bab iii metode pengembangan model pembelajaran …digilib.uinsby.ac.id/14659/100/bab 3.pdfguru pai...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM MORAL ISLAM
PADA MATA PELAJARAN PAI SEKOLAH DASAR
A. Penetapan Lokasi Penelitian
Adapun alasan pemilihan sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya
dibandingkan lokasi lain untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan Model
Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata pelajaran PAI didasarkan atas
beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa guru
PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya lebih terkonsentrasi
persoalan teoritis keilmuan yang bersifat kognitif semata dan cenderung
mengabaikan aspek afektif siswa
2. Dalam melaksanakan penilaian, guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo
Surabaya, hanya fokus mengukur aspek kognitif siswa saja
3. Guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya masih terjebak dalam
dualisme penggunaan KTSP dan Kurikulum 2013. Peneliti beranggapan bahwa
kondisi tersebut butuh dilakukan penelitian guna menjawab problem yang
dihadapi guru-guru PAI sekolah dasar.
4. Unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga,
dana maupun dari segi efisiensi waktu.
5. Pelaksanaan studi di lokasi yang dipilih tidak menimbulkan masalah dalam
kaitannya dengan kemampuan tenaga peneliti.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
6. Satu hal yang sangat membantu dalam melakukan penelitian di lokasi pilihan ini
adalah masalah dana. Peneliti tidak dituntut biaya studi lapangan yang lebih besar
bila dibandingkan dengan penelitian di tempat lain.
7. Pemilihan lokasi penelitian ini dapat memberikan efisiensi waktu. Peneliti masih
dapat melaksanakan konsultasi terkait pengembangan model kepada promotor
dan menvalidasinya kepada para pakar dalam waktu yang bersamaan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru PAI sekolah dasar dan siswa kelas 5 sekolah
dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya. Dalam hal ini menurut Donalt Ary,
sebagaimana dikutip oleh Muslihudin satuan yang dipilih sebagai sampel bukanlah
individu melainkan sekelompok individu yang secara alami berada bersama-sama di
satu tempat.1
Masih menurut Donalt Ary sebagaimana dikutip oleh Muslihudin sampel
ditetapkan secara sampel area yaitu dengan menetapkan sekolah dasar di Kecamatan
Wonocolo Surabaya. Penetapan sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya
sebagai sampel disebabkan memenuhi kriteria umumnya sekolah dasar di Kota
Surabaya. Pemilihan sampel area diperbolehkan sepanjang individu-individu dalam
kelompok memiliki persamaan ciri yang ada hubungannya dengan variabel
penelitian.2 Secara rinci penetapan sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1Lihat Donalt Ary dalam Muslihudin, “Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Penguatan Kesadaran
Moral Spiritual Murid Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” (Disertasi--
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2014), 126. 2Ibid., 126.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
1. Untuk mendapatkan informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran PAI
sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya dilakukan penelitian terhadap
guru PAI dengan menetapkan 8 orang guru PAI di 8 sekolah dasar Lingkup UPTD
BPS Kecamatan Wonocolo Surabaya yang diambil secara acak dari 30% jumlah
keseluruhan populasi guru PAI yang tersebar di 22 sekolah dasar di Kecamatan
Wonocolo Surabaya.
2. Untuk mengevaluasi kuantum moral siswa terhadap proses pembelajaran PAI
sekolah dasar yang telah dilaksanakan, dilakukan penelitian terhadap 80 orang
siswa kelas 5 yang diambil secara acak dari 8 sekolah dasar di Lingkup UPTD
BPS Kecamatan Wonocolo Surabaya yang telah ditetapkan sebagai sampel dari
30% jumlah populasi siswa di 22 sekolah dasar yang tersebar di Kecamatan
Wonocolo. Komposisi masing-masing sampel dari 8 sekolah dasar dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Komposisi sampel siswa SD pada penelitian pendahuluan
Sekolah Guru Siswa Kls 5
SDN Margorejo I/403 1 10
SDN Margorejo V/407 1 10
SDN Jemur Wonosari I/417 1 10
SDN Jemur Wonosari III/526 1 10
SD Al-Azhar Syifa Budi Surabaya 1 10
SD Taquma Surabaya 1 10
SD Kyai Ibrahim Surabaya 1 10
SD Adinda Surabaya 1 10
Jumlah 8 80
3. Untuk melakukan uji coba Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata
pelajaran PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya, maka ditetapkan
2 sekolah dasar yang dipilih dari 8 sekolah dasar yang telah ditetapkan sebagai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
sampel. Penetapan tersebut didasarkan atas ketersediaan pihak sekolah untuk
dijadikan sebagai tempat uji coba. Dalam hal ini terutama kesediaan guru PAI
untuk bekerjasama dengan peneliti guna melakukan uji coba penerapan model
pembelajaran yang sedang dikembangkan secara berkelanjutan sampai ditemukan
model yang dianggap memadai dan solid. Kerjasama guru pengguna model
dengan peneliti dalam hal ini sangat penting agar proses pengembangan berjalan
lancar.
4. Setelah dilakukan proses uji coba terbatas, dilanjutkan dengan kegiatan uji coba
luas yang melibatkan empat SD Eksperimen, yaitu: SDN Margorejo I/403
(kategori 1), SDN Jemur Wonosari I/417 (katagori 2), SD Kyai Ibrahim Surabaya
(katagori 3) dan SD Al-Azhar Syifa Budi Surabaya (katagori 4). Untuk
membuktikan kehandalan model yang telah dikembangkan dilakukan uji validasi.
Uji validasi juga melibatkan empat buah SD kelompok Kontrol, yaitu: SDN
Margorejo V/407 (kategori 1), SDN Jemur Wonosari III/526 (kategori 2), SD
Taquma Surabaya (kategori 3), dan SD Adinda Surabaya (kategori 4).
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan
(research and development), Sugiono menyatakan metode penelitian dan
pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan rancangan produk baru, menguji
keefektifan produk yang telah ada, serta mengembangan dan menciptakan produk
baru. Sehingga apabila produk telah teruji maka produk baru tersebut bila digunakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
dalam pelaksanaan pekerjaan akan lebih menghasilkan kuantitas dan kualitas produk
hasil kerja yang akan meningkat.3
Sehingga penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan
Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar,
dengan menggunakan model yang telah dikembangkan Samsudi. Metode penelitian
ini dengan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Studi Pendahuluan, 2.
Tahap Studi Pengembangan, 3. Pengembangan Produk, 4. Tahap Evaluasi, 5. Revisi,
6. Uji Coba Terbatas (Skala Kecil), 7. Revisi, 8. Produk Final, 9. Uji Coba Terbatas
(Skala Besar).4
Langkah-langkah pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral
Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar diawali dengan kegiatan membuat
rancangan pembelajaran yaitu proses menganalisis kebutuhan, menentukan isi apa
yang harus dikuasai, menentukan tujuan pendidikan, merancang bahan-bahan untuk
mencapai tujuan khusus dan melakukan uji coba serta melakukan revisi program
berkenaan dengan hasil belajar mengajar.
Dengan tiga tahapan utama seperti yang dipergunakan Samsudi.5 Maka,
dalam kegiatan penelitian pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam
pada mata pelajaran PAI sekolah dasar ini dikelola melalui tahapan penelitian dan
pengembangan sebagai berikut:
3Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research and Development, untuk Bidang Pendidikan,
Manajemen, Sosial Teknik, Cet. 1 (Bandung: Alfabeta, 2015), 26. 4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2010), 434. 5Ibid., 434.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
1. Tahap studi pendahuluan yang meliputi kegiatan: a. studi literatur untuk menggali
teori yang akan mendasari model Pembelajaran PAI yang akan dikembangkan, b.
studi lapangan terhadap proses kegiatan belajar mengajar (KBM) PAI di sekolah
dasar, c. draft awal model pembelajaran yang mengkaji kerangka normatif al-
Qur’an dan kerangka teoretik untuk mendapatkan Model Pembelajaran Quantum
Moral Islam bagi pembelajaran PAI di sekolah dasar,
2. Tahap studi pengembangan yang meliputi kegiatan: a. pengembangan draft model
tentatif, b. validasi desain melalui jajak pendapat pengguna (user) dalam hal ini
guru-guru PAI SD, c. validasi desain oleh ahli atau pakar, d. uji coba model
terbatas, e. revisi model tahap 1, f. uji coba model luas, g. revisi model tahap 2, h.
model definitif,
3. Tahap evaluasi (validasi) yang meliputi kegiatan: a. implementasi model, b. test
akhir, c. konklusi implementasi model, d. model final.
D. Alur Penelitian Pengembangan
Gambar 3.1
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
Mengikuti urutan deskriptif pada gambar di atas maka langkah-langkah
kegiatan pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata
pelajaran PAI sekolah dasar dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap studi pendahuluan
Menurut Sugiyono, sebagaimana dikutip Muslihudin, kegiatan studi
pendahuluan dilakukan dengan dua metode yaitu observasi langsung dan
wawancara. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat secara faktual
kecenderungan proses pembelajaran yang dilaksanakan, sedangkan kegiatan
wawancara merekam respon informan terhadap pengelolaan proses pembelajaran
PAI yang berlangsung di sekolah dasar.
Hasil yang diperoleh dari studi pendahuluan dijadikan dasar untuk
mengkaji teori yang signifikan serta menemukan dasar-dasar normatif al-Qur’an
untuk mengembangkan model. Sehingga model yang dikembangkan merupakan
model integratif dari fondasi normatif-teoritik dan kondisi faktual proses
pembelajaran PAI di sekolah dasar.
2. Tahap studi pengembangan
Pada tahapan ini desain model yang bersifat tentatif dikembangkan.
Desain model ini dibangun dengan merujuk kepada kerangka teori serta dasar
normatif konsep al-Qur’an dengan mengakomodir temuan yang diperoleh dalam
kegiatan survei. Model tentatif ini kemudian divalidasi untuk memperoleh
penilaian yang bersifat rasional dengan melibatkan pakar dan sejawat disertai
evaluasi keterbacaan model oleh user dalam hal ini guru-guru PAI sekolah dasar.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
Setelah dilakukan validasi dan evaluasi keterbacaan model kemudian
diujicobakan secara terbatas.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian, guna
menguji efektivitas Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada
pembelajaran PAI sekolah dasar. Maka proses uji coba mengikuti prosedur
penelitian eksperimen.6
Dalam prosedur penelitian ini, jenis penelitian eksperimen yang dipakai
ialah jenis Posttest hanya pada kelas kelompok perlakuan. Dimana peneliti
memilih kelompok ekperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2) secara random,
kemudian kelompok pertama diberi perlakuan (X1) dan kelompok yang lain tidak
diberi perlakuan (X2). Setelah hanya kelompok eksperimen yang diberi intervensi
perlakuan (X1) dengan menggunakan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam,
setelah itu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan posttest.
Pengaruh adanya perlakuan (O1:O2) dianalisis dengan uji beda pakai statistik uji t
misalnya kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara
signifikan.7
Dengan demikian kegiatan penelitian dan pengembangan Model
Pembelajaran Quantum Moral Islam bersifat: a. fokus kepada praktek
pembelajaran PAI dengan model yang dikembangkan, b. guru mengevaluasi atas
prakteknya sendiri, c. dilaksanakan secara kolaboratif bersama guru pendamping,
6Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, 502. 7John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research, 4th edition. (Boston: Pearson Education, Inc., 2008), 294.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
d. berlangsung secara dinamis, e. kegiatan merencanakan tindakan, f. kegiatan
sharing untuk memantapkan model. Dengan mengikuti prosedur penelitian
ekperimen.
Proses uji coba untuk menghasilkan Model Pembelajaran Quantum
Moral Islam dengan pendekatan penelitian eksperimen dilakukan pada semester
pertama dan kedua kelas 5 di SDN Margorejo I/403 Surabaya dengan guru
Pendidikan Agama Islam Dra. Harmiyati dan di SDN Jemur Wonosari I/417
dengan guru Pendidikan Agama Islam Dra. Enik Rusmiyati. Dalam hal ini model
yang diujicobakan sudah dalam bentuk sebuah rencana tindakan yang kemudian
akan mengikuti siklus berupa: a. identifikasi terhadap problem dalam proses
implementasi model, b. mengumpulkan informasi penting dari proses
implementasi model, c. analisis dan interpretasi terhadap informasi yang telah
diperoleh, d. mengembangkan rencana tindakan berikutnya berupa hasil revisi
model.
Dalam proses penelitian dan pengembangan ini kerjasama yang erat
antara peneliti dengan guru sebagai patner harus dibangun terutama untuk
memperoleh informasi tentang: a. keterbacaan draft model yang diuji coba, b.
keterpakaian draft model yang diuji coba, c. proses implementasi draft model, d.
efektivitas model. Informasi ini dipergunakan untuk memperkokoh desain model
melalui kegiatan revisi yang berkelanjutan sampai mendapatkan model yang solid
atau model hipotetik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Instrumen angket
Instrumen angket yang dipergunakan dalam penelitian ini harus teruji
validitasnya. Validitas instrumen angket mengacu kepada kemampuan instrumen
untuk mengukur terhadap apa yang seharusnya diukur.8 Dalam hal ini peneliti
meyakini validitas instrumen angket yang dibuat karena butir-butir pernyataan
yang disusun mengacu kepada universum isi yang hendak diukur (validitas isi),
atau membandingkan isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah
ditetapkan.9 Untuk memastikan adanya validitas isi ini ditempuh melalui proses
bertahap yang meliputi proses kognisi dan kajian teoritis, yaitu mengkaji teori dari
dimensi variabel, merumuskannya ke dalam kisi-kisi dan menterjemahkannya
menjadi butir pernyataan. Adapun kisi-kisi instrumen angket masing-masing
variabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen angket keefektifan
Model Pembelajaran Quantum Moral Islam (respon peserta didik)
No Variabel Indikator No.
Pert. Daftar Pertanyaan
1 Pendahuluan 1. Membangun
ikatan
emosional
1 Saya merasa senang dan
gembira
2. Memberikan
motivasi
2 Saya termotivasi, merasa
bergairah dan siap untuk
menerima pembelajaran
2 Inti 3. Kondisi kelas
yang
menyenangk
an/santai dan
3 Saya jadi lebih antusias
mengikuti proses
pembelajaran
8Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 293. 9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 182.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
diliputi
nuansa
demokratis
4. Kebebasan
untuk
menyampaik
an gagasan
dalam
berpendapat
4 Saya jadi tidak diliputi rasa
takut dalam
menyampaikan gagasan
tentang anak sa>lih, perilaku
jujur, hormat pada orang
tua dan guru serta
menghargai pendapat
orang lain
5. Interaksi
yang positif
antara siswa
dengan guru
dan antara
siswa dengan
siswa
5 Guru selalu menjalin
kedekatan yang harmonis
dengan siswa
6. Aktivitas
menghafal,
mencatat,
komentar dan
menjawab
pertanyaan
tentang anak
sa>lih,
perilaku
jujur, hormat
pada orang
tua dan guru
serta
menghargai
pendapat
orang lain
6 Saya menangkap makna
melalui proses menghafal
materi contoh ciri-ciri
Anak Sālih pada kartu yang
berikan guru
7 Saya mencatat hasil
sharing analisis gambar
tentang perilaku jujur di
kertas
8 Saya memberikan
komentar tentang perilaku
kontradiktif yang berkaitan
dengan sikap hormat dan
patuh kepada orang tua dan
guru
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
9 Saya menjawab setiap
pertanyaan guru tentang
perilaku menghargai
pendapat orang lain
3 Penutup 7. Tugas dan
rencana
pembelajara
n
10 Di akhir pembelajaran guru
memberikan tugas dan
menyampaikan rencana
pembelajaran pada per-
temuan berikutnya
Dari 7 buah indikator yang mewakili angket keefektifan Model
Pembelajaran Quantum Moral Islam tersebut diartikulasikan ke dalam 10 buah
pernyataan yang harus direspon siswa. Masing-masing pernyataan menyajikan
empat pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat setuju (4), Setuju (3),
Tidak Setuju (2), Sangat tidak setuju (1), dengan menggunakan analisis skala
likert.
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument variabel kuantum moral siswa sekolah dasar
Variable Sub Variabel Indikator Jumlah
1 2 3 4
Kuantum moral
siswa sekolah
dasar
Moral knowing
(pengetahuan
tentang moral)
mengetahui dan
menerapkan
berbagai nilai
moral
1. Kejujuran
2. Ketaatan
1,2,3,4,5,6,7,8
Moral feeling
(perasaan tentang
moral)
3. Rasa
menghormati
9,10,11,12,13,14
Moral action
(perbuatan/tindak
an moral)
4. Menghargai
orang lain
15,16,17,18,19,20
Jumlah 20 item
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
Komponen karakter yang baik merujuk kepada apa yang dijelaskan
Thomas Lickona dalam bukunya Educating for Character, How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility, yang membagi moral pada tiga kategori yaitu:
a) moral knowing, b) moral feeling, dan c) moral action.10
Dari 4 buah indikator yang mewakili tiga komponen kuantum moral
siswa sekolah dasar tersebut diartikulasikan ke dalam 20 buah pernyataan yang
harus direspon siswa. Masing-masing pernyataan menyajikan empat pilihan
alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat sesuai (4), Sesuai (3), Tidak Sesuai
(2), Sangat tidak sesuai, dengan menggunakan analisis skala likert.
Teori-teori yang terdapat dalam variabel merupakan hasil modifikasi dan
disesuaikan dengan sudut pandang ajaran Islam serta disajikan hanya dalam tiga
variabel saja. Hal ini disebabkan muatan variabel yang terlalu banyak yang
berujung pada keharusan mengartikulasikan item ke dalam jumlah banyak
sehingga dapat merepotkan siswa.
2. Instrumen hasil belajar
Untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran PAI sekolah
dasar dengan model yang telah dikembangkan dipergunakan instrumen dua
bentuk instrumen test, yaitu: test tertulis bentuk pilihan ganda dan test evaluasi
kuantum moral siswa. Test pilihan ganda memerlukan jawaban tepat yang bersifat
terbuka atau semi terbuka. Jawaban ini diperlukan untuk menganalisis
10Thomas Lickona, Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility,
(New York: Bantam Books, 1991), 51.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
kemampuan siswa terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan tentang moral
yang diajarkan pada mata pelajaran PAI.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penelaah dan penyusunan semua transkip
wawancara, catatan lapangan, data material-material penelitian yang lain secara
sistimatis.11 Tehnik analisis dari data yang terkumpul, dapat dilakukan melalui dua
cara pertama data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis secara
deskriptif. Sedangkan data angket dan validasi pakar dianalisis secara kuantitatif.12
Kegiatan analisis data diberlakukan pada: 1. Data-data yang diperoleh dari
kegiatan penelitian pra-survey yaitu data tentang penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran PAI di sekolah dasar, 2. Data-data yang diperoleh dari kegiatan
pengembangan, baik pada tahapan uji coba Model Pembelajaran Quantum Moral
Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar maupun kegiatan uji validasi model
dilakukan analisis.
G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dan pengembangan Model Pembelajaran Quantum
Moral Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo
Surabaya dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu: 1. Tahap persiapan
administratif, 2. Tahap pengembangan instrumen dan uji coba instrumen, 3. Tahap
penelitian pendahuluan, 4. Tahap pengembangan Model Pembelajaran Quantum
11Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Metodhe Third
Edition, (Boston: Allyn and Bacon, Inc 1998), 157. 12Tim Puslitjaknov, Metode Penelitian Pengembangan (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan
kementrian pendidikan nasional, 2008), 15.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
89
Moral Islam tentatif, 5. Pelaksanaan ujicoba dan uji validasi Model Pembelajaran
Quantum Moral Islam.
1. Tahap persiapan administratif
Tahapan ini diawali dengan diangkatnya Tim Promotor Penulisan
Disertasi Doktor (S3) Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya Angkatan Tahun 2013 melalui SK Direktur Nomor:
Un.07/1/HK.00.5/1097/Ps-S3/2015 tertanggal 30 September 2015. Kemudian
dilanjutkan dengan tahapan ujian proposal penelitian oleh tim penguji yang
kemudian setelah dilakukan perbaikan ditetapkan sebagai proposal yang layak
untuk dilanjutkan.
Sedangkan untuk legalitas kegiatan penelitian di lapangan telah diterima
Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian Nomor: Un.07/1/PP.00.9/1260/Ps-
S3/2015 dari Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya yang ditandatangani oleh
Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag
2. Penilaian dan uji coba instrument
Kegiatan penelitian ini mempergunakan lima buah instrumen yaitu: a.
instrumen keefektifan model, b. instrumen RPP, c. instrumen kuantum moral
siswa, d. instrumen buku guru, dan e. instrumen buku siswa.
Lima buah instrumen tersebut telah dilakukan penilaian pakar, dalam hal
ini dilakukan oleh Dr. Lilik Huriyah, M.Pd.I, Dr. Kusaeri, M.Pd., Dr. Sihabudin,
M.Pd., M.Pd.I., Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusdiyah, M.Ag, dan Dr. Arif Mansyuri,
M.Pd., serta uji coba instrumen dengan sejumlah perbaikan yang meliputi: a.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
90
perbaikan redaksional, b. rasionalisasi jumlah item, c. uji keterbacaan instrumen
terutama instrumen yang diperuntukan bagi siswa sekolah dasar.
3. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam
Kegiatan pengembangan model diawali dengan kajian teoretik dan kajian
normatif. Model yang dikembangkan berangkat dari potensi jasmani dan kalbu
yang terdapat dalam surat A<li-‘Imra>n ayat 159 dan surat An-Nah}l ayat 78. Isi
kandungan ayat tersebut diartikulasikan menjadi sebuah model pembelajaran
dengan diperkuat teori-teori pembelajaran yang sedang berkembang sehingga
menjadi model tentatif. Desain model yang bersifat tentatif tersebut kemudian
dievaluasi oleh pakar dan sejawat untuk menguji keterbacaan dan keterpakaian
model sebelum menjadi model hipotetik. Setelah menjadi model hipotetik
dilakukan uji coba terbatas dengan melibatkan dua orang guru yaitu Dra.
Harmiyati, guru PAI SDN Margorejo I/403 dan Dra. Enik Rusmiati, guru PAI di
SDN Jemur Wonosari I/417. Uji coba dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan.
Selama kegiatan uji coba berlangsung dilakukan pengamatan langsung. Dalam
proses uji coba ini revisi serta penyempurnaan dilakukan melalui berdasarkan
pada catatan hasil observasi dan evaluasi yang diberikan oleh guru sukarelawan.
Setelah mendapatkan bentuk yang optimal maka model kemudian diuji coba luas
dan divalidasi.
4. Uji validasi Model Pembelajaran Quantum Moral Islam
Uji validasi dilakukan pada semester pertama dan kedua pada empat
sekolah yaitu: SDN Margorejo I/403, SDN Jemur Wonosari I/417, SD Kyai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
91
Ibrahim Surabaya, SD Al-Azhar Syifa Budi Surabaya. Uji validasi
mempergunakan metode eksperimen.
Dalam eksperimen jenis penelitian dengan menggunakan Posttest hanya
pada kelas perlakuan, dimana dalam jenis penelitian ini terdapat kelompok
eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2), pengambilan sampel menggunakan
cluster sampling di wilayah sekolah dasar Kecamatan Wonocolo dan dipilih
delapan sekolah dasar secara random, maka diperoleh empat sekolah dasar
sebagai kelas perlakuan dan empat sekolah dasar menjadi kelas kontrol
perbandingan menjadi (O1:O2).13 Data hasil uji coba validasi berupa catatan
observasi diolah secara kualitatif untuk mendapatkan gambaran kebermaknaan
model. Di samping itu kebermaknaan model/signifikansi model juga diperoleh
melalui analisis data kuantitatif terhadap test hasil belajar siswa kontrol dengan
menggunakan model konvensional dan hasil belajar siswa eksperimen dengan
menggunakan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam. Teknik analisis data
diolah melalui uji t untuk mendapatkan gambaran dampak penerapan model dan
melihat penentu perbedaan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelas kontrol
yang memperlihatkan kebermaknaan/signifikansi dan efektivitas model yang
dikembangkan bagi kuantum moral siswa sekolah dasar pada pembelajaran PAI.
Namun sebelum uji t dilakukan, kedua kelas harus dinyatakan homogen atau tidak
berbeda dalam kemampuannya.
13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 443.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
92
a. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data yang diuji
dalam sebuah penelitian itu merupakan data yang homogen atau tidak.
Apabila homogenitas terpenuhi, maka peneliti dapat melakukan pada tahap
analisa data lanjutan, apabila tidak, maka harus ada pembetulan-pembetulan
metodologis.
Prosedur yang digunakan untuk menguji varian dalam kelompok
adalah dengan jalan menemukan harga Fmax. harga F yang diharapkan adalah
harga F empirik atau yang sering kita sebut dengan F hitung lebih kecil atau
kurang dari F teoretik (F tabel). Jika F hitung < F tabel berarti tidak ada
signifikansi antar varian, yang artinya tidak ada perbedaan, sejenis, tidak
heterogen atau disebut homogen. Adapun rumus untuk menguji homogenitas
adalah:
𝐹𝑚𝑎𝑥 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
(𝑆𝐷)2 =Ʃₓ²(ₓƩₓ)2/ 𝑁
(𝑁 − 1)14
Keterangan
Ʃ X2 = Jumlah Kuadrat dari suatu data
Ʃ (X)2 =Jumlah kuadrat dari suatu data dikuadratkan
N = Banyaknya data
14Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. (Malang: UMM Press, 2006),
100.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
93
b. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel
normal atau tidak. Suatu data berdistribusi normal jika jumlah data di atas atau
di bawah rata-rata adalah sama.15 Uji normalitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang akan diuji t berdistribusi normal atau tidak. Jika
data berdistribusi normal, maka langkah uji t dapat dilakukan. Sedangkan jika
sebaliknya, maka data harus dimodifikasi terlebih dahulu sehingga data
berdistribusi normal.
Sebelum pengujian, peneliti menentukan hipotesisnya terlebih
dahulu, yaitu:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak normal
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan chi kuadrat
adalah sebagai berikut16:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentangan (R)
3) Mencari banyaknya kelas (BK)
K=1+3,3 log n
4) Mencari nilai panjang kelas (i)
Dengan 𝑖 =𝑅
𝐵𝐾
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
15Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 301. 16Winarsunu, Statistik dalam Penelitian, 81.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
94
6) Mencari rata-rata (mean)
𝑥 = Ʃf. xі
𝑁
7) Mencari simpangan baku
𝑠 = √𝑛Ʃfxі²¯(Ʃfxі)²
𝑛(𝑛 − 1)
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a) Menentukan batas kelas
b) Mencari Z-score dari setiap batas kelas X dengan rumus:
𝑧 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥
𝑠
c) Mencari 0-Z dari tabel kurva normal
d) Mencari luas tiap kelas dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z
e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan
luas interval dengan jumlah responden.
9) Menghitung Statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut :
𝑥2 = Ʃ(𝑓0 − 𝑓𝑒)2
𝑓𝑒
Keterangan:
x² hitung ≤ x² tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan taraf
signifikasi 5% maka Ho diterima sehingga data yang diperoleh berdistribusi
normal. Dan dapat dilanjutkan pada tahap uji t.
Selain secara manual, peneliti dalam hal ini juga menggunakan
bantuan program spss 23.0 for windows dengan kriteria jika taraf signifikan
> 0.05 maka artinya data berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
95
c. Uji t
Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa uji t digunakan untuk
menguji signifikansi perbedaan 2 buah mean yang berasal dari dua distribusi
data. Adapun bentuk rumus uji t adalah sebagai berikut17 :
𝑡 − 𝑡𝑒𝑠𝑡 =𝑥₁ − 𝑥₂
𝑆𝐷 𝑏𝑚
Keterangan:
X₁= Mean pada distribusi sampel 1
X₂ = mean pada distibusi sampel 2
SD²₁ = Nilai varian pada distribusi sampel 1
SD²₂ = Nilai varian distribusi sampel 2
N₁= Jumlah individu pada Sampel 1
N₁ = Jumlah individu pada sampel 2
Nilai uji t yang diharapkan adalah nilai t yang signifikan, yaitu t
empirik atau yang sering kita sebut dengan t hitung lebih besar dari t teoritik,
yang terdapat di dalam tabel nilai-nilai t. namun untuk memeriksa nilai t harus
menentukan dulu derajad kebebasan (db) adalah db=N-2, dan jika t ≥ t tabel
berarti ada signifikansi atau kebermaknaan antara varian, yang artinya ada
perbedaan atau pengaruh antara hasil belajar kelas yang diberikan tindakan
pembelajaran dengan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam dengan
kelas kontrol yang diberikan tindakan pembelajaran dengan model
konvensional.
17Ibid., 100.