bab iii metode penelitianzzz

6
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan dan Alur Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan hewan uji tikus jantan putih galur wistar. Desain eskperimental yang dipilih adalah randomized post test only control group design. 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Laboratorium Farmasi Klinis dan Laboratorium non- Flavonoid Alkaloid Tanin Saponin Triterpenoid Pengambilan dan Determinasi Tanaman di Laboratorium FMIPA UNTAN Ekstraksi Pemeriksanan Parameter Spesifik dan Non-Spesifik serta Skrinning Fitokimia Minyak Atsiri Ekstrak Aloe vera 20 ekor hewan coba diaklimatasi (7 hari) Diinduksi hiperglikemia (Aloksan monohidrat 155 mg/kgBB intraperitoneal) selama 14 hari Pengukuran GDP (Gula Darah Puasa) Tikus Hiperglikemia (GDP ≥ 150 mg/dl) Pembuatan luka eksisi Pemberian Ekstrak dengan Induksi (2x/hari, 7 hari) Kontrol Negatif Kelompok I (Ekstrak Aloe Kelompok II (Ekstrak Aloe Pengamatan Penyembuhan Analisis Data Kelompok III (Ekstrak Aloe vera 7,5%)

Upload: ihfan-priyanto

Post on 15-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jjsads

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Metode Penelitianzzz

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan dan Alur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan menggunakan hewan

uji tikus jantan putih galur wistar. Desain eskperimental yang dipilih adalah randomized

post test only control group design.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Laboratorium Farmasi

Klinis dan Laboratorium non-Mikroskopik Fakultas Kedokteran Universitas

Tanjungpura Pontianak selama 5 bulan

3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan, , timbangan

analitik (Ohauss®), bejana maserasi, batang pengaduk kaca, (Memmert®), rotary

evaporator (Heildoph®), beaker (Pyrex®), tabung reaksi (Pyrex®), labu erlenmeyer

Pemberian Ekstrak dengan Induksi (2x/hari, 7 hari)

Pembuatan luka eksisi

Tikus Hiperglikemia (GDP ≥ 150 mg/dl)

Pengukuran GDP (Gula Darah Puasa)

Diinduksi hiperglikemia (Aloksan monohidrat 155 mg/kgBB intraperitoneal)

selama 14 hari

20 ekor hewan coba diaklimatasi (7 hari)

Ekstrak Aloe vera

Minyak Atsiri

Pemeriksanan Parameter Spesifik dan Non-Spesifik serta Skrinning Fitokimia

Ekstraksi

Pengambilan dan Determinasi Tanaman di Laboratorium

FMIPA UNTAN

Triterpenoid

Saponin

Tanin

Alkaloid

FlavonoidKontrol Negatif

Kelompok I (Ekstrak Aloe vera 2,5%)

Kelompok II (Ekstrak Aloe vera 5%)

Kelompok III (Ekstrak Aloe vera 7,5%)

Pengamatan Penyembuhan Luka

Analisis Data

Page 2: Bab III Metode Penelitianzzz

(Pyrex®), labu ukur (Pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), penangas air (Memmert®), gelas

krusibel, cawan penguap, desikator, toples, termometer, mortir, stamper, kertas

perkamen, kertas saring, corong, sudip, minor set (Renz®), jangka sorong (Vernier

Caliper®), handscoon, jarum suntik, spuit 1 ml, glukometer (EasyTouch®).

3.3.2. Bahan

Aquades, etanol 70%, n-heksana, HCl pekat p.a (Merck®), serbuk Mg, FeCl 3%

p.a (Merck®), asam asetat glasial p.a (Merck®), H2SO4 pekat p.a (Merck®), reagen

Mayer, reagen Molisch, kloroform, esktrak lidah buaya, pakan tikus standar, air minum,

aloksan monohidrat (Sigma Aldrich®), strip glukometer (EasyTouch®), NaCl 0,9% dan

parafin cair.

3.3.3. Hewan Uji

Hewan yang digunakan pada penelitian ini tikus putih berkelamin jantan galur

wistar dengan berat badan 150-250 gram. Hewan diaklimatisasi dalam kandang di

lingkungan laboratorium sebelum dan selama pengujian.

3.4. Tahapan Penelitian

3.4.1. Metode Pembuatan Ekstrak

Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi dengan cara maserasi.

Daging buah Lidah Buaya yang telah dipotong-potong menjadi potongan kecil

dimaserasi dengan menggunakan pelarut air. Dimana daging lidah buaya tersebut

direndam dalam bejana maserasi dan didiamkan sambil diaduk sesekali dalam suhu

25oC selama 24 jam. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring hingga terdapat

filtrate dan ampas. Ampas kemudian dimaserasi kembali dengan pelarut yang sama

selama 3x24 jam selama 3 hari. Hasil maserasi tersebut kemudian diuapkan dan disaring

dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60oC hingga terbentuk ekstrak

kental.

3.4.2. Uji Efektivitas Ekstrak Lidah Buaya terhadap Penyembuhan Luka Bakar

Diabetes

Pada penelitian ini digunakan rancangan penelitian acak lengkap pola seearah.

Hewan uji berupaka tikus dibagi kedalam 4 kelompok perlakuan. Setiap kelompok

perlakuan terdiri atas 5 ekor.

Page 3: Bab III Metode Penelitianzzz

Pembagian kelompok sebagai berikut : Kontrol negatif dimana tikus diinduksi

aloksan 155 mg/kgBB secara intraperitoneal dan luka diberi parafin cair. Control positif

tikus diinduksi aloksan 155 mg/kgBB secara intraperitoenal dan diberi ekstrak Aloe

vera. Perlakuan 1 diberi ekstrak Aloe vera 2,5 %. Perlakuan 2 diberik ekstrak Aloe vera

5 %. Perlakuan 3 diberikan ekstrak Aloe vera 7,5%.

Semua kelompok tikus putih jantan dipuasakan terlebih dahulu selama 16-18

jam. Kadar glukosa darah puasa normal diukur secara kuantitatif. Kemudian, larutan

aloksan monohidrat disuntikan secara intraperitoneal dengan dosis 155 mg/kgBB.

Penyuntikan dilakukan pada semua kelompok. Pada hari ke-3 (2x24 jam setelah

penyuntikan) glukosa darah puasa tikus diukur untuk melihat hasil induksi. Tikus

dinyatakan hiperglikemia jika kadar glukosa darah puasanya ≥ 150 mg/dL (WHO,

1985)

Pembuatan luka eksisi pada tikus dilakukan menurut metode Mortone and

Malone (1972), yaitu sebagai berikut: Tikus dicukur punggung bagian atasnya. Saat

luka, dtikus dianastesi dengan kloroform. Luka dibersihan dengan pivodone iodine

kemudian alcohol 70 %. Dibuat luka berbentuk lingkaran dengan luas ±150 mm2 dan

kedalaman 2 mm, dengan cara mengangkat kulit dengan pinset dan gunting kulit

menggunakan gunting bedah hingga bagian subkutis, yaitu hingga bagian dermis

beserta jaringan ikat. Pembuatan luka eksisi dilakukan sehari setelah pengukuran GDP

hari ke-3 pasca induksi. Pada hari ke-7 pengamatan luka, serta hari ke-14 pengamatan

luka, kadar glukosa darah tikus diukur kembali.

3.4.3. Pengamatan Penyembuhan Luka

Pengamatan dilakukan terhadap luas luka atau persentase penyembuhan luka.

Luas luka diamati dengan cara mengukur rata-rata diameter luka pada arah vertikal,

horizontal dan kedua diagnonal.

Luas luka yang dinilai adalah: A=π r2 = π x ( 12

d )2 = 0,7854 d2

Persentase penyembuhan luka dihitung dengan rumus: d12−d22

d 12 x 100 %

Page 4: Bab III Metode Penelitianzzz

Dimana d adalah diameter rata-rata, d1 adalah diameter luka sehari setelah

dibuat dan d2 adalah diameter luka pada hari dilakukan pengamatan (Morton and

Malone, 1972)

Pengamatan pertama luka dilakukan 24 jam setelah pembuatan luka (hari ke-1)

dan pada saat bahan uji mulai diberikan. Pengamatan penyembuhan luka lakukan dari

hari ke-1 hingga hari ke-14.

3.5. Analisis Data

Data hasil pengukuran dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan

yaitu (Dahlan, 2013):

1. Uji statistik Kolmogorov-Smirnov, untuk menguji distribusi data yag didapat.

2. Uji statistik Test of Homogenity of Variances, untuk menguji homogenitas dari

varian data tiap kelompok.

3. Uji statistik One-way ANOVA, untuk menguji rata-rata perbandingan data tiap

kelompok.

4. Apabila data yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal atau homogen,

analisis data dilanjutkan dengan metode uji nonparametrik. Metode uji

nonparametrik yang digunakan adalah uji kruskal-Wallis

Jika pada uji ANOVA atau Kruskal-wallis menghasilkan nilai p < 0,05, maka

dilanjutkan dengan melakukan analisis Post Hoc.

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

No Jenis Pengularan Biaya (Rp)

1 Peralatan Penunjang

2 Bahan Habis Pakai

3 Perjalanan

4 Lain-lain

Jumlah

4.2. Jadwal Kegiatan