bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang
dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Pringapus 03, Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. SD Negeri
Pringapus 03 ini terletak di wilayah Kecamatan Pringapus tepatnya di Jalan
Supriyadi No. 20. Di sekitarnya terdapat beberapa pabrik industri menjadikan
jalan di depan SD Negeri Pringapus 03 ini setiap pagi sangat ramai dilewati
banyak kendaraan sehingga sangat berisik mengganggu kegiatan belajar di dalam
kelas. SD Negeri Pringapus 03 ini siswanya banyak meraih prestasi dalam
perlombaan dari tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten. Guru di SD Negeri
Pringapus 03 sebanyak 9 orang guru, 4 orang wiyata bhakti dan 1 orang penjaga
sekolah. Sebagian guru sudah lulus sarjana dan sebagiannya masih meneruskan ke
jenjang sarjana.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 sebanyak 43 siswa yang terdiri
dari 26 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
3.1.3 Karakteristik Siswa
Siswa kelas 4 SD Negeri Pringapus 03 mempunyai latar belakang keluarga
yang berbeda-beda ada yang orang tuanya bekerja sebagai TKW diluar negeri dan
ada juga yang bekerja sebagai wiraswasta atau pekerja pabrik. Sehingga
kebanyakan orang tua siswa tidak begitu memperhatikan pendidikan anaknya.
Mereka hanya mengandalkan dan menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya
kepada sekolah yang menyebabkan siswa hanya belajar di sekolah saja. Di rumah
anak-anak juga menjadi kurang kasih sayang atau perhatian dari orang tua
sehingga mereka mencari perhatian di sekolah dengan cara yang salah seperti suka
membuat keributan di sekolah, suka menggangu temannya dan jarang
memperhatikan pelajaran dari guru sehingga nilainya juga kurang maksimal.
23
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi yaitu
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
animasi. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu model pembelajaran
kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu
secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Sedangkan media animasi mampu
menunjukkan suatu proses abstrak sehingga siswa dapat melihat pengaruh
perubahan suatu variabel. Dengan media animasi juga dapat menarik perhatian
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran karena adanya kumpulan objek atau
gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga muncul pergerakan yang kelihatan
hidup.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi yaitu hasil belajar.
Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti setelah siswa
mengalami aktivitas belajar. Untuk melihat hasil belajar, maka akan diukur
melalui lembar observasi dan tes evaluasi. Dalam penelitian ini, hasil belajar lebih
ditekankan pada hasil belajar kognitif yang bisa dinyatakan dalam bentuk skor
hasil tes.
3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan jenis PTK kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari
dua siklus dengan model spiral dari Kemmis dan Mc. Tagart. Setiap siklus tediri
dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan
tahap refleksi. Tahap tersebut disajikan dalam gambar berikut ini.
24
Gambar 1 Model Spiral dari Kemis dan Mc. Tagart
Sumber : Pardjono, 2007
Berdasarkan model spiral dari Kemmis dan Mc. Tagart, maka kegiatan tiap
siklusnya dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
3.3.1 Siklus Penelitian
3.3.1.1 Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, dengan
melaksanakan tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, serta tahap
refleksi. Berikut ini penjabaran dari setiap tahapannya.
a. Tahap Perencanaan
Untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada pelajaran matematika ini
peneliti merencanakan program perbaikan berdasarkan pada hasil refleksi pra
siklus yaitu :
1. Menyusun RPP matematika yang berisikan skenario pembelajaran dengan
model NHT berbantuan media animasi dengan kompetensi dasar
menjumlahkan pecahan.
2. Menyiapkan media pembelajaran.
3. Membuat kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.
4. Membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi
untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama mengajar dengan model
pembelajaran NHT berbantuan media animasi.
25
5. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dilaksanakan.
b. Tahap Implementasi dan Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan skenario
pembelajaran yang difokuskan pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah
dipersiapkan. Pelaksanaan pembelajaran siklus I diuraikan dalam kegiatan di
bawah ini.
Pertemuan Pertama
1. Guru menyiapkan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP
dengan menggunakan model NHT berbantuan media animasi.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Siswa mengamati media animasi tentang cara menjumlahkan pecahan biasa
berpenyebut sama melalui bimbingan guru.
4. Siswa dalam kelompok dengan menggunakan model NHT mendapatkan
nomor.
5. Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal.
6. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal berupa kartu soal tentang
penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama melalui bimbingan dari guru.
7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai nomor yang
dipanggil oleh guru.
8. Siswa bersama dengan guru membahas jawaban setiap soal.
9. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh siswa.
10. Guru memberikan skor pada kelompok yang menjawab dengan benar.
11. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui terkait
dengan materi pelajaran.
12. Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan
dari guru.
13. Siswa yang belum berhasil diberi motivasi oleh guru.
14. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
26
Pertemuan Kedua
1. Guru menyiapkan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP
dengan menggunakan model NHT berbantuan media animasi.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Siswa mengamati media animasi tentang cara menjumlahkan pecahan biasa
berpenyebut tidak sama melalui bimbingan guru.
4. Siswa dalam kelompok dengan menggunakan model NHT mendapatkan
nomor.
5. Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal.
6. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal berupa kartu soal tentang
penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama melalui bimbingan dari
guru.
7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai nomor yang
dipanggil oleh guru.
8. Siswa bersama dengan guru membahas jawaban setiap soal.
9. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh siswa.
10. Guru memberikan skor pada kelompok yang menjawab dengan benar.
11. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui terkait
dengan materi pelajaran.
12. Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan
dari guru.
13. Siswa yang belum berhasil diberi motivasi oleh guru.
14. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
Pertemuan Ketiga
1. Guru menyiapkan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP
dengan menggunakan model NHT berbantuan media animasi.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang bentuk pecahan
campuran.
27
4. Siswa mengamati media animasi tentang cara mengubah pecahan campuran
menjadi pecahan biasa melalui bimbingan guru.
5. Siswa mengamati media animasi tentang cara mengubah pecahan biasa
menjadi pecahan campuran melalui bimbingan guru.
6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang penjumlahan pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
7. Siswa dalam kelompok dengan menggunakan model NHT mendapatkan
nomor.
8. Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal.
9. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal berupa kartu soal tentang
penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa melalui bimbingan
dari guru.
10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai nomor yang
dipanggil oleh guru.
11. Siswa bersama dengan guru membahas jawaban setiap soal.
12. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh siswa.
13. Guru memberikan skor pada kelompok yang menjawab dengan benar.
14. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui terkait
dengan materi pelajaran.
15. Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan
dari guru.
16. Siswa yang belum berhasil diberi motivasi oleh guru.
17. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
Pertemuan Keempat
1. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menjumlahkan pecahan biasa
berpenyebut sama.
2. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menjumlahkan pecahan biasa
berpenyebut tidak sama.
3. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara mengubah pecahan campuran
menjadi pecahan biasa.
28
4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara mengubah pecahan biasa
menjadi pecahan campuran.
5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menjumlahkan pecahan
campuran dengan pecahan biasa.
6. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
7. Siswa mengerjakan tes evaluasi.
8. Siswa dengan bimbingan guru membahas tes evaluasi.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus
pengamatan ditunjukkan pada aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan
media animasi dalam proses pembelajaran. Observasi selain diarahkan pada
proses pembelajaran, juga diarahkan pada penilaian akhir proses pembelajaran.
Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar matematika penjumlahan pecahan melalui pembelajaran kooperatif
tipe NHT berbantuan media animasi pada siswa kelas 4 semester 2 SD Negeri
Pringapus 03 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan
hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis
terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan dan kelemahan
yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan siklus ke II.
3.3.1.2 Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Proses pelaksanaan siklus II
dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Berdasarkan refleksi
siklus I, telah teridentifikasi kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan
dalam pembelajaran matematika pada kompetensi dasar mengurangkan pecahan
untuk dilaksanakan di siklus II. Siklus II dilaksanakan dalam empat kali
29
pertemuan dengan melaksanakan tahap perencanaan, tahap implementasi dan
observasi serta tahap refleksi.
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil
pengamatan lembar observasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang
diperoleh dari tes evaluasi.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik
tes dan non tes yang terdiri dari :
1. Teknik Tes
Tes dalam penelitian ini menggunakan jenis tes objektif dalam bentuk
pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media
animasi.
2. Teknik Non Tes
Teknik non tes dalam penelitian ini berupa observasi. Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Observasi
guru digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi.
Sedangkan observasi terhadap siswa digunakan untuk mengamati aktifitas
siswa dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media animasi.
30
3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan
data suatu penelitian. Instrumen penilaian yang akan digunakan adalah :
a. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengamati
kegiatan guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Heads Together) berbantuan media animasi. Lembar observasi
yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh peneliti untuk
melakukan penelitian. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa.
Tabel 2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
Konsep /
Variabel
Aspek /
Dimensi Indikator No.
Penerapan
Model
Pembelajaran
NHT
Berbantuan
Media
Animasi
1. Pra
pembelajaran
Menyiapkan kelas 1, 2, 3, 4, 5
2. Kegiatan
Pembelajaran
1. Penomoran
6, 7, 8
2. Mengajukan
pertanyaan
9, 10
3. Membimbing kerja
sama dalam kelompok
11
4. Membahas jawaban
siswa
12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19,
20
5. Akhir
Pembelajaran
Mengevaluasi kegiatan 21, 22
31
Tabel 3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
b. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi diberikan kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan
secara individual sehingga dapat diketahui hasil atau kemampuan siswa secara
perorangan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan
media animasi. Berikut ini kisi-kisi soal evaluasi siswa.
Konsep /
Variabel
Aspek /
Dimensi Indikator No.
Penerapan
Model
Pembelajaran
NHT
Berbantuan
Media
Animasi
1. Pra
Pembelajaran
Kesiapan dalam mengikuti
pembelajaran
1, 2, 3
2. Kegiatan
Pembelajaran
1. Mendapat nomor kepala
dan nama kelompok
4
2. Menerima pertanyaan dari
guru
5
3. Berfikir bersama dengan
kelompoknya
6
4. Menjawab pertanyaan dan
menanggapi jawaban dari
kelompok lain
7, 8, 9,
10, 11
3. Akhir
Pembelajaran
Mengerjakan evaluasi 12
32
Tabel 4
Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator
Bentuk
Soal
Item
Soal
6. Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah
6.2 Menyederhanakan
berbagai bentuk
pecahan
Menentukan
pecahan-
pecahan
yang senilai
dari suatu
pecahan
Menyederha
nakan
pecahan
Membanding
kan dan
mengurutkan
pecahan
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
1, 2, 3, 4, 9,
12, 13, 14,
15, 17, 27,
28,
5, 10, 16,
18, 21, 22,
25, 26, 29
6, 7, 8, 11,
19, 20, 23,
24, 30
33
Tabel 5
Kisi-Kisi Soal Menjumlahkan Pecahan Siklus I
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator
Bentuk
Soal
Item
Soal
6. Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah
6.3 Menjumlahkan
pecahan
Menghitung
penjumlahan
pecahan
biasa
Mengubah
pecahan
campuran
menjadi
pecahan
biasa
Menerapkan
penjumlahan
pecahan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
1, 2, 9, 10, 13,
14, 15, 16, 17,
19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26
3, 4, 5, 6, 7, 8
11, 12, 18, 27,
28, 29, 30
Tabel 6
Kisi-Kisi Soal Mengurangkan Pecahan Siklus II
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator
Bentuk
Soal
Item
Soal
6. Menggunakan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah
6.4 Mengurangkan
pecahan
Menghitung
pengurangan
pecahan
biasa
Menerapkan
pengurangan
pecahan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 10, 12, 13,
14, 17, 18, 23,
24, 27, 28, 30
8, 9, 11, 15,
16, 19, 20, 21,
22, 25, 26, 29
34
3.5 Indikator Kinerja
Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka dibuatlah
indikator kinerja. Indikator tersebut terbagi menjadi dua indikator yaitu indikator
proses dan indikator hasil yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Indikator proses
Indokator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam
proses pembelajaran terhadap implementasi pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media animasi yang digunakan. Kategori dalam indikator proses
dikatakan baik apabila dalam indikator proses ini guru sudah melaksanakan
semua tahap kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan media aimasi.
2. Indikator hasil
Penelitian berhasil jika 80% dari 43 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan
KKM = 70.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
a. Teknik analisis deskriptif kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi guru
dan siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media animasi. Deskriptif kualitatif dipaparkan dalam
bentuk kalimat untuk memperoleh kesimpulan dari hasil lembar observasi guru
dan siswa.
b. Teknik analisis deskriptif kuantitatif diperoleh dari hasil belajar kognitif siswa.
Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase kemudian
dianalisis dengan deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar
matematika antar siklus berdasarkan kriteria yang ditentukan. Analisis data
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Fokus analisis dititik
beratkan pada pencapaian ketuntasan belajar untuk masing-masing siklus.
Ketuntasan belajar siswa dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan
tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:
35
Tabel 7
Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Matematika
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase.
Formula persentase ketuntasan hasil belajar klasikal adalah sebagai berikut :
3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Batasan untuk
menentukan validitas instrumen menggunakan pedoman tabel taraf signifikan
sebagai berikut ini.
Tabel 8
Taraf Signifikan Uji Validitas
N-2 Taraf signifikan
5 % 1 %
33 0,344 0,430
34 0,339 0,436
35 0,334 0,430
36 0,329 0,424
37 0,325 0,418
Sumber : Sugiyono (2010: 455)
Nilai Kategori
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak Tuntas
P =
X 100 %
36
Berdasarkan tabel di atas instrumen dengan N-2= 38-2 = 36 (N= jumlah
siswa dalam kelas uji validitas kurang 2), dikatakan valid jika memiliki koefisien
validitas ≥ 0,329. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS for
windows version 16.0 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis,
kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak dapat dilihat
pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien ≤ 0,329 maka item soal
tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
3.7.1.1 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Sebelum pemberian soal tes evaluasi atau tes formatif di setiap akhir
siklus, maka soal tes tersebut perlu diuji agar soal yang diberikan untuk tes
evaluasi pada SD tempat penelitian valid. Adapun pelaksanaan uji validitas di
tempat yang berbeda dengan tempat diadakannya penelitian. Dalam hal ini, SD
tempat pengujian soal adalah SD Negeri Langensari 04 dengan jumlah siswa
sebanyak 38 siswa. Dari hasil uji validitas terdapat beberapa soal yang dinyatakan
tidak valid melalui perhitungan dengan spss. Data hasil uji validitas dipaparkan
dalam tabel berikut ini.
Tabel 9
Data Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Bentuk
Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28,
29, dan 30.
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,
9, 12, 13, 14, 15,
16, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, dan
30.
6, 10, 11, 17, 18,
19, 20, dan 21.
Setelah diketahui soal-soal yang valid dan tidak valid dari tabel di atas,
maka untuk soal yang tidak valid tidak dapat untuk soal evaluasi di akhir siklus I,
karena apabila digunakan maka akan menyebabkan hasil penelitian akan tidak
valid juga.
37
3.7.1.2 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Uji validitas yang dilakukan pada siklus I tidak berbeda dengan uji
validitas pada siklus sebelumnya, namun soal yang akan diujikan berbeda dari
siklus I. Jumlah soal yang akan diujikan sebanyak 30 soal pada SD Negeri
Langensari 04. Adapun hasil uji validitas pada siklus II disajikan pad tabel 10
berikut ini.
Tabel 10
Data Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, dan 30.
1, 3, 4, 5, 6, 7, 10,
11, 12, 13, 14, 15,
16, 21, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, dan
30.
2, 8, 9, 17, 18,
19, 20, dan 22.
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah soal yang tidak valid
berjumlah 8 butir. Dengan demikian ke 8 soal tersebut tidak akan dijadikan soal
untuk tes evaluasi akhir siklus II pada SD yang dijadikan tempat penelitian yakni
SD Negeri Langensari 04. Soal evaluasi ini akan dijadikan instrumen untuk
mengukur keberhasilan belajar siswa dan diupayakan agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
animasi.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Uji
reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, mengidentifikasi butir-
butir soal yang bermasalah dan harus direvisi atau harus dihilangkan. Taraf
reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien
38
reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah
Alpha Cronbach. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen
menggunakan pedoman tabel koefisien reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 11
Koefisien Reliabilitas (λ)
Koefisien Reliabilitas (λ) Kategori
< 0,6 Kurang baik
= 0,7 Dapat diterima
> 0,8 Baik
Sumber : Sekaran dalam Priyatno (2010: 32)
3.7.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas perlu dilakukan guna
mendapatkan data yang reliabel. Dari hasil uji reliabilitas pada soal yang akan
diberikan untuk soal evaluasi akhir siklus I maka dapat diketahui apakah soal-soal
tersebut reliabel atau tidak. Penjabaran mengenai hasil uji reliabilitas dipaparkan
pada tabel 12 berikut ini.
Tabel 12
Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,937 Reliabilitas Baik
Dengan besar alpha secara keseluruhan mencapai 0,937 maka dapat
disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes evaluasi siklus I tergolong
dengan kategori reliabilitas baik.
3.7.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Meskipun instrumen yang valid umumnya reliabel, namun pengujian
instrumen tetap harus dilakukan. Oleh karena itu uji reliabilitas perlu dilakukan
untuk mendapatkan data yang reliabel. Hasil dari uji reliabilitas pada siklus II
disajikan pada tabel 13 berikut ini.
39
Tabel 13
Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,903 Reliabilitas Baik
Dengan besar alpha secara keseluruhan mencapai 0,903 maka dapat
disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes evaluasi siklus II tergolong
kategori reliabilitas baik.
3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Ukuran baik tidaknya soal tes yang disusun, umumnya didasarkan pada
pertimbangan bahwa soal tes itu harus seimbang antara soal mudah, sedang dan
sukar dengan perbandingan 3: 5 : 2. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
melihat soal itu mudah, sedang atau sukar adalah dengan menggunakan Tabel
Rose dan Stanley berikut ini.
Tabel 14
Rose dan Stanley
OPTION KATEGORI 2 3 4 5
0,16n 0,213n 0,24n 0,256n Mudah
0,5n 0,667n 0,75n 0,80n Sedang
0,84n 1,20n 1,26n 1,34n Sukar
Sumber : Dalam Mawardi (2010:37)
Keterangan :
- Option 2 untuk soal benar-salah
- Option 3, 4, dan 5 untuk soal bentuk pilihan ganda
- n adalah 27 % dari banyaknya siswa yang mengikuti tes (N
40
RUMUSNYA :
Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran
SR = Siswa yang menjawab salah pada kelompok rendah
ST = Siswa yang menjawab salah pada kelompok tinggi
Berdasarkan pada perhitungan melalui rumus tingkat kesukaran soal, maka
dapat diketahui pada soal evaluasi siklus I terdapat 3 soal yang masuk dalam
kategori mudah, 15 soal yang masuk dalam kategori sedang dan 4 soal masuk
dalam kategori sukar. Sedangkan pada siklus II berdasarkan hasil perhitungan
diketahui bahwa pada soal evaluasi terdapat 1 soal tergolong dalam kategori
mudah, 16 soal tergolong dalam kategori sedang dan 5 soal lainnya tergolong
kategori sukar.
TK = SR + ST