11_layout juknis bl percontohan keaksaraan usaha mandiri (ok)

63

Upload: ledo

Post on 03-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

reeeee77777777777777777777777

TRANSCRIPT

Petunjuk Teknis Bantuan Langsung Percontohan Program KUM36

37Petunjuk Teknis Bantuan Langsung Percontohan Program KUM

Pendidikan Kewirausahaan Masyarakati

KATA SAMBUTANDirektur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

Program pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal dan Informal tahun 2011 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) adalah Program PAUD, Program Kursus dan Pelatihan, Program Pendidikan Masyarakat, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI.Program-program PAUDNI dikembangkan dalam rangka menuju visi Kementerian Pendidikan Nasional 2025 yakni menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif. Visi tersebut mengandung makna bahwa insan Indonesia memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan sosial, kecerdasan intelektual dan kecerdasan kinestetis.Guna mencapai visi secara efektif maka program-program PAUDNI yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat berupaya untuk memberikan pelayanan prima pendidikan agar tersedia secara merata, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan masyarakat dan dunia kerja, setara bagi seluruh warga negara serta berupaya memberikan kepastian bagi warga negara mengenyam pendidikan sebagai hak warga negara Indonesia.Program PAUDNI dilaksanakan oleh satuan-satuan pendidikan nonformal dan informal antara lain Lembaga Kursus, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Kelompok Belajar, dan Satuan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) sejenis serta oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Pemerataan dan perluasan akses layanan PAUDNI diselenggarakan oleh lembaga non UPT sedangkan pelaksanaan program PAUDNI dalam rangka percontohan dan/atau pengembangan dilaksanakan oleh UPT dan/atau satuan pendidikan tertentu yang memiliki sumber daya pendidikan memadai.Khususnya penyelenggaraan program PAUDNI dalam rangka percontohan dan pengembangan, dukungan pembiayaan program disalurkan lewat Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI) dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.Percontohan program PAUDNI dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan acuan penyelengaraan program PAUDNI yang berstandar dan bermutu, rujukan program PAUDNI berdasarkan karakteristik wilayah dan sosial budaya masyarakat, pusat magang, pelatihan dan penelitian. Percontohan program PAUDNI tersebut merupakan langkah menuju terpenuhinya amanah PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.UPT yang menyelenggarakan program PAUDNI dengan arah sebagai percontohan dapat melaksanakan program berbasis hasil pengembangan model, hasil kajian, replikasi program terbaik di lapangan yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri dan/atau produk kebijakan strategis dengan prosedur serta pola pembiayaan yang tidak harus sama dengan program-program PAUDNI yang dibiayai dari sumber dana dekonsentrasi. Saya menyambut baik penerbitan Petunjuk Teknis Percontohan Program PAUDNI dan mengharapkan melalui petunjuk teknis ini dapat menjamin penyelenggaraan percontohan program PAUDNI yang diselenggarakan oleh UPT dan/atau satuan pendidikan tertentu dapat tercapai secara efektif, efisien, dan produktif serta memberikan acuan kepada pihak-pihak terkait perlu. Kepada semua pihak yang memiliki kepedulian dan telah berkontribusi untuk membangun program PAUDNI menuju pelayanan prima disampaikan terimakasih.

Jakarta, Mei 2011Plt. Direktur Jenderal PAUDNI

Hamid Muhammad, Ph.D.NIP. 19590512 198311 1 001

KATA PENGANTARDirektur Pembinaan Pendidikan MasyarakatDirektorat Jenderal PAUDNI

Pelayanan Pendidikan Masyarakat tahun 2011 diarahkan kepada 1) penguatan program pendidikan keaksaraan yang mampu meningkatkan kompetensi keaksaraan dasar dan pasca keaksaraan, 2) mendorong terbentuknya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui peningkatan keberaksaraan dan budaya baca masyarakat melalui penyediaan taman bacaan masyarakat, 3) Meningkatkan layanan pendidikan pemberdayaan perempuan dan partisipasi perempuan, 4) menumbuhkembangkan pendidikan yang berkesetaraan gender, 5) meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan PAUDNI yang menyelenggarakan program-program pendidikan masyarakat.Program Pendidikan Masyarakat di atas dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal dan informal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan SKB, serta satuan pendidikan Sejenis lainnya. Pembiayaan penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat melalui Direktorat Jenderal PAUDNI dapat diperoleh dari dana dekonsentrasi yang ada di Dinas Pendidikan Propinsi dan dana percontohan program PAUDNI yang ada di Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan informal (P2PNFI) atau Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) di wilayah regional masing-masing. Program Pendidikan Masyarakat yang dibiayai oleh UPT tersebut adalah Pendidikan Keaksaraan Dasar dan Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri.Guna meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas penyelenggaraan percontohan program Pendidikan Masyarakat maka perlu diterbitkan Petunjuk Teknis Percontohan Program Pendidikan Masyarakat. Petunjuk ini dapat dipergunakan mulai saat koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pengendalian.

Jakarta, Mei 2011Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

R. Ella Yulaelawati R, MA, Ph.DNIP. 195703041983031015

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTANKATA PENGAMNTARDAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang1B. Dasar5C. Tujuan7D. Penjelasan Istilah7

BAB IIPERCONTOHAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)A. Definisi9B. Tujuan Program10C. Tingkatan Percontohan Program10D. Kriteria Percontohan15

BAB IIIPENYELENGGARAAN PERCONTOHAN PROGRAM KUMA. Komponen Penyelenggaraan17B. Strategi Pelaksanaan23

BAB IVKRITERIA KEBERHASILANA. Kelembagaan27B. Pembelajaran27C. Jaringan Kemitraan30D. Hasil Pelaksanaan Program30

BAB VPENGAJUAN DAN SELEKSI PROPOSALA. Penyusunan Proposal31B. Mekanisme Pengajuan Proposal 31

BAB VIPENGENDALIAN MUTU PROGRAMA. Monitoring dan Evaluasi 33B. Pelaporan33

BAB VIIPENUTUP35

1

Petunjuk Teknis Bantuan Langsung Percontohan Program KUM

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Indonesia tergolong rendah. Untuk menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu negara, United Nations Development Program (UNDP) menetapkan angka melek aksara sebagai salah satu variabel dari indeks pendidikan, di samping rata-rata lama sekolah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengurangi jumlah penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas melalui program pendidikan keaksaraan. Posisi urutan HDI Indonesia pada tahun 2010 ada pada urutan 109. Walau naik dua peringkat dari tahun sebelumnya, namun secara nyata Indonesia masih termasuk salah satu negara dengan kategori tingkat buta aksara yang cukup tinggi. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, penderita buta aksara berjumlah 15,4 juta, dengan perbandingan laki-laki 5,8% dan perempuan 12,3%. Setahun kemudian (tahun 2008), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), menyebutkan jumlah penderita buta aksara mencapai 10,1 juta orang. Menurut Depdiknas, tahun 2008 memang ada sedikit penurunan penderita buta aksara sebanyak 1,7 juta orang, jika dibandingkan dengan tahun 2007 (11,8 juta orang).Data mutakhir yang dirilis Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas, 2010), angka penyandang buta aksara saat ini mencapai 8,4 juta jiwa. Sekitar 65% atau 5,46 juta jiwa di antaranya adalah kaum perempuan dengan usia rata-rata di atas 40 tahun. Jika dilihat dari grafik penyebaran penyandang buta aksara, perbedaan antara desa dan kota amat mencolok. Di kawasan perkotaan, jumlah penderita buta aksara hanya sekitar 4,9%. Sementara di daerah perdesaan, jumlahnya bisa mencapai lebih dari 12,2%. Dari grafik penyebaran itu bisa ditarik kesimpulan bahwa sampai saat ini desa masih tetap menjadi penyumbang utama jumlah penderita buta aksara.Fakta lain menunjukkan, bahwa sebagian warga negara Indonesia penyandang buta aksara masih berada di bawah garis kemiskinan, dengan kemampuan perekonomian yang rendah. Karena kebutaaksaraannya mereka mengalami hambatan dalam mengakses informasi dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya, sehingga mereka sulit beradaptasi dan berkompetisi dalam situasi yang selalu berubah dan makin kompetitif. Akibat selanjutnya masyarakat pasca pendidikan keaksaraan dasar pada umumnya sulit keluar dari jerat kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu, setiap warga masyarakat pascapendidikan keaksaraan dasar perlu memiliki kesempatan untuk memelihara dan mengembangkan kemampuan keaksaraan yang fungsional bagi peningkatan kualitas diri dan kehidupannya. Dengan kata lain, setiap warga masyarakat perlu memiliki kompetensi keaksaraan tertentu yang dapat membantu dirinya untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Sejalan dengan itu dikembangkan program Keaksaraan Usaha Mandiri (yang selanjutnya disingkat dengan KUM), yang tujuan utamanya adalah meningkatkan keberdayaan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas melalui peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta berusaha secara mandiri.Salah satu aspek penting dan sering menjadi masalah mengemuka dalam pendidikan keaksaraan, adalah aspek pembelajaran. Aktivitas pembelajaran bukan sekedar penyampaian dan penerimaan informasi, melainkan juga memberikan pengalaman belajar yang mampu mendukung proses transformasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar. Dalam pendidikan keaksaraan, pembelajaran yang efektif terjadi apabila rangsangan yang diberikan oleh tutor menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada warga belajar sesuai dengan yang diharapkan. Perkembangan pemberantasan buta aksara melalui pendidikan keaksaraan saat ini masih dihadapkan pada berbagai masalah, di antaranya:1. Terkait dengan hasil pembelajaran belum menunjukkan tahapan proses perlakuan (treatment) yang dilakukan secara sekuensial (beruntun) berdasarkan tuntutan kebutuhan isi pembelajaran fungsional dengan kehidupan sehari-hari warga belajar yang terukur dan standar.2. Warga belajar belum mampu memanfaatkan kecakapan keaksaraannya setelah program pembelajaran selesai sehingga ada kecenderungan mereka menjadi buta aksara kembali.3. Pemeliharaan tingkat keaksaraan warga belajar belum optimal karena keterbatasan dana, sarana, prasarana dan sebagainya, sehingga hasil yang dicapai belum maksimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk itu, pemerintah saat ini telah menyusun beberapa strategi dalam upaya pemberantasan buta aksara, antara lain dengan menggalang kerja sama dengan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga pendidikan formal dan informal, Perguruan Tinggi, BPKB, SKB dan sebagainya dari berbagai tingkatan daerah. Di samping itu berbagai inovasi telah dikembangkan pembelajaran seperti model pendekatan bahasa ibu, transaksional, tutor sekeluarga, baca tulis terpadu. Dilakukan pula pendataan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai jumlah penderita buta aksara ditiap daerah. Di samping melalui kerja sama dengan BPS, juga dengan pendataan by name (atas nama) dengan melibatkan RT melalui cara penyisiran.Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA) yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan GNPPWB/PBA, maka untuk memperluas akses penyelenggaraan dan peningkatan kualitas layanan program pemberantasan buta aksara pada tahun 2011, Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional memberikan berbagai bantuan penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan termasuk bantuan operasional keaksaraan, keaksaraan keluarga, keaksaraan usaha mandiri, program pendidikan pemberdayaan perempuan, program pengembangan budaya baca, dan pendidikan keluarga berwawasan gender. Terkait program KUM, walau sudah berjalan sejak tahun 2009, sampai saat ini masih belum ada rujukan percontohan program di masyarakat. Program yang dilaksanakan masih berkutat pada penyelenggaraan yang masih jauh dari standar mutu. Hal ini berakibat pada target pencapaian keberhasilan program yang masih belum maksimal. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran perlu adanya percontohan program KUM pada tahun 2011.Adanya bantuan langsung percontohan program KUM merupakan bentuk dukungan pemerintah untuk meningkatkan pemberdayaan dan taraf hidup masyarakat. Bantuan ini dapat diakses oleh para penyelenggara pendidikan keaksaraan yang memenuhi persyaratan. KUM merupakan upaya penguatan keberaksaraan melalui pembelajaran keterampilan/usaha yang dapat meningkatkan penghasilan dan produktivitas seseorang atau kelompok.Agar para penyelenggara program pendidikan keaksaraan dapat memperoleh bantuan langsung percontohan program KUM sesuai dengan peraturan yang ditetapkan maka disusunlah Petunjuk Teknis Bantuan Langsung Percontohan Program Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) Tahun 2011.

B. Dasar1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA).5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Acuan Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA).6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2006 tentang Bantuan untuk Lembaga Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan.7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 43 Tahun 2007 tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2007 tentang Alokasi, Klasifikasi, Mekanisme Belanja, dan Pertanggungjawaban Anggaran Belanja.9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal.10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pemberian Bantuan Kepada Lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal.11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal.13. Komitmen Internasional:a. Konvensi internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (the Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women -CEDAW). b. Deklarasi dunia tahun 1997 tentang pendidikan orang dewasa atau CONFINTEA V, Adult Education, the Hamburg Declaration-the Agenda for the Future. c. Kerangka Aksi Dakar Pendidikan untuk Semua-PUS (The Dakar Framework for Action on Education for All).d. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs).e. Dasawarsa Keaksaraan PBB (United Nations Literacy Decade) 2003-2015.f. Dasawarsa Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations Decade of Education for Sustainable Development) 2004-2014.14. Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal tahun 2011.15. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Tahun 2011.

C. Tujuan Petunjuk teknis percontohan program keaksaraan usaha mandiri disusun untuk memberikan acuan bagi penyelenggara percontohan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) tahun 2011.

D. Penjelasan Istilah1. Keaksaraan Usaha Mandiri adalah kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan melalui pembelajaran keterampilan usaha yang dapat meningkatkan produktivitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi warga belajar yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar.2. Bantuan Langsung Percontohan Program merupakan dana bantuan yang diberikan kepada lembaga PNF terutama pada UPTD BPKB/SKB yang dinilai layak dan memiliki potensi untuk membuat percontohan program yang sesuai dengan kondisi daerah dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan Keaksaraan Usaha Mandiri.

3.

BAB IIPERCONTOHAN PROGRAMKEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

A. Definisi Pengertian percontohan dalam petunjuk teknis ini dibatasi pada suatu kegiatan/program yang mempunyai keunggulan dalam pelaksanaannya, dan menghasilkan suatu dampak positif terhadap sasaran pelaksanaan program tersebut. Keunggulannya, dapat dilihat dari adanya pola atau strategi yang kreatif dan inovatif, yang dipergunakan oleh pelaksana program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya keunggulan tersebut, maka program itu, bisa/memungkinkan untuk dijadikan sebuah role mode (contoh ideal) bagi pelaksanaan program sejenis. Dengan kata lain, program percontohan dapat dijadikan sebagai sebuah acuan yang dapat direflikasikan pelaksanaannya, di luar lokasi yang menjadi daerah/ kelompok percontohan.Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri adalah kegiatan peningkatan kemampuan keberaksaraan melalui pembelajaran keterampilan usaha yang dapat meningkatkan produktivitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi warga belajar yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri.Program pendidikan keaksaraan usaha mandiri bertujuan untuk: 1) meningkatkan kemampuan usaha mandiri untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki warga belajar, 2) meningkatkan keberdayaan warga belajar melalui peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan berusaha secara mandiri, 3) memelihara dan mengembangkan keberaksaraan warga belajar yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi keaksaraan dasar.

B. Tujuan ProgramTujuan dilaksanakannya Percontohan Program KUM, antara lain:1. Meningkatkan kemampuan usaha mandiri untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki warga belajar. 2. Meningkatkan keberdayaan warga belajar melalui peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan berusaha secara mandiri.3. Memelihara dan mengembangkan keberaksaraan warga belajar yang telah mengikuti dan/atau mencapai kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri.4. Memberikan percontohan nyata dalam penyelenggaraan pendidikan keaksaraan usaha mandiri bagi penyelenggara lain.5. Menumbuhkan/merintis kelompok-kelompok belajar pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri, yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu. Baik, keunggulan dari segi penyelenggaraan program, maupun keunggulan dalam pelaksanaannya pembelajarannya. 6. Menciptakan lembaga PNF/kelompok belajar (Kejar) yang mempunyai kemampuan untuk mengoptimalkan potensi daerah/ kewilayahan dalam pelaksanaan program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri.

C. Tingkatan Percontohan Program Tingkatan percontohan program KUM, adalah:1. Rintisan, pada tahap ini pengelola Kejar/Lembaga PNF merintis program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri yang disesuaikan kriterianya dengan kriteria yang terdapat pada petunjuk teknis ini. Namun, pada kegiatan ini juga dapat dilakukan revitalisasi kelompok-kelompok belajar yang sudah terbentuk, kemudian di analisis kelemahannya, baik dari segi manajemen maupun SDM dan dilakukan penguatan-penguatan terhadap aspek-aspek yang menjadi titik lemahnya, sehingga pada akhirnya dapat terbentuk kelompok belajar yang mempunyai karakter dan keunggulan tersendiri.2. Konsolidasi, pada tahap ini dilaksanakan kegiatan untuk memetakan unsur-unsur kompeten yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program. Baik yang berasal dari unsur pemerintah, maupun masyarakat. Setelah diketahui unsur yang terlibat dalam pelaksanan program, maka dilakukan kegiatan penentuan program-program/ kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk menciptakan suatu program pendidikan keaksaraan yang bisa dijadikan percontohan; 3. Pengembangan, pada tahap ini dilaksanakan program-program/ kegiatan-kegiatan yang kreatif dan inovatif, baik pada menajemen program, penyelenggaraan program, maupun pada pengelolaan pembelajarannya. Pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan dengan pola-pola atau strategi-strategi tertentu, yang dipandang sebagai suatu keunggulan dari penyelenggaraan pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri; 4. Percontohan, pada tahap ini lembaga PNF penyelenggara program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri atau Kejar, sudah bermetamorfosa menjadi sebuah lembaga/Kejar yang mempunyai kegiatan-kegiatan/program-program yang kreatif dan inovatif, serta telah menghasilkan lulusan yang berkualitas, sehinga layak untuk dijadikan sebagai acuan/contoh yang baik bagi lembaga lain yang ingin menyelenggarakan program KUM.

Tingkatan percontohan program di atas dapat digambarkan dalam tabel berikut:NoKomponenKegiatan

1Rintisan1. Penyusunan desain revitalisasi kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, dan percontohan program KUM (4-5 tahun)

2. Orientasi desain di lingkungan internal lembaga

3. Penetapan tim kerja

4. Penetapan lokasi (labsite) percontohan (desa/kelurahan dan kecamatan)

5. Penetapan lingkup terbatas (desa/kelurahan dan kecamatan)

6. Penetapan program KUM unggulan

7. Penyusunan proposal

8. Mobilisasi tim pelaksana

9. Orientasi/ simulasi lapangan atau lokasi

10. Rekruitmen warga belajar, pendidik dan tenaga kependidikan, dan potensi penyelenggaraan KUM di lokasi

11. Pelatihan PTK dan penyuluhan awal program kepada warga belajar

12. Pengadaan perangkat pembelajaran

13. Pelaksanaan pembelajaran

14. Pemantauan, penilaian, dan pembinaan pembelajaran dan penyelenggaraan program perintisan

15. Pelaporan

16. Penilaian penyelenggaraan program revitalisasi dan penetapan rencana tindak lanjut program

17. Penyusunan success strory dan draft percontohan program KUM

2Pemantapan (Konsolidasi)18. Sosialisasi dan potensi desain revitalisasi berikut success story di lingkungan disdik dan pemda (terutama DPRD, BAPPEDA, dinas terkait) dan identifikasi masukan potensi program

19. Identifikasi masukan potensi program

20. Revisi desain revitalisasi

21. Pendataan skala kabupaten/kota (terutama kecamatan dan desa/kelurahan lokasi percontohan)

22. Penetapan program KUM unggulan

23. Penyusunan proposal

24. Mobilisasi tim pelaksana

25. Orientasi/ simulasi lapangan atau lokasi

26. Rekruitmen warga belajar, pendidik dan tenaga kependidikan, dan potensi penyelenggaraan KUM di lokasi

27. Pelatihan PTK dan penyuluhan awal program kepada warga belajar

28. Pengadaan perangkat pembelajaran

29. Pelaksanaan pembelajaran

30. Pemantauan, penilaian, dan pembinaan pembelajaran dan penyelenggaraan program perintisan

31. Pelaporan

32. Penilaian penyelenggaraan program revitalisasi dan penetapan rencana tindak lanjut program

33. Penyusunan success strory dan draft percontohan program KUM

3Pengembangan34. Pemantapan sosialisasi dan potensi desain revitalisasi berikut success story di lingkungan disdik dan pemda (terutama DPRD, BAPPEDA, dinas terkait) dan identifikasi masukan potensi program

35. Pemantapan identifikasi masukan potensi program

36. Pemutakhiran data, dan pendataan pada lokasi pengembangan (perluasan lokasi

37. Penetapan program KUM unggulan

38. Penyusunan proposal

39. Mobilisasi tim pelaksana

40. Orientasi/ simulasi lapangan atau lokasi

41. Rekruitmen warga belajar, pendidik dan tenaga kependidikan, dan potensi penyelenggaraan KUM di lokasi

42. Pelatihan PTK dan penyuluhan awal program kepada warga belajar

43. Pengadaan perangkat pembelajaran

44. Pelaksanaan pembelajaran

45. Pemantauan, penilaian, dan pembinaan pembelajaran dan penyelenggaraan program perintisan

46. Pelaporan

47. Penilaian penyelenggaraan program revitalisasi dan penetapan rencana tindak lanjut program

48. Penyusunan success strory dan draft percontohan program KUM

4Percontohan49. Pemantapan sosialisasi dan potensi desain revitalisasi berikut success story di lingkungan disdik dan pemda (terutama DPRD, BAPPEDA, dinas terkait) dan identifikasi masukan potensi program

50. Pemantapan identifikasi masukan potensi program

51. Pengembangan identifikasi masukan potensi program

52. Penetapan program KUM unggulan

53. Penyusunan proposal

54. Mobilisasi tim pelaksana

55. Orientasi/ simulasi lapangan atau lokasi

56. Rekruitmen warga belajar, pendidik dan tenaga kependidikan, dan potensi penyelenggaraan KUM di lokasi

57. Pelatihan PTK dan penyuluhan awal program kepada warga belajar

58. Pengadaan perangkat pembelajaran

59. Pelaksanaan pembelajaran

60. Pemantauan, penilaian, dan pembinaan pembelajaran dan penyelenggaraan program perintisan

61. Pelaporan

62. Penilaian penyelenggaraan program revitalisasi dan penetapan rencana tindak lanjut program

63. Penyusunan success strory dan draft percontohan program KUM

64. Seminar dan unjuk percontohan program KUM

D. Kriteria PercontohanKriteria percontohan program KUM, antara lain ditandai oleh: 1. Terselenggaranya kelompok-kelompok belajar KUM yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu, baik dari aspek manajemen program maupun aspek menajemen pembelajarannya. Sehingga dapat diklasifikasikan sebagai sebuah kelompok belajar percontohan. Ditandai dengan munculnya legalitas lembaga serta dan pengelolaan program yang bersifat swa manajemen (self managed).2. Terselenggaranya pembelajaran pendidikan keaksaraan yang berkesinambungan, yang ditandai dengan terpenuhinya delapan standar nasional pendidikan, serta dalam teknis pembelajarannya ditandai dengan: b) menghargai norma, nilai dan budaya, c) berbasis kebutuhan, d) masyarakat berperan dalam pengendalian dan pengawasan, e) berbasis pengalaman, f) partisipatif dan demokratis, serta g) berbasis kecakapan hidup3. Terciptanya mekanisme pembinaan yang gradual dan sistemis, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan dan keberlajutan program KUM.4. Terciptanya jaringan kemitraan yang dapat mendukung operasionalisasi, dan keberlangsungan program KUM.

5.

BAB IIIPENYELENGGARAAN PERCONTOHAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM)

1. Komponen Penyelenggaraan0. Organisasi PenyelenggaraPercontohan program KUM diselenggarakan oleh lembaga PNF terutama BPKB/SKB yang memenuhi persyaratan. Adapun penyelenggara KUM lainnya dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal dan informal berupa perkumpulan, perhimpunan, perserikatan, seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan, yayasan, LSM, perguruan tinggi, dan lain-lain yang mengabdi di bidang pendidikan keaksaraan dan memenuhi persyaratan.Untuk mengelola program percontohan pendidikan keaksaraan ini perlu ada pengorganisasian seperti :a. Penanggung jawab kegiatanb. Ketuac. Sekretarisd. AnggotaSetiap orang yang terlibat dalam pengelolaan percontohan ini perlu diorganisir dengan adanya pembagian tugas dan fungsi masing-masing sehingga dapat mencapai tujuan kegiatan percontohan di lembaganya.0. Sasaran Calon warga belajar keaksaraan usaha mandiri adalah penduduk usia 15 tahun ke atas dengan kriteria telah mengikuti program Keaksaraan Dasar atau telah memiliki kompetensi dasar. Penyelenggara perlu melakukan identifikasi terhadap warga belajar sehingga diperoleh warga belajar yang sesuai dengan program KUM. 0. Narasumber Teknis/TutorSetiap orang yang terpanggil jiwanya untuk membantu membelajarkan sesama dan memenuhi syarat dapat menjadi tutor KUM. Kebutuhan belajar warga belajar yang tidak dapat dilayani oleh tutor dapat dilayani oleh narasumber teknis (NST) yang menguasai bidang yang dibutuhkan. Kriteria tutor/NST program keaksaraan usaha mandiri adalah sebagai berikut:a. Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat, bagi lokasi tertentu bila yang kesulitan mendapatkan pendidikan SLTA maka dicari pendidikan tertinggi di daerah tersebut sesuai kebutuhan.b. Bertempat tinggal di (atau dekat dengan) lokasi kegiatan pembelajaran.c. Mampu mengelola organisasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar warga belajar.d. Memiliki pengetahuan dasar tentang substansi materi yang akan dibelajarkan.e. Mampu melaksanakan metode pembelajaran partisipatif yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajaran orang dewasa.f. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kewajibannya sebagai tutor.g. Khusus untuk NST, memiliki keterampilan teknis untuk mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan warga belajar untuk berusaha secara mandiri.

0. Pembelajaran 4. KurikulumKurikulum yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (SK-KUM), yang berbasis pada konteks lokal, desain lokal, partisipatif, dan bermanfaat bagi warga belajar. Silabus sebagai acuan dalam merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) KUM memuat tema-tema usaha, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, penilaian, dan sumber belajar.4. StrategiStrategi pembelajaran KUM mengintegrasikan antara keterampilan usaha dan pembelajaran keaksaraan, sehingga keberaksaraan yang diperoleh WB mampu mengantarkan pada kemandirian usaha yang bernilai ekonomi. Intinya pembelajaran diarahkan pada pemeliharaan keberaksaraan dan pengembangan usaha mandiri. 4. MediaMedia adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Media yang cocok bagi pembelajaran keaksaraan usaha mandiri adalah menggunakan media yang diambil dari lingkungan sekitar warga belajar. Prasyarat ideal agar media yang digunakan dapat mencapai tujuan pembelajaran maka harus memenuhi syarat-syarat antara lain: a) media gambar harus erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, b) dibuat menarik, c) merupakan bagian dari materi pembelajaran, d) ukurannya besar atau sesuai dengan kondisi warga belajar, e) komposisinya sesuai, f) berwarna, dan g) bervariasi bentuk dan jenisnya.4. EvaluasiSecara umum tata cara penilaian pembelajaran keaksaraan usaha mandiri mengacu pada Acuan Teknis Penilaian Pendidikan Keaksaraan yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat, Ditjen PNFI Depdiknas. Namun, di sini perlu ditambahkan beberapa hal penting/ khusus mengenai karakteristik penilaian dalam pembelajaran keaksaraan usaha mandiri.1) Prinsip Penilaiana) Penilaian dalam pembelajaran mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan SKK-KUM; b) Penilaian dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran;c) Hasil belajar Warga Belajar dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi tutor dalam memperbaiki proses pembelajaran2) Pelaku PenilaianPenilaian dilakukan oleh tutor atau narasumber teknis untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi warga belajar terhadap usaha mandiri yang telah diajarkan.3) Aspek PenilaianAspek yang dinilai meliputi:a) Kemampuan membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berbicara (berkomunikasi) dalam Bahasa Indonesia (aspek kognitif)b) Keterampilan usaha yang dipelajari (aspek psikomotorik)c) Perubahan sikap warga belajar terhadap pengembangan usaha (aspek afektif)4) Alat PenilaianAlat penilaian dalam pembelajaran keaksaraan usaha mandiri dapat berupa tes dan nontes. Bentuk tes dapat mencakup tes tertulis dan tes lisan, sedangkan nontes meliputi pengamatan kinerja dan penilaian hasil karya (portofolio).5) SertifikatPeserta yang telah dinyatakan lulus diberikan sertifikat atau Surat Tanda Selesai Belajar (STSB). Sertifikat tersebut ditandatangani oleh ketua penyelenggara dan diketahui oleh Kabid/Kasubdin Kabupaten/Kota yang membidangi PNFI. Bagi yang mencapai kompetensi yang dipersyaratkan dapat memperoleh Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA).0. Waktu BelajarLama belajar KUM adalah jumlah jam yang diperlukan dalam mencapai program pembelajaran usaha mandiri. Lama belajar KUM selama 66 jam. Jika pertemuan pembelajaran dilaksanakan dua kali dalam sepekan, maka 66 jam dapat disetarakan dengan 3 (tiga) bulan. Waktu yang diperlukan bisa lebih cepat tergantung pada intensitas pembelajaran, sarana prasarana, dan daya dukung lainnya untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan (dengan tidak mengurangi hak tutor).0. Sarana dan Prasarana PembelajaranSarana dan prasarana kelompok belajar meliputi sarana dan prasarana belajar berupa alat tulis, bahan ajar, alat dan bahan praktik keterampilan usaha, serta administrasi kelompok belajar.Sarana dan prasarana belajar minimal yang perlu disediakan di setiap pembelajaran meliputi:a. Papan tulisb. Alat-alat tulis c. Modul atau bahan belajar lain yang sejenisd. Alat dan bahan praktik keterampilan usahae. Tempat pembelajaranSarana administrasi minimal yang perlu disediakan di setiap kelompok belajar meliputi:a. Buku induk warga belajarb. Daftar hadir warga belajarc. Buku induk tutor/narasumber teknisd. Daftar hadir tutore. Buku tamuf. Buku rencana pembelajaran (disiapkan oleh tutor)g. Buku laporan perkembangan kemajuan dan hasil belajar WBh. Buku inventaris barang kelompok belajar i. Buku kas umumj. Jadwal belajar/pertemuan0. Jaringan Kemitraan Lembaga/Kejar yang menjadi Percontohan Program pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri, dapat menjalin kemitraan dengan satu atau beberapa lembaga sebagai berikut:a. Dinas pendidikan (Tingkat Kota/Kab/Kecamatan)b. PKBM/LSM/yayasan pendidikan/sekolahc. Departemen agama/majelis taklim, pemuka agamad. Bidan desa/BKKBN (Penyuluh KB)/PKK/dokter /mantri kesehatane. Dinas Koperasi dan pengusaha kecil/menengah, pengusaha menengah, sentra produksi/home industryf. Lembaga pemerintah bergerak di bidang perekonomian rakyatg. Tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemerintah desa/kecamatan0. PendanaanDana yang diterima lembaga sebesar Rp 460.000,-/warga belajar. Adapun rincian alokasi pemanfaatan dana adalah sebagai berikut:

NoKomponenProporsi Biaya

1ATK warga belajar dan PenyelenggaraMaks 5%

2Pembelajaran Usaha Mandiri (identifikasi, alat dan bahan praktik pembelajaran, penilaian/sertifikasi) Maks 15%

3Dukungan dana pemandirian Min 50%

4Transport Narasumber Teknis/TutorMaks 20%

5Transport penyelenggaraMaks 10%

Pemanfaatan dana tersebut sudah dapat diselesaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2011 baik sisi manajemen maupun pertanggungjawaban keuangan.

1. Strategi PelaksanaanPembelajaran KUM dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Dalam bagian ini akan diuraikan hal-hal yang perlu dilakukan yaitu kegiatan persiapan, pelaksanaan, penilaian dan pendampingan.1. Persiapan Pembelajaran Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan persiapan antara lain:a. Tutor bersama penyelenggara melakukan identifikasi kebutuhan berdasar minat dan potensi warga belajar, serta potensi lokal yang berpeluang untuk dikembangkan sebagai usaha.b. Tutor menyusun silabi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP KUM) sesuai jenis usaha yang dibelajarkan, dengan mengacu pada Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (SKKUM), yang berbasis pada konteks lokal. Silabus sebagai acuan dalam merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) KUM memuat tema-tema usaha, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, penilaian dan sumber belajar (contoh format silabus terlampir).Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan belajar warga belajar dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun untuk setiap KD yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Komponen RPP adalah:1) Identitas KUM meliputi kelompok belajar, jenis usaha, materi, dan alokasi waktu.2) Standar kompetensi meliputi kemampuan minimal keterampilan usaha yang diharapkan dapat dicapai oleh warga belajar pada setiap pembelajaran suatu keterampilan usaha tertentu.3) Kompetensi dasar, yaitu sejumlah kemampuan yang harus dikuasai warga belajar dalam keterampilan fungsional tertentu, yang menjadi rujukan dalam penyusunan indikator kompetensi dalam suatu keterampilan.4) Indikator pencapaian kompetensi, yaitu perilaku yang dapat diukur yang menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar keterampilan fungsional tertentu.5) Tujuan pembelajaran, yang menggambarkan pembelajaran dan hasil belajar keterampilan fungsional yang diharapkan dicapai oleh warga belajar.6) Materi, yang memuat fakta, konsep dan prosedur dari suatu keterampilan fungsional yang dibelajarkan.7) Metode pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi warga belajar serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai.8) Sumber belajar, yang ditentukan berdasarkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian dari suatu keterampilan fungsional.9) Penilaian, yang disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dalam pembelajaran suatu keterampilan fungsional.Untuk efektivitas pembelajaran, setiap satuan penyelenggara KUM diharapkan dapat mengembangkan RPP sesuai dengan karakakteristik dan potensi masing-masing. Setelah perencanaan pembelajaran disiapkan, maka dapat dilakukan kegiatan pembelajaran KUM.c. Tutor menyiapkan bahan ajar/modul/media yang diperlukan untuk pembelajaran.d. Tutor menyiapkan bahan dan alat praktik keterampilan usaha.2. Pelaksanaan PembelajaranKegiatan pembelajaran KUM dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan usaha dan pembelajaran keaksaraan, sehingga keberaksaraan yang diperoleh WB mampu mengantarkan pada kemandirian usaha yang bernilai ekonomi. Strategi pembelajaran KUM meliputi aspek-aspek berikut ini:a. Diskusi; b. Menulis resep, alat, bahan, dan proses dari praktikc. Membaca resep, alat, bahan, dan proses dari praktikd. Praktik keterampilan bidang usaha yang dipilih e. Menghitung analisa usaha (modal, penjualan, dan laba/rugi)f. Evaluasi usaha KUMg. Refleksi usaha KUM h. Pengembangan usaha KUMi. Pendampingan usaha KUMPola stategi pembelajaran tersebut bukan merupakan langkah yang harus dilakukan secara berurutan. Pola tersebut dapat dilakukan secara acak menurut kecenderungan karakteristik warga belajar atau kebutuhan setempat. 3. Tindak LanjutKegiatan pascaprogram dapat berupa pendampingan yang dilakukan oleh penyelenggara dan didukung oleh tutor/NST, maupun stake holder terkait. Secara substansi, pendampingan yang dilakukan adalah untuk memelihara kelangsungan usaha, mengembangkan usaha dalam skala yang lebih luas (baik dalam permodalan, pemasaran, dan kemitraan lainnya). Pendampingan juga dapat mengarahkan pada terbentuknya usaha kelompok berupa prakoperasi.Langkah-langkah pendampingan usaha meliputi :a. Merumuskan rencana pendampinganb. Menetapkan pendekatan, strategi, dan teknik pendampingan.c. Menyiapkan sarana prasarana/media yang dibutuhkan dalam melakukan pendampingan.d. Melakukan penjadwalan, pengorganisasian dan pendampingane. Membantu mengenalkan pada akses dan jejaring kemitraanf. Melakukan evaluasi dan refleksi

BAB IVKRITERIA KEBERHASILAN

A. Kelembagaan 1. Memiliki struktur organisasi kelembagaan yang jelas, minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.2. Menjadi pusat sumber belajar (PSB) dalam pelaksanaan program pendidikan keaksaraan usaha mandiri.3. Adanya legalitas lembaga dan pengelolaan program yang bersifat swa manajemen/pengelolaan secara mandiri (self managed).

B. Pembelajaran Pembelajaran Percontohan Program KUM, harus memenuhi kriteria standar nasional pendidikan (SNP), yaitu:1. Standar Isia. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki kurikulum yang mengacu kepada SK-KUMb. Beban belajar ditetapkan berdasarkan jumlah jam belajar per satuan waktu c. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki kalender pendidikan yang disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingand. Lembaga penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki silabus yang disusun oleh pendidik dan didokumentasikan2. Standar Proses a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan silabus yang disusun oleh pendidik.b. Jumlah warga belajar sebanding dengan alat dan perlengkapan yang dimiliki.c. Bahan ajar ditetapkan oleh lembaga d. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif agar memotivasi warga belajar untuk berpartisipasi e. Penyelenggara Percontohan Program KUM melaksanakan penilaian proses pembelajaran. f. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM melakukan pengawasan proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. g. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM melakukan evaluasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.h. Hasil pemantauan, pengawasan, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pihak-pihak yang terkait3. Standar Kompetensi Lulusana. Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (SK-KUM) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan warga belajarb. SKL mengacu pada SKL yang ditetapkan oleh Standar Nasional Pendidikan yang berlakuc. Standar Kompetensi (SK) atau Unit Kompetensi (UK) dan Kompetensi Dasar (KD) atau Elemen Kompetensi (EK) berdasar Standar Kompetensi Nasional harus ditetapkan pada setiap lingkup kelompok bahan ajarand. Penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki data jumlah warga belajar yang mengikuti Ujian Akhir.e. Penyelenggara Percontohan Program KUM sebaiknya memiliki kerjasama dengan instansi lain dalam rangka pelaksanaan magang (life skill).

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikana. Percontohan Program KUM memiliki pendidik yang memenuhi kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkanb. Tenaga Kependidikan Percontohan Program KUM memiliki kompetensi sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam bidang kerjanya5. Standar Sarana dan Prasaranaa. Lembaga penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki tempat aktifitas belajar. b. Ruang belajar Percontohan Program KUM dilengkapi berupa peralatan untuk melaksanakan pembelajaran teori/praktek (best practice).c. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM menyediakan sumber belajar lain. 6. Standar Pengelolaan a. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM merumuskan dan menetapkan visi, misi, tujuan, dan perencanaan serta memiliki dokumennyab. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program KUM melaksanakan sosialisasi visi, misi, tujuan, dan perencanaan kepada semua pendidik, warga belajar, dan unsur lain yang terkaitc. Lembaga penyelenggara Percontohan Program KUM mempunyai pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait meliputi: kurikulum, kalender pendidikan, dan tata tertib. d. Lembaga penyelenggara Percontohan Program KUM melaporkan hasil pengawasan pengelolaan secara tertulis kepada pimpinan lembaga dan pembina program (Dinas Pendidikan)e. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Percontohan KUM memiliki kompetensi mengelola serta pengetahuan tentang Pendidikan Keaksaraan.7. Standar Pembiayaana. Penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki dokumen (pembukuan) penerimaan dan pengeluaran dana8. Standar Penilaiana. Penyelenggara dan Pendidik Percontohan Program KUM melakukan penilaian hasil belajar secara periodik (tengah dan akhir program) b. Penilaian hasil belajar warga belajar menggunakan teknik penilaian berupa lisan dan tulis.c. Penyelenggara Percontohan Program KUM memiliki panduan penilaian.d. Warga belajar Percontohan Program KUM mengikuti Ujian Akhir yang diselenggarakan oleh Lembaga.

C. Jaringan KemitraanLembaga/Kejar yang menjadi Percontohan Program KUM telah menjalin kemitraan minimal dengan 3 (tiga) lembaga mitra sesuai dengan fungsinya.

D. Hasil Pelaksanaan ProgramKeberhasilan pelaksanaan Percontohan Program KUM, antara lain ditandai oleh: 1. Warga belajar mampu mencapai kompetensi yang dipersyaratkan, minimal 80% warga belajar mendapatkan SUKMA.2. Kesinambungan program KUM terlihat pada terbentuknya usaha-usaha mikro secara kelompok dan/atau perorangan yang mengarah pada terbentuknya prakoperasi.

BAB VPENGAJUAN DAN SELEKSI PROPOSAL

A. Penyusunan Proposal1. Lembaga yang berminat sebagai penyelenggara percontohan program KUM wajib menyusun proposal. Penyusunan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang program yang akan dilaksanakan, antara lain meliputi; analisis situasi, program aksi, serta tindak lanjutnya. (Sistematika proposal dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Pengajuan dan Seleksi Proposal Percontohan Program PAUDNI yang diterbitkan oleh Ditjen PAUDNI tahun 2011).2. Proposal disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program. Kata pengantar ditandatangani oleh ketua lembaga pengusul.3. Proposal yang diajukan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari lembaga Pembina.

B. Mekanisme Pengajuan Proposal1. Proposal yang telah disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program disampaikan kepada lembaga Pembina Desa dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk mendapat pengesahan/persetujuan;2. Proposal yang telah ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program dan mendapat pengesahan/persetujuan dari Pembina Desa dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat, selanjutnya dikirim kepada P2-PNFI/BP-PNFI di Regional masing-masing untuk diseleksi. 3. Proposal dikirim sebanyak 2 eksemplar, dan harus sudah diterima oleh P2-PNFI/BP-PNFI pada tahap pertama pada akhir Juni Tahun 2011 dan tahap kedua akhir Agustus 2011 (tahap kedua dilaksanakan apabila masih terdapat kuota sisa).

BAB VIPENGENDALIAN MUTU PERCONTOHAN PROGRAM KUM

A. Monitoring dan EvaluasiUntuk menjaga kesinambungan dan konsistensi penyelenggaraan percontohan program PAUDNI, setiap lembaga penyelenggara yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan langsung akan dipantau dalam bentuk pengawasan langsung atau monitoring dan evaluasi oleh petugas yang ditunjuk sebagai bentuk pengendalian mutu penyelenggaraan program. Monitoring dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan yang dicapai oleh lembaga penyelenggara program. Evaluasi dilakukan untuk memberikan gambaran hasil program yang diperoleh dari seluruh rangkaian penyelenggaraan mulai perencanaan hingga tindak lanjut program untuk mendapatkan kesimpulan/masukan penyempurnaan program mendatang.

B. PelaporanLembaga penerima bantuan percontohan program PAUDNI wajib memberikan laporan tertulis kepada Kepala P2-PNFI/BP-PNFI di Regional masing-masing. Laporan meliputi:1. Laporan pendahuluan disampaikan pada 2 (dua) minggu setelah dana masuk dalam rekening. Laporan berisi: fotocopy bukti penerimaan bantuan langsung, kepastian rencana pembelajaran sesuai dengan akad kerjasama dan proposal.2. Laporan perkembangan (mid term) disampaikan pada pertengahan program. Laporan berisi; perkembangan proses pelaksanaan program, permasalah yang dihadapi dan upaya pemecahan masalah.3. Laporan akhir, yaitu laporan telah dilaksanakanya keseluruhan penyelenggaraan program PAUDNI yang disampaikan paling lambat 31 Desember 2011. Laporan berisi: proses dan hasil penyelenggaraan program, adminisrasi keuangan, dan data teknis dan administratif yang terkait dengan proses dan hasil penyelenggaraan percontohan program PAUDNI, antara lain: naskah kurikulum, media pembelajaran, alat evaluasi, SK kepanitian, data narasumber/instruktur, data warga belajar foto kegiatan, dan lain-lain. Sistematika laporan dapat dilihat dalam lampiran Petunjuk Teknis Pengajuan dan Seleksi Proposal.

BAB VIIP E N U T U P

Petunjuk teknis percontohan program KUM dipergunakan untuk acuan penyelenggaraan dan penyusunan proposal percontohan program PAUDNI. Informasi yang berkenaan dengan aspek teknis dan administrative dapat berkomunikasi dengan Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal dan atau Balai Pengembangan Pendidikankan Nonformal dan Informal di Regional masing-masing. Berikut ini nama UPT Pusat, alamat dan nomor telepon lembaga:

NO.NAMA UPTWILAYAH KERJAALAMAT

1BP-PNFI Regional I MedanProvinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Jambi dan KepriJl. Kenanga Raya No. 64 Tanjung Sari Medan Kode Pos 20132Telp. (061) 8213254

2P2-PNFI Regional I BandungProvinsi Babel, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI dan JabarJl. Jayagiri No. 63 Lembang Bandung Kode Pos 40391 Telp. (022) 2786017

3P2-PNFI Regional II SemarangProvinsi Jateng dan DIYJl. Pangeran Diponegoro No. 250 Ungaran Semarang Kode Pos 50512 Telp. (024) 691187, 622884

4BP-PNFI Regional IV SurabayaProvinsi Jawa Timur dan NTTJl. Gebang Putih No. 10 Sukolilo Surabaya Kode Pos 90231 Telp. (031) 5945101, 5925972

5BP-PNFI Regional V MakassarProvinsi Sulsel, Sulut, Sulteng, Sultra, Sulbar, dan GorontaloJl. Adhyaksa No. 2 Panakukang Makassar Kode Pos 90231 Telp. (0411) 440065, 421460

6BP-PNFI Regional VI BanjarbaruProvinsi Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan KaltimJl. Ambulung Loktabat Selatan Banjarbaru Kalimantan Selatan Kode Pos 70712 Telp. (0511) 4772875

7BP-PNFI Regional VII MataramProvinsi NTB dan BaliJl. Gajah Mada No. 173 Kel. Jempong Baru Kec. Sekarbela Kota Mataram Kode Pos 83116 Telp. (0370) 620870

8BP-PNFI Regional VIII SentaniProvinsi Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua BaratJl. Raya Bumi Perkemahan (BUPER), Wa Ena Kota Jayapura Kode Pos 99351 Telp. (0967) 550994