bab iii metode penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Dalam rangka pengumpulan data untuk tujuan penelitian, maka
dengan ini mengadakan penelitian pada Wisata Edukasi Kampung Coklat
Blitar, yang berlokasi di Jln, Banteng-Blorok No 18 Desa Plosorejo,
Kademangan, Kab. Blitar. , Jawa Timur.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada Kampung Coklat Blitar,
merupakan jenis penelitian yang bersifat penelitian aplikasi model
(aplication models), dimana penelitian ini melakukan obsevasi dalam
penumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti apa adanya,
menganalisis dan menafsirkan data tersebut. Aplikasi model adalah tipe
penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah–masalah praktis
yang diarahkan untuk menjawab pertanyaan dalam rangka penentuan
kebijakan, tindakan atas kinerja tertentu (Indirianto dan Suparno,
2002:24). Terdapat tiga jenis aplikasi yaitu penelitian evaluasi, penelitian
dan pengembangan, penelitian aksi.
Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi model dengan tipe
penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang digunakan untuk mendukung
pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam proses pembuat
keputusan bisnis penelitian ini menilai setiap tahapan aktivitas dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga hasil penelitian.
41
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang memberikan
penjelasan atas suatu variable dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi
operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur
variable yang akan diteliti. Dengan kata lain, definisi operasional adalah
definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri.
Dalam penelitian ini dipakai berbagai macam variabel yang
sebelumnya telah disesuiakan dengan masalah yang diteliti. Berikut ini
disebutkan masing–masing variabel dan sekaligus beserta definisi
operasionalnya.
a. Plan (Perencanaan)
Perencanaa adalah proses dimana merencanakan sesuatu yang akan di
jalankan serta memprediksi hasil terburuk dan hasil terbaik agar
berjalan dengan optimal dan sesuai dengan target yang ingin dicapai
guna untuk tujuan kepentingan suatu usaha. Perencanaan biasanya
meliputi penjadwalan pelaksanaan, mengevaluasi kinerja supplier dan
sebagainya.
Aktivitas yang termasuk dalam variabel ini adalah:
1) Perencanan kebutuhan barang dagang, yaitu merencanakan
jumlah kebutuhan barang dagang selama satu periode.
2) Perencanaan pengadaan barang dagang, yaitu merencanakan
jumlah barang dagang yang akan dipesan kepada para pemasok
selama satu periode.
42
3) Perencanaan proses produksi, yaitu merencanakan berapa barang
dagang yang harus dikeluarkan dari gudang untuk kemudian
diproduksi, waktu yang dibutuhkan untuk memecah barang
dagang menjadi satuan selama satu periode, serta penetapan harga
bagi setiap produk.
4) Perencanaan proses pengiriman barang dagang, yaitu
merencanakan jumlah penjualan barang dagang selama satu
periode dan merencanakan waktu yang dibutuhkan seorang kasir
untuk mengirim barang dagang kepada konsumen.
5) Perencanaan pengembalian barang dagang, yaitu merencanakan
berapa kuantitas barang dagang yang akan dikembalikan serta
waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman kembali barang
tersebut kepada pemasok.
Ada 4 performance objectives dalam perspektif plan dan masing-
masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:
a) Reliability
Pengertian reliability dalam perspektif plan adalah kemampuan
dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses perencanaan.
Indikator kehandalan dalam proses perencanaan, yaitu:
1) Accuracy of information, ukuran ini digunakan untuk
menunjukkan tingkat keakuratan informasi yang diterima
untuk melakukan proses perencanaan.
43
2) Reliability of employee related to planning process, adalah
tingkat kehandalan employee dalam melakukan proses
penerimaan.
b) Responsiveness dan flexibility
Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam
melakukan proses perencanaan. Indikator kinerja yang dapat
merefleksikan performance objective ini yaitu:
1) Planning flexibility adalah tingkat fleksibelitas perusahaan
dalam melakukan proses perencanaan, misalnya
perencanaan kapasitas mesin, pembuatan jadwal produksi
dan jadwal pengiriman.
2) Re-planning flexibility adalah fleksibelitas perusahaan
dalam melakukan perubahan rencana misalnya revisi atau
perubahan jadwal produksi dan pengiriman.
c) Cost
Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses
perencanaan. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan
performance objective ini yaitu:
1) Supply chain planning costas perentageof sales, adalah
biaya yang dihubungkan dengan peramalan, perencanaan
pengembangan inventori, produk akhir dan
mengkeordinasi proses permintaan dan persediaan pada
seluruh aktivitas supply chain.
44
d) Asset
Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam
pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator
kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset
yaitu:
2) Cash to cash cycle time, adalah waktu yang dibutuhkan
untuk mengalirkan kembali uang yang telah dikeluarkan
untuk membeli material kembali ke prusahaan atau jumlah
hari antara pembayaran raw material ke supplier sampai
memperoleh produk dari custumer.
3) Asset turnover, adalah perputaran aset yang terjadi di
perusahaan yang merupakan perbandingan antara total
penjualan dengan total kapital atau modal yang digunakan
dalam periode tahun tertentu.
4) Inventory turnover rate, adalah perputaran seluruh
persediaan yang terjadi di perusahaan.
5) Inventory daysof supply, mengukur lamanya persediaan
tersimpan digudang.
b. Source (Pengadaan)
Proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan.
Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari supplier,
menerima, mengecek dan memberikan otorisasi pembayaran untuk
barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi kinerja
45
supplier dan sebagainya. Jenis proses bisa berbeda tergantung pada
apakah barang yang dibeli termasuk stocked, make-toorder, atau
engineer-to-order products.
Aktivitas yang termasuk dalam proses ini adalah sebagai berikut:
1) Pemesanan barang dagang, yaitu aktivitas pemesanan kepada
pemasok berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.
2) Penerimaan barang dagang, yaitu aktivitas penerimaan,
pengecekan, dan pendokumentasian barang dagang.
3) Penataan barang dagang ke gudang, yaitu aktivitas penataan
barang dagang ke dalam gudang untuk dijadikan persediaan.
Ada 4 performance objectives dalam perspektif source dan masing-
masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:
a) Reliability
Pengertian reliability dalam perspektif source adalah kemampuan
dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses sourcing.
Indikator kehandalan dalam proses sourcing, yaitu:
1) Supplier relationship management.
2) Reliability of employee related to sourching process.
3) Supplier fill rete.
4) Defect free deliveries from supplier.
5) On time delivery supplier.
6) Delivery shipping notice.
7) Return to supplier.
46
b) Responsiveness dan flexibility
Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam
melakukan proses sourcing. Indikator kinerja yang dapat
merefleksikan kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:
1) Sourcing lead time
2) Supplier delivery time
3) Supplier volume flexibility
4) Ability to respond to an urgent request
5) Supplier delivery flexibility
c) Cost
Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses sourcing.
Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja cost ini yaitu:
1) Material acquisition cost as a percentage of sales
d) Asset
Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam
pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator
kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset
yaitu:
1) Raw material turnover rate
2) Raw material inventory daysof supply
c. Make (Budidaya)
Budidaya adalah proses untuk mentransformasi bahan baku atau
komponen menjadi produkyang diinginkan pelanggan. Kegiatan make
47
atau produksi bisa dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi
target persediaan (make-to-stock), atas dasar pesanan (maketo-order),
atau engineer-to-order. Proses yang terlibat di sini antara lain adalah
penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi dan melakukan
pengetesan kualitas, mengelola barang setengah jadi (work-in-
process), memelihara fasilitas produksi, dan sebagainya.
Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah:
1) Pemisahan barang dagang, yaitu aktivitas memisahkan barang
dagang menjadi satuan agar siap dibeli konsumen.
2) Penataan barang dagang, yaitu aktivitas menata barang dagang
sesuai ketentuan yang diterapkan oleh Kampung Coklat.
3) Pemberian harga untuk setiap barang, yaitu aktivitas pelabelan
harga bagi masing-masing produk pada Kampung Coklat.
Ada 4 performance objectives dalam perspektif make dan masing-
masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:
a) Reliability
Pengertian reliability dalam perspektif make adalah kemampuan
dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses produksi.
Indikator kehandalan dalam proses produksi, yaitu:
1) Reliability of employee related to production process.
2) Adhre to plan
3) Inventory accuracy
4) Machine efficiency
48
5) Product efficiency
6) Percentage of trouble time
7) Percentage of scrap material
b) Responsiveness dan flexibility
Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam
melakukan proses. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan
kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:
1) Changeover time
2) Volume flexibility
3) Upside production flexibility
4) Production time
5) Capacity utilization
c) Cost
Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses produksi.
Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja cost ini yaitu:
1) Manufacturting cost as a percentage of sales
d) Asset
Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam
pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator
kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset
yaitu:
1) WIP turnover rate adalah perputaran persediaan barang
dalam proses (WIP) dalam setahun. Indikator kinerja ini
49
diukur sebagai rasio antara harga pokok produksi dalam
setahun dengan rata-rata nilai persediaan.
2) WIP inventory daysof supply adalah perbandingan dari
nilai rata-rata persediaan WIP dengan harga pokok
produksi dalam setahun yang telah dibagi 356 hari.
d. Deliver (Pengiriman)
Pengiriman merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap
barang maupun jasa. Biasanya meliputi order management,
transportasi, dan distribusi. Proses yang terlibat diantaranya adalah
menangani pesanan dari pelanggan, memilih perusahaan jasa
pengiriman, menangani kegiatan pergudangan produk jadi dan
mengirim tagihan ke pelanggan.
Aktivitas yang tercakup di dalamnya adalah:
1) Perhitungan total belanja konsumen, yaitu aktivitas menghitung
total biaya yang harus dibayar oleh konsumen berdasarkan
kuantitas belanjanya.
2) Pengepakan barang dagang untuk konsumen, yaitu aktivitas
memasukkan barang dagang ke dalam tas plastik atau kardus (jika
diperlukan).
Ada 4 performance objectives dalam perspektif delivery dan masing-
masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:
50
a) Reliability
Pengertian reliability dalam perspektif delivery adalah
kemampuan dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses
pengiriman. Indikator kehandalan dalam proses pengiriman, yaitu:
1) Reliability of employee related to delivery process.
2) Fill rate
3) Defact free deliveries
4) On time deliveries
5) Perfect order fulfillment
6) Number of fauitness delivery
b) Responsiveness dan flexibility
Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam
melakukan proses pengiriman. Indikator kinerja yang dapat
merefleksikan kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:
1) Delivery time
2) Delivery flexibility
c) Cost
Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses
pengiriman. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja
cost ini yaitu:
1) Transportation cost as percentage of sales
51
d) Asset
Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam
pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator
kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset
yaitu:
1) Finished good turnover rate
2) Finished good turnover inventory daysof supply
e. Return (Pengembalian)
Pengembalian yaitu proses pengembalian atau menerimaan
pengembalian produk karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat
antara lain identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi
pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian dan melakukan
pengembalian. Post-delivery customer support juga merupakan bagian
dan proses return.
Aktivitas yang ada di dalam proses ini adalah:
1) Identifikasi kebutuhan pengembalian barang dagang kepada
pemasok, yaitu aktivitas mendata ulang jumlah barang dagang
yang cacat produk atau tidak terjual selama jangka waktu yang
disepakati.
2) Pengiriman kembali kepada pemasok, yaitu aktivitas
penyampaian informasi mengenai jumlah barang dagang yang
akan dikembalikan serta distribusi kepada pemasok.
52
Ada 4 performance objectives dalam perspektif return dan masing-
masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:
a) Reliability
Pengertian reliability dalam perspektif return adalah kemampuan
dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses pengiriman.
Indikator kehandalan dalam proses pengembalian, yaitu:
1) Menggambarkan kemampuan rantai pasokan dalam
menjalankan tugas-tugasnya.
b) Responsiveness dan flexibility
Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam
melakukan proses pengembalian. Indikator kinerja yang dapat
merefleksikan kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:
1) Delivery time
2) Delivery flexibility
c) Cost
Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses
pengembalian. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja
cost ini yaitu:
1) Menggambarkan biaya yang terjadi saat proses
berlangsung
d) Asset
Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam
pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator
53
kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset
yaitu:
1) Finished good turnover rate
2) Finished good turnover inventory daysof supply
D. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).
Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian (Indriantoro dan Supomo, 2009). Data
primer diperoleh langsung dari pemilik (owner) Kampung Coklat
melalui wawancara personal.
Data primer pada penelitian ini adalah permasalahan yang
dihadapi, proses rantai pasokan mulai pemesanan barang dagang
hingga pengembalian barang dagang kepada pemasok, informasi
terkait Plan, Source, Make, Deliver, dan Return dalam perusahaan.
2. Data Sekunder
Menurut Indriantoro dan Supomo (2011), data sekunder yaitu
data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
54
umumnya tidak khusus digunakan untuk suatu penelitian, tetapi juga
dibutuhkan untuk kepentingan lainnya.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data
pemesanan barang dagang kepada pemasok, penerimaan barang
dagang, penjualan barang dagang, pengembalian barang dagang
kepada pemasok, seluruh transaksi material dari pihak pemasok
hingga konsumen, serta profil perusahaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah:
1. Wawancara
Menurut Kuncoro (2013), wawancara personal diartikan sebagai
wawancara antar orang, yaitu antara peneliti (pewawancara) dengan
responden (yang diwawancarai), yang diarahkan oleh pewawancara
untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.
Adapun data yang ingin diperoleh melalui wawancara adalah
permasalahan yang dihadapi, proses aliran barang mulai penerimaan pesanan
hingga pembayaran tagihan, proses pengembalian barang, seluruh transaksi
material dari pihak pemasok hingga konsumen, serta informasi terkait
aktivitas Plan, Source, Make, Deliver, Return pada Kampung Cokelat Blitar.
2. Observasi
Menurut Riduwan (2004;104), observasi merupakan teknik
pengumpulan data, dimana penelitian dilakukakan secara pengamatan
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.
55
Adapun data yang ingin diperoleh melalui observasi adalah data
pemesanan barang dagang kepada pemasok, penerimaan barang
dagang, penjualan barang dagang, pengembalian barang dagang
kepada pemasok, serta profil perusahaan.
F. Teknik Analisis Data
1. Metode SCOR (supply-chain operations reference)
Untuk mengetahui kegiatan–kegiatan yang dilakukan dan
menggambarkan atau mengidentifikasi keadaan suatu objek yang akan
diteliti mengenai manajemen rantai pasokan pada Kampung Coklat,
sampai produsen (Kampung Coklat Kabupaten Blitar), dan pengiriman
kepada konsumen berdasarkan fakta di lapangan.
Penelitian ini menggunakan metode SCOR dalam menilai kinerja
rantai pasokan pada Kampung Coklat Blitar. Metode SCOR dalam menilai
kinerja rantai pasokan memiliki langkah – langkah yang dilakukan adalah:
1. Pemetaan Supply Chain Management, yang terdiri dari: Pemetaan level
satu, Pemetaan level dua, Pemetaan level tiga. 2. Penilaian Kinerja Supply
Chain Management, akan dijelaskan sebagai berikut (John Paul, 2014):
1. Pemetaan Supply Chain Management
Pemetaan Supply Chain Management telah mengembangkan sebuah
pendekatan yang terbukti berhasil untuk menjalankan perbaikan Supply
Chain berdasarkan 3 tingkatan level.
56
a. Pemetaan Level 1
Pada pemetaan level 1, akan dilakukan penggambaran secara umum
mengenai lingkup dan lima proses inti terhadap pemasok,
perusahaan dan konsumen.
Tabel 3.1 Contoh Pemetaan Level 1
No Unsur
Proses
Elemen
Kerangka Kerja
Sub Elemen
Kerangka Kerja
Aktivitas
Perusahaan
1 Plan - - -
2 Source - - -
3 Make - - -
4 Deliver - - -
5 Return - - -
Sumber diolah dari: John Paul (2014)
b. Pemetaan Level 2
Pada pemetaan level 2 merupakan tahap konfigurasi proses,
konfigurasi rantai suplay dibagi kedalam tiga kategori utama: make-
to-stock, make-to-order, dan engineer-to-order. Pada penelitian ini
hanya berfokus pada make-to-stock, pada konfigurasi type ini
produksi dimulai dari setelah adanya stock bahan baku. Pada tahap
ini peneliti akan menganalisis aliran material diseluruh rantai suplay
dari pemasok hingga pelanggan untuk mengidentifikasi masalah.
Tabel 3.2 Contoh Pemetaan Level 2
No Unsur
Proses
Elemen
Kerangka Kerja
Sub Elemen
Kerangka Kerja
Aktivitas
Perusahaan
1 Plan - - -
2 Source - - -
3 Make - - -
4 Deliver - - -
5 Return - - -
Sumber diolah dari: John Paul (2014)
57
c. Pemetaan Level 3
Pada pemetaan level 3, merupakan tahap terakhir dari penilaian
metode SCOR, akan dilakukan pendifinisian kemampuan
perusahaan dalam bersaing. Pada tahap ini akan dipetakkan lebih
rinci kinerja terendah berdasarkan pemetaan level 2.
Tabel 3.3 Contoh Pemetaan Level 3
No Diskripsi Proses Penjelasan
1 ID Proses dan Nama Proses -
2 Difinisi Elemen Proses -
3 Matrik Kinerja Proses -
4 Praktik Terbaik -
5 Masukan -
6 Keluar -
Sumber diolah dari: John Paul (2014)
Berikut penjelasan mengenai susunan deskripsi dalam proses level 3:
a. Difinisi elemen proses, yakni menjelaskan lebih detail mengenai
lima proses inti SCOR.
b. Input dan output informasi elemen proses, yakni menjelaskan
mengenai masukan dan keluaran pada elemen proses.
c. Matrik kinerja proses, yakni proses menentukan arah strategi
perusahaan berdasarkan atribut kinerja yang terdiri dari Reliability,
Responsiveness, Agility, Cost, Asset yang nantinya akan diukur
dengan matrik level 1. Matrik merupakan sebuah standar
pengukuran kinerja proses.
Model Supply Chain Operations Reference SCOR adalah kinerja
supply yang ada saat ini, yang akan dievaluasi dan dibandingkan
58
dengan implementasi kriteria perusahaan. Dengan metode SCOR 5
proses inti yaitu: plan, make, source, deliver, return dan dengan
pemetaan level 1-3, maka penilaian kinerja dilakukan dengan parameter
kinerja.
2. Penilaian Kinerja
Evaluasi penilaian kinerja dilakukan dengan menilai perameter-
parameter kinerja, seperti manajemen asset, profitabilitas, tingkat
pelayanan, dan waktu pengiriman. Model SCOR adalah kinerja rantai
supply saat ini, yang akan dievaluasi dan dibandingkan dengan
implementasi kriteria perusahaan. Dimana atribut kinerja adalah
pengelompokan metrik yang digunakan untuk menyatakan strategi.
Pola Aliran Proses Rantai Pasokan
Kampung Coklat Blitar
Tujuan: Evaluasi Kinerja Rantai Pasokan pada Kampung Coklat Blitar
Level 1:
Level 2:
Level 3: Mendiskripsikan elemen proses
Plan Make Source Deliver Return
Engineer
to
Order
Make
to stock
Make
To
Order
Saran – saran Perbaikan
Kinerja Yang Kurang
Memuaskan
Benchmarking evaluasi
hasil penilaian kinerja
Sumber: John Paul (2014), data diolah
59
Penjelasan secara singkat mengenai teknik analisis data yang tersaji
seperti gambar 3.1 Langkah pertama yang dilakukan adalah
menggambarkan rantai pasokan Kampung Coklat Blitar dengan 5 (lima)
proses inti pada metode SCOR, dengan menentukan sebuah rantai proses
pemasokan produk, mulai dari pasokan bahan mentah (raw material) dan
supplier, sampai pada realisasi pasokan produk jadi (finished goods) yang
diterima pelanggan, menggambarkan rangkaian aliran material dalam
proses penciptaan nilai tambah produk dan menggambarkan rangkaian
aliran informasi dalam proses rantai pasokan.
Setelah, mengetahui 5 proses inti dari rantai pasokan pada
Kampung Coklat Blitar. Selanjutnya, akan dikaitkan dengan level proses
mulai dari umum hingga ke detail proses untuk dapat mengevaluasi kinerja
rantai pasok secara holistik serta melakukan monitoring dan pengendalian,
mengkomunikasikan tujuan organisasi relatif terhadap pesaing, serta
menentukan arah perbaikan kinerja yang kurang memuaskan untuk
menciptakan keunggulan bersaing pada Kampung Coklat Blitar.
Langkah terakhir yaitu, tahap menilai proses kinerja rantai pasokan
yang mengalami permasalahan yang kurang memuaskan serta penarikan
kesimpulan dan pemberian saran dimana dilihat dari proses kinerja rantai
pasokannya.