bab iii metodelogi penelitan a. metode...
TRANSCRIPT
31 Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Elliot (1991) (dalam Kunandar,
2009: 43) menyebutkan bahwa “penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah
situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi
sosial tersebut”. Sedangkan Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2009: 42)
mengemukakan bahwa “penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang
terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi”.
Sejalan dengan pendapat para ahli di atas, Hermawan et. al. (2010:
87)mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara lebih profesional”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari tiga kata yaitu penelitian,
tindakan dan kelas. Arikunto (2012: 2) menjelaskan masing-masing dari tiga kata
tersebut sebagai berikut.
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yangbmenarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu penelitian,
tindakan dan kelas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
32
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar
siswa.
Secara lebih konkret dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah
berhasil mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan
perlakuan atau tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis
hasilnya guna menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil
memperbaiki kondisi kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut,
guru dapat menentukan langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang
diajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan pendekatan penelitian yang sesuai dengan guru dan calon guru karena
selain mereka dapat melakukan penelitian, mereka juga akan mendapatkan
manfaat dari hasil penelitiannya.
B. Model Penelitian Tindakan Kelas
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model Kemmis dan
Mc. Taggart. Hal ini karena model Kemmis dan Mc Taggart berorientasi pada
siklus spiral refleksi, dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen
diantaranya perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi serta perencanaan
kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Desain model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-
perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen yang berupa untaian dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu,
pengertian siklus adalah satu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
33
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi, sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah
adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang
dilaksanakan dalam siklus selanjutnya. Arikunto(2010: 131) menjelaskan bahwa
model Kemmis dan McTaggart merupakan pengembangan dari model Kurt
Lewin. Perbedaannya terletak pada komponen tindakan (action) dengan observasi
(observation) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan adanya kenyataan yang tidak dapat dipungkiri ketika antara
implementasi tindakan (action) dengan observasi (observation)sebenarnya dua
kegiatan tetapi tidak dapat dipisahkan secara tegas.
Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dapat
digambarkan dengan diagram alur berikut ini. Tahapan-tahapan ini berlangsung
secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Model Kemmis & Mc
Taggart akan tampak sebagai berikut:
Gambar 3.1
Siklus Spiral dari Kemmis & Mc Taggart
Sumber:http://dc371.4shared.com/doc/9R7RqTN0/preview_html_m54f4bef7.png
34
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan.
Tahap berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Hasil pengamatan kemudian dievaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila
hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum
memberikan hasil sebagaiman diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana
untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang
diinginkan benar-benar tercapai.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IVA di SDN Ciburial Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IVA SDN Ciburial
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah siswa 26 orang
siswa, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.
Akan tetapi, ada 2 orang siswa yang tidak hadir pada setiap siklusnya, sehingga
subjek dalam penelitian ini adalah 24 orang siswa yang terdiri dari 13 orang siswa
laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah
sebagai berikut :
1. Orientasi Lapangan
a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh
gambaran pelaksanaan pembelajatan matematika selama ini.
b. Wawancara dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran matematika.
35
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah
tempat penelitian.
d. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian.
e. Wawancara dengan wali kelas mengenai kategori kelompok siswa
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan prestasi belajar
(peringkat kelas) di kelas tempat penelitian. Kategori kelompok kemampuan
siswa dapat dilihat pada lampiran A.1.
Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes untuk
mengukur kemampuan kognitif dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
3) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar
instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
4) Merevisi instrumen jika diperlukan.
5) Mempersiapkan media kancing berwarna.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dicantumkan pada RPP,
yakni:
1) Orientasi : Guru menunjukkan kancing warna merah dan kancing warna biru.
Kancing warna biru mewakili bilangan bulat positif dan kancing warna merah
mewakili bilangan bulat negatif, serta memperkenalkan aturan penggunaan
media.
2) Demonstrasi: Guru memperagakan langkah-langkah penggunaan media
kancing berwarna.
36
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Diskusi: Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk diselesaikan
sesuai dengan perintah pada LKS.
4) Presentasi: Guru meminta salah satu perwakilan dari setia kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
c. Obsevasi
1) Observer melakukkan observasi menggunakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna berlangsung.
2) Melakukan tes kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat di akhir pembelajaran untuk mendapatkan data
mengenai kemampuan kognitif siswa.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan
evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutya.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes untuk
mengukur kemampuan kognitif dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing berwarna.
3) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.
4) Merevisi instrumen jika diperlukan.
5) Mempersiapkan media kancing berwarna.
b. Pelaksanaan
37
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang dicantumkan pada RPP,
yakni:
1) Orientasi : Guru menunjukkan kancing warna merah dan kancing warna biru.
Kancing warna biru mewakili bilangan bulat positif dan kancing warna merah
mewakili bilangan bulat negatif, serta memperkenalkan aturan penggunaan
media.
2) Demonstrasi: Guru memperagakan langkah-langkah penggunaan media
kancing berwarna.
3) Diskusi: Guru membagikan LKS pada setiap kelompok untuk diselesaikan
sesuai dengan perintah pada LKS.
4) Presentasi: Guru meminta salah satu perwakilan dari setia kelompok untuk
melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
c. Observasi
1) Observer melakukkan observasi menggunakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna berlangsung.
2) Melakukan tes kemampuan kognitif siswa dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat di akhir pembelajaran untuk mendapatkan data
mengenai kemampuan siswa.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian dibuat simpulan.
F. Instrumen Penelitian
Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika
diantaranya:
38
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan rancangan menggunakan
media kancing berwarna sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran setiap
siklus. Hal ini dapat dilihat pada lampiran B.1 dan B.2.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa untuk
sampai pada konsep yang hendak dicapai pada pembelajaran dengan cara
berdiskusi bersama teman di kelompok. Hal ini dapat dilihat pada lampiran
B.3 dan B.4.
2. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Non Tes
Instrumen non tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010: 200) bahwa observasi dalam
penelitian ini adalah observasi sistematik, yakni observasi yang dilakukan oleh
pengamat/observer dengan menggunakan pedoman (lembar observasi) sebagai
instrumen pengamatan. Hasil observasi tertuang dalam lembar observasi. Lembar
observasi memuat seluruh langkah-langkah pembelajaran yang ada pada
perencanaan pembelajaran yang akan diamati pada pelaksanaan pembelajaran
untuk memperoleh gambaran berkenaan dengan pelaksanaan tindakan dan
memastikan bahwa kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media kancing berwarna untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat. Lembar observasi ini diisi oleh
observer pada pelaksanaan tindakan setiap siklus. Data pada lembar observasi
juga berfungsi sebagai bahan refleksi apakah pelaksanaan pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak. Lembar
obsevasi dapat dilihat pada lampiran C.1 dan C.2.
39
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tes
Menurut Arikunto (2010: 193), “tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Tes
diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan
kognitif siswa pada materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat. Peneliti memilih jenis tes tertulis dengan bentuk uraian agar dapat
menilai siswa dengan objektif. Lembar tes evaluasi dapat dilihat pada lampiran
C.3 dan C.4. Total butir soal yang diberikan adalah lima soal dengan dua indikator
kemampuan kognitif. Indikator kemampuan kognitif tersebut adalah:
a. Mengubah bentuk operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dari bentuk soal cerita dan gambar kedalam kalimat matematis.
b. Menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data. Data
tersebut diperoleh dari hasil tes akhir setiap siklus dan lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran setiap siklus. Data yang telah diperoleh kemudian
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis data secara kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran pada akhir siklus. Lembar observasi
dijadikan rujukan untuk melaksanakan refleksi setiap siklus agar kekurangan yang
terjadi dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya sehingga pelaksanaan
pembelajaran berikutnya meningkat dan berjalan lebih baik. Data hasil observasi
ini berisi tentang aktivitas guru dan siswa yang di amati oleh observer selama
pembelajaran berlangusng.
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model
Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2013: 337-345) meliputi:
40
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Data Reduction
Reduksi data merupakan langkah yang dilakukan untuk mempermudah
peneliti dalam menganalisis data. Data yang diperoleh dari pelaksanaan
pembelajaran yang tersaji pada lembar observasi jumlahnya cukup banyak
sehingga peneliti perlu merangkum, memilih data, dan memfokuskan pada hal-
hal pokok yang diperlukan dalam penelitian ini.
b. Data Display
Display data dilakukan dengan menyajikan data kedalam bentuk tabel,
grafik atau sejenisnya sehingga mudah untuk dipahami.
c. Verification
Verification dilakukan dengan cara menarik kesimpulan awal sehingga
dapat disusun tindakan untuk selanjutnya dari kekurangan-kekurangan dan
temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes akhir siklus. Analisis
data dilakukan dengan penyekoran yang disesuaikan dengan masing-masing bobot
pada butir soal, nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara individu
berdasarkan KKM dan klasikal, serta menghitung peningkatan kemampuan
kognitif siswa melalui indeks gain.
a. Penyekoran hasil tes
Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang sama. Oleh karena itu,
dibuat skoring rubrik pedoman penyekoran hasil tes sebagai berikut:
41
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Skoring Rubrik Soal Tes Akhir Siklus
Skor Deskripsi
0 Tidak merespon sama sekali
1 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) salah, jawaban salah
3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian (gambar), jawaban benar
5 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) salah, jawaban benar
8 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) benar, jawaban salah
10 Siswa menulis cara penyelesaian (gambar) benar, jawaban benar
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:
Sudjana (2013: 109) untuk menghitung nilai rata-rata menggunakan rumus:
𝑋 =Ʃ𝑋
𝑛
Keterangan:
ƩX = total nilai yang diperoleh siswa
n = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
c. Ketuntasan Belajar
1) Menghitung ketuntasa belajar berdasarkan KKM
KKM yang ditentukan oleh SDN Ciburial adalah 65. KKM ini ditentukan
berdasarkan tiga kriteria yaitu kompleksitas materi, daya dukung dan intake siswa.
Jadi, apabila skor siswa ≥65, maka siswa tersebut dinyatakan tuntas. Namun,
apabila skor siswa <65, maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas.
2) Menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal
Menurut Depdiknas (dalam Gumilar, 2013: 38) bahwa „‟kelas dikatakan
sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa yang
memperoleh nilai Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM)‟‟. Dengan berpedoman
42
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada pernyataan tersebut, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran perlu
diadakannya perhitungan persentase jumlah siswa yang tuntas atau telah
memenuhi KKM pada mata pelajaran Matematika yaitu 65. Pengolahan data
ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑇𝐵 =Ʃ𝑆 ≥ 65
𝑛× 100%
Keterangan:
ƩS ≥ 65 = jumlah siswa yang yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama
dengan 65.
n = banyak siswa
TB = ketuntasan belajar
Kriteria tingkat keberhasilan belajar (%) menurur Aqib dalam (Gumilar,
2013: 38), sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar
Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria
≥ 80% Sangat Tinggi
60% - 79% Tinggi
40% - 59% Sedang
20% - 39% Rendah
≤ 20% Sangat Rendah
d. Menghitung peningkatan kemampuan kognitif siswa dengan indeks gain
Dari data hasil tes kemampuan kognitif siswa pada materi Opersi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di setiap siklus pembelajaran,
Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50)menentukan besarnya gain dengan
perhitungan sebagai berikut :
g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)
43
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prabawanto (dalam Permatasari, 2013: 50) menyatakan bahwa untuk
mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa pada materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dari setiap siklus yang telah
dilakukan dengan mmenghitung gain rata-rata yang telah dinormalisasi dengan
rumus sebagai :
< 𝑔 >= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑘𝑒 − 𝑖 + 1 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑘𝑒 − 𝑖
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑘𝑒 − 𝑖
Adapun kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (dalam Nurlaela,
2011) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Interpretasi Gain yang Ternormalisasi
Nilai <g> Interpretasi/Kriteria
0,00 – 0,30 Rendah
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Tinggi
44
Alis Istiqomah Hayati, 2014 Penggunaan Media Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu