bab iii metodelogi penelitian a. metode...

21
Mela Helfiani,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan, Sugiyono (2010, hlm. 6). Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen cocok digunakan untuk penelitian di bidang pendidikan. Karena penelitian kuasi eksperimen merupakan metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Pada penelitian ini, akan diberikan perlakuan terhadap variabel bebas kemudian akan diamati perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Dalam penelitian ini melibatkan siswa satu kelas sebagai kelas kontrol dan siswa satu kelas sebagai kelompok eksperimen. Antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan dua kali uji tes dengan instrument soal yang sama. Kedua kelas diberi tes awal (pretest) dengan menggunakan tes yang sama untuk menguji kemampuan awal siswa dalam memecahkan suatu masalah matematis. Kemudian kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional (pembelajaran biasa) sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS. Setelah diberi perlakuan dengan sistem pembelajaran yang berbeda, kedua kelas tersebut dites kembali dengan menggunakan tes yang sama pada kegiatan uji tes awal sebagai tes akhir ( posttest). Dengan tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

Upload: duongkien

Post on 20-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mela Helfiani,2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan, Sugiyono (2010, hlm. 6).

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk pengumpulan

data penelitiannya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen cocok digunakan

untuk penelitian di bidang pendidikan. Karena penelitian kuasi eksperimen

merupakan metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen.

Pada penelitian ini, akan diberikan perlakuan terhadap variabel bebas

kemudian akan diamati perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Dalam

penelitian ini melibatkan siswa satu kelas sebagai kelas kontrol dan siswa

satu kelas sebagai kelompok eksperimen. Antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol diberikan dua kali uji tes dengan instrument soal yang sama. Kedua

kelas diberi tes awal (pretest) dengan menggunakan tes yang sama untuk

menguji kemampuan awal siswa dalam memecahkan suatu masalah

matematis. Kemudian kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran

konvensional (pembelajaran biasa) sedangkan kelas eksperimen diberi

perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS.

Setelah diberi perlakuan dengan sistem pembelajaran yang berbeda, kedua

kelas tersebut dites kembali dengan menggunakan tes yang sama pada

kegiatan uji tes awal sebagai tes akhir (posttest). Dengan tujuan untuk

mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

26

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap materi yang telah dipelajari dan perbandingan hasil antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol setelah sebelumnya diberikan perlakuan yang

berbeda.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi

Eksperimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design.

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol,

tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-veriabel

luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Nonequivalent Control

Group design memiliki kelas kontrol dan kelas eksperimen yang tidak dipilih

secara random. Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara disengaja

atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Berikut ini desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

sesuai dengan yang terdapat dalam buku Sugiyono (2010, hlm. 116)

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen

X

Kontrol

27

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai maka ada beberapa langkah alur

penelitian yang harus dilakukan oleh peneliti. Secara garis besar gambaran alur

penelitian tersebut dapat dilihat pada diagram alur penelitian dibawah ini:

Penulisan Laporan

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan

Pembelajaran dengan model

pembelajaran ARIAS

Pembelajaran dengan

Pendekatan Konvensional

Pretes Pretes

Posttes Posttes

Pelaksanaan Penelitian

Angket

Penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaraan menggunakan model

pembelajaran ARIAS

Menyusun Instrument, Uji Coba

Instrument dan Analisis Instrumen

Penelitian

Perumusan Masalah

Identifikasi Masalah

Penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaraan menggunakan

pendekatan Konvensional

Diagram 3.1

Alur Penelitian

28

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun penjelasan dari beberapa langkah alur penelitian yang harus

dilakukan oleh peneliti pada diagram alur penelitian diatas, yaitu sebagai

berikut:

1. Tahap pendahuluan

a. Melakukan studi pendahuluan melalui identifikasi masalah dan

perumusan masalah

b. Menyusun proposal penelitian

2. Tahap perencanaan

a. Menyusun instrumen penelitian

b. Melakukan uji coba instrumen tes

c. Analisis instrumen

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Tahap pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) kepada kelas kontrol dan kelas

eksperimen dengan soal yang telah diujicobakan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa

b. Memberikan perlakuan di kedua kelas tersebut. Di kelas kontrol

dilakukan pembelajaran biasa (konvensional) yaitu pembelajaran

yang rutin dilakukan di sekolah dan di kelas eksperimen

dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

ARIAS

c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada kedua kelas untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran ARIAS dan pembelajaran biasa

d. Siswa pada kelas eksperimen mengisi angket yang sudah dibuat

peneliti untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS

4. Tahap akhir

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest

b. Mengolah data hasil angket siswa

29

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data

d. Menyusun laporan penelitian

C. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar

Negeri Serang 2, yang beralat di jalan Ki Mas Jong No. 1 Kecamatan

Serang, Kota Serang. Alasan memilih sekolah ini, karena jaraknya yang

cukup dekat dengan tempat tinggal sehingga mudah untuk dijangkau,

juga memudahkan dalam hal pengambilan data dan mengefisienkan

waktu pelaksanaan penilitian. Dengan demikian penelitian yang

dilakukan dapat berjalan lancar dan sesuai dengan rencana penelitian

yang telah disusun sebelumnya.

2. Subjek Penelitian

SD Negeri Serang 2 memiliki lima rombongan belajar pada kelas

V, yaitu Va sampai dengan Ve. Sehingga mempermudah penentuan

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka subjek yang dijadikan dalam

penelitian ini adalah kelas Va dan IVc. Dimana untuk kelas Va

berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa

perempuan. Untuk kelas Vc berjumlah 35 orang yang terdiri dari 20

siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Namun, dalam pelaksanaan

penelitian, tidak semua siswa dapat hadir. Oleh karena itu, dalam

pengolahan data hanya di ambil 25 siswa pada masing-masing kelas

yang selalu hadir pada saat dilakukan penelitian, ini dimaksudkan agar

tidak menghambat pada saat pelaksanaan pengolahan data.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 117) dapat

dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan

30

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Kota Serang yang terdaftar

pada tahun ajaran 2014/2015.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas Va dan kelas Vc SDN 2

Kota Serang yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 yang

dipilih secara acak sebanyak dua kelas. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Teknik sampel

yang digunakan untuk penelitian ini adalah Purposive Sampling

atau sampel yang disengaja. Teknik ini dilakukan dengan memilih

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang kemudian akan

ditetapkan sebagai sampel jika memenuhi pertimbangan-

pertimbangan tersebut.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

mengukur pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematik. Data yang terhimpun akan dianalisis baik

secara kuantitatif ataupun kualitatif sesuai dengan variabel-variabel

penelitian.

Untuk mengukur variabel pertama, yaitu variabel kemampuan

pemecahan masalah matematik, dalam penelitian ini akan menggunakan

instrument tes. Menurut Ruseffendi (1993, hlm. 69), pengertian tes adalah

sekumpulan soal atau pertanyaan yang dipakai untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, kemampuan, atau inteligensi perorangan atau kelompok. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini tes sangat diperlukan untuk mengukur

seberapa besar peningkatan yang terjadi pada siswa setelah dilakukan

treatment.

31

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan

dalam penelitian ini berupa esay dalam bentuk soal cerita, dengan tujuan agar

siswa bisa memahami masalah yang terdapat pada soal tersebut, proses

berpikirnya bertambah, dan mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman

siswa dalam soal pemecahan masalah tersebut. Dalam penyusunan tes

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, diawali dengan

penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan, indikator

kemampuan pemecahan masalah yang diukur, serta jumlah butir soal. Setelah

membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal tes beserta kunci

jawabannya. Adapun bentuk soal tes dan kunci jawaban yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.2

Bentuk Soal Tes dan Kunci Jawaban

No Indikator Soal Kunci Jawaban

1 Membangun

pengetahuan baru

dengan pemecahan

masalah

Apa yang terjadi jika luas jajargenjang

yang baru mempunyai tinggi dua kali

dari jajargenjang yang semula? Jika

jajargenjang yang semulanya memiliki

alas 6 cm dan tinggi 2 cm

Luas jajargenjang baru akan

mengalami perubahan yang

lebih besar dari luas

jajargenjang yang semula.

Karena, tbaru = 2 x tsemula

t = 2 x 2 cm

t = 4 cm

Sehingga L = a x t

= 6 x 4

= 24 cm2

2 Memecahkan

masalah

matematika dengan

konteks lain

Budi ingin membuat sebuah layang-

layang dari kertas. Jika ia ingin

membuat layang-layang dengan luas 75

cm2 dan panjang diagonal pertama 15

cm. Maka berapa panjang diagonal

kedua?

L = 75 cm2

d1 = 15 cm

Maka,

L = d1 x d2

2

75 = 15 x d2

2

75 x 2 = 15 x d2

150 = 15 x d2

d2 = 150

32

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15

= 10 cm

3 Menggunakan

berbagai strategi

yang tepat untuk

memecahkan

masalah

Perhatikan dan amatilah gambar

dibawah ini! Ada berapa banyakkah

bangun persegi panjang tersebut?

a

b

c

Ada 6 persegi panjang, yaitu

1. (a)

2. (b)

3. (c)

4. (a,b)

5. (b,c)

6. (a,b,c)

4 Memonitor dan

merefleksikan

kembali proses

pemecahan

masalah secara

matematis

Adit menggambar sebuah bangun di

papan tulis. Bangun itu mempunyai sisi

sejajar dengan panjang masing-masing

sisi tersebut 8 cm dan 6 cm, bangun itu

juga memiliki sisi miring berhadapan

yang sama panjang dengan tinggi 4 cm.

a. gambar bangun apakah itu?

gambarlah bangun tersebut!

b. berapa luas dari gambar bangun

tersebut?

a. Trapesium

b. a = 8 cm

b = 6 cm

t = 4 cm

Maka Luas trapesium

tersebut adalah

L =

Untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal kemampuan pemacahan masalah. Polya (Anita dalam

= 28 cm2

33

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aulia, 2011, hlm. 15) menuliskan acuan pemberian skor pemecahan masalah,

acuan tersebut untuk mengukur dan menilai soal kemampuan pemecahan

masalah matematik siswa agar lebih objektif terhadap penilaian. Acuan

pemberian skor tersebut, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Acuan Pemberian Skor

Aspek yang

dinilai Skor Keterangan

Pemahaman

Masalah 0

Salah mengiterpretasikan soal atau tidak ada

jawaban sama sekali

1 Salah mengiterpretasikan sebagian soal atau

mengabaikan kondisi soal

2 Memahami masalah atau soal selengkapnya

Perencanaan

penyelesaian 0

Menggunakan strategi yang tidak relevan atau

tidak ada strategi sama sekali

1 Menggunakan strategi yang kurang dapat

dilaksanakan dan tidak dapat dilanjutkan

2

Menggunakan strategi yang benar tetapi

mengarah pada jawaban yang salah atau tidak

mencoba strategi yang lain

3 Menggunakan prosedur yang mengarah ke

solusi yang benar

Pelaksanaan

pehitungan 0 Tidak ada solusi sama sekali

1 Menggunakan beberapa prosedur yang

mengarah ke solusi yang benar

2 Hasil saja sebagian tetapi hanya karena salah

penghitungan saja

3 Hasil dan proses benar

Pemeriksaan

kembali hasil

perhitungan

0 Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada

keterangan apapun

1 Ada pemeriksaan tapi tidak tuntas

2 Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat

kebenaran hasil dan proses dengan cara lain

Untuk mendapatkan data yang baik maka diperlukan instrumen yang

baik pula. Sebelumnya instrumen diujicoba kepada siswa agar diketahui lebih

dahulu validitas dan reliabilitas dari instrument soal. Pembahasan sebagai

berikut:

1. Validitas Tes

34

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu tes yang baik harus mempunyai tingkat validitas yang tinggi.

Dalam Rahmat, C. dan Solehuddin (Humairoh, 2014, hlm. 34), validitas

pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkap

data. Oleh karena itu, untuk mengetahui bahwa soal-soal yang telah

dibuat oleh peneliti adalah valid, maka dapat dilihat dari dua aspek,

yaitu:

a. Validitas Teoritik

Menurut Suherman (2001, hlm. 130), validitas teoritik adalah

validitas alat evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan

(judgement) teoritik atau logika mengenai suatu alat evaluasi

berdasarkan evaluator. Dalam penelitian ini, instrumen

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru matematika

agar hasil pertimbangan tersebut memadai. Adapun untuk

melihat hasil dari uji validitas ini dapat dilihat pada lampiran C.

1) Validitas Muka

Validitas muka adalah validitas bentuk soal atau validitas

tampilan, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata

dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak

menimbulkan tafsiran lain (Suherman, 2001, hlm. 132).

2) Validitas Isi

Validitas isi adalah suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat

tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan, yaitu

materi (bahan) yang dipakai sebagai alat evaluasi yang

merupakan sampel repsentatif dari pengetahuan yang harus

dikuasai (Suherman, 2001, hlm. 131).

b. Validitas Empiris

Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris

jika hasilnya sesuai dengan kriterium atau sebuah ukuran, dalam

arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium

tersebut (Arikunto, 2009, hlm. 66). Teknik yang digunakan

35

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui kesejajaran tersebut adalah teknik korelasi

product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh

Pearson sebagai berikut:

])(.][)(.[

))((.

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr : Koefisien korelasi (koefisien validitas)

N : Banyaknya peserta tes

X : Skor item

Y : Skor total

Dengan ketentuan:

Tabel 3.4

Kriteria Nilai Validitas

Koefisien korelasi Klasifikasi

0.80<rxy≤1.00

0.60<rxy≤0.80

0.40<rxy≤0.60

0.20<rxy≤0.40

0.00<rxy≤0.20

rxy≤0.00

Validitas sangat tinggi

Validitas tinggi

Validitas sedang

Validitas rendah

Validitas sangat rendah

Tidak valid

Arikunto (2009, hlm. 75)

Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, dalam penelitian

ini soal tes/instrumen terlebih dahulu diujikan pada siswa lain

yang bukan siswa tempat penelitian. Dalam hal ini, sekolah yang

digunakan untuk validitas butir soal adalah SDN Neglasari.

Hasil data yang diperoleh dihitung secara manual, sehingga

diperoleh validitas setiap butir soal. Berikut hasil penghitungan

uji validitas, menggunakan pilihan taraf signifikansi = 0,05

dengan derajat kebebasan (dk=n-2) dan kriteria pengujian: jika

≥ berarti valid, dan jika < berarti

tidak valid.

Tabel 3.5

Statistik Deskriptif Uji Validitas

36

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Butir Soal

x1 x2 x3 x4

Jumlah Siswa 25 25 25 25

rxy 0,48 0,69 0,41 0,35

2,65 4,57 2,19 1,77

1,71 1,71 1,71 1,71

Kriteria Rendah Tinggi Sedang Rendah

Keputusan Valid Valid Valid Valid

2. Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata

reliability. Sudah diterangkan dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas

berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes itu dapat memberikan

hasil yang tetap. Seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang

terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Dalam hal reliabilitas ini

tuntutannya bahwa data tidak menyimpang dari yang sebenarnya

artinya data tersebut benar. Instrumen yang baik adalah instrumen yang

dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

Menurut Suherman (2001, hlm. 153) reliabilitas suatu alat ukur

atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu

alat yang memberikan hasil yang tetap

sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relative

sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun

dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda maka disebut

alat ukur yang reliable. Untuk menghitung koefisien reliabilitas soal

bentuk uraian rumus yang digunakan adalah rumus Alpha (Arikunto,

2009, hlm. 109) sebagai berikut:

=

37

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan

koefisien reliabilitas adalah dengan bertolak ukur pada aturan J.P

Guilford, yaitu:

Tabel 3.6

Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Klasifikasi

0,90 < r11 ≤ 1,00

0,70 < r11 ≤ 0,90

0,40 < r11 ≤ 0,70

0,20 < r11 ≤ 0,40

r11 ≤ 0,20

Reliabilitas sangat tinggi

Reliabilitas tinggi

Reliabilitas sedang

Reliabilitas rendah

Reliabilitas sangat rendah

Suherman (2001, hlm. 156)

Tabel 3.7

Statistik Deskriptif Reliabilitas

Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis uji validitas yang

dilaksanakan di kelas V SDN Neglasari yang berjumlah 25 siswa

terlihat bahwa klasifikasi koefisien reliabilitas terdapat pada interval

0,20 < r11 ≤ 0,40. Sehingga klasifikasi reliabilitas yang diperoleh adalah

rendah. Untuk perhitungan lebih lengkap mengenai uji reliabilitas dapat

dilihat pada lampiran C.

Butir Soal

x1 x2 x3 x4

Jumlah Siswa 25 25 25 25

6.33 5.97 3.04 4.48

19.82

110.68

r11

0.22

Reliabilitas Rendah

38

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan pada variabel yang kedua, peneliti menggunakan

instrument angket sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa

besar pengaruh yang terjadi pada siswa, pada saat peneliti menggunakan

model pembelajaran ARIAS dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran ARIAS. Angket

diberikan setelah pembelajaran selesai dilakukan, sehingga secara umum

dapat memperlihatkan respon siswa mengenai pembelajaran melalui

pernyataan yang diberikan. Angket dalam bentuk skala sikap ini

menggunakan skala sikap tertutup yaitu skala sikap yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya tinggal

memberi tanda ceklist pada jawaban yang dipilih. Model skala sikap yang

akan digunakan adalah model Skala Likert yang terdiri dari empat pilihan

jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS).

Angket tersebut berisi beberapa pertanyaan, diantaranya tentang

keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau

tidaknya terhadap pembelajaran, pendapat mengenai pembelajaran

menggunakan ARIAS, penguasaan kemampuan pemecahan masalah

matematis setelah dilakukan pembelajaran, dan kesukaan terhadap suasana

kelas ketika pembelajaran berlangsung. Skala sikap ini diberikan kepada

siswa kelas eksperimen setelah dilaksanakan tes akhir. Adapun bentuk angket

dan kriteria penilaiannya yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.8

Bentuk Angket

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya senang belajar matematika.

2 Pelajaran matematika sangat bermanfaat

dalam kehidupan sehari-hari.

39

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Saya terpaksa belajar matematika

karena matematika merupakan salah

satu pelajaran yang wajib diikuti di

sekolah.

4 Saya menyukai belajar matematika

dengan cara yang disampaikan seperti

sekarang.

5 Pembelajaran seperti ini membuat saya

malas untuk mengikuti pelajaran

matematika.

6 Saya merasa tertarik untuk

memperdalam pelajaran matematika

setelah mengikuti pembelajaran ini.

7 Dengan pembelajaran seperti ini, materi

matematika yang dipelajari lebih mudah

dipahami dengan baik.

8 Cara mengajar guru membosankan

sehingga saya sulit untuk memahami

pelajaran ini.

9 Soal-soal yang diberikan membuat saya

ingin tahu lebih banyak mengenai

matematika dan mengajukan pertanyaan

kepada guru dan teman.

10 Saya selalu merasa kesulitan ketika

menyelesaikan soal-soal matematika.

Tabel 3.9

Kriteria Penilaian Angket

Jenis

Pernyataan

Skor

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

40

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif. Data kuantitatif berasal dari tes pemahaman konsep

matematis, sedangkan data kualitatif berasal dari hasil angket yang

berupa skala sikap siswa. Beberapa cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tes, dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran terhadap

kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol. Waktu pelaksanaan

tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan agar data yang

dihasilkan lebih akurat dan tidak menimbulkan kebocoran soal dari

siswa yang telah mendapatkan tes terlebih dahulu.

b. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas eksperimen.

Instrument angket ini diberikan setelah seluruh pembelajaran

selesai dilaksanakan dan setelah dilakukan posttest.

2. Teknik Pengolahan Data

a. Pengelolaan Data Kuantitatif

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, hanya

pengolah data kuantitatif yang akan dianalisis terdiri dari data

pretest, posttest dan data gain. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1) Data pretest

Pretest adalah tes yang diberikan sebelum pembelajaran

dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana

penguasaan siswa dalam memahami materi pembelajaran

matematika (pengetahuan dan keterampilan) yang akan

diajarkan. Pretest ini akan dilaksanakan pada kelas eksperimen

maupun pada kelas kontrol.

2) Data posttest

Posttest merupakan tes yang diberikan setelah

pembelajaran dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui

sampai dimana pencapaian siswa terhadap materi pembelajaran

41

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah mengalami proses pembelajaran matematika di kelas.

Sama seperti pretest, posttest dilaksanakan pada kelas

eksperimen maupun pada kelas kontrol.

3) Data Gain

Setelah pretest dan posttest dilaksanakan, langkah

selanjutnya adalah menghitung gain (peningkatan) kemampuan

komunikasi matematik siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Gain yang digunakan adalah gain ternormalisasi.

Untuk menganalisis data pretest, data posttest dan data gain

ternormalisasi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran

data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang telah dirumuskan, nantinya akan di uji

menggunakan perhitungan statistika, antara lain dengan

meghitung normalitas, homogenitas data dan uji hipotesis.

Perumusan hipotesis pengujian adalah sebagai berikut:

H0: Data sampel dari populasi yang berdistribusi normal

H1: Data sampel dari populasi yang tidak berdistribusi

normal

Menurut Santoso, S. (dalam Humairoh, 2014, hlm. 50)

kriteria pengambilan keputusan yaitu :

Nilai sig. < 0,05 distribusi adalah tidak normal berarti

ditolak

Nilai sig. > 0,05 distribusi adalah normal berarti

diterima.

Adapun untuk mengolah normalitas data pada penelitian ini

digunakan program software Statistics Passage for the Social

Sciense (SPSS) for windows. Dengan cara memasukkan data

yang akan diproses pada program, kemudian pilih analyze,

42

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

descriptive statistics dan explore, maka akan keluar berupa

output nilai uji normalitas yang diinginkan setelah

sebelumnya melengkapi data input.

2) Uji homogenitas

Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, langkah

selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas untuk

mengkaji apakah sebaran data berasal dari populasi yang

homogen atau tidak. Dalam penelitian ini untuk mengetahui

hasil uji homogenitas antara kelas ekperimen dan kelas

kontrol dilakukan dengan menggunakan bantuan software

Statistics Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for

windows.

Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas ini, yaitu:

H0 : Kedua varians sama (homogen)

H1 : Kedua varians berbeda (heterogen)

Menurut Santoso (dalam Humairoh, 2014, hlm. 53) Kriteria

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Nilai signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka data berasal dari

populasi yang mempunyai varians tidak sama berarti

ditolak.

Nilai signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berasal dari

populasi yang mempunyai varians sama berarti

diterima.

0,05 = (α) Taraf signifikansi.

3) Uji Hipotesis

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka

dilanjutkan dengan melakukan uji dua pihak, yaitu uji

kesamaan dua rata-rata skor pretest dengan menggunakan uji

dua pihak yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua

43

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas (eksperimen dan kontrol) memiliki rata-rata awal yang

sama atau tidak.

Uji hipotesis menggunakan uji-t dua sampel. Uji-t dua

sampel ini termasuk kepada uji perbandingan (uji

komparatif). Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji

signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan

keadaan variable dari dua rata-rata sampel.

Adapun perumusan hipotesis yang digunakan pada uji

kesamaan dua rata-rata (uji-t) pada penelitian ini adalah:

H0 : Terdapat kesamaan nilai rata-rata kemampuan

pemecahan masalah matematik antara siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol

H1 : Tidak terdapat kesamaan nilai rata-rata kemampuan

pemecahan masalah matematik antara siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

Jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka diterima

Jika signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka ditolak

Adapun perhitungan uji-t dalam penelitian ini, akan diperoleh

menggunakan software untuk menghitung data statistik, yaitu

program SPSS setelah mengatahui normalitas dan

homogenitas datanya, dengan cara memasukan input atau

data yang akan diolah pada cell baru (variabel view)

kemudian pilih analisis compare means dan independent–

samples t test. Setelah dimasukan data pada variebel view

maka akan keluar output berupa tabel uji-t.

4) Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana peningkatan kemampuan dasar pemecahan

44

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah siswa selama penelitian ini baik dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan RME maupun

pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensional.

Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan

bantuan software Ms. Exel dengan rumus dari Melzer,

sebagai berikut:

%100..

..x

pretesskoridealskor

pretesskorpostesskorg

Dimana skor ideal yaitu 100.

Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai

acuan menggunakan tabel yang tertera di bawah ini.

Tabel 3.10

Klasifikasi N–Gain

Gain Klasifikasi

g>0,7 gain tinggi

0,3<g≤0,7 gain sedang

g≤0,3 gain rendah

b. Pengelolaan Data Kualitatif

Data Kualitatif ini berupa Angket. Kategori jawaban angket

dari Skala Likert terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat

Setuju (SS), Setuju(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

(STS). Untuk pernyataan positif (favorable) kategori SS diberi skor

tertinggi , makin menuju ke STS skor yang diberikan berangsur-

angsur menurun. Sebaliknya untuk pernyataan negative

(unfavorable) untuk kategori SS diberi skor terendah, makin

menuju ke STS skor yang diberikan berangsur-angsur makin tinggi

(Suherman, 2001, hlm. 189).

45

Mela Helfiani,2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebelum melakukan penafsiran data, data dipersentasikan

menurut alternatif jawabannya dengan menggunakan rumus

persentase (Riduwan, 2003, hlm. 41) yaitu berikut ini.

Persentase Responden = x 100%

Angket disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah

dalam menginterpretasikannya dan tabelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Skala Skor Jawaban Angket

Jawaban Bobot pertanyaan

Positif Negatif

SS

S

TS

STS

5

4

2

1

1

2

4

5

Tabel 3.12

Kriteria Interpretasi Skor Angket

Besar Persentase Tafsiran

0% - 20%

21% - 40%

41% - 60%

61% - 80%

81% - 100%

Sangat lemah

Lemah

Cukup

Kuat

Sangat kuat

(Riduwan, 2010, hlm. 41)