bab iii metode penelitian a. metode penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf ·...

26
33 Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre- experimental design. Metode ini digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Namun menurut Sugiyino (2009), pada metode ini masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Oleh karena itu, hasil peningkatan prestasi belajar (variable dependen) tersebut bukan semata mata dipengaruhi oleh model pembelajaran latihan inkuiri saja (variabel independen). Hal ini karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. B. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dan metode penelitian, maka disain penelitian yang digunakanoleh peneliti dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design.Sugiyono (2009), menyatakan bahwa dengan desain ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Pada desain tersebut, sampel penelitian diberikan perlakuan selama waktu tertentu.Sebelum diberikan perlakuan sampel diberikan pretes, begitu juga setelah diberikan perlakuan sampel diberikan postes.Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Upload: lenhan

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

33

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-

experimental design. Metode ini digunakan untuk mengetahui peningkatan

prestasi belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model latihan inkuiri. Namun menurut Sugiyino (2009), pada

metode ini masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap

terbentuknya variable dependen. Oleh karena itu, hasil peningkatan prestasi

belajar (variable dependen) tersebut bukan semata – mata dipengaruhi oleh model

pembelajaran latihan inkuiri saja (variabel independen). Hal ini karena tidak

adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

B. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dan metode penelitian, maka disain penelitian yang

digunakanoleh peneliti dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest

Design.Sugiyono (2009), menyatakan bahwa dengan desain ini hasil perlakuan

dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan

sebelum diberi perlakuan.

Pada desain tersebut, sampel penelitian diberikan perlakuan selama waktu

tertentu.Sebelum diberikan perlakuan sampel diberikan pretes, begitu juga setelah

diberikan perlakuan sampel diberikan postes.Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

34

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah sampel diberikan perlakuan

menggunakan model pembelajaran latihan inkuiri.Penelitian dilakukan selama

tiga kali pembelaran.

Desain penelitian One Group Pretest-Posttest Designdigambarkan pada

gambar 3.1 berikut ini:

O1X O2

Gambar 3.1.Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

(Sugiyono, 2009)

Keterangan:

O1 : Tes awal (pretes) sebelum sampel diberikan perlakukan

X : Perlakuan terhadap sampel yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran latihan inkuiri.

O2 : Tes akhir (postes) setelah diberikan perlakuan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI - IPA SMA

diKabupaten Bandung Barat. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah satu kelas yang dipilih secara purposive sampling.Hal ini dilaksanakan

karena di sekolah kita tidak bisa mengambil siswa secara acak dari setiap kelas

dan mengelompokannya menjadi satu kelas. Oleh karena itu sampel dipilih satu

kelas yang paling relevan dengan tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan.Menurut Sugiyono (2009), sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan peneliti dalam

pemilihan kelas sampel adalah:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

35

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

1. Tidak ada kelas unggulan di sekolah tersebut, sehingga semua kelas

dianggap homogen.

2. Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah

dapat beradaptasi dengan model pembelajaran baru dan tidak

mengganggu program sekolah untuk menghadapi ujian nasional.

3. Berdasarkan pengamatan peneliti pada kelas sampel tersebut diperoleh

informasi sebagai berikut:

a. Siswa pernah melakukan eksperimen sehingga dapat mendukung

terhadap model pembelajaran latihan inkuiri yang memerlukan

adanya eksperimen.

b. Dalam proses pembelajaran, ada beberapa siswa yang bertanya dan

mengemukakan pendapat walaupun terkadang dilakukan secara

beramai – ramai.

Pemilihan kelas sampel juga didasarkan pada rekomendasi guru mata

pelajaran fisika kelas XI – IPA di sekolah tersebut setelah mengetahui tujuan

penelitian ini.

D. Prosedur Penelitian

Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka dilaksanakan dengan

langkah – langkah penelitian yang terdiri dari tahap persiapan yang merupakan

kegiatan – kegiatan sebelum dimulainya penelitian, tahap perencanaan dan

penyusunan model, tahap pelaksanaan, dan yang terakhir tahap pengolahan data

dan pelaporan.

1. Tahap Persiapan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

36

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pustaka, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat

mengenai permasalahan yang akan dikaji.

b. Telaah kurikulum mengenai tujuan pembelajaran fisika dan pokok

bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

c. Studi pendahuluan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah serta sarana dan prasarana

yang tersedia. Studi pendahuluan dilaksanakan melalui observasi

pelaksanaan pembelajaran di kelas dan wawancara terhadap guru mata

pelajaran fisika.

2. Tahap Perencanaan dan Penyusunan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dan penyusunan

meliputi:

a. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

b. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran mengenai

pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian

sesuai dengan model pembelajaran latihan inkuiri.

c. Menyusun instrumen penelitian meliputi tes prestasi belajar siswa dan

format observasi sikap ilmiah.

d. Melakukan judgment (pertimbangan) instrumen untuk mengetahu

kesesuaian instrumen dengan data yang akan diukur.

e. Melakukan uji coba instrumen.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

37

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

f. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas instrumen sehingga layak

untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Memberikan tes awal kepada siswa yang dijadikan subjek penelitian

untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

latihan inkuiri pada pokok bahasan yang dijadikan materi pelajaran

dalam penelitian, yaitu gaya pegas dan sifat elastisitas bahan.

c. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan

observasi terhadap sikap ilmiah siswa dan keterlaksanaan model latihan

inkuiri dalam format observasi yang telah disediakan.

d. Memberikan tes akhir untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah

diberikan perlakuan.

e. Semua kegiatan dalam tahap pelaksanaan dilakukan dalam tiga seri

pembelajaran.

4. Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengolahan data dan pelaporan

meliputi:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest , posttest, serta

instrumen lainnya.

b. Mambahas hasil penelitian

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

38

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data.

d. Melaporkan hasil penelitian.

Alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada gambar 3.2berikut

ini:

Gambar 3.2Alur Penelitian

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

39

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data.

1. Tes

Lee J. Cronbach (Azwar, 2009) mengemukakan definis tes sebagai

berikut: “... a systematic procedure for observing a person’s behavior and

describing it with the aid of a numerical scale or a category system”. Jadi,

tes adalah prosedur yang sistematis untuk mengukur perilaku seseorang

dan digambarkan berdasarkan skala numerik atau sistem kategori tertentu.

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar ranah

kognitif menurut Bloom yang terdiri atas pemahaman (C2), penerapan

(C3), dan analisis (C4).

Tipe tes yang digunakan adalah tes obyektif berbentuk pilihan

ganda. Pemilihan tipe tes ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

sebagai berikut:

a. Komprehensif, karena dalam waktu tes yang singkat dapat memuat

lebih banyak aitem. Mengingat alokasi waktu yang pembelajaran

dalam satu kali pertemuan hanya 2 x 45 menit maka tes pilihan ganda

ini sangat cocok.

b. Kualitas item dapat dianalisis secara empirik.

c. Objektivitasnya tinggi.

d. Umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

40

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah

pembelajaran (posttest). Langkah – langkah yang dilakukan pada

pembuatan tes objektif prestasi belajar aspek kognitif adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan kompetensi dasar dan indikator berdasarkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran fisika kelas XI –

IPA semester 1 untuk materi pokok fluida statis.

b. Membuat kisi – kisi.

c. Membuat soal berdasarkan kisi – kisi.

d. Membuat kunci jawaban.

e. Menyusun tes objektif prestasi belajar aspek kognitif.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan oleh observer secara

langsung selama proses pembelajaran. Instrumen observasi dibagi menjadi

dua yaitu instrumen observasi guru dan instrumen observasi siswa.

a. Instrumen observasi guru

Instrumen observasi ini bertujuan untuk melihat

keterlaksanaan model pembelajaran latihan inkuiri oleh guru dalam

proses pembelajaran. Observasi ini dibuat dalam bentuk daftar

checklist “ya” atau “tidak”. Observer memberikan checklist “ya” atau

“tidak” terhadap kesesuaian setiap tahapan model latihan inkuiri

dengan langkah – langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

41

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

b. Instrumen observasi siswa

Instrumen observasi dibagi dua, yaitu instrumen observasi

keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh siswa dan instrumen

observasi sikap ilmiah. Instrumen observasi keterlaksanaan model

latihan inkuiri digunakan untuk melihat apakah siswa mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri atau tidak.

Observasi ini dibuat dalam bentuk daftar checklist “ya” atau “tidak”.

Observer memberikan checklist “ya” atau “tidak” terhadap kesesuaian

setiap tahapan model latihan inkuiri dengan langkah – langkah

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

Instrumen observasi sikap ilmiah bertujuan untuk melihat dan

menilai sikap ilmiah siswa yang terdiri atas sikap ingin tahu, sikap

kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang

lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau

ke depan. Format yang digunakan berupa rating scale yang dibuat

dalam bentuk cheklist.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Uji Coba Tes

a. Analisis Validitas Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

42

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

diukur.(Sugiyono, 2009). Rumus korelasi yang dapat digunakan

adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌

𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

(Arikunto,2006)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal.

Y = skor total tiap butir soal.

N = jumlah siswa.

Interpretasi nilai koefisien korelasi (𝑟𝑥𝑦 ) tersebut ditampilkan

dalam tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1Tabel Interpretasi Validitas

Besarnya nilai 𝒓𝑿𝒀 Interpretasi

Antara 0,80 sampai denga 1,00 Tinggi

Antara 0,60 sampai dengan 0,80 Cukup

Antara 0,40 sampai dengan 0,60 Agak rendah

Antara 0,20 sampai dengan 0,40 Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,20 Sangat Rendah (Tak berkorelasi)

(Arikunto,2009)

b. Analisis Tingkat Kesukaran Tes

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari

keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut.

Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

43

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

𝑇𝐾 =𝐵

𝑁𝑥 100%

Keterangan :

TK = F = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

N = Jumlah keseluruhan siswa

Hasil perhitunganindeks tingkat kesukaran diinterpretasikan

seperti pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat

kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0 sampai 15% Sangat sukar, sebaiknya dibuang

6 % - 30 % Sukar

31 % - 70 % Sedang

71 % - 85 % Mudah

85 % - 100 % Sangat mudah, sebaiknya dibuang

(Arikunto, 2009)

c. Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk

membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa

yang kemampuanya rendah. Rumus yang digunakan untuk

menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan

ganda yaitu :

𝐷𝑃 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵

(Arikunto, 2009)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

44

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

J A = Banyaknya peserta kelompok atas

J B = Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembedaseperti pada tabel 3.3

berikut ini:

Tabel 3.3.Tabel Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya

Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2009)

d. Analisis Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang

sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang

berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Instrumen

yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

45

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

(Sugiyono, 2009).Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan

dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half) :

𝑟𝑖 =2𝑟𝑏

(1 + 𝑟𝑏)

(Sugiyono, 2009)

Keterangan :

ri = reliabilitas instrumen

𝑟𝑏 = korelasiproduct moment antara belahan pertama dan kedua

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat

reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4.Tabel Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,80 r 1,00 sangat tinggi

0,60 r 0,80 Tinggi

0,40 r 0,60 Cukup

0,20 r 0,40 Rendah

0,00 r 0,20 sangat rendah

(Arikunto, 2009)

2. Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen tes prestasi belajar terdiri dari soal – soal yang

ditunjukan untuk mengukur prestasi belajar siswa, yaitu C2 (pemahaman),

C3 (penerapan), dan C4 (Analisis). Distribusi soal prestasi belajar yang

dirancang oleh peneliti pada setiap pembelajan dipaparkan dalam tabel

3.5berikut ini:

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

46

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Tabel 3.5.Distribusi Soal Prestasi Belajar Pada Setiap Pembelajaran

No. Aspek Prestasi Belajar Nomor Soal Jumlah

Pembelajaran ke – 1

1. Pemahaman (C2) 1, 2, 4, 8, 9, 13 6

2. Penerapan (C3) 3, 5, 6, 7, 11, 14, 15 7

3. Analisis (C4) 10, 12, 16 3

Pembelajaran ke – 2

1. Pemahaman (C2) 3, 5, 7, 10, 11 5

2. Penerapan (C3) 4, 8, 9 3

3. Analisis (C4) 1, 2, 6, 12 4

Pembelajaran ke – 3

1. Pemahaman (C2) 2, 5, 9, 10, 11 5

2. Penerapan (C3) 1, 3, 6, 12, 13, 14 6

3. Analisis (C4) 4, 7, 8 3

Uji coba tes dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat

mengukur variabel penelitian.Sebelum digunakan, instrument tes terlebih

dahulu dilakukan uji coba terhadap siswa kelas XII di salah satu SMA di

Kabupaten Bandung Barat yang telah mempelajari topik fluida statis.

Besarnya koefisien reliabilitas instrumen tes tiap pertemuan,

dinyatakan dalam tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6.Reliabilitas Instrumen Tes

Pertemuan ri Interpretasi

I 0,53 Cukup

II 0,81 Sangat Tinggi

III 0,81 Sangat Tinggi

Dari tabel tersebut terlihat bahwa perangkat instrument

memiliki reliabilitas cukup dan sangat tinggi.Dengan demikian,

perangkat instrument tersebut memiliki keajekan yang baik.

Adapun validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal

ditampilkan dalam tabel 3.7 berikut ini:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

47

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Tabel 3.7.Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran

Instrumen Tes

Pertemuan No.

Soal

Validitas Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keputusan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

I

1 0,46 Cukup 0,30 Cukup 80% Mudah Digunakan

2 0,68 Tinggi 0,44 Baik 29% Sukar Digunakan

3 0,45 Cukup 0,15 Buruk 37% Sedang Dibuang

4 0,58 Cukup 0,32 Cukup 34% Sedang Digunakan

5 0,74 Tinggi 0,12 Buruk 89% Sangat

Mudah Dibuang

6 0,74 Tinggi 0,18 Buruk 86% Sangat

Mudah Dibuang

7 0,77 Tinggi 0,30 Cukup 80% Mudah Digunakan

8 0,68 Tinggi 0,42 Baik 57% Sedang Digunakan

9 0,50 Cukup 0,19 Buruk 63% Sedang Dibuang

10 0,80 Tinggi 0,54 Baik 51% Sedang Digunakan

11 0,68 Tinggi 0,32 Cukup 40% Sedang Digunakan

12 0,74 Tinggi 0,48 Baik 54% Sedang Digunakan

13 0,22 Rendah -0,1 Buruk 26% Sukar Dibuang

14 0,48 Cukup 0,13 Buruk 77% Mudah Dibuang

15 0,74 Tinggi 0,36 Cukup 77% Mudah Digunakan

16 0,56 Cukup 0,25 Cukup 66% Sedang Digunakan

II

1 0,72 Tinggi 0,71 Baik

Sekali 66% Sedang Digunakan

2 0,45 Cukup 0,36 Cukup 66% Sedang Digunakan

3 0,41 Cukup 0,25 Cukup 60% Sedang Dibuang

4 0,49 Cukup 0,32 Cukup 34% Sedang Digunakan

5 0,46 Cukup 0,32 Cukup 34% Sedang Digunakan

6 0,56 Cukup 0,48 Baik 60% Sedang Digunakan

7 0.46 Cukup 0,36 Cukup 71% Mudah Digunakan

8 0,76 Tinggi 0,56 Baik 29% Sukar Digunakan

9 0,46 Cukup 0,36 Cukup 71% Mudah Digunakan

10 0,49 Cukup 0,12 Buruk 94% Sangat

Mudah Dibuang

11 0,43 Cukup 0,48 Baik 60% Sedang Digunakan

12 0,22 Rendah 0,09 Buruk 40% Sedang Dibuang

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

48

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Pertemuan No.

Soal

Validitas Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran Keputusan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

III

1 0,45 Cukup 0,24 Cukup 89% Sangat

Mudah Dibuang

2 0,51 Cukup 0,43 Baik 46% Sedang Digunakan

3 0,54 Cukup 0.39 Cukup 26% Sukar Digunakan

4 0,49 Cukup 0,21 Cukup 29% Sukar Digunakan

5 0,43 Cukup 0,36 Cukup 66% Sedang Digunakan

6 0,74 Tinggi 0,39 Cukup 20% Sukar Digunakan

7 0,41 Cukup 0,49 Baik 37% Sedang Digunakan

8 0,47 Cukup 0,43 Baik 40% Sedang Digunakan

9 0,53 Cukup 0,60 Baik 49% Sedang Digunakan

10 0,59 Cukup 0,27 Cukup 20% Sukar Digunakan

11 0,35 Rendah 0,21 Cukup 29% Sukar Digunakan

12 0,43 Cukup 0,37 Cukup 49% Sedang Digunakan

13 0,22 Rendah -0,1 Buruk 66% Sedang Dibuang

14 0,27 Rendah 0,10 Buruk 17% Sukar Dibuang

a. Taraf Kesukaran Butir Soal

Menurut tabel tersebut, secara keseluruhan butir soal yang

memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar sebanyak 10 butir

soal, sedang 23 butir soal, mudah 6 butir soal dan sangat mudah 4

butir soal. Berdasarkan rekapitulasi tersebut dapat dikatakan pada

umumnya taraf kemudahan soal instrumen cukup baik, karena

sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.Butir soal yang

memiliki kategori sangat mudah tidak dipakai dalam pelaksanaan

penelitian ini.

b. Daya Pembeda Soal

Dari hasil rekapitulasi pada tabel 3.7, secara keseluruhan

jumlah butir soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori baik

sekali berjumlah 1 butir soal, baik 11 butir soal, dan cukup 20 butir

soal. Namun, terdapat butir soal dengan kategori buruk dan sangat

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

49

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

buruk sehingga soal tersebut tidak dipakai dalam pelaksanaan

penelitian. Secara umum, soal - soal tes prestasi belajar ini dikatakan

dapat membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

c. Validitas Tes

Validitas berkenaan dengan ketetapan perangkat instrument

terhadap konsep yang dinilai sehingga betul – betul menilai apa yang

seharusnya dinilai.Berdasarkan tabel 3.7, rata – rata validitas tes

memiliki kategori cukup.Dengan demikian, tes tersebut dapat menilai

konsep yang seharusnya dinilai.

Setelahmenganalisis hasil uji coba instrument, diperoleh distribusi

soal prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian seperti yang

ditunjukkan dalam Tabel 3.8berikut:

Tabel 3.8.Distribusi Soal Prestasi Belajar yang Digunakan Dalam

Penelitian

Aspek Prestasi Belajar Banyaknya Soal

Pemahaman (C2) 12

Penerapan (C3) 9

Analisis (C3) 9

Total Soal 30

3. Analisis Data Hasil Penelitian

a. Analisis Data Hasil Tes

Data yang diperoleh dari penelitian adalah skor pretest dan

posttest dari kelas eksperimen. Pengolahan data ini akan digunakan

untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam aspek

kognitif.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

50

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran latihan

inkuiri terhadap peningkatan prestasi belajar siswa akan dilakukan

dengan cara menghitung gain ternormalisasi. Gain ternormalisasi

merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa

dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh. Secara matematis

diungkapkan dalam persamaan berikut:

< 𝑔 >=% 𝑆𝑓 − % 𝑆𝑖

100 − % 𝑆𝑖

(Hake:1998)

Keterangan:

<g> : gain ternormalisasi

%<Sf> : Skor posttest

%<Si> : Skor pretest

Kemudian dihitung rata – rata skor gain ternormalisasi. Setelah

itu, diinterpretasikan dalam tabel 3.9 berikut ini:

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

51

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Tabel 3.9.Tabel Interpretasi Gain Ternormalisasi

Rata – rata Skor Gain Ternormalisasi Kriteria

0,00 < g ≤ 0,30 Rendah

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

0,70 < g ≤ 1,00 Tinggi

(Hake : 1998)

b. Analisis Data Hasil Observasi

Data observasi memuat data tentang sikap ilmiah siswa serta

data tentang keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran latihan

inkuiri.

(1) Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah siswa diukur dengan menggunakan format

observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam

rubrik penilaian sikap ilmiah siswa yang dilakukan pada setiap

pertemuan. Hasil rating scale kemudian direkapitulasi dan

dijumlahkan pada skor masing-masing siswa untuk setiap aspek sikap

ilmiah. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung persentasenya

dengan menggunakan rumus:

𝑃 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑋𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

Keterangan: p = persentase siswa

Xi= Skor sikap ilmiah siswa

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

52

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

(2) Keterlaksanaan Pembelajaran

Data yang memuat tentang keterlaksanaan model pembelajaran

yang diperoleh dari hasil observasi selama peneltian berlangusng,

dijabarkan dalam bentuk deskriptif dengan melihat skor

keterlaksanaan setiap fase model latihan inkuiri pada lembar

observasi.Keterlaksanaan model pembelajaran dinyatakan dalam

bentuk presentase.

𝑃 = 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎

𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑕 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠× 100%

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di satu sekolah SMA Negeri di Kabupaten

Bandung Barat kelas XI IPA. Sampel penilitian sebanyak 32 orang siswa, namun

karena ada dua orang yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara

keseluruhan, maka sampel penelitian menjadi 30 orang siswa. Dua orang siswa

tersebut hanya mengikuti dua kali pembelajaran saja, maka dua orang siswa

tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi sampel penelitian.

Penelitian dilaksanakan dalam tiga kali pembelajaran, dengan maksud

untuk meminimalisir faktor – faktor luar yang dapat mempengaruhi pada hasil

penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran

fisika yang telah ditentukan oleh sekolah. Alokasi waktu untuk setiap

pembelajaran adalah 90 menit. Berikut ini jadwal penelitian yang telah

dilakukan:

Tabel 3.10.Jadwal Penelitian

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

53

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Pembelajaran Hari, Tanggal Waktu Materi

I Kamis, 31 Maret 2011 07.00 –

08.30

Hukum pokok

hidrostatika

II Senin, 04 April 2011 11.00 –

12.30 Hukum Pascal

III Kamis, 07 April 2011 07.00 –

08.30 Hukum Archimedes

Pada setiap pelaksanaan pembelajaran, dimulai dengan pemberian pretes

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu, siswa diberikan perlakuan

berupa pembelajaran dengan menggunakan model latihan inkuiri. Kemudian,

pada akhir pembelajaran diberikan postes untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model latihan

inkuiri.

Metode belajar yang digunakan pada setiap pembelajaran adalah

demonstrasi dan praktikum berupa penyelidikan. Pada kegiatan pendahuluan,

siswa diberikan permasalahan yang bersifat teka – teki. Kemudian siswa

diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru yang

mengarahkan kepada permasalahan yang diberikan. Pertanyaan yang diajukan

harus pertanyaan yang hanya memiliki jawaban “ya” atau “tidak”. Setelah siswa

mendapatkan informasi yang cukup, mereka membuat hipotesis. Setelah mereka

selesai membuat hipotesis, mereka melakukan eksperimen secara berkelompok

sesuai dengan prosedur eksperimen yang ada dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang telah dibagikan sebelumnya. Eksperimen ini dilakukan untuk memverifikasi

permasalahan yang diberikan melalui pengamatan secara langsung.

Setelah proses eksperimen selesai, siswa menganalisis data hasil

eksperimen dan kemudian merumuskan penjelasan. Siswa kemudian

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

54

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

melaksanakan diskusi kelas. Beberapa orang siswa diberikan kesempatan untuk

mengemukakan hasil temuannya dan siswa lain menanggapinya dengan

mengajukan pertanyaan atau pendapat.

Untuk mengetahui dan memantapkan penerapan model latihan inkuiri

dalam pembelajaran, siswa dan juga guru menganalisis tahapan model latihan

inkuiri yang telah dilakukan. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk

memberikan saran terhadap penerapan model latihan inkuiri.

Pada akhir pembelajaran siswa diberikan penguatan materi terhadap

materi pembelajaran yang telah diberikan. Setelah itu, siswa diberikan postes

dengan isi soal dan alokasi waktu disamakan dengan pelaksanaan pretes.

Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh beberapa orang

observer yang terdiri dari mahasiswa pendidikan fisika dan guru mata pelajaran

fisika. Observer ini bertugas untuk mengamati dan menilai sikap ilmiah siswa

selama proses pembelajaran serta keterlakansaan model latihan inkuiri yang

dilakukan oleh guru dan siswa.

Jumlah observer pada pembelajaran ke-1 adalah 6 orang. Setiap

oberserver mengobservasi satu kelompok siswa yang terdiri dari 5 – 6 orang

siswa. Pada pembelajaran ke-2, jumlah observer hanya ada 4 orang sehingga ada

dua orang observer yang mengobservasi dua kelompok siswa. Pada pembelajaran

ke-3, jumlah observer adalah 6 orang sehingga setiap observer mengobservasi

satu kelompok siswa.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

55

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

H. Keterlakasanaan Model Latihan Inkuiri

Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses

pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan

model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru dan oleh siswa. (Lembar

observasi keterlaksanaan model oleh guru dan siswa terlapir). Observasi

dilakukan oleh observer dengan mencecklist kolom “Ya” atau “Tidak”. “Ya”

berarti tahapan model latihan inkuiri yang dilakukan oleh guru atau siswa

teramati oleh observer sedangkan “Tidak” berarti tahapan model latihan inkuiri

tidak teramati. Sebelum lembar observasi diberikan kepada para observer,

peneliti menjelaskan deskripsi pelaksanaan kegiatan penelitian agar tidak terjadi

kesalahpahaman terhadap format observasi tersebut dengan pelaksanaan

pembelajaran.

Rekapitulasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh guru berdasarkan

lembar observasi ditampilkan dalam Gambar 3.3 di bawah ini:

Gambar 3.3. Grafik Keterlaksanaan Model Latihan Inkuiri Oleh Siswa

Selama Penelitian

Keterangan:

Tahap I : Mengahadapkan siswa terhadap masalah

Tahap II : Mengumpulkan data – verifikasi

97% 100% 100%96%

25%

100% 100% 100% 100%

75%

100% 100% 100% 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

Pe

rse

nta

se

Tahapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri

Pembelajaran Ke-1 Pembelajaran Ke-2 Pembelajaran Ke-3

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

56

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Tahap III : Mengumpulkan data – eksperimen

Tahap IV : Merumuskan suatu penjelasan

Tahap V : Menganalisis proses inkuiri

Berdasarkan Gambar 3.3 tersebut terlihat bahwa pada pertemuan ke-1

keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru untuk tahap I hanya mencapai

97%, sedangkan pada tahap II dan III mencapai 100%. Namun demikian pada

saat pelaksanaan penelitian, guru (peneliti) mengalami kesulitan untuk

menerapkan tahapan awal model latihan inkuiri terutama pada tahapan ketika

siswa harus mengajukan pertanyaan yang hanya memiliki jawaban “ya” atau

“tidak”. Sehingga guru harus terus memberikan Pada tahap IV keterlaksanaan

model pembelajaran oleh guru hanya mencapai 96%. Pada tahap ini, guru belum

bisa membimbing secara maksimal semua siswa dalam menganalisis data hasil

percobaan.Tahap V tidak terlaksana dengan baik. Keterlaskanaan model

pembelajaran hanya mencapai 25%. Pada tahap ini seharusnya guru mengarahkan

siswa untuk menganalisis kegiatan inkuiri yang telah dilakukan, namun karena

keterbatasan waktu dan siswa baru mengenal tahapan latihan inkuiri jadi tahapan

latihan inkuiri hanya disebutkan oleh guru saja.

Pada pembelajaran ke-2 ketelaksanaan model pembelajaran tahap I, II, III,

dan IV mencapai 100% hanya pada tahap V yang mencapai 75%. Pada

pembelajaran ke-2 siswa sudah diajak untuk menganalisis pola – pola latihan

inkuiri yang telah dilakukan.Namun, karena keterbatasan waktu guru belum bisa

menanggapi saran siswa secara maksimal.

Pada pembelajaran ke-3 keterlaksanaan model pembelajaran untuk semua

tahapan dapat terlaksanan 100%.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

57

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

Rekapitulasi keterlaksanaan model latihan inkuiri oleh siswa berdasarkan

lembar observasi ditampilkan dalam Gambar3.4 di bawah ini:

Gambar 3.4.Grafik Keterlaksanaan Model Latihan InkuiriOleh Siswa

Selama Penelitian

Keterangan:

Tahap I : Mengahadapkan siswa terhadap masalah

Tahap II : Mengumpulkan data – verifikasi

Tahap III : Mengumpulkan data – eksperimen

Tahap IV : Merumuskan suatu penjelasan

Tahap V : Menganalisis proses inkuiri

Pada pertemuan ke-1, keterlakasanan model pembelajaran oleh siswa

pada tahap I mencapai 83%.Pada tahap ini hampir semua siswa hanya menyimak

penjelasan dari guru, siswa sangat sulit ketika diajak berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Pada tahap II, keterlaksanaan model pembelajaran mencapai

100%. Namun demikian, siswa mengalami kesulitan dalam mengajukan

pertanyaan khususnya yang hanya memiliki jawaban “ya” atau “tidak”.Sehingga

pada tahap ini banyak pertanyaan siswa yang harus diulang.Pada tahap III,

keterlaksanaan model pembelajaran mencapai 92% pada tahap ini siswa dituntut

untuk mengajukan hipotesis dan melakukan percobaan.Pada pembelajaran ke-1,

siswa masih mengalami kesulitan untuk mengajukan hipotesis.Namun, semua

siswa melaksanakan eksperimen. Pada tahap IV, keterlaksanaan model

83%

100%92% 92%

25%

100% 100% 100% 100%

25%

100% 100% 100% 100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

Per

sen

tase

Tahapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri

Pembelajaran Ke-1 Pembelajaran Ke-2 Pembelajaran Ke-3

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/9058/4/s_fis_53842_chapter3.pdf · Dipilih kelas XI – IPA SMA, dengan asumsi bahwa mereka sudah ... Telaah kurikulum

58

Endar Suhendar, 2012 Penerapan Model Pembelajaran Latihan Inkuiri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Pembelajaran Fisika Di SMA Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu

pembelajaran inkuiri oleh siswa mencapai 92%. Pada Tahap V, keterlaksanaan

model pembelajaran latihan inkuiri hanya mencapai 25%. Karena keterbatasan

waktu, siswa tidak mendapat kesempatan menganalisis tahapan inkuiri dan

memberikan saran terhadap pelaksanaan tahapan latihan inkuiri.

Pada pembelajaran ke-2, keterlaksanaan model pembelajaran tahap I, II,

III, dan IV mencapai 100%. Namun pada tahap V, keterlaksanaan model

pembelajaran latihan inkuiri hanya mencapai 25%. Siswa sudah berusaha untuk

menganalisis pola – pola latihan inkuiri, namun karena katerbatasan waktu siswa

tidak mendapatkan kesempatan untuk memberikan saran – saran terhadap

pelaksanaan model latihan inkuiri untuk pertemuan berikutnya.

Pada pembelajaran ke-3, keterlaksanaan model pembelajaran latihan

inkuiri untuk semua tahap mencapai 100%.Siswa sudah terbiasa dengan model

semua tahapan model pembelajaran.Selain itu, didukung dengan alat – alat

eksperimen yang bekerja dengan baik dan penggunaannya yang sudah dikenal

oleh siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang sudah

direncanakan.

Rekapitulasi keterlaksanaan model secara keseluruhan untuk setiap

pembelajaran ditampilkan dalam Gambar 3.5 sebagai berikut:

89%81%

97% 91%100% 100%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Oleh Guru Oleh Siswa

Pe

rse

nta

se

Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Pembelajaran Ke-1 Pembelajaran Ke-2 Pembelajaran Ke-3

Gambar 3.5. Grafik Rekapitulasi keterlaksanaan model

secara keseluruhan untuk setiap pembelajaran