bab iii metode pengembangan model pembelajaran …digilib.uinsby.ac.id/14659/100/bab 3.pdfguru pai...

21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III METODE PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM MORAL ISLAM PADA MATA PELAJARAN PAI SEKOLAH DASAR A. Penetapan Lokasi Penelitian Adapun alasan pemilihan sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya dibandingkan lokasi lain untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata pelajaran PAI didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya lebih terkonsentrasi persoalan teoritis keilmuan yang bersifat kognitif semata dan cenderung mengabaikan aspek afektif siswa 2. Dalam melaksanakan penilaian, guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya, hanya fokus mengukur aspek kognitif siswa saja 3. Guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya masih terjebak dalam dualisme penggunaan KTSP dan Kurikulum 2013. Peneliti beranggapan bahwa kondisi tersebut butuh dilakukan penelitian guna menjawab problem yang dihadapi guru-guru PAI sekolah dasar. 4. Unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi waktu. 5. Pelaksanaan studi di lokasi yang dipilih tidak menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan kemampuan tenaga peneliti.

Upload: lyhanh

Post on 15-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM MORAL ISLAM

PADA MATA PELAJARAN PAI SEKOLAH DASAR

A. Penetapan Lokasi Penelitian

Adapun alasan pemilihan sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya

dibandingkan lokasi lain untuk pelaksanaan penelitian dan pengembangan Model

Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata pelajaran PAI didasarkan atas

beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa guru

PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya lebih terkonsentrasi

persoalan teoritis keilmuan yang bersifat kognitif semata dan cenderung

mengabaikan aspek afektif siswa

2. Dalam melaksanakan penilaian, guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo

Surabaya, hanya fokus mengukur aspek kognitif siswa saja

3. Guru PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya masih terjebak dalam

dualisme penggunaan KTSP dan Kurikulum 2013. Peneliti beranggapan bahwa

kondisi tersebut butuh dilakukan penelitian guna menjawab problem yang

dihadapi guru-guru PAI sekolah dasar.

4. Unsur keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dilihat dari segi tenaga,

dana maupun dari segi efisiensi waktu.

5. Pelaksanaan studi di lokasi yang dipilih tidak menimbulkan masalah dalam

kaitannya dengan kemampuan tenaga peneliti.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

6. Satu hal yang sangat membantu dalam melakukan penelitian di lokasi pilihan ini

adalah masalah dana. Peneliti tidak dituntut biaya studi lapangan yang lebih besar

bila dibandingkan dengan penelitian di tempat lain.

7. Pemilihan lokasi penelitian ini dapat memberikan efisiensi waktu. Peneliti masih

dapat melaksanakan konsultasi terkait pengembangan model kepada promotor

dan menvalidasinya kepada para pakar dalam waktu yang bersamaan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru PAI sekolah dasar dan siswa kelas 5 sekolah

dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya. Dalam hal ini menurut Donalt Ary,

sebagaimana dikutip oleh Muslihudin satuan yang dipilih sebagai sampel bukanlah

individu melainkan sekelompok individu yang secara alami berada bersama-sama di

satu tempat.1

Masih menurut Donalt Ary sebagaimana dikutip oleh Muslihudin sampel

ditetapkan secara sampel area yaitu dengan menetapkan sekolah dasar di Kecamatan

Wonocolo Surabaya. Penetapan sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya

sebagai sampel disebabkan memenuhi kriteria umumnya sekolah dasar di Kota

Surabaya. Pemilihan sampel area diperbolehkan sepanjang individu-individu dalam

kelompok memiliki persamaan ciri yang ada hubungannya dengan variabel

penelitian.2 Secara rinci penetapan sampel dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1Lihat Donalt Ary dalam Muslihudin, “Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Penguatan Kesadaran

Moral Spiritual Murid Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” (Disertasi--

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2014), 126. 2Ibid., 126.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

1. Untuk mendapatkan informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran PAI

sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya dilakukan penelitian terhadap

guru PAI dengan menetapkan 8 orang guru PAI di 8 sekolah dasar Lingkup UPTD

BPS Kecamatan Wonocolo Surabaya yang diambil secara acak dari 30% jumlah

keseluruhan populasi guru PAI yang tersebar di 22 sekolah dasar di Kecamatan

Wonocolo Surabaya.

2. Untuk mengevaluasi kuantum moral siswa terhadap proses pembelajaran PAI

sekolah dasar yang telah dilaksanakan, dilakukan penelitian terhadap 80 orang

siswa kelas 5 yang diambil secara acak dari 8 sekolah dasar di Lingkup UPTD

BPS Kecamatan Wonocolo Surabaya yang telah ditetapkan sebagai sampel dari

30% jumlah populasi siswa di 22 sekolah dasar yang tersebar di Kecamatan

Wonocolo. Komposisi masing-masing sampel dari 8 sekolah dasar dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Komposisi sampel siswa SD pada penelitian pendahuluan

Sekolah Guru Siswa Kls 5

SDN Margorejo I/403 1 10

SDN Margorejo V/407 1 10

SDN Jemur Wonosari I/417 1 10

SDN Jemur Wonosari III/526 1 10

SD Al-Azhar Syifa Budi Surabaya 1 10

SD Taquma Surabaya 1 10

SD Kyai Ibrahim Surabaya 1 10

SD Adinda Surabaya 1 10

Jumlah 8 80

3. Untuk melakukan uji coba Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata

pelajaran PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo Surabaya, maka ditetapkan

2 sekolah dasar yang dipilih dari 8 sekolah dasar yang telah ditetapkan sebagai

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

sampel. Penetapan tersebut didasarkan atas ketersediaan pihak sekolah untuk

dijadikan sebagai tempat uji coba. Dalam hal ini terutama kesediaan guru PAI

untuk bekerjasama dengan peneliti guna melakukan uji coba penerapan model

pembelajaran yang sedang dikembangkan secara berkelanjutan sampai ditemukan

model yang dianggap memadai dan solid. Kerjasama guru pengguna model

dengan peneliti dalam hal ini sangat penting agar proses pengembangan berjalan

lancar.

4. Setelah dilakukan proses uji coba terbatas, dilanjutkan dengan kegiatan uji coba

luas yang melibatkan empat SD Eksperimen, yaitu: SDN Margorejo I/403

(kategori 1), SDN Jemur Wonosari I/417 (katagori 2), SD Kyai Ibrahim Surabaya

(katagori 3) dan SD Al-Azhar Syifa Budi Surabaya (katagori 4). Untuk

membuktikan kehandalan model yang telah dikembangkan dilakukan uji validasi.

Uji validasi juga melibatkan empat buah SD kelompok Kontrol, yaitu: SDN

Margorejo V/407 (kategori 1), SDN Jemur Wonosari III/526 (kategori 2), SD

Taquma Surabaya (kategori 3), dan SD Adinda Surabaya (kategori 4).

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan

(research and development), Sugiono menyatakan metode penelitian dan

pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan rancangan produk baru, menguji

keefektifan produk yang telah ada, serta mengembangan dan menciptakan produk

baru. Sehingga apabila produk telah teruji maka produk baru tersebut bila digunakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

dalam pelaksanaan pekerjaan akan lebih menghasilkan kuantitas dan kualitas produk

hasil kerja yang akan meningkat.3

Sehingga penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan

Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar,

dengan menggunakan model yang telah dikembangkan Samsudi. Metode penelitian

ini dengan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Studi Pendahuluan, 2.

Tahap Studi Pengembangan, 3. Pengembangan Produk, 4. Tahap Evaluasi, 5. Revisi,

6. Uji Coba Terbatas (Skala Kecil), 7. Revisi, 8. Produk Final, 9. Uji Coba Terbatas

(Skala Besar).4

Langkah-langkah pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral

Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar diawali dengan kegiatan membuat

rancangan pembelajaran yaitu proses menganalisis kebutuhan, menentukan isi apa

yang harus dikuasai, menentukan tujuan pendidikan, merancang bahan-bahan untuk

mencapai tujuan khusus dan melakukan uji coba serta melakukan revisi program

berkenaan dengan hasil belajar mengajar.

Dengan tiga tahapan utama seperti yang dipergunakan Samsudi.5 Maka,

dalam kegiatan penelitian pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam

pada mata pelajaran PAI sekolah dasar ini dikelola melalui tahapan penelitian dan

pengembangan sebagai berikut:

3Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan: Research and Development, untuk Bidang Pendidikan,

Manajemen, Sosial Teknik, Cet. 1 (Bandung: Alfabeta, 2015), 26. 4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2010), 434. 5Ibid., 434.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

80

1. Tahap studi pendahuluan yang meliputi kegiatan: a. studi literatur untuk menggali

teori yang akan mendasari model Pembelajaran PAI yang akan dikembangkan, b.

studi lapangan terhadap proses kegiatan belajar mengajar (KBM) PAI di sekolah

dasar, c. draft awal model pembelajaran yang mengkaji kerangka normatif al-

Qur’an dan kerangka teoretik untuk mendapatkan Model Pembelajaran Quantum

Moral Islam bagi pembelajaran PAI di sekolah dasar,

2. Tahap studi pengembangan yang meliputi kegiatan: a. pengembangan draft model

tentatif, b. validasi desain melalui jajak pendapat pengguna (user) dalam hal ini

guru-guru PAI SD, c. validasi desain oleh ahli atau pakar, d. uji coba model

terbatas, e. revisi model tahap 1, f. uji coba model luas, g. revisi model tahap 2, h.

model definitif,

3. Tahap evaluasi (validasi) yang meliputi kegiatan: a. implementasi model, b. test

akhir, c. konklusi implementasi model, d. model final.

D. Alur Penelitian Pengembangan

Gambar 3.1

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

Mengikuti urutan deskriptif pada gambar di atas maka langkah-langkah

kegiatan pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada mata

pelajaran PAI sekolah dasar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap studi pendahuluan

Menurut Sugiyono, sebagaimana dikutip Muslihudin, kegiatan studi

pendahuluan dilakukan dengan dua metode yaitu observasi langsung dan

wawancara. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat secara faktual

kecenderungan proses pembelajaran yang dilaksanakan, sedangkan kegiatan

wawancara merekam respon informan terhadap pengelolaan proses pembelajaran

PAI yang berlangsung di sekolah dasar.

Hasil yang diperoleh dari studi pendahuluan dijadikan dasar untuk

mengkaji teori yang signifikan serta menemukan dasar-dasar normatif al-Qur’an

untuk mengembangkan model. Sehingga model yang dikembangkan merupakan

model integratif dari fondasi normatif-teoritik dan kondisi faktual proses

pembelajaran PAI di sekolah dasar.

2. Tahap studi pengembangan

Pada tahapan ini desain model yang bersifat tentatif dikembangkan.

Desain model ini dibangun dengan merujuk kepada kerangka teori serta dasar

normatif konsep al-Qur’an dengan mengakomodir temuan yang diperoleh dalam

kegiatan survei. Model tentatif ini kemudian divalidasi untuk memperoleh

penilaian yang bersifat rasional dengan melibatkan pakar dan sejawat disertai

evaluasi keterbacaan model oleh user dalam hal ini guru-guru PAI sekolah dasar.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

82

Setelah dilakukan validasi dan evaluasi keterbacaan model kemudian

diujicobakan secara terbatas.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian, guna

menguji efektivitas Model Pembelajaran Quantum Moral Islam pada

pembelajaran PAI sekolah dasar. Maka proses uji coba mengikuti prosedur

penelitian eksperimen.6

Dalam prosedur penelitian ini, jenis penelitian eksperimen yang dipakai

ialah jenis Posttest hanya pada kelas kelompok perlakuan. Dimana peneliti

memilih kelompok ekperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2) secara random,

kemudian kelompok pertama diberi perlakuan (X1) dan kelompok yang lain tidak

diberi perlakuan (X2). Setelah hanya kelompok eksperimen yang diberi intervensi

perlakuan (X1) dengan menggunakan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam,

setelah itu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan posttest.

Pengaruh adanya perlakuan (O1:O2) dianalisis dengan uji beda pakai statistik uji t

misalnya kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara

signifikan.7

Dengan demikian kegiatan penelitian dan pengembangan Model

Pembelajaran Quantum Moral Islam bersifat: a. fokus kepada praktek

pembelajaran PAI dengan model yang dikembangkan, b. guru mengevaluasi atas

prakteknya sendiri, c. dilaksanakan secara kolaboratif bersama guru pendamping,

6Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, 502. 7John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and

Qualitative Research, 4th edition. (Boston: Pearson Education, Inc., 2008), 294.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

d. berlangsung secara dinamis, e. kegiatan merencanakan tindakan, f. kegiatan

sharing untuk memantapkan model. Dengan mengikuti prosedur penelitian

ekperimen.

Proses uji coba untuk menghasilkan Model Pembelajaran Quantum

Moral Islam dengan pendekatan penelitian eksperimen dilakukan pada semester

pertama dan kedua kelas 5 di SDN Margorejo I/403 Surabaya dengan guru

Pendidikan Agama Islam Dra. Harmiyati dan di SDN Jemur Wonosari I/417

dengan guru Pendidikan Agama Islam Dra. Enik Rusmiyati. Dalam hal ini model

yang diujicobakan sudah dalam bentuk sebuah rencana tindakan yang kemudian

akan mengikuti siklus berupa: a. identifikasi terhadap problem dalam proses

implementasi model, b. mengumpulkan informasi penting dari proses

implementasi model, c. analisis dan interpretasi terhadap informasi yang telah

diperoleh, d. mengembangkan rencana tindakan berikutnya berupa hasil revisi

model.

Dalam proses penelitian dan pengembangan ini kerjasama yang erat

antara peneliti dengan guru sebagai patner harus dibangun terutama untuk

memperoleh informasi tentang: a. keterbacaan draft model yang diuji coba, b.

keterpakaian draft model yang diuji coba, c. proses implementasi draft model, d.

efektivitas model. Informasi ini dipergunakan untuk memperkokoh desain model

melalui kegiatan revisi yang berkelanjutan sampai mendapatkan model yang solid

atau model hipotetik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

84

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Instrumen angket

Instrumen angket yang dipergunakan dalam penelitian ini harus teruji

validitasnya. Validitas instrumen angket mengacu kepada kemampuan instrumen

untuk mengukur terhadap apa yang seharusnya diukur.8 Dalam hal ini peneliti

meyakini validitas instrumen angket yang dibuat karena butir-butir pernyataan

yang disusun mengacu kepada universum isi yang hendak diukur (validitas isi),

atau membandingkan isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah

ditetapkan.9 Untuk memastikan adanya validitas isi ini ditempuh melalui proses

bertahap yang meliputi proses kognisi dan kajian teoritis, yaitu mengkaji teori dari

dimensi variabel, merumuskannya ke dalam kisi-kisi dan menterjemahkannya

menjadi butir pernyataan. Adapun kisi-kisi instrumen angket masing-masing

variabel sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen angket keefektifan

Model Pembelajaran Quantum Moral Islam (respon peserta didik)

No Variabel Indikator No.

Pert. Daftar Pertanyaan

1 Pendahuluan 1. Membangun

ikatan

emosional

1 Saya merasa senang dan

gembira

2. Memberikan

motivasi

2 Saya termotivasi, merasa

bergairah dan siap untuk

menerima pembelajaran

2 Inti 3. Kondisi kelas

yang

menyenangk

an/santai dan

3 Saya jadi lebih antusias

mengikuti proses

pembelajaran

8Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 293. 9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 182.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

85

diliputi

nuansa

demokratis

4. Kebebasan

untuk

menyampaik

an gagasan

dalam

berpendapat

4 Saya jadi tidak diliputi rasa

takut dalam

menyampaikan gagasan

tentang anak sa>lih, perilaku

jujur, hormat pada orang

tua dan guru serta

menghargai pendapat

orang lain

5. Interaksi

yang positif

antara siswa

dengan guru

dan antara

siswa dengan

siswa

5 Guru selalu menjalin

kedekatan yang harmonis

dengan siswa

6. Aktivitas

menghafal,

mencatat,

komentar dan

menjawab

pertanyaan

tentang anak

sa>lih,

perilaku

jujur, hormat

pada orang

tua dan guru

serta

menghargai

pendapat

orang lain

6 Saya menangkap makna

melalui proses menghafal

materi contoh ciri-ciri

Anak Sālih pada kartu yang

berikan guru

7 Saya mencatat hasil

sharing analisis gambar

tentang perilaku jujur di

kertas

8 Saya memberikan

komentar tentang perilaku

kontradiktif yang berkaitan

dengan sikap hormat dan

patuh kepada orang tua dan

guru

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

86

9 Saya menjawab setiap

pertanyaan guru tentang

perilaku menghargai

pendapat orang lain

3 Penutup 7. Tugas dan

rencana

pembelajara

n

10 Di akhir pembelajaran guru

memberikan tugas dan

menyampaikan rencana

pembelajaran pada per-

temuan berikutnya

Dari 7 buah indikator yang mewakili angket keefektifan Model

Pembelajaran Quantum Moral Islam tersebut diartikulasikan ke dalam 10 buah

pernyataan yang harus direspon siswa. Masing-masing pernyataan menyajikan

empat pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat setuju (4), Setuju (3),

Tidak Setuju (2), Sangat tidak setuju (1), dengan menggunakan analisis skala

likert.

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument variabel kuantum moral siswa sekolah dasar

Variable Sub Variabel Indikator Jumlah

1 2 3 4

Kuantum moral

siswa sekolah

dasar

Moral knowing

(pengetahuan

tentang moral)

mengetahui dan

menerapkan

berbagai nilai

moral

1. Kejujuran

2. Ketaatan

1,2,3,4,5,6,7,8

Moral feeling

(perasaan tentang

moral)

3. Rasa

menghormati

9,10,11,12,13,14

Moral action

(perbuatan/tindak

an moral)

4. Menghargai

orang lain

15,16,17,18,19,20

Jumlah 20 item

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

87

Komponen karakter yang baik merujuk kepada apa yang dijelaskan

Thomas Lickona dalam bukunya Educating for Character, How Our Schools Can

Teach Respect and Responsibility, yang membagi moral pada tiga kategori yaitu:

a) moral knowing, b) moral feeling, dan c) moral action.10

Dari 4 buah indikator yang mewakili tiga komponen kuantum moral

siswa sekolah dasar tersebut diartikulasikan ke dalam 20 buah pernyataan yang

harus direspon siswa. Masing-masing pernyataan menyajikan empat pilihan

alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat sesuai (4), Sesuai (3), Tidak Sesuai

(2), Sangat tidak sesuai, dengan menggunakan analisis skala likert.

Teori-teori yang terdapat dalam variabel merupakan hasil modifikasi dan

disesuaikan dengan sudut pandang ajaran Islam serta disajikan hanya dalam tiga

variabel saja. Hal ini disebabkan muatan variabel yang terlalu banyak yang

berujung pada keharusan mengartikulasikan item ke dalam jumlah banyak

sehingga dapat merepotkan siswa.

2. Instrumen hasil belajar

Untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran PAI sekolah

dasar dengan model yang telah dikembangkan dipergunakan instrumen dua

bentuk instrumen test, yaitu: test tertulis bentuk pilihan ganda dan test evaluasi

kuantum moral siswa. Test pilihan ganda memerlukan jawaban tepat yang bersifat

terbuka atau semi terbuka. Jawaban ini diperlukan untuk menganalisis

10Thomas Lickona, Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility,

(New York: Bantam Books, 1991), 51.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

88

kemampuan siswa terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan tentang moral

yang diajarkan pada mata pelajaran PAI.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penelaah dan penyusunan semua transkip

wawancara, catatan lapangan, data material-material penelitian yang lain secara

sistimatis.11 Tehnik analisis dari data yang terkumpul, dapat dilakukan melalui dua

cara pertama data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis secara

deskriptif. Sedangkan data angket dan validasi pakar dianalisis secara kuantitatif.12

Kegiatan analisis data diberlakukan pada: 1. Data-data yang diperoleh dari

kegiatan penelitian pra-survey yaitu data tentang penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran PAI di sekolah dasar, 2. Data-data yang diperoleh dari kegiatan

pengembangan, baik pada tahapan uji coba Model Pembelajaran Quantum Moral

Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar maupun kegiatan uji validasi model

dilakukan analisis.

G. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dan pengembangan Model Pembelajaran Quantum

Moral Islam pada mata pelajaran PAI sekolah dasar di Kecamatan Wonocolo

Surabaya dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu: 1. Tahap persiapan

administratif, 2. Tahap pengembangan instrumen dan uji coba instrumen, 3. Tahap

penelitian pendahuluan, 4. Tahap pengembangan Model Pembelajaran Quantum

11Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Metodhe Third

Edition, (Boston: Allyn and Bacon, Inc 1998), 157. 12Tim Puslitjaknov, Metode Penelitian Pengembangan (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan

kementrian pendidikan nasional, 2008), 15.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

89

Moral Islam tentatif, 5. Pelaksanaan ujicoba dan uji validasi Model Pembelajaran

Quantum Moral Islam.

1. Tahap persiapan administratif

Tahapan ini diawali dengan diangkatnya Tim Promotor Penulisan

Disertasi Doktor (S3) Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya Angkatan Tahun 2013 melalui SK Direktur Nomor:

Un.07/1/HK.00.5/1097/Ps-S3/2015 tertanggal 30 September 2015. Kemudian

dilanjutkan dengan tahapan ujian proposal penelitian oleh tim penguji yang

kemudian setelah dilakukan perbaikan ditetapkan sebagai proposal yang layak

untuk dilanjutkan.

Sedangkan untuk legalitas kegiatan penelitian di lapangan telah diterima

Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian Nomor: Un.07/1/PP.00.9/1260/Ps-

S3/2015 dari Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya yang ditandatangani oleh

Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag

2. Penilaian dan uji coba instrument

Kegiatan penelitian ini mempergunakan lima buah instrumen yaitu: a.

instrumen keefektifan model, b. instrumen RPP, c. instrumen kuantum moral

siswa, d. instrumen buku guru, dan e. instrumen buku siswa.

Lima buah instrumen tersebut telah dilakukan penilaian pakar, dalam hal

ini dilakukan oleh Dr. Lilik Huriyah, M.Pd.I, Dr. Kusaeri, M.Pd., Dr. Sihabudin,

M.Pd., M.Pd.I., Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusdiyah, M.Ag, dan Dr. Arif Mansyuri,

M.Pd., serta uji coba instrumen dengan sejumlah perbaikan yang meliputi: a.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

90

perbaikan redaksional, b. rasionalisasi jumlah item, c. uji keterbacaan instrumen

terutama instrumen yang diperuntukan bagi siswa sekolah dasar.

3. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam

Kegiatan pengembangan model diawali dengan kajian teoretik dan kajian

normatif. Model yang dikembangkan berangkat dari potensi jasmani dan kalbu

yang terdapat dalam surat A<li-‘Imra>n ayat 159 dan surat An-Nah}l ayat 78. Isi

kandungan ayat tersebut diartikulasikan menjadi sebuah model pembelajaran

dengan diperkuat teori-teori pembelajaran yang sedang berkembang sehingga

menjadi model tentatif. Desain model yang bersifat tentatif tersebut kemudian

dievaluasi oleh pakar dan sejawat untuk menguji keterbacaan dan keterpakaian

model sebelum menjadi model hipotetik. Setelah menjadi model hipotetik

dilakukan uji coba terbatas dengan melibatkan dua orang guru yaitu Dra.

Harmiyati, guru PAI SDN Margorejo I/403 dan Dra. Enik Rusmiati, guru PAI di

SDN Jemur Wonosari I/417. Uji coba dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan.

Selama kegiatan uji coba berlangsung dilakukan pengamatan langsung. Dalam

proses uji coba ini revisi serta penyempurnaan dilakukan melalui berdasarkan

pada catatan hasil observasi dan evaluasi yang diberikan oleh guru sukarelawan.

Setelah mendapatkan bentuk yang optimal maka model kemudian diuji coba luas

dan divalidasi.

4. Uji validasi Model Pembelajaran Quantum Moral Islam

Uji validasi dilakukan pada semester pertama dan kedua pada empat

sekolah yaitu: SDN Margorejo I/403, SDN Jemur Wonosari I/417, SD Kyai

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

91

Ibrahim Surabaya, SD Al-Azhar Syifa Budi Surabaya. Uji validasi

mempergunakan metode eksperimen.

Dalam eksperimen jenis penelitian dengan menggunakan Posttest hanya

pada kelas perlakuan, dimana dalam jenis penelitian ini terdapat kelompok

eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2), pengambilan sampel menggunakan

cluster sampling di wilayah sekolah dasar Kecamatan Wonocolo dan dipilih

delapan sekolah dasar secara random, maka diperoleh empat sekolah dasar

sebagai kelas perlakuan dan empat sekolah dasar menjadi kelas kontrol

perbandingan menjadi (O1:O2).13 Data hasil uji coba validasi berupa catatan

observasi diolah secara kualitatif untuk mendapatkan gambaran kebermaknaan

model. Di samping itu kebermaknaan model/signifikansi model juga diperoleh

melalui analisis data kuantitatif terhadap test hasil belajar siswa kontrol dengan

menggunakan model konvensional dan hasil belajar siswa eksperimen dengan

menggunakan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam. Teknik analisis data

diolah melalui uji t untuk mendapatkan gambaran dampak penerapan model dan

melihat penentu perbedaan nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelas kontrol

yang memperlihatkan kebermaknaan/signifikansi dan efektivitas model yang

dikembangkan bagi kuantum moral siswa sekolah dasar pada pembelajaran PAI.

Namun sebelum uji t dilakukan, kedua kelas harus dinyatakan homogen atau tidak

berbeda dalam kemampuannya.

13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 443.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

92

a. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data yang diuji

dalam sebuah penelitian itu merupakan data yang homogen atau tidak.

Apabila homogenitas terpenuhi, maka peneliti dapat melakukan pada tahap

analisa data lanjutan, apabila tidak, maka harus ada pembetulan-pembetulan

metodologis.

Prosedur yang digunakan untuk menguji varian dalam kelompok

adalah dengan jalan menemukan harga Fmax. harga F yang diharapkan adalah

harga F empirik atau yang sering kita sebut dengan F hitung lebih kecil atau

kurang dari F teoretik (F tabel). Jika F hitung < F tabel berarti tidak ada

signifikansi antar varian, yang artinya tidak ada perbedaan, sejenis, tidak

heterogen atau disebut homogen. Adapun rumus untuk menguji homogenitas

adalah:

𝐹𝑚𝑎𝑥 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

(𝑆𝐷)2 =Ʃₓ²­(ₓƩₓ)2/ 𝑁

(𝑁 − 1)14

Keterangan

Ʃ X2 = Jumlah Kuadrat dari suatu data

Ʃ (X)2 =Jumlah kuadrat dari suatu data dikuadratkan

N = Banyaknya data

14Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. (Malang: UMM Press, 2006),

100.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

93

b. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel

normal atau tidak. Suatu data berdistribusi normal jika jumlah data di atas atau

di bawah rata-rata adalah sama.15 Uji normalitas ini dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang akan diuji t berdistribusi normal atau tidak. Jika

data berdistribusi normal, maka langkah uji t dapat dilakukan. Sedangkan jika

sebaliknya, maka data harus dimodifikasi terlebih dahulu sehingga data

berdistribusi normal.

Sebelum pengujian, peneliti menentukan hipotesisnya terlebih

dahulu, yaitu:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak normal

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan chi kuadrat

adalah sebagai berikut16:

1) Mencari skor terbesar dan terkecil

2) Mencari nilai rentangan (R)

3) Mencari banyaknya kelas (BK)

K=1+3,3 log n

4) Mencari nilai panjang kelas (i)

Dengan 𝑖 =𝑅

𝐵𝐾

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong

15Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 301. 16Winarsunu, Statistik dalam Penelitian, 81.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

94

6) Mencari rata-rata (mean)

𝑥 = Ʃf. xі

𝑁

7) Mencari simpangan baku

𝑠 = √𝑛Ʃfxі²¯(Ʃfxі)²

𝑛(𝑛 − 1)

8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a) Menentukan batas kelas

b) Mencari Z-score dari setiap batas kelas X dengan rumus:

𝑧 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥

𝑠

c) Mencari 0-Z dari tabel kurva normal

d) Mencari luas tiap kelas dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z

e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan

luas interval dengan jumlah responden.

9) Menghitung Statistik Chi Kuadrat dengan rumus sebagai berikut :

𝑥2 = Ʃ(𝑓0 − 𝑓𝑒)2

𝑓𝑒

Keterangan:

x² hitung ≤ x² tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan taraf

signifikasi 5% maka Ho diterima sehingga data yang diperoleh berdistribusi

normal. Dan dapat dilanjutkan pada tahap uji t.

Selain secara manual, peneliti dalam hal ini juga menggunakan

bantuan program spss 23.0 for windows dengan kriteria jika taraf signifikan

> 0.05 maka artinya data berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

95

c. Uji t

Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa uji t digunakan untuk

menguji signifikansi perbedaan 2 buah mean yang berasal dari dua distribusi

data. Adapun bentuk rumus uji t adalah sebagai berikut17 :

𝑡 − 𝑡𝑒𝑠𝑡 =𝑥₁ − 𝑥₂

𝑆𝐷 𝑏𝑚

Keterangan:

X₁= Mean pada distribusi sampel 1

X₂ = mean pada distibusi sampel 2

SD²₁ = Nilai varian pada distribusi sampel 1

SD²₂ = Nilai varian distribusi sampel 2

N₁= Jumlah individu pada Sampel 1

N₁ = Jumlah individu pada sampel 2

Nilai uji t yang diharapkan adalah nilai t yang signifikan, yaitu t

empirik atau yang sering kita sebut dengan t hitung lebih besar dari t teoritik,

yang terdapat di dalam tabel nilai-nilai t. namun untuk memeriksa nilai t harus

menentukan dulu derajad kebebasan (db) adalah db=N-2, dan jika t ≥ t tabel

berarti ada signifikansi atau kebermaknaan antara varian, yang artinya ada

perbedaan atau pengaruh antara hasil belajar kelas yang diberikan tindakan

pembelajaran dengan Model Pembelajaran Quantum Moral Islam dengan

kelas kontrol yang diberikan tindakan pembelajaran dengan model

konvensional.

17Ibid., 100.