bab iii metode penelitian a. lokasi...

20
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam rangka pengumpulan data untuk tujuan penelitian, maka dengan ini mengadakan penelitian pada Wisata Edukasi Kampung Coklat Blitar, yang berlokasi di Jln, Banteng-Blorok No 18 Desa Plosorejo, Kademangan, Kab. Blitar. , Jawa Timur. B. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan pada Kampung Coklat Blitar, merupakan jenis penelitian yang bersifat penelitian aplikasi model (aplication models), dimana penelitian ini melakukan obsevasi dalam penumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti apa adanya, menganalisis dan menafsirkan data tersebut . Aplikasi model adalah tipe penelitian yang menekankan pada pemecahan masalahmasalah praktis yang diarahkan untuk menjawab pertanyaan dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atas kinerja tertentu (Indirianto dan Suparno, 2002:24). Terdapat tiga jenis aplikasi yaitu penelitian evaluasi, penelitian dan pengembangan, penelitian aksi. Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi model dengan tipe penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam proses pembuat keputusan bisnis penelitian ini menilai setiap tahapan aktivitas dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga hasil penelitian.

Upload: phamnhu

Post on 18-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam rangka pengumpulan data untuk tujuan penelitian, maka

dengan ini mengadakan penelitian pada Wisata Edukasi Kampung Coklat

Blitar, yang berlokasi di Jln, Banteng-Blorok No 18 Desa Plosorejo,

Kademangan, Kab. Blitar. , Jawa Timur.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada Kampung Coklat Blitar,

merupakan jenis penelitian yang bersifat penelitian aplikasi model

(aplication models), dimana penelitian ini melakukan obsevasi dalam

penumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti apa adanya,

menganalisis dan menafsirkan data tersebut. Aplikasi model adalah tipe

penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah–masalah praktis

yang diarahkan untuk menjawab pertanyaan dalam rangka penentuan

kebijakan, tindakan atas kinerja tertentu (Indirianto dan Suparno,

2002:24). Terdapat tiga jenis aplikasi yaitu penelitian evaluasi, penelitian

dan pengembangan, penelitian aksi.

Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi model dengan tipe

penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang digunakan untuk mendukung

pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam proses pembuat

keputusan bisnis penelitian ini menilai setiap tahapan aktivitas dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan hingga hasil penelitian.

41

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang memberikan

penjelasan atas suatu variable dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi

operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur

variable yang akan diteliti. Dengan kata lain, definisi operasional adalah

definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri.

Dalam penelitian ini dipakai berbagai macam variabel yang

sebelumnya telah disesuiakan dengan masalah yang diteliti. Berikut ini

disebutkan masing–masing variabel dan sekaligus beserta definisi

operasionalnya.

a. Plan (Perencanaan)

Perencanaa adalah proses dimana merencanakan sesuatu yang akan di

jalankan serta memprediksi hasil terburuk dan hasil terbaik agar

berjalan dengan optimal dan sesuai dengan target yang ingin dicapai

guna untuk tujuan kepentingan suatu usaha. Perencanaan biasanya

meliputi penjadwalan pelaksanaan, mengevaluasi kinerja supplier dan

sebagainya.

Aktivitas yang termasuk dalam variabel ini adalah:

1) Perencanan kebutuhan barang dagang, yaitu merencanakan

jumlah kebutuhan barang dagang selama satu periode.

2) Perencanaan pengadaan barang dagang, yaitu merencanakan

jumlah barang dagang yang akan dipesan kepada para pemasok

selama satu periode.

42

3) Perencanaan proses produksi, yaitu merencanakan berapa barang

dagang yang harus dikeluarkan dari gudang untuk kemudian

diproduksi, waktu yang dibutuhkan untuk memecah barang

dagang menjadi satuan selama satu periode, serta penetapan harga

bagi setiap produk.

4) Perencanaan proses pengiriman barang dagang, yaitu

merencanakan jumlah penjualan barang dagang selama satu

periode dan merencanakan waktu yang dibutuhkan seorang kasir

untuk mengirim barang dagang kepada konsumen.

5) Perencanaan pengembalian barang dagang, yaitu merencanakan

berapa kuantitas barang dagang yang akan dikembalikan serta

waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman kembali barang

tersebut kepada pemasok.

Ada 4 performance objectives dalam perspektif plan dan masing-

masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:

a) Reliability

Pengertian reliability dalam perspektif plan adalah kemampuan

dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses perencanaan.

Indikator kehandalan dalam proses perencanaan, yaitu:

1) Accuracy of information, ukuran ini digunakan untuk

menunjukkan tingkat keakuratan informasi yang diterima

untuk melakukan proses perencanaan.

43

2) Reliability of employee related to planning process, adalah

tingkat kehandalan employee dalam melakukan proses

penerimaan.

b) Responsiveness dan flexibility

Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam

melakukan proses perencanaan. Indikator kinerja yang dapat

merefleksikan performance objective ini yaitu:

1) Planning flexibility adalah tingkat fleksibelitas perusahaan

dalam melakukan proses perencanaan, misalnya

perencanaan kapasitas mesin, pembuatan jadwal produksi

dan jadwal pengiriman.

2) Re-planning flexibility adalah fleksibelitas perusahaan

dalam melakukan perubahan rencana misalnya revisi atau

perubahan jadwal produksi dan pengiriman.

c) Cost

Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses

perencanaan. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan

performance objective ini yaitu:

1) Supply chain planning costas perentageof sales, adalah

biaya yang dihubungkan dengan peramalan, perencanaan

pengembangan inventori, produk akhir dan

mengkeordinasi proses permintaan dan persediaan pada

seluruh aktivitas supply chain.

44

d) Asset

Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam

pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator

kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset

yaitu:

2) Cash to cash cycle time, adalah waktu yang dibutuhkan

untuk mengalirkan kembali uang yang telah dikeluarkan

untuk membeli material kembali ke prusahaan atau jumlah

hari antara pembayaran raw material ke supplier sampai

memperoleh produk dari custumer.

3) Asset turnover, adalah perputaran aset yang terjadi di

perusahaan yang merupakan perbandingan antara total

penjualan dengan total kapital atau modal yang digunakan

dalam periode tahun tertentu.

4) Inventory turnover rate, adalah perputaran seluruh

persediaan yang terjadi di perusahaan.

5) Inventory daysof supply, mengukur lamanya persediaan

tersimpan digudang.

b. Source (Pengadaan)

Proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan.

Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari supplier,

menerima, mengecek dan memberikan otorisasi pembayaran untuk

barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi kinerja

45

supplier dan sebagainya. Jenis proses bisa berbeda tergantung pada

apakah barang yang dibeli termasuk stocked, make-toorder, atau

engineer-to-order products.

Aktivitas yang termasuk dalam proses ini adalah sebagai berikut:

1) Pemesanan barang dagang, yaitu aktivitas pemesanan kepada

pemasok berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

2) Penerimaan barang dagang, yaitu aktivitas penerimaan,

pengecekan, dan pendokumentasian barang dagang.

3) Penataan barang dagang ke gudang, yaitu aktivitas penataan

barang dagang ke dalam gudang untuk dijadikan persediaan.

Ada 4 performance objectives dalam perspektif source dan masing-

masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:

a) Reliability

Pengertian reliability dalam perspektif source adalah kemampuan

dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses sourcing.

Indikator kehandalan dalam proses sourcing, yaitu:

1) Supplier relationship management.

2) Reliability of employee related to sourching process.

3) Supplier fill rete.

4) Defect free deliveries from supplier.

5) On time delivery supplier.

6) Delivery shipping notice.

7) Return to supplier.

46

b) Responsiveness dan flexibility

Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam

melakukan proses sourcing. Indikator kinerja yang dapat

merefleksikan kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:

1) Sourcing lead time

2) Supplier delivery time

3) Supplier volume flexibility

4) Ability to respond to an urgent request

5) Supplier delivery flexibility

c) Cost

Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses sourcing.

Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja cost ini yaitu:

1) Material acquisition cost as a percentage of sales

d) Asset

Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam

pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator

kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset

yaitu:

1) Raw material turnover rate

2) Raw material inventory daysof supply

c. Make (Budidaya)

Budidaya adalah proses untuk mentransformasi bahan baku atau

komponen menjadi produkyang diinginkan pelanggan. Kegiatan make

47

atau produksi bisa dilakukan atas dasar ramalan untuk memenuhi

target persediaan (make-to-stock), atas dasar pesanan (maketo-order),

atau engineer-to-order. Proses yang terlibat di sini antara lain adalah

penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi dan melakukan

pengetesan kualitas, mengelola barang setengah jadi (work-in-

process), memelihara fasilitas produksi, dan sebagainya.

Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah:

1) Pemisahan barang dagang, yaitu aktivitas memisahkan barang

dagang menjadi satuan agar siap dibeli konsumen.

2) Penataan barang dagang, yaitu aktivitas menata barang dagang

sesuai ketentuan yang diterapkan oleh Kampung Coklat.

3) Pemberian harga untuk setiap barang, yaitu aktivitas pelabelan

harga bagi masing-masing produk pada Kampung Coklat.

Ada 4 performance objectives dalam perspektif make dan masing-

masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:

a) Reliability

Pengertian reliability dalam perspektif make adalah kemampuan

dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses produksi.

Indikator kehandalan dalam proses produksi, yaitu:

1) Reliability of employee related to production process.

2) Adhre to plan

3) Inventory accuracy

4) Machine efficiency

48

5) Product efficiency

6) Percentage of trouble time

7) Percentage of scrap material

b) Responsiveness dan flexibility

Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam

melakukan proses. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan

kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:

1) Changeover time

2) Volume flexibility

3) Upside production flexibility

4) Production time

5) Capacity utilization

c) Cost

Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses produksi.

Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja cost ini yaitu:

1) Manufacturting cost as a percentage of sales

d) Asset

Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam

pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator

kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset

yaitu:

1) WIP turnover rate adalah perputaran persediaan barang

dalam proses (WIP) dalam setahun. Indikator kinerja ini

49

diukur sebagai rasio antara harga pokok produksi dalam

setahun dengan rata-rata nilai persediaan.

2) WIP inventory daysof supply adalah perbandingan dari

nilai rata-rata persediaan WIP dengan harga pokok

produksi dalam setahun yang telah dibagi 356 hari.

d. Deliver (Pengiriman)

Pengiriman merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap

barang maupun jasa. Biasanya meliputi order management,

transportasi, dan distribusi. Proses yang terlibat diantaranya adalah

menangani pesanan dari pelanggan, memilih perusahaan jasa

pengiriman, menangani kegiatan pergudangan produk jadi dan

mengirim tagihan ke pelanggan.

Aktivitas yang tercakup di dalamnya adalah:

1) Perhitungan total belanja konsumen, yaitu aktivitas menghitung

total biaya yang harus dibayar oleh konsumen berdasarkan

kuantitas belanjanya.

2) Pengepakan barang dagang untuk konsumen, yaitu aktivitas

memasukkan barang dagang ke dalam tas plastik atau kardus (jika

diperlukan).

Ada 4 performance objectives dalam perspektif delivery dan masing-

masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:

50

a) Reliability

Pengertian reliability dalam perspektif delivery adalah

kemampuan dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses

pengiriman. Indikator kehandalan dalam proses pengiriman, yaitu:

1) Reliability of employee related to delivery process.

2) Fill rate

3) Defact free deliveries

4) On time deliveries

5) Perfect order fulfillment

6) Number of fauitness delivery

b) Responsiveness dan flexibility

Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam

melakukan proses pengiriman. Indikator kinerja yang dapat

merefleksikan kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:

1) Delivery time

2) Delivery flexibility

c) Cost

Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses

pengiriman. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja

cost ini yaitu:

1) Transportation cost as percentage of sales

51

d) Asset

Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam

pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator

kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset

yaitu:

1) Finished good turnover rate

2) Finished good turnover inventory daysof supply

e. Return (Pengembalian)

Pengembalian yaitu proses pengembalian atau menerimaan

pengembalian produk karena berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat

antara lain identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi

pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian dan melakukan

pengembalian. Post-delivery customer support juga merupakan bagian

dan proses return.

Aktivitas yang ada di dalam proses ini adalah:

1) Identifikasi kebutuhan pengembalian barang dagang kepada

pemasok, yaitu aktivitas mendata ulang jumlah barang dagang

yang cacat produk atau tidak terjual selama jangka waktu yang

disepakati.

2) Pengiriman kembali kepada pemasok, yaitu aktivitas

penyampaian informasi mengenai jumlah barang dagang yang

akan dikembalikan serta distribusi kepada pemasok.

52

Ada 4 performance objectives dalam perspektif return dan masing-

masing memiliki indikator kinerja sebagai berikut:

a) Reliability

Pengertian reliability dalam perspektif return adalah kemampuan

dan kehandalan perusahaan dalam melakukan proses pengiriman.

Indikator kehandalan dalam proses pengembalian, yaitu:

1) Menggambarkan kemampuan rantai pasokan dalam

menjalankan tugas-tugasnya.

b) Responsiveness dan flexibility

Adalah kecepatan respon dan fleksibelitas perusahaan dalam

melakukan proses pengembalian. Indikator kinerja yang dapat

merefleksikan kinerja Responsiveness dan flexibility ini yaitu:

1) Delivery time

2) Delivery flexibility

c) Cost

Adalah biaya yang muncul pada saat melakukan proses

pengembalian. Indikator kinerja yang dapat merefleksikan kinerja

cost ini yaitu:

1) Menggambarkan biaya yang terjadi saat proses

berlangsung

d) Asset

Berkaitan dengan mengukur penggunaan yang efisien dalam

pengelolaan aset, termasuk modal tetap dan kerja. Indikator

53

kinerja yang dapat merefleksikan performance objective asset

yaitu:

1) Finished good turnover rate

2) Finished good turnover inventory daysof supply

D. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau

kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian (Indriantoro dan Supomo, 2009). Data

primer diperoleh langsung dari pemilik (owner) Kampung Coklat

melalui wawancara personal.

Data primer pada penelitian ini adalah permasalahan yang

dihadapi, proses rantai pasokan mulai pemesanan barang dagang

hingga pengembalian barang dagang kepada pemasok, informasi

terkait Plan, Source, Make, Deliver, dan Return dalam perusahaan.

2. Data Sekunder

Menurut Indriantoro dan Supomo (2011), data sekunder yaitu

data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder

54

umumnya tidak khusus digunakan untuk suatu penelitian, tetapi juga

dibutuhkan untuk kepentingan lainnya.

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data

pemesanan barang dagang kepada pemasok, penerimaan barang

dagang, penjualan barang dagang, pengembalian barang dagang

kepada pemasok, seluruh transaksi material dari pihak pemasok

hingga konsumen, serta profil perusahaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah:

1. Wawancara

Menurut Kuncoro (2013), wawancara personal diartikan sebagai

wawancara antar orang, yaitu antara peneliti (pewawancara) dengan

responden (yang diwawancarai), yang diarahkan oleh pewawancara

untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan.

Adapun data yang ingin diperoleh melalui wawancara adalah

permasalahan yang dihadapi, proses aliran barang mulai penerimaan pesanan

hingga pembayaran tagihan, proses pengembalian barang, seluruh transaksi

material dari pihak pemasok hingga konsumen, serta informasi terkait

aktivitas Plan, Source, Make, Deliver, Return pada Kampung Cokelat Blitar.

2. Observasi

Menurut Riduwan (2004;104), observasi merupakan teknik

pengumpulan data, dimana penelitian dilakukakan secara pengamatan

langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang

dilakukan.

55

Adapun data yang ingin diperoleh melalui observasi adalah data

pemesanan barang dagang kepada pemasok, penerimaan barang

dagang, penjualan barang dagang, pengembalian barang dagang

kepada pemasok, serta profil perusahaan.

F. Teknik Analisis Data

1. Metode SCOR (supply-chain operations reference)

Untuk mengetahui kegiatan–kegiatan yang dilakukan dan

menggambarkan atau mengidentifikasi keadaan suatu objek yang akan

diteliti mengenai manajemen rantai pasokan pada Kampung Coklat,

sampai produsen (Kampung Coklat Kabupaten Blitar), dan pengiriman

kepada konsumen berdasarkan fakta di lapangan.

Penelitian ini menggunakan metode SCOR dalam menilai kinerja

rantai pasokan pada Kampung Coklat Blitar. Metode SCOR dalam menilai

kinerja rantai pasokan memiliki langkah – langkah yang dilakukan adalah:

1. Pemetaan Supply Chain Management, yang terdiri dari: Pemetaan level

satu, Pemetaan level dua, Pemetaan level tiga. 2. Penilaian Kinerja Supply

Chain Management, akan dijelaskan sebagai berikut (John Paul, 2014):

1. Pemetaan Supply Chain Management

Pemetaan Supply Chain Management telah mengembangkan sebuah

pendekatan yang terbukti berhasil untuk menjalankan perbaikan Supply

Chain berdasarkan 3 tingkatan level.

56

a. Pemetaan Level 1

Pada pemetaan level 1, akan dilakukan penggambaran secara umum

mengenai lingkup dan lima proses inti terhadap pemasok,

perusahaan dan konsumen.

Tabel 3.1 Contoh Pemetaan Level 1

No Unsur

Proses

Elemen

Kerangka Kerja

Sub Elemen

Kerangka Kerja

Aktivitas

Perusahaan

1 Plan - - -

2 Source - - -

3 Make - - -

4 Deliver - - -

5 Return - - -

Sumber diolah dari: John Paul (2014)

b. Pemetaan Level 2

Pada pemetaan level 2 merupakan tahap konfigurasi proses,

konfigurasi rantai suplay dibagi kedalam tiga kategori utama: make-

to-stock, make-to-order, dan engineer-to-order. Pada penelitian ini

hanya berfokus pada make-to-stock, pada konfigurasi type ini

produksi dimulai dari setelah adanya stock bahan baku. Pada tahap

ini peneliti akan menganalisis aliran material diseluruh rantai suplay

dari pemasok hingga pelanggan untuk mengidentifikasi masalah.

Tabel 3.2 Contoh Pemetaan Level 2

No Unsur

Proses

Elemen

Kerangka Kerja

Sub Elemen

Kerangka Kerja

Aktivitas

Perusahaan

1 Plan - - -

2 Source - - -

3 Make - - -

4 Deliver - - -

5 Return - - -

Sumber diolah dari: John Paul (2014)

57

c. Pemetaan Level 3

Pada pemetaan level 3, merupakan tahap terakhir dari penilaian

metode SCOR, akan dilakukan pendifinisian kemampuan

perusahaan dalam bersaing. Pada tahap ini akan dipetakkan lebih

rinci kinerja terendah berdasarkan pemetaan level 2.

Tabel 3.3 Contoh Pemetaan Level 3

No Diskripsi Proses Penjelasan

1 ID Proses dan Nama Proses -

2 Difinisi Elemen Proses -

3 Matrik Kinerja Proses -

4 Praktik Terbaik -

5 Masukan -

6 Keluar -

Sumber diolah dari: John Paul (2014)

Berikut penjelasan mengenai susunan deskripsi dalam proses level 3:

a. Difinisi elemen proses, yakni menjelaskan lebih detail mengenai

lima proses inti SCOR.

b. Input dan output informasi elemen proses, yakni menjelaskan

mengenai masukan dan keluaran pada elemen proses.

c. Matrik kinerja proses, yakni proses menentukan arah strategi

perusahaan berdasarkan atribut kinerja yang terdiri dari Reliability,

Responsiveness, Agility, Cost, Asset yang nantinya akan diukur

dengan matrik level 1. Matrik merupakan sebuah standar

pengukuran kinerja proses.

Model Supply Chain Operations Reference SCOR adalah kinerja

supply yang ada saat ini, yang akan dievaluasi dan dibandingkan

58

dengan implementasi kriteria perusahaan. Dengan metode SCOR 5

proses inti yaitu: plan, make, source, deliver, return dan dengan

pemetaan level 1-3, maka penilaian kinerja dilakukan dengan parameter

kinerja.

2. Penilaian Kinerja

Evaluasi penilaian kinerja dilakukan dengan menilai perameter-

parameter kinerja, seperti manajemen asset, profitabilitas, tingkat

pelayanan, dan waktu pengiriman. Model SCOR adalah kinerja rantai

supply saat ini, yang akan dievaluasi dan dibandingkan dengan

implementasi kriteria perusahaan. Dimana atribut kinerja adalah

pengelompokan metrik yang digunakan untuk menyatakan strategi.

Pola Aliran Proses Rantai Pasokan

Kampung Coklat Blitar

Tujuan: Evaluasi Kinerja Rantai Pasokan pada Kampung Coklat Blitar

Level 1:

Level 2:

Level 3: Mendiskripsikan elemen proses

Plan Make Source Deliver Return

Engineer

to

Order

Make

to stock

Make

To

Order

Saran – saran Perbaikan

Kinerja Yang Kurang

Memuaskan

Benchmarking evaluasi

hasil penilaian kinerja

Sumber: John Paul (2014), data diolah

59

Penjelasan secara singkat mengenai teknik analisis data yang tersaji

seperti gambar 3.1 Langkah pertama yang dilakukan adalah

menggambarkan rantai pasokan Kampung Coklat Blitar dengan 5 (lima)

proses inti pada metode SCOR, dengan menentukan sebuah rantai proses

pemasokan produk, mulai dari pasokan bahan mentah (raw material) dan

supplier, sampai pada realisasi pasokan produk jadi (finished goods) yang

diterima pelanggan, menggambarkan rangkaian aliran material dalam

proses penciptaan nilai tambah produk dan menggambarkan rangkaian

aliran informasi dalam proses rantai pasokan.

Setelah, mengetahui 5 proses inti dari rantai pasokan pada

Kampung Coklat Blitar. Selanjutnya, akan dikaitkan dengan level proses

mulai dari umum hingga ke detail proses untuk dapat mengevaluasi kinerja

rantai pasok secara holistik serta melakukan monitoring dan pengendalian,

mengkomunikasikan tujuan organisasi relatif terhadap pesaing, serta

menentukan arah perbaikan kinerja yang kurang memuaskan untuk

menciptakan keunggulan bersaing pada Kampung Coklat Blitar.

Langkah terakhir yaitu, tahap menilai proses kinerja rantai pasokan

yang mengalami permasalahan yang kurang memuaskan serta penarikan

kesimpulan dan pemberian saran dimana dilihat dari proses kinerja rantai

pasokannya.