bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

21
Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penggunaan metode ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan teknik probing-prompting terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMP. Penelitian kuasi eksperimen merupakan pengembangan dari penelitian eksperimen. Seperti halnya penelitian eksperimen, penelitian kuasi eksperimen juga mengamati hubungan sebab akibat variabel bebas dengan variabel terikat (Ruseffendi, 2010 : 35). Jika pada penelitian eksperimen subjek dikelompokkan secara acak dan perlakuan dimanipulasi (perlakuan dan kontrol diatur), pada metode kuasi eksperimen perlakuan sudah terjadi dan kontrol tidak sepenuhnya bisa dilakukan. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan teknik probing- prompting sebagai variabel bebas dan kemampuan koneksi matematis siswa sebagai variabel terikat. Pengambilan sampel pada penelitian kuasi eksperimen tidak dilakukan secara acak siswa, melainkan secara acak kelas. Sehingga, peneliti harus menerima kondisi kedua kelas yang akan dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Pada desain ini, pengelompokan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 2010:53). Kelompok eksperimen pada penelitian ini adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan teknik probing-prompting sedangkan kelompok kontrol pada penelitian ini adalah kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan teknik pembelajaran konvensional. Adapun desain eksperimen pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut (Ruseffendi, 2010:53):

Upload: vobao

Post on 07-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen. Penggunaan metode ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran dengan menggunakan teknik probing-prompting terhadap

peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMP. Penelitian kuasi

eksperimen merupakan pengembangan dari penelitian eksperimen. Seperti

halnya penelitian eksperimen, penelitian kuasi eksperimen juga mengamati

hubungan sebab akibat variabel bebas dengan variabel terikat (Ruseffendi,

2010 : 35). Jika pada penelitian eksperimen subjek dikelompokkan secara

acak dan perlakuan dimanipulasi (perlakuan dan kontrol diatur), pada metode

kuasi eksperimen perlakuan sudah terjadi dan kontrol tidak sepenuhnya bisa

dilakukan. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan teknik probing-

prompting sebagai variabel bebas dan kemampuan koneksi matematis siswa

sebagai variabel terikat. Pengambilan sampel pada penelitian kuasi

eksperimen tidak dilakukan secara acak siswa, melainkan secara acak kelas.

Sehingga, peneliti harus menerima kondisi kedua kelas yang akan dijadikan

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

kelompok kontrol non-ekuivalen. Pada desain ini, pengelompokan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (Ruseffendi,

2010:53). Kelompok eksperimen pada penelitian ini adalah kelompok siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan teknik probing-prompting

sedangkan kelompok kontrol pada penelitian ini adalah kelompok siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan teknik pembelajaran konvensional.

Adapun desain eksperimen pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut

(Ruseffendi, 2010:53):

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

25

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O X O

O O

Keterangan:

O = Pretes/Postes

X = Pembelajaran matematika dengan teknik Probing-Prompting

= sampel tidak dipilih secara acak

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sampel dipilih sebanyak dua kelas dari

sepuluh kelas. Dari kedua kelas tersebut, satu kelas digunakan sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Berdasarkan

informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

kelas VII memiliki karakteristik yang relatif sama. Oleh karena itu, dari

sepuluh kelas tersebut dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yang

mendapat pembelajaran matematika dengan teknik probing-prompting dan

satu kelas sebagai kelas kontrol yang mendapat pembelajaran matematika

dengan teknik pembelajaran konvensional.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan nontes:

1. Instrumen tes

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes kemampuan koneksi

matematis. Tes kemampuan koneksi matematis siswa dikembangkan

berdasarkan pada indikator koneksi matematis. Pretes yaitu tes yang

dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan koneksi matematis awal siswa. Sedangkan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

26

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

postes adalah tes yang dilaksanakan setelah diberikan perlakuan. Postes

bertujuan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa

setelah diberikan perlakuan. Pretes dan postes diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Tipe tes yang digunakan dalam penelitian

ini adalah tes tipe subjektif. Pemilihan tipe tes ini bertujuan untuk

mengungkapkan proses berpikir siswa dalam penyelesaian masalah.

Adapun pedoman pemberian skor terhadap kemampuan koneksi

matematis ini didasarkan pada panduan Holistic Scoring Rubrics.

Holistic Scoring Rubrics adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

memberikan skor terhadap respon siswa. skor ini diberi level 0,1,2,3, dan

4. Sesuai dengan pendapat Mertler (Nimpuna: 2010:25) bahwa rubrik

holistik digunakan untuk melakukan penskoran terhadap kualitas konten,

kemampuan atau pemahaman tertentu secara keseluruhan.

Tabel 3.1 Kriteria pemberian skor koneksi matematis

Skor Kriteria

4 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, diuraikan secara

lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar dan jawaban benar.

3 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, diuraikan secara

lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar tetapi jawaban tidak tepat. Atau jawaban menunjukan pemahaman

konsep yang benar, tetapi tidak diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan benar dan jawaban tepat.

2 Menunjukan pemahaman konsep yang benar, tetapi tidak

diuraikan secara lengkap, kemudian perhitungannya dilakukan dengan salah dan jawaban tidak tepat.

1 Tidak menunjukan pemahaman konsep sama sekali

0 Tidak menjawab sama sekali.

Skor maksimum untuk setiap butir soal adalah 20. Sehingga untuk 6

butir soal skor maksimum yang diperoleh siswa adalah 120.

Menurut Suherman (1990:134) untuk mendapatkan hasil evaluasi

yang baik tentunya diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula.

Alat evaluasi yang baik dapat ditinjau dari kriteria validitas, reliabilitas,

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

27

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

obyektivitas, praktikabilitas, derajat kesukaran, daya pembeda,

efektivitas opsi dan efisiensi. Karena instrumen tes yang penulis gunakan

bertipe uraian maka kriteria yang ditinjau hanya validitas, reliabilitas,

daya pembeda dan derajat kesukaran.

Sebelum instumen tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, instrumen tes dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan

diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui agar dapat terukur

validitas, realibilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen

tersebut.

a. Validitas soal

Suatu alat evaluasi disebut valid jika dapat mengevaluasi dengan

tepat apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 1990:135). Pada

penelitian ini digunakan korelasi produk moment memakai angka

kasar (raw score) dalam menentukan koefisien validitas soal. Rumus

korelasi produk moment dengan menggunakan angka kasar (raw

score) sebagai berikut:

√ )

)

Keterangan:

n : jumlah siswa

: koefisien validitas

: jumlah skor total ke i dikalikan skor setiap siswa

: jumlah total skor soal ke-i

: jumlah skor total siswa

: jumlah total skor kuadrat ke-i

: jumlah total skor kuadrat siswa

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

28

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai validitas ini perlu diuji keberatiannya, dengan perumusan

hipotesis:

: Validitas tiap butir soal tidak berarti

: Validitas tiap butir soal berarti

Dengan statistik ujinya (Sudjana, 2005:380) :

Selanjutnya dengan mengambil taraf nyata = , maka diterima

jika (

)

)

, di mana distribusi t yang digunakan

mempunyai dk = (n-2). Dalam hal lainnya ditolak.

Menurut J.P. Guilford (Suherman, 1990: 147), koefisien validitas

xyr dibagi ke dalam kategori-kategori yang disajikan pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.2 Kriteria validitias Instrumen

Koefisien Validitas Kriteria

validitas sangat tinggi (sangat baik)

validitas tinggi (baik)

validitas sedang (cukup)

validitas rendah (kurang)

validitas sangat rendah

0,00rxy tidak valid

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software anates,

maka diperoleh validitas untuk setiap butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian

No.

Soal Interpretasi

1 0,768 Validitas tinggi

2 0,821 Validitas sangat tinggi

3 0,792 Validitas sangat tinggi

4 0,839 Validitas sangat tinggi

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

29

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0,704 Validitas tinggi

6 0,788 Validitas tinggi

Berdasarkan tabel tersebut, koefisien validitas pada soal nomor 1,

2, 3, 4, 5, dan 6 adalah tinggi dan sangat tinggi. Artinya soal tersebut

mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi atau dapat

mengukur kemampuan koneksi matematis siswa.

Selanjutnya nilai validitas ini diuji keberartiannya. Dengan

mengambil = 0,05 diperoleh hasil pengujian yang disajikan pada

Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Uji Keberatian Instrumen Penelitian

No.

Soal Interpretasi

1 0,768 6,23 2,04 Validitas butir soal berarti

2 0,821 7,49 2,04 Validitas butir soal berarti

3 0,792 6,75 2,04 Validitas butir soal berarti

4 0,839 8,23 2,04 Validitas butir soal berarti

5 0,704 5,17 2,04 Validitas butir soal berarti

6 0,788 5,15 2,04 Validitas butir soal berarti

b. Reliabilitas soal

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan

sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten,

ajeg). Koefisien relibilitas soal tipe uraian dihitung dengan

menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:

2

11 21

1

i

t

snr

n s

Keterangan:

n : banyak butir soal

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

30

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: jumlah varians skor setiap soal

: varians skor total

dengan,

)

Keterangan :

: varians

: jumlah skor kuadrat setiap item

: jumlah skor setiap item

: jumlah subjek

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat

evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford

(Suherman, 1990:177) yang disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kriteria

Derajat reliabilitas sangat rendah

0,40 Derajat reliabilitas rendah

Derajat reliabilitas sedang

Derajat reliabilitas tinggi

Derajat reliabilitas sangat tinggi

Penghitungan derajat reliabilitas pada instrumen tes yang diuji

coba menggunakan software Anates diperoleh bahwa nilai derajat

reliabilitas instrumen tes kemampuan koneksi matematis sebesar 0,85.

Dengan demikian, instrumen tes evaluasi tersebut memiliki derajat

reliabilitas sangat tinggi. Artinya instrumen tes akan mendapatkan

hasil yang tetap sama (konsisten) meskipun dilakukan oleh orang,

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

31

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

waktu dan tempat yang berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi

dan kondisi.

c. Daya Pembeda soal

Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal

tersebut untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa

yang kurang pandai. Rumus untuk menentukan daya pembeda soal

tipe uraian adalah

A BX X

DPSMI

Keterangan :

DP : Daya pembeda,

AX : rata-rata skor kelompok atas untuk soal itu,

BX : rata-rata skor kelompok bawah untuk soal itu,

SMI : skor maksimal ideal (bobot).

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang benyak

digunakan (Suherman, 1990: 202) disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda Kriteria

Sangat Jelek

0,00 0,20DP Jelek

0,20 0,40DP Sedang

0,40 0,70DP Tinggi

0,70 1,00DP Sangat tinggi

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

32

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah nilai daya pembeda dari tiap butir soal tes

dengan menggunakan software Anates:

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda

No.

Soal Daya Pembeda (DP) Interpretasi

1 0,61 Tinggi

2 0,49 Tinggi

3 0,24 Sedang

4 0,52 Tinggi

5 0,70 Sangat Tinggi

6 0,96 Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel tersebut, daya pembeda untuk soal nomor 3

adalah sedang. Soal nomor 1, 2, 4, 5, dan 6 tergolong tinggi dan

sangat tinggi. Hal ini berarti jumlah siswa kelompok atas menjawab

benar lebih banyak daripada jumlah siswa kelompok bawah. Kondisi

ini mencerminkan soal tersebut bisa membedakan antara siswa yang

pandai dengan siswa yang kurang pandai.

d. Derajat/Indeks Kesukaran soal

Indeks Kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat

kesukaran suatu butir soal (Suherman, 1990:212). Bilangan tersebut

adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai 1,00. Adapun rumus

untuk menentukan indeks kesukaran soal tipe uraian yaitu :

𝐼𝐾

𝑆𝑀𝐼

Keterangan :

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

33

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IK : Indeks Kesukaran

: Rata – rata

SMI : Skor Maksimal Ideal

Klasifikasi Indeks kesukaran yang paling banyak digunakan

(Suherman, 1990:213) disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kriteria Soal

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah

IK = 1,00 soal terlalu mudah

Berikut ini adalah nilai derajat kesukaran dari tiap butir soal tes

dengan menggunakan software Anates:

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Uji Indeks Kesukaran

No.

Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,42 Sedang

2 0,72 Mudah

3 0,20 Sukar

4 0,50 Sedang

5 0,56 Sedang

6 0,52 Sedang

Adapun hasil analisis uji instrumen secara umum disajikan pada

tabel berikut:

Tabel 3.10 Data Hasil Uji Instrumen

No. Soal Validitas Daya

Pembeda

Indeks

Kesukaran Kriteria

1 0,768 0,61 Sedang Digunakan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

34

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 0,821 0,49 Mudah Digunakan

3 0,792 0,24 Sukar Digunakan

4 0,839 0,52 Sedang Digunakan

5 0,704 0,70 Sedang Digunakan

6 0,788 0,96 Sedang Digunakan

2. Instrumen Non Tes

a. Angket sikap siswa

Menurut Suherman (1990:233) sikap berkenaan dengan perasaan

(kata hati) dan manifestasinya berupa prilaku yang bersifat positif

(favorable) atau negatif (unfavorable) terhadap obyek-obyek tertentu.

Angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap

pembelajaran matematika, khususnya yang menggunakan teknik

probing-prompting. Pengolahan data hasil angket ini dilakukan

dengan menggunakan skala Likert. Siswa diminta untuk menjawab

pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan

guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini terdiri

dari dua buah lembar observasi pada setiap pertemuan yaitu lembar

observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Dalam

penelitian ini, lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk

melihat apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan

tahapan-tahapan pada pembelajaran dengan menggunakan teknik

probing-prompting. Sedangkan lembar observasi siswa digunakan

untuk melihat aktivitas dan peran siswa dalam proses pembelajaran.

c. Jurnal Harian Siswa

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

35

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, jurnal harian juga

digunakan sebagai informasi untuk melakukan perbaikan pada

pembelajaran berikutnya. Jurnal harian diberikan pada tiap akhir

pembelajaran pada setiap pembelajaran.

D. Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan

dijabarkan dalam silabus. RPP dalam penelitian ini terdiri dari dua

kompetensi dasar. Masing-masing kompetensi dasar pada RPP disusun

untuk 3 pertemuan. RPP untuk kelas eksperimen menggunakan

pembelajaran dengan teknik probing-prompting sedangkan RPP untuk

kelas kontrol menggunakan pembelajaran dengan teknik pembelajaran

konvensional.

2. Bahan Ajar (LKK)

Lembar Kerja Kelompok (LKK) adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKK memuat permasalahan-

permasalahan yang didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan koneksi siswa. LKK diberikan pada kelas

eksperimen yang menggunakan teknik probing-prompting.

E. Prosedur Penelitian

Terdapat tiga tahap dalam posedur pelaksanaan penelitian ini yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis penelitian.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

36

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan persiapan sebagai

berikut.

a. Mengidentifikasi masalah.

b. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

c. Membuat instrumen penelitian.

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

e. Konsultasi hasil uji coba instrumen

f. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan ajar penelitian.

g. Konsultasi RPP dan LKK

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian dilakukan tahapan-tahapan sebagai

berikut:

a. Mengadakan pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan awal koneksi matematis siswa.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik probing-

prompting pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol

menggunakan teknik pembelajaran konvesional dengan jumlah jam

pelajaran, pengajar dan pokok bahasan yang sama.

c. Pengisian lembar observasi pada setiap pertemuan oleh observer.

d. Memberikan jurnal harian kepada siswa pada setiap akhir pembelajaran.

e. Mengadakan postes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai

evaluasi hasil pembelajaran.

3. Tahap Analisis Penelitian

Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan analisis sebagai

berikut:

a. Mengumpulkan data hasil penelitian.

b. Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif

c. Mengolah dan menganalisis hasil data kualitatif

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

37

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Analisis Data

Setelah penelitian, diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif berasal dari pretes dan postes, sedangkan data kualitatif berasal

dari angket respon siswa, lembar observasi dan jurnal harian. Data yang telah

terkumpul perlu dilakukan pengolahan dan analisis data sehingga menjadi

lebih bermanfaat dan dapat memberikan gambaran tentang permasalahan

yang diteliti serta dapat menguji hipotesis penelitian. Berikut ini analisis data

kuantitatif dan data kualitatif.

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data

pretes dan postes. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data

kuantitatif sebagai berikut:

a. Analisis Data Pretes

Analisis tahap awal dilakukan setelah dilakukan pretes kapada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan awal koneksi matematis siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Menganalisis data tersebut digunakan

bantuan software SPSS 16.0 untuk windows, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi

yang berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang digunakan:

H0 : Data pretes kelas eksperimen dan kontrol berasal dari

populasi berdistribusi normal;

H1 : Data pretes kelas eksperimen dan kontrol berasal dari

populasi tidak berdistribusi normal.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

38

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

diterima apabila nilai Sig. 0,05

ditolak apabila nilai Sig. 0,05

Apabila dari hasil pengujian diperoleh diterima (data

berasal dari populasi berdistribusi normal), maka dilanjutkan

dengan uji homogenitas varians. Apabila dari hasil pengujian

diperoleh ditolak (data berasal dari populasi tidak berdistribusi

normal), maka pengujian dilanjutkan dengan analisis stastistika

nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data

pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian

yang homogen atau tidak.

Hipotesis yang digunakan adalah

H0 = =

(Variannya homogen)

H1 =

(Variannya tidak homogen)

dengan,

: variansi data pretes kelas kontrol

: variansi data pretes kelas eksperimen

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

diterima apabila nilai Sig. 0,05

ditolak apabila nilai Sig. 0,05

Apabila dari hasil pengujian diperoleh diterima, maka

dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji t.

Apabila dari hasil pengujian diperoleh ditolak, maka

dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji t

dengan varians tidak sama.

(3) Uji kesamaan dua rata - rata

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

39

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah

kemampuan awal koneksi matematis kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan:

H0 : μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretes kelas

kontrol dan eksperimen)

H1: μ1 μ2 (terdapat perbedaan rata-rata skor pretes kelas

kontrol dan kelas eksperimen)

Dengan,

μ1 : rata-rata skor pretes pada kelas kontrol

μ2: rata-rata skor pretes pada kelas eksperimen

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

diterima apabila nilai Sig. 0,05

ditolak apabila nilai Sig. 0,05

b. Analisis Data Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Apabila kemampuan awal koneksi matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan maka

untuk analisis selanjutnya dapat digunakan analisis terhadap hasil

postes, gain atau indeks gain. Sedangkan, apabila kemampuan awal

koneksi matematis siswa berbeda secara signifikan maka akan

digunakan analisis terhadap data indeks gain. Langkah–langkah yang

dilakukan dalam pengolahan data indeks gain adalah menentukan

indeks gain dari setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Hake (Meltzer, 1999:3) mengemukakan rumus untuk normalized gain

atau gain ternormalisasi sebagai berikut:

Indeks Gain =

Analisis dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan koneksi

matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan teknik

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

40

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

probing-prompting dan yang menggunakan teknik pembelajaran

konvensional. Tahapan analisis yang dilakukan sebagai berikut:

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada data hasil peningkatan

kemampuan koneksi matenatis siswa.

Hipotesis yang digunakan:

H0 : Data peningkatan kemampuan koneksi matenatis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi

berdistribusi normal

H1 : Data peningkatan kemampuan koneksi matenatis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi tidak

berdistribusi normal.

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

diterima apabila nilai Sig. 0,05

ditolak apabila nilai Sig. 0,05

Apabila dari hasil pengujian diperoleh diterima (data

berasal dari populasi berdistribusi normal), maka dilanjutkan

dengan uji homogenitas varians. Apabila dari hasil pengujian

diperoleh ditolak (data berasal dari populasi tidak berdistribusi

normal), maka pengujian dilanjutkan dengan analisis stastistika

nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang homogen

atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Levene’s test dengan taraf signifikansi 5%.

Hipotesis yang digunakan adalah

H0 = =

(Variannya homogen)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

41

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 =

(Variannya tidak homogen)

Dengan,

: variansi kelas kontrol

: variansi kelas eksperimen

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

diterima apabila nilai Sig. 0,05

ditolak apabila nilai Sig. 0,05

Apabila dari hasil pengujian diperoleh diterima, maka

dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji t. Apabila

dari hasil pengujian diperoleh ditolak, maka dilanjutkan dengan

uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji t dengan varians tidak

sama.

3) Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui

perbandingan pencapaian kemampuan koneksi matematis siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan:

H0 : μ1 μ2 ( rata-rata data peningkatan kemampuan koneksi

matematis kelas eksperimen sama atau tidak berbeda secara

signifikan dengan kelas kontrol)

H1 : μ1 μ2 ( rata-rata data peningkatan kemampuan koneksi

matematis kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol)

Dengan,

μ1 : rata-rata pada kelas eksperimen

μ2 : rata-rata pada kelas kontrol

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

diterima apabila

nilai Sig. 0,05

ditolak apabila

nilai Sig. 0,05

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

42

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan

koneksi matematis siswa dilakukan interpretasi data indeks gain

berdasarkan kriteria gain ternomalisasi menurut Hake (1999) yang

disajikan pada Tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11 Kriteria Gain Ternomalisasi

Indeks Gain Keterangan

Tinggi

Sedang

Rendah

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket sikap, lembar observasi, dan

jurnal harian siswa yang diberikan pada kelas eksperimen. Pengolahan

untuk masing-masing data kualitatif tersebut sebagai berikut:

a. Analisis Data Angket Sikap Siswa

Angket siswa dibuat dengan skala sikap. Pengolahan data hasil

angket ini dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Derajat

penilaian siswa terhadap suatu pernyataan terbagi ke dalam lima

kategori yang tersusun secara bertingkat, mulai dari Sangat Tidak

Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan sangat setuju (SS)

(Suherman, 1990:235). Angket disajikan dalam bentuk pertanyaan

positif dan pernyataan negatif. Setiap pilihan siswa diberikan skor

tertentu.

Pembobotan yang paling sering dipakai dalam mentrasfer skala

kualitatif ke dalam skala kuantitatif disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.12

Sistem Penilaian Angket

Pernyataan Sikap SS S N TS STS

Pernyataan Positif 5 4 3 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

43

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan skor dan penafsirannya dengan menghitung rerata

skor tersebut untuk setiap siswa pada setiap pernyataan, jika skor lebih

besar daripada 3 bersikap positif. Sebaliknya jika skor kurang dari 3

bersikap negatif. Rerata skor semakin mendekati 5, sikap siswa

semakin positif sebaliknya rerata skor sermakin mendekati 1, sikap

siswa semakin negatif.

Data disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui sebaran

frekuensi, presentase, dan skor serta mempermudah interpretasi data

dari masing-masing pernyataan. Untuk menghitung persentase data

digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

: persentase jawaban

: frekuensi jawaban

: banyaknya responden

Setelah diperoleh persentasenya, dilakukan penafsiran data

menurut kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.13 Penafsiran Hasil Angket

Persentase Tafsiran Kualitatif

0 % Tak seorangpun

1 % - 24 % Sebagian Kecil

25 % - 49 % Hampir Setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 74% Sebagian besar

75 % - 99 % Hampir Seluruhnya

100 % Seluruhnya

b. Analisis Lembar Observasi

Data yang diperoleh melalui lembar observasi dimaksudkan untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa di kelas eksperimen selama

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain …repository.upi.edu/14507/6/S_MAT_1002366_Chapter3.pdf · informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa sepuluh kelas dari

44

Nida Nuzul Fitria, 2014 Penerapan Teknik Probing-Prompting Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Smp Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut kemudian dianalisis

dan disimpulkan.

c. Analisis Jurnal Harian

Jurnal harian siswa dianalisis secara deskriptif yang diberikan

setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan teknik probing-

prompting.