bab iii metodelogi penelitian a. metode...
TRANSCRIPT
Mela Helfiani,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan, Sugiyono (2010, hlm. 6).
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk pengumpulan
data penelitiannya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen cocok digunakan
untuk penelitian di bidang pendidikan. Karena penelitian kuasi eksperimen
merupakan metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen.
Pada penelitian ini, akan diberikan perlakuan terhadap variabel bebas
kemudian akan diamati perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Dalam
penelitian ini melibatkan siswa satu kelas sebagai kelas kontrol dan siswa
satu kelas sebagai kelompok eksperimen. Antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol diberikan dua kali uji tes dengan instrument soal yang sama. Kedua
kelas diberi tes awal (pretest) dengan menggunakan tes yang sama untuk
menguji kemampuan awal siswa dalam memecahkan suatu masalah
matematis. Kemudian kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran
konvensional (pembelajaran biasa) sedangkan kelas eksperimen diberi
perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS.
Setelah diberi perlakuan dengan sistem pembelajaran yang berbeda, kedua
kelas tersebut dites kembali dengan menggunakan tes yang sama pada
kegiatan uji tes awal sebagai tes akhir (posttest). Dengan tujuan untuk
mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
26
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap materi yang telah dipelajari dan perbandingan hasil antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol setelah sebelumnya diberikan perlakuan yang
berbeda.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Eksperimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design.
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-veriabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent Control
Group design memiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tidak dipilih
secara random. Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara disengaja
atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Berikut ini desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
sesuai dengan yang terdapat dalam buku Sugiyono (2010, hlm. 116)
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen
X
Kontrol
27
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai maka ada beberapa langkah alur
penelitian yang harus dilakukan oleh peneliti. Secara garis besar gambaran alur
penelitian tersebut dapat dilihat pada diagram alur penelitian dibawah ini:
Penulisan Laporan
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Pembelajaran dengan model
pembelajaran ARIAS
Pembelajaran dengan
Pendekatan Konvensional
Pretes Pretes
Posttes Posttes
Pelaksanaan Penelitian
Angket
Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaraan menggunakan model
pembelajaran ARIAS
Menyusun Instrument, Uji Coba
Instrument dan Analisis Instrumen
Penelitian
Perumusan Masalah
Identifikasi Masalah
Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaraan menggunakan
pendekatan Konvensional
Diagram 3.1
Alur Penelitian
28
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun penjelasan dari beberapa langkah alur penelitian yang harus
dilakukan oleh peneliti pada diagram alur penelitian diatas, yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap pendahuluan
a. Melakukan studi pendahuluan melalui identifikasi masalah dan
perumusan masalah
b. Menyusun proposal penelitian
2. Tahap perencanaan
a. Menyusun instrumen penelitian
b. Melakukan uji coba instrumen tes
c. Analisis instrumen
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Tahap pelaksanaan
a. Memberikan tes awal (pretest) kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen dengan soal yang telah diujicobakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa
b. Memberikan perlakuan di kedua kelas tersebut. Di kelas kontrol
dilakukan pembelajaran biasa (konvensional) yaitu pembelajaran
yang rutin dilakukan di sekolah dan di kelas eksperimen
dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
ARIAS
c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran ARIAS dan pembelajaran biasa
d. Siswa pada kelas eksperimen mengisi angket yang sudah dibuat
peneliti untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS
4. Tahap akhir
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest
b. Mengolah data hasil angket siswa
29
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
d. Menyusun laporan penelitian
C. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar
Negeri Serang 2, yang beralat di jalan Ki Mas Jong No. 1 Kecamatan
Serang, Kota Serang. Alasan memilih sekolah ini, karena jaraknya yang
cukup dekat dengan tempat tinggal sehingga mudah untuk dijangkau,
juga memudahkan dalam hal pengambilan data dan mengefisienkan
waktu pelaksanaan penilitian. Dengan demikian penelitian yang
dilakukan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan rencana penelitian
yang telah disusun sebelumnya.
2. Subjek Penelitian
SD Negeri Serang 2 memiliki lima rombongan belajar pada kelas
V, yaitu Va sampai dengan Ve. Sehingga mempermudah penentuan
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka subjek yang dijadikan dalam
penelitian ini adalah kelas Va dan IVc. Dimana untuk kelas Va
berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan. Untuk kelas Vc berjumlah 35 orang yang terdiri dari 20
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Namun, dalam pelaksanaan
penelitian, tidak semua siswa dapat hadir. Oleh karena itu, dalam
pengolahan data hanya di ambil 25 siswa pada masing-masing kelas
yang selalu hadir pada saat dilakukan penelitian, ini dimaksudkan agar
tidak menghambat pada saat pelaksanaan pengolahan data.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 117) dapat
dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan
30
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Kota Serang yang terdaftar
pada tahun ajaran 2014/2015.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas Va dan kelas Vc SDN 2
Kota Serang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang
dipilih secara acak sebanyak dua kelas. Satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Teknik sampel
yang digunakan untuk penelitian ini adalah Purposive Sampling
atau sampel yang disengaja. Teknik ini dilakukan dengan memilih
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang kemudian akan
ditetapkan sebagai sampel jika memenuhi pertimbangan-
pertimbangan tersebut.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengukur pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematik. Data yang terhimpun akan dianalisis baik
secara kuantitatif ataupun kualitatif sesuai dengan variabel-variabel
penelitian.
Untuk mengukur variabel pertama, yaitu variabel kemampuan
pemecahan masalah matematik, dalam penelitian ini akan menggunakan
instrument tes. Menurut Ruseffendi (1993, hlm. 69), pengertian tes adalah
sekumpulan soal atau pertanyaan yang dipakai untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, atau inteligensi perorangan atau kelompok. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini tes sangat diperlukan untuk mengukur
seberapa besar peningkatan yang terjadi pada siswa setelah dilakukan
treatment.
31
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan
dalam penelitian ini berupa esay dalam bentuk soal cerita, dengan tujuan agar
siswa bisa memahami masalah yang terdapat pada soal tersebut, proses
berpikirnya bertambah, dan mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman
siswa dalam soal pemecahan masalah tersebut. Dalam penyusunan tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, diawali dengan
penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, indikator
kemampuan pemecahan masalah yang diukur, serta jumlah butir soal. Setelah
membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal tes beserta kunci
jawabannya. Adapun bentuk soal tes dan kunci jawaban yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.2
Bentuk Soal Tes dan Kunci Jawaban
No Indikator Soal Kunci Jawaban
1 Membangun
pengetahuan baru
dengan pemecahan
masalah
Apa yang terjadi jika luas jajargenjang
yang baru mempunyai tinggi dua kali
dari jajargenjang yang semula? Jika
jajargenjang yang semulanya memiliki
alas 6 cm dan tinggi 2 cm
Luas jajargenjang baru akan
mengalami perubahan yang
lebih besar dari luas
jajargenjang yang semula.
Karena, tbaru = 2 x tsemula
t = 2 x 2 cm
t = 4 cm
Sehingga L = a x t
= 6 x 4
= 24 cm2
2 Memecahkan
masalah
matematika dengan
konteks lain
Budi ingin membuat sebuah layang-
layang dari kertas. Jika ia ingin
membuat layang-layang dengan luas 75
cm2 dan panjang diagonal pertama 15
cm. Maka berapa panjang diagonal
kedua?
L = 75 cm2
d1 = 15 cm
Maka,
L = d1 x d2
2
75 = 15 x d2
2
75 x 2 = 15 x d2
150 = 15 x d2
d2 = 150
32
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15
= 10 cm
3 Menggunakan
berbagai strategi
yang tepat untuk
memecahkan
masalah
Perhatikan dan amatilah gambar
dibawah ini! Ada berapa banyakkah
bangun persegi panjang tersebut?
a
b
c
Ada 6 persegi panjang, yaitu
1. (a)
2. (b)
3. (c)
4. (a,b)
5. (b,c)
6. (a,b,c)
4 Memonitor dan
merefleksikan
kembali proses
pemecahan
masalah secara
matematis
Adit menggambar sebuah bangun di
papan tulis. Bangun itu mempunyai sisi
sejajar dengan panjang masing-masing
sisi tersebut 8 cm dan 6 cm, bangun itu
juga memiliki sisi miring berhadapan
yang sama panjang dengan tinggi 4 cm.
a. gambar bangun apakah itu?
gambarlah bangun tersebut!
b. berapa luas dari gambar bangun
tersebut?
a. Trapesium
b. a = 8 cm
b = 6 cm
t = 4 cm
Maka Luas trapesium
tersebut adalah
L =
Untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal kemampuan pemacahan masalah. Polya (Anita dalam
= 28 cm2
33
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aulia, 2011, hlm. 15) menuliskan acuan pemberian skor pemecahan masalah,
acuan tersebut untuk mengukur dan menilai soal kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa agar lebih objektif terhadap penilaian. Acuan
pemberian skor tersebut, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Acuan Pemberian Skor
Aspek yang
dinilai Skor Keterangan
Pemahaman
Masalah 0
Salah mengiterpretasikan soal atau tidak ada
jawaban sama sekali
1 Salah mengiterpretasikan sebagian soal atau
mengabaikan kondisi soal
2 Memahami masalah atau soal selengkapnya
Perencanaan
penyelesaian 0
Menggunakan strategi yang tidak relevan atau
tidak ada strategi sama sekali
1 Menggunakan strategi yang kurang dapat
dilaksanakan dan tidak dapat dilanjutkan
2
Menggunakan strategi yang benar tetapi
mengarah pada jawaban yang salah atau tidak
mencoba strategi yang lain
3 Menggunakan prosedur yang mengarah ke
solusi yang benar
Pelaksanaan
pehitungan 0 Tidak ada solusi sama sekali
1 Menggunakan beberapa prosedur yang
mengarah ke solusi yang benar
2 Hasil saja sebagian tetapi hanya karena salah
penghitungan saja
3 Hasil dan proses benar
Pemeriksaan
kembali hasil
perhitungan
0 Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada
keterangan apapun
1 Ada pemeriksaan tapi tidak tuntas
2 Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat
kebenaran hasil dan proses dengan cara lain
Untuk mendapatkan data yang baik maka diperlukan instrumen yang
baik pula. Sebelumnya instrumen diujicoba kepada siswa agar diketahui lebih
dahulu validitas dan reliabilitas dari instrument soal. Pembahasan sebagai
berikut:
1. Validitas Tes
34
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suatu tes yang baik harus mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
Dalam Rahmat, C. dan Solehuddin (Humairoh, 2014, hlm. 34), validitas
pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap
data. Oleh karena itu, untuk mengetahui bahwa soal-soal yang telah
dibuat oleh peneliti adalah valid, maka dapat dilihat dari dua aspek,
yaitu:
a. Validitas Teoritik
Menurut Suherman (2001, hlm. 130), validitas teoritik adalah
validitas alat evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
(judgement) teoritik atau logika mengenai suatu alat evaluasi
berdasarkan evaluator. Dalam penelitian ini, instrumen
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru matematika
agar hasil pertimbangan tersebut memadai. Adapun untuk
melihat hasil dari uji validitas ini dapat dilihat pada lampiran C.
1) Validitas Muka
Validitas muka adalah validitas bentuk soal atau validitas
tampilan, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata
dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak
menimbulkan tafsiran lain (Suherman, 2001, hlm. 132).
2) Validitas Isi
Validitas isi adalah suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat
tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan, yaitu
materi (bahan) yang dipakai sebagai alat evaluasi yang
merupakan sampel repsentatif dari pengetahuan yang harus
dikuasai (Suherman, 2001, hlm. 131).
b. Validitas Empiris
Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
jika hasilnya sesuai dengan kriterium atau sebuah ukuran, dalam
arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium
tersebut (Arikunto, 2009, hlm. 66). Teknik yang digunakan
35
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengetahui kesejajaran tersebut adalah teknik korelasi
product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh
Pearson sebagai berikut:
])(.][)(.[
))((.
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
xyr : Koefisien korelasi (koefisien validitas)
N : Banyaknya peserta tes
X : Skor item
Y : Skor total
Dengan ketentuan:
Tabel 3.4
Kriteria Nilai Validitas
Koefisien korelasi Klasifikasi
0.80<rxy≤1.00
0.60<rxy≤0.80
0.40<rxy≤0.60
0.20<rxy≤0.40
0.00<rxy≤0.20
rxy≤0.00
Validitas sangat tinggi
Validitas tinggi
Validitas sedang
Validitas rendah
Validitas sangat rendah
Tidak valid
Arikunto (2009, hlm. 75)
Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, dalam penelitian
ini soal tes/instrumen terlebih dahulu diujikan pada siswa lain
yang bukan siswa tempat penelitian. Dalam hal ini, sekolah yang
digunakan untuk validitas butir soal adalah SDN Neglasari.
Hasil data yang diperoleh dihitung secara manual, sehingga
diperoleh validitas setiap butir soal. Berikut hasil penghitungan
uji validitas, menggunakan pilihan taraf signifikansi = 0,05
dengan derajat kebebasan (dk=n-2) dan kriteria pengujian: jika
≥ berarti valid, dan jika < berarti
tidak valid.
Tabel 3.5
Statistik Deskriptif Uji Validitas
36
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Butir Soal
x1 x2 x3 x4
Jumlah Siswa 25 25 25 25
rxy 0,48 0,69 0,41 0,35
2,65 4,57 2,19 1,77
1,71 1,71 1,71 1,71
Kriteria Rendah Tinggi Sedang Rendah
Keputusan Valid Valid Valid Valid
2. Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata
reliability. Sudah diterangkan dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes itu dapat memberikan
hasil yang tetap. Seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang
terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Dalam hal reliabilitas ini
tuntutannya bahwa data tidak menyimpang dari yang sebenarnya
artinya data tersebut benar. Instrumen yang baik adalah instrumen yang
dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
Menurut Suherman (2001, hlm. 153) reliabilitas suatu alat ukur
atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu
alat yang memberikan hasil yang tetap
sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relative
sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun
dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda maka disebut
alat ukur yang reliable. Untuk menghitung koefisien reliabilitas soal
bentuk uraian rumus yang digunakan adalah rumus Alpha (Arikunto,
2009, hlm. 109) sebagai berikut:
=
37
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan
koefisien reliabilitas adalah dengan bertolak ukur pada aturan J.P
Guilford, yaitu:
Tabel 3.6
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Klasifikasi
0,90 < r11 ≤ 1,00
0,70 < r11 ≤ 0,90
0,40 < r11 ≤ 0,70
0,20 < r11 ≤ 0,40
r11 ≤ 0,20
Reliabilitas sangat tinggi
Reliabilitas tinggi
Reliabilitas sedang
Reliabilitas rendah
Reliabilitas sangat rendah
Suherman (2001, hlm. 156)
Tabel 3.7
Statistik Deskriptif Reliabilitas
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis uji validitas yang
dilaksanakan di kelas V SDN Neglasari yang berjumlah 25 siswa
terlihat bahwa klasifikasi koefisien reliabilitas terdapat pada interval
0,20 < r11 ≤ 0,40. Sehingga klasifikasi reliabilitas yang diperoleh adalah
rendah. Untuk perhitungan lebih lengkap mengenai uji reliabilitas dapat
dilihat pada lampiran C.
Butir Soal
x1 x2 x3 x4
Jumlah Siswa 25 25 25 25
6.33 5.97 3.04 4.48
19.82
110.68
r11
0.22
Reliabilitas Rendah
38
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan pada variabel yang kedua, peneliti menggunakan
instrument angket sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa
besar pengaruh yang terjadi pada siswa, pada saat peneliti menggunakan
model pembelajaran ARIAS dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ARIAS. Angket
diberikan setelah pembelajaran selesai dilakukan, sehingga secara umum
dapat memperlihatkan respon siswa mengenai pembelajaran melalui
pernyataan yang diberikan. Angket dalam bentuk skala sikap ini
menggunakan skala sikap tertutup yaitu skala sikap yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya tinggal
memberi tanda ceklist pada jawaban yang dipilih. Model skala sikap yang
akan digunakan adalah model Skala Likert yang terdiri dari empat pilihan
jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS).
Angket tersebut berisi beberapa pertanyaan, diantaranya tentang
keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau
tidaknya terhadap pembelajaran, pendapat mengenai pembelajaran
menggunakan ARIAS, penguasaan kemampuan pemecahan masalah
matematis setelah dilakukan pembelajaran, dan kesukaan terhadap suasana
kelas ketika pembelajaran berlangsung. Skala sikap ini diberikan kepada
siswa kelas eksperimen setelah dilaksanakan tes akhir. Adapun bentuk angket
dan kriteria penilaiannya yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.8
Bentuk Angket
No. Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya senang belajar matematika.
2 Pelajaran matematika sangat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
39
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Saya terpaksa belajar matematika
karena matematika merupakan salah
satu pelajaran yang wajib diikuti di
sekolah.
4 Saya menyukai belajar matematika
dengan cara yang disampaikan seperti
sekarang.
5 Pembelajaran seperti ini membuat saya
malas untuk mengikuti pelajaran
matematika.
6 Saya merasa tertarik untuk
memperdalam pelajaran matematika
setelah mengikuti pembelajaran ini.
7 Dengan pembelajaran seperti ini, materi
matematika yang dipelajari lebih mudah
dipahami dengan baik.
8 Cara mengajar guru membosankan
sehingga saya sulit untuk memahami
pelajaran ini.
9 Soal-soal yang diberikan membuat saya
ingin tahu lebih banyak mengenai
matematika dan mengajukan pertanyaan
kepada guru dan teman.
10 Saya selalu merasa kesulitan ketika
menyelesaikan soal-soal matematika.
Tabel 3.9
Kriteria Penilaian Angket
Jenis
Pernyataan
Skor
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
40
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif berasal dari tes pemahaman konsep
matematis, sedangkan data kualitatif berasal dari hasil angket yang
berupa skala sikap siswa. Beberapa cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data pada penelitian adalah sebagai berikut:
a. Tes, dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran terhadap
kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol. Waktu pelaksanaan
tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan agar data yang
dihasilkan lebih akurat dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari
siswa yang telah mendapatkan tes terlebih dahulu.
b. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas eksperimen.
Instrument angket ini diberikan setelah seluruh pembelajaran
selesai dilaksanakan dan setelah dilakukan posttest.
2. Teknik Pengolahan Data
a. Pengelolaan Data Kuantitatif
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, hanya
pengolah data kuantitatif yang akan dianalisis terdiri dari data
pretest, posttest dan data gain. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
1) Data pretest
Pretest adalah tes yang diberikan sebelum pembelajaran
dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana
penguasaan siswa dalam memahami materi pembelajaran
matematika (pengetahuan dan keterampilan) yang akan
diajarkan. Pretest ini akan dilaksanakan pada kelas eksperimen
maupun pada kelas kontrol.
2) Data posttest
Posttest merupakan tes yang diberikan setelah
pembelajaran dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
sampai dimana pencapaian siswa terhadap materi pembelajaran
41
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setelah mengalami proses pembelajaran matematika di kelas.
Sama seperti pretest, posttest dilaksanakan pada kelas
eksperimen maupun pada kelas kontrol.
3) Data Gain
Setelah pretest dan posttest dilaksanakan, langkah
selanjutnya adalah menghitung gain (peningkatan) kemampuan
komunikasi matematik siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Gain yang digunakan adalah gain ternormalisasi.
Untuk menganalisis data pretest, data posttest dan data gain
ternormalisasi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran
data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis yang telah dirumuskan, nantinya akan di uji
menggunakan perhitungan statistika, antara lain dengan
meghitung normalitas, homogenitas data dan uji hipotesis.
Perumusan hipotesis pengujian adalah sebagai berikut:
H0: Data sampel dari populasi yang berdistribusi normal
H1: Data sampel dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
Menurut Santoso, S. (dalam Humairoh, 2014, hlm. 50)
kriteria pengambilan keputusan yaitu :
Nilai sig. < 0,05 distribusi adalah tidak normal berarti
ditolak
Nilai sig. > 0,05 distribusi adalah normal berarti
diterima.
Adapun untuk mengolah normalitas data pada penelitian ini
digunakan program software Statistics Passage for the Social
Sciense (SPSS) for windows. Dengan cara memasukkan data
yang akan diproses pada program, kemudian pilih analyze,
42
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa
output nilai uji normalitas yang diinginkan setelah
sebelumnya melengkapi data input.
2) Uji homogenitas
Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas untuk
mengkaji apakah sebaran data berasal dari populasi yang
homogen atau tidak. Dalam penelitian ini untuk mengetahui
hasil uji homogenitas antara kelas ekperimen dan kelas
kontrol dilakukan dengan menggunakan bantuan software
Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for
windows.
Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas ini, yaitu:
H0 : Kedua varians sama (homogen)
H1 : Kedua varians berbeda (heterogen)
Menurut Santoso (dalam Humairoh, 2014, hlm. 53) Kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Nilai signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka data berasal dari
populasi yang mempunyai varians tidak sama berarti
ditolak.
Nilai signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berasal dari
populasi yang mempunyai varians sama berarti
diterima.
0,05 = (α) Taraf signifikansi.
3) Uji Hipotesis
Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka
dilanjutkan dengan melakukan uji dua pihak, yaitu uji
kesamaan dua rata-rata skor pretest dengan menggunakan uji
dua pihak yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua
43
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas (eksperimen dan kontrol) memiliki rata-rata awal yang
sama atau tidak.
Uji hipotesis menggunakan uji-t dua sampel. Uji-t dua
sampel ini termasuk kepada uji perbandingan (uji
komparatif). Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji
signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan
keadaan variable dari dua rata-rata sampel.
Adapun perumusan hipotesis yang digunakan pada uji
kesamaan dua rata-rata (uji-t) pada penelitian ini adalah:
H0 : Terdapat kesamaan nilai rata-rata kemampuan
pemecahan masalah matematik antara siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol
H1 : Tidak terdapat kesamaan nilai rata-rata kemampuan
pemecahan masalah matematik antara siswa di kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
Jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka diterima
Jika signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka ditolak
Adapun perhitungan uji-t dalam penelitian ini, akan diperoleh
menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu
program SPSS setelah mengatahui normalitas dan
homogenitas datanya, dengan cara memasukan input atau
data yang akan diolah pada cell baru (variabel view)
kemudian pilih analisis compare means dan independent–
samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view
maka akan keluar output berupa tabel uji-t.
4) Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan kemampuan dasar pemecahan
44
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah siswa selama penelitian ini baik dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan RME maupun
pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensional.
Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan
bantuan software Ms. Exel dengan rumus dari Melzer,
sebagai berikut:
%100..
..x
pretesskoridealskor
pretesskorpostesskorg
Dimana skor ideal yaitu 100.
Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai
acuan menggunakan tabel yang tertera di bawah ini.
Tabel 3.10
Klasifikasi N–Gain
Gain Klasifikasi
g>0,7 gain tinggi
0,3<g≤0,7 gain sedang
g≤0,3 gain rendah
b. Pengelolaan Data Kualitatif
Data Kualitatif ini berupa Angket. Kategori jawaban angket
dari Skala Likert terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat
Setuju (SS), Setuju(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Untuk pernyataan positif (favorable) kategori SS diberi skor
tertinggi , makin menuju ke STS skor yang diberikan berangsur-
angsur menurun. Sebaliknya untuk pernyataan negative
(unfavorable) untuk kategori SS diberi skor terendah, makin
menuju ke STS skor yang diberikan berangsur-angsur makin tinggi
(Suherman, 2001, hlm. 189).
45
Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum melakukan penafsiran data, data dipersentasikan
menurut alternatif jawabannya dengan menggunakan rumus
persentase (Riduwan, 2003, hlm. 41) yaitu berikut ini.
Persentase Responden = x 100%
Angket disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah
dalam menginterpretasikannya dan tabelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Skala Skor Jawaban Angket
Jawaban Bobot pertanyaan
Positif Negatif
SS
S
TS
STS
5
4
2
1
1
2
4
5
Tabel 3.12
Kriteria Interpretasi Skor Angket
Besar Persentase Tafsiran
0% - 20%
21% - 40%
41% - 60%
61% - 80%
81% - 100%
Sangat lemah
Lemah
Cukup
Kuat
Sangat kuat
(Riduwan, 2010, hlm. 41)