bab iii metode penelitian -...

33
Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 83 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab III ini mencakup metode penelitian, desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, istrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data penelitian. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya (Arikunto, 2006, hlm. 12). Sedangkan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Kerlinger mengatakan bahwa penelitan survei adalah penelitan yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Riduwan, 2008, hlm. 49). Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik). Untuk itu, penulis mengkhususkan metode penelitian ini dengan menggunakan survei deskriptif. Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitan yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Morissan (2012, hlm. 166) mengungkapkan bahwa suatu survei deskriptif berupaya menjelaskan atau mencatat kondisi atau sikap untuk menjelaskan apa yang ada saat ini. Survei deskriptif berupaya untuk mengungkapkan situasi saat ini terkait dengan suatu topik studi tertentu. Survei dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk mendapatkan keterangan keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil

Upload: dinhkiet

Post on 18-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83

BAB III

METODE PENELITIAN

Pembahasan pada bab III ini mencakup metode penelitian, desain penelitian,

partisipan, populasi dan sampel, istrumen penelitian, prosedur penelitian, dan

analisis data penelitian.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu

pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan

data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran sampai penyajian hasilnya (Arikunto, 2006,

hlm. 12). Sedangkan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survei. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner

sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh

informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi

tertentu. Kerlinger mengatakan bahwa penelitan survei adalah penelitan yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Riduwan, 2008,

hlm. 49). Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif

dan eksplanatif (analitik). Untuk itu, penulis mengkhususkan metode

penelitian ini dengan menggunakan survei deskriptif.

Metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitan yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data. Data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuesioner. Morissan (2012, hlm. 166) mengungkapkan bahwa

suatu survei deskriptif berupaya menjelaskan atau mencatat kondisi atau sikap

untuk menjelaskan apa yang ada saat ini. Survei deskriptif berupaya untuk

mengungkapkan situasi saat ini terkait dengan suatu topik studi tertentu.

Survei dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk mendapatkan

keterangan keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu

penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

84

yang segera dapat digunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif

yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta yang fungsinya

merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi.

Pemilihan metode deskriptif dirasakan tepat untuk digunakan dalam

penelitian ini. Survei dilakukan untuk mengetahui gambaran pembelajaran

IPS, kecerdasan sosial, perilaku prososial Peserta Didik SMP di Kecamatan

Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Selain itu untuk mengetahui adakah

kontribusi pembelajaran IPS terhadap kecerdasan sosial, serta implikasinya

pada perilaku prososial Peserta Didik SMP di Kecamatan Rangkasbitung

Kabupaten Lebak. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Prasetyo &

Miftahul (2010, hlm. 42) bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk

memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau

fenomena.

Penggunaan metode survei akan memudahkan penulis untuk memperoleh

data untuk diolah dengan tujuan memecahkan masalah yang menjadi tujuan

akhir suatu penelitian. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam

pelaksanaan survei menurut Singarimbun (2011, hlm. 12-13) adalah: 1)

merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survei, 2)

menentukan konsep dan hipotesa serta menggali kepustakaan, 3)

pengambilan sampel, 4) pembuatan kuesioner, 5) pekerjaan lapangan, 6)

pengolahan data, 7) analisa dan pelaporan.

B. Desain penelitian

Arikunto (2006, hlm. 51) mengemukakan bahwa desain penelitian adalah

rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai rancangan kegiatan

yang akan dilaksanakan. Desain penelitian merupakan tipe penelitian yang

akan dilakukan dan tergantung pada jenis masalah. Hasan (2002, hlm. 32)

menjelaskan ada tiga jenis desain penelitian, yaitu:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

85

1. Desain Eksplanatori

Desain eksplanatori berusaha mencari ide-ide atau hubungan-hubungan

yang baru, sehingga dapat dikatakan desain ini bertitik tolak dari

variabel, bukan dari fakta.

2. Desain Deskriptif

Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu

fenomena tertentu. Selain itu juga untuk memperoleh gambaran perihal

satu kenyataan atau menguji hubungan pada kenyataan yang sudah ada

atau sudah berlangsung pada subjek.

3. Desain Kausal

Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara

satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya. Desain kausal menguji hubungan “sebab

akibat”. Menurut Sugiyonometode kausal (2010, hlm. 56) adalah

“hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi disini ada variabel independen

(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi)”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dan disesuaikan dengan metode yang

akan digunakan dalam penelitian ini yaitu survei deskriptif, maka desain yang

digunakan adalah desain deskriptif. Untuk lebih jelasnya, desain penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

86

Gambar 3.1

Desain Penelitian

(dikembangkan oleh peneliti)

Keterangan:

X = Pembelajaran IPS

Y1 = Kecerdasan Sosial

Y2 = Perilaku Prososial

C. Partisipan

Partisipan penelitian adalah sebagian dari subjek populasi (Latipun,

2010, 22). Penentuan partisipan dilakukan menggunakan teknik simple

random sampling yakni memilih setiap individu yang menjadi sampel secara

acak. Partisipan dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri

maupun Swasta di Kecamatan Rangkasbitung. Dari 13 SMP dengan jumlah

keseluruhan populasi 6965 peserta didik sesuai yang tercatat pada referensi

data KEMENDIKBUD, maka ditentukan jumlah partisipan dalam penelitian

ini dengan menggunakan teknik total sampling. Arifin (2011, hlm. 224)

menjelaskan bahwa dalam pengambilan dan penentuan jumlah sampel,

sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran

dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

1. Jika jumlah anggota populasi sampel dengan 50, sebaiknya dijadikan

sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya

seluruh anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

87

2. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan 100,

maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan

sampel total.

3. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan 500,

maka sampel dapat diambil 30-40%.

4. Jika jumlah anggota berada antara 501 sampai dengan 1000, maka

sampel dapat diambil 20-25%.

5. Jika jumlah anggota populasi diatas 1000, maka sampel dapat

diambil 10-15%.

Sebelum menentukan berapa jumlah sampel peserta didik, terlebih

dahulu ditentukan SMP mana yang akan menjadi partisipan/responden dalam

penelitian ini yang diambil 10-15% dari populasi. Sesuai dengan perhitungan

tersebut maka ditentukan 2 SMP sebagai partisipan dari 13 SMP yang

terdapat di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak yaitu SMPN 1 dan

SMPN 2 berdasarkan pertimbangan diantaranya jika dilihat dari lokasi kedua

SMP ini berbeda lokasi, SMPN 1 berada di Muara Ciujung Barat, dan SMPN

2 di Muara Ciujung Timur. Sehingga setidak-tidaknya dapat mewakili seluruh

kelurahan (Cijoro Lebak, Cijoro Pasir, Muara Ciujung Barat, Muara Ciujung

Timur, Rangkasbitung Barat) di kecamatan Rangkasbitung. Selain itu kedua

sekolah ini merupakan sekolah terfavorit terbukti dengan jumlah peserta didik

terbanyak diantara 11 SMP lainnya namun tentunya karakteristik peserta

didik lebih beragam sehingga dapat mewakili sampel penelitian.

Selanjutnya menentukan partisipan penelitian. Partisipan yang

diikutsertakan dalam penelitian ini adalah Peserta Didik SMP kelas 7, 8, atau

9 yang tercatat sebagai peserta didik di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten

Lebak. Adapun alasan memilih lokasi penelitian di Rangkasbitung adalah

karena penelitian ini berangkat dari temuan awal mengenai beberapa

permasalahan sosial yang terjadi pada peserta didik SMP di Rangkasbitung

khususnya, serta permasalahan perilaku peserta didik lainnya di Indonesia

secara umum. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui adakah kontribusi

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

88

pembelajaran terhadap kecerdasan sosial dan perilaku prososial peserta didik

di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Kountur (2009, hlm. 145) mengemukakan bahwa “populasi adalah

suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian

peneliti”. Sedangkan Sugiyono (2011, hlm. 80) menjelaskan populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP di

Kecamatan Rangkasbitung. Alasan populasi ini dipilih karena memiliki

karakteristik yang terkait dengan tujuan penelitian, yakni Kecamatan

Rangkasbitung sebagai Ibukota Kabupaten Lebak yang mendapat image

atau anggapan sebagai Kabupaten yang tertinggal tengah berupaya

menghilangkan image tersebut. Dimana saat ini Kabupaten Lebak sedang

dalam masa transisi menuju Lebak yang Maju dan Berdaya saing. Pada

masa transisi ini, perbaikan dan pembangunan diberbagai sektor tengah

digencarkan. Selain memberikan banyak manfaat, namun disisi lain

dikhawatirkan adanya ketidaksiapan penduduknya terutama remaja yang

rentan berperilaku menyimpang/negatif terlebih karena perubahan sosial

budaya yang terjadi di lingkungannya.

Berdasarkan studi dokumentasi dari Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Lebak, diperoleh data bahwa pada tahun ajaran

2015/2016 terdapat peserta didik SMP sebanyak 6.901 orang, baik dari

SMP Negeri maupun SMP Swasta. Data lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

89

Tabel 3.1

Tabel Daftar SMP di Kecamatan Rangkasbitung

No

Nama Sekolah

Alamat

Kelurahan

Status

Jumlah

Peseta

didik

1. SMPN 1

Rangkasbitung

Jl. Multatuli

No.37

Muara Ciujung

Barat

Negeri 1143

2. SMPN 2

Rangkasbitung

Jl. Dewi

Sartika No. 34

Muara Ciujung

Timur

Negeri 1049

3. SMPN 3

Rangkasbitung

Jl. Jend.

Sudirman No.

Jatimulya Negeri 778

4. SMPN 4

Rangkasbitung

Jl. M A

Salmun No.6

Muara Ciujung

Barat

Negeri 1020

5. SMPN 5

Rangkasbitung

Jl. Prof. Dr. Ir.

Soetami No.

50

Mekarsari Negeri 671

6. SMPN 6

Rangkasbitung

Jl Siliwangi

Pasir Ona

Rangkasbitung

Timur

Negeri 464

7. SMPN 8

Rangkasbitung

Jl. Raya

Kolelet Km.

05

Kolelet Wetan Negeri 481

8. SMPN 9

Rangkasbitung

Desa Nameng Nameng Negeri 242

9. SMPN 10

Rangkasbitung

Jl. Raya Ona

Cisemut KM

06

Pasir Tanjung Negeri 231

10. SMP Mardi

Yuana

Jl. Multatuli

No.18

Muara Ciujung

Barat

Swasta 80

11. SMPS Islam

Terpadu

Adda`wah

JL. Tubagus

Hasan, RT.

001 RW. 05

Jatimulya Swasta 78

12. SMPS Al-

Bayan

Rangkasbitung Nameng Swasta 621

13. SMP Al-

Ischakiyah

Rangkasbitung Nameng Swasta 43

JUMLAH 6901

Sumber:

http://referensi.data.kemdikbud.go.id/pd_index.php?level=3&kode=2802

18&id=6)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

90

2. Sampel

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Sugiyono (2001, hlm.

57) menyebutkan teknik sampling yang biasanya digunakan dalam

penelitian. Teknik sampling tersebut diuraikan melalui skema berikut ini

(Kountur, 2009, hlm. 138):

Gambar 3.2

Skema Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

ini yaitu dengan teknik Cluster Sampling dan selanjutnya akan

menggunakan Simple Random Sampling dikarenakan seluruh anggota

populasi diberikan peluang yang sama untuk menjadi sampel (probability

sampling). Menurut Sugiyono (2011, hlm. 65) Cluster Sampling adalah

teknik sampel yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek

yang akan diteliti sangat luas. Menurut Riduwan (2008, hlm. 58) Simple

random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi

dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota

populasi tersebut”. Sesuai dengan rumus yang dikembangkan oleh Isac

dan Michael dalam Sugiono (2008, hlm. 126) untuk menghitung ukuran

sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya yaitu sebagai berikut:

Teknik

Sampling

Probability Sampling

Simple random sampling

Proportionate stratified

random sampling

Disproportionate stratified

random sampling

Area (cluster) sampling

(sampling menurut daerah)

NonProbability Sampling

Sampling sistematis

Sampling kuota

Sampling aksidental

Purposive sampling

Sampling jenuh

Snowball sampling

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

91

Keterangan:

s : Jumlah sampel yang dicari

N : Jumlah Populasi

P : Proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50

d : Derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05

ƛ² : Nilai tabel chi square. ƛ² = 3.481 tingkat kepercayaan 0.95

Jadi jumlah sampel peserta didik sebanyak 335 orang. Jumlah

sampel tersebut jika diprosentasekan lagi menjadi 335/2192 x 100% =

15%. Setelah dihitung secara keseluruhan, maka jumlah sampel

penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel Sampel Partisipan Peserta didik dalam Penelitian

No.

Nama Sekolah

Jumlah

Populasi

Peserta didik

Jumlah Sampel

Peserta didik

1. SMPN 1 Rangkasbitung 1143 175

2. SMPN 2 Rangkasbitung 1049 160

JUMLAH 2192 335

Keterangan: Jumlah sampel = 15% x Jumlah populasi peserta didik

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai alat

pengumpul data adalah angket (kuesioner) dan wawancara.

1. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 199), mengungkapkan bahwa “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang efisien bila penelti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

92

dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden cukup besar dan

tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung. Kuesioner yang dipersiapkan dalam

penelitian ini adalah kuesioner/angket dengan Skala Likert, sehingga

mudah dijawab oleh responden. Jawaban alternatif yang disediakan

adalah:

4 = Selalu, apabila selalu melakukan, tidak pernah tidak melakukan

3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-

kadang tidak melakukan

2 = Jarang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering

tidak melakukan

1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu 1)

kuesioner pembelajaran IPS yang merujuk pada pendapat Komalasari,

pembelajaran dilihat sebagai proses yang ditunjang oleh metode, media,

sumber, dan evaluasi pembelajaran. 2) kuesioner kecerdasan sosial

merujuk pada teori Anderson. 3) kuesioner perilaku prososial merujuk

pada teori Eisenberg & Mussen. Kuesioner ini diberikan kepada

responden, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah peserta didik di

Kecamatan Rangkabitung Kabupaten Lebak. Untuk lebih jelasnya,

berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner:

Tabel 3.3

Tabel Kisi-kisi Instrumen

Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor No Item

Metode 1. Multi metode

2. Menantang

3. Aktif

4. Berbasis nilai

1. Komunikasi multi

arah

2. Mengembangkan

keterampilan

menganalisis

3. Guru dapat

1, 2, 5, 7,

9, 10, 11,

12, 13, 14,

16, 17, 19,

20, 21, 23,

29, 33

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

93

Pembelajaran

IPS

menjadi role

mode

4. Mengarahkan

pada kesadaran

sosial

5. Mendorong

keterampilan

memecahkan

masalah

Media 1. Multi media

2. Berfungsi

fiksatif,

manipulatif atau

distributif

1. Mengembangan

wawasan sosial

2. Mengembangkan

kemampuan

komunikasi sosial

3. Mengembangkan

keterampilan

menggunakan

media internet

8, 18, 27

Sumber 1. Multi sumber

2. Bermakna

3. Berbasis nilai

4. Kontekstual

1. Memberikan

informasi

2. Membantu peserta

didik memahami

pembelajaran

3. Mendorong

perubahan

perilaku peserta

didik

3, 4, 6,

26, 28, 30

Evaluasi 1. Penilaian diri

berdasarkan

prinsip:

a. Objektif

b. Terbuka

c. Demokratis

d. Komprehens

if dll

1. Penilaian diri

Mendorong untuk

peduli

sekitar/sesama

2. Mendorong untuk

menghargai orang

lain

3. Mendorong

bersikap

demokratis

4. Mendorong pada

kepekaan sosial

5. Mendorong

kepercayaan diri

dalam lingkungan

sosial

15, 22, 24,

25, 31, 32,

34, 35, 36,

37, 38, 39,

40

Kepekaan sosial 1. Sikap empati

2. Sikap prososial

1. Peduli sekitar

2. Peduli sesama

3. Tanggung jawab

49, 53, 54,

55, 56 , 66

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

94

Kecerdasan

Sosial

Wawasan sosial 1. Kesadaran diri

2. Pemahaman

situasi sosial

dan etika sosial

1. Memberi contoh

baik

2. Menjadi

penggerak

3. Mudah beradaptasi

4. Menyadari

kesalahan

5. Pantang menyerah

6. Patuh

7. Objektif dalam

menilai

8. Mengikuti

kegiatan sosial

9. Menggunakan

media sosial

45, 46, 48,

52, 58, 59,

60, 61, 62,

65, 70

Komunikasi

Sosial

1. Keterampilan

mendengarkan

2. Keterampilan

berbicara dll

1. Membawa

pengaruh positif

2. Memotivasi diri

sendiri dan/ orang

lain

3. Menghargai orang

lain

4. Humoris

5. Membina

hubungan baik

41, 42, 47,

50, 51, 57,

67, 68

Keterampilan

pemecahan

masalah

1. Keterampilan

mengidentifikas

i masalah

2. Kemampuan

memahami

situasi kondisi

orang lain

1. Menyelesaikan

masalah sendiri

dan/ orang lain

2. Memberikan

saran./solusi untuk

sesuatu hal/orang

lain

43, 44, 63,

64, 69

Membagi 1. Berbagi

2. Peduli sosial

1. Senang membagi

apa yang dimiliki

kepada orang lain

2. Memiliki banyak

teman

3. Peduli sekitar dan

sesama

80, 91, 94,

100

Kerjasama 1. Kegiatan sosial

1. Setia kawan

2. Mudah beradaptasi

3. Menyukai kegiatan

sosial

4. Mengikuti kegiatan

sosial

79, 83, 97,

98

Menyumbang 1. Memberi 1. Memberi 81, 82, 92

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

95

Perilaku

Prososial

sumbangan

2. Peka terhadap

lingkungan

sumbangan atas

permintaan

2. Memberi

sumbangan atas

kesadaran

Menolong 1. Hakikat

manusia

2. Tolong

menolong

1. Menyadari hakikat

manusia

2. Tidak pamrih

3. Tidak pandang

bulu

4. Membalas

kebaikan orang

lain

72, 84, 85,

90

Kejujuran 1. Sesuai dengan

kenyataan

2. Kesopanan

1. Berkata jujur

2. Sopan santun

dalam bertutur dan

bertindak

74, 93

Kedermawanan 1. Syukur

2. Keramahan

3. Empati

1. Banyak bersyukur

2. Ramah pada orang

lain

3. Mudah larut dalam

kesedihan/kesusah

an orang lain

71, 73, 99

Mempertimbang

kan hak dan

kesejahteraan

orang lain

1. Kontrol diri

2. Peduli sosial

3. Hubungan

sosial

1. Menghargai hak

orang lain

2. Mementingkan

kesejahteraan

orang lain

3. Tidak

merendahkan

orang lain

4. Menjalin hubungan

baik dengan orang

lain

75, 76, 77,

78, 86, 87,

88, 89, 95,

96

Hasil penelitian sebaiknya tidak bias dan tidak diragukan

kebenarannya, oleh karena itu alat ukur tersebut haruslah valid dan

reliabel. Sebelum diujicobakan, instrumen tersebut dikonsultasi dengan

para ahli, yaitu dosen pembimbing dengan kualifikasi profesor di

bidangnya. Selain itu digunakan dua macam tes yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas. sebagai berikut:

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

96

a. Uji Validitas

Salah satu ciri instrumen itu baik adalah apabila instrumen itu

dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid. Merujuk

pada Zainul dan Nasution (2005, hlm. 189), validitas tes dapat

didefinisikan sebagai seberapa jauh perangkat tes itu berguna dalam

mengambil keputusan yang relevan dengan tujuan yang telah

ditentukan. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa validitas

tes berarti seberapa jauh tes itu memang mengukur kemampuan

dalam bidang studi yang ingin diukur dengan tes tersebut, atau yang

sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu.

Validitas yang diuji dalam instrument penelitian ini berkaitan dengan

validitas isi (content validity). Merujuk pada Gay, Mills, dan

Airasian (2006, hlm. 134), validitas isi (content validity) adalah

sejauh mana sebuah tes mengukur area konten yang dimaksudkan.

Zainul dan Nasution (2005, hlm. 189), menyatakan bahwa untuk

mengetahui tingkat validitas isi tes, diperlukan adanya penilaian ahli

yang menguasai bidang studi tersebut. Uji validitas untuk instrumen

dalam penelitian ini juga menggunakan teknik korelasi product

moment, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

ΣX = jumlah skor tiap item

ΣY = jumlah skor total item

ΣX² = jumlah dari skor X yang dikuadratkan

ΣY² = jumlah dari skor Y yang dikuadratkan

(ΣX)² = jumlah dari skor X lalu dikuadratkan

(ΣY)² = jumlah dari skor Y lalu dikuadratkan

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

97

ΣXY = jumlah perkalian X dan Y

N = jumlah responden dalam penelitian

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tarf signifikasi 5% (α =

0,05). Kemudian dilakukan uji keberartian r yang dilakukan dengan

uji t (taraf signifikasi 5%), dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

t hitung = nilai t

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Kriteria pengujian diambil dengan menggunakan nilai thitung

dengan ttabel, yaitu dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajat

kebebasan (n-2), item dikatakan valid jika thitung > ttabel. Setelah

dilakukan uji instrument sebanyak 100 butir soal menggunakan

Pearson Corelation maka didapat hasil sebagai berikut dengan

syarat nilai kritis yang didapat dengan n = 325 dan r = 0.113. Jika r-

hitung lebih besar atau sama dengan 0.113 maka butir soal valid.

Jika r-hitung lebih kecil dari 0.113 maka butir soal Tidak Valid.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik tentang

Pembelajaran IPS (X)

No item rxy Rtabel (5%)

(N=335)

Keterangan/Status

1 0,406 0,113 Valid

2 0,217 0,113 Valid

3 0,438 0,113 Valid

4 0,414 0,113 Valid

5 0,303 0,113 Valid

6 0,488 0,113 Valid

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

98

7 0,379 0,113 Valid

8 0,238 0,113 Valid

9 0,320 0,113 Valid

10 0,321 0,113 Valid

11 0,420 0,113 Valid

12 0,434 0,113 Valid

13 0,454 0,113 Valid

14 0,490 0,113 Valid

15 0,413 0,113 Valid

16 0,236 0,113 Valid

17 0,286 0,113 Valid

18 0,361 0,113 Valid

19 0,387 0,113 Valid

20 0,254 0,113 Valid

21 0,351 0,113 Valid

22 0,487 0,113 Valid

23 0,382 0,113 Valid

24 0,318 0,113 Valid

25 0,449 0,113 Valid

26 0,485 0,113 Valid

27 0,458 0,113 Valid

28 0,428 0,113 Valid

29 0,462 0,113 Valid

30 0,400 0,113 Valid

31 0,356 0,113 Valid

32 0,469 0,113 Valid

33 0,532 0,113 Valid

34 0,542 0,113 Valid

35 0,522 0,113 Valid

36 0,481 0,113 Valid

37 0,525 0,113 Valid

38 0,450 0,113 Valid

39 0,506 0,113 Valid

40 0,505 0,113 Valid

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

99

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik tentang

Kecerdasan Sosial (Y1)

No item rxy Rtabel (5%)

(N=335)

Keterangan/Status

41 0,479 0,113 Valid

42 0,420 0,113 Valid

43 0,409 0,113 Valid

44 0,529 0,113 Valid

45 0,520 0,113 Valid

46 0,496 0,113 Valid

47 0,472 0,113 Valid

48 0,577 0,113 Valid

49 0,480 0,113 Valid

50 0,512 0,113 Valid

51 0,547 0,113 Valid

52 0,488 0,113 Valid

53 0,328 0,113 Valid

54 0,485 0,113 Valid

55 0,477 0,113 Valid

56 0,443 0,113 Valid

57 0,446 0,113 Valid

58 0,506 0,113 Valid

59 0,409 0,113 Valid

60 0,434 0,113 Valid

61 0,603 0,113 Valid

62 0,509 0,113 Valid

63 0,557 0,113 Valid

64 0,460 0,113 Valid

65 0,343 0,113 Valid

66 0,546 0,113 Valid

67 0,518 0,113 Valid

68 0,489 0,113 Valid

69 0,483 0,113 Valid

70 0,456 0,113 Valid

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik

tentang Perilaku Prososial (Y2)

No item rxy Rtabel (5%)

(N=335)

Keterangan/Status

71 0,403 0,113 Valid

72 0,430 0,113 Valid

73 0,414 0,113 Valid

74 0,517 0,113 Valid

75 0,631 0,113 Valid

76 0,535 0,113 Valid

77 0,529 0,113 Valid

78 0,465 0,113 Valid

79 0,459 0,113 Valid

80 0,567 0,113 Valid

81 0,481 0,113 Valid

82 0,235 0,113 Valid

83 0,484 0,113 Valid

84 0,614 0,113 Valid

85 0,600 0,113 Valid

86 0,462 0,113 Valid

87 0,644 0,113 Valid

88 0,552 0,113 Valid

89 0,628 0,113 Valid

90 0,522 0,113 Valid

91 0,485 0,113 Valid

92 0,603 0,113 Valid

93 0,643 0,113 Valid

94 0,358 0,113 Valid

95 0,611 0,113 Valid

96 0,423 0,113 Valid

97 0,552 0,113 Valid

98 0,506 0,113 Valid

99 0,544 0,113 Valid

100 0,567 0,113 Valid

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

101

b. Uji Reliabilitas

Uji Realibilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi angket

yang digunakan oleh peneliti sehingga angket tersebut dapat

dihandalkan. Uji Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

meggunakan Alpha Cronbach dengan rumus:

Keterangan:

α = Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

K = Jumlah Item Pertanyaan yang di uji

Σsi2 = Jumlah Varian skor item

SX2 = Varians Skor tes ( Seluruh item K)

Merujuk pada Hilton and Brownlow (2004, hlm. 364), bahwa acuan

reliabilitas data yaitu:

Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi

Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat

Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

Setelah dilakukan pengujian dengan SPSS terhadap instrument

penelitian sebanyak 100 butir soal, maka didapat hasil sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 259 77.3

Excludeda 76 22.7

Total 335 100.0

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

102

a. Listwise deletion based on all variables

in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

1 307,950 802,955 ,171 ,939

2 308,012 805,329 ,141 ,939

3 308,981 798,089 ,276 ,939

4 308,703 800,582 ,225 ,939

5 307,942 800,365 ,222 ,939

6 307,892 796,585 ,378 ,938

7 307,332 801,106 ,339 ,938

8 309,170 808,196 ,066 ,939

9 308,900 802,168 ,147 ,939

10 307,251 806,251 ,188 ,939

11 308,903 799,018 ,265 ,939

12 307,375 801,142 ,294 ,938

13 307,699 799,079 ,313 ,938

14 307,842 799,552 ,270 ,939

15 307,795 801,458 ,229 ,939

16 307,637 806,147 ,113 ,939

17 307,436 806,100 ,125 ,939

18 309,120 804,641 ,127 ,939

19 308,710 800,517 ,234 ,939

20 307,514 804,894 ,121 ,939

21 307,780 801,273 ,267 ,939

22 308,120 793,610 ,402 ,938

23 308,324 794,484 ,419 ,938

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 100

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

103

24 307,842 800,452 ,253 ,939

25 308,263 790,791 ,498 ,938

26 308,097 792,343 ,348 ,938

27 308,683 794,644 ,331 ,938

28 307,900 796,044 ,277 ,939

29 307,297 798,675 ,390 ,938

30 307,629 798,761 ,274 ,939

31 307,931 802,925 ,185 ,939

32 308,282 796,095 ,328 ,938

33 308,046 794,835 ,334 ,938

34 307,923 794,304 ,443 ,938

35 308,073 788,580 ,482 ,938

36 307,919 791,269 ,458 ,938

37 307,807 789,761 ,501 ,938

38 307,591 795,917 ,445 ,938

39 307,931 791,763 ,480 ,938

40 307,961 785,960 ,530 ,938

1 308,189 794,363 ,386 ,938

2 308,255 792,051 ,355 ,938

3 308,193 796,265 ,273 ,939

4 307,927 796,518 ,348 ,938

5 308,154 797,813 ,334 ,938

6 308,112 789,937 ,500 ,938

7 307,490 795,956 ,453 ,938

8 308,131 789,006 ,488 ,938

9 307,876 795,000 ,411 ,938

10 307,610 795,068 ,431 ,938

11 307,888 795,332 ,384 ,938

12 307,564 796,177 ,416 ,938

13 307,888 799,666 ,237 ,939

14 308,112 793,728 ,404 ,938

15 308,236 794,654 ,398 ,938

16 308,378 790,275 ,468 ,938

17 307,811 794,092 ,352 ,938

18 307,799 790,533 ,451 ,938

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

104

19 307,363 799,635 ,347 ,938

20 307,753 797,846 ,361 ,938

21 308,127 790,081 ,528 ,938

22 308,073 793,665 ,392 ,938

23 308,467 791,707 ,456 ,938

24 308,595 793,614 ,383 ,938

25 308,069 798,065 ,199 ,939

26 307,776 794,120 ,475 ,938

27 308,359 793,278 ,429 ,938

28 307,714 793,872 ,424 ,938

29 308,147 794,909 ,382 ,938

30 307,664 797,108 ,384 ,938

1 307,208 805,127 ,258 ,939

2 307,309 799,315 ,390 ,938

3 308,108 795,771 ,335 ,938

4 307,988 796,554 ,413 ,938

5 307,541 795,769 ,465 ,938

6 308,394 791,519 ,453 ,938

7 308,027 795,189 ,396 ,938

8 308,158 796,800 ,337 ,938

9 307,556 796,899 ,400 ,938

10 307,768 789,791 ,572 ,938

11 307,892 795,229 ,416 ,938

12 308,521 804,049 ,140 ,939

13 307,695 795,283 ,429 ,938

14 307,629 793,180 ,470 ,938

15 307,575 791,904 ,489 ,938

16 307,784 794,790 ,385 ,938

17 307,533 790,312 ,579 ,938

18 307,467 797,568 ,422 ,938

19 307,776 790,702 ,526 ,938

20 307,637 798,821 ,356 ,938

21 308,031 793,953 ,387 ,938

22 308,012 787,050 ,558 ,937

23 307,575 792,788 ,530 ,938

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

105

24 307,409 799,367 ,343 ,938

25 308,108 789,655 ,524 ,938

26 307,915 800,357 ,227 ,939

27 307,988 789,531 ,476 ,938

28 308,239 791,260 ,422 ,938

29 307,695 797,236 ,395 ,938

30 308,058 790,845 ,471 ,938

Untuk melihat tingkat reliabilitas instrumen dapat dilihat dari

nilai alpha sebesar 0.939 hampir mendekati nilai satu. Sehingga

kesimpulannya adalah semua item pertanyaan terpercaya. Oleh

karena itu, instrumen ini mempunyai tingkat reliabilitas yang

sempurna.

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap 100 butir

soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian, maka

didapatkan hasil keseluruhannya valid dan reliabel. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam lampiran kuesinoner penelitian

F. Prosedur penelitian

Gambar 3.3

Skema Prosedur Penelitian

Menentukan Fokus

Peneltian Studi Pendahuluan Merumuskan Masalah

Menyusun Kerangka

Teori

Menyusun Kerangka

Pemikiran

Hipotesis

Pendekatan dan

Metode

Menentukan Sumber

Data

Menentukan Variable

dan Indikator

Menarik Kesimpulan

Analisis Data

Mengumpulkan data

Menentukan dan

menyusun instrumen

Rekomendasi

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

106

G. Analisis data

Setelah penulis melakukan penelitian dilapangan dan mengumpulkan

data-data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan

analisis data. Analisis data menurut Patton (Hasan, 2010, hlm. 29) adalah

“proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategori, dan satuan uraian dasar”. Data yang telah dikumpulkan merupakan

data yang masih bersifat mentah karena masih berupa uraian deskriptif

mengenai subjek yang diteliti seperti pengetahuan, pengalaman, pendapat

maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Data

tersebut kemudian dianalisis sehingga lebih memiliki makna. Tujuan dari

analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul,

menyajikanya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan

menafsirkan atau memaknai data yang sebelumnya telah dikumpulkan.

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 207) ada beberapa kegiatan yang

dilakukan dalam menganalisis data yaitu, mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

1. Metode Succesive Interval (MSI)

Mengingat data variabel penelitian seluruhnya diukur dalam

bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan

statistik parametrik yaitu analisis korelasi sederhana dan berganda, serta

regresi linier sederhana dan berganda mensyaratkan data sekurang-

kurangnya harus diukur dalam skala interval. Dengan demikian semua

data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan

menjadi skala interval.

Pola pengubahan di atas digunakan untuk setiap item dari

seluruh item instrumen, secara teknis operasional pengubahan data

dari ordinal ke interval menggunakan Metode Succesive Interval

(MSI). Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

107

salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program

Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket

yang disebarkan.

b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapatkan skor

1, 2, 3, dan 4 yang disebut sebagai frekuensi.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut proporsi.

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan

menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan per kolom skor.

e. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap

proporsi kumulatif yang diperoleh.

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

g. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban

melalui persamaan berikut:

h. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

108

Data hasil transformasi dapat dianalisis dengan menggunakan analisis

regresi sederhana karena syarat data berupa data interval telah terpenuhi.

2. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan

distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian

responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap

variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dengan

menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan

menggunakan rumus berikut:

Selain menggunakan rumus diatas, gambaran umum masing-masing

variabel juga dapat diketahui dengan perhitungan Weighted Mean Scored

(WMS) dengan menggunakan program Microsoft Excel. Setelah

mendapatkan skor rata-rata, langkah selanjutnya adalah menafsirkan skor

tersebut dengan cara melihat dan mengukur dengan acuan berikut ini:

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

109

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil WMS

3. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis regresi, korelasi maupun

pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan

analisis variabel (X) pembelajaran IPS serta kecerdasan sosial (Y1) dan

perilaku prososial (Y2). Pengujian prasyarat analisis mencakup uji

normalitas, uji multikolinearitas, dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan memakai statistik yang

dapat digunakan untuk pengujian hipotesis. Menurut Ghozali (2011,

hlm. 160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penganggu dau residual memiliki distribusi

normal. Jenis statistik yang dipakai adalah statistik parametik.

Terlebih dahulu di lakukan uji normalitas terhadap data-data

yang telah dikumpulkan sebelum pengujian hipotesis. Tujuan

pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah data terdistribusi

secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui dan menentukan analisis yang tepat dan menentukan

apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau non

parametrik.

Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur apakah data

terdistribusi normal atau tidak dengan cara melihat nilai signifikansi

Rentang

Nilai

Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y1 Variabel Y2

3.51 – 4.00 Sangat baik Selalu Selalu Selalu

2.51 – 3.50 Baik Sering Sering Sering

1.51 – 2.50 Cukup Jarang Jarang Jarang

1.00 – 1.50 Kurang Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

110

yang tertera pada hasil pengolahan. Santosa (Priyatno, 2009, hlm.

58), nilai signifikansi yang digunakan sebagai patokan adalah lebih

besar dari 5% atau 0,05. Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0.05, maka

data yang ada terdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi

(Sig.) < 0.05, maka data yang ada tidak terdistribusi normal. Jika

data yang dianalisis berdistribusi normal, maka pengolahan datanya

menggunakan statistik parametrik. Sebaliknya, apabila hasilnya

berdistribusi tidak normal, maka pengolahan datanya menggunakan

statistik non parametrik data yang dianalisis berdistribusi tidak

normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan

program Software SPSS v.20 for windows atau dapat pula

menggunakan rumus Chi Kuadrat (Riduwan, 2010, hlm. 130).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berarti antara variabel bebas yang satu

dengan variabel bebas lainnya dalam regresi saling berkorelasi linear

(Hasan, 2010, hlm. 292). Uji Multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel dependen. Ghozali (2011, hlm. 105) juga menjelaskan

bahwa salah satu cara untuk menyatakan uji multikolinearitas

dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari

hasil analisis data. Jika VIF > 10, maka variabel tersebut mempunyai

persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Sedangkan jika VIF < 10, maka variabel bebas tersebut tidak

mempunyai persoalan multikolinearitas. Uji multikolinearitas

dilakukan dengan bantuan software SPSS v20 for Windows.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

111

c. Uji Linieritas

Salah satu prasyarat untuk analisis korelasi dan regresi dalam

pengujian hipotesis adalah, bahwa hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat linear. Untuk menguji linieritas dilakukan

dengan analisis regresi sederhana, dapat dilihat dari nilai signifikansi

dari deviation of linierity untuk X terhadap Y1 serta Y2 . Apabila

nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya

bersifat linier, sedangkan jika nilai signifikansi < 0.05, maka regresi

tersebut tidak linier sehingga uji linieritas tidak dapat dilanjutkan

sebagaimana Sugiyono (2010, hlm. 265) menyatakan jika tidak

linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.

4. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Korelasi

Uji korelasi dimaksudkan untuk melihat hubungan dari dua hasil

pengukuran atau dua variabel yang diteliti, untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X dengan variabel Y1, Y2. Penelitian ini

menggunakan teknik korelasi sederhana yaitu pearson product

moment correlation. Pearson Product Moment adalah teknik korelasi

untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua

variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan

sumber data dari dua variabel atau lebih sama. Korelasi Ganda

(Multiple Correlation) merupakan angka yang menunjukan arah dan

kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih secara bersama

berhubungan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2006, hlm. 212).

Data yang diperoleh berupa data ordinal yang telah

ditransformasikan menjadi data interval yang diperoleh dari

instrumen menggunakan jenis skala likert. Seperti yang diungkapkan

oleh Kountur (2009, hlm. 210) bahwa “data yang berskala interval

atau rasio dapat menggunakan pearson product moment correlation”.

Teknik korelasi product moment adalah suatu korelasi antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Angaka yang menunjukkan

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

112

arah dan besar kuatnya hubungan antara suatu variabel bebas dengan

satu variabel terikat disebut koefisien korelasi. Analisis korelasi

dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment sebagai berikut (Riduwan, 2010, hlm. 80):

Rumus di atas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan koefisien

korelasi dari variabel X dan variabel Y, dapat dilihat dengan

membandingkan r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan

95%. Bila r hitung ˃ r tabel dan bernilai positif, maka terdapat

pengaruh yang positif.

1) Uji signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk menentukan apakah

variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. Uji

signifikansi pada penelitian ini mengukur pengaruh variabel

pembelajaran IPS terhadap variabel kecerdasan sosial dan

perilaku prososial. Uji signifikansi dilakukan dengan

menggunakan rumus:

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

113

Menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan

harga r hitung dengan r tabel dengan tingkat kepercayaan

tertentu dan dengan dk = n - 2. Koefisien dikatakan signifikan

atau memiliki arti apabila harga r hitung ˃ r tabel. Uji

signifikansi disimpulkan dengan:

a) Ho: b1 = 0 ; apabila tidak terdapat pengaruh antara variabel

X terhadap variabel Y.

Ho diterima jika nilai t hitung < t tabel

Ho ditolak jika nilai t hitung > t tabel

b) Ha : b1 ≠ 0 ; apabila terdapat pengaruh antara variabel X

terhadap variabel Y.

Ha diterima jika nilai t hitung < t tabel

Ha ditolak jika nilai t hitung > t tabel

2) Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk

mendeteksi ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi,

yaitu dengan membandingkan nilai koefisien determinan.

Pengujian ini dilakukan untuk mencari derajat hubungan

berdasarkan koefisien determinasi (KD) dengan maksud

mengetahui sejauhmana pengaruh yang diberikan oleh variabel

X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

KD = (r2) x 100%

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan

r2 = nilai koefisien korelasi

Untuk memberi arti tingkat hubungan antar dua variabel

dengan interprestasi koefisien korelasi penulis merujuk pada

penjelasan Riduwan (2010, hlm. 136) sebagai berikut:

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

114

Tabel 3.9

Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan

varibel X dengan Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien

diterminan sebagai berikut, KP = r² x 100%, dimana KP adalah

nilai koefisien diterminasi dan r adalah nilai koefisien korelasi.

Lalu untuk menentukan kebermaknaan hubungan variabel X

dan varibel Y di lakukan uji signifikasi. Sedangkan untuk

menghitung nilai korelasi digunakan rumus korelasi ganda

dengan perhitungan dengan Software SPSS v.20 for windows,

dan untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda, maka perlu

dicari F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel

digunakan perhitungan dengan Software SPSS v.20 for

windows. Dengan memanfaatkan Software SPSS v.20 for

windows, uji korelasi dapat dihasilkan sekaligus dalam analisis

regresi.

b. Analisis Regresi

Analisis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier sederhana dan berganda. Regresi linier

sederhana bertujuan untuk menelaah hubungan antara dua variabel

atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya

belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui

bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi

variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Analisis

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/24425/6/T_IPS_1402771_Chapter3.pdf · KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA

Ajeng Ginanjar, 2016 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN IPS TERHADAP KECERDASAN SOSIAL SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU PROSOSIAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

115

regresi linier digunakan untuk mengetahui perubahan yang

terjadi pada variabel dependen (variabel Y), nilai variabel

dependent berdasarkan nilai independent (variabel X) yang

diketahui. Dengan menggunakan analisis regresi linier maka akan

mengukur perubahan variabel terikat berdasarkan perubahan variabel

bebas. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan rumus berikut:

Ŷ = a + bX

Keterangan:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan

a = nilai konstanta, jika X = 0

b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi

pada variabel Y jika satu unit perubahan terjadi pada

variabel X

X = nilai variabel X

Sedangkan analisis regresi berganda menurut Arikunto (2010,

hlm. 339) mengungkapkan bahwa: regresi ganda (multiple

regression) adalah suatu perluasan dari teknik regresi apabila

terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi

terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda ini adalah

analisis tentang hubungan antara satu dependent variable dengan dua

atau lebih independent variable. Adapun persamaan untuk analisis

regresi ganda adalah:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan

a = nilai konstanta, jika X = 0

b = koefisien regresi

X = nilai variabel