bab iii metode penelitian · nomogram herry king , dengan taraf kesalahan 5%, bahwa apabila...
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah
penelitian korelasional. data yang dikumpulkan.
Dalam riset ini adalah skala primer. Skala primer
adalah skala yang peneliti dapatkan dari penyebaran
skala penelitian kepada 172 orang guru SD negeri di
kecamatan Mranggen kabupaten Demak, yang
merupakan sampel dari populasi guru SD negeri di
kecamatan Mranggen kabupaten Demak yang
berjumlah 333 orang guru SD negeri. Penelitian ini
berpijak pada guru PNS karena pegawai negeri
merupakan aparatur negara yang menjadi sorotan
masyarakat dan menjadi contoh dari guru honorer.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru
PNS SD negeri di kecamatan Mranggen kabupaten
Demak yang berjumlah 333 orang guru, dengan
perincian seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
30
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Guru SD Negeri
di Kecamatan Mranggen
No NAMA SD Jml Guru No NAMA SD Jml Guru
1 Bandungrejo 1 7 25 Karangasem 5
2 Bandungrejo 2 7 26 Karangsono 1 7
3 Banyumeneng 1 3 27 Karangsono 2 6
4 Banyumeneng 2 5 28 Karangsono 3 5
5 Batursari 1 8 30 Kebonbatur 1 6
6 Batursari 2 9 31 Kebonbatur 2 13
7 Batursari 3 6 32 Kembangarum 1 7
8 Batursari 4 6 33 Kembangarum 2 14
9 Batursari 5 11 34 Kembangarum 4 5
10 Batursari 6 13 35 Menur 4
11 Batursari 7 8 36 Mranggen 1 7
12 Brumbung 14 37 Mranggen 2 14
13 Candisari 1 5 38 Mranggen 3 8
14 Candisari 2 4 39 Mranggen 4 9
15 Kalitengah 1 6 40 Ngemplak 5
16 Kalitengah 2 7 41 Sumberejo 1 5
18 Kangkung 1 8 42 Sumberejo 2 6
19 Kangkung 2 8 43 Tamansari 1 7
20 Kangkung 3 6 44 Tamansari 2 5
21 Tegalarum 1 7 45 Waru 6
22 Tegalarum 2 6 46 Jamus 14
23 Wringinjajar 1 13
24 Wringinjajar 3 8
Jumlah 333
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
31
Adapun sampel yang peneliti sebari angket
sebanyak 172 orang guru dari jumlah populasi 333
orang guru pegawai negeri. Untuk menentukan jumlah
sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
Nomogram Herry King , dengan taraf kesalahan 5%,
bahwa apabila populasinya 333 maka dibulatkan
keatas menjadi 340 orang, dengan taraf kesalahan 5 %
dengan sampel 172 orang guru SD negeri.
Adapun cara menentukan sampel dari tiap-tiap
kelompok populasi adalah menggunakan cara dipilih.
Menurut Sugiyono (2006), Teknik yang digunakan
peneliti adalah proporsional random sampling yaitu:
teknik sampling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi yang dipilih menjadi anggota sampel.
Cara demikian sering disebut dengan random
sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak,
artinya undian setiap skala sudah diberi nama sesuai
jumlah guru yang ada. Kemudian sampai tempat
penelitian mengambil jumlah sesuai sampel. Sehingga
responden memiliki hak yang sama. Kemudian guru
yang disampel agar dapat mengisi skala sesuai dengan
kenyataan yang dialami responden. Pengambilan
sampel secara random dapat dilakukan dengan
pilihan. Bila pengambilan dengan cara dipilih maka
setiap anggota populasi diberi nomor lebih dahulu,
sesuai dengan jumlah populasi.
Adapun hasil pengambilan jumlah sampel pada
masing-masing SD dihitung secara proporsional 50 %
32
dari jumlah guru dengan pembulatan ke atas disajikan
dalam tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Distribusi Jumlah Guru SD Negeri di Kecamatan Mranggen
No Nama SD Jml
Guru
Jumlah
sampel
No Nama SD Jml
Guru
Jumlah
Sampel
1 Bandungrejo 1 7 4 25 Karangasem 5 3
2 Bandungrejo 2 7 4 26 Karangsono 1 7 4
3 Banyumeneng 1 3 2 27 Karangsono 2 6 3
4 Banyumeneng 2 5 3 28 Karangsono 3 5 3
5 Batursari 1 8 4 30 Kebonbatur 1 6 3
6 Batursari 2 9 5 31 Kebonbatur 2 13 6
7 Batursari 3 6 3 32 Kembangarum 1 7 4
8 Batursari 4 6 3 33 Kembangarum 2 14 7
9 Batursari 5 11 5 34 Kembangarum 4 5 3
10 Batursari 6 13 6 35 Menur 4 2
11 Batursari 7 8 4 36 Mranggen 1 7 4
12 Brumbung 14 7 37 Mranggen 2 14 7
13 Candisari 1 5 2 38 Mranggen 3 8 4
14 Candisari 2 4 2 39 Mranggen 4 9 5
15 Kalitengah 1 6 3 40 Ngemplak 5 3
16 Kalitengah 2 7 4 41 Sumberejo 1 5 3
18 Kangkung 1 8 4 42 Sumberejo 2 6 3
19 Kangkung 2 8 4 43 Tamansari 1 7 4
20 Kangkung 3 6 3 44 Tamansari 2 5 3
21 Tegalarum 1 7 3 45 Waru 6 3
22 Tegalarum 2 6 3 46 Jamus 14 7
23 Wringinjajar 1 13 6
24 Wringinjajar 3 8 4 Jumlah 172
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
33
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan
diaplikasikan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3.3.1. Kinerja Mengajar Guru
Kinerja mengajar guru adalah pencapaian hasil
kerja seorang guru berdasarkan ukuran tertentu dan
dalam suatu periode tertentu yang mencakup
ketepatan waktu, kwantitas dan kwalitas kerja,
kerjasama serta inovasi dalam mengajar. Beberapa
kontribusi pada kinerja mengajar guru, yaitu seorang
guru harus mengajar secara efektif, mengatur waktu,
dan disiplin di kelas dengan gaya mengajar yang
berkualitas. Guru juga harus teratur dan tepat waktu
dalam kegiatan belajar mengajar. Memiliki interaksi
yang baik dengan siswa dan orang tua siswa maupun
kolega kerjanya, karena keterampilan antar pribadi
guru juga menentukan kinerja mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sikap guru harus
sama, baik kepada siswa pada kelas tinggi maupun
kelas rendah.
Indikator-indikator ukuran yang berkaitan
mengukur kinerja mengajar guru yaitu selama proses
pembelajaran menggunakan gaya mengajar yang
berbeda-beda. Nilai perkembangan hasil belajar siswa
di kelas kebanyakan mendapat nilai baik. Setiap
mengajar menyesuaikan kemampuan siswa. Membuat
34
persiapan dari rumah untuk mengajar. Menyampai-
kan materi yang sulit dengan mudah. Memberikan
penilaian terhadap siswa dengan obyektif. KBM tidak
terpengaruh oleh kegiatan ekstra kurikuler. Melaksa-
nakan KBM tidak terpengaruh oleh pekerjaan rumah.
Mengembangkan diri melalui KKG, seminar, pelatihan.
Masuk kelas tepat waktu. Mengerjakan pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab selama KBM. Menyele-
saikan silabus tepat waktu di kelas. Menerapkan
bermacam-macam metode pada waktu KBM di dalam
kelas.
3.3.2 Gaya Kepemimpinan Demokratik.
Gaya kepemimpinan demokratik adalah Proses
menggerakkan bawahannya selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia adalah makluk mulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronkan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan
pribadi dari bawahannya, senang menerima saran,
pendapat bahkan kritik dari bawahannya, selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari padanya, selalu berusaha mengutamakan
kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan, berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin.
Pengukuran indikator gaya kepemimpinan
Demokratik ini adalah pandangan guru terhadap gaya
kepemimpinan Demokratik kepela sekolah yang
berjumlah 46 orang Kepala Sekolah.
35
3.3.3. Etos Kerja Guru
Merupakan karakter dan kebiasaan berkenaan
dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia
yang mendasar terhadapnya. Timbulnya kerja dalam
konteks ini karena termotivasi oleh sikap hidup yang
mendasar itu. Menurut peneliti ada 4 hal pokok yaitu
(a) Etos kerja dapat berada pada individu dan
masyarakat. (b) Etos kerja menunjukkan ciri-ciri
perilaku berkwalitas tinggi pada seseorang yang
mencerminkan keluhuran serta keunggulan watak. (c)
Etos kerja bukan suatu sifat yang konstan, tapi sifat
yang mengalami pasang surut. (d) Etos kerja
merupakan bagian dari suatu kebudayaan, yang
dibentuk oleh proses kebudayaan panjang yang
kemudian membentuk kepribadian.
Tabel 3.3 Variabel Kinerja Mengajar
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep Sub konsep Indikator item
Kinerja mengajar guru adalah prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan keterampilan mengajar, keterampilan menejemen, kedisiplinan dan ketertiban, Hanif (2004)
1 Keterampilan mengajar
1.1 Menggunakan gaya mengajar yang berbeda.
1.2 Sebagian besar nilai perkembangan siswa adalah baik.
1.3 Mengajar siswa sesuai kapasitas mereka.
1.4 Membuat persiapan dari rumah sebelum mengajar.
1.5 Mengajar materi
1.Saya selama proses pembelajaran mengguna kan gaya mengajar yang berbeda-beda
2.Nilai perkembangan ha sil belajar siswa di kelas kebanyakan mendapat ni lai baik
3.Saya setiap mengajar menyesuaikan kemampu an siswa
4.Saya membuat persiap an dari rumah untuk mengajar
5.Saya menyampaikan
36
2 Keterampilan pengelolaan
3 Disiplin dan peraturan
yang sulit dengan mudah.
1.6 Menjawab pertanya an dari siswa sebaik mungkin sehingga siswa merasa puas.
2.1 Berbuat adil
dalam memberi nilai.
2.2 KBM tidak ter-pengaruh dengan kegiatan ekstra kurikuler.
2.3 Tidak mencampurkan tanggung jawab dalam KBM dengan pekerjaan rumah.
2.4 Berusaha mengembangkan diri.
3.1 Datang tepat
waktu. 3.2 Tidak
mengerjakan pekerjaan tambahan selama mengajar di dalam kelas.
3.3 Mengerjakan pekerjaan mengajar dengan penuh tanggung jawab.
3.4 Menyelesaikan silabus tepat waktu di kelas.
3.5 Menggunakan beragam metoda mengajar
materi yang sulit dengan mudah
6.Saya dalam member kan penilaian terhadap siswa dengan obyektif
7.Saya dalam KBM tidak terpengaruh oleh kegiatan ekstra kurikuler
8.Saya melaksanakan tugas KBM tidak terpenga ruh oleh pekerjaan rumah
9.Saya mengerjakan pekerjaannya dengan pe nuh tanggung jawab selama KBM
9.Saya selalu berusaha mengembangkan diri mela lui KKG,seminar,pelatihan
10.Saya masuk kelas tepat waktu
11.Saya tidak mengerja- kan pekerjaan tambahan sela ma mengajar di dalam kelas
12.Saya selalu memotivasi siswa dalam KBM di dalam kelas
13.Saya menyelesaikan silabus tepat waktu di kelas
15.Saya selalu menerap kan bermacam-macam metode pada waktu KBM di dalam kelas
16.Saya selalu memotivasi siswa dalam KBM di dalam kelas
Sumber: Rubina Hanif (2004)
37
Tabel 3.4 Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratik
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep Sub konsep Indikator item
Gaya kepemimpinan Demokratis adalah: Suatu gaya dimana seorang pemimpin dalam proses menggerakkan bawahannya selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makluk mulia didunia.(Stevensen,1999)
1. Mempertahankan otoritas
2. melakukan voting
3. minta masukan
4. tidak punya waktu
5. membangun komonikasi langsung
6. strategi kepemimpinan
7. mengadakan rapat
1.1 memperta hankan otoritas pengambilan keputusan akhir
2.1
saya dan guru saya selalu melakukan voting
3.1 meminta ide dan masukan dari guru
4.1 membuat strategi untuk menjaga pekerjaan
5. 1 mengadakan rapat
6. 1 menyebarkan informasi
7.1 sangat jarang mengadakan
1.Saya selalu mempertahankan otoritas pengambilan keputus an akhir dalam organisasi atau tim
2.Saya selalu mencoba untuk memasukkan satu atau lebih guru dalam menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Namun, saya mempertahankan otoritas pengambilan keputus an akhir
3.saya dan guru saya selalu melakukan voting setiap kali sebuah keputusan besar harus dibuat
4.Saya dan guru saya selalu melakukan voting setiap kali sebuah keputusan besar harus dibuat
5.Saya meminta ide dan masukan dari guru untuk rencana dan program sekolah mendatang
6.Untuk keputusan besar yang
harus disetujui dalam tim, saya harus mendapatkan persetu juan dari masing-masing individu atau mayoritas dari tim.
7.Saya memberitahu guru saya apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya
8.Ketika ada sesuatu yang tidak beres dan saya perlu membuat strategi untuk menjaga peker jaan atau proses agar tetap
38
8. komonikasi tidak langsung
9. kebebasan mengambil keputusan
10. mendelegasikan tugas
11. tanggung jawab terhadap pekerjaan
12. posisi kepemimpinan
rapat.
8.1
kebebasan untuk menentukan pilihan
9.1
Guru dan Karyawan baru tidak diperkenankan untuk membuat keputusan
10.1 bertanya kepada guru tentang visi mereka
11.1 Guru saya lebih mengeta hui pekerjaan mereka daripada saya
12.1 memberitahu guru saya bahwa prosedur nya tidak bekerja dengan benar dan saya membuat
berjalan sesuai jadwal 9.saya mengadakan rapat untuk
mendapatkan nasihat 10.guru saya Untuk menyebar
kan informasi, saya mengirim nya melalui email, memo, atau pesan suara
11.saya sangat jarang mengada kan rapat. Kemudian saya berharap guru saya bertindak atas informasi tersebut, Ketika guru saya berbuat salah, saya memberitahu mereka untuk tidak pernah melakukan kesalahan itu lagi dan mencatat kesalahan tersebut, Saya ingin menciptakan sebuah lingkung an di mana guru menangani kepemilikan program. Saya memperbolehkan mereka untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
12.Saya memperbolehkan guru saya untuk menentukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya
13.Guru dan Karyawan baru tidak diperkenankan untuk membuat keputusan kecuali telah saya setujui terlebih dahulu
14.Saya bertanya kepada guru tentang visi mereka, darimana mereka melihat proses pekerjaan mereka dan kemu dian menggunakan visi mereka jika diperlukan
15.Guru saya lebih mengetahui pekerjaan mereka daripada saya, jadi saya memperke nankan mereka mengambil keputusan untuk melakukan pekerjaan mereka
39
13.
ancaman dan hukuman
prosedur yang baru
13.1 memberitahu guru saya bahwa prosedur nya tidak bekerja dengan benar dan saya membuat prosedur yang baru
13.2 posisi kepemimpinan saya mengendalikan lebih dari bawahan
14.3 akan berlatih mengarah kan diri
14.4 memimpin diri sendiri
14.5 menentukan tujuan
16.Ketika ada sesuatu yang salah, saya memberitahu guru saya bahwa prosedurnya tidak bekerja dengan benar dan saya membuat prosedur yang baru
17.Saya memperkenankan guru saya untuk menetapkan prioritas dengan bimbingan saya
18.Saya mendelegasikan tugas-tugas untuk melaksanakan prosedur atau proses baru
19 Saya terus memantau guru dan karyawan saya untuk memastikan mereka bekerja dengan benar, Ketika ada perbedaan yang tidak sesuai harapan
.20. saya bekerja dengan mereka untuk menyelesaikan perbe daan tersebut
21.Setiap individu bertanggung jawab untuk menentukan pekerjaan mereka
22.Saya suka kekuatan dimana posisi kepemimpinan saya mengendalikan lebih dari bawahan
23.Saya ingin menggunakan kekuatan kepemimpinan saya untuk membantu bawahan berkembang
24.Saya ingin berbagi kekuasaan kepemimpinan saya dengan bawahan saya
25.Guru harus diarahkan atau diancam dengan hukuman agar membuat mereka mencapai tujuan organisasi
26.Guru akan berlatih mengarah kan diri jika mereka berkomit men untuk tujuan
27.Guru memiliki hak untuk
40
Sumber: Stevensen (1999)
Tabel 3.5 Variabel Etos Kerja
(Kisi-kisi Konsep dan Sub Konsep)
Konsep Sub konsep
Indikator item
Jansen Sinamo (2000): Etos kerja diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau kelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudkan secara khas dalam perilaku kerja mereka.
1.
kerja itu rahmat
2. kerja itu amanah
3. kerja itu suci
4. kerja itu sehat
5. kerja itu seni
6. kerja itu ibadah
7. kerja itu
1.1
Aku sanggup bekerja tulus
2.1 kerja adalah tanggung jawabku
3.1 kerja adalah panggilanku
4.1 aku sanggup bekerja keras
5.1 aku sanggup bekerja kreatif
6.1 aku sanggup bekerja serius
7.1 aku sanggup
1.Kerja itu rahmat, Kerja adalah
terimakasihku, Aku sanggup bekerja tulus
2.Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku
3.Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku
4.Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras
5.Kerja itu seni, kerja adalah kesukaanku,aku sanggup bekerja kreatif
6.Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius
7.Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup
menentukan tujuan organisasi mereka sendiri
28. Guru dan Karyawan mencari keamanan,
29.Guru tahu bagaimana menggunakan kreativitas dan kecerdikan untuk memecahkan masalah organisasi,
30.Guru saya dapat memimpin dirinya sendiri sebaik yang saya bias
41
mulia
8.
kerja itu kehormatan
bekerja memuaskan
8.1
aku sanggup bekerja unggul
bekerja memuaskan
8.Kerja itu kehormatan, kerja
adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul
Sumber: Jansen Sinamo (2000)
3.4. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data yang peneliti
gunakan dalam riset ini yaitu: angket untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik
dan etos kerja guru, sedangkan skala untuk meng-
ukur kinerja mengajar guru.
Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden meliputi laporan tentang kepribadiannya
atau hal-hal lain yang ia ketahui Arikunto (1993).
Angket ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data-
data primer yang akan peneliti analisa dalam
penelitian ini.
Angket yang peneliti buat, berbentuk tertutup,
langsung, dan rating scale (skala bertingkat). Tertutup,
maksudnya sudah disediakan jawabannya, responden
tinggal memilih. Langsung maksudnya responden
menjawab pertanyaan dan pernyataan tentang dirinya
secara langsung, sedangkan rating scale mengandung
maksud, sebuah pernyataan diikuti kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan jawaban.
42
Bentuk jawaban responden atas skala yang
disediakan peneliti adalah skala likert yang berada
pada rentang 4 kemungkinan jawaban dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Untuk kemungkinan jawaban Tidak Pernah (TP)
: diberi skor 1 2. Untuk jawaban Jarang (J) : diberi skor 2
3. Untuk jawaban Sering (SR) : diberi skor 3 4. Untuk jawaban Selalu (SL) : diberi skor 4
3.5 Uji Validitas Item dan Reabilitas
Instrumen
Uji validitas item digunakan untuk mengukur sah
atau tidaknya suatu kuesioner. Ghozali (2006)
menyebutkan bahwa suatu kuesioner dinyatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengung-
kapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner
tersebut.
Metode yang akan digunakan penulis untuk
melakukan uji validitas adalah dengan melakukan
korelasi antara skor pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel. Uji validitas item dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
suatu instrumen dalam mengungkapkan sesuatu yang
menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilahirkan
dengan instrumen tersebut. Pengujian validitas item
dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
43
nilai Corrected Item Total Correlation dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Corrected Item Total Correlation > r tabel
df = 30 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar
0,361 dan nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa indikator adalah valid
b. Jika nilai Corrected Item Total Correlation < r tabel
df = 30 (jumlah sampel) dan α = 5% adalah sebesar
0,361 dan nilai signifikansi > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa indikator tidak valid
3.5.1 Uji Validitas Item Variabel Gaya
kepemimpinan Demokratik
Pengukuran variabel gaya kepemimpinan
demokratik dilakukan dengan menggunakan 17
indikator. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas
terhadap indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik.
Suatu alat ukur harus valid dan reabel, maka perlu
dilakukan uji validitas dan uji reabilitas.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Indikator Variabel
Gaya Kepemimpinan Demokratik
item Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X1_1 83,50 108,534 0,382 valid X1_2 83,90 102,162 0,611 valid X1_3 82,93 106,271 0,456 valid
44
X1_4 82,83 106,213 0,377 valid X1_5 82,83 106,282 0,427 valid X1_6 83,40 103,972 0,619 valid X1_7 83,50 104,603 0,412 valid X1_8 83,07 105,720 0,394 valid X1_9 83,07 107,720 0,372 valid
X1_10 83,43 107,082 0,390 valid X1_11 83,87 105,085 0,427 valid X1_12 83,50 105,431 0,367 valid X1_13 83,93 106,409 0,362 valid X1_14 83,17 108,282 0,388 valid X1_15 83,13 102,257 0,637 valid X1_16 83,53 105,016 0,522 valid X1_17 83,03 106,861 0,459 valid X1_18 83,70 106,217 0,385 valid X1_19 82,93 106,547 0,377 valid X1_20 83,73 105,995 0,429 valid X1_21 83,00 105,379 0,474 valid X1_22 83,67 106,920 0,391 valid X1_23 82,97 108,654 0,418 valid X1_24 83,03 106,930 0,414 valid X1_25 82,57 107,633 0,453 valid X1_26 82,87 109,154 0,373 valid X1_27 82,97 107,482 0,419 valid X1_28 83,27 105,926 0,369 valid X1_29 82,97 106,999 0,384 valid X1_30 82,60 107,972 0,423 valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Mengacu pada hasil uji validitas indikator
variabel gaya kepemimpinan demokratik yang
tampak dalam Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
masing-masing indikator memiliki nilai Corrected Item
Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel:
0,3. Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang
digunakan merupakan alat ukur yang tepat untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan demokratik
45
atau dengan kata lain item dalam indikator gaya
kepemimpinan demokratik adalah valid.
3.5.2 Uji Validitas Variabel Etos Kerja
Pengukuran variabel etos kerja dilakukan
dengan menggunakan delapan indikator. Berikut ini
adalah hasil pengujian validitas terhadap indikator-
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
etos kerja.
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas
Item Indikator Variabel Etos Kerja
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
X2_1 20,10 10,369 0,570 valid
X2_2 20,40 10,110 0,510 valid
X2_3 19,70 10,631 0,369 valid
X2_4 19,80 9,683 0,376 valid
X2_5 19,53 10,740 0,373 valid
X2_6 19,77 10,185 0,521 valid
X2_7 19,73 10,271 0,396 valid
X2_8 19,63 10,999 0,412 valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Mengacu pada hasil uji validitas indikator
variabel etos kerja yang tampak dalam Tabel 4.6
menunjukkan bahwa masing-masing indikator
memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang
lebih besar dari nilai r tabel (0,361). Hal ini
46
menunjukkan bahwa indikator yang digunakan
merupakan alat ukur yang tepat untuk mengukur
variabel etos kerja atau dengan kata lain indikator
adalah valid.
3.5.3 Uji Validitas Item Variabel Kinerja
Pengukuran variabel kinerja dilakukan dengan
menggunakan 15 indikator. Berikut ini adalah hasil
pengujian validitas terhadap indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel kinerja.
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Item Variabel Kinerja
Mengajar
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Y1 36,20 108,234 0,639 valid Y2 35,47 110,257 0,634 valid Y3 35,67 107,264 0,658 valid Y4 36,27 107,030 0,612 valid Y5 35,73 108,892 0,601 valid Y6 36,27 108,823 0,610 valid Y7 36,30 103,666 0,788 valid Y8 35,93 108,823 0,669 valid Y9 36,63 104,792 0,854 valid
Y10 36,47 106,051 0,742 valid Y11 35,90 106,093 0,736 valid Y12 36,10 107,679 0,649 valid Y13 35,93 109,513 0,607 valid Y14 36,73 111,789 0,549 valid Y15 36,67 108,368 0,628 valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
47
Mengacu koefisien corrected item dalam tabel
corelation > 0,3 item kinerja mengajar Y1 sampai Y15
semua item dinyatakan valid.
3.6 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali
(2006).
Uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan
penulis dalam penelitian ini, adalah dengan menggu-
nakan fasilitas SPSS 16.00, yakni dengan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel
dinyatakan reliabel jika nilai croncbach aplha > 0.60.
Ghozali (2006). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana suatu instrument dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Ghozali
(2006) pengujian reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan Uji Alpha Cronbach dengan kriteria
hasil pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan > 0,6
maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
adalah reliable.
48
b. Jika nilai Alpha Cronbach hasil perhitungan < 0,6
maka dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
tidak reliable.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas
pada masing-masing variabel penelitian.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Alpha Cronbach kategori
Gaya kepemimpinan Demokratis 0,885 reliabel
Etos Kerja 0,736 reliabel
Kinerja mengajar 0,931 reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Hasil koefisien reliabilitas dengan alpha cronbach
> 0,6 menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach
hitung pada masing-masing variabel penelitian adalah
lebih besar dari 0,6. Mengacu pada hasil tersebut
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil
pengukuran pada masing-masing variabel penelitian
adalah reliabel atau konsisten.
49
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis diskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran tentang kategori hasil pengukuran variabel
gaya kepemimpinan demokratik kepala sekolah, etos
kerja guru, dan kinerja mengajar guru.
1. Kategori variabel penelitian gaya kepemimpinan
demokratis
Rumus: I= = 18
Berdasarkan lebar interval tersebut (18) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran gaya kepemim-
pinan demokratik adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.10 Kategori Variabel
Gaya Kepemimpinan Demokratik
Kategori Range
Sangat Tinggi 102 -120
Tinggi 84 - 101
Sedang 66 - 83
Rendah 48 - 65
Sangat Rendah 30 - 47
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
50
2. Kategori variabel penelitian variabel etos kinerja
mengajar guru.
Rumus: I= = 9
Berdasarkan lebar interval tersebut (9) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran etos kerja
adalah sebagai berikut:
Tabel: 3.11
Kategori Variabel Kinerja Mengajar Guru
No Kategori Range
1 Sangat Tinggi 51 - 60
2 Tinggi 42 - 50
3 Sedang 33 - 41
4 Rendah 24 - 32
5 Sangat Rendah 15 -23
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
3. Kategori variabel penelitian variabel etos kerja
guru.
Rumus: I = = 5
Berdasarkan lebar interval tersebut (5) maka
tinggi rendahnya hasil pengukuran kinerja mengajar
adalah sebagai berikut:
51
Tabel: 3.12
Kategori Variabel Etos Kerja guru
No Range Kategori
1 Sangat Tinggi 28 -32
2 Tinggi 23 - 27
3 Sedang 18 - 22
4 Rendah 13 - 17
5 Sangat Rendah 8 -12
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
3.7.2 Analisis Korelasional
Uji normalitas sebaran data dilakukan menda-
hului analisis korelasional sebagai prasarat
menggunakan pearson product moment Sugiono (2007).
pengujian normalitas menggunakan one sample
kolmogorov smirnov test. Analisis korelasional diguna-
kan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti
atau tidak hubungan antar variabel-variabel itu Hasan
(2004). Indeks-indeks statistik yang dapat menun-
jukkan arah (positif dan negatif) dan juga kekuatan
suatu hubungan antar variabel disebut koefisien
korelasi. Derajat koefisien korelasi dinyatakan dalam
angka koefisien korelasi yang bergerak antara -1,0
sampai dengan +1,0. Koefisien korelasi -1,0
menunjukkan adanya hubungan yang negtif secara
sempurna, sedangkan nilai +1,0 menunjukkan adanya
hubungan yang posiitif secara sempurna. Sedangkan
52
jika nilainya 0, maka menunjukkan bahwa dua
variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan sama
sekali Sugiyono (2011).
Statistik untuk menguji korelasi antara variabel
tipe kepemimpinan demokratik kepala sekolah (X1)
dengan kinerja mengajar guru (Y) dan antara etos
kerja (X2) dengan kinerja mengajar guru (Y)
menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson.
jika data berdistribusi normal dan menggunakan
korelasi Rank Spearman jika data tidak berdistribusi
normal Sugiyono (2007). Signifikansi tidaknya korelasi
merupakan tingkat batas toleransi menerima
kesalahan dari hasil pengujian hipotesis terhadap nilai
parameter populasi. Dalam penelitian ini digunakan
taraf signifikansi sebesar 0,05, sehingga dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Menerima Ho dan menolak H1, bila sig-T > α yang
artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara
variabel yang dikorelasikan.
2. Menerima H1 dan menolak Ho, bila sig-T ≤ α yang
artinya ada korelasi yang signifikan antara variabel
yang dikorelasikan.
53