancara
kick andy
pentingnya
pendidikan?
2. Ubahlah lima
kalimat langsung
yang terdapat dalam
video pentingnya
pendidikan ke dalam
kalimat tidak
52
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Hasil penilaian dihitung dengan rumus:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KELAS KONTROL)
Sekolah : SMP Negeri 44 Bandung
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII
Alokasi Waktu : 4 x 40
A. Standar Kompetensi
12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
B. Kompetensi Dasar
12.2 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan
cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
Peserta didik
mampu mengubah
wawancara menjadi
narasi dengan
emnggunakan
kalimat efektif.
Tes
Tes
tertulis
langsung?
3. Tuangkan isi
wawancara yang
kalian simak ke
dalam bentuk
narasi?
Nilai =
53
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
C. Indikator
Mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.
Mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak langsung.
Mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan
kalimat efektif.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.
Peserta didik mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak
langsung.
Peserta didik mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan
emnggunakan kalimat efektif.
E. Materi Pembelajatan
Mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan memaparkan suatu dialog dalam bentuk tulisan. Pada
wawancara biasanya kalimat yang diujarkan merupakan kalimat langsung.
Ditinjau dari penggunaan ujarannya, kalimat dapat dibedakan menjadi
kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.
Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung.
Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:) dan
sebelum ujaran langsung terdapat tanda petik ganda (“.....”) di antara ujaran
langsung. Ciri-ciri kalimat langsung diantaranya:
1. Kalimat langsung ditulis di antara tanda petik (“...”).
2. Kalimat langsung ditulis dengan tanda titik dua (:)
3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan
huruf kapital.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
54
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
5. Bagian pengiring dan petikan langsung dipisahkan dengan tanda koma
(,)
Contoh kalimat langsung:
Evy S : “Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?”
Sartono : “Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur,
Jawa, red).”
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang diucapkan dalam ujaran
tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggantikan
tanda koma (,) dan tanda titik dua (:) serta petik ganda (“......”) yang
mengapit ujaran langsung.
Contoh kalimat tidak langsung:
Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena
buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).
Perlu dicermati lagi, bahwa wawancara biasanya berupa kalimat langsung.
Jika dinarasikan maka kalian harus mengubah kalimat tersebut menjadi tidak
langsung. Cara mengubah teks wawancara menjadi narasi
Membaca teks wawancara atau menonton video wawancara dengan
cermat.
Mencatat pokok-pokok masalah dalam teks wawancara.
Mengubah pokok-pokok masalah dalam bentuk kalimat langsung
menjadi kalimat tidak langsung
Merangkai pokok-pokok masalah itu menjadi sebuah narasi yang utuh.
Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung
Bu Salim : “Halim tolong sampaikan
kepada Andi besok ibu tidak bisa
menajar karena besok ibu akan pergi ke
Bu Salim berkata pada Halim bahwa
besok ia tidak akan mengajar karena
besok ia akan pergi ke jakarta.
55
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
jakarta.”
Halim : “Baiklah bu nanti akan saya
sampaikan.”
Andi menjawab pesan bu salim bahwa
ia akan menyampaikannya pada Andi.
Contoh menarasikan wawancara:
Wartawan : “Wah hebat! Adik telah berhasil menjadi juara pertama
Olimpiade Matematika.”
Pelajar : “ Terima Kasih.”
Wartawan : “ Berapa lama Adik mempersiapkannya?”
Pelajar : “ Yah, kira-kira satu tahun.”
Jika diubah menjadi narasi akan seperti ini!
E. Metode Pembelajaran Terlangsung
Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode tanya jawab dan
demontrasi. Metode Tanya jawab adalah metode yang melibatkan peserta didik
untuk aktif berbicara dengan menjawab pertanyaan dari pendidik. Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses
atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika.
Persiapan yang dibutuhkan untuk mengikuti lomba tersebut adalah selama satu
tauhn.
56
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
A. Pendahuluan
7. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,
berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.
8. Pendidik menyampaikan kaitan materi
pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan
berlangsung.
9. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran.
10. Pendidik menyampaikan pokok-pokok/ cakupan
materi pembelajaran.
11. Pendidik bertanya jawab tentang kalimat
langsung dan tak langsung.
10
menit
B. Inti 1. Salah satu peserta didik membacakan teks
wawancara di depan kelas.
2. Pendidik bertanya jawab dengan peserta didik
tentang teks wawancara tersebut.
3. Pendidik dan peserta didik bersama-sama
mengidentifikasi kalimat langsung yang terdapat
dalam teks wawancara.
4. Pendidik menjelaskan materi tentang kalimat
langsung dan tak langsung.
5. Peserta didik mengubah kalimat langsung yang
telah diidentifikasi menjadi kalimat tak
langsung.
6. Pendidik membimbing peserta didik untuk
mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak
langsung.
7. Beberapa peserta didik bersama-sama
menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis.
8. Pendidik dan peserta didik bersama-sama
mengoreksi pekerjaan yang telah ditulis di papan
tulis.
60
menit
C. Penutup a. Pendidik dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
b. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran.
c. Peserta didik ditugaskan untuk mengubah
kalimat langsung dalam wawancara menjadi
kalimat tak langsung.
10
menit
57
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,
berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.
2. Pendidik bertanya jawab mengenai tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
10
menit
B. Inti 1. Pendidik menjelaskan tentang narasi.
2. Pendidik mencontohkan cara mengubah teks
wawancara menjadi bentuk narasi.
3. Pendidik menayangkan sebuah video
wawancara.
4. Pendidik menampilkan teks wawancara dari
video tersebut.
5. Peserta didik mengubah teks wawancara
tersebut menjadi bentuk narasi berdasarkan
perubahan kalimat langsung menjadi kalimat
tak langsung.
60
menit
C. Penutup 1. Pendidik dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
2. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi
pembelajaran.
10
menit
G. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran
Sumber dan Bahan Pembelajaran:
Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII
Maryati & Sutopo. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts Kelas
VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Annindyarini & Ningsih. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts
Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Media/Alat Pembelajaran:
Laptop;
LCD;
Power point menarasikan wawancara;
58
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan
mengguanakan teknik pengolahan data kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
analisis data merupakan kegiatan setelah data penelitian telah terkumpul. Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik (Sugiyono, 2013:
207).
Data yang diolah merupakan data yang telah terkumpul dari hasil pretest
dan postest mengunah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan
metode peta pikiran. Data yang telah diperoleh dari hasil pretest dan posttest ini
akan di analisis dan digunakan penulis untuk menjawab pertanyaan yang ada
dalam rumusan masalah. Teknik pengolahan data ini dilakuakan untuk mengubah
data mentah menjadi data yang lebih spesifik.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Menilai dan menganalisis data tes awal dan akhir. Langkah-langkah analisis
datanya adalah sebagai berikut.
a. Menganalisis hasil tulisan siswa.
b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai
dengan rumus:
Nilai skor =
c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir.
2) Uji reliabilitas antarpenimbang
Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji reliabilitas
dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk
mengetahui ketepatan analisis data yang dilakukan oleh tiga penimbang
tersebut, dilakukan uji sebagai berikut.
∑dt2 = Sigma determinan
59
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SSt∑dt2
= jumlah kuadrat siswa
SSp∑d2p = jumlah kuadrat penguji/penimbang
SStot∑p2t = jumlah kuadrat total
SSkk∑d2kk = jumlah kuadrat kekeliruan
Setelah itu, hasil data-data dimasukkan ke dalam format ANAVA.
Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan rumus berikut.
Kemudian nilai dicocokkan dengan tabel Guilford berikut.
Tabel 3.8
Tingkat Korelasi Guiltford
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
˂ 0,20 tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,60 korelasi sedang
0,60 – 0,80 korelasi tinggi
60
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali
1,00 korelasi sempurna
(Subana, dkk, 2005 : 104)
3) Mengukur indeks gain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh yang diberikan dari perlakuan pembelajaran di kelas
ekperimen dan kelas kontrol. Indeks gain dihitung dengan rumus.
Indeks Gain =
Tabel 3.9
Kriteria Indeks Gain
Indeks Gain Kriteria
Indeks gain ˂ 0,30 Rendah
0, 30 ≤ Indeks gain ≤ 0,70 Sedang
Indeks gain ≥ 0,70 Tinggi
4) Melakukan uji normalitas nilai tes awal dan tes akhir menulis teks prosedur
kompleks peserta didik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal
atau tidaknya distribusi nilai tes awal dan tes akhir. Uji normalitas dicari
menggunakan rumus Chi kuadrat (x2) dengan kriteria distribusi nilai normal
apabila x2
hitung < x2
tabel.. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah uji
normalitas menggunakan rumus Chi kuadrat (Sugiyono, 2013, hlm. 241).
a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya;
b) Menentukan jumlah kelas interval;
c) Menentukan panjang kelas interval (p), dengan rumus (data terbesar – data
terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval;
d) Menyusun ke dalam distribusi tabel frekuensi, sekaligus merupakan tabel
penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat;
e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan
presentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.
61
Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015 EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
f) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung
harga-harga (fo - fh) dan kemudian menjumlahkannya. Harga
adalah harga Chi Kuadrat (x2).
Keterangan:
fo = Frekuensi observasi atau pengamatan
fh = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)
5) Melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui homogenitas variasi populasi sampel. Dapat dicari
dengan rumus:
F =
Keterangan:
Fhitung = nilai yang dicari
Vb = varian terbesar
Vk = varian terkecil
Jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan variasi homogen, namun apabila
Fhitung > Ftabel, maka variasi tidak homogen.
(Subana dkk., 2005, hlm. 171-172).
6) Melakukan uji hipotesis. Apabila skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi
normal dan homogen, digunakan statistik parametrik dengan uji-t. Akan tetapi,
jika data yang berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan
penghitungan data dengan nonparametrik, seperti uji-w.