bab iii metode penelitian a. lokasi, populasi, dan sampel...

17
Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Percontohan Negeri Setiabudi Bandung yang berada di Jl. Sari Rasa blok 4, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan di sekolah yang sebelumnya telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu. 2. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diselidiki karakteristiknya. Menurut Sugiyono (2011:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDPN Setiabudi Bandung sebanyak 102 siswa yang terbagi kedalam tiga kelas A, B, dan C. Berikut rincian data populasi penelitian. Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian No Nama Kelas Jumlah Siswa 1 IV A 34 2 IV B 32 3 IV C 36 3. Sampel Penelitian Sampel merupakan subjek penelitian yang akan mewakili dari seluruh populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ”.

Upload: truongdung

Post on 30-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, Dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Percontohan Negeri Setiabudi

Bandung yang berada di Jl. Sari Rasa blok 4, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan

Sukasari, Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan di sekolah yang sebelumnya

telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diselidiki karakteristiknya.

Menurut Sugiyono (2011:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat)

SDPN Setiabudi Bandung sebanyak 102 siswa yang terbagi kedalam tiga

kelas A, B, dan C. Berikut rincian data populasi penelitian.

Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian

No Nama Kelas Jumlah Siswa

1 IV A 34

2 IV B 32

3 IV C 36

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan subjek penelitian yang akan mewakili dari seluruh

populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 118), “sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

40

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya subjek penelitian

mengambil kelompok belajar yang sudah ada (intact group) untuk diberi

perlakuan tanpa pengambilan secara acak, maka penelitian menggunakan

kelompok yang sudah ada untuk dijadikan sampel penelitian.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan

cluster sampling, yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kelompok

sampel dan tidak diambil secara individu. Sampel yang digunakan dua kelas,

yaitu kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas

kontrol. Untuk penentuan jenis kelas dilakukan secara random karena pada

dasarnya dari kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki karakteristik

yang sama yakni hasil pre-test yang tidak jauh berbeda. Berikut ini rincian

sampel penelitian.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Nama Kelas Jumlah Kelompok

1 IV A 34 Eksperimen

2 IV B 32 Kontrol

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan bentuk

Quasi-experimental design. Metode kuasi eksperimen ini dimaksudkan agar tidak

mengubah kelas dan struktur yang ada dalam mengetahui pengaruh penggunaan

model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam

pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar. Model desain kuasi eksperimen

yang digunakan adalah pre-test post-test tak ekuivalen dimana menggunakan

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang ada dan homogen. Kelompok

kontrol tidak diberi perlakuan dan kelompok eksperimen diberikan perlakuan

model experiential learning.

41

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

eksperimen dengan model control group experiment yang menggunakan dua

kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini

menerapkan bentuk control group pre-test and post-test design. Berikut gambaran

struktur desain tersebut.

Tabel 3.3 Desain Penelitian Control Group Pre-test And Post-test Design

Kelompok Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan :

O1 : pengukuran kemampuan awal (sebelum diterapkan model

experiential learning)

O2 : pengukuran kemampuan akhir (sesudah diterapkan model

experiential learning)

X : penggunaan model experiential learning pada pembelajaran

tematik dalam meningkatkan kreativitas siswa.

O3 : pengukuran kemampuan awal (kelompok kontrol)

O4 : pengukuran kemampuan akhir (kelompok kontrol)

Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

penggunaan model experiential learning dan variabel terikat (Y) adalah

peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu.

Untuk melihat hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

42

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Hubungan Antar Variabel

Keterangan

XY1 : Peningkatan kreativitas siswa pada aspek kemampuan berpikir

lancar (fluency) dengan menggunakan model experiential learning

XY2 : Peningkatan kreativitas siswa pada aspek kemampuan berpikir

luwes (flexibility) dengan menggunakan model experiential

learning

XY3 : Peningkatan kreativitas siswa pada aspek kemampuan berpikir

merinci (elaboration) dengan menggunakan model experiential

learning

D. Definisi Operasional

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Model Experiential

Learning (X)

Peningkatan

Kreativitas

siswa (Y)

Aspek kemampuan

berpikir lancar

(Fluency) (Y1)

XY1

Aspek kemampuan

berpikir luwes

(Flexibility) (Y2)

XY2

Aspek Kemampuan

berpikir merinci

(Elaboration) (Y3)

XY3

43

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini memiliki beberapa istilah yang berkaitan dalam judul

penelitian. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan

agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka akan didefinisikan sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Experiential Learning

Model pembelajaran experiential learning dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran berbasis pengalaman yang akan diterapkan dalam

pembelajaran kelas IV di SDPN Setiabudi Bandung. Siswa diarahkan

kedalam proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk membangun

pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman nyata secara langsung.

Pengetahuan terkonstruksi melalui transformasi pengalaman. Terdapat empat

tahapan dalam model pembelajaran experiential learning, yaitu pengalaman

nyata, penggunaan reflektif, konseptualisasi abstrak, dan percobaan aktif.

2. Kreativitas Siswa

Kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini peningkatan kreativitas

berpikir terhadap siswa kelas IV SDPN Setiabudi Bandung, dimana mereka

mengonstruksi pengetahuan yang didapatnya melalui pemikiran yang kreatif

(divergen). Peningkatan kreativitas diukur melalui aspek ciri-ciri kreativitas

yaitu kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, dan elaborasi.

3. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu merupakan model pembelajaran yang

diterapakan pada kurikulum 2013 di sekolah dasar. Dalam pembelajaran

tematik di sekolah mata pelajaran yang diterapkan terintegrasi secara tematik

dengan tujuan menjadikan pembelajaran yang bermakna pada siswa. Pada

Penelitian ini model experiential learning akan diterapkan pada pembelajaran

tematik terpadu.

E. Instrumen Penelitian

44

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data dan untuk

mengukur peningkatan kreativitas siswa. Sebelum digunakan instrumen dilakukan

uji coba terlebih dahulu untuk mengukur tingkat validitas, reliabilitas, dan tingkat

kesukaran butir soal instrumen. Instrumen penelitian ini menggunakan jenis

instrumen berupa tes berbentuk uraian (essay). Tes diberikan berupa soal pre-test

dan soal post-test. Soal tes diberikan pada kelas ekperimen dan kelas kontrol yang

digunakan untuk mengukur peningkatan kreativitas berpikir siswa pada

pembelajaran tematik.

Adapun proses pengembangan instrumen melalui tahapan-tahapan pengujian

sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Menurut Arifin (2011: 245), “validitas adalah suatu derajat ketepatan

instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-

betul tepat untuk mengukur apa yang diukur.” Untuk mengetahui tingkat

validitas suatu instrumen dalam penelitian ini, dapat digunakan uji statistik

yakni teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson,

adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product

moment adalah sebagai berikut:

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

(Arifin, 2009: 254)

Keterangan :

rxy =Koefisien korelasi yang dicari

∑XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

∑Y = Skor responden

45

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑X = Skor item tes

(∑X2) = Kuadrat skor item tes

(∑Y2) = Kuadrat responden

Untuk memberikan penafsiran tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka

dapat berpedoman pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Acuan Validitas Soal

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,81 – 1,00 Sangat rendah

0,61 – 0.80 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

0,21 – 0,40 Kuat

0,00 – 0,20 Sangat kuat

(Arifin, 2009: 257)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menurut Arifin (2011: 248) adalah “derajat konsistensi

instrumen yang bersangkutan.” Penggunaan reabilitas adalah untuk melihat

konsistensi soal dalam mengukur responden sebenarnya. Uji reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Bronwn teknik split half.

Adapun rumus Spearman Brown adalah:

2.1

2.1

)1(1

2

rn

rrnn

( Arifin, 2011:249)

Keterangan:

rnn= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

46

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r12= koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes = 2 x2

1

Sebagai ukuran koefisiensi reliabilitas, digunakan klasifikasi sebagai

berikut (Arikunto, 2010: 319) :

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,81 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,61 – 0,80 Reliabilitas tinggi

0,41 – 0,60 Reliabilitas cukup

0, 21 – 0,40 Reliabilitas rendah

0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah

3. Tingkat Kesukaran Soal

Perhitungan tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengukur seberapa

besar derajat kesukaran soal apakah soal tergolong mudah atau sulit. Arifin

(2009: 266) “jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang

(proposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik”. Untuk

menghitung tingkat kesukaran soal menurut Arifin (2009: 135) dapat dihitung

dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung rata-rata skor untuk setiap butir soal dengan rumus :

b. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus :

47

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Membandingkan tingkat kesukaran soal dengan kriteria berikut :

0,00 – 0,30 = sukar

0,31 – 0,70 = sedang

0,071 – 1,00 = mudah

d. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan membandingkan

koefisien tingkat kesukaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan setelah intrumen penelitian dilakukan

pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah-langkah dalam memperoleh data penelitian. Teknik yang dilakukan

dalam penelitian dengan memberikan tes. Tes yang diberikan dalam penelitian ini

berbentuk uraian (essay) untuk memperoleh data tentang peningkatan kreativitas

berpikir siswa baik sebelum dilakukan tindakan maupun setelah dilakukan

tindakan (pre-test dan post-test).

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dilapangan melalui instrumen penelitian,

selanjutnya dianalisis, dengan tujuan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan

penelitian dan menguji hipotesis apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima

atau ditolak. Untuk data proses penerapan model experiential learning dilakukan

proses kuantifikasi data sebagai pengukuran seberapa pengaruh proses model

experiential learning yang diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu.

Adapun ukuran koefisiensi pengaruh penerapan model pembelajaran, digunakan

klasifikasi melalui skor yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.7 Koefisien Pengaruh Penerapan Model Experiential Learning

48

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor Interpretasi

1 Model experiential learning sangat kurang

diterapkan untuk meningkatkan kreativitas berpikir

siswa dalam pembelajaran tematik terpadu.

2 Model experiential learning kurang diterapkan

untuk meningkatkan kreativitas berpikir siswa

dalam pembelajaran tematik terpadu

3 Model experiential learning baik diterapkan untuk

meningkatkan kreativitas berpikir siswa dalam

pembelajaran tematik terpadu

4 Model experiential learning sangat baik diterapkan

untuk meningkatkan kreativitas berpikir siswa

dalam pembelajaran tematik terpadu

Data yang didapkan di lapangan untuk mengetahui peningkatan kreativitas

siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan model experiential

learning, dilakukan analisis data melalui perhitungan statistik. Adapun langkah

perhitungannya sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu cara untuk memeriksa keabsahan atau

normalitas sampel. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan

bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian

normalitas dalam penelitian ini menggunakan program pengolahan data

SPSS ver.16 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan

uji normalitas kolmogorov smirnov. Kriteria pengujiannya, jika nilai

signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai

signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal.

49

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui data sampel berasal

dari populasi yang memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Teknik

pengujian pada penelitian ini menggunakan program pengolahan data SPSS

ver.16 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan uji

homogenitas levene’s test. Kriteria pengujiannya, jika nilai signifikansi < 0,05

maka data berasal dari populasi yang tidak mempunyai variansi yang tidak

sama, sedangkan jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berasal dari

populasi yang mempunyai variansi yang sama (homogen).

3. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui kebenaran dari suatu hipotesis baik penolakan

maupun penerimaan suatu hipotesis, maka dilakukan uji hipotesis. Secara

teknik pegujiannya dilakukan menggunakan program pengolahan data SPSS

ver.16 for windows (Statistical Product and Service Solution) dengan

menggunakan uji signifikansi perbedaan rata-rata (compare means) dengan

analisis data Independent Samples T-Test atau uji t independen. Berikut

rumus uji-t independen :

(Sugiyono, 2008:138)

Keterangan :

t : nilai t yang dihitung

50

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X1 : rata-rata data kelompok eksperimen

X2 : rata-rata data kelompok kontrol

S1 : varians data kelompok eksperimen

S2 : varians data kelompok kontrol

n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol

H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba tes atau instrumen dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui

tingkat validitas, reliabilitas, dan indeks per butir soal seperti tingkat kesukaran

soal. Hasil uji coba soal ini menunjukan kualitas soal yang akan diberikan saat

penelitian di lapangan. Pengujian dilakukan terhadap siswa dalam satu populasi

tetapi di luar sampel sebanyak 36 siswa. Soal uji coba pada penelitian ini terdiri

dari 12 soal uraian berkaitan dengan aspek kreativias berpikir. Adapun data

pengolahan perhitungan uji validitas, uji reliabilitas dan uji tingkat kesukaran soal

terlampir dalam lampiran A.6. Berikut ini hasil uji coba didapatkan data validitas

butir soal, reliabilitas soal, dan tingkat kesukaran soal.

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba instrumen berikut adalah

hasil uji validitas dan tingkat signifikansinya :

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen

r Kriteria thitung ttabel Keterangan

51

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,549 Sedang 3,81 1,697 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar

0,549 dan thitung sebesar 3,81 serta ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = 36-2

= 34 dengan α = 0,05 (5%) pada taraf kepercayaan 95 % sehingga didapatkan

ttabel sebesar 1,697. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa uji

signifikansi alat pengumpul data atau instrumen tes dinyatakan valid secara

signifikan karena thitung > ttabel.

Adapun validitas tiap butir soal dari hasil pengolahan dan perhitungan uji

coba instrumen ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal

No. soal r hitung r tabel Keterangan

1 0.3506 0,329 Valid

2 0.37774 0,329 Valid

3 0.61531 0,329 Valid

4 0.56434 0,329 Valid

5 0.15474 0,329 Tidak Valid

6 0.35428 0,329 Valid

7 0.6452 0,329 Valid

8 0.44601 0,329 Valid

9 0.39885 0,329 Valid

10 0.35901 0,329 Valid

11 0.34765 0,329 Valid

12 0.12858 0,329 Tidak Valid

52

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap butir soal dinyatakan valid jika nilai signifikansi rhitung > rtabel.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai rtabel = 0,329 dari jumlah siswa

sebanyak (N) 36 orang. Dari perhitungan 12 soal uji coba diperoleh hasil 10

soal valid dan 2 soal tidak valid, yaitu soal nomor 5 dan 12. Soal yang tidak

valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian dan 10 soal yang valid akan

digunakan dalam penelitian sebagai alat ukur kemampuan berpikir kreatif

siswa aspek fluency, flexibility, dan elaboration pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

split half dari Spearman Brown yang kemudian dilakukan uji tingkat

signifikansinya, maka diperoleh data pada tabel berikut :

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas

r hitung r tabel Interpretasi

0,71 0,329 Reliabel

Instrumen tes dinyatakan reliabel jika nilai signifikansi rhitung > rtabel.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai rhitung sebesar 0,71 dengan jumlah N

= 36 didapatkan rtabel sebesar 0,329. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji

signifikansi alat instrumen adalah reliabel.

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dari tiap butir soal yang

digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukan pengujian ditujukan pada

tabel berikut.

Tabel 3.11 Tingkat Kesukaran Soal

53

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor Soal Kategori Soal

1 Mudah

2 Mudah

3 Sedang

4 Sedang

5 Sedang

6 Sedang

7 Sedang

8 Sedang

9 Sedang

10 Sedang

11 Sedang

12 Sedang

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini dilakukan kedalam tiga tahapan, yaitu

sebagai berikut :

1. Tahap Perancangan Penelitian

a. Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan

melakukan studi pustaka berasal dari beberapa literatur seperti jurnal,

artikel, buku-buku referensi, skripsi, tesis, dan sebagainnya.

b. Melakukan studi pendahuluan dengan mengunjungi tempat yang akan

dijadikan sebagai tempat penelitian. Peneliti melakukan studi

pendahuluan melalui observasi ke SDPN Setiabudi bandung dan

memperoleh informasi terkait pelaksanaan kurikulum 2013,

54

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan pembelajaran tematik serta kondisi kelas dan

pembelajaran.

c. Merumuskan masalah dengan melakukan indentifikasi masalah,

melakukan perumusan judul, dan merancang desain penelitian sesuai

dengan masalah dan tujuan yang akan diteliti.

d. Merumuskan hipotesis.

e. Memilih metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode

kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan menentukan

variabel penelitian, yaitu penerapan model experiential learning dan

peningkatan kreativitas siswa.

f. Menentukan, menyusun dan mengembangkan instrumen. Adapun

data-data pengembangan instrumen penelitian terlampir dalam

lampiran A.1- A.5.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperiemen

menggunakan kelas IV A dan kelas kontrol menggunakan kela IV B.

b. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test.

c. Melakukan treatment pembelajaran, yaitu penerapan model

experiential learning pada kelas eksperimen melalui empat tahapan

model yaitu concrete experience, reflective observation, abstract

conceptualization , dan active experimentation. Treatment dilakukan

berdasarkan RPP yang telah dibuat (terlampir dalam lampiran A.7).

55

Irma Afriyanti, 2015 Pengaruh penggunaan model experiential learning terhadap peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pembelajaran tematik di kelas kontrol melalui penggunaan model

pembelajaran konvensional.

e. Dilakukan kegiatan post-test terhadap kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Melakukan pengolahan data hasil pre-test dan post-test.

b. Menganalisis data yang telah diolah.

c. Menarik kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis.

d. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi berdasarkan

penulisan karya tulis ilmiah.